kualitas pelayanan jasa terminal penumpang...

40
PELAKSANAAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NASKAH PUBLIKASI Oleh: SRI MULYATI NIM :100565201197 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: vanthu

Post on 01-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

PELAKSANAAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAN KEKAYAAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

SRI MULYATINIM :100565201197

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANG

2017

Page 2: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

PELAKSANAAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAN KEKAYAAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SRI MULYATIProgram Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan ilmu Politik Universitas

Maritim Raja Ali Haji

A B S T R A K

Salah satu program dari pemerintah daerah adalah memberikan bantuan kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri 39 Tahun 2012 Bantuan Sosial dijelaskan bahwa bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Berdasarkan aduan masyarakat kepada salah satu LSM di Kepulauan Riau permasalahan mengenai dana bantuan sosial yaitu semuanya makan waktu yang cukup lama dan kebanyakan hasilnya tidak dibantu kalau tidak mengenal orang dalam termasuk kalau tidak ada rekomendasi secara lisan dari penentu pengesahan APBD Kepri.Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Pelaksanaan Prinsip Transparansi Dalam Penyaluran Dana Bantuan Sosial Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Dalam penelitian ini informan adalah pegawai Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau, kemudian masyarakat penerima bantuan sosial, serta LSM yang ikut mengawasi pelaksanaan bantuan sosial di Provinsi Kepulauan Riau. Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan Pelaksanaan Prinsip Transparansi Dalam Penyaluran Dana Bantuan Sosial Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau belum sepenuhnya transparan, hal ini dikarenakan informasi mengenai waktu belum optimal, sebenarnya pihak BPKKD sudah memberikan informasi, namun memang kadang ada faktor di lapangan yang tidak memungkinkan informasi di keluarkan 7 hari seperti pejabat yang tidak di tempat, dan lain sebagainya.kenyataannya informasi mengenai prosedur, alur dan syarat ini tidak diinformasikan secara jelas tidak ada, informasi hanya disampaikan langsung oleh bendahara pos bantuan melalui penjelasan

Kata Kunci : Bantuan Sosial, Transparansi

1

Page 3: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

A B S T R A C T

One of the programs of the local government is to provide assistance to the community. Minister Regulation No. 39 of 2012 About Grants And Social Assistance explained that social assistance is providing assistance in the form of cash / goods from local governments to individuals, families, groups and / or people that are not continuously and selectively aimed at protecting of the possibility of social risk. Based on public complaints to one of the NGOs in Riau Islands issues regarding social assistance funds are all ate quite a long time and most of the results were not helped when not know the person, including when there is no verbal recommendation of decisive endorsement Kepri budget.

The purpose in this study to determine the Implementation of Transparency In the Social Aid Fund distribution On Financial Management Board and the Regional Intellectual Riau Islands Province. In this study, the informant was an employee of Finance and Wealth Management Regional Riau Islands province, then the beneficiaries of social, as well as NGOs participating in supervising the implementation of social assistance in the province of Riau Islands. Analysis of the data used in this research is the analysis of qualitative data.

Based on this research can be concluded Implementation of Transparency In Fund distribution of Social Assistance On Financial Management Agency and Local Resources Riau Islands province has not fully transparent, this is because the information regarding the time is not yet optimal, in fact the BPKKD already provide the information, but indeed sometimes there are factors in a field that does not allow that the information 7 days as officials are not in place, and others sebagainya.kenyataannya information regarding procedures, workflow and not informed of this requirement clearly does not exist, only information submitted directly by the treasurer post help with explanation.

Keywords: Social Aid, Transparency

2

Page 4: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

I PENDAHULUANA. Latar BelakangOtonomi daerah akan menjadi formulasi yang tepat apabila diikuti dengan serangkaian perubahan di sektor publik. Dimensi reformasi sektor publik tidak saja sekedar perubahan format institusi, akan tetapi mencakup pembaharuan alat-alat yang digunakan untuk mendukung berjalannya lembaga-lembaga publik tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel sehingga cita-cita mewujudkan good governance benar-benar akan tercapai. Untuk itu maka diperlukan reformasi kelembagaan (institutional reform) menyangkut pembenahan seluruh alat-alat pemerintahan di daerah baik suprastuktur maupun infrastrukturnya, yang intinya adalah adanya pemberdayaan masing-masing elemen yang ada di daerah, yaitu masyarakat (stakeholder), pemerintah daerah (executive), dan DPRD. Disamping itu, pentinya reformasi manajemen sektor publik (public management reform) terkait dengan perlunya digunakan model manajemen pemerintahan yang baru dan sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.Salah satu indikator penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertangung jawab yaitu peningkatan kemampuan pendapatan asli daerah (PAD) atau peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan daerah yang terdiri atas : hasil pajak daerah; hasil retribusi daerah; hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah; serta dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sahSalah satu aspek dari pemerintahan daerah yang harus diatur dengan baik

dan hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Anggaran daerah merupakan suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang, umumnya disusun untuk satu tahun. Di samping itu anggaran merupakan alat kontrol atau pengawasan terhadap pengeluaran maupun pendapatan di masa yang akan datang. Sebagai instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah, Anggaran Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menduduki posisi sentral (central position) dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintahan daerah. Pada hakekatnya, anggaran daerah merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat sesuai dengan tujuan dari otonomi daerah itu sendiri. Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Dalam kaitan ini, proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran hendaknya difokuskan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan aktivitas atau program yang menjadi prioritas dan preferensi daerah.Prinsip-prinsip dari kepemerintahan yang baik sebetulnya berlaku dan semestinya diterapkan bagi kehidupan internasional, nasional, provinsi, lokal. Memasuki era reformasi sangat disadari pentingnya membangun kembali

3

Page 5: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

manajemen pemerintahan melalui paradigma baru menuju good governance dengan tiga prinsip dasar yaitu: transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas, dan kemudian menyadari pentingnya prinsip-prinsip ini.Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan negara tidak lepas dari masalah transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah harus bermanfaat dalam pengertian dapat mendukung pengambilan keputusan dan dapat dipahami oleh para pemakai (Huang dkk., 1999 dalam Xu dkk., 2003).Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam PP No. 24 tahun 2005, berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. (Galuh : 2012)

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memeroleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.Artinya, informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan, transparansi mengisyaratkan bahwa laporan keuangan tidak hanya dibuat tetapi juga terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat, karena aktivitas pemerintah adalah menjalankan amanat rakyat. (Mardiasmo: 2006).

