l2f006010_mkp

9
1 Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES KERJA AMPLIFIER PADA HOME THEATER DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA CIKARANG BARAT Anton Ratrianto ( L2F 006 010 ) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang ABSTRAK Amplifier merupakan suatu bagian vital dari home theater dimana fungsinya yaitu sebagai rangkaian penguat audio. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung pada tipe IC( Intregated Circuit ) yang digunakan pada amplifier tersebut. Amplifier sendiri terdiri dari beberapa tipe diantaranya amplifier kelas a, amplifier kelas b, amplifier kelas ab, amplifier kelas c , dan amplifier kelad d. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya. Kata Kunci : Amplifier, IC ( Intregated Circuit ) , Home Theater I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya audio saat ini sudah sangat pesat kemajuannya. Setiap saat, setiap waktu, bahkan setiap detik teknologi terus berkembang. Bila suatu perusahaan tidak mampu melakukan inovasi , maka dia akan kalah. Dalam hal teknologi suatu perusahaan memiliki departemen yaitu Research & Development (R&D) yang bertugas menemukan suatu penemuan baru yang bermanfaat serta melakukan perubahan dan perbaikan terhadap produk sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amplifier merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai penguat audio pada home theatre. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Tujuan Tujuan dari kerja Prakterk yang dilakukan di PT LG Electronics Indonesia adalah untuk mempelajari dan menjelaskan bagaimana proses kerja amplifier mulai dari pengolahan data audio sampai menjadi gelombang suara. Batasan Masalah Adapaun batasan-batasan masalah dalam Kerja Praktek ini antara lain sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada Departement R&D Media PT. LG ELECTRONICS INDONESIA. 2. Pengenalan umum Home Theater untuk merk LG. 3. Pembahasan hanya seputar teori dasar amplifier dan bagaimana proses kerja amplifier. II LANDASAN TEORI Pengertian Amplifier Amplifier merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai penguat audio pada home theater. Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses. Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya. Type-Type Amplifier Amplifier Kelas A Sistem penguatan kelas A adalah sistem dimana ayunan sinyal mengambil hampir semua garis beban, atau arus penyimpangan pada keluaran garis beban sejak semula. Yang paling utama dari sistem penguatan kelas A adalah bahwa garis beban ac dan garis beban dc selalu terpasang. Tidak ada kondisi jika salah satu atau lainnya dimatikan. Oleh karena itu, penguat kelas A adalah satu-satunya desain yang diakhiri dengan hanya satu jenis garis beban keluaran. Maka dari itu, penguat kelas A adalah suatu penguat yang tidak efisien dari semua desain power amplifier lainnya, rata-rata hanya

Upload: imron-ramadhon

Post on 21-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: L2F006010_MKP

1

Makalah Seminar Kerja Praktek

PROSES KERJA AMPLIFIER PADA HOME THEATER

DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA

CIKARANG BARAT Anton Ratrianto ( L2F 006 010 )

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

ABSTRAK

Amplifier merupakan suatu bagian vital dari home theater dimana fungsinya yaitu sebagai rangkaian penguat

audio. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung pada tipe IC( Intregated Circuit ) yang digunakan pada amplifier

tersebut. Amplifier sendiri terdiri dari beberapa tipe diantaranya amplifier kelas a, amplifier kelas b, amplifier kelas ab,

amplifier kelas c , dan amplifier kelad d.

Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses.

Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini, adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan penguatan linear,

efisiensi dayanya hanya sekitar 70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas. Dengan penguatan kelas D, efisiensi

dayanya dapat mencapai 100% karena didasarkan pada operasi switchingnya.

Kata Kunci : Amplifier, IC ( Intregated Circuit ) , Home Theater

I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi khususnya audio

saat ini sudah sangat pesat kemajuannya. Setiap

saat, setiap waktu, bahkan setiap detik teknologi

terus berkembang. Bila suatu perusahaan tidak

mampu melakukan inovasi , maka dia akan kalah.

Dalam hal teknologi suatu perusahaan memiliki

departemen yaitu Research & Development (R&D)

yang bertugas menemukan suatu penemuan baru

yang bermanfaat serta melakukan perubahan dan

perbaikan terhadap produk sehingga menghasilkan

produk yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Amplifier merupakan suatu rangkaian yang

berfungsi sebagai penguat audio pada home theatre.

Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran

menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses.

Tujuan

Tujuan dari kerja Prakterk yang dilakukan

di PT LG Electronics Indonesia adalah untuk

mempelajari dan menjelaskan bagaimana proses

kerja amplifier mulai dari pengolahan data audio

sampai menjadi gelombang suara.

Batasan Masalah

Adapaun batasan-batasan masalah dalam

Kerja Praktek ini antara lain sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada Departement R&D

Media PT. LG ELECTRONICS INDONESIA.

2. Pengenalan umum Home Theater untuk merk

LG.

3. Pembahasan hanya seputar teori dasar amplifier

dan bagaimana proses kerja amplifier.

II LANDASAN TEORI

Pengertian Amplifier

Amplifier merupakan suatu rangkaian yang

berfungsi sebagai penguat audio pada home theater.

Penguatan mampu mengubah daya pada keluaran

menjadi lebih besar tanpa ada lose data pada proses.

Kebanyakan penguatan suara yang ada saat ini,

adalah penguatan klasik seperti kelas A, AB dan

penguatan linear, efisiensi dayanya hanya sekitar

70~80%. Banyak daya yang hilang karena panas.

Dengan penguatan kelas D, efisiensi dayanya dapat

mencapai 100% karena didasarkan pada operasi

switchingnya.

Type-Type Amplifier

Amplifier Kelas A

Sistem penguatan kelas A adalah sistem

dimana ayunan sinyal mengambil hampir semua

garis beban, atau arus penyimpangan pada keluaran

garis beban sejak semula. Yang paling utama dari

sistem penguatan kelas A adalah bahwa garis beban

ac dan garis beban dc selalu terpasang. Tidak ada

kondisi jika salah satu atau lainnya dimatikan. Oleh

karena itu, penguat kelas A adalah satu-satunya

desain yang diakhiri dengan hanya satu jenis garis

beban keluaran. Maka dari itu, penguat kelas A

adalah suatu penguat yang tidak efisien dari semua

desain power amplifier lainnya, rata-rata hanya

Page 2: L2F006010_MKP

2

sekitar 20%. Oleh karena itu, sifat dari penguat

kelas A adalah besar, berat, dan panas sekali bila di

nyalakan kan beberapa lama. Semua ini berkaitan

pada sistem penguatan secara tetap pada saat daya

penuh. Efek yang paling positif dari semua ini

adalah bahwa desain penguat kelas A adalah sudah

menjadi sifat paling linear, dengan jumlah

penyimpangan paling sedikit.

Tingkat Keluaran Kelas A :

Penguat arus linear yang sederhana.

Tidak efisien, efisiensi maximum antara 10 dan

20%.

Hanya cocok untuk aplikasi daya rendah.

Memerlukan daya tinggi untuk efisiensi yang

baik.

Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut

Emiter

Karakteristik linier diperoleh dengan

mengabaikan perubahan didalam VBE1 dengan iL.

Keluaran malsimal (+) ditentukan oleh kejenuhan

Q1. Didalam arah negatif, batas daerah linier

ditentukan oleh Q1 yang memadamkan atau dari

kejenuhan Q2, tergantung pada nilai-nilai I dan RL.

Gambar 2.1 Karakteristik Pemindahan Dari Pengikut

Emiter

Gambar 2.2 Konfigurasi Penguat Kelas A

Penguat Kelas B

Jika pada power amplifier Kelas A

menghasilkan rangkaian bias yang paling stabil, tapi

sangat memerlukan rating daya yang besar, dan

adanya aliran arus tanpa sinyal yang menyebabkan

pemborosan yang tidak berguna.

Untuk menekan pemborosan itu digunakan

rangkaian penguat balans (push-pull) Kelas B, yaitu

rangkaian dengan dua transistor dimana kedua

transistor dibias pada cut off. Secara blok diagram

diberikan sebagai berikut:

Rangkaian

½ Sinyal

Rangkaian

½ Sinyal

Beban

Vi

Secara rumus dapat ditulis sebagai berikut

Daya input supply

SCCDCS IVP

Jika , LS II

2

*IL = arus output maksimum

L

PLCCLCCDCS

R

VVIVP

22

Daya output beban

L

PL

L

rmsL

ACLR

V

R

VP

2

22

Rangkaian ini bekerja secara bergantian

dimana saat ½ gelombang positif maka rangkaian

bagian atas yang bekerja dan meneruskan ke beban.

