materi 13 pengemasan

63
TEKNOLOGI PANGAN (PENGEMASAN PANGAN) KELOMPOK 6 : DEBORA MERSIA N. S. FRISKA MELINDA SANTI SEPTIYANI S.

Upload: uflafa

Post on 04-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

pengemas

TRANSCRIPT

TEKNOLOGI PANGAN (Pengemasan Pangan)

TEKNOLOGI PANGAN(Pengemasan Pangan)Kelompok 6 :

Debora Mersia N. S.Friska MelindaSanti Septiyani S.A. PENGEMASAN PANGANI. Pengertian PengemasanPengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan.Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan yang dikemas atau dibungkusnya.Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).

Dari segi promosi, wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

Teknik distribusi dan penjualan yang salah akan merusak pengolahan serta pengemasan yang baik dari bahan pangan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Pangan Sehubungan dengan Kemasan yang Digunakan, yaitu :Kerusakan yang ditentukan oleh sifat alamiah yang sudah ada dalam produk dan tidak dapat dicegah hanya dengan pengemasan saja, seperti : perubahan fisik, biokimia, kimia dan mikrobiologis.

b. Kerusakan yang tergantung dari lingkungan sekitar dan mungkin dapat dikendalikan hampir semuanya oleh factor pengemasan, seperti : kerusakan secara mekanis, perubahan kadar air bahan pangan, absorpsi dan interaksi oksigen, serta kehilangan atau bertambahnya cita rasa.

II. Tujuan PengemasanSebagai wadah bagi produknyab. Sebagai pelindung bagi produk di dalamnya (fisik, air, oksigen, penyinaran, dan kontaminasi sehingga kandungan zat gizinya tetap tejaga)c. Sebagai identitas produkd. Untuk memudahkan penyimpanan produknya di gudange. Untuk memudahkan pengiriman dan pendistribusianf. Memberikan kenyamanan bagi konsumeng. Sebagai sarana informasi dan promosi

III. Faktor-faktor Pertimbangan dalam Pemilihan Bahan Pengemas

Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Kemampuan atau daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan atau penumpukan.

Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko yang berasal dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas atau dingin, sinar atau cahaya matahari, bau asing, benturan atau tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian sehingga dapat membantu dalam promosi atau penjualan.Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi suatu kemasan maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :

Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya). Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya). Kuat dan tidak mudah bocor. Relatif tahan terhadap panas. Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.

Penentuan Daya Awet Bahan Pangan yang Dikemas

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi daya awet bahan pangan yang dikemas adalah:Sifat alamiah dari bahan pangan dan mekanisme dimana bahan ini mengalami kerusakan, misalnya kepekaan terhadap kelembaban dan oksigen, dan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan kimia dan fisik di dalam bahan pangan.Ukuran bahan pengemas sehubungan dengan volumenya.Kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembaban) dimana kemasan untuk melindungi selama pengangkutan dan sebelum digunakan.Bahan pengemas secara keseluruhan terhadap air, gas atmosfer dan bau, termasuk ketahanan dari tutup, penutupan dan lipatan.

IV. Klasifikasi KemasanCara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan suatu kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat memengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri.Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain :1. Frekuensi PemakaianKemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.

2. Struktur Sistem KemasBerdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas:Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe).Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak mudah dilenturkan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam. Kemasan semi kaku atau semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Sifat Perlindungan Terhadap LingkunganKemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.

5. Tingkat Kesiapan PakaiWadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.

Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

V. Tipe Utama Wadah dan Bahan KemasanWadah dapat dibagi secara garis besar menjadi dua macam tergantung pada penggunaannya, yaitu :

1. Wadah bagian luar (wadah pengangkutan)Tujuan utama dari wadah pengangkutan adalah sebagai tempat dan untuk melindungi isinya (bahan pangan) selama pengangkutan dari pabrik sampai ke konsumen.

