laki n 2 0 1 5 - kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip ppu 2015.pdf · 2019....

93
DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, FEBRUARI 2016 LAKIN (LAPORAN KINERJA INSTANSI) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA 2 0 1 5

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, FEBRUARI 2016

    LAKIN (LAPORAN KINERJA INSTANSI)

    DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

    2 0 1 5

  • i

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    KATA PENGANTAR

    Laporan Kinerja Instansi (LAKIN) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015 merupakan perwujudan pertanggungjawaban

    pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan

    dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor

    61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian.

    Pada bulan Maret 2015 telah disahkan Perjanjian Kinerja (PK) yang

    merupakan dokumen pernyataan kinerja antara Direktur Jenderal

    Perkebunan dan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha dalam

    rangka meningkatkan pelayanan masyarakat yang meliputi: (a)

    Pembinaan pascapanen tanaman semusim, (b) Pembinaan pascapanen

    tanaman rempah dan penyegar, (c) Pembinaan pascapanen tanaman

    tahunan, (d) Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan, (e)

    Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan, (f) Koordinasi pelaksanaan

    penanganan pascapanen dan pembinaan usaha.

    Kinerja keuangan pelaksanaan kegiatan dukungan penanganan

    pascapanen dan pembinaan usaha pada tahun 2015 sebesar

    Rp. 41.865.342.589,- dari total pagu anggaran sebesar

    Rp. 47.777.599.000,- atau mencapai 87,63 % dengan capaian fisik

    seluruhnya 90,72 %. Capaian kinerja per kegiatan utama secara

    berurutan adalah kegiatan Koordinasi kegiatan penanganan pascapanen

    dan pembinaan usaha sebesar 100,00 %, diikuti kegiatan Peralatan

    Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan sebesar 92,81 %,

    kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha sebesar 81,87 %, kegiatan Layanan Perkantoran

  • ii

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    sebesar 80,91 %, kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan

    sebesar 76,90 %, dan kegiatan Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik

    Perkebunan sebesar 76,54 %.

    Dokumen LAKIN Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun

    2015 ini tersusun atas dukungan dan kerjasama yang sinergis dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami

    mengucapkan terima kasih semoga dokumen ini dapat menjadi

    pertanggungjawaban kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015.

    Jakarta, Februari 2016

    Direktur Pengolahan dan Pemasaran

    Hasil Perkebunan,

    Ir. Dedi Junaedi, M.Sc

    Nip. 19620601 198603 1 001

  • iii

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    Laporan Kinerja Instansi (LAKIN) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015 merupakan perwujudan pertanggungjawaban

    pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan

    dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor

    61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian.

    Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia

    Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN &

    RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman

    Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah.

    Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015-2019, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) Memfasilitasi peningkatan

    kertersedian dan penerapan teknologi pascapanen budidaya tanaman

    tahunan, rempah penyegar dan semusim; (2) Memfasilitasi peningkatan,

    mutu, nilai tambah dan daya saing hasil perkebunan; (3) Memfasilitasi

    penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan; (4) Memfasilitasi

    pengelolaan sumber daya alam secara arif dan berkelanjutan serta

    mendorong pengembangan wilayah berwawasan lingkungan; (5)

    Memfasilitasi peningkatan peran sektor perkebunan sebagai penyedia

    lapangan kerja; (6) Memfasiltasi peningkatan kemampuan, kemandirian

  • iv

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    dan profesionalisme pelaku usaha perkebunan; (7) Memfasilitasi

    peningkatan dan penumbuhan kemitraan dan hubungan sinergi antar

    pelaku usaha perkebunan; dan (8) Meningkatkan pelayanan organisasi

    yang berkualitas.

    Sasaran strategis Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun

    2015 yaitu meningkatnya penerapan pascapanen dan pembinaan usaha

    perkebunan dengan indikator kinerja kegiatan adalah pembinaan

    pascapanen tanaman semusim, pembinaan pascapanen tanaman

    rempah dan penyegar, pembinaan pascapanen tanaman tahunan,

    penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan, pembinaan usaha

    perkebunan berkelanjutan, koordinasi pelaksanaan penanganan

    pascapanen dan pembinaan usaha.

    Atas dasar skala prioritas, ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan

    pembangunan perkebunan yang meliputi : (1) Revitalisasi perkebunan;

    (2) Swasembada gula nasional; (3) Penyediaan bahan tanaman sumber

    bakar nabati (bio-energy); (4) Gerakan peningkatan produksi dan mutu

    kakao nasional; (5) Pengembangan komoditas ekspor; (6)

    Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri; dan (7)

    Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan. Dari 7

    (tujuh) fokus kegiatan pembangunan perkebunan, Fokus kegiatan yang

    terkait dengan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha yaitu pada

    nomor 3 penyediaan bahan tanaman sumber bakar nabati

    (bioenergy) dan nomor 7 dukungan pengembangan tanaman

    perkebunan berkelanjutan.

    Indikator kinerja kegiatan yang digunakan adalah pembinaan

    pascapanen tanaman semusim, pembinaan pascapanen tanaman

  • v

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    rempah dan penyegar, pembinaan pascapanen tanaman tahunan,

    penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan, pembinaan usaha

    perkebunan berkelanjutan, koordinasi pelaksanaan penanganan

    pascapanen dan pembinaan usaha.

    Hasil pengukuran kinerja capaian sasaran kegiatan (Output) yang

    meliputi capaian kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja/Rencana

    Kinerja Tahun 2015 yaitu (a) Pembinaan pascapanen tanaman semusim

    mencapai 9 (sembilan) kelompok tani dari target 9 (sembilan) kelompok

    tani atau mencapai 100,00 % dengan kategori sangat berhasil, (b)

    Pembinaan pascapanen tanaman rempah dan penyegar mencapai 102

    kelompok tani dari target 102 kelompok tani atau mencapai 100,00 %

    dengan kategori sangat berhasil, (c) Pembinaan pascapanen tanaman

    tahunan mencapai 187 kelompok tani dari target 187 kelompok tani

    atau mencapai 100,00 % dengan kategori sangat berhasil, (d)

    Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan mencapai 46

    kasus dari target 42 kasus atau mencapai 109,52 % dengan kategori

    sangat berhasil, (e) Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan

    mencapai 32 provinsi dari target 32 provinsi atau mencapai 100,00 %

    dengan kategori sangat berhasil, (f) Koordinasi pelaksanaan

    penanganan pascapanen dan pembinaan usaha mencapai 17 dokumen

    dari target 17 dokumen atau mencapai 100,00 % dengan kategori sangat

    berhasil.

    Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2015-2019, untuk

    penanganan pascapanen sesuai GHP sebanyak 298 kelompok tani atau

    100,00 % dari target. Sedangkan untuk kegiatan pembinaan usaha

    perkebunan berkelanjutan mencapai 32 provinsi atau sebesar 100,00%

  • vi

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    dari target. Untuk penanganan gangguan usaha sebanyak 46 kasus

    sudah terlaksana dan sudah mencapai 109,52 %.

    Capaian kinerja 2015 apabila dibandingkan dengan capaian kinerja

    tahun 2014, untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen

    sesuai GHP mengalami peningkatan sebesar 33,78 % menjadi 133,78 %.

    Untuk perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan

    sertifikat ISPO mengalami peningkatan sebesar 6,10 % menjadi 106,10 %

    dan perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya mengalami

    penurunan sebesar 8,00 % menjadi 92,00 %.

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha dalam rangka mendukung

    pengembangan perkebunan tahun 2015 mendapat alokasi anggaran

    sebesar Rp. 47.777.599.000,- yang dimanfaatkan untuk mendukung

    pelaksanaan kegiatan di pusat dan di daerah. Alokasi anggaran untuk

    kegiatan pusat sebesar Rp. 7.437.423.000,- dan kegiatan daerah

    sebesar Rp. 40.340.176.000,-. Realisasi penyerapan anggaran

    pelaksanaan kegiatan dukungan penanganan pascapanen dan

    pembinaan usaha pada tahun 2015 sebesar Rp. 41.865.342.589,- dari

    total pagu anggaran Rp. 47.777.599.000,- atau mencapai 87,63 %

    dengan capaian fisik seluruhnya 90,72 %.

