l3 wrap up hipoksia-3

Upload: juwita-cheche-kartika-ii

Post on 10-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

Daftar Isi

Skenario2Kata Sulit3Pertanyaan dan Jawaban4Hipotesis6Sasaran Belajar7Pembahasan8Daftar Pustaka

Skenario 1Kekurangan Oksigen pada Pencinta AlamAnto, 19 tahun adalah anggota pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu Anto mengikuti pelatihan teknik mendaki gunung. Saat iti dijelaskan oleh instruktur bahwa untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi yang prima. Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Untuk itu diperlukan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.

Kata Sulit Hipoksia Seluler: Kondisi Sintoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh akibat pengaruh ketinggian Kematian Sel:Vekrositosis: Infeksi Apoptosis: Sudah terprogram oleh selnya sendiri Sungkup Oksigen: Masker oksigen Sesak Nafas: Kesusahan bernafas saat terjadi aktivitas Kelelahan Otot: Keadaan yang terjadi akibat kontraksi otot yang lama Oksigen: Gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang kita hirup Adaptasi: Penyesuaian terhadap lingkungan

Pertanyaan1. Mengapa mendaki gunung perlu adaptasi dan latihan dan apa hubungannya dengan Hipoksia?2. Apa hubungannya ketinggian tempat dengan tekanan oksigen?3. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan Hipoksia?4. Apa saja gejala Hipoksia?5. Bagaimana mekanisme terjadinya Hipoksia dan Sesak Nafas?6. Apa saja jenis-jenis Hipoksia?7. Faktor apa saja yang menyebabkan kelelahan otot?8. Bagaimana penanganan terhadap Hipoksia?9. Apa saja dampak Hipoksia?Jawaban1. Mendaki gunung dapat menyebabkan sesak nafas karena adanya pengurangan tekanan atmosfer di dataran tinggi. Perlu diperhatikan dalam mendaki gunung mulai pada ketinggian 2.400 meter akan terjadi keadaan yang dinamakan acute mountain sickness yang disebabkan hipoksia. Disarankan untuk mendaki gunung secara perlahan-lahan sehingga tubuh dapat melakukan adaptasi terhadap perbedaan tekanan atmosfer tersebut. 2. Pada setiap ketinggian di atas 3.000 meter, PO2 (tekanan parsial oksigen) arteri turun di bawah rentang aman.3. -O2 paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik.-Penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran nafas atau pemenuhan paru menurun.-Shunt vena ke arteri.-Transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai.-Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan disebabkan keracunanenzim sel, kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.-Emosi seperti rasa takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan kebutuhanterhadap oksigen.-Gaya hidup seperti kebiasaan merokok dapat memengaruhi status oksigenasi seseorang.4. a) Rasa ingin menarik napas panjang terus-menerus.b) Frekuensi nadi dan pernapasan naik c) Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi d) Gangguan dalam melakukan gerakan koordinatif e) Cyanosis, yaitu warna kulit, kuku dan bibir menjadi biru f) Lemas g)Kejang-kejang h)Pingsan dan sebagainya. i) Malas j) Euphoria yaitu rasa gembira tanpa sebab dan kadang-kadang timbul rasa sok jagoan. 5. Bila seorang mendaki ke tempat tinggi dari permukaan laut:-Penurunan barometer (udara lingkungan) dan tekanan oksigen menurun-Unsur racun CO2 bisa menumpuk di paru-paru, otomatis tubuh menjadi lemas6. hipoksia hipoksik, anemik, sirkulasi, dan histotoksik.7. Penumpukan Asam Laktat8. Pemberian OksigenTurun segera dari ketinggianIstirahat dan minum Acetazolamide atau DeksametasonTerapi Oksigen Hiperbarik9. mabuk pegunungan sementara nyeri kepala insomniasesak nafas mual dan muntah kesulitan dalam koordinasi, bicara, dan konsentrasi penurunan pada penglihatan, pendengaran, dan fungsi sensorik keringat dingin

HipotesisHipoksia adalah kurangnya Oksigen pada sel-sel dalam tubuh. Hipoksia terbagi 4 jenis yaitu hipoksia hipoksik, anemik, sirkulasi, dan histotoksik. Adapun gejala yang dapat ditimbulkan kelelahan otot, pusing, sesak nafas. Hipoksia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kematian sel. Hal ini dapat ditangani dengan pemakaian sungkup oksigen

