kwashiorkor

62
Kwashiorkor PENDAHULUAN Kwashiorkor merupakan sindroma klinis akibat dari defisiensi protein berat dan masukan kalori tidak cukup. Dari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolic yang disebabkan oleh infeksi kronik, akibat defisiensi vitamin dan mineral dapat turut menimbulkan tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut. Bentuk malnutrisi yantg paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini berada di daerah industry belum berkembang. Kwashiorkor nerarti “anak tersingkirkan”, yaitu anak yang tidak lagi mengisap; dapat menjadi jelas pada masa bayi awal samapi sekitar usia 5 tahun, biasanya sesudah menyapih dari ASI. Walaupun penambahn tinggi dan berat dipercepat dengan pengobatan, ukuran ini tidak pernah sama dengan tinggi dan berat anak yang secara tetap bergizi baik. ETIOLOGI Walaupun defisiensi kalori dan nutrient lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai biologic yang baik. Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati kronik. PATOFISIOLOGI Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang factor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan. Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akanterjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup KH, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin hepar, yang berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak di hati. MANIFESTASI KLINIS 1) Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terangsang. Pada tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.

Upload: nahla-zaimah-jainuddin

Post on 11-Aug-2015

260 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PENYAKIT

TRANSCRIPT

Page 1: Kwashiorkor

Kwashiorkor PENDAHULUANKwashiorkor merupakan sindroma klinis akibat dari defisiensi protein berat dan masukan kalori tidak cukup. Dari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolic yang disebabkan oleh infeksi kronik, akibat defisiensi vitamin dan mineral dapat turut menimbulkan tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut. Bentuk malnutrisi yantg paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini berada di daerah industry belum berkembang. Kwashiorkor nerarti “anak tersingkirkan”, yaitu anak yang tidak lagi mengisap; dapat menjadi jelas pada masa bayi awal samapi sekitar usia 5 tahun, biasanya sesudah menyapih dari ASI. Walaupun penambahn tinggi dan berat dipercepat dengan pengobatan, ukuran ini tidak pernah sama dengan tinggi dan berat anak yang secara tetap bergizi baik.ETIOLOGIWalaupun defisiensi kalori dan nutrient lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai biologic yang baik. Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati kronik. PATOFISIOLOGI Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang factor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan. Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akanterjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup KH, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin hepar, yang berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak di hati.MANIFESTASI KLINIS1) Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terangsang. Pada tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.2) Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terhambat, berat dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan BB baku. Penurunana BB ini tidak mencolok atau mungkin tersamar bila dijumpai edema anasarka.3) Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan maupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat dalam, kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium lanjut mungkin edema anasarka.4) Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek.5) Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare. Diare terdapat pada sebagian besar penderita, yang selain infeksipenyebabnya mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas, atau usus (atrofi). Intoleransi laktosa juga bisa terjadi.6) Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut. Pada taho lanjut, terlihat lebih kusam, jarang, kering, halus, dan berwarna pucat atau putih, juga dikenal signo de bandero.Secara umum, kwashiorkor memberikan gejala-gejala yang terkhusus pada suatu sistem organ, yaitu :Wujud umum: Pucat, kurus atrofi extremitas superior + bokongEdema (pedis / pretibial) + ascitesMoon faceRetardasi pertumbuhan:Tidak khasBB kurang atau menurun

Page 2: Kwashiorkor

Perubahan mental + motorik:Mental: cengeng, kesadaran menurun, pasif.Motorik : gangguan fungsi-fungsi statisEdema:Pedis, pretibial, ascites, anasarkaBersifat pitting Koreksi edema :-Laten + pedis + pretibial : 10 - 15 %-Ascites ringan : 15 - 20 % -Ascites berat : 20 - 25 %Kausa edema : -Hipoalbuminemia-Gangguan dinding kapiler-Hormonal (gangguan eliminasi ADH)-Fe bebas dalam serum katalisis reaksi peroxidasi membrane-Endotel rusakKelainan rambutKelainan bentuk : mudah dicabut, lurus, kering, halus, rapuh-Kelainan warna : hipopigmentasi, depigmentasi, flag sign -Bulumata : panjang, lentikKelainan kulit dan mukosaKulit :-Crazy-pavement dermatosis :Gejala spesifik / patognomonik Pada kwashiorkor dgn edema berat Pada bagian dengan tekanan BB Penyembuhan cepat dengan protein-Hipopigmentasi, hiperpigmentasi-Deskuamasi, mosaic skin, pellagra-like-Purpura, sianosisMukosa-Akibat def. B2 yg sertai kwashiorkor1. Kelainan Gigi + Tulang Tulang : dekalsifikasi, osteoporosis, hambatan pertumbuhanGigi : kariesKelainan hati:Fisik : hepatomegaliPA : perlemakan, nekrosis, fibrosisFungsi :- Hipoproteinemia ringan sampai berat (<>normal atau meningkat.Kausa Perlemakan akibat defisiensi faktor lipotropikKelainan darah + sumsum tulang - Anemia (selala ada): ringan sampai berat Etiologi ganda: defisiensi proteindefisiensi mineral, terutama Fe defisiensi vitamin B kompleks (B12, folat, B6) infestasi parasit (ankilostomiasis, amoebiasis)infeksi berulangDarah periferLekosit :- Normal- Lekositosis + shift to the left- Lekopeni

Page 3: Kwashiorkor

- Vakuolisasi + granulasi toksik pada PMN- Kolesterol menurun- Hipoglikemi & hipoalbuminemia Respon imunologik Defek imunitas selulerGangguan sistim komplemenDefek IgA terutama sIgAKelainan pankreas + kelenjar lain- Pankreas :- Perlemakan, fibrosis, atrofi- Lipase, tripsin, amilase menurun- Parotis, lakrimal, saliva, usus halus :- Perlemakan + hipoplasiaKelainan Jantung:Miodegenerasi jantungGangguan fungsi jantung karena hipokalemia + hipomagnesemiaPenyakit jantung anemia: perlu pemeriksaan foto toraks, EKG dan elektrolit serum Kelainan Gl- Diare berulang :- Infeksi / infestasi usus- Intoleransi laktose (def. laktase)- Malabsorpsi lemak :

- Defisiensi lipase pankreas- Defisiensi garam empedu konjugasi hati- Atrofi villi mukosa usus halusDATA LABORATORIUMPenurunan kadar albumin serum merupakan perubahan yang paling khas. Ketonuria sering ada pada stadium awal kekurangan makan tetapi sering sekali menghilang pada waktu akhir. Harga glukosa darah rendah tetapi kurve toleransi glukosa dapat bertipe diabetic. Ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin dapat turun. Angka asam amino esensial plasma dapat turun relative terhadap angka asam amino non-esensial, dan dapat menambah aminoasiduria. Defisiensi kalium dan magnesium sering ada. Kadar kolesterol serum rendah, tetapi kadar ini kembali ke normal sesuadah beberapa hari pengobatan. Angka amylase, esterase, kolinesterase, transaminase, lipase, alkaline fosfatase serum turun. Ada penurunan aktivitas enzim pancreas dan santhin oksidase, tetapi angka kembali normal segera sesudah mulai pengobatan. Anemia dapat normositik, mikrositik atau makrositik. Tanda-tanda defisiensi vitamin dan mineral biasanya jelas. Pertumbuhan tulang biasanya terlambat. Sekresi hormone pertumbuhan mungkin bertambah. DIAGNOSE BANDINGDiagnose banding kehilangan protein adalah infeksi kronik, penyakit menyebabkan kehilangan protein berlebihan melalui urine atau tinja, dan keadaan ketidakmampuan metabolic untuk mensintesis protein.PENCEGAHAN Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kulitas biologiknya baik. Karena kwashiorkor tidak hanya mengalami perjalanan serius dan sering mematikan tetapi sering menimbulkan pengaruh dikemudian hari yang permanen dan merusak pada anak yang sembuh dan keturuananya, petunjuk diet dan distribusi makanan yang cukup sangat segera dibutuhkan di daerah endemic. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi. 1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi.2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 tahun ke atas.

