lap2
DESCRIPTION
sdasdadsaTRANSCRIPT
BAB I
LAPORAN KASUS
ANAMNESA DAN PEMFIS AWAL DI UNIT GAWAT DARURAT
I. IDENTITAS
1. Identitas penderita :
Nama : An. ER
Tanggal lahir : 11 – 12 – 2015
Usia : 9 bulan 1 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pamatutan RT 57 / RW 23, Sundawenang, Parungkuda,
Sukabumi, Jawa Barat
No RM : 465115
Tanggal masuk 10 September 2015 jam 10.00 WIB
2. Identitas orang tua/wali :
Ayah : Nama : Tn. AS
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pamatutan RT 57 / RW 23, Sundawenang,
Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat
Ibu : Nama : Ny. L
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pamatutan RT 57 / RW 23, Sundawenang,
Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat
II. ANAMNESIS
Pasien datang sendiri menuju UGD
Aloanamnesa dengan : Orang tua pasien
Tanggal/jam : 12 September 2015 jam 10.00 WIB
Keluhan utama : Sesak dan kejang
1. Riwayat penyakit sekarang :
Os sesak sejak tadi malam. Sesak yang dialami disertai batuk dan sesak muncul
mendadak. Batuk sejak 3 hari yang lalu. Sesak disertai kejang sekitar jam 11 malam
sebelum masuk rumah sakit. Kejang sudah sering dialami anak, semakin sering
semenjak 3 hari yang lalu seiring dengan munculnya batuk. Pasien juga mengeluh
demam sudah 3 – 4 hari yang lalu, dengan panas yang terus menerus dan tidak
turun. Tidak ada keluhan muntah dan mencret.
2. Riwayat penyakit dahulu : kejang sudah sering dialami anak sejak umur 5 bln.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Kejang
Pengukuran :
Tanda vital : Tensi : -
Nadi : 120 kali per menit
Suhu : 38,1 o C
Respirasi : 40 kali per menit
Berat badan : 7 kilogram
Tinggi badan : -
Lingkar Lengan Atas (LLA) : -
Lingkar kepala : -
2. Kepala : Tidak ditemukan konjungtiva anemis.
Tidak ditemukan sklera ikterik.
Tidak ditemukan mata cekung.
Ubun – ubun tidak teraba cekung.
Air mata ada.
3. Leher :
Pemeriksaan JVP : normal
Pemeriksaan KGB : normal
Pemeriksaan Tiroid : normal
4. Thorak :
a. Dinding dada/paru :
VBS normal terdengar di kedua lapang paru
Ditemukan suara tambahan ronkhi
b. Jantung :
Bj 1 dan Bj 2 terdengar reguler
Tidak ditemukan suara tambahan murmur / gallop / dll.
5. Abdomen
Nampak perut datar lembut dengan keadaan turgor kulit yang baik. Bising usus
terdengar normal sebanyak 8 kali. Nyeri tekan tidak ditemukan.
6. Ekstremitas :
Teraba hangat dan CRT < 2 detik.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 12 September 2015
DPL
Kimia darah
Makroskopik feses
V. PENATALAKSANAAN
1. Rehidrasi: 525 cc / 6 jam : 88 cc / jam
2. Diazepam supp 5 mg
3. Zinc 1 x 10 mg
Pasien dengan diare akut biasanya datang dengan keluhan sudah mengalami
buang air besar yang cair (mencret) sebanyak 4 kali atau lebih dalam jangka waktu satu
hari. Dimana selain terjadinya perubahan konsistensi feses, dapat ditemukan keluhan
buang air besar yang disertai lendir, darah, dan aroma yang tidak seperti biasanya.
Bila buang air besar dengan konsistensi cair ini terjadi pada bayi dengan
intensitas per harinya hingga 3 – 4 kali per hari, belum bisa disebut diare. Namun lebih
cenderung disebabkan intoleransi laktosa yang terjadi sementara dikarenakan belum
sempurnanya pekembangan saluran cerna. Sedangkan bila terjadi pada anak besar, meski
buang air besar per hari kurang dari 3 kali, namun dengan konsistensi cair, keadaan ini
sudah disebut diare.
DIAGNOSIS
Umumnya pasien dengan diare akut datang ke Rs mengeluhkan:
1. Perubahan konsistensi feses yang disertai keluhan lain baik jangka waktu
terjadinya perubahan konsistensi feses tersebut hingga disertai ada atau tidak feses
bercampur lendir, darah, warna, dan bau yang tidak seperti biasanya.
