landasan historis pendidikan

9
 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN IMPLIKASI DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN BIDANG STUDI  1. PENDAHULUAN Secara umum, pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara khusus, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyaharjo, 2008: 3, 11). Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi, seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percaya diri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja, kreatif dan produktif, serta puas akan sukses yang akan dicapai (Pidarta, 2007: viii) Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka secara formal dimulai sejak Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya kepada dunia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka ini merupakan kelanjutan dari cita-cita dan praktek-praktek pendidikan masa lampau yang tersurat atau tersirat masih menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan ini (Mudyaharjo, 2008: 214). Pendidikan adalah mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya (Purbakawatja, 1970: 11). Dari kutipan tersebut kita dapat mengetahui bahwa pendidikan tidak lepas dari sejarah dan pendidikan merupakan pewarisan budaya dari generasi ke generasi sebagai transformasi inormasi generasi muda dalam proses pendewasaan berdasarkan pengalaman yang diperoleh dengan bercermin dari sejarah tersebut untuk menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Sejarah juga memberikan suatu landasan atau titik tolak terjadinya berbagai peristiwa yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah sejarah memberikan landasan bagi kaum pelajar atau praktisi kehidupan mengamati dan mengubah dunia, baik pada masa sekarang, maupun untuk masa-masa yang akan datang (Rizal, 2008: 1). Selain itu antara sejarah pendidikan dengan perkembangan pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena dengan kita mengetahui sejarah kita dapat mengetahui keadaan yang lampau sehingga kita bisa bercermin dari keadaan itu serta memberi penjelasan untuk masa sekarang dan memprediksi langkah-langkah selanjutnya untuk masa yang akan datang agar tidak stagnan atau bahkan mengalami kemunduran. Sejarah atau history keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya (Pidarta, 2007: 109). Informasi-informasi di atas merupakan warisan generasi terdahulu kepada generasi muda yang tidak ternilai harganya. Generasi muda dapat belajar dari informasi-informasi ini terutama tentang kejadian-kejadian masa lampau dan memanfaatkannya untuk mengembangkan kemampuan diri mereka. Sejarah telah memberi penerangan, contoh, dan teladan bagi mereka dan semuanya ini diharapkan akan dapat meningkatkan peradaban manusia itu sendiri di masa kini dan masa yang akan datang.

Upload: moch-hikmat-octavian

Post on 17-Jul-2015

92 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 1/9

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN 

IMPLIKASI DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN BIDANG STUDI 

1.  PENDAHULUAN Secara umum, pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala

lingkungan dan sepanjang hidup. Secara khusus, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukanoleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau

latihan, yang berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang (Mudyaharjo, 2008: 3, 11).

Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang

Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi, seperti sikap suka belajar, tahu carabelajar, rasa percaya diri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja, kreatif dan produktif, serta

puas akan sukses yang akan dicapai (Pidarta, 2007: viii)

Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka secara formal dimulai sejak Indonesia mendeklarasikan

kemerdekaannya kepada dunia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pendidikan Nasional Indonesia

Merdeka ini merupakan kelanjutan dari cita-cita dan praktek-praktek pendidikan masa lampauyang tersurat atau tersirat masih menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan ini (Mudyaharjo,

2008: 214).Pendidikan adalah mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan

pengalamannya, pengetahuannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk 

memungkinannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya(Purbakawatja, 1970: 11). Dari kutipan tersebut kita dapat mengetahui bahwa pendidikan tidak 

lepas dari sejarah dan pendidikan merupakan pewarisan budaya dari generasi ke generasi

sebagai transformasi inormasi generasi muda dalam proses pendewasaan berdasarkan

pengalaman yang diperoleh dengan bercermin dari sejarah tersebut untuk menjadi lebih baik lagidi masa yang akan datang.

