lakip laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ... · presiden republik indonesia nomor 29...

60
LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2017 Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

Upload: hathuan

Post on 30-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

LAKIPLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun Anggaran 2017

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi InternasionalKementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

Page 2: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................A. Latar Belakang ..............................................................................................

B. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi ..........................................................

C. Aspek Strategis .............................................................................................

D. Isu Strategis ..................................................................................................

1

3

66

7

10

10

BAB II PERENCANAAN KINERJA ...................................................................A. Renstra ..........................................................................................................

B. Renja 2017.....................................................................................................

C. Perjanjian Kinerja ..........................................................................................

D. Pengukuran Kinerja .......................................................................................

1212

13

15

16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................A. Capaian Kinerja Organisasi .........................................................................

B. Analisis Capaian Kinerja Organisasi .............................................................

C. Analisis Capaian Kinerja dari Waktu ke Waktu .............................................

D. Realisasi Anggaran .......................................................................................

1818

21

45

48

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 53

LAMPIRANPerjanjian Kinerja Tahun 2017

Manual IKU Tahun 2017

Rincian Koordinasi dan Sinkronisasi Tahun 2017

Page 3: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

1

KATA PENGANTAR

Penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2017

merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Deputi Bidang Koordinasi Kerja

Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

kepada publik atas kinerja pencapaian visi dan misinya pada Tahun 2017. Selain

itu, Laporan Kinerja juga merupakan salah satu parameter yang digunakan oleh

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian untuk meningkatkan kinerja dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

Penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah, berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tanggal 19 Mei 2015 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Indikator- indikator kinerja yang diukur dalam Laporan Kinerja Deputi Bidang

Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian Tahun 2017 adalah indikator-indikator yang tertuang dalam

Penetapan Kinerja (PK) antara Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi

Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian.

Dengan semangat transparansi dan komitmen untuk memberikan kontribusi

terbaik, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian akan terus berupaya membangun kultur

organisasi yang lebih transparan dan akuntabel, agar kepercayaan public terhadap

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan semakin meningkat.

Laporan Kinerja ini diharapkan mampu memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan dan dapat memberikan manfaat bagi

Page 4: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

2

peningkatan kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional,

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Jakarta, Januari 2018

Deputi Bidang KoordinasiKerja Sama Ekonomi Internasional

Rizal Affandi Lukman

Page 5: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dokumen Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional (Deputi VII) Tahun 2017 merupakan pertanggungjawaban Kinerja

Deputi VII kepada seluruh stakeholder dan sebagai bahan untuk perbaikan dan

peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang.

Visi Deputi VII adalah: “Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan

pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan di bidang kerja

sama ekonomi internasional”. Misinya adalah: “Menjaga dan memperbaiki

koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan

kebijakan perekonomian di bidang kerja sama ekonomi internasional” Sedangkan

Tujuannya adalah: “Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan

berkelanjutan melalui kerja sama ekonomi internasional”

Pada tahun 2017 ini Deputi VII, Kemenko Perekonomian telah menetapkan 5

(lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) . Ke-lima IKU tersebut telah ditetapkan oleh

Deputi VII dan disetujui oleh Menko Perekonomian dalam Perjanjian Kinerja (PK).

Dalam PK Deputi VII tahun 2017 memiliki Sasaran Strategis yang diukur dengan 5

indikator kinerja yaitu :

1) Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi yang terimplementasi;

2) Persentase (%) rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalam rangka

memenuhi komitmen Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA);

3) Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang

ditindaklanjuti;

4) Persentase (%) rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kerja sama ekonomi

internasional yang ditindaklanjuti;

5) Persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil

kerjasama ekonomi internasional.

Pencapaian kinerja rata-rata kegiatan Deputi VII, Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian pada Tahun Anggaran 2017 telah berjalan dengan baik. Adapun

capaian kinerja Deputi VII secara ringkas dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah

ini:

Page 6: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

4

SS Indikator Kinerja Target2017

Realisasi2017

Kinerja%

Terwujudnya Koordinasidan SinkronisasiKebijakan Bidang KerjaSama EkonomiInternasional

Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomiinternasional yang terimplementasi 85% 92% 108%

Persentase (%) rekomendasi hasil penguatandaya saing nasional dalam rangka memenuhikomitmen Indonesia dalam MEA

85% 100% 118%

Terwujudnyapengendalian kebijakandibidang kerja samaekonomi internasional

Persentase (%) kesepakatan kerja samaekonomi internasional yang ditindaklanjuti 85% 100% 118%

Persentase (%) rekomendasi hasil monitoringdan evaluasi kerja sama ekonomi internasionalyang ditindaklanjuti

85% 100% 118%

Pemahaman pesertaatas materi sosialisasihasil-hasil kerja samaekonomi internasional

Persentase (%) pemahaman peserta atas materisosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomiinternasional 85% 88% 104%

Output yang dihasilkan berupa hasil-hasil kesepakatan kerja sama ekonomi

internasional yang dikoordinasikan oleh Deputi VII dan rekomendasi hasil

pengendalian kebijakan kerja sama ekonomi internasional. Untuk Outcome, dalam

hal ini dampak yang diharapkan dari output yang dihasilkan adalah peningkatan

nilai perdagangan dan investasi, serta pemanfaatan hasil-hasil kesepakatan/kerja

sama ekonomi internasional oleh stakeholder terkait. Sedangkan manfaat dari

kesepakatan kerja sama ekonomi internasional baru dapat terlihat hasilnya

beberapa tahun kedepan.

Tingginya capaian kinerja Deputi VII tahun 2017, bukan berarti pekerjaan

berjalan tanpa hambatan. Terdapat faktor-faktor penghambat kinerja Deputi VII,

mulai dari adanya perbedaan kepentingan di antara pemangku kepentingan di

dalam negeri, hingga perbedaan kepentingan masing-masing Negara dalam proses

penyusunan kesepakatan baik tingkat bilateral, regional & sub regional serta

multilateral, yang mengakibatkan proses pembahasan kesepatakan memakan

waktu lebih lama. Selain itu, kendala-kendala teknis seperti jadwal pertemuan kerja

sama ekonomi internasional juga memerlukan kesesuaian waktu antara 2 (dua)

negara atau lebih serta situasi dan kondisi dalam negeri suatu negara, sehingga

terdapat beberapa penyelenggaraan pertemuan bilateral yang tertunda. Kendala

bahasa juga menjadi salah satu faktor tidak aktifnya pemerintah daerah pada forum-

forum internasional, misalnya pada pertemuan BIMP-EAGA dan IMT-GT yang

Page 7: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

5

seharusnya daerah lebih aktif dalam memanfaatkan peluang kerja sama ekonomi

yang ada dan keterbatasan anggaran. Keadaan ini yang membuat Deputi VII harus

memilih kegiatan/forum secara cermat sesuai dengan urgensinya terhadap

kepentingan nasional.

Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut, telah dilakukan langkah-langkah

efisiensi dan efektitas komunikasi dengan pemangku kepentingan pada forum

bilateral, regional & sub regional serta multilateral dan memilih isu-isu yang

dianggap lebih prioritas dan strategis, juga lebih membangun komunikasi dengan

pemerintah daerah dan pemangku kepentingan agar dapat aktif terlibat dalam

kegiatan/kerja sama ekonomi internasional dan memanfaatkan hasil-hasil

kesepakatan ekonomi internasional. Untuk perbaikan kinerja selanjutnya, Deputi VII

akan meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait sebelum

mengikuti/menyelenggarakan forum internasional guna menyamakan persepsi,

menyelaraskan kepentingan dan membuat perencanaan kegiatan yang lebih

matang.

Anggaran untuk menyelenggarakan program dan kegiatan tahun 2017,

Deputi VII memperoleh anggaran (setelah revisi) sebesar Rp. 14.192.749.000,-

dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 13.958.596.938,-, (98,35%).

Page 8: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

6

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyusunan Laporan Kinerja merupakan pelaksanaan amanat Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, Deputi Bidang Koordinasi Kerja

Sama Ekonomi Internasional telah melakukan penyusunan Laporan Kinerja tahun

2017 sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang

dibebankan kepada Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional,

dan bertujuan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang

telah dan seharusnya dicapai, serta sebagai upaya perbaikan bagi instansi

pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Kerjasama ekonomi internasional dapat didefinisikan sebagai hubungan

antara suatu negara dengan negara atau dengan lembaga internasional lainnya

dalam bidang ekonomi, perdagangan maupun investasi melalui kesepakatan-

kesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling

menguntungkan.

Penyusunan Laporan Kinerja dilakukan selain didasari oleh ketentuan

peraturan yang berlaku, juga merupakan perwujudan tekad untuk senantiasa

bersungguh-sungguh dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan negara

dan pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip “good governance”.

Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2017 ini disusun sebagai bentuk

pertanggungjawaban dan sekaligus memberikan informasi tentang hasil-hasil kerja

sama ekonomi internasional yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) melalui DIPA Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Tahun 2017 untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Page 9: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

7

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah sebagai

berikut:

1. Kedudukan

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

2. Tugas Pokok

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional mempunyai tugas

untuk menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan,

dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi

internasional.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan

kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga

yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi internasional;

b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait

dengan isu di bidang kerja sama ekonomi internasional;

c. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang kerja sama

ekonomi bilateral;

d. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang kerja sama

ekonomi multilateral;

e. koordinasi, sinkronisasi, perumusan, pemberdayaan, dan pengendalian

kebijakan di bidang kerja sama ekonomi regional;

f. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang kerja sama ekonomi

internasional; dan

Page 10: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

8

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional terdiri atas: (a) Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia;

(b) Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah; (c) )

Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik; (d) ) Asisten Deputi

Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional; (e) ) Asisten Deputi Kerja

Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan; dan (f) Kelompok Jabatan

Fungsional. Bagan struktur organisasi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional adalah sebagai berikut:

Gambar I.1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

Dari struktur organisasi tersebut di atas, masing-masing kepala bidang (eselon III)

terdiri dari 2 (dua) orang eselon IV. Pada Tahun 2017 jumlah pegawai di unit Deputi

VII sebanyak 40 (empat puluh) orang, dengan komposisi sebagai berikut:

DEPUTI BIDANG KOORDINASIKERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL

Asisten DeputiKerja Sama Ekonomi

Asia

BidangKerja Sama EkonomiAsia Tengah dan Asia

Timur

BidangKerja Sama EkonomiAsia Selatan dan Asia

Tenggara

BidangProgram dan Tata

Kelola

BidangKerja Sama Ekonomi

Eropa

BidangKerja Sama Ekonomi

Afrika dan TimurTengah

Asisten DeputiKerja Sama Ekonomi

Eropa, Afrika dan TimurTengah

BidangKerja Sama Ekonomi

APEC dan SubRegional

BidangKerja Sama Ekonomi

ASEAN

BidangKerja Sama Ekonomi

Amerika

BidangKerja Sama Ekonomi

Pasifik

Asisten DeputiKerja Sama EkonomiAmerika dan Pasifik

Asisten DeputiKerja Sama Ekonomi

Regional dan SubRegional

Asisten DeputiKerja Sama Ekonomi

Multilateral danPembiayaan

BidangKerja Sama Ekonomi

Multilateral

BidangKerja Sama Ekonomi

Pembiayaan

Kelompok JabatanFungsional

Page 11: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

9

Tabel I.1. Komposisi pegawai Deputi VII berdasarkan tingkat pendidikan:

Pendidikan Jumlah (orang) PersentaseSMA 2 5%

Diploma I 2 5%

Diploma III 5 12,5%

Sarjana (S1) 12 30%

Pasca Sarjana (S2) 16 40%

Doktoral (S3) 3 7,5%

Jumlah 40

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar I.2. Pegawai Deputi VII berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan,

pegawai Deputi VII sebagian

besar sudah pasca sarjana

(40%), selebihnya

berpendidikan mulai dari SMA

hingga sarjana dan ada yang

sudah bergelar doktoral.

Sedangkan komposisi pegawai pada Deputi VII berdasarkan jenis kelamin dan

jabatan sebagaimana berikut:

Tabel I.2. Komposisi pegawai Deputi VII berdasarkan jenis kelamin dan jabatan:

Keterangan Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV PelaksanaLaki-laki 1 4 7 8 11

Perempuan 0 1 2 0 6Jumlah 1 5 9 8 17

Page 12: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

10

C. ASPEK STRATEGIS

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional merupakan

bagian integral dalam proses perencanaan strategis. Perannya sebagai koordinator

untuk mengkoordinasikan dan mensinkronkan kebijakan kerja sama ekonomi

internasional dan pengendali kebijakan kerja sama ekonomi internasional, perlu

menjamin suksesnya pencapaian kinerja jangka panjang dan menyeluruh bagi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna mendukung kinerja

pembangunan nasional sebagaimana yang telah ditetapkan Presiden dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Periode 2015-2019,

melalui penguatan diplomasi ekonomi Indonesia dan peningkatan kerja sama

ekonomi internasional dalam forum bilateral, multilateral, regional maupun sub

regional.

Posisi strategis menjadi arah gerak Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional dalam menentukan Sasaran yang akan dituju. Sasaran

Strategis Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah (1)

terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja sama ekonomi

internasional; (2) terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama

ekonomi internasional; dan (3) terwujudnya pemahaman peserta atas materi

sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional.

D. ISU STRATEGIS

Kebijakan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

dalam rangka mengemban tugas dan fungsi untuk melaksanakan arah kebijakan

pembangunan nasional maupun program – program prioritas nasional dalam

mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan berkelanjutan,

melalui strategi koordinasi dan sinkronisasi, pengendalian, studi

kebijakan/kajian/telaahan dan sosialisasi kerja sama ekonomi internasional.

Strategi tersebut merupakan langkah-langkah Deputi Bidang Koordinasi Kerja

Sama Ekonomi Internasional mendorong peningkatan kinerja sektor/lintas sektor

menjadi lebih optimal baik dalam pelaksanaan program/kegiatan sektor atau

Page 13: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

11

lintas sektor menjadi lebih efektif dan efisien melalui rapat-rapat koordinasi dan

diplomasi ekonomi pada pertemuan-pertemuan internasional.

Salah satu upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional

adalah dengan meningkatkan dan memperkuat kerja sama ekonomi

internasional secara lebih luas, baik dalam skema Free Trade Agreement (FTA)

maupun partnership.

FTA bagi kebanyakan masyarakat Indonesia adalah negatif dan dianggap

sebagai suatu ancaman, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Indonesia dapat

memilih FTA, skema-skema FTA yang dianggap tepat dan dapat

menguntungkan Indonesia. Jadikan FTA sebagai peluang dan tantangan bagi

Indonesia untuk memperluas pergaulan global dan mengambil manfaat ekonomi

yang seluas-luasnya untu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Peningkatan pengelolaan sektor/lintas sektor dimaksud diharapkan dapat

memberikan manfaat peningkatan produktivitas bagi sektor/lintas sektor bidang

kerja sama ekonomi internasional. Untuk itu, fokus Deputi Bidang Koordinasi

Kerja Sama Ekonomi Internasional dalam upaya menuju sasaran strategis

adalah :

a) Peningkatan Kerjasama Ekonomi Bilateral;b) Peningkatan Kerjasama Ekonomi Multilateral;c) Peningkatan Kerjasama Ekonomi Regional dan sub Regional.

Sinkronisasi program dan kebijakan pemerintah antara pusat dan daerah

serta pola pikir masyarakat dan pelaku usaha yang belum melihat secara

keseluruhan potensi dan peluang serta manfaat yang dapat diraih dalam

keterbukaan pasar global dan juga integrasi ekonomi ASEAN. Untuk itu,

diperlukan langkah-langkah yang tepat dan berbagai kebijakan serta perbaikan

regulasi yang mendukung program-program penguatan dibidang-bidang yang

strategis.

Sinergitas antar Kementerian dan Lembaga juga perlu dioptimalisasikan,

sehingga perumusan dan strategi yang dibuat sebagai modal untuk terjun di

pasar global dapat memperkuat posisi tawar Indonesia dalam berbagai

perundingan di forum Internasional.

Page 14: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

12

BAB IIPERENCANAAN KINERJA

Sesuai tugas pokok dan fungsi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai

rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun

waktu lebih dari 1 (satu) tahun, dengan memperhitungkan potensi dan peluang,

serta kendala yang ada. Renstra Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mencakup Visi,

Misi, Tujuan, Sasaran, serta pencapaian tujuan dan sasaran diuraikan dalam bab

ini. Sedangkan terkait sasaran yang akan dicapai dalam tahun 2017 dijelaskan

dalam Rencana Kerja (Renja) 2017.

A. RENCANA STRATEGIS

1. VISIVisi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah:

“Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunanekonomi yang efektif dan berkelanjutan di bidang kerja sama ekonomi

internasional”2. MISI

Misi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah

:

“Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunankebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian di

bidang kerja sama ekonomi internasional”3. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam koordinasi kerja sama ekonomi

internasional adalah:

“Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif danberkelanjutan melalui kerja sama ekonomi internasional”

Page 15: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

13

4. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis yang ingin dicapai Kedeputian Kerja Sama Ekonomi

Internasional dalam rangka mewujudkan tujuan, terkait dengan“ Terwujudnyapertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui kerja samaekonomi internasional”, ditunjukkan dengan sasaran strategis 1, 2 dan sasaran

strategis 3, yaitu:

(1) terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja sama

ekonomi internasional;

(2) terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi

internasional; dan

(3) terwujudnya pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja

sama ekonomi internasional.

B. RENCANA KERJA 2017

Untuk mewujudkan sasaran strategis telah ditetapkan Rencana Kerja Tahun

2017 dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja samaekonomi internasional, melalui kegiatan :

Koordinasi dan sinkronisasi KSE Asia Koordinasi dan sinkronisasi KSE Amerika & Pasifik Koordinasi dan sinkronisasi KSE Eropa, Afrika & Timur Tengah Koordinasi dan sinkronisasi KSE Regional & Sub Regional Koordinasi dan sinkronisasi KSE Multilateral & Pembiayaan

2) Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomiinternasional, melalui kegiatan:

Koordinasi dan sinkronisasi KSE Asia Koordinasi dan sinkronisasi KSE Amrika & Pasifik Koordinasi dan sinkronisasi KSE Eropa, Afrika & Timur Tengah Koordinasi dan sinkronisasi KSE Regional & Sub Regional Koordinasi dan sinkronisasi KSEMultilateral & Pembiayaan

3) Terwujudnya pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja

sama ekonomi internasional, melalui kegiatan:

Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Asia Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Amerika & Pasifik

Page 16: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

14

Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Eropa, Afrika & TimurTengah

Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Regional & Sub Regional Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Multilateral & Pembiayaan

Untuk lebih jelasnya rencana kerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Rencana Kerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama EkonomiInternasional Tahun 2017

Program SasaranStrategis Kegiatan Anggaran Awal

Anggaran SetelahPemotongan &Penambahan

Koordinasi

Kebijakan di

Bidang

Perekonomian

Terwujudnya

kordinasi dan

sinkronisasi

kebijakan

bidang kerja

sama ekonomi

internasional

Koordinasi dan sinkronisasi KSEAsia

Rp. 2.200.000.000,- Rp. 2.157.730.000,-

Koordinasi dan sinkronisasi KSEAmerika & Pasifik

Rp. 1.275.000.000,- Rp. 1.300.057.000,-

Koordinasi dan sinkronisasi KSEEropa, Afrika dan Timur Tengah

Rp. 2.100.000.000,- Rp. 1.998.050.000,-

Koordinasi dan sinkronisasi KSERegional dan Sub Regional

Rp. 3.000.000.000,- Rp. 4.447.396.000,-

Koordinasi dan sinkronisasi KSEMultilateral dan pembiayaan

Rp. 2.100.000.000,- Rp. 1.976.956.000,-

Terwujudnya

pengendalian

kebijakan di

bidang kerja

sama ekonomi

internasional

Monitoring & Evaluasi kebijakanKSE Asia

Rp. 250.000.000,- Rp. 161.600.000,-

Monitoring & Evaluasi kebijakanKSE Amerika & Pasifik

Rp. 500.000.000,- Rp. 246.700.000,-

Monitoring & Evaluasi kebijakanKSE Eropa, Afrika & Timur Tengah

Rp. 315.000.000,- Rp.125.550.000,-

Monitoring & Evaluasi kebijakanKSE Regional & Sub Regional

Rp. 50.000.000,- Rp. 50.000.000,-

Monitoring & Evaluasi kebijakanKSE Multilateral & Pembiayaan

Rp. 200.000.000,- Rp. 116.670.000,-

Terwujudnyapemahamanpeserta atas

materi

Sosialisasi hasil-hasil kerja samaekonomi Asia

Rp. 250.000.000,- Rp. 109.600.000,-

Sosialisasi hasil-hasil kerja samaekonomi Amerika & Pasifik

Rp. 200.000.000,- Rp. 228.243.000,-

Sosialisasi hasil-hasil kerja samaekonomi Eropa, Afrika & TimurTengah

Rp. 210.000.000,- Rp. 301.400.000,-

Page 17: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

15

Program SasaranStrategis

Kegiatan Anggaran Awal Anggaran SetelahPemotongan

sosialisasi

hasil-hasil

kerja sama

ekonomi

internasional

Sosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomi Regional & SubRegional

Rp. 200.000.000,- Rp. 195.353.000,-

Sosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomi Multilateral &Pembiayaan

Rp. 400.000.000,- Rp. 406.374.000,-

TOTAL Rp. 13.550.000.000,- Rp. 14.192.749.000,-

Pagu awal Deputi VII tahun 2017 sebesar Rp 13.550.000.000,- (sesuai dengan

pagu anggaran di dokumen Perjanjian Kinerja). Namun Deputi VII mendapatkan

penambahan anggaran BA BUN, sehingga total pagu anggaran Deputi VII menjadi

Rp. 14.192.749.000,-. Karena itu pagu anggaran yang digunakan dalam laporan

kinerja Deputi VII adalah pagu akhir setelah penambahan BA BUN.

C. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja (PK) pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur

dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya

yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain adalah untuk:

meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata

komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar

penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan

menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

Dokumen PK merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian

Kinerja pada Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional ditetapkan

hanya hingga level Eselon II. Untuk level eselon di bawahnya hingga pelaksana,

kontrak kinerja individu tertuang dalam Sasaran Kerja Pegawai. Pencapaian sasaran

strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Penyusunan IKU disesuaikan

dengan level organisasi atau kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang

Page 18: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

16

bersangkutan. Oleh karena itu Indikator kinerja dan target tahunan yang tertuang

dalam Perjanjian Kinerja adalah merupakan indikator kinerja utama tingkat Eselon I

(Deputi VII) yang telah ditetapkan dan merupakan penjabaran Renstra. Indikator

Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 IKU Deputi VII Tahun 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terwujudnya koordinasi dansinkronisasi kebijakan bidangkerja sama ekonomiInternasional

Persentase (%) kesepakatan kerja samaekonomi internasional yang terselesaikan 85 %

Persentase (%) rekomendasi hasilpenguatan daya saing nasional dalamrangka memenuhi komitmen Indonesiadalam MEA

85%

Terwujudnya pengendaliankebijakan di bidang kerja samaekonomi Internasional

Persentase (%) kesepakatan kerja samaekonomi internasional yang ditindaklanjuti 85%

Persentase (%) rekomendasi hasilmonitoring dan evaluasi kerja samaekonomi internasional yang ditindaklanjuti

85%

Pemahaman peserta atasmateri sosialisasi hasil-hasilkerja sama ekonomiinternasional

Persentase (%) pemahaman peserta atasmateri sosialisasi hasil-hasil kerjasamaekonomi internasional 85%

D. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional tahun 2016 dilakukan dengan cara perbandingan antara

realisasi dengan target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

tahun 2017. Metode perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) diperoleh melalui

penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang tersedia.

Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diketahui nilai

NKO. Formula penghitungan NKO adalah sebagai berikut :

Page 19: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

17

NKO =Realisasi

× 100%Target

Mekanisme pengelolaan dan pengukuran kinerja Deputi VII berpedoman pada

Permenko No. 9 Tahun 2015 terkait PK, IKU dan metode pengumpulan data kinerja.

Alat bantu pengelolaan kinerja individu menggunakan sistem informasi dalam

//situkin.ekon.go.id dan //skp.ekon.go.id. Pengukuran kinerja mengikuti arah

cascading IKU level yang lebih tinggi.

Page 20: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

18

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian telah dapat memenuhi sasaran strategis,

sebagaimana yang dibebankan dan merupakan pelaksanaan dan tugas utama

organisasi. Sasaran strategis organisasi yang dapat diwujudkan sesuai target yang

ditetapkan dalam meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang

kerjasama ekonomi internasional; pengendalian kebijakan di bidang kerja sama

ekonomi internasional; dan pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil

kerja sama ekonomi internasional.

Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kerja

Sama Ekonomi Internasional berkoordinasi dengan beberapa instansi pemerintah

terkait seperti, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian

Keuangan, Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, Kementerian

Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian

Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan instansi terkait

lainnya. Selain itu, partisipasi pelaku bisnis juga dilibatkan melalui koordinasi

dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) di bidang kerjasama

ekonomi internasional. Koordinasi yang dilakukan berupa rapat-rapat koordinasi,

untuk mendapatkan masukan dan perkembangan kerja sama ekonomi internasional

maupun kunjungan ke lokasi guna melihat dan mendapatkan masukan langsung

dari stakeholder.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

tahun 2017 adalah sebagai berikut:

(1). Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomi yang terimplementasi.

Target rekomendasi kesepakatan yang ditetapkan pada tahun 2017 sebesar

85% dari 25 kesepakatan (21 kesepakatan) yang ada di wilayah kerja masing-

Page 21: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

19

masing Keasdepan, dan telah terealisasi sebanyak 23 kesepakatan.

Berdasarkan hasil tersebut, apabila dipresentasekan realisasi tahun 2017

adalah sebesar 92% dari target 85% sehingga mempunyai kinerja 108%.

(2). Persentase (%) rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalam

rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam MEA;

Pada IKU semester kedua di tahun 2017, presentase rekomendasi hasil

penguatan daya saing nasional dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia

dalam MEA mampu merealisasikan 100% yang terdiri dari penyelesaian

kesepakatan MEA dalam pilar ekonomi dan kesepakatan Strategic Action Plan

ASEAN. Sehingga target tahun 2017 sebesar 85% dan capaian 100% atau

mempunyai kinerja 118%.

(3). Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang

ditindaklanjuti;

Sepanjang tahun 2017, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional mempunyai target kesepakatan yang dapat ditindaklanjuti

sebanyak 16 kesepakatan (85% dari 19 kesepakatan), namun dapat terealisasi

seluruhnya, 19 kesepakatan. Sehingga realisasinya mencapai sebesar 100%

dari target 85% atau mempunyai kinerja 118%.

(4). Persentase (%) rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kerja sama

ekonomi internasional yang ditindaklanjuti;

Pada hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) pada tahun

2017, Kedeputian VII mencapai kinerja 118%. Dari 23 rekomendasi (85% dari

26 rekomendasi) monev yang ditargetkan dapat ditindaklanjuti, terdapat 27

rekomendasi yang telah ditindaklanjuti, dengan realisasi 100% dari target 85%.

(5). Persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil

kerjasama ekonomi internasional.

Terhadap IKU ini Kedeputian VII mencapai realisasi 88% dari target yang

ditetapkan 85% dan menunjukkan kinerja 104%. IKU ini ditetapkan untuk

mengukur pemahaman peserta terhadap kegiatan sosialisasi yang

Page 22: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

20

diselenggarakan pada tahun 2017. Metode pengukurannya menggunakan

kuisioner yang disampaikan kepada peserta sosialisasi.

Capaian Kinerja Deputi VII pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Deputi VII tahun 2017

SS Indikator Kinerja Target2017

Realisasi2017

Kinerja%

Terwujudnya Koordinasidan SinkronisasiKebijakan Bidang KerjaSama EkonomiInternasional

Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomiinternasional yang terimplementasi 85% 92% 108%

Persentase (%) rekomendasi hasil penguatandaya saing nasional dalam rangka memenuhikomitmen Indonesia dalam MEA

85% 100% 118%

Terwujudnyapengendalian kebijakandibidang kerja samaekonomi internasional

Persentase (%) kesepakatan kerja samaekonomi internasional yang ditindaklanjuti 85% 100% 118%

Persentase (%) rekomendasi hasil monitoringdan evaluasi kerja sama ekonomi internasionalyang ditindaklanjuti

85% 100% 118%

Pemahaman pesertaatas materi sosialisasihasil-hasil kerja samaekonomi internasional

Persentase (%) pemahaman peserta atas materisosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomiinternasional 85% 88% 104%

Grafik 3.1 Capaian Kinerja Deputi VII Tahun 2017

Page 23: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

21

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Hasil-hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja sama

ekonomi internasional mencakup hal-hal yang dituangkan dalam bentuk agreement

/ memorandum of understanding / agreed minutes / joint statement, dimana

perjanjian tersebut mempunyai dampak perdagangan, investasi dan pembiayaan.

Sedangkan hasil dari pengendalian kebijakan dibidang kerja sama ekonomi

internasional berupa rekomendasi untuk tindaklanjut kebijakan kerja sama ekonomi

internasional. Capaian kinerja Deputi bidang koordinasi kerja sama ekonomi

internasional berhasil dicapai melalui rapat-rapat koordinasi, penyelenggaraan

pertemuan internasional, focus group discussin (FGD) antar Kementerian/Lembaga

dan stakeholder terkait serta menerapkan mekanisme pembagian kerja dan

pertukaran infomasi yang dilakukan melalui rapat internal dan komunikasi serta

sharing data melalui email dan media komunikasi lainnya.

Secara rinci capaian atas kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional tahun 2017 adalah sebagai berikut:

(1). Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang

terimplementasi.

Kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang terimplementasikan

adalah kesepakatan yang disetujui/ditandatangani dalam

pertemuan/perundingan kerja sama ekonomi internasional yang dilaksanakan

oleh stakeholder terkait.

Target kesepakatan yang terimplementasikan pada tahun 2017 sebanyak 21

kesepakatan (85% dari 25 kesepakatan) yang ada di wilayah kerja masing-

masing Keasdepan, dan telah terealisasi sebanyak 23 kesepakatan.

Berdasarkan hasil tersebut, realisasi tahun 2017 adalah sebesar 92% dari

target 85% sehingga mempunyai kinerja 108%.

Jumlah 23 target kesepakatan yang terimplementasikan dengan negara-

negara dan lembaga-lembaga internasional yaitu dengan negara Jepang,

China, Singapura, Timor Leste, Amerika Serikat, Australia, Chile, Peru, Rusia,

Iran, Yunani, G20, JCM, JICA, ASEAN, BIMP-EAGA, IMT-GT, dan APEC.

Sementara kesepakatan yang belum tercapai di tahun 2017 adalah

Page 24: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

22

kesepakatan dengan Korea. Tertundanya pelaksanaan Pertemuan The 7th

Indonesia- Korea Working Level Task Force on Economic Cooperation (WLTF)

dan The 4th Joint Committee Meeting on Economic Cooperation RI-RoK

karena adanya situasi politik di negara mitra dan ketidaksesuaian jadwal

antara Pemerintah Indonesia dengan Negara mitra.

Kesepakatan yang telah terimplementasikan dalam kerja sama ekonomi

bilateral diantaranya adalah

1. Agreed minutes of the Third Meeting of High Level Economic Dialogue

between the Government of the Republic of Indonesia and the Government

of the Peoples Republic of China, merupakan hasil dari pertemuan tingkat

menteri antara Indonesia yang diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekoomian dengan RRT yang diwakili oleh State Councillor People

Republic of China. Sebelum dilaksanakan pertemuan tingkat menteri ini,

telah dilakukan rapat koordinasi internal masing-masing Negara, dilanjutkan

dengan pertemuan tingkat senior officials guna pembahas perkembangan

kerja sama kedua Negara. Pertemuan yang fokus terhadap peningkatan

kerja sama di bidang perdagangan, investasi, industri, keuangan, energi,

infrastruktur, pertanian dan perikanan, dan e-commerce serta upaya

mengatasi hambatan kerja sama dibidang tersebut. Implementasi dari hasil

kesepakatan ini adalah kesepakatan pendanaan pembangunan infrstruktur

yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) between

Ministry of Finance of the Republic of Indonesia dan Ministry of Commerce

of People Republic of China.

Page 25: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

23

the Third Meeting of High Level Economic Dialogue between the Government of the Republic ofIndonesia and the Government of the Peoples Republic of China

2. Pada kerja sama ekonomi Indonesia-Amerika,kedua negara menyetujui

untuk meningkatkan status hubungan bilateral dari kemitraan koprehensif

menjadi kemitraan strategis, khususnya pada bidang perdagangan dan

investasi diwujudkan diantaranya melalui penandatanganan 11 (sebelas)

kesepakatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan perusahaan:

Applied materials, Exxon Mobil, General Electric, Greenbelt Resources,

Halliburton, Honeywell, Lockheed Martin, NextGen, Pacific Intra Capital

LLC, PowerPhase dan Ormat.

Reinforcement Trade Investment Framework Agreement (TIFA) Indonesia-

Amerika, merupakan penguatan forum dialog bilateral untuk mendiskusikan

permasalahan terkait perdagangan dan investasi, implementasi berupa

penyampaian draft non paper Reinforcement TIFA dengan usulan

restrukturisasi format dengan melibatkan sektor swasta melalui peleburan

CD kedalam TIFA.

3. Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-

CEPA) ditandatangani pada tanggal 14 Desember 2017 oleh Menteri

Perdagangan kedua Negara, dan menyepakati bahwa Chile akan

meghapus 7.669 pos tarif (PT) atau setara dengan 89% pos tarifnya saat IC

CEPA berlaku. Dari 7.669 PT tersebut, 6.704 PT diantaranya tarifnya akan

langsung 0% dan sisanya akan dihapuskan secara bertahap hingga tahun

ketujuh. Beberapa produk unggulan ekspor Indonesia yang memperoleh

tarif 0% tersebut antara lain adalah alas kaki, ban, lemari pendingin,

peralatan militer, otomotif, produk perikanan, tekstil, minyak sawit, biofuel,

kertas, kopi, teh, furnitur dan perhiasan. Berdasarkan kesepakatan tersebut

pengenaan tarif 0% diharapkan dapat semakin mendorong peningkatan

ekspor produk-produk unggulan Indonesia untuk masuk dan kompetitif di

pasar Chile.

Kerja sama Indonesia-Chili bersifat komplementer sehingga berpotensi

membawa keuntungan bagi sektor riil baik untuk eksportir (akses pasar),

produsen (bahan baku murah), dan konsumen (alternatif produk

Page 26: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

24

konsumsi).m Lebih spesifik, IC-CEPA diproyeksikan akan memberi

keuntungan bagi sektor perindustrian (alas kaki, TPT, peralatan mesin)

serta pertanian (karet). Sementara itu, sektor yang berpotensi mengalami

kerugian adalah perikanan (salmon, pakan ikan), perindustrian (produk

pupuk), serta pertanian (buah anggur segar). Beberapa dampak positif yang

langsung dapat dirasakan oleh konsumen dan pengusuha Indonesia antara

lain: a) memperoleh bahan baku dengan tarif 0%. b) mendukung industri

HOREKA (Hotel, Restaurant, Katering) c) menambah pilihan produk

berkualitas

4. Protokol Pertemuan ke-3 Working Group on Trade, Investment and Industry

(WGTII) RI-Rusia, merupakan hasil dari Pertemuan WGTII RI-Rusia yang

mendiskusikan berbagai hal terutama untuk mendorong kemajuan kerja

sama strategis antara Indonsia dan Rusia, khususnya dibidang

perdagangan, investasi dan industry. Protokol WGTII merupakan salah satu

implementasi dari hasil Sidang Komisi Bersama (SKB) RI- Rusia. Hasil yang

dicapai diantaranya:

- Terkait kerjasama Transportasi dan Infrastruktur, pengembangan proyek

pembangunan jaringan kereta api di Kalimantan Timur yang telah

disepakati sebelumnya, Indonesia telah melakukan perubahan pada

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2009 menjadi PP Nomor 6

Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dimana

penetapan Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian

Umum tanpa melalui mekanisme lelang apabila seluruh investasi tidak

melibatkan APBN atau APBD serta tanpa jaminan dari pemerintah.

Selanjutnya pihak Indonesia mengharapkan agar pihak Rusia dapat

segera menyelesaikan seluruh persyaratan untuk merubah status operasi

menjadi kereta api umum.

- Pihak Indonesia berkomitmen untuk bekerjasama dengan pihak Rusia di

sektor Palm oil sekaligus mendorong pihak Rusia untuk mendukung

segala upaya bagi peningkatan nilai perdagangan palm oil dan berbagai

produk turunannya termasuk pembentukan Asosiasi Minyak Nabati

Indonesia-Rusia serta MoU dibidang kerjasama kelapa sawit.

Page 27: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

25

- Dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan Rusia ke Indonesia

diinformasikan bahwa telah dibuka 10 destinasi wisata baru selain Bali.

Untuk itu, kedua belah pihak membahas pentingnya penerbangan

langsung antara kedua Negara sebagai pendukung pengembangan

kepariwisataan.

5. Agreed Minutes Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-12 RI- Iran terkait

pembentukan Bilateral Payment Arrangement (BPA) RI-Iran. Sejak

pengenaan sanksi oleh PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai akibat

program pengembangan senjata nuklir, hubungan ekonomi Iran hampir

terputus dengan dunia Internasional, termasuk dengan Indonesia.

