lampiran 4.pdf
TRANSCRIPT
LAMPIRAN 4: Alat Promosi untuk Mewujudkan dan Mempertahankan Perubahan
Perilaku
1. Mendapatkan Komitmen: Dari niat menjadi tindakan
Komitmen telah terbukti efektif dalam mempromosikan adopsi perilaku baru oleh
masyarakat. Semakin terbuka suatu komitmen semakin besar kemungkinannya untuk
dihargai. Komitmen kelompok mungkin berjalan lebih efektif dalam kelompok yang mapan
dengan individu-individu yang peduli dengan pandangan masyarakat lain/anggota kelompok
lain terhadap mereka. Efektivitas suatu komitmen dapat ditingkatkan dengan meminta janji
tertulis dari rumah tangga perorangan di samping pemimpin masyarakat. Strategi komitmen
juga lebih efektif apabila pemimpin masyarakat, bukan orang luar, menerapkannya. Strategi
komitmen juga bisa efektif dari segi biaya, karena masyarakat akhirnya bekerja untuk
komitmen perubahan perilaku dengan meminta orang lain untuk membuat komitmen yang
sama. Komitmen harus diminta hanya untuk perilaku yang diminati oleh masyarakat.
Komitmen tidak akan berhasil apabila masyarakat merasa mendapat tekanan untuk
melakukannya – komitmen yang efektif harus bersifat sukarela.
Ketika mempertimbangkan untuk menggunakan komitmen, pedoman berikut dapat
membantu :
• Tekankan pada komitmen tertulis daripada komitmen lisan
• Bekerja untuk meraih komitmen publik yang meliputi rumah tangga serta para
pemimpin
• Libatkan individu secara aktif dan minta bantuan mereka untuk merekrut orang
lain untuk membuat komitmen
• Dapatkan komitmen tertulis dari masyarakat dan rumah tangga
• Gunakan penghubung yang ada, misalnya angota masyarakat yang berjiwa
pemimpin, tokoh masyarakat (dihormati) untuk meningkatkan dan memperoleh
komitmen dari rumah tangga perorangan
• Jangan gunakan paksaan. Komitmen harus bebas dan sukarela
• Gabungkan komitmen dengan strategi perubahan perilaku lainnya
2 . Mendorong orang untuk mengingat dan mempraktikkan
Petunjuk efektif untuk mengingatkan masyarakat agar terlibat dalam perubahan perilaku
yang berkelanjutan. prompt adalah alat bantu visual atau auditori yang mengingatkan kita
untuk melakukan suatu kegiatan yang mungkin terlupa. Petunjuk tidak bertujuan untuk
mengubah sikap atau meningkatkan motivasi tetapi semata-mata hanya untuk
mengingatkan kita untuk terlibat dalam suatu tindakan yang sudah menjadi kecenderungan
kita - misalnya mencuci tangan setelah menggunakan jamban. Petunjuk yang membidik
perilaku tertentu memiliki dampak yang cukup besar. Agar efektif petunjuk harus
disampaikan sedekat mungkin dalam ruang dan waktu dengan perilaku sasaran.
Ketika mempertimbangkan untuk menggunakan petunjuk, hal-hal berikut ini harus
dipertimbangkan
• Buatlah agar petunjuk terlihat
• Petunjuk harus bersifat menjelaskan. Melalui grafik dan/atau kalimat – petunjuk
hanya harus menjelaskan apa yang orang harus lakukan, misalnya cuci tangan Anda
• Petunjuk harus ditampilkan dalam waktu dan tempat sedekat mungkin dengan
perilaku yang dibidik
• Gunakan petunjuk untuk mendorong orang agar terlibat dalam perilaku positif alih-
alih menghindari praktik-praktik negatif - misalnya "Buanglah sampah di tempat
sampah" bukan "Jangan buang sampah sembarangan"
3. Membuat Norma Baru: Membangun penerimaan dan dukungan masyarakat untuk
perilaku baru
Norma-norma yang jelas memiliki dampak besar terhadap perilaku. Demi kepatuhan yang
harus diwujudkan dalam kaitannya dengan perilaku, seseorang mengubah perilaku mereka
untuk menerima imbalan, untuk mengundang reaksi yang baik dari orang lain, dan untuk
menghindari hukuman. Perubahan perilaku terjadi bukan karena orang percaya bahwa
perilaku tersebut adalah sesuatu hal yang benar melainkan karena ada konsekuensi nyata
apabila tidak menerapkan perilaku tersebut.
