ktsp 0910

36
PENGESAHAN No: MTs.001/PP.01.1/ 095/2009 Setelah mempertimbangkan berbagai masukan dari Komite Madrasah, KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SERANG TAHUN PELAJARAN 2010 -2011 ditetapkan berlaku terhitung mulai tanggal 12 Juli 2010 Pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan atau ditinjau ulang pada setiap akhir tahun pelajaran. Hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan KTSP untuk tahun pelajaran berikutnya. Ditetapka n di : Bekasi Pada Tanggal : 01 Juli 2010 Mengetahui/Menyetujui Komite MTsN Serang H. TABRANI, S. Pd. Ketua Kepala MTsN Serang Kabupaten Bekasi Drs. AMAL BASYARI NIP. 19650221 199203 1 003 Mengesahkan Kasi Mapenda Departemen Agama Kab. Bekasi

Upload: oi-es-mamboo

Post on 11-Apr-2016

224 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

program kerja

TRANSCRIPT

Page 1: KTSP 0910

PENGESAHANNo: MTs.001/PP.01.1/ 095/2009

Setelah mempertimbangkan berbagai masukan dari Komite Madrasah,KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SERANG

TAHUN PELAJARAN 2010 -2011ditetapkan berlaku terhitung mulai tanggal 12 Juli 2010

Pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan atau ditinjau ulang pada setiap akhir tahun pelajaran. Hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan KTSP untuk tahun pelajaran berikutnya.

Ditetapkan di : BekasiPada Tanggal : 01 Juli 2010

Mengetahui/MenyetujuiKomite MTsN Serang

H. TABRANI, S. Pd.Ketua

Kepala MTsN SerangKabupaten Bekasi

Drs. AMAL BASYARINIP. 19650221 199203 1 003

MengesahkanKasi Mapenda Departemen Agama Kab. Bekasi

Drs. CASMITA, M.Pd NIP.1965122 199303 1 003

Page 2: KTSP 0910

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayahNya, MTsN SERANG telah dapat mengembangkan model Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP)untuk satuan pendidikan tingkat MTs. Model Kurikulum ini

selanjutnya kami sebut KURIKULUM MADRASAH TSANWIYAH NEGERI SERANG

sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan untuk pengembangan

potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran

paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

Kurikulum MTs Negeri Serang Tahun pelajaran 2010 – 2011 ini merupakan bentuk pengembangan dan revisi terhadap kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tahun Pelajaran 2009-2010

Model Kurikulum Satuan pendidikan ini kami susun dengan maksud untuk memberikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dalam hal ini tim MTsN Serang untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada serta mampu memberikan arah menuju terwujudnya visi dan misi dari MTsN yang telah dirumuskan dan disepakati oleh bersama.

Kurikulum satuan pendidikan adalah sebagian dari Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang merupakan salah satu komponen standar isi (Permen No. 22 Tahun 2006)

yang berlaku diwilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya

kurikulum satuan pendidikan, diharapkan kita memiliki patok mutu, baik evaluasi yang

bersifat mikro seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi

makro seperti efektifitas dan efisiensi program pendidikan, sehingga kedepan pendidikan kita

akan melahirkan standar mutu yang dapat dipertanggung jawabkan .

Penyusunan KURIKULUM MTsN SERANG ini melalui proses yang dimulai dengan

dibentuknya Tim Pengembang Kurikulum yang terdiri dari Kepala Madrasah, Komite

Madrasah dan beberapa Dewan Guru serta stake holder lainnya. Tim Pengembang Kurikulum

ini melakukan serangkaian kajian bersama Komite Madrsah dengan berpedoman pada

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan yang menghasilkan

Page 3: KTSP 0910

draf Kurikulum Satuan Pendidikan. Proses selanjutnya, draf Kurikulum Satuan Pendidikan

divalidasi oleh para pakar yang berasal dari pakar pendidikan, pakar bidang ilmu dan praktisi

pendidikan yang melibatkan para guru, Kepala Madrasah, Komite Madrasah, Pengawas dan

Mapenda Departemen Agama Kabupaten. Hasil validasi ini merupakan masukan untuk revisi

draf Kurikulum Satuan Pendidikan.

Pada tahap akhir, Kurikulum Satuan Pendidikan yang sudah divalidasi

dipresentasikan, yang melibatkan berbagai kalangan yaitu Dewan Pendidikan dan

kependidikan di Madrasah, Komite Madrasah, dan Pengawas hasil presentasi kami jadikan

bahan masukan bagi tim Penyusun Kurikulum Satuan Pendidikan.

Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, baik yang terlibat

secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan KURIKULUM MADRASAH

TSANAWIYAH NEGERI SERANG. Semoga Allah SWT tetap memberikan petunjuk

terhadap yang telah, sedang, dan yang akan kita lakukan untuk peningkatan mutu pendidikan

pada umumnya dan peningkatan mutu pendidikan di MTsN Serang pada khususnya.

Bekasi, 01 Juli 2010Kepala MTs Negeri Serang

Drs. AMAL BASYARINIP. 19650221 199203 1 003

Page 4: KTSP 0910

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. RASIONAL…………………………………………………………. 1

B. LANDASAN HUKUM KTSP............................................................. 1

C. PENGERTIAN KTSP.......................................................................... 2

BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN

A. VISI........................................................................................................ 5

B. MISI....................................................................................................... 5

C. TUJUAN................................................................................................ 6

1. Tujuan Umum MTs ………………………………………………... 6

2..Tujuan Khusus MTsN Serang……………………………………… 6

a. Tujuan jangka pendek………………………………………….. 6

b. Tujuan jangka menengah………………………………………. 7

c. Tujuan jangka panjang…………………………………………. 7

BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM................................................................ 8

B. MUATAN KURIKULUM................................................................... 9

1. Mata pelajaran……………………………………………………. 10

2. Muatan Lokal…………………………………………………….. 11

3. Kegiatan Pengembangan Diri……………………………………. 12

4. Pengaturan Beban Belajar ……………………………………… 14

5. Ketuntasan Belajar

6. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

7. Pendidikan Kecakapan Hidup

8. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global

BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN…………………………………….. 20

Page 5: KTSP 0910

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….. 21

A. SILABUS…………………………………………………………..

B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)……….

C. PROFILE MADRASAH…………………………………………..

Page 6: KTSP 0910

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Berdirinya MTsN Serang berawal dari keinginan kalangan tokoh

masyarakatdanagama atas perlunya sekolah yang berciri khas agama, khususnya di

lingkungan masyarakat desa Serang yang memang belum ada baik madrasah negeri

maupun swasta. Pada tahun 1994 berdirilah MTs tersebut dengan sarana gedung

menumpang pada Madrasah Diniyah Al-Islamiyah Serang.

Kurikulum yang dipakai adalah kurikulu nasional tahun 1994 dengan berbagai

suplemennya. Secara periodic kurikulum senantiasa mengalami perubahan dan

pembaharuan, sehingga pada tahun 2004 keluarlah Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK). KBK selanjutnya mengalami penyesuaian dan evolusi dan mengejawantah dalam

bentuk KTSP yang bersifat fleksibel, disesuaikan dengan cirri khas dan potensi daerah

masing-masing.

Menyusun KTSP merupakan hal baru bagi sebagaian madrasah di Indonesia

karena selama ini kurikulum disusun dan ditetapkan secara nasional, sedang daerah dapat

melengkapinya dengan muatan lokal. Sebagian kecil madrasah yang pernah melaksanakan

uji coba kurikulum 2004 mempunyai keuntungan lebih dari yang lain karena dalam

beberapa hal ada kemiripan proses dalam menyusun KTSP dengan kurikulm 2004.

contoh-contoh KTSP sudah banyak dijual oleh berbagai pihak, tetapi karena bagi sebagian

satuan pendidikan merupakan hal yang baru, panduan dan contoh yang lebih operasional

dan dalam versi yang lebih bersahabat (friendly) sangat diperlukan guna memandu kepala

madrasah, guru, komite madrasah, serta anggota masyarakat lain yang peduli pendidikan,

dalam menyusun KTSP yang benar.

B. LANDASAN HUKUM KTSP

Pengembangna Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar Proses,

Standar Kompetensi Lulusan, Stsndar Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan

Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

Dua dari ke delapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan

dalam mengembangkan kurikulum.

Page 7: KTSP 0910

Pasal 36 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional mengamanatkan agar kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

disusun dan dikembangkan dengan prinsip : (a) diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, (b) sesuai dengan jenjang pendidikan dan

(c) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan prinsip Diversifikasi,

pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum Nasional.Dan ditindaklanjuti oleh Peraturan

Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Oleh karena itu, penyusunannya diserahkan di tingkat satuan pendidikan dalam bentuk

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sehingga khasanah nasional yang berupa

karakteristik masing-masing satuan pendidikan dapat dipelihara dan

ditumbuhkembangkan, kurikulum disesuaikan dengan memanfaatkan seluas-luasnya

potensi daerah, dan variasi tingkat kemampuan peserta didik memperoleh perhatian

penuh. Untuk menjamin mutu minimal dari layanan pendidikan dengan KTSP yang

bervariasi, pemerintah menetapkan delapan standar nasional yang digunakan sebagai

acuan pengembangan kurikulum, yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar

proses, pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

standar penilaian pendidikan.

