l a k i n 2016 - kemsos...pendahuluan a. pengantar pembangunan kesejahteraan sosial di indonesia...

60
L A K I N 2016 PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI BAMBU APUS JAKARTA TIMUR DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL ODK DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 1

    L A K I N 2016 PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI BAMBU APUS JAKARTA TIMUR

    L A K I N 2016 PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI BAMBU APUS JAKARTA TIMUR

    DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL ODK

    DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL

    KEMENTERIAN SOSIAL RI

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Pengantar

    Pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia telah menunjukkan banyak

    kemajuan, terutama bagi warga masyarakat yang kurang beruntung, yang lebih

    dikenal dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), termasuk

    didalamnya adalah Penyandang Disabilitas atau Penyandang Disabilitas.

    Penyandang Disabilitas, dalam hal ini antara lain Penyandang Disabilitas Rungu

    Wicara yang sesuai dengan definisi kecacatan dalam UU No.11 tahun 2016 tentang

    Penyandang Disabilitas.

    Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

    prasyarat bagi setiap pemerintahan yang baik demi terwujudnya pemerintahan yang

    bersih dan berwibawa yang mengedepankan aspirasi rakyat dalam mencapai tujuan

    serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Salah satu upaya yang perlu dilakukan

    untuk mencapainya adalah pelaksanaan, pengembangan dan penerapan sistem

    pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan syah (legitimate) sehingga

    penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara

    berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,

    kolusi dan nepotisme.

    Pada Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999

    tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan adanya kewajiban

    setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara

    untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta

    kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan

    stratejik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban

    dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing,

    lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 3

    kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan

    kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah (SAKIP). Di lingkungan Kementerian Sosial hal ini juga

    didasarkan kepada Peraturan Menteri Sosial Nomor 66/HUK/2000 tentang

    Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN)

    di lingkungan Kementerian Sosial.

    Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan

    kegiatan yang dilakukan sesuai mandat yang diberikan berdasarkan tugas dan

    fungsi Kementerian Sosial. Pada bidang Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

    yang menjadi tanggung jawab Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas,

    laporan akuntabilitas berisi laporan tentang kegiatan yang sudah dilakukan dalam

    membawa misi organisasi selama pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2016.

    Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN)

    dimaksudkan sebagai kewajiban Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang

    Disabilitas untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

    pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

    Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2016, serta sebagai

    umpan balik untuk dilakukan perbaikan kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial

    Penyandang Disabilitas di tahun mendatang.

    B. Gambaran Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta

    Salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang perlu

    mendapatkan pelayanan Rehabilitasi Sosial adalah Penyandang Disabilitas rungu

    wicara. Menurut ilmu kedokteran, Penyandang Disabilitas rungu wicara memiliki

    kelainan atau gangguan pada alat pendengaran yang mengakibatkan mereka tidak

    dapat berbicara, hal ini menyebabkan mereka tidak dapat melakukan komunikasi

    secara wajar.

    Pada dasarnya Penyandang Disabilitas rungu wicara masih mempunyai

    potensi, kemampuan dan kemauan yang dapat di kembangkan, dan untuk

    mengembangkan potensi tersebut diperlukan pemberdayaan kelayan melalui

    porogram rehabilitasi sosial dengan sosialisasi proses komunikasi khusus

    pembelajaran bahasa isyarat.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 4

    Penyandang Disabilitas rungu wicara juga merupakan bagian dari anggota

    masyarakat, oleh sebab itu mereka juga mempunyai hak dan kesempatan yang

    sama di masyarakat, mereka tidak boleh di isolir atau dibeda-bedakan. Masyarakat

    juga hendaknya dapat menerima keberadaan mereka, oleh karena itu masyarakat

    juga perlu meningkatkan kepeduliannya serta ikut mendukung dan memfasilitasi

    kebutuhan Penyandang Disabilitas rungu wicara. Seperti apa yang tercantum

    dalam UU No. 4 Tahuun 1997 tentang Penyandang Disabilitas dalam Bab III pasal 5

    dan 6 yang berbunyi : setiap Penyandang Disabilitas memiliki hak dan kesempatan

    yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.

    Panti Sosial Bina Runggu Wicara (PSBRW) ”Melati” adalah salah satu panti

    yang ditetapkan sebagai unit pelaksana teknis milik Kementerian Sosial RI yang

    dikhususkan untuk pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi Penyandang Disabilitas rungu

    wicara. Pelaksanaaan program Rehabilitasi Sosial di PSBRW ”Melati” merupakan

    salah satu pelaksanaan program pembangunan di bidang kesejahteraan sosial,

    yang di arahkan pada perlindungan, pemulihan dan kemandirian dalam mencapai

    taraf hidup kesejahteraan sosial yang layak, normatif dan manusiawi guna

    mengembalikan dan meningkatkan kemampuan penyandang masalah

    kesejahteraan sosial, agar mereka dapat memulihkan kemampuan dan kemandirian

    dalam kehidupan dan kemandirian secara wajar di tengah-tengah masyarakat.

    Sebagai salah satu lembaga rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitas rungu

    wicara, PSBRW ”Melati” memiliki program prioritas pelayanan rehabilitasi sosial

    yang dititik beratkan pada kemampuan berkomunikasi. Tujuan kegiatan tersebut

    adalah agar Penyandang Disabilitas rungu wicara dapat mandiri, dapat

    berkomunikasi dan bersosialisasi secara wajar. Selanjutnya setelah kelayan

    mengikuti program di PSBRW ”Melati” mereka dapat melaksanakan fungsi

    sosialnya dengan baik sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka

    miliki.

    1. Dasar Hukum

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta merupakan salah satu unit

    teknis di lingkungan Kementerian Sosial di bawah Direktorat Rehabilitasi Sosial

    Penyandang Disabilitas yang melaksanakan tugasnya berlandaskan Peraturan

    Perundangan-undangan, antara lain :

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 5

    a. UU No 11 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.

    b. UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.

    c. UU No. 11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan

    Sosial

    d. UU No.19 tahun 2011 tentang UU Pengesahan Konvensi Hak-hak

    Penyandang Disabilitas

    e. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan

    Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Cacat

    f. Peraturan Pemerintah No. 43/1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan

    Sosial Penyandang Cacat

    g. Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1999, Tentang Lembaga Koordinasi dan

    Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat

    h. Keppres RI Nomor 102 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

    Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen

    i. Keppres No. 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara

    j. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Departemen Sosial RI

    k. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Departemen Sosial RI

    l. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 40/HUK/2004 tentang Prosedur Kerja Panti

    Sosial dilingkungan Departemen Sosial

    m. Permenpan Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

    Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    n. Resolusi UN ESCAP No. 58/4 Tahun 2002 Asian and Pacific Decade of

    Persons With Disability (Dekade II se Asia Pasific tentang Penyandang Cacat)

    o. Rencana Aksi Nasional Pemberdayaan Penyandang Cacat ( 2004 – 2016);

    p. Resolusi PBB No. 61/106 Tahun 2006, Tentang Konvensi Hak-Hak

    Penyandang Disabilitas;

    2. Tugas dan Fungsi

    Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 106/HUK/2009 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial dilingkungan Departemen Sosial, Panti

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 6

    Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta mempunyai tugas pokok dan fungsi

    sebagai berikut:

    a. Tugas

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta mempunyai tugas memberikan

    bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif, rehabilitatif,

    promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan fisik, mental

    sosial dan pelatihan keterampilan, resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi

    penyandang cacat rungu wicara agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam

    kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan,

    pemberian informasi dan rujukan.

    b. Fungsi

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta menyelenggarakan fungsi:

    Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan

    Pelaksanaan registrasi, obsevasi, identifikasi, diagnosa sosial dan perawatan

    Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan fisik,

    mental, sosial dan keterampilan

    Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut

    Pelaksanakan pemberian informasi dan advokasi sosial

    Pelaksanaan pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rehabilitasi

    sosial

    Pelaksanaan urusan tata usaha.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 7

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” Jakarta memiliki stuktur yang terdiri dari :

    Struktur Organisasi Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta berdasarkan

    PERMENSOS RI. Nomor :106/HUK/2009

    a. Kepala PSBRW “Melati”

    Mempunyai tugas memimpin bawahan dalam melaksanakan tugas pelayanan

    dan rehabilitasi sosial bagi para penyandang tuna rungu wicara agar mampu

    berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan

    standar pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama

    dengan instansi terkait sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang

    berlaku

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Kepala PSBRW

    “Melati” Jakarta menyelenggarakan tugas:

    Kepala PSBRW “Melati”

    Jakarta

    Kepala Sub. Bagian Tata Usaha

    Kepala Seksi Program dan

    Advokasi Sosial

    Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

    Kelompok Jabatan Fungsional

    Instalasi Produksi

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 8

    1. Menyusun rencana kerja dan program kegiatan Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara”Melati”sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

    2. Melaksanakan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial dan

    perawatan di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” ;

    3. Melaksanakan pelayanan sosial dan rehabilitasi sosial di lingkungan Panti

    Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” ;

    4. Melaksanakan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut di

    lingkungan Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” ;

    5. Melaksanakan pemberian perlindungan sosial, advokasi sosial, informasi

    dan rujukan di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” ;

    6. Melaksanakan pusat model pelayanan rehabilitasi dan perlindungan

    sosial di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” ;

    7. Melaksanakan urusan tata usaha di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” ;

    8. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan di lingkungan Panti

    Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” ;

    9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan di lingkungan Panti Sosial Bina

    Rungu Wicara “Melati” ;

    10. Melaksanakan koordinasi dengan satker/unit dan instansi terkait dalam

    rangka pelaksanaan tugas;

    11. Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai

    tingkat kinerja yang diharapkan;

    12. Melaksanakan Sistem Pengendalian Internal (SPI) di lingkungan Panti

    Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” ; dan

    13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.

    b. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha

    Mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, dan kearsipan,

    Keuangan. Kepegawaian, Perlengkapan dan Kehumasan Kepala Panti Sosial

    Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Sub. Bagian

    Tata Usaha menyelenggarakan tugas:

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 9

    1. Menyusun rencana kerja subbagian tata usaha sebagai pedoman

    pelaksanaan tugas;

    2. Menyiapkan bahan penyusunan anggaran Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” Jakarta;

    3. Melakukan urusan surat menyurat di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta;

    4. Melakukan urusan kepegawaian di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta;

    5. Melakukan urusan keuangan di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” Jakarta;

    6. Melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Panti

    Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta;

    7. Melakukan urusan kehumasan di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta;

    8. Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan kegiatan subbagian tata usaha;