Page 4: Kwashiorkor

3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan.4. Pemberian imunisasi.5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.PENGOBATAN Penatalaksanaan segera tiap masalah akut seperti masalah diare berat, gagal ginjal, dan syok dan akhirnya penggantian nutrient yang hilang sangat penting. Dehidrasi sedang atau berat, infeksi nampak atau dugaan, tanda-tanda mata dari defisiensi vitamin A, anemia berat, hipoglikemia, diare terus-menerus atau berulang, lesi kulit dan membrane mukosa, anoreksia dan hipotermia semua harus diobati. Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, cairan diberikan oral atau dengan pipa nasogastik. Sedangkan dehidrasi berat, cairan intravena diperlukan. Jika cairan intravena tidak dapat diberikan, infuse intraosseus (sum-sum tulang belakang) atau intraperitoneal 70 mL/kg larutan Ringer Laktatsetengah kuat untuk menyelamatkan jiwa. Antibiotik efektif harus diberikan parenteral selama 10 hari.Bila dehidrasi terkoreksi, makanan peroral mulai dengan makanan susu encer sedikit sering; kekentalan dan volume sedikit demi sedikit ditambah dan frekuensi dikurangi selama 5 hari berikutnya. Pada hari 6-8, anak harus mendapat 150 mL/kg/24 jam dalam 6 kali makan. Susu sai atau yogurt untuk anak intoleran laktosa harus dibuat dengan 50 gr gula/L. Pada masa penyembuhan, makanan energy tinggi terbuat dari susu, minyak dan gula yang diperlukan. Susu skim, hidrolisat casein atau campuran asam amino sintetik sapat digunakan untuk menambah cairan dasar dan regimen nutrisi. Bila diet kalori tinggi dan protein tinggi diberikan terlalu awal atau cepat, hati dapat menjadi besar, abdomen menjadi sangat kembung dan anak membaiknya lebih lambat. Lemak sayur dapat diserap lebih baik daripada lemak susu sapi. Toleransi glukosa yang terganggu dapat diperbaiki pada beberapa anak yang terkena dengan pemberian 250 µg kromium klorida. Vitamin dan mineral, terutama vitamin A, kalium dan magnesium diperlukan sejak permulaan pengobatan. Besi dan asam folat biasanya memperbaiki anemia.Infeksi bakteri harus diobati bersamaan dengan terapi diet, sedang pengobatan infestasi parasit, jika tidak berat, dapat ditunda samapi penyembuhan mulai berlangsung.Sesudah pengobatan dimulai, penderita dapat kehilangan berat badannya selama beberapa minggu karena menghilangnya udem yang tampak dan tidak tampak. Enzim serum dan usus kembali ke normal, penyerapan lemak dan usus kembali membaik.Jika pertumbuhan dan perkembangan secara luas terganggu, retardasi mental dan fisik dapat permanen. Makin muda bayi pada saat kekurangan, makin rusak pengaruh jangka lamanya. Defisit dalam kemampuan pengertian dan abstrak terutama berakhir lama.

Page 5: Kwashiorkor

Kwashiorkor

PENDAHULUAN Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial. Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan: (1,2)

Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan Perubahan kadar enzim Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian. (1,2)

Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu: pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja selama kehamilan selama menyusui. (1,2)

Kwashiorkor adalah suatu sindrom yang diakibatkan defisiensi protein yang berat. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Cecily Williams bagi kondisi tersebut yang diderita oleh bayi dan anak balita. Nama ini berasal dari daerah di Pantai Emas, Afrika yang berarti anak terlantar. (3)

Defisiensi ini sangat parah, meskipun konsumsi energi atau kalori tubuh mencukupi kebutuhan. Biasanya, kwashiorkor ini lebih banyak menyerang bayi dan balita pada usia enam bulan sampai tiga tahun. Usia paling rawan terkena defisiensi ini adalah dua tahun. (3)

Pada usia itu berlangsung masa peralihan dari ASI ke pengganti ASI atau makanan sapihan. Pada umumnya, kandungan karbohidrat makanan tersebut tinggi, tapi mutu dan kandungan proteinnya sangat rendah. (3)

Ciri-ciri anak menderita kwashiorkor adalah hambatan pertumbuhan, perubahan pada pigmen rambut dan kulit, edema, dan perubahan patologi pada hati. Hal ini terutama terlihat pada infiltrasi lemak, nekrosis, dan fibrosis. Temuan lain adalah apati, cengeng, atrofi pankreas, gangguan saluran cerna, anemia, kadar albumin serum yang rendah, dan dermatosis.Kulit penderita terlihat menjadi gelap. Pada ekstremitas dan punggung, timbul bercak-bercak menebal yang dapat mengelupas. Kulit di bawahnya berwarna merah muda yang hampir seperti pelagra. (3)

Soal terjadinya edema, biasanya diawali akibat turunnya kadar albumin serum. Ini mengakibatkan turunnya tekanan osmotik daerah. Cairan daerah akan menerobos pembuluh darah dan masuk ke dalam cairan tubuh. Anak-anak yang mengalami hal ini biasanya kehilangan nafsu makan, rewel, diare, dan sikap apatis. Biasanya pula, mereka menderita infeksi lambung dan perubahan psikomotor. Wajahnya bengkak. Pada orang dewasa, keadaan ini bisa terjadi, dan yang terparah adalah busung lapar. (3)

Kwashiorkor dianggap ada hubungannya dengan marasmus marasmick. Ini adalah satu kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan juga ditambah dehidrasi (3)

Page 6: Kwashiorkor

PENILAIAN STATUS GIZI Untuk menilai status gizi seseorang, ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin). (1,2)

Untuk menentukan riwayat makan seseorang, ditanyakan makanan apa yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan. Dibuat catatan tentang daftar makanan yang dimakan selama 3 hari. Selama pemeriksaan fisik, diamati penampilan secara keseluruhan dan tingkah lakunya, juga distribusi lemak tubuh serta fungsi organ tubuhnya. (1,2)

Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi. Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A. Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi: Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12 Pengecapan dan pembauan bisa dipengaruhi kekurangan seng Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh : beri-beri kegemukan (obesitas) makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alkohol Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C. (1,2)

Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu: Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita. Mengukur ketebalan lipatan kulit. Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak). (1,2)

Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi. Pada malnutrisi yang berat, dilakukan pemeriksaan hitung jenis sel darah lengkap serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk mengukur kadar vitamin, mineral dan limbah metabolit seperti urea. Pemeriksaan kulit juga bisa dilakukan untuk menilai jenis-jenis tertentu dari kekebalan. (1,2)

Page 7: Kwashiorkor

ETIOLOGI

Kwashiorkor merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh: Asupan yang kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi) Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan. (1,2)

FAKTOR RESIKO Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai. Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan. (1,2)

Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal. Sejalan dengan pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah. Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri. Asam folat diberikan selama kehamilan untuk menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi. Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat. (1,2)

Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang vegetarian. Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat menyebabkan: (1,2)

Kekurangan vitamin, mineral dan protein Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme Kematian . Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan dalam waktu yang lama.

KLASIFIKASI MALNUTRISIDiantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan yang bervariasi dari nutrisi yang tidak memadai, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang. Pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit menahun, dapat meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan anak-anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi. Kurang kalori protein disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang mengakibatkan kekurangn protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya vitamin dan mineral). Terdapat tiga jenis KKP, yaitu: KKP Kering : jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi KKP Basah : jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan

Page 8: Kwashiorkor

KKP Menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara KKP kering dan KKP basah. (1,2)

KKP basah disebut kwashiorkor, yang dalam bahasa Afrika berarti 'anak pertama-anak kedua'. Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita kwashiorkor ketika anak kedua lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian ASI ibunya. Anak pertama yang telah disapih tersebut mendapatkan makanan yang jumlah zat gizinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan ASI, sehingga tidak tumbuh dan berkembang. Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas dibandingkan dengan kekurangan kalori, yang mengakibatkan: tertahannya cairan (edema) penyakit kulit perubahan warna rambut. (1,2)

Anak yang menderita kwashiorkor biasanya telah menjalani penyapihan, sehingga usianya lebih besar daripada anak yang menderita marasmus. Kwashiorkor lebih jarang ditemukan dan biasanya terjadi dalam bentuk marasmik-kwashiorkor. Kwashiorkor cenderung terjadi di negara-negara dimana serat dan makanan digunakan untuk menyapih bayi (misalnya umbi jalar, singkong, beras, kentang dan pisang), yang sedikit mengandung protein dan sangat banyak mengandung zat tepung; yaitu di pedesaan Afrika, Karibia, kepulauan Pasifik dan Asia Tenggara. (1,2)

Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit protein baru. Akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan cairan terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema. Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati). (1,2)

Kekurangan protein akan menganggu: pertumbuhan badan hormon kekebalan kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan produksi enzim dan hormone. (1,2)

Pada marasmus dan kwashiorkor sering terjadi diare. Perkembangan tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lambat dan bisa terjadi keterbelakangan mental. Biasanya anak yang menderita marasmus tampak lebih sakit daripada anak yang lebih tua yang menderita kwashiorkor.MANIFESTASI KLINIK1. Gejala yang terpenting adalah pertumbuhan yang terganggu2. Perubahan mental3. Ditemukan edema baik ringan maupun berat4. Gejala gastrointestinal seperti anoreksia5. Perubahan ramut, seperti mudah dicabut6. Kulit penderita biasanya kering7. Pembesaan hati bisa ditemukan8. Anemia ringan pada sebagian penderita9. Kadar albumin seru rendah10. Letargia dan apati (4,5,6)

PROGNOSIS Lebih dari 40% anak-anak yang menderita KKP meninggal. Kematian yang terjadi pada hari pertama pengobatan biasanya disebabkan oleh: gangguan elektrolit infeksi hipotermia (suhu tubuh yang sangat rendah) kegagalan jantung. (1,2)

Keadaan setengah sadar (stupor), jaundice (sakit kuning), pendarahan kulit, rendahnya kadar

Page 9: Kwashiorkor

natrium darah dan diare yang menetap merupakan pertanda buruk. Pertanda yang baik adalah hilangnya apati, edema dan bertambahnya nafsu makan. Penyembuhan pada kwashiorkor berlangsung lebih cepat. Efek jangka panjang dari malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak diketahui. Jika anak-anak diobati dengan tepat, sistem kekebalan dan hati akan sembuh sempurna. Tetapi pada beberapa anak, penyerapan zat gizi di usus tetap mengalami gangguan. (1,2)

Beratnya gangguan mental yang dialami berhubungan dengan lamanya anak menderita malnutrisi, beratnya malnutrisi dan usia anak pada saat menderita malnutrisi. Keterbelakangan mental yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak mencapai usia sekolah dan mungkin lebih. (1,2)

DefinisiKata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu” (1,2). Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi (2,3). Dibedakan dengan Marasmus yang disebabkan oleh intake dengan kualitas yang normal namun kurang dalam jumlah (3).EtiologiPenyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain (5):1. Pola makanProtein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan (6). Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI (2).2. Faktor sosialHidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil (7), ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor (5).3. Faktor ekonomiKemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya (2).4. Faktor infeksi dan penyakit lainTelah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.EpidemiologiKasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka (4).Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor) (5).Gejala KlinisTanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-Kwashiorkor, antara lain (2,4):* Gagal untuk menambah berat badan* Pertumbuhan linear terhenti.* Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit)

Page 10: Kwashiorkor

* Diare yang tidak membaik* Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo).* Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut.* Penurunan masa otot* Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi.* Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia.* Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian (2,4).DiagnosisDiagnosis ditegakkan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.1. AnamesisKeluhan yanga sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan anak lain (yang sehat). Bisa juga didapatkan keluhan anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas serta menjadi lebih pendiam, dan sering menderita sakit yang berulang (5).2. Pemeriksaan FisikYang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain (5):* Perubahan mental sampai apatis* Edema (terutama pada muka, punggung kaki dan perut)* Atrofi otot* Ganguan sistem gastrointestinal* Perubahan rambut (warna menjadi kemerahan dan mudah dicabut)* Perubahan kulit (perubahan pigmentasi kulit)* Pembesaran hati* Tanda-tanda anemia3. Pemeriksaan penunjangDarah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG (5).KomplikasiAnak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun (4). Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen (4).Penatalaksanaan/ terapiPenatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan (2,4,).Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase (4).Penatalaksaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak – IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) :PrognosisPenanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus-

Page 13: Kwashiorkor

02.11 No comments

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KWAHIORKOR

2.1 Konsep Dasar Kwashiorkor

Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna Indrawati, 1994)

Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995)

2.1.2 Etiologi

Selain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar, penyakit hati.

2.1.3 Patofisiologi

Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena

persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

2.1.4 Gejala Klinis

2.2.4.1. Pertumbuhan terganggu (merupakan gejala terpenting). Selain berat badan badan juga tinggi badan kurang di banding anak sehat.

2.2.4.2. Perubahan mental, biasanya pasien cengeng atau apatis.

2.2.4.3. Ditemukan odema ringan maupun berat.

Page 14: Kwashiorkor

2.2.4.4. terjadi gangguan gastrointestinal. Anorexia yang hebat hingga cara pemberian makannya harus personde, diare dan muntah karena terjadinya intoleransi makanan.

2.2.4.5. Perubahan rambut, tampak kusam, kering, halus, jarang dan berubah warna.

2.2.4.6. Kulit mengalami perubahan yaitu hiperplementasi, bersisik, menunjukkan garis kulit yang dalam dan lebar, kelainan khas pada Kwashiorkor ini di sebut “Crazzy Payment Dermatosis”.

2.2.4.7. Pembesaran hati karena adanya perlemakan hati.

2.2.4.8. Anemia juga selalu ditemukan.

2.2.4.9. Kelainan kimia darah: Kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit lebih tinggi, kadar kolesterol serum rendah.

2.2.4.10. Hampir semua organ mengalami perubahan seperti: degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, dan sebagainya.

2.1.5 Penatalaksanaan

2.1.5.1 Prinsip pengobatan kwashiorkor adalah:

1. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologi tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.

2. Makanan harus mudah dicerna dan diserap.

3. Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah.

4. Penanganan terhadap penyakit penyerta.

5. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap keluarga. (A.H. Markum, 1991)

2.1.5.2 Pemberian terapi

1. Bila ada dehidrasi, atasi dahulu.

2. Perbaiki diit:

Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori/protein: Modisco I, II, dan III memenuhi syarat-syarat tertentu.

Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan (2,5-5-7,5) + glukosa 5%, disusul dengan modisco ½. I, II, III.

3. Vitamin A 100.000-200.000 IU IM 1 kali.

Vitamin B komplek, C, A, D tetes per oral.

4. Bila perlu beri transfusi sel darah merah padat (‘PRC’) atau plasma.

Page 15: Kwashiorkor

5. Pengobatan penyakit penyerta/penyebab. Bila lemah, ada hipotermi, hipertensi dan gangguan pembekuan darah ada kemungkinan infeksi kuman gram negatif serta endotoksemia. Resiko meningkat bila disertai kekurangan vitamin A.

6. Terapi gentamicin 6-7,5 mg/kg perhari dibagi 2 kali Amikin 15 mg/kg/hari dibagi 2 kali.

7. Penyuluhan pada ibu disertai demonstrasi cara membuat modisco.

8. Kontrol di poliklinik anak.

(Ratna Indrawati, dkk, 1994).

2.1.6 Prognosa

Dengan pengobatan adekuat, diperlukan waktu 2-3 bulan untuk tercapainya berat badan yang idel. Pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit dengan anak sebayanya. Namun perkembangan intelektualnya akan mengalami keterlambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan defisiensi persepsi.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak “R” Dengan Kwashiorkor

Langkah-langkah dalam proses keperawatan pada anak dengan kwasiorkor meliputi:

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah pendekatan sitemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut (pusdiknakes, 1989 hal 151). Langkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa keperawatan. Pengumpulan data akan menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan dan keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik, psikososial dan lingkungan pasien, sumber data diperoleh dari pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, catatan pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Metode pengumpulan data melalui observasi (yaitu dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) wawancara ( yaitu berupa percakapan guna memperoleh data yang diperlukan), catatan (berupa catatan klinik, dokumen yang baru maupun yang lama), literatur ( mencakup semua materi, buku-buku, majalah dan surat kabar).

2.3.1.1 Anamnese

1. Identitas pasien, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan saat pengkajian, nama orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, umur orang tua, agama, jumlah saudara kandung, jumlah anggota keluarga, alamat rumah (Depkes, 1989).

