lampiran ii keputusan bupati bandung tentang ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu...

68
LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 137.1/Kep. 580 -Adpem/2018 TANGGAL : 1 November 2018 TENTANG : PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI BANDUNG KEPADA CAMAT 1. BIDANG KESEHATAN ASPEK KOORDINASI Koordinasi oprasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan wabah skala kabupaten di kecamatan MEKANISME PELIMPAHAN No. PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS 1. Pengertian (umum dan khusus) 1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana no 4 tahun 2008). 2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,tanggap darurat, dan rehabilitasi. (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 4 Tahun 2008) 3. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana no 4 tahun 2008).

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG

NOMOR : 137.1/Kep. 580 -Adpem/2018 TANGGAL : 1 November 2018

TENTANG : PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT

PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

DARI BUPATI BANDUNG KEPADA CAMAT 1. BIDANG KESEHATAN

ASPEK KOORDINASI Koordinasi oprasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan wabah skala kabupaten di kecamatan

MEKANISME PELIMPAHAN

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian (umum dan khusus)

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Peraturan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana no 4 tahun 2008).

2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan

kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan

bencana,tanggap darurat, dan rehabilitasi. (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan

Bencana No 4 Tahun 2008)

3. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau

menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana. (Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan

Bencana no 4 tahun 2008).

Page 2: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

33

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

4. Bencana meliputi Bencana Alam : Gempa bumi, Tsunami, Banjir, Angin Topan, Gunung meletus, Kekeringan, tanah longsor

5. Bencana karena ulah manusia : Perang / Kerusuhan, kecelakaan industry, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan terorisme.

6. Wabah : adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No 4 Tahun 1984). Suatu

wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi).

2. Dasar Hukum 1. UU No 4. Tahun 1984;

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaran Penanggulangan Bencana;

4. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana no 4 tahun 2008);

5. Kepmenkes no 145/menkes/SK/I/ 2007

3. Maksud dan Tujuan Tujuan 1. Meningkatkan upaya-upaya penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Bandung. 2. Mendorong peran serta pemerintah daerah, swasta dan masyarakat dalam mengembangkan

upaya penanggulangan bencana. 3. Meningkatkan kualitas penanggulangan bencana berbasis informasi teknologi yang sinergis

sehingga menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas. 4. Meningkatkan system koordinasi yang terintegrasi dalam proses perencanaan pelaksanaan dan

pengendalian penanggulangan bencana. 5. Mengembangkan penelitian sistem informasi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan

penanggulangan bencana yang efektif, efisien, dan akuntabel.

Page 3: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

34

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

4. Ruang Lingkup 1 pengenalan dan pengkajian ancaman bencana dan wabah;

2. pemahaman tentang kerentanan masyarakat; 3. analisis kemungkinan dampak bencana dan wabah;

4. pilihan tindakan pengurangan risiko bencana dan wabah; 5. penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana; dan wabah

6. alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.

5. Kelembagaan Dari hasil temuan/ verifikasi yang dilakukan oleh surveilans Puskesmas Camat bertugas untuk

menindaklanjuti temuan-temuan tersebut dan mengkoordinasikan temuan tersebut dengan Kepala UPTD Yankes Tingkat Kecamatan dan Dinas Kesehatan untuk melakukan langkah-langkah

selanjutnya.

6. Mekanisme Pelaksanaan Camat Berkoordinasi dengan Kepala UPTD Yankes Kecamatan dan Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan

1. Pra Bencana 1) Membuat peta geomedik daerah rawan bencana;

2) Membuat jalur evakuasi;

3) Mengadakan pelatihan;

4) Inventarisasi sumber daya sesuai dengan potensi bahaya yang mungkin terjadi;

5) Menerima dan menindak lanjuti informasi peringatan dini (Early Warning System) untuk

kesiap siagaan bidang kesehatan;

6) Membentuk tim kesehatan lapangan yang tergabung dalam Satgas;

7) Mengadakan koordinasi lintas sektor.

2. Saat Bencana

1) Beserta staf (puskesmas) menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang diperlukan Untuk melaksanakan triase dan memberikan pertolongan pertama;

2) Melaporkan kepada Kadinkes KabupateniKota tentang terjadinya bencana; 3) Melakukan Initial Rapid Health Assessment (Penilaian Cepat Masalah Kesehatan awal); 4) Menyerahkan tanggung jawab pada Kadinkes Kabupaten apabila telah tiba di lokasi; 5) Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan, maka sebagai

pananggung jawab adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.

Page 4: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

35

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

3. Pasca Bencana 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di penampungan dengan mendirikan

Pos Kesehatan Lapangan; 2) Melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih dan pengawasan sanitasi lingkungan; 3) Melaksanakan surveilans penyakit menular dan gizi buruk yang mungkin timbul; 4) Segera melapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten bila terjadi KLB penyakit Menular dan gizi

buruk; 5) Memfasilitasi relawan, kader dan petugas pemerintah tingkat kecamatan dalam memberikan

KIE kepada masyarakat luas, bimbingan pada kelompok yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma,memberikan konseling pada individu yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma;

7) Merujuk penderita yang tidak dapat ditangani dengan konseling awal dan membutuhkan konseling lanjut,psikoterapi atau penanggulangan lebih spesifik.

Page 5: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

36

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

7. Gambar/alur

Pelaksanaan

8. Dokumen administrasi 1. Formulir W1 2. Formulir RHA

9. Format Pendukung 1. Tim Satgas Bencana 2. Rencana Kontigensi Penanggulangan Bencana Tingkat Kecamatan

10. Biaya APBD Kabupaten Bandung

11. Sistem Pelaporan Camat berkoordinasi dengan Kepala UPTD Yankes untuk melapor paling lambat 24 Jam setelah

kejadian bencana.

Camat UPTD Yankes

Kecamatan Puskesmas

Investigasi dan klarifikasi

kejadian bencana

1. Lapor Ke Dinkes

2. Melakukan RHA

Melampaui Wilayah Kec.

Tanggung Jawab di Limpahkan ke

Kadinkes

Bencana Bukan Bencana

Tanggung Jawab Puskesmas

Koordinasi

24 Jam

24 Jam

24 Jam

Page 6: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

37

2. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

ASPEK KOORDINASI KOORDINASI PENGELOLAAN SAMPAH DI MASYARAKAT TINGKAT KECAMATAN

MEKANISME PELIMPAHAN

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian

(umum dan khusus)

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. (Pasal 1 ayat 1 UU 32/ 2009). Sampah : sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (menurut Pasal 1 UU No. 18 Tahun 2008) Pengelolaan Sampah : Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (menurut Pasal 1 UU No. 18 Tahun 2008) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) : tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulah, pemilahan, penggunaan ulang, pendaur ulang, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah (menurut Pasal 1 UU No. 18 Tahun 2008)

2. Dasar Hukum 1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4)

2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah 4) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga 5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah 6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan 7) Peraturam Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012

Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recylce melalui Bank Sampah 8) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Kebersihan, Keindahan,

Ketertiban dan Kesehatan Lingkungan 9) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Sampah 10) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Sampah 11) Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum

Page 7: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

38

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

12) Peraturan Bupati Bandung Nomor 25 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Sampah

3. Maksud dan Tujuan Maksud : 1) Meningkatkan Kualitas Lingkungan dan Kebersihan Lingkungan 2) Meningkatkan Kesehatan, Kenyamanan Masyarakat

3) Menjadikan Sampah menjadi Sumber Daya

4. Ruang Lingkup Ruang Lingkup (sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2009

Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 16 Ayat 2): 1) Koordinasi pengarahan masyarakat dalam hal pengangkutan sampah dari sumber ke Tempat

Pengolahan Sampah.(pelaksanaan pada tahun 2017). 2) Koordinasi pengadaan lahan untuk pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (pelaksanaan

sejak tahun 2006).

3) Koordinasi Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (untuk pelakasanaan tahun 2018) 4) Koordinasi pemantauan dan pembinaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di tempat

pengelolaan sampah melalui program 3R(untuk pelaksanaan tahun 2017). 5) Koordinasi penyebaran informasi tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat seperti

sosialisasi, pembinaan kader (sejak tahun 2016).

5. Kelembagaan Untuk ditindak lanjuti pemerintahan wilayah (Kecamatan dan Desa/Kelurahan) dan masyarakat pengelola sampah

6. Mekanisme

Pelaksanaan

1) Mengarahkan agar setiap orang melaksanakan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menagani sampah dengan cara yang

berwawasan lingkungan. 2) Pengurang sampah meliputi

a. Pembatasan timbunan sampah b. Pendaur ulangan sampah c. Pemanfaatan kembali sampah

3) Koordinasi pengarahan masyarakat dalam hal pengangkutan sampah dari sumber ke Tempat Pengolahan Sampah.(pelaksanaan pada tahun 2017).

Page 8: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

39

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

7. Gambar/alur

Pelaksanaan

NO KEGIATAN PELAKSANAAN

Orang/ Masyarakat Pengelola Kecamatan Dinas

1. Timbulan sampah

2. Pemilahan

3. Pengumpulan

ya

4. Pengolahan

tidak

tidak

ya

5. Pemrosesan

6. Pengangkutan ke

TPS/TPST

7` Pengangkutan Dari

TPS ke TPA

8. Pengolahan/

Pemrosesan Akhir

Page 9: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

40

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

8. Dokumen administrasi - Data volume sampah yang diolah.

- Data keanggotaan masyarakat yang mengolah sampah.

9. Format Pendukung - Format setoran volume sampah yang akan diolah.

- Surat keputusan pengelola sampah

10. Biaya APBD Kabupaten Bandung.

11. Sistem Pelaporan Camat melapor pelaksanaan pelimpahan kewenangan ini kepada Bupati Bandung melalui Dinas

Lingkungan Hidup. Laporan tersebut memuat pelaksanaan pengangkutan sampah dari sumber ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Page 10: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

41

3. BIDANG PEKERJAAN UMUM

ASPEK KOORDINASI MENGKOORDINASIKAN DAN MEMBANTU PENANGGULANGAN BENCANA ALAM YANG BERAKIBAT PADA JALAN KABUPATEN

MEKANISME PELIMPAHAN

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1 Pengertian

(umum dan

khusus)

Bencana Alam apa pun bentuknya pastilah sangat merugikan untuk kita. Dengan perkembangan teknologi saat ini, manusia sudah bisa memprediksi terjadinya suatu bencana. Namun manusia tidak

akan bisa menghentikan bencana tersebut.

