hasil penelitian dan pembahasan - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/48065/5/bab iv. fix.pdf · no...

69
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini dimaksudkan untuk memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini memberikan gambaran tentang deskripsi kegiatan pembelajaran matematika dan cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa yang meliputi, perencanaan, proses, evaluasi, metode, dan strategi yang digunakan serta media/alat yang digunakan dalam pembelajaran dan juga dari kemampuan dan keterampilan guru dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, kesiapan guru, dan pemahaman karakteristik siswa di SMA Kabupaten Malinau. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif agar data yang dikumpulkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci. Pada hasil penelitian dan pembahasan ini dideskripsikan data mengenai kegiatan pembelajaran yang menyangkut tentang perencanaan, proses pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran dideskripsikan pula tentang metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 1. Deskripsi Karakteristik Responden Gambaran yang lebih jelas tentang keadaan dan kondisi responden ditampilkan dalam deskripsi responden. Profil responden meliputi jenis

Upload: phungthien

Post on 16-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini dimaksudkan untuk memaparkan hasil penelitian dan pembahasan.

Bab ini memberikan gambaran tentang deskripsi kegiatan pembelajaran matematika

dan cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa yang meliputi, perencanaan, proses, evaluasi, metode, dan strategi yang

digunakan serta media/alat yang digunakan dalam pembelajaran dan juga dari

kemampuan dan keterampilan guru dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar

siswa, kesiapan guru, dan pemahaman karakteristik siswa di SMA Kabupaten

Malinau. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif agar data yang

dikumpulkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci.

Pada hasil penelitian dan pembahasan ini dideskripsikan data mengenai

kegiatan pembelajaran yang menyangkut tentang perencanaan, proses pelaksanaan,

dan evaluasi pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran dideskripsikan

pula tentang metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi

kepada siswa.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Gambaran yang lebih jelas tentang keadaan dan kondisi responden

ditampilkan dalam deskripsi responden. Profil responden meliputi jenis

40

kelamin, umur, tingkat pendidikan, kualifikasi pendidikan, dan pengalaman

mengajar.

a. Jenis Kelamin

Jumlah responden penelitian ini sebanyak 15 orang yang terdiri

dari 3 laki-laki dan 12 perempuan. Jumlah tersebut adalah jumlah dari

beberapa guru yang mengajar mata pelajaran matematika di SMA

Kabupaten Malinau. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat dari dalam

tabel 4 berikut :

Tabel. 4 : Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Frekuensi 1 Perempuan 12 2 Laki-laki 3 Jumlah 15

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa secara garis

besar jumlah guru yang mengajar mata pelajaran matematika dari setiap

sekolah berbeda-beda. Sekolah dengan jumlah kelas sedikit maka jumlah

guru matematikanya hanya satu atau dua orang saja sedangkan untuk

sekolah dengan jumlah kelas yang banyak maka guru mata pelajaran

matematikanya berjumlah tiga sampai lima orang. Lebih lengkapnya dapat

dilihat dalam tabel 5berikut :

41

Tabel. 5: jumlah guru pada setiap sekolah

No Sekolah Guru Jenis Kelamin Jumlah

1 X.1 A Perempuan

2 B Perempuan

2 X.2 C Perempuan

3 D Laki-laki E Perempuan

3 X.3 F Perempuan 1 4 X.4 G Perempuan 1

5 X.5

H Perempuan

5 I Laki-laki J Perempuan K Perempuan L Perempuan

6 X.6 M Perempuan 1

7 X.7 N Perempuan

2 O Laki-laki

Jumlah 15 Keterangan :

X.I = sekolah pertama yang diteliti X.2= sekolah kedua yang diteliti, dst.

b. Umur

Data dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat usia guru

Matematika SMA Kabupaten Malinau berbeda-beda, mulai dari usia 22

tahun hingga lebih dari 50 tahun. Untuk mengetahui lebih jelas tentang

usia responden, maka dapat dilihat dalam tabel 6berikut :

Tabel. 6 : Umur Responden

No Usia Frekuensi 1 ≤ 30 tahun 5 2 31-40 tahun 8 3 41-50 tahun 0 4 ≥ 51 tahun 2 Jumlah 15

42

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahawa mayoritas usia

responden berada pada interval kedua, yaitu usia berkisar dari 31-40

tahun.

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ijazah terakhir yang dimiliki oleh guru. Berdasarkan data yang telah

diperoleh diketahui bahwa semua guru Matematika Kabupaten Malinau

tingkat pendidikan terakhir Strata. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan guru SMA Kabupaten Malinau yang mengampu mata

pelajaran Matematika secara umum adalah mencapai tingkat pendidikan

Strata 1 (S1).

d. Kualifikasi Pendidikan

Salah satu aspek dalam melihat cara-cara guru mata pelajaran

matematika mengajar adalah melihat dari tingkat pendidikan dan

kesesuaian antara kewenangan ilmu yang ditempuh dengan jenjang bidang

tugas yang dimilikinya. Artinya guru akan lebih berkompeten jika

melakukan tugas sesuai bidang keahliannya, karena sebelumnya sudah

ditempuh dengan sumber ilmu yang memadai dan dipersiapkan secara

matang sebelumnya oleh lembaga pendidikannya.

Kualifikasi pendidikan terkait latar belakang pendidikan dalam

penelitian ini adalah menunjuk pada program studi serjana yang ditempuh

43

oleh responden. Untuk mengetahui lebih jelas tentang latar belakang

program studi keserjanaan responden dapat dilihat dari tabel 7 berikut ini :

Tabel. 7: Kualifikasi Pendidikan Responden

No Program Studi Frekuensi 1 Pendidikan Matematika 13 guru 2 Pendidikan Kimia 2 guru Jumlah 15 guru

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa gurumata pelajaran

matematika di SMA Kabupaten Malinau ada 13 orang guru yang

berkualifikasi pendidikan matematika, dan 2 orang guru pendidikan kimia.

Jadi, guru mata pelajaran matematika di SMA Kabupaten Malinau tidak

semuanya diampu oleh guru-guru dengan latar belakang lulusan jurusan

atau program studi pendidikan matematika. Hal itu terjadi karena sekolah

masih kekurangan tenaga pelajar guru matematika sehingga menggunakan

tenaga yang ada untuk membantu mengajar pelajaran matematika.

e. Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar guru-guru matematika di Kabupaten Malinau

berbeda-beda, rinciannya dapat dilihat pada tabel 8 berikut :

44

Tabel. 8 : Pengalaman Mengajar Responden

No Guru Interval Lama Mengajar

Frekuensi

1 G 21-30 tahun

30 2

2 I 28 3 H 11-20 tahun 13 1 4 A

≤10 tahun

7

12

5 J 6 B

4 7 C 8 N 9 D

2 10 E 11 M 12 F 1,4 13 K 1 14 L 9 15 O 3

Jumlah 15

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fekuensi lama

mengajar paling banyak berada pada interval kelas ketiga yaitu sebanyak

12 orang guru. Hasil dari 12 gur, antara lain 2 guru dengan pengalam

mengajar 1 dan 1,4 tahun mengajar, 3 guru dengan pengalaman mengajar

2 tahun, 1 guru dengan pengalaman mengajar 3 tahun,3 guru dengan

pengalaman mengajar 4 tahun, 2 guru dengan pengalaman mengajar 7

tahun, dan 1 guru dengan pengalaman mengajar 9 tahun.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara dengan guru

mata pelajaran matematika SMA Kabupaten Malinau diperoleh data sebagai

berikut:

45

1. Hasil Observasi

Yang menjadi objek penelitian ini adalah guru mata pelajaran

matematika, untuk itu peneliti melakukan observasi di dalam kelas untuk

melihat proses pembelajaran matematika berlangsung. Dari tujuh sekolah

yang didatangi ada 15 orang guru matematika yang menjadi objek

penelitian dan peneliti melakukan 1 kali observasi kelas untuk masing-

masing guru. Dalam proses observasi yang akan dilihat adalah bagaimana

proses pembelajaran selama berlangsung, mulai dari kegiatan awal, inti

hingga penutup, dari situ dapat dilihat secara keseluruhan cara-cara guru

mengajar dan bagaimana hubungan antasa siswa dan guru.berikut adalah

hasil observasi dari masing-masing guru yang telah diobservasi oleh

peneliti.

a) Guru A (6 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X.A dan kurikulum yang

digunakan adalah KTSP, dalam kegiatan awal ketika masuk ke kelas

guru memeriksa kesiapan untuk menerima pembelajaran,memeriksa

kehadiran siswa, dan seluruh perangkat pembelajaran sudah

disiapkan, ruangan kelas juga sudah siap beserta spidol dan papan

tulis, kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswadan siswa

dapat menjawab beberapa pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh

guru. Materiyang diajarkan adalah sifat-sifat logaritma.

46

Dalam kegiatan inti, guru memberikan materi secara runtut

dan jelas. Setiap sub materi diajarkan satu persatu guru dapat

menunjukkan penguasaan materi dengan baik ketika siswa bertanya

gurupun dapat menjawabdengan jelas dan secara berlahan. Contoh-

contoh soal yang diberikan oleh guru sebagian besar dari buku namun

ada beberapa soal yang dibuat sendiri oleh guru, selama pembelajaran

guru tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-

hari, saat memberikan soal dan siswa mengerjakan guru berkeliling

untuk melihat cara siswa mengerjakan soal. Antusias siswa dalam

pembelajaran cukup baik dan ada beberapa siswa yang sangat aktif

dan selalu mau maju ke depan, namun guru dapat mengontrol kelas

dengan baik dan memberikan kesempatan secara adil kepada siswa.

Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,

adakalanya guru langsung menjawab atau melemparkan pertanyaan

kepada siswa lain yang sekiranya bisa menjawab pertanyaan yang

diberikan siswa sebelumnya. Selama pembelajaran guru tidak

menggunakan alat peraga karena meteri yang diajarkanpun tidak

perlu menggunakan alat yang ada hanya buku paket saja sebagai

acuan mengajar.

Dalam kegiatan penutup guru dan siswa bersama

menyimpulkan materi dari awal hingga akhir, dan pemberian tindak

47

lanjut kepada siswa berupa PR dan akan dikumpul pada pertemuan

berikutnya.

b) Guru B (6 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas XII.IPS.1, dengan materi

luas di antara kurva dengan sumbu x ini merupakan sub materi

integral. Kondisi kelas baik, spidol dan papan tulis juga sudah

tersedia. Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan langsung

menyampaikan kembali tujuan dari mempelajari integral.

