lampiran - kementerian ppn/bappenas · web viewbagian selanjutnya lampiran pidato...

34
LAMPIRAN PIDATO PERTANGGUNGJAWABAN PRESIDEN / MANDATARIS MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG UMUM MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA OKTOBER 1999 REPUBLIK INDONESIA

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

L A M P I R A NPIDATO PERTANGGUNGJAWABAN

PRESIDEN / MANDATARISMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANG UMUMMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIAOKTOBER 1999

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan
Page 3: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

DAFTAR ISI

BAB I UMUM I/1

BAB II POKOK-POKOK REFORMASI PEMBANGUNANDALAM RANGKA PENYELAMATAN DANNORMALISASI KEHIDUPAN NASIONAL II/1

II/1II/1

A.1.

PENDAHULUANLatar Belakang Keadaan

2. Penanggulangan Krisis dan PelaksanaanReformasi II/4

B. EKONOMI II/101. Tujuan dan Sasaran II/102. Langkah-Langkah yang Dilakukan dan Hasil-

Hasil Yang Dicapai II/11a. Pemulihan Stabilitas Ekonomi Makro II/12b. Penyediaan Berbagai Kebutuhan Pokok

Rakyat II/26c. Penggerakan Kegiatan Ekonomi Rakyat II/34d. Reformasi Struktural II/42

1) Restrukturisasi Perbankan II/42 a) Penanggulangan Krisis II/42

i

Page 4: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

b) Pelaksanaan Reformasi II/472) Restrukturisasi Utang Swasta II/49

a) Penanggulangan Krisis II/49 b) Pelaksanaan Reformasi II/52

3) Deregulasi Sektor Riil II/53e. Peningkatan Ekspor Nonmigas II/57f. Otonomi Daerah II/60g. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Nasional

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup II/621) Pengelolaan Lingkungan Hidup II/622) Peningkatan Kualitas Lingkungan

Perumahan dan Permukiman II/643) Restrukturisasi Pengelolaan Sumber

daya Hutan dan Kebun II/654) Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Sebagai Sumber Devisa II/70h. Transparansi Kebijakan Ekonomi Makro

dan Mikro II/733. Tindak Lanjut yang Diperlukan II/76

a. Pembangunan Kembali Perekonomian II/771) Restrukturisasi Perbankan II/772) Restrukturisasi Utang Perusahaan II/773) Utang Pemerintah dan Keseimbangan

Anggaran Negara II/774) Pengurangan Hambatan Berusaha II/785) Reformasi Hukum dan Peradilan dalam

Kaitannya dengan Pembangunan Bidang Ekonomi II/79

b. Perlindungan Sosial Terhadap MasyarakatKurang Mampu II/80

c. Pembangunan Prasarana Pembangunan II/80d. Reformasi Kelembagaan Pemerintah II/82e. Dukungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi II/82

ii

Page 5: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

C. POLITIK II/841. Tujuan dan Sasaran II/842. Langkah-Langkah yang Dilakukan dan Hasil-

Hasil yang Dicapai II/85a. Pembenahan Kelembagaan Politik II/85b. Penciptaan Pemerintah yang Bersih dan

Peningkatan Pengawasan Pembangunan II/90c. Pemantapan dan Penjagaan Stabilitas

Keamanan II/963. Tindak Lanjut yang Diperlukan II/100

D. HUKUM II/1021. Tujuan dan Sasaran II/1022. Langkah-Langkah yang Dilakukan dan Hasil-

Hasil yang Dicapai II/103a. Pembentukan dan Penyempurnaan

Kelembagaan Aparatur Hukum II/103b. Perencanaan dan Pembentukan Hukum II/108c. Peningkatan Penerapan dan Penegakan

Hukum II/113d. Peningkatan Penyuluhan Hukum II/117

3. Tindak Lanjut yang Diperlukan II/119

E. AGAMA DAN SOSIAL BUDAYA II/1211. Tujuan dan Sasaran II/1212. Langkah-Langkah yang Dilakukan dan Hasil-

Hasil yang Dicapai II/122a. Penanggulangan Krisis II/122

1) Peningkatan Kualitas Keimanan dan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa II/122

iii

Page 6: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

2) Peningkatan Sarana dan PrasaranaIbadah serta Pembinaan KerukunanAntarumat Beragama