Sejumlah poin informasi mengenai tindakan pemberi layanan, misalnya alasan yang melatar belakangi tindakan, bentuk tindakan yang diharuskan serta waktu dan cara melakukan tindakan dimaksud, harus

tersedia bagi stakeholders dan masyarakat luas. Dengan leluasa mengakses berbagai informasi, secara tidak langsung dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk turut menilai sejauh mana keberpihakan pemerintahnya- telah mengakomodir kebutuhan dasar yang selama ini menjadi harapan masyarakat.

Pada dasarnya konsep Good Governance memberikan rekomendasi pada sistem pemerintahan yang menekankan pada kesetaraan antara lembaga-lembaga Negara baik pusat maupun daerah, sektor swasta, dan masyarakat madani (Civil Society). Good Governance juga mempunyai arti pandangan dari sebuah kesepakatan menyangkut pengaturan Negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani (Civil Society), dan sector swasta. Good Governance adalah policy stakeholders forum artinya kelompok – kelompok masyarakat yang dilibatkan adalah perwakilan elemen-elemen yang terpengaruh oleh kebijakan publik yang sedang proses. Kesepakatan itu mencakup keseluruhan bentuk mekanisme, proses dan lembaga-lembaga (elemen-elemen) di mana kelompok masyarakat mengutarakan kepentingannya.Salah satu Badan yang bertugas dalam mengelola keuangan daerah untuk program kesejahteraan masyarakat harus menjalankan prinsip transparansi. Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Kepulauan Riau dalam mengelola keuangan derah harus menjalankan prinsip transparansi yang merupakan konsep yang sangat penting dengan semakin kuatnya keinginan untuk terus mengembangkan praktik good governance yang mensyaratkan adanya ruang khusus transparansi

4

Page 6: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

dalam seluruh proses penyelenggaraan ke pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan. Dengan kata lain pemerintah pada setiap tingkatan, terutama pada level layanan yang bersentuhan langsung dengan penerima manfaat layanan dituntut untuk terbuka dan menggaransi ruang yang dapat diakses oleh stakeholders terhadap berbagai sumber informasi tentang proses kebijakan publik. Salah satu program dari pemerintah daerah adalah memberikan bantuan kepada masyarakat. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Sedangkan dana hibah adalah pemberian uang/ barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.Pemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri 32 Tahun 2011 kemudian di revisi 39 Tahun 2012 dan terakhir Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Bantuan sosial tersebut menjadi salah satu jenis belanja daerah yang menyedot perhatian banyak pihak. Bukan saja masyarakat/kelompok

masyarakat, Gubernur/Bupati/Walikota, dan anggota DPRD yang berkepentingan dengan bantuan sosial tetapi juga LSM, ICW, dan media massa ikut menyorot dan mengawasi permasalahan-permasalahan di sekitar bansos. Bantuan sosial menjadi menarik karena banyak pihak yg membutuhkannya.Permasalahan-permasalahan sekitar bansos antara lain pemberian bansos tidak sesuai dengan ketentuanatau prosedur pencairan, bantuan sosialtidak diterima orang yang benar-benar berhak Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah salah satu kantor yang bertugas untuk melayani masyarakat lewat pengurusan bantuan sosial salah satunya adalah beasiswa. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan uang/barang atau jasa dari Pemerintah Daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi masyarakat, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Berdasarkan aduan masyarakat kepada salah satu LSM di Kepulauan Riau permasalahan mengenai dana bantuan sosial yaitu semuanya makan waktu yang cukup lama dan kebanyakan hasilnya tidak dibantu kalau tidak mengenal orang dalam termasuk kalau tidak ada rekomendasi secara lisan dari penentu pengesahan APBD Kepri. Masyarakat Kepulauan Riau yang tempat tinggalnya jauh seperti di Lingga, Natuna, Tanjung Balai Karimu dan Batam yang hanya bolak-balik menanyakan proses dari proposal yang

5

Page 7: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

mereka ajukan bahkan ada yang sampai berbulan-bulan. Jadi dari komitmen dalam memperjuangkan Provinsi Kepulauan Riau sudah jauh dari harapan masyarakat karena sistim dalam pelayanan di kantor Gubernur khususnya Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau dianggap sebagian masyarakat sangat mengecewakan. (Sumber : La Ode Kamaruddin, LSM Komite Amanat Masyarakat Independen. Dikutip dalam beritalsmkamikepri)Kemudian Himpunan Cerdik Pandai Muda Melayu (Cindai) Provinsi Kepulauan Riau mengajukan permohonan penjelasan dan data realisasi dana hibah dan bantuan sosial APBD Provinsi Kepulauan Riau TA. 2014 dan 2015 yang terindikasi KKN. Himpunan ini menjelaskan bahwa menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak korupsi, Cindai sebagai organisasi yang berbadan hukum yang merupakan penggiat anti korupsi dan pemantau lingkungan merasa punya tanggungjawab dalam mengawas dan memantau segala kebijakan yang menyalahi aturan dan pengaturan yang berlaku dan tidak berpihak kepada rakyat yang terindikasi kuat dengan tindak pidana korupsi dibidang pengelolaan dana hibah dan batuan sosial APBD Provinsi Kepulauan Riau Ta 2014-2015. Berikut hasil investigas yang dipaparkan adalah :

1. Penerimaan bantuan sosial tidak sesuai amanat peraturan perundang-undangan, hal ini dilihat karena penerima bansos bukanlah organisasi yang benar-benar sudah berdiri dan berbadan hukum serta memiliki

tertib administrasi yang sesuai amanat Peraturan Perundang-Undangan jelas sesuai pasal 8 ayat 1 Nomor 2 Tahun 2012 tentang hibah daerah.

