kualitas pelayanan jasa terminal penumpang...

37
STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LINGGA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA TAHUN 2014- 2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FATMAJA SARI NIM : 120565201073 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

Upload: dodieu

Post on 06-Jul-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LINGGA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA TAHUN

2014-2015

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

FATMAJA SARINIM : 120565201073

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANG

2017

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LINGGA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN

WISATA TAHUN 2014-2015

FATMAJA SARIProgram Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Danilmu Politik Universitas

Maritim Raja Ali Haji

A B S T R A K

Pariwisata termasuk salah satu industri yang strategis dilihat dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa sekaligus sebagai instrumen untuk melestarikan lingkungan. Kabupaten lingga cukup banyak memiliki tempat wisata, namun yang sering di kunjungi oleh para wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara hanya ada beberapa obyek wisata saja. Fenomena yang terjadi adalah belum berkembangnya sektor pariwisata di Kabupaten Lingga, selain dapat dilihat dari penurunan angka kunjungan baik domestic maupun luar negeri dan penerimaan sektor pariwisata. Dengan predikat bunda tanah melayu seharusnya Kabupaten Lingga lebih menjadi magnit di dalam menarik kunjungan wisatawan.Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga dalam meningkatkan kunjungan wisata. Jumlah informan yang diambil sebanyak 4 orang informan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa masih terdapat hambatan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Lingga Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Tahun 2014-2015. yaitu kurangnya media informasi dalam penyampaikan informasi Pariwisata Kabupaten Lingga, karena selama ini Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga baru menyediakan informasi melalui brosur dan website saja sebagai media iklan dan promosi. Bahkan pada website yang sudah ada tetapi tidak banyak dikenal dan tidak diberikan informasi yang efektif dan menarik bagi pengunjung. kemudian sudah adanya anggaran yang ditetapkan oleh dinas pariwisata, dana dikucurkan dari APBD dan APBN, namun belum memadainya anggaran APBD Kabupaten Lingga yang dialokasikan untuk pelestarian kebudayaan dan pengembangan pariwisata serta minimnya dukungan dana dari APBD Provinsi Kepulauan Riau dan APBN.

Kata Kunci : Pariwisata, Strategi, Kunjungan Wisata

1

A B S T R A C T

Tourism is one industry that is strategic in terms of economic and social development of culture for tourism to encourage the creation of jobs, improvement of people's income, improving the quality of society and can add a sense of patriotism towards the nation's cultural values as well as an instrument for preserving the environment. District phallus pretty much has the sights, but that is often visited by tourists and foreign tourists archipelago there are only a few sights only. The phenomenon that occurs is not yet developed the tourism sector in the district of Linga, in addition can be seen from the decline in the number of visits both at home and abroad and tourism receipts. Malay ground with honors mothers should Lingga District over a magnet in attracting tourists.

The purpose of this research to know the strategies of Culture and Tourism District Lingga in increasing tourist traffic. The number of informants were taken as many as four informants of Culture and Tourism District Lingga. Analysis of the data used in this research is the analysis of qualitative data.

Based on the results of the study it can be concluded that there are still barriers to the Department of Culture and Tourism to Increase Visits Lingga District Tourism Year 2014-2015. namely the lack of information in the submit Lingga District Tourism information, because all this new Lingga District Tourism Office provides information through brochures and websites only as a medium for advertising and promotion. Even on websites that already exist but are not widely known and not given effective information and attractive to visitors. then had the budget set by the department of tourism, funds disbursed from the budget and the state budget, but not yet inadequate budget Lingga district budget allocated for the preservation of culture and tourism development as well as the lack of financial support from the Riau Islands Provincial Budgets and State Budget.

Keywords: Tourism, Strategy, Vacation

2

I PENDAHULUANA. Latar Belakang

Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar didunia dan bergerak paling dinamis, seiring dengan terjadinya era globalisasi serta teknologi yang mendukung kemudahan seseorang untuk dapat melakukan perjalanan wisata. Hal inilah yang menyebabkan industri pariwisata tetap dapat menjadi sektor yang menjanjikan dimasa yang akan datang, meskipun industri pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu dan kondisi memberikan implikasi langsung terhadap perkembangan situasi yang disebabkan oleh faktor politik dan keamanan pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi.

Pariwisata termasuk salah satu industri yang strategis dilihat dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa sekaligus sebagai instrumen untuk melestarikan lingkungan.Sektor pariwisata diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat seluruhnya. Banyak sekali yang sudah mengadakan pembenahan sektor pariwisata didaerahnya. Di dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Perencanaan tersebut harus

mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program ekonomi, fisik, dan sosial. Disamping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata.

Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan kepariwisataan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan dan keamanan, oleh karena itu dibutuhkan strategi-strategi khusus dari pemerintah untuk mengembangkan kepariwisataan nasional. Karena dengan cara itu pengembangan dapat lebih mudah dilaksanakan oleh pemerintah atau masyarakat luas.

Banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diambil dalam pengembangan pariwisata nasional kita, selain itu juga ada banyak hal yang lainnya yang dapat menunjang perkembangan kepariwisataan nasional kita di zaman era globalisasi ini. Selain itu dampak pariwisata terhadap pemerintah daerah juga sebagai salah satu penyumbang pendapatan yang sangat besar. Kenyataan bahwa sektor yang berpotensi mendatangkan devisa telah mendorong pemerintah khususnya mendukung kegiatan dunia

3

kepariwisataan dengan kebijakan-kebijakan dalam perumusan undang-undang pariwisata. Sehingga pengembangan dan pembangunan pariwisata kedepan mampu memberikan dampak positif dalam upaya peningkatan wisatawan yang akan berkunjung ke indonesia khususnya pada wilayah kabupaten lingga.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara untuk dapat berkunjung dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan wisatanya. Melalui transaksi itulah masyarakat daerah wisata akan lebih terangkat taraf hidupnya karena dapat memanfaatkan peluang didaerah wisata serta negara mendapat devisa dari wisatawan mancanegara yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.