    Capaian kinerja per kegiatan utama secara berurutan adalah kegiatan

    Koordinasi kegiatan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha

    sebesar 100,00 %, diikuti kegiatan Peralatan Penanganan Pascapanen

    Tanaman Perkebunan sebesar 92,81 %, kegiatan Koordinasi, Pembinaan

    dan Monev Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha sebesar 81,87 %,

    kegiatan Layanan Perkantoran sebesar 80,91 %, kegiatan Pembinaan

  • vii

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Usaha Perkebunan Berkelanjutan sebesar 76,90 %, dan kegiatan

    Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan sebesar 76,54 %.

    Kegiatan utama yang serapan anggarannya dibawah 80% yaitu kegiatan

    penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan dan kegiatan

    pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan. Permasalahan yang

    mengakibatkan kurang efektif dalam penyerapan anggaran terhadap

    kegiatan tersebut adalah adanya efisiensi anggaran sesuai himbauan

    dari Presiden RI ke seluruh Kementerian/Lembaga Pemerintah untuk

    penghematan anggaran, sehingga pelaksanaan pertemuan pembinaan

    usaha, rekomtek dan gangguan usaha dan konflik perkebunan

    diselenggarakan di gedung/ruang rapat pemerintah sementara semula

    sudah dialokasikan untuk diselenggarakan di hotel.

  • viii

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR i IKHTISAR EKSEKUTIF iii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL x DAFTAR LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Organisasi 2 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 9 2.1. Perencanan Strategis Direktorat Pascapanen

    dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019 9

    2.1.1. Visi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    9

    2.1.2. Misi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    10

    2.1.3. Nilai-Nilai Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    10

    2.1.4. Tujuan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    11

    2.1.5. Sasaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    12

    2.1.6. Arah Kebijakan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    13

    2.1.7. Strategi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    14

    2.1.8. Kegiatan Utama Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    15

    2.1.9. Fokus Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    2.1.10. Output Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015-2019

    17

    18

    2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 18 2.2.1. Program Pembangunan Perkebunan 18

  • ix

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Tahun 2015 2.2.2. Sasaran Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha Tahun 2015 19

    2.2.3. Perjanjian Kinerja 22 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 26 3.1. Pengukuran Kinerja 26 3.1.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Rencana

    Kinerja Tahunan Nasional Tahun 2015 27

    3.1.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan Yang Dibiayai APBN

    3.1.3. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan di Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    28

    29

    3.2. Evaluasi Sasaran Pengembangan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan Tahun 2015 3.2.1. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian

    Sasaran Kegiatan RKT 2015 3.2.2. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian

    Kinerja Tahun 2014 3.2.3. Evaluasi Kinerja terhadap Sasaran

    Renstra

    31

    31

    32

    33

    3.3. Akuntabilitas Keuangan 33 3.4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut 38 3.4.1. Permasalahan 38 3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian 41 BAB IV PENUTUP 44 4.1. Kesimpulan 44 4.2. Saran dan Rekomendasi 46 LAMPIRAN 47

  • LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    x

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Sasaran dan Kinerja Utama Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    21

    Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

    Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    22

    Tabel 3. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha Tahun 2015 24

    Tabel 4. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha Tahun 2015 27

    Tabel 5. Capaian Sasaran Kegiatan yang Dibiayai APBN Tahun

    2015 28

    Tabel 6. Realisasi Kegiatan Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha Tahun 2015 30

    Tabel 7. Evaluasi Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan RKT 2015 31 Tabel 8. Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja Tahun 2015 32 Tabel 9. Capaian Serapan Anggaran Kegiatan Utama Ditjen

    Perkebunan 34

    Tabel 10. Rincian Realisasi Sasaran Anggaran Output Kegiatan

    Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun 2015

    38

  • xi

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Pengukuran Kinerja Tahun 2015

    (Berdasarkan Capaian Sasaran

    Kegiatan/Outputs Dari RKT)

    48

    Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    49

    Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Tahun 2015 (Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Outputs Sesuai PK)

    65

    Lampiran 4. Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015 Posisi 31 Desember 2015

    67

    Lampiran 5. Realisasi Kegiatan Daerah Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun Anggaran 2015

    68

    Lampiran 6. Realisasi Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun Anggaran 2015

    77

  • 1 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara

    ekonomis, ekologis dan sosial budaya mempunyai peranan penting

    dalam pembangunan nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39

    tahun 2014 tentang Perkebunan, pembangunan perkebunan bertujuan

    untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan

    penerimaan negara dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja;

    meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya saing; memenuhi

    kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan

    mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

    Sejalan dengan tuntutan otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam

    Undang-Undang Nomor 22 dan 25 tahun 1999 yang telah direvisi

    menjadi Undang-Undang Nomor 32 dan 33 tahun 2004 terakhir menjadi

    Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 serta peraturan pendukungnya,

    kebijakan pembangunan perkebunan ke depan harus mampu

    mengakomodir perubahan lingkungan strategis yang ada serta memilah

    tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh Pemerintah Pusat dan

    Pemerintah Daerah di dalam memberikan pelayanan optimal kepada

    para pelaku usaha perkebunan.

  • 2 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal kepada para pihak

    (Stakeholder) yang terlibat dalam usaha perkebunan, maka sesuai

    dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999

    tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang

    ditetapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)

    Republik Indonesia Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang

    disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

    Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29

    tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 telah ditetapkan bahwa setiap

    instansi pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja Instansi

    (LAKIN). LAKIN adalah bagian dari serangkaian proses restrukturisasi

    program dan kegiatan yang merupakan wujud pertanggungjawaban

    pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya,

    kebijakan dan program bagi instansi pemerintah sebagaimana

    diamanatkan pula dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor

    61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian.

    Penyusunan Laporan Kinerja Instansi (LAKIN) didasarkan atas Rencana

    Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan

    Kinerja (PK). Laporan ini disusun dengan format yang terdiri dari; 1)

    Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan dan

    Perjanjian Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja; 5) Bab IV Penutup

    dan Lampiran.

  • 3 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    1.2. Organisasi

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

    61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat

    Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian

    Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam

    melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai

    tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

    standardisasi teknis di bidang perkebunan”. Untuk melaksanakan

    tugas tersebut Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan

    fungsi :

    1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,

    perlindungan, dan pascapanen perkebunan;

    2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,

    perlindungan, dan pascapanen perkebunan;

    3) Penyusunan Norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

    perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;

    4) Pemberian bimbingan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,

    perlindungan, dan pascapanen perkebunan;

    5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.

    Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari

    Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Tanaman

    Semusim, Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat

  • 4 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Tanaman Tahunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan dan Direktorat

    Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, Direktorat

    Pascapanen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas: melaksanakan

    penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

    Norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan

    teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha

    perkebunan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Pascapanen

    dan Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi:

    1). Perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman rempah,

    penyegar, semusim, tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan

    berkelanjutan serta penanganan gangguan usaha dan konflik

    perkebunan;

    2). Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen tanaman rempah,

    penyegar, semusim, tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan

    berkelanjutan serta penanganan gangguan usaha dan konflik

    perkebunan;

    3). Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

    pascapanen tanaman rempah, penyegar, semusim, tahunan,

    bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan serta penanganan

    gangguan usaha dan konflik perkebunan;

    4) Pemberian bimbingan kebijakan di bidang pascapanen tanaman

    rempah, penyegar, semusim, tahunan, bimbingan usaha dan

  • 5 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    perkebunan berkelanjutan serta penanganan gangguan usaha dan

    konflik perkebunan;

    5). Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascpanen dan

    Pembinaan Usaha.

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha membawahi 4 (empat)

    Unit Eselon III yaitu : (1) Sub Direktorat Pascapanen Tanaman Semusim

    Rempah dan Penyegar, (2) Sub Direktorat Pascapanen Tanaman

    Tahunan, (3) Sub Direktorat Bimbingan Usaha dan Perkebunan

    Berkelanjutan dan (4) Sub Direktorat Gangguan Usaha dan Penanganan

    Konflik.

    Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut Direktorat

    Pascapanen dan Pembinaan Usaha berdasarkan pencermatan lingkungan

    strategis dengan menggunakan analisis Strength, Weakness,

    Opportunity, and Threat (SWOT) mempunyai kekuatan berupa :

    1) Tersedianya landasan hukum untuk penanganan pascapanen yaitu

    Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistim Budidaya

    Tanaman, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang

    Perkebunan, Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1986 Tentang

    Peningkatan Penanganan Pascapanen, Peraturan Menteri Pertanian

    Nomor 22 Tahun 2015 Tentang perubahan atas Peraturan Menteri

    Pertanian Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penanganan

    Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik dan Permentan

  • 6 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian.