Dan saat ½ gelombang negatif rangkaian bagian

bawah yang bekerja dan meneruskan ke beban.

Karena rangkaian bekerja pada daerah cut off maka

7

Page 3: L2F006010_MKP

3

tidak ada daya yang terbuang pada keadaan stand-

by.

Tingkat Keluaran Kelas B

Gambar 2.4 Skematik Output Kelas B

Q1 dan Q2 membentuk dua pengikut emiter

yang tidak memihak. Q1 hanya dapat

menghantarkan saat diberi masukan positif. Q2

hanya dapat menghantarkan saat diberi masukan

negatif.

Sudut konduksi adalah 180°.

Saat masukan nol, tak ada penghantar.

(I . e) Pemborosan daya saat diam adalah nol.

Penguat Kelas AB

Untuk menghindari distorsi crossover, maka

basis emitter kedua transistor diberi bias maju

sedikit (0.2 atau 0.7) sehingga jika sinyal ac

diberikan pada basis maka arus kolektor mulai

mengalir dengan cepat. Kondisi ini dinyatakan

sebagai kelas AB. Ini diperoleh dengan

menambahkan tahanan pembias dimana R1 dan R2

dipilih agar Q1 dan Q2 titik kerjanya dekat dengan

cut off.

Gambar 2.5 Sirkuit Kelas AB

Amplifier Kelas C

Amplifier kelas C beroperasi kurang dari

setengah putaran input. Efisiensinya sekitar

75% karena bagian yang aktif dibelokkan

melalui switching.

Kelas C umumnya digunakan pada sirkuit RF

dimana resonansi harus diberada di output agar

menjaga gelombang sinus tidak terpengaruh

putaran input.

Amplifier Kelas D

Ini merupakan fakta bahwa amplifier yang

menggunakan kelas A atau kelas AB tidak efisien

karena menghasilkan daya yang kecil dengan

disipasi besar. Sekarang sudah dikenal subwoofers

dengan frekuensi rendah elektrik yang bertujuan

meningkatkan subwoofes sehingga membutuhkan

daya yang tinggi. Dengan penguat kelas D disipasi

daya dapat ditekan dan penguatan daya yang

dihasilkan bisa optimal, kelas D mempunyai tingkat

efisiensi normal lebih dari 90% dan kurang dari

10% yang diubah menjadi panas.

Penguatan kelas D menggunakan gelombang

Pulse Wide Modulation (PWM) biasa disebut Pulse

Duration Modulasi. Dengan sinyal input (Vin) di

modulasikan dengan sinyal lain yaitu Vm yang

berupa sinyal sawtooth. Dengan prinsip sederhana

seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.6 Proses PWM

Sinyal merah adalah Vin dan sinyal biru

adalah sinyal modulasi Vm. Sedangkan gelombang

yang dihasilkan berupa gelombang PWM (Vd)

(sinyal hitam). Vd = "1" if Vin > Vm.

Saat ini sudah menggunakan sinyal digital

yang hanya dapat membaca " 0" atau " 1". Sinyal

digital mempunyai frekuensi dasar yang sama

dengan frekuensi modulasinya (sinyal frekuensi

modulasi Vm) tetapi juga terdapat sinyal masukan

dan rangkaian komponen frekuensi di sekitar

frekuensi modulasinya. Sehingga frekuensi

modulasinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

sinyal input Vin.

Page 4: L2F006010_MKP

4

Gambar 2.7 Sinyal Discrete

Gambar 2.8 Frekuensi Modulasi Single Push Pull

Output Stage

Gambar 2.9 Tingkat Balanced Output Kelas D

Desain amplifier dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Amplifier tradisional, memiliki karakter

sederhana seperti : analog, efisiensi rendah,

desain kelas A/ B.

2. Desain efisiensi tinggi: Desain analog kelas D,

kelas G/ H: Mengubah Power Supply pada kelas

A/ B.

3. Tekhnologi modern. Teknologi ini dibuat untuk

memenuhi kebutuhan yang memerlukan

efisiensi yang tinggi dan digital.