1. Peti atau krat (crates) dari kayu atau plywood.2. Peti dari plastic, fiber board yang padat dan bergelombang.3. Kotak kayu dan baja (kegs) plywood

Ada 7 tipe utama wadah bagian luar atau wadah pengangkutan antara lain:4. Drum baja dan aluminium5. Drum fiber board (plastik)

6. Kantung dari tekstil (yute, katun, linen) dan plastic atau kertas

2. Wadah untuk konsumen (wadah penjualan)Tujuan utama dari wadah untuk konsumen (wadah penjualan) adalah memberikan sejumlah barang tertentu dalam satu unit yang akan dibeli oleh konsumen terakhir dari toko pengecer.1. Kaleng-kaleng logam dan wadah yang bagian tutupnya diperkuat dengan logam.

Adapun kelompok utama wadah untuk konsumen atau penjualan antara lain :

2. Botol-botol dan stoples gelas

3. Wadah plastik dengan berbagai macam bentuk yang kaku dan agak kaku

4. Tabung yang tahan rusak jika jatuh baik terbuat dari logam maupun plastic

5. Kotak yang terbuat dari kertas tebal dan karton yang kaku dan dapat dilipat

6. Wadah dari paper-pulp dengan bermacam-macam bentuk7. Pengemas yang fleksibel terbuat dari kertas, paper board, plastik tipis, foils yang digunakan untuk membungkus.

VI.Jenis-jenis Plastik dan PenggunaannyaKemasan Film atau Plastik

Bahan kemasan plastik dibuat melalui proses polimerisasi. Selain bahan dasar monomer, plastik juga mengandung bahan aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat risiko kimia plastik tersebut, dan disebut komponen non plastik.Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna.Kemasan plastik juga mempunyai kelemahan yaitu adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas.Ketahanan dari Plastik Tipis Terhadap Bahan-Bahan Kimia

Penggolongan PlastikTanda pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok. Tanda-tanda plastik tersebut adalah:

Jenis ke-1

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dibawah segitiga. Biasanya plastik jenis ini dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/ transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.

Yang perlu diperhatikan adalah, botol dengan bahan ini direkomendasikan Hanya sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik dalam jangka panjang.

Jenis ke-2

Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.

HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.

HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasi Hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimony trioksida terus meningkat seiring waktu.

Jenis ke-3

Ini adalah jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Pada kemasan yang mengandung plastik jenis ini tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride).Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan beberapa botol minuman kemasan. Plastik ini berbahaya untuk kesehatan karena, PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC, saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut.Hal ini karena DEHA bisa lumer pada suhu 15 derajat celsius. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan. Sebisa mungkin kita menghindari pemakaian plastic jenis ini. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami, misalnya seperti daun pisang atau daun jati.

Jenis ke-4

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 derajat celsius sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.Plastik ini sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang. Bahan ini baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

Jenis ke-5

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP (polypropylene) . Karakteristik adalah biasanya botol transparan yang tidak jernih atau berawan.Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. Sebab, Produk ini aman.Jenis ke-6

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS (polystyrene). PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Jika harus didaur ulang, PS memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara ini sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning jingga, dan meninggalkan jelaga.Jenis ke-7

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), dan Nylon. OTHER dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.Plastik jenis ini dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak Batita dan Balita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.PC, Tidak dianjurkan untuk dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Sebab, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol A.Sedangkan SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Sebab, kedua bahan ini memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

B. Kemasan Logam

Beberapa keuntungan dari kemasan logam (kaleng) untuk makanan dan minuman yaitu mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, mempunyai sifat sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermitis.Disamping itu walaupun mempunyai resiko adanya pengikisan atau migrasi unsur-unsur logam, akan tetapi tosisitasnya relatif rendah, tahan terhadap perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim dan mempunyai permukaan yang ideal untuk pemberian dekorasi dalam labeling.Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.

Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.

Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.Kemasan kaleng, umumnya digunakan untuk berbagai produk yang mengalami proses sterilisasi termal.

