kuliah pengemasan

25
PENGEMASAN Pengemasan : kegiatan akhir dari proses produksi untuk melindungi produk dari kerusakan. Faktor penyebab kerusakan produk: 1. Faktor intern produk: - perubahan fisik : bentuk, warna, tingkat keutuhan - perubahan kimia : interaksi antara berbagai komponen penyusun bahan yg tdp dlm produk - proses metabolisme produk : respirasi, kegiatan enzym 2. Faktor extern : - mekanik : benturan, gesekan, goyangan - fisik : prbh suhu, RH, tekanan udara, sinar mt.hari - chemis : O 2 , H 2 O, N 2 , CO 2 - biologis : jamur bakteri, micro- organisme - kontaminan : debu , asap, gas lain 2 Tujuan pengemasan : Menjaga stabilitas kwalitas produk ditinjau dari segi cita rasa, aroma, warna maupun nilai gizi Fungsi kemasan: 1. Menjaga produk pangan agar tetap bersih, terlindung dari kotoran dan kontaminasi 2. Menjaga produk pangan dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan pengaruh sinar 3. Memudahkan dalam membuka dan menutup, memudahkan dalam penanganan, pengangkutan dan distribusi

Upload: gunaone-jaques

Post on 16-Nov-2015

235 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

PENGEMASAN

Pengemasan : kegiatan akhir dari proses produksi untuk melindungi produk dari kerusakan.

Faktor penyebab kerusakan produk:

1. Faktor intern produk:

- perubahan fisik : bentuk, warna, tingkat keutuhan

- perubahan kimia : interaksi antara berbagai komponen penyusun bahan yg tdp dlm produk

- proses metabolisme produk : respirasi, kegiatan enzym

2. Faktor extern :

- mekanik : benturan, gesekan, goyangan

- fisik : prbh suhu, RH, tekanan udara, sinar mt.hari

- chemis : O2 , H2O, N2 , CO2

- biologis : jamur bakteri, micro-organisme

- kontaminan : debu , asap, gas lain2Tujuan pengemasan :

Menjaga stabilitas kwalitas produk ditinjau dari segi cita rasa, aroma, warna maupun nilai gizi

Fungsi kemasan:

1. Menjaga produk pangan agar tetap bersih, terlindung dari kotoran dan kontaminasi

2. Menjaga produk pangan dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan pengaruh sinar

3. Memudahkan dalam membuka dan menutup, memudahkan dalam penanganan, pengangkutan dan distribusi

4. menyeragamkan produk pangan dalam ukuran tertentu, bentuk dan bobot yang sesuai dg standard yang ada

5. Menampakan identifikasi, informasi, daya tarik dan tampilan yang jelas dari bahan pangan yang dikemas shg dapat membantu promosi atau penjualan

6. Memberikan informasi melalui sistem labelling, bagaimn cara penggunaan produk, tanggal kadaluarsa dll

( Rafi Paramawati 2000 )

Kriteria teknologi pengemasan:

1. Mencakup aspek perlindungan pangan ( mutu, nutrisi, cita rasa, kontaminasi dan penyebab kerusakan pangan )

2. Mencakup aspek pemasaran ( mempertahankan mutu, memperbaiki tampilan, identifikasi produk informasi komposisi dan tujuan promosi )

1Susunan pengemas

1. Pengemas bagian luar ( pengemas scundair )

Fungsi : melindungi produk selama penggudangan dan pengangkutan dr pabrik s/d tempat pemasaran (konsumen)

Macam:

1. Peti-peti atau krat ( crates) dari kayu atau plywood

2. Kotak-kotak baja

3. Drum dari fibre board

4. Peti-peti dari fiber board ( bergelombang )

5. Kantung dari tekstil ( yute, katun, linen) dan plastik

6. Kotak dari kertas

7. Karung ( bales )

2. Pengemas dalam ( pengemas primair )

Fungsi : melindungi produk pada pemasaran ( konsumen), macamnya:

1. Kaleng-kaleng logam dan wadah yg bagian tutupnya diperkuat dg logam.

2. Botol-botol dan stoples gelas

3. Wadah-wadah plastik dg bermacam-macam bentuk yg kaku atau agak kaku

4. Tabung-tabung yg tahan rusak kalau jatuh, baik terbuat dari logam maupun plastik

5. Kotak kertas tebal dan karton yg kaku dan dpt dilipat

6. Wadah dari paper-pulp dg bermacam-macam bentuk

7. Pengemas fleksibel: kertas, paper-board, fibre board, plastik tipis, foils, laminats pembungkus, kantung, amplop, sanchet dll

Bahan pengemas

1. Pengemas alami :

tulang dan kulit binatang ( sudah dipergunakan lagi )

tanah liat

buluh bambu

daun-daun

Kelemahan: tak dpt melindung produk dari pengaruh luar

Keunggulanya:

murah, mudah didapat,

mudah di dekomposisi

2

2. Pengemas buatan:

1. Kertas

Bahan baku : pulp ( bubur kayu )

Kegunaan : pengemasan produk kering atau pengemas scundair dalam bentuk dos atau boks karton

Kelemahan:

mudah robek dan terbakar

tak dapat untuk pengemasan produk cair

tidak tahan panas/dipanaskan

Keunggulannya : mudah di dekomposisi/ di daur ulang

2. Kaca

Kegunaan: - untuk produk cair, semi basah dan powder, biasanya dibentuk botol/tabung

Keunggulanya:

1. Transparan ( produk nampak dari luar )

2. Dpt melindungi produk dr pengaruh lingkungan

3. Inert ( tidak mudah bereaksi dg produk)

4. Dpt dipakai bbrp kali ( multitrip ) & di daur ulang

Kelemahannya:

1. Termasuk bahan memiliki bobot

2. Mudah pecah 3. mahal

Dapat dikomposisi tetapi biaya mahal

3. Kaleng

Dibuat dari : alumunium, tembaga, besi, dll

Keunggulanya sama dengan kaca + tak mudah pecah

Kelemahannya: sama dengan kaca,

+ tidak transparant + dpt mengkotaminasi produk

4. Plastik

Paling banyak digunakan.

Keunggulannya:

1. Memiliki fleksibilitas tinggi (mudah dibentuk )

2. Transparan ( tembus pandang )

3. Liat dan tidak mudah pecah

4. Tahan benturan, memudahkan penanganan & transprts

5. Inert tidak bereaksi dengan produk

Kelemahannya:

1. Tidak tahan panas

2. Ada bbrp kemasan yg dpt mengkontaminasi produk: polietilen, polipropilen, polivinilchloride) bila dibakar.

3. Tak dapat dihancurkan secara cepat secara alami.

4. Plastik dibuat dari polimer sintetis dari bahan baku minyak bumi ( terbatas persediannya)

3

5. Lapisan (laminate) dari campuran bahan tsb diatas.

Kriterian bahan pengemas:1. Harus memiliki sifat penyerap/pengantar panas atau listrik yang rendah (low konduktor )

2. Mampu menangkal keluar masuknya uap air/udara (low aerasitor )

3. Mampu memantulkan sinar yang datang dari luar (high reflektor )

4. Mampu menahan beban mekanik (benturan, gesekan, getaran, goyangan dll )

Bahan pengemas berbentuk kaleng

1. Bahan: tinplate

Struktur tinplate :

Bahan Perbandingan

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baja ( terdapat ditengah ) 10.000

Bahan pelapis :

- campuran timah & besi, 5

- timah 50

- selapis oksida 0,1

- lapisan tipis minyak 0,2

Ketebalan tinplate 0,2 mm s/d 0,9 mm

Untuk pengemasan bahan pangan struktur tersebut dilapisi lapisan pernis a.l:

1. Lapisan epoxy normal, membuat permukaan kaleng kelihatan bening : dipergunakan utk produk yg berpigmen dan mudah berkarat.Contoh: bit yg diasamkan, buah-buahan dlm kaleng.