    9. Melakukan koordinasi dengan satker/unit dan instansi terkait dalam rangka

    pelaksanaan tugas;

    10. Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai

    tingkat kinerja yang diharapkan;

    11. Melakukan Sistem Pengendalian Internal (SPI) di subbagian tata usaha;

    dan

    12. Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan

    c. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

    Mempunyai tugas rehabilitasi sosial meliputi penyiapan bahan observasi,

    identifikasi, registrasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa,

    perawatan, bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, sosial,

    keterampilan, resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut. Dalam

    melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Kepala Seksi Rehabilitasi

    Sosial menyelenggarakan tugas:

    1. Menyusun rencana kerja seksi rehabilitasi sosial sebagai pedoman

    pelaksanaan tugas;

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 10

    2. Melakukan observasi , identifikasi dan registrasi di lingkungan Panti Sosial

    Bina Rungu Wicara Melati ;

    3. Melakukan pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa di lingkungan

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati;

    4. Melakukan bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial, fisik

    dan keterampilan di lingkungan Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati;

    5. Melakukan penyaluran dan bimbingan lanjut di lingkungan Panti Sosial Bina

    Rungu Wicara Melati;

    6. Melakukan koordinasi dengan satker/unit dan instansi terkait dalam rangka

    pelaksanaan tugas;

    7. Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai

    tingkat kinerja yang diharapkan;

    8. Melakukan Sistem Pengendalian Internal (SPI) di seksi rehabilitasi sosial;

    dan

    9. Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan.

    d. Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial

    Mempunyai tugas penyusunan rencana program pelayanan rehabilitasi

    sosial, pemberian informasi, advokasi sosial dan kerjasama, penyiapan bahan

    standarisasi pelayanan, resosialisasi, pemantauan serta evaluasi pelaporan

    program di lingkungan panti. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut

    di atas Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial menyelenggarakan tugas:

    1. Menyusun rencana kerja seksi program dan advokasi sosial sebagai

    pedoman pelaksanaan tugas;

    2. Menyiapkan rencana program pelayanan rehabilitasi sosial di lingkungan

    Panti;

    3. Menyiapkan bahan kebijakan teknis pemberian informasi di lingkungan

    Panti;

    4. Menyiapkan bahan standarisasi pelayanan rehabilitasi di lingkungan Panti;

    5. Menyiapkan bahan kebijakan teknis advokasi sosial dan kerjasama di

    lingkungan Panti;

    6. Menyiapkan bahan pelaksanaan resosialisasi di lingkungan Panti;

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 11

    7. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi serta pelaporan program

    pelayanan rehabilitasi sosial dan advokasi di lingkungan Panti;

    8. Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan kegiatan di lingkungan Panti;

    9. Melakukan koordinasi dengan satker/unit dan instansi terkait dalam rangka

    pelaksanaan tugas;

    10. Menyelia dan mengevaluasi hasil kerja bawahan setiap saat agar tercapai

    tingkat kinerja yang diharapkan;

    11. Melakukan Sistem Pengendalian Internal (SPI) di seksi program dan

    advokasi sosial; dan

    12. Melakukan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah pimpinan

    C. Potensi dan Permasalahan

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta memiliki potensi dalam

    melaksanakan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitasrungu wicara yang

    dilakukan secara sistematis dan terorganisir yang didalamnya mencakupi tahapan-

    tahapan kegiatan dengan tujuan utama adalah mewujudkan Penyandang

    Disabilitasyang produktif, mandiri dan berfungsi sosial secara normatif .

    a. Sumber Daya Manusia (SDM) Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”

    Jakarta

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta, memiliki 42 orang pegawai

    yang siap melaksanakan kegiatan. Yang terdiri dari dua kelompok jabatan

    fungsional tertentu dan fungsional umum, fungsional tertentu berkaitan dengan

    spesialisasi bidang pekerjaan.

    b. Pilar Partisipan Usaha Kesejahteraan Sosial

    Keberadaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang antara lain

    terdiri dari Pekerja Sosial, Penyuluh Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial

    (TKS) terdiri dari Psikolog, Perawat dan Dokter yang secara fungsional telah

    banyak memberikan dukungan terhadap proses rehabilitasi dan perlindungan

    sosial kepada orang dengan Penyandang Disabilitas rungu wicara.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 12

    c. Sarana dan Prasarana Rehabilitasi Sosial

    Sarana dan prasarana penting dalam pelaksanaan program rehabilitasi sosial

    Penyandang Disabilitas rungu wicara adalah Asrama :4 unit, Gedung

    Kantor: 1 unit, Aula:1 unit, Ruang Belajar:1 unit, Ruang Praktek Keterampilan :9

    unit, Lab. Bahasa :1 unit, Showroom:1 unit, Ruang Perpustakaan :1 unit, Ruang

    Assesment:1 unit, Ruang Poliklinik :1 unit, Ruang Makan dan Dapur :1 unit,

    Rumah Dinas Petugas :4 unit, Rumah Dinas Kepala :1 unit, Pos Jaga :1 unit,

    Garasi :1 unit, Gudang :1 unit, Lapangan Volly: 1 unit, Kendaraan Roda 6:1

    unit, Mini Bus :1 unit, Kijang :2 unit, ambulans : 1 Unit, Kendaraan Roda 2 :6

    unit, Penerangan Listrik dan Tower Air, Telepon dan faximile, computer,

    Peralatan Praktek Keterampilan Penyandang Disabilitasrungu wicara seperti:

    peralatan menjahit, pertukangan kayu, percetakan, salon, komputer, tata boga,

    las, instalasi produksi, angklung dan melukis.

    d. Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha

    Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitasrungu wicara tidak hanya

    menjadi tanggung jawab pemerintah, khususnya Kementerian Sosial, namun

    juga tanggung jawab masyarakat dan dunia usaha. Partisipasi dunia usaha

    dilakukan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu

    mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat

    melalui kegiatan dan pelayanan kesejahteraan sosial. Dunia usaha yang telah

    banyak memberikan kontribusi yaitu PT Trimitra, PT Locomoro, butik Mizura,

    beberapa garmen dan toko roti, selain itu Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” telah memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk

    memandirikan Penyandang Disabilitas Rungu Wicara dengan memberikan

    bantuan UEP kepada penerima manfaat Penyandang Disabilitas Rungu Wicara

    “Melati” Jakarta.

    Secara lengkap berikut daftar perusahaan yang telah melakukan kerja

    sama dengan PSBRW Melati untuk bersama – sama mewujudkan kemandirian

    penerima manfaat tahun 2008 s.d 2016:

    1. PT. Trimitra Baterai Prakasa

    2. PT. Detta Marina

    3. PT. Wieda Sejahtera

    4. PT. Ceres Meiji Indotama

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 13

    5. PT. Oriental Asahi JP Carton Box

    6. PT. Toyo Seal Indonesia

    7. PT. Galenium Pharmasia Laboratories

    8. PT. Mattel Indonesia

    9. PT. Omron Manufacturing Indonesia

    10. PT. Tokai Dharma Indonesia

    11. PT. SMEP Pacific

    12. PT. Toso Industry Indonesia

    13. PT. Energizer Indonesia

    14. PT. Guna Senaputra Sejahtera (GSS)

    15. PT. YKK Zipco Indonesia

    16. PT. Maspion Kencana

    17. PT. Transmart

    18. PT. Lotte

    19.

    REKAPITULASI DATA PENYALURAN PM PSBRW "MELATI" KE PERUSAHAAN

    TAHUN 2008 - 2016

    Tahun Perusahaan Jumlah Total

    2008 PT. Trimitra Baterai Prakarsa 10

    16 PT. Gold Sindo 5

    PT. Maspion 1

    2009 PT. Trimitra Baterai Prakarsa 4

    12 PT. Hapsari 7

    Cindy Taylor 1

    2010 PT. Trimitra Baterai Prakarsa 1

    7 Riz-qy cake & Pastry 4

    Sinar Las 1

    UD. Sumantek Jaya 1

    2011 PT. Trimitra Baterai Prakarsa 4

    19

    Hanum Collection 2

    Shena Boutique 2

    Citra Jaya Taylor 1

    Karya Lestari 1

    Sanggar Viola 2

    PT. Tunas Mandiri 4

    Tris Exclusive Taylor 1

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 14

    D'Salma Salon 1

    Rapi Film 1

    2012 PT. Trimitra Baterai Prakarsa 10

    22 PT. Rocomoro 8

    Kilisuci Salon 1

    Mayzura Boutique 3

    2013 PT. Technopia Jakarta 17

    34 PT. Sidamulya Mandiri 9

    PT. Detta Marina 6

    PT. Win Collection 2

    2014 PT. Trimitra Baterai Prakarsa 10

    37

    PT. Detta Marina 6

    PT. Wieda Sejahtera 7

    CV. Pancar Prima Agung 10

    PT. Ceres Meiji 4

    2016 PT. Trimitra Baterai Prakarsa 28

    43

    PT. Wieda Sejahtera 3

    PT. Matel 1

    PT. Detta Marina 3

    PT. Omron 3

    Transmart 5

    TOTAL KESELURUHAN 190

    PT Trimitra Baterai Perkasa pada tahun 2016 akan menerima 100 PM untuk

    dak dapat bekerja di perusahaan tersebut. Akan tetapi permintaan tersebut

    akan sulit dipenuhi jika tidak ada kerja sama yang bagus antara dunia usaha,

    orang tua penerima manfaat dan pihak Panti’

    Dan sebagai pendukung kemampuan penerima manfaat menghadapi

    dunia kerja, Panti memfasilitasi PM dalam mendapatkan sertifikasi keterampilan

    sesuai dengan kemampuannya. Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. LPK Wijayasari untuk Sertifikasi Tata Boga

    2. LPK Saraswati untuk Sertifikasi Menjahit

    3. LPIA Kalisari untuk Sertifikasi Komputer

    4. TUK Putri Ayu untuk Sertifikasi Tata Rias / Salon

    5. LPK Vitri Salon untuk Sertifikasi Body Massage / SPA

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 15

    e. Permasalahan

    Penyandang Disabilitas rungu wicara dalam jumlah selalu meningkat

    setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tersebut tidak mampu diimbangi oleh

    kemampuan panti dalam menanganinya sehingga muncul daftar tunggu di

    Panti. Fenomena ini terjadi sebagai implikasi dari suatu stigma masyarakat

    bahwa Penyandang Disabilitas rungu wicara adalah kelompok orang yang tidak

    berdaya dan patut dikasihani. Hal ini mendorong Penyandang Disabilitas rungu

    wicara masuk dalam kelompok masyarakat marginal yang seakan tidak mampu

    berbuat sesuatu. Hal ini sebenarnya kondradiktif dengan fakta yang ada karena

    potensi dan kemampuan Penyandang Disabilitasrungu wicara sangat besar bila

    diberdayakan secara maksimal. Untuk merealisasikan kondisi dimaksud,

    dibutuhkan suatu penanganan yang profesional melalui pelayanan dan

    rehabilitasi sosial, tentunya diperlukan suatu pola, model, metode dan

    perencanaan yang mengarah kepada pemenuhan kebutuhan dan pemecahan

    masalah sosial Penyandang Disabilitas rungu wicara.