Agar menjadi efektif, norma-norma perlu diinternalisasikan oleh masyarakat dan individu. Ini
berarti orang perlu memandang perilaku yang diatur oleh norma sebagai suatu sikap yang
"harus" diterapkan. Norma perilaku baru dapat dipromosikan oleh pemimpin agama, melalui
peraturan, oleh sistem yang mempublikasikan perilaku yang benar dan perilaku yang
negatif, serta melalui praktik yang dilakukan oleh warga terkemuka. Kesesuaian yang
dilakukan oleh individu yang mengamati orang lain untuk menentukan bagaimana mereka
harus bersikap dapat memiliki efek yang menetap.
Dalam upaya membangun norma-norma perilaku baru, hal-hal berikut ini harus di
pertimbangkan:
• Norma-norma harus jelas
• Seperti halnya petunjuk, norma-norma harus dibuat dengan gamblang pada saat
perilaku sasaran akan diterapkan.
• Gunakan norma untuk mendorong orang untuk terlibat dalam perilaku positif alih-alih
menghindari praktik-praktik yang merugikan.
Untuk mendukung dan memperkuat norma-norma baru, temukan cara-cara untuk mengenali
dan merayakan penerapannya. Misalnya mempublikasikan orang-orang yang telah
berinvestasi dalam memperbaiki sanitasi mereka (membangun sistem sanitasi rumah
tangga atau menghubungkannya ke sistem masyarakat). Contoh lain dapat berupa
pemberian t-shirt untuk orang-orang yang mengadopsi praktik baru atau memasang papan
pengumuman yang memuji norma baru.
4. Insentif: Meningkatkan motivasi
Insentif dapat menjadi komponen penting dalam strategi berbasis masyarakat, terutama
ketika motivasi untuk terlibat dalam perilaku yang berkelanjutan rendah.
• Pasangkan dengan erat Insentif dan Perilaku: Insentif biasanya paling efektif
ketika diberikan pada saat perilaku akan diterapkan.
• Gunakan Insentif sebagai Imbalan untuk Perilaku Positif: Penelitian tentang
modifikasi perilaku menggarisbawahi pentingnya menggunakan insentif sebagai
imbalan untuk perilaku yang kita harapkan dilakukan oleh masyarakat
• Buatlah agar Insentif Terlihat: Ketika menerapkan insentif, pertimbangkan dengan
hati-hati bagaimana Anda dapat menarik perhatian kepadanya. Ingatlah bahwa
insentif akan berdampak kecil atau tidak berdampak jika orang tidak menyadari
keberadaannya.
• Berhati-hati untuk Menghapus Insentif: Insentif tidak selalu harus dalam bentuk
materi. Pertimbangkan untuk menggunakan motivasi alami, namun hati-hati ketika
Anda memperkenalkan atau menghapusnya. Ketika motivasi alami diganti dengan
insentif atau motivasi eksternal, motivasi internal dapat dirusak.