Pariwisata bukanlah kegiatan yang menghasilkan upah, sebaliknya dengan mengadakan perjalanan pariwisata maka seseorang mengeluarkan biaya. Jenis biaya yang dimaksud antara lain biaya konsumsi, biaya transportasi, biaya menginap, dan biaya lainnya. Biaya ini dikeluarkan sesuai dengan sarana yang digunakan oleh wisatawan ketika melakukan kunjungan wisata.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kepariwisataan dalam Pasal 3 dapat dilihat bahwa kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan daerah; meningkatkan kesejahteraan masyarakat; membuka lapangan kerja; melestarikan sumber daya alam, buatan dan peninggalan budaya; melestarikan dan mengembangkan kebudayaan; mengangkat citra daerah; memupuk rasa cinta tanah air, memperkuat kearifan lokal; dan mempererat persahabatan antar daerah dan antar bangsa.

Kabupaten lingga cukup banyak memiliki tempat wisata, namun yang sering di kunjungi oleh para wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara hanya ada beberapa obyek wisata saja. Obyek wisata yang sering di kunjungi di Kabupaten Lingga ialah Lubuk Papan, Air Terjun Resun, Pantai Pasir Panjang, Pantai Batu Ampar, Pemandian Air Panas, Pulau Benan dan Pulau Penaah.

Wisata Lingga masuk RPJMD Provinsi Kepulauan Riau yaitu termasuk dalam sektor pariwisata peluang investasi, dimana dijelaskan bahwa kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata salah satunya Kabupaten Lingga. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Alam dan Wisata Bahari dengan daya tarik penunjang budaya, sejarah, bahari dan ekonomi kreatif dan wilayah pengembangan Dabo Singkep, Daik dan Senayang. Dalam RPJMD tersebut

4

juga dijelaskan bahwa akan ada pengelolaan dan pengembangan wisata dengan konsep ekowisata bahari di Kabupaten Lingga. Kemudian Situs kemegahan Kerajaan Melayu di Lingga yang menjadi akar kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, seperti berbagai atraksi wisata lainnya seperti dragon boat, festival musik Dangkung, Kenduri Seni Melayu, Festival Makanan Tradisional, Festival Budaya Melayu lnternasional menambah semarak dan keanekaragaman produk unggulan. (Sumber : bappeda.kepriprov.go.id)

Kemudian Provinsi Kepulauan Riau menjadikan peluang investasi wisata sejarah antara lain penyediaan Fasilitas transportasi untuk menuju ke tempat wisata sejarah di Kabupaten Lingga serta penyediaan penginapan dan tempat perbelanjaan. (Sumber : bappeda.kepriprov.go.id)

Kemudian Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD Kabupaten Lingga 2016-2021 dalam rangka mewujudkan RPJP 2005-2025 tahapan lima tahun yang 3 dan 4, menuju terwujudnya Kabupaten Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu berbasis kepada Kepulauan dan Agrominawisata menuju masyarakat sejahtera (visi RPJP 2005-2025). Sehingga wisata menjadi sektor unggulan. Kemudian di tuangkan dalam rencana strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga 2010-2015 dengan rencana aksi yaitu :

1. Mengoptimalkan pengembangan potensi wisata dengan memanfaatkan predikat sebagai bundak tanah melayu, kedekatan dengan Bntan dan Batam, Keterkaitan hubungan sejarah dengan negara tetangga

dan sinergis dengan program Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

2. Meningkatkan daya saing melalui peningkatan kualitas SDM dan Pembangunan infrastruktur guna memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan adat dan budaya melayu serta di dukung dengan regulasi lokal yang memadai.

3. Meningkatkan investasi di bidang pariwisata dengan tetap memelihara wilayah yang kondusif, keramahtamahan masyarakat, eksploitasi SDA yang terkendali dan peningkatan sadar wisata.

4. Peningkatan pelestarian dan penerapan nilai-nilai lihur budaya Melayu sebagai payung Budaya yang lain guna menangkal pengaruh negatif budaya luar.Berikut objek wisata yang ada di Kabupaten Lingga :

Tabel IObjek Wisata Di Kabupaten

Lingga

No

Kecamatan

Objek Wisata

1. DaikLubuk Papan

b. Air Terjun Resun

c.Pantai Pasir Panjang

2. Senayang

a. Pulau Benan

b. Pulau Penaah

5

3 Dabo Singkep

a. Pemandian Air Panas

b. Air Terjun Batu Ampar

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga

Dengan banyaknya obyek wisata yang dimiliki merupakan peluang besar untuk mengembangkan obyek wisata yang ada untuk dimanfaatkan secara optimal agar bisa meningkatkan kunjungan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Kabupaten Lingga. Menurut Nasution (2009:123) dalam pembangunan daerah sangat diperlukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini menyebabkan segala potensi sumber daya alam yang ada didaerah harus dimanfaatkan secara optimal guna mendapatkan atau meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) tersebut. Sektor pariwisata bukanlah sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Menurut Simporu dalam Syahril (2015:1) sektor pariwisata memberikan peranan yang sangat besar dan membantu dalam percepatan pembangunan didaerah.

Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai fungsi untuk mengembangkan daerah berdasarkan potensi yang ada di daerah tersebut seperti potensi pertambangan, perikanan, pertanian serta potensi kepariwisataan. Demikian pula halnya

Pemerintah Kabupaten Lingga memiliki potensi dalam bidang pariwisatanya. Untuk itulah Pemerintah beserta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga dapat mengembangkan potensi pariwisata tersebut sebagai sumber penerimaan pendapatan daerah di Kabupaten Lingga, melalui kunjungan para wisatawan.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Lingga mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun program dalam upaya pembinaan obyek wisata sesuai dengan kesepakatan pemerintah, memelihara dan mengembangkan produk wisata sebagai objek dan daya tarik wisata, melaksanakan pemantauan terhadap objek wisata. Dari tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga jelas bahwa dinas ini memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan potensi wisata kabupaten lingga agar bisa meningkatkan kunjungan para wisatawan.

