kulit hiperpigmentasi

20
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Warna kulit kita adalah penting, dan banyak prosa dan puisi yang ditulis tentang kulit. Warna kulit merupakan salah satu hal yang kita ingat dalam tahap awal pengenalan seseorang. Selain itu, warna kulit juga telah dipakai untuk menjustifikasi berbagai macam ketidakadilan. Pelanggaran apapun atas norma yang berlaku dapat memberikan dampak psikologis yang serius dan implikasi-implikasi dalam praktek. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi warna kulit, antara lain hemoglobin, pigmenn eksogen di dalam atau pada permukaan kulit, pigmen endogen (dibuat oleh tubuh sendiri, misalnya bilirubin), melanin dan feomelanin. Dua factor yang terakhir merupakan factor paling penting dalam menentukan warna dasar kulit manusia. Kebanyakan pigmen kulit manusia terdapat di dalam keratinosit, setelah dibuat dalam melanosit dan ditransfer dalam „melanosom. Ada perbedaan antarras dalam hal produksi, distribusi, dan degradasi melanosom, tetapi tidak dalam hal jumlah melanosit. Akan tetapi, ada perbedaan genetic yang penting dalam hal kemampuan merespons terhadap radiasi ultraviolet, yang biasanya disebut dengan „tipe -tipe kulit 1. Tipe I   selalu terbakar, tak pernah menjadi coklat 2. Tipe II   mudah terbakar, sulit menjadi coklat 3. Tipe III   kadang-kadang terbakar, mudah menjadi coklat 4. Tipe IV   tidak pernah terbakar, mudah menjadi coklat 5. Tipe V   secara genetic coklat (misalnya India) atau Mongoloid 6. Tipe VI   secara genetic hitam (misalnya Kongoid atau Negroid) Respons pertama terhadap radiasi UV adalah peningkatan distribusi melanosom. Hal ini dengan cepat dapat meningkatkan pigmentasi pada lapisan basal (stratum basale) yaitu berubahnya warna kulit menjadi coklat karena sinar matahari (sun tan). Bila stimulasi dihentikan, sebagaimana yang biasanya terjadi setelah menghabiskan waktu 2 minggu di daerah Mediterania, warna coklat itu cepat menghilang seiring pergantian normal epidermis. Bila  paparan terjadi lebih lama lagi, maka produksi melanin meningkat secara lebih permanen. Proses sun tan menunjukkan adanya upaya kulit untuk memberikan perlindungan terhadap efek-efek yang berbahaya akibat radiasi UV, misalnya terjadinya penuaan dini dan kanker. Ada beberapa keadaan di mana mekanisme pigmentasi berubah menjadi abnormal, baik yang menyebabkan  penurunan (hipopigmentasi) atau peningkatan (hiperpigmentasi). Pada masing-masing gangguan tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab yaitu congenital dan yang didapat (acquired). TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vitiligo 2.1.1 Definisi Vitiligo adalah suatu kelainan didapat yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Kelainan ini berupa macula berwarna putih(hipopigmentasi), mengenai 1% penduduk dunia tanpa membedakan ras dan jenis kelamin.Frekuensi pada kedua jenis kelamin sama.Hanya saja,penelitian epidemiologic menunjukkan bahwa  penderita yang bero bat lebih banyak wanita. Hal ini mudah dimengerti karena masalah utamanya adalah kosmetika. Ternyata 30-40% kasus mempunyau riwayat familial.(menurut siapa??) Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik di dapat ditandai dengan adanya macula putih yang dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit, misalnya rambut dan mata (Lily Soepardiman). 2.1.2 Etiologi Etilogi penyakit ini masih belum jelas, namun ada beberapa teori yang berusaha menerangkan  patogenesisnya : a. Teori neurogenik . teori ini didasarkan atas beberapa pengamatan. Lesi vitiligo bersifat unilateral, tidak melewati garis median dan terletak pada satu atau dua dermatom. Pada pengamatan lain, vitiligo ini disertai oleh penyakit-penyakit lain misalnya siringomieli,neurofibromatosis,dan menyerang daerah inervasi suatu saraf perifer yang terkena trauma. Juga pada polyneuritis diabetika, sering dijumpai vitiligo pada daerah

Upload: thedocmaria

Post on 02-Jun-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 1/20

Page 2: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 2/20

yang mengalami neuropati. Menurut teori ini suatu mediator neurokemik dilepaskan dan senyawa tersebut

dapat menghambat melanogenesis serta dapat menyebabkan efek toksik pada melanosit.

 b.  Teori rusak diri  ( self destruction theory). Teori ini menyebutkan bahwa metabolit yang timbul dalam

sintesis melanin menyebabkan destruksi melanosit. Metabolit tersebut misalnya kuinon. Di dalam praktek,

dapat kita lihat bahwa hidrokuinon maupun monobenzileter hidrokuinon (MBEH) dipakai dalam

 pengobatan melasma dan obat-obat ini dapat pula menyebabkan lesi-lesi semacam vitiligo (vitiligo-like).

Yang menyokong teori ini adalah bahwa lesi-lesi vitiligo banyak didapatkan di daerah-daerah kulit yang

lebih gelap.Pada tepi lesi terlihat hiperpigmentasi.

c.  Teori otoimun. Teori ini menganggap bahwa kelainan system imun menyebabkan terjadinya kerusakan

 pada melanosit. Beberapa penyakit otoimun yang sering dihubungkan dengan vitiligo antara lain adalah

tiroiditis (hashimoto), anmia pernisiosa,penyakit Addison, alopesia areata, dan sebagainya. Antibodi

humoral terhadap tiroid, sel parietal dan adrenal meningkat secara bermakana, tetapi antibody spesifik

terhadap melanosit tidak dijumpai. Vitiligo juga sering didapatkan pada penderita dengan melanoma,

halonevus, dan juga pada sindroma Vogt-Koyanagi-Harada (uveitis dan vitiligo). Pada ketiga penyakit

tersebut, dapat pula dijumpai antibody spesifik beredar dalam darah, namun tidak dijumpai antibody

spesifik terhadap pure vitiligo.

Page 3: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 3/20

Patofisiologi/WOC

MK: Kerusakan

integritas kulit

Rasa panas

pada lesi

MK: Gangguan

body image

Terdapat lesi berupa

makula yang

hi omelanosis

VITILIGO

Adanya pajanan

terhadap bahan

kimia

Hipotesis

neurohormonal

Tiroiditis hashimoto,

anemia pernisiosa, dan

hipoparatiroid melanosit

Hipotesis

autoimun

Trauma fisis

dan krisisemosi

Faktor pencetus

Idiopatik Terjadi kerusakan krnbahan toksik, tirosin, dopa,

dan dopakrom terhadap

melanosit

autositotoksik

hipomelanosis

Depigmentasi ku

Page 4: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 4/20

2.1.3 Klasifikasi

Ada dua bentuk vitiligo :

1.  Lokalisata yang dapat dibagi lagi :

a.  fokal : satu atau lebih macula pada satu area, tetapi tidak segmental.

 b.  segmental : satu atau lebih macula pada satu area, dengan distribusi menurut dermatom, misalnya

satu tungkai.

c. 

hanya terdapat pada membrane mukosa2.  Generalisata

Hampir 90% penderita secara generalisata dan biasanya simetris. Vitiligo generalisata dapat dibagi lagimenjadi :

a.  Akrofasial : depigmentasi hanya terjadi di bagian distal ekstremitas dan muka, merupakan stadium

mula vitiligo yang generalisata.

 b.  Vulgaris : macula tanpa pola tertentu di banyak tempat

c.  Campuran : depigmentasi terjadi menyeluruh atau hampir menyeluruh merupakan vitiligo total.

Gambar 2. Klasifikasi Vitiligo.