2. Dapat menunjukan gejala berkurangnya intensitas urin.
3. Tanda – tanda inflamasi yang dapat dinilai langsung oleh ibu.
4. Dapat disertai munculnya tanda – tanda dehidrasi.
II. Identitas
a. Identitas penderita :
Nama : An. RP
Tanggal lahir : 31 – 03 – 2015
Usia : 5 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp Cicatih Rt 1/ Rw 1, Bangbayang, Cicurug, Sukabumi.
No RM : 481380
Tanggal masuk 21 agustus 2015 jam 20.08 WIB
b. Identitas orang tua/wali :
Ayah
Nama : Tn. MS
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta.
Alamat : Kp Cicatih Rt 1/ Rw 1, Bangbayang, Cicurug,
Sukabumi
Ibu
Nama : Ny. IL
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp Cicatih Rt 1/ Rw 1, Bangbayang, Cicurug,
Sukabumi
Pembahasan:
Identitas pasien dan identitas orang tua pasien sudah lengkap, namun untuk
pekerjaan orangtua pasien, perlu diketahui lebih pasti apa pekerjaan
orangtua.
III. Anamnesis
Pasien datang sendiri menuju UGD
Aloanamnesa dengan : Orang tua pasien
Tanggal/jam : 31 Agustus 2015 jam 19.00 WIB
a) Keluhan utama : Mencret – mencret.
Riwayat penyakit sekarang :
Os datang dengan keluhan mencret yang dimulai sejak hari ini. Mencret
sudah lebih dari 7 kali. Setiap kali mencret, diperkirakan sebanyak setengah gelas
aqua dan masih ditemukan ampas.. Warna feses kuning kehijauan tanpa ditemukan
lendir dan darah serta aroma feses tercium berbau asam.
Timbulnya mencret juga disertai dengan muntah – muntah, sudah lebih
dari 3 kali hari ini dengan muntah yang pertama sejak tadi pagi sebelum masuk
rumah sakit. Muntah diukur sebanyak setengah gelas aqua. Muntah ditemukan cair
bercampur ASI. Pada muntah tidak ditemukan adanya bercak darah.
Os sejak timbulnya keluhan mencret dan muntah, menjadi tidak mau
makan dan minum. Os nampak lemas namun masih mampu untuk menangis kuat.
Orangtua OS menyangkal adanya demam, batuk, dan pilek pada anak.
Hanya saja os pernah batuk namun beberapa minggu yang lalu.
Orang tua Os mengaku Os jarang BAK, air kemih sedikit yang keluar,
terakhir berkemih sekitar pukul 5 sore sebelum masuk rumah sakit.
b) Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya tidak pernah ada gejala atau keluhan serupa, hanya saja os
pernah dirawat karena tipes dan DBD
c) Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat Antenatal :
Saat hamil ibu selalu memeriksakan kandungan ke bidan klinik, tidak ada keluhan
berarti pada saat hamil.
Riwayat Natal :
Spontan/tidak spontan : Spontan
Nilai APGAR : -
Berat badan lahir : 3300 gram
Panjang badan lahir : Ibu tidak tahu
Lingkar kepala : Ibu tidak tahu
Penolong : Bidan
Tempat : Klinik
Riwayat Neonatal : Setelah lahir anak langsung menangis, kulit
kemerahan, gerak aktif.
d) Riwayat perkembangan
Menurut ibu, perkembangan anaknya di usia 6 bulan sudah mampu duduk
sendiri tanpa dipegang dan mau makan sendiri.
e) Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak Ke 2 dari 2 bersaudara. Anak tinggal di rumah
bersama orang tua berempat dengan anak pertama dan ayah ibu. Pasien tinggal di
lingkungan yang bersih dan termasuk lingkungan menengah kebawah.