Setiap tahunnya kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara diharapkan dapat selalu mengalami angka kenaikan. Pada tahun 2014 kunjungan wisatawan mancanegara berjumlah 266 orang dan wisatawan nusantara berjumlah 12.996 orang jadi total kunjungan wisatawan pada tahun 2014 sebanyak 13.262 orang. Namun pada tahun 2015 kunjungan wisatawan di Kabupaten Lingga mengalami penurunan, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara berjumlah 191 orang dan wisatawan nusantara berjumlah 7.339 orang, jadi total kunjungan wisatawan tahun 2015 sebanyak 7.530 orang. Jumlah kunjungan wisatawan memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli

6

daerah kabupaten lingga meskipun masih sangat rendah, yang mana pada tahun 2014 sebesar Rp1.947.921.812 dan tahun 2015 sebesar Rp1.031.721.120. Hal ini disebabkan masih kurangnya strategi dalam pengembangan pariwisata untuk bisa menarik kunjungan wisatawan lebih banyak lagi ke Kabupaten Lingga.

Tabel IIJumlah Kunjungan Wisata

No Tahun Kunjungan

Jumlah Wisatawan

(Orang)

1 2012 9.196

2 2013 10.703

3 2014 13.262

4 2015 7.530

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga

Untuk meningkatkan pariwisata daerah salah satu ukurannya adalah jumlah kunjungan wisatawan. Untuk itu perlu dikembangkan obyek–obyek pariwisata di kabupaten lingga sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan. Agar kunjungan dapat meningkat perlu terjalin koordinasi dan kerjasama dengan pengusaha pariwisata baik di dalam maupun luar kabupaten lingga. Maka dari itu diperlukannya strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mempromosikan berbagai objek wisata yang ada di kabupaten lingga. Tidak hanya itu masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya wisata berdampak pada

kurangnya keinginan turis mancanegara untuk melakukan kunjungan wisata terutama dari segi keamanan dan ketertiban, terbatasnya sumber daya manusia yang mampu mengelola sarana pariwisata dan objek pariwisata secara benar, kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan sehingga belum mampu menarik minat investor untuk menginvestasikan modalnya di bidang pariwisata. Terbatasnya publikasi pariwisata dan informasi dalam bahasa asing serta masih sulitnya konektivitas ke daerah objek pariwisata tersebut.

Fenomena yang terjadi adalah belum berkembangnya sektor pariwisata di Kabupaten Lingga, selain dapat dilihat dari penurunan angka kunjungan baik domestic maupun luar negeri dan penerimaan sektor pariwisata. Dengan predikat bunda tanah melayu seharusnya Kabupaten Lingga lebih menjadi magnit di dalam menarik kunjungan wisatawan. (Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, 2010-2015)

Dalam suatu pengembangan obyek wisata diperlukan juga sebuah strategi untuk bisa meningkat kunjungan wisatawan ke obyek wisata tersebut, dimana strategi ini merupakan suatu strategi yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi dengan mendayagunakan seluruh potensi obyek wisata yang ada di kabupaten lingga. Berdasarkan fenomena-fenomena di atas maka permasalahan penelitian yang ingin penulis ajukan berjudul : “STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LINGGA DALAM

7

MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA TAHUN 2014-2015 ”

B. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar

belakang masalah mengenai strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam peningkatan kunjungan wisata di Kabupaten Lingga maka dapat di tarik perumusan masalah : “ Bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga dalam meningkatkan kunjungan wisata tahun 2014-2015 ?”C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian Mengetahui strategi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga dalam meningkatkan kunjungan wisata.

2. Kegunaan Penelitiana. Secara akademis : hasil

penelitian ini diharapkan berguna memperkaya hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan strategi dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten lingga dalam meningkatkan kunjungan wisata di kabupaten lingga.

b. Secara praktis : hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan kepada dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten lingga, berkaitan dengan peningkatan kunjungan wisata di kabupaten lingga.

D. Konsep Operasional

Konsep yang di operasionalkan mengacu pada teori kuncoro (2006 : 7)

ialah strategi memerlukan tiga proses yang berkelanjutan, yaitu :

1. Analisis. Secara garis besar analisis diartikan pekerjaan penelaah secara mendalam yang dapat memberikan keterangan tentang tugas, tanggung jawab dan sifat pekerjaan agar dapat melaksanakan pekerjaan itu dengan baik dan dapat menentukan teknik untuk manfaat kegiatan tersebut dengan cara terbaik untuk memperolehnya.

2. Keputusan. Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa yang harus dilakukan mengenai unsur-unsur pertanyaan.

3. AksiAksi sangat penting untuk

mengimplementasikan strategi. Aksi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan pemahaman atau objek atau situasi tertentu utntuk mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana yang sangat tepat.

E. Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian bersifat Deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:11) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat suatu perbandingan atau menghubungkan satu variabel dengan variabel lain.”

F. Teknik Analisis Data

8

Teknik analisis data yaitu deskriptif kualitatif, maksudnya data yang peniliti peroleh melalui penelitian ini akan dipilih dan mengolah data yang didapat, selanjutnya menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur terstruktur dan mempunyai makna. Dalam penelitian ini penilti akan melakukan Trianggulasi, hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (2004:178) menyebutkan “pengertian trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data informasi yang diperoleh akan dipilah dan sesuai jenis informasinya.

Berdasarkan kutipan diatas melalui Trianggulasi, maka peneliti akan mengecek keabsahan data dari informasi hasil wawancara yang diperoleh melalui jawaban informan berkaitan dengan strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisata di kabupaten lingga, dan selanjutnya setiap data yang telah diperoleh akan dianalisis sehingga dapat memperoleh kesimpulan dari hasil temuan penelitian.