Dikutip dari textbook Dermatology volume one, Jean L.Bolognia

2.1.4 Manifestasi klinik

Vitiligo dapat dimulai pada setiap tingkatan usia, tetapi 50% kasus timbul sebelum umur 20 tahun.

Insidens kira-kira 1%. Biasanya pada pertaman kali, didapatkan lesi macula yang hipomelanotik di daerahterbuka,misalnya muka, punggung tangan. Trauma dan stress dikatakan sebagai factor presipitasi. Makula

yang amelanotasi, misalkan aksila, inguinal, areola, dan genitalia. Di daerah  –  daerah yang sering terkena

gesekan, misalnya punggung, tangan , kaki, siku,lutut,tumir, juga banyak dijumpai lesi vitiligo. Distribusi

lesi biasanya simetrik, meskipun dada pula yang unilateral, yang merupakan susunan dermatom. Makula

mempunyai gambaran konveks dan bertambah secara teratur. Rambut pada lesi tersebut sering mempunyai

 pigmen yang normal, tetapi pada lesi yang sudah lama, rambut sering amelanotik.Gejala subjektif tak ada, tetapi dapat timbul rasa panas pada lesi. Keluhan umum terutama adalah

masalah kosmetika. Repigmentasi pernah dilaporkan pada sekitar 10% kasus.

  Distribusi makula

Vitiligo mempunyai beberapa pola distribusi yang khas: fokal.segmental, generalisata, dan universal.

-  Vitiligo fokal (“localized”):  satu macula yang terisolasi atau beberapa macula yang terbatas baik

 jumlah maupun ukurannya ( terdapat pada satu atau dua tempat di bagian tubuh.)

-  Vitiligo segmental   : distribusinya khas, dengan lesi vitiligo yang unilateral dalam suatu distribusi

dermatom atau quasidermatom. Tipe ini dikatakan sebagai suatu jenis vitiligo yang bersifat stabil.

-  Vitiligo generalisata  : merupakan jenis vitiligo yang banyak dijumpai, khas dengan beberapa atau banyak macula yang tersebar. Makula ini seringkali bersifat simetris dan menyerang daerah permukaan

ekstensor , terbanyak didapatkan pada sendi interfalangeal , sendi interfalangeal metacarpal/metatarsal,

siku, dan lutut. Daerah ekstensor lain yang terkena dalah pergelangan tangan, maleolus, umbilicus,

lumbosakral, tibia anterior, dan aksila. Makula vitiligo dapat bersifat periorifisial dan menyerang

daerah sekitar mata, hidung, telinga, mulut, dan anus. Vitiligo periungual dapat pula terjadi baik berdirisendiri atau bersamaan dengan lesi mucosal( bibir, penis distal, putting susu). Yang terakhir ini disebut

vitiligo lip tip.

Page 5: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 5/20

 

2.1.5 Pemeriksaan diagnosticKriteria diagnosis bias didasarkan atas pemerikasaan klinis ( anamnesis, pemeriksaan fisik), uji

diagnostic ( untuk membedakan denga penyakit lain yang menyerupai ) dan pemeriksaan laboratorium ( untuk

membantu mencari adanya kaitan dengan penyakit sistemik, seperti diabetes melits, insufisiensi adrenal,

anemia pernisiosa, penyakit tiroid, dan lain-lain.)Dari anamnesis  , perlu diketahui kapan lesi itu Nampak, perjalanan penyakit ( stabil atau progresif) ,

riwayat adanya inflamasi, iritasi, atau hal lain menjelang timbulnya depigmentasi, riwayat fotosensivitas,disfungsi telinga atau mata,bentuk-bentuk pengobatan sebelunbya ( termasuk dosis,efekm dan atau toksisitas),

hobi,riwayat keluargam riwayat keluarga atau diri sendiri tentang penyakit (tiroid, alopesia areata, diabetes ,

 penyakit kolagen vaskuler, anemia pernisiosa, penyakit Addison), stress emosional akibat kehilangan pigmen,

dll

Pada pemeriksaan fisik    perlu dilakukan pemeriksaan umum, adanya depigmentasi yang asimptomatik,

tanpa gejala inflamasi, ada tidaknya batas inflamasi sekitar lesi, tempat lesi pertama kali muncul (tangan,lengan, kaki,muka, dan bibir) , pola vitiligo (fokal,segmental,universal, atau akral/akrofasial).

Pemeriksaan lain antara lain perlu dicari adanya poliosis, perubahan pigmentasi pada choroid dan epitel pigmen

retina , uveitis.

Tes diagnostik,  dilakukan untuk membedakan dengan penyakit yang menyerupai, misalnya limfoma

kutan sel-T, LED/LES, lepra, pinta, nevus anemikus, depigmentosus, piebaldisme, pityriasis alba,hipopigmentasi pasca inflamasi, arkoidosis, scleroderma, tinea cersikolor dan lain-lain.

Tes laboratorium  dilakukan untuk mendeteksi penyakit-penyakit sistemik yang menyertai, misalnya

insufisiensi

2.1.6 Penatalaksanaan

a.  Psoralen photochemotherapy

Fototerapi dengan psoralen baik topical maupun sistemik, ataupun keduanya dikatakan merupakan cara

yang cukup efektif

Mekanisme : reservoir melanosit yang mengadakan migrasi ke dalam kulit yang mengalami

depigmentasi datang dari kulit yang bersebelahan dengan kulit yang berpigmen (melanosit mengalami

migrasi kira-kira 2-3mm ke dalam kulit yang mengalami depigmentasi), dan juga datang dari folikel

rambut karena tidak adanya reservoar , maka pada kulit berambut pada daerah lengan bawah atau

tungkai dimana rambut terminal mengalami depigmentasi, kurang respon terhadap pengobatan medic,seperti juga kulit daerah glabrosa, seperti telapak tangan, jari-jari dan dorsum pedis

 b.  Fototerapi psoralen topical

Fototerapi psoralen topical dilakukan apabila lesi terbatas (kurang dari 20% permukaan tubuh) atau

 pada anak lebih dari 5 tahun dengan vitiligo fokal.

Preparat dioleskan pada daerah vitiligo 15-30 menit sebelum penyinaran UVA. Dosis permulaan biasanya 0,12-0,25 J/cm

2 kemudian ditambah sampai muncul eritema ringan (tergantung dari tipe kulit

 pasien)

c.  Psoralen

Bentuk aktif yang sering digunakan adalah trimetoksi psoralen (TPM) dan 8-metoksi psoralen. Bahan

ini bersifat  photosensitizer . Cara pemberian : obat psoralen 20-30 mg (0,6 mg/kg BB) dimakan 2 jam

sebelum penyinaran. Lama penyinaran : mula-mula sebentar, kemudian setiap hari dinaikkan perlahan-

lahan (antara ½ sampai 4 menit). Ada yang menganjurkan pengobatan dihentikan seminggu setiap

 bulan. Belum ada kesepakatan mengenai pengobatan psoralen topical. Sebagian mengatakan berbahaya, apalagi bila lesinya luas karena bisa timbul eritem atau bula. Namun sebagian masih ada

yang menggunakan terrapin topical ini. Larutan yang digunakan adalah larutan metoksalen 1% dengan

cara dioleskan secara hati-hati. Olesan jaringan jangan sampai ke batas tepi,tetapi beberapa millimeter

sebelum tepi, karena diharapkan akan terjadi difusi intradermal. Setelah diolesi kemudian kulit disinari

selama beberapa menit. Kontraindikasi : hipertensi, gangguan hati, kegagaln ginjal dan jantung.