Perdagangan bilateral RI-Iran yang terus mengalami penurunan, yang

disebabkan karena terputusnya hubungan perbankan dan keuangan kedua

Negara. Untuk memulihkan hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Iran,

hasil dari pertemuan Sidang Komisi Bersama (SKB) RI-Iran, yang tertuang

dalam Agreed Minutes SKB, kedua Negara sepakat untuk memfasilitasi

transaksi keuangan pelaku usaha dari kedua Negara. Implementasi dari

kesepakatan ini adalah dengan menginisiasi pembentukan Bilateral

Payment Arrangement (BPA) Indonesia-Iran. Pembentukan BPA Indoensia-

Iran membutuhkan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank

Indonesia dan Kementerian Keuangan dan draft BPA Indonesia-Iran masih

dalam pembahasan lebih lanjut.

6. Joint Leaders Statement of the 10th IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand

Growth Triangle) Summit, merupakan hasil kesepakatan para Kepala

Negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (tingkat kepala Negara) IMT-GT.

Pencapaian kerja sama IMT-GT berdasarkan pada Implementation

Blueprint 2012-2016 menunjukkan perkembangan yang positif dan

memberikan gambaran pentingnya peranan wilayah yang masuk dalam

kerja sama IMT-GT terhadap ASEAN. Beberapa perkembangan proyek

terkait dengan Indonesia, antara lain: a) pengembangan pelabuhan di

Sumatera yaitu Pelabuhan Belawan dan Krueng Geukeuh; b)

pembangunan jalan tol Sumatera, dimana ruas jalan yang sudah dilakukan

ground breaking adalah ruas Medan-Binjai dan Bakaheuni-Indralaya, c)

peningkatan jalan yang menghubungkan Pekanbaru-Dumai untuk

Page 28: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

26

mendukung pembukaan operasionalisasi Ro-Ro Dumai Malaka. Disepakati

pula penyusunan University Network (UNINET) Strategic Action Plan 2017-

2021, untuk mendukung pencapaian tujuan kerja sama IMT-GT melalui

pengembangan sumber daya manusia. Pelaksanaan proyek Green Cities

Action Plan (GCAP) yang merupakan inisiatif dari Chief Ministers and

Governors Forum (CMGF) dengan diimplementasikannya pada 5 (lima)

Kota sebagai kota percontohan, yaitu: Melaka (Malaysia), Songkla dan Hat

Yai (Thailand) serta Batam dan Medan (Indonesia). Kerja sama terkait

dengan komoditas kelapa sawit melalui organisasi CPOPC mengingat

bahwa wilayah IMT-GT merupakan ladang sawit.

7. Joint Leaders Statement of 12th BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-

Indonesia-Malaysia-Philippine East ASEAN Growth Area) Summit. Salah

satu isu yang menonjol dalam kerja sama ekonomi sub-regional adalah sub-

regional connectivity, yang diharapkan mendukung terwujudnya regional

connectivity. Salah satu implementasi dari Joint Leaders Statement BIMP-

EAGA adalah peluncuran perdana konektivitas laut Roll-On/Roll-Off atau

Ro-Ro antara Davao-General Santos-Bitung yang sekaligus merupakan

tonggak penting sekaligus simbol persahabatan dan kemitraan dalam

sejarah hubungan antara Indonesia dan Filipina. Peresmian peluncuran

yang dilaksanakan pada tanggal 30 April 2017 dalam Rangkaian KTT

BIMP-EAGA ke-12. Tahun 2016 nilai perdagangan antara kedua Negara

Page 29: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

27

meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan

Indonesia sendiri mengalami surplus 4,45 Milyar US$.

Pelayaran ini akan mengurangi waktu tempuh pengangkutan barang dan

orang antar dua wilayah tersebut, dari lima minggu menjadi dua setengah

hari, sehingga diharapkan dapat memberikan peluang dan bisnis baru bagi

masyarakat di kedua wilayah tersebut. Kapal yang melayani rute ini adalah

Super Shuttle Ro-Ro 12, di awal peluncuran dengan membawa komoditas

berupa tepung terigu. Sedangkan untuk kapal berbendera Indonesia

adalah KM Gloria 28 dengan membawa muatan dari Sulawesi Utara adalah

furniture, sementara yang dibawa dari Davao adalah peralatan dapur,

karbon aktif dan perlengkapan Natal. Saat ini sedang diupayakan berbagai

langkah untuk memanfaatkan dan menghidupkan rute pelayaran ini antara

lain dengan negosiasi harga maupun perubahan regulasi yang diperlukan.

8. G20 Digital Economy Ministerial Declaration. Indonesia menekankan

pentingnya peranan teknologi digital dalam mengatasi permasalahan global

yang dihadapi oleh hampir seluruh Negara di dunia, yaitu ketimpangan

ekonomi dan social yang diakibatkan oleh tidak meratanya wealth

distribution di tengah masyarakat. Untuk itu kesepakatan ini

diimplementasikan dengan pembentukan G20 Digital Economy Hub for

Emerging Economies sebagai sarana untuk bertukar best practices dan

pengembangan model bisnis inovatif yang dapat berdampak pada

penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.

9. Kesepakatan the 6th and 7th Joint Committee Meeting, dimana Joint

Committee (JC) merupakan implementasi dari hasil Bilateral Cooperation on

the Joint Crediting Mechanism (JCM) for the Low Carbon Growth

Partnership antara Pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian dan Pemerintah Jepang, yang diwakili

oleh Menteri Luar Negeri. Kesepakatan ini merupakan kerjasama untuk

mitigasi perubahan iklim dimana sebagai pelaku utama adalah sektor bisnis

kedua Negara dengan didukung subsidi dari Pemerintah Jepang yang

memungkinkan untuk memperoleh teknologi terkini yang dapat dijalankan

melalui proyek JCM di Indonesia. JC Meeting membahas usulan metodologi

dan proyek baru, pendaftaran proyek, penerbitan kredit maupun berbagai

Page 30: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

28

isu penting lainnya. Kedua pertemuan tersebut menghasilkan persetujuan

metodologi terkait Energy Saving air Jet Loom, Replacement of

Conventional Burners dan Reduction of Energy Consumption; registrasi

atas proyek Reduction of Energy Consumption di Bekasi, Jawa Barat serta

pemberian dispensasi waktu untuk penyelesaian proyek Solar Power PV

Generation di Jakabaring Sport Center.

(2). Persentase (%) rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalam

rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA).

MEA turut berperan menjaga stabilitas ekonomi nasional seiring semakin

terintegrasinya perekonomian 10 negara anggota ASEAN. MEA merupakan

prioritas program kerja sama ekonomi internasional Indonesia yang harus

dioptimalkan, dimana selain memberikan peluang juga merupakan tantangan

kepada Indonesia. Daya saing nasional merupakan isu utama yang perlu

mendapat perhatian dari seluruh elemen masyarakat

1. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian telah menghasilkan beberapa

rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalam rangka memenuhi

komitmen Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), melalui

tercapainya target kesepakatan MEA dalam pilar ekonomi dan Strategic

Action Plan ASEAN yang terselesaikan beserta kondisi ekonomi makro

ASEAN yang stabil dan terjaga. Hal ini sejalan dengan posisi Kemenko

Perekonomian sebagai AEC Council Indonesia.

2. Perekonomian ASEAN tumbuh 4,8% pada tahun 2016 dengan nilai GDP

sebesar USD 2,55 triliun. Perekonomian ASEAN diproyeksikan tumbuh 5%

di tahun 2017 dan 5,1% pada tahun 2018. Total perdagangan barang di

ASEAN mencapai USD 2,24 triliun pada tahun 2016, dimana 23,1%

merupakan perdagangan intra-ASEAN. RRT, EU, dan Jepang merupakan 3

mitra dagang utama ASEAN dengan kontribusi masing-masing sebesar

16,5%, 10,4%, dan 9,0%. Total perdagangan jasa di ASEAN mencapai

USD 643,4 miliar pada tahun 2016, dimana 16,6% merupakan perdagangan

intra-ASEAN. Penanaman modal asing di ASEAN pada tahun 2016

Page 31: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

29

mencapai USD 98,04 miliar. Sumber investasi terbesar di ASEAN adalah

Uni Eropa (32,9%), intra-ASEAN (25,2%), AS (12,5%), dan Jepang (11,8%)

3. Dalam kaitannya dengan proses implementasi AEC Blueprint 2025, setelah

disahkannya AEC Blueprint 2025, metode penghitungan tingkat integrasi

ekonomi ASEAN menggunakan AEC 2025 Monitoring and Evaluation

Framework untuk memonitor dan mengevaluasi AEC 2025 Consolidated

Strategic Action Plan (CSAP). Para Menteri AEC Council mendapatkan

penjelasan mengenai kemajuan dari implementasi prioritas AEC tahun 2017

yang mencakup 118 measures. Para Menteri AEC Council menekankan

pentingnya update berkala atas implementasi AEC baik di tingkat ASEAN

dan masing-masing negara sehingga dapat memantau perkembangan

implementasi baik di tingkat nasional dan regional. Untuk Indonesia dan

beberapa ASEAN lainnya measures yang harus dipenuhi hanya 117 dan

telah diimplementasikan sebanyak 61 measures oleh ASEAN. Indonesia

telah mengimplementasikan sebanyak 83 dari 117 measures (70,9%) dalam

Prioritas Tahunan 2017 (implementasi tertinggi di ASEAN).

4. Sejalan dengan masa Keketuaan ASEAN oleh Filipina tahun 2017, terdapat

Priority Deliverables yang dikelompokkan ke dalam 3 strategic measures

yakni: (i) Increasing Trade and Investment, Increasing Trade and

Investment, (ii) Integrating MSMEs in the Digital Economy, (iii) Developing

an Innovation-Driven Economy dengan penjelasan sebagai berikut:

The ASEAN-Wide Self-Certification Scheme

Skema ASEAN-Wide Self-Certification Scheme akan memfasilitasi

penggunaan ATIGA (ASEAN Trade in Goods Agreement), sehingga

dapat berkontribusi dalam pengurangan biaya transaksi di ASEAN

sebesar 10%.

Dengan skema ini, eksportir tidak perlu mendapatkan Certificate of

Origin Form (Form ATIGA), pada skema ini memungkinkan Certified

Exporter menerbitkan invoice declaration untuk barang yang diekspor.

Skema ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari 1st Pilot Project

Self Sertification (SCPP1) pada tahun 2011 dan 2nd Pilot Project Self

Sertification (SCPP2) pada Tahun 2014. Brunei, Singapura, Malaysia,

Kamboja, Myanmar dan Thailand merupakan peserta SCPP1 dimana

Page 32: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

30

perusahaan peserta adalah trader. Sedangkan Indonesia, Laos,

Filipina, Thailand dan Vietnam merupakan peserta pada SCPP2,

dimana perusahaan peserta adalah produsen.

ASEAN telah menyepakati 5 (lima) elemen penting skema ASEAN-

Wide Self Certification (SC). Implementasi ASEAN-Wide SC

diharapkan akan berkontribusi signifikan dalam meningkatkan intra-

trade ASEAN dan menurunkan biaya transaksi di ASEAN sebesar

10% pada tahun 2020.

Micro, Small and Medium Enterprises

Peningkatan akses terhadap pembiayaan usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) merupakan strategi kunci berdasarkan Cetak Biru

(Blueprint) ASEAN 2025. Blueprint menyerukan “pembiayaan

ekosistem yang ditingkatkan” di wilayah yang menguntungkan UMKM,

dengan memperbaiki lingkungan kebijakan dan menerapkan langkah-

langkah yang mendorong pembiayaan alternative dan non-tradisional;

mempromosikan inklusi keuangan dan kemampuan UMKM untuk lebih

terlibat dalam system keuangan.

Sejalan dengan semangat Blueprint, Rencana Aksi Strategis ASEAN

untuk Pembangunan UKM 2016-2025 (SAPSMED 2025) telah

mengidentifikasi peningkatan akses UMKM terhadap keuangan

sebagai satu dari lima tujuan strategis. Rencana tersebut mengakui

kebutuhan untuk mengembangkan Kerangka Kerja mengenai akses

terhadapa pembiayaan UMKM dengan meningkatkan pemahaman

dan memperkuat infrastruktur pembiayaan tradisional, memperbaiki

lingkungan kebijakan dan mendorong pembiayaan alternative dan

non-konvensional, meningkatkan sumber pembiayaan dan

pembiayaan berbasis diversifikasi serta memperkuat fasilitas

pembiayaan ekspor.

