lapkas anak mutia aprilia ningsih 2

34
7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2 http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 1/34 BAB I PENDAHULUAN Sepsis neonatorum merupakan kejadian yang masih sering terjadi pada masa neonatal dan merupakan salah satu penyebab utama pada neonatus untuk dirawat di rumah sakit, dan salah satu penyebab kematian tertinggi pada neonatus baik di negara  berkembang maupun negara maju.  (1) (2)  Insidens sepsis semakin meningkat dalam 30 !0 tahun terakhir ini baik di negara berkembang maupun negara maju.  (3) Insiden sepsis neonatorum di dunia berkisar antara 1" per 1000 kelahiran hidup. #ada negara maju seperti $merika, kejadian sepsis sejak 1%"0 ber&ariasi diantara 2! per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di negara berkembang seperti di India, angka kejadiannya 3!3' per 1000 kelahiran hidup. iperkirakan lebih dari 20 neonatus menderita sepsis yang menyokong 30*0 dari total kematian di negara berkembang. $ngka kematian neonatus di $sia +enggara dilaporkan 3% per 1000 kelahiran hidup. i Indonesia sendiri, penelitian di umah Sakit -ipto angunkusumo (S-) tahun 200%, insiden sepsis neonatorum adalah %" per 1000 kelahiran hidup. (2) (!) Sepsis merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan gejala respon in/lamasi sistemik yang disebabkan oleh kuman baik bakteri maupun &irus yang masuk ke dalam tubuh neonatus.  (2)  Sepsis neonatorum dapat terjadi pada neonatus yang ukup bulan walaupun sepsis neonatorum ini sering terjadi pada neonatus kurang bulan (prematur) dan neonatus dengan berat bayi lahir rendah dan sangat rendah.  (*)  al ini dapat disebabkan karena neonatus masih mempunyai pertahanan /isik yang lemah dan /ungsi imunitas yang belum berkembang sehingga masih rentan terhadap in/eksi bakteri maupun &irus. (1)  eonatus ukup bulan adalah bayi dengan massa kehamilan dari 3' minggu sampai dengan !2 minggu (2*%2%3 hari). eonatus dengan massa kehamilan kurang dari 3' minggu adalah neonatus kurang bulan, dan neonatus dengan massa kehamilan lebih dari !2 minggu adalah neonatus lebih bulan. ntuk mengetahui apakah neonatus termasuk kurang bulan, ukup bulan, atau lebih bulan, dapat digunakan 1

Upload: liashu

Post on 18-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 1/34

BAB I

PENDAHULUAN

Sepsis neonatorum merupakan kejadian yang masih sering terjadi pada masa

neonatal dan merupakan salah satu penyebab utama pada neonatus untuk dirawat di

rumah sakit, dan salah satu penyebab kematian tertinggi pada neonatus baik di negara

 berkembang maupun negara maju.  (1) (2) Insidens sepsis semakin meningkat dalam 30

!0 tahun terakhir ini baik di negara berkembang maupun negara maju. (3)

Insiden sepsis neonatorum di dunia berkisar antara 1" per 1000 kelahiran

hidup. #ada negara maju seperti $merika, kejadian sepsis sejak 1%"0 ber&ariasi

diantara 2! per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di negara berkembang seperti diIndia, angka kejadiannya 3!3' per 1000 kelahiran hidup. iperkirakan lebih dari

20 neonatus menderita sepsis yang menyokong 30*0 dari total kematian di

negara berkembang. $ngka kematian neonatus di $sia +enggara dilaporkan 3% per 

1000 kelahiran hidup. i Indonesia sendiri, penelitian di umah Sakit -ipto

angunkusumo (S-) tahun 200%, insiden sepsis neonatorum adalah %" per 1000

kelahiran hidup. (2) (!)

Sepsis merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan gejala respon

in/lamasi sistemik yang disebabkan oleh kuman baik bakteri maupun &irus yang

masuk ke dalam tubuh neonatus.  (2) Sepsis neonatorum dapat terjadi pada neonatus

yang ukup bulan walaupun sepsis neonatorum ini sering terjadi pada neonatus

kurang bulan (prematur) dan neonatus dengan berat bayi lahir rendah dan sangat

rendah.  (*) al ini dapat disebabkan karena neonatus masih mempunyai pertahanan

/isik yang lemah dan /ungsi imunitas yang belum berkembang sehingga masih rentan

terhadap in/eksi bakteri maupun &irus. (1)

 eonatus ukup bulan adalah bayi dengan massa kehamilan dari 3' minggu

sampai dengan !2 minggu (2*%2%3 hari). eonatus dengan massa kehamilan kurang

dari 3' minggu adalah neonatus kurang bulan, dan neonatus dengan massa kehamilan

lebih dari !2 minggu adalah neonatus lebih bulan. ntuk mengetahui apakah

neonatus termasuk kurang bulan, ukup bulan, atau lebih bulan, dapat digunakan

1

Page 2: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 2/34

2

dengan pemeriksaan ew 4allard Sore. #enilaian 4S menurut ubowit5 ini adalah

dengan menggunakan hasil penilaian maturitas neurologis ditambah dengan maturitas

/isik. 6emudian gabungan kedua nilai ini diari masa gestasinya dengan

menggunakan gra/ik regresi linier. Sementara itu, untuk mengetahui pertumbuhan

 janin apakah sesuai masa kehamilan, keil masa kehamilan, atau lebih massa

kehamilan, dapat digunakan penilaian dengan menggunakan gra/ik 7ubheno.

8ra/ik ini menunjukkan standar baku berat badan bayi sesuai dengan masa

gestasinya. (9)

Page 3: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 3/34

3

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

 ama : 4.;

+anggal 7ahir : 30 September 201*

mur kronologis : 2% hari

<enis 6elamin : #erempuan

Suku : $eh

$gama : Islam

$lamat : #aya -ut #eusangan 4ireun o - : 109"%91

+anggal asuk : 2" =ktober 201*

+anggal #emeriksaan : 2% =ktober > * o&ember 201*

2.2 Identitas Keluarga

$. ama ayah : 4ahagiamur : 2% tahun

Suku : $eh

$gama : Islam#ekerjaan : ?iraswasta

$lamat : #aya -ut #eusangan 4ireun

2.3 Anamnesis

$lloanamnesis

Keluan Utama : emam

Keluan !am"aan : +angan kanan luka, bengkak, merah, dan panas

Ri#a$at Pen$a%it Se%arang :

Seorang bayi perempuan dibawa ke I8 S@$ dengan keluhan demam.

enurut pengakuan keluarga, awalnya, deman timbul pada saat usia bayi 1" hari.

#ada saat itu bayi langsung dibawa ke S 4ireun dan dirawat selama lebih kurang

seminggu. Ampat hari setelah pulang dari rumah sakit, timbul luka di tangan kanan.

7uka ini seperti digigit hewan. #ada luka juga terlihat bengkak, merah, dan terasa

Page 4: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 4/34

!

 panas. #ada saat itu luka belum berisi nanah. 6emudian keluarga pasien membawa

lagi pasien kembali ke rumah sakit. 6eluhan kejang, sesak na/as, batuk, pilek,

menret, tidak dikeluhkan. e/leks hisap bayi masih kuat.

Ri#a$at Pen$a%it Daulu :

+idak ada

Ri#a$at Pen$a%it Keluarga &

+idak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.

Ri#a$at Pema%aian O"at &

#asien merupakan rujukan dari S 4ireun dengan diagnosa sepsis neonatorum

dan sudah diberikan terapi:

I;B !:1 1* gttCi (mikro) Inj. -e/otaDime 9* mgC 12 jam

Inj. 8entamisin * mgC 1" jam 8entamisin @al/ 

Ri#a$at Keamilan dan Persalinan &

Ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya seara teratur di bidan

sebanyak 9 kali. Ibu dengan 81#1$0, melahirkan seara normal dengan perkiraan

usia gestasi 3"!0 minggu di seorang bidan di 4ireun. 6etuban jernih dan tidak 

 berbau. Ibu pasien tidak mengeluhkan adanya riwayat demam maupun sakit berat saat

kehamilan. 4ayi lahir menangis spontan dengan $CS : %C10 dan berat bayi lahir 3100

gram. ekonium keluar dalam 2! jam pertama kelahiran.

Ri#a$at Imunisasi &

4elum pernah

Ri#a$at 'a%anan &

0 harisekarang: $SI dan Susu Bormula

2.( Pemeri%saan )isi% a.  Status #resent

6eadaan mum : sakit sedang6esadaran : -ompos mentis

 Heart rate  : 1!9 D C menit

 Respiratory rate  : !2 D C menit+emperatur : 3",3 E -

Page 5: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 5/34

*

 ew 4allard Sore : !0

 b.  $ntropometri

4erat 4adan 7ahir : 3100 gram

4erat 4adan Sekarang : 3100 gram

#anjang 4adan 7ahir : *1 m

#anjang 4adan Sekarang : *1 m

7ingkar kepala : 39 m

7ingkar dada : 33 m

7ingkar perut : 31 m

7ingkar lengan atas : 11 m

  4erat 4adan Ideal : 3!00 gram

  4erat 4adanCmur : F 2 5sore sCd G 0 5sore (%!)