    Disamping itu, tersedia pula landasan hukum untuk mendukung

    kegiatan pembinaan usaha perkebunan yaitu Undang-Undang

    Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,

    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

    Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang Nomor 12

    Tahun 1992 Tentang Sistim Budidaya Tanaman, Undang-Undang

    Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Undang-Undang Nomor

    39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan, Undang-Undang Nomor 32

    Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

    Hidup, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Konflik Sosial,

    Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna

    Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah, Permentan

    Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2009 tentang Pedoman Penilaian

    Usaha Perkebunan, Permentan Nomor

    14/Permentan/PL.110/2/2009 tentang Pedoman Pemanfaatan

    Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit, Permentan Nomor

    61/Kpts/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian, Permentan Nomor

    11/Permentan/OT.140/3/2015 tentang Sistem Sertifikasi Kelapa

    Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) dan Permentan Nomor

    98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha

    Perkebunan

  • 7 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    2) Tersedianya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencukupi,

    yaitu jumlah SDM pada tahun 2015 sejumlah 54 orang dengan

    kualifikasi pendidikan S2 : sebanyak 16 orang, S1 : sebanyak 17

    orang, Sarjana Muda/Diploma : sebanyak 2 orang, SLTA : sebanyak

    19 orang, dan SD : sebanyak 2 orang. Berdasarkan tingkat golongan

    terdiri atas Golongan IV sebanyak 5 orang, Golongan III sebanyak 43

    orang dan Golongan II sebanyak 8 orang. Tersedianya petugas

    penilai usaha perkebunan (pusat 26 orang dan daerah 611 orang).

    3) Tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kegiatan

    yaitu tersedianya perangkat komputer dan perlengkapannya,

    tersedianya furniture yang mencukupi (meja, kursi, lemari,

    kardeks), tersedianya jaringan komunikasi (telepon dan internet) di

    setiap ruang Eselon III, tersedianya data dan informasi perkebunan

    (statistik, leaflet, booklet data monitoring dan evaluasi, data

    penilaian usaha perkebunan).

    4) Tersedianya norma, standar, prosedur, kriteria, pedoman umum,

    pedoman teknis dan kebijakan, yaitu tersedianya Renstra

    Direktorat Jenderal Perkebunan, Renstra Direktorat Pascapanen

    dan Pembinaan Usaha, Pedoman Pelaksanaan Anggaran, Pedoman

    Operasional Kegiatan (POK), Pedoman Teknis Penanganan

    Pascapanen dan Pedoman Pembinaan Usaha.

    5) Tersedianya dukungan kelembagaan yang memadai.

    Selain itu juga, peluang untuk meningkatkan kinerja Direktorat

    Pascapanen dan Pembinaan Usaha berupa :

  • 8 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    (1) Ketersediaan data dan informasi yang masih dapat dikembangkan

    dan dioptimalkan;

    (2) Koordinasi diantara pemangku kepentingan yang masih dapat

    ditingkatkan;

    (3) Potensi pelaku usaha yang masih dapat diberdayakan;

    (4) Pelayanan kepada perusahaan dan pelaku usaha yang masih dapat

    ditingkatkan;

    (5) Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan yang masih

    dapat ditingkatkan.

    Tugas dan fungsi yang menjadi amanah Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha tersebut wajib dipertanggungjawabkan setiap tahun.

    Berdasarkan hal tersebut, LAKIN Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha tahun 2015 ini dimaksudkan untuk memberikan

    pertanggungjawaban program dan kegiatan yang didukung oleh alokasi

    dana DIPA tahun 2015.

  • 9 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    BAB II

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015-2019

    Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha tahun 2015-2019 disusun berdasarkan analisis dan

    pencermatan lingkungan strategis atas potensi kekuatan, kelemahan,

    peluang dan tantangan terkini yang dihadapi dalam peningkatan

    pelayanan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha selama kurun

    waktu 2015-2019. Renstra ini memberikan arah, dukungan dan

    memfasilitasi penyiapan perumusan kebijakan; pelaksanaan kebijakan;

    penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria; pemberian

    bimbingan usaha teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman

    semusim, rempah, penyegar dan tahunan, bimbingan usaha dan

    perkebunan berkelanjutan serta gangguan usaha dan penanganan

    konflik; dan pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha.

    2.1.1. Visi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun

    2015-2019

    Bertitik tolak dari visi Direktorat Jenderal Perkebunan maka visi

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha adalah ”Profesional

    dalam mengupayakan peningkatan penanganan pascapanen,

    bimbingan usaha, dan perkebunan berkelanjutan serta

  • 10 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik

    perkebunan”.

    2.1.2. Misi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun

    2015-2019

    Mengacu pada pada salah satu Misi Direktorat Jenderal Perkebunan

    yaitu ”Mengupayakan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha”,

    maka misi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha ditetapkan

    sebagai berikut:

    1) Memfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan

    pascapanen budidaya tanaman tahunan, rempah, penyegar dan

    semusim;

    2) Memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha

    perkebunan berkelanjutan;

    3) Memfasilitasi peningkatan penanganan gangguan usaha dan

    konflik perkebunan;

    4) Memfasilitasi peningkatan penerapan pengelolaan perkebunan

    berkelanjutan;

    5) Memfasilitasi peningkatan revitalisasi pengembangan perkebunan;

    6) Memberikan pelayanan permohonan rekomendasi teknis usaha

    perkebunan (Rekomtek).

    2.1.3. Nilai-Nilai Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Tahun 2015-2019

    Nilai-nilai yang dianut oleh Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha adalah :

  • 11 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    a. Profesional (Profesionalism), dalam artian seluruh aparat yang

    terkait dapat melaksanakan pelayanan sesuai dengan bidang

    keahlian dan keterampilannya;

    b. Terukur (Measureable), dalam artian dapat diukur dengan skala

    penilaian tertentu yang disepakati dapat berupa pengukuran

    kuantitas ataupun kualitas;

    c. Keterbukaan (Transfancy), dalam artian dapat dilaksanakan sesuai

    dengan Standard Operational Procedure (SOP);

    d. Dapat dipertanggungjawabkan (AccountableI), dalam artian hasil

    atau layanan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan

    kepada semua pihak.

    2.1.4. Tujuan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun

    2015 - 2019

    Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan maka

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha perlu melakukan hal-hal

    sebagai berikut:

    1) Memfasilitasi peningkatan ketersediaan dan penerapan teknologi

    pascapanen budidaya tanaman tahunan, rempah, penyegar dan

    semusim;

    2) Memfasilitasi peningkatan mutu, nilai tambah dan daya saing hasil

    perkebunan;

    3) Memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik

    perkebunan;

    4) Memfasilitasi pengelolaan sumber daya alam secara arif dan

    berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah

    berwawasan lingkungan;

  • 12 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    5) Memfasilitasi peningkatan peran sektor perkebunan sebagai

    penyedia lapangan kerja;

    6) Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian dan

    profesionalisme pelaku usaha perkebunan;

    7) Memfasilitasi peningkatan dan penumbuhan kemitraan dan

    hubungan sinergi antar pelaku usaha perkebunan;

    8) Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

    2.1.5. Sasaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun

    2015-2019

    Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

    61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat

    Pascapanen dan Pembinaan Usaha melaksanakan fungsi dalam

    penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

    standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di

    bidang pascapanen dan pembinaan usaha yaitu penanganan pascapanen

    tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan,

    bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan serta gangguan usaha

    dan penanganan konflik. Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam

    periode 2015-2019 dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis

    (Renstra) 2015-2019 sebagaimana pada Lampiran 1. Sedangkan sasaran

    kegiatan dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha

    adalah meningkatnya penerapan pascapanen dan pembinaan usaha

    perkebunan dengan fokus kegiatan pengembangan tahun 2015 – 2019

    adalah :

  • 13 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    1) Pembinaan pascapanen tanaman semusim;

    2) Pembinaan pascapanen tanaman rempah dan penyegar;

    3) Pembinaan pascapanen tanaman tahunan;

    4) Fasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;

    5) Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan; dan

    6) Koordinasi pelaksanaan penanganan pascapanen dan pembinaan

    usaha.