Bencana Alam yaitu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan

serta penghidupan orang-orang yang diakibatkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehingga menyebabkan munculnya korban jiwa, rusaknya lingkungan, kerugian harta benda serta efek

psikologis. Bencana alam adalah konsukuensi untuk keterlibatan manusia pada pengrusakan alam yang ada.

Kabupaten Bandung merupakan dataran tinggi berbentuk cekungan di mana sungai Citarum sebagai

sentral cekungan menjadi muara bagi anak-anak sungai dari utara, selatan, dan timur. Kondisi geografis tersebut menyebabkan tingkat kerentanan bencana alam di Kabupaten Bandung cukup tinggi.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2011, Kabupaten Bandung menduduki peringkat keempat tingkat rawan bencana diantara 494 kabupaten yang ada di Indonesia.

Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Barat menempati ranking ketiga setelah Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Tingginya tingkat kerentanan bencana diukur dari berbagai faktor diantaranya jumlah kasus yang terjadi hingga potensi wilayahnya.

Kondisi geografis Kabupaten Bandung yang berupa dataran tinggi berbentuk cekungan dikombinasikan dengan banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi baik dari pertanian dan daerah resapan menjadi

permukiman maupun kawasan hutan menjadi lahan pertanian musiman menyebabkan tingginya sedimentasi dan bencana banjir. Selain itu, terganggunya sistem jaringan irigasi dan drainase juga

berakibat pada timbulnya genangan dan banjir di beberapa titik lokasi terutama wilayah permukiman seperti banjir di Cieunteung-Baleendah, Dayeuh kolot serta jalan terusan Kopo.

Page 11: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

42

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

Bencana lainnya yang berpotensi terjadi di Kabupaten Bandung adalah risiko gerakan tanah mengingat topografi dan kontur wilayahnya yang berbukit-bukit dengan beda ketinggian dataran memiliki rentang

yang cukup lebar. Kawasan rawan gerakan tanah tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bandung, dimulai dari bagian utara dengan tingkat kerentanan gerakan tanah sangat rendah, menuju bagian

tengah dan selatan Kabupaten Bandung yang memiliki tingkat kerentanan rendah dan menengah, serta beberapa kawasan di bagian selatan yang memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi. Daerah dengan tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi hanya terdapat di sebagian kecil daerah di Kecamatan

Rancabali dan Kecamatan Pasirjambu. Sementara sebagian besar daerah lainnya memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah menengah hingga sangat rendah.

Salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam tersebut yaitu kerusakan infrastruktur jalan. Penanganan darurat perlu dilakukan segera bila pada ruas jalan yang bersangkutan

mengalami kerusakan akibat adanya bencana alam; seperti badan jalan longsor atau tertimbun longsoran dari tebing, sehingga akses jalan tidak berfungsi. Bila masih memungkinkan dibuatkan jalan sementara/darurat melalui bahu jalan yang masih kuat, sambil kerusakan pada badan jalan diperbaiki.

Perlu adanya pengaturan lalulintas dan rambu pengamanan.

2 Dasar Hukum 1) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN 2) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN

3) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

4) UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

3 Maksud dan

Tujuan

Maksud : 1. Melindungi wilayah Kabupaten Bandung dari kerusakan jalan yang diakibatkan oleh bencana alam.

2. Menjamin keselamatan, kenyamanan dan kelancaran tranportasi umum

3. Menjamin kelangsungan perekonomian masyarakat

4. Menjamin terpenuhinya efesiensi waktu tempuh bagi pengguna jalan

5. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas penggunaan jalan sebagai bagian dari hak asasi

manusia.

Page 12: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

43

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

Tujuan :

1) Terjaganya kelancaran lalulintas barang dan jasa di wilayah Kabupaten Bandung. 2) Terjaganya kebutuhan hajat hidup orang banyak.

3) Tidak danya daerah terisolir akibat bencana. 4) Tejaganya jalur distribusi bahan pokok.

4 Ruang Lingkup Dalam hal pelayanan penyediaan jalan kepada masyarakat serta pelayanan tindak lanjut laporan

masyarakat akibat bencana alam. Camat berperan dalam pengumpulan data daninformasi kerusakan infrastruktur jalan serta membuat laporan terhadap temuan di lapangan.

5 Kelembagaan Dari hasil laporan/ verifikasi yang dilakukan oleh Tim Gabungan yang terdiri dari unsur Kecamatan,

Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Dinas PUPR ( UPTD Wilayah), Camat bertugas untuk menindaklanjuti laporan / pengaduan tersebut dan mengkoordinasikan laporan tersebut dengan

Kepala dinas/ instansi terkait lainnya untuk dilakukan langkah-langkah selanjutnya.

6 Mekanisme Pelaksanaan

Camat paling lama dalam jangka waktu 1 (satu) hari setelah menerima laporan dari masyarakat melakukan pengelolaan laporan bencana alam dengan tahapan:

1. Mencatat laporan/pengaduan kerusakan infrastruktur jalan dalam buku pengaduan. 2. Melaksanakan koordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Bandung, untuk menelaah dan

mengklasifikasi laporan kerusakan jalan. Telaahan dan klasifikasi laporan bencana alam harus dilakukan paling lama 1 (hari) hari sejak diterimanya laporan. Dalam rangka telaahan dan klasifikasi. Berdasarkan hasil telaahan dan

klasifikasi laporan dapat dikategorikan: a. Tidak termasuk pengaduan/laporan kerusakan Jalan Kabupaten, segera diteruskan kepada

instansi teknis yang berwenang dan/atau memberikan arah tindaklanjut. b. Termasuk dalam kerusakan Jalan Kabupaten dan merupakan kewenangan Dinas PUPR, segera

dilakukan verifikasi lapangan dan mengusulkan penanganan Kepada Pejabat Yang Berwenang. 3. Melakukan verifikasi laporan.

Unsur Kecamatan bersama-sama dengan Dinas PUPR Kabupaten Bandung melaksanakan verifikasi

laporan dan harus diselesaikan dalam waktu paling lama 1 (satu) hari. Apabila dalam jangka waktu tersebut pelaksanaan kegiatan verifikasi belum selesai dapat diperpanjang untuk waktu paling lama

Page 13: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

44

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1 (satu) hari.

Verifikasi dilakukan dengan berpedoman pada: a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Berdasarkan hasil verifikasi, tim/petugas gabungan verifikasi (terdiri dari unsur Kecamatan, Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Dinas PUPR (UPTD Wilayah) wajib membuat laporan verifikasi,

termasuk mengajukan usulan penanganan paling lama 1 (satu) hari sejak selesainya verifikasi kepada pejabat yang menugaskan verifikasi (Camat)

Page 14: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

45

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

7 Gambar/alur

Pelaksanaan

Laporan bencana alam pada Ruas Jalan

Kabupaten

CAMAT

Telaahan Dan Klasifikasi

Pengaduan/ Laporan

Mengusulkan Penanganan

Pengaduan Bencana Alam Pada Jalan Kabupaten

2hr

Verifikasi

1hr

1 hr

BPBD Kepolisian

Dinas Perhubungan

koordinasi

Berkoordinasi Dengan Pejabat Yang Berwenang Dalam Hal

Penganggaran

Arah tindak lanjut, berkoordinasi dengan

instansi yang berwenang

Menerima

Dinas PUPR Pemberi Perintah

Menolak

2hr

Penelaahan Laporan

Melakukan Perencanaan Dan Pelaksanaan Penanganan Segera

Akibat Benca Alam

1 s/d 3hr

Page 15: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

46

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

8 Dokumen

administrasi

1. Isian Formulir laporan kerusakan jalan akibat bencana alam

2. KTP Pelapor 3. Foto/ Dokumentasi sebagai alat bukti

9 Format Pendukung 1) Formulir Pengaduan / Laporan kerusakan akibat bencana alam

2) BAP hasil Verifikasi Lapangan

10 Biaya APBD Kabupaten Bandung

11 Sistem Pelaporan Camat melapor pelaksanaan pelimpahan kewenangan ini paling lambat 1 (satu) hari setelah dilaksanakan verifikasi dan pendataan kerusakan jalan akibat bencana alam kepada Bupati Bandung

melalui Dinas PUPR.

Page 16: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

47

FORMULIR

LAPORAN KERUSAKAN JALAN AKIBAT BENCANA

1. Nama Ruas Jalan :

2. Kecamatan : 3. Lokasi Bencana : Desa : ………… Km : …………

4. Tanggal Kejadian : - Jam :

- Hari :

- Tanggal :

NO

JENIS KERUSAKAN

FOTO DOKUMENTASI KET

1

Longsor

2

Banjir

3 Jembatan

Terputus

4 Bencana Lainnya

FOTO

FOTO

FOTO

FOTO

Page 17: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

48

4. BIDANG KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

A. ASPEK KOORDINASI Koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk skala kecamatan

MEKANISME PELIMPAHAN

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian

(umum dan khusus)

Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata Penduduk, pencatatan atas pelaporan Peristiwa

Kependudukan dan pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan

2. Dasar Hukum - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN. - UU NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN UU NO 23 TAHUN 2006 - PP NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UU NO 23 TAHUN 2006

- PEPRES NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL.

- PERDA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BANDUNG.

3. Maksud dan Tujuan Maksud: 1. Memperlancar proses pelayanan pendaftaran penduduk di Kecamatan

2. Mempermudah Pelayanan Pendaftaran Penduduk Kepada Masyarakat

3. Mempercepat Proses penyelesaian pelayanan pendaftaran penduduk

4. Menghemat waktu, biaya dan tenaga bagi pemohon pelayanan pendaftaran penduduk.

Tujuan: 1. Terwujudnya pelayanan pendaftaran penduduk yang mudah, cepat dan akurat.