Kecepatan repigmentasi tidak sama. Umumnya daerah muka lebih cepat, kemudian daerah leher,

 badan.

d.  Helioterapi

Helioterapi merupakan salah satu bentuk fotokemoterapi yang merupakan gabungan antara trisoralendan sinar matahari.

e.  Kortikosteroid

Beberapa kasus menunjukkan respons terhadap pengobatan kortikosteroid. Obat ini digunakan baik

dalam bentuk topical, misalnya betametason valerat 0,1% maupun suntikan intradermal. Pemakaiankortikosterid ini kemungkinan didasarkan atas teori “rusak diri” maupun teori autoimiun. Dalam hal ini,

Page 6: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 6/20

kortikosteroid dapat memperkuat mekanisme pertahanan tubuh pada auto-destruksi melanosit atau

menekan perubahan imunologik.

Penggunaan kortikosteroid topical dapat dilakukan dengna prosedur Drake dkk :

1.  Krim kortikosteroid dioleskan pada lesi sekali sehari selama 3-4 bulan.

2.  Setiap minggu sekali dilakukan evaluasi dengan menggunakan lampu Wood

3.  Pengobatan diteruskan apabila ada repigmentasi, namun harus segera dihentikan apabila tidak

ada respon dalam waktu 3 bulan.4.  Fotografi dapat membantu mengevaluasi kemajuan

5.  Kemungkinan adanya efek samping, antara lain : teleangiektasi, atrofi, striae dllf.  Depigmentasi

Jika lesi vitiligo sangat luas, jauh lebih luas dari kulit normalnya (lebih dari 50%), ada yang

menganjurkan untuk memberikan monobenzil hidrokuinon 20% 2x sehari pada kulit normal, sehingga

terjadi bleaching   dan diharapkan warna kulit menjadi sama. Percobaan pada area yang kecil perlu

dilakukan, sebelum terapi dilakukan pada area yang lebih luas

Tindakan BedahTindakan bedah yang dapat dilakukan adalah “autologous skin graft”, yakni memindahkan kulit normal

(2-4mm) ke ruam vitiligo. Efek samping yang mungkin timbul antara lain jaringan parut, repigmentasi

yang tidak teratur, koebnerisasi, dan infeksi.

2.1.7 KomplikasiVitiligo cenderung meningkat sesuai usia dianggap sebagai akibat respon autoimun. vitiligo tidak

mengganggu struktur kulit sehingga hampir seluruh fungsi kulit masi dapat bekerja dengan baik. Fungsi

 pengeluaran keringat masih berjalan, fungsi melindungi tubuh dari kuman masih baik, organ di dalamnya juga

masih bisa dilindungi, pengeturan suhu masih baik, dan kulit masih bisa dilindungi, pengaturan suhu masih baik

dan kulit masih bisa menyerap bahan dari luar seperti obat. Bahkan, jika bagian bercak putih mengalami luka

maka proses penyembuhannya sama dengan kulit normal.

2.1.8 Prognosis

Perkembangan penyakit vitiligo sulit diramalkan, dimana lesi depigmentasi dapatmenetap, meluas atau

 bahkan mengalami repigmentasi. Biasanya perkembangan penyakitvitiligo bertahap dan pengobatan dapat

mencegah menetapnya lesi seumur hidup pada penderita. Perkembangan lesi depigmentasi sering kali responsif

 pada masa awal pengobatan. Repigmentasi spontan terjadi pada 10-20% penderita walaupun secarakosmetikhasilnya kurang memuaskan.

2.2  Albino

2.2.1 DefinisiAlbino (dari bahasa Latin albus yang berarti putih), disebut juga hypomelanism  atau hypomelanosis, 

adalah salah satu bentuk dari hypopigmentary congenital disorder. Ciri khasnya adalah hilangnya pigmen

melanin pada mata, kulit, dan rambut (atau lebih jarang hanya pada mata). Albino timbul dari perpaduan gen

resesif. Ciri-ciri seorang albino adalah mempunyai kulit dan rambut secara abnormal putih susu atau putih pucat

dan memiliki iris merah muda atau biru dengan pupil merah (tidak semua).

2.2.2 Etiologi 

Albino adalah kelainan genetik, bukan penyakit infeksi dan tidak dapat ditransmisi melalui kontak,tranfusi darah, dsb. Gen albino menyebabkan tubuh tidak dapat membuat pigmen melanin. Sebagian besar

 bentuk albino adalah hasil dari kelainan biologi dari gen-gen resesif yang diturunkan dari orang tua, walaupun

dalam kasus-kasus yang jarang dapat diturunkan dari ayah/ibu saja. Ada mutasi genetik lain yang dikaitkan

dengan albino, tetapi semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam tubuh.

Albino dikategorikan dengan tirosinase -positif atau -negatif. Dalam kasus dari albino tirosinase positif,

enzim tirosinase ada, namun melanosit (sel pigmen) tidak mampu untuk memproduksi melanin karena alasan

tertentu yang secara tidak langsung melibatkan enzim tirosinase. Dalam kasus tirosinase negatif, enzim

tirosinase tidak diproduksi atau versi nonfungsional diproduksi.

Page 7: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 7/20

 Gb.1 Enzim Tirosinase 

Albino tidak terpengaruh gender, kecuali ocular albino (terkait dengan kromosom X), sehingga pria

lebih sering terkena ocular albino. Karena penderita albino tidak mempunyai pigmen melanin (berfungsi

melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang datang dari matahari), mereka menderita karena sengatan sinar

matahari, yang bukan merupakan masalah bagi orang biasa.

2.2.3 Klasifikasi A. Secara klinis, Albinisme dapat dibagi mencadi dua :

1. Oculo cutaneous albinism (OCA)  (berarti albino pada mata dan kulit), kehilangan pigmen

 pada mata, kulit, dan rambut.

Gb.2 Oculocutaneous Albinism

2. Ocular albinism (OA), hanya kehilangan pigmen pada mata. Orang-orang dengan

oculocutaneous albinism bisa tidak mempunyai pigmen dimana saja sampai ke tingkat hampir

normal. Orang-orang dengan ocular albinism mempunyai warna rambut dan kulit yang normal,

dan banyak dari mereka mempunyai penampilan mata yang normal.

Gb.3 Ocular Albinism

Tipe lain

Page 8: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 8/20

 

Recessive Total Albinism Albinism black lock cell migration disorder syndrome

(ABCD) 

Albinism deafness syndrome (ADFN)

Hanya tes genetik satu-satunya cara untuk mengetahui seorang albino menderita kategori yang

mana, walaupun beberapa dapat diketahui dari penampilannya.

B. Untuk bidang dermatologi, yang terpenting adalah jenis OCA. Ada dua tipe OCA yang paling banyak,yaitu Tyrosinase Positive OCA (TPOCA) dan Tyrosine Negative OCA (TNOCA).. keduanya dapat

dibedakan berdasarkan pemeriksaan genetik, klinik, dan histokimia. Dua tipe lain yang jarang adalah

Yellow Mutant (YM) dan Syndroma Herman-Pudlak (SHP). Pernah dilaporkan suatu tipe lain yang

otosomal dominan. 

Pada pemeriksaan histokimia, TPOC dan TNOCA dibedakan dengan tes hair bulb :

  Pada TPOCA: pada inkubasi in vitro dengan tirosin dan dopa, rambut cepat menjadigelap

  TNOCA: tidak mampu untuk menjadi gelap

Pada pemeriksaan ultrastruktur:

  TPOCA: ada melanisasi dan, pada inkubasi dengan DOPA dan tirosin, terjadi melanisasi

 penuh

  TNOCA: tidak ada melanisasi san hanya ada melanosom stadium I dan II.

2.2.4 Manifestasi klinis Dengan test genetik, dapat diketahui apa seseorang itu albino berikut variasinya, tetapi tidak ada

keuntungan medis kecuali pada kasus non-OCA disorders yang dapat menyebabkan albino disertai dengan

masalah medis lain yang dapat diobati. Umumnya kelainan mata pada penderita albino adalah sebagai berikut :• Nystagmus, pergerakan bola mata yang irregular dan rapid dalam pola melingkar  

• Strabismus (“crossed eyes” or “lazy eye”). 