2. Lapisan epoxy yg dimodifikasi dengan lapisan aluminium, dipergunakan utk pengalengan selai, daging, ikan kaleng

3. Lapisan fenolik, dipergunakan untuk pengalengan daging domba giling, daging sapi

4. Lapisan oleoresin: lapisan yg tahan terhadap asam

5. Lapisan yang tahan terhadap belerang, dipergunakan utk berbagai produk olahan sup, sayuran, dan beberapa daging6. Lapisan vinyl dan vinyl yg dimodivikasi dipergunakan untuk minuman bir, dan minuman ber CO2 lainya.

Faktor penyebab pengkaratan tinplate:

1. Sifat dari bahan pangan, terutama pH

2. Adanya zat pemicu terjadinya karat, misalnya nitrat, belerang, zat warna anthocyanin

3. Banyaknya sisa oxygen dalam bahan pangan, khususnya bagian atas kaleng ( headspace ) terutama berkaitan dg : blanching, filling, dan exhausting.

4. Campuran struktur tinplate dan macam lapisan pernis.

5. Fluktuasi suhu, cara dan lama penyimpanan. 42. Aluminium

Sebagai bahan pembuat kaleng, aluminium mempunyai sifat-sifat yang menarik yaitu:

1) Ringan

2) Tahan terhadap karat yg disebabkan oleh keadaan udara

3) Tidak ternoda oleh sulfida yang dihasilkan beberapa bahan pangan selama pemanasan.

4) Tidak beracun

5) Mudah dibentuk untuk dibuat sebagai wadah/pengemas.

Namun beberapa kelemahan al yaitu:

1) Sulit disolder (patri)

2) Tidak sekuat timah walaupun pada ketebalan yg sama

3) Biasanya mempunyai ketahanan yg lebih pendek thd bhn pangan basah dibandingkan dg kaleng timplate.

4) Dapat memucatkan beberapa produk.

5) Tidak dapat dibuat menjadi kaleng semudah timplate.

6) Merupakan pengantar panas/listrik yang baik.

Dimensi standar wadah berbentuk kaleng:

NoVolume produk( ml )Ukuran kaleng( mm)

1120 - 12552 x 72,5

2165 -17052 x 97,5

320066 x 74

4370 x 37566 x 129

5410 - 42574 x 112,5

680099 x 118,5

7300154 x 180,5

Sumber : K.A. Buckle 1978

3.Plastik

Beberapa macam plastik dan sifat-sifat utama dr plastik tipis fleksibel yg digunakan untuk pengemasan bahan pangan:

1) Cellulosa acetat Sifat : sangat kaku, sangat mengkilap, stabil

Bahan ini penahan gas dan air yg tinggi

Dipergunakan utk pengemas: lemak dan minyak, cairan yang ber-asam tinggi maupun cairan yang berbasa tinggi, pelapis bhn didlm kotak-kotak karena bahan tidak menyerap debu & uap air (pengemas secundair)

52) Polyethylene

Merupakan jenis plastik yang banyak digunakan untuk pengemasan produk yang berupa padatan, & cairan.

Ada tiga jenis:

1. LDPE (Low density p e), densitas = 0,909,- 0,925, mudah leleh (pd suhu 100 105 oC), sulit ditembus air, mudah ditembus gas, dpt direkatkan dg panas.

2. MDPE(medium density p e): densitas 0,926,- 0,939 lebih kuat, lebih kaku, agak sulit ditembus gas.

3. HDPE ( higt density p e ), densitas 0,94 0,965, produk paling kuat diantara p e, sulit ditembus air, uap air, maupun gas, melunak pada 100 125oC, tahan terhadap bahan kimia ( asam/basa kuat)

3) Polypropylene Densitas 0,90 0,91 kekakuan baik, kuat, transparan pada bentuk film, tahan thd panas, sulit ditembus uap air, mudah ditembus gas, lebih ringan dp polyethylene, meleleh pada suhu 1620C, sulit direkatkan dg panas, ketahanan yg baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

4) Stiren ( Polimer stiren/PS )

Polimer murni memiliki sifat mudah pecah, shg pada proses pembuatannya perlu ditambah karet. Campuran polimer murni dg karet memiliki sifat: mudah ditembus air maupun gas, thermoforming, tahan terhadap asam dan basa kuat.

