ktsp 0910
DESCRIPTION
program kerjaTRANSCRIPT
PENGESAHANNo: MTs.001/PP.01.1/ 095/2009
Setelah mempertimbangkan berbagai masukan dari Komite Madrasah,KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SERANG
TAHUN PELAJARAN 2010 -2011ditetapkan berlaku terhitung mulai tanggal 12 Juli 2010
Pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan atau ditinjau ulang pada setiap akhir tahun pelajaran. Hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan KTSP untuk tahun pelajaran berikutnya.
Ditetapkan di : BekasiPada Tanggal : 01 Juli 2010
Mengetahui/MenyetujuiKomite MTsN Serang
H. TABRANI, S. Pd.Ketua
Kepala MTsN SerangKabupaten Bekasi
Drs. AMAL BASYARINIP. 19650221 199203 1 003
MengesahkanKasi Mapenda Departemen Agama Kab. Bekasi
Drs. CASMITA, M.Pd NIP.1965122 199303 1 003
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, MTsN SERANG telah dapat mengembangkan model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)untuk satuan pendidikan tingkat MTs. Model Kurikulum ini
selanjutnya kami sebut KURIKULUM MADRASAH TSANWIYAH NEGERI SERANG
sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan untuk pengembangan
potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran
paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Kurikulum MTs Negeri Serang Tahun pelajaran 2010 – 2011 ini merupakan bentuk pengembangan dan revisi terhadap kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tahun Pelajaran 2009-2010
Model Kurikulum Satuan pendidikan ini kami susun dengan maksud untuk memberikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dalam hal ini tim MTsN Serang untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada serta mampu memberikan arah menuju terwujudnya visi dan misi dari MTsN yang telah dirumuskan dan disepakati oleh bersama.
Kurikulum satuan pendidikan adalah sebagian dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang merupakan salah satu komponen standar isi (Permen No. 22 Tahun 2006)
yang berlaku diwilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya
kurikulum satuan pendidikan, diharapkan kita memiliki patok mutu, baik evaluasi yang
bersifat mikro seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi
makro seperti efektifitas dan efisiensi program pendidikan, sehingga kedepan pendidikan kita
akan melahirkan standar mutu yang dapat dipertanggung jawabkan .
Penyusunan KURIKULUM MTsN SERANG ini melalui proses yang dimulai dengan
dibentuknya Tim Pengembang Kurikulum yang terdiri dari Kepala Madrasah, Komite
Madrasah dan beberapa Dewan Guru serta stake holder lainnya. Tim Pengembang Kurikulum
ini melakukan serangkaian kajian bersama Komite Madrsah dengan berpedoman pada
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan yang menghasilkan
draf Kurikulum Satuan Pendidikan. Proses selanjutnya, draf Kurikulum Satuan Pendidikan
divalidasi oleh para pakar yang berasal dari pakar pendidikan, pakar bidang ilmu dan praktisi
pendidikan yang melibatkan para guru, Kepala Madrasah, Komite Madrasah, Pengawas dan
Mapenda Departemen Agama Kabupaten. Hasil validasi ini merupakan masukan untuk revisi
draf Kurikulum Satuan Pendidikan.
Pada tahap akhir, Kurikulum Satuan Pendidikan yang sudah divalidasi
dipresentasikan, yang melibatkan berbagai kalangan yaitu Dewan Pendidikan dan
kependidikan di Madrasah, Komite Madrasah, dan Pengawas hasil presentasi kami jadikan
bahan masukan bagi tim Penyusun Kurikulum Satuan Pendidikan.
Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, baik yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan KURIKULUM MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI SERANG. Semoga Allah SWT tetap memberikan petunjuk
terhadap yang telah, sedang, dan yang akan kita lakukan untuk peningkatan mutu pendidikan
pada umumnya dan peningkatan mutu pendidikan di MTsN Serang pada khususnya.
Bekasi, 01 Juli 2010Kepala MTs Negeri Serang
Drs. AMAL BASYARINIP. 19650221 199203 1 003
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. RASIONAL…………………………………………………………. 1
B. LANDASAN HUKUM KTSP............................................................. 1
C. PENGERTIAN KTSP.......................................................................... 2
BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN
A. VISI........................................................................................................ 5
B. MISI....................................................................................................... 5
C. TUJUAN................................................................................................ 6
1. Tujuan Umum MTs ………………………………………………... 6
2..Tujuan Khusus MTsN Serang……………………………………… 6
a. Tujuan jangka pendek………………………………………….. 6
b. Tujuan jangka menengah………………………………………. 7
c. Tujuan jangka panjang…………………………………………. 7
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM................................................................ 8
B. MUATAN KURIKULUM................................................................... 9
1. Mata pelajaran……………………………………………………. 10
2. Muatan Lokal…………………………………………………….. 11
3. Kegiatan Pengembangan Diri……………………………………. 12
4. Pengaturan Beban Belajar ……………………………………… 14
5. Ketuntasan Belajar
6. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
7. Pendidikan Kecakapan Hidup
8. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global
BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN…………………………………….. 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….. 21
A. SILABUS…………………………………………………………..
B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)……….