Sasaran Belajar1. Mengetahui dan menjelaskan oksigen dan hemoglobin1.1. Oksigen1.1.1. Definisi1.1.2. Peranan dan fungsi1.2. Hemoglobin1.2.1. Definisi1.2.2. Peranan dan fungsi1.2.3. Struktur1.2.4. Komponen2. Mengetahui dan menjelaskan Hipoksia2.1. Definisi hipoksia2.2. Jenis hipoksia2.3. Tingkatan hipoksia2.4. Faktor hipoksia2.5. Penyebab hipoksia2.6. Gejala dan dampak hipoksia2.7. Mekanisme hipoksia2.8. Penanganan hipoksia

L.I Mengetahui dan menjelaskan oksigen dan hemoglobinI.I OksigenI.I.I Definisi Oksigen atau zat asam adalah salah satu bahan farmakologi, merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau digunakan untuk proses pembakaran dan oksidasi. Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Oksigen secara independen ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele, di Uppsalatahun 1773, atau 1774 oleh Joseph Priestly di Inggris. Nama oksigen yangdiciptakan pada tahun 1777 oleh Antoine Lavoisier dengan bahasa Yunani oxys yang artinya asam dan gene yang artinya pembentuk.

I.I.2 Peranan dan fungsi Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb 1998). Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak Menegah kanker, asthma dan berbagai penyakit Meningkatkan metabolisme Mengurangi racun dalam darah Menstabilkan tekanan darah Memperkuat jantung dan sistem kekebalan tubuh Mencegah stress dan gugup Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini.

I.2 HemoglobinI.2.1 Definisi Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).

Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.

Hemoglobin adalah kompleks protein pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai globin (Brooker, 2001).

I.2.2 Peranan dan fungsiMenurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain : 1.Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.

2.Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

3.Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru- paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

Reaksi Pengikatan OksigenHemoglobin mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin, kemudian dibawa keseluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Mekanisme pengikatan oksigen oleh hemoglobin merupakan reaksi kesetimbangan.Hb + O2 HBO2Reaksi pengikatan oksigen oleh Hb terjadi dalam paru-paru. Reaksi tersebut berjalan ke arah kanan karena konsentrasi oksigen bertambah. Ketika oksigen mulai beredar kedalam jaringan tubuh,konsentrasi oksigen akan berkurang karena digunakan untuk proses pembakaran. Dengan demikian, reaksi didalam jaringan berjalan ke arah kiri.

Kurva Oksigen dan Hemoglobin

Grafik ini menggambarkan bahwa myoglobin memiliki afinitas oksigen yang lebih tinggi ketimbang hemoglobin. Tekanan oksigen parsial yang dibutuhkan untuk mencapai separuh-saturasi pada tempat pengikatan (P50) kira-kira 1 mmHg untuk myoglobin dan 26 mmHg untuk hemoglobin. Semakin tinggi afinitas oksigennyanilai P50 akan semakin rendah. a. Mioglobin(Mb)Kurva diisolasi oksigen untuk myoglobin berbentuk hiperbolik. Mioglobin mengikat sebuah molekul oksigen secara reversible. Jadi, myoglobin yang teroksigenasi (MbO2) dan myoglobin yang terdeoksigenasi(Mb) muncul dalam persamaan keseimbangan sederhana yaitu:Mb + O2 MbO2 Kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke kiri sejalan dengan penambahan atau pembuangan oksigen dari system. Mioglobin untuk mengikat oksigen yang dilepaskan oleh hemoglobin pada pO2 yang rendah ditemukan di otot.Mioglobin selanjutnya melepaskan oksigen di dalam sel otot dalam menanggapi kebutuhan oksigen. b. Hemoglobin (HB)Kurva disosiasi oksigen untuk hemoglobin berbentuk sigmoid (gambar 3-5) yang mengindikasikan bahwa subunitnya berkerja sama dalam mengikat oksigen.

I.2.3 StrukturHemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.

Gugus HemeMolekul HemoglobinI.2.4 Komponen

Hemoglobin menjadi dua komponen yaitu :1).Komponen protein yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool protein dan dapat digunakan kembali.2).Komponen heme akan dipecah menjadi dua yaitu : Besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang. Bilirubin yang akan diekskresikan melalui hati dan empedu.

L.II Mengetahui dan menjelaskan HipoksiaII.1 Definisi hipoksiaDorland: Penurunan suplai oksigen dalam jarinagn sampai di bawah tingkatfisiologis meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai.

Webster: kekurangan kadar oksigen yang mencapai jaringan pada tubuh.