Sejarah juga memberikan suatu landasan atau titik tolak terjadinya berbagai peristiwa yangsaling berhubungan satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah sejarah memberikan landasan bagi

kaum pelajar atau praktisi kehidupan mengamati dan mengubah dunia, baik pada masa sekarang,maupun untuk masa-masa yang akan datang (Rizal, 2008: 1). Selain itu antara sejarah

pendidikan dengan perkembangan pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya,

karena dengan kita mengetahui sejarah kita dapat mengetahui keadaan yang lampau sehinggakita bisa bercermin dari keadaan itu serta memberi penjelasan untuk masa sekarang dan

memprediksi langkah-langkah selanjutnya untuk masa yang akan datang agar tidak stagnan atau

bahkan mengalami kemunduran.Sejarah atau history keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang

didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang

mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya(Pidarta, 2007: 109).Informasi-informasi di atas merupakan warisan generasi terdahulu kepada generasi muda yang

tidak ternilai harganya. Generasi muda dapat belajar dari informasi-informasi ini terutama

tentang kejadian-kejadian masa lampau dan memanfaatkannya untuk mengembangkankemampuan diri mereka. Sejarah telah memberi penerangan, contoh, dan teladan bagi mereka

dan semuanya ini diharapkan akan dapat meningkatkan peradaban manusia itu sendiri di masa

kini dan masa yang akan datang.

Page 2: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 2/9

Demikian juga dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidangnnya,

mereka terlebih dahulu mengidentifikasi sejarah pendidikan baik yang nasional maupuninternasional. Sehingga mereka tau apa yang sudah dikerjakan oleh bangsanya dan hasil yang

diperoleh serta mengidentifikasi apakah sudah sesuai dengan keadaan/tujuan pendidikan

sekarang (Pidarta, 2007: 110).

2. HISTORI LANDASAN PENDIDIKAN Berikut ini adalah pembahasan landasan sejarah kependidikan yang meliputi:

2.1. 1. Sejarah Pendidikan Dunia Usia sejarah pendidikan dunia sudah sangat lama, mulai dari zaman Hellenisme (150 SM-500),

zaman pertengahan (500-1500), zaman Humanisme atau Renaissance serta zaman Reformasi dan

Kontra Reformasi (1600-an). Namun pendidikan pada zaman ini belum memberikankontribusinya pada pendidikan zaman sekarang (Pidarta, 2007: 110).

Makalah ini membahas sejaran pendidikan dunia yang meliputi zaman-zaman: (1) Realisme, (2)

Rasionalisme, (3) Naturalisme, (4) Developmentalisme, (5) Nasionalisme, (6) Liberalisme,

Positivisme, dan Individualisme, serta (7) Sosialisme.

 a. Zaman Realisme Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan alam yang didukung oleh penemuan-penemuan

ilmiah baru, pendidikan diarahkan pada kehidupan dunia dan bersumber dari keadaan dunia pula,berbeda dengan pendidikan-pendidikan sebelumya yang banyak berkiblat pada dunia ide, dunia

surga dan akhirat. Realisme menghendaki pikiran yang praktis (Pidarta, 2007: 111-114).

Menurut aliran ini, pengetahuan yang benar diperoleh tidak hanya melalui penginderaan sematatetapi juga melalui persepsi penginderaan (Mudyahardjo, 2008: 117).

Tokoh-tokoh pendidikan zaman Realisme ini adalah Francis Bacon dan Johann Amos

Comenius. Sedangkan prinsip-prinsip pendidikan yang dikembangkan pada zaman ini meliputi:

a)  Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran,b)  Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri,

c)  Penanaman pengertian lebih penting daripada hafalan,d)  Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak,

e)  Pelajaran harus diberikan satu per satu, dari yang paling mudah,f)  Pengetahuan diperoleh dari metode berpikir induktif (mulai dari menemukan fakta-fakta khusus

kemudian dianalisa sehingga menimbulkan simpulan) dan anak-anak harus belajar dari realita

alam,g)  Pendidikan bersifat demokratis dan semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama

untuk belajar (Pidarta, 2007: 112).

 b. Zaman Rasionalisme Tokoh pendidikan pada zaman ini pada abad ke-18 adalah John Locke Aliran ini memberikan

kekuasaan pada manusia untuk berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya, karena itu latihan

sangat diperlukan pengetahuannya sendiri dan bertindak untuk dirinya. Paham ini muncul karenamasyarakat dengan kekuatan akalnya dapat menumbangkan kekuasaan Raja Perancis yangmemiliki kekuasaan absolut. Teorinya yang terkenal adalah leon Tabularasa, yaitu mendidik 

seperti menulis di atas kertas putih dan dengan kebebasan dan kekuatan akal yang dimilikinya

manusia digunakan unutk membentuk pengetahuannya sendiri. Teori yang membebaskan jiwamanusia ini bisa mengarah kepada hal-hal yang negatif, seperti intelektualisme, individualisme,

dan materialisme (Pidarta, 2007: 114).