Produk lain dr bahan stiren: Expandable polystiren ( EPS). Mengandung bahan pengembang shg mudah dibentuk menjadi sheet maupun dicetak dalam bentuk lain

5) Polyamides (atau nilon)

Tahan terhadap minyak/lemak, tahan terhadap air, asam dan basa, Konfigurasi nilon bermacammacam al: Nilon 6 mudah dibentuk, tahan thd gesekan, Nilon 11 dan 12 adalah tahan terhadap oksigen dan uap air, Nilon 66 tahan thd suhu akan mencair pada suhu tinggi.

6) PolyesterAda dua produk Polyester yi:

1. PET( Polyetelene tetraptalat)

Jernih, transparan, thermoplastic, kuat, kaku, mudah dibentuk, sulit ditembus uap air dan gas, Mempunyai kekuatan cukup baik thd tegangan, tahan sobek, tahan thdp: minyak/lemak, pelarut organik, asam & basa kuat.

2. PC ( Polycarbonat )Meleleh pada suhu 140-1500C, kaku tetapi mudah pecah, mudah ditembus uap air maupun gas. Tahan thd minyak/ lemak .67)Polyvinyl chlorida.

Plastik tipis bersifat fleksibel yg diperoleh dg penambahan bahan-bahan plastik.Vinyl co-polymer film dipergunakan sebagai pengemas untuk berbagai produk bersifat mengerut dan sebagai pelapis bhn pengemas lain (pengms scundair)

8) Polyvinylidene chlroridaDigunakan sebagai co-polymer dengan vinyl chlorida, tahan thp penetrasi gas dan uap air, tembus cahaya dan tahan thp benturan /gaya mekanis.

9) Rubber hydrochlorida (plio film )

Sifat: dapat direnggangkan, tak bersifat racun, tahan thd minyak/lemak, tidak berubah oleh pengaruh asam/basa kuat, tidak mudah terbakar, tahan thd penetrasi gas yang berbau. Bahan pengemas ini tidak tahan lama untuk pengemas, karena bila disimpan pada waktu yang lama mudah rapuh, dan berubah warna.

10)Polyvinyl acetatTerutama digunakan sebagai pelapis kertas, dan sebagai co-polymer

11)Aluminium foilDigunakan secara luas untuk pengemas produk pangan yang rentan thd cahaya, uap air, dan gas.

Untuk bahan pengemasan yang reskan thd udara, perlu di perhatikan kemampuan plastik thd daya tembus gas.

Daya tembus PRODUK PLASTIK terhadap beberapa gas

Jenis plastikDaya tembus( Cm3 /Cm2.mm.det.CmHg) x 1010

N2O2CO2H2O

Polyethelene ( LD )1955352800

Polyethelene ( HD )2,710,635130

Polystyrene2,911,08812000

Polyamide ( nilon 6 )O,10,381,67000

Polypropelene-23,092680

Polyvinyl chloride0,41,2101560

Polyester0,0550,221,531300

Polyvinylidene cnlorida0,00940,0530,2914

Rubber hydrochloride0,080,31,7240

Polyvinyl acetat-0,5-100.000

Ethylcellulose84265200130.000

Cellulose acetat2,87,86775.000

Sumber : KA Buckle 19787Kemasan teknologi aseptik

( produk Tetra park )

Yi cara pengemasan produk makanan/minuman yg dilakukan dengan penggunaan temperatur tinggi ( UHT = ultra high temperature) dalam tempo yg sangat singkat (hitungan detik) pada bahan2 pengemas yang stiril.

Bahan bahan baku Kemasan tetra park:

1. kertas : berfungsi utk kekuatan & kstabilan bahan pengemas

2. polietilen : lapisan perekat yg berfungsi untuk melindungi produk dari kelembaban

3. aluminium : berfungsi untuk melindungi produk dari sinar mthr dan pengaruh negatif dari oksigen.