Technology and Innovation

Pengembangan Technology dan Innovation merupakan salah satu

economic priority deliverables dibawah kepemimpinan Filipina 2017

yang mengusung tema “Inclusive, Innovation-led Growth”. Konsep

Deklarasi tersebut dibahas pada pertemuan the ASEAN Committee on

Page 33: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

31

Science and Technology. Deklarasi tersebut juga sudah disetujui oleh

semua Menteri Ristek ASEAN (Science and Technology Ministers of

ASEAN Member States pada waktu pertemuan ke-17 ASEAN

Ministerial Meeting on Science and Technology (AMMST-17), tanggal

20Oktober 2017 di Nay Pyi Taw, Myanmar. Tujuan penyusunan

deklarasi ini adalah untuk mengoptimalkan manfaat dari sains dan

teknologi untuk memacu kreatifitas dan innovasi, guna mendukung

pertumbuhan inklusif dan peningkatan daya saing di wilayah ASEAN.

(3). Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang

ditindaklanjuti.

Sepanjang tahun 2017, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional mempunyai target kesepakatan yang dapat ditindaklanjuti

sebanyak 16 kesepakatan atau 85% dari 19 kesepakatan, dengan realisasi 19

kesepakatan. Sehingga realisasinya mencapai sebesar 100% dari target 85%

atau mempunyai kinerja 118% .

Tindak lanjut kesepakatan dalam kerjasama baik secara bilateral, regional,

sub regional dan multilateral, diantaranya adalah :

Summary of Discussion on the Way Forward on Indonesia-Japan

Economic Partnership Agreement (IJEPA) Auto Tariff Issue and General

Review, yang merupakan hasil kesepakatan dari forum pre-negosiasi

general review IJEPA, dimana rekomendasinya telah ditindaklanjuti oleh

Kementerian Perdagangan, ditandai dengan telah berjalannya General

Review (GR) IJEPA yang telah memasuki putaran ke-6

Agreed minutes of the Third Meeting of High Level Economic Dialogue

(HLED) between the Government of the Republic of Indonesia and the

Government of the Peoples Republic of China, merupakan hasil

kesepakatan dari Forum HLED RI-RRT. Kesepakatan ini telah

ditindaklnajuti oleh Kemenko Perekonomian dan Kedutaan Besar China

di Jakarta dengan penyelenggaraan sosialisasi perijinan tenaga kerja

asing (TKA) di Indonesia, dimana hal ini bertujuan untuk pencegahan

dan penanggulangan masuknya TKA RRT illegal ke Indonesia.

Page 34: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

32

Outcome dari kegiatan ini agar TKA RRT illegal di Indonesia dapat

berkurang, untuk peningkatan kerja sama perdagangan RI-RRT dan

peningkatan kerja sama keuangan.

Kawasan Industrial Kendal (KIK)

Merupakan proyek kerja sama antara PT Jababeka Tbk (Indonesia) dan

Sembcorp Development (Singapura) dan tercatat sebagai salah satu

proyek Strategis Nasional (PSN) yang diresmikan oleh Presiden Jokowi

(Indonesia) dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada bulan

November 2016 dan telah ditindaklanjuti. Hingga November 2017, KIK

telah menarik 35 investor dari Indonesia, Singapura, Malaysia dan

Jepang, dengan total investasi sebesar 6,2 triliun rupiah dan

menciptakan kurang lebih 5.400 pekerja.

KIK memiliki target pada tahap I, yaitu 300 perusahaan bergabung dan

nilai investasi dapat mencapai kurang lebih Rp. 130 triliun dengan

potensi tenaga kerja kurang lebih 500.000 pekerja. Namun terdapat

beberapa kendala yang dihadapi oleh KIK, antara lain: investor

mempersoalkan keberlangsungan pasokan listrik karena dapat

menyebabkan operasional terganggu, hal ini merupakan salah satu

keraguan investor untuk bergabung dalam KIK; masih memerlukan

percepatan jalur trasnmisi gas dan perlunya moda angkutan laut, untuk

mendukung kegiatan industri, sedangkan tidak ada akses yang memadai

menuju Pelabuhan Tanjung Mas maupun Pelabuhan Kendal.

Pada Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic

Partnership Agreement (IA-CEPA), Vocational Education and Training

(VET) disepakati menjadi salah satu early outcomes. Adapun bidang

VET tersebut meliputi pendidikan vokasi sektor pariwisata dan

perhotelan, tenaga kerja kesehatan, pertanian, industry dan lingkungan

hidup. Menindaklanjuti hasil perundingan tersebut, Tim Keperawatan

Indonesia dibawah Kementerian Kesehatan telah melakukan pertemuan

dengan Australian Nursing and Midwifery Acreditation Council (ANMAC)

untuk mendiskusikan lebih lanjut kerja sama VET di bidang kesehatan.

Selanjutnya akan ditunjuk beberapa sekolah kejuruan (vokasi) sebagai

pilot project VET dalam kerangka IA-CEPA

Page 35: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

33

Kesepakatan kerja sama pembiayaan, Joint Crediting Mechanism (JCM)

for Low Carbon Growth Partnership, yang merupakan kerjasama untuk

mitigasi perubahan iklim, dengan didukung subsidi dari Pemerintah

Jepang, memungkinkan untuk memperoleh teknologi terkini yang dapat

dijalankan melalui proyek JCM di Indonesia. Namun demikian

berdasarkan kesepakatan tersebut terbuka juga bagi kerjasama city-to-

city, dimana pemerintah daerah dapat berkolaborasi dalam upaya terkait

perubahan iklim. Dalam kerja sama ini JCM dapat mendukung

pembiayaan untuk studi kelayakan maupun bantuan teknis.

Kesepakatan ini ditindaklanjuti oleh 1) Pemerintah Kota Surakarta,

dengan proposal kerjasama city-to-city cooperation dari Kyoto pada

program Eco Village dan program pembersihan Sungai Begawan Solo;

2) Semarang dan Toyama, diawali dari tergabungnya kedua kota pada

100 Resilient Cities, untuk meningkatkan ketahanan terhadap berbagai

tantangan dari alam, sosial dan ekonomi.

Perubahan Permendag 87/2015 menjadi Permendag 81/2017 terkait

dengan impor Barang Tertentu untuk Mendukung Operasionalisasi RoRo

Bitung-Davao/Gensan

Peresmian peluncuran perdana jalur pelayaran RoRo Bitung-General

Santos-Davao oleh Presiden RI dan Presiden Filipina dilakukan pada

tanggal 30 April 2017. Pembukaan jalur pelayaran ini merupakan salah

satu wujud nyata kerja sama Indonesia dan Filipina untuk meningkatkan

konektivitas laut dan mendukung target peningkatan perdagangan dalam

kawasan BIMP-EAGA sebesar 10% di tahun 2025. Diharapkan juga

akan meningkatkan kerja sama bidang ekonomi serta mendukung

proyek tol laut Inodnesia bagian timur, yang sejalan dengan program

nasional Indonesia, yaitu pembangunan Kelautan dan kemaritiman.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendukung

keberlanjutan rute ini adalah perubahan Permendag No. 87 Tahun 2015

yang telah diubah menjadi Permendag No 81 Tahun 2017 dan

diumumkan secara langsung oleh Menteri Perdagangan pada saat

pertemuan dengan para pengusaha di Manado tanggal 29 Oktober 2017.

Berdasarkan Permendag yang baru, Pelabuhan Bitung telah

Page 36: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

34

diperbolehkan untuk melakukan impor untuk 7 (tujuh) komoditas yang

meliputi: (1) makanan & minuman, (2) pakaian jadi dan barang tekstil; (3)

elektronik; (4) Obat tradisional dan suplemen kesehatan; (5) kosmetik

dan perbekalan kesehatan rumah tangga; (6) alas kaki; dan (7) mainan

anak-anak.

Outcome/dampak yang diharapkan adalah keberlanjutan pelayaran rute

Bitung-Davao/General Santos dan peningkatan nilai perdagangan di

kedua wilayah.

(4). Persentase (%) rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kerja sama

ekonomi internasional yang ditindaklanjuti;

Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan untuk memonitor

pelaksanaan kebijakan yang telah disepakati berjalan sesuai dengan yang

diharapkan dan juga merupakan umpan balik terhadap kebijakan yang

dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan dan

peningkatan dalam pengambilan keputusan. Hal ini merupakan upaya untuk

meningkatkan efektifitas kegiatan dan efisiensi sumber daya yang dimiliki

untuk melaksanakan program kegiatan.

Pada hasil pelaksanaan kegiatan monev pada tahun 2017, Kedeputian VII

mencapai kinerja 118%. Target 23 rekomendasi monev yang ditindaklanjuti,

namun sudah 27 rekomendasi yang ditindaklanjuti, sehingga realisasi

mencapai 100% dari target 85% .

Beberapa rekomendasi hasil monev Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Internasional yaitu :

Rekomendasi untuk peningkatan volume perdagangan produk hortikultura

(ekspor salak) ke Selandia Baru, Kementerian Pertanian melalui Badan

Karantina Pertanian telah melakukan fasilitasi dan negosiasi dengan

Ministry of Primary Industry (MPI) New Zealand untuk mendapatkan akses

pasar salak ke Selandia Baru.

Rekomendasi pengembangan kerjasama di bidang transportasi massal,

pelabuhan, UKM kreatif hingga kerjasama Smart City untuk kota Surabaya,

ditindaklanjuti dengan dimasukannya usulan tersebut ke dalam Agreed

Page 37: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

35

Minutes SKB RI-Rusia bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan

Teknik serta Protokol Pertemuan ke-4 Working Group on Trade, Investment

and Industry (WGTII) RI-Rusia.

Pada kerja sama IMT-GT, peran dan tanggung jawab dari Pemerintah

Daerah sangat penting dalam menumbuhkembangkan kegiatan kerja sama

ekonomi sub-regional di daerah masing-masing. Untuk itu perlu adanya

Sekretariat Daerah yang akan menjadi koordinator pelaksanaan

proyek/program IMT-GT. Rekomendasi untuk pembentukan Sekretariat

Daerah (Setda) Kerja Sama IMT-GT di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi dengan menyepakati

pembentukan Setda dimaksud dan masih dalam proses penyusunan

struktur organisasinya.

Diharapkan dengan terbentuknya Sekretariat Daerah kerja sama IMT-GT di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sekretariat ini akan menjadi

koordinator implementasi berbagai proyek IMT-GT di Bangka Belitung.

Rekomendasi pendirian pusat studi ASEAN (PSA) di Berbagai Universitas.

Pusat studi ASEAN merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah dan

universitas/perguruan tinggi dalam menghadapi Masyarakat ASEAN, yang

didirikan atas prakarsa Kementerian Luar Negeri. PSA diharapkan

memberikan wawasan serta memotivasi mahasiswa untuk lebih memiliki

orientasi ASEAN, bukan hanya nasional, dalam memasuki Blueprint ASEAN

Economic Community (AEC) 2025. Berbagai isu yang dapat menjadi obyek

kajian antara lain: isu social, keamanan serta ekonomi di tingkat-tingkat

Negara ASEAN. PSA memiliki sumber daya, fasilitas, narasumber, peneliti,

jaringan kerja, refernsi dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan.

Outcome/dampak yang diharapkan dari pendirian PSA ini adalah

riset/kajian yang telah dan akan dilakukan oleh kalangan akademisi, dapat

menjadi rujukan/rekomendasi/policy brief kepada pemerintah serta

Sekretariat ASEAN dalam menyusun strategi kebijakan yang lebih baik,

guna meningkatkan daya saing perekonomian nasional di kawasan ASEAN

dan global. Namun PSA tidak dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan ASEAN.

Page 38: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

36

Pada tahun 2016, jumlah PSA sebanyak 44 di berbagai universitas dan

meningkat menjadi 47 PSA pada tahun 2017.

Kegiatan monev yang dilakukan bertujuan untuk menggali potensi investasi danperdagangan yang ada di masing-masing provinsi maupun kabupaten, serta

meninjau kesesuaian proyek/program kerjasama dengan kesepakatan padaperjanjian dibidang kerja sama ekonomi baik bilateral, sub regional, regionalmaupun multilateral.

(5). Persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil

kerjasama ekonomi internasional.

Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan yang telah

dilakukan oleh Deputi VII kepada stakeholder terkait. Dengan mengikuti

sosialisasi ini diharapkan para peserta dapat mengetahui, memahami dan

memanfaatkan berbagai kegiatan kerja sama ekonomi bilateral, multilateral

dan regional yang telah dilaksanakan oleh Deputi VII Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian serta untuk mendapat masukan dari stakeholder, terkait

kebijakan kerja sama ekonomi internasional. Sosialisasi merupakan

Page 39: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

37

representasi dari berbagai kerjasama ekonomi Internasional yang telah

dilakukan oleh Deputi VII Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Kegiatan ini memberikan kontribusi secara langsung bagi pertumbuhan

ekonomi nasional melalui peningkatan investasi, peningkatan volume ekspor

dan perdagangan serta pengendalian terhadap stabilitas harga.