    Selain permasalahan tersebut di atas, di dalam pelaksanaan program

    terdapat beberapa persoalan yang dihadapi Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” yang juga bisa menjadi faktor penghambat pencapaian kinerja.

    Permasalahan yang mungkin timbul dan sudah ada yaitu berkaitan dengan

    sumber daya manusia yang kurang berimbang antara penerima layanan dan

    pelaksana pelayanan, fasilitas penunjang yang terus berkembang dalam

    keterampilan sehingga dibutuhkan regerasi peralatan keterampilan untuk

    mengimbanginya, permasalahan pemeliharaan yang semakin berat setiap

    tahunnya dengan tidak adanya perimbangan penganggaran dalam biaya

    perawatannya, jangkauan layanan yang semakin berkembang tidak didukung

    oleh kemampuan kapasitas panti dan tenaga pelaksananya.

    D. Sistematika Penyajian

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) ini adalah untuk

    mengkomunikasikan pencapaian kinerja Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”

    Jakarta selama tahun 2016. Capaian kinerja (performance result) 2016 tersebut

    diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2015 sebagai tolak

    ukur keberhasilan tahunan organisasi. Dengan pola pikir tersebut, maka Laporan

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 16

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”

    Jakarta disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang aspek strategis

    dan struktur organisasi, tugas dan fungsi.

    Bab II Perencanaan Dan Penetapan Kinerja, menjelaskan muatan rencana

    strategis Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta tahun 2015-

    2019 dan Penetapan Kinerja 2016.

    Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Panti

    Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta dikaitkan dengan

    pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian kinerja untuk tahun

    2016.

    Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta dan

    menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di

    masa yang akan datang.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 17

    BAB II

    PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

    A. Perencanaan Kinerja Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”

    1. Visi

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” dalam melaksanakan Tupoksi dan

    tanggung jawab sebagai lembaga layanan dan rehabilitasi sosial merumuskan visi

    sebagai berikut :

    PSBRW Melati Siap memfasilitasi Penyandang Disabilitas Rungu Wicara

    Menjadi Manusia Yang Mandiri

    Visi ini mengandung arti bahwa PSBRW Melati secara institusional dan

    sumber daya manusia yang dimilikinya memiliki komitmen dan kesiapan untuk

    bekerjasama dengan masyarakat dan instansi pemerintah dan tatau swasta untuk

    bersama-sama membukakan akses bagi Penyandang Disabilitas rungu Wicara

    untuk dapat mandiri. Kondisi ini merupakan tujuan yang realistis yang dapat

    dicapai selama periode lima tahun pelaksanaan RPJMN 2015-2019 sesuai dengan

    target yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Kondisi dimaksud sesuai dengan

    Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial adalah

    kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar

    dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melakukan

    fungsi sosialnya.

    Secara konstitusional, visi ini merupakan jawaban terhadap amanat Undang

    - Undang Dasar 1945 Pasal 34 di mana Fakir Miskin dan Anak Telantar dipelihara

    oleh Negara. Undang Undang Dasar 1945 tidak memberikan penjelasan

    bagaimana cara mensejahterakan fakir miskin dan anak telantar, hanya

    mewajibkan kepada Negara untuk memberikan proteksi terhadap fakir miskin dan

    anak telantar, di mana kedua kelompok sasaran ini termasuk ke dalam PMKS.

    Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial menjawab

    pertanyaan tentang bagaimana meningkatkan kesejahteraan sosial PMKS

    termasuk di dalamnya fakir miskin dan anak telantar. Serta Undang-undang RI.

    Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas & Peraturan Pemerintah

    No. 43 Tahun 1998 tentang upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 18

    Penyandang Cacat menjawab pertanyaan tentang bagaimana meningkatkan

    kesejahteraan sosial bagi Penyandang Disabilitas Rungu Wicara.

    2. Misi

    Sebagai Panti Sosial, PSBRW “Melati” Jakarta mengemban dan

    melaksanakan tugas sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar tujuan

    organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Agar pelaksanaan tugas

    dan fungsi dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan visi yang telah

    ditetapkan, PSBRW “Melati” Jakarta, menetapkan misi sebagai berikut:

    1) Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat

    sesuai dengan Standar Pelayanan;

    2) Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi

    Penerima Manfaat secara efisien dan efektif;

    3) Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial yang

    akuntabel, transparan, dan efisien

    3. Tujuan

    Sedangkan tujuan dari misi PSBRW Melati adalah:

    1. Terwujudnya pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat

    sesuai dengan standar pelayanan

    2. Tercapainya target pelayanan advokasi dan rehabilitasi sosial bagi penerima

    manfaat

    3. Terciptanya manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti yang

    akuntabel, transparan, dan efisien

    4. Sasaran

    Berdasarkan tujuan tersebut diatas maka diambil rencana strategis pada

    tahun 2016 sebagai berikut:

    1. Meningkatnya kualitas pemenuhan kebutuhan dasar penerima manfaat

    2. Meningkatnya kualitas kemampuan sosial Penerima manfaat.

    3. Meningkatnya kualitas program dan advokasi sosial bagi penerima manfaat

    4. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam

    panti

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 19

    Misi Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta dilaksanakan melalui penetapan

    tujuan strategis, sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama, serta target capaian yang

    ditetapkan untuk kemudian dilakukan penilaian terhadap relasisasi capaian target-target

    tersebut.

    B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

    Berdasarkan Permenpan 29/2010 tentang Perjanjian Kinerja disebutkan bahwa

    Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

    merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur

    dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya

    yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk:

    meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata

    komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar

    penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organsasi;

    menciptakan tolok ukur kinerja sebagi dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai

    dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta telah membuat penetapan

    kinerja tahun 2016 yang ditandatangani pada tahun 2016 secara berjenjang sesuai

    dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan

    tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Penetapan Kinerja

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta tahun 2016 disusun dengan

    berdasarkan pada Rencana Kinerja tahun 2016 yang telah ditetapkan.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 20

    Ringkasan Rencana Kerja Tahun 2016 dan Penetapan Kinerja Tahunan 2016

    dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    INDIKATOR KINERJA UTAMA PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA MELATI

    TAHUN 2016

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

    Terselenggaranya Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Rungu Wicara Di Dalam Panti.

    Penyandang disabilitas Rungu Wicara yang memperoleh rehabilitasi sosial di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Jakarta

    Terselenggaranya Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga/ Komunitas (pelayanan luar panti)

    Orang dengan disabilitas Rungu Wicara yang mendapatkan rehabilitasi dan perlindungan sosial berbasis keluarga/masyarakat (pelayanan luar panti)

    Meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia petugas pelayanan

    SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial orang dengan disabilitas

    Meningkatnya kualitas manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas Rungu Wicara yang bermutu, transparan dan akuntabel

    Bimbingan lanjut,advokasi,layanan perpustakaan dan kearsipan,layanan kepegawaian, keuangan, dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan, pemeliharaan dan peningkatan sarana dan prasarana, penyuluhan sosial, layanan kantor dan dukungan teknis lainnya yang efektif, efisien dan akuntabel

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 21

    Berdasarkan hal tersebut diatas, kemudian ditentukan target yang ingin dicapai

    sekaligus kriteria untuk mencapai target tersebut. Tabel sebagai berikut

    menjelaskan beberapa hal yang ingin dicapai pada TAHUN 2016.

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA Target

    1. Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Rungu Wicara Di

    Dalam Panti

    Penyandang disabilitas Rungu Wicara yang memperoleh

    rehabilitasi sosial di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati

    Jakarta

    80 Orang

    1) Calon penerima manfaat yang diterima dan memenuhi

    eligibilitas pelayanan (orang), dengan kriteria keberhasilan: 25 Orang

    - Penyandang disabilitas Rungu Wicara yang diterima dan

    memenuhi persyaratan menerima pelayanan

    25 Orang

    - Orang tua/keluarga yang menandatangani kontrak

    pelayanan

    25 Orang

    2) Penerima manfaat yang memperoleh pelayanan

    pengasramaan (orang), dengan kriteria keberhasilan: 80 Orang

    - Penerima Manfaat terpenuhi kebutuhan makan, pakaian

    seragam dan asrama. 80 Orang

    - Penerima Manfaat memperoleh layanan kesehatan dan

    Pemeriksaan THT 80 Orang

    3) Penerima manfaat yang memperoleh pelayanan orientasi

    (orang) dengan kriteria keberhasilan: 25 Orang

    - Penerima manfaat baru yang mengikuti orientasi 25 Orang

    - Penerima penerima manfaat yang memiliki data awal sebagai bahan asesmen serta penempatan sesuai dengan

    minat dan bakat

    25

    Orang

    4) Penerima Manfaat yang telah dilakukan asesmen dan rencana

    intervensi yang disusun, dengan kriteria keberhasilan: 25 orang

    - Dokumen asesmen dan rencana intervensi PM baru yang

    tepat waktu

    25 orang

    - Rencana intervensi PM tersusun 25 orang

    5) Penerima manfaat yang memperoleh bimbingan fisik, mental,

    psikososial dan keterampilan (orang) dengan kriteria

    keberhasilan:

    80 Orang

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 22

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA Target

    - PM yang mencapai peningkatan kemampuan social

    minimal pada seluruh kelompok bimbingan pada

    semester/tahun berkenaan

    80 Orang

    - PM dapat menerapkan hasil bimbingan dalam kehidupan

    sehari-hari . 80 Orang

    6) Penerima manfaat yang mencapai ketuntasan rehabilitasi

    sosial, dengan kriteria keberhasilan. 30 Orang

    - Penerima Manfaat yang siap resosialisasi /mampu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri

    sesuai potensinya

    30 Orang

    - Penerima manfaat disalurkan di dunia kerja/usaha 30 Orang

    - Keluarga menerima Penerima Manfaat purna rehabilitasi

    sosial 30 Orang

    2. Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga/ Komunitas

    (pelayanan luar panti)