• Kesalahan dalam refraksi seperti miopi, hipertropi, dan astigmatisma. 

• Fotofobia, hipersensitivitas terhadap cahaya

• Hipoplasi foveal –  kurang berkembangnya fovea (bagian tengah dari retina)

• Hipoplasi nervus optikus –  kurang berkembangnya nervus optikus.

• Abnormal decussation (crossing) dari fiber nervus optikus pada chiasma optikus. 

• Ambliopia, penurunan akuisitas dari satu atau kedua mata karena buruknya transmisi ke otak, sering

karena kondisi lain seperti strabismus.

Page 9: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 9/20

Hilangnya pigmen juga membuat kulit menjadi terlalu sensitif pada cahaya matahari, sehingga mudah

terbakar, sehingga penderita albino sebaiknya menghindari cahaya matahari atau melindungi kulit mereka.

2.2.5 Penatalaksanaan

Albino adalah suatu kondisi yang tidak dapat diobati atau disembuhkan, tetapi ada beberapa hal kecil

yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup. Yang terpenting adalah memperbaiki daya lihat,melindungi mata dari sinar terang, dan menghindari kerusakan kulit dari cahaya matahari. Kesuksesan dalam

terapi tergantung pada tipe albino dan seberapa parahnya gejala. Biasanya, orang dengan ocular albinism lebihmempunyai pigmen kulit normal, sehingga mereka tidak memerlukan perlakuan khusus pada kulit. Berikut

 beberapa tatalaksana terhadap albinisme :

a.  Pembedahan

Biasanya, pengobatan untuk kondisi mata terdiri dari rehabilitasi visual. Pembedahan mungkin

untuk otot mata untuk menurunkan nystagmus, strabismus, dan kesalahan refraksi seperti astigmatisma.

Pembedahan strabismus mungkin mengubahan penampilan dari mata. Pembedahan untuk nistagmusmungkin dapat mengurangi perputaran bola mata yang berlebihan.

Efektifitas dari semua prosedur ini bervariasi, tergantung dari keadaan masing-masing

individu. Namun harus diketahui, pembedahan tidak akan mengembalikan fovea ke kondisi normal dan

tidak memperbaiki daya lihat binocular. Dalam kasus esotropia (bentuk “crossed eyes” dari

strabismus), pembedahan mungkin membantu daya lihat dengan memperbesar lapang pandang (areayang tertangkap oleh mata ketika mata melihat hanya pada satu titik).

b.  Bantuan Daya Lihat

Kacamata dan „bantuan daya lihat‟ lain dapat membantu orang albino, walaupun daya lihat

mereka tidak dapat dikoreksi secara lengkap. Beberapa penderita albino cocok menggunakan bifocals

(dengan lensa yang kuat untuk membaca), sementara yang lain lebih cocok menggunakan kacamata

 baca.

Penderita pun dapat memakai lensa kontak berwarna untuk menghalangi tranmisi cahaya

melalui iris. Beberapa menggunakan bioptik, kacamata yang mempunyai teleskop kecil di atas atau

 belakang lensa biasa, sehingga mereka lebih dapat melihat sekeliling dibandingkan menggunakan lensa

 biasa atau teleskop.

Walaupun masih menjadi kontroversi, banyak ophthalmologist menyarankan penggunaan

kacamata dari masa kecil sehingga mata dapat berkembang optimal.

c. 

Perlindungan terhadap Sinar MatahariPenderita albino diharuskan menggunakan sunscreen ketika terkena cahaya matahari untuk

melindungi kulit prematur atau kanker kulit. Baju penahan sinar matahari dan pakaian renang juga

merupakan alternatif lain untuk melindungi kulit dari cahaya matahari yang berlebihan.

Penggunaan kacamata dan topi dapat membantu pula. Barang lain yang dapat membantu

orang-orang dengan albino adalah menghindari perubahan tiba-tiba dari situasi cahaya danmenambahkan kaca penahan sinar matahari. Cahaya lebih baik tidak langsung mengenai posisi biasa

dari penderita albino (seperti tempat duduk mereka pada meja makan). Jika mungkin, penderita albino

lebih memilih untuk terkena cahaya di bagian punggung daripada di bagian muka.

2.2.6 Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada penderita albino antara lain :

Resiko terkena kanker kulit kulit yang terbakar oleh sinar matahari. Paparan sinar matahari yang

 panjang dapat mengakibatkan kulit menjadi kasar dan tebal (pachiderma)Gangguan emosional, sosial dan stres. Penderita albino sering dikucilkan baik di dalam keluarga atau dalam

lingkungan sosialnya karena di cap negatif karena adanya anggapan –  anggapan atau mitos.

2.2.7 Prognosis

Prognosis untuk albinisme adalah bahwa albino dengan paparan sinar matahari tanpa tabir surya terlalu

 banyak atau perlindungan lainnya terhadap matahari akan memiliki kesempatan lebih besar terkena kanker

kulit. Albino harus mengenakan pakaian buram dan tabir surya untuk membuatnya lebih aman berada di luar

 bahkan di musim panas. Menjadi albinistic dapat mengubah seseorang hidup because.they telah menjadi sadar

sedang di luar dan dilindungi.

Orang dengan albinisme dapat berharap untuk memiliki hidup normal. Tapi dalam kasus mereka yang

menderita sindrom Hermansky-Pudlak, harapan hidup dapat dikurangi karena penyakit paru-paru atau

 perdarahan disorders.Albinos yang telah mengembangkan kanker kulit juga mungkin akan mengalami harapan

yang lebih rendah. Orang dengan albinisme mungkin menghadapi beberapa masalah sosial karena kurangnya

Page 10: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 10/20

 pemahaman dari pihak lain. Albinisme tidak menyebabkan keterlambatan dalam pembangunan dan tidak juga

keterbelakangan mental.

Tidak ada cara yang dikenal untuk mencegah albinisme. Konseling genetik harus dipertimbangkan

untuk individu dengan riwayat keluarga albinisme atau hipopigmentasi.

2.3 

Gangguan Pigmentasi Pascainflamasi2.3.1  Hiperpigmentasi Post-inflamasi

2.3.1.1 Definisi

Hiperpigmentasi post inflamasi atau  post inflammatory hiperpigmentation (PIH) adalah

masalah yang sering dihadapi dan hadir sebagai sekuel dari beragam gangguan kulit. Pigmen yang

 berlebihan terkait dengan beragam proses yang berpengaruh pada kulit seperti infeksi, reaksi

alergi, luka mekanik, reaksi pengobatan, reaksi fototoksik, trauma (terbakar), dan penyakit-

 penyakit inflamasi (liken planus, lupus erytematosus, dermatitis atopi). Secara khas,

hiperpigmentasi post inflamasi sangat berbahaya pada pasien dengan dermatosis likenoid dimana

lapisan sel basal epidermisnya terganggu. 

Gb1. Hiperpigmentasi pasca acne

2.3.1.2 Epidemiologi 

Hiperpigmentasi post inflamasi merupakan respon kulit pada inflamasi yang sering

ditemukan . Walaupun dapat mengenai semua orang, perkembangannya lebih sering pada orang

yang berkulit gelap dan dapat mengenai semua umur. Insiden dari hiperpigmentasi post inflamasi

 pada laki-laki dan perempuan adalah sama, atau tidak ada predileksi jenis kelamin.

2.3.1.3 Etiologi 

a.  Hiperpigmentasi post inflamasi dapat terjadi pada berbagai proses yang mengenai

kulit. Proses tersebut melibatkan reaksi alergi, infeksi, trauma, erupsi fototoksik.

 b.  Penyakit inflamasi yang sering yang mengakibatkan hiperpigmentasi post inflamasi

antara lain acne excoriée, lichen planus,  systemic lupus erythematosus  (SLE),

dermatitis kronis, dan cutaneous T-cell lymphoma, terutama varian erythrodermic 

c.  Terpapar sinar UV, bahan kimia dan tindakan medikasi (tetracycline, bleomycin,

doxorubicin, 5-fluorouracil , dll)

2.3.1.4 Patofisiologi 

Hiperpigmentasi post inflamasi disebabkan oleh salah satu dari proses melanosis

epidermis ataupun melanosis dermis. Respon inflamasi epidermis menyebabkan pelepasan dan

Page 11: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 11/20

kemudian oksidasi dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, leukotrien dan produk lainnya.