Sosialisasi yang dilaksanakan di tahun 2017 adalah sosialisasi hasil-hasil kerja

sama ekonomi Asia; hasil-hasil Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-11 RI-Rusia

bidang kerja sama perdagangan, ekonomi dan teknik; kerja sama antara

Indonesia dan Iran; kerja sama Indonesia dan Afrika; kerja sama ASEAN; kerja

sama ekonomi Sub Regional; proyek Jakabaring Sport City Mega Solar Power

Plant Project. Selain sosialisasi, dilaksanakan juga seminar diplomasi ekonomi

Indonesia: partisipasi Indonesia dalam forum G20 dan hasil Konferensi Tingkat

Tinggi (KTT) G20 Tahun 2017; serta Focus Group of Discussion (FGD) terkait

Education and Training dalam kerangka IA-CEPA, Implementation hasil G20

pada kerja sama regional dan bilateral

Terhadap IKU ini Deputi VII mencapai realisasi 88% dari target yang

ditetapkan dan menunjukkan kinerja 104% .

Melalui sosialisasi/seminar dan FGD ini, diharapkan para peserta dapat

berperan aktif dalam mengkritisi maupun memberikan masukan bagi

peningkatan kualitas kinerja Deputi VII, sekaligus memberikan masukan atas

kebijakan kerja sama ekonomi internasinal yang dilakukan oleh Pemerintah.

Outcome dari sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi internasionalyang dilakukan adalah Pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi danmasyarakat dapat mengetahui hasil-hasil kerja sama ekonomiinternasional dan diharapkan dapat memanfaatkan peluang kerja samatersebut khususnya di bidang perdagangan dan investasi.

Pada tahun 2017, Indonesia sebagai tuan rumah untuk penyelenggaraan beberapa

Pertemuan Tingkat Menteri, diantaranya: The 7th Ministerial Meeting of Six

Economic Working Groups The Republic of Indonesia and The Republic of

Singapore; Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand

Growth Triangle) ke-23 dan BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-

Page 40: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

38

Philippine East ASEAN Growth Area) ke-21 sebagai tindak lanjut dari Pertemuan

Tingkat Kepala Negara baik IMT-GT maupun BIMP-EAGA.

The 7th Ministerial Meeting of Six Economic Working Groups The Republicof Indonesia and The Republic of Singapore

Pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia dan

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, yang diselenggarakan pada

tanggal 28 Juli 2017 di Jakarta. Sebelum diselenggarakannya pertemuan

tingkat menteri, terlebih dahulu dilaksanakan Senior Official Meeting of The

Indonesia-Singapore Six Bilateral Economic Working Groups (6 WG SOM),

dimana Indonesia dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional – Kemenko Perekonomian, sedangkan Singapura dipimpin oleh

Permanent Secretary Ministry of Trade and Industry. Pertemuan ini guna

menindaklanjuti hasil-hasil pertemuan Liaders’ Retreat antara Presiden RI dan

Perdana Menteri Singapura di Semarang pada bulan November 2016 dan

membahas perkembangan kerja sama WG dan penyusunan Summary of

Discussion of SOM (Senior Officials Meeting) yang akan dilaporkan pada

pertemuan tingkat menteri.

Pertemuan tingkat menteri ini melaporkan perkembangan dari keenam working

groups dibidang i) Batam, Bintan, Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi

Khusus; ii) investasi; iii) transportasi; iv) Pariwisata; v) ketenagakerjaan; dan vi)

agribisnis. Pada kesempatan ini dilaksanakan juga penandatanganan Nota

Kesepakatan mengenai Pembentukan Dewan Bisnis Indonesia-Singapura

(Indonesia-Singapore Business Council). Nota kesepakatan ini bersifat G to B

yang melibatkan BKPM dan KADIN Indonesia dengan pihak Singapore

Economic Development Board dan Singapore Business Federation.

Page 41: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

39

Menyaksikan Penandatanganan Nota KesepakatanPembentukan Dewan Bisnis Indonesia-Singapura

Pembentukan dewan Bisnis

Indonesia-Singapura merupakan

tindak lanjut dari Pertemuan

Leaders’ Retreat tahun 2016,

dengan tujuan mendorong dan

memfasilitasi perdagangan maupun

investasi kedua Negara dan

sekaligus penguatan jaringan sector

swasta dari kedua negara

Pertemuan Tingkat Menteri Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle(PTM IMT-GT) ke-23.

Rangkaian PTM IMT-GT ke-23 diselenggarakan di Pangkalpinang, Bangka

Belitung pada tanggal 26-29 September 2017, didahului dengan pertemuan

tingkat National Secretariat dan Senior Officials Meeting guna memfinalisasi

bahan pertemuan tingkat menteri dan penajaman laporan masing-masing

working group. Penyelenggaraan ini merupakan kerja sama Kemenko Bidang

Perekonomian, dalam hal ini Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia,

Menteri Transportasi Thailand, Direktur Jenderal Asian Development Bank

(ADB) dan Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN, serta perwakilan dari instansi-

instasni terkait dari masing-masing Negara anggota IMT-GT.

Page 42: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

40

Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-23 di Bangka, Kepulauan Riau.Menteri IMT-GT, Senior Officials IMT-GT, ADB dan Direktur CIMT

Hasil dari pertemuan ini disepakati dalam dokumen Joint Statement IMT-GT,

dengan isu utama, antara lain terkait:

• Isu strategis kerja sama sektor pariwisata, IMT-GT didukung oleh ADB

telah menyusun sebuah kerangka strategis dalam bidang pairwisata yaitu

Tourism Startegic Framework 2017-2036 and Implementation Plan

201702021. Kerangka kerja strategis dimaksud akan menjadi panduan

dalam pengemangan sektor pariwisata dan mempromosikan papriwisata

lintas-batas dengan mengedepankan IMT-GT sebagai paket destinasi

wisata tunggal yang berkelanjutan, inklusif serta kompetitif sehingga

mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di wilayah IMT-GT.

Selain itu para Menteri IMT-GT juga sepakat untuk mendorong kerja

sama konektivitas udara di wilayah IMT-GT, untuk itu akan dilakukan

review terhadap MoU on Air Linkages yang ada saat ini, yang

ditandatangani pada tahun 1995 dengan mengakomodasi berbagai

perubahan yang terjadi.

• Sustainable Urban Development Framework (SUDF), para Menteri

menyepakati penyusunan SUDF yang akan mendukung Green Cities

Initiatives (GCI) dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai

pengaruh besar dan dapat diaplikasikan ke berbagai kota yang ada

diwilayah IMT-GT.

Page 43: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

41

• Perkembangan proyek-proyek infrastruktur IMT-GT yang tercantum

dalam Physycal Connectivity Projects (PCPs) dengan nilai US$ 47 milyar

menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Beberapa proyek dari

Indonesia sampai dengan bulan September 2017 juga mengalami

perkembangan ke arah positif, seperti: pembangunan jalan tol trans-

Sumatera, pembangunan LRT di Palembang dan rencana kerja sama

antar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan melibatkan KEK Sei

Mangke, Tanjung Api-Api dan Tanjung Kelayang.

• Pada tingkat Working Group, yang berjumlah 6 (enam), yaitu: Pertanian,

Pariwisata, Perdagangan & Investasi, Transportasi & ICT, Sumber Daya

MAnusia dan Produk & Jasa Halal, telah menyelesaikan penyusunan

rencana kerja dan target yang akan dicapai masing-masing untuk

periode 2017-2021. Untuk mendukung implementasi dan pencapaian

target Vision IMT-GT 2036, maka telah disepakati pembentukan 3 (tiga)

Sub Kelompok Kerja; i) Statistik; ii) Kepabeanan, Imigrasi dan Karantina;

dan iii) Informasi dan Teknologi Komunikasi.

• Jaringan kerja sama antar universitas di wilayah IMT-GT yang dikenal

dengan IMT-GT University Network (UNINET), telah menyelesaikan

UNINET Strategic Action Plan (USAP) yang merupakan rencana kerja

UNINET dibidang pembangunan sosial dan ekonomi di kawasan sub-

regional dan pengembangan inovasi dan ide berbasis ilmu pengetahuan

untuk mendukung pemangku kepentingan IMT-GT. Kerja sama UNINET

ini mencakup 23 universitas di wilayah IMT-GT, Indonesia menyertakan

11 universitas.

• Para Menteri sepakat untuk menugaskan ADB selaku mitra kerja sama

IMT-GT untuk bersinergi dengan secretariat IMT-GT (CIMT) dalam

berbagai bidang kerja sama, khususnya dalam pengembangan konsep

SUDF dan penerapan Rencana Aksi Kota Hijau (GCAP) di wilayah IMT-

GT, pembuatan profil perdagangan dan investasi dan penyusunan

skema bantuan maupun feasibility study untuk proyek konektivitas

termasuk identifikasi pendanaan potensialnya di wilayah IMT-GT.

Page 44: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

42

Retreat Meeting Menteri IMT-GT Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT

Pertemuan Tingkat Menteri BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippine East ASEAN Growth Area) ke-21.

Diselenggarakan pada tanggal 2-3 Desember 2017 di Tarakan, Kalimantan

Utara. Pertemuan didahului dengan Senior Officials’ Meeting (SOM) BIMP-

EAGA, yang dipimpin oleh SOM Indonesia, untuk menajamkan laporan masing-

masing pimpinan cluster (Agribusiness, Trade and Investment Facilitation,

Environment, Power and Energy, Tourism, ICT dan Transport Cluster).

Pertemuan ini dihadiri oleh Wakil Menteri luar Negeri dan Perdagangan Brunei

Darussalam, Wakil Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Menteri

Pembangunan Mindanao Filipina, Direktur Jenderal Asian Development Bank

(ADB) dan Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN, serta perwakilan instansi-

instansi terkait dari masing-masing Negara anggota BIMP-EAGA.

Hasil dari isu utama yang dibahas pada pertemuan tersebut, adalah:

• Perkembangan Kerja Sama BIMP-EAGA, diantaranya:

Proyek-proyek dalam Priority Infrastructure Projects (PIPs) sejumlah US$

21,4 milyar menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan

dengan berbagai tahap yang berbeda. Proyek-proyek ini meliputi:

pembanguanan dan peningkatan jalan, jembatan, pelabuhan, Bandar

udara, kelistrikan, fasilitasi perdagangan maupun informasi teknologi.

Terdapat 4 (empat) proyek yang telah selesai dilaksanakan pada tahun

2017, yaitu: i) pengembangan jalan Pontianak-Entikong di Indonesia; ii)

Page 45: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

43

Bandara Mukah-Brunei Darussalam; iii) Pelabuhan Billiluyan-Filipina; dan

iv) Bandara Puerto Princessa-Filipina. Adapun proyek konektivitas yang

menjadi prioritas Indonesia, antara lain: pembangunan tol Manado-

Bitung, Samarinda-Balikpapan, pembangunan perbatasan di Kalimantan

Barat, Kawasan Ekonomi Khusus Bitung, pelabuhan Bitung, pelabuhan

Maskassar dan lain sebagainya.

Masing-masing Cluster melaporkan capaian masing-masing selama

tahun 2017, yaitu: pariwisata, perdagangan dan investasi, transportasi,

ketenagalistrikan, ICT, pertanian, lingkungan hidup serta kebudayaan

dan pendidikan, ayng menunjukan hasil yang positif.

Dalam rangka menunjang konektivitas udara, maka disepakati

pembukaan 3 (tiga) rute baru, yaitu Pontianak (Indonesia) - Kuching

(Malaysia) oleh Air Asia pada Juni 2017; Pontianak (Indonesia) – Miri

(Malaysia) oleh Express Air dan Balikpapan (Indonesia) – Bandara Seri

Begawan (Brunei) pada Desember 2017. Disamping itu juga ditunjuk 5

(lima) pelabuhan udara yang akan melayani rute baru, yaitu: Sandakan

(Malaysia), Juwata-Tarakan, Supadio-Pontianak, Sam Ratulangi-Manado

dan Adi Soemarmo-Surakarta (Indonesia).

Konektivitas Laut dengan rute Bitung-Davao-General Santos yang telah

di launching oleh Presiden RI dan Presiden Filipina pada 30 April 2017,

diharapkan akan dapat berkelanjutan dengan telah ditunjuknya kapal

Gloria 28 (Indonesia) untuk mendukung rute ini. Disamping itu,

disepakati akan dibuka rute baru yaitu Kudat (Malaysia) – Palawan

(Filipina) dan Bongao – Lahad Datu (Filipina) pada tahun 2018 dengan

diawali pembentukan Task Force.