    Orang dengan disabilitas Rungu Wicara yang mendapatkan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial berbasis keluarga/masyarakat

    (pelayanan luar panti)

    130 Orang

    1) Orang dengan disabilitas Rungu Wicara yang mendapatkan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial melalui Home Care

    (orang), dengan kriteria keberhasilan:

    20 Orang

    - Penerima manfaat yang mengikuti rehabilitasi sosial program

    Home Care 20 Orang

    - Persentase penerima manfaat yang mencapai ketuntasan

    minimal pada seluruh kelompok bimbingan pada

    semester/tahun berkenaan

    20 Orang

    - Penerima Manfaat telah siap resosialisasi /mampu melakukan

    aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri sesuai potensi

    dan jenis usahanya

    20 Orang

    2 - Orang dengan disabilitas Rungu Wicara yang mendapatkan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial melalui Day Care (orang),

    dengan kriteria keberhasilan:

    20 Orang

    - Penerima manfaat yang mengikuti rehabilitasi sosial program

    Day Care 20 Orang

    - Persentase penerima manfaat yang mencapai ketuntasan

    minimal pada seluruh kelompok bimbingan pada

    semester/tahun berkenaan

    20 Orang

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 23

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA Target

    - Penerima Manfaat telah siap resosialisasi /mampu melakukan

    aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri sesuai potensi

    dan jenis usahanya

    20 Orang

    -

    3) Penyandang disabilitas Rungu Wicara yang mendapatkan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial melalui Layanan

    Outreach, dengan kriteria keberhasilan:

    90 Orang

    - Penerima manfaat yang berhasil diberikan pendampingan

    Bimbingan Sosial, Ketrampilan Usaha dan Bantuan Stimulan 90 Orang

    - Penerima manfaat yang berhasil mencapai kemandirian

    sesuai potensinya di dalam masyarakat 90 Orang

    3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia

    SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang rehabilitasi dan

    perlindungan sosial orang dengan disabilitas, dengan kriteria

    keberhasilan:

    44 Orang

    - Pendamping yang mendapatkan bimbingan teknis bidang

    rehabilitasi dan perlindungan sosial orang dengan disabilitas

    berbasis keluarga/ masyarakat

    44 Orang

    - Pendamping yang memiliki kemampuan memberikan

    pelayanan kepada penyandang disabilitas dan keluarga

    (orang)

    44 Orang

    4. Dukungan manajemen untuk mendukung tugas-tugas teknis

    dan administrasi penyelenggaraan

    rehabilitasi sosial penyandang

    disabilitas Rungu Wicara yang

    bermutu, transparan dan

    akuntabel

    Bimbingan lanjut, advokasi, layanan perpustakaan dan kearsipan,

    layanan kepegawaian, keuangan, dokumen perencanaan, evaluasi

    dan pelaporan, , pemeliharaan dan peningkatan sarana dan

    prasarana, penyuluhan sosial, layanan kantor dan dukungan teknis

    lainnya yang efektif, efisien dan akuntabel, dengan kriteria

    keberhasilan:

    14 Laporan

    1) Laporan SAIBA, SABMN, PERSEDIAAN DAN SAIBA-

    W 4 Laporan

    2) Penerima manfaat yang berhasil diberikan bimbingan

    lanjut 40 Orang

    3) Pelayanan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang

    layanan panti 140 orang

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 24

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA Target

    4) Monitoring, Evaluasi dan Laporan kegiatan panti yang

    berhasil disusun (laporan) 1 Laporan

    5) Pegawai yang berhasil dikembangkan kapasitasnya

    melalui pembinaan manajemen SDM 44 Orang

    6) Pameran Hasil Kreatifitas dan keterampilan PM 3 Laporan

    7) Pembuatan leaflet dan profil panti (laporan) 1 Laporan

    8) Orang tua penerima manfaat memperoleh pembinaan 200 orang

    9) Laporan kegiatan pendukung Pelaksanaan rehabilitasi

    PM didalam Panti 3 Laporan

    10) Laporan kegiatan KOMTAL bagi orang tua PM (target

    25 orang) 1 Laporan

    11) Laporan Penyusunan panduan bimbingan PM dalam panti 1 laporan

    12) Program revitalisasi Panti UPT Sebagai Alternatif

    Terakhir Pelayanan Sosial dalam rangka peningkatan

    produktifitas dan kreatifitas penyandang disabilitas

    (APBNP)

    1 laporan

    13) Laporan kegiatan Pengembangan Model (laporan) 2 Laporan

    14) Laporan Pendampingan pertanggungjawaban dan

    pengelola keuangan 1 Laporan

    15) Dokumen perencanaan dan anggaran yang implementatif

    (Renja,SBK, RKAKL, Renstra) 2 Dokumen

    16) Layanan Perkantoran 12 Bulan

    JUMLAH ANGGARAN :

    Program Utama: Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Rungu Wicara

    Rp. 8.755.697.000,-

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 25

    C. Kebijakan dan Strategi

    Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”

    Jakarta serta terkait upaya penanganan permasalahan sosial Penyandang

    Disabilitasrungu wicara berdasarkan wilayah kerja dan berbagai komitmen yang telah

    disepakati, maka ditetapkan kebijakan teknis rehabilitasi sosial Penyandang

    Disabilitasrungu wicara yaitu :

    1. Arah Kebijakan

    a. Mendukung penataan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan

    termasuk peraturan daerah yang berkenaan dengan penyelenggaraan

    rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitasrungu wicara.

    b. Meningkatkan kualitas hidup dan akses seluas-luasnya bagi Penyandang

    Disabilitasrungu wicara, khususnya Penyandang Disabilitas yang memerlukan

    rehabilitasi sosial.

    c. Memantapkan kualitas dan akuntabilitas manajemen rehabilitasi sosial

    Penyandang Disabilitas rungu wicara, mencakup aspek perencanaan,

    pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan, penyediaan data dan

    koordinasi atau keterpaduan.

    d. mengoptimalkan penyediaan data dan pengembangan indikator yang dapat

    digunakan untuk mengukur capaian rehabilitasi sosial Penyandang

    Disabilitasrungu wicara.

    e. Mengembangkan advokasi dan pendampingan sosial di dalam pengelolaan

    program rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitasrungu wicara.

    2. Strategi:

    a. Kampanye sosial, mengandung makna memberikan pemahaman, sosialisasi,

    penyadaran, dan kepedulian terhadap pelaku rehabilitasi sosial Penyandang

    Disabilitas dalam upaya penyelenggaraan rehabilitasi sosial

    b. Kemitraan sosial, mengandung makna adanya kerja sama, kepedulian,

    kesetaraan, kebersamaan,dan jaringan kerja yang menumbuh kembangkan

    kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 26

    c. Partisipasi sosial, mengandung makna adanya prakarsa dan peranan dari

    penerima pelayanan dan lingkungan sosialnya dalam pengambilan keputusan

    serta melakukan pilihan terbaik untuk peningkatan kesejahteraan sosialnya.

    d. Advokasi dan pendampingan sosial, mengandung arti adanya upaya

    memberikan perlindungan, pembelaan, dan asistensi terhadap hak-hak dasar

    Penyandang Disabilitas.

    e. Penyediaan aksesibilitas fisik dan non fisik bagi Penyandang Disabilitas

    dimaksudkan guna mempermudah mobilitas dan akses terhadap pelayanan-

    pelayanan dasar.

    f. Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM),

    dimaksudkan adanya upaya-upaya mengusulkan untuk penambahan jumlah

    SDM dan peningkatan mutu SDM melalui diklat, tugas belajar dan pembinaan

    teknis lainnya.

    g. Peningkatan sarana dan prasarana untuk memenuhi standarisasi yang telah

    ditetapkan.

    h. Perluasan jangkauan pelayanan rehabilitasi sosial, dimaksudkan untuk dalam

    rangka pemerataan keadilan, kesetaraan untuk pemenuhan hak dasar

    Penyandang DisabilitasRungu Wicara.

    3. Program

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” melaksanakan program rehabilitasi

    yaitu sub Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitasrungu wicara yang

    menitikberatkan kegiatannya pada upaya yang bersifat terapeutik dan rehabilitatif

    tanpa mengesampingkan upaya pencegahan dan pelayanan sosial dasar guna

    pemenuhan hak dasar guna warga masyarakat. Upaya yang dilakukan bersifat

    terkoordinasi dan terpadu, terdiri atas perlindungan atas kesehatan, bimbingan

    mental dan keagamaan, bimbingan sosial, edukasional, penyesuaian psikososial

    dan latihan vokasional untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri,

    kemandirian dan menolong diri sendiri, serta mencapai kemampuan fungsional

    sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki, baik potensi fisik, mental, sosial dan

    keterampilan.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 27

    4. Kegiatan Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta

    Dalam melaksanakan program teknis tersebut Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta melakukan kegiatan-kegiatan yang pada intinya diarahkan

    pada :

    a. Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Rungu Wicara yang memperoleh

    rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta.

    b. Penjangkauan pelayanan luar panti untuk Penyandang Disabilitasrungu wicara

    yang belum terfasilitasi dalam kegiatan didalam panti.

    c. Peningkatan SDM melalui bimbingan teknis bidang Rehabilitasi Sosial

    Penyandang Disabilitas yang berupa penambahan pengetahuan dan

    keterampilan petugas dalam melakukan terapi psikososial bagi Penyandang

    Disabilitasrungu wicara.

    e. Penyusunan Laporan baik Laporan Keuangan, Laporan Kinerja, Laporan

    Monitoring, Evaluasi, dan Publikasi Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial

    Penyandang Disabilitas, melalui kegiatan :

    1) Pelaporan kegiatan SAKPA, SABMN dan UAW (3 laporan)

    2) Pelaporan Kegiatan Bimbingan Lanjut

    3) Pelaporan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi ke masyarakat.

    4) Pelaporan kegiatan Pembinaan pegawai

    5) Pelaporan kegiatan bimbimbingan dan pelatihan KOMTAl bagi orang tua

    penerima manfaat.

    6) Pelaporan kegiatan pameran hasil kreatiofitas keterampilan penerima

    manfaat

    7) Pelaporan kegiatan pembuatan leflet panti

    8) Pelaporan kegiatan pengadaan buku perpustakaan

    f. Penyusunan Dokumen Perencanaan / Program / Anggaran / Data dan

    Informasi / Kebijakan bidang Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas,

    g. Penyediaan Layanan operasional Perkantoran

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 28

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    A. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016

    Pelaksanaan rehabilitasi social di Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”

    Jakarta dibawah payung Direktorat Rehabilitasi Sosial PENYANDANG

    DISABILITASmelalui peningkatan Rehabilitasi Sosial termasuk pelayanan sosial

    dasar bagi PENYANDANG DISABILITASkhususnya Penyandang Disabilitas rungu

    wicara. Dengan demikian diharapkan sasaran garapan Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta dapat memanfaatkan pelayanan yang tersedia sehingga

    dapat kembali memfungsikan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat.