2. Ditemukan beberapa organi sasi dan ormas yang meenerima bansos merupakan organisasi yang mendadak hadir hanya untuk mengambil dana bansos. Hal ini bisa dibuktikan dengan melakukan verifikasi data dan investigasi lapangan sebenar-benarnya. Bukan hanya unsure titipan atau permainan oknum pejabat-pejabat yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

3. Adanya sistem bagi hasil dari penerima dan pejabat pemerintah sebagai persengkokolan antar oknum pejabat pemerintah dengan oknum luar pemerintahan

Berdasarkan gejala permasalahan tersebut, dalam hal ini peneliti akan mengambil judul penelitian :PELAKSANAAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM PENERIMAAN DANA BANTUAN SOSIAL PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU.B. Perumusan Masalah

Seperti yang kita ketahui bahwasanya pemerintah harus menjalankan prinsip-prinsip dalam Good Governance yang mana salah satunya adalah transparansi. Untuk menjadikan pemerintahan yang baik maka setiap aparatur pemerintah harus terbuka dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat untuk itu dapat dirumuskan permasalahan: “ApakahPelaksanaan Penerimaan Dana Bantuan Sosial Pada Badan

6

Page 8: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau sudah sesuai dengan prinsip Transparansi?”.C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini pada

dasarnya adalah untuk mengetahui Pelaksanaan Prinsip Transparansi Dalam Penerimaan Dana Bantuan Sosial Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau

2. Kegunaan Penelitian

Setelah mengidentifikasi dan merumuskan masalah tersebut di atas, maka penulis berharap penelitian ini dapat berguna:

a. KegunaanPraktis : Diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan masukan dan saran agar pemerintah khususnya Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau

b. KegunaanAkademis: Dengan adanya tulisan penelitian ini dapat memberikan referensi dan data untuk penelitian-penelitian berikutnya khususnya dalam transparansi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat

D. Konsep Operasional

Konsep Operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, dengan kata lain konsep operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun fungsi dari konsep operasional adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena atau gejala-gejala yang

diamati dengan jelas, logika, atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan fenomena yang diteliti atau dikaji. Operasionalisasi konsep dalam hal ini dapat dilihat dari dimensi yang dikemukakan oleh Menurut Dwiyanto (2008:236) Tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur transparansi:

1. Mengukur tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publikPenilaian terhadap peningkatan keterbukaan disini meliputi seluruh proses pelayanan publik termasuk didalamnya adalah persyaratan, biaya, dan waktu yang dibuthkan serta mekanisme atau prosedur pelayanan yang harus dipenuhi

2. Seberapa mudah prosedur pelayanan dapat dipahami oleh penggunaMasyarakat dengan mudah memahami persyaratan, prosedur, biaya dan waktu yang diperlukan sebagaimana adanya merupakan hal yang sangat penting bagi para pengguna.

Kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai beberapa aspek penyelenggaraan pelayanan publik.Semakin mudah pengguna memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan public semakin tinggi tingkat transparansi.

E. Metode Penelitian

7

Page 9: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Jenis penelitian yang akan peneliti laksanakan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang mana peneliti dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, hanya akan memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang sesuai dengan ruang lingkup judul penelitian. Sugiono (2005:11) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain”.

Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk mengumpulkan data tentang Pelaksanaan Prinsip Transparansi Pada Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena yang terjadi berkaitan dengan transparansi. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tanpa melakukan pengujian hipotesa

F. Teknik Analisis DataAnalisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yaitu dengan melakukan terlebih dahulu mendeskripsikan, memverifikasi, menginterpretasikan untuk kemudian dianalisis sehingga memperoleh suatu kesimpulan. Moleong (2004:35) menyatakan analisa dan kualitatif adalah proses pengorganisasian, dan penguratan data kedalam pola dan kategori serta satu uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema yang seperti disarankan oleh data. Adapun langkah –

langkah analisa data yang dilakukan adalah : (1) menelaah dari semua data yang tersedia dari berbagai sumber, (2) reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi, (3) menyusun data kedalam satuan-satuan, (4) pengkategorian data sambil membuat koding, (5) mengadakan pemeriksaaan keabsahan data, dan (6) penafsiran data secara deskripsif.

II. LANDASAN TEORI

A. Transparansi

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Transparansi menurut meutiah yaitu adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik. Keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan dibuat berdasarkan pada preferensi publik.

Prinsip ini memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh pemerintah, dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi.Komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari pemerintah untuk membuka dan mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan. Transparansi

8

Page 10: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

harus seimbang dengan kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu. Karena pemerintahan menghasilkan data dalam jumlah besar, maka dibutuhkan petugas informasi professional, bukan untuk membuat dalih atas keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebarluaskan keputusan-keputusan yang penting kepada masyarakat serta menjelaskan alasan dari setiap kebijakan tersebut.

Definisi lain transparansi menurut Mardiasmo (2006 : 6) yaitu keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Krina (2003: 19) juga menyebutkan bahwa menurut Transparancy International, undang-undang Fredom of Information (FOI) bukan hanya mengatur tentang hak publik untuk mengakses informasi tetapi juga menekankan pada obligasi pemerintah untuk memfasilitasi akses tersebut.

Dari beberapa definisi transparansi yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa transparansi memiliki artian sebagai penjamin kebebasan dan hak masyarakat untuk mengakses informasi yang bebas didapat, siap tersedia dan akurat yang berhubungan dengan pengelolaan rumah tangga di pemerintah daerah mereka sehingga akanmenyebabkan terciptanya pemerintahan daerah yang baik dan memikirkan kepentingan masyarakat.

Transparansi merujuk pada ketersediaan informasi pada masyarakat

dan kejelasan tentang peraturan, undang-undang dan keputusan pemerintah. Yang indikatornya menurut Asian Development Bank adalah :

1. Akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu (accurate & timely) tentang kebijakan ekonomi dan pemerintahan yang sangat penting bagi pengambilan keputusan ekonomi oleh para pelaku swasta. Data tersebut harus bebas didapat dan siap tersedia (freely & readily available),

2. Aturan dan prosedur yang ”simple, straight forward and easy to apply “ untuk mengurangi perbedaan dalam interprestasi.

