lampiran - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. lampiran.pdf · b. divisi sosialisasi,...

52
147 LAMPIRAN

Upload: truongkhanh

Post on 23-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

147

LAMPIRAN

Page 2: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 3: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 4: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 5: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 6: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 7: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 8: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 9: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 10: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 11: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 12: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 13: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 14: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 15: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 16: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 17: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 18: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan
Page 19: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

165

Kisi-kisi Wawancara

No Rumusan Masalah Aspek-aspek yang Diteliti

A

Latar belakang KPU

Kabupaten Sleman

melaksanakan

pendidikan politik

bagi pemilih pemula

1. Substansi pendidikan politik

2. Sarana atau agen dalam pendidikan politik

3. Tujuan pendidikan politik

4. Alasan KPU Kabupaten Sleman melaksanakan

pendidikan politik bagi pemilih pemula

5. Alasan pemilih pemula menjadi sasaran dalam

pendidikan politik

6. Domain KPU dalam pendidikan politik

7. Kesadaran politik warga Sleman

B Peranan KPU

Kabupaten Sleman

dalam melaksanakan

pendidikan politik

bagi pemilih pemula

pada tahun 2011-

2012

8. Bentuk program pendidikan politik bagi pemilih

pemula

9. Target program pendidikan politik

10. Tujuan diadakannya program pendidikan politik

bagi pemilih pemula

11. Kendala implementasi pendidikan politik bagi

pemilih pemula dan upaya untuk menghadapai

kendala tadi

12. Antusiasme peserta program secara kuantitas dan

keaktifan peserta

13. Harapan KPU bagi peserta program pendidikan

politik bagi pemilih pemula

Page 20: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

166

Pedoman Wawancara

A. Ketua KPU

Nama :

Riwayat Pendidikan :

No Rumusan Masalah Pertanyaan

A Latar belakang KPU

Kabupaten Sleman

melaksanakan pendidikan

politik bagi pemilih pemula

1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?

2. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan

pendidikan politik bagi pemilih pemula?

3. Mengapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam

pendidikan politik?

4. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai

politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian, apa

domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan dengan

salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?

5. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik

yang dilakukan oleh agen seperti partai politik dan PKn?

6. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi

dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa

penyebab naiknya angka golput di Sleman?

7. Apakah tingginya golput ini juga menjadi alasan

diadakannya pendidikan politik bagi pemilih pemula?

8. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman

akhir-akhir ini?

B Peranan KPU Kabupaten

Sleman dalam

melaksanakan pendidikan

politik bagi pemilih pemula

pada tahun 2011-2012

9. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman

dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula?

10. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?

11. Berapa prioritas pelaksanaan program tersebut bagi KPU?

Page 21: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

167

B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten

Sleman

Nama :

Riwayat Pendidikan :

No Rumusan Masalah Pertanyaan

A

Latar belakang KPU

Kabupaten Sleman

melaksanakan

pendidikan politik

Bagi pemilih pemula

1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?

2. Apa saja agen-agen dalam pendidikan politik?

3. Apa tujuan pokok dari pendidikan politik menurut

bapak?

4. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan

pendidikan politik bagi pemilih pemula?

5. Kenapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam

pendidikan politik?

6. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn,

partai politik, keluarga, media massa, dll. Kemudian,

apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan

dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?

7. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan

politik yang dilakukan oleh agen seperti partai politik

dan PKn?

8. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi

dan terus naik kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa

penyebab naiknya angka golput di Sleman?

9. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga

Sleman akhir-akhir ini?

B Peranan KPU

Kabupaten Sleman

dalam melaksanakan

pendidikan politik

bagi pemilih pemula

pada tahun 2011-

2012

10. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten

Sleman dalam pendidikan politik bagi pemilih pemula?

11. Siapa saja target sasaran program tersebut?

12. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?

13. Apa materi yang disampaikan dalam program tadi?

14. Apa ada kendala yang dihadapi KPU dalam

implementasi program tadi?

Jika ada, apa upaya KPU Kabupaten Sleman untuk

Page 22: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

168

mengatasinya?

15. Seberapa besar antusiasme peserta program, baik dilihat

dari jumlah peserta (kuantitas) maupun dari keaktifan

peserta?

16. Apa harapan KPU pada peserta setelah mengikuti

program ini?

C. Nara sumber Program Workshop Bagi SMA/SMK/MA di-Kabupaten Sleman

Tahun 2011

Nama :

Jabatan :

Riwayat Pendidikan :

Waktu, Tanggal :

Rumusan Masalah Pertanyaan

Peranan KPU Kabupaten

Sleman dalam

melaksanakan pendidikan

politik bagi pemilih pemula

tahun 2011-2012

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan

politik yang dilakukan melalui mata pelajaran PKn

khususnya pada sekolah-sekolah di Kabupaten Sleman?

2. Di sekolah mana bapak menjadi nara sumber dalam

workshop pemilih pemula tahun 2011?

3. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop itu?

4. Metode apa yang bapak terapkan dalam

menyampaiakan materi tersebut?

5. Bagaimana antusiasme para peserta workshop?

6. Apa harapan bapak bagi peserta (guru PKn maupun

siswa) pasca mengikuti workshop pendidikan pemilih

pemula?

Page 23: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

169

D. Nara sumber TOT Pemilu Tahun 2012

Nama :

Jabatan :

Riwayat Pendidikan :

Waktu, Tanggal :

Rumusan Masalah Pertanyaan

Peranan KPU

Kabupaten Sleman

dalam melaksanakan

pendidikan politik bagi

pemilih pemula tahun

2011-2012

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang

dilakukan melalui mata pelajaran PKn khususnya pada sekolah-

sekolah di Kabupaten Sleman?

2. Apa saja materi yang disampaikan dalam TOT Pemilu pada tahun

2012 lalu?

3. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi

tersebut?

4. Bagaimana antusiasme para peserta TOT?

5. Apa harapan bapak bagi peserta pasca mengikuti TOT Pemilu?

E. Guru PKn Pendamping Workshop tahun 2011

Nama :

Jabatan :

Riwayat Pendidikan :

Waktu, Tanggal :

No Rumusan Masalah Pertanyaan

A Peranan KPU

Kabupaten Sleman

dalam melaksanakan

pendidikan politik

bagi pemilih pemula

tahun 2012

1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut

workshop pemilih pemula tahun 2011 kemarin?

2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop

tersebut?

3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi

peserta worshop?

4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program

tersebut?

Page 24: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

170

F. Guru PKn Peserta TOT tahun 2012

Nama :

Jabatan :

Riwayat Pendidikan :

Waktu, Tanggal :

No Rumusan Masalah Pertanyaan

A Peranan KPU

Kabupaten Sleman

dalam melaksanakan

pendidikan politik

bagi pemilih pemula

tahun 2012

1. Apakah anda salah satu dari peserta TOT yang diadakan

oleh KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin?

2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?

3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang

memahami terkait dengan sistem pemilu, yaitu sistem

distrik dan sistem proporsional terbuka?

4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?

5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi

dan mengenai pemilu dalam KBM di sekolah?

6. Apakah waktu yang diberikan untuk menyampaikan

materi tentang demokrasi dan pemilu cukup menurut

Anda?

G. Peserta Workshop tahun 2011

Nama :

Asal sekolah :

Waktu, tanggal :

Rumusan Masalah Pertanyaan

Peranan KPU Kabupaten Sleman

dalam melaksanakan pendidikan

politik bagi pemilih pemula di

Kabupaten Sleman pada tahun

2011-2012

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta

workshop pemilih pemula yang diadakan KPU Kabupaten

Sleman pada tahun 2011 silam?

2. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop

tersebut?

3. Metode apa yang diterapkan dalam penyampaian materi

tersebut?

Page 25: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

171

4. Apakah anda antusias mengikuti program tersebut?

5. Bagaimana antusiasme dari peserta lain saat workshop

tersebut?

6. Apa manfaat workshop tersebut bagi anda?

7. Apakah workshop tersebut mendorong anda untuk

berpartisipasi aktif dalam pemilu misalnya dalam pemilu

2004 mendatang?

G. Peserta Olimpiade Pemilu tahun 2012

Nama :

Asal sekolah :

Alamat :

Waktu, tanggal :

Rumusan Masalah Pertanyaan

Peranan KPU Kabupaten

Sleman dalam melaksanakan

pendidikan politik bagi

pemilih pemula di Kabupaten

Sleman pada tahun 2011-2012

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade

pemilu tahun 2012 yang diselenggarakan oleh KPU

Kabupaten Sleman?