Page 16: Kwashiorkor

2. Riwayat penyakit sekarang,: kapan anak mulaimenampakan tanda-tanda penyakit kwashiorkor ini, seperti mulai kapan kulit anak mengelupas, rambut berubah warna, tampak adema seluruh tubuh, diare, dan bagaimana nafsu makan anak.

3. Riwayat kesehatan, meliputi: riwayat pre natal selama masa hamil, riwayat natal, keadan saat persalinan, dengan menolong persalinan, berat badan, dan panjang badan saat lahir, keadaan setelah lahir, riwayat neonatal, riwayat imunisasi, dan riwayat tumbang.

4. Riwayat penyakit dahulu, apakah anak menderita penyakit sampai diopname, penyakit apa dan berapa lama dirawat serta bagaimana pengobatannya.

5. Riwayat keluarga, apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien, atau menderita penyakit seperti asma, TBC, jantung, DM.

6. Pola-pola fungsi kesehatan meliputi;

Pola nutrisi : Bagaimana pola makan sehari-hari anak, jenis makanan yang dikonsumsi, dan bagaimana nafsu makan.

Pola Eliminasi : Bagaimana aktivitas eliminasi alvi dan miksi sehari-hari, apakah ada keluhan, adakah diare, berapa lama.

Pola aktivitas : Kebiasaan aktivitas kegiatan yang dilakukan sehari-hari, apakah ada gangguan aktivitas setelah sakit.

Pola istirahat dan tidur: berapa lama anak biasa tidur, apakah ada gangguan atau tidak.

2.3.1.2 Pengkajian fisik

1. Keadaan umum yang meliputi: kesadaran Composmentis, lemah, rewel, kebersihan kurang, berat badan, tinggi badan, nadi, suhu, dan pernapasan.

2. Kepala : lingkar kepala, warna rambut, UUB sudah menutup atau belum

3. Muka : sembab karena odema, tampak moonface

Mata : apakah ada ikterus, anemi ataupun infeksi pada mata

Telinga : apakah ada tanda-tanda infeksi

Hidung : apakah ada sekret, bagaimana pernapasannya,

terpasang sonde

Mulut : Stomatitis, lesi, mukosa bibir, gigi tumbuh

4. Tenggorokan : apakah ada tanda pembesaran tonsil, tanda-tanda peradangan.

5. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku kuduk, pembesaran kelenjar limfe.

6. Torax : apakah ada lingkar dada, adakah tarikan dinding dada, wheezing, ronchi.

Page 17: Kwashiorkor

7. Abdomen : apakah ada meteorismus, acites, bising usus, apakah ada pembesaran hepar.

8. Extremitas : Atas : Linkar lengan atas, akral hangat, odema

Bawah : Odema,

9. Kulit : adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit, odema

2.3.1.3 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah meliputi albumin, globulin, protein total, elektrolit serum, biakan darah.

2. Pemeriksaan urine

Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine

3. Uji faal hati

4. EKG

5. X foto paru

6. Konsul THT : adanya otitis media

(Ratna Indrawti, 1994).

Setelah dilakukan pengkajian, kemudian data dikelompokan yang meliputi data subyektif dan obyektif. Selanjutnya data dianalisa dengan mengkaitkan, menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep, teori, prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan pasien. Selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan prioritas masalah-masalah yang mengancam jiwa, merusak sistem jaringan maupun merusak fungsi organ.

2.2.2 Analisa dan Sintesa Data

Analisa data merupakan proses intelektual dengan meliputi kegiatan mentabulasi, menyeleksi, mengklasifikasi, mengelompokan, mengaitkan data, menentukan kesenjangan informasi, melihat pola data, membanding-kan dengan standar, menginterpretasi dan akhirnya membuat kesimpulan. Hasil analisa data adalah pernyataan masalah keperawatan atau dengan disebut sebagai diagnosa keperawatan.

Page 18: Kwashiorkor

Tabel 2.3.2. Analisa dan Sintesa Data

No Pengelompokan Data Kemungkinan Penyebab Masalah

1.

• Adanya tanda-tanda kwashiorkor:

- Odema sampai anasarka.

- Pertumbuhan BB dan PB terhambat.

- Moonface.

- Diare.

- Muntah.

- Crazy pavement dematosis.

• Keadaan anak lemah.

• Keadaan anak lemah.

Page 19: Kwashiorkor

- Albumin, globulin dan protein total. Lebih rendah dari normal.

- Anemia biasanya ditemukan

Kekurangan protein.

Gangguan Gastrointestinal

anorexia

Gangguan pemenuhan nutrisi

Gangguan pemenuhan nutrisi.

2.

Page 20: Kwashiorkor

• Terjadi muntah saat anak diberi makanan.

• Terjadi diare.

• Tampak tanda-tanda dehidrasi : UUB Cekung turgor kulit kurang, bibir kering.

• Anak tampak lemah.

• Anak sudah tidak mau makan beberapa hari

• sebelum MRS.

• Adanya odema .

Kekurangan protein.

Gangguan

Intoleransi terhadap makanan dan susu.

Muntah dan diare.

Potensial terjadinya kekurangan volume cairan.

3.

• Adanya keluhan lain selain keluhan penyakit utama.

Page 21: Kwashiorkor

• Sesak, batuk

• Adanya stomatitis

Kekurangan protein.

Daya tahan tubuh turun.

Komplikasi.

Potensial terjadinya Komplikasi.

4.

• Terdapat crazy pavement dermatosis.

• Kulit mengelupas.

• Odema

Kekurangan protein.

Asam amino esensial berkurang.

Berkurangnya pembentukan albumin oleh hepar.

Odema extremitas sampai anasarka.

Crazy pavement dermatosis

Integritas kulit terganggu.

Gangguan integritas kulit s.d odema.

Page 22: Kwashiorkor

5.

• Keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya, dan perawatannya.

Keterbatasan pengetahuan orang tua.

Sering bertanya.

Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit anak.

(Ngastiyah, 1997 ).

2.2.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien/klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan. (Pusdiknakes. 1989)

Page 23: Kwashiorkor

Diagnosa yang sering muncul pada pasien dengan Kwashiorkor:

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. (Ngastiyah, 1997 ).

2. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan. (Marilan E. Doenges, 1999)

3. Resiko terjadinya komplikasi s/d daya tahan tubuh rendah. (Ngastiyah, 1997)

4. Gangguan integritas kulit s/d gangguan nutrisi, dan odema. (Marilan E Doenges, 1999)

5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan nutrisi. (Marilan E Doenges, 1999)

2.2.4 Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan : penentuan apa yang akan dilakukan untuk membantu klien memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mengatasi masalah keperawatan yang telah ditentukan.(Pusdiknakes,1985).

Rencana ini disusun dengan melibatkan klien secara maksimal dan dengan petugas lain yang melayani pasien/klien. Unsur tahap pelayanan ada 4, yaitu: memprioritaskan masalah, perumusan tujuan, penentuan tindakan keperawatan dan penentuan kriteria evaluasi.

Adapun perencanaan tindakan sesuai diagnosa keperawatan yang sering timbul pada pasien dengan kwashiorkor adalah sebagai berikut:

2.2.4.1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Tujuan:

Kebutuhan nutrisi. terpenuhi

Kriteria hasil:

- Berat badan sesuai dengan umur.

- Nafsu makan kembali normal.

- Tanda-tanda kwashiorkor berkurang/hilang.

Rencana:

1. Kaji faktor penyebab gangguan kebutuhan gizi.

Rasional : Menentukan penatalaksanaan dari penyakit.

2. Berikan makanan bertahap dan formula mudahdicerna, pekat protein.

Page 24: Kwashiorkor

Rasioanl : Karena intoleransi terhadap makanan dan susu maka harus diberikan secara bertahap.

3. Berikan Modisco ½, 1, atau 2, atau 3 sesuai kebutuhan

Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan akan kalori, protein, lemak dan karbohidrat.

4. Observasi berat badan setiap hari.

Rasional : Deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak.

5. Berikan vitamin A 1x 100.000 IU IM dan vitamin BC + C 3x1 tablet oral.

Rasional : Vitamin tersebut diperlukan untuk berbagai enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan makanan dan membantu penyerapan makanan.

2.2.4.2. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan.