II/126

3) Pembinaan Akhlak Mulia melaluiPendidikan Budi Pekerti Luhur

II/128

4) Pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial II/130b. Pelaksanaan Reformasi II/149

1) Peningkatan Pergelaran Seni Budayadan Pertukaran Pemuda Antarpropinsi dan Antarnegara

II/149

2) Partisipasi Masyarakat dan LSMDalam Pembangunan

II/151

3) Pembangunan Institusi PendudukLanjut Usia

II /154

4) Pemantapan Kerukunan AntarumatBeragama

II /155

3. Tindak Lanjut yang Diperlukan II /155

BAB III PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME

A. PendahuluanB. Langkah-langkah yang DilakukanC. Hasil-hasil yang DicapaiD. Tindak Lanjut yang Diperlukan

III/1

III/1III/4III/7

III/14

BAB IV PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM

A. PendahuluanB. Langkah-langkah yang Dilakukan

IV/1

IV/1IV/3

iv

Page 7: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

C.D.

Hasil-Hasil yang DicapaiTindak Lanjut yang Diperlukan

IV/4IV/15

BAB V OTONOMI DAERAH V/1

A. Pendahuluan V/1B. Langkah-Langkah yang Dilakukan V/7C. Hasil-Hasil yang Dicapai V/11D. Tindak Lanjut yang Diperlukan V/29

BAB VI REFORMASI APARATUR NEGARA

VI/1VI/l

VI/3VI/11

I.A.B.

C.

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARAPendahuluanLangkah-Langkah yang Dilakukan dan Hasil-Hasil yang DicapaiTindak Lanjut yang Diperlukan

II. PROGRAM IMPLEMENTASI TELEMATIKA VI/20A. Pendahuluan VI/20B. Langkah-Langkah yang Dilakukan dan Hasil-

Hasil yang Dicapai VI/21C. Tindak Lanjut yang Diperlukan VI/28

BAB VII DEMOKRASI EKONOMI VII/1

A.B.C.

PendahuluanLangkah-Langkah yang DilakukanHasil-Hasil yang Dicapai

VII/1VII/4

VII/17

v

Page 8: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

D. Tindak Lanjut yang Diperlukan VII/25

VIII/1BAB VIII HAK AZASI MANUSIA

BAB IX

A.B.C.D.

PendahuluanLangkah-Langkah yang DilakukanHasil-Hasil yang DicapaiTindak Lanjut yang Diperlukan

VIII/1VIII/2VIII/5

VIII/10

IX/1TIMOR TIMUR

A.B.C.

PendahuluanLangkah-Langkah yang DilakukanHasil-Hasil yang Dicapai

IX/1IX/5IX/9

IX/11 D. Tindak Lanjut yang Diperlukan

TABEL PENDUKUNG

vi

Page 9: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

BAB IU M U M

Page 10: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan
Page 11: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

BAB I

U M U M

Sejak peletakan dasar-dasar pembangunan yang terencana dan komprehensif pada tahun 1969, berbagai upaya pembangunan di segala bidang telah ditempuh untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional guna mengisi kemerdekaan. Kemajuan di berbagai bidang telah dicapai sebagai hasil pembangunan selama ini, dan manfaatnya telah dinikmati oleh Bangsa Indonesia secara nyata. Gejolak di berbagai bidang, khususnya sosial, politik, dan ekonomi, dari waktu ke waktu mengiringi perjalanan pembangunan bangsa ini sejak dimulainya pembangunan yang terencana tiga dekade yang lalu. Gejolak-gejolak tersebut di masa lalu umumnya dapat diatasi dengan balk, tanpa dampak ekonomi, sosial, dan politik yang berarti pada waktu itu. Tetapi, gelombang yang menimpa akhir-akhir ini, yang bermula dari krisis moneter pada pertengahan 1997 yang kemudian berlanjut menjadi krisis ekonomi dan kemudian disusul dengan krisis politik dan krisis kepercayaan telah membawa kerusakan di banyak segi kehidupan yang telah dengan susah payah dibangun selama ini.