Dalam kegiatan inti, guru sedikit mengalami kesulitan karena

siswa masih kurang mengerti cara menggambar kurva sehingga guru

menjelaskan kembali tentang menggambar kurva dengan cara yang

mudah dimengerti siswa, selama pembelajaran siswa ada yang aktif

tapi tidak sedikit juga yang pasif. Untuk membangkitkan semangat

siswa guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang

beranggotakan 4 orang dalam 1 kelompok, disitu guru memberikan 1

soal untuk masing-masing kelompok dimana setiap kelompok

mendapatkan soal yang berbeda-beda. Sehingga suasana kelas saat itu

mulai ribut karena siswa saling bertanya untuk soal yang mereka

dapat. Saat masing-masing kelompok mengerjakan soal guru

berkeliling memantau dan melihat pekerjaan siswa dan menanyakan

apakah ada kesulitan atau tidak dimasing-masing kelompok. Setelah

kerja kelompok selesai guru meminta masing-masing kelompok

48

menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan diwakili

salah satu anggota kelompok saja yang maju sehingga hal tersebut

membuat siswa aktif dan berani untuk maju ke depan. Kemudian guru

dan siswa lainnnya bersama mengoreksi pekerjaan kelompok yang

sudah disampaikan saat ada kesalahan guru memperbaiki bersama-

sama dengan siswa sehingga semua siswa dapat mengerti tentang

perpangkatan sehingga menghambat mereka untuk menyelesaikan

soal yang diberikan, gurupun menjelaskan kembali tentang

perpangkatan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk

bertanya dan guru menjawabnya dengan lebih perlahan sehingga

siswa dapat mengerti. Guru tidak menggunakan alat peraga karena

guru menyesuaikan dengan materi yang diajarkan dan menggunakan

buku pegangan guru saja sebagai acuan mengajar.

Dalam kegiatan penutup, guru hanya memberikan arahan dan

motivasi kepada siswa untuk giat belajardi rumah agar ketika belajar

di kelas siswa tidak terlalu kesulitan dan memberitahukan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnyakemudian gurupun

mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

c) Guru C ( 14 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPS.3 kurikulum yang

digunakan adalah K-13, dengan materi persamaan linier dua variable

untuk lintas minat.

49

Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan siswa

merespon baik kemudian guru juga memeriksa kehadiran siswa. Guru

menuliskan judul materi di papan tulis dengan jelas. Guru tidak

menyampaikan kompetensi tujuan.

Dalam kegiatan inti guru mengaitkan matematika dengan

mata pelajaran yang lain dan manfaat dari belajar matematika.

Kemudian memberikan contoh soal sesuai dengan kehidupan sehari-

hari, selama pembelajaran secara keseluruhan siswa aktif karena guru

juga mengajar dengan semangat dan ditengah-tengah pembelajaran

guru sering memberikan cerita yang berisi motivasi kepada siswa

sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dengan apa yang mereka

pelajari. Saat siswa maju ke depan untuk menyelesaikan soal guru

memberikan penghargaan berupa poin tambahan untuk nilai siswa

yang sudah maju ke depan sehingga siswa lebih aktif dan

bersemangat untuk maju ke depan kelas. Siswa yang paling sering

maju dan lebih dominan adalah siswa laki-laki dan ada beberapa

siswa yang selalu ingin maju ke depan tetapi guru dapat

mengatasinya denganmemberikan kesempatan kepada siswa lain

secara merata. Peneliti juga menemukan bahwa siswa masih kesulitan

untuk melakukan perkalian bersusun sehingga guru menjelaskan

kembali secara perlahan hingga siswa dapat mengerti. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan terkadang

50

guru juga berkeliling melihat pekerjaan siswa dan mendekati siswa

secara individu. Selama pembelajaran guru menggunakan buku paket

sebagai acuan mengajar.

Dalam kegiatan akhir ada kegiatan refleksi yang dilakukan

guru dengan meminta salah satu siswa untuk memberikan game

matematika dan jika ada siswa yangsalah/kalah maka siswa tersebut

maju kedepanuntuk menyelesaikan soal yang sudah dipersiapkan oleh

guru. Kemudian guru memberikan motivasi dan nasehat keoada siswa

agar lebih giat belajar matematika dan diakhir pelajaran guru

memberikan tugas untuk mencatat materi yang akan dipelajari

selanjutnya.

d) Guru D ( 14 September 2017)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPA.3, kurikulum yang

digunakan K-13 dengan materi system persamaan tiga variabel.

Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dan

siswa siap untuk menerima pelajaran karena di atas meja masing-

masing siswa sudah tersedia buku paket sebagai pegangan siswa

selama pembelajaran berlangsung. Guru tidak menyampaikan

kompetensi tujuan yang akan dicapai siswa dan guru langsung masuk

ke dalam pembahasan.

Dalam pembelajaran inti guru bisa menguasai materi denga

baik tapi masih terpaku dengan buku. Guru menjelaskan materi

51

secara runtut dan jelas, selama pembelajaran perhatian guru tidak

menyeluruh kepada siswa. Selama pembelajaran antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran tidak terlalu terlihat, siswa yang malas dan

tidak menunjukkan adanya kegembiraan terlihat bosan dan

mengantuk, ada juga siswa yang tidak fokus belajar seperti

mengobrol dengan teman sebangkunya. Namun ketika masuk latihan

soal siswa kembali fokus dan bersemangat, guru juga berkeliling

kelas memantai pekerjaan siswa. Terlihat juga guru menyanyakan

secara individu kepada siswa pada bagian mana yang tidak

dimengerti.

Dalam kegiatan penutup guru tidak memberikan kesimpulan

akhir, tidak ada refleksi maupun penyusunan rangkuman juga tidak

ada tindak lanjut. Ketika bel berbunyi guru langsung mengakhiri

pembelajaran saat itu dengan mengucapkan salam dan mengingatkan

siswa untuk giat belajar untuk pertemuan selanjutnya.

e) Guru E ( 15 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas XI.IPS.1 menggunakan

kurikulum KTSP dengan materi ogive/ogif. Di dalam kelas sudah

tersedia spidol dan papan tulis guru juga menggunakan penggaris

sebagai alat bantu saat menggambar grafik dan tabel.

52

Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dalam

memerikasa kehadiran siswa dan siap menerima pelajaran, guru tidak

menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dicapai siswa.

Dalam kegiatan inti guru bisa menunkukkan penguasaan

materi yang diajarkan siswa juga sangat bersemangat selama

pembelajaran karena guru menciptakan suasana yang menyenangkan

selama pembelajaran sehingga siswa tidak tegangdan bosan. Guru

menyampaikan materi secara rutut, dalam pembelajaranpun guru bisa

menguasai kelas meskipun terkadang ada siswa yang tidak

mendengarkan dengan baik karena mengobrol sendiri. Media yang

digunakan guru hanya berupa buku paket kemudian siswa juga

memegang buku paket dan menggunakan penggaris untuk

menggambar grafik dan tabel. Setelah menjelaskan materi guru

memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya. Suara guru

selama mengajar juga keras, jelas dan lantang sehingga semua pojok

siswa dapat mendengar penjelasan guru. Ketika tidak ada siswa yang

bertanya guru memberikan soal sebagai latihan bagi siswa, kemudian

guru mempersilahkan siswa untuk mendatangi meja guru untuk

bertanya dan siswa yang sudah selesai mengerjakan guru meminta

untuk mengumpulkan pekerjaan mereka di meja guru.

53

Dalam kegiatan penutup guru memberikan tugas lagu untuk

diselesaikan siswa selama waktu yang tersisa dan dikumpulkan hari

itu juga.

f) Guru F ( 16 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas XI IPS dengan

menggunakan kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah

median.

Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa tentang kesiapan

mereka untuk melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya.

Setelah dinyatakan ternyata siswa sudah lupa dengan materi yang

diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Karena ini merupakan materi

lanjutan jadi, guru tidak menyampaikan kompetensi tujuan yang akan

dicapai siswa.

Dalam kegiatan inti, guru bisa menunjukkan penguasaan

materi yang diajarkan, namun guru tidak mengaitkan pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari dan dengan pengetahuan lain yang

relevan. Proses pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang

telah ditentukan karena pada jam berikutnya siswa kan latihan

upacara untu hari senin. Media yang digunakan guru selama mengajar

hanya berupa buku paket pegangan guru. Selama pembelajaran siswa

sangat aktif baik bertanya kepada guru maupun kepada teman

sekelasnya, setelah menjelaskan guru memberikan kesempatan

54

kepada siswa untuk mencatat apa yang ssudah ada di papan tulis,

kemudian memberikan soal sebagai tugas untuk mengetahui sejauh

mana siswa mengerti apa yang sudah diajarkan guru. Selama siswa

memgerjakan soal guru berkeliling untuk memantau pekerjaan

pekerjaan siswa dan bertanya langsung kepada siswa untuk bagian

yang tidak mereka mengerti. Pada kegiatan berikutnya guru meminta

beberapa siswa untuk maju ke depan untuk menyampaikan hasil

pekerjaannya di papan tulis.

Pada kegiatan penutup guru memberikan arahan kepada siswa

untuk giat belajar dan mendorong siswa untuk mempersiapkan diri

pada pertemuan berikutnya.

g) Guru G ( 20 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X dengan menggunakan

kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah bentuk akar, pangkat,

dan pecahan dengan sub materinya merasionalkan suatu pecahan.

Dalam kegiatan awal guru menyapa dan mengajak siswa

berdoa sebelum memulai pelajaran kemudian setelah itu guru

menanyakan tentang materi awal yang sudah diajarkan dan siswa

dapat menjawab dengan baik. Diawal pembelajaran guru tidak

menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dicapai siswa karena ini

merupakan materi lanjutan.

55

Dalam kegiatan inti guru dapat menunjukkan kemampuannya

menguasai materi, guru menjelaskan materi secara perlahan dan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Model

pembelajaran yang digunakan guru saat itu adalah model

pembelajaran cooperative tipe start, dimana setelah guru menjelaskan

materi dan memberikan contoh soal guru membagi siswa dalam dua

kelompok dengan setiap kelompok ada yang beranggotakan 3-4

siswa. Siswa yang diajarkan ada 7 siswa laki-laki semua. Selama

pembelajaran berlangsung guru memantau pekerjaan siswa dan

membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya,

siswapun bertanya dengan temannya dan saling bekerjasama. Setelah

pekerjaan kelompok selesai guru meminta masing-masing siswa

mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain mengoreksi

pekerjaan tersebut bersama dengan guru. Kemudian guru

memberikan soal lagi untuk dikerjakan siswa secara individu dan

pekerjaan kelompok sebelumnya dikumpulkan. Ketika siswa berani

untuk maju guru memberikan pengahargaan berupa pujian yang

memotivasi dan tepuk tangan. Guru menggunakan beberapa buku

paket pegangan guru.

Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi dan

penghargaan terhadap kerja kelompok berupa ucapan selamat dan

56

pujian. Kemudian untuk tindak lanjutnya guru memberikan PR yang

akan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

h) Guru H ( 22 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas XII. IPS. 1 menggunakan

kurikulum KTSP, dengan materi menentukan nilai optimum pada soal

aplikasi.

Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dan

memeriksa kehadiran siswa, guru memberikan penjelasan tentang

kegiatan pembelajaran saat itu, selama pembelajaran siswa dibentuk

dalam beberapa kelompok dan kemudian guru memberikan contoh

soal dari soal UN tahun sebelumnya kemudian dikerjakan

berkelompok.

Dalam kegiatan inti guru menjelaskan cara menentukan nilai

optimum untuk soal aplikasi kepada siswa, setelah memberikan

beberapa contoh soal guru langsung mengarahkan siswa untuk

mengerjakan soal secara berkelompok, dimana soal-soal tersebut

sudah diperbanyak dan dibagi kepada seluruh siswa. Selama kerja

kelompok siwa dapat berinteraksi dengan baik, guru juga berkeliling

kelas untuk memantau sejauh mana pekerjaan siswa. Kemudian

setelah mengerjakan guru meminta salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya yang akhirnya

57

dikoreksi oleh guru dan bersama dengan siswa lainnya. Karena

pembelajaran saat itu dibentuk dalam kelompok dan siswa yang

mempresentasikan hasil pekerjaan mereka maka selama pembelajaran

guru tidak menulis di papan tulis.

Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada

siswa dan memberikan kepada siswa sebagai tindak lanjut dari

pembelajaran saat itu.

i) Guru L (22 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 3, menggunakan

kurikulum K-13 dengan materi pertidaksamaan rasional dan irasional

suatu variable.

Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam dan

menanyakan kesiapan siswa dengan menanyakan tugas yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya, setelah ditanyakan ternyata

banyak siswa yang tidak mengerjakan siswa yang sudah mengerjakan

hanya ada empat orang siswi. Gurupun meminta semua siswa yang

tidak mengerjakan tugas untuk maju dan berdiri di depan beberapa

menit. Selama siswa berdiri guru menanyakan penyebab tidak

mengerjakan tugas dan siswa menjawab karena lupa dan tidak tahu

tugas akan dikumpulkan. Guru memberikan pengarahan kepada siswa

58

untuk tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya lagi,

setelah beberapa saat memberikan pengarahan kepada siswa yang

tidak mengerjakan tugas, guru meminta siswa mengerjakan tugas

yang belum dikerjakan. Untuk siswa yang sudah mengerjakan guru

meminta untuk mengumpulkan pekerjaannya dan memberikan nilai

tambahan. Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan hasil

dari tugas yang sudah dikerjakan di papan tulis. Setelah itu guru

mengoreksi bersma siswa dan menemukan beberapa kekeliruan

dalam menjawab soal dan guru memberikan penjelasan untuk

pengerjaan soal yang benar.

Dalam kegiatan inti guru menjelaskan tentang materi

pertidaksamaan rasional terlebih dahulu, memberikan contoh soal dan

memberikan beberapa soal latihan untuk siswa kerjakan, siswa yang

sudah mengerjakan diminta guru untuk menuliskan hasilnya dipapan

tulis dan diberikan penghargaan berupa pujian dan poin tambahan,

setelah siswa mengerti dengan pertidaksamaan rasional guru mulai

masuk dengan materi pertidaksamaan irasional. Guru menjelaskan

dan memerikan contoh soal, kemudian memberikan soal latihan lagi

untuk dikerjakan soal kemudian meminta siswa maju ke depan

menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis dan guru selalu

mendampingi siswa yang maju ke depan kelas, dengan begitu siswa

59

menjadi aktif dan antusias selama pembelajaran karena mereka

dilibatkan secara langsung dalam menyelesaikan soal-soal yang

diberikan bahkan tanpa ditunjuk oleh guru mereka mengajukan diri

untuk maju ke depan kelas. Selama pembelajaran berlangsung guru

selalu berkelilng mendekati meja siswa dan tidak pernah duduk di

kursi guru. Guru menggunakan beberapa buku pegangan namun

karena kurangnya buku maka yang digunakan adalah buku dengan

kurikulum yang berbeda dari K-13 namun guru mengajar sesuai KD

yang ada di K-13.

Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada

siswa untuk terus belajar dan mempersiapkan diri untuk pertemuan

selanjutnya, kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

j) Guru J (24 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPS 1, menggunakan

kurikulum K-13 dengan materi pertidaksamaan akar (bilangan

irasional).

Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam dan guru

langsung meminta salah satu siswa untuk maju ke depan mengerjakan

tugas yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya, setelah

60

siswa mengerjakan tugas tersebut guru dan siswa mengoreksi

pekerjaan yang ada dipapan tulis bersama-sama.

Dalam kegiatan inti guru masuka ke dalam materi

pertidaksamaan bilangan irasional, guru menjelaskan kemudian

memberikan contoh soal setelah itu guru memberikan tugas yang

dikerjakan didalam kelas. Selama mengerjakan tugas siswa

diperbolehkan datang ke meja guru untuk menanyakan tugas yang

tidak mereka mengerti, para siswa saling menjelaskan dan saling

membantu dalam mengerjakan soal. Setelah tugas tersebut

diselesaikan guru meminta siswa untuk maju ke depan lagi untuk

mengerjakan soal dipapan tulis, siswa yang maju ke depan diberikan

poin tambahan sebagai penghargaan bagi mereka karena berani untuk

maju ke depan. Selama pembelajaran guru menggunakan buku

pegangan guru, dengan kurikulum yang berbeda karena buku K-13

masih belum tersedia.

Dalam kegiatan penutup guru mengingatkan untuk giat belajar

dan sampai ketemu pada pertemuan selanjutnya kemudian

mengucapkan salam.

61

k) Guru K (24 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah XI IPS 2, menggunakan

kurikulum K-13, dengan materi peluang (faktorial).

Dalam kegiatan awal, guru mengecek kehadiran siswa dan

menuliskan judul materi dipapan tulis. Kemudian menanyakan

kepada siswa apa yang dimaksud dengan peluang, siswa menjawab

sesuai dengan apa yang mereka ketahui kemudian guru memberikan

contoh dari kehidupan sehari-hari yang biasa siswa alami.

Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi dan memberikan

contoh soal yang median diselesaikan secara bersama dengan siswa.

Setelah menjelaskan tentang peluang guru masuk dalam materi

faktorial. Setelah memberikan contoh guru memberikan latihan untuk

siswa kerjakan. Selama pembelajaran berlangsung suasana kelas

sangat ramai karena siswa suka bercanda, guru juga berusaha untuk

mengontrol suasana kelas dengan baik. Selama siswa mengerjakan

latihan guru berkeliling melihat pekerjaan siswa dan menjelaskan

kembali kepada siswa yang bertanya. Saat siswa mulai sangat ribut

maka guru langsung melemparkan pertanyaan kepada siswa untuk

membuat mereka kembali fokus. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya dan memberikan kesempatan kepada

62

siswa untuk maju ke depan, siswa yang berani maju ke depan

diberikan pujian oleh guru.

Dalam kegiatan penutup, guru mengingatkan siswa untuk

mencoba dan mempelajari tugas yang sudah diberikan dan soal-soal

yang ada, kemudian guru mengucapkan salam.

l) Guru L (26 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 1, menggunakan

kurikulum K-13 dengan materi pertidaksamaan irasional.

Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan siswa

menunjukan sikap baik. Semua buku pelajaran matematika sudah ada

diatas meja menunjukan siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran.

Kemudian guru menuliskan judul materi dipapan tulis, guru

menanyakan kembali tentang bilangan irasional kepada siswa, dan

siswa mampu untuk menjawabnya.

Dalam kegiatan ini guru menjelaskan secara perlahan tentang

pertidaksamaan irasional dengan memberikan beberapa contoh soal,

selama pembelajaran guru tidak terlalu terpaku kepada buku. Setelah

memberikan contoh soal guru memberikan soal guru memberikan

latihan untuk siswa kerjakan selama siswa mengerjakan guru

63

berkeliling melihat pekerjaan siswa dan menjelaskan kembali ketika

ada siswa yang bertanya. Selang beberapa menit guru

mempersilahkan 5 orang acak untuk menyerahkan hasil pekerjaan

mereka ke meja guru kemudian diperiksa, ketika ada pekerjaan siswa

yang benar dan tepat guru meminta siswa tersebut untuk menuliskan

hasil pekerjaanya di papan tulis sehingga seluruh siswa dapat

mengetahui jawaban yang benar hal itu juga untuk memotivasi siswa

agar berani maju kedepan dan sebagai penghargaan bagi yang sudah

menjawab dengan benar dan sempurna. Setelah siswa menulis

pekerjaannya guru langsung menjelaskan cara mengerjakan soal yang

benar dan pada bagian mana siswa sering melakukan kesalahan.

Selama pembelajaran guru juga memberikan motivasi kepada siswa

untuk tidak takut untuk maju ke depan dan tidak takut salah agar

timbul keberanian siswa dalam mencoba dan mengerjakan latihan

soal yang diberikan oleh guru. Sehingga selama pelajaran siswa

bersemangat mengikuti pembelajaran.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan motivasi yang

membangun rasa semangat siswa untuk belajar dan tidak takut salah.

Setelah memberikan motivasi guru memberikan salam.

64

m) Guru N (29 September 2016)

kelas yang diajarkan adalah kelas X menggunakan kurikulum

KTSP dengan materi metode substitusi dan eliminasi.

Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan mengecek

kesiapan siswa untuk belajar matematika. Guru menggunakan laptop

selama pembelajaran, tidak ada penyampaian tujuan kompetensi

karena ini merupakan materi lanjutan. Guru menanyakan kembali

tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

tetapi siswa kebanyakan lupa dengan apa yang sudah diajarkan.

Dalam kegiatan inti guru membawa suasana belajar dengan

relax dan santai tapi serius. Selama pembelajaran guru cukup bekerja

keras karena siswa masih sangat kurang mengerti tentang materi dan

dasarnya, namun meskipun seperti itu guru tetap mengajarkan dengan

sabar dan berusaha menjelaskannya secara perlahan agar siswa dapat

mengerti. Setelah siswa mengerti mengerjakan soal tersebut, guru

meminta siswa untuk mengerjakan soalnya dipapan tulis. Bagi siswa

yang berani untuk maju guru memberikan penghargaan berupa pujian

dan tepuk tangan.