Komposisi kemasan tetra park tdr 6 lapisan:

Polietilen

Polietilen

Alluminium

Polietilen

Kertas

Polietilen

Keunggulan bahan pengemas tetra park:

1. Melindungi : sinar mthr, micro-organisme, dan udara

2. Memiliki usia simpan lama ( dilapisi polietilen yg inert )

3. Aman ( tidak mengkontaminasi produk )

4. Praktis, ringan, mudah cara pemakaiannya

5. Terbuat dari bahan baku kertas ( tidak berbahaya )

6. Produk kemasan tak perlu disimpan dalam tempat khusus ( kulkas ) karena di design dari bahan yang stiril

7. Dapat didaur ulang.

Contoh penggunaanya:

dapat di pergunakan sebagai pengemas produk cair, misalnya: susu, sari buah, minuman teh, kopi, cokklat, berbagai pasta, minyak goreng dll

makanan kecil

bahan kosmetik

bahan obat.

Kelemahannya:

tak dapat didaur ulang

tidak natural degradable

tidak biodegradable8Pengemasan masa depan

Harapan: Pengemasan yang dapat dihancurkan secara alami, memiliki sifat: fleksible, kuat, transparan, tidak berbau, tidak meng-kontaminasi bahan yang dikemas, tidak beracun, tahan pemanasan, biodegradable, bahan baku dari sumber alam yg renewable, ekonomis.

Bahan baku : bio-polimer dari produk pertanian yang tersusun dari komponen lemak, protein, kbhidrat, atau gabungan dari ketiga komponen tsb, yang memiliki fase transisi gelas (glass transition phase)

Fase transisi gelas (glass transition phase): Yi bahan dapat dicetak atau dibentuk menjadi lembaran film, seperti lembaran plastik kemasan.

Jenis biopolimer:

1. Campuran biopolimer dg polimer sintetis, yi campuran antara granula pati (5-20 %)+polimer dg tambahan bahan yg pro-oksidan dan auto-oksidan.

Sifat: biodegradabilitas rendah dan biofragmentasi terbatas

2. Polimer mikrobiologi ( polyester)

Dihasilkan dari fermentasi mikroba genus Alkaligenus al:

polihidroksi butirat ( phb )

polihidroksi valerat (phv )

asam polilaktat ( pa )

asam poliglikolat

Sifat: dapat ter-degradasi oleh: bakteri, jamur dan alga

3. Polimer pertanian ( tak dicampur dg bahan sintetis )

Dihasilkan dari produk pertanian murni, al :

cellulose ( bagian dari diding sel tanaman )

cellophan

celluloseasetat

chitin ( tdpt pada kulit crustaceae )

pullutan (hasil fermentasi pati oleh Pullularia pullutans)

Sifat: thermoplastik, shg mudah dibentuk mjd film kemasan

Keunggulan:

1. bahan renewable

2. biodegradable

Polimer pertanian yang berpotensi sbg bahan pengemas :

pati gandum, pati jagung, casein, zein, soyprotein.

94. Edible film ( pengemas yang dapat dimakan )

Dibuat dari:

1. sellulosa dan turunannya

2. Ektracsi rumput laut ( keraginan, alginat, agar-agar )

3. exudate gum

Sifat: dapat berfungsi sebagai plastik pengemas

Keunggulanya :

1. dapat membatasi perpindahan uap air, aroma, lemak

2. dapat memperbaiki sifat2 organoleptik produk

3. dapat berfungsi sbg suplemen gizi ( vit & mineral )

4. antimikrobia dan antioksidan

5. arif lingkungan.

Metode pembuatan kemasan plastik biodegradable

1. Metode Yamada et.Al (1995)

Bahan dasar zein

Zein + etanol 80 % + pemlastis, dipanaskan pada suhu

60 700C, selama 15 menit. Campuran kmd dicetak pada auto casting machine, selanjutnya dibiarkan selama 3 6 jam, pd suhu 35oC, RH 50 %. Film kmd dikeringkan 12 18 jam pada suhu 300C dan RH 50 %. Akhirnya perlakuan conditioning pada suhu dan RH ambien.