Krina (2003: 16-17) menyebutkan beberapa alat-alat ukur transparansi,yaitu :

1. Publikasi kebijakan publik melalui alat-alat komunikasi : annual reports, brosur, leaflet, pusat informasi, telepon bebas pulsa, liputan media, iklan layanan masyarakat, website, papan pengumuman, koran lokal.

2. Informasi yang disajikan : acuan pelayanan, perawatan data, laporan kegiatan publik, prosedur keluhan.

3. Penanganan keluhan : berita-berita kota di media massa dan lokal, notice of respon, limit waktu respon, opinion pools & survey tentang isu-isu kebijakan publik, komentar & catatan

9

Page 11: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

untuk draft kebijakan & peraturan, service users surveys.

Menurut KEPMENPAN nomor 26 tahun 2004 menjelaskan tentang transparansi “Transparansi penyelenggara pelayanan publik merupakan pelaksanaan tugas dan keinginan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi”.

Ratminto dan Winarsih (2012:19) untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik yang akan menimbulkan transparansi dalam proses pelayanan baik kepada publik maupun kepada unit instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dimana transparansi ini harus meliputi:

a. Kinerja Pelayananb. Biaya Pelayananc. Produk Pelayanan

Dari pendapat diatas untuk menyelenggarakan kinerja pelayaan publik tidak terlepas dari Transparansi pelayanan agar pelayanan yang dilakukan bisa memuaskan masyarakat. Tujuan dari Transparansi pelayanan ini adalah menurut Keputusan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara Nomor : 135 tahun 2004 menjelaskan bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menuju tercapainya pemerintah yang baik (good governance) perlu adanya pertanggungjawaban dari penyelenggara negara yang dilaporkan

pada setiap akhir tahun anggaran dalam suatu laporan kinerja instansi pemerintah.

Sehubungan dengan hal diatas menurut Keputusan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara nomor : 26 tahun 2004 menjelaskan bahwa perlunya Transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik ialah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 26 tahun 2004 dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada publik maupun kepada atasan/pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dimana pertanggung jawaban pelayanan publik meliputi :

a. Kinerja Pelayanan terbagi :1) Akuntabilitas pelayanan

publik dapat dilihat berdasarkan proses antara lain meliputi : Tingkat ketelitian, profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan aturan dan disiplin

2) Akuntabilitas kinerja pelayanan harus sesuai dengan Standar atau Akta/janji pelayanan publik yang ditetapkan

3) Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka, baik kepada publik maupun kepada atasan atau pimpinan unit

10

Page 12: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

pelayanan intansi pemerintah. Apabila terjadi penyimpangan dalam hal pencapaian standar, harus dilakukan upaya perbaikan.

4) Penyimpangan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus diberikan kompensasi pada penerima pelayanan.

5) Masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan secara berkala sesuai dengan mekanisme yang berlaku

6) Disediakan mekanisme pertanggungjawaban bila terjadi kerugian dalam pelayanan publik, atau jika pengaduan masyarakat tidak dapat tanggapan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

b. Biaya Pelayanan1) Biaya pelayanan dipungut

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan

2) Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan biaya pelayanan publik.Harus ditangani oleh petugas/pejabat yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan/Surat Penugasan dari pejabat yang berwenang.

c. Produk Pelayanan

1) Persyaratan teknis dan administratif harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan

2) Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah.

Dari konsepsi diatas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan sesunguhnya dari Transparansi pelayanan publik bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan perlindungan hak-hak masyarakat agar memperoleh pelayanan umum, keadilan dan kesejahteraan secara lebih baik, dapat bekerja sama dengan lembaga pegawasan masyarakat. Sedangkan tujuan akuntabilitas bagi aparat pemerintah untuk memberikan motivasi kepada para penyelenggara pelayanan publik dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, dan dapat diadakan semacam perlombaan dan pemberian penghargaan (reward) bagi unit kerja pelayanan yang menunjukkan prestasi kerjanya dan sanksi (punishment) bagi yang kinerja pelayanannya rendah.

Transparansi dalam konteks penyelenggaraan pelayanan publik adalah terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah dimengerti Ratminto dan Winarsih (2012 : 19). Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima kebutuhan pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan Ratminto dan Winarsih (2012 : 18). Jadi secara

11

Page 13: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

konseptual, transparansi dalam penyelenggaraan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah dimengerti oleh semua penerima kebutuhan pelayanan.

Menurut Dwiyanto (2008:236-240) setidaknya ada tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur transparansi pelayanan publik, yaitu :

1. Mengukur tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik

2. Peraturan dan prosedur pelayanan dapat dipahami oleh pengguna dan stakeholder lainnya

3. Kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan publik

Desentralisasi merupakan konsekuensi dari demokrasi, dan tujuannya adalah membangun good governance mulai dari akan rumput politik. Desentralisasi inilah yang menghasilkan local government (pemerintahan daerah)

Menurut Hamdi (2001 : 52-51) “Transparansi penyelenggaraan pelayanan publik adalah pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan/pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi”. Transparansi dibangun dalam suasana adanya aliran informasi yang bebas. Dalam suasana ini, proses, institusi, dan informasi dapat secara langsung di akses oleh mereka yang berkepentingan. Di samping itu, juga tersedia cukup informasi untuk memahami dan memonitor ketiga hal itu

Menurut Riswandha (2003:59), transparansi adalah rakyat paham akan keseluruhan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah. Jadi, transparansi itu berarti bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

Transparansi mensyaratkan bahwa pelaksana pelayanan publik memiliki pengetahuan tentang permasalahan dan informasi yang relevan dengan yang kegiatan pelayanan. Dalam konteks transparansi pelaksana pelayanan publik, pelaksana harus terbuka pada setiap tindakannya dan siap menerima kritikan maupun masukan, terutama yang dapat dari masyarakat adalah merupakan kebutuhan utama agar aparatur memahami aspirasi riil masyarakat. Keterbukaan sangat diperlukan untuk mengurangi peluang timbulnya perilaku aparatur yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Selanjutnya, menurut Ratminto dan Winasih (2012 : 209-216), paling tidak ada 10 (sepuluh) dimensi atau kondisi aktual yang diharapkan terjadi dalam transparansi penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu :

12

Page 14: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

a. Manajemen dan pelaksanaan pelayanan publik harus diinformasikan dan mudah diakses oleh masyarakat. Transparansi terhadap manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/pengendalian oleh masyarakat. Kegiatan tersebut harus dapat diinformasikan dan mudah diakses oleh masyarakat.

a. Prosedur pelayanan harus dibuat dalam bentuk Bagan Alir. Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu pelayanan. Prosedur pelayanan publik harus sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk Flow Chart (Bagan Alir) yang dipampang dalam ruangan pelayanan. Bagan Alir sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik karena berfungsi sebagai berikut :

1) Petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan.