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Strategi

Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang

diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Saat ini, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Alma dan Hurriyati (2008 : 64) mengatakan strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang luas yang terintegritas yang menghubungkan antara kekuatan dan kelemahan lingkungan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Sedangkan Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2006 : 4) mengatakan strategi adalah tindakan yang bersifat senantiasa meningkat (incremental) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi dapat dimulai dengan apa yang telah terjadi bukan dimulai dari apa yang akan terjadi.

Mintzberg dan Waters dalam Majid (2015: 3) mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan (strategies are realized as patterns in stream of decisions or actions).Hardy, Langley, dan Rose dalam Majid (2015 : 3) mengemukakan yaitu strategy is perceived as a plan or a set of explisit intention preceeding and controling actions (strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen (2003 : 4) berpendapat bahwa :“Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menetukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

9

Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian”.

Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venturemenurut David dalam Rahayu ( 2015 : 123 ). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu rangkaian proses pengambilan keputusan strategik yang meliputi perumusan (formulating), implementasi (implementing), serta evaluasi (evaluating) dalam mencapai tujuan. Siagian dalam Rahayu ( 2015 : 123 ) menyebutkan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian organisasi tersebut.

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Dilihat dari perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang, hal ini dapat dilihat dari adanya konsep mengenai strategi oleh para ahli. Menurut Chandler dalam Rangkuti (2006 : 3) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perubahan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2006 : 4) strategi

merupakan tindakan yang bersifat incremental(selalu meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa yang akan datang. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang akan terjadi.

Kemudian definisi strategi berdasarkan pendekatan hirarkis yang berhubungan dengan konsep misi, tujuan dan taktik perusahaan Andrews, Steiner dan Minner dalam Rangkuti (2006 : 4) dalam hal ini, strategi didefinisikan sebagai cara dimana perusahaan mencapai tujuan atau visi dan misi perusahaan yang ditetapkan. Sedangkan manajemen strategis adalah proses dimana visi dan misi perusahaan ditetapkan.bagaimana strategis spesifik yang dipilih dan bagaimana strategi tersebut diimplementasikan melalui kebijakan atau taktik yang spesifik pula. Pemahamaan yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep yang lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

Hal ini diperlukan, karena perubahan sering terjadi sangat jauh sehingga diperlukan adanya faktor-faktor strategis yang sangat penting untuk masa depan perusahaan yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),ancaman (threats),bila terjadi perubahan dalam lingkungan (Hunger dan Wheelen, 2003 : 9).

B. Pengendalian Strategi

10

Pengendalian strategi adalah bagaimana caranya pemantauan harus dilakukan dalam mengimplementasikan strategi pilihan, apakah tejadi penyimpangan atau kesenjangan. Sistem pengendalian strategi sangatlah penting, untuk menjamin efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tujuan utama dari pengendalian startegi adalah untuk memastikan bahwa kebijakan dan rencana-rencana ditaati dan agar keputusan yang diambil konsisten dengan strategi. Newman dan Logan dalam Suyanto (2007 : 243) menggunakan terminology“pengendalian sistem terkemuka” untuk menyoroti beberapa karakteristik penting dari pengendalian strategi. Suatu rentang waktu yang penting terjadi antara awal implementasi startegi dengan pencapaian dari hasil yang diharapkan. Hery Mintzberg dalam Suyanto (2007 : 245) menyebutkan bahwa persoalan sebagaimana baiknya organisasi membuat rencana strategi, tetapi strategi yang berbeda akan muncul. Memulai dengan strategi yang direncanakan atau diharapkan berhubungan dengan beberapa hal :

a. Strategi yang diharapkan dapat direalisasikan yang disebut strategi dengan sengaja.

b. Strategi yang diharapkan tidak dapat direalisasikan yang disebut strategi tidak realisasi.

c. Strategi yang terealisasi yang tidak pernah diharapkan disebut strategi darurat.

Meskipun sistem pengendalian harus diuat dengan situasi yang khusus tetapi sistem pengendalian mengikuti proses dasar yang sama, yang biasanya mengikuti enam langkah sebagai berikut :

1. Menentukan apa yang dikendalikan

2. Menetapkan standar3. Mengukur kerja4. Membandingkan kerja

dengan standar5. Menentukan alasan

penyimpangan6. Melakukan tindakan

koreksi.

Strategi sangat penting untuk menentukan kesuksesan organisasi, sehingga inilah yang menjadi alasan mengapa mempelajari strategi menjadi amat sangat bermanfaat dan menjanjikan. Melalui manajemen strategi, manajer pada semua tingkat dari suatu perusahaan dapat berinteraksi dalam menyusun perencanaan strategi dan mengimplemntasikan straegi. Menurut Pearce dan Robinson dalam Kuncoro (2006 : 2) manfaat manajemen strategi adalah sebagai berikut :

a) Formulasi strategi meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencegah masalah. Menejer yang mendorong stafnya untuk menyadari pentingnya perencanaan justru akan diingatkan oleh stafnya dalam memantau dan memprediksi

11

tanggung jawabnya karena mereka menjadi sadar tentang perlunya poerencanaan strategi.

b) Keputusan strategi berbasis kelompok akan dapat ditarik dari berbagai alternatif yang terbaik. Proses manajemen strategi menghasilkan keputusan yang lebih bagus karena interaksi kelompok dalam perusahaan menghasilkan fariasi strategis yang lebih banyak. Selain itu, prediksi berdasarkan perspektif anggota kelompok dapat meningkatkan seleksi atas berbagai pilihan strategi.

c) Dilibatkannya karyawan dalam formulasi strategi akan meningkatkan pemahaman mereka mengenai hubungan produktifitas dan bonus dalam setiap perencanaan strategi, dan pada gilirannya meningkatkan motivasi mereka.

d) Penolakan atas perubahan dapat dikurangi. Partisipasi dalam formulasi strategi akan membuat

proses pengambilan keputusan menjadi demokratis dan jauh dari kesan otoriter.