Produk inflamasi ini merubah aktivitas dari sel imun dan melanosit. Spesifiknya, produk inflamasi

ini menstimulasi melanosit epidermal, menyebabkan peningkatan sintesis melanin dan kemudian

meningkatkan transfer pigmen untuk mengelilingi keratinosit. Demikian, meningkatkan stimulasi

dan transfer granul melanin menghasilkan hipermelanosis epidermal.

Sebaliknya, melanosis dermal terjadi ketika inflamasi mengganggu lapisan sel basal,

menyebabkan pigmen melanin terlepas dan kemudian terperangkap oleh sel imun besar yang

dikenal sebagai makrofag pada papilla dermis.

2.3.1.5 Pemeriksaan Diagnostik  

Anamnesis:

  Diagnosis hiperpigmentasi post inflamasi sebaiknya dipertimbangkan jika ada riwayat

 proses patologis atau luka pada daerah yang mengalami hiperpigmentasi.

Pemeriksaan fisis:

  Penyebaran lesi bergantung pada daerah yang mengalami inflamasi sebelumnya

  Warna lesi berkisar antara coklat terang-hitam. Gambaran coklat terang jika pigmennya

terjadi di epidermis dan gambaran hitam jika lesi mengandung melanin dermis.

2.3.1.6 Penatalaksanaan

Penanganan hiperpigmentasi post inflamasi (PIH) cenderung susah dan membutuhkan proses

yang lama yaitu sering membutuhkan 6-12 bulan agar mencapai hasil yang diinginkan untuk

depigmentasi. Setiap pilihan pengobatan berpotensi memperbaiki hipermelanosis epidermal, tetapitidak menjamin efektif untuk hipermelanosis dermal. Saat ini penggunaan broad-spectrum 

 sunscreen adalah bagian yang penting untuk melakukan terapi.

Berbagai penanganan topikal telah digunakan untuk mengobati hiperpigmentasi epidermal,

dengan beragam tingkat keberhasilan. Agen-agen tersebut adalah hydroquinone, tretinoin cream,

kortikosteroid,  glycolic acid   (GA), dan azelaic acid . Kombinasi dari krim topikal dan gel,

chemical peel , dan  sun screens  dapat menjadi sangat dibutuhkan untuk perbaikan yang berarti.

Kombinasi tersebut hanya efektif untuk hiperpigmentasi epidermal.

Topikal tretinoin 0,1% telah efektif untuk orang Afro-Amerika. GA peel  dikombinasikan dengan

tretinoin dan hydroquinone adalah penanganan efektif untuk hiperpigmentasi post inflamasi untuk

orang yang bercorak kulit gelap. Aqueous gel retinoic acid  0,1-0,4% digunakan bersamaan dengan

hydroquinon-zalf lactic acid  untuk memutihkan. Setelah perbaikan cukup pada hiperpigmentasi di

capai, kortikosteroid dapat digunakan secara topikal dengan hydroquinon  untuk mendukung

 penyembuhan. Kombinasi dari beragam agen terapi topikal telah memperlihatkan keuntungan,

terutama pada wajah.

2.3.1.7 Prognosis 

Page 12: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 12/20

Morbiditas pada hiperpigmentasi post inflamasi berkaitan dengan proses inflamasi yang

mendasarinya. Hingga saat ini belum ditemukan kasus kematian yang diakibatkan oleh

hiperpigmentasi post inflamasi.

WOC HIPERPIGMENTASI PASCAINFLAMASI 

2.3.2 Hipopigmentasi Pascainflamasi

2.3.2.1 Definisi

Hipopigmentasi pasca inflamasi adalah hilangnya warna kulit (pigmentasi) setelah kulit mengalami

cedera. Pigmen yang memproduksi sel (melanosit) rusak atau hancur dalam proses penyembuhan.

2.3.2.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Siapapun bisa mengalami kehilangan pigmen, tetapi lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam,

karena mereka ingin memutihkan wajah dengan menggunakan kosmetik pemutih. Hal ini dapat terjadi setelah

cedera kulit seperti luka bakar, operasi, jerawat, eksim, cacar air, dermatitis seboroik, dan lain sebagainya.

Beberapa obat dapat menyebabkan hipopigmentasi pada orang yang berkulit gelap (misalnya, krim kortison atau

 benzoyl peroxide).

2.3.2.3 Tanda dan Gejala

-  Reaksi alergi,

infeksi, trauma,

erupsi fototoksik

-  Penyakit inflamasi

-  Terpapar sinar UV,

 bahan kimia, dan

tindakan medikasi

Respon inflamasi

epidermis

Pelepasan dan

oksidasi

as.arakidonat

Produk inflamasi

Prostaglandin,

leukotrien, dan produk lainnya.

Melanosit epidermal

terstimulasi

Sintesis melanin

Transfer pigmen

Hipermelanosis

epidermal

Hiperpigmentasi

kulit

Klien merasa malu

akan kondisinya

MK : Kerusakan

integritas kulit

MK : Gangguan

body image

MK : Kurang

pengetahuan

Membutuhkan

 perawatan khusus

MK : Ansietas

Page 13: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 13/20

-  Satu atau lebih area putih atau lebih terang dari kulit.

-  Ukuran, bentuk dan area yang terpengaruh bergantung pada penyebabnya

2.3.2.4 Penatalaksanaan

1. 

Menghentikan konsumsi krim kortison atau lotion yang mengandung benzoyl peroxide.

2.  Jika daerah yang mengalami hipopigmentasi hanya sedikit dan tidak memiliki masalah kulit yang

mendasari, tidak memerlukan perawatan khusus.

3.  Jika daerah hipopigmentasi memiliki riwayat cedera kulit sebelumnya atau mengalami mati rasa pada

daerah tersebut, segera cari pertolongan medis.

2.3.2.5 Pemeriksaan Diagnostik

Bergantung pada diagnosis dan penyebab. Biopsi pada lesi hipomelanosis mungkin diperlukan untuk

menentukan apa yang menyebabkan perubahan warna tersebut.

2.3.2.6 Patofisiologi

Obat-obatan dan zat-zat kimia dapat menyebabkan hilangnya pigmen kulit. Hal ini dapat terjadi akibat

zat-zat yang digunakan dalam pekerjaan, tetapi yang paling sering menjadi penyebab adalah krim pemutih kulit,

yang dijual terutama di masyarakat Afro-Karibia dan Asia. Kandungan yang aktif biasanya adalah hidrokuinon,

yang dapat digunakan untuk terapi.

Banyak kelainan kulit dengan peradangan menyebabkan timbulnya hipopigmentasi sekunder atau

 pascaperadangan, akibat adanya gangguan pada keutuhan epidermis dan sistem produksi melain (missal eksema

dan psoriasis). Kelainan kulit tersebut dapat meninggalkan bekas berupa hipopigmentasi temporer. Akan tetapi,

 peradangan dapat menghancurkan semua melanosit (missal pada jaringan parut, sesudah terjadi luka bakar, dan

 pasca tindakan krioterapi).

Berbagai proses inflamasi pada penyakit kulit dapat pula menyebabkan hipopigmentasi misalnya lupus

eritematosus discoid, dermatitis atopic, psoriasis, parapsoriasis gutata kronis, dan lain-lain. Predileksi dan

 bentuk kelainan hipopigmentasi yang terjadi sesuai dengan lesi primernya. Hal ini khas pada kelainan

hipopigmentasi yang terjadi sesudah menderita psoriasis.

