lampiran 4
DESCRIPTION
investasiTRANSCRIPT
-
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng 22
Lampiran 4 Peraturan Bupati Bantaeng
Nomor : 44 Tahun 2014
Tentang : Kebijakan Akuntansi Piutang
KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG
Piutang adalah hak Pemerintah Kabupaten Bantaeng untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Piutang diakui pada saat:
1. Diterbitkan surat ketetapan; atau
2. Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; atau
3. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.
Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih, yaitu peristiwa yang timbul dari
pemberian pinjaman, penjualan, kemitraan, dan pemberian fasilitas/jasa, diakui sebagai
piutang dan dicatat sebagai aset di neraca, apabila memenuhi kriteria:
1. harus didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban
secara jelas;
2. jumlah piutang dapat diukur;
3. telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; dan
4. belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.
PENYAJIAN
Piutang Pemerintah Kabupaten Bantaeng dicatat dan diukur sebesar:
1. Nilai yang belum dilunasi dari setiap tagihan yang ditetapkan;atau
2. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).
Piutang yang disajikan dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Bantaeng adalah sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), oleh karenanya terhadap piutang
yang diperkirakan tidak akan tertagih dilakukan penyisihan.
Penggolongan kualitas piutang merupakan salah satu dasar untuk menentukan besaran
tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
mempertimbangkan jatuh tempo/umur piutang dan perkembangan upaya penagihan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi piutang pada
tanggal pelaporan.
Dasar yang digunakan untuk menghitung penyisihan piutang adalah kualitas piutang.
Kualitas piutang Pemerintah Kabupaten Bantaeng dikelompokkan menjadi 4 (empat)
dengan klasifikasi sebagai berikut:
1. Kualitas Piutang Lancar;
2. Kualitas Piutang Kurang Lancar;
-
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng 23
3. Kualitas Piutang Diragukan;
4. Kualitas Piutang Macet.
Sedangkan Penggolongan Kualitas Piutang Pajak dapat dipilah berdasarkan cara
pemungut pajak yang terdiri dari:
1. Pajak Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (self assessment); dan
2. Pajak Ditetapkan Oleh Kepala Daerah (official assessment).
Kemudian Penggolongan Kualitas Piutang Pajak yang pemungutannya Dibayar
Sendiri oleh Wajib Pajak (self assessment) dilakukan dengan ketentuan:
1. Kualitas lancar, dengan kriteria:
a. Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak menyetujui hasil pemeriksaan; dan/atau
c. Wajib Pajak kooperatif; dan/atau
d. Wajib Pajak likuid; dan/atau
e. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan/banding.
2. Kualitas Kurang Lancar, dengan kriteria:
a. Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak kurang kooperatif dalam pemeriksaan; dan/atau
c. Wajib Pajak menyetujui sebagian hasil pemeriksaan; dan/atau d. Wajib Pajak
mengajukan keberatan/banding.
3. Kualitas Diragukan, dengan kriteria:
a. Umur piutang 3 sampai dengan 5 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak tidak kooperatif; dan/atau
c. Wajib Pajak tidak menyetujui seluruh hasil pemeriksaan; dan/atau
d. Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas.
4. Kualitas Macet, dengan kriteria:
a. Umur piutang diatas 5 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak tidak ditemukan; dan/atau
c. Wajib Pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau
d. Wajib Pajak mengalami musibah (force majeure).
Sedangkan Penggolongan kualitas piutang pajak yang pemungutannya ditetapkan
oleh Kepala Daerah (official assessment) dilakukan dengan ketentuan:
1. Kualitas Lancar, dengan kriteria:
a. Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak kooperatif; dan/atau
c. Wajib Pajak likuid; dan/atau
d. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan/banding.
2. Kualitas Kurang Lancar, dengan kriteria:
-
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng 24
a. Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak kurang kooperatif; dan/atau
c. Wajib Pajak mengajukan keberatan/banding.
3. Kualitas Diragukan, dengan kriteria:
a. Umur piutang 3 sampai dengan 5 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak tidak kooperatif; dan/atau
c. Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas.
4. Kualitas Macet, dengan kriteria:
a. Umur piutang diatas 5 tahun; dan/atau
b. Wajib Pajak tidak ditemukan; dan/atau
c. Wajib Pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau
d. Wajib Pajak mengalami musibah (force majeure).
Selain itu, Penggolongan Kualitas Piutang Bukan Pajak Khusus untuk objek
Retribusi, dapat dipilah berdasarkan karakteristik sebagai berikut:
1. Kualitas Lancar, jika umur piutang 0 sampai dengan 1 bulan;
2. Kualitas Kurang Lancar, jika umur piutang 1 sampai dengan 3 bulan;
3. Kualitas Diragukan, jika umur piutang 3 sampai dengan 12 bulan;
4. Kualitas Macet, jika umur piutang lebih dari 12 bulan.
Penggolongan Kualitas Piutang Bukan Pajak selain yang disebutkan Retribusi,
dilakukan dengan ketentuan:
1. Kualitas Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh
tempo yang ditetapkan;
2. Kualitas Kurang Lancar, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan;
3. Kualitas Diragukan, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan; dan
4. Kualitas Macet, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan.
PENYISIHAN PIUTANG
Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan melalui estimasi berdasarkan umur piutang
(aging schedule). Piutang dalam aging schedule dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam
menetapkan umur maupun penentuan besaran yang akan disisihkan sesuai tabel berikut.
-
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng 25
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
Kebijakan Persentase Penyisihan Piutang
Berdasarkan Jenis dan Umur Piutang
Nomor Jenis Piutang
Umur Piutang
1 Tahun >1 s.d. 2
Tahun
>2 s.d. 3
Tahun >3 Tahun
1 Piutang . 0% % % %
2 Piutang 0% % % %
3 Piutang .
4 Piutang
5 Piutang .
6 Piutang
7 Piutang .
8 Piutang
9 Piutang .
10 Piutang
11 Piutang .
12 Piutang
13 Piutang .
14 Piutang
15 Piutang .
16 Piutang
17 Piutang
18 Piutang .
19 Piutang
20 Dst 0% % % %
-
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng 26
KRITERIA PENGHAPUSBUKUAN PIUTANG
Secara umum, kriteria penghapusbukuan Piutang Pemerintah Kabupaten Bantaeng
adalah sebagai berikut:
1. Penghapusbukuan harus memberi manfaat, yang lebih besar daripada kerugian
penghapusbukuan.
a. Memberi gambaran obyektif tentang kemampuan keuangan entitas akuntansi
dan entitas pelaporan.
b. Memberi gambaran ekuitas lebih obyektif, tentang penurunan ekuitas.
c. Mengurangi beban administrasi/akuntansi, untuk mencatat hal-hal yang tak
mungkin terealisasi tagihannya.
2. Penghapusbukuan berdasarkan keputusan formal otoritas tertinggi yang
berwenang menyatakan hapus tagih perdata dan atau hapus buku (write off).
Pengambil keputusan penghapusbukuan melakukan keputusan reaktif (tidak
berinisiatif), berdasar suatu sistem nominasi untuk dihapusbukukan atas usulan
berjenjang yang bertugas melakukan analisis dan usulan penghapusbukuan
tersebut.
BUPATI BANTAENG
H.M. NURDIN ABDULLAH
Diundangkan di Bantaeng
Pada tanggal 22 Desember 2014
SEKRETARIS DAERAH KAB. BANTAENG
Drs. H. ABDUL GANI,MBA
Pangkat : Pembina Utama Madya
NIP : 19550712 197903 1 007
BERITA DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2014 NOMOR 206