Interkoneksi ketenagalistrikan antara Sabah-Kalimantan Utara menjadi

agenda penting untuk dapat segera ditindaklanjuti oleh kedua Negara

dalam mendukung ketersediaan sumber dya listrik. Sementara terdapat 5

(lima) jaringan interkoneksi baru yang dimintakan kepada ADB untuk

dapat dilakukan Pre-Feasibility Study.

Sebagai upaya menciptakan ketahanan pangan melalui strategi pilar

Food Basket, disepakati pengembangan pada 5 (lima) komoditas utama,

Page 46: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

44

yaitu: kelapa, padi, udang, rumput laut dan ternak. Terkait ini, Indonesia

mengusulkan komoditas lain yang mempunyai potensi besar untuk

dikembangkan seperti: lada dan coklat.

• Mekanisme Implementasi BIMP-EAGA Vision (BEV) 2025, telah disepakati

sehingga diharapkan semua proyek yang diusulkan dapat berjalan dengan

efektif dan efisien. Terdapat beberapa inisiatif yang diusulkan memerlukan

pertemuan beberapa cluster secara bersama seperti: pariwisata-

transportasi; pariwisata-sosial kebudayaan; pariwisata-perdagangan-

lingkungan; pariwisata-lingkungan-pertanian maupun ICT – Small Medium

Enterprices (SMED)

• Pengembangan dan Perluasan Koridor Ekonomi BIMP-EAGA, sesuai

arahan dari pertemuan kepala Negara dalam KTT BIMP-EAGA ke-12,

perluasan koridor ekonomi sebagai pendorong utama perekonomian

dengan menggunakan pendekatan kewilayahan dan fokus pada sektor

prioritas. Saat ini terdapat 2 koridor ekonomi, yaitu West Borneo Economic

Corridor (WBEC) yang berbasis pengembangan wilayah darat dan Greater

Sulu Sulawesi Economic Corridor (GSCS) yang berbasis pengembangan

wilayah laut. Target yang ingin dicapai adalah peningkatan nilai

perdagangan, investasi, industri, pariwisata dan sektor UMKM guna

memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat. Indonesia

mengusulkan pengembangan koridor dapat dilakukan pada daerah yang

bearda di perbatasan maupun yang mempunyai potensi yang sangat besar

seperti Makassar, Papua dan Maluku. Hasil studi kelayakan Sabah-

Kalimantan Utara mengenai pengembangan kawasan perbatasan

memberikan referensi untuk melakukan studi di wliayah lain.

• Inisiasi Pengembangan Kota Hijau (Green Cities Initiative-GCI) dalam

BIMP-EAGA adalah bertujuan untuk mewujudkan wilayah perkotaan yang

layak huni, ramah lingkungan, kompetitif secara ekonomi dan sejahtera

secara sosial. Sejauh ini, kota Kendari-Indonesia telah menyelesaikan

tahap pertama dengan menyusun Green Cities action Plan (GCAP).

Masing-masing Negara telah menunjuk 2 (dua) kota baru yang

berkomitmen untuk ikut serta pada inisiasi tersebut, yakni Bandar Seri

Page 47: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

45

Bagawan (Brunei); Pontianak dan Tomohon (Indonesia), Kota Kinabalu dan

Kuching (Malaysia), Davao dan General Santos (Filipina).

Guna mendukung sasaran strategis Kedeputian VII, selain dari manfaat yang

mempunyai daya ungkit tinggi di atas, dapat dilihat pada Lampiran Capaian Target

Indikator Kinerja Utama Tahun 2017.

Capaian kinerja dalam tahun 2017 merupakan tindak lanjut dari rekomendasi

kebijakan yang dituangkan dalam Laporan Kinerja Tahun 2016, demikian

seterusnya, sehingga capaian kinerja bersifat kontinuitas sebagaimana tercantum

dalam Renstra Deputi VII Tahun 2015-2019. Hal tersebut dapat dilihat pada

analisis capaian kinerja dari waktu ke waktu.

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA DARI WAKTU KE WAKTU

Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 target untuk persentase (%)

kesepakatan kerjasama ekonomi internasional yang terselesaikan rata-rata sama,

yaitu sebesar 85% dengan realisasi tahun 2014 sebesar 92%; 94% di tahun 2015;

82,6% tahun 2016 dan di tahun 2017 sebesar 92%, sehingga rata-rata capaian

kinerja berkisar antara 97-120%. Realisasi di tahun 2017 mengalami peningkatan,

walaupun terdapat pertemuan bilateral yang ditunda pelaksanaannya.

Persentase (%) rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalam

rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

realisasi tahun 2014 sebesar 75% dari target 60%, tahun 2015 realisasi meningkat

menjadi 100% dari yang ditargetkan sebesar 75%, di tahun 2016 realisasi 88,89%

dari target 80% menurun dikarenakan adanya pemotongan anggaran dan

selfblocking anggaran yang dilakukan di tahun 2016, dan di tahun 2017 mengalami

peningkatan menjadi 100%. Sehingga kinerja pada tahun 2014 sebesar 125%;

tahun 2015 kinerja mencapai 133%; tahun 2016 sebesar 111% dan di tahun 2017

mencapai 118%.

Persentase (%) rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kerja sama

ekonomi internasional yang ditindaklanjuti pada tahun 2014, realisasi sebesar 81%;

ditahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 92% dari yang ditargetkan sebesar

85%; tahun 2016 sebesar 88,10% dari target 85% dan di tahun 2017 realisasi

Page 48: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

46

mencapai 100%. Sehingga capaian kinerja ditahun 2014 adalah 97%; tahun 2015

sebesar 108%; ditahun 2016 sebesar 104% dan 118% pada tahun 2017.

Untuk persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil

kerja sama ekonomi internasional,realisasi di tahun 2014 adalah 85%; tahun 2015

sebesar 83%; tahun 2016 sebesar 86,80% dan 88% di tahun 2017, dengan target

pemahaman peserta sebesar 85%. Capaian kinerja ditahun 2014 mencapai 100%;

tahun 2015 sebesar 98%; tahun 2016 102% dan di tahun 2017 sebesar 104%.

Dengan pemahaman peserta terhadap hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional

yang meningkat dari tahun ke tahun, diharapkan juga peserta/stakeholder dapat

memanfaatkan kerja sama dan memberi masukan terhadap pelaksanaan

kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah.

Capaian kinerja dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Capaian Kinerja dari Tahun 2014 – 2017

Indikator KinerjaRealisasi

2014 2015 2016 2017

Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomi internasionalyang terselesaikan 115% 110% 97% 108%

Persentase (%) rekomendasi hasil penguatan daya saingnasional dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia dalamMEA

125% 133% 111% 118%

Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomi internasionalyang ditindaklanjuti 101% 97% 118%

Persentase (%) rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kerjasama ekonomi internasional yang ditindaklanjuti 97% 108% 104% 118%

Persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomi internasional 100% 97,60% 102% 104%

Komposisi capaian kinerja dari Tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 adalah

sebagai berikut:

Grafik 3.2 Capaian Kinerja Tahun 2014 – 2017

Page 49: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

47

Peningkatan capaian kinerja capaian kinerja Deputi VII tahun 2017, dapat

tercapai karena perencanaan dan koordinasi dengan stakeholder terkait terlaksana

dengan lebih baik sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancer. Namun

tingginya capaian kinerja bukan berarti pekerjaan berjalan tanpa hambatan.

Terdapat faktor-faktor penghambat kinerja Deputi VII, yaitu:

Adanya perbedaan kepentingan di antara pemangku kepentingan di dalam

negeri, hingga perbedaan kepentingan masing-masing Negara dalam proses

penyusunan kesepakatan baik tingkat bilateral, regional & sub regional serta

multilateral, yang mengakibatkan proses pembahasan kesepatakan

memakan waktu lebih lama. Selain itu, kendala-kendala teknis seperti

Jadwal pertemuan kerja sama ekonomi internasional juga memerlukan

kesesuaian waktu antara 2 (dua) negara atau lebih serta situasi dan kondisi

dalam negeri suatu negara, sehingga terdapat beberapa penyelenggaraan

pertemuan bilateral yang tertunda.

Perlunya koordinasi dan sinkronisasi yang lebih intensif antara pemerintah

pusat dan daerah serta pola pikir masyakarkat dan pelaku usaha yang belum

melihat secara keseluruhan potensi dan peluang serta manfaat yang dapat

diraih dalam keterbukaan pasar global.

Kendala bahasa juga menjadi salah satu faktor tidak aktifnya pemerintah

daerah pada forum-forum internasional, misalnya pada pertemuan BIMP-

Page 50: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

48

EAGA dan IMT-GT yang seharusnya daerah lebih aktif dalam memanfaatkan

peluang kerja sama ekonomi yang ada, serta

Adanya keterbatasan anggaran. Keadaan ini yang membuat Deputi VII

harus memilih kegiatan/forum secara cermat sesuai dengan urgensinya

terhadap kepentingan nasional.

Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut, telah dilakukan langkah-langkah

efisiensi dan efektitas komunikasi dengan pemangku kepentingan pada forum

bilateral, regional & sub regional serta multilateral dan memilih isu-isu yang

dianggap lebih prioritas dan strategis, juga lebih membangun komunikasi dengan

pemerintah daerah dan pemangku kepentingan agar dapat aktif terlibat dalam

kegiatan/kerja sama ekonomi internasional dan memanfaatkan hasil-hasil

kesepakatan ekonomi internasional. Untuk perbaikan kinerja selanjutnya, Deputi VII

akan meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait sebelum

mengikuti/menyelenggarakan forum internasional guna menyamakan persepsi,

menyelaraskan kepentingan dan membuat perencanaan kegiatan yang lebih

matang.

D. REALISASI ANGGARAN

Pada tahun 2017, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional mendapat Pagu Anggaran Awal sebesar Rp. 13.550.000.000,-

(sesuai dengan pagu anggaran di dokumen Perjanjian Kinerja). Setelah dikurangi

pemotongan anggaran & adanya penambahan anggaran untuk penyelenggaraan 2

(dua) Pertemuan Kerja Sama Ekonomi Sub Regional, total pagu anggaran Deputi

VII menjadi Rp. 14.192.749.000,-. Karena itu pagu anggaran yang digunakan dalam

laporan kinerja Deputi VII adalah pagu setelah penambahan. Realisasi yang

dimanfaatkan sebesar Rp. 13.958.596.938,- atau terserap 98,35%. Dari sasaran

yang ditargetkan, telah dapat diwujudkan dengan baik, dilihat dari indikator kinerja

yang digunakan.

Realisasi Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi

Internasional tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Page 51: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

49

1. Pagu Anggaran tahun 2017 adalah sebesar Rp. 14.192.749.000,- dengan

rincian sebagai berikut:

a. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Asia, sebesar Rp. 2.800.000.000,-

b. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Amerika & Pasiik, sebesar

Rp. 1.775.000.000,-

c. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Eropa, Afrika dan Timur Tengah, sebesar

Rp. 2.425.000.000,-

d. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Regional dan sub Regional, sebesar Rp.

4.692.749.000,-

e. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Multilateral dan Pembiayaan, sebesar Rp.

2.500.000.000,-

2. Realisasi Anggaran per tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.

13.958.596.938 atau sebesar 98,35% dari pagu anggaran, dengan rincian

sebagai berikut:

a. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Asia, sebesar Rp. 2.766.593.102,-

b. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Amerika & Pasifik, sebesar Rp.

1.747.127.094,-

c. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Eropa, Afrika dan Timur Tengah, sebesar

Rp. 2.339.474.774,-

d. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Regional dan sub Regional, sebesar Rp.

4.641.448.784,-

e. Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Multilateral dan Pembiayaan, sebesar Rp.