Dalam kegiatan penutup guru mengajak siswa untuk

mengingat kembali apa yang sudah dipelajari dari kegiatan awal, inti

65

hingga penutup. Guru dan siswa bersama melakukan rangkuman,

kemudian setelah itu guru memberikan tugas untuk siswa kerjakan

dirumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

n) Guru M (30 September 2016)

kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 2 menggunakan kurikulum

K-13, dengan materi penyelesaian sistem persamaan linier.

Dalam kegiatan awal, guru menyapa siswa dan mengecek

kehadiran siswa, memasuki materi, guru membahas tugas yang sudah

diberikan pada minggu sebelumnya meminta salah satu siswa untuk

menuliskan hasil pekerjaanya dipapan tulis sementara itu guru

berkeliling mengecek pekerjaan siswa di tempat duduk mereka

masing-masing.

Dalam kegiatan awal, setelah membahas tugas pada pertemuan

sebelumnya, guru langsung memasuki materi yang merupakan

lanjutan dari materi sebelumnya. Selama pembelajaran guru banyak

memberikan contoh soal dan latihan dari pada catatan sehingga hal

tersebut membuat siswa terus aktif dan mengerjakan soal-soal

tersebut. Guru menggunakan spidol dengan warna yang berbeda-beda

sehingga memudahkan siswa untuk melihat apa yang dijelaskan guru

dipapan tulis. Sebelum mengerjakan latihan soal guru pasti

66

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, ketika sudah

tidak ada yang bertanya guru langsung memberikan soal latihan untuk

siswa kerjakan. Setelah mengerjakan soal guru meminta siswa untuk

meminta siswa untuk menuliskan pekerjaannya dipapan tulis dan

berikan penghargaan berupa pujian.

Dalam kegiatan penutup guru mengajak siswa untuk

merangkumkan secara bersama apa yang sudah dipelajari selama

pembelajaran berlangsung, kemudian guru memberikan motivasi dan

dorongan kepada siswa untuk giat belajar dan banyak mencoba

contoh soal sehingga lebih semangat lagi mempelajari marematika.

o) Guru O (1 Oktober 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 2, menggunakan

kurikulum KTSP dengan materi kuartil data berkelompok .

Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan mengecek

kehadiran siwa, sebelum memulai pembelajaran guru menceritakan

hal yang menyenangkan untuk didengar oleh siswa, hal tersebut

sengaja guru lakukan untuk menarik perhatian siswa. Kemudian guru

menuliskan judul materi dipapan tulis.

67

Dalam kegiatan inti guru menjelaskan dengan perlahan dan

bertahap tentang kuartil data berkelompok, menjelaskan rumus yang

digunakan beserta contoh soal. Sswa memperhatian dengan baik dan

ketika ada hal yang masih belum jelas menurut siswa, siswa langsung

bertanya kepada guru meskipun belum diberikan kesempatan. Setelah

menjelaskanpun guru tetap memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan guru menjawab pertanyaan siswa dengan

penjelasan yang jelas dan bisa diterima oleh siswa. Guru memberikan

latihan soal untuk siswa kerjakan kemudian siswa yang sudah selesai

mengerjakan langsung guru minta untuk menuliskan hasil

pekerjaannya dipapan tulis dan guru memberikan penghargaan berupa

pujian dan tepuk tangan. Guru juga berkeliling melihat pekerjaan

siswa dan menjelaskan secara perlahan ketika ada siswa yang

bertanya saat guru berkeliling.

Dalam kegiatan penutup guru mengingatkan siswa untuk terus

belajar dan memberikan gambaran tentang materi yang akan

diajarkan pada pertemuan selanjutnya dan pada akhirnya guru

mengucapkan salam.

Dari hasil obeservasi peneliti menemukan cara-cara guru

mengajar yang berbeda-beda, karena setiap siswa memiliki

karateristik yang berbeda-beda untuk setiap sekolah. Kondisi sekolah,

68

jumlah siswa dalam kelas dan kondisi kelas juga mempengaruhi

proses pembelajaran. Kondisi sekolah yang jauh dari kota dan medan

perjalanan yang kurang baik bisa membuat proses pembelajaran

teganggu karena jalanan banjir ataupun mati listrik sehingga

membuat guru kesulitan untuk menggunakan alat elektronik guna

melakukan persiapan mengajar. SMA negeri dan SMA swasta

memiliki perbedaan yang sangat jauh baik dari sarana-prasarana dan

personil sekolah. Guru berusaha untuk menyesuaikan pembelajaran

dengan kondisi siswa yang ada, siswa yang masih kurang dalam hal

dasar matematika membuat guru mengajarkan kembali dan

menjelaskan kembali tentang matematika dasar sehingga siswa dapat

menerima materi SMA yang diajarkan.

2. Hasil Angket

Angket terdiri dari 27 soal dan diberikan kepada seluruh guru

SMA, namun ada kendala yang dialami oleh peneliti yaitu saat

membagikan tidak semua guru menerima angket karena pada saat

pembagian guru tidak ada ditempat kemudian tidak semua angket yang

dibagikan dikembalikan kepada peneliti sehingga angket yang dapat

dikumpulkan oleh peneliti hanya sebanyak 79 angket. Berikut ada hasil

angket yang telah disimpulkan dan dideskripsikan oleh peneliti :

69

Nomor 1 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

guru 49 orang selanjutnya angka 5 dijawab oleh 18 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 10 terakhir angka 2 dijawab 2

orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

guru sering menyediakan bahan pelajaran yang digunakan oleh

siswa.

Nomor 2 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

dengan jumlah guru 46 orang dan selanjutnya amgka 5 dijawab

oleh 27 orang guru kemudian angka 3 dijawab oleh 6 orang

guru, dari hasil tersebut guru dapat menyampaikan dan

menggunakan bahan pelajaran dengan baik.

Nomor 3 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

guru 40 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 31 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 8 orang guru, dari hasil

tersebut guru dapat menyampaikan pendapat dengan baik dan

sangat baik.

Nomor 4 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah

guru 36 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 36 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 9 orang guru, dari hasil

70

tersebut diketahui guru dapat menerima kritik, saran, dan

pendapat orang lain dengan sangat baik.

Nomor 5 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah

guru 36 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 35 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 8 orang guru, dari hasil

tersebut guru selalu bersemangat dalam mengajar.

Nomor 6 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

guru 45 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 23 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 11 orang guru, dari hasil

tersebut diketahui guru dapat menguasai kelas sehingga dapat

mengendalikan kelas dengan baik.

Nomor 7 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

guru 42 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 20 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 16 terakhir angka 2

dijawab 1 orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa guru sering menggunakan sumber lain

disamping buku acuan yang relevan dengan pelajaran yang

disampaikan.

Nomor 8 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

guru 37 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 25 orang

71

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 17 orang guru, dari hasil

tersebut guru sering membuat ringkasan materi pembelajaran

dari berbagai sumber.

Nomor 9: jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

35 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 34 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 10 orang guru, dari hasil

tersebut guru sering memberikan pertanyaan kepada siswa baik

secara lisan maupun tulisan.

Nomor 10: jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

guru 50 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 20 orang

guru kemudian Angka 3 dijawab oleh 9 orang guru, dari hasil

tersebut kesiapan guru dalam memberikan pelajaran dan/atau

praktek/praktikum baik.

Nomor 11 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

43 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 25 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 11 orang guru,dari hasil

tersebut keteraturan dan ketertiban guru dalam

penyelenggaraan dapat dikatakan baik.

Nomor 12 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

35 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 32 orang guru

72

kemudian angka 3 dijawab oleh 14 orang guru, dari hasil

tersebut dapat menghidupkan suasana kelas dengan baik.

Nomor 13 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

38 orang, angka 5 dijawab oleh 22 orang guru, angka 3 dijawab

oleh 16 0rang guru,angka 2 dijawab oleh 2 orang guru, dan

angka 1 dijawab oleh 1 orang guru, dari hasil tersebut diketahui

bahwa guru sering memanfaatkan media dan teknologi

pembelajaran.

Nomor 14 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

47 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 23 orang guru,

kemudian angka 3 dijawab oleh 7 terakhir angka 2 dijawab 2

orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

guru sering memberikan keanekaragaman cara penilaian hasil

belajar siswa.

Nomor 15 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

38 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 33 orang guru

dan kemudian angka 3 dijawab oleh 8 orang guru, dari hasil

tersebut guru sering memberikan umpan balik terhadap tugas

yang diberikan kepada siswa.

73

Nomor 16 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah guru

41 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 34 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 4 orang guru, dari hasil

tersebut guru selalu mengembalikan pekerjaan siswa yang telah

dikoreksi.

Nomor 17 : jawabanyang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

54 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 23 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 2 orang guru, dari hasil

tersebut diketahui guru dapat menjelaskan pokok bahasan/topik

secara tepat dengan baik.

Nomor 18 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

41 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 33 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 3 orang guru, dari hasil

tersebut guru sering menjawab pertanyaan siswa dengan jelas

dan sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan.

Nomor 19 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

43 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 33 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 3 orang guru, dari hasil

tersebut guru sering memberikan contoh yang relevan dengan

materi yang diajarkan.

74

Nomor 20 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

39 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 28 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 10 terakhir angka 2 dijawab 2

orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

guru sering menggunakan metode pembelajaran dengan

bervariasi.

Nomor 21 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah

guru 29 orang, angka 3 dijawab oleh 25 orang guru, angka 5

dijawab oleh 18 orang guru, angka 2 dijawab oleh 6 orang

guru, dan angka 1 dijawab oleh 1 orang guru, dari hasil tersebut

diketahui bahwa guru sering menggunakan alat peraga dalam

pembelajaran.

Nomor 22 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah guru

42 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 34 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 3 orang guru, dari hasil

tersebut guru selalu menggunakan tes sesuai dengan materi

pembelajaran.

Nomor 23 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru

42 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 35 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 2 orang guru, dari hasil

75

tersebut diketahui bahwa guru sering memperlakukan siswa

sebagai pribadi yang utuh.

Nomor 24 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah guru

51 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 27 orang guru

kemudian angka 3 dijawab oleh 1 orang guru, dari hasil

tersebut diketahui bahwa guru selalu memperlakukan siswa

secara adil tanpa memandang suku, agama, ras, dan status

social.

Nomor 25 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah

guru 47 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 27 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 5 orang guru, dari hasil

tersebut diketahui bahwa guru memiliki hubungan yang akrab

yang sangat baik dengan siswa (misalnya dengan memanggil

nama siswa).

Nomor 26 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengam jumlah

guru 48 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 27 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 4 orang guru, dari hasil

tersebut diketahui bahwa guru selalu dapat menciptakan

hubungan yang akrab antar siswa dengan siswa.

76

Nomor 27 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengam jumlah

guru 49 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 26 orang

guru kemudian angka 3 dijawab oleh 4 orang guru, dari hasil

tersebut dapat diketahui bahwa guru selalu membimbing siswa

untuk berprestasi secara optimal sesuai dengan potensinya.