  #anjang 4adanCmur : F 0 5sore sCd G 2 5sore (101)

  7ingkar kepalaCmur : F 1 5sore sCd G 0 5sore (%")

  6esan : ormal sesuai keadaan bayi

. 6ebutuhan airan : 4erat 4adan D 100

: 3,1 D 100

: 310 Chari H 10 3!1 Chari

  6ebutuhan kalori ($) : 10" kkal D 44

: 10" D 3,1

: 33!," J 33* kkalChari

  6ebutuhan protein ($) : 2,2 gram D 44

: 2,2 D 3,1

: 9,"2 gramC hari

d.  Status 8eneral

Kulit

?arna : putih, makula eritema dan pustula yang menutupi hampir seluruh

 permukaan tubuh pasien+urgor : epat kembali

Sianosis : tidak ada

Ikterus : tidak ada

=edema : tidak ada

Page 6: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 6/34

9

$nemia : 4ayi terlihat puat

Ke*ala dan Leer

kuran : normoephali, 4 terbuka rata, lesi makula eritema dan pustula

ambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah diabut?ajah : simetris, tidak dijumpai de/ormitas dan edema

ata : konjungti&a palpebra in/erior puat (HCH), ikterik (C), pupil bulat

isokor 3mmC3mm, kornea dan lensa jernih, re/leks ahaya langsung (HC

H), dan re/leks ahaya tidak langsung (HCH)

+elinga : normotiaidung : - (C), sekret (C)

ulut : tidak ada sianosis pada mukosa bibir, bibir simetris, tidak ada

trismus, lidah normoglosia7eher : tidak ada tortikolis, massa, maupun pembesaran 684

!+ra,

Inspeksi : Simetris, retraksi (), perna/asan thorakoabdominal, kulit

tampak makula eritema dan pustula

Paru - Paru

De*an Kanan Kiri

#alpasi yeri () yeri ()

#erkusi +idak dilakukan +idak dilakukan

$uskultasi

;esikuler (H) ;esikuler (H)

honhi () honhi ()

?hee5ing () ?hee5ing ()

antung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

#alpasi : Iktus kordis teraba pada I-S ;, midla&ikula sinistra#erkusi : +idak dilakukan

$uskultasi : 4< I K 4< II, eguler, 4ising ()

A"d+men

Inspeksi : Simetris, istensi ()

#alpasi : yeri +ekan ()

7ien : +idak teraba

epar : +idak teraba#erkusi : +impani usus (H)

$uskultasi : #eristaltik (normal)

/enetalia : #erempuan, labia mayor menutupi labia minor dan klitoris

Anus : +idak ada kelainan, mekonium (H)

Kelen0ar Lime: #embesaran 684 ()

Page 7: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 7/34

'

E%stremitas :

Superior In/erior  

6anan 6iri 6anan 6iri

Sianosis () () () ()

Adema () () () ()

akula

eritema dan

 pustula

(H) (H) (H) (H)

8erakan lemah lemah 7emah 7emah

#emeriksaan maturitas neuromuskular 

/am"ar 1. 'aturitas Neur+mus%ular

Page 8: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 8/34

"

#emeriksaan maturitas /isik pada pasien ini didapatkan hasil yaitu:

/am"ar 2. 'aturitas )isi% 

2.( Pemeri%saan Penun0ang

2.(.1 Pemeri%saan La"+rat+rium

Hemat+l+gi Nilai

N+rmalSatuan

Pemeri%saan

*ada 2142415

Pemeri%saan

*ada (112415

Dara Rutin

b 1562(78 gdl 979:

t 53683 ; 23:

Aritrosit (7(657 148mm3 278:

7eukosit <7(63(74 143mm3 (73:

+rombosit 1546(54 143mm3 <8:

-; 46144 l- 29631 Pg

-- 32638 ;

Aosino/il 468 ; 4

4aso/il 462 ; 4

 utro/il 4atang 268 ; 4:

 eutro/il segmen 54694 ; 85

Page 9: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 9/34

%

7im/osit 246(4 ; 19:

onosit 26 ; 1:

Ele%tr+lit

 a 13561(5 mm+lL 12(: 115:

6 3756(75 mm+lL (7( 373:-l <46114 mm+lL : 3:

$lbumin 3756(75 mgdl 172:

8S =244 mgdl 95

reum 136(3 mgdl 29

6reatinin 4751647<5 mgdl 4734:

Kultur dara 3112415

+idak ditemukan pertumbuhan bakteri selama * hari

Kultur *us 2112415

+erisolasi bakteri patogen Stafilokokus aureus.

2.5 Resume

+elah lahir bayi perempuan seara per&aginam pada tanggal 30 September 201*

di S 4ireun. 4ayi menangis kuat dan gerakan akti/. $CS: %C10, 447: 3100 gram,

#4: *1 m, 76: 39 m, 7: 33 m, 7#: 31 m, 7ila: 11 m. #erkiraan usia gestasi !0

minggu. 4ayi dibawa I8 S@$ dengan keluhan demam yang timbul pada saat

usia bayi 1" hari. 4ayi dirawat di rumah sakit lebih kurang 1 minggu, kemudian

empat hari setelah pulang dari rumah sakit, timbul luka di tangan kanan seperti digigit

hewan, yang terlihat bengkak, merah, terasa panas, dan tidak berisi nanah. 6eluhan

kejang, sesak na/as, batuk, pilek, menret, tidak dikeluhkan. e/leks hisap bayi masih

kuat.

 #emeriksaan tanda &ital tanggal 2% =ktober 201*, didapatkan denyut jantung

1!9DCmenit, laju pernapasan !2DCmenit, suhu badan 3",3=-. #emeriksaan /isik 

didapatkan ukuran kepala normose/ali, tampak lesi makula eritema dan pustula di

kepala dan tersebar di badan dan ekstremitas, pasien tampak gelisah. #emeriksaan

/isik lain dalam batas normal. #emeriksaan laboratorium darah didapatkan terjadinya

 penurunan hemoglobin ',' gCdl, hematokrit 23, eritrosit 2,9D109  Cmm3, leukosit

!.300 Cmm3, trombosit %9.000 Cmm3, neutro/il batang 0, lim/osit 1', peningkatan

Page 10: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 10/34

10

monosit 1", penurunan ion natrium 12! mmolC7 dan 11* mmolC7, penurunan ion

kalium 3,3 mmolC7, dan ion klorida "" mmolC7 dan "3 mmolC7, hipoalbuminemia 1,2

mgCdl, dan penurunan kreatinin 0,30 mgCdl. #ada pemeriksaan kultur darah tidak 

ditemukan adanya pertumbuhan bakteri dalam * hari, sementara pemeriksaan kultur 

 pus ditemukannya bakteri gram positi/ Stafilokokus aureus.

2.8 Diagn+sis

Sepsis neonatorum

 eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan$nemia

#ioderma gangrenosum

Imbalans Alektrolit

2.9 Penatala%sanaan

2.9.1 Su*+rti 

• I;B 6$A !4 10 Cjam (mikro)

• iet $si 10 C3jam

• +rans/usi #- 30

• +rans/usi BB# 30

2.9.2 'edi%ament+sa

Injeksi ;anomyin !* mgC" jam• Injeksi $mikasin 1* mg C2! jam

• 4enutrion 1,* gr Chari

• #irotop =int 1D1

• 6rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

2. Pr+gn+sis

Luo ad &itam : malamLuo ad /untionam : malam

Luo ad sanationam : malam

Page 11: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 11/34

11

)+ll+# u* arian

2< O%t+"er 2415

SC bayi menangis kuat, pus pada tangan, puat, gelisah

=C : 1!9DCi : !2 DCi + : 3",3E-

#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H)

  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()

  +horak :simetris, retraksi (), &esikuler (HCH), ronkhi(C)

whee5ing(C), ruam (H)  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()

  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)

  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

7ab 2"C10C201* : b: ',' grCdl, +r: %9.000Cmm

3

$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H $nemiaH pioderma H elektrolit imbalans

#C #uasa sementara

6ultur urin dan kultur darah H sensiti&itas antibiotik +hC I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)

Injeksi ;anomyin !* mgC" jam

Injeksi $mikasin 1* mg C2! jam4enutrion 1,* gr Chari

+rans/usi #- 30

+rans/usi BB# 30

iet $si 10 C3jam

34 O%t+"er 2415

SC bayi menangis kuat, ruam pada badan dan ekstremitas (H), pus pada tangan, puat,gelisah