• Pertimbangkan Besarnya Insentif: Insentif harus cukup besar agar dianggap
serius. Namun, setelah melewati suatu titik tertentu, penurunan hasil terjadi karena
bertambahnya besar insentif
• Pertimbangkan Insentif dalam Bentuk Bukan Uang: Sementara insentif dalam
bentuk uang telah menerima perhatian besar, bentuk-bentuk insentif lainnya juga
bisa efektif. Misalnya, kompetisi antar masyarakat dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi. Demikian pula halnya dengan pengakuan publik atas
tindakan individu atau organisasi yang mempertahankan keberlanjutan dapat
menjadi sumber motivasi yang penting
5. Kenyamanan: Membuat mudah untuk bertindak
Membuat kegiatan yang Anda ingin halangi mnejadi kurang nyaman dan lebih mahal dapat
meningkatkan motivasi terhadap perilaku yang Anda ingin dorong. Singkatnya, Anda ingin
merancang sebuah program yang meningkatkan motivasi dengan membuat perilaku yang
berkelanjutan lebih nyaman dan lebih murah daripada pilihan lainnya, yaitu kegiatan yang
tidak berkelanjutan.
6 . Mengoptimalkan Komunikasi Perubahan Perilaku: Membuat pesan yang efektif:
• Kenali khalayak Anda: Sebelum Anda merajut isi pesan Anda, dan memutuskan
kapan dan bagaimana Anda akan menyampaikannya Anda perlu mengetahui sikap,
keyakinan dan perilaku khalayak Anda. Pada kenyataannya, jarang sekali Anda
hanya memiliki satu khalayak. Pesan yang Anda kembangkan perlu disesuaikan
dengan berbagai segmen pada masyarakat yang ingin Anda jangkau.
• Gunakan Informasi yang Menarik: Semua bujukan dimulai dengan menarik
perhatian. Bagaimana kita menarik perhatian orang-orang ingin kita bujuk? Salah
satu cara yang paling efektif untuk mendapatkan perhatian adalah menyajikan
informasi yang jelas, konkret dan ditujukan untuk pribadi (personalized).
• Menyajikan Informasi dengan Gamblang: Informasi yang gamblang meningkatkan
kemungkinan pesan untuk diperhatikan pada awalnya serta diingat kemudian.
Artinya, informasi yang gamblang kemungkinan lebih menonjol dibandingkan
informasi lain yang bersaing untuk mendapatkan perhatian kita. Selanjutnya, karena
kejelasannya kita lebih cenderung untuk mengingat informasi tersebut di lain waktu.
Poin terakhir ini penting, karena jika hanya diingat sesaat, informasi tersebut tidak
akan mungkin memiliki dampak jangka panjang pada sikap atau perilaku kita.
• Gunakan Sumber yang Kredibel: Siapa yang memaparkan pesan Anda dapat
memberikan dampak yang dramatis pada bagaimana pesan itu diterima. Secara
umum, semakin kredibel orang atau organisasi yang menyampaikan pesan, semakin
besar pengaruhnya pada khalayak.
• Bingkai Pesan Anda: Cara Anda memaparkan atau "membingkai" kegiatan yang
Anda berusaha untuk mempromosikannya sangat penting. Sebagian besar kegiatan
yang berkelanjutan dipaparkan secara positif.
• Pertimbangkan dengan Hati-Hati Penggunaan Pesan yang Bernada Ancaman:
Agar efektif, pesan yang bernada ancaman perlu menyampaikan informasi lebih
daripada ancaman yang dihadapi. Pesan ini juga harus mengkomunikasikan cara
yang masuk akal untuk mengatasi ancaman tersebut. Jika orang tidak merasa
bahwa mereka memiliki kendali untuk mengatasi masalah tersebut, mereka akan
mengatasinya dengan penolakan,mengabaikan masalah ini dan sebagainya.
• Pilihlah antara Pesan Satu Sisi atau Pesan Dua Sisi: Jika Anda memaparkan
komunikasi Anda kepada khalayak yang kurang memiliki pemahaman tentang
masalah ini, Anda akan menjadi lebih persuasif jika Anda membuat paparan hanya
dari satu sisi saja. Namun, jika Anda berkomunikasi dengan khalayak yang
mengetahui kedua sisi masalah ini, maka Anda perlu memaparkan kedua sisi
tersebut agar dianggap kredibel. Sedangkan untuk isi pesan, pemilihan antara pesan
satu sisi atau pesan dua sisi sekali lagi menggarisbawahi pentingnya mengetahui
khalayak Anda. Memaparkan dua sisi masalah ini memiliki keuntungan tambahan.