2.463.953.184,-

Realisasi anggaran perkegiatan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel dan grafik

sebagai berikut:

Page 52: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

50

Tabel 3.3 Tabel Realisasi Anggaran Per Kegiatan Tahun Anggaran 2017

No Kegiatan Pagu Anggaran(Rp)

Realisasi

Anggaran (Rp) %

1 Koordinasi Kebijakan Bidang KSE Asia 2.800.000.000,- 2.766.593.102,- 98,81%

2 Koordinasi Kebijakan Bidang KSEAmerika Pasifik 1.775.000.000,- 1.747.127.094,- 98,43%

3 Koordinasi Kebijakan Bidang KSEEropa, Afrika dan Timur Tengah 2.425.000.000,- 2.339.474.774,- 96,47%

4 Koordinasi Kebijakan Bidang KSERegional & Sub Regional 4.692.749.000,- 4.641.448.784,- 98,91%

5 Koordinasi Kebijakan Bidang KSEMultilateral & Pembiayaan 2.500.000.000,- 2.463.953.184,- 98,56%

Total Realisasi 14.192.749.000 13.958.596.938,- 98,35%

Grafik 3.3 Realisasi Anggaran per-Kegiatan Tahun Anggaran 2017

Sedangkan anggaran dan realisasi belanja per-output Tahun anggaran 2017

dapat dilihat pada table berikut ini:

Page 53: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

51

Tabel 3.5 Anggaran dan Realisasi Per Out-put Tahun Anggaran 2017

Sasaran Strategis Kegiatan

Pagu Anggaran

( Rp )

Realisasi

Anggaran (Rp) %

Terwujudnya

kordinasi dan

sinkronisasi

kebijakan bidang

kerja sama ekonomi

internasional

Koordinasi dansinkronisasi KSE Asia

2.157.730.000 2.142.553.144 99,30%

Koordinasi dansinkronisasi KSEAmerika & Pasifik

1.300.057.000 1.283.187.152 98,70%

Koordinasi dansinkronisasi KSEEropa, Afrika danTimur Tengah

1.998.050.000 1.956.513.678 97,92%

Koordinasi dansinkronisasi KSERegional dan SubRegional

4.447.396.000 4.410.240.303 99,16%

Koordinasi dansinkronisasi KSEMultilateral danpembiayaan

1.976.956.000 1.965.737.332 99,43%

Terwujudnya

pengendalian

kebijakan di bidang

kerja sama ekonomi

internasional

Pengendaliankebijakan di bidangKSE Asia

161.600.000 156.935.500 97,11%

Pengendaliankebijakan di bidangKSE Amerika & Pasifik

246.700.000 241.626.823 97,94%

Pengendaliankebijakan di bidangKSE Eropa, Afrika &Timur Tengah

125.550.000 119.789.350 95,41%

Pengendaliankebijakan di bidangKSE Regional & SubRegional

50.000.000 49.003.800 98,01%

Pengendaliankebijakan di bidangKSE Multilateral &Pembiayaan

116.670.000 99.602.354 85,37%

Page 54: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

52

Sasaran Strategis Kegiatan

Pagu Anggaran

( Rp )

Realisasi

Anggaran (Rp) %

Terwujudnya

pemahaman peserta

atas materi

sosialisasi hasil-

hasil kerja sama

ekonomi

internasional

Sosialisasi hasil-hasilkerja sama ekonomiAsia

109.600.000 107.256.790 97,86%

Sosialisasi hasil-hasilkerja sama ekonomiAmerika & Pasifik

228.243.000 222.313.119 97,40%

Sosialisasi hasil-hasilkerja sama ekonomiEropa, Afrika & TimurTengah

301.400.000 263.171.746 87,32%

Sosialisasi hasil-hasilkerja sama ekonomiRegional & SubRegional

195.353.000 182.204.681 93,27%

Sosialisasi hasil-hasilkerja sama ekonomiMultilateral &Pembiayaan

406.374.000 398.613.508 98,09%

Berdasarkan capaian kinerja dan realisasi anggaran tahun 2017, Kedeputian

VII telah melakukan efisiensi anggaran yang secara langsung ataupun tidak

langsung berpengaruh pada capaian kinerja. Efisiensi anggaran dilakukan dengan

mengurangi rapat diluar kantor dan diluar kota, membatasi jumlah perjalanan dinas

dengan jumlah orang yang terbatas, serta melalui kerjasama dalam pelaksanaan

kegiatan dan anggarannya.

Page 55: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

53

BAB IVPENUTUP

Secara Umum, capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama

Ekonomi Internasional (Deputi VII) selama tahun 2017 telah memenuhi target

kinerja yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja Deputi VII. Deputi VII mempunyai

fungsi untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan kerja

sama ekonomi internasional, dalam melaksanakan kegiatannya tidak hanya

tergantung dari kesiapan kementerian / lembaga pemerintah dan swasta Indonesia

namun juga sangat tergantung pada kegiatan negara mitra kerja sama, oleh sebab

itu rencana kegiatan yang disusun di awal tahun juga perlu mempertimbangkan

kesediaan negara mitra.

Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan kerja sama ekonomi international

antara pemerintah pusat dan daerah juga perlu ditingkatkan, serta perbaikan

regulasi yang mendukung program-program penguatan dan peningkatan investasi

dibidang-bidang strategis. Dan perlu ditingkatkannya kegiatan sosialisasi, agar

stakeholder lebih memahami dan dapat memanfaatkan peluang kerja sama

internasional.

Peningkatan kerja sama dengan negara mitra akan berdampak pada

peningkatan indikator ekonomi seperti perdagangan dan investasi. Upaya Deputi VII

untuk meningkatkan indikator ekonomi dilakukan dengan mempererat kerja sama

ekonomi dengan negara mitra maupun dalam lingkup kerja sama bilateral, regional,

sub regional dan multilateral, melalui agreement, agreed minutes, MOU, joint

statement yang dilakukan sesuai tahapan kerja sama internasional yang berlaku

umum. Dengan melaksanakan tahapan proses kerja sama ekonomi yang telah

dilakukan, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan baik secara mandiri

maupun bersama-sama dengan kementerian/lembaga terkait, dalam bentuk rapat

koordinasi antar kementerian/lembaga, sosialisasi, focus group dicussin (FGD)

serta monitoring dan evaluasi.

Dalam pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut, Deputi VII senantiasa

berupaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja melalui upaya perencanaan,

Page 56: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

54

pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi, sebagai bagian untuk mewujudkan

reformasi birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Page 57: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

`

Definisi : Mengukur hasil kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yangdisetujui/ditandatangani dalam pertemuan/perundingan internasional yangdilaksanakan oleh stakeholder terkait

Satuan : %

Teknik Menghitung : % terimplementasikan = Jumlah kesepakatan yang dilaksanakan (L) dibagijumlah kesepakatan yang disetujui (S) dalam pertemuan/perundinganinternasional dikalikan 100%.Formula:

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : Asdep KSE Asia; Amerika dan Pasifik; Eropa, Afrika dan Timur Tengah;Regional & Sub Regional; Multilateral & Pembiayaan

Periode Data IKU : Semesteran

Definisi : Jumlah rekomendasi yang dihasilkan untuk peningkatan dayasaing nasional dalam rangka menghadapi MEA

Komitmen Indonesia dalam MEA : pemenuhan janji(tindakan/kegiatan) Indonesia dalam integrasi MasyarakatEkonomi ASEAN

Satuan : %

TeknikMenghitung

: Jumlah rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalamrangka memenuhi komitmen Indonesia dalam MEA (R) dibagijumlah komitmen Indonesia dalam MEA (K) dikalikan 100%.Formula:

R/K x 100 %

Sifat DataIKU

: Maximize

Sumber Data : Asdep Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional

Periode DataIKU

: Semesteran

Persentase Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Internasional yangterimplementasikan

ManualPerhitungan

IKU Deputi VII1

Persentase rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalamrangka memenuhi komitmen Indonesia dalam MEA

ManualPerhitungan

IKU Deputi VII2

Page 58: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

Periode DataIKU

: Semesteran

KeteranganLain

: -

Definisi :

Mengukur kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yangtelah disetujui/ditandatangani dalam pertemuan/perundinganinternasional dan ditindaklanjuti melalui rapat koordinasi denganstakeholder terkait

Satuan : %

TeknikMenghitung :

% ditindaklanjuti = jumlah kesepakatan yang ditindaklanjuti (R)dibagi jumlah kesepakatan yang diselesaikan (T) dikalikan 100%.Formula:

Sifat DataIKU : Maximize

Sumber Data : Asdep KSE Asia; Amerika dan Pasifik; Eropa, Afrika dan TimurTengah; Regional & Sub Regional; Multilateral & Pembiayaan

Periode DataIKU : Semesteran

Definisi :Mengukur jumlah rekomendasi hasil monitoring dan evaluasiterhadap hasil kerjasama ekonomi internasional yangdilaksanakan oleh stakeholder terkait

Satuan : %

TeknikMenghitung :

Jumlah rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi terhadap hasilkerjasama ekonomi internasional yang dilaksanakan (R) dibagijumlah monitoring dan evaluasi terhadap hasil kerjasamaekonomi internasional yang ditargetkan (T) dikalikan 100%.Formula:

Persentase Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Internasional yangDitindaklanjuti

ManualPerhitungan

IKU Deputi VII3

Persentase rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kerja samaekonomi internasional yang ditindaklanjuti

ManualPerhitungan

IKU Deputi VII4

Page 59: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

Sifat DataIKU : Maximize

Sumber Data : Asdep KSE Asia; Amerika dan Pasifik; Eropa, Afrika dan TimurTengah; Regional & Sub Regional; Multilateral & Pembiayaan

Periode DataIKU : Semesteran

Periode DataIKU : Semesteran

KeteranganLain : -

Definisi :

Mengukur indikator tingkat pemahaman peserta sosialisasiterhadap hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional yangdipaparkan Hasil kuisioner yang dibagikan kepada peserta sosialiasi

terhadap pemahaman materi hasil-hasil kerja sama ekonomiinternasional

Data kualitatif dengan skala likert:Kurang paham (1), cukup paham (2), paham (3), sangat paham(4)

Satuan : %

TeknikMenghitung :

Jumlah peserta sosialiasi yang memahami (P) materi hasil-hasilkerja sama ekonomi internasional dibagi dengan jumlah pesertaseluruhnya (T) dikalikan 100%Formula:

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : Asdep KSE Asia; Amerika dan Pasifik; Eropa, Afrika dan TimurTengah; Regional & Sub Regional; Multilateral & Pembiayaan

Periode DataIKU : Semesteran

Persentase Pemahaman Peserta atas Materi Sosialisasi Hasil-hasilKerjasama Ekonomi Internasional

ManualPerhitungan

IKU Deputi VII5

6

Page 60: LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ... · Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Isntansi Pemerintah, sebagaimana

s.d. SemesterI (Januari s.d.

Juni)

s.d. Semester II(Januari s.d.Desember)

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Persentase (%) kesepakatan kerjasamaekonomi internasional yangterimplementasi

85% 44% 92% 108%

Target kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang terimplementasi adalah 85%dari 25 Kesepakatan (21 kesepakatan). Karena adanya situasi politik di salah satu negaramitra dan ketidaksesuaian jadwal antara pemerintah Indonesia dengan negara mitra,sehingga tercapai 23 kesepakatan.

Persentase (%) rekomendasi hasilpenguatan daya saing nasional dalamrangka memenuhi komitmen Indonesiadalam MEA

85% 60% 100% 118%Penguatan daya saing nasional dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam MEA(Masyarakat Ekonomi ASEAN) dapat tercapai dengan tercapainya kesepakatan MEA dalampilar Ekonomi dan kesepakatan Strategic Action Plan ASEAN

Persentase (%) kesepakatan kerjasamaekonomi internasional yang ditindaklanjuti 85% 38,89% 100% 118%

Total kesepakatan kerjasama ekonomi internasional yang ditindaklanjuti tahun 2017sebanyak 19 kesepakatan, sementara Target di tahun 2017 sebesar 85% ( 16 kesepakatan ),sehingga capaian kinerja mencapai 118%

Persentase (%) rekomendasi hasilmonitoring dan evaluasi kerjasamaekonomi internasional yang ditindaklanjuti

85% 42,86% 100% 118%Target rekomendasi hasil monev yang ditindaklanjuti sebanyak 23 rekomendasi ( 85% dari26 rekomendasi), sedangkan total rekomendasi di tahun 2017 sebanyak 27 rekomendasidan capaian kinerja sebesar 118%.

Terwujudnya pemahamanpeserta atas materisosialisasi hasil-hasilkerjasama ekonomiinternasional

Persentase (%) pemahaman peserta atasmateri sosialisasi hasil-hasil kerjasamaekonomi internasional

85% 80,00% 88% 104%Pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomi internasional rata-rata sebesar 88% dari 85% yang ditargetkan. Sedangkan sosialisasi yang dapatdiselenggarakan sebanyak 14 sosialisasi di beberapa provinsi

Realisasi s.d. Semester II 2017Target Tahun 2017

% CapaianKinerja *)

Realisasi Tahun 2017

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017Unit: Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional

Keterangan (Capaian Kinerja s.d. Desember)

(g)

*) menghitung kinerja Tahun2017 :

Terwujudnya pengendaliankebijakan di bidangkerjasama ekonomiinternasional

Terwujudnya koordinasi dansinkronisasi kebijakan dibidang kerjasama ekonomiinternasional

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target2017