=C : 1!0DCi : !9 DCi + : 3',"E-

#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H)

  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()

  +horak :simetris, retraksi (), &esikuler (HCH) ronkhi(C)

whee5ing(C), ruam (H)

  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)

  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

Page 12: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 12/34

12

$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H$nemia H pioderma H elektrolit imbalans

#C 6onsul kulit

+hC I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)

Injeksi ;anomyin !* mgC" jamInjeksi $mikasin 1* mg C2! jam

4enutrion 1,* gr Chari

iet $si 10 C3jam

31 O%t+"er 2415

SC ruam pada badan dan ekstremitas, pus (H), bayi gelisah=C : 101DCi : 31 DCi + : 3'E-

#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata

  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H)  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()

  +horak :simetris, retraksi (), &esikuler (HCH), ronkhi(C)whee5ing(C), ruam (H)

  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()

  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H $nemiaH pioderma H elektrolit imbalans

+hC I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)

Injeksi ;anomyin !* mgC" jam

Injeksi $mikasin 1* mg C2! jam4enutrion 1,* gr Chari

iet $si 10 C3jam

#irotop =int 1D16rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

1 N+*em"er 2415

SC ruam pada badan dan ekstremitas, pustula (H), bayi gelisah=C : 10!DCi : 3' DCi + : 39,"E-

#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata

  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H)  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal

  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()

  +horak :simetris, retraksi (), &esikuler (HCH), ronkhi(C)whee5ing(C), ruam (H)

  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()

  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

Page 13: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 13/34

13

$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H $nemia

H pioderma H elektrolit imbalans

+hC I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)

Injeksi ;anomyin !* mgC" jamInjeksi $mikasin 1* mg C2! jam

4enutrion 1,* gr Chari

iet $si 10 C3jam#irotop =int 1D1

6rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

2 N+*em"er 2415

SC ruam pada badan dan ekstremitas, pustula (H), ulkus pada tangan, bayi gelisah

=C : 119DCi : !2 DCi + : 39,'E-#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata

  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H), ulkus (H)  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()

  +horak :simetris, retraksi (), &esikuler (HCH), ronkhi(C)

whee5ing(C), ruam (H)  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()

  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)

  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H

$nemia H pioderma H elektrolit imbalans

+hC I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)Injeksi ;anomyin !* mgC" jam

Injeksi $mikasin 1* mg C2! jam

#irotop oint (upirain) 1 D 1iet $si 10 C3jam

6rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

awat dan kompres luka dengan a-l 0,%

3 N+*em"er 2415

SC ruam pada badan dan ekstremitas, pustula (H), ulkus pada kepala, lengan, dan kaki(H), bayi gelisah

=C : 132DCi : !2 DCi + : 3*,9E-

#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata, ulkus (H)

  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H), ulkus (H)  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal

  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()  +horak :simetris, retraksi (), &esikuler (HCH), ronkhi(C)

Page 14: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 14/34

1!

whee5ing(C), ruam (H)  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()

  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)

  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H $nemia

H pioderma H elektrolit imbalans

+hC I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)Injeksi ;anomyin !* mgC" jam

Injeksi $mikasin 1* mg C2! jam

#irotop oint (upirain) 1 D 1iet $si 10 C3jam

6rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

awat dan kompres luka dengan a-l 0,%

( N+*em"er 2415SC ruam pada badan dan ekstremitas, pustula (H), ulkus pada kepala, tangan, dan kaki

(H), bayi gelisah=C : 119DCi : !2 DCi + : 39,'E-

#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata

  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H), ulkus (H)  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal

  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()  +horak :simetris, retraksi (), &esikuler (HCH), ronkhi(C),

 whee5ing(C), ruam (H)

  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()

  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

 

$lbumin : 1,2 mgCdl$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H $nemia

H pioderma H elektrolit imbalans

+hC I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)Injeksi ;anomyin !* mgC" jam

Injeksi $mikasin 1* mg C2! jam

#irotop oint (upirain) 1 D 1iet $si 10 C3jam

6rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

Su/ratul di ulkus

rip albumin 20 2*

5 N+*em"er 2415

SC bayi gelisah, sesak (H), gasping (H), kejang (H), perdarahan di hidung dan mulut(H)=C : 13"DCi : 1" DCi + : 3*,*E- Sp=2: "0

Page 15: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 15/34

1*

#B : 6epala : normose/ali, 4 terbuka rata, ulkus pada kepala  6ulit : puat (H), ruam (H), pustula (H), ulkus (H)

  ata : 6onjungti&a puat (HCH)

  +CC : dalam batas normal

  7eher : pembesaran kelenjar getah bening () tortikolis ()  +horak :simetris, retraksi (H), &esikuler (HCH), ronkhi(C),

whee5ing(C), ruam (H)

  <antung : 4unyi <antung I K 4unyi <antung II, reguler, bising ()  $bdomen : simetris, distensi (), soepel, peristaltik normal, ruam (H)

  ADtremitas : puat (HCHCHCH), edema (CCC), ruam (HCHCHCH)

$C Sepsis neonatorum H eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan H

$nemia H pioderma H elektrolit imbalans

+hC ;entilator -; (#AA#: *m2=C #I#: 20 m2=C Bi=2: 100)I;B kaen !4 10 Cjam (mikro)

rip /luona5ole !* mgInjeksi ;anomyin !* mgC" jam

Injeksi $mikasin 1* mg C2! jamInjeksi Benitoin 90 mg i.&

Injeksi +ransamin 30 mgC " jam i.&

#irotop oint (upirain) 1 D 1iet $si 10 C3jam (puasa sementara)

6rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

Su/ratul di ulkus

BAB III

ANALISA KASUS

+elah diperiksa seorang bayi perempuan berusia 2% hari di S @ainoel

$bidin 4anda $eh pada tanggal 2% =ktober 201* dengan keluhan utama bayi

demam dan tangan kanan bayi bengkak dan terdapat ruam merah serta pustula yang

 berisi pus. 4ayi menangis kuat dan terlihat gelisah. #asien didiagnosa dengan sepsis

neonatorum, bayi aterm (-4S6), anemia, pioderma, dan elektrolit imbalans .

iagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan /isik, dan pemeriksaan

 penunjang.

3.1 Anamnesis

+elah lahir bayi perempuan seara per&aginam pada tanggal 30 September 201*

di S 4ireun. 4ayi menangis kuat dan gerakan akti/. $CS: %C10, 447: 3100 gram,

Page 16: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 16/34

19

#4: *1 m, 76: 39 m, 7: 33 m, 7#: 31 m, 7ila: 11 m. #erkiraan usia gestasi !0

minggu. 4ayi dibawa I8 S@$ dengan keluhan demam yang timbul pada saat

usia bayi 1" hari. 4ayi dirawat di rumah sakit lebih kurang 1 minggu, kemudian

empat hari setelah pulang dari rumah sakit, timbul luka di tangan kanan seperti digigit

hewan, yang terlihat bengkak, merah, terasa panas, dan tidak berisi nanah. 6eluhan

kejang, sesak na/as, batuk, pilek, menret, tidak dikeluhkan. e/leks hisap bayi masih

kuat. 4ayi merupakan rujukan dari S 4ireun dengan diagnosa sepsis

neonatorum.

Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis penyakit sistemik yang disertai

 bakterimia yang terjadi pada bayi dalam 1 bulan pertama kehidupan.   (') 4erdasarkan

waktu kejadiannya, sepsis diklasi/ikasikan menjadi sepsis awitan dini (early onset  sepsis) dan sepsis awitan lambat (late onset sepsis). Sepsis awitan dini terjadi pada

kurang dari '2 jam pertama sejak kelahiran bayi, namun ada pula yang mengatakan

terjadi pada K2! jam sampai 9 hari setelah kelahiran. Sedangkan sepsis awitan lambat

terjadi di atas '2 jam setelah kelahiran bayi, dan ada pula yang mengatakan terjadi K

9 hari. Selain itu, ada pula istilah sepsis awitan sangat lambat (very late onset sepsis)

yang terjadi dengan onset K30 hari. (1) (*)

Seara epidemiologi sepsis neonatorum sering terjadi pada bayi preterm

(neonatus kurang bulan) dan bayi berat lahir rendah. Sepsis neonatorum juga dapat

terjadi pada bayi ukup bulan dan berat bayi lahir normal dengan sistem imun yang

lemah. Sistem pertahanan tubuh terdiri atas sistem imunitas seluler dan humoral. #ada

neonatus, komponen komplemen sel polimor/onuklear pada sistem imunitas seluler 

kurang, terutama pada bayi kurang bulan, disertai kurangnya produksi 5at kemotaktik 

opsonin. Sel lim/osit 4 membelah menjadi sel plasma atau sel memori yang berperan

sebagai antibodi. Sedangkan sel lim/osit + sudah ber/ungsi dengan normal pada usia

gestasi muda namun belum dapat memberikan respon terhadap antigen spesi/ik,

dimana hal ini menyebabkan bayi rentan terhadap in/eksi bakteri, &irus, jamur, dan

 parasit. Sementara itu meningkatnya jumlah sel + supresor juga dapat menyebabkan

 pengurangan produksi antibodi sewaktu antenatal. (')

Page 17: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 17/34

1'

#ada sistem imunitas humoral, antibodi ibu yang dapat menembus plasenta

adalah hanya Ig8, sementara Ig$, Ig, IgA dan Ig tidak dapat menembus plasenta

sehingga antibodi janin sangat kurang. $ntibodi Ig8 ini nantinya akan menjadi

 perlindungan terhadap in/eksi spesi/ik yang pernah diderita ibu sebelumnya untuk 

neonatus. Sebagian besar Ig8 ini melewati plasenta setelah usia kehamilan 32

minggu dan jumlahnya akan berkurang pada beberapa bulan setelah kelahiran yang

disebut sebagai hipoimunoglobulinemia /isiologis pasa natal. al inilah yang

merupakan /aktor risiko terjadinya in/eksi pada masa neonatal, terutama untuk bayi

kurang bulan dan berat bayi lahir rendah. (')

Sepsis neonatorum awitan dini dapat terjadi karena organisme penyebab yang

didapat dari intrapartum, atau melalui saluran genital ibu. +ransmisi terjadi seara&ertikal. #ada keadaan ini kolonisasi patogen terjadi pada periode perinatal. 4eberapa

mikroorganisme penyebab, seperti treponema, &irus, listeria dan kandida, transmisi ke

 janin melalui plasenta seara hematogenik. -ara lain masuknya mikroorganisme,

dapat melalui proses persalinan. engan peahnya selaput ketuban, mikroorganisme

dalam /lora &agina atau bakteri patogen lainnya seara asenden dapat menapai airan

amnion dan janin. al ini memungkinkan terjadinya khorioamnionitis atau airan

amnion yang telah terin/eksi teraspirasi oleh janin atau neonatus, yang kemudian

 berperan sebagai penyebab kelainan pernapasan. $danya &erniD atau mekonium

merusak peran alami bakteriostatik airan amnion. $khirnya bayi dapat terpapar /lora

&agina waktu melalui jalan lahir. 6olonisasi terutama terjadi pada kulit, naso/aring,

oro/aring, konjungti&a, dan tali pusat. +rauma pada permukaan ini memperepat

 proses in/eksi. #enyakit dini ditandai dengan kejadian yang mendadak dan berat,

yang berkembang dengan epat menjadi syok sepsis dengan angka kematian tinggi.

#ada sepsis awitan lambat seringnya organisme penyebab berasal dari saluran genital

ibu, kontak antar manusia atau dari alatalat terkontaminasi. Sepsis awitan lambat

 berkembang seara perlahan dan dapat menjadi berat. #ada sepsis awitan lambat ini

terjadi transmisi seara hori5ontal. 4iasanya /okus penyebab in/eksi dapat ditemukan

dan seringnya disertai dengan meningitis. (1) (')

Page 18: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 18/34

1"

Sepsis neonatorum dapat didiagnosis berdasarkan adanya temuan satu atau

lebih gejala klinis non spesi/ik seperti hipotermi atau hipertermi, letargi, merintih,

re/leks hisap lemah, per/usi non adekuat, waktu pengisian kapiler (-+) yang

memanjang, re/leks akti/ bayi menurun, hipotonus, bradikardi atau takikardi,

hipoglikemi, asidosis metabolik, distres pernapasan, gasping hingga apneu. +emuan

gejala klinis spesi/ik berdasarkan gangguan organ sistemik yang terkena seperti pada

gangguan sistem sara/ pusat dapat ditemukan gejala ubunubun besar yang

membonjol, pandangan kosong, tangisan yang melengking, iritabilitas, kaku kuduk,

kejang. #ada gangguan sistem kardio&askular dapat ditemukan gejala per/usi yang

memburuk, hipotensi, dan gejala syok. #ada gangguan gastrointestinal adapat

ditemukan gejala intoleransi makanan, muntah, diare, distensi abdomen, ileus paralitik, necrotizing enterocolitis (A-). #ada gangguan sistem hepatik dapat

ditemukan hepatomegali atau hiperbilirubinemia diret. #ada gangguan sistem renal

dapat ditemukan gejala gangguan ginjal akut. #ada gangguan sistem hematologi dapat

ditemukannya perdarahan, petekie, dan purpura. #ada gangguan sistem dermatologi

dapat ditemukan gejala pustula yang multipel, abses, bintikbintik merah tidak rata,

umbilikus berwarna kemerahan. #ada sepsis pada umumnya ditemukan gejala SIS

(Systemic Inflamatory Response Syndrome), yaitu didapatkan hipotermi (suhu M3*E-)

atau hipertermi (suhu K3"E-), takikardi (/rekuensi nadi K 190 kali per menit),

takipneu (/rekuensi napas K 90 kali per menit), dan leukopeni (leukosit M *000Cmm 3)

atau leukositosis (leukosit K 30.000Cmm3). (")

6eurigaan besar sepsis neonatorum juga dapat ditentukan dengan beberapa

/aktor risiko apabila: (%)

1. 4ayi berusia sampai 3 hari

idapatkan riwayat ibu dengan in/eksi rahim, demam dengan keurigaan

in/eksi berat, atau ketuban peah dini.

4ayi memiliki dua atau lebih gejala yang tergolong dalam kategori $, atau

tiga atau lebih gejala pada kategori 4 (tabel 1)2. 4ayi berusia lebih dari 3 hari

4ayi memiliki dua atau lebih gejala yang tergolong dalam kategori $, atau

tiga atau lebih gejala pada kategori 4

Page 19: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 19/34

1%

!a"el 1 Kel+m*+% temuan $ang "eru"ungan dengan se*sis

6ategori $ 6ategori 4

6esulitan bernapas (misalnya apneu, napas

K90DCi, retraksi dinding dada, grunting padawaktu ekspirasi, sianosis sentral)

+remor 

6ejang 7etargi atau lunglai

+idak sadar engantuk atau akti&itas berkurang

suhu tubuh tidak normal (sejak lahir dan tidak

memberikan respon terhadap terapi) atau suhu

tidak stabil sesudah pengukuran suhu normalselama tiga kali atau lebih

Iritabel atau rewel, muntah, perut

kembung,

#ersalinan yang kurang higenis (menyokong ke

arah sepsis)

+andatanda mulai munul sesudah hari

keempat

kondisi memburuk seara epat dan dramatis

(menyokong ke arah sepsis)$ir ketuban berampur mekonium

 malas minum, sebelumnya minum dengan baik 

4erdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, pasien dapat

diklasi/ikasikan ke dalam sepsis neonatorum awitan lambat, dimana pasien

mengalami gejala sepsis neonatorum pada usia K3 hari. Baktor risiko yang

 berhubungan dengan sepsis biasanya adalah in/eksi nosokomial post natal, atau

lingkungan komunitas. sia gestasi M3' minggu dan 447S yang dirawat di ruang

 perawatan intensi/ juga memiliki risiko sepsis neonatorum awitan lambat ini. (10)

<enis persalinan juga merupakan salah satu /aktor risiko terjadinya in/eksi

 pada neonatus. #ersalinan spontan dapat menyebabkan neonatus terpapar kolonisasi

 bakteri pada saluran genitourinarius maternal ketika melewati jalan lahir. engan

demikian, sepsis neonatorum lebih banyak terjadi pada bayi dengan persalinan

spontan dibandingkan ekstraksi &akum dan seksio sesaria.  (11)

3.2 Pemeri%saan )isi% 

#emeriksaan /isik pada bayi didapatkan ukuran kepala normose/ali, berat bayi

lahir normal usia kehamilan ukup bulan, bayi tampak gelisah, tampak lesi makula

eritema dan pustula di kepala dan tersebar di badan dan ekstremitas dengan ulkus

yang dalam di lengan kanan.

Page 20: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 20/34

20

 enonatus ukup bulan merupakan neonatus yang lama usia kehamilan

 berlangsung hingga persalinan aterm 3' minggu hingga !2 minggu (2*%2%3 hari).

6lasi/ikasi bayi menurut usia kehamilan dibagi dalam 3 kelompok:  (12)

1. eonatus kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 3'

minggu (2*% hari).

2. eonatus ukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 3' minggu

hingga !2 minggu (2*%2%3 hari).