2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim

berapa orang?

3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade

tersebut?

4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut?

5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?

6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat

wawasan luas terkait dengan pemilu di Indonesia misalnya?

7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda

terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu, misalnya

dalam pemilu 2014 mendatang?

Page 26: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

172

TRANSKIP WAWANCARA

H. Divisi sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas, dan SDM

Nama : Hazwan Iskandar

Waktu, Tanggal : Pukul 10.00 – 11.00, 30 Mei 2013

1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?

Substansi pendidikan politik itu bagaimana kita mencoba mencerdaskan

masyarakat terhadap pilihan politiknya, dalam kaitan terhadap pemilu baik pemilu

legislatif, pemilu presiden, maupun pemilukada atau pemilu kepala daerah. Jadi

seperti itu menurut saya, bagaimana masyarakat menjadi cerdas untuk memilih

pemimpin yang tepat.

Tadi kan bapak mengatakan bahwa pemilih yang cerdas itu pemilih yang

dapat memilih pemimpin yang tepat. Kriteria pemimpin yang baik itu seperti apa

pak?

Pemimpin yang baik itu memiliki kapabilitas yang cukup, memiliki tingkat

legitimasi pemilihan besar yaitu tingkat kepercayaan publik terhadap dia, dari segi

personal dia mampu mengajak masyarakat dalam kaitan proses pembangunan. Jadi

seorang leader itu dia mampu mengarahkan dan memotivasi. Mengarahkan itu dia

tahu apa yang harus dikerjakann oleh seorang pemimpin, pemerintah, maupun

masyarakat. Disana ada yang dinamakan profesional dan kapasitas menjadi

pemimpin harus cukup. Yaitu kapasitas untuk menrelkan proses pembangunan

sesuai kebutuhan masyarakat.

2. Apa saja agen-agen dalam pendidikan politik?

Kalau kita bicara pendidikan politik hal utama dan pertama tentu adalah

partai politik yang semestinya melakukan pendidikan politik. Karena di UU Parpol

diatur mengenai parpol untuk melakukan apa yang namanya pendidikan politik.

Artinya bagaimana mereka bisa melakukan kerja-kerja politiknya dalam hal

memberikan saluran komunikasi dan agregasi kepentingan masyarakat kepada

pemerintah dan legislatif. Kedua, lembaga penyelenggara negara yang berhubungan

langsung dengan dunia politik, seperti komisi pemilihan umum. Kemudian

skateholder lain seperti LSM-LSM yang bergerak dibidang kemasyarakatan, sosial-

politik itu penting dalam proses pendidikan politik. Termasuk di dunia pendidikan

dari pendidikan dasar semestinya, bagaimana suatu perbedaan itu suatu keniscayaan

Page 27: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

173

yang dikelola. Sampai perguruan tinggi saya kira. Agen-agen tersebut dapat

mencerahkan untuk terbentuknya iklim politik yang bermartabat.

3. Apa tujuan pokok dari pendidikan politik menurut bapak?

Masyarakat dapat memahami bahwa perbedaan pandangan politik adalah

keniscayaan. Jadi hal yang tidak perlu dipertentangkan, sehingga ketika terjadi

perbedaan pandangan atau pilihan politik patut dihargai. Tidak hanya dalam konteks

pemilihan umum, tapi pada hal-hal lain. Sehingga kita menyadari perbedaan itu

sebagai rahmat.

4. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih

pemula?

Ada suatu bagian tersendiri dari program KPU, atau KPU sebagai

penyelenggara pemilu tidak hanya masyarakat tercerahkan dalam aspek-aspek teknis

pemilu tapi juga KPU diberi wewenang untuk melakukan pendidikan pemilih.

Sehingga masyarakat juga tahu substansi pemilu, yaitu tahu pemilu adalah proses

untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang akan memimpin bangsa dan negara ini

kedepan tentu dilatarbelakangi dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh UU.

Pendidikan pemilih berkaitan dengan substansi pemilu dia tidak hanya mengawal

pemilu dari aspek teknis tapi juga aspek lain bahwa keterpilihan dan keterwakilan

harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti yang saya katakan diawal, yaitu

pemimpin yang berkualitas.

5. Kenapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik?

Jadi begini, pemilih pemula kami kategorikan sebagai the first voter/pemilih

yang pertama ikut dalam proses pemilu, sehingga mereka tidak atau belum

terkontaminasi dengan hal-hal apa yang disebut residu pemilu. Residu pemilu seperti

money politic dan kampanye hitam. Mereka masih murni belum terkontaminasi

sehingga dapat dibentuk pola pikir atau paradigma politiknya.

6. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga, media

massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama dengan

dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?

Saya kira untuk KPU sama dengan lembaga-lembaga lain atau agen-agen

pendidikan lain. Tapi kami lebih pada bagaimana proses pemilu itu dipahami secara

benar dan utuh dan bagaimana output, atau pasca pemilu dapat di kawal oleh

masyarakat. Ketika KPU melakukan pemilu tentu disana ada peserta pemilu, peserta

pemilu itu yang disodorkan oleh parpol selaku lembaga pengusung calon itu yang

Page 28: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

174

akan kita cerahkan pada masyarakat bahwa peserta dipilih sesuai dengan pilihan

masyarakat agar pemilih mampu melihat secermat mungkin, bahwa yang mereka

pilih adalah pilihan mereka. Jadi mereka tidak memilih kucing dalam karung.

Lembaga lain tentu mereka punya domain lain untuk memerankan pendidikan

politik. Kalau parpol tentu bagaimana masyarakat mampu memilih parpol tersebut,

gitu ya.

7. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh

agen seperti partai politik dan PKn?

Parpol politik punya karakteritik yang berbeda dengan lembaga lain. Mereka

tentu mengajak masyarakat untuk memilih parpolnya. Selama ini parpol belum

optimal melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, bahkan barangkali residu-

residu politik itu disumbang oleh parpol, seperti money politic dan black campaign.

Karena kompetisi yang begitu ketat dan seterusnya.

Kalau PKn saya tidak punya pengetahuan yang cukup, bagaimana mata

kuliah atau mata pelajaran yang diajarkan, sampai sejauh mana arti penting

demokrasi atau pemilu diberikan kepada siswanya atau mahasiswa. Tapi selama ini

kita bekerja sama dengan guru-guru PKn di tingkat SMA tentang kepemiluan itu

sangat kecil prosentasinya. Atau tentang demokrasi sangat kecil, yang diberikan

kepada siswa. Ini sebenarnya perlu desain bagus lagi agar materi kepemiluan punya

porsi yang lebih besar dalam mata palajaran.

Komisioner yang sekarang sudah menangani pemilu kada tahun 2010. Apa

ada pengalaman parpol menyumbangkan residu politik?

Ya secara rahasinya umum ada. Tapi saya tidak ada data detail, atau hasil

penelitiannya. Tapi secara umum itu menjadi rahasia bersama bahwa setiap

pemilihan pasti ada money poilitic dalam berbagai bentuk. Artinya untuk

mempengaruhi tingkat kepemilihan itu dilakukan dengan berbagai cara, sehingga

masyarakat seolah-olah dimanjakan dengan money politic dengan berbagai bentuk.

Ini jadi kebiasaan buruk yang dilakukan oleh kandidat, atau mereka yang

berkompetensi. Karena masing-masing kompetitor berlomba-lomba dalam money

politic dalam berbagai bentuk seperti sumbangan-sumbangan. Artinya memberi

sesuatu atau benda barang untuk mempengaruhi keterpilihan itu kategori money

politic.

Dimana domain seperti penindakan money politic pak?

Page 29: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

175

Kalau secara regulatif itu di pengawasan, di Panwaslu atau Bawaslu.

Sehingga money politic itu bisa masuk dalam ranah pidana pemilu. Kalau di ranah

pidana pemilu, maka diberikan kewenangan ke kepolisian untuk menindak lanjuti.

8. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik

kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di

Sleman?