Menurut John Locke ada tiga langkah dalam proses belajar mengajar, yaitu:

Page 3: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 3/9

a)  Mengamati hal-hal yang ada di luar diri manusia

b)  Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkanc)  Berpikir (Pidarta, 2007: 114)

 c. Zaman Naturalisme Pada abad ke-18 muncullah aliran Naturalisme Sebagai reaksi terhadap aliran Rasionalisme 

dengan tokohnya, J. J. Rousseau. Aliran ini menentang kehidupan yang tidak wajar sebagai kibatdari Rasionalisme, seperti gaya hidup yang diperhalus, cara hidup yang dibuat-buat sampai pada

korupsi, anak-anak dipandang sebagai manusia dewasa yang kecil. Naturalisme menginginkan

keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati (Pidarta, 2007: 115). Naturalisme menyatakanbahwa manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhannya, dapat menemukan jalan kebenaran di

dalam dirinya sendiri (Mudyaharjo, 2008: 118). Menurut Rousseau ada tiga asas mengajar, yaitu:

a)  Asas pertumbuhan, pengajaran harus memberi kesempatan untuk anak-anak bertumbuh secarawajar dengan cara mempekerjakan mereka sesuai dengan kebutuhannya

b)  Asas aktivitas, melalui bekerja anak-anak akan menjadi aktif yang akan memberikan

pengalaman, yang kemudian akan menjadi pengetahun mereka

c)  Asas individualitas, dengan cara menyiapkan pendidikan sesuai dengan individualitas masing-

masing anak, sehingga mereka berkembang sesuai dengan alamnya sendiri (Pidarta, 2007: 116) d. Zaman Developmentalisme Zaman Developmentalisme berkembang pada abad ke-19. Aliran ini memandang pendidikansebagai suatu proses perkembangan jiwa sehingga aliran ini sering disebut gerakan psikologis

dalam pendidikan. Tokoh-tokoh aliran ini adalah: Pestalozzi, Johan Fredrich Herbart, Friedrich

Wilhelm Frobel, dan Stanley Hall (Pidarta, 2008: 116).Konsep pendidikan yang dikembangkan oleh aliran ini meliputi:

a)  Mengaktualisasi semua potensi anak yang masih laten, membentuk watak susila dan kepribadian

yang harmonis, serta meningkatkan derajat sosial manusia (Pidarta, 2007:119).

b)  Pengembangan ini dilakukan sejalan dengan tingkat-tingkat perkembangan anak (Pidarta, 2007:120) yang melalui observasi dan eksperimen (Mudyahardjo, 2008: 114)

c)  Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (nature) yang disertai asuhan yang baik (nurture) (Rohmawati, 2008). 

d)  Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar dan pengembanganpendidikan universal (Mudyaharjo, 2008: 114).

e. Zaman Nasionalisme Zaman nasionalisme muncul pada abad ke-19 sebagai upaya membentuk patriot-patriot bangsadan mempertahankan bangsa dari kaum imperialis. Tokoh-tokohnya adalah La Chatolais

(Perancis), Fichte (Jerman), dan Jefferson (Amerika Serikat).

Konsep pendidikan yang ingin diusung oleh aliran ini adalah:a)  Menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan negara,

b)  Mengutamakan pendidikan sekuler, jasmani, dan kejuruan,

c) 

Materi pelajarannya meliputi: bahasa dan kesusastraan nasional, pendidikan kewarganegaraan,lagu-lagu kebangsaan, sejarah dan geografi Negara, dan pendidikan jasmani (Rohmawati, 2008).Akibat negatif dari pendidikan ini adalah munculnya chaufinisme, yaitu kegilaan atau kecintaan

terhadap tanah air yang berlebih-lebihan di beberapa Negara, seperti di Jerman, yang akhirnya

menimbulkan pecahnya Perang Dunia I (Pidarta, 2007: 121).

 f. Zaman Liberalisme, Positivisme, dan Individualisme. Zaman ini lahir pada abad ke-19. Liberalisme berpendapat bahwa pendidikan adalah alat

untuk memperkuat kedudukan penguasa/pemerintahan yang dipelopori dalam bidang ekonomi