Stedman: Penurunan tingkat oksigen di bawah normal pada gas yang terinspirasi,darah di arteri, atau jaringan, kependekan dari anoxia.

Ganong: Kekurangan O2di tingkat jaringan.Intinya, hipoksia adalah penurunan suplai oksigen di bawah normal pada jaringantubuh. Istilah hipoksia lebih tepat dibandingkan dengan anoksia karena ketiadaan O2di jaringan jarang dijumpai.

II.2 Jenis hipoksiaSecara umum, hipoksia terbagi menjadi 4 jenis:

a. Hipoksia hipoksik, ditandai oleh rendahnya PO2 (tekanan oksigen intraalveolar) darah arteri diisertai oleh kurang adekuatnya saturasi Hb (hemoglobin). Hal ini disebabkan oleh : (1). Malfungsi pernapasan yang menyebabkan kurang memadainya pertukaran gas, dicirikan sebagai PO2 alveolus yang normal tetapi PO2 arteri berkurang, atau (2). Berada di ketinggian atau lingkungan yang menyesakkan di mana PO2 atmosfer kurang sehingga PO2 alveolus dan arteri juga berkurang.b. Hipoksia anemik, adalah berkurangnya kapasitas darah dalam mengangkut O2. Hal ini dapat terjadi karena : (1). Penurunan jumlah sel darah merah, (2). Kurangnya jumlah Hb dalam sel darah merah, atau (3). Keracunan CO (karbon monoksida). Pada semua kasus hipoksia anemik, PO2 arteri normal tetapi kandungan O2 darah arteri lebih rendah karena berkurangnya persediaan Hb.c. Hipoksia sirkulasi, terjadi jika darah beroksigen yang dialirkan ke jaringan terlalu sedikit. Hipoksia sirkulasi mungkin terbatas di daerah tertentu karena spasme atau sumbatan pembuluh darah. Tubuh dapat mengalami hipoksia sirkulasi secara umum akibat gagal jantung atau kongestif atau syok sirkulasi. PO2 dan kandungan O2 arteri biasanya normal tetapi darah beroksigen yang mencapai sel terlalu sedikit.d. Hipoksia histotoksik, terjadi karena penyaluran O2 ke jaringan normal, tetapi sel tidak dapat menggunakan O2 yang tersedia. Contohnya keracunan keracunan sianida. Sianida menghambat enzim-enzim yang esensial bagi respirasi internal.II.3 Tingkatan hipoksiaEmpat tingkat hipoksia adalah:1. Tidak Bergejala Orang biasanya tidak awas akan efek dari hipoksia pada tingkat ini. Gejala biasanya adalah berkurangnya pandangan saat malam hari dan berkurangnya penglihatan warna. Biasanya perubahan ini dapat terjadi pada ketinggian sedang (serendah 4000 kaki) dan terutama sangat signifikan untuk pilot saat malam hari. Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 90-95%.

2. KompensasiPada orang sehat, tingkat ini terjadi pada ketinggian antara 10.000-15.000 kaki. Tubuh masih dapat mengkompensasi dengan peningkatan frekuensi dan kedalaman napas dan curah jantung (volume darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit). Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 80-90%.

3. Perburukan / GangguanPada tingkat ini, tubuh sudah tidak dapat mengkompensasi kekurangan oksigen. Sayangnya, tidak semua orang dapat merasakan gejala dan tanda yang berhubungan pada tingkat ini. Jika tidak bergejala, tentunya orang tidak dapat melakukan untuk mengoreksi masalah ini. Berikut beberapa gejala yang dapat terjadi pada tingkat ini: sianosis (perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir), mengantuk, sakit kepala, agresif, pertimbangan yang terganggu, inkoordinasi (kekikukan gerakan), kesulitan melakukan tugas sederhana, berkurangnya penglihatan, kesemutan, napas pendek, dsb. Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 70-80%.

4. KritisTingkat ini merupakan tingkat terakhir yang dapat menyebabkan kematian. Orang tidak berdaya secara fisik dan mental pada tingkat ini. Gejala seperti kehilangan kesadaran, kejang, henti napas, hingga kematian dapat terjadi. Kadar oksigen dalam darah biasanya di bawah 70%.