2. Tercapainya target pelayanan pendaftaran penduduk yang telah ditetapkan oleh Kemendagri.

3. Terkendalinya pengelolaan sarana dan prasaranan pelayanan pendaftaran penduduk.

4. Ruang Lingkup Dalam hal pelayanan penyediaan informasi pendaftaran penduduk kepada masyarakat serta pelayan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat dugaan adanya ketidaksesuaian persyaratan

dan prosedur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 18: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

49

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

5. Kelembagaan Dari hasil temuan / verifikasi yang dilakukan oleh Camat dikoordinasikan kepada Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk dapat ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Mekanisme Pelaksanaan Camat paling lama dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima pengaduan dari

masyarakat melakukan pengelolaan pengaduan dengan tahapan :

1. Mencatat pengaduan dalam buku pengaduan.

2. Melaksanakan koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Bandung, untuk menelaah dan mengklasifikasi pengaduan. Telaahan dan klasifikasi pengaduan

harus dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pengaduan. Dalam rangka

telaahan dan klasifikasi. Berdasarkan hasil telaahan dan klasifikasi pengaduan dapat

dikategorikan :

a. Titik berat pengaduan dilakukan oleh petugas pelayanan pendaftaran penduduk tingkat

kecamatan.

b. Titik berat pengaduan dilakukan oleh calo yang berada di luar lingkaran kecamatan.

3. Melakukan verifikasi pengaduan.

Unsur Kecamatan bersama-sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Bandung melaksanakan verifikasi pengaduan dan harus diselesaikan dalam waktu paling lama

14 (empat belas ) hari. Verifikasi dilakukan dengan berpedoman pada:

- UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

- UU NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERBUHAN UU NO 23 TAHUN 2006.

- PP NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UU NO 23 TAHUN 2006.

- PERPRES NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN

PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL.

- PERDA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BANDUNG.

Page 19: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

50

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

Berdasarkan hasil verifikasi, Camat wajib membuat laporan verifikasi, termasuk mengajukan

usulan penanganan paling lama 7 (tujuh) hari sejak selesainya verifikasi.

4. Usulan tindaklanjut.

Kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk memberikan keputusan menolak atau

menerima keputusan tersebut dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya

usulan. Jenis usulan tindak lanjut penanganan berdasarkan hasil verifikasi meliputi:

a. Diteruskan kepada instansi teknis yang berwenang untuk menindaklanjuti pengaduan yang

dilakukan oleh petugas pelayanan pendaftaran penduduk tingkat kecamatan.

b. Dikoordinasikan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung

untuk dilakukan pembinaan, apabila tidak terjadi pelanggaran peraturan perundang-

undangan di Bidang Pendaftaran Penduduk, dengan memberikan beberapa usulan,

diantaranya :

1) Mengusulkan untuk dikenakan sanksi administrasi, apabila telah terjadi pelanggaran

peraturan perundang-undangan di bidang Pendaftaran Penduduk.

2) Mengusulkan untuk dikenakan sanksi administrasi dan/atau penyelesaian sesuai

hukum yang berlaku, apabila telah terjadi pelanggaran peraturan perundang-undangan

di bidang Pendaftaran Penduduk.

3) Mengusulkan untuk dikenakan sanksi administrasi dan/atau penegakan hukum

pidana, apabila telah terjadi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

Pendaftaran Penduduk sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang

Administrasi Kependudukan.

c. Pengaduan yang yang ditolak karena tidak dapat dibuktikan baik dengan verifikasi di

lapangan maupun wawancara.

d. Direkomendasikan kepada Bupati Bandung cq. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil.

Page 20: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

51

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

7. Gambar/alur

Pelaksanaan

Pengaduan

secara tertulis

atau lisan CAMAT

Telaahan dan

klasifikasi

pengaduan

Usulan penanganan oleh tim

Pengaduan kasus

Pendaftaran Penduduk

Instansi terkait di

kabupaten/kota

14 hr

Verifikasi

7

hr

Kadisduk koordinasi

14 hr

Usulan penanganan

kepada pejabat

yang berwenang

Arah tindak

lanjut Menerima

Atasan

pengawas/

pemberi

perintah

Menolak 3

Page 21: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

52

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

8. Dokumen administrasi 1. Kartu Keluarga

2. Kartu Tanda Penduduk Elektronik 3. Surat Keterangan Pindah-Datang dan Pindah-Keluar

4. Dokumen Pendukung Lainnya.

9. Format Pendukung 1. Form F1.01 Isian data keluarga 2. Form F1.05 Surat Pernyataan Perubahan Data Kependudukan 3. Form F1.15 Isian Data Permohonan Kartu Keluarga

4. Form F1.16 Isian Data Perubahan Kartu Keluarga

10. Biaya Tidak dipungut biaya (Gratis) sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan UU Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan dan Perda Nomor 12 Tahun 2014.

11. Sistem Pelaporan By system dengan SIAK versi 5.7 yang berjenjang dari Kecamatan ke Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung dan selanjutnya ke Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri.

B. ASPEK FASILITASI Fasilitasi pencatatan kelahiran dan kematian skala kecamatan

MEKANISME PELIMPAHAN

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian

(umum dan khusus)

Fasilitasi adalah proses pelayanan Pencatatan Kelahiran dan Kematian sejak pendaftaran berkas

permohonan, verifikasi berkas persyaratan, input data, pemberian Resi Penerimaan Berkas Permohonan, dan cetak putih.

Pencatatan Kelahiran dan Kematian adalah Pencatatan Peristiwa Penting yang dialami seseorang kedalam buku register Akta dan menerbitkan kutipannya.

2. Dasar Hukum 1) UU No. 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan

2) UU No. 24 Tahun 2013 tentang perubahan UU No.23 tahun 2006 3) PP No.37 Tahun 2007 tentang pelaksanaan UU No.23 tahun 2006 4) Perpres No.25 Tahun 2008 tentang persyaratan dan tatacara pendaftaran penduduk dan

Page 22: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

53

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

pencatatan sipil

5) Perda No. 12 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan di Kabupaten Bandung

3. Maksud dan Tujuan Maksud : 1. Mempermudah dan mempercepat pelayanan Akta Kelahiran dan Kematian 2. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat

3. Memperlancar target cakupan kepemilikan Akta Kelahiran dan Kematian 4. Memberikan pelayanan yang mudah diakses oleh masyarakat

Tujuan : 1. Terpenuhinya legalitas hukum Kelahiran dan Kematian

2. Terwujudnya Nawacita Bidang Kependudukan 3. Terwujudnya proses penerbitan Akta Kelahiran dan Kematian yang mudah, cepat dan akurat 4. Tercapainya target cakupan Akta Kelahiran dan Kematian

4. Ruang Lingkup 1. Penerimaan berkas persyaratan pemohon Akta Kelahiran dan Akta Kematian

2. Pemeriksaan atau Verfikasi berkas persyaratan Akta Kelahiran dan Kematian oleh operator SIAK di Kecamatan

3. Input data oleh Operator SIAK di Kecamatan 4. Pemberian / Penyerahan Resi Penerimaan berkas Permohonan Akta

5. Cetak Putih Akta Kelahiran dan Kematian

5. Kelembagaan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara teknis dilaksanakan oleh bidang Pencatatan Sipil

dan Kecamatan

6. Mekanisme Pelaksanaan

- Pelapor dalam hal ini Orang Tua atau Kepala Keluarga datang langsung ke Loket Pelayanan di

Kecamatan dengan membawa persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku; - Petugas Loket di Kecamatan menerima dan memeriksa kelengkapan berkas persyaratan untuk

kemudian di verifikasioleh Operator SIAK di Kecamatan;

- Operator SIAK melakukan input data untuk mencocokan data yang disampaikan oleh pelapor;

- Apabila persyaratan serta data yang dilaporkan cocok dan sesuai dengan database maka

Operator SIAK mengeluarkan Resi bukti penerimaan berkas permohonan Akta

Page 23: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

54

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

7. Gambar/alur

Pelaksanaan

8. Dokumen administrasi 1. Photocopy KTP Elektronik Orang Tua dan KTP Saksi

2. Photocopy Kartu Keluarga terbaru

3. Photocopy Akta Nikah / Buku Nikah

Pelapor tanpa Perantara

Mendaftar ke Loket PATEN Kecamatan

Petugas Operator SIAK melakukan Verifikasi dan

Input Data

BACK OFFICE DISDUKCAPIL

validasi dan pencetakan register dan kutipan AKTA

Penandatanganan dan Penerbitan AKTA Kelahiran

oleh Disdukcapil

OPERATOR SIAK menerima kutipan AKTA Kelahiran

untuk diserahkan

Page 24: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

55

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

4. Keterangan Lahir dari Bidan/Dokter/Rumah Sakit/Poliklinik, apabila tidak ada dapat diganti

dengan Surat Pernyataan tanggungjawab mutlak tentang Data Kelahiran

9. Format Pendukung 1. Surat Keterangan Kelahiran atau Formulir Pelaporan Kelahiran (F2.01)

2. Blangko Register Akta Kelahiran dan Akta Kematian

3. Blangko Kutipan Akta Kelahiran dan Akta Kematian

10. Biaya TIDAK DIPUNGUT BIAYA sesuai Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 tentang perubahan UU No.

23 tahun 2006 dan Peraturan Daerah No.12 Tahun 2014

11. Sistem Pelaporan By System dengan SIAK versi 5.7 berjenjang dari Kecamatan ke Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil kemudian ke Provinsi dan terakhir ke Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kemendagri

5. BIDANG KETAHANAN PANGAN

ASPEK KOORDINASI Koordinasi Pemantauan Identifikasi Cadangan Pangan Masyarakat

MEKANISME PELIMPAHAN

No. PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian

(umum dan khusus)

Cadangan pangan adalah persediaan pangan di wilayah untuk dikonsumsi oleh manusia, bahan

baku industri, dan untuk menghadapi keadaan darurat seperti bencana alam. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan Pasal 6 (1) menyatakan bahwa

penyaluran cadangan pangan dilakukan untuk menanggulangi masalah pangan, dan Pasal 11 (1) menyatakan bahwa penanggulangan masalah pangan diselenggarakan untuk menanggulangi

terjadinya kelebihan pangan, kekurangan pangan, dan/atau ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan.

2. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 2. Peraturan Pemerintah No.68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;

Page 25: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

56

No. PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

3. Maksud danTujuan Maksud :

Untuk mengendalikan gejolak harga pangan di masyarakat Tujuan :

1. Untuk menstabilkan harga pangan di masyarakat; 2. Untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat yang mengalami darurat dan kerawanan pangan

pasca bencana

4. Ruang Lingkup 1. Camat berperan dalam mengkoordinasikan cadangan pangan bagi masyarakat yang terkena

bencana dan memantau penyaluran cadangan pangan bagi masyarakat 2. Membuat laporan terhadap temuan di lapangan.

5. Kelembagaan Dari hasil temuan/ verifikasi yang dilakukan oleh Tim Gabungan yang terdiri dari unsur

kecamatan, unsur BKPPP serta unsur dinas/ instansi terkaitlainnya. Camat bertugas untuk menindaklanjuti temuan-temuan tersebut dan mengkoordinasikan temuan tersebut dengan UPT-

PPP wilayah tersebut serta Kepala dinas/ instansi terkait lainnya untuk dilakukan langkah-langkah selanjutnya.

6. Mekanisme Pelaksanaan Camat paling lama dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima pengaduan dari masyarakat melakukan pengelolaan pengaduan dengan tahapan: 1. Mencatat pengaduan dalam buku pengaduan.

2. Melaksanakan koordinasi dengan Badan Ketahanan Pangandan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung, untuk menelaah dan mengklasifikasi pengaduan. Telaahan dan klasifikasi

pengaduan harus dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pengaduan. Dalam rangka telaahan dan klasifikasi. Berdasarkan hasil telaahan dan klasifikasi pengaduan dapat dikategorikan: Termasuk dalam kasus bencana alam, namun bukan merupakan kewenangan

instansi BKPPP kabupaten segera diserahkan kepada BPBD Provinsi atau kepada instansi lain sesuai dengan kewenangannya dengan tembusan BKPPP Kabupaten Bandung. Penyerahan

pengaduan ini dipantau untuk mengetahui perkembangan penanganannya. 3. Melakukan verifikasi pengaduan.

Unsur Kecamatan bersama-sama dengan BKPPP Kabupaten Bandung melaksanakan verifikasi pengaduan dan harus diselesaikan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari. Apabila dalam jangka waktu tersebut pelaksanaan kegiatan verifikasi belum selesai dapat diperpanjang untuk

waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari. Berdasarkan hasil verifikasi, tim/petugas gabungan

Page 26: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

57

No. PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

verifikasi (terdiri dari unsur kecamatan, BKPPP dan dinas/ instansi terkait lainnya) wajib

membuat laporan verifikasi, termasuk mengajukan usulan penanganan paling lama 7 (tujuh) hari sejak selesainya verifikasi kepada pejabat yang menugaskan verifikasi (Camat).

4. Usulan tindak lanjut. Camat, harus memberikan keputusan menolak atau menerima usulan tersebut dalam waktu

paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya usulan. Jenis usulan tindak lanjut penanganan berdasarkan hasil verifikasi meliputi: a. Diteruskan kepada instansi teknis yang berwenang apabila bukan merupakan kasus

Kelaparan.

b. Dikoordinasikan dengan BKPPP Kabupaten Bandung untuk dilakukan pembinaan teknis dan

pemantauan, apabila tidak terjadi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pangan, dengan memberikan beberapa usulan, diantaranya :

1) Mengusulkan untuk dikenakan sanksi administrasi, apabila telah terjadi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pangan.

2) Mengusulkan untuk dikenakan sanksi administrasi dan/atau penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau di luar pengadilan, apabila telah terjadi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pangan, danmengakibatkanterjadinyakeresahan di

dalammasyarakat, sertatelahmenimbulkankerugianbagi orang. 3) Mengusulkan untuk dikenakan sanksi administrasi dan/atau penegakan hukum pidana,

apabila telah terjadi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pangan dan memanfaatkan situasi dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau ada indikasi tindak

pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.

Direkomendasikan kepada Bupati Bandung cq. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Bandung untuk menetapkan atau meninjau kembali kebijakan pemerintah Kabupaten Bandung, apabila telah terjadi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

pangan karena belum adanya atau kesalahan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung.

Page 27: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

58

7. Gambar /alur

Pelaksanaan

Koor

di

Pengaduan Secara

Tertulis atau lisan CAMAT BKPPP

Telaahandan

Klarifikasi Pengaduan

InstansiTerkait di

Kabupaten

Pengaduan Kasus

7

1

VERIFIKASI

30 hr + 30 hr

Usulan penanganan

oleh tim

CAMAT Menolak ArahTindakLanjut

Menerima

Usulan penanganan KepalaPejabat yang

berwenang

11

Pengaduan bencana

bukan kewenanganan

kabupaten

BPBD Provinsi /

BASARNAS

Page 28: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

59

8. Dokumen administrasi 1. Isian Formulir Pengaduan Kasus

2. KTP Pelapor

3. Foto/ Dokumentasi sebagai alat bukti

9. Format Pendukung 1. Formulir Pengaduan Kasus

2. BAP hasil Verifikasi Lapangan

10. Biaya APBD Kabupaten Bandung

11. Sistem Pelaporan Camat melapor pelaksanaan pelimpahan kewenangan ini paling lambat tanggal 10 pada setiap

bulan kepada Bupati Bandung melalui BKPPP. Laporan tersebut memuat jumlah pengaduan masyarakat yang masuk, pengaduan masyarakat yang telah diverifikasi dan pengaduan yang telah ditindak lanjuti.

Page 29: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

60

6. BIDANG PERHUBUNGAN

ASPEK PENYELENGGARAAN

Perencanaan jenis dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan, pemeliharaan kebersihan serta

pemantauan keamanan aset perlengkapan jalan, yang dibatasi pada jenis perlengkapan jalan rambu lalu lintas, cermin tikungan, dan pagar pengaman lalu lintas di jalan desa

MEKANISME PELIMPAHAN

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian

(umum dan khusus)

Perencanaan merupakan salah satu dari rangkaian usaha dan kegiatan terkait perlengkapan jalan

dalam rangka manajemen dan rekayasa lalu lintas (UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ Pasal 1,

93, 94).

Perlengkapan Jalan adalah bagian dari prasarana lalu lintas dan angkutan jalan yang meliputi

marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan,

alat pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung (UU No. 22 Tahun 2009

tentang LLAJ Pasal 1, 25).

Rambu Lalu Lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka,

kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau

petunjuk bagi pengguna jalan (UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ Pasal 1).

Cermin Tikungan adalah salah satu jenis alat pengaman pemakai jalan, yang merupakan

kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai alat untuk menambah jarak pandang

pengemudi kendaraan bermotor (Kepmenhub Nomor KM. 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali

dan Pengaman Pemakai Jalan, Pasal 2 dan 18).

Pagar Pengaman Lalu Lintas adalah salah satu jenis alat pengaman pemakai jalan, yang

merupakan kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai pencegah pertama bagi

kendaraan bermotor yang tidak dapat dikendalikan lagi agar tidak keluar dari jalur lalu lintas

(Kepmenhub Nomor KM. 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan,

Page 30: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

61

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

Pasal 2 dan 14).

Jalan desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan

kabupaten di dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan umum yang menghubungkan

kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa (PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pasal

30)

2. Dasar Hukum

1. Undang-UndangNomor 38 tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

2. Undang-UndangNomor 22 Tahun 2009 tentangLaluLintas dan Angkutan Jalan (Lembaran

Negara Tahun 1992 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Nomor 3480). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentangJ alan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655). 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan

Pengaman Pemakai Jalan. 5. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Transportasi.

3. Maksud danTujuan

1. Mengoptimalkan sistem bottom up planning dalam hal perencanaan jenis dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan di jalan desa.

2. Memberdayakan masyarakat dalam pemantauan keamanan perlengkapan jalan di jalan desa yang merupakan aset daerah dari dampak alam, tindakan vandalisme ataupun kriminal, yang

mengakibatkan kerusakan ataupun hilang. 3. Memberdayakan masyarakat dalam pemeliharaan kebersihan perlengkapan jalan di jalan desa.

4. Ruang Lingkup

1. Perencanaan pemasangan perlengkapan jalan yang dilimpahkan dibatasi pada: a. perencanaan di jalan desa.

b. perencanaan kisaran lokasi pemasangan. c. perencanaan jenis perlengkapan jalan yang dibutuhkan (rambu, cermin tikungan, atau pagar

pengaman lalu lintas). 2. Pemeliharaan perlengkapan jalan yang dilimpahkan dibatasi pada:

a. pemeliharaan terkait estetika kebersihan rambu, cermin tikungan dan pagar pengaman lalu

Page 31: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

62

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

lintas di jalan desa.

b. pemeliharaan yang tidak berhubungan dengan perbaikan konstruksi fisik perlengkapan jalan dan/atau penggantian perlengkapan jalan yang hilang.

3. Pemantauan keamanan perlengkapan jalan yang dilimpahkan dibatasi pada pemantauan keamanan aset dari dampak alam, tindakan vandalisme ataupun kriminal, yang mengakibatkan

kerusakan ataupun hilang, dengan dukungan dari masyarakat setempat.

5. Kelembagaan

Hasil dari penyelenggaraan perencanaan, pemantauan keamanan dan pemeliharaan perlengkapan

jalan oleh Camat disampaikan kepada DISHUB untuk kemudian diselaraskan dengan hasil bottom up planning lainnya yaitu Musrenbang Rencana Kerja Tahunan Pemerintah Daerah, juga dengan

sistem top down planning yang dikembangkan oleh Perangkat Daerah.

6. Mekanisme Pelaksanaan 1. Perencanaan Jenis dan Lokasi Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

a. Camat menginventarisir kebutuhan jenis dan lokasi pemasangan rambu, cermin tikungan dan pagar pengaman lalu lintas di jalan desa.

b. Hasil inventarisasi kebutuhan dimaksud poin a), dipilah berdasarkan rentang waktu tahunan dan lima tahunan.

c. Hasil inventarisasi pada poin b) disampaikan secara tertulis kepada DISHUB paling lambat di

Bulan Desember pada tahun berjalan untuk kemudian diverifikasi dan dibuatkan kesepakatan persetujuan pemasangan perlengkapan jalan.

d. Objek perencanaan yang disetujui akan dijadikan bagian dari top down planning DISHUB, dan tidak boleh diusulkan ulang dalam Musrenbang.

e. Objek perencanaan yang belum disetujui dapat diusulkan ulang dalam Musrenbang. f. DISHUB akan menindaklanjuti poin d) dengan pengadaan dan pemasangan perlengkapan

jalan, paling cepat dua tahun dari tahun berjalan sebagaimana SOP Penyusunan RENJA

Perangkat Daerah dalam UU No. 23 Tahun 2014 dan Permendagri No. 54 Tahun 2010. 2. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

a. Camat menginventarisir jenis rambu, cermin tikungan dan pagar pengaman lalu lintas di jalan desa yang memerlukan pemeliharaan kebersihan.

b. Camat dapat langsung melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan dengan menggunakan alat kebersihan yang tidak akan merusak spesifikasi teknis dan bahan perlengkapan jalan.