Tujuan pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang

Mandrasah Tsanawiyah ini disusun untuk acuan bagi Madrasah Tsanawiyah Negeri Serang

dan stakeholders dalam pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan di MTs ini.

Kegiatan pengembangan dimulai dari tahap: penyusunan, pelaksanaan, monitoring, dan

evaluasi.

Panduan pengembangan kurikulum disusun atara lain agar dapat memberi

kesempatan peserta didik untuk :

Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Belajar untuk memahami dan mengahayati

Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang

efektif, kreatif, dan menyenangkan.

Komponen Kurikulum Stauan Pendidikan yang kami susun terdiri dari :

Rasional

Landasan Hukum

Visi dan Misi

Page 8: KTSP 0910

Tujuan Pendidikan Madrasah

Struktur dan Muatan Kurikulum

Kalender Pendidikan

Silabus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

C. PENGERTIAN KTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan berlandaskan kepada standar isi, kompetensi lulusan,

pedoman BSNP, dan ketentuan peraturan perundang-undangan dan panduan lain yang

relavan.

Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.

Kurikulum yang selama ini di atur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada

madrasah. Sebagaimanan di atur PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan.

Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, proses,

kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional

pendidikan, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan(SKL) merupakan

acuan utama dalam pengembangan KTSP.

Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah

mempertimbangkan masukan dari rapat dewan pendidik dan komite madrasah. Madrasah

dan komite madrasah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar

kurikulum dan standar kompetensi lulusan dibawah kordinasi dan supervisi dan kantor

departemen agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, pengawas, dan

kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan penyusunan

melibatkan komite madrasah dan nara sumber pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan

oleh kantor departemen agama kabupaten /kota.

Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolah atau

bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkempentingan secara teratur

dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan

pendidikan. Untuk pendidikan dasar dna menengah, laporan oleh pimpinan satuan

pendidikan ditujukan kepada komite madrasah/madrasah dan pihak-pihak lain yang

Page 9: KTSP 0910

berkepentingan yang berisi hasil evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir

semester. Selanjutnya, laporan oleh pengawas satuan pendidikan ditujukan kepada kantor

Departemen Agama Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan yang bersangkutan. Setiap

pihak yang menerima laporan wajib meneindaklanjuti laporan tersebut untuk

meningkatkan mutu satuan pendidikan termasuk memberikan sanksi atas pelanggaran

yang ditemukannya.

Page 10: KTSP 0910

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SERANG

A. VISI

Visi MTsN Serang adalah :

“TERDEPAN DALAM KUALITAS, UNGGUL DALAM AKHLAK, SERTA

MENJADI MTs TERBAIK DI KAB. BEKASI PADA TAHUN 2013”

(MTs yang telah sepenuhnya mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan).

Untuk mewujudkan Visi tersebut perlu dilakukan dan diupayakan berbagai

program baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan indicator-indikator yang jelas,

terukur dan terarah.

B. MISI

Misi MTs. Negeri Serang adalah :

1. Menyelenggarakan pendidikan yang mengacu pada standar isi dan proses

2. Menciptakan nuansa agamis di lingkungan madrasah.

3. Menumbuhkan semangat peningkatan hasil belajar setiap tahun pelajaran.

4. Menjalin ukhuwah islamiyah yang harmonis dengan masyarakat.

5. Menanamkan apresiasi seni budaya Islam.

6. Penanaman sejak dini nialai-nialai akhlaqul karimah.

7. Peningkatan pembinaan dalam bidang baca, tulis, pemahaman dan pengamalan

Al-Qur’an.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum satuan pendidikan tingkat MTs adalah “Meletakkan dasar-dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan akhlak mulia serta keterampilan untuk kesiapan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.”

2 . Tujuan Khusus (MTs N Serang)

a. Tujuan jangka pendek

Menciptakan situasi dan kondisi lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan

cara penataan lingkungan sekolah dan memelihara K6.

b. Tujuan jangka menengah

Page 11: KTSP 0910

Menghantarkan MTsN Serang untuk menjadi Madrasah yang berstandar

nasional dan sejajar dengan sekolah-sekolah umum lainnya.

c. Tujuan jangka panjang

Menghantarkan MTsN Serang sebagai Madrasah terbaik pada tahun 2013 sebagai

upaya mewujudkan apa yang telah tercantum pada Visi MTs Negeri Serang.