    Capaian kinerja Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta adalah untuk

    meningkatkan taraf hidup Penyandang Disabilitas khususnya rungu wicara melalui

    kegiatan strategis Rehabilitasi Sosial, yaitu program rehabilitasi sosial Penyandang

    Disabilitas rungu wicara, program kelembagaan dan advokasi sosial. Taraf hidup

    merupakan standar hidup yang dapat didefinisikan sebagai tingkat subsistensi, kelas

    sosial atau orang dengan mengacu pada kecukupan kebutuhan dan kenyamanan

    dalam kehidupan sehari-hari. (Sumber: Webster’s New World College Dictionary

    Copyright-2011 by Wiley Publishing, Inc., Cloveland, Ohio). Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta menyusun strategi dan arah kebijakan penyelenggaraan

    pelayanan dan rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitasrungu wicara yang

    mengintegrasikan tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan yang terukur

    untuk mencapai misi dan visi Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta yang

    telah ditetapkan. Adapun strategi, proses dan indikator capaian kinerja Panti Sosial

    Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta merujuk pada Peraturan Menteri Sosial RI Nomor

    111/HUK/2009 tentang Indikator Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial.

    Pengukuran capaian indikator kinerja dari strategi dan proses yang digunakan

    dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitasrungu wicara

    “Melati” Jakarta, dilakukan dengan pengukuran indikator dengan jumlah sasaran

    yang diberikan, dalam hal ini persentase dihitung berdasarkan jumlah Penyandang

    Disabilitasrungu wicara yang diintervensi selama tahun 2016. Sesuai dengan UU

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 29

    No.11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, maka kebijakan dan strategi Panti

    Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta diarahkan pada Rehabilitasi Sosial

    khususnya Penyandang Disabilitasrungu wicara, yang dimaksudkan untuk

    memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi

    sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Rehabilitasi Sosial

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif,

    koersif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun panti sosial. Berdasarkan

    kebijakan dan strategi tersebut maka kebijakan Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” Jakarta sebagaimana ketentuan dalam PRJMN 2016-2019 diarahkan untuk :

    1. Meningkatkan dan meratakan rehabilitasi sosial yang adil, dalam arti bahwa

    Penyandang Disabilitasrungu wicara berhak memperoleh rehabilitasi sosial,

    2. Meningkatkan profesionalisme SDM rehabilitasi sosial berbasis pekerjaan sosial

    dalam penanganan masalah dan potensi kesejahteraan sosial

    3. Memantapkan manajemen penyelenggaraan rehabilitasi sosial dalam hal

    perencanaan, pelaksanaa, monitoring, evaluasi, dan pelaporan serta koordinasi

    4. Menciptakan iklim dan system yang mendorong peningkatan dan pengembangan

    peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial Penyandang

    Disabilitasrungu wicara

    5. Mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan

    rehabilitasi sosial berdasarkan jenis pengakuan keunikan nilai sosial budaya serta

    mengedepankan potensi dan sumber keluarga dan masyarakat setempat.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 30

    B. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016

    Pengukuran tingkat capaian Tahun 2016 dilakukan dengan cara menyandingkan

    antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Selama tahun 2016

    kinerja Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta dicapai melalui sasaran

    sebagai berikut :

    Capaian Kinerja PSBRW MELATI

    Tahun Anggaran 2016

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA Target Realisasi %

    1.Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

    Rungu Wicara Di Dalam

    Panti

    Penyandang disabilitas Rungu Wicara yang

    memperoleh rehabilitasi sosial di Panti Sosial

    Bina Rungu Wicara Melati Jakarta

    80 Orang 118 Orang 147

    1) Calon penerima manfaat yang

    diterima dan memenuhi eligibilitas pelayanan

    (orang), dengan kriteria keberhasilan:

    25 Orang 25 Orang 100

    - Penyandang disabilitas Rungu Wicara yang diterima dan memenuhi

    persyaratan menerima pelayanan

    25 Orang 25 Orang 100

    - Orang tua/keluarga yang

    menandatangani kontrak pelayanan 25 Orang 25 Orang 100

    2) Penerima manfaat yang

    memperoleh pelayanan pengasramaan (orang),

    dengan kriteria keberhasilan:

    80 Orang 80 Orang 100

    - Penerima Manfaat terpenuhi

    kebutuhan makan, pakaian seragam dan

    asrama. 80 Orang 80 Orang 100

    - Penerima Manfaat memperoleh layanan kesehatan dan Pemeriksaan THT

    80 Orang 80 Orang 100

    3) Penerima manfaat yang

    memperoleh pelayanan orientasi (orang) dengan

    kriteria keberhasilan:

    25 Orang 25 Orang 100

    - Penerima manfaat baru yang mengikuti orientasi

    25 Orang 25 Orang 100

    - Penerima penerima manfaat yang memiliki data awal sebagai bahan asesmen

    serta penempatan sesuai dengan minat dan

    bakat

    25 Orang 25 Orang 100

    4) Penerima Manfaat yang telah

    dilakukan asesmen dan rencana intervensi yang

    disusun, dengan kriteria keberhasilan:

    25 orang 25 orang 100

    - Dokumen asesmen dan rencana intervensi PM baru yang tepat waktu

    25 orang 25 orang 100

    - Rencana intervensi PM tersusun 25 orang 25 orang 100

    5) Penerima manfaat yang

    memperoleh bimbingan fisik, mental,

    psikososial dan keterampilan (orang) dengan

    kriteria keberhasilan:

    80 Orang 80 Orang 100

    - PM yang mencapai peningkatan kemampuan social minimal pada seluruh

    kelompok bimbingan pada semester/tahun

    berkenaan

    80 Orang 80 Orang 100

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 31

    - PM dapat menerapkan hasil

    bimbingan dalam kehidupan sehari-hari . 80 Orang 80 Orang 100

    6) Penerima manfaat yang mencapai

    ketuntasan rehabilitasi sosial, dengan kriteria

    keberhasilan.

    30 Orang 30 Orang 100

    - Penerima Manfaat yang siap resosialisasi /mampu melakukan aktivitas

    kehidupan sehari-hari secara mandiri sesuai

    potensinya

    30 Orang 30 Orang 100

    - Penerima manfaat disalurkan di dunia kerja/usaha

    30 Orang 30 Orang 100

    - Keluarga menerima Penerima Manfaat purna rehabilitasi sosial

    30 Orang 30 Orang 100

    100

    2. Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga/

    Komunitas (pelayanan luar

    panti)

    Orang dengan disabilitas Rungu Wicara yang

    mendapatkan rehabilitasi dan perlindungan

    sosial berbasis keluarga/masyarakat (pelayanan

    luar panti)

    100 Orang 100 Orang 100

    1)

    Orang dengan disabilitas Rungu

    Wicara yang mendapatkan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial

    melalui Home Care (orang), dengan

    kriteria keberhasilan:

    10 Orang 10 Orang 100

    -

    Penerima manfaat yang mengikuti

    rehabilitasi sosial program Home

    Care

    10 Orang 10 Orang 100

    -

    Persentase penerima manfaat yang

    mencapai ketuntasan minimal pada

    seluruh kelompok bimbingan pada

    semester/tahun berkenaan

    10 Orang 10 Orang 100

    -

    Penerima Manfaat telah siap

    resosialisasi /mampu melakukan

    aktivitas kehidupan sehari-hari

    secara mandiri sesuai potensi dan

    jenis usahanya

    10 Orang 10 Orang 100

    2)

    Penyandang disabilitas Rungu

    Wicara yang mendapatkan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial

    melalui Layanan Outreach, dengan

    kriteria keberhasilan:

    90 Orang 90 Orang 100

    -

    Penerima manfaat yang berhasil

    diberikan pendampingan

    Bimbingan Sosial, Ketrampilan

    Usaha dan Bantuan Stimulan

    90 Orang 90 Orang 100

    -

    Penerima manfaat yang berhasil

    mencapai kemandirian sesuai

    potensinya di dalam masyarakat

    80 Orang 80 Orang 100

    2 Orang dengan disabilitas Rungu

    Wicara yang mendapatkan

    rehabilitasi dan perlindungan sosial

    melalui Day Care (orang), dengan

    kriteria keberhasilan:

    20 Orang 20 Orang 100

    Penerima manfaat yang mengikuti

    rehabilitasi sosial program Day

    Care

    20 Orang

    20 Orang 100

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 32

    Persentase penerima manfaat yang

    mencapai ketuntasan minimal pada

    seluruh kelompok bimbingan pada

    semester/tahun berkenaan

    20 Orang

    20 Orang 100

    Penerima Manfaat telah siap

    resosialisasi /mampu melakukan

    aktivitas kehidupan sehari-hari

    secara mandiri sesuai potensi dan

    jenis usahanya

    20 Orang

    20 Orang 100

    3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia

    SDM yang mendapatkan bimbingan teknis

    bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial

    orang dengan disabilitas, dengan kriteria

    keberhasilan:

    44 Orang 44 Orang 100

    -

    Pendamping yang mendapatkan

    bimbingan teknis bidang rehabilitasi

    dan perlindungan sosial orang dengan

    disabilitas berbasis keluarga/

    masyarakat

    44 Orang 44 Orang 100

    -

    Pendamping yang memiliki

    kemampuan memberikan pelayanan

    kepada penyandang disabilitas dan

    keluarga (orang)

    44 Orang 44 Orang 100

    4. Dukungan manajemen untuk mendukung tugas-tugas

    teknis dan administrasi

    penyelenggaraan rehabilitasi

    sosial penyandang disabilitas

    Rungu Wicara yang bermutu,

    transparan dan akuntabel

    Bimbingan lanjut, advokasi, layanan

    perpustakaan dan kearsipan, layanan

    kepegawaian, keuangan, dokumen perencanaan,

    evaluasi dan pelaporan, , pemeliharaan dan

    peningkatan sarana dan prasarana, penyuluhan

    sosial, layanan kantor dan dukungan teknis

    lainnya yang efektif, efisien dan akuntabel,

    dengan kriteria keberhasilan:

    14 Laporan 14 Laporan 100

    100

    1) Laporan SAIBA, SABMN,

    PERSEDIAAN DAN SAIBA-W 4 Laporan 4 Laporan 100

    2)

