2723-pburhan-chimie-go - 2011 - kuliah 05 humat batubara kerogen

32
Geokimia Organik

Upload: rezki-adidarma

Post on 10-Nov-2015

248 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

  • Geokimia Organik

  • 2Diagenesis

    Transformasi diagenetik terutama dilakukan oleh makhluk hidup (biological agents) dan sebagian kecil berlangsung transformasi kimia dengan bantuan katalis mineral yang ada di permukaan (mineral surfaces)

    Selama diagenesis terjadi pertambahan kedalaman lumpur

    sedimen mengalami pemadatan dan penggabungan, yang berarti pengurangan air dan penaikan temperatur antara 50 150 oC : katagenesis

    Proses yang mempengaruhi produk dari produksi primer yang terjadi selama pengendapan dan tahap awal pembusukan di bawah kondisi temperatur dan tekanan yang relatif rendah

  • 3Degradasi mikrobial terhadap bahan organik selama diagenesis Transformasi bahan organik dilakukan oleh organisme

    heterotropik, khususnya mikro-organisme yang mengganggu pembentukan bahan organik untuk terjadinya sedimen

    Sebagian besar makromolekul biologi (protein, polisakharida, lipid dan lignin) mengalami dekomposisi, sehingga kandungannya tidak lebih dari 20 % dari total bahan organik yang terdapat pada lapisan atas sedimen.

    Lipid dan lignin : lebih tahan terhadap degradasi selama diagenesis

    Efek umum serangan mikrobial : berkurangnya konsentrasi semua kelas senyawa dengan meningkatnya kedalaman sedimen

  • 4Pembentukan Geopolimer

    Residu kimiawi dari degradasi mikrobial mengalami peningkatan kondensasi selama diagenesis, menghasilkan bahan organik berwarna coklat yang semakin tidak larut

    Pada akhir diagenesis, terjadi polikondensasi residu organik atau geoplimer

    humin dalam sedimen tanah, batubara coklat (lignit) dalam sedimen rawa batubara dan kerogen dalam sedimen marin dan lakustrin dalam

  • 5Bahan Humat

    Asidifikasi ekstrak alkali mengendapkan asam humat dan yang larut : asam fulfat (yang lebih beroksigen) Senyawa humat : ditemukan dalam tanah, batubara coklat, air tawar, air laut, sedimen marin dan sedimen lakustrin, berasal dari bahan tumbuhan

    Senyawa humat dikelompokkan atas : asam fulfat, asam humat dan humin (fraksinasi tradisional terhadap bahan humat tanah).

    Perlakuan terhadap bahan humat dengan alkali encer akan melarutkan asam fulfat dan asam humat residu : humin.

  • 6Komposisi dan Struktur Humat

    Senyawa humat : dikomposisikan berdasarkan unsur penyusun dan gugus fungsi yang dipunyai

  • 7Komposisi dan Struktur Humat

    Senyawa humat : didominasi oleh senyawa asam fulfat dari yang diturunkan dari lignin

  • 8Pembentukan Senyawa Humat

    Senyawa humat : sebagai indikator masukan tumbuhan terestrial yang mengandung lignin dan juga tanin

    Kondensasi berbagai satuan senyawa yang terjadi sepanjang diagenesis menghasilkan residu tidak larut berupa humin dalam tanah

    Senyawa humat atau humic-like memberi kontribusi dalam pembentukan kerogen sebagai batubara coklat

  • 9Batubara

    Batubara : batubara humat dan sapropelat

    Batubara humat : terbentuk dari tumbuhan vaskular secara berlapis melalui humifikasi, komponen organik utamanya humifikasi jaringan kayu, berwarna hitam/coklat tua

    Batubara sapropelat : dari butiran halus lumpur organik yang terendapkan dengan kekurangan oksigen. Komponennya : berbagai organik allochthonous dan mineral, alga autochthonous dari degradasi rawa tanaman

    Batubara sapropelat : cannel dan boghead. Batubara cannel spora konsentrasi tinggi dan ikutan alga, tumbuhan dan jamur. Batubara boghead (Torbanit) sebagian besar alga beberapa jamur (spt. serpih minyak Lembah Midland, Skotlandia)

  • 10

    Batubara

    Konstituen individual batubara (komponen petrologi) : yang diwakili oleh bahan tumbuhan yang mengalami preservasi maceral (diamati berdasarkan mikroskopi cahaya yang ditransmisikan atau direfleksikan, yang membedakan sifat optiknya)

