kunjungan_posyandu

6
HUBUNGAN PENDIDIKAN, PEKERJAAN, PENGETAHUAN, DAN KEPUASAN IBU TERHADAP POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS 9 NOPEMBER Oleh : Farida Heriyani Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Email : [email protected] ABSTRAK Kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat bergantung dengan ibunya. Di Kalsel, dalam 6 bulan terakhir dari tahun 2010 hanya 38,9% balita yang 4 kali datang ke posyandu, selebihnya hanya 1-3 kali datang ke posyandu pada periode tersebut dan di Puskesmas 9 Nopember kunjungan balita ke posyandu hanya mencapai 30% dari jumlah balita yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan kepuasan ibu terhadap posyandu dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas 9 November. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dan kepuasan ibu terhadap posyandu dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu, sedangkan tingkat pendidikan dan pengetahuan tidak berhubungan secara signifikan. Kata kunci : posyandu balita tingkat pendidikan pengetahuan pekerjaan kepuasaan ibu ABSTRACT Visit toddler in posyandu relating to the role of the mother as the person most responsible for the health toddler, since toddlers are very dependent on the mother. In South Kalimantan, in the last 6 months of 2010 only 38.9% of infants were 4 times came to the neighborhood health center, the rest just came to posyandu 1-3 times in that period and in the health center Nov. 9 visit posyandu toddler to only 30% of the number of existing toddler. This study aimed to determine the relationship between the level of education, knowledge, work, and maternal satisfaction with the frequency of visits to the neighborhood health center to posyandu toddler. This research was an observational analytic cross sectional study using a questionnaire instrument. Subjects were mothers with young children working in the health center Nov. 9. The results of chi-square analysis showed that there is a relationship between maternal employment and satisfaction with the frequency of visits to the neighborhood health center to posyandu toddlers, while the level of education and knowledge was not significantly related. Keywords: posyandu - toddlers - level of education - knowledge - work - gratify mother PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan serta pengobatan dan rehabilitasi yang dapat dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, dan terutama di posyandu, karena posyandu merupakan tempat yang paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu (1,2) . Menurut Uphoff, dengan membawa balita ke posyandu akan mendapatkan manfaat yaitu anak mendapatkan kesehatan ke arah yang lebih baik, mendapatkan kemudahan pelayanan disatu kesempatan dalam satu tempat sekaligus, dapat menghindari pemborosan waktu, tingkat

Upload: ady

Post on 23-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sg

TRANSCRIPT

Page 1: kunjungan_posyandu

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PEKERJAAN, PENGETAHUAN, DAN KEPUASAN IBU TERHADAPPOSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS

9 NOPEMBER

Oleh : Farida HeriyaniProgram Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Email : [email protected]

ABSTRAK

Kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang palingbertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat bergantung denganibunya. Di Kalsel, dalam 6 bulan terakhir dari tahun 2010 hanya 38,9% balita yang ≥ 4 kalidatang ke posyandu, selebihnya hanya 1-3 kali datang ke posyandu pada periode tersebut dan diPuskesmas 9 Nopember kunjungan balita ke posyandu hanya mencapai 30% dari jumlah balitayang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan,pengetahuan, pekerjaan, dan kepuasan ibu terhadap posyandu dengan frekuensi kunjunganbalita ke posyandu. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan crosssectional dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Subjek penelitian adalah ibu yangmempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas 9 November. Hasil analisis chi squaremenunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dan kepuasan ibu terhadap posyandudengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu, sedangkan tingkat pendidikan danpengetahuan tidak berhubungan secara signifikan.