Hipomelanosis terjadi segera setelah resolusi penyakit primer dan mulai menghilang setelah beberapa

minggu hingga beberapa bulan terutama pada area yang terpapar matahari.

Pathogenesis proses ini dianggap sebagai hasil dan ganguan transfer melanosom dari melanosit ke

keratinosit. Pada dermatitis hipopigmentasi mungkin merupakan akibat dari edema sedangkan pada psoriasis

mungkin akibat meningkatnya epidermal turnover.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit yang berhubungan sebelumnya. Jika diagnosis

 belum berhasil ditegakkan maka biopsi pada lesi hipomelanosis akan menunjukkan gambaran penyakit kulit

 primernya.

Terapi biasanya sesuai dengan penyakit dasarnya. Setelah proses inflamasi menyembuh maka warna

kulit asli akan perlahan kembali. Hal ini mungkin dapat dipercepat dengan paparan sinar matahari.

Page 14: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 14/20

WOC HIPOPIGMENTASI PASCAINFLAMASI

2.4 Melasma

2.4.1 Definisi

Kelainan warna kulit akibat berkurang atau bertambahnya pembentukan pigmen melanin pada kulit.

Warna kulit manusia di tentukan oleh berbagai pigmen, yang berperan pada penentuan warna kulit adalah

karoten, melanin, oksihemoglobin dan hemoglobin bentuk reduksi, yang paling berperan adalah pigmenmelanin. Melanosis adalah kelainan pada proses pembentukan pigmen melanin kulit : hipermelanosis bila

 produksi pigmen melanin bertambah, hipomelanosis bila reproduksi pigmen melanin berkurang.Hipermelanosis dapat di sebabkan oleh sel melanosit bertambah maupun bertambah maupun hanya

karena pigmen melanin saja yang bertambah. Sebaliknya leukoderma dapat di sebabkan oleh pengurangan

 jumlah pigmen melanin atau berkurang maupun tidak adanya sel melanosit. Hipomelanosis pengurangan jumlah

 pigmen melanin atau berkurang maupun tidak adanya sel melanosit.Melasma Adalah Suatu Hipermelanosis yang didapat yamg umumnya simestri berupa makula yang

tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua, mengenai area yang terpanjan sinar ultra violet dengan

tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu.

2.4.2 Etiologi

Melasma sampai sekarang ini belum di ketahui pasti. Faktor kausatif yang di anggap berperan pada

 patogenesis melasma adalah

a)  Sinar ultra violet : spektrum sinar matahari ini merusak gugus sulfhidril di epidermis yang

merupakan penghambat enzim tirosinase dengan cara mengikat ion cu dari enzim tersebut. Sinarultra violet menyebabkan enzim tirosinase tidak di hambat lagi sehingga memicu proses

melanogenesis.

Obat-obatan dan zat kimia, pasca peradangan (Eksema, Psoriasis, Lupus

eritematosus discoid, Dermatitis atopic), jaringan parut, luka bakar, pasca

tindakan krioterapi

Gangguan pada

keutuhan epidermis dan

sistem produksi

Transfer melanosom dari

melanosit ke keratinosit terganggu

(menurun)

Hipomelanosit

Hipopigmentasi

sekunder pada kulit

Klien merasa malu

akan kondisinya

MK : Kerusakan

integritas kulit

MK : Gangguan

body image

MK : Kurang

pengetahuan

Membutuhkan

 perawatan khusus

MK : Ansietas

Page 15: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 15/20

 b)  Hormon : misalnya estrogen , progesteron, dan MSH ( melanin stimulating hormone ) berperan

 pada terjadinya melasma. Pada kehamilan, melasma biasanya meluas pada trimester ke-3, pada

 pemakai pil kontrasepsi, melasma tampak 1 bulan sampai 2 tahun setelah dimulai pemakaian pil

tersebut.

c)  Obat : misalnya difenil hidantoin, mesatoin, klorpromasin, sitostatik, dan minosiklin dapat

menyebabkan timbulnya melasma. Obat ini ditimbun di lapisan dermis bagian atas dan secara

kumulatif dapat merangsang melanogenesis.d)  Genetik : di laporkan adanya kasus keluarga sekitar 20-7% , karna faktor keturunan.

e)  Ras : melasma banyak di jumpai pada golongan hispanik dan golongan kulit berwarna gelap.f)  Kosmetika : pemakai kosmetika yang mengandung parfum, zat pewarna, atau bahan-bahan tertentu

dapat menyebabkan fotosintesivitas yang dapat mengakibatkan timbulnya sinar hiperpigmentasi

 pada wajah, jika terpajan sinar matahari.

g)  Idiopatik.

2.4.3 Patofisiologi

Melasma dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang tinggal di daerah tropis. Melasma di jumpai pada wanita, meskipun di dapat pada laki-laki 10 % adalah idiopatik dan terutama sering terjadi

eksaserbasi setelah paparan sinar matahari, kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral dan obat-obatan tertentu.

Melasma juga ada hubungannya dengan faktor genetik dan kelainan endokrin. Di indonesia perbandingan kasus

wanita dan pria 24: 1. Terutama tampak pada wanita usia subur riwayat langsung terkena pajanan sinar

matahari. Insiden terbanyak pada usia 30-40 tahun.Kelainan ini dapat mengenai wanita hamil,wanita pemakai pil kontrasepsi, pemakai kosmetik, pemakai

obat-obat, dan lain-lain.

2.4.4 Klasifikasi Terdapat beberapa jenis melasma di tinjau dari gambaran klinis, pemeriksaan hispatologik, dan

 pemeriksaan dengan sinar wood. Melasma dapat di bedakan berdasarkan gambaran klinis , pemeriksaan

hispatologik, dan pemeriksaan dengan sinar wood.

Berdasarkan gambaran klinis :

1.  Bentuk sentro-fasial meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial, bawah hidung, serta

dagu. (63%).

2.  Bentuk malar meliputi hidung dan pipi bagian lateral (21%)

3.  Bentuk mandibular meliputi daerah mandibula (16%)

Berdasarkan pemeriksaan dengan sinar wood :

1. 

Tipe epidermal , melasma tampak lebih jelas dengan sinar wood di bandingkan dengan sinar biasa.

2.  Tipe dermal , dengan sinar wood tak tampak warna kontras di banding dengan sinar biasa.

3.  Tipe campuran, tampak beberapa lokasi lebih jelas sedang lainnya tidak jelas.

4.  Tipe sukar, dinilai karena warna kulit yang gelap, dengan sinar wood lesi menjadi tidak jelas,

sedangkan dengan sinar biasa jelas terlihat jelas. Perbedaan tipe-tipe in sangat berarti pada pemberian terapi, tipe dermal lebih sulit di obati dibanding tipe epidermal.

Berdasarkan pemeriksaan histopatologis :

1.  Melasma, tipe epidermal, umumnya berwarna coklat , melanin terutama terdapat pada lapisan

 basal dan suprabasal , kadang-kadang di seluruh stratum korneum dan stratum spinosum.

2.  Melasma tipe dermal, berwarna coklat kebiruan, terdapat makrofag bermelanin di sekitar

 pembuluh darah di dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atsa terdapat fokus-

fokus infiltrat.

2.4.5 Maninfestasi klinisMakula coklat, batas jelas, ireguler seperti peta dan biasanya bersifat simetris. Bersifat khronik dan

mengalami eksaserbasi bila kena sinar matahari atau sinar buatan UVA dan UVB. Pada multipara melasma

terjadi setelah kehamilan yang berulang-ulang. Melasma sering mengadakan re solusi setelah melahirkan atau

 penghentian oral kontrasepsi.