I/1

Page 12: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

Banyak kemajuan yang dicapai dengan susah payah selama ini terancam mengalami gerak mundur. Produksi nasional mengalami penurunan secara drastis, sementara itu pengangguran meningkat dengan tajam. Jumlah penduduk miskin yang telah mengalami penurunan secara sangat nyata selama tiga puluh tahun terakhir, kini menunjukkan gejala kembali naik. Angka partisipasi pendidikan di semua jenjang yang selama ini secara konsisten meningkat terancam mengalami penurunan, khususnya pada jenjang lanjutan tingkat pertama yang merupakan bagian dari pendidikan dasar sembilan tahun. Demikian pula jenjang-jenjang pendidikan di atasnya, termasuk pendidikan tinggi. Seiring dengan itu, angka putus sekolah terancam meningkat di semua jenjang pendidikan akibat kesulitan ekonomi. Status gizi dan kesehatan masyarakat terutama bayi dan ibu hamil, juga ikut terkena imbas. Tekanan ekonomi keluarga dan putus sekolah menimbulkan persoalan tidak pada situasi pendidikan nasional, tetapi juga bertambahnya anak jalanan. Resiko hilangnya satu generasi membayangi kehidupan bangsa. Kriminalitas dan kejahatan telah mempengaruhi rasa aman dan rasa nyaman masyarakat.

Keadaan yang serba sulit melahirkan berbagai tuntutan masyarakat akan perbaikan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara secara cepat, dan ini merupakan tugas yang sangat berat. Di samping itu, kenyataan bahwa krisis yang dialami ternyata lebih berat dibanding negara-negara tetangga di ASEAN menunjukkan bahwa ada persoalan dalam sistem, tidak hanya ekonomi, tetapi lebih luas lagi mencakup kehidupan bernegara secara umum, yang membuat pembangunan begitu rawan terhadap goncangan. Keberhasilan dalam membangun dengan ukuran keluaran kegiatan pembangunan, kurang diiringi keberhasilan nyata dalam pembangunan sistem dan kelembagaan, sehingga mengakibatkan menurunnya daya tahan terhadap terpaan badai krisis.

1/2

Page 13: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

Kondisi ekonomi Indonesia yang demikian terpuruk telah menimbulkan implikasi yang besar di luar bidang ekonomi. Kesadaran baru akan persoalan di bidang ekonomi, politik, hukum serta agama dan sosial budaya yang bersifat struktural berkembang di kalangan masyarakat. Persoalan ketidak-adilan struktural, baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat hegemonis, terus dipertanyakan dan dituntut oleh masyarakat untuk segera dikoreksi. Tuntutan reformasi terhadap proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara dan proses pembangunan terus menggema dengan intensitas yang terus menguat. Masyarakat menuntut reformasi di segala bidang secara mendasar. Saat itu pula Bangsa Indonesia mulai mencanangkan suatu tekad yang bulat untuk dapat keluar dari krisis yang membelenggu, melalui reformasi nasional yang menyeluruh. Langkah-langkah untuk menanggulangi krisis secepatnya dan melaksanakan reformasi tersebut selanjutnya dikukuhkan melalui Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat, Nopember 1998 yang lalu.

Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Sidang Istimewa tersebut mengeluarkan ketetapan-ketetapan yang mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengamankan bangsa dari terpaan krisis multi dimensi yang sedang terjadi, membangun kembali tatanan kelembagaan dan dasar-dasar pembangunan sistem di segala bidang, baik ekonomi, sosial-budaya, politik, otonomi daerah dan pemerintahan, penegakan hukum, serta demokrasi di segala bidang kehidupan dan hak asasi manusia. Salah satu ketetapan tersebut adalah TAP MPR No. X/MPR/1998

Ketetapan MPR No. X/MPR/1998 pada intinya mengamanatkan pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional, untuk di laksanakan o leh Presiden/Mandatar is . Pokok-pokok yang

I/3

Page 14: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

terkandung dalam Ketetapan MPR tersebut mencerminkan kehendak rakyat untuk secepatnya keluar dari krisis nasional dan mewujudkan landasan pembangunan nasional yang berkelanjutan di segala bidang, yang mencakup ekonomi, politik, hukum, serta agama dan sosial budaya.