    2.1.6. Arah Kebijakan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Tahun 2015-2019

    Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan

    menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan

    perkebunan tahun 2015-2019. Kebijakan umum pembangunan

    perkebunan adalah mensinergikan seluruh sumber daya perkebunan

    dalam rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah,

    produktivitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif

    masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang

    berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung

    dengan tata kelola pemerintahan yang baik.

    Adapun kebijakan teknis pembangunan perkebunan yang merupakan

    penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu

    meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan

    berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan,

    kemitraan usaha, dan investasi usaha perkebunan sesuai kaidah

    pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan dukungan

    pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

  • 14 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Mengingat ruang lingkup kegiatan pascapanen dan ruang lingkup

    kegiatan pembinaan usaha yang sangat berbeda maka kebijakan

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha meliputi: (1) Kebijakan

    penanganan pascapanen dan (2) Kebijakan pembinaan usaha.

    1) Arah Kebijakan Penanganan Pascapanen

    Meningkatkan mutu berbasis kegiatan pascapanen melalui perbaikan

    sistem penanganan pascapanen dengan penerapan teknologi tepat guna

    dan fasilitasi alat pascapanen di perdesaan.

    2) Arah Kebijakan Pembinaan Usaha Perkebunan

    Meningkatkan investasi dan iklim usaha yang kondusif dengan

    pengembangan kelembagaan dan kemitraan di bidang usaha

    perkebunan yang berkelanjutan melalui Rekomendasi Teknis

    (Rekomtek), penilaian usaha perkebunan, sosialisasi, penerapan,

    pembinaan pembangunan perkebunan berkelanjutan, pengelolaan

    sumber daya alam dan lingkungan hidup serta penanganan gangguan

    usaha dan konflik perkebunan.

    2.1.7. Strategi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun

    2015-2019

    Strategi umum pembangunan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha tahun 2015-2019 merupakan bagian dari strategi khusus

    pembangunan perkebunan yang meliputi :

    1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman

    perkebunan berkelanjutan;

    2) Pengembangan komoditas;

  • 15 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    3) Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan;

    4) Investasi usaha perkebunan;

    5) Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan;

    6) Pengembangan sumber daya manusia;

    7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;

    8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan sumber daya alam

    dan lingkungan hidup.

    Dari delapan strategi umum Direktorat Jenderal Perkebunan, strategi

    yang sangat terkait dengan tugas dan fungsi Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha adalah:

    1) Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman

    perkebunan berkelanjutan;

    2) Investasi usaha perkebunan;

    3) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha; dan

    4) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan sumber daya alam

    dan lingkungan hidup.

    2.1.8. Kegiatan Utama Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015-2019

    Hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai Surat Edaran bersama

    Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara

    Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor

    0142/M.PPN./06/2009 tanggal 19 Juni 2009, yang mengamanatkan

    setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama

    Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai

    tanggung jawab terhadap pelaksanaan 1 (satu) kegiatan. Dengan

  • 16 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah Outcome dan indikator

    unit Eselon II adalah Output. Berdasarkan restrukturisasi tersebut

    ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun 2015 –

    2019 adalah: “Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

    perkebunan berkelanjutan”.

    Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi,

    produktivitas dan mutu hasil tanaman perkebunan melalui rehabilitasi,

    intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh

    penyediaan benih bermutu, sarana produksi, perlindungan perkebunan

    dan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha. Bertitik tolak dari

    program pembangunan tersebut, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha menetapkan kegiatan utama yaitu “Dukungan Penanganan

    Pascapanen dan Pembinaan Usaha” untuk mendukung pencapaian

    peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman

    perkebunan.

    Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab Direktorat Pascapanen

    dan Pembinaan Usaha yang merupakan cerminan dari tugas dan fungsi

    adalah “Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha”

    yang dimaksudkan untuk melaksanakan penyiapan perumusan dan

    pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar, prosedur dan

    kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan

    pembinaan usaha yaitu penanganan pascapanen tanaman semusim,

    tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, bimbingan usaha

    dan perkebunan berkelanjutan serta gangguan usaha dan penanganan

    konflik.

  • 17 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    2.1.9. Fokus Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Tahun 2015

    Berdasarkan skala prioritas, agar sumber daya yang ada dapat

    dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memecahkan

    permasalahan-permasalahan yang ada secara komprehensif, maka

    Direktorat Jenderal Perkebunan menetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan

    pembangunan perkebunan sebagai berikut:

    1) Revitalisasi perkebunan

    2) Swasembada gula nasional

    3) Penyediaan bahan tanaman sumber bakar nabati (bioenergi)

    4) Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional

    5) Pengembangan komoditas ekspor

    6) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri

    7) Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan

    Fokus kegiatan yang terkait dengan Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha yaitu pada nomor (3) Penyediaan bahan tanaman

    sumber bakar nabati (bioenergi) dan (7) Dukungan pengembangan

    tanaman perkebunan berkelanjutan.

    Kedua fokus kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung

    peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan

    berkelanjutan, penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, serta

    penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.

  • 18 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    2.1.10. Output Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015-2019

    Sebagai penjabaran dari kegiatan utama Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha, maka ditetapkan fokus dan output kegiatan sebagai

    berikut:

    1) Fasilitasi Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan;

    2) Fasilitasi Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan;

    3) Fasilitasi Pencegahan dan Penanganan Gangguan Usaha

    Perkebunan;

    4) Pelaksanaan Dukungan Administrasi dan Keuangan.

    2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015

    2.2.1 Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2015

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pembangunan Perkebunan Tahun 2015

    merupakan bagian dari program pembangunan perkebunan tahun 2015-

    2019 yaitu “Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

    perkebunan berkelanjutan”.

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha yang ditetapkan setiap

    tahunnya sebagai acuan dalam penyusunan kegiatan dalam rangka

    pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999

    tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang penyusunannya

    berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 29 tahun 2010

    tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

  • 19 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    2.2.2. Sasaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun

    2015

    Sasaran strategis Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    berdasarkan Renstra Ditjen Perkebunan tahun 2015-2019 adalah

    meningkatnya penerapan pascapanen dan pembinaan usaha

    perkebunan.

    Dalam rangka mendukung pelaksanaan program dan kegiatan

    pembangunan pertanian telah ditetapkan indikator kinerja utama

    Kementerian Pertanian dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik

    Indonesia Nomor 49/PERMENTAN/OT.140/8/2012 Tanggal 15 Agustus

    2012 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian

    Pertanian Tahun 2010-2014. Untuk Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)

    sebagai berikut :

    (1) Tugas :

    Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

    penyusunan norma, standar, prosedur, serta pemberian bimbingan

    teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha.

    (2) Fungsi :

    a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman

    semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan

    perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan

    penanganan konflik;

  • 20 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim,

    rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan

    perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan

    penanganan konflik;

    c. Penyusunan norma, standar, dan kriteria di bidang pascapanen

    tanaman semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan

    usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan

    penanganan konflik;

    d. Pemberian bimbingan usaha teknis dan evaluasi di bidang

    pascapanen tanaman semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan

    bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan

    usaha dan penanganan konflik;

    e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha.

    (3) Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

    Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Pascapanen

    dan Pembinaan Usaha diuraikan sebagai berikut :

  • 21 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data

    1

    .

    Peningkatan mutu

    produk perkebunan

    dan usaha

    perkebunan

    berkelanjutan

    1. Jumlah kelompok tani

    yang menerapkan

    pascapanen sesuai GHP

    - Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    2. Jumlah perusahaan

    perkebunan kelapa sawit

    yang layak mengajukan

    permohonan sertifikat

    ISPO

    - Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota, PBS, PBN, dan Asosiasi Perusahaan / Asosiasi Komoditi dan Sekretariat ISPO

    3. Jumlah perusahaan

    perkebunan yang

    ditangani kasus gangguan

    usahanya

    - Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota, PBS, PBN, dan Asosiasi Perusahaan / Asosiasi Komoditi dan masyarakat

    Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen dan

    pembinaan usaha perkebunan dikelompokkan menjadi penerapan

    pascapanen dan pengelolaan usaha perkebunan yang berkelanjutan.

    Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) untuk dukungan penanganan

    pascapanen dan pembinaan usaha tahun 2015 sebagai berikut :

  • 22 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    No Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan Volume

    1.