3. eonatus lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari !2 minggu

atau lebih.

ntuk menghitung usia maturitas bayi dapat digunakan bagan  New Ballard 

Score. New Ballard Score adalah suatu set prosedur yang dikembangkan oleh r.

<eanne 7 4allard untuk menentukan usia gestasi melalui penilaian neuromuskular dan

/isik dari neonatus. Setelah melewati beberapa tahap usia  gestasi, bayi membentuk 

&ariasi karakterisitik yang dapat diukur melalui pemeriksaan sederhana. 6etika bayi

membentuk tonus otot sehingga membentuk postur yang khas, pemeriksa dapat

mengamati sudut yang dibentuk dari tahanan otot ekstremitas bayi yang dapat diukur.

#ada pemeriksaan 4S didapatkan pada bayi ini tampak seperti bayi ukup bulan

dengan perkiraan usia gestasi !0 minggu. (13)

4erat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam pertama

setelah lahir dan dikatakan normal jika berat lahir bayi 2*00!000 gram. <ika berat

lahir M2*00 gram disebut dengan berat bayi lahir rendah dan jika K!000 gram disebut

sebagai berat bayi lahir lebih. #asien ini memiliki berat badan lahir 3100 gram

sehingga tergolong dalam kelompok berat badan bayi lahir normal.   (1!)  ubungan

antara usia kehamilan dengan berat bayi lahir menerminkan keukupan pertumbuhan

intrauterin. 4erat bayi lahir apakah sesuai atau tidak dengan usia kehamilan dapat

dinilai dengan menggunakan kur&a 7ubheno. #enyesuaian usia kehamilan dan

 berat bayi lahir dikatakan normal berada dalam persentil 10 sampai perentil %0.

4erdasarkan kur&a 7ubheno tersebut, berat bayi lahir menurut usia kehamilan dapat

diklasi/ikasikan menjadi: (1!) 

1. 6eil asa 6ehamilan (66), jika berat bayi lahir menurut usia kehamilan

 berada di bawah persentil ke10.

Page 21: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 21/34

21

2. Sesuai asa 6ehamilan (S6), jika berat bayi lahir menurut usia kehamilan

 berada pada persentil ke10 sampai persentil ke%0.

3. 4esar asa 6ehamilan (46), jika berat bayi lahir menurut usia kehamilan

 berada di atas persentil ke%0.

Setiap bayi baru lahir baik itu prematur, matur, maupun postmatur bisa saja

mempunyai berat lahir yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. ismaturitas

adalah bayi dengan berat bayi lahir kurang dari berat badan seharusnya sesuai dengan

masa gestasi tersebut. 6eadaan ini dinamakan dengan keil masa kehamilan atau

istilah lain adalah Intrauterine Growth Restriction (I8). (9)

#ada pasien ini berat bayi lahir adalah 3100 gram dengan perkiraan usia

kehamilan !0 minggu. 4erdasarkan penilaian pada kur&a 7ubheno, berat bayi lahir menurut usia gestasinya berada diantara persentil ke10 sampai persentil ke%0, oleh

karena itu ke bayi ini dikatergorikan menjadi neonatus ukup bulan sesuai masa

kehamilan (-4S6).

/am"ar 3. Kur>a Lu"?en?+

asil dari pemeriksaan /isik pada bayi ini juga didapatkan adanya makula

eritema di kepala, badan, kedua ekstremitas atas dan bawah. +erdapat pula ulkus dan

 pustula yang berisi pus berwarna kekuningan dengan konsistensi kental pada lengan

Page 22: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 22/34

22

kanan dan tungkai kanan. lkus ini menjadi kehitaman pada hari rawatan ke" di

ruang perawatan intensi/ neonatus (I-).

ari gejala klinis yang ditemukan bayi ini kemungkinan mengalami in/eksi

 pada kulit. In/eksi kulit pada bayi ukup sering terjadi dikarenakan struktur kulit pada

 bayi dan dewasa agak berbeda dan /ungsi lapisan dan jaringan kulit pada bayi masih

 belum berkembang seara maksimal. 6ulit terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu lapisan

epidermis (lapisan bagian luar yang tipis), lapisan dermis (lapisan tengah), dan

lapisan subkutan (bagian paling dalam). #ada bayi ukup bulan lapisin epidermis

masih tampak sebagai lapisan sel adheren, jaringan ikat elastin pada lapisan dermis

lebih sedikit daripada dewasa dan lapisan dermisnya lebih tipis, distribusi kelenjar 

ekrin lebih tersebar sedangkan kelenjar apokrin masih belum ber/ungsi, kelenjar sebasea besar dan akti/ namun menurun dengan epat ukuran dan akti&itasnya pada

 beberapa minggu sesudah lahir. 6ulit merupakan barier /isik yang dapat

mempertahankan tubuh dari patogen karena mempunyai sistem nonspesi/ik atau

innate protective system yang membatasi masuknya organisme in&asi/. $sam lemak 

yang dihasilkan oleh kulit juga bersi/at toksik terhadap banyak organisme. (1*)

#atogenesis in/eksi kulit dapat dibagi dalam 3 kategori:  (1*)

1. ikroorganisme patogen dari aliran darah menyebabkan in/eksi sekunder pada

kulit. 6elainan kulit pada keadaan ini dapat langsung akibat mikroorganisme

 patogen itu pada epidermis, dermis, atau endotel kapiler dermis, atau dapat

disebabkan respon imun antara organisme dan antibodi atau /aktor seluler pada

kulit. ;arisela, in/eksi entero&irus, dan meningococcemia merupakan ontoh

mikroorganisme sampai ke kulit melalui aliran darah dan menyebabkan

kelainan pada kulit tanpa kontribusi dari pejamu.

2. #enyebaran toksin spesi/ik yang berasal dari mikroorganisme patogen

menyebabkan kelainan pada kulit. al ini terjadi apabila ada in/eksi

mikroorganisme pada daerah lokal, namun toksin yang dibebaskan menapai

kulit melalui aliran darah. isalnya, eksotoksin pada bakteri gram positi/ dapat

menyebabkan penyakit eksantema dan toic shock syndrome  dan efoliative

Page 23: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 23/34

23

toin yang dihasilkan oleh Stafilokokus aureus dapat menyebabkan nekrolisis

epidermis.

3. #enyakit sistemik menimbulkan kelainan kulit karena proses imunologik. #ada

keadaan ini umumnya tidak dapat diidenti/ikasi baik lokasi antigen ataupuntoksin yang dibebaskan. 6elainan kulit yang terpenting pada kategori ini adalah

eritema nodosum dan eritema multi/ormis.#ada pasien ini kelainan kulit yang dialami kemungkinan dapat timbul dari

 penyebaran toksin spesi/ik yang berasal dari bakteri Stafilokokus aureus dimana dari

hasil pemeriksaan kultur pus didapatkan pertumbuhan bakteri Stafilokokus aureus.

3.3 Pemeri%saan *enun0ang

#emeriksaan laboratorium darah didapatkan terjadinya penurunan hemoglobin

',' gCdl, hematokrit 23, eritrosit 2,9D109  Cmm3, leukosit !300 Cmm3, trombosit

%9000 Cmm3, neutro/il batang 0, lim/osit 1', peningkatan monosit 1",

 penurunan ion natrium 12! mmolC7 dan 11* mmolC7, penurunan ion kalium 3,3

mmolC7, dan ion klorida "" mmolC7 dan "3 mmolC7, hipoalbuminemia 1,2 mgCdl, dan

 penurunan kreatinin 0,30 mgCdl. #ada pemeriksaan kultur darah tidak ditemukan

adanya pertumbuhan bakteri dalam * hari, sementara pemeriksaan kultur pus

ditemukannya bakteri gram positi/ Stafilokokus aureus.

