kurikulum rekonstruksi sosial
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL
1/2
A. KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIALModel konsep Pengembangan Kurikulum rekonstruksi sosial adalah Pengembangan
kurikulum yang berpusat pada kemampuan siswa dalam mencapai tujuan yang
diharapkan melalui kegiatan kerjasama dengan teman, lingkungan maupun guru.
Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya
dalam masyarakat. Pada kurikulum ini, pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan
kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Kerja sama dan interaksi yag terjadi bukan
hanya antara guru dan siswa, melainkan antara siswa dengan siswa, siswa dengan
lingkungan serta siswa dengan sumber belajar lainnya.
Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an.
Harold Rug melihat adanya kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Rug
menginginkan siswa dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial
sehingga diharapkan dapat menciptakan masyarakat baru yang lebih stabil.
Ciri-ciri desain kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:
1. Bertujuan utama menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia dalam masyarakat.
2. Kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-masalah sosial yang mendesak.3. Pola-pola organsasi kurikulum ini disusun seperti sebuah roda, ditengah-tengahnya
sebagai poros merupakan masalah yang menjadi tema utama.
Kurikulum rekonstruksi sosial memiliki komponen-komponen yang sama dengan
model kurikulum lain tetapi isi da bentuk-bentuknya berbeda. Komponen-komponen
kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dan isi kurikulum.a)Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah.
2. Metode.a)Bagi rekonstruksi sosial, belajar merupakan kegiatan bersama, ada kebergantungan
antara seorang dengan lainnya, tidak ada kompetisi, yag ada adalah kerjasama,
pengertian dan konsensus.
3. Evaluasi.a)Siswa dilibatkan dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan.
Nama : M Saikhul Arif
Nim : 091024255
Kelas : TP2009B
Tugas : EVALUASI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
-
7/31/2019 KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL
2/2
MAKNA PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat
juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama.
Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk
bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang
cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui
berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik
orangtua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan
orangtua terhadap anak dalam mengenakkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-
norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya
bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses
bimbingan orangtua dan guru ini lazim disebut sosialisasi.
Proses sosialisasi dilakukan dengan :
1.Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosialSetiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang
dapat diterima. Untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui perilaku
yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilaku dengan patokan
yang dapat diterima.
2. Memainkan Peran Sosial yang Dapat DiterimaSetiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan
seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran
yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta bagi guru dan murid.
3. Perkembangan Sikap SosialUntuk bermasyarakat/ bergaul dengan baik anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas
sosial. Jika mereka dapat melakukannya, mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial
yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan
diri.