2) Informasi bagi penerima pelayanan.

3) Media publikasi secara terbuka pada semua unit kerja pelayanan mengenai prosedur pelayanan kepada penerima pelayanan.

4) Pendorong terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien.

5) Pengendali (kontrol) dan acuan bagi masyarakat dan aparat pengawasan untuk melakukan penilaian/pemeriksaan terhadap konsistensi pelaksanaan kerja.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Bagan Alir adalah sebagai berikut :

1) Bagan Alir harus mampu menggambarkan proses pelayanan, petugas/pejabat yang bertanggung jawab untuk setiap tahap pelayanan, unit kerja terkait, waktu, dan dokumen yang diperlukan, dimulai dari penerimaan berkas permohonan sampai dengan selesainya proses pelayanan.

2) Model Bagan Alir dapat berbentuk bulat, kotak, dan tanda panah atau disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja masing-masing.

3) Ukuran Bagan Alir disesuaikan dengan luas ruangan, ditulis dalam huruf cetak dan mudah dibaca dalam jarak pandang minimal 3

13

Page 15: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

(tiga) meter oleh penerima pelayanan atau disesuaikan dengan kondisi ruangan.

4) Bagan Alir diletakkan pada tempat yang mudah dilihat oleh penerima pelayanan.

b. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan harus diinformasikan secara jelas pada masyarakat. Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik berupa persyaratan teknis dan atau persyaratan administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menentukan persyaratan, baik teknis maupun administratif harus seminimal mungkin dan dikaji terlebih dahulu agar benar-benar sesuai/relevan dengan jenis pelakanan yang akan diberikan. Harus dihilangkan segala persyaratan yang bersifat duplikasi dari instansi yang terkait dengan proses pelayanan. Persyaratan tersebut harus diinformasikan secara jelas dan diletakkan di dekat loket pelayanan, ditulis dengan huruf cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang minimum 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan.

c. Kepastian rincian biaya pelayanan harus diinformasikan secara jelas pada masyarakat. Biaya pelayanan adalah segala biaya dan rinciannya dengan nama atau sebutan apapun sebagai imbalan atas pemberian

pelayanan umum yang besaran dan tata cara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan per undang-undangan. Kepastian dan rincian biaya pelayanan publik harus diinformasikan secara jelas dan diletakkan di dekat loket pelayanan, ditulis dengan huruf cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang minimum 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan. Transparansi mengenai biaya dilakukan dengan mengurangi semaksimal mungkin pertemuan secara personal antara pemohon/penerima pelayanan dengan pemberi pelayanan. Unit pemberi pelayanan seyogyanya tidak menerima pembayaran secara langsung dari penerima pelayanan. Pembayaran hendaknya diterima oleh unit yang bertugas mengelola keuangan/Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah/unit pelayanan. Di samping itu, setiap pungutan yang ditarik dari masyarakat harus disertai dengan tanda bukti resmi sesuai dengan jumlah yang dibayarkan.

d. Kepastian dan kurun waktu penyelesaian pelayanan harus diinformasikan secara jelas pada masyarakat. Waktu penyelesaian pelayanan adalah jangka waktu penyelesaian suatu pelayanan publik mulai dari di lengkapinya/ di penuhinya persyaratan teknis dan atau persyaratan administratif sampai dengan selesainya suatu proses pelayanan. Unit pelayanan

14

Page 16: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan harus berdasarkan nomor urut permintaan pelayanan, yaitu yang pertama kaii mengajukan pelayanan harus lebih dahulu dilayani/diselesaikan apabila persyaratan lengkap (melak sanakan asas First in First Out/FIFO). Kepastian dan kurun waktu penyelesaian pelayanan publik harus diinformasikan secara jelas dan diletak kan di depan loket pelayanan, ditulis dengan huruf cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang mini mum 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan.

e. Pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan harus ditetapkan secara formal berdasarkan SK. Pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan dan atau menyelesaikan keluhan/

f. persoalan/sengketa, diwajibkan memakai tanda pengenal dan papan nama di meja/tempat kerja petugas. Pejabat/petugas tersebut harus ditetapkan secara formal berdasarkan Surat Keputusan/Surat Penugasan dari pejabat yang berwenang. Pejabat/petugas yang memberikan pelayanan dan menyelesaikan keluhan harus dapat menciptakan citra positif terhadap penerima pelayanan dengan memperhatikan sebagai berikut :a. Aspek psikologi dan

komunikasi, serta perilaku melayani.

b. Kemampuan melaksanakan empati terhadap penerima pelayanan, dan dapat mengubah keluhan penerima pelayanan menjadi senyuman.

c. Menyelaraskan cara penyampaian layanan melalui nada, tekanan dan kecepatan suara, sikap tubuh, mimik, dan pandangan mata.

d. Mengenal siapa dan apa yang menjadi kebu tuhan penerima pelayanan.

e. Berada di tempat yang ditentukan pada waktu dan jam pelayanan.

g. Lokasi pelayanan harus jelas. Tempat dan lokasi pelayanan diusahakan harus tetap dan tidak berpindah-pindah, mudah dijangkau oleh pemohon pelayanan, dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai termasuk penyediaan sarana telekomunikasi dan informatika (telematika). Untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan, dapat membentuk Unit Pelayanan Terpadu atau pos-pos pelayanan di Kantor Kelurahan/ Desa/Kecamatan serta di tempat-tempat strategis lainnya.