Dari hasil angket diatas dapat diketahui bahwa rata-rata guru

selalu memberikan bimbingan kepada siswa agar siswa dapat berprestasi

secara optimal sesuai dengan potensi nya. Angket tersebut diberikan

kepada seluruh guru mata pelajaran untuk melihat bagaimana cara mereka

mengajar siswa dengan baik. Guru juga bisa menciptakan hubungan yang

akrab dengan siswa begitu juga hubungan siswa dengan siswa lainnya.

Ada beberapa guru yang jarang bahkan tidak pernah menggunakan alat

peraga maupun media lainnya dikarenakan sarana-prasarana yang

kurang, kondisi sekolah pun tidak memungkinkan karena terbatasnya

dana dari sekolah itu sendiri.

Guru juga mengajarkan dengan berbagai macam buku panduan

sebagai acuannya selama mengajar. Guru akan menggunakan alat peraga

sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan saranadan

prasarana yang tersedia. Guru selalu memandang semua siswa itu sama

tanpa memandang RAS dari siswa tersebut apapun latar belakang siswa

77

guru dapat menyikapi dan memperlakukan siswa dengan adil tanpa ada

yang dibeda-bedakan.

Didalam data yang didapatkan oleh penelitian ada beberapa guru

yang mengampu beberapa mata pelajaran ada yang 1 guru mengampu 3

mata pelajaran sekaligus ada pula 1 guru denganmengampu 2 mata

pelajaran. Hal tersebut dikarenakan kurangnya tenaga pendidikan yang di

sekolah SMA kabupaten Malinau. Ada beberapa sekolah yang memang

kekurangan guru, namun ada beberapa sekolah juga yang kekurangan

siswa.

3. Hasil Wawancara

a. Cara Guru Mengajar

Dari hasil observasi sebelumnya peneliti dapat melihat

bagaimana cara guru mengajar selama proses pembelajaran

berlangsung,secara keseluruhanguru dapat mengajar dengan baik dan

berusaha untuk membuat siswa mengerti dengan apa yang diajarkan.

Untuk penguasaan materi semua guru merasa sudah menguasai

materinya dan mereka merasa memang harus menguasai materi seperti

guru L katakan saat wawancara :

“tidak ada bagian materi yang dirasakan sulit dikarena memang harus menguasai materi yang akan diajarkan jadi tingal harus mengerti siswanya saja.”

78

Dari ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa guru menyadari

pentingnya untuk menguasai materi. Hal yang didasarkan sulit oleh guru

adalah membuat siswa mengerti dengan apa yang diajarkan karena dasar

matematikanya yang kurang seperti yang diungkapkan oleh guru E :

“kesulitan hanya ada pada saat mengajarkan pemfaktoran dan persamaan linier,karena siswa belum terlalu memahami tentang perkalian dan pembagian dan mereka pun sebelum terlalu menguasai dasar dari matematika itu sendiri.”

Kemudian kembali ditegaskan pula oleh guru H :

“tidak ada materi yang sulit untuk diajarkan karena saya mengajar IPS jadi menurut saya sudah menguasai materi dengan baik yang sulit itu justru siswanya karena susah pada matematika dasarnya.”

Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas guru disini adalah ketika

harus mengajarkan materi yang memang berkaitan dengan matematika

dasar, dimana siswa sendiri pada dasarnya tidak mengerti dengan

matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian sehingga disini guru melakukan pekerjaan ekstra dan

mengulang lagi dari awal seperti yang dikatakan oleh guru E :

“jadi, sebelum memasuki materi selanjutnya saya akan kembali mengajarkan kepada mereka tentang dasar dari matematika itu sendiri.”

79

Dari pertanyaan tersebut dapat diketahui bahwa guru mata pelajaran

Matematika tingkat SMA memiliki pekerjaan yang lebih berat karena

harus mengajarkan matematika dasar terlebih dahulu agar dapat seperti

dengan materi yang akan dipelajari.

Dalam berkomunukasi dengan siswa guru juga mengalami sedikit

kendala karena terkadang siswa tidak memahami apa yang disampaikan

oleh guru baik melalui perkataan maupun penjelasan di papan tulis

sehingga cara yang dilakukan guru pun bervariasi seperti yang dikatakan

oleh guru B :

“terkadang mereka tidak mengerti dengan bahasa yang sedikit rumit jadi saya akan berusaha mencari bahasa yang mudah untuk mereka pahami.”

Hal yang samapun diungkapkan oleh guru C :

“saya mengatakan kepada siswa untuk membawah beberapa buku yang berkaitan dengan materi kemudian saya menjelaskan dengan bahasa yang mudah mengerti oleh siswa sehingga dengan begitu siswa dapat mudah mengerti dengan apa yang disampaikan.”

Dari ungkapan guru B dan C dapat dilihat bahwa guru berusaha

untuk menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk siswa mengerti

sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat dimengerti siswa

dengan baik. Komunikasi yang baik selama pelajaran berlangsung ada

80

saat guru mengetahui cara berkomunikasi yang benar dengan siswa

sehingga siswa dapat mengerti apa yang disampaikan dan diajarkan oleh

guru, hal tersebut juga dapat meningkatkan minat siswa terhadap

pelajaran matematika.

Untuk pengelolaan dan penguasaan kelas guru melakukannya

dengan baik. Suasana kelas selama guru mengajar selalu ramai hal itu

terjadi karena siswa saling bertanya kepada teman sekelasnya tetapi

guru menjelaskan siswa dapat memperhatikan dengan baik seperti yang

diungkapkan oleh guru H :

“tergantung, pas belajar ya suasananya tenang tapi jika diskusi mereka akan rebut tetapi ributnya hanya untuk bertanya saja, saat menjelaskan mereka diam.”

Dan hal tersebut kembali ditegaskan oleh guru K :

“pada saat menjelaskan mereka akan memperhatikan tapi saat diberikan soal mereka akan ribut tapi ribut untuk mencari jawaban dengan temannya.”

Disini guru menjelaskan bahwa selama pembelajaran berlangsung

siswa cukup aktif saat diberikan soal dan pada saat diskusi karena

mereka saling berinteraksi secara positif di antara satu sama lainnya.

Ada juga guru yang membangkitkan suasana untuk membuat siswa

rileks selama pembelajaran berlangsung seperti yang diungkapkan guru

N :

81

“seperti tadi saya tidak menuntut untuk tegang tapi suasana rileks jadi saya tidak terlalu menekan mereka”

Dan guru C yang membuat suasana belajar menjadi menyenangkan :

“ramai, karena sambil bercanda untuk menghindari rasa bosan

siswa”

Dari ungkapan tersebut guru berusaha untuk menbangkitkan suasana

kelas agar siswa bisa rileks dan tidak mudah bosan selama

pembelajaran berlangsung. Kemudian guru juga berusaha untuk

membuat siswa agar tidak takut kepada guru seperti yang di ungkapkan

oleh guru L :

“saya tidak terlalu menuntut siswa untuk diam tetapi saya mau mereka aktif dan tidak takut dengan saya”

Ketika siswa tidak takut dengan gurumaka pelajaran yang diajarkan

oleh guru tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga hal

tersebut juga bisa menimbulkan minat siswa terhadap pelajaran

matematika.

Seorang guru juga harus mempunyai kemampuan untuk menarik

perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung, karena ketika siswa

mengikuti pembelajaran dalam waktu yang lama siswa pasti akan

merasa bosan seperti yang dipaparkan oleh guru D :

82

“kalau untuk satu jam pertama siswa masih focus dan semangat tapi ketika sudah ,asuk jam kedua dan ketiga mereka akan mulai bosan jadi biasanya saya akan menyelipkan kata-kata motivasi dan bercerita sebentar sehingga semangat mereka bisa kembali”

Hal tersebut juga dipaparkan oleh guru L :

“kan dikasih tujuan pembelajaran, kita mau belajar ini tujuannya apa kita motivasi mereka kalaubisa matematika nanti mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari juga bisa enak, pembelajaran matematika juga berhubungan dengan pembelajaran lain jadi kalau bisa matematika maka untuk pelajaran lain juga bisa, seperti itu bisa menarik perhatian siswa.”

Dari pernyataan tersebut guru memiliki cara tersendiri dalam hal

menarik perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru juga

berusaha untuk menerapkan pembelajaran yang tidak menonton dan

selalu bervariasi agar membangkitkan semangat siswa belajar seperti

ungkapn guru N :

“matematika memang membosankan bagi mereka jadi terkadang saya beri humor mereka pasti akan semangat baru saya lanjutkan dengan pelajaran lagi, kalau saya terus monoton cara mengajarnya maka mereka pasti akan bosan dan tidak bersemangat untuk belajar”

Untuk menarik perhatian siswa selama pembelajaran guru dapat

menerapkan banyak hal misalnya dengan mengukur kemampuan siswa

dan tidak memarahi mereka selama pembelajaran bisa membuat siswa

merasa rileks dan tidak terlalu tegang selama mengikuti proses

pembelajaran, hal tersebut dikuatkan oleh pernyataaan guru G :

83

“mengukur kemampuan siswa dan selama proses pembelajaran jangan memarahi siswa, sehingga siswa tidak merasa tertekan dan down sehingga siswa bisa bergembira ria”

Dari pernyataan tersebut guru menciptakankanrasa nyaman terhadap

siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak

merasa takut mengikuti pelajaran matematika.

Selama proses pembelajaran berlangsung guru juga

mengembangkan materi pembelajaransepertiyang diungkapkan guru C:

“ada yang saya sangkutkan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya seperi statistika saya biasanya meminta siswa untuk mengukur berat badan temannya dari kelas lain sehingga terbentuk suatu data dan memasukkannya didalam bentuk diagram batang, polygon ataupun ogif, tapi jika waktunya tidak cukup saya biasa memberikan soal”

Dan ditambahkan juga oleh guru O :

“cara mengembangkan materi adalah dengan memberikan macam-macam jenis soal dan beberapa soal yang memang tiap soal memiliki kesulitan yang berbeda-beda maka siswaakan mengerjakan soal yang walaupun soal yang dikerjakan agak sulit”

Dari ungkapan tersebut guru memiliki cara-cara sendiri dalam

mengembangkan materi pembelajaran, sesuai dan tergantung dengan

materi yang dipejari saat itu. Dan guru juga mengunakan beberapa

sumber pembelajaran yang digunakan dalam mengajar apalagi

ketersediaan buku yang ada kurangseperti yang diungkapkan oleh guru

E :

84

“dari buku paket/refrensi yang saya gunakan misalnya buku erlangga dan ada juga buku-buku lama dan semua materi yang ada dibuku-buku itu sama saja.”