Ada 3 bentuk melasma :

a.  Bentuk sentrofasial : pada pelipis, dahi , alis, dan bibir atas,

 b.  Bentuk Malar : pada pipi dan hidung.

c.  Bentuk Mandibular : pada ramus mandibular, dagu.

Tipe lesi :a.  Epidermal (coklat tua ) : terbatas tegas dengan tepi tidak teratur, sering di pipi dan hidung.

 b.  dermal (biru , abu-abu)

c.  mixed (campuran) : coklat abu-abu

Page 16: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 16/20

Terapi hanya berhasil pada tipe epidermal dan bagian epidermalnya saja dari tipe campuran. Pemeriksaan

dengan lampu Wood pada tipe epidermal tampak lebih jelas (kontras) dari pada dengan sinar biasa, sedangkan

 pada tipe dermal tidak .

2.4.6 Pemeriksaan Diagnosis

Pemeriksaan diagnosis ada 3 yaitu pemeriksaan hispatologik, pemeriksaan mikroskop elektron, dan

 pemeriksaan sinar wood.

a. 

Pemeriksaan histopatologikTerdapat 2 tipe hipermelanosis :

1.  Tipe epidermal : melanin terutama terdapat di lapisan basal dan suprabasal, kadang-kadang diseluruh stratum spinosum sampai stratum korneum ; sel-sel yang padat mengandung melanin

adalah melanosit, sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga terdapat pada keratinosit dan sel-

sel stratum korneum.

2.  Tipe dermal : terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah dalam dermis bagian

atas terdapat fokus-sokus infiltrat. b.  Pemeriksaan mikroskop elektron

Gambaran ultrastruktur melanosit dalam lapisan basal memberi kesan aktivitas melanosit

meningkat.

c.  Pemeriksaan dengan sinar wood

a.  Tipe epidermal : warna lesi tampak lebih kontraks

 b. 

Tipe dermal : warna lesi tidak bertambah kontrassc.  Tipe campuran : lesi ada yang bertambah kontraks ada yang tidak

d.  Tipe tidak jelas : dengan sinar wood lesi menjadi tidak jelas, sedangkan dengan sinar biasa

 jelas terlihat.

Diagnosis melasma di tegakkan hanya dengan pemeriksaan klinis. Untuk menentukan tipe

melasma di lakukan pemeriksaan sinar wood, sedangkan pemeriksaan histopatologik hanya di lakukan

 pada kasus –  kasus tertentu.

2.4.7 Penatalaksanaan

Pengobatan melasma memerlukan waktu yang cukup lama, kontrol yang teratur serta kerja sama yang

 baik antara penderita dan dokter yang menanganinya. Kebanyakan penderita berobat untuk alasan kosmetik.

Pengobatan dan perawatan kulit harus di lakukan secara teratur dan sempurna karna melasma bersifat kronis

residif. Pengobatan yang sempurna adalah pengobatan yang sempurna adalah pengobatan yang kausal, maka

 penting di cari etiologinya.

2.4.8 Pencegahana)  Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambah berat serta kambuhnya melasma adalah perlindungan

terhadap sinar matahari. Penderita di haruskan menghindari pajanan langsung sinar ultra violet

terutama antara pukul 09.00-15.00. sebaiknya jika keluar rumah menggunakan payung atau topi yang

lebar. Melindungi kulit dengan memakai tabir surya syang tepat, baik mengenai bahan maupun cara pemakainnya. Tanpa pemakain tabir surya setiap hari pengobatan sulit berhasil. Pemakain tabir surya

di anjurkan 30 menit sebelum terkena pajanan sinar matahari. Ada 2 macam tabir surya yang di kenal

yaitu tabir surya fisis adalah bahan yang dapat memantulkan/menghamburkan ultra violet , misalnya :

titanium oksida, seng oksida, kaolin . sedangkan tabir surya kimiawi adalah bahan yang menyerap

ultra violet. Tabir surya kimiawi ada 2 jenis yaitu : yang mengandung PABA ( para amino benzoic

acid ) atau derivatnya, misalnya octil PABA, yang tidak mengandung PABA ( non PABA ), misalnya : bensofenon, sinamat, salisilat, dan antranilat.

 b) 

Menghilangkan faktor yang merupakan penyebab melasma misalnya menghentikan pemakaian pilkontrasepsi, menghentikan pemakaian kosmetika yang berwarna atau mengandung parfum, mencegah

obat contohnya hidantoin, sitostatika, obat antimalaria, dan minosiklin.

2.4.9 PenatalaksanaanPengobatan di bagi menjadi 3 yaitu pengobatan topikal, pengobatan sistemik dan pengobatan khusus.

1.   pengobatan topikal

a.  hidokinon

hidrokinon di pakai dengan konsentrasi 2-5%. Krim tersebut dipakai pada malam hari di sertai

 pemakaian tabir surya pada siang hari. umumnya tampak perbaikan dalam 6-8 minggu dan di lanjutkan

sampai 6 bulan. Efek samping adalah dermatitis kontak iritan atau alergik. Setelah penghentian

 penggunaan hidrokinon sering terjadi kekambuhan.

 b.  Asam retinoat ( retinoic acid/tretinoin)

Asam retinoat 0.1 terutama di gunakan sebagai terapi tambahan atau terapi kombinasi. Krim

tersebut juga di paki pada malam hari, karena pada siang hari dapat terjadi fotodegradasi. Kini asam

Page 17: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 17/20

retinoat di pakai sebagai monoterapi, dan di dapatkan perbaikan klinis secara bermakna, meskipun

 berlangsung agak lambat. Efek samping berupa eritema,deskuamasi dan fotosintesis.

c.  Asam azeleat ( azeleic acid )

Asam azeleat merupakan obat yang aman untuk di pakai. Pengobatan dengan asam azeleat

20% selama 6 bulan memberikan hasil yang baik. Efek sampingnya rasa panas dan gatal.

2. Pengobatan sistemik

a. 

Asam askorbat/ vitamin CVitamin C mempunyai efek merubah melanin benin bentuk oksidasi menjadi melanin bentuk

reduksi yang berwarna lebih cerah dan mencegah pembentukan melanin dengan merubah DOPA kinonmenjadi DOPA.

 b.  Glutation

Glutation bentuk reduksi adalah senyawa sulfhdril (SH) yang berpotensi menghambat

 pembentukan melanin dengan jalan bergabung dengan cuprum dari tiriosinase.

  Tindakan khusus

Tindakan khusus terbagi menjadi 2, yaitu pengelupasan kimiawi dan bedah laser.

a.  Pengobatan kimiawi

Pengelupasan kimiawi dapat membantu pengobatan kelainan hiperpigmentasi. Pengelupasan

kimiawi di lakukan dengan mengoleskan asam glikolat 50-70% selama 4 sampai 6 menit di

lakukan setiap 3 minggu selama 6 kali. Sebelum di lakukan pengelupasan kimiawi di berikan krim

asam glikolat 10% selama 14 hari. b.  Bedah laser

Bedah laser dengan menggunakan laser Q-switched Ruby dan laser argon, kekambuhan dapat juga

terjadi.

2.4.10  Komplikasi

a.  Pemakaian hidrokuinan dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan reaksi iritasi, sensitasi

ringan di tandai dengan rasa gatal , rasa terbakar, dan dermatitis alergika.

b.  Pemakaian azelaic acid mempunyai kemampuan untuk memutihkan kulit , hasilnya hampir sama

dengan hidrokuinon tetapi dapat megakibatkan rasa gatal dan menyengat.

2.4.11  Prognosis

Prognosis melasma pada umumnya baik jika ditangani secara adekuat dan tergantung pada faktor penyebabnya. Hiperpigmentasi pada melasma tipe epidermal mempunyai prognosis yang lebih baik daripada

tipe dermal. Hal ini disebabkan karena pigmen pada lapisan dermis butuh waktu yang lebih lama untuk berubah

dibandingkan pigmen pada lapisan epidermis karena tidak ada terapi efektif yang mampu menghilangkan

 pigmen di lapisan dermis.