    Meningkatnya

    Penerapan

    Pascapanen

    1. Terfasilitasinya

    penanganan pascapanen

    tanaman rempah dan

    penyegar

    54 KT

    2. Terfasilitasinya

    penanganan pascapanen

    tanaman semusim

    6 KT

    3. Terfasilitasinya

    penanganan pascapanen

    tanaman tahunan

    100 KT

    2. Meningkatnya

    pengelolaan usaha

    perkebunan yang

    berkelanjutan

    4. Pemantauan dan evaluasi

    perizinan usaha

    perkebunan

    15 Provinsi

    5. Pemantauan dan evaluasi

    penerapan ISPO 11 Provinsi

    6. Terfasilitasinya

    penanganan kasus

    gangguan usaha dan

    konflik

    42 Kasus

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 secara rinci yang meliputi

    sasaran strategis, indikator kinerja dan target disajikan pada Lampiran

    2.

    2.2.3. Perjanjian Kinerja

    Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

    kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan

    bawahan untuk mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari

    sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator

    kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya berupa hasil

    (Outcome) dan keluaran (Output).

  • 23 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Perjanijian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Tahun 2015 berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2015 yang

    disusun setelah DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada

    bulan Januari 2015 dengan mengikuti format sesuai Pedoman Permen-

    PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010. Perjanjian Kinerja dari Direktorat

    Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015 ditandatangani oleh

    Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha dan Direktur Jenderal

    Perkebunan pada bulan Maret 2015.

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha dalam rangka

    melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2015 mendapat alokasi

    dana dari APBN sebesar Rp. 47.777.599.000-.

    Sasaran strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun

    dalam Format Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha tahun 2015 dapat disajikan pada Tabel 3 sebagai

    berikut :

  • 24 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Tabel 3. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun 2015

    PERJANJIAN KINERJA

    DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

    Unit Kerja Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan

    Unit Kerja Eselon II : Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Tahun Anggaran : 2015

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

    (1) (2) (3)

    Meningkatnya

    penerapan

    pascapanen dan

    pembinaan usaha

    perkebunan

    1. Pembinaan pascapanen tanaman

    semusim

    9 KT

    2. Pembinaan pascapanen tanaman

    rempah dan penyegar

    102 KT

    3. Pembinaan pascapanen tanaman

    tahunan

    187 KT

    4. Penanganan ganguan usaha dan

    konflik perkebunan

    42 kasus

    5. Pembinaan usaha perkebunan

    berkelanjutan

    32 prov

    6. Koordinasi pelaksanaan

    penanganan pascapanen dan

    pembinaan usaha

    17 dok

    Kegiatan Anggaran

    Dukungan Penanganan Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    Rp. 47.777.599.000,-

  • 25 LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2014

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Jakarta, Maret 2015

    Direktur Jenderal Perkebunan Direktur Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    Ir. Gamal Nasir, MS Ir. Bambang Sad Juga, M.Sc

    Nip. 19560728 198603 1 001 Nip. 19601009 198603 1 001

  • 26

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    3.1. Pengukuran Kinerja

    Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus

    melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target

    kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Pengukuran

    pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara

    target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan format

    Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB Nomor

    29 tahun 2010.

    Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di Lingkup

    Kementerian Pertanian ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan

    yaitu:

    1) Sangat berhasil (capaian > 95%);

    2) Berhasil (capaian 80% - 95%);

    3) Cukup berhasil (capaian 60% - 79%); dan

    4) Tidak berhasil (capaian < 60%) dari target sasaran

    Pengukuran kinerja capaian sasaran kegiatan (outputs) untuk kegiatan

    Dukungan Pascapanen dan Pembinaan Usaha yang meliputi : (1) capaian

    kinerja nasional terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahun

    2015, (2) capaian sasaran kinerja yang dibiayai APBN, dan (3) capaian

    sasaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

  • 27

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    3.1.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Rencana Kinerja Tahunan

    Nasional Tahun 2015

    Indikator kinerja utama yang digunakan untuk pengukuran kinerja

    terhadap rencana kinerja tahunan nasional tahun 2015 adalah jumlah

    kelompok tani yang menerapkan penanganan pascapanen sesuai GHP,

    jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang layak mengajukan

    permohonan sertifikat ISPO dan jumlah penanganan kasus gangguan

    usaha perkebunan dengan realisasi disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 4. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Tahun 2015

    No. Kegiatan Realisasi Laju

    Pertumbuhan (%) 2012 2013 2014 2015

    1 Penanganan pascapanen sesuai GHP (KT)

    248 220 222 298 294,76

    2 Perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO (perusahaan)

    51 400 541 574 341,89

    3 Penanganan gangguan usaha (perusahaan)

    68 90 50 46 143,89

    Pengukuran kinerja terhadap rencana kinerja tahunan nasional tahun

    2015 untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan

    pascapanen sesuai GHP dari tahun 2012 hingga 2015 mengalami

    peningkatan dengan laju pertumbuhan mencapai 294,76 %. Untuk

    perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat

    ISPO mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan mencapai

    341,89 % dan untuk perusahaan yang ditangani gangguan usahanya

    mengalami penurunan dengan laju pertumbuhan mencapai 143,89 %.

  • 28

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    3.1.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan yang

    Dibiayai APBN

    Pada tahun 2015 Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    mendapatkan alokasi dana yang tertuang dalam DIPA/POK sebesar

    Rp. 47.777.599.000,- yang dialokasikan untuk kegiatan Pusat dan

    Daerah.

    Capaian sasaran kegiatan yang dibiayai oleh APBN yaitu terdiri dari

    kegiatan daerah dan kegiatan pusat. Realisasi anggaran untuk kegiatan

    daerah sebesar Rp. 35.781.800.421,- atau mencapai 88,70 % dari

    total pagu anggaran sebesar Rp. 40.340.176.000,- dengan realisasi

    fisiknya mencapai 91,53 %. Sedangkan untuk realisasi anggaran untuk

    kegiatan pusat sebesar Rp. 6.083.542.168,- atau mencapai 81,80 %

    dari total pagu anggaran sebesar Rp. 7.437.423.000,-. dengan realisasi

    fisik mencapai 86,21 %. Rincian capaian sasaran kegiatan yang

    dibiayai APBN Tahun 2015 disajikan pada Tabel 5.

    Tabel 5. Capaian sasaran Kegiatan yang dibiayai APBN Tahun 2015

    No. Kegiatan Target Realisasi

    OUTPUT/

    FISIK

    (Rp.) (Rp.) (%) (%)

    Dukungan

    Penanganan

    Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    47.777.599.000 41.865.342.589 87,63 90,72

    DAERAH 40.340.176.000 35.781.800.421 88,70 91,53

    1 Peralatan

    Penanganan

    Pascapanen

    Tanaman

    Perkebunan

    29.931.519.000 27.778.135.627 92,81 100,00

  • 29

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    No. Kegiatan Target Realisasi

    OUTPUT/

    FISIK

    (Rp.) (Rp.) (%) (%)

    2 Koordinasi Kegiatan

    Penanganan

    Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    81.100.000 81.100.000 100,00 100,00

    3 Penanganan

    Gangguan Usaha dan

    Konflik Perkebunan

    5.300.409.000 4.056.856.450 76,54 82,40

    4 Pembinaan Usaha

    Perkebunan

    Berkelanjutan

    5.027.148.000 3.865.708.344 76,90 82,67

    PUSAT 7.437.423.000 6.083.542.168 81,80 86,21

    1 Koordinasi,

    Pembinaan, dan

    Monev Kegiatan

    Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    6.863.673.000 5.619.327.245 81,87 86,40

    2 Layanan

    Perkantoran 573.750.000 464.214.923 80,91 85,68

    Untuk mengetahui secara rinci capaian sasaran kegiatan yang dibiayai

    APBN Tahun 2015 disajikan pada Lampiran 5 dan 6.

    3.1.3. Pengukuran Kinerja terhadap Capaian Sasaran Kegiatan di

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha dalam rangka

    melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2015 mendapat alokasi

    dana untuk kegiatan di pusat sebesar Rp. 7.437.423.000,-.

    Sasaran kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha di pusat

    yaitu Koordinasi, Pembinaan, dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen

    dan Pembinaan Usaha, dan Layanan Perkantoran.

  • 30

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Realisasi anggaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha untuk

    sasaran kegiatan di pusat sebesar Rp. 6.083.542.168,- atau mencapai

    81,80 % dari pagu anggaran sebesar Rp. 7.437.423.000,- dengan

    realisasi fisiknya mencapai 86,21 %. Rincian capaian kinerja sasaran

    kegiatan (Outputs) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha untuk

    kegiatan di Pusat disajikan pada Tabel 6.