    Penerima manfaat yang berhasil

    diberikan bimbingan lanjut

    40 Orang 40 Orang 100

    3) Pelayanan penyuluhan dan penyebaran

    informasi tentang layanan panti 140 orang 140 orang 100

    4)

    Monitoring, Evaluasi dan Laporan

    kegiatan panti yang berhasil disusun

    (laporan)

    1 Laporan 1 Laporan 100

    5)

    Pegawai yang berhasil dikembangkan

    kapasitasnya melalui pembinaan

    manajemen SDM

    44 Orang 44 Orang 100

    6) Pameran Hasil Kreatifitas dan

    keterampilan PM 3 Laporan 3 Laporan 100

    7) Pembuatan leaflet dan profil panti

    (laporan) 1 Laporan 1 Laporan 100

    8) Orang tua penerima manfaat

    memperoleh pembinaan 200 orang 200 orang 100

    9)

    Laporan kegiatan pendukung

    Pelaksanaan rehabilitasi PM didalam

    Panti

    3 Laporan 3 Laporan 100

    10) Laporan Penyusunan panduan

    bimbingan PM dalam panti 1 laporan 1 laporan 100

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 33

    11)

    Program revitalisasi Panti UPT

    Sebagai Alternatif Terakhir Pelayanan

    Sosial dalam rangka peningkatan

    produktifitas dan kreatifitas

    penyandang disabilitas

    1 laporan 1 laporan 100

    12) Laporan kegiatan Pengembangan

    Model (laporan) 2 Laporan 2 Laporan 100

    13)

    Laporan Pendampingan

    pertanggungjawaban dan pengelola

    keuangan

    1 Laporan 1 Laporan 100

    14)

    Dokumen perencanaan dan anggaran

    yang implementatif (Renja,SBK,

    RKAKL, Renstra)

    2 Dok 2 Dok 100

    15) Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100

    Pada tahun 2016 rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi Penyandang Disabilitas

    rungu wicara dilakukan melalui :

    1. Pendaftaran dan seleksi

    Kegiatan ini dilakukan untuk menyeleksi kelayan-kelayan yang potensial

    sekaligus kelayan yang secara ekonomi memiliki kekurangan, karena sebagai

    bentuk tanggung jawab Negara atas rakyatnya yang memiliki kecacatan rungu

    wicara dan tidak mampu secara ekonomi.

    2. Regitrasi/Penerimaan klien

    Kegiatan ini dimulai dari seleksi administrasi data klien yang masuk pada daftar

    tunggu kemudian dilakukan pemanggilan dan dilanjutkan dengan pemberian

    motivasi baik melalui kunjungan rumah ataupun setelah klien datang/berada

    dipanti

    3. Assessment

    Assessment merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana klien dapat

    memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pengumpulan data dan informasi yang

    up to date sehingga layanan yang diberikan panti dapat sesuai dengan

    kebutuhan klien.

    4. Pelayanan Kebutuhan Dasar

    Kegiatan ini diberikan setiap saat kepada klien. Dengan rincian sebagai berikut ;

    untuk pemberian hygen kit seperti perlengkapan mandi dan cuci diberikan secara

    periodic setiap bulannya, untuk obat-obatan diberikan setiap saat jikalau klien

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 34

    membutuhkannya, dan sebagai pengontrol kesehatannya setiap dua minggu

    sekali akan datang dokter/perawat ke panti yang akan memeriksa kesehatan

    klien.

    5. Bimbingan fisik,mental, social dan keterampilan

    Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan bimbingan dan pelatihan

    keterampilan, kegiatan rekreatif edukatif, case conferences, terapi kelompok,

    serta kegiatan Pendampingan

    6. Evaluasi Bimbingan fisik,mental, social dan keterampilan

    Kegiatan evaluasi ini dilakukan persemester untuk mengetahui perkembangan

    kemampuan klien baik secara edukatif maupun kemampuan sosialnya

    7. Pembinaan Orang Tua Klien

    Diadakan pertemuan orang tua klien setiap semester dan untuk pengurus

    diadakan setiap bulannya, dengan asumsi bahwa dalam proses rehabilitasi

    peranan orang tua secara aktif akan mendorong klien untuk dapat lebih mandiri

    dalam melakukan tugas kehidupannya

    8. Bantuan Usaha Ekonomi Produktif

    Kegiatan ini terlebih dahulu diawalai dengan kegiatan assessmen pada klien-

    klien yang telah memiliki kemampuan ketrampilan yang sudah dalam tingkatan

    mahir kemudian dilakukan seleksi berkaitan dengan kesiapan klien dan orang tua

    untuk mensuport anak mereka. Kemudian setelah diketahui hasilnya kemudian

    panti mengelompokkan setiap anak berdasarkan kebutuhan alat bantuan

    usahanya. Selanjutnya panti memberikan bantuan UEP sesuai dengan

    kebutuhan yang ada.\

    9. Bimbingan Pengetahuan Dasar

    Kegiatan ini adalah berupa paket pembelajaran klien dengan system program

    kejar paket yang mana klien diikutkan sebagai warga belajar dalan sebuah

    wadah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), diharapkan setelah menjadi

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 35

    warga belajar klien dapat mengikuti ujian secara formal sehingga klien memiliki

    sebuah ijazah untuk mendukung keterampilan yang dimilikinya.

    10. Praktek belajar Kerja

    Setelah klien melaksanakan pelatihan ketrampilan, mereka membutuhkan

    ketrampilan kerja pada dunia kerja yang sesungguhnya untuk itu diadakan

    praktek belajar kerja/magang yang fungsinya sebagai jembatan untuk memasuki

    dunia kerja

    11. Home Visit

    Home visit dilakukan untuk mengetahui kondisi keluarga klien selama klien

    menerima layanan di panti serta memberi motivasi keluarga atas kondisi

    perkembangan anak mereka selama dipanti

    12. Bimbingan Kewirausahaan

    Bimbingan kewirausahaan bagi klien di wujudkan dalam bentuk pelatihan tentang

    bagaimana memulai usaha mandiri dan memasuki dunia usaha

    13. Terminasi

    Setelah program layanan sudah diserap oleh klien maka kegiatan berikutnya

    adalah terminasi/pemutusan hubungan yang mana kegiatan ini untuk mendorong

    klien lebih mandiri.

    Dalam sasaran strategis yang ketiga ini merupakan upaya advokasi bagi penerima

    manfaat baik yang ada di dalam panti ataupun diluar panti. terdapat empat hal yang

    harus tercapai yaitu:

    1. Dokumen program layanan

    Dokumen program layanan dicapai dengan adanya pelaksanaan layanan luar

    panti di daerah cirebon yang mana target penerima manfaatnya adalah 30

    orang. Pelaksanaan di Cirebon membawa hasil tambahanan yaitu terjalinya

    kerja sama yang lebih baik dengan dinas sosial setempat dalam hal pengiriman

    calon penerima manfaat dan pengawasan layanan oleh dinas sosial setempat.

    2. Bahan standar pelayanan

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 36

    Bahan standar layanan yang dihasilkan di pelaksanaan pelaporan ini adalah

    sebuah pembaharuan dalam hal pemberian bimbingan dalam kelas dialihkan

    dalam sebuah bimbingan berdasarkan kebutuhan penerima manfaat.

    Bimbingan yang diterapkan adalah bimbingan perseorangan, bimbingan

    perkelompok permasalahan serta penambahan bimbingan terhadap orang tua

    penerima manfaat.

    3. Laporan resosialisasi

    Resosialisasi dilakukan terhadap penerima manfaat yang akan terjun dalam

    dunia usaha. Terdapat 3 kegiatan untuk mendukungnya yaitu pelaksanaan

    Praktek Belajar kerja yang diikuti 25 orang, bimbingan kewirausahaan

    sebanyak 25 orang serta bimbingan home visit sebagai penyiapan penerima

    manfaat ketika akan kembali kemasyarakat.

    4. Laporan monev

    Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap program layanan luar panti untuk

    melihat sejauh mana perkembangan atas bimbingan luar panti serta kegiatan

    usaha yang telah diberikan panti kepada mereka. Moneva dilakukan secara

    langsung ke wilayah yaitu di Garut dengan mengirimkan petugas yang terdiri

    dari pekerja sosial dan penyusun laporan untuk melihat langsung kendala dan

    keberhasilan yang dicapai oleh Penerima Manfaat.

    Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti

    terlihat dalam dokumen dan pelaporan bidang keuangan/kinerja/monitoring/evaluasi/

    publikasi serta pelaksanaan rehabiltiasi dan perlidungan sosial Penyandang

    Disabilitas terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

    Pelaporan SAKPA, SABMN dan UAW

    Dalam kegiatan ini terdapat 2 area kegiatan yang pertama berkaitan dengan

    pelaporan keuangan tiap wilayah yang berlokasi di PSBRW Melati serta

    pelaporan keuangan intern dipanti, pelaporan tersebut untuk mensinkronkan

    kondisi keuangan wilayah dan satker, serta sebagai media koordinatif dan

    konsultatif dalam pelaporan keuangan.

    a. Indikator Keluaran Kualitatif

    .adanya pelaporan realisasi anggaran baik tingkat wilayah ataupun satker

    yang dapat dipertanggungjawabkan.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 37

    b. Indikator Keluaran Kuantitatif

    Setiap bulan laporan keuangan terwujud dalam bentuk pelaporan yang dapat

    dipertanggung jawabkan

    Setiap triwulan laporan keuangan terwujud dalam bentuk pelaporan yang

    dapat dipertanggung jawabkan

    Setiap semester laporan keuangan terwujud dalam bentuk pelaporan yang

    dapat dipertanggung jawabkan

    Setiap tahu terwujud laporan tahunan yang dapat dipertanggungjawabkan.

    Tahapan Kegiatan

    Persiapan

    Setiap bulan menyusun data pelaporan keuangan untuk dikumpulkan menjadi

    pelaporan.

    Pelaksanaan

    Bahan keuangan yang sudah tersedia kemudian dilahkan untuk menjadi

    pelaporan wilayah, barang ataupun realisasi anggaran.

    Evaluasi

    .evaluasi perlu dilakukan sebelum pelaporan tersebut dilaporkan ke induk

    organisasi atau ke dep. Keuangan untuk meminalisir kemungkinan kekeliruan

    yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau kekeliruan yang tidak disengaja

    Pelaporan kegiatan Binjut

    Bimbingan lanjut merupakan kegiatan lanjutan setelah klien diterminasi baik

    kembali ke orang tua atau memasuki dunia usaha, kegiatan ini berfungsi untuk

    memantau sejauhmana hasil proses layanan didalam panti dapat diterapkan

    klien didalam kehidupan bermasyarakat.