Melasma dapat timbul pada wanita hamil dan pada penggunaan kontrasepsi oral.

Hiperpigmentasi yang timbul pada masa kehamilan biasanya menghilang secara spontan setelah

 beberapa bulan setelah melahirkan. Pada penggunaan kontrasepsi oral, hiperpigmentasi membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk sembuh. Melasma dapat menetap selama beberapa tahun setelah

 penghentian kontrasepsi oral.

Kasus-kasus resisten atau rekuren sering terjadi dan pasti terjadi jika pasien tidak memperhatikandengan baik untuk menghindari cahaya matahari secara sempurna. Sehingga pengobatan dan perawatan

kulit pada pasien melasma harus dilakukan secara teratur dan sempurna karena melasma bersifat kronik

residif.

Page 18: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 18/20

 

Sinar UV

Meningkat saat

kehamilan trimesterEnzim

tirosinase tidak

Gugus sulfhidril

i bagian

idermis rusak

Terdapat pada

 pil kontrasepsiTerjadi proses

melanogenesis

Akumulasi hormone

(estrogen, progesterone,

dan MSHTerjadi

fotosensitivitas

Kosmetik 

 

Genetik

Secara kumulatif

tertimbun di lapisan

dermis bagian atas

Obat

Terjadi efek samping

 pada kulit yang

MELASMA

Idiopatik

Ras

Hiperpigmentasi

 pada daerah

wajah

MK: Kerusakan

integritas kulit

Memerlukan

 perawatan

khusus

MK : Kurang

pengetahuan

MK : Ansietas

Menyebabkan terjadinya

hiperpigmentasi pada

kulit wajah

MK : Gangguan

body image

MK : Koping

individu inefektif

Hidung dan pipi

 bagian lateral

Dahi, hidung, pipi

 bagian medial, bawah

hidung, serta dagu

Pada daerah

mandibula

MandibularMalarSentrofasial

Page 19: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 19/20

Daun Kemamgi Sebagai Bentuk Usaha

Kasiat daun kemangi

Kemangi adalah jenis sayur yang daunnya yang memiliki aroma yang khas. Kemangi juga dikenal sebagai

sayuran yang dapat dimakan segar sebagai lalapan. Tanaman yang beraroma wangi menyegarkan ini dapat

dimanfaatkan untuk menghilangkan bau badan dan baumulut. Tanaman ini juga mengandung minyak atsiri,

askorbat, asam kafeat, iskulin, histidin, magnesium, betakarotin, dan beta sitosterol.

Di beberapa salon, minyak atsiri kemangi dapat digunakan untuk pijat aroma terapi karena minyak atsiri

kemangi dapat meringannkan dan menyegarkan tubuh. Minyak atsiri dari kemangi banyak digunakan sebagai bahan

camouran pembuatan obat ataupun untuk perawatan tubuh, seperti sabun mandi, parfum, body lition, minyak gosok

dan permen pelega tenggorokan. (putriyanti, 2006)

Manfaat Daun Kemangi Bagi Wajah - Sel kulit mati dapat menimbulkan minyak yang berlebih sehingga

mengakibatkan komedo hitam di wajah, minyak atau sisa make-up yang tidak bersih dan akhirnya menyumbat pori-

 pori wajah menimbulkan ketidakhalusan kulit. Komedo biasanya bermunculan di area T wajah, yaitu dahi dan

hidung yang produksi minyaknya banyak. Komedo adalah tahap awal terjadinya jerawat. Jika tumpukan komedo

terkena bakteri akan terjadi pembengkakan dan timbullah jerawat.

Tips sehari hari mengatasi melasma

Pakai daun kemangi, cuci bersih, ambil daunya saja, beri air panas, diamkan sampai dingin. Setelah dingin, pakailah untuk mencuci wajah. Lakukan 2x sehari ketika akan tidur

Cara membuat Sabun Mandi

Bahan-Bahan yang dibutuhkan :

1.  Minyak atau Lemak  –  Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Cari yang mudah

saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai.

2.   NaOH / KOH  –  Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko bahan kimia, ambil

yang teknis saja.

3. 

Air –  Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak bagus, banyak

mengandung mineral.

4. 

Essential dan Fragrance Oils –  Sebagai pengharum. Bahan herbal dari kemangi.

5. 

Pewarna –  Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.

6. 

Zat Aditif –  Rempah, herbal (kemangi), talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat “trace”.

Alat-alat yang dibutuhkan :

1.  Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.

2.  Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.

3.  Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun.

4.  Botol plastik - Untuk wadah air.

5.  Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).

6. 

Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.

7. 

Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH / KOH dan mengaduknya.

8. 

Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan air.

9. 

Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.

10. 

Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.

11. 

Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan.12. 

Cetakan.

13. 

Blender dengan tutupnya.

14. 

Kain - Untuk menutup blender.

Cara pembuatan :

1.  Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis

atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan

sabun.

2. 

Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastik tipis, bahkan pipa

PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan

Page 20: kulit hiperpigmentasi

8/10/2019 kulit hiperpigmentasi

http://slidepdf.com/reader/full/kulit-hiperpigmentasi 20/20

karet gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya,

dorong lalu potong akan menghasilkan sabun yang bulat.

Resep Sabun Cair :

1. 

340 g Minyak Sawit

2. 

170 g Minyak Kelapa

3. 

50 g Minyak Zaitun

4. 

122 g KOH –  Kalium hidroksida + 250 g Air

5. 

10 cc fragrance + pewarna

6.  (Proses Pada Suhu ruangan)

Cara kerja

Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin

(Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan

menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut.

Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk

didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai) sesuai

dengan Resep. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.

Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses

 pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan periksa

sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok,

maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.Pada saat “trace” tadi

anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama

satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu

sebelum dipakai.

Cara penggunanan sabun kemangi

1. 

Tuangkan sabun di telapak tangan secukupnya kurang lebih sebutir biji jagung

2. 

Basahi dengan air sampai berbusa

3. 

Usapkan pada wajah secara merata

4. 

Bilas dengan dengan air bersih hingga busa tidak tersisah

5. 

Apabila terkena mata bilas hingga bersih dengan air

Gunakan secara teratur 2-3 X sehari atau sesuai kebutuhan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Kesimpulan 

Kelainan pigmentasi adalah perubahan warna kulit yang menjadi lebih putih, lebih hitam, atau coklat

dibandingkan dengan warna kulit normal serta bersifat macular serta sedikit banyak dipengaruhi oleh perubahan

warna bersumber pada melanin. Disamping itu, hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh berbagai macam gaktor

mulai dari genetik, pajanan bahan kimia, idopatik dan lain sebagainnya. Macam-macam kelainan pigmentasi pada

kulit ada beberapa diantaranya adalah vitiligo, albino, hipopigmentasi pasca inflamasi serta melanosis.

Vitiligo yang merupakan hipomelanosis idiopatik di dapat ditandai dengan adanya macula putih yang

dapat meluas. Sedangkan Albino atau Albinisme merupakan salah satu bentuk dari hypopigmentary congenital

disorder. Kemudian hipopigmentasi pasca inflamasi merupakan hilangnya warna kulit (pigmentasi) setelah kulit

mengalami cedera. Sementara itu melanosis merupakan kelainan pada proses pembentukan pigmen melanin kulit yg

 berupa hipermelanosis bila produksi pigmen melanin bertambah, hipomelanosis bila reproduksi pigmen melanin berkurang.

Daftar Pustaka

http://www.kalbe.co.id

http://en.wikipedia.org/wiki/melasma

http://www.ummigroup.co.id

Sumber: http://wiki.bestlagu.com/health/173962-manfaat-daun-kemangi-bagi-wajah.html

Putriyanti, dian. 2006, 100% cantik rahasia dibalik buah dan sayur, best, Jakarta.