Page 4: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 4/9

oleh Adam Smith dan siapa yang banyak berpengetahuan dialah yang berkuasa yang kemudian

mengarah pada individualisme. Sedangkan positivisme percaya kebenaran yang dapat diamatioleh panca indera sehingga kepercayaan terhadap agama semakin melemah. Tokoh aliran

positivisme adalah August Comte (Pidarta, 2007: 120).

 g. Zaman Sosialisme 

Aliran sosial dalam pendidikan muncul pada abad ke-20 sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme, positivisme, dan individualisme. Tokoh-tokohnya adalah Paul Nartorp, George

Kerchensteiner (jerman), dan John Dewey (Amerik Serikat). Menurut aliran ini, masyarakat

memiliki arti yang lebih penting daripada individu. Nartorp mengatakan individu itu ibaratatom-atom yang tidak memiliki arti bila tidak berwujud benda. Begitu pula individu sebenarnya

tidk ada, sebab individu adalah suatu abstraksi saja dari masyarakat. Karena itu sekolah harus

diabdikan untuk tujuan-tujuan sosial (Pidarta, 2007: 121).

2.1.2. Sejarah Pendidikan Indonesia Pendidikan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak 

zaman kuno/tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman

pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan zaman merdeka (Pidarta, 2007: 125). Mudyahardjo dan

Nasution (Dalam rohmawati 2008) menguraikan masing-masing zaman tersebut secara lebihterperinci.

Berikut ini adalah uraian dan rincian perjalanan sejarah pendidikan Indonesia:

 a. Zaman Pengaruh Hindu dan Budha(Purba) Hinduisme and Budhisme datang ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hinduisme dan Budhisme

merupakan dua agama yang berbeda, namun di Indonesia keduanya memiliki kecenderungan

sinkretisme, yaitu keyakinan mempersatukan figur Syiwa dengan Budha sebagai satu sumber

Yang Maha Tinggi. Motto pada lambang Negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, secara

etimologis berasal dari keyakinan tersebut (Mudyahardjo, 2008: 215).

Jika kita mengamati sejarah tentang borobudur merupakan warisan sejarah yang bisa kitagunakan sebagai perbandingan perkembangan pendidikan pada masa itu dengan masa sekarang.

Borobudur adalah candi budha terbesar pada abad 9, yang berukuran 123 X 123 meter sertaterdiri dari 1.460 relief dan 504 stupa. Borobudur setelah dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat

di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.Berdasarkan keterangan di atas Borobudur merupakan tonggak sejarah terbesar bagi Indonesia,

karena pada saat itu (abad 9) bisa dikatakan Indonesia menjadi negara number one. Jika ditinjau

dari segi pembuatannya, maka akan muncul asumsi tentang jumlah tenaga yang digunakan(berhubungan dengan manajemen) dan arsitekturnya. Padahal pada masa itu sumber belajarnya

hanya berupa orang tidak seperti sekarang yang sumber belajarnya tidak hanya berupa orang,

tetapi ada buku, TV, radio, HP, komputer (laptop), dan internet. Seharusnya pada saat ini justrukita harus lebih baik lagi dan lebih maju dari pada abad 9 tersebut yang belum ada pendidikan

manajemen dan pendidikan arsitek.

 b. Zaman Pengaruh Islam (Tradisional) 1). Awal masuknya Agama Islam di Indonesia

Agama islam yang dibawa oleh pedagang dari Persia dan Gujarat ke Indonesia. Agama Islam

mudah tersebar karena agama Islam dapat bersatu dengan kebudayaan Indonesia. Keduanyadapat saling membantu dan saling mempengaruhi. Agama Islam besar sekali pengaruhnya di

dalam mendidik rakyat jelata. Berbeda dengan Agama Hindu dan Budha, Agama Islam

menyiarkan Agamanya mulai dari bawah/dari rakyat biasa. Para Ulama sangat dekat dengan

Page 5: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 5/9

rakyat biasa, mereka bisa hidup bersama dengan rakyat biasa. Bentuk pendidikan yang Islam ada

3 macam, yaitu di Langgar, Pesantren, dan Madrasah.