h. Janji pelayanan harus tertulis secara jelas. Akta atau janji pelayanan merupakan komitmen tertulis unit kerja pelayanan instansi pemerintah dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat. Janji pelayanan tertulis secara jelas, singkat dan mudah dimengerti, menyangkut hanya hal-hal yang esensial dan

15

Page 17: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

informasi yang akurat, termasuk di dalamnya mengenai standar kualitas pelayanan. Dapat pula dibuat "Motto Pelayanan", dengan penyusunan kata-kata yang dapat memberikan semangat, baik kepada pemberi maupun penerima pelayanan. Akta/janji, motto pelayanan tersebut harus diinformasikan dan ditulis dengan huruf cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang minimum 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan.

i. Standar pelayanan publik harus realistis dan dipublikasikan pada masyarakat. Setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib menyusun Standar Pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas dan kewenangannya, dan dipublikasi kan kepada masyarakat sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran kualitas kinerja yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan. Standar pelayanan yang ditetapkan hendaknya realistis, karena merupakan jaminan bahwa janji/komitmen yang dibuat dapat dipenuhi, jelas dan mudah dimengerti oleh para pemberi dan penerima pelayanan.

j. Informasi Pelayanan harus dipublikasikan dan disosialisasikan pada masyarakat melalui media. Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan kepada masyarakat, setiap unit

pelayanan instansi pemerintah wajib mempublikasikan mengenai prosedur, persyaratan, biaya, waktu, standar, akta/ janji, motto pelayanan, lokasi serta pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab sebagaimana telah diuraikan di atas. Publikasi dan atau sosialisasi tersebut di atas melalui antara lain, media cetak (brosur, leaflet, booklet), media elektronik (Website, Home Page, Situs Internet, Radio, TV), media gambar dan atau penyuluhan secara langsung kepada masyarakat.

B. Good Governance

Cita negara berdasarkan hukum, dimana masyarakatnya merupakan self regulatory society. Dengan demikian, pemerintah sudah dapat mereduksi perannya sebagai pembina dan pengawas implementasi visi dan misi bangsa dalam seluruh sendi-sendi kenegaraan melalui pemantauan terhadap masalah-masalah hukum yang timbul dan menindaklanjuti keluhan-keluhan masyarakat dan sebagai fasilitator yang baik. Dengan pengembangan sistem informasi yang baik, kegiatan pemerintahan menjadi lebih transparan, dan akuntabel, karena pemerintah mampu menangkap feedback dan meningkatkan peran serta masyarakat.

Dalam konteks lain (hukum), Pemerintahan yang baik merupakan suatu asas yang dikenal sebagai Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, yang merupakan jembatan antara norma hukum dengan norma etika. Menurut MM Billah , istilah ini mengartikan pada makna aslinya, yaitu Governing

16

Page 18: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

yang berarti mengarahkan atau mengendalikan atau yang mempengaruhi masalah publik dalam suatu Negeri. Karena itu Good Governance dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang berdasarkan pada nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik untuk mengwujudkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan dan kehidupan keseharian. Dengan demikian ranah Good Governance tidak terbatas pada negara atau birokrasi pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang direpresentasikan oleh Organisasi Non Pemerintah (ORNOP) seperti Lembaga Swadaya Masyarakat dan juga sektor swasta.

Singkatnya, tuntutan pada Good Governance tidak selayaknya di tujukan kepada penyelenggara Negara atau pemerintahan, melainkan juga pada masyarakat di luar struktural birokrasi pemerintahan secara bersemangat menuntut penyelenggaraan Good Governance pada negara.

Menurut Dwiyanto (2004;21), pemerintahan yang baik (good governance) sebagai sistem administrasi yang melibatkan banyak pelaku (multi stakeholders) baik dari pemerintah maupun di luar pemerintah, sedangkan Sedarmayanti (2003;2) menyatakan bahwa good governance merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan Negara dalam melaksanakan penyediaan publik goods and service. Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) salah satu unsur yang harus terpenuhi adalah adanya komitmen dari semua anggota dalam satuan organisasi / lembaga dalam mewujudkan kepemerintahan yang bersih, mengedepankan dan mempertimbangkan unsur-unsur

efektivitas, efisiensi dan ekonomis dalam memberikan layanan prima kepada publik.

Keberadaan governance menurut Subarsono (2003;39) digunakan karena institusi pemerintah (government) tidak lagi memadai jika diperlakukan sebagai satu-satunya institusi untuk menjalankan fungsi goverming.

Model-model untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik, UNDP dalam Sedarmayanti, (2004;37) antara lain :

1. Model kepemerintahan ekonomi (economic governance model) meliputi proses pembuatan keputusan yang memfasilitasi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi.

2. Model kepemerintahan politik (political governance model) : mencakup proses pembuatan berbagai keputusan untuk perumusan kebijakan .

3. Model kepemerintahan administratif (administrative governance model) : sistem implementasi kebijkan.

Implementasi dari good governance di era reformasi ditandai adanya kelembagaan dalam governance yang melibatkan secara aktif keberadaannya terhadap 3 komponen yaitu Negara, sektor swasta dan masyarakat yang saling berinteraksi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Negara menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, adapun masyarakat memfasilitasi interaksi sosial budaya politik, menggerakkan kelompok masyarakat untuk ambil bagian dalam kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

17

Page 19: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Pada dasarnya konsep Good Governance memberikan rekomendasi pada sistem pemerintahan yang menekankan pada kesetaraan antara lembaga-lembaga Negara baik pusat maupun daerah, sektor swasta, dan masyarakat madani (Civil Society). Good Governance juga mempunyai arti pandangan dari sebuah kesepakatan menyangkut pengaturan Negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani (Civil Society), dan sektor swasta. Good Governance adalah policy stakeholders forum artinya kelompok – kelompok masyarakat yang dilibatkan adalah perwakilan elemen-elemen yang terpengaruh oleh kebijakan publik yang sedang proses. Kesepakatan itu mencakup keseluruhan bentuk mekanisme, proses dan lembaga-lembaga (elemen-elemen) di mana kelompok masyarakat mengutarakan kepentingannya.