Page 12: KTSP 0910

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh

oleh peserta didikdalam kegiatan pembelajaran. Pada setiap kedalam muatan

kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam

kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban mengajar yang

tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar

kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian

integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata

pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan

individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap

peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Program pendidikan terdiri dari

Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus. Pendidikan umum

meliputi tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama

(SMP/MTs), dan sekolah menengah atas (SMA/MA). Pendidikan Kejuruan terdapat

pada sekolah menengah kejuruan (SMK). Pendidikan khusus meliputi sekolah dasar

luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah

menengah atas luar biasa (SMALB) dan terdiri atas delapan jenis kelainan berdasarkan

ketunaan.

Struktur kurikulum MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu

jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX.

Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar

kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum MTs memuat 10 mata pelajaran umum, 4 mata pelajaran agama dan 2

mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Total mata pelajaran adalah

16 Mata Pelajaran.

Muatan lokal merupakan bagian kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang

ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Page 13: KTSP 0910

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan

minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan

diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan

yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada MTs merupakan "IPA Terpadu" dan

"IPS Terpadu ".

c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaan dialokasikan sebagaimana tertera

dalam struktur kurikulum satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum

empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan .

d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Pada program pendidikan di MTs terdiri dari program Pendidikan Agama (empat sub

mata pelajaran agama) dan sejumlah mata pelajaran umum (sepuluh mata pelajaran

umum) ditambah dengan program pengembangan diri dan muatan lokal yang wajib

diikuti seluruh peserta didik.

Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

dalam struktur kurikulum, dalam menyesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.

Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik

dalam mencapai kompetensi, disamping memanfaatkan mata pelajaran lain yang

dianggap penting namun tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di

dalam standar isi. Dengan adanya tambahanwaktu, satuan pendidikan diperkenankan

mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya mengadakan program remediasi bagi

peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal .

KOMPONEN MATA PELAJARAN

KELAS DAN

ALOKASI WAKTU

VII VIII IX

1. Pendidikan Agama

a. Al-Qur'an Hadit 2 2 2

b. Aqidah Akhlak 2 2 2

c. Fiqih 2 2 2

Page 14: KTSP 0910

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaran 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4

5. Bahasa Arab 2 2 2

6. Matematika 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2

10. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 2 2 2

11. Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2

12. Muatan Lokal 2 2 2

a. Bahasa Sunda 2 2 2

b. Pemahaman Baca Tulis Qur’an (BTQ) 2 2 2

Program Pengembangan Diri 2* 2* 2*

Total Beban Belajar /Minggu 42 42 42

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

B. MUATAN KURIKULUM

Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi sejumlah mata

pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban mengajar bagi peserta

didik pada satuan pendidikan. Disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan

pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

Muatan kurikulumMTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu

jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX.

Sementara materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian

dari muatan kurikulum

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang

akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan

pendekatan tertentu beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasaan

dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan

pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada ciri khas dan karakteristik

Page 15: KTSP 0910

masing-masing mata pelajarannya dengan menyesuaikan pada kondisi yang

tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran

wajib dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.

Pada bagian ini sekolah mencantumkan mata pelajaran muatan lokal, dan

pengembangan diri beserta alokasi waktunya yang akan disajikan pada peserta

didik.

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang

tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai

berikut :

(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

(2) Kelompok mata pelajaran Kewarganegaran dan kepribadian

(3) Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi

(4) Kelompok mata pelajaran Estetika

(5) Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19 / 2005 Pasal 7.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya

merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping

itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi

kurikulum.

Rincian mata pelajaran MTs adalah sebagai berikut:

Mata pelajaran wajib:

1. Pendidikan Agama:

a. Al Quran Hadits

b. Akidah Akhlak

c. Fikih

d. Sejarah Kebudayaan Islam

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Bahasa Arab

5. Bahasa Inggris

6. Matematika

Page 16: KTSP 0910

7. Ilmu Pengetahuan Alam

8. Ilmu Pengetahuan Sosial

9. Seni Budaya

10. Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan

11. Keterampilan/TIK

Mata pelajaran Muatan Lokal

1. Bahasa dan Sastra Sunda

2. Baca Tulis Qur'an

Tabel. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No KELOMPOK MATA

PELAJARANCAKUPAN

1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,

atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan

agama.