    Kelompok maceral : vitrinit, intertinit dan eksinit

    Vitrinit : berkilau, hitam/coklat tua, konstituen dari humifikasi jaringan kayu

    Intertinit : opak, hitam/coklat pudar, rapuh

    Eksinit : masih mengandung lemak, tembus cahaya, kuning/merah

  • 11

    Kelompok maceral Batubara

  • 12

    Batubara

    Komposisi kimia : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan belerang

    Oksigen : karboksil, keton, hidroksil (fenolik dan alkohol) dan gugus metoksi

    Nitrogen : amina dan cincin aromatik (piridil)

    Belerang : thiol, sulfida dan aromatik (thiofenik)

    Belerang juga ditemukan terikat sebagai senyawa anorganik

  • 13

    Pembentukan Batubara

    Dua fase batubara humat : peatification dan coalification. Coalifiction : tahap biokimiawi dan geokimiawi

    Agent selama peatification dan coalification awal (tahap biokimia) adalah biologikal ~ diagenesis. Tahap ini berakhir sampai kedalaman beberapa ratus meter

    Coalification akhir (tahap geokimia) : akibat peningkatan temperatur dan tekanan ~ katagenesis

    Evolusi sedimenter bahan organik dengan peningkatan pemendaman dan temperatur maturasi (pematangan)

    Urutan kematangan batubara : peat, brown coal, bituminous coal dan anthracite (bit c dan anth ~ hard coal)

  • 14

    Pembentukan Batubara

  • 15

    Pembentukan Batubara

    Selama proses peatification dan coalification : terjadi perubahan ratio atom H/C vs O/C

  • 16

    Pembentukan Batubara

    Selama proses coalification : penurunan oksigen akibat tereliminasinya gugus karboksil karena reaksi dehidrasi, dekarboksilasi dan demetilasi. Pada akhir coalification terjadi reaksi aromatisasi

  • 17

    Pembentukan Batubara

    Komposisi umum unsur dan gugus fungsi pada penentuan struktur kimia batubara vitrinit (mengandung 83 84 % karbon)

  • 18

    Kerogen

    Teori klasik : pembentukan kerogen adalah melalui senyawa humat, sama halnya dengan asam humat dan fulvat yang terdapat dalam tanah

    Selama awal diagenetik, senyawa-senyawa produksi primer terpecah menjadi senyawa yang lebih kecil oleh aksi mikrobial, selanjutnya mengalami kondensasi membentuk senyawa humat. Degradasi dan kondensasi terjadi beberapa meter di bawah permukaan tanah secara bersamaan. Pertambahan waktu menjadikan senyawa menjadi tidak larut dalam air, dan terjadi peningkatan polikondensasi, termasuk lipid

    Bahan geopolimer organik yang menghasilkan hidrokarbon selama peningkatan pemendaman dan pemanasan yang terdapat pada lapisan bumi

  • 19

    Kerogen

    Akhir diagenesis bahan organik sedimenter kerogen, yang tidak larut dalam pelarut organik

    Bahan organik yang dapat larut dalam pelarut organik bitumen

    Bitumen : aspalten dan resin pecahan polimer kecil bahan dari kerogen

    Bitumen mempunyai berat molekul

  • 20

    Klasifikasi Bitumen

  • 21

    Komposisi bahan organik sedimenter

  • 22

    Komposisi KerogenPemendaman selektif bahan organik dalam lapisan bumi memungkinkan terjadinya batu bara dan kerogen.

    Bila pemendaman berjalan baik dan kondisi kurang oksigen, pembentukan batubara kelihatan lebih disukai

    Bahan fosil dari ganggang yang tidak larut dan biopolimer non-hidrolisable algaenan yang kaya dengan struktur alifatik.

    Kontribusi bakteri lebih banyak menjadi kerogen. misalnya sianobakteri, cendrung membentuk kerogen amorf

  • 23

    Komposisi Kerogen

    Beberapa biomakromolekul yang resistan dapat membentuk kerogen dan batuan maseralnya

  • 24

    Komposisi pembentukan kerogen

  • 25

    Senyawa Biomarka

    Komponen lipid yang mengalami pemendaman, yang ditemukan pada batubara dan kerogen

    Disebut juga sebagai : fosil geokimia dan biomarka (senyawa marka biologi)

    Selama proses diagenesis mengalami defumgsionalisasi dan reduksi serta aromatisasi

  • 26

    Inkorporasi belerang

  • 28

    Klasifikasi kerogen

  • 29

    Klasifikasi kerogen

  • 30

    Klasifikasi kerogen

  • 31

    Klasifikasi kerogen

  • 32

    Klasifikasi kerogen

  • 33

    A la prochaine cours ...........