Page 32: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

63

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

3. Pemantauan Keamanan Aset Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

a. Camat melaksanakan pemantauan keamanan aset perlengkapan jalan dari dampak alam, tindakan vandalisme ataupun kriminal, yang mengakibatkan kerusakan ataupun hilang,

dengan dukungan dari masyarakat setempat. b. Hasil pemantauan pada poin a) disampaikan secara tertulis kepada DISHUB paling lambat di

Bulan Desember pada tahun berjalan untuk kemudian diverifikasi dan dibuatkan kesepakatan persetujuan pemeliharaan perlengkapan jalan atau pemasangan perlengkapan jalan baru.

c. Objek pemantauan yang disetujui akan dijadikan bagian dari top down planning DISHUB, dan tidak boleh diusulkan ulang dalam Musrenbang.

d. Objek pemantauan yang belum disetujui dapat diusulkan ulang dalam Musrenbang. e. DISHUB akan menindaklanjuti poin c) dengan pemeliharaan, pengadaan dan pemasangan

perlengkapan jalan, paling cepat dua tahun dari tahun berjalan sebagaimana SOP Penyusunan RENJA Perangkat Daerah dalam UU No. 23 Tahun 2014 dan Permendagri No. 54 Tahun 2010.

7. Gambar/Alur

Pelaksanaan 1. Perencanaan Jenis dan Lokasi Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

Page 33: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

64

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

Page 34: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

65

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

2. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

Page 35: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

66

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

3. Pemantauan Keamanan Aset Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

Page 36: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

67

No. PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

8. Dokumen Administrasi Perencanaan Jenis dan Lokasi Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

1. Formulir inventarisasi kebutuhan jenis dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan. 2. Berita Acara Verifikasi Kebutuhan Jenis dan Lokasi Pemasangan Perlengkapan Jalan.

3. Berita Acara Persetujuan Rencana Jenis dan Lokasi Pemasangan Perlengkapan Jalan. 4. Berita Acara Monitoring Evaluasi atas Hasil Rencana Pemasangan Perlengkapan Jalan.

Pemantauan Keamanan Aset Perlengkapan Jalan di Jalan Desa: 1. Formulir pemantauan keamanan aset perlengkapan jalan. 2. Berita Acara Verifikasi Perlengkapan Jalan yang Hilang/Rusak.

3. Berita Acara Persetujuan Pemeliharaan/Pemasangan Perlengkapan Jalan yang Hilang/Rusak. 4. Berita Acara Monitoring Evaluasi atas Hasil Rencana Pemeliharaan/Pemasangan Perlengkapan

Jalan yang Hilang/Rusak.

9. Format Pendukung 1) Foto dan peta lokasi kebutuhan pemasangan perlengkapan jalan. 2) Foto dan peta lokasi perlengkapan jalan yang hilang/rusak.

10. Biaya APBD Kabupaten Bandung

11. Sistem Pelaporan

1. Perencanaan Jenis dan Lokasi Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Desa: a. Camat melaporkan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan lokasi pemasangan

perlengkapan jalan di jalan desa kepada Bupati, ditembuskan kepada DISHUB. b. DISHUB melaporkan tindak lanjut pemasangan perlengkapan jalan di jalan desa kepada

Bupati, ditembuskan kepada Camat. 2. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

Camat melaporkan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan lokasi pemasangan perlengkapan

jalan di jalan desa kepada Bupati, ditembuskan kepada DISHUB. 3. Pemantauan Keamanan Aset Perlengkapan Jalan di Jalan Desa:

a. Camat melaporkan pelaksanaan kegiatan pemantauan keamanan perlengkapan jalan di jalan desa kepada Bupati, ditembuskan kepada DISHUB.

b. DISHUB melaporkan tindak lanjut pemeliharaan/pemasangan perlengkapan jalan yang hilang/rusak di jalan desa kepada Bupati, ditembuskan kepada Camat.

Page 37: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

68

7. BIDANG SOSIAL

A. SUB BIDANG REHABILITASI SOSIAL

ASPEK FASILITASI

1. MEMFASILITASI PELAKSANAAN PEMBINAAN BAGI ANAK

2. MEMFASILITASI PENYULUHAN SOSIAL DAN PENCEGAHAN ANAK TELANTAR

3. MEMFASILITASI PENDATAAN DAN PEMANTAUAN KEBERADAAN ANAK TERLANTAR

MEKANISME PELIMPAHAN

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

1. Pengertian Anak telantar adalah anak yang berusuia 5- 18 tahun yang karena sebab tertentu (karena beberapa kemungkinan kemiskinan salah satu dari orang tua/wali sakit salah seorang/kedua

orang tua/wali pengasuh meninggal, keluarga tidak harmonis, tidak ada pengasuh) sehingga tidak dapt terpenuhinya kebutuhan dasar dengan wajar baik jasmani, rohani maupun sosial

2 Dasar Hukum 1) Undang -undang Dasar 1945 pasal 20, pasal 21, pasal 28B dan pasal 34 2) Undang - undang nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak 3) Undang - undang nomor 3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak

4) Undang - undang nomor 20 tentang pengesahan ILO Covention NO. 138 concerning miimum age for admission to employment (konvensi ILO mengenai usia minimum untuk

diperbolehkan bekerja) 5) Undang - undang nomor 39 Tahun 1989 tentang hak azasi manusia

6) Undang - undang nomor 1 Tahun 2000 tentang pengesahan ILO Convention no. 182 mengenai pelarangan dan tindakan segera pengghapusan bentuk - bentuk terburuk untuk anak

3 Maksud dan Tujuan Maksud :

Melindungi anak dari ketelantaran fisik, mental dan sosial Tujuan :

Terwujudnya perlindungan anak untuk menjamin terpenuhinya hak - hak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berahlak, mulia dan sejahtera

Page 38: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

69

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

4 Ruang lingkup Dalam hal fasilitasi pendataan dan pemantauan keberadaan anak terlantar, fasilitas pencegahan dan penyuluhan kepada masyarakat serta tindak lanjut laporan masyarakat

bilamana ditemukan anak terlantar . Camat berperan dalam pengumpulan data anak terlantar serta membuat laporan temuan anak terlantar

5 Kelembagaan Dari hasil pendataan dan temuan anak terlantar dilapangan camat bertugas untuk

melaporkan data dan menindaklanjuti temuan tersebut dengan Dinas/instansi terkait untuk dilakukan langkah - langkah selanjutnya

6 Mekanisme pelaksanaan 1) Camat segera melaporkan hasil pendataan anak terlantar dalam jangka waktu 5 (lima) hari setelah fasilitasi pendataan dilakukan kepada Dinas Sosial

2) Camat segera melakukan pencatatan, melaporkan dan mengkoordinasikan bilamana

menemukan anak terlantar di wilayahnya kepada Dinas Sosial/lembaga terkait

3) Camat melakukan pembinaan langsung kepada anak terlantar bila dirasakan perlu

7 Gambar/Alur pelaksanaan

8 Dokumen Administrasi 1) Isian formulir pendataan

2) Isian formulir laporan Anak Terlantar 3) Surat keterangan Kepolisian tentang Anak Terlantar/anak hilang

9 Format pendukung 1) Formulir hasil pendataan

2) Formulir hasil laporan Anak Terlantar

10 Biaya APBD Kabupaten Bandung

Pendataan Camat Dinas Sosial

Ditemukan Anak Terlantar Camat

Dinas Sosial

Kepolisian

Lembaga sosiial lain/yayasan/pa

nti

Page 39: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

70

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

11 Sistem Pelaporan Camat melaporkan pelaksanaan pelimpahan kewenangan ini paling lambat tanggal 10 pada setiap bulan kepada Bupati Bandung melalui Dinas Sosial . Laporan tersebut memuat hasil

pendataan Anak Terlantar termasuk jumlah anak terlantar yang ditemukan dan yang telah ditindak lanjuti

B. SUB BIDANG PERLINDUNGAN SOSIAL

ASPEK FASILITASI

MEMFASILITASI PEMATAUAN KEBERADAAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN (TMP), MAKAM

PERJUANGAN

MEKANISME PELIMPAHAN

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian (umum dan khusus)

- Taman Makam Pahlawan (TMP) adalah suatu tempat atau lokasi yang diperuntukan bagi

pemakaman para Pahlawan dan Pejuang yang memenuhi syarat-syarat tertentu. - Tugu Perjuangan adalah bangunan atau tempat yang mempunyai nilai sejarah

- Kewajiban memelihara TMP dan tugu Perjuangan merupakan amanat Undang-undang

Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial

- Kewajiban memelihara TMP dan Tugu Perjuangan yang dilimpahkan kepada camat, yaitu:

1. TMP “KONDANG” di Kecamatan Majalaya 2. TMP ”CIWIDARA” di Kecamatan Pangalengan 3. ”TUGU PERINTIS” di Kecamatan Cimaung

4. ”TUGU KUJANG” di Kecamatan Balaendah - Camat memiliki kewenangan untuk memelihara, melestarikan dan mewariskan sejarah dan

nilai-nilai perjuangan, keperintisan dan kepeloporan kepada generasi muda yang tidak

berkesempatan menjadi pelaku sejarah, yang artinya Camat dapat menciptakan jiwa dan mental segenap warganya khususnya generasi muda yang cinta tanah air, memiliki

semangat bela Negara dan mampu menimbulkan rasa nasionalisme yang dapat diimplementasikan di segala bidang yang relevan dengan perkembangan jaman.

