lap. zpt (minyak atau lemak) milg.docx
TRANSCRIPT
BAB I
LAPORAN PRAKTIKUM
Lemak dan Minyak
1.1 Maksud dan Tujuan
a. Bilangan Penyabunan
Menentukan banyaknya total asam lemak (yang bebas dan teresterkan di dalam
lemak/minyak).
b. Bilangan Iodium
Menentukan berapa mg halogen yang dapat diikat oleh 100 mg minyak/lemak atau
berapa persen halogen yang dapat diikat oleh minyak/lemak. Menentuka kadar ikatan
tak jenuh (ikatan rangkap) dalam rantai hidrokarbon pada lemak/minyak.
c. Bilangan Asam
Menentukan banyaknya asam lemak bebas di dalam lemak/minyak atau berapa mg
KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam-asam organik (lemak) bebas dalam
lemak/minyak.
d. Bilangan Ester
Menentukan banyaknya alkali (KOH) untuk menghidrolisa lemak adalah bilangan
yang menyatakan berapa mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan ester yang
ada dalam 1 gr/lemak.
a. Kadar Lemak (cara Soxhlet)
Menentukan kadar lemak dalam bahan tekstil dari segala jenis serat/kain.
1.2 Teori Dasar
Lemak/minyak merupakan salah satu bahan dasar yang umum digunakan untuk
surfaktan, dengan sifat khususnya seperti dapat disabunkan, disulfonasi atau disulfatasi
menjadikan lemak sebagai bahan dasar surfaktan.
Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol (alkohol trihidrat) dengan asam lemak
dengan berat molekul ( C = 11 – 24 ). Reaksi pembentukan lemak dapat dilihat dibawah ini,
R1, R2, dan R3 adalah asam lemak dengan berat molekul tinggi. Pembentukan lemak atau
minyak dapat terbentuk dari beberapa jenis asam lemak sehingga suatu lemak dapat
terbentuk dari gliserol dengan satu jenis asam lemak (R1=R2=R3), dua jenis asam lemak
(R1=R2 dan R3) atau tiga jenis asam lemak (R1≠R2≠R3).
1
Reasksi Gliserol dengan asam lemak
Jenis Asam lemak Rumus Kimia
Asam Laurat
Asam Miristat
Asam Palmitat
Asam Linoleat
Asam Linolat
Asam Risinolat
Asam Oleat
Asam Stearat
C11H23COOH
C13H27COOH
C15H31COOH
C17H29COOH
C17H31COOH
C17H32OHCOOH
C17H33COOH
C17H35COOH
Bentuk lemak dari hewan pada umumnya mengandung lemak jenuh lebih banyak dari
pada lemak tak jenuh dan umumnya berbentuk fasa padat, misalnya : lemak sapi, berupa
gliserol triasetat dengan campuran gliserol oleo-palmito-stearat. Sedangkan lemak dari
minyak nabati (tumbuh-tumbuhan) mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari
pada lemak jenuh dan umumnya berbentuk fasa cair, misalnya minyak jagung berupa
gliserol trioleat dengan campuran gliserol-oleo-palmoti-linolat, gliserol-dilinolo dan gliserol-
trinoleat.
Lemak yang stabil mempunyai kandungan asam lemak dengan jumlah karbon C = 11
– 24. apabila jumlah atom C rendah seperti pada asam Butirat (C4H9COOH) pada mentega
asli, tidak tahan panas jadi mudah terbakar. Dalam penyimpanan, asam lemak tak jenuh
mudah teroksidasi oleh udara, membentuk keton-keton yang berbau tengik.
Asam lemak umumnya rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercabang. Lemak dan
minyak seringkali diberi nama sebagai derivat asam-asam lemak ini. Misalnya tristerat dan
gliserol diberi nama tristerin dan tripalmitat dari gliserol disebut tripalmitin.
Sifat Lemak / minyak:
a. Penyabunan, lemak / minyak mudah tersabunkan oleh larutan alkali pada suhu
mendidih.
2
b. Hidrolisa lemak, lemak / minyak mudah terhidrolisa oleh larutan asam kuat pada suhu
mendidih terutama asam – asam mineral.
c. Oksidasi / reduksi : lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-
lain, asam lemak jenuh tidak mudah teroksidasi maupun tereduksi. Lemak tak jenuh
mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain, asam lemak tak jenuh mudah
tereduksi membentuk asam lemak jenuh dan mudah teroksidasi membentuk keton-
keton.