2). Bentuk pendidikan pada awal penyebaran agama islam di Indonesia

a). Di langgar

Merupakan tempat pendidikan agama islam permulaan. Yang dipentingkan ialah membaca danmenulis huruf arab. Pengajaran berlangsung secara secara Individual, artinya seorang guru

mengajar seorang anak.

b). Pendidikan di pesantrenTempat pengajaran Agama Islam yang lebih lanjut dan lebih mendalam ada di pesantren.

Pengetahuan yang diberikan ada 3 bidang yaitu: agama; ilmu pengetahuan; keterampilan.

c). Pendidikan MadrasahPada madrasah guru-guru diperkenankan menerima balasan jasa dalam bentuk uang (gaji).

Lembaga pendidikan ini lebih menekankan pada pemberian ilmu pengetahuan umum disamping

pelajaran agama. Pendidikan Madrasah diatur berjenjang sejajar dengan pendidikan dasar dan

menengah seperti sekarang ini. Jenjang ini adalah

1. Tingkat TK : Bustanul2. Tingkat SD : Ibtidaiyah

3. Tingkat SMP : Tsanawiyah4. Tingkat SMA : Aliyah

d). Wali Sanga

Wali adalah sahabat Allah, yaitu orang yang dicintai oleh Allah serta memilikipengetahuan agama islam yang mendalam. Wali merupakan orang yang pintar, ahli agama, dan

filsafat hidupnya dicurahkan untuk agama, tidak mementingkan dunia materi. Tugas utamanya

adalah sebagai penyebar agama. Selain sebagai penyiar agama, ia juga menjadi pelopor dalam

usaha memajukan kehidupan rakyat (Rizal, 2008).

 c. Zaman Pengaruh Nasrani (Katholik dan Kristen) 

Bangsa Portugis pada abad ke-16 bercita-cita menguasai perdagangan dan perniagaan Timur-Barat dengan cara menemukan jalan laut menuju dunia Timur serta menguasai bandar-bandar

dan daerah-daerah strategis yang menjadi mata rantai perdagaan dan perniagaan (Mudyahardjo,2008: 242).

Di samping mencari kejayaan (glorious) dan kekayaan (gold ), bangsa Portugis datang ke Timur

(termasuk Indonesia) bermaksud pula menyebarkan agama yang mereka anut, yakni Katholik (gospel). Pada akhirnya pedagang Portugis menetap di bagian timur Indonesia tempat rempah-

rempah itu dihasilkan. Namun kekuasaan Portugis melemah akibat peperangan dengan raja-raja

di Indonesia dan akhirnya dilenyapkan oleh Belanda pada tahun 1605 (Nasution, 2008: 4).Dalam setiap operasi perdagangan, mereka menyertakan para paderi misionaris Paderi yang

terkenal di Maluku, sebagai salah satu pijakan Portugis dalam menjalankan misinya, adalah

Franciscus Xaverius dari orde Jesuit.Orde ini didirikan oleh Ignatius Loyola (1491-1556) dan memiliki tujuan yaitu segala sesuatuuntuk keagungan yang lebih besar dari Tuhan (Mudyahardjo, 2008: 243). Yang dicapai dengan

tiga cara: memberi khotbah, memberi pelajaran, dan pengakuan. Orde ini juga mempunyai

organisasi pendidikan yang seragam: sama di mana pun dan bebas untuk semua. Xaveriusmemandang pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk penyebaran agama, Nasution dalam

Rohmawati (2008).

Page 6: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 6/9

Sedangkan pengaruh Kristen berasal dari orang-orang Belanda yang datang pertama kali

tahun1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan tujuan untuk mencari rempah-rempah. Untuk menghindari persaingan di antara mereka, pemerintah Belanda mendirikan suatu

kongsi dagang yang disebut VOC (vreenigds Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan

Dagang Hindia Belanda tahun 1602 (Mudyahardjo, 2008: 245).