#emeriksaan penunjang yang perlu dilakukan bila terdapat keurigaan sepsis

ialah septic workup yang terdiri dari kultur darah dan pemeriksaan darah rutin yang

meliputi leukopenia (leukosit M*000Cmm3) atau leukositosis (leukosit K30.000Cmm3),

trombositopenia (M100.000Cmm3), laju endap darah meningkat, neutropeni absolut

(# M1*00), rasio neutro/il imaturCtotal K0,2 (20), serta !"Reactive #rotein

(-#) yang positi/. Sampai saat ini, kultur darah masih merupakan baku emas untuk 

menegakkan diagnosis sepsis neonatorum, tetapi yang menjadi kendala ialah hasil

diperoleh setelah 2* hari. (2) (*)

7im/ositopenia dan monositosis dapat terjadi karena bayi ini mengalami sepsis

neonatorum, yang mana monosit ber/ungsi sebagai /agosit, membuang selsel edera

dan mati, /ragmen/ragmen sel dan mikroorganisme serta lim/osit yang bertanggung

 jawab terhadap respon kekebalan seluler dan humoral.  (19)  4eberapa peneliti

 berpendapat bahwa adanya satu tanda klinis yang sesuai dengan in/eksi disertai

Page 24: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 24/34

2!

dengan nilai -# K10 mgC7 sudah ukup untuk menegakkan diagnosis suatu sepsis

neonatorum. ntuk menentukan kriteria standar yang seragam pada sepsis, beberapa

 peneliti menggabungkan nilai -# K10 mgC7 dan rasio neutro/il imatur terhadap

neutro/il total (I+ atio) F0,2* sebagai kriteria untuk pemberian antibiotik meskipun

 belum ditemukan gejala sepsis. #hilip dan ills merekomendasikan bahwa semua

 bayi dengan nilai -# K10 mgC7 yang disertai F1 gejala klinis atau F1 /aktor risiko

in/eksi harus diberlakukan pedoman rawat inap neonatus di I- dan dimulai terapi

antibiotik. Brans et. al juga menggunakan kriteria nilai -# K10 mgC7 disertai F1

gejala klinis ke arah in/eksi untuk mendiagnosis sepsis neonatorum di I-.  (2)

4erikut ini merupakan suatu tes kombinasi dalam skrining sepsis: (1)

!a"el 2 !es S%rining Se*sis

!es P+int >alue

$bsolute neutro/il ount M1.'*0 Cmm3 1 poin

<umlah leukosit M'.*00 atau K!0.000 Cmm3 1 poin

I:+ neutro/il ratio K0,2 1 poin

I:+ neutro/il ratio K0,! 2 poin

-# H (K1,0 mgCdl) 1 poin

-# H (K*,0 mgCdl) 2 poin

asil menunjukkan positi/ apabila diperoleh 2 atau lebih angka. #ada pasien ini

hitung neutro/il absolut nya adalah 2.'%*Cmm3, jumlah leukosit !300Cmm3, rasio

neutro/il imatur : total adalah 0, -# tidak diperiksa. ilai skrining sepsis untuk 

 pasien ini adalah 1 poin. #enting untuk diketahui bahwa tidak ada satupun teknik 

skrining yang sempurna. (1)

#emeriksaan kultur darah merupakan metode pemeriksaan untuk 

mengidenti/ikasi adanya bakteri patogen dalam darah. #emeriksaan kultur darah

merupakan pemeriksaan baku emas dalam mendiagnosa sepsis neonatorum. Sepsis

neonatorum dapat ditegakkan apabila positi/ adanya bakterimia yang disebabkan oleh berbagai penyakit in/eksi. asil biakan darah dikatakan positi/ apabila dalam botol

 biakan menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri. (1) (*) (') (11)

#ada pasien ini hasil pemeriksaan kultur darah tidak ditemukan adanya

 pertumbuhan bakteri selama * hari. asil kultur darah yang negati/ dapat disebabkan

Page 25: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 25/34

2*

karena kesulitan pengambilan darah pada neonatus dapat menyebabkan &olume bahan

 pemeriksaan yang kurang (&olume ideal untuk biakan darah 13 ). asil negati/ 

 palsu ini juga dapat disebabkan oleh supresi bakteri setelah pemberian terapi

antibiotik. (11)

4erdasarkan penelitian oleh $nita dkk pada tahun 200' dan 200" didapatkan

 bahwa mikroorganisme penyebab sepsis neonatorum di S- <akarta umumnya

adalah bakteri gram negati/ seperti  $cineto%acter calcoaceticus,  &ntero%acter 

aerogenes' #seudomonas sp dan  &schericia  coli' dan bakteri gram positi/ seperti

Staphylococcus sp' (la%siella' dan Streptococcus.  (1') #ada penelitian lain oleh #ertin

dkk pada tahun 200" hingga 2010 di S# . $dam alik edan didapatkan

mikroorganisme penyebab sepsis neonatorum yang paling sering ditemukan adalahStaphylococcus sp' #seudomonas sp' dan &ntero%acter sp. (1") #enelitian lainnya oleh

Aty dkk pada tahun 2011 di unit perinatologi umah Sakit $bdul uluk 4andar 

7ampung didapatkan bahwa bakteri penyebab sepsis neonatorum berturutturut dari

yang paling banyak adalah  #seudomonas sp' (la%siella sp' Staphylococcus sp'

 &ntero%acter sp' dan &scherichia coli. (1%)

4erdasarkan etiologi bakteri yang mengin/eksi, terdapat juga perbedaan antara

sepsis awitan dini dan awitan lambat. #ada sepsis awitan dini, etiologi umumnya

adalah bakteri Group B Streptococcus )GBS*,  &. coli' !oagulase"negative

Staphylococcus' H. influenzae' dan +. monocytogenes. #ada sepsis awitan lambat

umumnya etiologi disebabkan oleh bakteri !oagulase"negative Staphylococcus'

S.aureus' e.coli' (la%siella' #seudomonas' &ntero%acter' !andida' 84S, Serratia'

 $cineto%acter' dan $naerobes. (10)

asil pemeriksaan kultur pus didapatkan bahwa pus terisolasi bakteri gram

 positi/ Stafilokokus aureus. #ada neonatus in/eksi kulit yang disebabkan oleh bakteri

Stafilokokus aureus adalah impetigo bulosa pada neonatus dimana lesi berupa bula

super/isial yang mudah peah dan meninggalkan kulit yang terkelupas. Selain itu ada

 pula Staphylococcal Scalded Skin Syndrome yang merupakan in/eksi kulit dengan lesi

 bula dengan penebalan kulit yang mengalami epidermolisis eks/oliati/ dan

Page 26: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 26/34

29

meninggalkan area yang kasar. In/eksi karena SSSS ini umumnya disertai dengan

demam. (20)

Staphylococcal Scalded Skin Syndrom juga dikenal sebagai penyakit itter &on

ittershein. 6elainan kulit ini menyebabkan in/eksi kulit yang luas dimana kulit

dapat mengelupas dan melepuh seperti terbakar dikarenakan toksin eks/oliati/ yang

dihasilkan oleh bakteri Stafilokokus. In/eksi ini sering terjadi pada anakanak 

terutama neonatus dan sangat jarang pada orang dewasa karena /aktor risiko pada

neonatus dan anak adalah kurang adekuatnya sistem pertahanan tubuh dan

kemampuan ginjal yang belum matang dalam pembersihan toksin eks/oliati/ dari

 bakteri tersebut. #enyakit SSSS ini dapat ditandai dengan adanya  Nikolsky,s Sign,

yaitu gejala kulit nyeri apabila ditekan.

 (') (21)

#ada pasien ini terjadi penurunan hemoglobin. #enurunan nilai hemoglobin ini

terjadi karena bayi mengalami anemia dan dapat juga terjadi oleh karena komplikasi

dari sepsis neonatorum. $nemia pada neonatus adalah keadaan dimana terjadi

 penurunan masa eritrosit atau konsentrasi hemoglobin sehingga menyebabkan

turunnya kapasitas darah untuk mengangkut oksigen, yang terjadi pada masa

neonatal. isebut anemia jika konsentrasi hemoglobin 2 standar de&iasi (2S) di

 bawah rerata konsentrasi hemoglobin sesuai usia anak. $nemia neonatus

diklasi/ikasikan menjadi anemia /isiologis dan non/isiologis. #ada bayi aterm sehat,

kadar hemoglobin menetap sampai usia 3 minggu, kemudian turun menapai kadar 

terendah hingga 11 gCdl pada usia "12 minggu, dan tetap stabil selama beberapa

minggu dan kemudian meningkat seara progresi/. (22)

Atiologi anemia neonatus dapat diklasi/ikasikan menjadi 3 kategori utama : (22)

1. eningkatnya destruksi eritrosit atau anemia hemolitik. apat disebabkan oleh

anemia hemolitik imun karena inkompatibilitas golongan darah atau rhesus,

sepsis neonatorum, malaria, de/isiensi &itamin A, de/isiensi en5im eritrosit,

thalasemia, koagulasi intra&askular disseminata.

2. #enurunan produksi eritrosit atau anemia hipoplastik. apat disebabkan oleh

sindroma kegagalan sumsum tulang, in/eksi, de/isiensi asam /olat dan 5at besi,

dan leukemia kongenital.