Lemak/minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh cenderung menjadi bau
dalam penyimpanan. Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, mula-mula
asam lemak tak jenuh berubah menjadi hidroksida kemudian membentuk keton yang
menimbulkan bau. Gabungan oksidasi dan penyabunan oleh enzim dapat
menguraikan lemak menjadi gliserol dan merubahnya menjadi Akrolein CH2 = CH.
CHO yang menjadi penyebab utama timbulnya bau tengik.
Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan warna kekuningan. Oksigen
mensubstitusi ikatan rangkap membentuk timulnya gugus karbonil menyebabkan
warna kekuningan
Pada oksidasi dalam udara lembab dan suhu tinggi, dan membiarkan lemak lama
berhubungan dengan udara menyebabkan lemak/minyak tak jenuh menjadi keras
sehingga sukar dihilangkan dalam proses pencucian. Hal tersebut timbul karena
terjadi polimer lemak.
3
Oksidasi udara dalam waktu lama dapat menimbulkan proses polimerisasi antara
ikatan rangkap pada hidrokarbon. Oksigen radikal mensubstitusi ikatan rangkap
membentuk polimer lemak.
Reaksi:
d. Pengsulfonan, lemak jenuh mengandung asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain,
asam lemak jenuh dapat disulfonkan oleh asam sulfat pekat pada suhu dan tekanan
tinggi.
e. Pengsulfatan, lemak tak jenuh mengandung asam oleat, linolat, linoleat dan lain-lain,
asam lemak tak jenuh mudah tersulfatkan oleh asam lemak sulfat pekat pada suhu
mendidih
Standar nilai pada minyak/lemak:
Minyak / lemak BA BI BP
Castor 0.13 – 0.8 86.6 – 88.3 175 - 183
Kelapa 2.5 – 10 8.4 – 8.8 200 – 205
Jagung 1 – 2 113 – 125 187 – 193
Sawit 10 53 200 – 205
Zaitun 0.3 – 1.6 86 – 90 185 – 194
Kacang - 88 – 98 186 – 194
Wijen 9.8 103 – 117 186 – 194
Kedelai 0.3 – 1.2 122 - 134 193.5
1.3 Alat dan Bahan
a. Bilangan Penyabunan
Minyak (Contoh Uji)
Cawan
Buret 50 ml
Labu Erlenmeyer 250 ml
4
Gelas Ukur 100 ml
b. Bilangan Iodium
Buret 50 ml
Labu Erlenmeyer 250 ml
Gelas Ukur 100 ml
c. Bilangan Asam
Minyak (Contoh Uji)
Erlenmeyer 250 ml
Gelas ukur 100 ml
Pipet volume 10 ml
d. Bilangan Ester
Minyak (Contoh Uji)
Refluk
Buret 50 ml
Labu Erlenmeyer 250 ml
Gelas Ukur 100 ml
e. Kadar Lemak
Kain Contoh Uji
Pengekstrak Soxhlet lenglap, terdiri dari :
Labu lemak / labu ekstraksi 250 ml
Tabung / labu Soxhlet
Pendingin gondok / pendingin spiral
Penangas listrik / elekrik heating plate
Oven / pengering listrik
Eksikator
Kertas saring tabung / kertas saring biasa bebas lemak
Neraca analitik
1.4 Pereaksi
a. Bilangan Penyabunan
KOH alkohol 0,5 N
HCl 0,5 N
P.P ( Indikator )b. Bilangan Yodium
CHCl2
Hanus 0,1 N
5
c. Bilangan Asam
Eter : Alkohol netral = 1 : 2
Alcohol KOH 0,1 N
Indicator PP
d. Bilangan ester
KOH alkohol 0,5 N
HCl 0,5 N
P.Pe. Kadar Lemak
Benzene
Ethanol
Karbon tetra klorida
Trikloro etilena
Campuran benzene : ethanol = 1 : 1
1.5 Langkah Kerja
1. Penetapan Bilangan penyabunan (BP)
a. menimbang dengan teliti 1-2 gram contoh minyak/lemak yang sudah bebas air dan
asam mineral
b. menambahkan 10 ml tepat alkohol KOH 0,5 N dan batu didih kemudian direfluks
selama 15-30 menit
c. pada akhir pendidihan membubuhi 2-3 tetes indikator PP dan harus berwarna
merah
d. mengangkat dan mendinginkan sebentar, lalu mentitar dengan HCl 0,5 N sampai
tepat warna merah hilang
e. melakukan titrasi blanko
2. Penetapan Bilangan Iodium (BI)
a. menimbang dengan teliti 0,1 – 0,2 gram contoh minyak/lemak kedalam erlenmeyer
tutup asah
b. melarutkan dengan 5 ml khloroform