    Tabel 6. Realisasi Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha Tahun Anggaran 2015

    No Kegiatan

    Anggaran (Rp.) Output

    /Fisik

    (%) Pagu Realisasi (%)

    Dukungan Penanganan

    Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    7.437.423.000 6.083.542.168 81,80 86,21

    1

    Koordinasi, Pembinaan dan

    Monev Kegiatan

    Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    6.863.673.000 5.619.327.245 81,87 86,40

    Perencanaan Kegiatan

    Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha

    313.100.000 166.416.370 53,13 64,86

    Penyusunan Pedoman

    Kegiatan Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    280.610.000 166.566.500 59,36 69,52

    Koordinasi Pelaksanaan

    Kegiatan Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    2.559.102.000 2.320.682.799 90,68 93,01

    Pelaksanaan Pembinaan dan

    Bimbingan Teknis Kegiatan

    Pascapanen dan Pembinaan

    Usaha

    3.710.861.000 2.952.904.676 79,57 84,68

    2 Layanan Perkantoran Pusat 573.750.000 464.214.923 80,91 85,68

    Layanan Perkantoran Pusat

    Dirat PPU 573.750.000 464.214.923 80,91 85,68

  • 31

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    3.2. Evaluasi Sasaran Pengembangan Penanganan Pascapanen

    Tanaman Perkebunan Tahun 2015

    3.2.1. Evaluasi Kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan RKT 2015

    Evaluasi sasaran pengembangan penanganan pascapanen tahun 2015

    perlu dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai kegiatan,

    menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan serta mencari

    pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam mencapai sasaran

    pembangunan perkebunan tersebut.

    Evaluasi sasaran pengembangan penanganan pascapanen tahun 2015

    merupakan evaluasi kinerja terhadap capaian sasaran (Output). Jika

    diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/Penetapan Kinerja

    Tahun 2015, capaian kinerja untuk penanganan pascapanen sesuai GHP

    sebanyak 298 kelompok tani atau 100,00 % dari target. Sedangkan

    untuk kegiatan pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan mencapai

    32 provinsi atau sebesar 100,00 % dari target. Untuk penanganan

    gangguan usaha sebanyak 46 kasus sudah terlaksana dan sudah

    mencapai 109,52 %. Rincian evaluasi kinerja terhadap capaian sasaran

    kegiatan RKT 2015 disajikan pada Tabel 7.

    Tabel 7. Evaluasi Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan RKT 2015

    No Kegiatan

    Target dan Capaian Realisasi Kinerja thdp (%)

    Target

    Renstra/

    RKT

    PK/RKT

    2015

    Realisasi

    2015

    Target

    Renstra PK 2015

    1 Penanganan

    pascapanen

    sesuai GHP

    (KT)

    299 298 298 99,67 100,00

    2 Pembinaan

    Usaha 32 32 32 100,00 100,00

  • 32

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    No Kegiatan

    Target dan Capaian Realisasi Kinerja thdp (%)

    Target

    Renstra/

    RKT

    PK/RKT

    2015

    Realisasi

    2015

    Target

    Renstra PK 2015

    Perkebunan

    Berkelanjutan

    (provinsi)

    3 Penanganan

    gangguan

    usaha (kasus)

    42 42 46 109,52 109,52

    3.2.2. Evaluasi Kinerja Terhadap Capaian Kinerja Tahun 2014

    Capaian kinerja 2015 apabila dibandingkan dengan capaian kinerja

    tahun 2014, untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen

    sesuai GHP mengalami peningkatan sebesar 34,23 % menjadi 134,23 %.

    Untuk perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan

    sertifikat ISPO mengalami peningkatan sebesar 6,10 % menjadi 106,10 %

    dan perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya mengalami

    penurunan sebesar 8,00 % menjadi 92,00 %. Rincian evaluasi kinerja

    terhadap capaian kinerja tahun 2015 disajikan pada Tabel 8.

    Tabel 8. Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja Tahun 2015

    No Kegiatan

    Target dan Capaian Realisasi Kinerja

    thdp (%)

    Realisasi

    2014

    Realisasi

    2015

    Realisasi

    2014

    1 Penanganan

    pascapanen sesuai

    GHP (KT)

    222 298 134,23

    2 Perusahaan

    kelapa sawit yang

    layak mengajukan

    permohonan

    sertifikat ISPO

    541 574 106,10

  • 33

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    No Kegiatan

    Target dan Capaian Realisasi Kinerja

    thdp (%)

    Realisasi

    2014

    Realisasi

    2015

    Realisasi

    2014

    (perusahaan)

    3 Penanganan

    gangguan usaha

    (kasus)

    50 46 92,00

    3.2.3. Evaluasi Kinerja terhadap Sasaran Renstra

    Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2015-2019, untuk

    penanganan pascapanen sesuai GHP sebanyak 298 kelompok tani atau

    99,67 % dari target. Sedangkan untuk kegiatan pembinaan usaha

    perkebunan berkelanjutan mencapai 32 provinsi atau sebesar 100,00%

    dari target. Untuk penanganan gangguan usaha sebanyak 46 kasus

    sudah terlaksana dan sudah mencapai 109,52 %.

    3.3. Akuntabilitas Keuangan

    Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2015 mendapatkan alokasi

    anggaran sebesar Rp. 4.497.268.026.000,- yang dialokasikan untuk

    kegiatan utama meliputi Peningkatan Produksi dan Produktivitas

    Tanaman Rempah dan Penyegar; Peningkatan Produksi dan

    Produktivitas Tanaman Semusim; Peningkatan Produksi dan

    Produktivitas Tanaman Tahunan; Dukungan Penanganan Pascapanen

    dan Pembinaan Usaha; Dukungan Perlindungan Perkebunan; Dukungan

    Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan; dan

    Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penyiapan

    Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan.

  • 34

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Serapan anggaran yang dicapai oleh Direktorat Jenderal Perkebunan

    tahun 2015 sebesar Rp. 3.567.602.932.924,- atau mencapai 79,33 %

    dari total pagu anggaran sebesar Rp. 4.497.268.026.000,- dengan

    capaian fisik pelaksanaan pembangunan perkebunan sebesar 84,50 %.

    Capaian serapan anggaran tahun 2015 untuk kegiatan utama Ditjen

    Perkebunan secara berurutan adalah Dukungan Pengujian dan

    Pengawasan Mutu Benih Serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman

    Perkebunan sebesar 93,65 % dengan capaian fisik sebesar 95,24 %,

    diikuti oleh Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah

    dan Penyegar sebesar 88,98 % dengan capaian fisik sebesar 91,94 %,

    Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha sebesar

    87,63% dengan capaian fisik sebesar 90,72 %, Peningkatan Produksi dan

    Produktivitas Tanaman Tahunan sebesar 86,73 % dengan capaian fisik

    sebesar 90,05 %, Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 82,15 %

    dengan capaian fisik sebesar 86,61 %, Dukungan Manajemen dan

    Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan sebesar 78,03 % dengan

    capaian fisik sebesar 83,52 %, dan Peningkatan Produksi dan

    Produktivitas Tanaman Semusim sebesar 63,70 % dengan capaian fisik

    sebesar 72,77 %. Rincian capaian serapan anggaran kegiatan utama

    Ditjen Perkebunan disajikan pada Tabel 9.

    Tabel 9. Capaian serapan anggaran kegiatan utama Ditjen Perkebunan

    Kode Kegiatan Utama Pagu – 2015 Realisasi - 2015

    Keuangan % Fisik (%)

    1775 Peningkatan Produksi

    dan Produktivitas

    Tanaman Rempah dan

    Penyegar

    2.066.288.635.000 1.838.673.547.580 88,98 91,94

    1776 Peningkatan Produksi

    dan Produktivitas 1.565.285.225.000 997.039.050.139 63,70 72,77

  • 35

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Kode Kegiatan Utama Pagu – 2015 Realisasi - 2015

    Keuangan % Fisik (%)

    Tanaman Semusim

    1777 Peningkatan Produksi

    dan Produktivitas

    Tanaman Tahunan

    386.568.590.000 335.261.715.769 86,73 90,05

    1778 Dukungan

    Penanganan

    Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha

    47.777.599.000 41.865.342.589 87,63 90,72

    1779 Dukungan

    Perlindungan

    Perkebunan

    174.404.758.000 143.275.482.774 82,15 86,61

    1780 Dukungan Manajemen

    dan Dukungan Teknis

    Lainnya Ditjen

    Perkebunan

    186.571.726.000 145.586.454.723 78,03 83,52

    1781 Dukungan Pengujian

    dan Pengawasan Mutu

    Benih Serta

    Penyiapan Teknologi

    Proteksi Tanaman

    Perkebunan

    70.371.493.000 65.901.339.350 93,65 95,24

    Total Anggaran Ditjenbun 4.497.268.026.000 3.567.602.932.924 79,33 84,50

    Pada tahun 2015 Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    mendapatkan alokasi dana yang tertuang dalam DIPA/POK sebesar

    Rp. 47.777.599.000,- yang dialokasikan untuk kegiatan Pusat dan

    Daerah. Serapan anggaran yang dicapai oleh Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha tahun 2015 adalah sebesar Rp. 41.865.342.589,-

    (87,63%) dengan capaian fisik mencapai 90,72 %.