Sikap VOC terhadap pendidikan adalah membiarkan terselenggaranya Pendidikan Tradisional diNusantara, mendukung diselenggarakannya sekolah-sekolah yang bertujuan menyebarkan agama

Kristen. Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh VOC terutama dipusatkan di bagian timur

Indonesia di mana Katholik telah berakar dan di Batavia (Jakarta), pusat administrasi kolonial.Tujuannya untuk melenyapkan agama Katholik dengan menyebarkan agama Kristen Protestan,

Calvinisme (Nasution, 2008: 4-5).

 d. Zaman Kolonial Belanda Tujuan bangsa Belanda ke Indonesia juga sama dengan bangsa Spanyol dan Portugis. Belanda

mendirikan sekolah-sekolah yang tidak hanya mengjarkan agama saja, tetapi juga mengajarkan

pengetahuan umum. Sekolah-sekolah banyak didirikan di Pulau Ambon, Ternate, dan Bacan

(Maluku). Sekolah-sekolah ini tidak hanya mengajarkan khusus agama saja, tetapi juga

mengejarkan pengetahuan umum. Bahasa pengantar yang dipergunakan adalah bahasa Melayudan Belanda. Selain itu mereka juga mendirikan sekolah untuk calon pegawai VOC. Sekolah ini

didirikan di Ambon dan Jakarta (rizal, 2008).Meskipun sekolah-sekolah telah banyak berdiri, tetapi secara vormal, sekolah-sekolah itu tidak 

didirikan atas nama VOC, tetapi didirikan oleh orang-orang dari kalangan agama, yaitu agama

Kristen Protestan. Keuntungan besar dari sekolah ini adalah setelah kita mencapai kemerdekaandimana kebutuhan akan pendidikan sangat diperlukan. Sebagian besar penduduk di Indonesia

bagian timur sudah tidak mengalami tuna aksara. Ini karena telah lama penduduk Indonesia

bagian timur telah mengenal pendidikan/sekolah (Rizal, 2008).

Oleh karena itu, kurikulum sekolah mengalami perubahan radikal dengan masuknya ide-ideliberal tersebut yang bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual, nilai-nilai rasional dan

sosial. Pada awalnya kurikulum ini hanya diterapkan untuk anak-anak Belanda selama setengahabad ke-19 (rohmawati, 2008).

Sejak dijalankannya Politik Etis ini tampak kemajuan yang lebih pesat dalam bidang pendidikanselama beberapa dekade. Pendidikan yang berorientasi Barat ini meskipun masih bersifat terbatas

untuk beberapa golongan saja, antara lain anak-anak Indonesia yang orang tuanya adalah

pegawai pemerintah Belanda, telah menimbulkan elite intelektual baru (Rohmawati, 2008).Golongan baru inilah yang kemudian berjuang merintis kemerdekaan melalui pendidikan.

Perjuangan yang masih bersifat kedaerahan berubah menjadi perjuangan bangsa sejak berdirinya

Budi Utomo pada tahun 1908 dan semakin meningkat dengan lahirnya Sumpah Pemuda tahun1928 (Rohmawati, 2008).

Setelah itu tokoh-tokoh pendidik lainnya adalah Mohammad Syafei dengan Indonesisch

 Nederlandse School-nya, Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa-nya, dan Kyai Haji AhmadDahlan dengan Pendidikan Muhammadiyah-nya yang semuanya mendidik anak-anak agar bisamandiri dengan jiwa merdeka (Pidarta, 2008: 125-33).

e. Zaman Kolonial Jepang Perjuangan bangsa Indonesia dalam masa penjajahan Jepang tetap berlanjut sampai cita-citauntuk merdeka tercapai. Walaupun bangsa Jepang menguras habis-habisan kekayaan alam

Indonesia, bangsa Indonesia tidak pantang menyerah dan terus mengobarkan semangat 45 di hati

mereka (Rohmawati, 2008).

Page 7: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 7/9

Meskipun demikian, ada beberapa segi positif dari penjajahan Jepang di Indonesia. Di bidang

pendidikan, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan dari penjajah Belanda danmenggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua orang. Selain itu, pemakaian bahasa

Indonesia secara luas diinstruksikan oleh Jepang untuk di pakai di lembaga-lembaga pendidikan,

di kantor-kantor, dan dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini mempermudah bangsa Indonesia

untuk merealisasi Indonesia merdeka. Pada tanggal 17 Agustus 1945 cita-cita bangsa Indonesiamenjadi kenyataan ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan kepada dunia (rohmawati,

2008).