Kata kunci : posyandu – balita – tingkat pendidikan – pengetahuan – pekerjaan – kepuasaanibu

ABSTRACT

Visit toddler in posyandu relating to the role of the mother as the person mostresponsible for the health toddler, since toddlers are very dependent on the mother. In SouthKalimantan, in the last 6 months of 2010 only 38.9% of infants were ≥ 4 times came to theneighborhood health center, the rest just came to posyandu 1-3 times in that period and in thehealth center Nov. 9 visit posyandu toddler to only 30% of the number of existing toddler. Thisstudy aimed to determine the relationship between the level of education, knowledge, work, andmaternal satisfaction with the frequency of visits to the neighborhood health center to posyandutoddler. This research was an observational analytic cross sectional study using a questionnaireinstrument. Subjects were mothers with young children working in the health center Nov. 9. Theresults of chi-square analysis showed that there is a relationship between maternal employmentand satisfaction with the frequency of visits to the neighborhood health center to posyandutoddlers, while the level of education and knowledge was not significantly related.Keywords: posyandu - toddlers - level of education - knowledge - work - gratify mother

PENDAHULUAN

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalahdengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititikberatkan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan serta pengobatan danrehabilitasi yang dapat dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, dan terutamadi posyandu, karena posyandu merupakan tempat yang paling cocok untuk memberikanpelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu (1,2).

Menurut Uphoff, dengan membawa balita ke posyandu akan mendapatkan manfaat yaituanak mendapatkan kesehatan ke arah yang lebih baik, mendapatkan kemudahan pelayanandisatu kesempatan dalam satu tempat sekaligus, dapat menghindari pemborosan waktu, tingkat

Page 2: kunjungan_posyandu

partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan cakupan pelayanan dapatdiperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan derajat kesehatan balita(3).Kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang palingbertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat bergantung denganibunya. Kunjungan ibu dengan membawa balita ke posyandu karena adanya motif tertentumisalnya agar anaknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Untuk itu, motivasiibu dalam pemanfaatan posyandu balita mempunyai andil yang besar dalam meningkatkankesehatan balitanya(4).

Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnyaadalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat,termasuk posyandu. Jumlah Posyandu di Indonesia pada tahun 1997 sebanyak 240.000 buah,sementara jumlah ibu dan balita yang rutin mengikuti pemantauan dan promosi pertumbuhanmencapai 60-80%. Setelah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, jumlah tersebut menurunmenjadi 30-50%. Pada tahun 2006 menunjukkan bahwa cakupan kunjungan balita ke posyandudi Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sebesar 57,96 %(4,5).

Pada tahun 2010, di Kalsel terdapat 6,0% balita gizi buruk dan 16,8% balita dengan gizikurang, hal ini lebih besar dari persentase di Indonesia, yaitu 4,9% balita dengan gizi buruk dan13,0% balita dengan gizi kurang. Salah satu upaya untuk mengetahui kondisi gizi balita adalahdengan membawa anak ke posyandu untuk dilakukan penimbangan walaupun sudah tidak lagimendapatkan imunisasi dan makanan tambahan dari petugas kesehatan. Penimbangan balitadilakukan setiap bulan mulai umur 1 tahun sampai 5 tahun di posyandu. Dalam 6 bulan terakhirdari tahun 2010 hanya 38,9% balita yang ≥ 4 kali datang ke posyandu untuk ditimbang,selebihnya hanya 1-3 kali datang ke posyandu pada periode tersebut dan hanya 32,8% daribalita yang dapat mempunyai KMS (kartu menuju sehat) di Kalsel(6).

Puskesmas 9 Nopember yang mencakup 2 kelurahan yaitu kelurahan Benua Anyar dankelurahan Pengambangan memiliki jumlah posyandu sebanyak 18 buah dan pada periodeJanuari - Juli 2012 terdapat 1.204 balita, dimana tingkat kunjungan balita ke posyandu tiapbulannya masih sangat kurang, yaitu hanya 30% dari total jumlah balita yang ada. Sehinggakeadaan balita di daerah ini tidak terpantau dengan baik. Terbukti masih tingginya balita yangmengalami gangguan gizi di daerah ini, yaitu pada setiap bulan terdapat sekitar 5 orangpenderita KEP ringan. Karena frekuensi kunjungan ke posyandu yang rendah, ada kemungkinanmasih banyak balita dengan gangguan gizi dan masalah kesehatan lain yang tidak terdeteksi(7).