DDX

Direct Digital Amplification (DDX) sudah

dipatenkan, serba-digital, arsitektur amplifier

memiliki tingkat efisiensi tinggi, ini dikembangkan

untuk memenuhi kebutuhan akan besarnya angka

penggunaan audio, dari mulai PC multimedia, home

audio sampai MP3 player. Sistem hiburan saat ini,

sudah dituntut untuk serba digital, sistem analog

hanya digunakan untuk memproses sinyal analog

(DAC). Teknologi DDX sudah menghilangkan

DAC. Yaitu dengan menggunakan tekhnik

pemrosesan sinyal untuk kontrol digitalitas daya

efisiensi tinggi. Berkaitan dengan audio digital,

menimbulkan hilangnya sinyal analog dan

meningkatkan efisiensi amplifier pada salah satu

dari tiga faktor yang dibandingkan pada desain

analog. Suatu perkembangan teknologi

memungkinkan dapat menciptakan produk audio

digital yang menyediakan reproduksi suara digital

dari sumber ke speaker.

Perbadingan DDX Dengan Desain Analog

Gambar 2.10 membandingkan arsitektur

amplifier DDX dengan arsitektur analog .

Perbedaan pokoknya adalah bahwa desain analog

membutuhkan DAC terlebih dahulu pada taraf

amplifier. Pada amplifier analog kelas A/B, taraf

amplifiernya memiliki sedikit efisiensi sesuai daya

yang dikonsumsi amplifier pada komponen aktif.

Amplifier kelas D dikembangkan untuk

menigkatkan efisiensi amplifier dengan koneksi

diskritalitas muatan pada power supply. jika

efisiensi yang lebih tinggi dicapai, maka solusinya

adalah memanfaatkan analog interface dan analog

power stage control.

Gambar 2.10 Perbandingan DDX Amplifier Dengan

Analog Amplifier

Manfaat DDX serba-digital yang terdiri dari

DDX Controller dan control Power digital.

Kaitannya dengan ini yaitu menghilangkan DAC

dan sinyal analog, juga meningkatkan efisiensi

dengan memenuhi satu faktor dari tiga persamaan

pada desain kelas A/B. DDX Controller merubah

data audio digital menjadi puncak damped ternary

pulse width modulated (PWM) timing signals.

Sinyal ini digunakan untuk mengontrol tombol

transistor daya efisiensi tinggi konfigurasi penuh.

Pass filter pasif rendah digunakan untuk merubah

komponen frekuensi tinggi pada PWM output awal

pada muatan. DDX mengurangi sistem karena

Page 5: L2F006010_MKP

5

menghilangkan kebutuhan untuk DAC yang

dibutuhkan pada desain analog. DDX

menghilangkan sinyal analog seperti tak ada sinyal

analog tingkat rendah hanya digital dan daya sinyal

digunakan. Kesederhanaan desain circuit board dan

perkembangan audio performance pada lingkungan

khusus high noise ditemukan pada produk digital

audio.

Blog Diagram Amplifier

Gambar 2.11 Blok Diagram Amplifier Digital

Sebuah amplifier digital terdiri dari :

1. Input Selection

2. Sound Control DSP

3. Digital Filter

4. DDC (Digital to Digital Converter)

5. Gate Driver.

6. MOSFET Bridge.

7. LPF (Low Pass Filter)

Input Selection

Masukan terdiri dari :

Multiplexer : untuk memilih input yang

masuk

Sampling Rate Converter : untuk mengubah

frekuensi sinyal sampling

Sound Control DSP

Sound Control terdiri dari :

Tone Control (Bass and Treble)

Graphic Equalizer

Volume

SFC (Sound Field Control) program

Ada dua metode mengendalikan volume:

1) Pengatur volume secara Digital, yang

melibatkan sinyal digital dengan

memproses gelombang PCM nya.

2) Mengubah - ubah power supply pada

state output dengan perubahan voltage

output.

Digital Filter

Seperti halnya CD, sebuah digital amplifier

memerlukan sebuah digital filter untuk melindungi

over sampling. Jika sampling frequency meningkat

menggunakan penyisipan, maka frekuensi digital

noise meningkat juga pada saat yang bersamaan.