Jadi begini, golput itu ada beberapa macam kategorinya. Pertama, pilihan

orang untuk tidak memilih karena barangkali kandidat tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Jadi dia betul-betul golput murni. Ada lagi golput kesalahan

administrasi. Yaitu ada seseorang disuatu wilayah masuk dalam daftar pemilih tetap

(DPT), kemudian dia sudah bertahun-tahun kerja didaerah lain. Secara administratif

datanya masih di wilayah tadi, sehingga panitia pemutakhiran data pemilih itu tidak

berani untuk mencoret, karena secara de jure orang sana. Dia tidak mencabut KTP

asalnya. Itu tidak hanya terjadi pada orang-orang yang kerja di kota lain seperti

Jakarta, Bekasi, dan lainnya, bahkan orang yang kerja di Kota Jogja saja itu pindah

juga di kota, tapi tetap menjadi penduduk Sleman. Sehingga menjadi pembengkakan

jumlah pemilih di TPS. Yang sungguh-sungguh perlu kita benahi disetiap TPS itu

benar-benar secara de facto ada secara faktual dia disitu dan secara de jure dia disitu

administrasinya. Sehingga angka golput dapat ditekan. Tapi sebenarnya orang yang

bertugas atau kerja ditempat lain itu masih bisa memilih dengan surat keterangan

memilih ditempat lain. Ini penyumbang-penyumbang golput sebenarnya.

9. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini?

Kalau melihat angka partisipasi masih cukup tinggi karena di Sleman itu

masih disekitaran angka 70%. Kalau aspek kependudukan kita benahi, ya kan?

Barangkali tingkat partisipasinya dapat meningkat. Tapi kesadaran memilih itu tidak

hanya dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat, tapi dia berpartisipasi dia secara

kualitas. Dia milih banyak gitu tapi gak bener ya sama saja. Tapi bagaimana orang

memilih banyak atau secara kuantitas dan juga memilih orang yang berkualitas.

10. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman dalam pendidikan politik

bagi pemilih pemula?

Jadi KPU Sleman menyelenggarakan berbagai program, atau strategi.

Pertama melalui media, dan kedua tatap muka. Media ini media elektronik dan luar

ruang. Kita lakukan seperti balio spanduk tentang ajakan untuk berpartisipasi dalam

pemilu dan tahapan pemilu. Termasuk di media kita lakukan kerjasama dengan

Page 30: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

176

media baik cetak maupun elektronik. Talkshow di radio dan TV berkaitan dengan

tahapan pemilu, atau menjadi pemilih yang berkualitas. Tatap muka kita lakukan

dalam bentuk workshop atau TOT atau bentuk lain dialogis lainnya. Kita juga ada

roadshow. Roadshow itu kita mendatangi pusat-pusat keramaian, yang mungkin

disana banyak orang tapi tidak bisa kita lakukan secara tatap muka. Disana kita

jelakan mengenai memilih pemimimpin yang berkualitas dalam bentuk penyebaran

leaflet, stiker, dll. Jadi kita cover masyarakat secara keseluruhan. Kemudian kita

sasaran juga pada pemilih pemula kerjasama dengan dinas pendidikan pemuda dan

olahraga (Disdikpora Sleman), juga dengan kerjasama seluruh sekolah SMA

sederajat yang ada di Kabupaten Sleman. Dan sekaligus ini menjawab pertanyaan ke

11.

11. Siapa saja target sasaran program tersebut?

Terjawab di pertanyaan nomor 10, yaitu kalau untuk pemilih pemula ya

seluruh SMA sederajat di Kabupaten Sleman.

12. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?

Masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pemilu dan mengajak

mencerahkan bahwa pemilu harus punya makna di masyarkat agar harapan mereka

sesuai dengan kenyataan yang akan ditrima pasca pemilu.

13. Apa materi yang disampaikan dalam program tadi?

Materi yang disampaikan apa itu arti penting berdemokrasi, arti penting

pemilu, aspek-aspek teknis pemilu, juga tahapan-tahapan pemilu, dan bagaimana

mengawal pemerintahan pasca pemilu. Itu yang kita sampaikan dalam setiap

program yang kita jalankan.

14. Apa ada kendala yang dihadapi KPU dalam implementasi program tadi?

Ada kendala yang kita hadapi dalam implementasikan program. Pertama,

kita kekurangan SDM untuk mencapai sekian ratus ribu penduduk atau jumlah

pemilih di Kabupaten Sleman. Kedua, diantara sela-sela waktu kita

menyelenggarakan tahapan, kita terkendala dengan kendala waktu, frekuensinya

menjadi sedikit. Keitga, keterbatasan anggaran. Biaya yang kita anggarkan untuk

mengcover program yang kita kerjakan.

Jika ada, apa upaya KPU Kabupaten Sleman untuk mengatasinya?

Upaya yang kita lakukan tentu dalam UU itu pemerintah serta pemerintah

daerah diwajibkan ikut mendukung suksesnya pemilu. Tahun 2009 itu pemda

Sleman membantu sosialisasi pada media dan masyarakat. Sasaran mereka berbeda

Page 31: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

177

dengan KPU, sasaran mereka tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh

pemerintahan di kecamatan dan desa. Pemda Sleman selama ini kita anggap bagus

dalam hal dukungan mereka baik program kegiatan maupun anggaran, untuk

mensukseskan sosialisasi tahapan pemilu. Mereka juga mencetak buku-buku UU dan

peraturan dst. Kekurangan SDM itu artinya kita minta instansi terkait mendorong,

seperti instansi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah untuk ikut

mensosialisasikan program pemilu. Kemudian media kita minta berpartisipasi dalam

menyampaikan informasi terhadap tahapan pemilu.

15. Seberapa besar antusiasme peserta program, baik dilihat dari jumlah peserta

(kuantitas) maupun dari keaktifan peserta?

Kami memprogramkan ada workshop pada pemilih pemula di SMA. Setiap

sekolah ada lima perwakilan untuk kita jadikan trainer atau agen pemilu di sekolah

masing-amsing dan kita meminta 1 guru pendamping. Kita bagi wilayah barat,

tengah, dan timur. Total sekitar 100 siswa. Itu tidak ada yang kosong artinya seluruh

sekolah yang kita undang pasti mengirimkan siswa dan guru pendampingnya. Ini

menjadi catatan bahwa sebenarnya mereka dengan metode pelatihan bagi orang

dewasa, ternyata siswa antusias untuk mengikuti.

16. Apa harapan KPU pada peserta setelah mengikuti program ini?

Kami akan sangat senang bila ada masukan dari masyarakat atau sekolah,

karena kemarin ada permintaan kita mengadakan olimpiade pemilu pada tahun 2012.

Kita kerjasama dengan DPRD, Bupati dan Disdikpora. Harapan kedepan kita bisa

luas lagi walau penuh keterbatasan. Dan mengajak skateholder lain untuk

mensosialisasikan pemilu terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat tidak apatis.

Sehingga pemilu penuh makna, karena kita akan memilih pemimpin untuk memilih

pemimpin yang akan menahkodai negara ini 5 tahun kedepan.

Untuk peserta TOT jadi trainer, mereka bisa menyampaikan berbagai hal

pada lingkungannya agar bisa memberi makna pemilu menjadi penting bagi

kehidupan bangsa dan negara.

Pertanyaan seputar Bapak Hazwa selaku nara sumber workshop (2011) dan

ToT (2012)

Di sekolah mana bapak menjadi narasumber?

Ada datanya kan? Ada pak. Hampir semua itu saya menjadi nara sumbernya,

karena saya sebagai tulang punggungnya program-progra itu.

Page 32: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

178

Kemarin sudah wawancara dengan Pak Hamdam? Sudah Pak. Jadi yasudah

mas semua hampir samalah jawabannya dengan Pak Hamdan.

Metode kita memakai metode bridge, ada role playing, games dan ice

breaking, dan juga meta plan (kertas tugas).

Hanya tambahan untuk harapan ya bagaimana peserta lebih memahami arti

penting pemilu. Untuk lainnya anda dapat melihat dilaporan saja semua ada disitu.

I. Nara sumber Program Workshop Bagi SMA/SMK/MA di-Kabupaten Sleman

Tahun 2011

Nama : Hamdan Kurniawan, S.IP

Jabatan : Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi

Waktu, Tanggal : Pukul 14.10 – 14.30, 27 Mei 2013

1. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan

melalui mata pelajaran PKn khususnya pada sekolah-sekolah di Kabupaten

Sleman?

Saya tidak akan mengungkapkan pandangan terkait hal tersebut. Hanya saja saya

ingin mengatakan kemarin kita (KPU) mengadakan workshop pendidikan pemilih

bagi pemilih pemula merupakan upaya untuk diseminasi mengenai pentingnya

pemilu dan sistem pemilu bagi pemilih pemula. Perlu adanya penyampaian yang

sistematis terkait dengan pemilu. Kita dianggap lembaga yang mempunyai

kompetensi untuk menyampaikan hal itu, maka kami mengadakan program ini.

2. Di sekolah mana bapak menjadi nara sumber dalam workshop pendidikan pemilih

pemula tahun 2011?