Berdasarkan masalah yang ada di atas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahuifaktor-faktor dari ibu (tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan kepuasan ibu terhadappelayanan posyandu) yang hubungan dengan kurangnya frekuensi kunjungan balita keposyandu di wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember.

BAHAN DAN CARA PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita di wilayah kerjaPuskesmas 9 Nopember Banjarmasin periode Januari – Juli 2012. Pengambilan sampel subjekpenelitian secara proporsionate stratified random sampling berdasarkan jumlah balita yang adapada setiap posyandu di Puskesmas Nopember dengan jumlah sampel subjek penelitiansebanyak 221 ibu.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, yang berisi pertanyaan– pertanyaan untuk mengetahui tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu tentangpentingnya posyandu, dan kepuasan ibu terhadap pelayanan posyandu. Variabel bebas padapenelitian ini meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan kepuasan ibi terhadapposyandu. Sedangkan variabel terikatnya adalah frekuensi kunjungan balita ke posyandu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan carawawancara langsung menggunakan instrumen berupa kuisioner yang berisi pertanyaan –pertanyaan tertutup. Data yang terkumpul dilakukan tabulasi dan dianalisis dengan

Page 3: kunjungan_posyandu

menggunakan uji chi squere pada taraf kepercayaan 95% dengan bantuan software komputerdan nilai OR untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data didapatkan distribusi subjek penelitianberdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan tentang posyandu, dan kepuasanterhadap pelayanan posyandu adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan,pengetahuan, dan kepuasan terhadap posyandu di wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember

Variabel n %

Tingkat pendidikanRendahTinggi

14576

65,6134,39

PekerjaanBekerjaTidak bekerja

65156

29,4170,59

PengetahuanBurukBaik

103118

46,6053,40

KepuasanTidak puasPuas

117104

52,9447,06

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian mempunyaitingkat pendidikan yang rendah, yaitu tidak tamat SD sampai SLTP karena yang menjadipopulasi pada penelitian ini adalah golongan ibu-ibu yang berdasarkan Tabel di atas jugadiketahui sebagian besar merupakan ibu-ibu yang tidak bekerja (hanya sebagai ibu rumahtangga). Berdasarkan pengetahuan tentang pentingnya posyandu bagi balita dan kepuasan ibuterhadap pelayanan posyandu didapatkan hasil lebih banyak subjek penelitian denganpengetahuan baik dan tidak puas dengan pelayanan posyandu. Berdasarkan hasil wawancaradiketahui alasan dari ketidakpuasan ibu terhadap posyandu antara lain karena informasi jadwalposyandu yang tidak jelas (29,5%), acara yang membosankan (18,7%), tempat yang jauh darirumah (15,1%), pelayanan yang kurang (15,1%), tempat yang tidak menyenangkan (3,60%),dan lain-lain (18,0%).

Data yang didapat kemudian dikelompokkan berdasarkan frekuensi kunjungan keposyandu balita dari subjek penelitian dan diuji dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan95% serta dihitung nilai OR-nya, daidaptkan hasil sebagai berikut :

Page 4: kunjungan_posyandu

Tabel 2. Hasil analisis antara tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan kepuasanterhadap posyandu dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas

9 Nopember

VariabelFrekuensi Kunjungan

OR 95% CI pJarang Sering

n % n %

PendidikanRendahTinggiJumlah

683199

68,6931,31100

7745

122

63,1136,89100

1,28 0,73 - 2,25 0,386

PekerjaanBekerjaTidak bekerjaJumlah

366399

36,3663,64100

2993

122

23,7776,23100

1,83 1,02 – 3,28 0,041

PengetahuanBurukBaikJumlah

534699

53,5446,46100

5072

122

40,9859,02100

1,66 0,97 – 2,83 0,063

KepuasanTidak puasPuasJumlah

633699

63,6436,36100

5468

122

44,2655,74100

2,20 1,28 – 3,79 0,004

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa tingkat pendidikan dan pengetahuan mempunyai p-value > 0,05, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antarapendidikan dan pengetahuan subjek penelitian dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu.Hanya pekerjaan dan kepuasan subjek penelitian terhadap pelayanan posyandu yangberhubungan secara signifikan dengan frekuensi kunjungan ke posyandu. Subjek penelitianyang bekerja berisiko 1,83 kali untuk jarang membawa anaknya ke posyandu dibandingkandengan subjek penelitian yang tidak bekerja, dan subjek penelitian yang tidak puas denganposyandu akan berpeluang 2,2 kali untuk jarang membawa anaknya ke posyandu dibandingkandengan subjek penelitian yang puas dengan pelayanan posyandu.

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi partisipasi dan peran serta masyarakat dalampenyelenggaraan posyandu. Seseorang yang menerima pendidikan yang lebih baik atau tinggi,biasanya akan lebih mampu berpikir secara obyektif dan rasional. Dengan berpikir secararasional, maka seseorang akan lebih mudah menerima hal - hal baru yang dianggapmenguntungkan bagi dirinya(8). Namun dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ibu yangmemiliki pendidikan tinggi tidak menjamin bahwa ibu tersebut akan sering membawa anaknyake posyandu, ini mungkin disebabkan karena ibu yang memiliki pendidikan tinggi akancenderung memilih membawa anaknya ke rumah sakit atau tempat praktek kesehatan lainnya,atau karena faktor lain yang lebih mempengaruhi tindakan ibu untuk membawa anaknya keposyandu, seperti ibu yang bekerja atau faktor ketidakpuasan ibu terhadap pelayanan posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa pengetahuan ibu tidakberhubungan dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu. Hasil ini sesuai dengan penelitianHartaty dan Indirawaty yang mendapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibubalita dengan kunjungan ke posyandu, tetapi ada hubungan antara sikap ibu dengan kunjunganbalita ke posyandu(9).

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaandan kepuasan ibu terhadap posyandu dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu, di manaibu yang bekerja berpeluang 1,83 kali untuk jarang membawa anak balitanya ke posyandu, danibu yang tidak puas terhadap posyandu berisiko 2,2 kali untuk tidak membawa anak balitanya

Page 5: kunjungan_posyandu

ke posyandu. ibu yang bekerja jarang membawa anaknya ke posyandu disebabkan karenajadwal posyandu yang buka pada pagi hari antara jam 9 pagi sampai jam 12 siang, di mana ibuyang memiliki pekejaan akam bekerja pada jam tersebut sehingga tidak dapat membawa anakbalitanya ke posyandu.

Ketidakpuasan ibu terhadap posyandu akan mempengaruhi kemauan dan kemampuanibu untuk membawa anaknya ke posyandu. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwasebagian besar alasan ketidakpuasan ibu tersebut dikarenakan faktor dari posyandu sendiri,yaitu sebanyak 29,5% ibu mengatakan tidak puas karena jadwal posyandu yang tidak jelas.Biasanya informasi tentang jadwal posyandu dilakukan dengan memberikan pengumumanmenggunakan pengeras suara di mushola atau mesjid setempat yang biasanya dilakukan padawaktu yang tidak menetap atau dilakukan beberapa saat sebelum posyandu dimulai sehinggabanyak ibu yang tidak mengetahui adanya kegiatan posyandu pada saat itu. Sebanyak 18,7% ibumenyatakan bahwa acara di posyandu yang membosankan merupakan alasan ketidakpuasanmereka. Kegiatan posyandu seringkali hanya berupa kegiatan rutin, untuk balita hanyadilakukan penimbangan tanpa ada suatu kegiatan tambahan lain yang dapat menarik ibu untukdating membawa anaknya. Alasan lain di antaranya karena tempat posyandu yang jauh darirumah ibu, pelayanan yang kurang, tempat yang tidak menyenangkan, dan lain-lain, dimanamenurut beberapa ibu balita petugas posyandu terlambat datang ke posyandu, sehinggamembuat ibu jera untuk datang ke posyandu yang dapat mempengaruhi keputusan ibu untuktidak membawa anak balitanya ke posyandu.

