kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan

4
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Ada asumsi tentang kurikulum pendidikan di Indonesia yang sering berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Sehingga timbul pertanyaan : "Apakah sering berganti-ganti kurikulum itu baik? ". Perjalanan sejarah pengembangan kukulum di negara kita dimulai pada Kurikulum 1950, bentuknya memuat daftar mata pelajaran beserta jam pengajarannya, dan garis-garis besar pengajaran. Dilanjutkan tahun 1952 dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Selanjutnya muncul kurikulum 1968 yang merupakan kelahiran kurikulum bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Selanjutnya muncul kurikulum 1975 yang menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien. Selanjutnya muncul kurikulum 1984 yang mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Selanjutnya muncul kurikulum 1994 yang merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Kurikulum ini kemudian diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Selanjutnya muncul kurikulum 2004, yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sering diplesetkan menjadi Kurikulum Berbasis Kebingungan. Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awal tahun 2006, uji terbatas tersebut dihentikan. Selanjutnya dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar

Upload: ahmad-wahyudin-rockn-roll

Post on 22-May-2015

5.710 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Ada asumsi tentang kurikulum pendidikan di Indonesia yang sering berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Sehingga timbul pertanyaan : "Apakah sering berganti-ganti kurikulum itu baik? ".

Perjalanan sejarah pengembangan  kukulum di negara kita dimulai pada Kurikulum 1950, bentuknya memuat daftar mata pelajaran beserta jam pengajarannya,  dan garis-garis besar pengajaran. Dilanjutkan tahun 1952 dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Selanjutnya muncul kurikulum 1968 yang merupakan kelahiran kurikulum bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Selanjutnya muncul kurikulum 1975 yang menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien. Selanjutnya muncul kurikulum 1984 yang mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Selanjutnya muncul kurikulum 1994 yang merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Kurikulum ini kemudian diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Selanjutnya muncul kurikulum 2004, yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sering diplesetkan menjadi Kurikulum Berbasis Kebingungan. Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awal tahun 2006, uji terbatas tersebut dihentikan.

Selanjutnya dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang kewenangan dalam penyusunannya mengacu jiwanya pada desentralisasi sistem pendidikan.Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan  penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan  dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru dari Semarang memlesetkan menjadi  Kurikulum Terserah Sampeyan Piyambak. Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Page 2: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan

Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.KTSP akan memberi hak penuh pada sekolah-sekolah untuk menentukan sendiri kurikulumnya.

Dengan KTSP ini, masing-masing sekolah bisa membuat silabus,     kurikulum, dan indikator-indiokatornya sendiri yang boleh mengacu pada kurikulum 1994 (kurikulum lama), namun standar kompetensi dan isinya harus sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Pantauan saya pada sekolah yang menggunakan KTSP karena adanya segala keterbatasan pengetahuan dalam membuat kurikulum mandiri, akhirnya jadilah kurikulum copy dan paste dari satu sekolah ke sekolah lain. Guru tinggal mengganti nama sekolah dan nama guru mata pelajaran yang bersangkutan. Mudah dan praktis. Diharapkan sebelum muncul kurikulum yang baru hendaknya KTSP yang ada di sekolah di usahakan untuk di revisi kembali. Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan tersebut, bukan bebas begitu saja menyusunnya tapi tetap mengacu pada SI dan SKL, setelah direvisi tidak perlu di jilid tapi dalam bentuk lembaran-lembaran yang bisa disimpan di dalam ordner (folder) tujuannya agar kalau ada revisi tinggal diambil bagian yang direvisi untuk diganti dengan yang baru.

Kalau dicermati ternyata rata-rata pergantian Kurikulum di negara kita adalah setiap 10 tahun sekali. Kalau dicermati juga ternyata rata-rata pergantian Menteri adalah setiap 5 tahun tahun sekali. Jadi asumsi pergantian menteri pendidikan itu berganti pula kurikulumnya dinyatakan gugur.Jika kita tengok ke negara-negara maju kurikulum mereka berganti setiap 5 tahun sekali. Di negara Inggris setiap saat kurikulum diganti, sehingga kurikulum di sana tidak perlu dijilid cukup disimpan di ordner dalam bentuk lembaran-lembaran sehingga mudah kalau setiap saat diganti.Jadi kalau begitu kita termasuk paling lambat dalam pergantian kurikulum.Kembali pada pertanyaan apakah sering berganti-ganti kurikulum itu baik?. Ya tentu saja kurikulum itu baik untuk diganti kembali (diperbaharui) agar sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan iptek. Kata salah satu pakar pendidikan Indonesia, Hamid Hasan mengatakan "Kurikulum  itu baik di zamannya". Muhammad SAW bersabda : "hendaknya kita mengajar anak-anak kita sesuai dengan zamannya". Jadi kurikulum yang berlaku pada zaman saya sekolah yakni kurikulum 1975 baik diterapkan di zaman saya, kurikulum 2004 baik di terapkan di zaman adik-adik yang sekolah ditahun-tahun tersebut. Untuk era otonomi daerah sekarang ini yang sesuai dengan semangat otonomi daerah adalah KTSP.Jadi perubahan kurikulum merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem

Page 3: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan

politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekata