lap pendahuluan gerontik

12

Click here to load reader

Upload: adhezzz

Post on 08-Aug-2015

121 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Pendahuluan Gerontik

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

PANTI SOSIAL TRESNA WERDA 4 MARGAGUNA

“OSTEOARTRITIS”

Disusun oleh :

Atni Harniah (107104001625)

PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012/2013

Page 2: Lap Pendahuluan Gerontik

1. Pengertian Osteoartritis

Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka lama) dimana terjadi proses

pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan

tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang

dapat mengenai satu atau lebih sendi (Mosby, 2006).

Osteoarthritis adalah kondisi kronis yang ditandai dengan runtuhnya tulang rawan sendi.

Tulang rawan adalah bagian dari sendi yang bantalan ujung tulang yang memudahkan

pergerakan sendi. Kerusakan tulang rawan menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain,

menyebabkan kekakuan, rasa sakit dan hilangnya gerakan di sendi (Arthritis foundation, 2008

dalam www.Arthritis org).

2. Penyebab Osteoarthritis

Umumnya pada osteoarthritis dapat diketemukan trauma ringan yang berulang-ulang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, disamping perubahan-perubahan vaskular yang memang terdapat

pada orang tua. Terutama perubahan didalam pembuluh darah yang selalu terdapat pada orang

tua dipandang sebagai sebab yang memudahkan timbulnya perubahan-perubahan sendi yang kita

dikenal sebagai osteoarthritis (Soeharso, 1993). Ada beberapa faktor resiko yang diketahui

berhubungan dengan penyakit ini, yaitu (Arif Mansjoer, 2000):

a) Usia lebih dari 40 tahun.

Faktor ketuaan adalah faktor terkuat penyebab osteoarthritis (OA). prevalensi dan beratnya

OA semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoarthritis hampir tidak pernah pada

anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada umur di atas 60 tahun. 13

b) Jenis kelamin

Wanita lebih sering terkena Osteoarthritis (OA) lutut dan laki-laki lebih sering terkena OA

paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan wanita di atas 50 tahun (post

menopouse) lebih sering terkena osteoarthritis dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukan

adanya peranan hormonal pada pathogenesis OA. Wanita lebih sering terkena osteoarthritis

dikarenakan pada wanita post menopause mengalami penurunan hormone seksual, yaitu

estrogen.

Page 3: Lap Pendahuluan Gerontik

Estrogen mempunyai peranan penting dalam maturasi tulang yang sedang tumbuh dan

mencegah kehilangan masa tulang. Reseptor estrogen pada sel-sel tulang sangat diekspresikan,

sehingga sulit diperlihatkan efek estrogen terhadap resopsi dan formasi tulang. (Aziz Rani, 2006)

c) Genetik.

Faktor herediter juga berperan dalam timbulnya osteoarthritis, misalnya pada ibu dari

seorang wanita OA pada sendi-sendi interfalang distal terdapat 2 kali lebih sering OA pada

sendi-sendi tersebut, dan anak-anak perempuan 3 kali lebih sering dari ibu dan anak perempuan-

perempuan dari wanita tanpa OA. Adanya mutasi gen prokolagen II atau gen-gen struktur lain

untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe IX dan XII, protein pengikat dan

proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderunga familial OA tertentu.

d) Obesitas.

Berat badan yang berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya OA

baik pada wanita atau laki-laki.

e) Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga.

Pekerjaan berat dengan pemakaian sendi secara terus menerus berkaitan dengan peningkatan

resiko OA. Demikian juga cedera sensi dan olah raga yang menimbulkan cedera sendi berkaita

dengan OA yang lebih tinggi.

f) Kelainan pertumbuhan.

Kelainan kogenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada

usia muda.

g) Kepadatan tulang, dan lain-lain.

Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya OA. Hal ini

mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan

beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi jadi lebih mudah

robek.

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi osteoarthritis yang primer adalah rasa nyeri, kaku, dan gangguan fungsional.

Nyeri pada osteoarthritis disebabkan oleh inflamasi sinovia, peregangan kapsula atau

ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung syaraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit,

mikrofraktur. trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tendonitis, dan spasme otot. Perasaan

Page 4: Lap Pendahuluan Gerontik

kaku yang paling sering dialami adalah pagi hari atau sesudah bangun tidur biasanya

berlangsung 30 menit dan akan berkurang sesudah sendi-sendi itu digerakan. Mungkin ada nodus

tulang yang khas pada inspeksi dan palpasi ini biasanya tidak ada nyeri, kecuali inflamasi.

(Brunner and Suddhart, 2002).

Gambaran umum osteoarthritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi

bergerak atau menangung beban. Nyeri tumpul ini berkurang apabila pasien istirahat, dan

bertambah beban apabila sendi digerakan atau bila memikul beban tubuh. Dapat pula terjadi

kekakuan sendi setelah sendi tersebut lama tidak digerakkan, tapi akan hilang ketika sudah

digerakkan (David, 2006). Spasme otot dan tekanan saraf di daerah sendi yang terganggu adalah

sumber nyeri. Gambbaran klinis lainnya adalah nyeri tekan lokal, pembesaran tulang disekitar

sendi, sedikit efusi sendi, dan krepitasi. Perubahan yang khas terjadi pada tangan adalah

pembesaran tulang sendi interfalangs proksimal (Sylvia, 2003).

4. Komplikasi

Osteoarthritis jika dibiarkan lebih lanjut akan menyebabkan kerusakan tulang dan sendi

secara permanent dan mengakibatkan kecacatanbagi lansia ( David, 2006).

5. Prognosis

Osteoarthritis biasanya berjalan lambat, problem utama yang sering dijumpai adalah nyeri

apabila sendi tersebut dipakai dan meningkatnya ketidakstabilan bila harus menanggung beban,

terutama pada lutut. Masalah ini berarti bahwa orang tersebut harus membiasakan diri dengan

cara hidup yang baru (Sylvia, 2003).

6. Penatalaksanaan

a. Tindakan Preventif

Tindakan preventif disini dapat dilakukan dengan penurunan berat badan, pencegahan

cedera, pemeriksaan skrining perinatal untuk mendeteksi kelainan bawaan sendi paha,

pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stress akibat pekerjaan. Tongkat atau alat

bantu untuk berjalan dapat mengurangi berat badan yang harus ditanggung oleh sendi

lutut dan panggul secara cukup berarti (Sylvia, 2003). Selain itu latihan fisik atau olah

Page 5: Lap Pendahuluan Gerontik

raga secara teratur dan menghindari konsumsi rokok dapat mencegah terjadinya

osteoarthritis (Lewis, 2007).

b. Tindakan Farmakologi

Program farmakologi dilaksanakan berdasarkan pemahaman yang baru terhadapa

kerusakan akibat osteoarthritis yang disebabkan oleh proses remodeling oleh metabolik

aktif, bentuk terapi ini dimaksudkan menyempurnakan perbaikan kartilago serta

menunda penghancuran sendi. Tindakan farmakologis untuk nyeri osteoartitis menurut

penelitian nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs) dan cyclooxygenase-2

(COX-2) inhibitor lebih efektif dari pada acetaminophen dengan dosis 4 g setiap hari.

Pengurangan rasa nyeri selama tindakan pertama adalah memberikan NSAID dan

acetaminophen (<0,0001). Antiinflamsi dapat diberikan dengan toleransi dosis tinggi

(2400 ibuprofen setiap hari). Strategi untuk mengurangi potensial toksikasi gaster pada

penggunaan NSAID dapat digunakan inhibitor COX-2 akan tetapi mempunyai efek

samping terhadap peningkatan resiko kardiovasikular. NSAID ini digunakan untuk

nyeri osteoarthritis dengan intensitas nyeri sedang sampai berat (David, 2006).

Pada awalnya jika pasien merasa nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang dapat

diberikan asetamenofen (tylenol) dengan dosis sampai 100 mg setiap 6 jam, dosis setiap

hari tidak melebihi 4 g bersama-sama tindakan non farmakologi untuk meredakan rasa

nyeri. Agen topikal seperti krim kapsaicin (Zostrix) mungkin juga dapat digunakan,

selain itu untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang bisa juga digunakan hyaluronic

acid (HA). Penyuntikan intaartikuler kortikosteroid harus dikerjakan dengan sangat

hati-hati untuk mendapatkan efek yang segera dan berjangka waktu pendek ketika sendi

mengalami inflamsi akut (Brunner and Suddhart, 2002).

c. Terapi Non Faramakologi

Fisioterapi penting untuk menghilangkan nyeri dan mempertahankan kekuatan otot dan

ROM (Range Of Motian), pemakaian es atau hangat pada sendi yang sakit dapat

menghilangkan nyeri untuk sementara. Latihan isometrik dapat membantu membentuk

otot-otot yang mendukung sendi tersebut. Latihan isotonik sebaiknya tidak dilakukan

Page 6: Lap Pendahuluan Gerontik

dengan tahanan, sebab hal ini dapat memberikan tekanan yang memberatkan sendi.

Terapi lain yang dapat digunakan untuk penanggulangan osteoarthritis, yaitu:

a) Istirahatkan sendi ketika sendi terasa sakit, akan tetapi lakukanpergerakan sendi yang

ringan sehingga tetap dapat menjaga mobilitas dan tonus.

b) Tidur 8-9 jam pada malam hari dan berbaring atau istirahat 1-2 jam pada siang hari.

c) Kurangi stress sehari-hari yang dapat meningkatkan nyeri.

d) Tempatkan sendi pada posisi fungsional.

e) Hindari bantal terlalu besar di bawah kepala atau lutut.

f) Mandi dengan air hangat dan lakukan kompres hangat.

g) Lakukan kompres dingin pada nyeri akut yang menyebabkan sendi meradang.

h) Lakukan diet pada klien yang obesitas. (Katty A, 2006)

7. Proses Keperawatan

a. Pengkajian

1) Aktivitas/Istirahat

Perawat mengkaji kemampuan aktivitas sehari-hari, melakukan pengobatan dan

mengelola perawatan secara mandiri. Lihat gaya berjalan pasien.

2) Sirkulasi

Perawat mengkaji apakah ada peningkatan tekanan darah karena kadang-kadang

hipertensi terlihat sebagai respon terhadap nyeri. Selainitu kaji adanya penurunan

nadi jika pasien tersebut cedera.

3) Neurosensori

Perawat mengkaji apakah ada hilangnya pergerakan atau spasme otot, adanya

krepitasi adanya kelemahan fungsi, terjadinya pemendekan dan adanya paralisis.

4) Nyeri/kenyamanan

Perawat mengkaji adanya nyeri berat tiba-tiba, kekakuan dan keram setelah

melakukan aktivitas/mobilisasi.

5) Keamanan

Perawat mengkaji pasien osteoarthritis apakah terlihat laserasi kulit, kemerahan

pembengkakan tiba-tiba dan pengguanaan alat Bantu untuk aktivitas, seperti kursi

roda dan tongkat bantu jalan. Hal lain yang harus dikaji oleh perawat adalah

pemahaman pasien, motivasi, kemampuan mengatasi masalah, pengalaman/riwayat

Page 7: Lap Pendahuluan Gerontik

kesehatan masa lalu, seperti jatuh, prakonsepsi dan kekuatan pasien. (Marlynn, E.

Doenges, 2002).

b. Tindakan Keperawatan

1) Program penurunan bereat badan.

2) Observasi kerja obat NSAID.

3) Pengompresan menggunakan air panas atau dingin, pengompresan dingin

dilakukan jika proses inflamasi bersifat akut.

4) Pengguanan verban tekan, bidai, alat Bantu mobilisasi seperti kruk dan tripoid

yang mengurangi rasa nyeri dengan membatasi gerakan atau stress.

5) Istirahatkan ketika merasa lelah dan nyeri.

6) Melakukan latihan gerak aktif untuk mencegah kekakuan sendi.

7) Menungkatkan kemampuan pasien untuk perawatan diri, seperti menyediakan

peralatan makan, buang hajat, mandi serta berpakaian.

Page 8: Lap Pendahuluan Gerontik

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mnsjoer,dkk. “Kapita Selekta Kedokteran” Jakarta : Media Aesculapius. 2000.

Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volum 3. Jakarta :

EGC. 2002.

E, Doenges, Marilyn dkk. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 2000.

Rani, Aziz, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit

Dalam FKUI. 2006.

Sylvia. Buku Ajar Patofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC. 2003