Aluminium adalah logam yang lebih ringan dari baja, mempunyai daya korosif oleh atmosfir yang rendah, mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebih mudah berubah bentuknya, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun dan dapat menahan masuknya gas. Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.

Foil adalah bahan kemasan dari logam , berupa lembaran aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan kurang dari 0,15 mm. Mempunyai kekerasan yang berbeda-beda, yaitu mulai dari yang sangat lunak sampai yang keras.Foil mempunyai sifat yang hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya (cocok untuk kemasan margarin dan yoghurt). Pada umumnya digunakan sebagai bahan pelapis (laminan) yang dapat ditepatkan pada bagian dalam (lapisan dalam) atau lapisan tengah sebagai penguat yang dapat melindungi kemasan.C. Kemasan Kayu

Kayu, terutama untuk negara-negara yang mempunyai hutan yang melimpah, masih dipakai sebagai kemasan, yaitu kemasan transportasi.Kemasan transportasi dari kayu dapat berupa peti kayu penuh, peti kayu kerangka, peti kayu tipis, pallet dan lain sebagainya.Pada dasarnya tidak ada ketentuan khusus untuk memilih jenis kayu untuk keperluan kemasan. Karena pada dasarnya kualitas kemasan dari kayu tidak ditentukan hanya dari jenis kayunya saja. Sebenarnya kualitas kayu dapat dibedakan dari : berat jenisnya kekuatan bengkok kekuatan pemampatan kekuatan menahan paku daya tahan pecah kemudahan dikerjakan keawetan terhadap kelapukan dll.

D. Kemasan Kertas, Karton dan Kardus Kertas greaseproof : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak. Kertas glassine : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi. Kertas kraft : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara Eropa.

Karton lipat merupakan jenis pengemas yang popular karena mempunyai sifat praktis, murah dan mudah dilipat sehingga hanya memerlukan sedikit ruang dalam pengangkutan dan penyimpanan.Demikian pula dalam pencetakan dan penggrafiran dapat dilakukan untuk meningkatkan penampilan produk.Pemakaian yang luas dari jenis kemasan ini disebabkan oleh banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran dengan karakteristik yang khusus. Dalam perdagangan karton lipat dikenal dengan nama FC (Folding Carton).

E. Kemasan Gelas

Sebagai bahan kemas gelas mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert (tidak bereaksi) kuat, tahan terhadap kerusakan,sangat baik sebagaibarier terhadap benda padat,cair dan gas.Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi promosi disamping itu beberapa jenis gelas seperti pyrex yang tahan terhadap suhu yang tinggi. Kelemahan kemasan gelas yaitu mudah pecah dan kurang baik bagi produk-produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet). Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan silika yang halus.

B. DESAIN DAN LABELING Suatu kemasan yang menarik dan sudah menjadi paten, biasanya telah melalui penelitian yang cukup lama mengenai kemasan dengan menggunakan teknik-teknik pewarnaan dan grafis cetakan.Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan dalam mengarahkan produknya. Desain kemasan perlu diciptakan agar mempunyai nilai estetika yang tinggi. Karena itu diperlukan perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk sehingga efisien dalam proses pengepakan, distribusi dan penyajian.Label kadang-kadang disebut juga etiket. Etiket didefinisikan sebagai label yang diletakkan, dicetak, diukir atau dicantumkan dengan jalan apapun pada kemasan. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79/Menkes/Per/III/1978 tentang Label dan Periklanan Makanan, maka pada label atau etiket kemasan khususnya untuk makanan dan minuman sekurang-kurangnya dicantumkan hal hal sebagai berikut :

1. Nama makanan dan / merek dagang2. Komposisi / kandungan bahan, kecuali untk makana yang cukup diketahui komposisinya secara umum.Isi nettoNama dan alamat perusahaan yang memproduksi atau mengedarkanNomor pendaftaran ( SP atau MD )Kode produksi , tanggal kadaluarsa dan label halal.