Sekolah-sekolah yang ada pada jaman Belanda semenjak Jepang datang ke Indonesia digantidengan sistem Jepang. Murid hanya mendapat pengetahuan sedikit, dan hampir sepanjang hari

hanya diisi dengan kegiatan latihan perang atau bekerja. Sistem sekolah di masa Jepang banyak 

berbeda dengan penjajahan Belanda1.  Sekolah Jepang terbuka untuk semua golongan penduduk, lama belajar 6 tahun, bahasa

pengantarnya adalah bahasa Daerah dan bahasa Melayu.

2.  Sekolah menengah dibagi menjadi dua, yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah

Menengah Tinggi (SMT) masing-masing pendidikan 3 tahun.

3.  Sekolah kejuruan masih ada, yaitu Sekolah Pertukangan dan Sekolah Teknik Menengah.4.  Sekolah guru banyak didirikan

Ada tiga macam sekolah guru1.  Sekolah guru 2 tahun = Sjootoo Sihan Gakoo

2.  Sekolah Guru Menengah 4 tahun = Guutoo Sihan Gakko

3.  Sekolah Guru Tinggi 6 tahun = Kooto Sihan GakkoPelajaran yang diberikan meliputi: Sejarah, Ilmu Bumi, Bahasa Indonesia (Melayu), adat istiadat,

Bahasa Jepang, dan Kebudayaan Jepang ( Rizal: 2008).

 f. Zaman Kemerdekaan (Awal) Setelah Indonesia merdeka, perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti sampai di sini karenagangguan-gangguan dari para penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia datang silih

berganti sehingga bidang pendidikan pada saat itu bukanlah prioritas utama karena konsentrasibangsa Indonesia adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih dengan

perjuangan yang amat berat.Tujuan pendidikan belum dirumuskan dalam suatu undang-undang yang mengatur pendidikan.

Sistem persekolahan di Indonesia yang telah dipersatukan oleh penjajah Jepang terus

disempurnakan. Namun dalam pelaksanaannya belum tercapai sesuai dengan yang diharapkabahkan banyak pendidikan di daerah-daerah tidak dapat dilaksanakan karena faktor keamanan

para pelajarnya. Di samping itu, banyak pelajar yang ikut serta berjuang mempertahankan

kemerdekaan sehingga tidak dapat bersekolah.

 g. Zaman ‘Orde Lama’  Setelah gangguan-gangguan itu mereda, pembangunan untuk mengisi kemerdekaan mulai

digerakkan. Pembangunan dilaksanakan serentak di berbagai bidang, baik spiritual maupunmaterial (Rohmawati: 2008).Setelah diadakan konsolidasi yang intensif, sistem pendidikan Indonesia terdiri atas: Pendidikan

Rendah, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan harus membimbing para

siswanya agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Sesuai dengan dasar keadilansosial, sekolah harus terbuka untuk tiap-tiap penduduk negara (Rahmawati; 2008).

Di samping itu, Pendidikan Nasional zaman ‘Orde Lama’ adalah pendidikan yang dapatmembangun bangsa agar mandiri sehingga dapat menyelesaikan revolusinya baik di dalam

Page 8: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 8/9

maupun di luar; pendidikan yang secara spiritual membina bangsa yang ber-Pancasila dan

melaksanakan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia,dan merealisasikan ketiga kerangka tujuan Revolusi Indonesia sesuai dengan Manipol yaitu

membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Sabang sampai Merauke,

menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur lahir-batin,

melenyapkan kolonialisme, mengusahakan dunia baru, tanpa penjajahan, penindasan danpenghisapan, ke arah perdamaian, persahabatan nasional yang sejati dan abadi (Mudyahardjo,

2008: 403).

h. Zaman ‘Orde Baru’  Orde Baru dimulai setelah penumpasan G-30S pada tahun 1965 dan ditandai oleh upaya

melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Haluan penyelenggaraan pendidikan

dikoreksi dari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Lama yaitu denganmenetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran dari sekolah dasar sampai dengan

perguruan tinggi.

Di samping itu, dikembangkan kebijakan link and match di bidang pendidikan. Konsep

keterkaitan dan kepadanan ini dijadikan strategi operasional dalam meningkatkan relevansi

pendidikan dengan kebutuhan pasar (Pidarta, 2008: 137-38). Inovasi-inovasi pendidikan jugadilakukan untuk mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan. Sistem pendidikannya adalah

sentralisasi dengan berpusat pada pemerintah pusat.Namun demikian, dalam dunia pendidikan pada masa ini masih memiliki beberapa kesenjangan.