Desain pembuatan LPF adalah mudah dan juga

meningkatkan S/N Ratio. Di dalam amlifier digital,

frekuensi data PCM ditingkatkan untuk memenuhi

PWM yang switching frequency (sekitar 400 kHz).

PCM to PWM converter (DDC)

Ini adalah inti dari digital amplifier dengan

digital IC yang mengkonversi suatu sinyal data

PCM menjadi sinyal PWM. Proses ini biasanya

disebut DDC ( Digital to Digital Converter). DDC

sebagian besar terdiri dari :

1. Multi bit Delta Sigma Modulator.

2. Pulse Width Modulator.

Multi bit Delta Sigma Modulator

Karena kuantitas data cukup besar, maka

konversi dari sinyal PCM 16~ 24 bit dimasukkan ke

PWM untuk menaikkan harga pulsa dengan cepat.

Disini memerlukan suatu langkah pre-proses untuk

mengkompresi data, dan mengatur kualitas suara

dari sinyal masukan secara serentak.

Jika menurunkan nilai bit didalam PCM,

noise akan naik, dan kualitas suara menurun. Dalam

mengatur kualitas suara dari harga asli bit PCM,

memerlukan teknik noise shaping dan menekan

kapasitas noise diluar range frekuensi yang dapat

didengar .

Sebuah Multi bit Delta Sigma Modulator,

biasanya dinamakan Multi bit Noise Shaper.

Pengambilan 24 bits sinyal PCM masukan yaitu

8~16 kali, dan mengkompresi suatu 8 bit sinyal

PCM tanpa suatu penurunan yang tajam di dalam

kualitas suara.

Gambar 2.12 Block Diagram Dari Multi bit Delta Sigma

Modulator

Page 6: L2F006010_MKP

6

Pada gambar, sebuah bentuk yang sederhana

dari koefisien noise shaping filter yang bisa

digunakan dalam H(Z), bisa ditulis sebagai berikut

:

First Filter : Z-1

Second Filter : 2*Z-1 – Z-2

Persamaan H(Z) pada umumnya yaitu :

H(Z) = 1 – (1 - Z-1)n , n 1

Noise-Shaping

Hubungan ke UPWM : perhitungan

keluaran.

Pengiriman ulang spektral dari Q-noise.

Menekan Q-nois didalam gelombang audio.

Noise-Shaper

Feed back filter F(z) adalah beban yang

melalui Q-noise.

E.g. F(z) = 2z-1-z-2

Gambar 2.13 Noise shaper spectrum

Gambar 2.14 Total Noise Amplification

Pulse Width Modulator

PWM menghasilkan sebuah bit sinyal PWM

dari sebuah kompresan 8 bit sinyal PCM. Kegunaan

dari merubah PCM ke PWM adalah untuk

mengkodekan sebuah PCM ke 1 bit (2 level) yaitu

dengan :

Pengulangan pulsa frekuensi rendah (PRF).

Mengontrol dari sebuah clock digital.

Mengubah kode dari sebuah low-pass

filter.

Ketelitian tinggi (low THD, low noise).

PCM ke PWM

Pulse = Fixed Amp. * Variable Duration

Linear Axiom - PCM

Linear operation = f(a1) + f(a2) = f(a1+a2)

Time UPWM

Definisi pulsa dari sebuah bit clock Fb, Fb = N x Fs.

Gambar 2.15 Time UPWM

PWM Error Modeling

Model Hammerstein

Gambar 2.16 PWM Error Model Hammerstein

PWM Error :

Harmonik + IM Distortion (Menaikkan

sinyal frekuensi).

Intermodulation noise dengan noise

shaper

Koreksi eror dari sinyal digital processing ke dalam

daerah PCM sebelumnya menuju PWM :

Harmonic + IM Distortion

Inter-Modulation (IM) Noise

Quasi-Symmetry (QS) Noise

Page 7: L2F006010_MKP

7

Sinyal PCM

Spektrum Signal PCM

Gambar 2.17 Spektrum Signal PCM

Rekontruksi Filter

Gambar 2.18 Rekontruksi Filter

Sinyal PWM

Spektrum Sinyal PWM

Gambar 2.19 Spektrum Sinyal PWM

Rekontruksi Filter

Gambar 2.20 Rekontruksi Filter

Gate Driver

Keluaran tegangan dari DDC chip adalah 3-

5V. Untuk operasi suatu pintu dari switching FET

digunakan tegangan kurang dari 12V. Kapasitas

tegangan untuk dapat menjalankan sebuah DDC

sama dengan kapasitas sebuah TTL, dengan

keluaran arus yang rendah dan impedansi keluaran

yang tinggi. Oleh karena itu memerlukan sebuah

gate driver yang mempunyai kemampuan, dan suatu

lokasi yang diantaranya DDC chip dan FET.