Demi mengemban amanat yang terkandung dalam ketetapan MPR tersebut, pemerintah melanjutkan dan memantapkan berbagai upaya penanggulangan krisis dan pelaksanaan reformasi yang dilaksanakan secara serentak dan saling mendukung. Upaya-upaya penanggulangan krisis terdiri dari program-program pemulihan stabilitas ekonomi dan program-program untuk mengatasi dampak krisis, khususnya terhadap masyarakat yang miskin dan berpendapatan rendah. Sedangkan pelaksanaan reformasi ekonomi bertujuan untuk mengatasi akar permasalahan penyebab krisis dalam rangka mewujudkan landasan pembangunan yang kokoh di masa depan.

Dalam upaya menangani dampak krisis, pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan dan langkah, di antaranya mengarahkan kebijakan pengeluaran belanja negara untuk meringankan beban masyarakat yang paling rawan terhadap krisis, khususnya masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Upaya-upaya yang ditempuh meliputi pemberian subsidi berbagai kebutuhan pokok rakyat, peningkatan anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan dasar, peningkatan anggaran pelayanan kesehatan dasar, program padat karya dengan tujuan untuk menciptakan daya beli bagi mereka yang menganggur, serta pelaksanaan berbagai program ekonomi rakyat. Dalam kaitan itu, usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai pelaku ekonomi utama yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya alam seperti pertanian,

I/4

Page 15: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

kehutanan dan perkebunan, yang selama krisis mempunyai ketahanan yang lebih kuat terhadap gejolak, lebih diberdayakan.

Dalam rangka pemulihan stabilitas ekonomi telah ditempuh langkah-langkah untuk menangani langsung masalah-masalah kongkrit di bidang ekonomi dan moneter yang mendesak. Pertama, di bidang moneter, dilaksanakan kebijakan moneter ketat untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dan mencegah terjadinya inflasi yang tak terkendali. Kedua, di bidang fiskal, untuk menggerakkan roda perekonomian dan meringankan beban kelompok masyarakat yang paling rawan terhadap krisis, kebijakan fiskal dilonggarkan dan sebagai akibatnya mengalami defisit yang cukup besar. Namun, agar selaras dengan kebijakan moneter yang ketat, defisit anggaran seluruhnya diupayakan dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang bersifat lunak.

Dalam upaya mengatasi akar penyebab krisis, Pemerintah telah dan sedang melaksanakan berbagai program untuk menata kelembagaan di berbagai bidang kehidupan bangsa, termasuk menata lingkungan ekonomi makro bagi pemulihan kehidupan ekonomi nasional. Dalam kaitan dengan upaya penataan kelembagaan dan lingkungan ekonomi makro, kini sedang berjalan program restrukturisasi perbankan nasional, pemantapan kelembagaan Bank Sentral, serta restrukturisasi hutang swasta dan deregulasi sektor riil.

Program-program stabilisasi dan reformasi ekonomi yang dijalankan dan didukung oleh langkah-langkah di bidang lainnya selama lebih dari setahun ini telah menghasilkan tanda-tanda pemulihan ekonomi. Beberapa indikator ekonomi yang memperlihatkan kecenderungan terjadinya pemulihan antara lain

I/5

Page 16: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

adalah menguat dan makin stabilnya nilai tukar Rupiah, terkendalinya laju inflasi, terus menurunnya tingkat suku bunga, dan menguatnya indeks harga saham.

Sejalan dengan reformasi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, muncul tuntutan yang makin besar bagi penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta peningkatan fungsi lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semangat tuntutan tersebut tercermin dalam Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998. Secara khusus Ketetapan MPR tersebut memberikan penekanan terhadap keharusan dilakukannya pemberantasan tindak korupsi secara tegas dengan melaksanakan secara konsisten undang-undang . tindak pidana korupsi, dan terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga dan kroninya maupun pihak swasta/konglomerat termasuk mantan Presiden Suharto, dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak asasi manusia.