Untuk mengetahuisiswa sudah mengerti dengan apa yang guru

ajarkan banyak caranya seperti yang dikatakan oleh guru I :

“banyak sekali caranya, bisa dari kita melihat, mengecek secara individu, mengoreksi beberapa sampel pekerjaan siswa ketika mengetahui ditindaklanjuti, dibahas dengan benar disuruh maju dan kita bahas faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan.”

Dan ditambah oleh guru O :

“ pertama kita bisa lihat bagaimana cara mereka mengerjakan soal,kedua kita bisa melihat apakah mereka berhasil atau tidak memahami materi yang diajarkan hari itu bisa kita lihat dari tujuan pembelajaran kita hari itu apakah sudah dikuasai dan itu yang menjadi tolah ukur utama kita.’’

Dari ungkapan tersebut dapat dilihat banyak cara yang guru gunakan

untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti atau tidak dengan apa

yang sudah guru ajarkan dengan begitu guru dapat membuat siswa aktif

di kelas. Banyak cara guru melakukan untuk membuat siswa aktif

dikelas baik membentuk siswa ke dalam kelompok diskusi ataupun

memotivasi siswa seperti yang di ungkapkan oleh guru B :

“karena saya biasa membuat kelompok,saya akan memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk maju ke depan dan seluruh anggota kelompok akan bergantian untuk maju jadi dari satu siswa bisa aktif di kelas.’’

85

Di ungkapkan pula oleh guru H :

“ pertama diskusi tujuannya untuk siswa aktif kemudian pada saat pembagian kelompok siswa yang bisa akan ditempatkan pada masing-masing kelompok sehingga untuk siswa yang belum bisa mengerti dapat bertanya kepada siswa yang sudah mengerti sehingga mereka bisa saling membantu karena siswa terkadang tidak mau bertanya kepada guru tapi mereka mau belajar dengan temannya.”

Dari ungkapan tersebut guru membuat siswa aktif dengan

membentuk siswa ke dalam suatu kelompok diskusi dimana dalam

kelompok tersebut siswa dapat saling bertanya dan saling

membantu.kemudian guru juga memberikan motivasi kepada siswa

seperti yang diungkapkan oleh guru I :

“ memotivasi siswa dengan memberikan soal dan jika ada yang sudah menyelesaikan maka minta mereka untuk maju panggilan pertama dengan 5 orang siswa terlebih dahulu jika ada jawaban yang benar dan tepat maka siswa tersebut diminta untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan siswa lain memperhatikan pekerjaannya sehingga dari situpun dapat membuat siswa aktif.”

Dari hasil wawancara ini guru-guru memiliki keterampilan masing-

masing guru berusaha untuk dapat menguasai kelas,membangun

komunikasi pembelajaran yang baik dengan siswa,mengembangkan

materi pembelajaran,mencari sumber pembelajaran dan membuat siswa

dapat menerima pelajaran matematika dengan baik.

86

b. Cara Guru Melakukan Persiapan

Dalam pembelajaran matematika kesiapan guru juga menjadi

suatu hal yang penting baik sebelum mengajar maupun sebelum

memulai pembelajaran di kelas sehingga guru dapat tahu dan mengerti

apa yang harus dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

sebelum melakukan pembelajaran ada beberapa hal yang disiapkan oleh

guru seperti yang seperti yang diungkapkan oleh guru B :

“baca-baca materi dan biasanya untuk perhitungan saya biasanya akan mencoba mengerjakan soal yang akan diajarkan.”

Ditambah pula oleh ungkapan guru F :

‘’di rumah itu saya biasanya hanya melihat sepintas saja materi yang akan diajarkan dan menentukan teknik apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.’’

Mempersiapkan segala sesuatu sebelum pembelajaran

merupakan hal yang selalu dilakukan oleh setiap guru,ada juga guru

yang sudah terbiasa atau sudah lama di dunia pendidikan hanya

melakukan persiapan sekedar saja karna sudah terbiasa seperti yang

diikatakan oleh guru I :

“tidak ada persiapan karena sudah terbiasa,paling hanya melihat materinya saja.”

87

Dari ungkapan tersebut meskipun sudah biasa guru tetap

melakukan persiapan dan hanya melihat materi yang akan di ajarkan

saja. Kemudian sebelum melakukan pembelajaran dikelas ada beberapa

hal yang biasa dilakukan oleh guru seperti yang

dikatakan oleh guru C :

“ saya biasanya memberikan salam,presensi menanyakn kehadiran dan menanyakan tugas yang sudah saya berikan dalam pertemuan sebelumnya apakah mereka megalami kesulitan atau tidak,jika mereka mengalami kesulitan maka saya akan menjelaskan kembali,jika tidak maka saya akan melanjutkan ke materi baru.”

Dan ditambahkan oleh guru H :

“motivasi, apersepsi dan biasanya membahas soal-soal atau tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk materi baru biasa nya akan diberikan manfaat dari materi yang dipelajari dan seperti rutinitas biasanya akan dilakukan doa.”

Dari ungkapan tersebut guru memiliki kebiasaan nya sendiri

dalam memulai suatu pembelajaran,untuk membuat kelas tetap kondusif

guru juga memiliki caranya masing-masing dapat dilihat dari apa yang

dikatakan oleh guru D :

“biasanya siswa itu suka dengan cerita jadi ketika mereka sudah mulai tidak fokus maka biasanya saya akan mengajak mereka bercerita dan dalam cerita itu akan disisipkan lagi kata-kata motivasi supaya mereka kembali fokus.”

88

Suasana di kelas biasanya sudah dari awal tidak kondusif

sebelum guru memasuki kelas maka guru juga memiliki cara untuk

membuat kelas tersebut kondusif kembali sehingga pembelajaran dapat

dilakukan seperti yang diungkapkan oleh guru I :

“diawali dari kondisi kelas itu sendiri, kelas itu sendiri ketika guru masuk apakah ribut atau tidak, kalau siswa sudah siap menerima pembelajarann bisa kita mulai tapi kalau sudah ribut ini yang buat masalah jadi, masalahnya harus diselesaikan terlebih dahulu. jika, permasalahan ributnya itu kenapa, tidak harus marah-marah,permasalahannya dulu yang harus diketahui setelah itu kita selesaikan, kita beri penjelasan dan manfaat.”

Ketika suasana kelas sudah kondusif siswa akan dapat menerima

pembelajaran dengan baik dan ketika melakukan pemebelajaran guru

dapat memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.banyak cara

yang guru lakukan dalam memberikan penghargaan terhadap hasil

belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh guru G :

“memberikan pujian seperti kata bagus,pintar dan lain sebagainya,jika mereka salah menjawab saya selalu bilang untuk coba lagi dan tidak pernah bilang salah sehigga mereka lebih semangat dan termotivasi lagi.”

Ada beberapa hal unik juga yang dilakukan guru saat

memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa seperti yang

diungkapkan oleh guru O :

89

“biasanya yang saya berikan adalahberupa tepuk tangan,terkadang memberikan coklat dann itu bisa diberikan saat mereka berhasil menjawab ujian atau soal-soal yang diberikan.”

Guru berusaha untuk membuat siswa membuat siswa semangat

dalam mempelajari matematika sehigga banyak cara yang guru lakukan

dalam memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.dalam

pemberian umpan balik guru memiliki caranya tersendiri baik dengan

memberikan tugas ataupun menjelaskan kembali apa yang belum

dimengerti siswa hal tersebut diungkapkan oleh guru A :

“biasanya cara siswa menjawab tugas itu beragam dan ketika ada jawaban siswa yang kurang tepat maka kita akan membahas kembali dan mengarah kan siswa kepada cara menyelesaikan soal yang tepat.”

Terkadang guru juga memberikan catatan pada tugas yang sudah

dikoreksi oleh guru hal tersebut dungkapkan oleh guru H :

“tugas setelah dilakukan dan misalnya banyak yang belum tuntas makan akan saya bahas lagi kemudian saat pengoreksiaan biasanya akan saya berikan catatan tapi tidak semua hanya yang perlu dikomentari.”

Selain itu guru juga biasanya langsung menanyakan kepada

siswa seperti yang dikatakan oleh guru O :

90

“biasanya saya menanyakan lagi apa yang menjadi kesulitan mereka selama mengerjakan soal dan keandalannya dimana,dari situ nanti bagaimana itu menjadi bahan evaluasi kita untuk pembelajaran berikutnya.”

Ketika guru memberikan umpan balik kepada siswa guru dapat

tahu materi apa yang di rasakan sulit untuk di terima oleh siswa, siswa

sulit karena mereka belum mengalami atau pendapatkan materi tersebut

seperti yang diungkapkan oleh guru I :

“kalau menurut saya mereka sulit karena mereka belum mengalami ,tapi jika sudah mengalami dan diulangi oleh siswa artinya merka belajar dirumah saya rasa tidak ada kesulitan. Jadi ,begitu belajar mereka sudah siap,kalau sulit itu karena mereka tidak mau belajar,kalau mereka sungguh-sugguh belajar tidak ada yang sulit ,tapi tidak mau belajar bagaimana mau bisa?jadi,itu datang dari di sendiri.”

Kemudian siswa merasa kesulitan karena dasar matematikanya

siswa sudah kurang seperti yang dikatakan oleh guru M :

“untuk disini saya juga bingung mau menentukan materi mana karena memang dari dasarnya saja mereka sudah susah jadi untuk

semua materi mereka susah,saat saya baru masuk 3

4 saja mereka

bingung.”

Kasus yang di alami oleh guru berbeda-beda karena setiap

sekolah memiliki karakter dan kepribadian siswa yang berbeda-beda.

Seperti yang dikatakan oleh guru J :

“mereka paling susah jika mempelajari geometri ,disamping saya agak sulit mengkomunikasikan nya kesiswa mereka juga agak sulit untuk memahaminya.”

91

Masalah tersebut beda lagi dengan masalah yang dialami oleh

guru sebelumnya untuk itu setiap guru memiliki penilaian masing

namun pada dasarnya siswa memiliki kesulitan dalam mempelajari

matematika ketika mereka tidak belajar dan pengetahuan akan

matematika dasarnya kurang. Setelah mengetahui kesulitan siswa dalam

menerima materi guru dapat mengatasinya dengan berbagai cara juga

salah satunya dengan mendekati siswa yang bersangkutan seperti yang

diungkapkan oleh guru D :

“ kita harus dekati sendiri karena anak yang kesulitan itu pasti banyak diam jadi kita mendekatinya dan bertanya langsung dengan dia dan menjelaskan dengannya secara berlahan.”