- Dalam upaya melaksanakan pemeliharaan TMP dan Tugu Perjuangan pada setiap

tahunnya camat dapat menganggarkan melalui DPA Kecamatan setempat dan untuk

Efisiensi dan efektitas pemeliharaan TMP dan Tugu Perjuangan maka diperlukan penjaga lepas yang dapat bertanggung jawab pada pelestarian, perawatan dan keamanan.

Page 40: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

71

No PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

2 Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1964 tentang Pemberian Penghargaan/Tunjangan

kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan. 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun1992 t entang Benda Cagar Budaya

3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. 4. Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasadan Tanda

Kehormatan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda JasadanTanda Kehormatan.

7. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor : 33/HUK/1992 tentang KetentuanZiarah di TMP 8. Keputusan Menteri Sosial Nomor : 22/HUK/1997 tentang Pembinaan Nilai

Kepahlawanan, Keperintisan dan Kepeloporan.

3 Maksud danTujuan Maksud

Pemeliharaan TMP dan Tugu Perjuangan adalah sebagai bentuk perhomatan atas jasa-jasa para pahlawan dan perintis kemerdekaan yang telah mengorbankan jiwa, raga dan hartanya

untuk kepentingan Bangsa dan Negara indonesia. Tujuan

Untuk terwujudnya pengahargaan dan penghormatan terhadap jasa-jasa para pahlawan dan dapat dijadikan sebagai objek studi dan ziarah wisata .

4 RuangLingkup Ruang Lingkup Pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan TMP danTugu Juang, yaitu 1.TMP “KONDANG” di Kecamatan Majalaya

2.TMP ”CIWIDARA” di Kecamatan Pangalengan 3.”TUGU PERINTIS” di Kecamatan Cimaung

4.”TUGU KUJANG” di Kecamatan Balaendah

5 Kelembagaan Camat memiliki kewenangan penuh untuk mengoptimalkan keberadaan TMP dan Tugu Perjuangan dalam hal pembiayaan dan implementasi pelestarian nilai-nilai Kepahlawanan, keperintisan dan ke setiap ada generasi muda khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Page 41: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

72

No PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

6 Mekanisme Pelaksanaan Dalam hal pelaksanaan Pemeliharaan TMP dan Tugu Perjuangan dapat dianggarkan melalui

DPA Kecamatan yaitu : 1. AnggaranUntukPemeliharaan TMP &Tugu Perjuangan

Anggaran untuk TMP, ”KONDANG” di Kecamatan Majalayadan TMP,”CIWIDARA” di Kecamatan Pangalengan, masing-masing Rp.5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)/per tahun,

sedang kan untuk “TUGU PERINTIS” di Kecamatan Cimaung dan “TUGU KUJANG” di Kecamatan Bale Endah masing-masing Rp.3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah ) per tahun.

2. Upah Penjaga TMP dan Tugu Perjuangan

Jumlah penjaga TMP danTugu Perjuangan berjumlah 4 (empat orang) yaitu : - Upah untuk 1 (satu) orang Penjaga TMP “KONDANG” di Kecamatan Majalaya

Rp.1.400.000,- (satu juta empat ratus rupiah)/tahun.

- Upah untuk 1 (satu) orang Penjaga TMP “CIWIDARA” di Kecamatan Pangalengan

Rp.1.400.000,- (satu juta empat ratus rupiah)/tahun. - Upah untuk 1 (satu) orang Penjaga “TUGU PERINTIS” di Kecamatan Cimaung

Rp.1.400.000,- (satu juta empat ratus rupiah)/tahun. - Upah untuk 1 (satu) orang Penjaga “TUGU KUJANG” di Kecamatan Bale Endah

Rp.1.400.000,- (satu juta empat ratus rupiah)/tahun.

7 Dokumentasi Administrasi -

8 Format Pendukung -

9 Biaya Biaya Pemeliharaan 2 (dua) TMP dan 2 (dua) Tugu Perjuangan serta Upah 4 (empat) orang petugas penjaga TMP dan Tugas Perjuangan dapat dianggarkan melalui DPA Kecamatandari

APBD Kabupaten Bandung

10 SistemPelaporan Camat dapat berkoordinasi dengan Bidang Perlindungan Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten

Bandung dalam hal kegiatan-kegiatan yang dipandang perlu.

Page 42: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

73

C.

SUB BIDANG

PEMBERDAYAAN SOSIAL

ASPEK REKOMENDASI

Memberikan rekomendasi kepada Organisasi Sosial/Panti Sosial yang berada di

desa/kelurahan dalam hal pendaftran baru/ulang

MEKANISME PELIMPAHAN

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

1.

Pengertian (Umum dan khusus)

Panti Sosial adalah lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang memiliki tugas dan

fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberdayakan

penyandang masalah kesejahteraan sosial ke arah kehidupan normative secara fisik,

mental dan sosial.

Panti Sosial sebagai lembaga / unit pelayanan yang melaksanakan Rehabilitas Sosial

bagi satu jenis sasaran untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan

seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya

secara wajar.

Organisasi Sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang

berbadan hukum atau belum berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum

yang berfungsi sebagai sarana dan wahana partisipasi masyarakat dalam usaha

kesejahteraan sosial.

Organisasi Sosial berbadan hukum adalah organisasi sosial yang telah memperoleh

status badan hukum dari instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan

perundangan yang berlaku.

Organisasi Sosial belum berbadan hukum adalah orgnanisasi sosial yang belum

memperoleh status badan hukum dari instansi yang berwenang sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku.

Organisasi Sosial tidak berbadan hukum adalah organisasi sosial yang kelembagaannya

tidak memerlukan status badan hokum

Page 43: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

74

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

2. Dasar Hukum 1. Undang - undang RI No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan - ketentuan pokok

kesejahteraan sosial (Lembaran Negara Tahun 1974 No.53, Tambahan Lembaran

Negara No.3039)

2. Undang - undang No.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak ( Lembaran Negara RI

Tahun 1979 No.32 Tambahan Lembaran Negara RI No.3134)

3. Undang - undang RI No.8 Tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan (Lembaran

Negara Tahun 1985 No.44)

4. Undang - undang RI No.28 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang undang RI

No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

5. Undang - undang No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial (Lembaran Negara RI

Tahun 2009 No.12, Tambahan Lembaran Negara RI No.4967

3 Maksud dan Tujuan Maksud Setiap organisasi sosial maupun panti sosial harus secara formal memeeritahukan kepada

pihak berwenang untuk memproleh persetujuan dan komunitas lokal dimana lembaga dibangun

Tujuan Agar semua Lembaga Sosial (ORSOS/YAYASAN dan Panti Sosial) memiliki legalitas

operasional dalam rangka tertib administrasi.

4. Ruang Lingkup Desa /kelurahan memberikan izin domisili.

Kecamatan mengetahui surat permohonan yang diajukan pihak permohonan (ORSOS/

Yayasan maupun Panti Sosial).

5. Kelembagaan Dari hasil verifikasi ke lapangan pihak Desa / kelurahan memberikan surat izin domisili

kepada pihak pemohon (ORSOS/Yayasan maupun Panti Sosial.

6. Mekanisme Pelaksanaan 1) Pihak pemohon (ORSOS/Yayasan dan Panti Sosial) mengajukan permohonan izin

domisili kepada pihak desa/kelurahan

2) Pihak desa/kelurahan mengeluarkan surat izin domisili kepada pihak pemohon.

Page 44: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

75

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

7. Gambar/Alur Pelaksanaan

8. Dokumen Administrasi - Proposal pengajuan pendaftaran

- Surat izin domisili dari desa/kelurahan

9. Format Pendukung - Data - data tentang Orsos/Yayasan dan Panti Asuhan

10. Biaya APBD Kabupaten |Bandung

11. Sistem Pelaporan Berjejang

D. SUB BIDANG PERLINDUNGAN SOSIAL

ASPEK PENGENDALIAN /

PENGAWASAN

Koordinasi pelaksanaan kegiatan bagi wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak

kekerasan/traficking dan keluarga migran

MEKANISME PELIMPAHAN

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

1.

Pengertian

(Umum dan khusus)

Wanita rawan sosial ekonomi adalah seorang wanita dewasa belum menikah atau janda

dan tidak punya penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-

hari.

Korban Tindak Kekerasan (KTK) adalah Orang ( baik individu, keluarga, kelompok

maupun kesatuan masyarakat tertentu) yang mengalami tindak kekerasan baik sebagai

akibat perlakuan salah, eksploitasi, diskriminasi, bentuk-bentuk kekerasan lainnya

ataupun dengan membiarkan orang berada dalam situasi berbahaya sehingga

menyebabkan fungsi sosialnya terganggu.

Traficking/perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan,

pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,

penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan

kekuasaan, atau posisi rentan, penjeratan utang atau posisi rentan, penjeratan utang atau

memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang

Desa /kelurahan pemohon

(ORSOS/Yayasan,Panti Sosial

Page 45: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

76

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun

antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

Pekerja Migran adalah Orang yang berpindah ke daerah lain, baik di dalam maupun ke

luar negeri untuk bekerja dalam jangka waktu tertentu.

Pekerja Migran Bermasalah adalah Pekerja migran internal dan lintas negara yang

mengalami masalah sosial, baik dalam bentuk tindak kekerasan, penelantaran,

mengalami musibah (faktor alam dan sosial) maupun mengalami disharmoni sosial karena

ketidakmampuan menyesuaikan diri di negara tempat bekerja sehingga mengakibatkan

fungsi sosialnya terganggu.

2.

Dasar Hukum

1) Undang - undang RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia.

2) Undang - undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4279).

3) Undang - undang RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah

Tangga.

4) Undang - undang RI No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja

di Luar Negeri.

5) Undang - undang RI No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagamngan Orang ( Lembaran Negara RI Tahun 2007 No. 58 Tambahan Lembaran

Negara RI Nomor 4720).

6) Undang - Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

7) Keputusan Presiden Nomor 106 Tahun 2004 tentang Tim Koordinasi Pemulangan Tenaga

Kerja

8) Indonesia Bermasalah dan keluarganya dari Malaysia.

9) Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama

Pemulihan Korban.