C. Pariwisata dan Budaya

Istilah Kepariwisataan berasal dari kata “wisata”. Mengenai kepariwisataan di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; yang mana menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.Sedangkan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan seperti yang dimaksudkan dalam pengertian wisata tersebut diatas, disebutkan sebagai wisatawan. Melalui keseluruhan fenomena kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan seperti yang dimaksudkan dalam pengertian diatas didefinisikan sebagai pariwisata (Sunaryo, 2013 : 1).

Menurut Bukart dan Medik dalam Pendit (2006 : 22) menyebutkan bahwa “tourism, past, present and future” berarti pariwisata perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendekb ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidupdaan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal ditempat-tempat tujuan itu.Secara

12

garis besar terdapat empat kelompok yang merupakan daya tarik bagi wisatawan datang pada suatu negara daerah tujuan wisata tertentu (Yoeti, 2006 : 167), yaitu :

1) Natural Attraction, termasuk dalam kelompok ini adalah pemandangan alam, laut, pantai, danau, air terjun, kebun raya, agrowisata, gunung berapi serta flora dan fauna.

2) Build Attraction, termasuk dalam kelompok ini adalah bangunan dengan arsitektur yang menarik, seperti rumah adat, bangunan kuno dan bangunan modern seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

3) Cultural Attraction, yang termasuk dalam kelompok ini adalah peninggalan sejarah (historical building), cerita-cerita rakyat (folklore), kesenian tradisional, museum, upacara keagamaan, festival kesenian dan semacamnya.

4) Social Attraction, termasuk dalam kelompok ini ialah tata cara perkawinan, khitanan dan

kegiatan sosial lainnya.

Sedangkan Wahab (2003 : 11) mengungkapkan bahwa pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan hasil, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.Menurut Lubis dan Huseini

(2004 : 72) mengatakan bahwa didalam sebuah organisasi melakukan pertumbuhan melalui pengembangan. Menurut para ahli terdapat beberapa alasan mengapa melakukan pertumbuhan dalam organisasi yaitu :

a. Keinginan untuk menjadi lengkap (organizational self-realization) para pemimpin organisasi pada umumnya memiliki keinginan agar organisasi menjadi lebih lengkap, mempunyai kegiatan yang lebih luas. Konsumen juga menginginkan kebutuhannya dapat dipenuhi oleh suatu perusahaan.

b. Mobilitas para eksekutif. Organisasi yang mengalami pertumbuhan merupakan tempat kerja yang menarik bagi para eksekutif. Pertumbuhan akan memberikan tantangan untuk para eksekutif yang menyebabkan organisasi akan timbul.

c. Faktor Ekonomi. Pertumbuhan organisasi mampu membawa berbagai jenis keuntungan finansial. Volume produksi yang tinggi akan menyebabkan ongkos-ongkos dapat berkurang

13

karena skala ekonomis dapat dicapai atau dilampaui.

d. Kemampuan menjaga kelangsungan hidup (survival) menjaga kelangsungan hidup menjadi alasan utama dalam pertumbuhan organisasi. Organisasi akan tumbuh besar jika ingin kelangsungan hidupnya terjaga, karena persaingan sangatlah ketat.

Pengembangan pariwisata ini memiliki beberapa dampak positif maupun dampak negative, maka diperlukan perencanaan untuk menekan sekecil mungkin dampak negative yang ditimbulkan. Menurut Spillane (2002 : 51) dampak dari negative yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata adalah :

a. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di Negara kecil dengan perekonomian terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang, khususnya jika daerah tersebut hanya menjadi bergantung pada satu pasar asing.

b. Polarisasi spesial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain, sedangkan perusahaan kecil harus tergantung pada pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi hambatan dimana terjadi konflik antara perusahaan kecil dan perusahaan besar.

c. Sifat dalam pekerjaan industri pariwisata cenderung menerima

gaji yang rendah menjadi kerjaan yang musiman.

d. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini dapat menaikkan harga tanah, dimana kenaikkan harga ini dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau menderikan bisnis disini.

e. Dampak terhadap lingkungan bisa terhadap populasi air atau udara, kekurangan air, keramaian dan kerusakan dari pemandangan yang tradisional.

Pengembangan pariwisata ini tidak lepas dari peran organisasi kepariwisataan pemerintah, seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mempunyai tugas dan wewenang serta kewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan asset Negara yang berupa obyek wisata. Oleh karena itu peranan organisasi kepariwisataan pemerintah di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan salah satu hal utama dalam pengembangan pariwisata disuatu daerah. Selain itu diperlukan juga disiapkan beberapa hal, seperti sumber daya yang ada mempersiapkan masyarakatnya serta kesiapan sarana prasarana penunjang yang lainnya, karena bagaimanapun juga wisatawan menginginkan pelayanan yang memuaskan.

Secara umum budaya menurut Muhaimin (2001:153) berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa

14

inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata culture juga kadang sering diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia.

Menurut koenjtaraningrat (1993:5) berpendapat bahwa unsur kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide, gagasan, nilai- nilai norma- norma peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat, ketiga benda- benda hasil karya manusia.

Kebudayaan merupakan semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti luas, kebudayaan merupakan segala sesuatu di muka bumi ini yang keberadaannya diciptakan oleh manusia. Sebuah budaya dapat berbentuk menjadi beberapa hal yakni artefak, system aktifitas dan system idea atau gagasan. Kebudayaan yang berbentuk artefak salah satu contohnya ialah benda-benda yang merupakan hasil karya manusia. Sedangkan kebudayaan aktivitas dapat diterjemahkan berupa tarian, olah raga, kegiatan social dan kegiatan ritual. Berbeda lagi dengan kebudayaan yang berbentuk system idea tau gagasan. System kebudayaan yang satu ini dapat didefinisikan sebagai pola pikir yang ada di dalam pikiran manusia. Pikiran merupakan bentuk budaya abstrak yang mengawali suatu perilaku ataupun hasil perilaku bagi setiap bangsa atau ras