Menurut pengakuan ibu, anak masih minum ASI tapi belakangan diberikan
kue dan bubur. Semenjak sakit sudah tidak mau makan dan minum, bila dipaksa
langsung muntah.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis
Antropometri
o Berat Badan : 6,2 kilogram
o Tinggi Badan : Tidak diukur
Tanda Vital
a. Tekanan darah : Tidak diperiksa
b. Pernapasan : Tidak diperiksa
c. Nadi : Tidak diperiksa
d. Suhu : 37,1 oC
Kepala
Ubun – ubun cekung
Normocephal
-/-
Mata
Mata cekung
Air mata
Konjungtiva anemis
Sklera ikterik
-/-
+/+
-/-
-/-
Mulut
Mukosa mulut kering -
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Dalam batas normal
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Turgor kulit
Nyeri tekan
Kembung
Bising usus meningkat
Baik
-
Ekstremitas
Akral
Sianosis
CRT
Udem
Hangat
(-)
<2detik
-
Status neurologis
Tanda rangsang meningeal :
- Kaku kuduk
- Kernig
- Brudzinski I
- Brudzinski
(-)
(-)
(-)
(-)
V. Pemeriksaan penunjang pertama kali
1. Pemeriksaan Darah Rutin tanggal 31 Agustus 2015
Jenis
Pemeriksaan
Nilai
Leukosit (per mm3) 6.900
Hb (gr%) 10,5%
Hematoktrit (%) 41
Trombosit ( per mm3) 409.000
Nilai normal:
Lekosit (4000 – 11000)
Hb (13 – 16)
Trombosit (150.000 - 400.000)
Hematokrit (40 – 45)
VI. Diferensial Diagnosis
Diare akut non disentri e.c rotavirus tanpa dehidrasi
Intoleransi laktosa tanpa dehidrasi
VII. Working Diagnosis
Diare akut non disentri e.c rotavirus tanpa dehidrasi
VIII. Penatalaksanaan
non medikamentosa:
Lakukan terapi rehidrasi oral dengan jumlah cairan yang diberikan
10ml/kgBB atau untuk anak usia dibawah 1 tahun sejumlah 50 – 100 ml,
dengan metode pemberian satu sendok tiap 2 – 3 menit, dihentikan dulu 10
menit bila muntah, kemudian lanjutkan kembali sampai diare berhenti.
Makanan dalam bentuk pisang dapat diberikan sedikit – sedikit.
Bila terapi rehidrasi oral gagal, atau terjadi diare yang bertambah berat
disertai mengarah pada dehidrasi ringan sedang, dilakukan metode
pengobatan dehidrasi ringan sedang
Widal O H
S. Thypi - -
S. parathypi
B
- -
Medikamentosa:
Cairan maintenance post rehidrasi RL 20 cc/jam
Zinc 1x20 mg
Paracetamol 3x70 mg
Ondansentron 3x0,6 mg
L Bio 2x1
IX. OBSERVASI/ FOLLOW UP
1. Follow up tanggal 1 September 2015
S: Mencret 5 kali, ada ampas, muntah 4 kali. Tidak ada demam.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallop
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi
P: RL : 20cc/jam
Zinc : 1x20 mg
L-Bio : 3x1
Paracetamol : 3x70 mg
Ondansentron : 3x0,6 mg
2. Follow up tanggal 2 September 2015
S: Mencret 5 kali, ada ampas, sudah tidak muntah lagi. Tidak ada demam.
Kemerahan di pantat dan anus bayi.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallop
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi dengan eksoriasi rg
perianal
P: RL : 20cc/jam
Zinc : 1x20 mg
L-Bio : 3x1
Paracetamol : 3x70 mg
Ondansentron : 3x0,6 mg
Gentamicin salep 0.1%
3. Follow up tanggal 3 agustus 2015
S: Mencret 5 kali, ada ampas, sudah tidak muntah lagi. Tidak ada demam.
Kemerahan di pantat dan anus bayi.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallop
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi dengan eksoriasi rg
perianal
P: Observasi intake dan output
Terapi dilanjutkan sesuai instruksi dokter spesialis
4. Follow up 3 September 2015
S: Mencret 3 kali, ada ampas sudah banyak, sudah tidak muntah lagi. Tidak ada
demam. Kemerahan di pantat dan anus bayi masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallop
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi dengan eksoriasi rg
perianal
P: Observasi intake dan output
Boleh pulang bila sampai sore mencret hanya 3 kali dan tanpa muntah.
5. Follow up 3 September 2015 (sore)
S: Mencret 4 kali, ada ampas sudah banyak, muntah 3 kali campur susu. Tidak
ada demam. Kemerahan di pantat dan anus bayi masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallop
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi dengan eksoriasi rg
perianal
P: Observasi intake dan output.
Lanjutkan terapi.
Oralit 100cc tiap muntah / bab cair.
6. Follow up 4 September 2015
S: Mencret 4 kali, ada ampas sudah banyak, muntah 2 kali campur susu. Tidak
ada demam. Kemerahan di pantat dan anus bayi masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallop
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi dengan eksoriasi rg
perianal
P: Observasi intake dan output.