2. Kewarganegaraan dan

Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan

kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,

hak, dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan

kebangsaan, jiwa patriotisme bela Negara,

penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung

jawab social, ketaatan pada hokum, ketaatan

membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti

korupsi, kolusi dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

Page 17: KTSP 0910

Teknologi teknologi pada MTs dimaksudkan untuk

memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan

dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah

secara krirtis, kreatif dan mandiri.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan

untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan

mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi

keindahan dan harmoni. Kemampuan

mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan

serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,

baik dalam kehidupan individual sehingga mampu

menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam

kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu

menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan

kesehatan pada MTs dimaksudkan uuntuk

meningkatkan potensi fisik serta membudayakan

sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Tabel. Beban Belajar dalam Kegiatan Tatap Muka

Satuan

Pendi

dikan

Kelas

Satu jam

pembelajaran

tatap muka

(menit)

Jumlah

pembelajaran

Per minggu

Minggu

Efektif

per tahun

ajaran

Waktu

pembelajaran

per tahun

Jumlah

jam

per tahun

(@60

menit)

MTs

VII

s.d.

IX

40 43 34-38

1156-1292 jam

pembelajaran

(46240-51680

menit)

771-861

Tabel. alokasi waktu muatan lokal

Satuan

Pendi

dikan

Kelas Satu jam

pembelajaran

tatap muka

(menit)

Jumlah

pembelajaran

Per minggu

Minggu

Efektif

per tahun

ajaran

Waktu

pembelajaran

per tahun

Jumlah

jam per

tahun

(@60

Page 18: KTSP 0910

menit)

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari materi mata pelajaran lain

dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran

seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MTS. Muatan lokal merupakan

mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah

dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau

dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.

Tabel Alokasi Waktu Muatan Lokal :

KOMPONEN MUATAN LOKAL

KELAS DAN

ALOKASI WAKTU

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Bahasa Sunda 2 2 2

2. Baca Tulis Al Qur’an 2 2 2

3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibawah bimbingan konselor, guru, atau

tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler.

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan

sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan

ekstrakulikuler, seperti kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni-budaya,

kelompok tim olah raga, dan kelompok ilmiah remaja.

Page 19: KTSP 0910

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan

pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata

pelajaran.

Adapun kegiatan Ekstrakulikuler di MTs Negeri Serang yang

diselengarakan adalah sebagai berikut :

Kegiatan Ekstrakurikuler

KOMPONEN PENGEMBANGAN DIRI ALOKASI WAKTU

1. Olah Raga 2

a. Sepak Bola 2

b. Volly Ball 2

c .Tenis Meja 2

d. Bulu Tangkis 2

2. Seni Suara 2

3. Kosidah 2

4. Marawis 2

5. Pramuka 2

6. Paskibra 2

7. Teater 2

8. Mukhadoroh 2

9. BKC (Bandung Karate Club) 2

10. Sain MIPA 2

Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar

oleh setiap Pembina masing-masing Ekstrakurikuler secara fleksibel.

Berikut adalah kategori penilaian untuk kegiatan pengembangan diri :

Kategori Nilai Keterangan

A Sangat Baik

B Baik

C Cukup

D Kurang

Page 20: KTSP 0910

4. Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program

pendidikan yang berlaku di sekolah. Sistem tersebut terdiri dari sistem paket dan

sistem kredit semester (SKS).

Pada umumnya saat ini satuan pendidikan mayoritas menggunakan Sistem paket.

Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut.

a. Beban Belajar dalam sistem paket digunakan olah tingkat satuan pendidikan

MTs baik katagori standar maupun mandiri, Beban belajar dalam sistem kredit

semsester (SKS) dapat digunakan oleh MTs kategori mandiri.

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk

setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu

tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar

yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat

jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam

pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata pelajaran yang lain

yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang

tercantum di dalam Standar isi.

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur dalam sistem paket untuk MTs 0 % - 50 % dari waktu kegiatan

tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu

tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi.

d. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktik disekolah setara dengan

satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam

tatap muka.

e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur untuk MTs yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturan

sebagai berikut.

Satu SKS pada MTs terdiri atas : 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan

terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Page 21: KTSP 0910

Pemilihan mata pelajaran oleh siswa di MTs harus dibimbing oleh guru

pembimbing. Seorang guru dapat membimbing 5 sampai 8 siswa dalam

menetapkan mata pelajaran yang akan ditempuhnya pada semester tertentu. Setiap

siswa tidak mesti mempunyai “beban” kredit semester yang sama. Pertimbangan

dari guru pembimbing dan dari orang tua dapat dipergunakan sebagai rujukan

untuk menentukan besarnya jumlah beban kredit semester yang akan ditempuh

oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dimungkinkan adanya kelas “susul

atau remidi” bagi siswa.

Berikut adalah table beban belajar untuk tingkat MTs:Tabel. Beban Belajar dalam Kegiatan Tatap Muka

Satuan Pendidikan

KelasSatu jam

pembelajaran tatap muka (menit)

Jumlah pembelajaran Per minggu

Minggu Efektif

per tahun ajaran

Waktu pembelajaran per

tahun

Jumlah jam per tahun

(@60 menit)

MTs

VII

s.d.

IX

40 42 34-38

1156-1292 jam

pembelajaran

(46240-51680

menit)

771-861

Page 22: KTSP 0910

5. Kriteria Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangakan sebagai suatu pencapaian hasil

belajar dari suatu kempetensi dasar berkisar antara 0 - 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk

masing-masing indikator 75 %. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan minimal

sebagai Target Pencapaian Kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu

mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasaan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan

ideal.

Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi

Target Pencapaian Kompetensi (TPK) di MTsN Serang:

NO. MATA PELAJARAN NILAI KKM

KLS IIV KLS IIIV KLS IX

I II I II I II

1 Pendidikan Agama

a. Al Qur’an Hadist 60 62 63 65 67 70

b. Aqidah Akhlak 62 65 67 70 72 75

c. Fiqih 60 62 65 65 68 70

d. Sejarah Kebudayaan Islam 64 67 67 69 70 72

2 Pendidikan Kewarganegaraan 63 65 68 70 70 73

3 Bahasa Indonesia 60 63 68 70 72 75

4 Bahasa Inggris 60 62 64 65 67 70

5 Bahasa Arab 60 62 64 66 67 70

6 Matematika 60 62 65 65 67 70

7 IPA 62 65 65 65 65 70

8 IPS 65 65 67 67 70 70

9 Seni Budaya 65 65 68 68 70 70

10Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan65 65 68 70 70 70

11 Teknologi Informatika dan Komunikasi 60 60 65 65 70 70

12 Bahasa Sunda 60 60 65 65 70 70

13 Mulok (Nahu shorof / BTQ) 60 60 65 65 68 70

Page 23: KTSP 0910

6. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap tahun ajaran. Mekanisme penentuan

kenaikan kelas di MTsN Serang adalah sebagai berikut:

a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun

b. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

c. Siswa dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai

kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, Hasil Belajar (HB),

Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua mata

pelajaran.

d. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila,

Memperoleh nilai kurang dari katagori baik pada kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia

Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3 mata

pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir

tahun ajaran, dan

Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik,

emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai

kompetensi yang ditargetkan.

e. Ketika mengulang dikelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD,

dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama

dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

f. Disekolah kami, kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran dikelas

mencapai minimal 90 %

g. Semua kirteria di atas dibicarakan, didiskusikan, dikonsultasikan dan

diputuskan dalam Rapat Verifikasi Kenaikan Kelas yang dihadiri oleh: Kepala

Madrasah, Wali kelas, Dewan Guru dan staf Tata Usaha. Keputusan rapat

bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.

b. Kriteria Kelulusan

Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 pasal 72 Ayat (1), peserta didik

dinyatakan lulus dari MTsN Serang Kabupaten Bekasi setelah memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

Page 24: KTSP 0910

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaran dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

c. Lulus Ujian Madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi;

d. Lulus Ujian Nasional

e. Di MTsN Serang Kabupaten Bekasi, kelulusan juga mempertimbangkan

kehadiran peserta didik dalam kelas minimal mencapai 90 %

g. Semua kirteria di atas dibicarakan, didiskusikan, dikonsultasikan dan

diputuskan dalam Rapat Verifikasi Kenaikan Kelas yang dihadiri oleh: Kepala

Madrasah, Wali kelas, Dewan Guru dan staf Tata Usaha. Keputusan rapat bersifat

mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.

7. Pendidikan Kecakapan Hidup

Semua program pengembangan diri baik sebagian maupun

seluruhnya merupakan bagian dari pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan

kecakapan hidup merupakan bekal keterampilan peserta didik yang diharapkan di

kemudian hari nanti keterampilan tersebut dapat memiliki nilai jual secara ekonomi,

sehingga mampu mampu menolong hidupnya.

8. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global.

Page 25: KTSP 0910