Saya menjadi nara sumber di SMAN 1 Kalasan dan SMKN 1 Depok. Perlu dicatat

pula dalam program ini tempat diadakannya workshop merupakan gabungan dari

beberapa sekolah. Anda bisa lihat daftarnya di bagian sekretariat.

3. Apa saja materi yang disampaikan dala workshop itu?

Materi dalam program ini mencakup tahapan pemilu, pencalonan dan tugas KPPS.

Dalam tahapan pemilu dijelaskan mengenai tahap penyusunan daftar pemilih.

Bagaimana kriteria pemilih, apakah kurang dari 17 tahun sudah boleh memilih,

apakah PNS boleh memilih, apakah TNI boleh memilih, dan lain sebagainya.

Kemudian bagaimana dengan pemilih normal dan pemilih difabel juga dijelaskan.

Dalam materi pencalonan dijelaskan mengenai memilih calon yang baik, yaitu

Page 33: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

179

yang memiliki kriteria-kriteria sebagai pemimpin yang baik. Tugas KPPS sendiri

dilakukan melalui simulasi pemilihan umum. Diperankan seorang ketua KPPS dan

anggota-anggota KPPS. Kemudian bagaimana tugas ketua KPPS dan anggota-

anggotanya.

4. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi tersebut?

Metode yang digunakan bermacam-macam diantaranya role playing (bermain

peran), dan meta plan. Bermain peran contoh bermain peran sebagai KPPS. Meta

plan sendiri kita gunakan untuk menganalisis kriteria-kriteria calon pemimpin

yang baik. Kita sediakan daftar kriteria-kriteria calon pemimpin. Kemudian siswa

menganalisis mana kriteria yang tepat untuk pemimpin yang baik. Intinya kita

ingin melibatkan siswa/peserta secara aktif.

5. Bagaimana antusiasme para peserta workshop?

Peserta workshop sangat antusias. Hampir semua aktif dalam program, bertanya,

ikut menyumbangkan pikiran dalam diskusi. Rata-rata paham dengan materi yang

disampaikan. Bahkan ada beberapa peserta yang terlambat datang langsung bisa in

atau mengikuti.

6. Saya baca laporan kegiatan workshop peserta tidak hanya siswa tapi juga guru

PKn. Lalu bagaimana posisi guru dalam workshop tersebut?

Guru lebih sebagai pendamping saja. Disamping itu kita juga ingin guru tambah

pengetahuannya tentang proses pemilu secara komprehensif.

7. Apa harapan bapak bagi peserta (guru maupun siswa) pasca mengikuti workshop

pendidikan pemilih pemula?

Harapannya peserta paham mengenai proses pemilu. Karena selama ini pemilu

hanya dipahami sebagai gembor-gembor motor saat kampanye. Itu terlihat dari

fakta dilapangan, dan juga banyak peserta yang menyampaikan pesan dan kesan

bahwa mereka sekarang bisa lebih tahu tentang pemilu secara lebih komprehensif.

Dalam pemilu ada penyelenggara (KPU), pemilih, dan peserta pemilu. Mereka

merasa senang dan berharap kegiatan ini bisa dilakukan lagi. Kemudian

diharapkan mereka bisa menjadi pemilih kritis dan mengabil peran.

J. Nara sumber TOT Pemilu Tahun 2012

Nama : Hamdan Kurniawan, S.IP

Jabatan : Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi

Waktu, Tanggal : Pukul 14.30-14.50, 27 Mei 2013

Page 34: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

180

1. Apa saja materi yang disampaikan dalam TOT pemilu pada tahun 2012 lalu?

Saya bertugas menyampaikan sistem pemilu. Saya pernah mengikuti program

workshop kerjasama dengan lembaga pemilu Australia. Jadi saya berusaha

menyampaikan apa yang saya dapat dalam workshop tersebut di TOT kemarin.

Materi yang saya sampaikan terkait dengan sistem pemilu di dunia kemudian

sistem pemilu nasional, baik pemilu DPR, DPD, DPRD maupun Presiden.

2. Metode apa yang bapak terapkan dalam menyampaikan materi tersebut?

Metode yang kami gunakan metode untuk pendidikan orang dewasa. Kami bagi

peserta menjadi beberapa kelompok kemudian mengerjakan stugas-tugas dari

kami. Kami juga memakai meta plan untuk menerangkan mengenai sistem distrik

dan sitem proposional.

3. Bagaimana pemahaman guru mengenai materi-materi yang disampaikan dilihat

dari jalannya program?

Saya melihat ada guru yang paham dan kurang paham. Ini terlihat saat

penggunaan meta plan yaitu tentang sistem pemilu distrik dan proporsional. Ada

meta plan yang salah ditempatkan.

4. Bagaimana antusiasme para peserta TOT?

Guru-guru sangat antusias, jarang ada yang hanya diam. Rata-rata aktif mengikuti

jalannya program. Bahkan ada masukan mengundang KPU ke sekolah untuk

mengadakan mengisi mengenai pemilu di sekolah. Kalau ada permohonan resmi

kami siap. Namun sampai sekarang belum ada permohonan, mungkin mereka sulit

mengatur jadwal.

5. Apa harapan bapak bagi peserta pasca mengikuti TOT Pemilu?

Harapan kami guru dapat mentranfer pengetahuan yang didapat kepada para siswa

di sekolah masing-masing.

K. Ketua KPU Kabupaten Sleman

Nama : Bapak Djajadi

Waktu : Tanggal 14 Juni 2013

1. Menurut bapak, apa substansi dari pendidikan politik?

Pendidikan politik itu penting sekali. Bagi pemilih pemula, pendidikan politik

penting supaya pemilih pemula memahami demokrasi, dan pemilu umum, dan

lain-lain. Dalam hal ini dalam kaitan dengan pemilih yang masih berstatus pelajar

Page 35: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

181

sekolah menengah atas, tentu saja tidak terlepas dari pelajaran PKn. Dalam PKn

itu baru sebagian kecil pendidikan politik disampaikan mengenai tataran praktek

di lapangan. Butuh pendidikan politik bagi pemilih pemula untuk mengawali

dalam memasuki dunia politik praktis. Butuh kesabaran, bertahap supaya pemilih

pemula bisa memahami pemilu. Demokrasi diwujudkan melalui pemilu oleh

rakyat. Dulu pemilu tidak secara langsung, tapi melalui perwakilan. Sejak

amandemen UUD 1945 terjadi perubahan besar pelaksanaan pemilu, mulai dari

aturan umum sampai teknisnya.

Tadi bapak menyebutkan tujuan pendidikan politik adalah untuk mempersiapkan

pemilih pemula sebelum memasuki dunia politik praktis. Apa yang dimaksud

bapak dengan dunia politik praktis?

Pemilih pemula adalah salah satu segmen pemilih di masyarakat. Dunia praktis

politik adalah pemilu itu sendiri, mulai dari pemilukada, pemilu legislatif maupun

pemilu presiden, sampai pemilihan tingkat bawah seperti pemilihan kepala desa,

pemilihan kepala dusun, dan di sekolah ada pemilihan ketua osis.

2. Mengapa KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih

pemula?

Alasannya adalah dalam rentang waktu 5 tahun jmlah pemilih pemula sekitar 17-

18% jumlah dari keseluruhan pemilih. Jumlah tersebut cukup besar. Kalau

dikonversi ke kursi sekitar 8 kursi. Kalau tidak ada pendidikan politik bisa jadi

mereka apatis, tidak ikut nyoblos. Kursi yang sebesar tadi tidak dipilih oleh

mereka.

Disamping itu pemilih pemula belum paham pengenai seluk beluk pemilu.

Mereka perlu menjadi pemilih yang cerdas. Yaitu memilih berdasarkan track

record-nya yang bagus, dan tidak terlibat korupsi. Juga mereka harus dijauhkan

dari politik uang. Di tingkat pemilihan kades misalnya, sampai hari ini masih

banyak money politic. Mereka harus menggunakan rasionalisasi dalam

melakukan pemilihan, seperti yang saya katakan tadi.

Disamping diarahkan untuk menggunakan rasionalisasi dalam memilih, dalam

program ini juga pemilih pemula diberi keterampilan bagaimana jika mereka jadi

penyelenggara KPPS dalam suatu even pemilu. Sekaligus disimulasikan.

3. Mengapa pemilih pemula dijadikan sasaran dalam pendidikan politik?

Page 36: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

182

Seperti yang saya katakan tadi mas, karena pemilih pemula belum pernah

memilih atau baru memilih, jadi harus diarahkan untuk memilih berdasarkan visi

dan misi.