Tujuan :

Mempertahankan keseimbangan elektrolit dan volume cairan.

Kriteria hasil:

- Pasien tidak diare.

- Muntah teratasi.

- Tanda-tanda dehidrasi tidak nampak.

- Turgor kulit baik.

Rencana :

1. Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : Deteksi dini adanya tanda-tanda kelainan.

2. Kaji status hidrasi (turgor kulit).

Rasional : Untuk mengetahui dehidrasi dilihat dari buruknya turgor dan kekeringan kulit.

3. Observasi jumlah dan tipe masukan cairan.

Rasional : Mengetahui asupan cairan yang masuk dan keluar sehingga dehidrasi teratasi.

4. Observasi diare.

Rasional : Bila diare masih terus berlangsung dapat diberikan obat untuk diare.

5. Atur pola diit untuk mengatasi muntah dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering, bila masih muntah, pasang sonde.

Page 25: Kwashiorkor

Rasional : Pada anak terjadi toleransi terhadap makanan yang rendah maka pemberian makananya harus bertahap.

2.2.4.3. Resiko terjadinya komplikasi s/d daya tahan tubuh turun

Tujuan :

Tidak terjadi komplikasi.

Kriteria Hasil :

- Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.

- Anak dalam keadaan baik.

Rencana :

1. Ajarkan pada keluarga cara menjaga kebersihan mulut dan kulit.

Rasional : Mencegah terjadinya noma dan decubitus.

2. Awasi pemberian diit bila perlu pasang sonde.

Rasional : Kecukupan kalori dan protein terpenuhi dan meningkatkan daya tahan tubuh.

3. Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : Deteksi dini adanya kelainan.

2.2.4.4. Gangguan integritas kulit s/d gangguan nutrisi, odema, dehidrasi.

Tujuan:

Integritas kulit kembali normal.

Kriteria hasil:

- Gatal hilang/berkurang.

- Kulit kembali halus, kenyal dan utuh.

Rencana:

1. Anjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi sesering mungkin.

Rasional : Mencegah ulcus decubitus.

2. Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah atau kotor dan kulit anak tetap kering.

Rasional : Mencegah iritasi kulit dan mengurangi gatal.

3. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk pengobatan lebih lanjut.

Page 26: Kwashiorkor

Rasional : Tindakan interdependent bidan/perawat dengan dokter.

2.2.4.5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi.

Tujuan:

Pengetahuan keluarga bertambah.

Kriteria hasil:

- Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan.

- Dapat mengulangi isi penyuluhan.

- Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai di rumah.

Rencana:

1. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar.

Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kebenaran informasi yang di dapat dan kesiapan untuk belajar.

2. Jelaskan tentang:

- Nama penyakit anak.

- Penyebab penyakit.

- Akibat yang ditimbulkan.

- Pengobatan yang dilakukan.

Rasional : Keluarga mengerti dan memahami penyakit anak dan menambah pengetahuan keluarga.

3. Jelaskan tentang:

- Pengertian nutrisi dan pentingnya.

- Pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya.

- Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein.

Rasional : Keluarga mengerti dan memahami serta menambah pengetahuan tentang nutrisi.

4. Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.

Rasional :Mengetahui sejauh mana isi penyuluhan dipahami oleh keluarga.

5. Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.

Rasional : Pemantauan tumbuh kembang anak selanjutnya

2.2.5 Pelaksanaan Keperawatan

Page 27: Kwashiorkor

Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan kepada pasien/klien, yang meliputi pelaksanaan rencana pelayanan keperawatan. (Pusdiknakes, 1985).

Pada kasus kwashiorkor ini pelaksanaan keperawatan dilaksanakan sesuai rencana.

2.2.6 Evaluasi.

Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data obyektif dan subyektif yang akan menunjukan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum, masalah apa yang sudah dipecahkan dan apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali. Evaluasi yang diharapkan dari kasus ini adalah:

2.3.6.1 Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

2.3.6.2 Diare dan muntah teratasi serta adekuatnya masukan makanan dan cairan sehingga tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh.

2.3.6.3 Kulit kembali halus dan utuh serta terbebas dari kerusakan integrasi kulit.

2.3.6.4 Pengetahuan keluarga bertambah tentang kebutuhan nutrisi

2.3.6.5 Tubuh tidak terjadi komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ester Monica dkk, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 3, Jakarta EGC

Kariasa I Made dkk, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi Ke 3, Jakarta, EGC.

Depkes RI, 1993, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta , Depkes RI.

FKUI., 1995, Ilmu Kesehatan Anak Edisi I, Jakarta, Info Media.

Markum AH 1991, Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, Jakarta, FKUI.

Matondang Corry, S, 2000, Diagnosis Fisik Pada Anak Edisi Ke II, Jakarta PT. Sagung Seto.

Page 28: Kwashiorkor

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC.

Pudiknakes, 1989, Dasar-Dasar Keperawatan Edisi I, Jakarta Pusdiknakes.

RSUD Dr. Soetomo, 1994, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Lab. / UPF Ilmu kesehatan anak Surabaya FK Unair.

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, EGC.

Artikel Terkait:Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Poskan Komentar

Jangan Lupa Tulis Komentarnya Gan:

Sponsor

Pengikut

Arsip

►  2012 (770)

Page 29: Kwashiorkor

▼   2011 (2476) o ►  25 Desember - 1 Januari (336) o ►  18 Desember - 25 Desember (62) o ►  11 Desember - 18 Desember (70) o ►  4 Desember - 11 Desember (77) o ►  27 November - 4 Desember (40) o ►  20 November - 27 November (67) o ►  13 November - 20 November (198) o ►  6 November - 13 November (187) o ►  30 Oktober - 6 November (340) o ►  23 Oktober - 30 Oktober (32) o ►  16 Oktober - 23 Oktober (109) o ►  9 Oktober - 16 Oktober (80) o ►  24 Juli - 31 Juli (1) o ►  22 Mei - 29 Mei (22) o ►  15 Mei - 22 Mei (61) o ►  10 April - 17 April (77) o ►  20 Maret - 27 Maret (9) o ►  13 Maret - 20 Maret (29) o ►  6 Maret - 13 Maret (20) o ►  27 Februari - 6 Maret (19) o ▼   20 Februari - 27 Februari (5)

Askep Anak Tuberkulosis Paru Askep Acute Lymphoblastic Leukemia Anak Usia Pra S... Askep Neonatus Dengan Hypoglikemi Simptomatis Askep Anak Kwashiorkor Askep Anak Ikterus

o ►  13 Februari - 20 Februari (10) o ►  6 Februari - 13 Februari (102) o ►  30 Januari - 6 Februari (124) o ►  23 Januari - 30 Januari (60) o ►  16 Januari - 23 Januari (125) o ►  9 Januari - 16 Januari (144) o ►  2 Januari - 9 Januari (70)

►  2010 (142)

►  2009 (10)

Daftar

On The Spot

Cara Membaca Pikiran Pasangan

Page 30: Kwashiorkor

ozan's blog

Download Once Upon A Time In Seoul (2008)

ASUHAN KEPERAWATAN

Kanker Payudara Kian Mengancam Kita

Free Blogger Templates

Jacksonville theme blogger

Movie and Software Review

Software Nero BackItUp dan Burn 1.2.17 Free Download

Driver Software

Network LookOut Administrator Professional v3.4.1 Software

Health Family And Fitness

Childhood Obesity - Family Dance Off Fundraiser Event

Driver Freeware

Printer Canon Series

Page 32: Kwashiorkor

Askep Anak

UPAYA-UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KESULITAN

Askep Jiwa

Asuhan Keperawatan Diare

Askep Maternitas, Jiwa, Anak, Medikal Bedah dll

Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Nafas

Ujang Blog's

Asuhan Keperawatan Aritmia Jantung

Nurs Blog

Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Nafas

Askep ICU dan KGD

Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

Perawat Online

Page 34: Kwashiorkor

Ozan's Blog

Asuhan Keperawatan Basalioma Nasolabial Sinistra

Unik-unik

10 Air Terjun Terindah di Dunia

Learning by doing

Dynamic Views for Readers - Solusi Akses Blog dengan Koneksi Lemot

Free Download Movies

Armored 2009

Kumpulan Skripsi Lengkap Gratis

Membaca Ulang Konsep Perwalian Dalam Perspektif Mohammed Arkoun (Agama Islam)

Campuran dan Kumpulan Blog

Aneh Bin Ajaib, Padi Tak Tersentuh Lahar

Daftar blog

BLI Tak Salahkan Persipura

Page 35: Kwashiorkor

Jus Blog

Helikopter Berukuran Kotak Rokok

asuhan keperawatan (askep) pada klien dengan

penyakit:dalam ,bedah,anak,kebidanan,gawat darurat,icu,medical bedah dll

adidas | adidas indonesia | bola | sepatu | futsal | kaos | sandal | diskon - Adidas

Indonesia Store

kumpulanaskep.com Kumpulan Asuhan Keperawatan dan Materi Keperawatan

Kumpulan Skripsi Lengkap

Copyright © 2011 ASUHAN KEPERAWATAN | Powered by Kumpulan Askep

Design by www.kumpulanaskep.com

- Sabtu, 14 November 2009

DEFINISIKwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan gangguan gizi akibat kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face) terutama pada bagian wajah, bengkak terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LIngkar Lengan Atas LILA-nya kurang dari 14 cm, timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah

Page 36: Kwashiorkor

warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi, anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita "busung lapar".

ETIOLOGIPenyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain : Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dAri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI. Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor. Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya. Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi. Selain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar, penyakit hati.

PATOFISIOLOGIPada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

EPIDEMIOLOGIKasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka. Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor). GEJALA KLINIS Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat Kwashiorkor, antara lain : - Gagal untuk menambah berat badan. - Pertumbuhan linear terhenti. - Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit). - Diare yang tidak membaik. - perubahan pigmen

Page 37: Kwashiorkor

kulit (deskuamasi dan vitiligo). - Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut. - Penurunan masa otot. - Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi. - Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia. - Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.

DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1. Anamesis Keluhan yanga sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan anak lain (yang sehat). Bisa juga didapatkan keluhan anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas serta menjadi lebih pendiam, dan sering menderita sakit yang berulang. 2. Pemeriksaan Fisik Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain : - Perubahan mental sampai apatis - Edema (terutama pada muka, punggung kaki dan perut) - Atrofi otot - Ganguan sistem gastrointestinal - Perubahan rambut (warna menjadi kemerahan dan mudah dicabut) - Perubahan kulit (perubahan pigmentasi kulit) - Pembesaran hati - Tanda-tanda anemia 3. Pemeriksaan penunjang Darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG. KOMPLIKASI Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen.

PENATALAKSANAAN/ TERAPIPenatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan. Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase. Penatalaksaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak – IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) adalah dengan penanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus-kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penanganannya yang terlambat, akanmemberikan akibat yang fatal.

KWASHIORKOR

I. DEFINISIKwashiorkor berarti “anak terlantar” yaitu anak yang tidak lagi disusui.• Kwashiorkor adalah defisiensi protein dengan ketidak adekuatan masukan kalori.• Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi

Page 38: Kwashiorkor

kualitas dan kuantitas.• Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan.Kwashiorkor paling seringnya pada usia antara 1 – 4 tahun, namun dapat pula terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih, kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adaptasi atau ketidaktahuan (kekurangan edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.Penyakit ini banyak terjadi pada anak dari golongan penduduk yang berpanghasilan rendah. Ini dapat dimengerti karena protein yang bermutu baik, terutama pada bahan makanan yang berasal dari hewan seperti protein, susu, keju, telur, daging dan ikan. Bahan makanan tersebut cukup mahal, sehingga tidak terjangkau oleh mereka yang berpenghasilan rendah.Akan tetapi faktor ekonomi bukan merupakan satu-satunya penyebab penyakit ini.Ada berbagai protein nabati yang bernilai cukup baik, misalnya kacang kedelai, kacang hijau dan sebagainya, akan tetapi karena tidak diketahui dan tidak disadari, bahan makanan tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya. Pengetahuan yang kurang tentang nilai bahan makanan, cara pemeliharaan anak, disamping merupakan faktor tambahan dari timbulnya penyakit kwashiorkor.Keadaan hygiene yang buruk, sehingga mereka mudah dihinggapi infeksi dan timbulnya diare, mempercepat keadaan ini.

II. ETIOLOGII. Kurangnya masukan protein.II. Diare anak.III. Malabsorpsi protein.IV. Infeksi.V. Luka bakar/ Pendarahan.VI. Kegagalan melakukan sintetis protein.VII. Proteinuria.VIII. Faktor sosial, ekonomi, budaya.

III. PATOFISIOLOGIPada kwashiorkor yang klasik, terjadi edema dan perlemakan hati yang disebabkan gangguan metabolik dan perubahan sel. Kelainan ini merupakan gejala yang menyolok. Pada penderita defisiensi protein, tidak terjadi metabolisme jaringan yang berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori yang cukup dalam dietnya. Namun, kekurangan dalam dietnya akan menimbulkan kekurangan berbagai asam amino esensial yang dibutuhkan oleh untuk sintetis.Oleh karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam seru yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan penyebabnya kurang pembentukan albumin oleh hepar, sehingga kemudian timbul edama.Perlemakan hati disebabkan gangguan pembentukan lipoprotein beta hingga transportasi lemak dari hati kedepot lemak juga terganggu dan akibatnya terjadi akumulasi lemak dalam hepar.

Page 39: Kwashiorkor

IV. MANIFESTASI KLINISManifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih banyak peka terhadap serangan infeksi dan edema. Napsu makan berkurang jaringan bawah kulit mengendor dan lembek serta ketegangan otot menghilang.Pembesaran hati dapat terjadi secara dini atau kalau sudah lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara dini, kegagalan mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang terjadi, yang kerap kali telah terdapat pada organ-organ dalam, sebelum ia dapat terlihat pada muka dan anggota gerak.1. Wujud UmumSecara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, atropi pada ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moonface dari akibat terjadinya edema. Pada tahap lanjut anak menjadi apatis, sopor, atau koma.

2. Redardasi PertumbuhanGejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu, selain berat badan, tinggi badan juga kurang dibanding dengan anak sehat. Penurunan BB ini tidak mencolok atau mungkin tersamar bila dijumpai edama anasarka.3. Perubahan MentalBiasanya penderita cengeng, hilang napsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut biasa terjadi apatis. Kesadarannya juga menurun, dan anak menjadi pasif.4. EdemaPada sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan ataupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat vital, kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium lanjut mungkin diseluruh tubuh ( edema anasarka ) 5. Kelainan RambutPerubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (textur), maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Pada anak-anak yang berambut gelap dapat terlihat jalur-jalur rambut yang berwarna merah atau abu-abu. Sering bulu mata menjadi panjang.6. Kelainan KulitKulit penderita biasanya kering dan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada sebagian besar penderita ditemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang serng mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembaban oleh keringat, seperti pada bokong, fosa poplitea, lutut, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang baik mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi. Dermatitis juga lazim ditemukan, penggelapan kulit terjadi pada tempat-tempat yang mengalami iritasi, namun tidak

Page 40: Kwashiorkor

pada daerah-daerah yang terkena sinar matahari. 7. Kelainan Gigi dan TulangPada tulang penderita kwashiorkor didapatkan deklasifikasi, osteoporosis, dan hambatan pertumbuhan, jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.8. Kelainan HatiPada biobsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak kasar. Sering juga tanda, nekrosisi, dan infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor liprotopik.9. Kelainan Darah dan Sum-sum TulangAnemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit lain, terutama infestasi parasit (ankilostomiasis, amobiasi) maka dapat dijumpaI anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrient yang penting untuk pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B komplek (B12, Folat, B6). Kelainan dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sum-sum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga dapat menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi defek imunitas selular dan gangguan sistem komplimen.10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar lainDi Pankreas dan kebanyak kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus halus terjadi perlemakan.11. Kelainan JantungBisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi dan hipernatremia.12. Kelainan GastrointestinalGejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang demikian hebatnya, sehingga pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita.Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu : Berupa infeksi atau infeksi usus. Intoleransi laktosa, yang disebabkan defisiensi laktase. Malabsorpsi lemak, yang terjadi akibat defisiensi garam empedu, konjugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi filli mukosa usus halus. 13. Jaringan OtotOtot-ototnya tampak lemah dan atrofi, tetapi sesekali dapat ditemukan lemak dibawah kulit yang berlebihan.14. Anak mudah terjangkit infeksi akibat defisiensi imunologik, penyakit campak pada anak kwashiorkor dapat menjadi serius dan berakibat fatal. Penyakit ini sering bernanifestasi sebagai diare, bronkopneumonia, faringotonsilitis, atau tuberculosis15. Penyakit kwashiorkor sering disertai oleh defisiensi vitamin A, riboflamin (stomatitis angularis), anemia defisiensi besi,dan anemia megaloblastik