II.4 Faktor hipoksiaHipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan sehingga sel-sel tidak memperoleh oksigen yang cukup akibatnya metabolisme sel terganggu.Hipoksia dapat terjadi karena:

1) O2 paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik.2) Penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran nafas ataupemenuhan paru menurun.3) Shunt vena ke arteri.4) Transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai.5) Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jarinagn disebabkan keracunanenzim sel, kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.6) Emosi seperti rasa takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan kebutuhanterhadap oksigen.7) Gaya hidup seperti kebiasaan merokok dapat memengaruhi status oksigenasi seseorang.

II.5 Penyebab hipoksiaSebuah serangan asma yang parah, atau suar, dapat menyebabkan hipoksia pada orang dewasa dan anak-anak. Dan saat serangan saluran udara Anda sempit, sehingga sulit untuk mendapatkan udara ke dalam paru-paru Anda. Batuk untuk membersihkan paru-paru Anda menggunakan bahkan lebih banyak oksigen dan dapat membuat gejala memburuk.Hal-hal lain dapat menyebabkan hipoksia, terlalu: Penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, bronkitis dan edema paru (cairan di paru-paru) Kuat obat sakit dan lain obat-obatan yang terus kembali pernapasan Masalah jantung Anemia (rendah jumlah sel darah merah, yang membawa oksigen) Keracunan Sianida (sianida adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik dan produk lainnya).

II.6 Gejala dan Dampak HipoksiaGejala Gejala yang timbul pada hipoksia sangat individual, sedang berat ringannya gejala tergantung pada lamanya berada di daerah itu, cepatnya mencapai ketinggian tersebut, kondisi badan orang yang menderitanya dan lain sebagainya. Gejala-gejala ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu: 1) Gejala-gejala Obyektif, meliputi : a) Air hunger, yaitu rasa ingin menarik napas panjang terus-menerus.b) Frekuensi nadi dan pernapasan naik c) Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi d) Gangguan dalam melakukan gerakan koordinatif misalnya memasukkanpaku ke dalam lubang yang sempit e) Cyanosis, yaitu warna kulit, kuku dan bibir menjadi biru f) Lemas g)Kejang-kejang h)Pingsan dan sebagainya. i) Malas j) Euphoria yaitu rasa gembira tanpa sebab dan kadang-kadang timbul rasa sokjagoan. Rasa ini yang harus mendapat perhatian yang besar pada awak pesawat, karena euphoria ini banyak membawa korban akibat tidak adanya keseimbangan lagi antara kemampuan yang mulai mundur dan kemauan yang meningkat.Pada hipoksia hipoksik dan bentuk hipoksia umum lain, otaklah yang pertama kali terpengaruh. Hipoksia yang tidak terlalu berat menimbulkan berbagai gangguan mental yang tidak berbeda dengan kelainan akibat alkohol: gangguan dalam mengambil keputusan, mengantuk, berkurangnya kepekaan terhadap nyeri dll. Gejala lain mencakup anoreksia,mual, muntah,takikardia dan pada hipoksia berat dijumpai hipertensi. Hipoksia yang terjadi pada ketinggian tertentu dapat pula menyebabkan kelelahan otot dan kematian sel (apopstosis). Kadang pengaruh hipoksia pada rangsangan pernapasan membuat terjadinya Dispnea, proses pernapasan yang sulit atau berat pada subjek yang secara sadar merasakan sesak napas. Hipoksia juga bisa menyebabkan Sianosis, yaitu kondisi dimana hemoglobin tereduksi dan mempunyai warna gelap. Bila konsentrasi hemoglobin tereduksi di dalam darah kapiler lebih besar dari 5g/dL,jaringan akan terlihat biru-kehitaman.Namun, perlu diingat bahwa sianosis tidak tampak pada hipoksia anemik dan pada keracunan karbon monoksida dan pada hipoksia histotoksik.

Dampak

Saat pertama kali sampai di ketinggian, banyak individu yang mengalami mabuk pegunungan sementara. Sindrom ini muncul 8-24 jam setelah sampai danberlangsung selama 4-8 hari, ditandai dengan nyeri kepala, iritabilitas, insomnia,sesak nafas, mual dan muntah.penyebab diduga terkait dengan edema serebri.Penyakit akibat ketinggian tidak hanya mabuk pada ketinggian, tapi juga sindrom yang lebih serius dan menjadi penyulitnya, yaitu edema otak dan edemaparu akibat ketinggian. Pada edema otak, kebocoran kapiler pada mabukpegunungan berlanjut dengan pembengkakan otak yang nyata. Edema paru adalahedema berbercak di paru yang terkait dengan hipertensi pulmonal berat yang terjadidi ketinggian.Selain itu, dampak yang terjadi dapat berupa kesulitan dalam koordinasi,bicara, dan konsentrasi, kesulitan bernafas, mengantuk, kelelahan, sianosis,penurunan pada penglihatan, pendengaran, dan fungsi sensorik, keringat dingin,serta ketidak sadaran dan kematian tergantung ketinggian dan kondisi pasien