Page 27: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 27/34

2'

3. 6ehilangan darah atau anemia hemoragik. apat disebabkan oleh keadaan

iatrogenik, komplikasi obstetrik, mal/ormasi plasenta, perdarahan saat lahir,

 perdarahan internal, dan koagulasi intra&askular diseminata.

iagnosis anemia neonatus dapat ditegakkan dari anamnesis yang kuat, dari pemeriksaan /isik dapat ditemukannya tandatanda &ital takikardi, hipotensi, tanda

 perdarahan, bahkan tanda syok. 6ulit terlihat puat, dan apabila bersamaan dengan

timbulnya ikterus, dapat menunjukkan adanya proses hemolisis. alam hal ini dapat

ditemukan adanya hepatosplenomegali karena sistem retikuloendotelial dan sistem

hematopoietik ekstramedular bekerja lebih akti/.  (22)  ematokrit menggambarkan

&olume darah lengkap yang terdiri dari eritrosit dan pengukuran hematokrit

digunakan untuk menghitung indeks eritrosit, terjadinya penurunan berarti bahwa

terjadinya penurunan persentase darah yang dibentuk oleh eritrosit pada pasien ini.  (19)

#ada pasien ini juga terjadi penurunan jumlah trombosit. +rombositopenia

merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada neonatus dengan gangguan

trombosit. Salah satu penyebab trombositopenia adalah sepsis neonatorum. +rombosit

 pada awalnya berada di dalam sirkulasi janin pada minggu kelima sampai keenam

setelah konsepsi. #ada akhir trimester pertama kehamilan jumlah trombosit janin

lebih dari 1*0.000Cmm3 dan selama trimester kedua naik menjadi antara 1'* dan

2*0.000Cmm3. engan demikian, jumlah trombosit M1*0.000Cmm3  disebut sebagai

trombositopenia pada setiap neonatus tanpa memperhatikan usia kehamilan. (23)

+rombositopenia dapat terjadi pada sepsis neonatorum dengan gambaran klinis

 bayi tampak sakit, puat, kuning, purpura, dan hepatosplenomegali. ekanisme

trombositopenia pada sepsis neonatorum disebabkan akibat hipoplasia megakariosit,

 penurunan produksi trombosit, peningkatan penghanuran trombosit akibat

splenomegali dan retikuloendotelial dan koagulasi intra&askular diseminata.  (23)

enurut +hompson et. al, perubahan trombosit pada sepsis terjadi karena pelepasan

/aktor pertumbuhan pada sumsum tulang yang memau produksi trombosit dalam

ukuran besar sebagai mekanisme kompensasi. (2!)

#enurunan kadar elektrolit serum pada pasien ini menunjukkan keadaan

imbalans elektrolit pada pasien. Imbalans elektrolit sering terjadi pada penyakit

Page 28: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 28/34

2"

 penyakit kritis salah satunya adalah sepsis. Imbalans elektrolit ini terjadi karena pada

sepsis terjadi reaksi in/lamasi sistemik yang menyebabkan &asodilatasi sistemik oleh

karena pelepasan mediator in/lamasi berupa sitokin. ;asodilatasi sistemik ini

kemudian menyebabkan permeabilitas &askular meningkat. Selanjutnya peningkatan

 permeabilitas &askular ini akan mengakibatkan airan intra&askular berpindah ke

ruang interstisial. $kibatnya &olume intra&askular dapat menurun yang menyebabkan

kehilangan airan pada ruang intra&askular . (2*)

3.( Diagn+sis

ari hasil anamenis, pemeriksaan /isik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan

diagnosis berupa :

Sepsis neonatorum

$nemia eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan

#ioderma gangrenosum

Alektrolit imbalans

3.5 !atala%sana

•   I;B 6$A !4 10 Cjam (mikro)

• Injeksi ;anomyin !* mgC" jam

• Injeksi $mikasin 1* mg C2! jam

4enutrion 1,* gr Chari• #irotop =int 1D1

• 6rim idroortison 2 H ;aselin album di kulit kering

• +rans/usi #- 30

• +rans/usi BB# 30

• iet $SI 10 C3jam

#ada pasien dengan sepsis neonatorum maka diperlukan terapi pemberian

antibiotik. #emeberian antibiotik didasarkan pada 3 hal yaitu pemberian antibiotik 

 pro/ilaksis untuk menegah in/eksi, terapi empiris yang dimulai sebelum bakteri

 penyebab ditemukan, dan terapi de/initi/ apabila bakteri berdasarkan hasil kultur 

sudah ditemukan. +erapi lini pertama yaitu ampisilin (*0 mgCkg44Ckali I; setiap 12

 jam) ditambah aminoglikosida (gentamisin *' mgCkg44Ckali I; sekali sehari,

amikasin 1020 mgCkg44Chari I;, ;anomyin 1*mgCkg44C"jam I;). #ilihan kedua

dapat diberikan ampisilin (*0 mgCkg44C12jam I;) kombinasi dengan se/otaksim (*0

Page 29: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 29/34

2%

mgCkg44Ckali setiap 12 jam). Seluruh pengobatan diberikan dalam waktu 101! hari.

4ila diurigai adanya in/eksi anaerob diberikan etronida5ol ('.* mgCkg44Ckali

setiap " jam) diberikan dalam waktu *' hari. (1) (%) (29)

#emberian antibiotik disesuaikan dengan pola kuman setempat dan sesuai

dengan hasil kultur. 4ila organisme tidak dapat ditemukan dan bayi tetap

menunjukkan tanda in/eksi sesudah !" jam rawatan, ganti ampisilin dan berikan

se/otaksim, sedangkan gentamisin tetap dilanjutkan. $ntibiotik diberikan selama 10

1! hari apabila tidak terdapat gejala meningitis.  (%)

#ada hasil kultur darah pasien ini menunjukkan hasil yang negati/. amun pada

hasil kultur pus dari in/eksi kulit yang dialami menunjukkan tersiolasi bakteri

Stafilokokus aureus yang resisten terhadap antibiotik penisilin, sulbatam ampisilin,kloram/enikol, kotrimoksa5ol, gentamisin, a5itromisin, klaritromisin, eritromisin,

kloksasiklin, /os/omisin, sipro/loksasin. amun bakteri yang terisolasi ini sensiti/ 

terhadap antibiotik lindamyin, &anomyin, tetrasiklin, doksisiklin, minoyline,

dan line5olide. $walnya pasien diberikan antibiotik ampisilin dan gentamisin namun

setelah di rumah sakit rujukan antibiotik diganti dengan &anomyin dan amikasin.

alam pemeriksaan antibiotik amikasin tidak dimasukkan pada uji kepekaan

antibiotik terhadap bakteri yang terisolasi.

4erdasarkan penelitian oleh #ertin dkk pada tahun 200" hingga 2010 di S#

. $dam alik edan menunjukkan bahwa resistensi antibiotik golongan penisilin

sudah sangat tinggi sedangkan antibiotik lini kedua golongan se/alosporin generasi III

(se/otaksim, se/triakson) resistensinya juga sudah tinggi. Sementara itu, &anomyin

merupakan antibiotik yang paling sensiti/ pada penelitian tahun 200" dan 200%,

sedangkan amikasin adalah antibiotik paling sensiti/ pada penelitian tahun 2010. (1") 

#enelitian lain oleh asyidah pada tahun 2010 hingga 2012 di S dr.

#irngadi edan juga menunjukkan bahwa hampir semua bakteri penyebab sepsis

lebih banyak yang resisten terhadap antibiotik ampisilin, gentamisin, kloram/enikol,

se/otaksim, dan amikasin. amun bakteri penyebab sepsis tersebut lebih banyak yang

tingkat sensiti/itasnya terhadap amikasin dibanding dengan tingkat resistensinya. (2')

Page 30: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 30/34

30

+erapi untuk in/eksi kulit berupa SSSS selain dengan antibiotik sistemik, juga

dapat digunakan terapi topikal mupiroin yang beperan untuk menghambat

 pertumbuhan bakteri, serta hidroortison dan &aselin album sebagai tambahan untuk 

 perawatan kulit. 6ulit yang mengalami lesi juga wajib dilakukan perawatan luka

untuk menegah komplikasi in/eksi kulit yang lebih luas bisa dengan menggunakan

kompres a-7 0,%. (21) (2")

+rans/usi  packed red cells  (#-) diindikasikan dengan klinis pasien yang

tampak puat didukung dengan kadar hemoglobin dan hematokrit yang rendah.

+rans/usi  fresh frozen plasma  (BB#) diindikasikan atas trombositopeni sebagai

komplikasi dari sepsis neonatorum yang dialami. (') (22)

3.8 Pr+gn+sisLuo ad &itam : malamLuo ad /untionam : malam

Luo ad Sanationam : malam

#asien meninggal pada tanggal * o&ember 201* dengan keadaan apneu tiba

tiba, perdarahan dari hidung dan mulut. ilakukan resusitasi dan pemasangan

&entilator -; (#AA#: *m2=C #I#: 20 m2=C Bi=2: 100), drip dobutamin

*mgC6g44Cmenit 1,2 CjamHa-l 0,% !"," 1Cjam, injeksi 8ela/undin 30

dalam 1* menit didapatkan : "0DCi, : 1"DCi, +: 3*,*E-, Sp=2: 9".

ilakukan juga trans/usi BB# sebanyak *0 . #asien kembali apneu dan dilakukan

resusitasi jantung paru (<#).