    Alokasi anggaran yang tertuang dalam DIPA / POK Pusat sebesar

    Rp. 7.437.423.000,- dengan realisasi serapan sebesar

    Rp. 6.083.542.168,- (81,79%). Adapun alokasi anggaran yang tertuang

    dalam DIPA/POK Daerah sebesar Rp. 40.340.176.000,- dengan realisasi

  • 36

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    serapan sebesar Rp. 35.781.800.421,- (88,70%). Output kegiatan

    untuk dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha

    komoditas perkebunan pada tahun 2015 meliputi:

    1) Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan dilaksanakan

    di 31 provinsi yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh,

    Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

    Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

    Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

    Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Bali, NTB, NTT,

    Papua, Bengkulu, Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung,

    Gorontalo, Kep Riau, Papua Barat dan Sulawesi Barat. Realisasi

    serapan anggaran sebesar Rp. 4.056.856.450,- (76,54%).

    2) Pembinaan Usaha Perkebunan berkelanjutan dilaksanakan di 32

    provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh,

    Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

    Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

    Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

    Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Bali, NTB, NTT,

    Papua, Bengkulu, Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung,

    Gorontalo, Kep Riau, Papua Barat, Sulawesi Barat dan Kalimantan

    Utara. Realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 3.865.708.344,-

    (76,90%).

    3) Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan terdiri

    dari kegiatan penanganan pascapanen tanaman semusim,

    penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar, serta

  • 37

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    penanganan pascapanen tanaman tahunan. Adapun rincian

    kegiatan penanganan pascapanen tanaman perkebunan yaitu :

    a. Penanganan pascapanen tanaman semusim dilaksanakan di 9

    kabupaten 4 provinsi yaitu: Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur,

    dan Gorontalo. Realisasi serapan anggaran sebesar

    Rp. 1.868.887.000,- (90,33%).

    b. Penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar

    dilaksanakan di 55 kabupaten 19 provinsi yaitu : Aceh,

    Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bali, NTB, NTT,

    Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi

    Selatan, Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Papua Barat,

    Bangka Belitung, Gorontalo, Banten. Realisasi serapan

    anggaran sebesar Rp. 13.013.918.000,- (93,06%).

    c. Penanganan pascapanen tanaman tahunan dilaksanakan di 56

    kabupaten 23 provinsi yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Riau,

    Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Banten,

    Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung,

    Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, DIY, Sulawesi Selatan,

    Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo,

    Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara dan Nusa

    Tenggara Barat. Realisasi serapan anggaran sebesar

    Rp. 12.895.330.627,- (92,92 %).

    Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan utama dukungan

    penanganan pascapanen dan pembinaan usaha seperti pada Tabel 10.

  • 38

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Tabel 10. Rincian realisasi serapan anggaran output kegiatan Dukungan

    Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun 2015

    No. Kegiatan Anggaran (Rp.) Output/

    Fisik (%) Pagu Realisasi %

    Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    47.777.599.000 41.865.342.589 87,63 90,72

    1 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan

    29.931.519.000 27.778.135.627 92,81 100,00

    2 Koordinasi Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Perkebunan

    81.100.000 81.100.000 100,00 100,00

    2 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan

    5.300.409.000 4.056.856.450 76,54 82,40

    4 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan

    5.027.148.000 3.865.708.344 76,90 82,67

    5 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    6.863.673.000 5.619.327.245 81,87 86,40

    6 Layanan Perkantoran Pusat 573.750.000 464.214.923 80,91 85,68

    3.4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut

    Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan yang terkait

    dengan Pascapanen dan Pembinaan Usaha maka terdapat permasalahan

    dan upaya penyelesaian serta rencana tindak lanjut yang dapat

    diuraikan sebagai berikut:

    3.4.1. Permasalahan

    Permasalahan yang mengakibatkan tidak tercapainya sasaran

    pembangunan perkebunan secara optimal pada tahun 2015 secara

    umum adalah terkait aspek administrasi dan teknis. Permasalahan

    teknis dimaksud diuraikan menjadi teknis perencanaan,

    pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

  • 39

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    1) Administrasi

    Secara administrasi masih banyak ditemui permasalahan sebagai

    berikut:

    a. Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan;

    b. Usulan revisi DIPA atau POK belum sesuai dengan jadwal yang

    telah ditetapkan dan terdapat pula usulan revisi yang disampaikan

    lebih dari satu kali dari bidang yang berbeda dalam satu Satker;

    c. Lambatnya penetapan CP/CL oleh Kepala Dinas Provinsi dan

    Kabupaten yang membidangi perkebunan;

    d. Terbatasnya panitia pengadaan barang/jasa di daerah dan beban

    tugas yang tidak seimbang;

    e. Jadwal pelaksanaan kegiatan yang tidak mengikuti ROPAK;

    f. Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan

    kabupaten;

    g. Sering terjadi mutasi pada dinas yang membidangi perkebunan

    provinsi/kota yang berdampak pada keterlambatan pelaksanaan

    kegiatan.

    h. Terjadinya revisi anggaran sebagai akibat dari penghematan untuk

    subsidi BBM

    2). Teknis

    a. Perencanaan

    Terlambatnya usulan proposal kegiatan dari daerah (provinsi

    dan kabupaten/kota);

    Koordinasi provinsi dengan kabupaten dalam penentuan

    kegiatan kurang optimal;

  • 40

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Tumpang tindih lahan dan RTRWP/RTRWK yang belum selesai;

    b. Pengorganisasian

    Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK dan

    pelaksana kegiatan;

    Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan

    (petugas dan petani);

    Sistem informasi dan dokumentasi belum baik;

    Perizinan dan tata ruang di provinsi maupun kabupaten belum

    berjalan baik;

    Terbatasnya pendampingan kepada petani;

    Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan

    kabupaten;

    Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan

    pascapanen dan pembinaan usaha.

    c. Pelaksanaan

    Implementasi teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan

    belum tersosialisasi dengan baik;

    Banyaknya permasalahan dalam perizinan usaha perkebunan

    dan gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang

    terbatas;

    Pengetahuan dan ketrampilan petani sebagian besar belum

    memadai;

    Kurangnya fasilitas infrastruktur khususnya jalan produksi dan

    jalan usaha tani;

  • 41

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Koperasi petani belum berjalan dengan baik karena

    keterbatasan modal.

    d. Pengawasan

    Monev dan pelaporan terlambat;

    Kewajiban pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar oleh

    perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B seluas

    20% dari total luas areal kebun belum semua dilaksanakan;

    Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana.

    3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian

    Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah

    dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan

    serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi:

    1) Administrasi

    Penetapan CP/CL dilaksanakan sesuai jadwal yang

    direncanakan;

    Percepatan proses pengadaan barang/jasa;

    Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelolaan

    keuangan (KPA, PPK, Bendahara, dll);

    Penerapan reward dan punishment.