Pada penelitian Fitriani, didapatkan bahwa ketersediaan sarana yang dibutuhkanposyandu menjadi faktor pendorong ibu balita membawa anak balitanya ke posyandu. Sehinggafaktor kepuasan pelayanan tergantung pada ketersediaan sarana prasarana. Faktor lain yangberpengaruh terhadap upaya pemanfaatan pelayanan posyandu adalah adanya dorongan darikader selaku penggerak masyarakat, tidak hanya pada pemberitahuan jadwal saja tapikemampuan kader untuk menggerakan masyarakat. Tokoh masyarakat atau agama mempunyaiperan tidak hanya mengumumkan jadwal tapi lebih pada upaya menggerakan masyarakat(10).

Faktor kepuasan memegang peran penting dalam hubungannya dengan frekuensikunjungan balita ke posyandu mengingat angka OR yang mencapai 2,2, jadi ketidakpuasanterhadap posyandu berisiko 2,2 kali untuk tidak atau jarang membawa anak balitanya keposyandu. Faktor ini dapat diperbaiki dengan meningkatkan kualitas pelayanan di posyandusehingga akan meningkatkan kepuasan ibu terhadap posyandu dan diharapkan akanmeningkatkan angka kunjungan balita ke posyandu.KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :1. Terdapat hubungan antara pekerjaan dan kepuasan terhadap posyandu dengan frekuensi

kunjungan balita ke posyandu. Kepuasan terhadap posyandu berisiko 2,2 kali menyebabkanibu jarang membawa anaknya datang ke posyandu, dan ibu yang bekerja berisiko 1,8 kaliuntuk jarang membawa anak balitanya ke posyandu.

2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan frekuensikunjungan balita ke posyandu

Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan, maka penulis memberikansaran sebagai berikut :1. Bagi pihak puskesmas dan kader posyandu untuk memberikan informasi dan pelayanan

yang baik, kegiatan posyandu yang menarik seperti melakukan perlombaan ataumemberikan penghargaan kepada ibu yang rajin membawa balitanya ke posyandu untukmeningkatkan kepuasan ibu balita terhadap pelayanan posyandu sehingga dapatmeningkatkan frekuensi kunjungan balita ke posyandu.

2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari faktor – faktor penyebab frekuensikunjungan balita yang rendah dilihat dari aspek lain seperti dari aspek tenaga kesehatanserta aspek sarana dan prasarana.

DAFTAR PUSTAKA1. Ferizal, Y dan Hasanbasri, M. Proses pelaksanaan manajemen pelayanan posyandu terhadap

intensitas posyandu : analisis data sakerti 2000. Yogyakarta : UGM Press, 2007

Page 6: kunjungan_posyandu

2. Sudjatmoko, A. dan Rosalina, A. Kader Posyandu Membaur Menciptakan Manusia Sehat diPuskesmas. Medika, 1997: 88.

3. Uphoff. Program-Program Posyandu, Bagian I. Jakarta, 20024. Widiastuti, I., A dan Kristiani. Pemanfaatan Posyandu di Kota Denpasar. Yogyakarta :

Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Universitas GadjahMada, 2006

5. Dinkes Kalsel. Profil Kesehatan Kalimantan Selatan. Banjarmasin : Pemerintah ProvinsiKalsel, 2006

6. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta : Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Kemeterian Kesehatan RI, 2010

7. Puskesmas 9 Nopember. Laporan Bagian Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin, 2012

8. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta, 20109. Hartaty dan Indirawaty. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Kunjungan ke

Posyandu Kelurahan Bara-Bara Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Bara Makassar.Makasar : Universitas Hasanuddin, 2006

10. Fitriani, S. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan Ibu Balita kePosyandu di Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009. FKM Unsil, 2010