Kemudian untuk siswa yang masih kurang pengetahuan akan

matematika dasar akan mengajarkan dan menjelaskan kembali tentang

kembali tentang matematika dasar seperti yang dikatakan oleh guru L:

“jadi, saya ajarkan kembali tentang perkalian, pembagian, pengurangan dan penjumlahan. Saya juga meminta mereka untuk menghafal perkalian supaya mereka bisa ingat kembali.”

Dari pernyataan tersebut guru memliki PR yang harus dikerjakan

karena harus mengajarkan siswa dari dasar lagi agar siswa dapat

mengerti dengan materi yang diajarkan pada jenjang SMA.

92

c. Cara Guru Menggunakan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran perlu untuk guru tentukan agar guru dapat

membangkitkan suasana kelas dan menyiapkan alat atau media yang

harus digunakan. Dalam membangkitkan suasana kelas sehingga

pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika menjadi

menyenangkan guru menganjurkan untuk tidak memarahi siswa selama

pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh guru G :

“jangan pernah memarahi siswa karena mereka sudah mengangggap matematika itu sulit jadi kalau dimarahi lagi pasti mereka akan merasa tertekan sehingga tidak mau belajar,jadi harus diajarkan secara perlahan dan dibimbing dengan baik.”

Kemudian guru juga mengajarkan dengan rilex selama

pembelajaran santai tapi serius agar siswa merasa nyaman dalam

mengikuti pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh guru I :

“kita mengajar secara rilex santai tapi serius jangan sampai timbul ketegangan,kemudian takut diolok dan lain-lain semacam bullying seperti itu.kemudian seriusnya betul-betul kita dari materi itu sungguh kita kuasai.santai saja jangan sampai hubungan guru dan siswa itu menjadi menakutkan jadi pertama kita masuk sudah disapa seperti yang saya bilang tadi apa yang dilakukan di awal pembelajaran sehingga timbul keberanian dalam diri siswa.”

Membuat siswa tidak takut dengan guru mata pelajaran

matematika merupakan hal yang perlu dilakukan oleh guru agar suasana

93

kelas menjadi terasa menyenangkan bagi siswa siswa hal tersebut

diungkapkan oleh guru L :

“ Memang agak susah karena banyak yang tidak suka,tapi kita harus terbuka sebenarnya bersangkutan dengan matematika tetapi tidak tahu juga masih ada siswa yang seperti itu,mungkin karena sudah kurang dari dasarnya maka kesulitan untuk mengikutnya. Sebenarnya dari awal sudah disampaikan tidak usah tegang,bahwa matematika itu mudah dan juga senang dengan gurunya sehungga kalau suka gurunyaa jadi pelajaranya pun pasti suka.”

Guru berusaha untuk menjelaskan materi secara perlahan dan

diajarkan sesimpel mungkin siswa merasa bahwa matematika tidak

sesulit yang dibayangkan dan proses pembelajaran pun menjadi

menyenangkan seperti yang di sammpaikan oleeh guru O :

“ Sampai saat ini matematika memang dianggap pelajaran yang sangat menakutkan bagi siswa,jadi diusahakan materi-materi yang susah itu dijelaskan sesimpel mungkin segampang mungkin sehingga menurut mereka matematika itu tidak sesulit dengan apa yang mereka gambarkan menjaga kelas itu tetap aktif dan tidak monoton,memberikan games ditengah pembelajaran sehingga mereka mengagnggap guru matematika bahkan guru yang selalu serius sehingga ketika proses pembelajaran itu menjadi menyenanngkan bagi siswa dan guru.”

Dalam menyampaikan pembelajaran guru menggunakan

beberapa metode baik ceramah maupun diskusi seperti yang

diungkapkan oleh guru C :

“ Sejauh ini yang saya gunakan ceramah dan tanya jawab.”

94

Ada juga guru yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif hal tersebut diungkapkan oleh guru G :

“ Yang digunakan metode kooperatif tipe STAD ada juga metode campuran seperti tanya jawab dan membentuk siswa dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan soal yang saya berikan.untuk ilmu ekssak tidak bisa ceramah melulu.”

Dan guru juga terkadang tidak menggunakan metode khusus

dalam melaksanakan pembelajaran hal tersebut dikatakan oleh guru I :

“ Saya pakai metode campur-campur tidak ada metode khusus,yang penting menggali informasi siswa dulu,memberi contoh dan akhirnya latihan.”

Ditambahkan juga oleh O mengenai metode yang digunakan

selama pembelajaran :

“ Biasanya yang saya selalu gunakan itu metode polia,yaitu metode yang menyelesaikan masalah dan menurut saya itu metode yang sangat mudah untuk mereka praktekkan dan membuat siswa aktif.”

Dari beberapa pertanyaan itu dapat diketahui bahwa banyak

macam metode yang guru gunakan selama pembelajaran sesuai dengan

keadaan siswa dan materi yang diajarkan. Guru juga menyiapkan alat

atau media yang digunakan selama pembelajaran untuk lebih mudah kan

siswa mengerti dalam menerima pembelajaran.namun terdapat kendala

95

yang dialami oleh guru karena keterbatasannya alat yang ada di sekolah

seperti yang diungkapkan oleh guru B :

“ Karena disini terbatas jadi kalau ada alatnya akan digunakan tapi jika tidak ada maka tidak menggunakan alatnya.”

Di dukung oleh pernyataan dari guru M :

“ Untuk di sini sebenarnya susah karena sarana-prasarananya kurang jadi biasanya kalau mau menggunakan alat saya akan buat sendiri di rumah kemudian baru digunakan di kelas.”

Dari pernyataan teersebut guru berusaha untuk membuat alat

sendiri karena kurangnya sarana-prasarana yang ada di sekolah.

Penggunaan alat atau media juga tergantung dari materi yang

disampaikan seperti yang dikatakan oleh guru H :

“ Tergantung dengan yang diajarkan jika butuh LCD maka akan digunakan LCD tapi terkadang siswa menjadi tidak terlalu konsentrasi jika meggunakan LCD dan materi yang menggambar grafik maka saya biasanya menggunakan aplikasi untuk menunjukkan cara menggambarkan kepada siswa.”

Menurut guru menggunakan alat atau media seperti guru untuk

pelajaran matematika tidak terlalu perlu karena bisa mengganggu

konsentrasi siswa dan juga membuat kerja dua kali karena harus menulis

dipapan tulis lagi seperti yang diungkapkan oleh guru E :

96

“ Menurut saya jika menggunakan LCD itu akan membuat kerja dua kali lagi karena meskipun sudah ada di LCD pasti akan tetap menulis dipapan karena matematika agak sulit jika menggunakan LCD.”

Permasalahan yang dialami guru bermacam-macam dan berbeda

antar guru satu dengan yang lain karena sekolah yang ditempati pun

berbeda-beda ada yang sudah ada sarana -prasarana namun ada juga

yang masih kekurangan sarana dan prasarana.

d. Cara Guru dalam Mendukung Siswa

Seorang guru harus bisa memahami karakteristik siswa yang

berbeda-beda dan latar belakang yang berbeda,sehingga guru bisa

menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa dari situ guru akan

tahu apa yang menjadi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika

dan akhirnya guru bisa memberikan motivasi kepada siswa agar siswa

memiliki minat dan prestasi belajar yang tinggi.

Dalam setiap kelas pastinya siswa memiliki karakteristik yang

berbeda-beda,penting bagi guru untuk dapat memahami karakteristik

dari setiap siswanya. Ada yang lambat untuk mengerti pelajaran yang

disampaikan seperti yang disampaikan oleh guru A :

97

“ Terkadang ada siswa yang lambat untuk mengerti pelajaran biasanya kita akan memberikan perhatian yang lebih ,dan memberikan tugas yang berbeda antara siswa yang lambat mengerti dan yang cepat mengerti.”

Hal tersebut juga dikuatkan dengan pendapat dari guru N yang

menyatakan :

“ Mengalir begitu saja,menghadapinyapun berbeda-beda dan memperhatikan nya pun berbeda,bukannyanya pilih kasih tapi untuk siswa yang kesulitan dalam memperlajari matematika akan saya dekati dan arahkan secara individu sehingga mereka bisa semangat lagi mempelajari matematika.”

Guru dapat mengenali karakter setiap siswa dan mengelompokan

beberapa karakteristik siswa,mana yang harus dibenahi dan tidak,hal

tersebut disampaikan oleh guru I :

“ Harus kita kenali dulu karakter siswa,ada yang penakut,pendiam,suka nyeletuk atau suka ribut,macam-macan.dari situ kita kelompokkan kalau ada indikasi yang kurang medukung pembelajaran yang mana,dari situ kita benahi kita berikan arah yang benar.”

Selain karakteristik siswa pastinya setiap siswa juga memiliki

latar belakang yang berbeda-beda dalam hal itu guru tidak memandang

siswa dari mana latar belakangnya semuanya dianggap sama tanpa ada

yang dibeda-bedakan hal tersebut diunggkapkan oleh guru D :

98

“ Kalau saya tidak memandang latar belakang agama,suku atau apapun itu saya melihat itu sama semuanya karena selama mengajarkan saya tidak mau memasukan agama supaya mereka tidak merasa dibeda-bedakan jadi semuanya sama saja tujuannya untuk belajar.”

Hal yang sama juga di sampaikan oleh guru M :

“ Kalau itu bagi saya rata saja,bagi saya yang penting bagaimana mereka bisa menerima pelajaran yng diajarkan karena mereka di sini sama-sama sebagai siswa.”

Guru selalu menganggap semua siswa itu sama saja tujuannya

adalah untuk belajar seperti yang telah diungkapkan oleh guru D. Hal

tersebut juga disampaikan oleh narasumber yang lain.

Guru dapat menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa

selama pembelajaran berlangsung agar selama pembelajaran siswa tidak

terlalu tegang dan kaku seperti yang dikatakan oleh guru E:

“ Misalnya pada saat belajar sering mengajak tertawa supaya mereka tidak kaku dengan gurunya dan bisa masuk pelajaran mmatematika.”

Hal yang sama juga dikatakan oleh guru L :

“ Kita bisa memahami mereka dan sabar dengan mereka,jadi kita terbuka dengan mereka dan mengarahkan mereka agar tidak takut dengan gurunya sehingga mereka bisa akrab dengan kita.”

99

Dari ungkapan tersebut guru selalu terbuka dengan siswa dan

mengarahkan siswa agar tidak takut dengan guru sehingga siswa bisa

merasa nyaman dan senang saat belajar matematika.ada waktu saat guru

bercanda dengan siswa dan ada waktu saat guru serius dalam proses

pembelajaran hal tersebut diungkapkan oleh guru M:

“ Kita harus mengenal karakter mereka jangan memperlihatkan kalau kita itu guru yang galak kita harus bisa menempatkan diri kita sesuai dengan kondisi di kelas jadi tahu kapan waktunya bercanda dan saatnya serius, yang penting kita harus kenal karakter masing-masing siswa.”