    2) Teknis

    a. Perencanaan

    Mempercepat penyampaian usulan kegiatan dari daerah

    (provinsi dan kabupaten/kota) melalui e-proposal;

  • 42

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Meningkatkan koordinasi provinsi dengan kabupaten dalam

    penentuan kegiatan;

    Mempercepat proses revisi;

    Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;

    Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergitas,

    dan anggaran.

    b. Pengorganisasian

    Evaluasi kinerja Satker per triwulan yang disampaikan kepada

    setiap Satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi

    keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi Satker

    dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan

    dan mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri

    Pertanian;

    Menugaskan petugas ke lapangan dalam rangka

    mengidentifikasi masalah keterlambatan pengadaan barang

    dan jasa serta mencari upaya penyelesaiannya;

    Perlu diupayakan sharing APBD I dan II untuk mengalokasikan

    dana dalam rangka bimbingan teknis/pendampingan petani.

    c. Pelaksanaan

    Mengambil langkah-langkah percepatan penyerapan keuangan;

    Peningkatan peran Tim Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha

    dan Konflik Perkebunan di provinsi dan kabupaten;

    Meningkatkan intensitas sosialisasi ISPO kepada stakeholder

    terkait;

  • 43

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Penerapan kemitraan usaha antara lain melalui pelaksanaan

    Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dalam rangka

    untuk mencegah terjadinya gangguan usaha dan konflik

    perkebunan.

    d. Pengawasan

    Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam

    pelaksanaan kegiatan;

    Mengintensifkan pengawalan dan pembinaan petugas pusat ke

    Satker daerah;

    Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan

    monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar

    paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang

    diusahakan;

    Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan

    penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.

  • 44

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Laporan Kinerja Instansi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    tahun 2015 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

    penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban pada tahun ketiga

    periode pembangunan perkebunan tahun 2015-2019. Hal ini merupakan

    penjabaran dari penyelenggaraan program kerja Direktorat Jenderal

    Perkebunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)

    pembangunan perkebunan dan Renstra Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha tahun 2015-2019.

    Kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 yang menjadi

    tanggung jawab Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha adalah

    Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha yang

    dimaksudkan untuk mendukung program “Peningkatan Produksi dan

    Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan”. Adapun fokus

    kegiatan Dukungan Pascapanen dan Pembinaan Usaha yaitu antara lain

    fasilitasi penanganan pascapanen tanaman perkebunan, fasilitasi

    bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, dan fasilitasi

    penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.

    Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha dalam rangka mendukung

    pengembangan perkebunan tahun 2015 mendapat alokasi anggaran

    sebesar Rp. 47.777.599.000,- yang dimanfaatkan untuk mendukung

    pelaksanaan kegiatan di pusat dan di daerah. Alokasi anggaran untuk

    kegiatan pusat sebesar Rp. 7.437.423.000,- dan kegiatan daerah

  • 45

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    sebesar Rp. 40.340.176.000,-. Realisasi penyerapan anggaran

    pelaksanaan kegiatan dukungan penanganan pascapanen dan

    pembinaan usaha pada tahun 2015 sebesar Rp. 41.865.342.589,- dari

    total pagu anggaran Rp. 47.777.599.000,- atau mencapai 87,63%

    dengan capaian fisik seluruhnya 90,72 %.

    Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan Dukungan

    Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha yaitu koordinasi

    kegiatan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha mencapai

    100,00 %; penanganan pascapanen tanaman perkebunan mencapai

    92,81 %; bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan mencapai

    76,90 %; dan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan

    mencapai 76,54 %.

    Capaian kinerja per kegiatan utama secara berurutan adalah kegiatan

    Koordinasi kegiatan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha

    sebesar 100,00 %, diikuti kegiatan Peralatan Penanganan Pascapanen

    Tanaman Perkebunan sebesar 92,81 %, kegiatan Koordinasi, Pembinaan

    dan Monev Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha sebesar 81,87 %,

    kegiatan Layanan Perkantoran sebesar 80,91 %, kegiatan Pembinaan

    Usaha Perkebunan Berkelanjutan sebesar 76,90 %, dan kegiatan

    Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan sebesar 76,54 %.

    Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam penyerapan

    anggaran terhadap kegiatan utama adalah rendahnya realisasi pada sub

    kegiatan penyusunan pedoman kegiatan pascapanen dan pembinaan

    usaha meliputi pembuatan dan pencetakan buku dan leaflet ISPO; pada

    sub kegiatan pelaksanaan bimbingan teknis kegiatan pascapanen dan

    pembinaan usaha meliputi pembinaan dan pengawalan

  • 46

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Bioenergi/Biofuel; dan kurang optimal kegiatan fasilitasi pelaksanaan

    sertifikasi ISPO, sub kegiatan perencanaan kegiatan pascapanen dan

    pembinaan usaha meliputi pembahasan dan finalisasi Renstra 2015-

    2019, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri.

    4.2. Saran dan Rekomendasi

    Laporan Kinerja Instansi (LAKIN) yang disusun ini merupakan laporan

    pertanggungjawaban pimpinan pada akhir tahun anggaran dan

    merupakan tahun keempat dari Pengembangan Penanganan Pascapanen

    Komoditas Perkebunan periode tahun 2015-2019.

    Agar capaian sasaran kinerja pada tahun berikutnya dapat ditingkatkan,

    maka perencanaan kegiatan pada Direktorat Pascapanen dan

    Pembinaan Usaha mengacu pada Tugas dan Fungsi (Tusi) dan fokus

    kegiatan yang tertera di dalam RENSTRA Direktorat Jenderal

    Perkebunan dan RENSTRA Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

    Berdasarkan permasalahan dan target yang ditetapkan, maka

    direkomendasikan sebagai berikut :

    1. Pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen tanaman

    perkebunan secara keseluruhan harus lebih ditingkatkan baik

    seperti peningkatan SDM Petani melalui bimbingan teknis dan

    pelatihan-pelatihan. Selain itu sarana pascapanen di tingkat petani

    harus lebih ditingkatkan.

    2. Sosialisasi ISPO harus lebih ditingkatkan lagi dengan stakeholder

    yang terkait melalui bimbingan teknis dan fasilitasi sertifikasi ISPO,

    buku pedoman dan leaflet tentang ISPO.

  • 47

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    3. Peningkatan peranan tim koordinasi di pusat maupun daerah dalam

    menangani gangguan usaha dan konflik perkebunan.Tim terpadu

    yang melibatkan instansi terkait keberadaannya perlu

    dipertahankan baik ditingkat pusat, provinsi maupun

    kabupaten/kota karena permasalahannya bersifat lintas sektoral.

  • DDiirreekkttoorraatt JJeennddeerraall PPeerrkkeebbuunnaann

    48 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015

    (Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Outputs Dari RKT)

    Eselon II : Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

    Tahun Anggaran : 2015

    No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    I.

    Meningkatnya penerapan

    pascapanen dan pembinaan usaha

    perkebunan

    1. Pembinaan pascapanen tanaman

    semusim 9 KT 9 KT 100,00

    2. Pembinaan pascapanen tanaman

    rempah dan penyegar 102 KT 102 KT 100,00

    3. Pembinaan pascapanen tanaman

    tahunan 187 KT 187 KT 100,00

    4. Penanganan ganguan usaha dan konflik

    perkebunan 42 Kasus 46 Kasus 109,52

    5. Pembinaan usaha perkebunan

    berkelanjutan 32 Prov 32 Prov 100,00

    6. Koordinasi pelaksanaan penanganan

    pascapanen dan pembinaan usaha 17 Dok 17 Dok 100,00

    Lampiran 1

  • 49 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

    Eselon II : Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun Anggaran : 2015

    No SASARAN

    STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

    PROVINSI

    KABUPATEN

    PAGU TOTAL APBN REALISASI

    VOLUME PAGU ANGGARAN

    KEUANGAN FISIK

    (RP) % VOLUME %

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

    1 Peningkatan Mutu Produk Perkebunan dan Usaha Perkebunan Berkelanjutan

    Terlaksananya Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan

    1. Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan

    1.1. Pascapanen Tanaman Semusim 9,00 KT 2.069.000.000 1.868.887.000 90,33 9,00 KT 100,00

    1.1.1. NILAM 7,00 KT 1.463.000.000 1.326.899.000 90,70 7,00 KT 100,00

    1 ACEH 1 Aceh Utara 1,00 KT 210.500.000 192.440.000 91,42 1,00 KT 100,00

    Lampiran 2

  • 50 Laporan Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015

    Direktorat Jenderal Perkebunan

    No SASARAN

    STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

    PROVINSI

    KABUPATEN

    PAGU TOTAL APBN REALISASI

    VOLUME PAGU ANGGARAN

    KEUANGAN FISIK

    (RP) % VOLUME %

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

    2 JABAR 2 Kuningan 1,00 KT 207.500.000 163.032.000 78,57 1,00 KT 100,00

    3 JATIM 3 Trenggalek 1,00 KT 209.000.000 172.750.000 82,66 1,00 KT 100,00

    4 Nganjuk 1,00 KT 209.000.000 193.420.000 92,55

    1,00

    K