II.7 Mekanisme HipoksiaBila orang naik ke tempat yang tinggi dari permukaan laut, maka gayafisiologiakan terjadi. Tekanan barometer ( udara lingkungan ) menjadi berkurang. Penurunan barometer ini akan menyebabkan terjadinya mekanisme hipoksia. Secara beruntun tekanan barometer turun dan membuat tekanan oksigen ikut pula turun dan berkurang jumlahnya, sehingga pernapasan yang dilakukan paru - paru terganggu.

Selanjutnya, unsur racun karbon monoksida ikut menumpuk dan berusaha 'memanggil' susunan pernapasan di medulla oblongata ( batang otak ). Lalu karbon monoksida dilepaskan dari darah paru - paruke dalamalveolus( penyaring di paru - paru ). Bila racunkarbon monoksidaitu menumpuk di paru - paru, maka tubuh otomatis menjadi lemas.

Artinya, cadangan udara bersih sudah tertutup oleh karbon monoksida. Keadaan ini tentu saja membuat orang menjadi panik. Pendaki gunung yang mengalami hal seperti itu tentunya akan cepat pingsan. Keadaan fatal (kematian) akan dipercepat jika sebelumnya pendaki gunung ini mengidap penyakit asma, bronchitis kronis, disebabkan defisitmetabolikdi dalam sel saraf. (Anonymous, 2011)

II.8 Penanganan hipoksiaPenanganan yang dapat dilakukan terhadap penderita hipoksia adalah:

1).Pemberian oksigenMerupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam saluran pernafasan dengan alatbantu oksigen. Pemberian oksigen dapat dilakukan meallui tiga cara, yaitu melaluikanula, nasakm dan masker. Pemberian oksigen ini ditujukan untuk memenuhikebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.

Penanganan pada daerah yang tinggi :

2).Turun segeraDengan turun segera dari ketinggian dapat menyembuhkan gejala dalam beberapajam, namun misi naik gunung dapat tertunda.

3).Istirahat di ketinggian yang samaDiharapkan terjadinya proses aklimatisasi(penyesuaian ketersediaan O2 yangmenurun di dataran tinggi), namun gejala baru akan hilang dalam 24-48 jam.

4).Istirahat dan minum Acetazolamide, atau Deksametason, atau keduanya Dengan Acetazolamide, gejala dapat hilang dalam 12-24 jam, namun ada efeksamping obat. Sedangkan pada Deksametason dapat menghilangkan gejala dalambeberapa jam, namun hanya menyembunyikan gejala dan tidak terjadi prosesaklimatisasi.

5).Terapi oksigen hiperbarikGejala akan hilang dalam beberapa menit, namun hanya dapat meningkatkan jumlahO2 yang larut dalam darah arteri, sehingga memberikan arti yang terbatas padahipoksia stagnan, anemik, histotoksik, dan hipoksik.

Daftar Pustaka

Murray, Robert K. Biokimia Harper. Ed.27. hal.51Ganong.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.22

Dorland. Kamus Kedokteran. Ed.31Marks D, dkk.

Biokimia Kedokteran Dasar.Guyton, Hall.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Sloane E.

Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Pierson David J. Pathophysiology and Clinical Effects of Chronic Hypoxiahttps://Docs.Google.Com/Usu

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090620-pengertian-oksigen/#ixzz1gMwyCQhQ

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2026989-hipoksia-kekurangan-oksigen/#ixzz1gYANSPia

http://3rr0rists.net/medical/hipoksia.html

http://www.google-book.com/-Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klienhttp://www.makalahpendididkan.com

http://www.newton.com

http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/

http://www.madehow.com/Volume-4/Oxygen.html#ixzz1gMutQD2C

http://www.lenntech.com/periodic/elements/o.htm#ixzz1gMs9MVih

http://www.tpub.com/ase2/85.htm

http://www.caregiver.org/caregiver/jsp/content_node.jsp?nodeid=575

http://www.steadyhealth.com/articles/Elevated_Hemoglobin__Risks___Symptoms_a194.htm

(http://www.webmd.com/asthma/guide/hypoxia-hypoxemia)

18