Kooiman dalam Sedarmayanti (2004:2) mengemukakan bahwa ialah”…serangkaian proses interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut”. Pada dasarnya, istilah governance bukan hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan saja, melainkan juga mengacu kepada arti pengurusan, pengarahan, pengelolaan, dan pembinaan penyelenggaraan. Dan berdasarkan dari apa yang diungkapkan oleh Kooiman di atas, dapat dipahami bahwa keterlibatan masyarakat dalam sistem pemerintahan merupakan semangat yang terdapat dalam konsep good governance.

Good Governance adalah pelaksanaan politik, ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah-

masalah bangsa. Pelaksanaan dilakukan dengan efektif dan efisien, responsive terhadap kebutuhan rakyat, dalam suasana demokratis, akuntabel dan serta transparan. Sesuai dari interprestasi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, maka pemerintah yang baik itu adalah pemerintah yang baik dalam ukuran proses maupun hasil hasilnya. Semua unsur-unsur dalam pemerintahan biasa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan rakyat serta menglibatakan semua elemen untuk mengambil kebijakan publik, menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat terwujudnya masyarakat madani (Civil Society). Menurut Sedarmayanti (2004:7) untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), ada beberapa unsur penting antara lain:

1. Akuntabilitas yaitu adanya kewajiban bagi aparatur pemerintahan untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan kewajiban yang ditetapkan.

2. Transparansi, kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap rakyatnya, baik pada tingkat pusat maupun daerah.

3. Keterbukaan yaitu menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah

18

Page 20: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

yang dinilainya tidak transparan.

4. Aturan hukum: kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang ditempuh.

Pelayanan publik sebagai penggerak utama juga dianggap penting oleh semua aktor dari unsur good governance.Para pejabat publik, unsur-unsur dalam masyarakat sipil dan dunia usaha sama-sama memiliki kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik.Ada tiga alasan penting yang melatar-belakangi bahwa pembaharuan pelayanan publik dapat mendorong praktik good governance di Indonesia. Pertama, perbaikan kinerja pelayanan publik dinilai penting oleh stakeholders, yaitu pemerintah , warga, dan sektor usaha. Kedua, pelayanan publik adalah ranah dari ketiga unsur governance melakukan interaksi yang sangat intensif. Ketiga, nilai-nilai yang selama ini mencirikan praktik good governance diterjemahkan secara lebih mudah dan nyata melalui pelayanan public

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 28 Tahun 2009 di jelaskan tugas dan fungsi dari Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau, yaitu: Badan keuangan dan kekayaan daerah mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam menyiapkan bahan dan perumusan

kebijakan perancangan anggaran keuangan daerah, mengelola administrasi keuangan, pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan daerah, serta membina administrasi keuangan pemerintah provinsi kepulauan riau, perumusan kebijakan dan fasilitas keuangan daerah provinsi kepulauan riau serta melakukan evaluasi dan pembinaan atas APBD/ P-APBD kota/ kabupaten se Provinsi Kepulauan Riau, melakukan pengelolahan kekayaan daerah serta melakukan fungsi bendahara umum daerah (BUD) selaku pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) merumuskan dan melaksankan kebijakan teknis di bidang keuangan dan kekayaan daerah serta melaksanakan tugas dekonsentrasi dan juga pembantuan yang diserahkan oleh gubernur sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.

Fungsinya adalahPelaksanaan kegiatan kesekretariatan, meliputi pembinaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian pengelolaan administrasi keuangan pemerintah provinsi kepulauan riau, pembinaan pelaksanaan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan anggaran Badan Usaha Milik Daerah, pengumpulan data dan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan daerah, penyiapan data dan bahan pembinaan dan petunjuk teknis penyelenggaraan anggaran, perbendaharaan, pendapatan dan penerimaan pembiayaanm pengendalian dan pemberdayaan asset dan investasi dalam rangka pengelolaan keuangan daerah. Pelaksanaan evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/ kota se-provinsi kepulauan

19

Page 21: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

riau, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penyusunan dan pelaksanaan dari pada kebijakan pengelolaan keuangan daerah. Penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan rancangan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD) selaku Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD).Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Pengendalian pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah. Pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 28 Tahun 2009 di jelaskan tugas dan fungsi dari Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau, yaitu:

Tugasnya:

Yaitu: Badan keuangan dan kekayaan daerah mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan perancangan anggaran keuangan daerah, mengelola administrasi keuangan, pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan daerah, serta membina administrasi keuangan pemerintah provinsi kepulauan riau, perumusan

kebijakan dan fasilitas keuangan daerah provinsi kepulauan riau serta melakukan evaluasi dan pembinaan atas APBD/ P-APBD kota/ kabupaten se Provinsi Kepulauan Riau, melakukan pengelolahan kekayaan daerah serta melakukan fungsi bendahara umum daerah (BUD) selaku pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) merumuskan dan melaksankan kebijakan teknis di bidang keuangan dan kekayaan daerah serta melaksanakan tugas dekonsentrasi dan juga pembantuan yang diserahkan oleh gubernur sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1. Mengukur tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik

Pihak BPKKD dijelaskan bahwa mengatakan memang untuk kepastian prosedur waktu belum dapat di publikasikan langsung kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan takut adanya ketidaksesuaian antara peraturan yang sudah dibuat dengan yang dilapangan. Seperti contohnya dalam kepastian waktu, memang dalam ketentuannya membuat bantuan sosial itu minimal 7 hari hanya saja yang sering terjadi misalnya pejabat bersangkutan tidak berada ditempat, atau masalah teknis lainnya seperti mati lampu, komputer rusak dan lain sebagainy.

Dari hasil observasi diatas dan dari hasil wawancara dapat diambil kesimpulan bahwa di KantorBPKKDmengenai kepastian waktu dan biaya haruslah menjadi perhatian.Seperti membuat papan persyaratan, alur prosedur yang berisi biaya dan waktu penyelesaian setiap

20

Page 22: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

pengurusan.Jika terjadi keterlambatan terhadap penyelesaian maka haruslah diinformasikan terlebih dahulu.Begitu juga dengan biaya jika ada perubahan dengan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat maka harus terlebih dahulu dijelaskan kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas pada Kantor BPKKD Provinsi Kepulauan Riau.