Oralit 100cc tiap muntah / bab cair.
Ranitidin 2 x 6 mg
IVFD Kaen 3A 20 cc/jam
Ondansentron 3x0,6 mg IV
7. Follow up 5 September 2015
S: Mencret 5 kali, ada ampas, muntah 2 kali campur susu. Tidak ada demam.
Bayi nampak eneg. Kemerahan di anus masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallop
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus dengan dehidrasi ringan sedang disertai
eksoriasi rg perianal
P: Observasi intake dan output.
Oralit 100cc tiap muntah / bab cair.
Lanjutkan terapi
8. Follow up 6 September 2015
S: Mencret 3 kali, ada ampas, muntah 1 kali campur susu. Tidak ada demam.
Kemerahan di anus masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallo
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi disertai eksoriasi rg
perianal
P: Observasi intake dan output.
Oralit 100cc tiap muntah / bab cair.
Lanjutkan terapi
9. Follow up 7 September 2015
S: Mencret 2 kali, ada ampas, muntah 1 kali campur susu. Tidak ada demam.
Kemerahan di anus masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gallo
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus meningkat
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi disertai eksoriasi rg
perianal
P: Observasi intake dan output.
Oralit 100cc tiap muntah / bab cair.
Lanjutkan terapi
Besok boleh pulang bila mencret hanya 2 kali.
10. Follow up tanggal 8 September 2015
S: Mencret 2 kali, ada ampas, muntah 1 kali campur susu. Tidak ada demam.
Kemerahan di anus masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gall
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus normal
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi disertai eksoriasi rg
perianal
P: Observasi intake dan output.
Oralit 100cc tiap muntah / bab cair.
Lanjutkan terapi
Boleh pulang bila mencret hanya 2 kali, lepas infus siang.
11. Follow up tanggal 8 September 2015
S: Mencret 2 kali, ada ampas, sudah tidak muntah lagi. Tidak ada demam.
Kemerahan di anus masih ada.
O: CM,
Cor : BJ1 dan BJ2 regular tidak ada suara mur-mur dan gall
Pulmonal : Ronchi tidak ditemukan, whezzing tidak ditemukan
Abdomen : Cembung, turgor kulit baik, bising usus normal
Eksoriasi rg perianal
A: Diare akut non disentri ec rotavirus tanpa dehidrasi disertai eksoriasi rg
perianal
P: Boleh pulang
Lanjutkan terapi oral di rumah
Kontrol rawat jalan
RESUME
Nama : An. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 5 bulan
Berat badan : 6,2 kilogram
Keluhan utama : Mencret - mencret
Os datang dengan keluhan mencret – mencret yang banyak sekitar 4 kali sejak
pagi sebelum masuk rumah sakit dengan volume setiap kali mencret bila dihitung
sekitar setengah gelas aqua. Tidak ditemukan adanya lendir dan darah di feses, namun
tercium aroma bau asam yang berbeda dengan BAB anak biasanya. Terdapat sedikit
ampas diantara feses yang konsistensinya menjadi cair.
Orangtua anak juga mengeluhkan adanya muntah – muntah yang bercampur asi
yang sudah dialami anak sejak tadi pagi dengan intensitas sering terutama setiap habis
diberi makan atau minum susu. Muntah hanya bercampur asi, tidak nampak ada warna
merah sebagai tanda adanya perdarahan. Dan sebagian besar muntah dalam bentuk asi,
bkn cairan bening.
Selain mencret dan muntah, ibu anak menceritakan anaknya yang kondisinya
lemas namun masih dapat menangis keras pada saat dilakukan pemeriksaan fisik. Anak
juga semenjak sakit nampak enggan untuk makan dan minum. Tidak ada keluhan
demam, batuk, dan pilek pada anak.
Sebelum sakit ini, ibu menyangkal anak pernah sakit dengan gejala yang sama,
hanya saja beberapa bulan lalu pernah tipes dan DBD.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Tensi : Tidak diperiksa
Kepala : normochepal, lingkar kepala : tidak diperiksa
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/- , Air mata (+),
Mulut : Bibir kering (-), Mukosa mulut kering (-)
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : Kembung (+), Bising usus meningkat (-), Turgor kulit normal
Status neurologis : Tanda rangsang meningeal (-), reflex patologis (-)
PEMBAHASAN
Pada kasus ini ada seorang anak berusia 5 bulan datang ke rumah sakit
SEKARWANGI. Berdasarkan alloanamnesa dengan orangtua penderita, dan setelah
dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan :
Keluhan utama berupa mencret – mencret.