4. Banyak agen dalam pendidikan politik, seperti PKn, partai politik, keluarga,

media massa, dll. Kemudian, apa domain pendidikan politik oleh KPU sama

dengan dengan salah satu agen tadi atau berbeda/khusus?

KPU sesuai dengan visinya yaitu sebagai penyelenggara melaksanakan pemilu

sesuai UU yang ada. Disamping itu juga melaksanakan sosialisasi terhadap

penyelenggaraan terhadap pemilih pemula dan masyarakat umum tentunya.

Disamping itu juga banyak hal yang harus dilakukan KPU untuk

menyelenggarakan pemilu. Dari sosialisasi tadi, melengkapi logistik, dan

rekrutmen panitia ad hock. Panitia ad hock ini terdiri dari PPK, PPS, dan KPPS.

Perlu diketahui juga untuk pemilukada itu anggaran 70% terserap di TPS,

termasuk perlengkapannya.

5. Bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh

agen seperti partai politik dan PKn?

Jadi kalau partai politik itu cenderung goalnya mengarahkan supaya orang yang

diberi pendidikan politik menjadi simpatisan, konstituen atau jadi anggota.

Dengan pendidikan politik yang intensif bisa jadi pengurus. Jadi sifatnya

ideologis, kalau terkait hal penyelenggaraan pemilu hampir tidak disampaikan.

Kalau PKn kita seirng mengundang siswa maupun guru untuk ikut program kita.

Baik guru maupun siswa kita harapkan jadi agen dalam pendidikan politik. Dapat

getok tular di sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya.

6. Melihat angka golput di Kabupaten Sleman cukup tinggi dan terus naik

kuantitasnya, menurut bapak sendiri apa penyebab naiknya angka golput di

Sleman?

Ada dua alasan. Pertama, kita masih memakai sistem de jure. Sistem pendaftaran

de jure artinya pemilih yang masih berKTP Sleman tetap menjadi pemilih. Jadi

ketika di hari-H dia golput. Seperti di kota pada pemilukada tahun 2006 silam,

jumlah golput pemilih yang tinggal di luar daerah sebesar 24%. Kedua, ada

masyarakat merasa tidak ada calon yang cocok dipilih. Terus tidak memilih. Kita

tidak bisa menyalahkannya. Memilih itu hak bukan kewajiban. Jadi boleh

digunakan atau tidak digunakan.

Page 37: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

183

Untuk itu kita sosialisasikan pada masyarakat lewat berbagai media. Agar

masyarakat banyak tahu. Ketika masyarakat banyak tahu mengenai pemilihan, dia

bersedia untuk memilih.

7. Apakah tingginya golput ini juga menjadi alasan diadakannya pendidikan politik

bagi pemilih pemula?

Iya. Tapi lebih banyak pada tadi, supaya pemilih pemula menggunakan hak

pilihnya dengan cerdas. Yaitu berdasarkan visi dan misi, tidak sekedar karena

diberi sesuatu.

8. Menurut bapak bagaimana kesadaran politik warga Sleman akhir-akhir ini?

Masih cukup tinggi. Karena walau kita belum ada data faktual mengenai alasan

golput, tapi kemungkinan golput disebabkan tadi, kita masih menggunakan sistem

de jure. Sehingga kedepan kita akan menggunakan sistem de jure dan de facto.

Secara de facto pemilih itu memang masih tinggal di Sleman. Jika tidak tinggal di

Sleman kita terapkan sistem de jure dengan catatan kita lakukan crosceck. Kita

tanya keluarganya apa dia besok bisa pulang saat pemilihan. Hal ini untuk

menekan angka golput.

9. Apa program yang dilaksanakan KPU Kabupaten Sleman dalam pendidikan

politik bagi pemilih pemula?

Sejak 2011 lalu KPU memulai pendidikan politik bagi pemilih pemula.

Dilakukan untuk siswa-siswa SMA se-Kabupaten Sleman dan guru

pendampingnya. Kami terapkan metode sosialisasi dialog, simulasi praktek

(metode bridge), dan lain sebagainya. Untuk metode bridge sendiri merupakan

metode yang dikembangkan oleh KPU Indonesia dengan KPU Australia. Metode

ini diterapkan untuk menggerakan perekrutan PPK, PPS, dan KPPS. Disamping

itu kita juga gunakan metode meta plan. Meta plan digunakan untuk mempelajari

tahap-tahao seleksi PPK, pendaftaran calon, menyusun DPT, dan tentang KPU

sendiri. Tahun kemarin (2012) kita juga mengadakan program untuk pemilih

pemula hanya saja bentuknya lain. Jika ditahun 2011 hanya workshop, ditahun

2012 kita adakan Olimpiade Pemilu dan TOT untuk guru PKn SMA/SMK

sederajat di Kabupaten Sleman. Kami berharap tiap tahun kami bisa

menyelenggarakan program-program tadi.

10. Apa tujuan utama dilaksanakan program tersebut?

Page 38: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

184

Tujuan utamanya bisa membentuk agen-agen di kalangan pemilih pemula.

Sebagai contoh, kita di workshop ada simulasi pemilu. Diharapkan nanti simulasi

pemilu dapat diterapkan disaat pemilihan osis.

11. Berapa prioritas pelaksanaan program tersebut bagi KPU?

Program-program tadi merupakan kerjasama dengan Disdikpora. Anggaran kami

kecil, paling tidak hanya bisa digunakan untuk anggaran nara sumber atau petugas

pendidikan pemilih. Kami hanya menyiapkan fasilitas IT, membuat model tulisan,

dan perlengkapan lain seperti kertas samson. Kadang-kadang malah ada sekolah

yang sekaligus menyediakan konsumsi, jadi kami enak juga, anggaran bisa

ditekan.

L. Guru PKn MAN Yogyakarta 3

Tanggal 17 Juni 2013 di MAN Yogyakarta 3

TOT 2012

1. Apakah anda salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten

Sleman pada tahun 2012 kemarin?

Iya.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?

Yang jelas tentang UU Pemilu. Kemudian sebab-sebab turunnya partisipasi

masyarakat, kemudian tata cara cara berpartisipasi, sosialisasi politik bagi pemilih

pemula. Juga terkait dengan metode yang digunakan untuk pendidikan politik

bagi pemilih pemula.

3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan

sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?

Ada. Tapi tidak banyak, kurang dari 5%. Karena rata-rata guru PKn dari jurusan

PKn, sehingga sudah menerima teori-teori tersebut. Permasalahan lebih pada

pemahaman teknis, karena sistem kita sistem gabungan. Dan terkait dengan tata

cara penentuan distrik, apa dasarnya menentukan suatu dapil. Terkait pengaruh

kultur dan lain sebagainya. Kalau tidak tepat partai dapat kehilangan suara. Misal,

basis PAN di Sleman, Gamping, dan Tempel. Pemilihan dapil digeser, hal ini

dapat merubah suara yang didapat.

4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?

Guru-guru sangat antusias. Itu dapat menjadi pengayaan metode pembelajaran di

kelas.

Page 39: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

185

5. Saya membaca bahwa salah satu output dari diadakannya TOT diharapkan

nantinya digelar kelas-kelas pemilu. Apa anda menggelar kelas pemilu di kelas-

kelas PKn pasca mengikuti TOT?

Di sekolah ini, sebelum ada program KPU sudah ada kelas pemilu. Dalam tataran

teknis, kita sudah melaksanakan dalam pemilihan osis. Ada pendaftaran calon,

kampanye atau orasi, pembekalan calon, dan pelaksanaan pemilihan.

6. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu

dalam KBM di sekolah?

Materinya sudah ada di sistem politik Indonesia itu. Sudah banyak ada 8 kali

pertemuan. Berbicara mengenai sistem politik, partisipasi politik, sistem

kepartaian, dan lain sebagainya. Bahkan saya sering mengundang anggonta

dewan untuk datang ke MAN 3. Untuk memberikan diskusi politik atau

sarasehan. Hanya ditahun ini saja tidak dilaksanakan. Sudah 3 kali kita laksakan.

7. Apakah waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi

dan pemilu cukup menurut Anda?

Jadi alokasi waktu untuk materi-materi tadi sudah cukup.

M. Guru PKn SMA N 1 Sleman

Nama : Drs. Rahadi

Waktu : Tanggal 19 Juni 2013 di SMA N 1 Sleman

Workshop 2011

1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun

2011 kemarin?

Iya. Dan di SMA 1 Sleman ini dua orang, dengan Pak Kardi.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?

Pada waktu workshop itu yang disampaikan oleh Ketua KPU Sleman itu terkait

dengan hak dan kewajiban selaku warga negara yang ada hubungannya dengan

pemilu. Sebab, dimungkinkan untuk pemilih pemula ini minatnya kurang.

Kekurangan itu tentu ada beberapa sebab. Bisa yang anak itu (pemilih pemula itu)

grogi, gimana caranya dan lain-lain. Kedua, dia belum mempunyai pilihan

mantap terkait partai atau caleg. Dan ketiga, sering ada kemungkinan ujung-

ujungnya finansial. Tahu kan ya mas? Kalau ada kaos dipilih, ada uang dipilih,

ada proposal dipilih. Anak yang idealis di pemilih pemula masih rendah.

Keempat, kemampuan dan anak itu heterogen atau macam-macam.

Page 40: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

186

3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?

Bagus mas. Bahkan kemarin saat olimpiade pemilu kita menang. Untuk minat

anak-anak dalam workshop itu bagus, dari sekolah negeri maupun swasta yang

didukung oleh skateholder sekolah.

Menurut bapak metode apa yang lebih efektif dalam pendidikan politik?

Yang efektif itu metode simulasi. Karena kalau secara teoritis anak itu mudah

lupa. Enggan, mudah lupa, dan kurang minat. Ketika simula anak bisa dengan

gegap gembita. Simulasi untuk mengetahui hak sebagai warga negara, dan

menyumbangkan hak pilihnya agar tidak gugur.

4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?

Guru itu memberikan pengarahan, rambu-rambu, dan motivasi. Serta memberikan

materi-materi apa mengenai pemilu terkait dengan pemilih pemula.

TOT 2012

1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU

Kabupaten Sleman pada tahun 2012 kemarin?

Iya.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?

Mengenai simulasi dan tata cara pemilih serta penentuan wakil-wakilnya. Partai

yang lolos threshold (ambang batas).

Kemarin itu pembicaranya ngundang dari KPU provinsi juga ya pak?

Iya.

Kalau yang dari provinsi tadi mengani apa saja ya pak?

Formal saja. Mengenai jadwal-jadwak tahapan pemilu.

Kalau tentang pemilu pak, pentingnya mengikuti pemilu?

Iya ada. Bagaimana kita mengikuti pemilu, agar kita ikut menentukan wakil dan

masa depan bangsa kita. Menentukan maju tidaknya bangsa dan negara. Jangan

sampai tidak milih ikut mengkritik.

3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan

sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?

Kalau distrik itu sudah banyak tahu. Sedang sistem proporsional terbuka itu

masih banyak yang tidak tahu. Sistem proporsional terbuka itu banyak

kekurangannya dan memiliki kelebihan pula. Kelebihannya, bisa memilih

memang caleg yang akuntabel, yang dedikasi tinggi, kita positive thinking saja ya

mas. Bisa menentukan nasib konstituen, menentukan perubahan ke arah yang

Page 41: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

187

lebih baik. Kelemahannya antar intern partai itu ada persaingan yang tidak sehat.

Sama-sama dapil saling menjatuhkan demi mencari suara yang banyak. Sehingga

dampaknya pada kerenggangna kerukunan dalam satu partai, apalagi beda partai

politik. Hanya soal mencari urusan finansial caleg tersebut. Sehingga ada

benturan antar kader satu partai, kalau antar kader partai agaknya normal. Ini

antar satu partai, jadi tida baik. Jadi harus menjadi pembelajaran.

Perlu dicatat tidak semua guru PKn itu diluar jurusan civic hukum. Ada yang dari

Jurusan Sejarah dan lain sebagainya. Apalagi swasta mas. Ada sang guru itu

mengajarkan guru secara teoritis, tidak didemontrasikan. Sehingga pemahaman

guru tadi kurang pula.

4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?

Tinggi, ada rasa ingin tahu yang besar, dan sportif.

5. Saya membaca bahwa salah satu output dari diadakannya TOT diharapkan

nantinya digelar kelas-kelas pemilu. Apa anda menggelar kelas pemilu di kelas-

kelas PKn pasca mengikuti TOT?

Iya. Kita menggelar, tapi tidak menggunakan gambar kontestan pemilu. Saya

menggunakan gambar buah seperti nanas, pisang, dan semacamnya. Sebab

melalui tanda gambar partai itu anak kelihatan ada yang egois, ada yang

sombong, terus ejek mengejek. Namun dengan gambar buah tadi anak dengan

bebasnya berpartisipasi.

Bagaimana pemilihan osis sendiri pak?

Memang salah satu pendidikan demokrasi di sekolah itu adalah pemilihan ketua

kelas, pemilihan ketua osis. Sehingga calon ketua osis itu mengajukan proposal,

kemudian disampaikan dimimbar bebas. Saling adu program, saling adu

argumentasi, kemudian pemilihannya di dalam kelas. Ada pula lembaga

sementara yang menangani pemilihan ini.

6. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu

dalam KBM di sekolah?

Ini proses pembelajaran berbeda dengan dulu. Sehingga saya lebih condong pada

diskusi kelompok, dan anak itu mempresentasikan kedepan, beserta tanya jawab

dengan kelompok lain. Guru memberi penilaian saat diskusi kelompok dan hasil

diskusi, atau paper setelah dijidid.

7. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang

demokrasi dan pemilu cukup menurut Anda?

Page 42: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

188

Tergantung penyampaiannya. Tidak harus diterangkan secara kalsikal. Kita kasih

tugas, berdialog, dan mendemontrasikan. Disamping itu kita ada pembuatan

kliping-kliping pemilu untuk menjadi buku.

Dari berita-berita surat kabar ya pak?

Iya mas. Kita bagi-bagi pula. Ada yang Kompas, KR, Jawa Pos, dan lain

sebagainya.

N. Guru PKn SMA N 1 Ngaglik

Drs. Pratiknyo

Jam 10.00, Tanggal 19 Agustus 2013 di SMA N 1 Ngaglik

Workshop 2011

1. Apa anda menjadi pendamping siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011

kemarin?

Iya.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?

Pada saat itu materinya berkisar pada tata cara seorang warga negara untuk

mempunyai hak dipilih maupun memilih. Lalu tentang ketentuan-ketentuan pemilihan

umum, pentingnya demokrasi dan berdemokrasi.

3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?

Antusiasnya lumayan. Banyak yang aktif bertanya karena memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi.

4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?

Perannya sebagai motivator pada anak-anak yang ikut. Total anak yang ikut dari sini 5

siswa.

TOT 2012

1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten

Sleman pada tahun 2012 kemarin?

Iya.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?

Tentang pemilu, lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.

3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan

sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?

Ada, tapi hanya sedikit. Dan mungkin itu karena tidak semua guru PKn sarjana PKn.

4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?

Page 43: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

189

Sangat tinggi.

5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam

KBM di sekolah?

Banyak. Sekitar 1 Bab atau 1 KD.

6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi

dan pemilu cukup menurut Anda?

Sudah mencukupi untuk para siswa.

O. Guru PKn SMA N 2 Sleman

Sukamti, S.Pd.

Jam 11:00, Tanggal 19Agustus 2013 di SMA N 2 Sleman

Workshop 2011

1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011

kemarin?

Iya.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?

Tentang syarat-syarat menjadi pemilih khususnya syarat-syarat bagi pemilih

pemula, dan mekanisme pemilihan umum.

3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?

Tinggi. Banyak yang mengajukan pertanyaan dan pada saat diskusi siswa-

siswa banyak yang aktif. Saat itu, perwakilan untuk acara workshop tahun 2011 5

siswa. Kemudian pada tahun 2012 lalu saat Olimpiade Pemilu SMA 2 mendapat

ranking 4.

4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?

Ya mendampingi mas, mengarahkan dan menjadi motivator.

TOT 2012

1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten

Sleman pada tahun 2012 kemarin?

Iya.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?

Terkait dengan sosialisasi politik, partai politik yan lolos dalam pemilu,

kemudian materi-materi tentang pemilu yang secara garis besar sama dengan materi

workshop tahun 2011, dan juga materi tentang urgensi demokrasi. Saat itu dihadiri

oleh KPU pusat, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten.

Page 44: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

190

3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan

sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?

Cukup memahami.

4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?

Tinggi.

5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam

KBM di sekolah?

Tinggi, khususnya kelas 11 pada semester 1 tentang budaya politik.

6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi

dan pemilu cukup menurut Anda?

Cukup. Jumlah materi dan alokasi waktu sudah cukup bagi siswa.

P. Guru PKn SMA N 1 Turi

Endang Dwi Haryani, S.Pd.

Pukul 12.15, Tanggal 19 Agustus 2013 di SMA N 1 Turi

Workshop 2011

1. Apa anda menjadi pembimbing siswa yang ikut workshop pemilih pemula tahun 2011

kemarin?