2. Metode Frinault et.Al ( 1997)

Bahan dasar casein

Casein + aceton (atau dapat etanol ) + air + plasticiser dicetak dg mesin ekstruder, kmd hasil film dikeringkan dg suhu ruangan.

3. Metode Isobe ( 1990 )

Bahan dasar zein

Zein + aceton 70 % + pemlastik ( lipida atau gleserin )

Dipanaskan pada suhu 500C selama 10 menit, selanjutnya dilakukan pencetakan dengan menuangkan campuran pada plat polyethylene yg licin. Dibiarkan selam 5 jam pada suhu 30 450C. Film yg ter- bentuk dilepas dr permukaan cetakan, dan dikeringkan dan disimpan pada suhu ruangan selama 24 jam.

10Karateristik kemasan biodegradable

1. Karateristik mekanik: kemampuan film kemasan untuk melawan beban mekanik, meliputi:

kuat tarik ( tensile strength ): gaya tarik max yg dpt ditahan oleh film. Sangat dipengaruhi oleh bhn pemlastik

kuat tusuk ( puncturer strength ): tusukan max yang dapat ditahan oleh produk kemasan. Semakin kaku semakin >

persen pemanjangan ( elongation to break ): Perubahan panjang max sebelum film kemasan terputus.

elastisitas ( young modulus ): tingkat kelenturan bahan pengemas ( kebalikan % pemamjangan )

2. Permeabilitas : kemampuan melewatkan partikel gas dan uap air pada suatu luasan bahan pada kondisi tertentu ( tekanan, RH, dan suhu tertentu )

Permeabilitas film kemasan dipergunakan sebagai penera daya simpan produk yang dikemas.

Faktor yang berpengaruh thd permeabilitas:

1. sifat-sifat kimia polimer

2. struktur dasar polimer 3.sifat permeant

Sebagai contoh :

polimer polisakarida dan protein

memiliki nilai permeabilitas uap air yang tinggi, dan permeabilitas oksigen rendah, kemasan tersebut sangat baik untuk penahan gas oksigen, atau untuk pengemas produk yang masih mengadakan respirasi.

Lipida ( glaserin )

memiliki permeabilitas uap air rendah, dan permeabilitas oksigen yang tinggi, shg sangat baik untuk bhn pengemas produk yang renspon thd uap air (udara luar)

3. Biodegradabilitas: sifat alamiah dari pengemas yang berhub dg mudah tidaknya hacur, oleh pengaruh alam.

Proses degradasi :

a. fotodegradasi ( cahaya matahari, suhu )

b. degradasi kimiawi ( air, oksigen, gas lain-lain )

c. biodegradasi ( bakteri, jamur, alga, enzym )

d. degradasi mekanik ( angin, abrasi )

Kronologi proses biodegradasi secara umum:

1. Oksidasi molekul, menghasilkan polimer dengan berat molekul yang lebuh rendah.

2. Serangan mikro-organisme ( bakteri, jamur, alga )

3. Aktivitas enzym

Pelaku biodegradasi:

Bakteri phototrop : Rhodospirillium, Rhodopsedomonas, Chromatiunm, Thiocytis

Pembentuk endospora: Bacillus, Clotridium

Proses an-aerob: Zoogola, Azotobacter, Rhizobium

11Labelling

Labelling : infomasi (keterangan) mengenai identitas produk.

Pedoman pelabelan produk pangan:

Peraturan Pem No 69 thn 1999, ttg: Label dan Iklan Pangan

Landasan operasional pelabelan:

SK Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya No : Hk 00.06.62.122. tanggal 17 Maret 2003.

Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan tdr 13 Bab:

1. Ketentuan Umum Label Pangan

2. Nama Produk Pangan

3. Daftar Bahan atau Komposisi

4. Keterangan Berat Bersih atau Isi Bersih

5. Tulisan dan Gambar

6. Keterangan ttg Nama dan Al;amat Pabrik

7. Keterangan tanggal Kadaluarsa

8. Keterangan ttg Nomor Pendaftaran

9. Keterangan ttg Kode dan tanggal Produksi

10. Ket ttg Cara Penyajian, Penggunaan dan Penyimpanan

11. Pelabelan Gizi

12. Klaim pada Label Umum : fungsi gizi, kandungan zat gizi, klaim perbandingan zat gizi, klain kesehatan dan klaim halal

13. Hal-hak yang dilarang Pencantuman pada Label Pangan.

Sertifikasi Pangan meliputi:Keterangan halal, nama produk, kandungan isi, kwantitas isi, identifikasi asal produk, informasi gizi , waktu kadaluarsa, keterangan cara penyajian/ penggunaan.

Ad 1. Sertifikasi halal

Meliputi bahan baku produk, bahan tambahan (food adtv), dan proses produksinya

Auditor:

1. LP POM memfokuskan audit bahan dan proses

2. Badan POM memfokuskan audit Penerapan CPMB

3. DEPAG memfokuskan audit pertanggungjawaban halal

Hasil audit:

1. Apabila tidak memenuhi syarat CPMB dibahas di Badan POM untuk ditidak lanjuti

2. Hasil audit mengenai ke-halalan di bahas di LP POM MUI, bila memenuhi syarat diteruskan ke Komisi Fatwa, untuk mendapatkan sertifikat halal , dan produk sudah bisa mencantumkan logo,, Halal pada kemasan.

12Ad 2. Nama produk

Nama produk pada labelnya mrpk informasi utama dan sedapat mungkin informasi itu sedetail mungkin, shg memungkinkan konsumen dpt meng-identifikasi produk sesuai yang dikehendaki. Contohnya: susu bubuk, gula pasir, susu UHT (ultra high temp), bakpia pathok, Ayam Goreng Mbok Berek,Keripik Sokaraja, Wajik Ny.Week Ad 3. Kandungan isi

Meliputi semua bahan subtansi yang tdpt dalam kemasan, termasuk zat aditif, disusun berturut-turut dari bahan yg besar prosentasinya ke bahan yang lebih kecil %.

Namun bahan2 spt: kentang, cuka, dan zat aditif yang hilang/tak tampak selama proses produksi tak perlu dimasukan. Bahan aditif yang perlu dicantumkan dalam label adalah substansi sintetis atau alami yg dpt menambah penampilan: bau, rasa, maupun aroma.

Misal: frambozen, vanili.

Di Eropa food adtv yg dicantumkan dengan kode, misalnya:

E 200 = asam sorbat

E 201 = Na sorbat

E 300 = asam askorbat

E 311 = oktil gallat

E 320 = butilhidroksilanisol ( BHA )

E 321 = butilhidroksiltoluen ( BHT )

Ad 4.Kuantitas (isi)

Produk pangan/minuman wajib mencantumkan kuantitas produk, sebab sangat erat kaitannya dengan harga maupun daya beli, umumnya dalam satuan volume : liter, ml

Satuan bobot : Kg, gram

Ad 5. Identifikasi asal produk

Umumnya dinyatakan dalam kode bergaris (bar kode) yang tersusun secara vertical, dibawahnya ada angka yang hanya dapat dibaca dengan teknologi optik, dan dapat diprogram nilai/harga jual produk,

Jumlah garis 13 yang meng-identifikasikan:

2 angka pertama menunjukan negara asal

5 angka berikutnya menunjukan pabrik pembuat & distributor

5 angka berikutnya merupakan jenis produk

1 angka terakhir adalah angka kontrol

13Ad 6. Waktu kadaluarsa (expired date )

Dinyatakan dlm 3 cara:

1. Tanggal Akhir Konsumsi (TAK)

Dipergunakan khusus untuk produk pangan kemasan yang mudah rusak, yang memiliki daya simpan 6 8 minggu

Contoh: susu pasteurisasi, yoghurt, krim, dan keju.

Produk ini biasanya disertai cara penyimpan produk sampai mencapai tanggal akhir mengkonsumsi.