4eberapa /aktor yang berperan terhadap mortalitas sepsis pada anak meliputi

/aktor pejamu, mikroorganisme penyebab, serta tata laksana yang diberikan. Status

imun pejamu merupakan /aktor penting yang menentukan luaran pada sepsis.

espons pejamu terhadap sepsis bergantung pula terhadap kematangan sistem

imunitas. +ahap perkembangan sistem imun menunjukkan bahwa semakin muda usia,semakin sedikit tingkat kematangan sistem imun yang telah diapai, sehingga

semakin rendah pula kemampuan membunuh patogen. Selain usia muda,

imunode/isiensi dapat ditemukan pada kondisi malnutrisi, penyakit kronis, luka

Page 31: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 31/34

31

 bakar, atau penyakit keganasan. unulnya berbagai komplikasi akibat sepsis juga

menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas semakin tinggi. (3)

BAB I@

KESI'PULAN

Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis penyakit sistemik yang disertai

 bakterimia yang terjadi pada bayi dalam 1 bulan pertama kehidupan. 4erdasarkan

waktu kejadiannya, sepsis diklasi/ikasikan menjadi sepsis awitan dini (early onset 

 sepsis) yang terjadi M'2 jam pertama kehidupan dan sepsis awitan lambat ( late onset 

 sepsis) yang terjadi K'2 jam setelah kelahiran. 4erbagai /aktor risiko mayor dan

minor yang dapat menyebabkan sepsis neonatorum dimana diantaranya adalah

ketuban peah dini, usia gestasi M3' minggu dan 44S7. Sepsis neonatorum ditandai

dengan gejala SIS (Systemic Inflamatory Response Syndrome* yaitu didapatkan

hipotermi (suhu M3*E-) atau hipertermi (suhu K3"E-), takikardi (/rekuensi nadi K

190 kali per menit), takipneu (/rekuensi napas K 90 kali per menit), dan leukopeni

(leukosit M *000Cmm3) atau leukositosis (leukosit K 30.000Cmm3). iagnosis sepsis

neonatorum ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemerikksaan /isik, pemeriksaan

laboratorium berupa penanda sepsis, dan sebagai baku emas adalah pemeriksaan

kultur darah. #enatalaksanaan pada sepsis adalah dengan terapi antibiotik dan terapi

suporti/. +erapi antibiotik didasarkan pada terapi pro/ilaksis, terapi empiris, dan terapi

dei/initi/. +erapi suporti/ bertujuan untuk memantau suhu pasien, terapi simptomatis

dan terapi komplikasi yang ditimbulkan. #rognosis sepsis neonatorum dapat baik 

apabila respon imun pejamu baik serta tatalaksana yang diberikan adekuat yatu

dengan pemberian antibiotik yang sensiti/itasnya sesuai dengan hasil kultur.

Page 32: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 32/34

32

DA)!AR PUS!AKA

1. A//endi S. Sepsis eonatalN #enatalaksanaan +erkini Serta 4erbagai asalah

ilematis. In Simposium Ilmiah dan ?orkshop: eet +he #ro/essorN 2013N

4andung. p. 120.

2. Salendu #. Sepsis eonatorum dan #neumonia #ada 4ayi $term. <urnal

4iomedik (<4). 2012 o&emberN !(3): p. S1'*1'%.

3. Saraswati , #udjiadi $, jer , Supriyatno 4, Syari/ , 6urniati .Baktor isiko yang 4erperan pada ortalitas Sepsis. Sari #ediatri. 201! BebruariN1*(*): p. 2"12"".

!. oeslani , $mir I, asrullah , Suryani. #enelitian $wal: Baktor isiko

 pada Sepsis eonatorum $witan ini. Sari #ediatri. 2013 $prilN 1!(9): p. 393

39".

*. ?ilar , 6umalasari A, Suryanto O, 8unawan S. Baktor isiko Sepsis $witan

ini. Sari #ediatri. 2010 esemberN 12(!): p. 29*29%.

9. Stella -. eonatus -ukup 4ulan Sesuai asa 6ehamilan. Bakultas 6edokteran

ni&ersitas 6rida ?aana. 2012.

'. #usponegoro +S. Sepsis pada eonatus (eonatal Sepsis). Sari #ediatri. 2000$gustusN 2(2): p. %9102.

". $IIS #rotool 201!. Sepsis in +he ewborn. $IIS #rotool 201!. 201!.

%. Ikatan okter $nak Indonesia. #edoman #elayanan edis. 1st ed. #udjiadi $,

egar 4, andryastuti S, Idris S, 8andaputra A#, armoniati A, editors.<akarta: Ikatan okter $nak IndonesiaN 200%.

10. ong O, Speer -#. 7ate=nset eonatal Sepsis: eent e&elopments. $rh is-hild Betal eonatal. 201!N: p. B1B'.

11. Iskandar +, alimoenthe @, Ouniaty +, +urbawaty 6. ;aliditas Skoring

ematologi odwell untuk eteksi ini Sepsis eonatorum $witan ini. Sari

#ediatri. 201* BebruariN 19(*).

Page 33: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 33/34

33

12. 4ari $. 4uku $uan asional 6esehatan aternal dan eonatal <akarta: O4#

S#N 2000.

13. 4allard <7. ew 4allard Sore. < #ediatris. 1%%1N 11%: p. !1'!23.

1!. Syl&iati . 6lasi/ikasi 4ayi enurut 4erat 7ahir dan asa 8estasi. In 6osim S.4uku $jar eonatologi. <aakarta: 4adan #enerbit I$IN 200". p. 1130.

1*. 8arna . #ato/isiologi In/eksi 4akteri pada 6ulit. Sari #ediatri. 2001 aretN 2(!): p. 20*20%.

19. #rie S. #ato/isiologi 8ejalagejala 6linis 6edokteran. 9th ed. <akarta: A8-N

2009.

1'. <uniatiningsih $, $minullah $, Birmansyah $. #ro/il ikroorganisme #enyebab

Sepsis eonatorum di epartemen Ilmu 6esehatan $nak umah Sakit -ipto

angunkusumo <akarta. Sari #ediatri. 200" <uniN 10.

1". Sianturi #, asibuan 4S, 7ubis 4, $5lin A, +jipta 8. #ro/il Sepsis eonatus

di nit #erawatan eonatus di S#. $dam alik edan +ahun 200"2010.Sari #ediatri. 2012 $gustusN 1!(2): p. 9''2.

1%. $priliana A, ukmono #, Ardian , +ania B. 4akteri #enyebab Sepsis

 eonatorum dan #ola 6epekaannya +erhadap $ntibiotik. In Seminar asional

Sains dan +eknologi ;N 2013N 7ampung: 7embaga #enelitian ni&ersitas7ampung. p. *"3*%1.

20. 7issauer +, Banaro// $. $t $ 8lane eonatologi <akarta: ASN 2010.

21. 6ouakou 6, ainguy A, 6assi 6. Staphylooal Salded Skin Syndrome in

 eonatus. indawi ermatologial ediine. 201*.

22. yrtha . iagnosis 4anding dan #enatalaksanaan $nemia eonatus. -6221.201!N !1(10): p. '!*'!".

23. ?illar , $ntolis O, +atura S, 8unawan S. <umlah +rombosit dan ean#latelet ;olume Sebagai Baktor #rognosis pada Sepsis eonatorum. Sari #ediatri.

2010 <uniN 12(1): p. *3*'.

2!. +hompson -4, 7o&e , Luinn #8. #latelet Si5e oes ot -orrelate with #latelet

$ge. 4lood. 1%"3N 92: p. !"'!%!.

2*. ellinger #, 7e&y , -arlet <, al e. Sur&i&ing Sepsis -ampaign:

International 8uideline /or anagement o/ Se&ere Sepsis and Septi Shok. -rit

Page 34: Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

7/23/2019 Lapkas Anak Mutia Aprilia Ningsih 2

http://slidepdf.com/reader/full/lapkas-anak-mutia-aprilia-ningsih-2 34/34

3!

-are ed. 200"N 39: p. 2%932'.

29. Ikatan okter $nak Indonesia ?orld ealth =rgani5ation. 4uku Saku

#elayanan 6esehatan $nak di umah Sakit <akarta: epartemen 6esehatan

epublik IndonesiaN 200".

2'. asyidah. #ola 6uman dan ji 6epekaan $ntibiotik pada Sepsis eonatorum dinit #erawatan eonatus S dr. #irngadi 6ota edan. Sari #ediatri. 201!

BebruariN 1*(*): p. 3!13!!.

2". +he -hildren Indonesia. klinikbayi.om. P=nlineQ.N 201! Pited 201* esember '.

$&ailable /rom: http:CCwww.klinikbayi.om.