    Tahapan Kegiatan

    Persiapan

    Persiapan yang dilakukan adalah dengan mendata klien yang telah diterminasi

    untuk wilayah Jabodetabek sebanyak 20 orang klien.

    Pelaksanaan

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 38

    Pelaksanaan bimbingan lanjut dilakukan dua kali untuk setiap kliennnya agar

    terkontrol perkembangan klien setelah mereka diterminasi.

    Evaluasi

    Evaluasi dilakukan baik proses ataupun hasil yang mana untuk mengetahui

    apakah layanan yang telah diberikan panti dapat diterapkan dalam kehidupan

    bermasyarakat.

    Pelaporan Kegiatan Penyuluhan dan Penyebaran Informasi tentang panti

    Penyuluhan dan penyebaran informasi merupakan sarana sekaligus sebagai

    wahana panti dalam memperkenalkan layanan yang diberikan oleh panti

    sekaligus untuk penjaringan calon klien baru di adakan di wilayah Jabodetabek.

    Tahapan Kegiatan

    Persiapan

    Persiapan yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan suku dinas

    bintal dan kessos di wilayah Jabodetabek untuk persiapan awal data peserta

    untuk mengikuti sebagai peserta penyuluhan.

    Pelaksanaan

    Pelaksanaan penyuluhan dan penyebaran informasi dilakukan secara

    bergantian di wilayah Jabodetabek

    Evaluasi

    Evaluasi dilakukan berkaitan dengan proses dan hasil, setiap selesai melakukan

    penyuluhan dilakukan evaluasi agar diketahui kekurangan yang terjadi pada

    penyuluhan dan penyebaran informasi yang telah dilaksanakan

    Pelaporan Peningkatan kapasitas Pegawai

    Kegiatan dimulai dengan menyiapkan petugas akan tupoksi yang selama ini

    menjadi pegangan para pegawai melati, dan kemudian dikembangkan dengan

    perkembangan proses multi layanan didalam panti.

    Tahapan pelaksanaan

    Persiapan

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 39

    Persiapan yang dilakukan adalah dengan mendata tupoksi setiap pegawai

    didalam panti dan mencari serta menentukan nara sumber baik dari eselon 2

    depsos RI dan dari praktisi.

    Pelaksanaan

    Pelaksanaan kegiatan dilakukan sekali dalam setahun untuk setiap

    pegawainya sehingga mereka memiliki tambahan pengetahuan tentang

    tupoksinya.

    Evaluasi

    Evaluasi dilakukan baik proses ataupun hasil yang mana untuk mengetahui

    apakah tupoksi yang sudah dimiliki pegawai dapat dipergunakan dengan baik

    didalam panti.

    Pelaporan Kegiatan Pembinaan dan pelatihan Orang Tua klien

    Sebuah kegiatan penunjang bagi orang tua klien untuk dapat berkomunikasi

    dengan anak mereka dengan menggunakan komtal selama 4 hari untuk lebih

    memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan anak mereka.

    Dengan kemampuan berkomunikasi yang nantinya dimiliki diharapkan orang tua

    tidak tergantung dengan panti. Tahapan Kegiatan

    Persiapan

    Dalam tahap ini orang tua klien diseleksi data-datanya serta kemampuannya

    untuk mengikuti program KOmtal .

    Pelaksanaan Pembelajaran

    Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Nara sumber dari para praktisi

    akan dibantu oleh tenaga pengajar dibantu dengan pembimbing bahasa

    isyarat agar pengetahuan yang ditransfer dapat terima oleh orang tua klien.

    Evaluasi

    Evaluasi ada dua bagian yang pertama adalah evaluasi terhadap proses

    kegiatan pembelajaran dan yang kedua adalah evaluasi hasil dalam bentuk

    kemampuan orang tua dalam berkomunikasi secara sederhana dengan anak

    mereka.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 40

    Pelaporan kegiatan Pameran hasil kreatifitas dan keterampilan klien

    Kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 kali kegiatan bagi sebagai peserta atau

    sebagai penyelenggaraan bersama dengan panti lainnya, kegiatan untuk

    mengembangkan kemampuan panti dalam penyelenggaraan layanan.

    Persiapan

    Pada tahap ini perlu disiapkan bahan-bahan pameran baik bahan pembuatan

    keterampilan, bahan presentasi ataupun media lainnya yang diperlukan

    untuk pameran.

    Pelaksanaan

    Dalam pelaksanaan bahan-bahan pameran yang sudah ditata sedemikian

    rupa agar menarik perhatian juga mengirimkan petugas yang cakap untuk

    dapat mempresentasikan layanan psbrw melati kepada masyarakat.

    Evaluasi

    Evaluasi dilakukan setiap selesai melakukan pameran hal ini berguna untuk

    membuat pameran berikutnya lebih menarik dan berhasil guna.

    Pelaporan kegiatan pembuatan leaflet dan kalender

    Persiapan

    Pada tahap ini yang dilakukan adalah menyiapkan bahan-bahan tentang

    data panti berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan dan akan

    dilakukan kedepannya

    Pelaksanaan

    Setelah bahan terkumpul kemudian disusun menjadi satu rangkaian leaflet

    dan kalender yang sistematik yang memudahkan setiap orang yang

    membacanya untuk mendapatkan informasi tentang PSBRW Melati.

    Evaluasi

    Evaluasi berkaitan dengan proses dan hasil jika proses penyusunannya

    benar maka bentuk informasi yang transparan bagi masyarakat akan menjadi

    hasilnya.

    Penyusunan dokumen perencanaan / program / anggaran / data dan informasi /

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 41

    kebijakan bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi PENYENDANG

    DISABILITAS

    Dokumen yang dihasilkan dalam penyusunan ini adalah sebagai berikut:

    Dokumen Perencanaan Program Rehabilitasi Sosial Panti Sosial Bina Rungu

    Wicara “Melati” Jakarta (RKAKL-DIPA)

    Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyusun rencana program

    Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas yang dapat dijadikan pedoman

    secara tertulis dalam melaksanakan kegiatan tahun 2016 di Panti Sosial

    Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta. Hasil yang diperoleh adalah,

    terinventarisasinya kebutuhan, masalah, dan sumber yang dapat

    didayagunakan di Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta,

    dialokasikan kegiatan yang memenuhi kriteria dalam penyusunan anggaran,

    sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan secara tertulis.

    Dokumen Standar Biaya Keluaran (SBK) di Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” Jakarta.

    Kegiatan Penyempurnaan SBK di Panti Sosial Bina Rungu Wicara

    “Melati” Jakarta adalah menyusun anggaran Standar Biaya Khusus panti

    yang digunakan sebagai pedoman dalam mengakomodasi kebutuhan

    kegiatan rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitas dalam panti selama

    tahun anggaran 2016.

    Tujuan kegiatan ini adalah menyediakan alokasi anggaran rehabilitasi

    sosial Penyandang Disabilitas tahun anggaran 2016. Sebagai acuan bagi

    setiap petugas perencana panti dalam menyusun rencana anggaran kegiatan

    yang sesuai dengan kebutuhannya, agar panti melaksanakan program

    sesuai SBK.

    Penyusunan Program Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta

    Tahun 2016 (rencana kerja dan evaluasi kerja)

    Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana program dan anggaran

    Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Jakarta, yang dapat dijadikan

    pedoman secara tertulis dalam melaksanakan kegiatan. Pelaksanaan

    kegiatan Penyusunan Program Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati”

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 42

    Jakarta dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu menghimpun rencana

    kegiatan dari setiap Seksi.

    Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah :

    Petugas memahami program/kegiatan serta anggaran Panti Sosial Bina

    Rungu Wicara “Melati” Jakarta tahun 2016.

    Petugas memahami program/kegiatan serta anggaran Panti Sosial Bina

    Rungu Wicara “Melati” Jakarta tahun 2016.

    Tersusunnya rencana dan evaluasi kerja serta anggaran Panti Sosial Bina

    Rungu Wicara “Melati” Jakarta .

    Peningkatan Pelaksanaan Administrasi perkantoran yang akuntabilitas

    Sasaran strategis ini merupakan sasaran utama yang mendukung kelancaran

    proses pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial di PSBRW Melati berupa

    pembiayaan untuk operasional dan pemeliharaan perkantoran yang terdiri dari :

    Pembayaran gaji dan Tunjangan

    Penyelenggaraan operasional dan perkantoran yang terdiri dari:

    Pengadaan makan/minum petugas piket dan penambah daya tahan

    tubuh

    Pengadaan pakaian kerja pramubakti, juru masak daan satpam.

    Pemeliharaan gedung kantor

    Pemeliharaan kendaraan bermotor roda 4 dan 6

    Pemeliharaan kendaraan bermotor roda 2

    Pemeliharaan sarana dan prasarana gedung

    Pembiayaan langganan daya dan jasa

    Pemenuhan kebutuhan sehari-hari perkantoran

    Peningkatan kualitas sarana gedung, perkantoran serta peralartan keterampilan

    Berdasarkan tujuan untuk kemandirian Penerima manfaat sebagai outcame

    keberhasilan layanan di PSBRW Melati Maka pada tahun 2016 ini, Penerima

    manfaat yang bekerja adalah sebagai berikut:

