lapkas-katarak-hipertensi

12
BAB I PENDAHULUAN Istilah “katarak” berasal dari kata Yunani Kataarhakies yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular yang berarti penglihatan seperti air terjun. 1 Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas 40 tahun. Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa atau karena proses ketuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang penderita katarak berusia di atas 40 tahun. 1,2 Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi. 3

Upload: christan-chaputtra

Post on 12-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas 40 tahun. Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa atau karena proses ketuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang penderita katarak berusia di atas 40 tahun

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas-Katarak-Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah “katarak” berasal dari kata Yunani Kataarhakies yang berarti air terjun.

Dalam bahasa Indonesia disebut bular yang berarti penglihatan seperti air terjun.1

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut,

yaitu di atas 40 tahun. Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa

atau karena proses ketuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah

penduduk Indonesia sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang

penderita katarak berusia di atas 40 tahun.1,2

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah yang sama atau melebihi

140 mmHg sistolik dan atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak

sedang mengkonsumsi obat antihipertensi.3

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala

katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup

dengan mengganti kacamata. Hingga saat ini belum ada obat-obatan, makanan, atau

kegiatan olah raga yang dapat menghindari atau menyembuhkan seseorang dari

gangguan katarak.1,2

Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus penanganan katarak senilis stadium

matur pada hipertensi yang ditemukan di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado.

Page 2: Lapkas-Katarak-Hipertensi

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang perempuan, umur 78 tahun, suku Minahasa, bangsa Indonesia,

agama Kristen Protestan, Pekerjaan pensiunan, datang berobat di RSU Prof. dr. R. D.

Kandou pada tanggal 7 April 2015 dengan keluhan utama mata kanan kabur.

Penderita mengeluh mata kanan kabur dirasakan penderita ± 2 bulan,

penglihatan berkurang secara perlahan-lahan. Kadang pasien melihat bayangan

berawan di depannya dan ada bintik hitam yang mengikuti gerakan mata pada

lapangan pandangnya.

Riwayat diabetes mellitus, penyakit jantung, penyakit ginjal disangkal oleh

penderita. Riwayat alergi obat tidak ada. Riwayat hipertensi ± 20 tahun yang lalu.

Riwayat operasi katarak SICS + IOL pada mata kiri ± 6 bulan yang lalu.

Dari pemeriksaan oftalmologis subyektif ditemukan visus pada mata kanan

1/300 dan mata kiri 6/6, Pada pemeriksaan oftalmologis obyektif dari inspeksi mata

kanan, posisi bola mata normal, gerakan bola mata baik, tidak nyeri saat digerakkan,

palpebra normal, terlihat adanya kekeruhan pada lensa yang menyeluruh.

Pemeriksaan oftalmologis lainnya pada mata kiri tidak ditemukan adanya kelainan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan khusus status oftalmikus, penderita

ini didiagnosa menderita Katarak Senilis Stadium Matur OD + Hipertensi grade II.

Page 3: Lapkas-Katarak-Hipertensi

3

Pada pasien ini diberikan terapi berupa Amlodipine 10 mg 1x1, Simvastatin 10 mg 0-

0-1 dan akan dilakukan ekstraksi lensa SICS + IOL.

BAB III

Page 4: Lapkas-Katarak-Hipertensi

4

DISKUSI

Dasar diagnosa pada pasien ini ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan oftalmologi. berdasarkan anamnesis didapatkan pasien datang

dengan keluhan mata kabur secara perlahan-lahan ± 2 bulan yang lalu. Riwayat

penyakit diabetes melitus, penyakit jantung dan ginjal disangkal oleh penderita.

Riwayat alergi obat tidak ada. Riwayat hipertensi ± 20 tahun yang lalu. Riwayat

operasi katarak SICS + IOL pada mata kiri ± 6 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan

fisik ditemukan T: 140/90, N: 80x.menit, R: 20x/menit, S: 36,7 oC.