Dalam upaya melaksanakan Ketetapan MPR tersebut, dilaksanakan penataan kelembagaan dan perangkat Perundang-undangan yang diperlukan. Langkah-langkah tersebut merupakan tahap awal dari rangkaian upaya-upaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara yang efektif dan efisien, dan bersih serta bebas KKN. Sebagai hasil terpenting dari upaya tersebut adalah berbagai peraturan Perundang-undangan, yang siap diuji dengan penerapan dan penegakannya secara konsisten dan konsekuen. Peraturan perundang-undangan tersebut antara lain UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN dan Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menekankan

I/6

Page 17: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

perlunya laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil-hasil lainnya adalah penanganan masalah KKN di berbagai instansi Pemerintah, termasuk badan-badan usaha milik negara/daerah (BUMN/D). Dalam masa kerja pemerintahan Kabinet Reformasi Pembangunan yang relatif pendek ini banyak yang telah dilaksanakan. Disadari bahwa berbagai masalah belum sepenuhnya terselesaikan. Namun secara obyektif dapat ditunjukkan bahwa kini telah tercipta landasan yang lebih kuat bagi kelanjutan upaya mewujudkan kehidupan berbangsa yang bebas KKN di masa datang.

Dalam upaya penyelamatan, rehabilitasi, serta rekonstruksi bangsa dan negara untuk menghadapi kehidupan yang lebih demokratis di masa depan, pemilihan umum mempunyai makna yang sangat strategis. Pemerintah bersama seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia telah berupaya mewujudkan pelaksanaan pemilihan umum yang bersifat langsung, umum, bebas, dan rahasia (luber), serta jujur dan adil (jurdil). Berbagai langkah penataan kelembagaan telah berhasil dilaksanakan, di antaranya penyiapan undang-undang untuk mengatur pelaksanaan pemilihan umum, yang telah ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi UU No. 2/1999 tentang Partai Politik, UU No. 3/1999 tentang Pemilihan Umum, dan UU No. 4/1999 tentang Susunan dan Kedudukan Anggota MPR, DPR, dan DPRD, dan penyusunan berbagai peraturan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan undang-undang tersebut.

Lebih penting dari itu semua, dengan dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat, pemilihan umum telah terlaksana dengan mutu penyelenggaraan yang jauh lebih demokratis, luber, dan jurdil dibanding pemilu-pemilu yang terselenggara selama era orde baru. Keberhasilan pelaksanaan pemilihan umum yang dilaksanakan pada 7 Juni 1999 yang baru lalu, yang telah mendapat

I/7

Page 18: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

pujian dunia internasional, telah menghasilkan wakil-wakil yang kini duduk di Dewan Perwakilan Rakyat, dan menjadi tumpuan harapan segenap lapisan masyarakat pemilih, untuk menyalurkan aspirasi cita-cita perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang.

Sebagai pencerminan aspirasi Rakyat yang menghendaki keberdayaan dan peran yang seimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, MPR dengan Ketetapan No. XV/MPR/1998, mengamanatkan kepada Mandataris untuk menyelenggarakan otonomi daerah, serta pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumberdaya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Otonomi daerah diperlukan untuk membuat daerah berdaya di dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, termasuk dalam mengalokasikan sumberdaya lokal yang memiliki keunggulan untuk kepentingan daerah yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan amanat MPR untuk menyelenggarakan otonomi daerah telah disahkan UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Saat ini sedang dilakukan penyusunan berbagai peraturan pemerintah, dan peraturan pemerintah daerah untuk melengkapi kedua undang-undang tersebut pada jenjang yang lebih operasional. Di samping berbagai upaya I/8

Page 19: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

penyiapan perangkat kelembagaan tersebut, beberapa langkah yang makin mendekatkan penyelenggaraan pemerintahan kepada prinsip-prinsip otonomi, pemerintah telah menempuh berbagai langkah, di antaranya: (a) desentralisasi penyiapan dokumen anggaran pembangunan; (b) perubahan bantuan Inpres menjadi Dana Pembangunan Daerah; (c)

Page 20: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

pengalihan Dana Khusus menjadi Dana Umum; dan (d) penyederhanaan mekanisme pengelolaan dana pembangunan daerah.

Krisis ekonomi yang dialami dengan berbagai implikasinya telah mengedepankan kembali tuntutan akan terwujudnya sistem ekonomi yang lebih demokratis. Ketetapan MPR No. XVI/1998 mengamanatkan implementasi prinsip-prinsip tersebut secara lebih rinci, dan bahwa perwujudan demokrasi ekonomi harus dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional.