C. BAHAYA KEMASAN PANGAN1. Kertas

Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbel makanan tersebut. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah, dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal ini pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) dan paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronis dan akut.

2. Styrofoam

Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan.Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.Sama halnya dengan plastik, suhu yang tinggi menyebabkan perpindahan komponen kimia dari styrofoam ke dalam makanan.

3. Kaleng

Pada umumnya, produk makanan yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan citra rasa segarnya dan mengalami penurunan nilai gizi akibat pengolahan dengan suhu tinggi. Satu hal lagi yang juga cukup mengganggu adalah timbulnya rasa taint kaleng atau rasa seperti besi yang timbul akibat coating kaleng tidak sempurna.Bahaya utama pada makanan kaleng adalah tumbuhnya bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan botulinin. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang-kunang dan kejang-kejang yang membawa kematian karena sukar bernapas.4. Plastik

Setiap hari kita menggunakan plastik, baik untuk mengolah, menyimpan atau mengemas makanan. Ketimbang kemasan tradisional seperti dedaunan atau kulit hewan, plastik memang lebih praktis dan tahan lama. Kelemahannya adalah plastik tidak tahan panas dan dapat mencemari produk akibat migrasi komponen monomer yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan konsumen. Selain itu, plastik juga bermasalah untuk lingkungan karena merupakan bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami. (non-biodegradable).Perlu diingat bahwa sebenarnya plastik itu tidak berbau dan berwarna. Jadi, hindari penggunaan plastik yang bau dan berwarna. Jadi hindari penggunaan plastik yang bau dan berwarna gelap untuk membungkus makanan secara langsung.Plastik kresek hitam yang sering digunakan sebagai pembungkus gorengan, gelas plastik yang dipakai untuk air mendidih, botol kemasan air mineral yang diterpa sinar matahari setiap hari, serta penggunaan plastik kiloan untuk membuat ketupat, adalah contoh penggunaan kemasan plastik yang salah dan sangat berbahaya. Akibat dari penggunaan plastik yang tidak sesuai dengan fungsinya ini, dikhawatirkan akan terjadi perpindahan komponen kimia dari plastik ke dalam makananBeberapa kemasan plastik berasal dari material polyetilen, polypropilen, polyvinylchlorida yang jika dibakar atau dipanaskan dapat menimbulkan dioksin, suatu zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang.

5. Melamin

Melamin terbuat dari urea dengan kemurnian 99%. Sebesar 97% melamin digunakan dalam pembuatan resin melamin (dicampurkan dengan formalin), dan digunakan industry sebagai bahan baku dalam pembuatan plastic, bahan perekat (adhesives), peralatan makan, papan tulis whiteboard, laminates, percetakan (moulding), pelapis dan flame retardant. Melamin juga merupakan hasil urai trichloromelamine dan metabolit cyromazin. Trichloromelamine diguanakan dalam larutan pembersih dan desinfektan. Cyromazin merupakan pestisida yang digunakan pada tanaman sayur dan buah. Oleh karena itu penggunaan melamin dalam bahan pangan sangatlah tidak tepat. Melamin akan menghasilkan ammonia didalam tubuh yang bisa menyebabkan kegagalan ginjal ketika dicerna melalui proses metabolisme. Hal ini disebabkan karena ginjal merupakan organ tubuh yang berfungsi membuang racun-racun yang terdapat pada tubuh. Disamping merusak ginjal dapat juga merusak sistem reproduksi.

Bahan PlastikKetahanan Terhadap

TipisLemak dan MinyakPelarut OrganikAirAsamBasa

Cellopan biasa (plain)Tak tembus (impermeable)Tak larut SedangAsam-asam lemah sampai kuatBasa-basa lemah sampai kuat

Berlapis NC (NC Coated)Tak tembusLapisan terserangSedangAsam-asam lemah sampai kuatBasa-basa lemah sampai kuat

Berlapis saran (saran Coated)Tak tembus--Sangat baik kecuali H2SO4 & HNO3Baik kecuali amonia