c. menambahkan tepat 10 ml larutan hanus dari buret
d. mengocok dan menyimpan ditempat yang gelap selama 15 menit
e. menambahkan 10 ml KI 10% dan diencerkan dengan air suling
f. menitar dengan Na2S2O3 0,1 N sampai berwarna kuning muda, lalu menambahkan
1-2 ml kanji
g. titrasi ditweruskan sampai larutan tepat tak berwarna
6
h. melakukan titrasi blanko
3. Penetapan Bilangan Asam (BA)
a. menimbang dengan teliti 1-2 gram lemak/minyak
b. melarutkan dalam 25 ml pelarut eter alkohol netral
c. membubuhi 2 tetes indikator PP (tidak berwarna)
d. menitar cepat dengan alkohol KOH 0,1 N sampai warna merah jambu muda
e. sisa larutan jangan dibuang, dilanjutkan untuk penetapan bilangan ester (BE)
f. penetapan dilakukan duplo
4. Penetapan Bilangan Ester (BE)
a. sisa cairan bekas penetapan bilangan asam (asam lemak yang sudah mengandung
asam lemak bebas), tambahkan 10 ml tepat (pipet) alkohol KOH 0,5 N
b. membubuhi batu didih, menyambungkan dengan pendingin tegak lalu refluks
selama 15-30 menit, sewaktu-waktu harus dikocok supaya penyabunan sempurna.
c. Pada akhir pendidihan, tetesi indikator PP maka larutan harus berwarna merah
berarti masih ada kelebihan alkohol KOH, kalau tidak merah berarti masing
kekurangan alkohol KOH dan harus ditambah 10 ml lagi tepat (pipet) Alkohol KOH
0,5 N, lalu refluks kembali selama 15-30 menit lagi.
d. Angkat dan dinginkan sebentar (jangan terlalu dingin bisa membeku), lalu titar
dengan HCl 0,5 N sampai warna merah jambu muda/tepat warna merah hilang
e. Dilakukan titrasi blanko untuk 10 ml alkohol KOH 0,5 N yang sama dengan
pelaksanaan yang sama seperti contoh
5. Pengujian Kadar Minyak / Lemak dalam Bahan Tekstil Cara Soxhlet
a. menimbang contoh uji, misalnya berat contoh uji = a gram
b. mengeringkan labu lemak/labu ekstraksi yang telah diisi batu didih dalam oven
pengering suhu 105-110 0C selama 1 jam, kemudian memindahkan/mendinginkan
pada eksikator dan menimbangnya, misalnya berat labu lemak/ekstraksi = b gram
c. memasukkan contoh uji kedalam kertas saring tabung atau dibungkus dengan
kertas saring biasa sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu sirkulasi zat
pelarut minyak/lemak.
d. Memasukkan contoh uji tersebut kedalam labu soxhlet yang telah disiapkan
e. Memasukkan zat pelarut minyak/lemak sebanyak 1,5 – 2 kali volume labu soxhlet
yang telah dilengkapi dengan labu lemak/labu ekstraksi, kemudian memasang dan
menghubungkan dengan alat pendingin.
f. Meletakkan pengekstraksi soxhlet lengkap diatas pemanas listrik, mengalirkan air
pendingin
g. Melakukan ekstraksi selama kurang lebih 2 jam, atau sekurang-kurangnya 6 kali
putaran/sirkulasi pelarut
7
h. Setelah ekstraksi selesai, contoh uji dikeluarkan dari labu soxhlet. Untuk
menghilangkan pelarut pada contoh uji tersebut, keringkan contoh uji tersebut
dalam oven pada suhu 105-1100C selama 1-2 jam, dinginkan dieksikator, kemudian
timbang. Ulangi pengerjaan ini sampai bobot tetap. Misalnya berat contoh uji = c
gram.
i. Memisahkan minyak/lemak dari pelarut dalam labu ekstraksi dengan cara
penyulingan sampai pelarut habis. Menghilangkan sisa pelarut dalam labu
lemak/labu ekstraksi pada oven pengering pada suhu 105-110 0C selama 30 menit
(sampai kering), dinginkan pada eksikator dan timbang. Ulangi pengerjaan tersebut
sampai bobot tetap dan terakhir penimbangan dengan perbedaan maksimal 0,1 mg
dengan penimbangan sebelumnya. Misalkan berat labu lemak/labu ekstraksi dan
minyak/lemak d gram.
1.6 Data Percobaan dan Perhitungan
a. Bilangan Penyabunan (BP)
BP = (ml blanko – ml titrasi) x N HCl x BE Alkohol KOH
Bilangan penyabunan 1 = (7,5 – 0,7) x 0,5 x 56,1
1,1099
= 169,32 g
Bilangan penyabunan 2 = (7,5 – 0,6) x 0,5 x 56,1
0,1211
= 165,27 g
BP rata-rata = 169,32 + 165,27
2
= 167,26 g
b. Bilangan Iodium (BI)
8
Bobot contoh
Percobaan 1 2Ml titrasi (ml) 0,7 0,6N HCl 0,5 0,5BE Alkohol KOH 56,1 56,1Bobot contoh lemak (g)
1,1099 1,1541
Ml blanko (ml) 7,4 7,4
Percobaan 1 2Ml titrasi (ml) 11,4 11,7N Tiosulfat 0,1 0,1
BE I2 127 127Bobot contoh lemak (g) 1,0645 1,0748
Ml blanko (ml) 19,9 19,9
BI = (ml blanko – ml titrasi) x N Tiosulfat x BE I2 x (100/1000)
Bilangan iodium 1 = (19,9 – 11,4) x 0,1 x 127 x (100/1000)
1,0645
= 10,14 g
Bilangan iodium 1 = (19,9 – 11,7) x 0,1 x 127 x (100/1000)
1,0748
= 9,68 g
BE rata-rata = 10,14 + 9,68
2
= 9,91
c. Bilangan Asam (BA)
Bilangan asam = ml titrasi x N Alkohol KOH x BE Alkohol KOH
Bilangan asam 1 = (0,3 x 0,1000 x 56,1)
1,0619
= 1,5848 g
Bilangan asam 2 = (0,4 x 0,1000 x 56,1)
1,0639
= 2,1092 g
BA rata-rata = 1,5848 + 2,1092
2
= 4,4689
d. Bilangan Ester
9
Bobot contoh
Bobot contoh
Percobaan 1 2Ml titrasi (ml) 0,3 0,4N alkohol KOH 0,1000 0,1000BE Alkohol KOH 56,1 56,1Bobot contoh lemak (g) 1,0619 1,0639
Bilangan ester = (ml blanko – ml titrasi) x N HCl x BE Alkohol KOH
Bilangan ester 1 = (8,2– 1) x 0,5000 x 56,1
1,0619
= `190,1876 g
Bilangan ester 1 = (8,2– 2,7) x 0,5000 x 56,1
1,0639
= 195,0089 g
BE rata-rata = (190,1876 + 195,0089)
2
= 192,5988 g
e. Analisa Lemak / Minyak dalam Bahan Tekstil Cara Soxhlet
Berat kain awal = 2,3239 g
Labu kosong + batu didih = 144,0279 g
Berat akhir kain = 2,0945 g
Berat labu lemak akhir = 144,3376 g
Perhitungan untuk bahan = berat bahan awal – berat bahan akhir x 100%
= (2,3239 – 2,0945 x 100%)
2,3239
= 9,87 %
Perhitungan untuk lemak (A) = berat labu akhir – berat labu awal
= 144,3376 – 144,0279
= 0,3097 g
Lemak = A x 100% / berat bahan awal
= 13,32 %
Rata-rata kadar minyak = 9,87 + 13,32
2
10
Bobot contoh
Berat contoh
Percobaan 1 2Ml titrasi (ml) 1 2,7N HCl 0,5000 0,5000BE Alkohol KOH 56,1 56,1Bobot contoh lemak (g) 1,0619 1,0639Ml blanko (ml) 8,2 8,2
= 11,59 %
1.7 Diskusi
Dalam praktikum, praktikan dituntut untuk teliti agar tidak terjadi atau
meminimalisir kesalahan yang terjadi, misalnya saja : penggunaan alat, pamakaian zat
yang kurang tepat, kekurang telitian saat melakukan proses dalam praktikum dan lain-
lain yang dapat mempengaruhi praktikum. Sehingga praktikan dituntut untuk lebih teliti
lagi.