Untuk melaksanakan amanat ini, pemerintah telah mengambil beberapa langkah, di antaranya menerapkan prinsip-prinsip yang diamanatkan TAP MPR No. XVI/1998 tersebut dalam program-program untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dan melaksanakan reformasi ekonomi. Langkah-langkah yang ditempuh seperti antara lain pelaksanaan penghapusan berbagai peraturan yang bersifat monopoli, pelaksanaan program-program bantuan dan pemberdayaan usaha ekonomi rakyat, penetapan kemandirian Bank Indonesia, pemberian keleluasaan untuk membentuk serikat pekerja, dan pelaksanaan Otonomi Daerah mencerminkan penerapan prinsip-prinsip demokrasi ekonomi yang diamanatkan dalam TAP MPR tersebut.

Di samping itu, upaya penting telah dilakukan untuk meletakkan dasar-dasar kelembagaan bagi terciptanya pembangunan sistem ekonomi yang lebih demokratis. Bersama-sama dengan DPR telah disusun UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang akan berlaku efektif mulai 5 Maret 2000. Untuk membuka kesempatan yang luas dalam pembentukan koperasi sesuai kelayakan usaha dan kepentingan ekonomi anggota masyarakat, diterbitkan Instruksi Presiden No

I/9

Page 21: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

18/1998 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Perkoperasian. Selanjutnya, untuk mendukung kegiatan usaha kecil dan menengah, telah diluncurkan 17 skim kredit program yang kesemuanya mendapat subsidi bunga. Dari keseluruhan jenis kredit tersebut, yang paling menonjol adalah kredit untuk menunjang peningkatan ketahanan pangan, yaitu Kredit Usaha Tani (KUT).

Penghormatan bangsa Indonesia terhadap hak asasi manusia (HAM) tercermin dalam pembukaan UUD 1945, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pandangan hidup dan sejarah bangsa Indonesia. Ketetapan MPR No. XVII/1998 tentang Hak Asasi Manusia, yang mengatur secara khusus mengenai HAM merupakan cerminan penegasan komitmen bangsa untuk meningkatkan penegakan dan penghormatan terhadap HAM di Indonesia. Amanat dalam TAP MPR ini berada pada tingkat yang lebih operasional dibanding dalam UUD 1945, yang antara lain merumuskan hak setiap orang sebagai individu, sebagai warga negara maupun secara kolektif, serta mengatur kewajiban asasi yang dimiliki manusia dan warga negara dalam semua bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan lainnya.

Beberapa kemajuan telah tercapai dalam kaitan dengan upaya mengemban amanat MPR di bidang HAM, berupa berbagai produk peraturan perundang-undangan sebagai dasar penataan kelembagaan. Di antara produk-produk hukum tersebut, yang terpenting meliputi disahkannya oleh DPR: (a) UU No. 5/1998 tentang ratifikasi Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia; (b) UU No. 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum; dan (c) UU No. 26/1999 tentang Pencabutan UU No. 11/PNPS/1963 tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi, yang selama ini telah menjadi sumber keresahan, ketidak-pastian hukum,

I/10

Page 22: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan

ketidak-adilan, serta pelanggaran hak asasi manusia. Di samping itu, kini telah diluncurkan UU tentang Hak Asasi Manusia dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Di antara materi-materi yang sangat penting dalam UU tersebut adalah diberikannya wewenang subpoena kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, yaitu kewenangan untuk memanggil, memeriksa orang dan dokumen, serta menyelesaikan sengketa HAM.

Bagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu pelaksanaan ketetapan-ketetapan MPR mengenai pokok-pokok reformasi sebagai haluan negara, penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN, pelaksanaan pemilihan umum, persiapan/pelaksanaan otonomi daerah, demokrasi ekonomi, dan pelaksanaan hak asasi manusia serta dua bab tambahan yang masing-masing membahas secara khusus reformasi aparatur negara dan masalah Timor-Timur.

I/11

Page 23: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas · Web viewBagian selanjutnya lampiran pidato pertanggung-jawaban ini akan mengulas lebih rinci beberapa pokok. penting dalam upaya reformasi kehidupan