Buruknya kinerja pelayanan publik selama ini antara lain dikarenakan belum di laksanakannya transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu, pelayanan publik harus dilaksanakan secara transparan oleh setiap unit pela yanan instansi pemerintah karena kualitas kinerja biro krasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

2. Seberapa mudah prosedur pelayanan dapat dipahami oleh pengguna

untuk kedepannya pihak BPKKD Provinsi Kepulauan Riauakan selalu berupaya untuk meningkatkannya, baik itu dari sisi pegawainya, metode kerjanya ataupun dari pelaksanaan pelayanan yang kita berikan. Sebab kita menyadari bahwa, keluhan dari masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan yang diterima merupakan suatu bentuk ketidak nyamanan dari pelayanan yang diberikan. Untuk waktu setiap penyelesaian keluhan tergantung dari apa masalah yang terjadi. Biasanya jika keluhan tidak terlalu berat maka pegawai akan segera mencarikan solusi tetapi jika tidak dapat diselesaikan

maka akan dibahas seperti di rapat untuk dibicarakan bersama.

Sehubungan dengan pelaksanaan penerimaan dan pengurusan bantuan sosial di BPKKD Provinsi Kepulauan Riau maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk tindakan dalam kemudahan prosedur pelayanan pengurusan bantuan sosial masih perlu perbaikan, Dalam fase penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan kedudukan peran aparatur pemerintah sangat penting dan menentukan. Hal ini dikarenakan aparaturpemerintah berkewajiban memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

3. Kemudahan untuk memperoleh informasi

informasi mengenai prosedur, alur dan syarat ini tidak diinformasikan secara jelas tidak ada, informasi hanya disampaikan langsung oleh bendahara pos bantuan melalui penjelasan. Masyarakat yang akan ingin mengajukan permohonan bantuan dianjurkan membuat proposal ke Pemerintah Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat pada tahun berjalan yang nantinya akan dimasukan dalam penyusunan anggaran APBD tahun berikutnya.

BPKKD Prov.Kepri akan memberikan Informasi terkait proses mulai dari surat permohonan sampai proses pencairan dana bantuan sosial, proses pencairan kurang lebih 7 hari kerja. Melalui Telepon yang tertera dalam surat permohonan yang bersangkutan.Kendala badan pengelolaan keuangan dan

21

Page 23: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

kekayaan daerah Provinsi Kepulauan Riau dalam menyalurkan bantuan sosial ini ketika Anggaran untuk Dana Bantuan Sosial tersedia dalam APBD tidak ada. Namun kenyataannya waktu pencairan tetap tidak bisa ditentukan pihak BPKKD akan menginformasikan lewat nomor telepon yang bersangkutan yang tertera di dalam surat permohonan

V. PENUTUPA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan Pelaksanaan Prinsip Transparansi Dalam Penerimaan Dana Bantuan Sosial Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau belum sepenuhnya transparan, hal ini dikarenakan di Kantor BPKKD mengenai kepastian waktu dan biaya haruslah menjadi perhatian. Seperti membuat papan persyaratan, alur prosedur dan waktu penyelesaian setiap pengurusan. Jika terjadi keterlambatan terhadap penyelesaian maka haruslah diinformasikan terlebih dahulu. Begitu juga dengan biaya jika ada perubahan dengan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat maka harus terlebih dahulu dijelaskan kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas pada Kantor BPKKD Provinsi Kepulauan Riau.untuk tindakan dalam kemudahan prosedur pelayanan pengurusan bantuan sosial masih perlu perbaikan.

Dalam fase penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

kedudukan peran aparatur pemerintah sangat penting dan menentukan. Hal ini dikarenakan aparatur pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. informasi mengenai waktu belum optimal, sebenarnya pihak BPKKD sudah memberikan informasi, namun memang kadang waktu tidak dapat ditentukan seperti pejabat yang tidak di tempat, dan lain sebagainya.kenyataannya informasi mengenai prosedur, alur dan syarat ini tidak diinformasikan secara jelas tidak ada, informasi hanya disampaikan langsung oleh bendahara pos bantuan melalui penjelasan

B. Saran

Adapun saran dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya ada tata cara prosedur dalam pengurusan bantuan sosial di BPKKD Provinsi Kepulauan Riau agar lebih mempermudah dalam pengurusan

2. Harus ada papan informasi yang menginformasikan tentang waktu pencairan dan siapa saja yang mendapatkan bantuan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsami. 2002 “ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek “ edisi revisi v, Jakarta : Reneka Cipta Jakarta.

22

Page 24: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Dwiyanto, Agus. 2004. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: PPSK-UGM

Galuh Nur. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Hamdi, Muchlis. 2001.Good Governance dan Kebijakan Otonomi Daerah.Jurnal Otonomi Daerah, Vol. I (2), Oktober 2001, hal. 52-54.

Kumorotomo, Wahyudi. 2005. Akuntabilitas Birokrasi Publik, Sketa Pada Masa Transisi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

Krina, Loina L. 2003. Indikator Dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas. Transparasi Dan. Partisipasi.Jakarta : BAPENAS.

Lukman, Sampara. 2003 “Manajemen Kualitas Pelayanan” Cetakan Kedua, Jakarta : PT. Rama Press.

Mahmudi, 2010, Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Ratminto dan Winarsih Atik Septi. 2012. ”Manajemen Peleyanan” pengembangan model konseptuan, penertapan citizen’s Charter dan Standar Pelayanan minimal, Jakarta : Pustaka Belajar.

Riswandha Imawan. 2003. ”Desentralisasi, Demokratisasi, dan Pembentukan Good Governance.” Jurnal Otonomi Daerah, Vol. II (6), Juni 2003, hal.56-60.

Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: Mandar Maju

___________. 2004. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) Bagian Kedua: Membangun Manajemen Sistem Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance (Kepemerintahan

23

Page 25: Kualitas Pelayanan Jasa Terminal Penumpang …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewPemberian bantuan sosial ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

yang Baik). Bandung: Mandar Maju.

Subarsono. 2003. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Sugiono. 2005, Metode Penelitian Administratif, Bandung : Alfabeta.

24