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 43

    DATA PENYALURAN PENERIMA MANFAAT PSBRW MELATI

    TAHUN 2016

    NO. NAMA L/P DAERAH ASAL NAMA PERUSAHAAN BAGIAN / BIDANG

    1 Sapto Nova L Bekasi - Jawa Barat PT. Transmart Labeling

    2 Aldi Prayoga L Cirebon - Jawa Barat PT. Transmart Labeling

    3 Firdha Kusuma P Serang - Banten PT. Transmart Marketing sayuran

    4 Unggul Lazuardi L Bekasi - Jawa Barat PT. Transmart Labeling

    5 Novia Harleni P Padang - Sumatera Barat PT. Transmart Tata Boga

    6 Annisa Putri P Solok - Sumatera Barat PT. Transmart Tata Boga

    7 Monalisa P Bukit Tinggi - Sumatera Barat

    PT. Transmart Labeling

    8 Rita Maulida P Serang - Banten PT. Transmart Labeling

    9 Dian Handayani P Bekasi - Jawa Barat PT. Transmart Gudang

    10 Lindy Anisa P Bandung - Jawa Barat PT. Transmart Labeling

    11 Ni Putu Widya P Bekasi - Jawa Barat PT. Transmart Labeling

    12 Arya Widi L Kebumen - Jawa Tengah PT. Transmart Labeling

    13 Arifin nur pratomo L Cakung - Jakarta Timur PT. Transmart Marketing Ikan

    14 Sandi Guntoro L Bekasi - Jawa Barat PT. Transmart Tata Boga

    15 Aditya Pradana hamzah

    L Kota Selatan - Gorontalo PT. Transmart Labeling

    16 Hanifa Chusnul Lisan P Sukabumi - Jawa Barat PT. Transmart Marketing sayuran

    17 Niken Angging Aprilia P Batang - Jawa Tengah PT. Transmart Gudang

    18 Taufik setya nugraha L Bekasi - Jawa Barat PT. Transmart Labeling

    19 Rifki Adelia Sukma L Sarolangun - Jambi PT. Transmart Marketing Baju

    20 Rinjani Aditia Saputra L Banjarmasin - Kalsel PT. Transmart Marketing Baju

    21 Slamet Amirullah L Karawang - Jawa Barat PT. Transmart Tata Boga

    22 Rosita Puspita P Ciracas - Jakarta Timur Boutiq Tidito Labeling

    23 Diana Susanti P Cipayung - Jakarta Timur PT. Inti Prima Rasa Produksi

    24 Resti Zamdriani P Pasar Rebo - Jakarta Timur

    Detta Marina Produksi kerah baju

    25 Roy Imansyah L Pasar Rebo - Jakarta Timur

    Detta Marina Produksi kerah baju

    26 Juinar L Anak Negara Detta Marina Produksi kerah baju

    27 Febriyanto Pramdika L Kalimantan Home industri Ibu Muria / PT. Transmart

    Sablon

    28 Pungkas Sugianto L Depok - Jawa Barat Home industri Ibu Muria Jahit

    29 Candra Jafar L Jakarta Detta Marina Produksi kerah baju

    30 Novia Harleni P Padang - Sumatera Barat PT. Omron / Transmart Produksi

    31 Monalisa P Bukit Tinggi - Sumatera Barat

    PT. Omron / Transmart Produksi

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 44

    32 Mutia Agustina P Pekanbaru / Riau PT. Omron Produksi

    33 Siti Maya P Serang - Banten PT. Omron Produksi

    34 Rahmat Syafri Bototie L Gorontalo PT. Presisi Cimanggis Makmur

    Packing

    35 Unggul Lazuardi L Bekasi - Jawa Barat PT. Presisi Cimanggis Makmur

    Packing

    36 Taufik setya nugraha L Bekasi - Jawa Barat PT. Presisi Cimanggis Makmur

    Packing

    37 Joko Pamungkas L Jakarta Timur PT. Presisi Cimanggis Makmur

    Packing

    38 Dede Mauludin L Banten PT. Presisi Cimanggis Makmur

    Packing

    39 Putri Astiani P Ciracas - Jakarta Timur Detta Marina / Hanum colection

    Produksi kerah baju

    40 Anggi misbahudin L Kramat jati - Jakarta Timur Detta Marina Produksi kerah baju

    41 Deri Irawan L Jambi Selatan - Jambi L'oreal Produksi

    42 Ni'matul Khoiriyah P Kebumen - Jawa Tengah L'oreal / Transmart Produksi

    43 Firdha Kusuma P Serang - Banten L'oreal / Transmart Produksi

    Data tersebut diatas adalah berdasarkan hasil pendataan tahun 2016 yang

    mana penerima manfaat yang bekerja adalah penerima manfaat yang mendapatkan

    layanan didalam panti.

    Untuk penerima manfaat yang mendapatkan layanan luar panti berdasarkan

    hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan maka didapatkan data sebagai berikut:

    HASIL MONITORING PESERTA OUTREACH PSBRW MELATI DI KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAH

    NO NAMA

    PENERIMA MANFAAT ALAMAT HASIL MONITORING

    1. Anggi Mustika Dusun plosoreja Rt.02/08

    Desa Kondang

    Kec.Purwantoro

    Usaha Kompersor dan alat tambal ban berjalan

    baik, hal ini disebabkan oleh dukungan keluarga

    dan Aparat pemerintah setempat

    2. Aries Dusun Kepyar Rt.01/07

    Desa Kepyar

    Kec.Purwantoro

    Usaha Ternak Kambing berjalan dengan sangat

    baik dari jumlah kambing dua ekor yang telah

    dibeli menjadi tambah dua ekor , semuanya

    berjumlah empat ekor

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 45

    3. Albi Supriyanto Karang Rt.02/01 Desa

    Gondang Kec.Purwantoro

    Usaha Ternak Kambing berjalan dengan sangat

    baik dari jumlah kambing empat ekor yang telah

    dibeli yang dua ekor sedang hamil.

    4. Gunanto Jajar Rt.02/04 Kelurahan

    Talasan Kec.Purwantoro

    Usaha menjahit dan sudah menerima pesanan

    jahitan serta vermak. Penerima Manfaat tersebut

    punya percaya diri , bahwa jahitannya mampu

    bersaing dengan orang normal ,serta memberikan

    tarif jahitan sama dengan orang normal.

    5. Wiwik Rahayu Waru Rt.01/03 Desa Waru

    Kec.Slogohimo

    Usaha warungan laris, ditambah jualan hasil

    perkebungan seperti pisang , singkong dan lain-

    lain, Penerima manfaat tersebut mampu

    berkominikasi dan langsung melayani pembeli

    dengan tumbuhnya kepercayaan diri Penerima

    Manfaat.

    6. Eli Purwanti Gunung Mas Rt.02/010

    Desa Pagutan

    Kec.Manyaran

    Yang bersangkutan banyak perubahan perilaku

    kearah yang lebih baik setelah mengikuti Outreach.

    Selain itu usaha ternak kambing berhasil karena

    salah satu kambingnya sedang hamil, diluar itu

    Penerima Manfaat tersebut hidup dengan seorang

    adik yang cacat ganda, Eli mampu mandiri dan

    interaksi dengan lingkungan sekitar

    7. Marsono Kepuh Sari Rt.04/03 Desa

    Kepuh Sari Kec.Manyaran

    Usahanya Tatah Sungging ( Wayang Kul;it )

    mampu menghasilkan uang jutaan rupiah dari

    penjualan satu pembuatan tatah sungging, selain

    itu mempunyai potensi lain yaitu pangkas rambut

    dan banyak pelanggangnya.

    8. Poniyem Jati Beduk Rt.02/03

    Kel.Punduh Sari

    Kec.Manyaran

    Usaha ternak kambing berjalan lancar , namun

    demikian usaha ternak kambing ini banyak

    dukungan dari keluarga. Satu kambing telah

    beranak satu ekor.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 46

    9. Yulianto Blimbing Rt.03/09

    Kel.Punduh Sari

    kec.Manyaran

    Usaha ternak kambingnya berjalan sangat baik dari

    pembelian dua ekor kambing sudang menghasilkan

    lima ekor kambing .

    10. Amin Susanto Blimbing Rt.04/09 Desa

    Punduh Sari Kec.manyaran

    Usaha ternak kambing dari dua ekor kambing

    menjadi empat ekor

    11. Sugeng Ngrandu Rt.03/02 Desa

    Gunung Sari Kec.JatiSrono

    Usaha pembuatan tempe kripik sangat maju dan

    sekarang banyak pemesanan.

    12. Putut Marwanto Kenteng Rt.02/01 Desa

    Gunung Sari Kec.Jatisrono

    Usaha Dagang gado-gado, dan pembelinya sudah

    banyak serta ditambah dengan jualan es jus.

    13. Nurhayati Dusun Kopen Rt.01/09

    Desa Tempursari

    Kec.Sidoharjo

    Usaha ternak kambing dari tiga ekor kambing

    sedang hamil

    14. Hanjar Tukluk Rt.03/015 Desa

    Kerjo lor Kec.Ngadirejo

    Usaha ternak kambing beli tiga ekor kambing ,yang

    dua ekor sedang hamil

    15. Kusnan Abdul Latif Tukluk Rt.03/015 Desa

    Kerjo lor Kec.Ngadirejo

    Usaha ternak kambing beli tiga ekor kambing ,yang

    satu ekor sudah beranak satu ekor

    16. Andi S Kaliompo Rt.01/01 Desa

    Ngadirojo Kidul

    Kec.Ngadirojo

    Usaha ternak kambing beli tiga ekor kambing ,yang

    satu ekor sedng hamil

    17. Andi Triyatmoko Pucung Rt.01/02 Balai

    Panjang Jatipurno

    Usaha ternak lele sebanyak 5000 ekor dan

    ditambah ikan nila dari orang tuanya sebagai salah

    satu dukungan dan motivasi dari orang tua kepada

    Penerima Manfaat, dan dipasarkan melalui pasang

    spanduk serta dipasarkan kepasar.

  • LAKIN PSBRW MELATI 2016 47

    18. Sutantini Blimbing Rt.01/09 Desa

    Wuryorejo Kec.Wonogiri

    Usaha menjahit sangat maju dibuktikan dengan

    banyak pelanggan yang menjahitkan pakaian

    dengan ongkos satu stel Rp.120.000,- , satu baju

    atasan Rp.50.000 ,-

    19. Nanang Donoharjo Rt.03/02 Desa

    Wuryorejo Kec.Wonogiri

    Usaha cucian motor ( Steam ) dan tambal ban

    sudah banyak pelanggan yang mencuci motor

    ditempat Penerima Manfaat .

    20. Tri Wahono Banaran Rt.02/010

    Kel.Wonoboyo

    Kec.Wonogiri

    Usaha Jus buahnya didukung dengan orang tua,

    karena orang tua juga membuka warung nasi,

    sehingga penjualannya laris.

    21. Tantri Gondang Wetan Rt.02/03

    Purwosari Kec.Wonogiri

    Usaha menjahit dan sekarang sudah banyak

    pesanan.

    22. Purwati Getas Rt.01/04 Desa Jaten

    Kec.Selogiri

    Usaha Ternak Bebek, dan bebeknya sekarang

    sudah bertelur, telah dipasarkan telur-telur tersebut

    baik dangan tetangga maupun kepasar.

    23. Wahyu Riyanto Kalikatir Rt.03/06 Desa

    Nambangan Kec.Selogiri

    Usaha Ternak kambing dari tiga ekor pembelian

    sekarang sudah menjadi lima ekor.

    24. Fitri Lestari Ceperan Rt.01/07 Desa

    Jendi Kec.Selogiri

    Usaha Ternak kambing dari tiga ekor pembelian

    sekarang yang satu ekor sedang hamil

    25. Wahyu Widodo Josutan Rt.