Iya.

2. Apa saja yang disampaikan saat acara workshop tersebut?

Simulasi pemilu, cara memilih atau nyoblos, tentang demokrasi, pemil,

wawasan kebangsaan dan syarat-syarat menjadi pemilih.

3. Bagaimana antusiasme siswa-siswa yang menjadi peserta worshop?

Sangat tinggi. Khususnya pada metode meta plan dan role playing, siswa sangat

aktif.

4. Bagaimana peran guru pendamping dalam program tersebut?

Membimbing anak-anak, yang pada intinya supaya mereka jadi warga negara

yang baik. Dapat berpartisipasi dalam pemilihan dan memilih calon yang memang

dapat bekerja membangun negeri ini.

TOT 2012

1. Apakah anda juga salah satu dari peserta TOT yang diadakan oleh KPU Kabupaten

Sleman pada tahun 2012 kemarin?

Iya.

Page 45: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

191

2. Apa saja yang disampaikan saat acara TOT tersebut?

Tentang demokrasi yang dikemas dengan metode role playing dan diskusi klasikal.

3. Apakah saat TOT berlangsung ada guru yang kurang memahami terkait dengan

sistem pemilu, yaitu sistem distrik dan sistem proporsional terbuka?

Ada sedikit.

4. Bagaimana antusiasme guru-guru peserta TOT saat itu?

Tinggi.

5. Berapa frekuensi materi terkait pentingnya demokrasi dan mengenai pemilu dalam

KBM di sekolah?

Tinggi,di kelas 10 ada tentang dasar-dasar pemilu yang termaktub dalam

UUD, kemudian di kelas 11 semester 1 ada tentang budaya politik. Budaya politik

disampaikan selama 8 kali pertemuan.

6. Apakah alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi tentang demokrasi

dan pemilu cukup menurut Anda?

Secara keseluruhan mencukupi. Hanya saja kita ketahui bahwa untuk kelas

tiga kurang efektif, karena sebagian besar waktu difokuskan untuk mata pelajaran

yang diikutkan UAN.

Q. Peserta Workshop Perwakilan SMA N 1 Turi

Nama : Adhi Pramono

Waktu : Pukul 10.30, Tanggal 14 Oktober 2013

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta workshop pemilih pemula yang

diadakan KPU Kabupaten Sleman pada tahun 2011 silam?

Iya mas.

2. Apa saja materi yang disampaikan dalam workshop tersebut?

Seingat saya, materinya seputar pemilu. Ada tentang apa itu mas, pentingnya

pemilu, kemudian kriteria pemimpin yang baik, dan tentang daftar pemiluh tetap.

Kalau tentang simulasi pemungutan suara ada kan?

Bentar mas. Karena sudah lama saya kurang ingat.

Itu disampaikan di sesi terakhir, ingat?

Ow ya mas. Ada dulu tetang itu, yang kita berperan sebagai panitia pelaksana di

TPS, ada juga yang berperan jadi yang nyoblos atau nyontreng, dan yang melakukan

pengamanan.

Page 46: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

192

Ya, itu namanya KPPS.

Apakah materi tentang pentingnya pemilu membuka pandangan anda bahwa

berpartisipasi dalam pemilu itu penting?

Iya mas. Saya beranggapan juga bahwa partisipasi dalam pemilu itu penting

dilakukan warga negara. Jangan sampai kita golput, itu tidak benar. Lagian yang biasa

golput itu kalau ngritik sukanya hanya mencari-cari kesalahan, tidak memberikan solusi.

Anehnya lagi, dia itu tidak milih kok pas jadi suka ngitik. Orang-orang seperti itu yang

tidak bener mas.

Kemudian, apakah materi tentang kriteria pemimpin yang baik, lantas menjadi acuan

bagi anda agar tidak asal dalam memilih calon pemimpin dalam pemilu?

Ow ya, tentu. Kita itu tidak bisa asal milih pemimpin.

Kriteria pemimpin seperti apa yang menurut anda baik?

Ya yang mengerti kebutuhan masyarakat, bisa membawa perubahan di

masyarakat. Kalau sekrang ya, kalau saya seperti pak Jokowi dan yang dari Gerindra itu

mas. Pak Jokowi itu sederhana, dan ketika ada masalah dia tenang mencari solusi.

Dari Gerindra itu Pak Prabowo. Ow ya seperti saat ngurus penertiban PKL ya?

Ow iya mas, Pak Prabowo. Kalau Pak Jokowi tadi ya itu mas, tenang memang saat

kayak mengurus penertiban, tidak asal gusur. Dia bisa memberi pengertian pada rakyatnya

dulu. Disamping itu dia tidak hanya janji, tapi juga dibuktikan mas. Kalau Pak Prabowo

itu kan dari militer, jadi orangnya tegas. Sekarang ini kritikan begitu bertubi-tubi ke

pemerintah, jadi perlu pemimpin yang tegas agar tidak terlalu terdesak atau tersalahkan

terus pemeirntah.

3. Metode apa yang diterapkan dalam penyampaian materi tersebut?

Ada diskusi mas, bermain peran lewat simulasi tadi.

Kalau meta plan dipakai tidak?

Yang seperti apa ya mas.

Meta plan itu arti dari kertas tugas Adi. Ada kertas-kertas yang disitu harus disusun

sesuai apa yang telah dirancang oleh nara sumber atau pembicara.

Ow ya ada itu mas. Tentang susunan para penyelenggara pemilihan umum, mulai dari

tingkat pusat sampai TPS.

4. Apakah anda antusias mengikuti program tersebut?

Ow tentu mas, saya aktif.

5. Bagaimana antusiasme dari peserta lain saat workshop tersebut?

Ya yang lain juga aktif. Karena kita dituntut aktif dalam program tersebut.

Page 47: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

193

6. Apa manfaat workshop tersebut bagi anda?

Ya dapat menambah wawasan saya tentang materi-materi tadi. Kemudian saya jadi

ingin aktif dalam pemilu. Memilih juga tidak asal milih.

7. Apakah workshop tersebut mendorong anda untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu

misalnya dalam pemilu 2004 mendatang?

Tadi sudah terjawab ya mas. Iya saya ingin aktiflah besok. Satu suara pun kan

berarti mas. Satu suara saya pasti berarti, maka saya akan ikut milih. Sehingga, semoga

besok pemimpin yang saya harapkan bisa terpilih mas.

R. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Turi

Nama : Meisy Nursita Sari

Waktu : Pukul 11.30, Tanggal 12 Oktober 2013

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang

diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?

Iya.

2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?

Satu mas. Terdiri dari 10 orang.

Kenapa 10 orang, setahu saya hanya 3 orang?

Kalau tiga orang itu saat masuk empat besar mas. Di tahap awal itu 1 tim 10 orang,

kemudian dikerucutkan menjadi 3 orang sebagai perwakilan yang masuk final.

3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?

Materinya itu tentang UUD 1945 mas, kemudian Pancasila, dan Tap MPR.

4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?

Ya ada yang sulit ada yang tidak mas.

Apa materi yang menurut anda sulit?

Itu mas materi tentang Tap MPR, dan tentang pemilu. Tapi karena dibimbing oleh

Bu Endang jadi kita dapat mengatasi soal-soal yang sulit. Disamping itu juga ditambah

ada anggota tim dari kelas 11 yang lebih paham tentang materi tersebut.

5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?

Manfaatnya kita yang tidak tahu menjadi tahu mas. Seperti tentang

kewarganegaraan, kita menjadi lebih paham terkait tentang asas-asas penentuan

kewarganegaraan seseorang, ada ius soli dan ius sanguinis, dan juga tentang orang yang

berwarganegara ganda atau tidak mempunyai warga negara.

Page 48: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

194

6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait

dengan pemilu di Indonesia misalnya?

Pasti mas. Saya mendapat wawasan luas, disamping tentang pemilu di Indonesia

juga tentang hal-hal lainnya terkait muatan soal olimpiade.

7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi

aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?

Iya dong mas.

Apa alasannya?

Asyik mas.

Apakah hanya itu?

Endak mas, saya juga ingin menentukan pemimpin sendiri dengan ikut pemilu.

Apa kriteria pemimpin yang baik menurut anda?

Yang mau mengerti apa yang diinginkan rakyatnya, bertanggung jawab, disiplin,

dapat dipercaya, ya pokoknya kayak dasadharma Pramuka itu mas.

S. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Turi

Nama : Prisca Arzita Perdana

Waktu : Pukul 11.00, Tanggal 12 Oktober 2013

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang

diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?