V. PENYAKIT PENYERTA KWASHIORKORI. Defisiensi vitamin AII. Tuberculosis paru

Page 41: Kwashiorkor

III. Broncho PneumoniaIV. Askariasis

VI. KOMPLIKASI KWASHIORKOR1. Diare2. Anemia3. Gangguan tumbuh kembang4. Hipokalemia5. Hipernatremia6. Shock7. Koma8. Cacat

VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS1. Pemeriksaan Fisik2. Inspeksi : Dapat kita lihat fisik penderita secara umum seperti yang telah dijelaskan diatas antara lain edema dan kurus, pucat, moonface, kelainan kulit misalnya hiperpikmentasi.3. Palpasi : Ditemukan Heoatomegali4. Uji Toleransi Glukosa5. Pemeriksaan air kemih 6. Biopsi Hati7. Pemeriksaan creatinin, nitrogen, albumin, elektrolit, Hb, Mt8. Pemeriksaan Tinja

VIII. DATA LABORATORIK1. Penurunan konsentrasi albumin dalam serum2. Keton uria 3. Kadar glukosa daerah rendah 4. Kreatinin menurun5. Kadar asam amino esensial dalam plasma menurun6. Kurangnya kalium dan magnesium7. Kadar kolesterol serum rendah8. Kadar amylase, esterase, kolinasterase, transaminase, lipase dan alkali fostase menurun9. Anemia

IX. DIAGNOSA BANDINGDiagnosa banding untuk sindroma kwashiorkor, antara lain adalah :1. Defisiensi asam lemak bebas dan karboksilase multiple2. Sindroma imuno defisiensi3. Histiositosis sel langerhans

X. KOMPLIKASI1. Shock2. Koma3. Cacat permanent

Page 42: Kwashiorkor

XI. PENATALAKSANAAN 1. Diet tinggi kalori, protein, cairan, vitamin dan mineral. 2. Makanan yang dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap.3. Memberikan makanan secara bertahap.4. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.5. Penanganan diare.6. Pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi untuk keluarga.

XII. PENGOBATAN 1. Dietik Makanan TKTP : 1 setengah x kebutuhan normal Kebutuhan normal : 0 – 3 tahun 150 – 175 kal/kg/hari, diberikan bertahap Minggu I : Fase stabilitasi ( 75 % - 80 % kebutuhan normal)Protein : 1 – 15 gram/kg/BB/hari Minggu II : Fase transisi (150 % dari kebutuhan normal) Protein 2 – 3 gram/kgBB/hari Minggu III : Fase rehabilitasi (150 – 200% kebutuhan normal)Protein : 4 – 6 gram/kgBB/hari

2. Penambahan suplementasi VitaminVitamin A => 1 Tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)Vitamin D + B kompleks + C

3. Mineral Jumlah cairan : 130 – 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT) Kalau edema dikurangi Porseikecil tapi sering

XIII. PROGNOSIS Penanganan yang cepat dan tepat pada kasus khusus gizi seperti kwashiorkor, umumnya dapat memberikan prognosis yang cukup baik. Penanganan pada stadium yang lanjut, walaupun dapat meningkatkan kesehatan anaksecaran umum, namun ada kemungkinannya untuk memperoleh gangguan fisik permanent dan gangguan intelektual. Sedangkan bila penanganannya terlambat atau tidak memperoleh penanganan sama sekali, dapat berakibat fatal.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN I. PENGKAJIAN 1. AktifitasTanda : Penurunan otot, ekstermitas kusus, otot flaksid, penurunan toleransi aktifitas, jaringan sub kutan tipis dan lembek, cengeng.2. SirkulasiTanda : Takikardia, bradikardia.Diaforosis, sianosis.

3. Eliminasi

Page 43: Kwashiorkor

Gejala : Diare atau konstipasi : flatulen berkenaan dengan masukan makananTanda : Distensi abdomen, ansites, nyeri tekan, fases encer, berlemak atau warna seperti tanah liat 4. Makanan / cairan Gejala :- Penurunan berat badan, tinggi badan- Masalah menelan mengunyah, tersedak atau produksi saliva- Anorexia, mual, muntah, ketidak adekuatan masukan oral- Pemberian ASI ( lamanyaTanda :- Penyimpangan berat badan aktual mungkin terjadi karena terjadinya edema, asites, organomegali, anasarka- Pertumbuhan gigi / ompong- Bising usus menurun, hiperaktif atau tidak ada.- Lidah lembut, pucat, kotor.- Bibir kering, pecah, kemerahan, bengkak, stomatitis- Gusi bengkak / berdarah, carries.- Membran mukosa kering, pucat, merah, bengkak5. Neuro sensoriTanda : Letargi, apatis, gelisah, peka rangsang, disorientasi, koma.Reflek gagal/menelan mungkin menurun6. PernafasanTanda : - Penurunan fungsi pernafasan / peningkatan fungsi pernafasan- Dipnea, peningkatan produksi sputum.- Bunyi nafas : Krekers ( defisiensi protein akibat perpindahan cairan ).

7. KeamananGejala : Adanya program terapi Tanda : Rambut mungkin rapuh, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut.8. Penyuluhan / Pembelajaran.Gejala : Riwayat kondisi yang menyebabkan kehilangan protein, peningkatan diare.Kurang pengetahuan nutrisi, keterbatasan sumber finansial / fasilitas dapar menurun.9. Sosio Ekonomi- Pekerjaan orang tua : Keuangan / pendapatan.- Faktor-faktor lingkungan rumah, pekerjaan dan rekreasi.- Kelas sosial

II. DIAGNOSA 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak adekuatnya intake nutrisi.2. Kurangnya volume cairan dan konstipasi b.d intake cairan yang tidak adekuat.3. Gangguan integritas kulit b.d tidak adekuatnya kandungan makanan yang cukup4. Resiko tinggi gangguan respon imun skunder ( infeksi ) b.d malnutrisi.5. Kurang pengetahuan b.d ketidaktahuan intake nutrisi yang adekuat.

III. INTERVENSI

Page 44: Kwashiorkor

Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake nutrisiTujuan : Kebutuhan nutrisi adekuatKriteria hasil : Nafsu makan baikBerat badan meningkatKlien menghabiskan porsi makannyaKlien idak lemasRencana Tindakan :1. Kaji antropometriR / Menentukan berat badan, osteometri dan resiko berat berlemak, kurus.2. Kaji pola makan klien.R / untuk mengetahui kebiasaan makan klien.3. Berikan intake makan tinggi potein, kalori, mineral, dan vitamin.R / untuk mempertahankan berat badan, kebutuhan memenuhi metabolic dan meningkatkan penyembuhan4. Berikan makanan selingan yang tinggi protein dan kaloriR / Membantu mencegah irigasi gastar dan meningkatkan pemesukan dan proses penyembuhan.5. Timbang berat badanR / Untuk membentuk diet dan ke efektifan terapi.6. Tingkat pemberian ASI dengan pemasukan nutrisi yang adekuat pada ibuR / Pemberian ASI yang adekuat mempengaruhi kebutuhan nutrisi si anak dan pemasukan nutrisi pada ibu dapat meningkatkan produksi ASI si ibu.Kolaborasi :7. Kolaborasi dengan ahli gizi R / Berguna dalam merencanakan masukan nutrisi dan cairan.8. Berikan makanan enteral / perenteral bila diindikasikan.R / Dapat diberikan pada kelemahan / tidak toleran pada masukan peroral

Dx II : Kurangnya volume cairan berhubungan dengan intakwe cairan yang tidak adekuatTujuan : Kebutuhan cairan adekuatKriteria hasil :- Membran mukosa lembab- Kulit tidak kering- Tekstur kulit elastis- TTV dalam batas normal- Haluaran urine adekuatRencana tindakan :1. Berikan cairan yang adekuat sesuai dengan kondisi.R / Peningkatan masukan cairan meminimalkan terjadinya dehidrasi.2. Ukur intake dan outputR / Memberikan informasi tentang status keseimbangan cairan 3. Auskultasi bising usus.R / Kembalinya fungsi usus menunjukkan bekerjanya usus / aperistaltik dan penurunan absorsi air dan diare 4. Kaji terjadinya kulit kering, membran mukosa kering dan pengisian kapiler.