Pengenalan akan karakter siswa sangat penting untuk

menciptakan hubungan yang akrab sehingga terjalin hubungan baik

antara guru dengan siswa. Memberikan motivasi kepada siswa

merupakan hal yang tidak kala pentingnya selama pembelajaran

memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari matematika seperti

yang dikatakan oleh guru E :

“ Saya sering memberikan motivasi kepada mereka bahwa matematika ini sangat penting dan sering kita temui di dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saat siswa naik motor kita bisa menghitung kecepatan kendaraan kita meskipun itu fisika tapi masih berkaitan dengan matematika dan biasanya pada saat jam terakhir yang 3 jam saya akan menyuruh siswa menghafal perkalian karena masih banyak yang belum mengerti dengan perkalian.”

Guru memotivasi siswa dengan meningkatkan tujuan siswa

sekolah untuk meraih cita-cita siswa dan juga mengingatkan siswa

bahwa kabupaten saat ini dalam masa pembangunan pemekaran

100

sehingga membutuhkan banyak tenaga-tenaga yang lebih baik seperti

yang diungkapkan oleh guru I:

“ pertama dikaitkan dengan dirinya sendiri punya cita-cita, setiap anak-anak punya cita-cita, kedua dikaitkan dengan orang tua punya harapan, dan ketiga dikaitkan dengan potensi daerah karena daerah malinau sedang membangun jadi membutuhkan tenaga-tenaga yang lebih baik, yang keempat kemajuan zaman yang semakin ketat.”

Guru juga memotivasi siswa dengan mengaitkan pelajaran

matematika dengan pelajaran lain seperti yang diungkapkan oleh guru L

:

“ dengan memberikan tujuan pembelajaran kepada mereka menyangkutpautkan dengan pelajaran lain karena kalau bisa matematika maka logikanya akan bekerja sehingga permasalahan-permasalahan yang lain dapat diselesaikan itu yang biasa saya berikan agar mereka tertarik dengan matematika dan menyampaikan bahwa matematika itu tidak sulit.”

Kemudian guru juga memotivasi siswa dengan menceritakan

pengalaman hidupnya kepada siswa dan guru juga berusaha

untukmengenal nama siswa satu-persatu seperti yang dijelasakan oleh

guru N :

“saya memotivasi mereka dengan menceritakan pengalaman kepada mereka, diawal saya masuk akan ceramah terlebih dahulu agar mereka bisa mengerti dan mengenal saya, biasanya saya juga menghafal nama mereka semua jadi penting bagi guru untuk mengetahui nama-nama siswa karenasemua jadi penting bagi guru untuk semangat dan senang ketika tahu bahwa gurunya kenal dan tahu namanya.”

Banyak yang guru lakukan untuk memotivasi siswa sehingga

siswa bisa memiliki minat dan prestasi belajar yang tinggi hal tersebut

101

juga karena guru mengetahui apa yang menjadi kesulitan siswa dalam

mempelajari matematika. Hasil dari wawancara guru mengatakan bahwa

dasar matematika siswa yang kurang sehingga mereka kesulitan dalam

mempelajari matematika hal tersebut diungkapkan oleh guru K :

“karena dasarnya kurang jadi mereka kesulitan untuk mengikuti yang selanjutnya. Jika penjumlahan, pengurangan, dan pembagian mereka kurang maka mereka akan kesulitan untuk mempelajari matematika. Cara mengatasinya diajari ulang karena mautidak mau harus diajarkan lagi sehingga mereka bisa lanjut terhadap berikutnya.”

Dan diungkapkan juga oleh guru M :

“kesulitan mereka itu sebenarnya dasarnya yang kurang, dari SD dan SMP mereka masih kurang jadi kelau diberikan penilaian dengan sekala 1-10 mereka masih ada diskala 1 jadi, tugas di sini lumayan berat karena harus mengajarkan mereka dari awal dulu.”

Dasar matematika siswa yang kurang karena siswa sendiri

kurang belajar di rumah hal tersebut disampaikan oleh guru G :

“mereka sebenar pintar tapi ketika mereka sudah ada di rumah mereka tidak memanfaatkan waktu dengan baik sehingga lupa dengan belajar sehingga saat ujian mereka tidak bisa mengajarkan.”

Peran lingkungan sekitar siswa dan orang tua menjadi hal yang

penting dalam membangun sikap mau belajar siswa sehingga ketika

siswa tidak mau belajar maka siswa akankesulitan dalam mempelajari

matematika seperti yang dikatakan oleh guru I :

“Tidak mau belajar, artinya lingkungan siswa apakah itu dari keluarga ataupun teman bermain itu lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh gurunya, jadi untuk masuk kesitu pasti lama karena artinya siswa malas belajar itu sudah sejak lamajadi agak susah untuk merubahnya.”

102

Dari hasil wawancara pada dasarnya guru memahami apa yang

menjadi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika namun

pengaruh guru disini tidak terlalu berpengaruh bagi siswa dibandingkan

dengan pengaruh lingkungan sekitarnya. Guru sudah sebisa mungkin

untuk membantu siswa namun kembali lagi dari diri siswa sendiri.

4. Cara Guru Meningkatkan Minat dan prestasi Belajar Siswa

Dari hasil observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi dapat di

temukan cara-cara yang digunakan guru-guru mata pelajaran matematika

Kabupaten Malinau dalam proses belajar mengajar yaitu :

a) Cara guru mengajar

Guru menguasai materi sehingga mengetahui kesulitan siswa

dalam menerima pelajaran.

Guru menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti siswa

sehingga terjalin komunikasi yang baik antar guru dan siswa.

Guru mampu menguasai kelas dengan memberikan soal dan

mendorong siswa untuk tidak takut dengan gurunya sehingga

kelas dapat dikuasai oleh guru.

Guru menarik perhatian siswa dengan memberikan cerita pendek

yang berisi motivasi, humor di tengah pembelajaran, dan berusaha

tidak memarahi siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru

juga memberikan soal yang mudah untuk dimengerti siswa pada

103

saat awal memasuki materi dan melanjutkan sengan memberikan

soal yang tingkatan kesusahannya lebih tinggi sehingga siswa

termotivasi untuk mengerjakan soal-soal laihan yang diberikan

guru.

Guru mengembangkan materi dengan pemberian soal dan

mengaplikasikan soal dengan kehidupan sehari-hari yang biasa

dialami oleh siswa.

Guru menggunakan sumber pembelajaran dari berbagai macam

buku dan internet.

Guru dapat melihat siswa yang sudah mengerti dengan apa yang

telah dipelajari dengan mengecek pekerjaan siswa secara individu

dan bertanya langsung kepada siswa. Guru juga meminta beberapa

siswa untuk menyerahkan hasil pekerjaan latihannya ke meja guru

untuk diperiksa, jika sudah benar guru meminta siswa yang

bersangkutan untuk menuliskan hasil jawabannya di papan tulis

agar siswa lain dapat melihat, kemudian untuk pekerjaan yang

salah guru akan menjelaskan kembali pada bagian penyelesaian

yang salah sehingga siswa mengerti letak kesalahannya dan

menjadi lebih bersemangat lagi untuk mengerjakan latihan soal.

104

Guru membuat siswa aktif di kelas dengan membentuk siswa

dalam beberapa kelompok diskusi dan selalu memotivasi siswa

sehingga mereka bisa aktif selama pembelajaran berlangsung.

b) Cara guru dalam melakukan persiapan

Guru melakukan persiapan sebelum pembelajaran dengan

membaca dan mempelajari meteri yang akan diajarkan, mencoba

menyelesaikan beberapa soal yang akan diberikan dan

menentukan teknik pembelajaran yang akan digunakan.

Guru biasa memberikan salam, melakukan presensi, memberikan

motivasi dan apersepsi sebelum memberikan pembelajaran di

kelas.

Guru membuat kelas tetap kondusif dengan memberikan cerita

yang disisipkan kata-kata motivasi, tidak memarahi siswa. Dan

menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh siswa di dalam

kelas.

Guru memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa

dengan memberikan kata-kata pujian (bagus, pintar, dan lain

sebagainya), tepuk tangan, hadiah, dan memberikan poin

tambahan pada nilai siswa juga guru memotivasi siswa untuk

saling menghargai pekerjaan temannya.

105

Guru memberikan umpan balik dengan membahas kembali tugas

yang telah diberikan dan yang belum dimengerti siswa,

memberikan komentar pada lembar jawaban tugas siswa, dan

menanyakan kembali apa yang belum siswa mengerti.

Guru mengetahui kesulitan siswa dalam menerima materi antara

lain karena, siswa belum mengalami atau mendapatkan materi,

dan siswa kesulitan karena matematika dasar yang kurang.

Guru mengatasi kesulitan siswa dengan mendekati siswa yang

bersangkutan dan mengajarkan kembali matematika dasar.

c) Cara guru menggunakan metode pembelajaran

Guru membangkitkan suasana kelas dengan tidak memarahi siswa

selama pembelajaran, mengajar dengan rileks tapi serius,

mengarahkan dan memberikan pengertian kepada siswa bahwa

matematika tidak sulit, dan menjelaskan pelajaran dengan

sesimpel mungkin juga memberikan games.

Guru menggunakan bermacam-macam metode antara lain,

ceramah, tanya jawab, campur antara ceramah dan tanya jawab,

polia dan metode cooperative. Kemudian guru menyarankan untuk

lebih banyak memberikan latihan soal dari pada ceramah.

106

Guru menggunakan alat atau media seadanya karena terbatasnya

sarana-prasarasa sekolah. Guru menggunakan alat sesuai dengan

materi yang diajarkan.

d) Cara guru dalam mendukung siswa

Guru memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami

kesulitan selama pembelajaran dan mengenal karakter setiap

siswa.

Guru tidak membeda-bedakan latar belakang yang dimiliki oleh

setiap siswa karena guru menganggap bahwa seluruh siswa

sekolah dan datang ke sekolah tujuannya adalah untuk belajar.

Guru dapat menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa

dengan mengajak siswa belajar dengan rileks dan tidak kaku

selama pembelajaran berlangsung, sabar menghadapi siswa, dan

mengarahkan siswa untuk tidak takut dengan guru sehingga guru

tidak terkesan galak.

Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menjelaskan

tentang pentingnya belajar matematika, mengingat tujuan utama

siswa bersekolah, mengaitkan pelajaran matematika dengan

pelajaran yang lainnya, dan berusaha untuk mengenal nama-nama

siswa.

107

Guru mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari matematika

yaitu, matematika dasar siswa yang kurang, kurang belajar atau

tidak mau belajar, dan pengaruh lingkungan siswa dan keluarga