Mencret sudah terjadi sejak pagi hari sebelum masuk rumah sakit dgn konsistensi cair
dengan sedikit ampas serta intensitas mencret sudah 4 kali dan berbau asam tanpa lendir
dan darah.
Mencret disertai muntah setiap kali diberikan ASI sejak tadi pagi sebelum masuk rumah
sakit.
Tidak ada demam, batuk, dan pilek
Berdasarkan hal diatas diagnosa sementara yang dapat ditegakkan adalah diare.
Untuk lebih memastikannya maka dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisiknya,
yakni sebagai berikut:
Anamnesis Diare Pemeriksaan Fisik
Konsistensi Cair bercampur ampas Tanda dehidrasi Tidak ditemukan
Intensitas >3 kali sehari Tanda anemis Tidak ditemukan
Warna Kuning kehijauan Abdomen Nampak cembung
Bau Berbau asam Turgor kulit Baik
Lendir Tidak ditemukan lendir Bising usus Meningkat
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik ini mendukung ditegakkannya diagnosa diare.
Dengan intensitas diare yang lebih dari 3 kali pada usia 5 bulan, disertai perubahan warna
dan bau pada feses, disertai dengan hasil pemeriksaan fisik lainnya, diagnosa diare dapat
disempurnakan menjadi Diare akut non disentri tanpa dehidrasi.
Penyebab utama terjadinya diare pada anak dengan usia dibawah satu tahun,
umumnya disebabkan karena adanya intoleransi laktosa dikarenakan sistem pencernaan anak
masih belum sempurna. Namun apabila diare tersebut terjadi dengan perubahan warna, bau
dan konsistensi yang mengarah pada infeksi, diagnosa intoleransi laktosa dapat disingkirkan.
Pada anak ini tidak dilakukan pemeriksaan lab karena dengan memperhatikan gejala
klinis dan bentuk fesesnya, dapat diambil kesimpulan penyebab diare adalah rotavirus. Untuk
memastikan diagnosa lebih dalam lagi, dapat dilakukan pemeriksaan feses laboratorium,
namun mengingat untuk mengurangi biaya pasien, pemeriksaan lab tidak dilakukan, hanya
lebih memfokuskan pada terapi selanjutnya dari kondisi pasien.
Diare pada kasus ini memiliki diagnosa banding intoleransi laktosa karena memiliki
gejala klinis yang menyerupai diare akut, yang membedakannya hanya pada intoleransi
laktosa tidak ditemukan adanya perubahan konsistensi feses berupa perubahan warna dan
aroma feses, pada kasus anak ini, perubahan konsistensi feses mengarah pada etiologi infeksi
yang disebabkan rotavirus.
Pasien anak ini dirawat inap selama 11 hari dan dilanjutkan dengan rawat jalan. Hal
ini dilakukan karena secara klinis mencret dan muntah sudah berkurang, serta keadaan umum
anak sudah lebih baik daripada hari pertama masuk rumah sakit. Untuk perawatan di rumah,
anak tetap diberikan makan seperti biasa, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kekurangan energi dan mempercepat perbaikan.
Penatalaksanaan pada kasus ini diutamakan untuk mencegah dan mengobati bila
terjadinya dehidrasi, yaitu dengan diberikan terapi cairan baik oral. Pada anak usia dibawah 6
bulan dianjurkan untuk diberikan oralit yang diteruskan hingga diare berhenti dengan acuan
tergantung pada tingkat dehidrasinya.
Pada kasus ini, kondisi anak mengalami diare tanpa dehidrasi, oleh sebab itu
penatalaksanaan cairan dapat dilakukan rencana terapi A (terapi di rumah untuk mencegah
dehidrasi dan malnutrisi), dengan diberikan cairan 5-20 ml/kgBB setiap diare cair. Bila anak
tidak dapat menerima cairan oralit per oral, dipertimbangkan lakukan pemberian cairan infus
sebanyak 70 ml/kgBB cairan RL (bisa diganti NaCl bila RL tidak ada) yang diberikan setiap
5 jam sambil di observasi seberapa banyak cairan yang keluar yang diakibatkan oleh mencret
dan muntah pada anak tersebut
Kemudian diberikan tablet zinc dan L-bio. Kemudian bila anak masih diberikan ASI,
lanjutkan pemberian ASI untuk mencegah kekurangan gizi.