Page 45: Kwashiorkor

R / Menunjukkan kehilangan cairan berlebih5. Pantau Tanda-tanda vitalR / Hipotensia, takikarda, demam dapat menunjukkan respon / efek kehilangan cairan.6. Pantau adanya edema.R / Edema dapat terjadi karena perpindahan cairan dan berkenaan dengan penurunan kadar albunim serum / protein.Kolaborasi :7. Kolaborasikan untuk adanya pemberian cairan parental.R / Mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit8. Berikan anti diare sesuai indikasiR / Rapat menurunkan kehilangan cairan yang berlebih karena diare

Dx III : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tidak adekuatnya kandungan makanan yang cukup.Tujuan : Intregitas kulit utuhKriteria Hasil : - Kulit lembab- Kulit utuh- Kulit tampah bersih- Kulit tidak bersisik- Tanda-tanda radang (-)Rencana tindakan :1. Kaji keutuhan kulit R / Deteksi dini dapat meminimalkan terjadinya kerusakan kulit.2. Berikan krim kulitR / Dapat melembabkan dan melindungi permukaan kulit.3. Ganti segera pakaian yang lembab atau basah.R / Kelembaban meningkatkan resiko gangguan kulit.4. Lakukan kebersihan kulit.R / Kulit yang bersih meminimalkan terjadinya kerusakan kulit.5. Hindari penggunaan sabun yang dapat mengiritasi kulit.R / Sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan meningkatkan iritasi.

Dx IV : Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan kandungan nutrisi yang adekuat.Tujuan : Pengetahuan orang tua dan klien bertambah.Kriteria Hasil :- Anak berpartisipasi dalam proses pengobatan.- Orang tua mengetahui jenis makanan yang banyak mengandung protein, kalori, vitamin dan mineral- Anak/keluarga mengetahui manfaat masing-masing kandungan makananRencana Tindakan :1. Ajarkan orng tua dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.R / Peningkatan pengetahuan akan pentingnya makanan nutrisi yang adekuat untuk kesehatan.2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat,

Page 46: Kwashiorkor

R / -Meningkatkan penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi.-Memberikan kesempatan untuk mengobservasi pemulihan.3. Jelaskan kondisi yang terkait dalam malnutrisi.R / Pemahaman tentang malnutrisi meningkatkan kewaspadaan terjadinya malnutrisi dan memahami kebutuhan terapi khusus.4. Anjurkan ibu untuk meningkatkan nutrisi yang adekuat.R / Masukan nutrisi dapat meningkatkan produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si anak.

Dx V : Resiko tinggi gangguan respon imun sekunder / infeksi berhubungan dengan malnutrisiTujuan : Infeksi tidak terjadiKriteria Hasil : - Tidak demam dan menggigil .- Suhu tubuh antara 36,5 - 37,5 0C- Tanda-tanda radang (-)Rencana Tindakan :1. Kaji tanda-tanda infeksiR / Identifikasi dini dapat meminimalkan resiko lebih lanjut2. Ukur suhu tubuh klien.R / Peningkatan suhu tubuh mengidentifikasikan terjadinya infeksi3. Lakukan teknik pencucian tangan yang benar.R / Mencegah penyebaran bakteri, kontaminasi silang.4. Berikan vitamin sesuai indikasi.R / Meningkatkan daya tahan tubuh.

IV. EVALUASI1. Masukan nutrisi adekuat.2. Masukan cairan terpenuhi.3. Pengetahuan orang tua dan anak bertambah .4. Komplikasi tidak terjadi5. Berat badan anak bertambah.6. Tidak terjadi infeksi.

Diposkan oleh Janny Erika.S.Kep,Ns, M.Kes di 05.20

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Page 47: Kwashiorkor

A . DefenisiPenyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. (Brunner & Suddarth, 2002: 1443).Penyakit gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal tidak dapat lagi menjalankan

Page 48: Kwashiorkor

fungsinya sebagai organ pembuangan, ginjal secara relatif mendadak tidak dapat lagi memproduksi cairan urine yang merupakan cairan yang mengandung zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh .Gagal ginjal akut biasanya disertai oliguria (pengeluaran kemih <400ml/ hari). (Price and Wilson, 1995 : 885).Acute renal failure (ARF) is the rapid deterioration of renal function associated with an accumulation of nitrogenous wastes in the body (azotemia). (Ignatavicius et all, 1995: 2147).Secara umum, penyakit gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang traktus urinarius.B . ETIOLOGITerjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemikMenderita penyakit kanker (cancer)Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.Menurut Brunner & Suddarth (2002),menyatakan tiga kategori utama penyebab gagal ginjal akut antara lain:a. Prarenal (hipoperfusi ginjal). Kondisi klinis yang umum adalah status penipisan volume misalnya karena kekurangan cairan mendadak (dehidrasi) seperti pada pasien muntaber yang berat atau kehilangan darah yang banyak (Lumenta & Nefro, 2004 :65), vasodilatasi (sepsi dan anafilaksis), gangguan fungsi jantung (infark miokardium, gagal jantung kongestif, syok kardiogenik).

b.Intrarenal Penyebabnya adalah akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan, infeksi, agen nefrotoksik, adanya hemoglobin dan mioglobin akibat cedera terbakar mengakibatkan toksik renal/ iskemia atau keduanya, transfusi terus menerus dan pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID).

c. Pasca renal Yang termasuk kondisi penyebab pascarenal antara lain : Obstruksi traktus urinarius, batu, tumor, BPH, striktur uretra dan bekuan darah. (Brunner & Suddarth, 2002: 1444).D . Tanda dan Gejala.

- Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.

- Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing.

- Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebih.

- Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.

Page 49: Kwashiorkor

- Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai asma atau kegagalan jantung.

- Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut.

- Rasa pegal di punggung.

- Gatal-gatal, utamanya di kaki.

- Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

E. Klasifikasi1. LaboratoriumPemeriksaan laboratorium mencakup: serum elektrolit ( potasium, sodium, kalsium dan pospat), Hb (klien dengan CRA pada umumnya tidak memperlihatkan anemia berat), sedimen urine (sel darah merah), mioglobin atau hemoglobin dan elektrolit lain.2. RadiographyRadiologi digunakan untuk mengetahui ukuran ginjal, melihat adanya obstruksi di renal pelvis, ureter dan ginjal.CT (Computed tomographic (CT) scans tanpa zat kontras dapat dilakukan untuk mengetahui adanya obstruksi atau tumor. Kontras media dapat digunakan untuk mengetahui adanya trauma ginjal.Arterialangiography mungkin diperlukan untuk mengetahui pembuluh darah ginjal dan aliran darah.3.Pemeriksaan lainBiopsi ginjal mungkin diperlukan bila penyebab utama belum bisa ditegakkan.F .Penatalaksanaan . A . Terapi Umum Istirahat Diit : Jumlah cairan : 500ml + urine + insensibel loss Keseimbangan elektrolit : Na sampai 500mg/hari , K sebaiknya dihindari. Makanan yang mengandung fosfat dibatasi Kalori cukup : 2000-3000 kalori ( karbohidrat minimal 200gram/hari) Protein dibatasi : 0.3 – 0.5 gram/kg BB/hari Lemak bebas diberikan. Vitamin B kompleks Medikamentosa : - obat pertama : bila ada infeksi diberi antibiotik - obat alternatif : -- Dilakukan dialisis bila ada indikasi DialisisDialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ;

Page 50: Kwashiorkor

menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka. Penanganan hiperkalemiaKeseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI : 5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema. Mempertahankan keseimbangan cairanPenatalaksanaan keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantia cairan.

G . Komplikasi Infeksi Hiperkalemi Hiponatremi Asidosis metabolik Hipertensi Payah jantung