10) Kekerasan dalam Rumah Tangga ( Lembaran negara RI Tahun 2006 Nomor 15, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4604 )

Page 46: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

77

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

3. Maksud dan Tujuan Maksud :

Melindungi Korban tindak kekerasan, korban traficking dan Pekerja Migran bermasalah dari perlakuan-perlakuan salah.

Tujuan :

- Terkendalinya mobilitas Pekerja migran yang akan berangkat dan yang sudah pulang

- Terlindunginya Korban Tindak Kekerasan (KTK), Pekerja Migran Bermasalah dan Korban

Traficking, ( meliputi perasaan traumatik, rujukan, reunifikasi dengan keluarga,

pemberdayaan )

4. Ruang Lingkup Dalam hal Pelayanan Sosial diperlukan penyediaan data informasi tentang Korban tindak Kekerasan,

Pekerja migran bermasalah dan korban traficking yang ada di wilayah kecamatan, Camat dalam hal ini Kasi Sosial budaya dibantu oleh TKSK dan PSM berperan dalam pengumpulan

data tentang KTK, PMB dan Korban Traficking.

5. Kelembagaan Dari data yang terinventarisir di tingkat kecamatan, melalui kasi sosial budaya di

koordinasikan dengan Dinas Sosial atau lembaga-lembaga lain, yang menangani hal ini, yaitu Bidang Pemberdayaan Perempuan (BKBPP), Kepolisian, Rumah Sakit, Disnaker,

P2TP2A tk. Kabupaten, LK3 untuk ditindaklanjuti

6. Mekanisme Pelaksanaan - Camat dalam hal ini Kasi Sosbud bersama-sama dengan TKSK, dan PSM melaksanakan pendataan tentang KTK,PMB dan Korban Traficking, kemudian data di verifikasi dan

digolongkan ke dalam : a. Masuk dalam kategori bermasalah dan perlu segera mendapatkan penanganan

(prioritas)

b. Masuk dalam kategori bermasalah dan bisa ditunda penanganannya. c. Tidak termasuk dalam kategori bermasalah.

- Memantau dan mengendalikan mobilitas warga yang bekerja keluar wilayah dan yang pulang serta bermasalah.

- Membuat Rekomendasi ke pihak-pihak yang terkait untuk ditindaklanjuti penangannya.

Page 47: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

78

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUJUK TEKNIS

- Memonitoring dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan dengan penanganan KTK

PMB dan Traficking.

7. Dokumen Administrasi - Foto copy Pasport

- KTP / KK

- Visum bagi KTK

- BAP Kepolisian bagi Korban Traficking

8. Format Pendukung - Buku kendali bagi mobilitas masuk/keluarnya Pekerja Migran

- Case Raport bagi KTK

9. Biaya APBD Kabupaten |Bandung

10. Sistem Pelaporan Camat melaporkan pelaksanaan pengawasan/ pengendalian Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran

Bermasalah, Korban traficking kepada Bupati melalui Dinas Sosial sekurang kurangnya setiap tiga bulan

sekali.

Page 48: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

79

8. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

ASPEK KOORDINASI KOORDINASI PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA

DESA

MEKANISME PELIMPAHAN

NO PELIMPAHAN

KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

1 2 3

1. Pengertian

( umum dan khusus )

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut

Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu

perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 4. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan

kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

5. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk Pelaksana

Teknis dan Unsur Kewilayahan. 6. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh pejabat yang berwenang

untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu;

Page 49: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

80

PELIMPAHAN

KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

2.

Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5495);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 2 Tahun

2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentan Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24 tambahan Lembaran Negara Nomor 5657), dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tetang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5679);

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

Page 50: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

81

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4 ); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Perangkat Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2018 tentang Kecamatan; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 73 )

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 19 tahun 2014 tentang

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa; 11. Peraturan Bupati Bandung tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kabupaten Bandung Nomor 19 tahun 2014 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Desa;

Page 51: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

82

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

3. Maksud dan Tujuan Terisinya kekosongan Jabatan Kepala Desa dengan menunjuk Penjabat Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintahan Daerah, dengan tujuan terselenggarannya

penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pada Bidang:

1. Pemerintahan Desa; 2. Pembinaan Kemasyarakatan; 3. Pembangunan Desa;

4. Pemberdayaan Masyarakat Desa;

4. Ruang Lingkup 1. Kepala Desa berhenti karena:

a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri; atau

c. diberhentikan. 2. Dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti tidak lebih dari 1 (satu) tahun

karena diberhentikan, bupati mengangkat pegawai negeri sipil dari pemerintah daerah

sebagai penjabat kepala Desa sampai terpilihnya kepala Desa yang baru. 3. Apabila kepala Desa berhenti , Badan Permusyawaratan Desa melaporkan kepada

bupati melalui camat. 4. Pemberhentian kepala Desa ditetapkan dengan keputusan bupati

5. Kelembagaan Untuk ditindak lanjuti Pemerintahan ( Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah, / SKPD-OPD terkait / Kecamatan/BPD.

Page 52: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

83

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

6. Mekanisme Pelaksanaan 1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD), membuat Surat Pemberitahuan Kepada Kepala Desa, paling lambat 6 bulan sebelum habis masa jabatan dan atau menjelang

mengundurkan diri dari jabatan Kepala Desa; 2. Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) melaksanakan Musyawarah BPD dan

melaksanakan musyawarah Desa; 3. Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) membuat surat laporan kepada Camat perihal

laporan pemberitahuan terkait akan habis masa jabatan, mengundurkan diri ,

diberhentikan dan meninggal dunia. 4. Camat melaksanakan penunjukan Pegawai Negeri Sipil, di lingkungan Kecamatan dan

atau di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung dengan ketentuan paling sedikit harus memahami bidang kepemimpinan dan bidang pemerintahan;

5. Camat membuat Surat permohonan kepada BKPP terkait PNS utk menjadi Penjabat Kepala Desa .

6. BKPP menyediakan/ penunjukan PNS utk ditindaklanjuti Camat utk di angkat menjadi Penjabat Kepala Desa;

7. Camat membuat Surat Keputusan tentang Pemberhentian Kepala Desa dan Surat

Keputusan tentang Pengangkatan Penjabat Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil. 8. Keputusan Camat tentang Pemberhentian Kepala Desa, ditandatangani Camat;

9. Keputusan Camat tentang Pengangkatan Penjabat Kepala Desa, ditandatangani Camat; 10. Pemberian Nomor Keputusan Camat dilaksanakan di Tingkat Kecamatan dalam buku

khusus Nomor Registrasi Keputusan Camat;

Page 53: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

84

No. PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

7.

GAMBAR ALUR PELAKSANAAN

BPD

CAMAT

BKPPD-

Kepala

Desa

BPD membuat Surat Peberitahuan kpd Kades akan habis

masajabatan

-Membuat

LKPPD;

1

2

BPD melaksanakan Musy BPD &

Musdes.

3

BPD Membuat Srt pemberitahuan kpd Camat. Kades habis

masa jabatan, diberhentikan,meng

undurkan diri

Camat Menunjuk PNS di TK. Kec. utk

menjadi calon

Penjabat Kades.

4

5

6

Camat membuat surat permohonan rekomendasi atas

calon penjabat

Kades ke BKPPD

BKPPD memberikan rekomendasi PNS yang

akan jadi penjabat kades disampaikan

kepada Camat

7

Menetapkan Keputusan Ttg Pemberhentian

Kades dan

Pengangkatan

Penjabat Kades

8

Page 54: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

85

No. PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

8. Dokumen administrasi Keputusan Camat tentang Pemberhentian Kepala Desa Keputusan Camat tentang Pengangkatan Penjabat Kepala Desa;

Berita Acara Serah Terima Jabatan.; Surat Kepala Desa tentang Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (

LKPPD ); Surat Kepala Desa tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa ( LPPD );

9. Format pendukung Surat Pengunduran diri, Surat Pemberhentian dari APH, Surat Meninggal dunia, Surat BPD perihal Pemberitahuan akan habis masa jabatan Kepala Desa Kepada Camat; Berita Acara Hasil Musyawarah BPD dan Musyawarah Desa;

Daftar Hadir Rapat; Surat Penunjukan Calon Penjabat Kepala Desa dari PNS di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bandung, Surat BPD Permohonan Pengisian Penjabat Kepala Desa Kepada Camat;

10. Biaya APBD Kabupaten Bandung

11. Sistem Pelaporan Camat melaporkan pelaksanaan pelimpahan kewenangan ini paling lambat 7 (tujuh) hari

setelah penetapan keputusan mengenai pemberhentian kepala desa dan pengangkatan penjabat kepala desa kepada Bupati melalui Asisten Pemerintahan.

Page 55: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

86

ASPEK KOORDINASI KOORDINASI PERESMIAN BPD DAN PEMBERHENTIAN BPD

MEKANISME PELIMPAHAN

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian

( umum dan khusus )

a. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, yang

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu

perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

c. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

d. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang disebut

dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang

anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah

dan ditetapkan secara demokratis.

Page 56: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

87

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

a. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

Musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

b. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan

melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. c. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator

penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Bupati/Wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah,

dan menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan. d. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh pejabat

yang berwenang untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu;

Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentan Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24 tambahan Lembaran Negara Nomor 5657), dan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tetang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5679);

Page 57: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

88

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana

Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber

Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5694); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2018 tentang

Kecamatan; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 73 ) 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala

Desa; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

Page 58: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

89

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 19 tahun 2014 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;

11. Peraturan Bupati Bandung Nomor 3 tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 19 tahun 2014 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;

3. Maksud dan Tujuan - Maksud untuk memberikan kepastian hukum terhadap BPD sebagai lembaga di Desa yang melaksanakan fungsi Pemerintahan Desa.

- Tujuan untuk : - mempertegas peran BPD dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

- mendorong BPD agar mampu menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan

- mendorong BPD dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di Desa.

4. Ruang Lingkup Anggota BPD berhenti karena: a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

5. Kelembagaan Untuk ditindak lanjuti Pemerintahan ( Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa /

Kecamatan/BPD.

Page 59: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

90

NO PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

6. Mekanisme Pelaksanaan 1. Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan BPD berdasarkan hasil

musyawarah BPD kepada Bupati melalui Kepala Desa. 2. Kepala Desa menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada Bupati

melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian. 3. Camat menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada Bupati paling

lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian. 4. Bupati meresmikan pemberhentian anggota BPD paling lama 30 (tiga puluh) hari

sejak diterimanya usul pemberhentian anggota BPD.