FET Bridge

Karena DDC chip dan gate driver tidak bisa

memberikan arus tinggi ke impedansi rendah seperti

contohnya speaker, maka memerlukan output stage

(tingkat keluaran) agar menghasilkan keluaran

tegangan dan arus. Sinyal penguat PWM adalah

gelombang persegi yang mempunyai frekuensi

tinggi, dan sebuah MOSFET dengan kecepatan

switching yang tinggi adalah hal yang umum

digunakan sebagai keluaran komponen. Didalam

switching, circuit merupakan kopel analog

“push/pull” yang dinamakan half bridge. Didalam

analog sebuah circuit dinamakan “bridge coupling”

dan dalam switching dinamakan Full bridge.

Sebuah Full bridge circuit seperti huruf “H”, maka

dinamakan H bridge circuit.

Karena sebuah switching FET terus

mengulang pada keadaan “OFF”, dan jenuh pada

keadaan “ON”, sehingga daya yang dikonsumsi

oleh FET menjadi kecil. Oleh karena itu panas yang

dihasilkan sangat kecil.

Low Pass Filter

Untuk mengubah output sinyal PWM dan

memperoleh sinyal analog yang berupa frekuensi

audio. LPF akan menghalangi frekwensi tinggi dan

melewatkan frekwensi rendah. Rangkain LPF

terdiri dari Induktor dan kapasitor.

Sinyal yang masuk ke Sound Control berupa

sinyal data PCM, Sound Control dapat melakukan

merubahan sinyal data, yang sifatnya dapat

dikendalikan dari luar misalnya equalizer atau

volume dan keluarannya berupa sinyal PCM. Sinyal

PCM hanya berbentuk kode-kode digital maka

harus di konverter menjadi PWM, setelah itu

barulah sinyal PWM tersebut di kuatkan

amplitudonya maksimal sebesar power supply yang

diberikan dan tanpa mengubah frekuensi sinyalnya.

Sinyal yang keluar dari amplifier masih berupa

sinyal PWM dan akan di ubah menjadi sinyal analog

(agar bisa dikeluarkan speaker) di LPF (Low Pass

Filter), LPF juga akan melewatkan frekuensi tinggi

dan menahan frekuensi rendah.

Digital Audio Processor ( IC PULSUS PS9850)

Pulsus PS9850 adalah sebuah chip yang

memiliki integrated yang sangat tinggi untuk

system multi channel audio video seperti pada 5.1

channel, 6.1 channel, atau 7.1 channel. Pulsus

PS9850 adalah modulator PWM kinerja tinggi dan

resolusi tinggi digital audio prosesor. Perangkat ini

menggunakan modulasi AD beroperasi di 384kHz

Tingkat switching, mendukung fungsi gangguan

AM penolakan, dan memiliki urutan PWM untuk

Pop-kurang. Pulsus PS9850 memiliki tingkat

asynchronous converter sampel untuk berbagai

tingkat input sampel dengan jitter tertanam koreksi

Page 8: L2F006010_MKP

8

fungsi. Untuk kinerja yang tinggi dan resolusi

tinggi, audio prosesor 30bit mengoperasikan jalur

data dan

192kHz sample rate prosesor ini terdiri dari

equalizers, kontrol volume, sebuah

bass manajemen dan keuntungan otomatis

membatasi fungsi. Equalizers sepenuhnya

diprogram yang memiliki 69 biquad band filter

dengan baik mode statis atau grafik dan bermanfaat

preset equalizer grafis. Pulsus PS9850 dioperasikan

dengan daya tunggal, seperti yang telah regulator

untuk inti. Perangkat ini memiliki built-in PLL

tanpa eksternal loop filter. Oleh karena itu

komponen eksternal diminimalkan

III. Stereo Digital Amplifier Power

Stage (HT1200-4)

HT1200-4 adalah sebuah power amplifier

generasi ketiga, yang memiliki performance tinggi,

dan perbaikan sistem proteksi pada integrated stereo

digital amplifier power stage. HT1200-4 dapat

mengangkat beban 4 sampai dengan 125 W per

channel dengan integrated noise rendah pada

output, performance THD+N rendah, dan disipasi

daya rendah.