Menurut Tim sosiologi (2006:41) Kebudayaan secara universal terdiri dari 7 unsur utama yaitu:

a. Komunikasi (bahasa)

b. Kepercayaan ( religi)

c. Kesenian (seni)

d. Organisasi social (kemasyarakatan)

e. Mata pencaharian (ekonomi)

f. Ilmu pengetahuan

g. teknologi

Banyak pakar yang mendefinisikan budaya, diantaranya ialah menyatakan bahwa budaya mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur social, religius, dan lain-lain. Ditambah lagi dengan segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Elly (2010:34) Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kebudayaan material dan non material. Namun yang akan kita pelajari dalam penelitian ini adalah budaya non material yakni tentang nilai dan norma suatu budaya religius disuatu lembaga pendidikan. Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Berbicara budaya tidak akan bisa lepas dari masyarakat. Karena budaya adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami oleh manusia atau masyarakat. Dalam proses pergaulannya masyarakat akan mengahsilakan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebgai sarana penyelenggara kehidupan bersama.

15

Sama halnya dengan kehidupan siswa atau peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan, karena terikat sebuah peraturan hal tersebut akan membuat peserta didik beradap tasi dengan lingkungan lembaga pendidikan dan juga teman sebayanya sehingga akan menimbulkan sebuah budaya baru antar lingkungan dan pribadinya ataupun dengan rekan sejawatnya.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa budaya adalah sebuah pandangan hidup yang berupa nilai-nilai atau norma maupun kebiasaan yang tercipta dari hasil cipta, karya dan karsa dari suatu masyarakat atau sekelompok orang yang didalamnya bisa berisi pengalaman atau tradisi yang dapat mempengaruhi sikap serta perilaku setiap orang atau masyarakat.

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lingga memiliki sekitar 94 objek wisata yang bisa dikembangkan, baik di darat maupun di laut. Dari jumlah itu, sekitar 59 tempat merupakan lokasi wisata bahari yang berpotensi untuk dikembangkan. Di kawasan pantai misalnya, setidaknya ada 24 objek wisata yang menawan. Di antaranya, Pulau Berhala, Pantai Pasir Pandak di Desa Mepar, Pasir Panjang Karang Bersulam (Desa Mepar), Teluk Empuk (Desa Kerandin), Serum dan Kerandin (Desa Kerandin). Lalu, di Desa Kelumu ada empat pantai yang elok, yakni Penarik, Mentanak, Teluk Adab, dan Tanjung Ular. (Sumber : Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, 2010-2015)

Sementara itu, di Desa Sekanah ada dua pantai yang masih asri, yakni

Sekanah dan Lundang. Sedangkan Pulau Senayang punya tiga objek pantai yang cukup memikat. Diantaranya seperti : Benan, Belakang, dan Laboh. Dabo Singkep diperkirakan minimal memiliki 6 objek pantai yang siap memanjakan pelancong, yakni Pantai Batu Berdaun, Pantai Indah Sergang Laut, Pantai Nusantara, Pantai Cemara, Pantai Tanjung Jodoh, Pantai Tanjung Sawang (Penat), dan Serang. (Sumber : Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, 2010-2015)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga yang memiliki peranan penting didalam menyusun sistem manajemen di bidang kebudayaan dan pariwisata. Pengembangan pariwisata nasional harus bertumpu pada keunikan dan kekhasan budaya dan alami serta hubungan antar manusia. Dengan pengembangan ini diharapkan cepat memperkokoh jati diri bangsa demi lestarinya fungsi lingkungan. Pembangunan kepariwisataan bangsa harus merujuk pada norma-norma agama dan nilai-nilai budaya dalam setiap segi kehidupan. Perencanaan pelestarian kebudayaan dan pembangunan kepariwisataan yang baik sangat menentukan hasil dan manfaat yang ingin dicapai. Dari perencanaan yang baik dapat dilihat dari hasil-hasil yang dicapai apakah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula, baik ditinjau dari sudut ekonomi, sosial, budaya maupun lingkungan hidup. (Sumber : Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, 2010-2015)

16

Kabupaten Lingga merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang dibentuk sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2003 yang memiliki visi terwujudnya Kabupaten Lingga sebagai bunda tanah melayu yang agamis, berbudaya, demokratis dan mampu bersaing untuk menuju masyarakat sejahtera. Dilihat dari visi yang demikian, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki kewenangan yang sangat strategis dan ikut menentukan keberhasilan atas terwujudnya visi tersebut. (Sumber : Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, 2010-2015)

Kabupaten Lingga memiliki pariwisata yang sangat besar, baik itu potensi wisata alam, budaya, sejarah maupun minat khusus. Namun demikian, semua potensi tersebut belum dapat dikelola dengan maksimal, sehingga belum dapat memberikan manfaat yang banyak dan kontribusi ke masyarakat dan daerah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

a. Keterbatasan infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, listrik, jaringan komunikasi, dan lain-lain).

b. Transportasi belum lancar.c. Penyediaan akomodasi dan

sarana pariwisata lainnya masih sangat terbatas.

d. Pemahaman masyarakat tentang pariwisata masih kurang.

e. Investasi bidang pengembangan pariwisata, baik dari pemerintah maupun pihak swasta masih rendah.

f. Keterpaduan pembangunan dari masing-masing stake holder belum maksimal.

g. Paket-paket seni budaya untuk mendukung pengembangan pariwisata belum dikelola dengan baik.

Dari pembangunan dibidang Kebudayaan dan Pariwisata selama 5 tahun (2005-2009) yang telah dilaksanakan ternyata hasilnya belum dapat memberikan kontribusi yang besar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2009, dimana wisatawan asing baru berjumlah 446 orang dan wisatawan domestik baru mencapai 2.556 orang. Sedangkan untuk penerimaan dari sektor pariwisata pada tahun 2009 baru mencapai Rp. 114.600,-. Meskipun jumlah tersebut masih kecil, akan tetapi penerimaan tersebut sudah mulai memberikan kontribusi ke PAD Kabupaten Lingga.