TINJAUAN PUSTAKA
Diare Akut
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensicair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Riskesdas 2007: diare merupakan penyebabkematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DiagnosisAnamnesis- Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsentrasi tinja, lendirdan/darah dalam tinja
- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir,demam, sesak, kejang, kembung
- Jumlah cairan yang masuk selama diare- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi makananyang tidak biasa
- Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
Pemeriksaan fisis- Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
- Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus,turgor kulit abdomen menurun
- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, danlidah
- Berat badan- Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit,seperti napas cepat dan dalam(asidosis metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau
hipernatremia)- Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :- Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan- Keadaan umum baik, sadar- Ubun ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada ,
mukosa mulutdan bibir basah
- Turgor abdomen baik, bising usus normal- Akral hangat
58 Diare Akut
- Dehidrasi ringan sedang/ tidak berat (kehilanagn cairan 5-10%
berat badan)- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan- Keadaan umum gelisah atau cengeng
- Ubun ubun besar sedikut cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa
mulut dan bibir sedikit kering- Turgor kurang, akral hangat
- Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10%berat badan)- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau
lebih tandatambahan
- Keadaan umum lemah, letargi atau koma- Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak
ada, mukosa mulutdan bibir sangat kering
- Turgor sangat kurang dan akral dingin- Pasien harus rawat inap
Pemeriksaan penunjang- Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tandaintoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
- Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :- Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau- Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri- Kimia: pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)- Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut
- Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguankeseimbangan asam basa dan elektrolit
Tata laksana- Lintas diare : (1) Cairan, (2) Seng, (3) Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat, (5) Edukasi- Tanpa dehidrasi- Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan
5-10 mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun
sebanyak 50-100 mL,umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun
semaunya. Dapatdiberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak.ASI harus terus
diberikan.- Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi
lain (tidak mauminum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)
- Dehidrasi ringan-sedang- Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75
mL/kgBB dalam3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan
sebanyak 5-10 mL/kgBB setiap diare cair.
Pedoman Pelayanan Medis 59
- Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum
walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa
nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B
atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi
dievaluasi secara berkala.- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari- Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi
sambil memberiedukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.
- Dehidrasi berat- Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau
ringer asetat 100mL/kgBB dengan cara pemberian:
- Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/
kgBB dalam 5 jam berikutnya- Umur di atas 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBBdalam 2,5 jam berikutnya
- Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum, dimulai
dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi
- Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (lihat PPM
PGD)- Hipernatremia (Na >155 mEq/L)Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemb
erian cairandekstrose 5% ½ salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10
mEq per harikarena bisa menyebabkan edema otak
- Hiponatremia (Na <130 mEq/L)Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila m
asih dijumpaihiponatremia dilakukan koreksi sbb:Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0.6 x berat
badan; diberikandalam 24 jam
- Hiperkalemia (K >5 mEq/L)Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% seban
yak 0.5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit; sambil dimonitor
irama jantungdengan EKG. Untuk pemberian medikamentosa dapat dilihat PPM
Nefrologi.- Hipokalemia (K <3,5 mEq/L)Koreksi dilakukan menurut kadar Kalium.
- Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per hari dibagi 3
dosis- Kadar K <2,5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena dengan
dosis:- 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 j
am pertama- 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dala
m 20 jamberikutnya
60 Diare Akut
- SengSeng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi
buang air besardan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya
dehidrasi pada anak.SengZink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah
tidak mengalamidiare dengan dosis:- Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari- Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari
- NutrisiASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai
umur tetap diberikanuntuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutri
si yang hilang.Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.
Anak tidak bolehdipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih
kurang 6 x sehari),rendah serat, buah buahan diberikan terutama pisang.
- Medikamentosa- Tidak boleh diberikan obat anti diare- AntibiotikAntibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare
berdarah) atau kolera.
1
Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus
sehingga dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficil
e akan tumbuhyang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian
antibiotik yangtidak rasional dapat mempercepat resistensi kuman terhadap antib
iotik. Untukdisentri basiler, antibiotik diberikan sesuai dengan data sensitivitas
setempat, bilatidak memungkinkan dapat mengacu kepada data publikasi yang di
pakai saat ini,yaitu kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini
kedua. Bila keduaantibiotik tersebut sudah resisten maka lini ketiga adalah sefiksim.
- AntiparasitMetronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat pilihan
untuk amubavegetatif
- EdukasiOrangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat
Pelayanan Kesehatanbila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau
minum sedikit,sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
Orangtua danpengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar.
2