Dari pemeriksaan oftalmologis subyektif ditemukan visus pada mata kanan

1/300 dan mata kiri 6/6, Pada pemeriksaan oftalmologis obyektif dari inspeksi mata

kanan, posisi bola mata normal, gerakan bola mata baik, tidak nyeri saat digerakkan,

palpebra normal, terlihat adanya kekeruhan pada lensa yang menyeluruh.

Pemeriksaan oftalmologis lainnya pada mata kiri tidak ditemukan adanya kelainan.

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih

dari bertahun-tahun, teknik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode

yang kuno hingga teknik yang modern dan praktis. Hampir bersamaan dengan evolusi

IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi.

Berikut ini adalah beberapa teknik pembedahan pada katarak:

1. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)

Page 5: Lapkas-Katarak-Hipertensi

5

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.

Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan

dari mata melalui insisi korneal superior yang lebar. Pada ICCE tidak akan terjadi

katarak sekunder. ICCE tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40

tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. 4,5,6

2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan

korteks lensa dapat keluar melalui robekan. Penyulit yang dapat timbul pada

pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.4,5,6

3. Phakoemulsifikasi

Pada teknik ini dilakukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3 mm) di kornea,

kemudian getaran ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan katarak,

selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur

sampai bersih dan kemudian lensa Intraokular yang dapat dilipat dimasukkan

melalui irisan tersebut. Karena insisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan dan

akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat

kembali melakukan aktivitas sehari-hari. 4,5,6

4. Small Incision Cataract Surgery (SICS)

Page 6: Lapkas-Katarak-Hipertensi

6

Teknik operasi yang merupakan teknik pembedahan kecil. Teknik ini hanya

memerlukan dua sayatan kecil di sisi bola mata, lalu melepas lensa mata keruh dan

memasangkan lensa intraokular buatan. teknik ini merupakan tehnik yang lebih

banyak digunakan karena waktu operasi relatif singkat, lebih cepat sembuh dan

murah5

Jika digunakan teknik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya

lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan

untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda

berat selama sekitar satu bulan dan olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan.7,8

Terapi yang diberikan pada pasien ini berupa Amlodipine 10 mg 1x1,

Simvastatin 10 mg 0-0-1 dan akan dilakukan ekstraksi lensa SICS + IOL.

Penanganan hipertensi pada penderita disarankan agar dapat memodifikasi

gaya hidup dengan mengatur pola makan, aktivitas sehari-hari dan mengontrol

penggunaan obat hipertensi dengan teratur. Sebelum operasi, secara umum pasien

diperiksa terlebih dahulu keadaan jantung, paru, laboratorium, serta tidak

mengkonsumsi obat antikoagulan/pengencer darah (seperti ascardia, aspilet, cardio

aspirin, plavix) satu minggu sebelum operasi. Bagi penderita diabetes atau hipertensi,

kadar gula darah dan tekanan darah sebaiknya dalam batas normal baru dapat

dilakukan tindakan operasi.8

Prognosis pada katarak senilis umumnya baik. Dengan teknik bedah yang

mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang. Persentase pembedahan

yang sukses dapat mencapai 95%.9

Page 7: Lapkas-Katarak-Hipertensi

7

Page 8: Lapkas-Katarak-Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 1997.

2. Mandang J. Penyebab utama kebutaan di Indonesia. Manado: Fakultas Kedokteran Unsrat;

1982.

3. Soegondo S, Anna U, Hanafi B, Atmakusuma D. Panduan pelayanan medik. Jakarta:

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2009.

4. Vaugan G, Asbury T, Eva R. Oftalmologi umum. Jakarta: Widya Medika; 2000.

5. Lucy T. Understanding cataract extraction. The Pharmaceutical Journal. 2010

Feb;275:257.

6. Vicente V. Senile cataract.[Internet]. 2009 [updated 2010 Nov 22; cited 2015 Apr 14].

Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview

7. Zorab A, Straus H, Dondrea L, Arturo C, Mordic R. Lens and cataract. San Francisco:

American Academy of Ophtalmology; 2006.

8. Fatma A. Operasi katarak. Jakarta: RS Pondok Indah; 2012

9. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 2007.