Untuk bidang Kebudayaan selama lima tahun telah diupayakan pelestarian seni budaya dan baru dapat membentuk 86 buah sanggar seni budaya melayu. Namun demikian dari beberapa sanggar kesenian tersebut, diantaranya sudah mampu bersaing dengan Kabupaten/Kota yang lain. Hal ini dapat dilihat dari prestasi-prestasi gemilang yang diraih dari berbagai perlombaan dan pagelaran seni budaya, bahkan diantaranya ada yang telah mampu mengikuti even-even di tingkat nasional. Ini berarti, tidak saja Pemerintah Kabupaten Lingga telah melakukan pelestarian dan pengembangan seni budaya telah ikut mempromosikan Kabupaten Lingga di kancah nasional dan internasional.

Selain melakukan pembinaan sanggar-sanggar/kelompok-kelompok

17

seni budaya melayu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga juga telah melakukan pembinaan dan apresiasi kepada kelompok-kelompok seni budaya yang lain melaui pagelaran seni budaya nusantara yang digelar setiap tahun. Hal ini selain bertujuan untuk memelihara keragaman budaya yang ada di Kabupaten Lingga juga sebagai perekat antar suku guna memelihara kebersamaan dan kesatuan.

Selain melakukan pembinaan dan pelestarian dibidang seni dan budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga juga telah berupaya melestarikan berbagai permainan dan upacara tradisional seperti permainan gasing, layang-layang, adu taji biji durian, mandi syafar dan lain-lain yang sebelumnya sempat tidak pernah lagi dipermainkan dan diadakan. Sedangkan untuk kesenian tradisional yang telah lama meredup telah pula dapat diangkat kembali diantaranya kesenia brodat, tarian debus, bangsawan dan tari inai. Untuk pemeliharaan Benda Cagar Budaya (BCB) dan situs sejarah setiap tahunnya telah dilakukan. Sebagai bukti, jumlah BCB yang telah dikumpul sampai tahun 2009 sudah mencapai sebanyak 1.959 buah. Begitu juga dengan sebagian besar situs-situs sejarah telah dilakukan pemeliharaan oleh para juru pelihara, baik yang didanai dari APBN maupun APBD Kabupaten Lingga. Untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya dan situs sejarah, diperlukan langkah pengaturan yang kongkrit bagi penguasaan, kepemilikan, penemuan, pencarian, perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan dan pengawasan benda cagar budaya dan situs sejarah,

sehingga pemanfaatannya tidak bertentangan dengan aturan yang ada.

Kabupaten Lingga, yaitu berdekatan dengan Bintan dan Batam serta Negara Tetangga, Kabupaten Lingga memiliki potensi pariwisata yang sangat variatif dan potensial. Namun di dalam perkembangan tahun-tahun sebelumnya, sektor pariwisata belum dapat memberikan manfaat yang besar, baik terhadap masyarakat maupun daerah.

Guna menekan permasalah yang terjadi pada pengembangan bidang kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Lingga perlu ditentukan isu-isu strategis yang harus dikelola pada lima (5) tahun kedepan, sebagai berikut:

1. Peningkatan daya saing dengan meningkatkan kualitas SDM dan penyediaan saran dan prasaran yang memadai.

2. Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata dengan memprioritaskan pengembangan objek wisata unggulan daerah (wisata budaya dan wisata bahari).

3. Peningkatan pemasaran dan promosi didalam upaya menarik investasi swasta dan kunjungan wisatawan.

4. Peningkatan koordinasi dengan kerja sama dan kemitraan didalam keterpaduan pembangunan: penyediaan infrastruktur,aksesibilitas dan promosi.

18

5. Penyusunan dokumen perencanaan bidang kebudayaan dan pariwisata.

6. Penyususan regulasi lokal berupa PERDA dan Peraturan Bupati yang terkait dengan pelestarian kebudayaan dan pengembangan pariwisata.

7. Peningkatan pelestarian budaya, sejarah dan purbalaka serta penerapan nilai-nilai budaya melayu.

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Dinas Pariwisata Kabupaten

Lingga merupakan salah satu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang kepariwisataan serta bertanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Lingga. Berdasarkan jawaban informan diatas dan dari observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa pegawai pada Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga sudah memiliki pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaannya serta dapat menjaga serta melestarikan budaya yang ada di Kabupaten Lingga dengan melakukan beberapa kegiatan yang nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Lingga, Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat diketahui juga terdapat beberapa kegiatan dan agenda yang sudah disusun untuk membuat acara yang berhubungan dengan peningkatan potensi wisata Kabupaten Lingga sejalan dengan harapan agar

kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lingga meningkat yang nantinya dapat memberikan dampak baik terhadap peningkatan kunjungan wisata Kabupaten Lingga.

2. KeputusanDari hasil wawancara yang

dilakukan maka dapat dianalisa bahwa dalam penyampaian masih cukup baik. Kurangnya media informasi dalam penyampaikan informasi Pariwisata Kabupaten Lingga, karena selama ini Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga baru menyediakan informasi melalui brosur dan website saja sebagai media iklan dan promosi. Bahkan pada website yang sudah ada tetapi tidak banyak dikenal dan tidak diberikan informasi yang efektif dan menarik bagi pengunjung. Kemudian dari data yang di dapatkan di Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga diketahui bahwa pada tahun 2015 sebesar 1,3 Milyar, kemudian pada tahun 2016 hanya 200 juta hal ini yang membuat banyak kegiatan pariwisata di Lingga termasuk acara dan promosi-promosi tidak dapat berjalan dengan baik. Pengurangan dana ini dikarenakan adanya defisit dari Pemerintah Kabupaten Lingga. Kabupaten Lingga mengatasi defisit anggaran dalam APBD akibat kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah pusat. Pemerintah Kabupaten Lingga termasuk Dinas Pariwisata terpaksa menghemat anggaran kegiatan dinas sebesar 30 persen, kecuali sektor pendidikan, kesehatan dan pelayanan tingkat kelurahan