5. Peresmian pemberhentian anggota BPD ditetapkan dengan keputusan Bupati. 6. Badan Permusyawaratan Desa (BPD), membuat Surat Pemberitahuan Kepada Kepala

Desa, 6 bulan sebelum habis masa jabatan dan atau menjelang mengundurkan diri dari jabatan Kepala Desa;

Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) melaksanakan Musyawarah BPD dan melaksanakan musyawarah Desa;

7. Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) membuat surat kepada Camat perihal laporan

pemberitahuan terkait akan habis masa jabatan, akan mengundurkan diri , diberhentikan dan meninggal dunia.

Page 60: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

91

No. PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

7.

GAMBAR ALUR PELAKSANAAN

(BPD)

CAMAT

BKPP-

ASPEM-DPMD

Kepala

Desa

Page 61: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

92

No. PELIMPAHAN KEWENANGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

8. Dokumen administrasi Keputusan Camat tentang Peresmian Pemberhentian BPD

Keputusan Camat tentang Peresmian BPD

9. Format pendukung Surat Pengunduran diri, Surat Pemberhentian APH, Surat Meninggal,

Surat BPD perihal Pemberitahuan akan habis masa jabatan

10. Biaya APBD

11. Sistem Pelaporan Camat melaporkan pelaksanaan pelimpahan kewenangan ini paling lambat 7 (tujuh) hari setelah penetapan keputusan mengenai pemberhentian kepala desa dan pengangkatan

penjabat kepala desa kepada Bupati melalui Asisten Pemerintahan.

Page 62: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

93

9. BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN

ASPEK REKOMENDASI REKOMENDASI IZIN PEMBUDIDAYA DAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

MEKANISME PELIMPAHAN

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

1. Pengertian

(umum dan khusus)

Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. (Pasal 1 ayat 1 UU

45/ 2009).

Pembudidaya ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakan ikan

serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, menyangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau

mengawetkannya.(Pasal 1 ayat 6 UU 45/ 2009)

Pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber

daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang untuk mencapai

kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati (Pasal 1 ayat 7 UU 45/ 2009).

Pemerintah mengatur dan mengembangkan penggunaan sarana dan prasarana pembudidayaan ikan dalam rangka pengembangan pembudidayaan ikan. (Pasal 17 UU 45/ 2009)

Pemerintah mengatur dan membina tata pemanfaatan air dan lahan pembudidayaan ikan dalam

rangka menjamin kuantitas dan kualitas air untuk kepentingan pembudidayaan ikan. (Pasal 18 ayat 1 dan 2 UU 45/ 2009)

Page 63: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

94

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

Usaha Pembudidaya Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau

membiakkan ikan dan memanen hasilnya dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkannya untuk kegiatan komersil.(Pasal 1 Kepmen.

Kelautan dan Perikanan No. 02/2004)

Usaha penanganan dan/atau pengolahan hasil adalah usaha/pelakuan produksi pada saat ikan di

panen dan/atau pengolahannya baik secara tradisional yaitu pengolahan secara sederhana seperti pengeringan, pengasinan, pemindangan, pengasapan, dan lain-lain, maupun secara modern seperti pembekuan atau pengkalengan.

Izin usaha perikanan (IUP) adalah izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin

tersebut. (Pasal 1 Kepmen. Kelautan dan Perikanan No. 02/2004)

Usaha perikanan didaerah terdiri dari :

a. Penangkapan ikan b. Pembudidayaan ikan. (Pasal 13 Perda Kab Bandung No. 22/2011).

Setiap orang dilarang melakukan penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan dengan

menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan/atau

lingkungannya di wilayah pengelolaan perikanan daerah (Pasal 9 ayat 1 Perda Kab. Bandung 22/ 2011).

Ikan hasil penangkapan dan/atau pembudidayaan harus memenuhi standar mutu dan keamanan hasil perikanan. (Pasal 11 Perda Kab. Bandung 22/ 2011).

Pembudidayaan ikan air tawar dengan skala tertentu meliputi: budidaya ikan di kolam air tenang,

budidaya ikan di perairan umum, budidaya ikan di kolam air deras, budidaya ikan hias, usaha kolam pemancingan dan usaha di kolam penampungan. (Pasal 14 ayat 2Perda Kab. Bandung22/

2011), Setiap orang yang melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan dan pembudidayaan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perikanan(SIUP). Kewajiban SIUP tidak berlaku untuk nelayan

kecil dan atau pembudidaya ikan berskala usaha mikro, namun untuk mereka diwajibkan memiliki Tanda Daftar Usaha Perikanan (TUDP). (Pasal 15 Perda Kab. Bandung 22/ 2011)

Page 64: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

95

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

2 Dasar Hukum 1) Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.

2) Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31

tahun 2004 tentang Perikanan.

3) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:KEP. 02/MEN/2004 Tentang Perizinan

Usaha Pembudidayaan Ikan

4) Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin

Usaha Perikanan.

3 Maksud dan Tujuan Maksud :

1) Melindungi wilayah kerja khususnya, pada umumnya Kabupaten Bandung dalam pemanfaatan

air dan lahan pembudidaya ikan.

2) Menjamin kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan di wilayah pengelolaan perikanan

daerah.

3) Menjamin kuantitas dan kualitas air untuk pengembangan pembudidayaan ikan .

4) Memudahkan pembinaan dan pemantauan.

5) Membantu pemenuhan data base dan statistik perikanan.

Tujuan :

1) Terjaganya kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan.

2) Tercapainya pemenuhan data base dan statistic perikanan.

3) Terwujudnya pembangunan berkelanjutan.

4) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.

4 Ruang Lingkup Dalam hal pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat dan

pengaturan penggunaan lahan serta air. Camat berperan dalam pengumpulan data pembudidaya

ikan dan lahan yang akan digunakan serta membuat laporan terhadap temuan di lapangan.

Page 65: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

96

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

5 Kelembagaan Dari hasil temuan/ verifikasi yang dilakukan oleh Tim Gabungan yang terdiri dari unsur

kecamatan, unsur Penyuluh Perikanan serta unsur dinas/ instansi terkaitlainnya. Camat bertugas

untuk menindaklanjuti temuan-temuan tersebut dan mengkoordinasikan temuan tersebut

dengan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan serta Kepala dinas/ instansi terkait lainnya untuk

dilakukan langkah-langkah selanjutnya.

6 Mekanisme Pelaksanaan

Camat paling lama dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima permohonan dari

masyarakat untuk melakukan pembudidayaan dengan tahapan:

1) Mencatat permohonan dalam buku permohonan.

2) Melaksanakan pengumpulan data pemohon meliputi: fotocopy KTP, pas photo, foto copy akta

pendirian perusahaan, NPWP, status lahan, Surat Keterangan Usaha dari Desa/Kelurahan dan

rencana usaha.

Telaahan permohonan harus dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya

permohonan. Berdasarkan hasil telaahan dan klasifikasi permohonan dapat dikategorikan:

a. Tidak layak untuk direkomendasikan ijin usaha Pembudidaya ikan, karena salah satu syarat

untuk usaha budidaya ikan tidak terpenuhi seperti memakai alat maupun cara yang dapat

merugikan dana/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan.

b. Layak untuk diberikan rekomendasi, segera dilakukan verifikasi lapangan bersama-sama

dengan unsur Dinas Peternakan dan Perikanan serta dinas/ instansi terkait lainnya paling

lama 7 (tujuh) hari sejak selesainya telaahan dan klasifikasi.

Page 66: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

97

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

3) Melakukan verifikasi permohonan.

Unsur Kecamatan bersama-sama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung

melaksanakan verifikasi permohonan dan harus diselesaikan dalam waktu paling lama 7 (tujuh)

hari. Apabila dalam jangka waktu tersebut pelaksanaan kegiatan verifikasi belum selesai dapat

diperpanjang untuk waktu paling lama 14 (empat belas) hari. Verifikasi dilakukan dengan

berpedoman pada:

a. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.

b. Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31

tahun 2004 tentang Perikanan.

c. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:KEP. 02/MEN/2004 Tentang Perizinan

Usaha Pembudidayaan Ikan

d. Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi

Izin Usaha Perikanan.

4) Usulan tindaklanjut.

Camat, harus memberikan rekomendasi atas permohonan ijin usaha pembudidaya ikan

tersebut dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permohanan, yang

ditujukan kepada Bupati Bandung cq. Kepala Dinas Pangan dan Perikanan untuk menerbitkan

Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP).

Page 67: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

98

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

7. Gambar/alur

Pelaksanaan

7 hr

Permohonan secara tertulis atau lisan CAMAT

Telaahan dan

klasifikasi

Usulan penanganan

oleh tim

Pengaduan kasus

lingkungan hidup

Instansi terkait di

kabupaten/kota

14 hr

Verifikasi

7 hr

Tidak layak

rekomendasi

Dilengkapi atau

diperbaiki 30 hr + 30 hr

Dinas Peternakan

dan Perikanan

koordinasi

Rekomendasi Ijin

Usaha Pembudidaya

Ikan

7 hr

Page 68: LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG TENTANG ......wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau

99

No PELIMPAHAN

KEWENANGAN PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS

8.

Dokumen administrasi

1) Isian Formulir Permohonan Ijin Usaha Pembudidaya Ikan

2) KTP Pemohon

3) Fotocopy NPWP

4) Fotocopy Surat Pendirian Perusahaan/Kelompok

5) Fotocopy status kepemilikan lahan

6) Surat Keterangan Usaha

9. Format Pendukung 1) Formulir Permohonan Ijin Usaha Pembuddaya Ikan

2) BAP hasil Verifikasi Lapangan

10. Biaya APBD Kabupaten Bandung

11. Sistem Pelaporan Camat melaporkan pelaksanaan pelimpahan kewenangan ini paling lambat tanggal 10 pada setiap

bulan kepada Bupati Bandung melalui Dinas Pangan dan Perikanan. Laporan tersebut memuat jumlah pemohon Ijun Usaha Pembudidaya Ikan yang masuk, pemohon yang telah diverifikasi dan ditindak lanjuti.

BUPATI BANDUNG,

ttd

DADANG M. NASER