Iya.

2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?

1 tim mas yang terdiri dari 10 orang.

3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?

UUD 1945, Pancasila, partai politik, pemilu, tentang kewarganegaraan dan pemerintahan.

4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?

Cukup sulit. Karena saya baru kelas 10. Ada materi kelas 11 dan 12, sehingga kita

belum banyak tahu. Bu Endang bimbing, jadi dapat kita atasi.

Materi apa yang cukup sulit menurut anda?

Tentang partai politik mas, karena itu ada di kelas 11.

5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?

Ya lebih banyak tahu mas tentang hal-hal yang terkait dengan mata pelajaran PKn.

Lebih tahu tentang Pancasila dan UUD 1945.

Page 49: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

195

6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait

dengan pemilu di Indonesia misalnya?

Iya mas. Saya lebih tahu gambaran pemilu seperti apa.

7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi

aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?

Iya mas aktif.

Kenapa aktif?

Sebagai warga negara yang baiklah mas, harus aktif dalam pemilu.

T. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Turi

Nama : Hasta Sih Danar

Waktu : Pukul 11.30, Tanggal 12 Oktober 2013

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang

diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?

Iya mas, dengan Meisy dan Prisca.

2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?

1 tim mas, terdiri dari 10 orang.

3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?

UUD 1945, tentang KPU, tentang mapel PKn, Pancasila, dan pemilu.

4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?

Cukup sulit mas.

Apa pertanyaan yang cukup sulit menurut anda?

Tentang pemilu mas, kan ada lembaga-lembaganya seperti KPU dan

pengawasnya. Saya kurang begitu tahu.

5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?

Memberikan pengetahuan lebih luas mas. Dan seperti akselerasi karena materi

kelas 2 dan 3 ada dalam lomba tersebut. Jadi ketika saya naik kelas 2 enak, tinggal

mendalami.

6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas, terkait

dengan pemilu di Indonesia misalnya?

Iya. Lebih tahu gambaran pemilu mas.

7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi

aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?

Page 50: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

196

Aktif mas.

Apa alasannya?

Sebagai warga negara yang baik mas. Disamping itu saya juga ingin pemimpin

yang terpilih nantinya yang baik mas.

Apa kriteria pemimpin yang baik menurut anda?

Yang jujur mas, sederhana, tidak neka-neko, dan tidak korup. Pokoknya seperti

dasadharma Pramuka mas.

U. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Sleman

Nama : Amalia Fitri Kurnia Dewi

Waktu : Pukul 12.30, Tanggal 17 Oktober 2013

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang

diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?

Iya mas, dan saya satu tim dengan Sarah Rahmawati, dan Mas Wisnu Adtya. Kami

juga menjadi juara 1 pada olimpiade tersebut.

2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?

3 tim mas, 1 tim terdiri dari 3 orang.

3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?

Tentang pemilu mas, ada asas-asas pemilu, dan alokasi kursi. Disamping itu juga ada

materi tentang masyarakat madani, Pancasila, PKn, dan tentang UUD 1945.

4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?

Cukup sulit mas. Khususnya seputar pemilu karena belum dipelajari di sekolah.

5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?

Ya manfaatnya saya jadi mengetahui lebih banyak mengenai pemilu. Kemudian juga,

kenapa saya harus milih, atau kenapa saya tidak golput.

Lalu, menurut anda kenapa anda harus milih atau tidak golput?

Karena menurut saya setiap suara dalam pemilu itu berarti mas dan sangat berpengaruh.

Jadi kita harus bisa memanfaatkannya dengan baik, hak kita tadi.

6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait

dengan pemilu di Indonesia misalnya?

Iya mas. Kalau tentang pemilu, saya tadi tahu tentang penyelenggara pemilu,

beserta tugas dan wewenang mereka. Sedangkan yang lain saya jadi bisa memperdalam

materi-materi PKn di sekolah.

Page 51: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

197

7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi

aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?

Iya mas aktif, karena saya pemilih pemula. Pada saat olimpiade tersebut

dipaparkan juga pemilih pemula itu banyak mas, sekitar puluhan persen lebih. Jadi suara

kami sangat berpengaruh. Saya ingin aktif untuk menentukan pemimpin sesuai dengan

keinginan saya.

Lantas pemimpin seperti apa yang anda inginkan, atau kriterianya seperti apa?

Ya yang pasti tidak tersangkut kasus korupsi mas, saat kampanye tidak melakukan

money politic, strata pendidikannya paling tidak S1. Kalau presiden ya saya dukung Pak

Anis Baswedan, karena dia orangnya terlihat santun saat berbicara. Disamping itu

wawasannya juga luas, masih terbukti bersih. Kan beliau juga penggagas Indonesia

mengajar. Jadi saya rasa beliau pantas menjadi presiden. Kalau wakilnya pokoknya yang

tegas, dari militer lah mas. Kayak Pak Prabowo.

V. Peserta Olimpiade Pemilu Perwakilan SMA N 1 Sleman

Nama : Evi Yulia Setiawati

Waktu : Pukul 13.00, Tanggal 17 Oktober 2013

1. Apa anda mewakili sekolah untuk menjadi peserta olimpiade pemilu tahun 2012 yang

diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sleman?

Iya mas. Namun saya hanya sampai babak penyisihan.

2. Berapa tim yang dikirimkan oleh sekolah anda, dan satu tim berapa orang?

3 tim mas, 1 tim terdiri dari 3 orang.

3. Apa saja materi yang dijadikan pertanyaan dalam olimpiade tersebut?

Tentang pemilu, Pancasila, UUD 1945, alokasi kursi untuk DPR, DPRD, dan DPD. Itu

mas seingat saya.

4. Apakah anda kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?

Cukup sulit mas. Khususnya tentang alokasi kursi untuk dewan perwakilan.

5. Apa manfaat mengikuti olimpiade tersebut menurut anda?

Saya jadi mengetahui hal-hal tentang pemilu. Bahwa setiap orang punya hak untuk

memilih, lantas bagaimana cara menggunakan hak pilihnya. Kemudian mengetahui cara-

cara memilih.

6. Apakah dengan mengikuti olimpiade tersebut anda mendapat wawasan luas terkait

dengan pemilu di Indonesia misalnya?

Page 52: LAMPIRAN - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/22875/8/8. LAMPIRAN.pdf · B. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hupmas dan SDM KPU Kabupaten Sleman Nama : Riwayat Pendidikan

198

Iya mas. Saya jadi mengetahui tentang aturan pemilu. Kemudian saya juga

mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu. Ada KPU pusat, KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota, kemudian di tingkat kecamatan ada PPK, desa ada PPS, dan di tingkat

TPS ada KPPS. Sebelumnya saya kurang mengerti hal tersebut mas.

7. Apakah mengikuti olimpiade tersebut menjadikan anda terdorong untuk berpartisipasi

aktif dalam pemilu, misalnya dalam pemilu 2014 mendatang?

Iya mas aktif. Karena ternyata masih banyak rakyat yang tidak menggunakan hak

pilihnya dalam pemilu. Disamping itu banyak pemilih yang memilih hanya karena melihat

penampilan, atau bungkus. Juga ada pemilih yang golput tidak menggunakan hak

pilihnya, hanya karena pergi ke suatu tempat pada saat hari pemilihan umum.

Itu tadi faktor eksternal atau dari luar. Kalau faktor dari diri anda sendiri bagaimana?

Ya saya ingin menggunakan hak pilih saya karena saya ingin memilih pemimpin

yang memang sesuai dengan apa yang saya inginkan. Pemimpin itu harus tegas, tidak

obral janji saja, tapi juga dibuktikan dengan action. Disamping itu pemimpin itu juga

harus bisa menyeimbangkan antara kepentingan rakyat dan kepentingan pemerintah.

Kalau presiden saya rasa, saya dukung Pak Jokowi mas. Karena dia orangnya tegas, dan

tebar bukti bukan janji. Terbukti dia bisa membangun Solo, dan sekarang sedang

membangun Jakarta lewat monorel atau MRT untuk mengurangi macet, dan beberapa

kebijakan untuk penanggulangan banjir. Dan wakilnya HT mas. Karena dia tahu tentang

ekonomi. Jadi bisa memajukan sektor ekonomi.

Kalau HT kan sudah berpasangan dengan Wiranto ya. Jadi kalau bisa realistis wakilnya

menurut anda siapa yang tepat?

Emang sih mas. Ya paling Pak Mahfud mas. Karena orangnya masih terbilang

bersih. Walau saya melihat mereka jarang tampil berdua di publik.