kuliah ekotoksikologi-05

9
UJI TOKSISITAS UJI TOKSISITAS Toksisitas adalah kemampuan suatu bahan atau Toksisitas adalah kemampuan suatu bahan atau senyawa kimia untuk menimbulkan kerusakan senyawa kimia untuk menimbulkan kerusakan pada saat mengenai bagian dalam atau pada saat mengenai bagian dalam atau permukaan tubuh yang peka. permukaan tubuh yang peka. Uji toksisitas digunakan untuk mempelajari Uji toksisitas digunakan untuk mempelajari pengaruh suatu bahan kimia toksik atau bahan pengaruh suatu bahan kimia toksik atau bahan pencemar terhadap organisme tertentu. pencemar terhadap organisme tertentu.

Upload: bhatara-ayi-meata

Post on 04-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

erferewdwdwd

TRANSCRIPT

  • UJI TOKSISITASToksisitas adalah kemampuan suatu bahan atau senyawa kimia untuk menimbulkan kerusakan pada saat mengenai bagian dalam atau permukaan tubuh yang peka. Uji toksisitas digunakan untuk mempelajari pengaruh suatu bahan kimia toksik atau bahan pencemar terhadap organisme tertentu.

  • Dalam toksikologi dan uji tokisitas sering digunakan istilah-istilah berikut:1. Akut : tanggapan berat dan cepat terhadap rangsang, biasanya dalam waktu 4 hari untuk ikan dan biota akuatik lainnya.

    2. Subakut : tanggapan terhadap rangsang yang tidak seberat tanggapan akut, timbul dalam waktu lebih lama dan dapat menjadi akut.

    3. Kronik : tanggapan terhadap rangsang yang berlangsung dalam waktu lama, paling tidak mencapai > 0,1 masa hidup.

    4. Letal : rangsang pada konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian secara langsung.

    5. Subletal : rangsang pada konsentrasi di bawah konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian secara langsung.

  • Istilah-istilah dalam Uji Toksisitas (lanjutan)6. Bioassay Aquatic : uji toksisitas dengan menggunakan biota air guna mengetahui pengaruh bahan toksik atau faktor-faktor lingkungan.

    7. Uji Toksisitas Dinamik (Flow-through Toxicity Test) : uji toksisitas pada organisme uji yang diper-lakukan dengan serangkaian kon-sentrasi bahan toksik yang toksikan dan air ujinya selalu diganti. Biasanya organisme uji diperla-kukan dalam air uji yang mengalir selama > 4 hari.

    8. Uji Toksisitas Statik (Static Toxicity Test) : uji toksisitas pada organisme uji yang diper-lakukan dengan serangkaian konsentrasi bahan toksik tanpa penggantian air uji.

    9. Dosis Letal-50(Lethal Dose-50 atau LD50) : dosis bahan toksik yang dapat menyebabkan kematian 50% populasi organisme uji dalam periode waktu tertentu.

  • Istilah-istilah dalam Uji Toksisitas (lanjutan)10. Konsentrasi Letal-50(Lethal Concentration-50 atau LC50) : konsentrasi atau kadar bahan toksik yang dapat menyebabkan kematian 50% populasi organisme uji dalam periode waktu tertentu.

    11. Dosis Efektif-50(Effective Dose-50 atau ED50) : dosis bahan toksik yang menyebabkan peru-bahan tingkah laku dan tanggapan fisiologik tertentu pada 50% populasi organisme uji dalam periode waktu tertentu.

    12. Konsentrasi Efektif-50(Effective Concentration-50 atau EC50) : konsentrasi bahan toksik yang menyebabkan efek tertentu pada 50% populasi organisme uji dalam periode waktu tertentu.

    13. Konsentrasi Aman(Safe Concentration atau SC) : konsentrasi maksi-mum bahan toksik yang tidak membahayakan organisme setelah bersentuhan dengan bahan tersebut dalam periode waktu lama, setidak-tidaknya satu generasi.

    14. Konsentrasi Toksikan Mak-simal yang Diperbolehkan(Maximum Alloable Toxicant Concentration atau MATC) : konsentrasi bahan toksik yang mungkin terdapat dalam air tanpa menyebabkan gangguan berarti bagi organisme air.

  • Tolokukur subletal Perubahan sifat biologik penting : laju pertum-buhan, cara makan, pematangan (maturation) sel kelamin, kemampuan fertilisasi, perkem-bangan telur, kelulus hidupan (survival rate) anak ikan, dan lain-lain.

    Gangguan fungsi (patofisiologik) : dapat diamati dengan pengukuran hematologik dan derajat metabolik, mempelajari aktivitas imunobiologik dan enzimatik atau pengamatan tingkah laku. Perubahan patomorfologik : meliputi perubahan morfologik eksternal hingga kerusakan histo-logik dan sitologik.

  • Menurut Tandjung (1982) perubahan patomorfologik berupa perubahan morfologik hingga kerusakan histologik branchia ikan dapat dihubungkan dengan tingkat pencemaran air tempat ikan tersebut hidup dan/atau ditemukan.

    Metoda Tandjung yang berupa pengamatan terhadap perubahan atau kerusakan struktur mikroanatomi branchia dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air.

  • Kerusakan Branchia (Patomorfologik Branchia)

    Tingkat 1 : terjadi edema pada lamellae secundariae branchiales (menunjukkan telah terjadi pengotoran air tetapi belum merupakan pencemaran)

    Tingkat 2 : terjadi hyperplasia pada pangkal lamellae secundariae branchiales (menunjukkan gejala terjadi pencemaran)

    Tingkat 3 : terjadi penyatuan dua lamellae secundariae branchia-les (menunjukkan telah terjadi pencemaran ringan)

    Tingkat 4 : terjadi hyperplasia pada hampir seluruh lamellae se-cundariae branchiales (menunjukkan telah terjadi pencemaran sedang)

    Tingkat 5 : terjadi kerusakan dan hilangnya struktur lamellae secundariae branchiales serta hilangnya bentuk filamentum branchiale (menunjukkan telah terjadi pencemaran berat).

  • Gangguan morfogenesis pada katak (Bufo americanus) akibat pestisidaBufo americanus http://www.science.psu.edu/alert/Images/Kiesecker7_-02images/Bufo_deformities.jpg