HT1200-4 memiliki biaya rendah, high

fidelity audio system dapat dibuat menggunakan

sebuah TI chipset, yang terdiri dari sebuah

modulator (seperti TAS5508) dan sebuah HT1200-

4. Sistem ini hanya memerlukan sebuah LC

demodulation filter sederhana untuk menghasilkan

kualitas yang tinggi, penguatan audio dengan

tingkat efisiensi tinggi sebagai pemenuhan standar

EMI. HT1200-4 memerlukan 2 supply daya, 12V

untuk GVDD dan VDD, dan 35V untuk PVDD.

HT1200-4 tidak memerlukan power up untuk

internal power on reset. Efisiensi dari digital

amplifier ini sangat bagus yaitu 90% pada beban 6

, yang mana memungkinkan untuk menggunakan

power supply dan heatsink yang lebih kecil.

HT1200-4 mempunyai inovatif system

proteksi yang terintegrasi dalam chip, yang

melindungi device dari kondisi yang tidak

diinginkan yang dapat merusak sistem. Pelindung

ini adalah proteksi short circuit, proteksi arus lebih,

proteksi tegangan kurang dan proteksi over suhu.

HT1200-4 mempunyai sirkuit pembatas arus untuk

mengurangi kemungkinan shutdown selama transisi

level high music. programable detector arus

berlebih yang baru memungkinkan menggunakan

induktor yang lebih murah pada filter demodulasi

keluaran..

IV PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil uraian di atas dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Amplifier merupakan salah satu item yang

sangat penting dalam sebuah home theater

yang mana berfungsi untuk menguatkan

sinyal audio menjadi lebih besar.

2. Besarnya penguatan sinyal audio tergantung

dari tipe IC yang digunakan.

Saran

Adapun saran yang ingin penulis

sampaikan setelah melakukan kerja praktek di

PT LG Electronics Indonesia antara lain sebagai

berikut :

1. Dalam mempelajari suatu rangkaian

amplifier, terlebih dahulu harus mengetahui

teori dasar elektronika, karena itu

merupakan langkah awal yang harus

dipelajari sebelum memasuki tingkat yang

lebih tinggi.

2. Amplifier merupakan suatu rangkaian

penguat yang memerlukan tegangan yang

cukup tinggi. Jadi dalam merakit amplifier

kita harus mengerti prinsip kerja atau proses

kerja amplifier agar tidak terjadi kesalahan

yang fatal dalam pengerjaannya.

3. Perakitan amplifier merupakan suatu hal

yang sangat mengasikkan tetapi juga sangat

merumitkan, jadi membutuhkan tingkat

ketelitian, keseriusan dan kehati-hatian

dalam pengerjaannya agar mendapatkan

hasil penguatan sesuai yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Albert Paul Malvino,

Alih Bahasa: Prof. M. Barmawi, Ph.D.

M. O. Tjia, Ph.D.

Prinsip-Prinsip Elektronika, 1992 ,

Erlangga , Jakarta.

[2] Wasito S, Vademekum Elektronika, 2001, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[3] Dennis Roddy, John Coolen.

Alih bahasa: Ir. Kamal Idris.

Komunikasi Elektronika, 1984, Erlangga,

Jakarta.

[4] R&D DAV PT.LG Electronics Indonesia, Basic

System Handbook, 2004, Cikarang Barat.

Page 9: L2F006010_MKP

9

BIODATA

Anton Ratrianto, lahir di

Jakarta tanggal 28 februari

1988, menempuh pendidikan

dasar di SD Negeri 02 Duren

Sawit, melanjutkan ke SLTP

Negeri 27 Duren Sawit dan

SMA Negeri 12 Jakarta Timur

lulus pada tahun 2006 dan

sekarang tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro

Universitas Diponegoro Angkatan 2006,

Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi.

Semarang, Mei 2013

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Kerja Praktek

Ir. Ngatelan, MT

NIP.195207271982031003