Buchori (Dalam Pidarta 2008: 139-140) mengemukakan beberapa kesenjangan, yaitu (1)

kesenjangan okupasional (antara pendidikan dan dunia kerja), (2) kesenjangan akademik (pengetahuan yang diperoleh di sekolah kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari), (3)

kesenjangan kultural (pendidikan masih banyak menekankan pada pengetahuan klasik dan

humaniora yang tidak bersumber dari kemajuan ilmu dan teknologi), dan (4) kesenjangan

temporal (kesenjangan antara wawasan yang dimiliki dengan wawasan dunia terkini).Namun demikian keberhasilan pembangunan yang menonjol pada zaman ini adalah (1)

kesadaran beragama dan kenagsaan meningkat dengan pesat, (2) persatuan dan kesatuan bangsatetap terkendali, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga meningkat (Pidarta, 2008: 141).

i. Zaman ‘Reformasi’  Selama Orde Baru berlangsung, rezim yang berkuasa sangat leluasa melakukan hal-hal yang

mereka inginkan tanpa ada yang berani melakukan pertentangan dan perlawanan, rezim ini juga

memiliki motor politik yang sangat kuat yaitu partai Golkar yang merupakan partai terbesar saatitu. Hampir tidak ada kebebasan bagi masyarakat untuk melakukan sesuatu, termasuk kebebasan

untuk berbicara dan menyaampaikan pendapatnya (ibid.: 143).

Begitu Orde Baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat merasa bebas bagaikan burung yang barulepas dari sangkarnya yang telah membelenggunya selama bertahun-tahun. Masa Reformasi ini

pada awalnya lebih banyak bersifat mengejar kebebasan tanpa program yang jelas.

Sementara itu, ekonomi Indonesia semakin terpuruk, pengangguran bertambah banyak, demikian juga halnya dengan penduduk miskin. Korupsi semakin hebat dan semakin sulit diberantas.Namun demikian, dalam bidang pendidikan ada perubahan-perubahan dengan munculnya

Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah sistem pendidikan sentralisasi menjadi

desentralisasi, di samping itu kesejahteraan tenaga kependidikan perlahan-lahan meningkat. Halini memicu peningkatan kualitas profesional mereka. Instrumen-instrumen untuk mewujudkan

desentralisasi pendidikan juga diupayakan, misalnya KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi),

Page 9: LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

5/14/2018 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/landasan-historis-pendidikan-55a92fca4b71e 9/9

MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (Lima Ketrampilan Hidup), TQM (Total

Quality Management ) KTSP (Kurikulum Satuan Pendidikan).

2.2. Implikasinya Dalam Praktek Pembelajaran Bidang Studi Pada dasarnya landassan pendidikan di Indonesia itu tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia

pada masa lampau yang pernah di jajah oleh kaum penjajah pada masa itu. Berdasarkan

penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bagaimana perkembangn pendidikan di Indonesia padamasa merintis kemerdekaan mulai dari pendirian INS ( Indonesisch Nederlandse School), Taman

Siswa oleh Ki Hajar Dewantara sampai pada sampai pada pendirian organisasi Islam (1912)

yang akhirnya berkembang menjadi pendidikan agama Islam.Sebenarnya pendidikan yang kita laksanakan sekarang ini masih mengadop pendidikan pada

penjajahan kolonial, misalnya pembagian mata pelajaran, kurikulum, pembagian kelas-kelas

dalam sekolah serta aspek-aspek dalam pembelajaran lainnya. Hal itu menunjukkan implikasipendidikan yang diterapkan oleh penjajah pada masa lampau yang terus kita kembangkan secara

terus menerus dan berkesinambungan. Seyogyanya kita patut bersyukur kepada pendahulu kita

yang telah banyak memberikan kontribusi pendidikan di Indonesia.

3.  Penutup Berdasarkan pada landasan historis pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan kita peroleh

tidak dengan mudah, butuh banyak waktu dan pengorbanan, selain itu pendidikan itu dinamis,artinya pendidikan itu berkembang sesuai dengan perkembangan zamannya. Semoga pendidikan

pada era globalisai ini pendidikan di Indonesia bisa lebih baik dan berkembang sesuai dengan

keadaan sekarang yang terjadi.