3. Aksipihak dinas sudah melakukan kerjasama dengan baik terhadap pihak diluar dinas yang mana bertujuan untuk meningkatkan potensi wisata di

19

Kabupaten Lingga serta nantinya akan memberikan dampak terhadap peningkatan kunjungan wisata di Kabupaten Lingga. Kabupaten Lingga sangat dikenal dengan wisata sejarahnya yang mana hal ini tentunya memberikan ciri khas tersendiri bagi Kabupaten Lingga untuk dikunjungi oleh wisatawan baik itu dari berbagai daerah maupun dari mancanegara yang nantinya memberikan keuntungan bagi Kabupaten Lingga sendiri

V. PENUTUPA. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa masih terdapat hambatan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Lingga Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Tahun 2014-2015 yaitu kurangnya media informasi dalam penyampaikan informasi Pariwisata Kabupaten Lingga, karena selama ini Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga baru menyediakan informasi melalui brosur dan website saja sebagai media iklan dan promosi. Bahkan pada website yang sudah ada tetapi tidak banyak dikenal dan tidak diberikan informasi yang efektif dan menarik bagi pengunjung. kemudian sudah adanya anggaran yang ditetapkan oleh dinas pariwisata, dana dikucurkan dari APBD dan APBN, namun belum memadainya anggaran APBD Kabupaten Lingga yang dialokasikan untuk pelestarian kebudayaan dan pengembangan pariwisata serta minimnya dukungan dana dari APBD Provinsi Kepulauan Riau dan APBN.

Adapun Strategi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten

Lingga Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Tahun 2014-2015 adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Lingga terdapat beberapa kegiatan dan agenda yang sudah disusun untuk membuat acara yang berhubungan dengan peningkatan potensi wisata Kabupaten Lingga sejalan dengan harapan agar kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lingga meningkat yang nantinya dapat memberikan dampak baik terhadap peningkatan kunjungan wisata Kabupaten Lingga.Kemudian pengawasan juga sudah dilakukan dimana pengawasan adalah salah satu strategi untuk meningkatkan kunjungan wisata.

Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga sudah menjalin kerjasama dengan beberapa pihak terkait baik itu dari swasta maupun instansi daerah untuk dapat menjaga serta melestarikan potensi daerah yang ada agar dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi Kabupaten Lingga untuk dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah maupun manca Negara seperti kerjasama hotel, tempat-tempat wisata yang ada, dan juga jika dilakukan pameran selalu mengundang pihak swasta untuk dapat mempromosikan tempatnya sebagai tempat wisata di Kabupaten LinggaB. SaranAdapun saran yang yang data disampaikan dalam Strategi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Lingga Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata adalah sebagai berikut :

20

1. Peningkatan promosi tentang wisata yang ada di Kabupaten Lingga seperti dengan mengadakan kegiatan seni dan budaya yang melibatkan masyarakat lokal, nasional dan mancanegara.

2. Harus website sebagai media informasi yang mudah diakses bagi wisatawan

3. Adanya dukungan dana yang cukup dari pemerintah daerah

Buku-Buku :

Alma, Buchari dan Hurriyati Rtaih,

2008 Manajemen Corporate

dan Strategi Pemasaran Jasa

Pendidikan. Focus Pada Mutu

Layanan dan Prima. Bandung :

CV. Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik (cetakan ke-14),

Jakarta : Rineka Cipta.

Elly M dan Usman Kolip. 2010.

Pengantar sosiologi. Jakarta

[ID]: Kencana.

Hunger, J David dan Thomas L.

Wheelen, 2003, Manajemen

Strategis, Yogyakarta : Andi.

Kuncoro, Mudrajad, 2006, Strategi

Bagaimana Meraih

Keunggulan Kompetitif. Jakarta

: Penerbit Erlangga.

Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta.

Lubis, Hari. S.B. dan Martani Husaini. 2004. Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro). Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia

Majid, Abdul, 2015, Strategi

Pembelajaran, Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J, 2004, Metode

Penulisan Kualitatif, Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. 2001. Islam Dalam Bingkai

Budaya Local Protet Dari

Cirebo. Jakarta: PT. Logos

Wacana Ilmu

Nasution, Faisal, Akbar, 2009,

Pemerintah Daerah Dan

Sumber-Sumber Asli Daerah.

Jakarta : P.t Sofmedia.

21

Pendit, 2006, Ilmu Pariwisata, (Sebuah

Pengantar Perdana). Jakarta :

PT Pradnya Paramita.

Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT

Teknik Membedah Kasus Bisnis,

Cetakan Kedua Belas. Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekidjo, Notoadmodjo. 2000,

Pengembangan Sumber Daya

Manusia, Edisi Revisi. Jakarta :

PT Rineka Cipta.

Soehartono, Irawan, 2002, Metode

Penelitian Sosial, Jakarta :

Remaja Rosdakarya.

Spillane DR, 2002. Ekonomi Pariwisata

Sejarah dan Prospeknya.

Yogyakarta: Kanisius

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif R&D,

Bandung : Alfabeta, cv.

Sunaryo, Bambang, 2013, Kebijakan

Pembangunan Destinasi

Pariwisata Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia,

Yogyakarta : Gava Media.

Suyanto M, 2007, Strategi Manajemen

Global Most Admired

Companies. Yogyakarta : Andi.

Tim Sosiologi. 2006. Sosioogi. Jakarta :

Yudhistira

Tjiptono, 2000, Manajemen Jasa, Edisi

Pertama. Yogyakarta : Andi Offset

Wahab, Salah, 2003, Manajemen

Kepariwsataan, Yogyakarta : Andi

Offset.

Yoeti, O.A, 2006, Pariwisata Budaya

dan Masalahnya, Jakarta : PT

Pradnya Paramita.

Dokumen

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan.

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun

2011 Tentang Pengelolaan

Kepariwisataan.

Rencana Strategis Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Lingga,

2010-2015

22