Pada penetapan bilangan penyabunan cara ini dilakukan dengan cara asidimetri,
yaitu titrasi dilakukan dengan asam. Untuk mengetahui jumlah alkali yang bereaksi
maka dilakukan titrasi blanko. Pada akhir pendidihan ditambahkan 2.3 tetes Indikator
PP, apabila contoh uji belum larut sempurna maka tidak akan memberikan warna
merah.
Dalam praktikum bilangan Iodium, kita menggunakan metoda adisi ikatan rangkap
dalam hidrokarbon dengan halogen (I,Br), sehingga kita dapat mengetahui kadar ikatan
tak jenuh (ikatan rangkap) dalam rantai hidrokarbon pada lemak atau minyak.
Disini kita menggunakan pereaksi Hanus, namun hanus ini diencerkan dengan air
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bau hanus yang sangat menyengat.
Perekasi lainnya yaitu KI, yang berfungsi sebagai donor Iodium sebagai pengadisi
ikatan rangkap pada lemak/minyak. Setelah KI ditambahkan, larutan disimpan ditempat
gelap agar terjadi reaksi yang sempurna. Karena sifat iodium dalam hanus mudah
menguap sehingga kita harus menyimpannya di tempat gelap selama dua puluh menit.
Sifat iodium :
a. Tidak tahan sinar
b. Mudah menguap
c. Mudah menyublim
Penggunaan Chloroform yang digunakan berfungsi sebagai pelarut organik.
Dalam praktikum bilangan penyabunan, terjadi reaksi:
11
Yang kita analisis adalah asalam lemak 3RCOOH dimana asam lemak tersebut
adalah asam lemak bebas dan asam lemak tak teresterkan. Asam lemak bebas
tersebut adalah asam lemak yang tidak bereaksi dengan gliserol untuk membentuk
sabun, sedangkan asam lemak teresterkan adalah asam lemak yang bereaksi dengan
gliserol membentuk sabun.
Pada penentuan bilangan penyabunan, bilangan asam dan bilangan ester
menggunakan alkohol KOH karena KOH dapat menyabunkan lemak atau minyak,
sedangkan alkohol berfungsi akan melarutkan lemak atau minyak
Pada penetapan Bilangan ester contoh uji dipanaskan dan ditambahkan indikator
PP. Jika larutan masih berwarna merah berarti masih terdapat kelebihan alkohol KOH.
Larutan dititrasi dengan HCl hingga titk akhir yang ditunjukan dengan warna merah
tepat hilang. Yang menunjukan suasana menjadi netral. Penetapan ini dilakukan
dengan cara asidimetri. Tanda-tanda esterifikasi sempurna yaitu keluarnya bau-bau
yang wangi pada larutan.
Dalam pengujian kadar minyakatau lemak dalam bahan tekstil cara soxhlet
menggunakan pelarut lemak/minyak denga titik didih rendah. Karena pada saat
pemisahan minyak dengan pelarut lebih mudah dan tidak memerlukan suhu yang terlalu
tinggi. Sehingga mempermudah dalam pemisahan lemak dengan pelarutnya.
Sekurang-kurangnya kita hasrus mengekstraksi sekurang-kurangnya dilakukan
sebanyak enam kali sirkulasi atau dua jam, agar lemak/minyak dalam kain contoh uji
larut semua. Diperkirakan dalam jangka waktu demikian lemak/minyak akan larut
dengan pelarutnya.
Pada saat pemimsahan lemak/minyak dengan pelarutnya, labu harus benar-benar
kering, terbebas dari pelarutnya. Oleh karena itu labu dipanaskan dalam oven selama
beberapa jam sampai benar-benar yang tersisa dalam labu adalah minyak/lemak yang
terbebas dari pelarut. Jika tidak, maka hasil yang didapat tidak akan akurat.
Pelarut yang digunakan salah satunya adalah benzene. Pelarut ini sangat
berbahaya karena bersifatkasinogenik yang dapat menyebabkan kanker.
Praktikum ini juga dapat digunkan untuk ekstraksi proses tekstil lainnya, misalnya
pemasakan sutera dari serisin. Namun hal ini jarang dipakai di industry tekstil, karena
membutuhkan banyak alat ekstraksi.
12
1.8 Kesimpulan
Penetapan Bilangan Penyabunan (BP) = 167,29 g
Penetapan Bilangan Iodium (BI) = 9,91 g
Penetapan Bilangan Asam (BA) = 1,847 g
Penetapan Bilangan Ester (BE) = 194, 4485 g
Analisa Lemak / Minyak dalam Bahan Tekstil Cara Soxhlet = 11,59%
13