Dengan memaparkan sudut pandang yang berlawanan, dan memberikan argumen
yang menyanggah sudut pandang ini, Anda dapat "menanamkan" khalayak Anda
dengan pandangan-pandangan alternatif.
• Buatlah Pesan Anda agar Spesifik: Ketika menyusun suatu pesan, Anda akan
ingin memastikan bahwa tindakan yang Anda advokasi disampaikan dengan jelas.
Apabila pesan yang menjelaskan tindakan yang akan diambil disampaikan dengan
cara yang elas dan tidak bertele-tele, maka lebih besar kemungkinannya untuk
dipahami dan diikuti.
• Buatlah Pesan Anda agar Mudah Diingat: Semua tindakan yang mendukung
keberlanjutan memerlukan ketergantungan pada ingatan. Kecuali kita membuatnya
mudah bagi orang untuk mengingat bagaimana, kapan dan apa yang harus
dilakukan, tidak mungkin program perubahan perilaku yang berhasil dapat dicapai.
• Berikan Tujuan untuk Pribadi atau untuk Masyarakat: Memberikan tujuan untuk
diraih oleh rumah tangga atau masyarakat dapat menjadi cara yang efektif dalam
mencapai dan mempertahankan perilaku
• Tekankan Hubungan Pribadi: Riset tentang persuasi menunjukkan bahwa
pengaruh yang besar terhadap sikap dan perilaku kita bukan berasal dari media,
melainkan hubungan kita dengan orang lain. Namaun ini bukan berarti media tidak
memiliki pengaruh
• Mencontoh Perilaku Berkelanjutan: Terlepas dari apakah hubungan dibangun
secara pribadi atau melalui media, salah satu metode yang lebih efektif untuk
meningkatkan adopsi perilaku yang berkelanjutan adalah mencontoh perilaku yang
kita ingin agar orang lain mengadopsinya. Percontohan membutuhkan peragaan
perilaku yang diinginkan. Percontohan dapat terjadi secara langsung atau melalui
media komunikasi lain, seperti televisi atau rekaman video.
• Membina Difusi Sosial: Penerapan perilaku baru, seperti membayar iuran untuk
pengolahan air limbah, mencuci tangan sering terjadi, karena kita diperkenalkan
dengan perilaku tersebut oleh teman, anggota keluarga atau teman sejawat. Proses
ini disebut difusi sosial.
• Pemimpin Masyarakat sebagai Contoh: Komitmen, percontohan, norma-norma
dan difusi sosial semuanya pada intinya melibatkan interaksi individu dalam suatu
masyarakat. Komitmen terjadi ketika seseorang berjanji kepada orang lain untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Percontohan berhasil apabila kita mengamati
tindakan orang lain. Norma-norma berkembang setelah masyarakat berinteraksi dan
mengembangkan pedoman untuk perilaku mereka, dan difusi sosial terjadi setelah
masyarakat bertukar informasi tentang pengalaman mereka dengan kegiatan baru.
Penggunaan relawan masyarakat atau kepala desa telah menunjukkan dampak yang
kuat dan efektif dari segi biaya untuk mempromosikan perilaku yang lebih baik
melalui para pemimpin dan warga negara yang dihormati.
• Berikan Umpan Balik: Komunikasi yang efektif melibatkan lebih dari sekedar
pemaparan informasi untuk membujuk masyarakat agar mengadopsi kegiatan baru
atau mempermudah mereka untuk mengingat apa, kapan dan bagaimana melakukan
kegaiatan tersebut. Agar sepenuhnya efektif, informasi tentang dampak kegiatan
yang baru diadopsi perlu dipaparkan juga
(Diadaptasi dari Fostering Sustainable Behavior: Community Based Social Marketing, Doug
Mc-Kenzie)