Contoh penulisan:,, Baik dipergunakan sebelum tgl,bln,thn

Tgl kadaluarsa terlampui produk harus ditarik dari pasar.

2. Tanggal Akhir Penggunaan Optimal (TAPO)

Dipergunakan untuk produk pangan kemasan yg memiliki daya simpan lebih dari 6 minggu.

Contoh penulisan TAPO :

sebaiknya digunakan ..

Dikonsumsi sebelum ..........................................

Jika lama TAPO kurang dari 3 bln, yg ditulis tanggal dan bln,

Jika daya simpan 3 18 bulan yang ditulis bulan & tahun.

Jika produk tahan > 18 bulan, yang dicantumkan tahun saja.

3. Tanggal Pembuatan (TP)

Digunakan untuk produk yang memiliki daya simpan lama

Misal: pangan beku, susu bubuk kering, mentega

Contoh cara penulisan produk yang dibuat 24 April 1997 Ditulis : 24.4. 97; 113

3 angka pertama menunjukan tgl, bln & thn pembuatan

Angka ke 6 menunjukan lama waktu tht 1 Januari 1997 sampai produk diproduksi.

Beberapa produk yg boleh tidak mencantumkan tgl kadaluarsa, tetapi harus mencantumkan tgl pembuatan:

Sayur dan buah segar

Minuman beralkohol . 10 %

Vinegar atau cuka

Gula (sukrosa)

Bhn tambahan makanan yg memiliki masa simpan >18 bln

Roti dan kue yg memiliki masa simpan = 24 jam

Ad 7. Keterangan cara penyajian/ penggunaan

Biasanya dipergunakan untuk produk makanan/minuman yang memerlukan perlakuan pengolahan lanjut.

Misalnya: produk Mie superior, Indomie, Cofe milk

Bubur bayi, Tiwul instan dll

14Ad 8 Keterangan ttg pelabelan Gizi

Pelabelan gizi wajib dicantumkan

1. Pangan yg disertai pernyataan bhw pangan mengandung vitamin, mineral, atau zat gizi lainnya yg ditambahkan.

2. Pangan yang berdasarkan ketentuan UU yang berlaku dibidang Mutu Dan Gizi Pangan wajib ditambahkan vitamin, mineral, dan/atau zat gizi lainnyaZat gizi yang dicantumkan :

1. Zat energi (karbohidrat, lemak, protein)

2. Serat kasar (zat memperlancar transit digestif)

3. Gula sederhana (sakarosa, glukosa, fruktosa)

4. Protein (asam amino)

5. Lemak (tak jenuh, maupun lemak jenuh)

6. Vitamin dan mineral

Ket: khusus untuk zat energi umumnya dinyatakan dalam bentuk satuan kalori (Kcal atau cal), utk satuan internasonal biasanya menggunakan satuan kilojoule (kJ)

Contoh : 1 gram protein/karbohidrat menyumbang 4 Kcal,

1 gram lemak menyumbang 9 Kcal )

Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam pelabelan gizi :

1.Ukuran takaran saji : yi ukuran sejmlh pangan yg dikonsumsi setiap kali makan. Contoh : 1 sendok teh = 5 ml

1 sendok makam = 10ml

1 gelas = 200 ml

2. Jumlah sajian kemasan

3. Kandungan energi per takaran saji (dlm kal)

4. Kandungan protein persajian (gram)

5. Kandungan karbohidrat persajian (gram)

6. Kandungan emak persatuan saji (gram)

7. Prosentase dari angka kecukupan gizi (AKG)

Contoh :1. Apabila kandungan vitamin A = 15 40 % dari AKG, ditulis:

Diperkaya vitamin A

2. Apabila < 15 % ditulis : Secara alami kaya akan................... Pada label biasanya tdpt tanda-tanda yang menyatakan kualitas tertentu didasarkan asal produk, misal perusahaan air minum: mencantumkan asal air dari gunung X, Air Cakra

Getuk dari kota M , Brem dari Madiun

Wingko dari Babad , Empek-Empek Palembang dll15