C. PROFILE MADRASAH…………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Berdirinya MTsN Serang berawal dari keinginan kalangan tokoh
masyarakatdanagama atas perlunya sekolah yang berciri khas agama, khususnya di
lingkungan masyarakat desa Serang yang memang belum ada baik madrasah negeri
maupun swasta. Pada tahun 1994 berdirilah MTs tersebut dengan sarana gedung
menumpang pada Madrasah Diniyah Al-Islamiyah Serang.
Kurikulum yang dipakai adalah kurikulu nasional tahun 1994 dengan berbagai
suplemennya. Secara periodic kurikulum senantiasa mengalami perubahan dan
pembaharuan, sehingga pada tahun 2004 keluarlah Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). KBK selanjutnya mengalami penyesuaian dan evolusi dan mengejawantah dalam
bentuk KTSP yang bersifat fleksibel, disesuaikan dengan cirri khas dan potensi daerah
masing-masing.
Menyusun KTSP merupakan hal baru bagi sebagaian madrasah di Indonesia
karena selama ini kurikulum disusun dan ditetapkan secara nasional, sedang daerah dapat
melengkapinya dengan muatan lokal. Sebagian kecil madrasah yang pernah melaksanakan
uji coba kurikulum 2004 mempunyai keuntungan lebih dari yang lain karena dalam
beberapa hal ada kemiripan proses dalam menyusun KTSP dengan kurikulm 2004.
contoh-contoh KTSP sudah banyak dijual oleh berbagai pihak, tetapi karena bagi sebagian
satuan pendidikan merupakan hal yang baru, panduan dan contoh yang lebih operasional
dan dalam versi yang lebih bersahabat (friendly) sangat diperlukan guna memandu kepala
madrasah, guru, komite madrasah, serta anggota masyarakat lain yang peduli pendidikan,
dalam menyusun KTSP yang benar.
B. LANDASAN HUKUM KTSP
Pengembangna Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, Stsndar Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Dua dari ke delapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Pasal 36 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan agar kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
disusun dan dikembangkan dengan prinsip : (a) diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, (b) sesuai dengan jenjang pendidikan dan
(c) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan prinsip Diversifikasi,
pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum Nasional.Dan ditindaklanjuti oleh Peraturan
Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Oleh karena itu, penyusunannya diserahkan di tingkat satuan pendidikan dalam bentuk
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sehingga khasanah nasional yang berupa
karakteristik masing-masing satuan pendidikan dapat dipelihara dan
ditumbuhkembangkan, kurikulum disesuaikan dengan memanfaatkan seluas-luasnya
potensi daerah, dan variasi tingkat kemampuan peserta didik memperoleh perhatian
penuh. Untuk menjamin mutu minimal dari layanan pendidikan dengan KTSP yang
bervariasi, pemerintah menetapkan delapan standar nasional yang digunakan sebagai
acuan pengembangan kurikulum, yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar
proses, pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
standar penilaian pendidikan.
Tujuan pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang
Mandrasah Tsanawiyah ini disusun untuk acuan bagi Madrasah Tsanawiyah Negeri Serang
dan stakeholders dalam pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan di MTs ini.
Kegiatan pengembangan dimulai dari tahap: penyusunan, pelaksanaan, monitoring, dan
evaluasi.
Panduan pengembangan kurikulum disusun atara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik untuk :
Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Belajar untuk memahami dan mengahayati
Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
efektif, kreatif, dan menyenangkan.
Komponen Kurikulum Stauan Pendidikan yang kami susun terdiri dari :
Rasional
Landasan Hukum
Visi dan Misi
Tujuan Pendidikan Madrasah
Struktur dan Muatan Kurikulum
Kalender Pendidikan
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
C. PENGERTIAN KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan berlandaskan kepada standar isi, kompetensi lulusan,
pedoman BSNP, dan ketentuan peraturan perundang-undangan dan panduan lain yang
relavan.
Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.
Kurikulum yang selama ini di atur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada
madrasah. Sebagaimanan di atur PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan.
Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, proses,
kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional
pendidikan, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan(SKL) merupakan
acuan utama dalam pengembangan KTSP.
Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah
mempertimbangkan masukan dari rapat dewan pendidik dan komite madrasah. Madrasah
dan komite madrasah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi lulusan dibawah kordinasi dan supervisi dan kantor
departemen agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, pengawas, dan
kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan penyusunan
melibatkan komite madrasah dan nara sumber pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan
oleh kantor departemen agama kabupaten /kota.
Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolah atau
bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkempentingan secara teratur
dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan
pendidikan. Untuk pendidikan dasar dna menengah, laporan oleh pimpinan satuan
pendidikan ditujukan kepada komite madrasah/madrasah dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan yang berisi hasil evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir
semester. Selanjutnya, laporan oleh pengawas satuan pendidikan ditujukan kepada kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan yang bersangkutan. Setiap
pihak yang menerima laporan wajib meneindaklanjuti laporan tersebut untuk
meningkatkan mutu satuan pendidikan termasuk memberikan sanksi atas pelanggaran
yang ditemukannya.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SERANG
A. VISI
Visi MTsN Serang adalah :
“TERDEPAN DALAM KUALITAS, UNGGUL DALAM AKHLAK, SERTA
MENJADI MTs TERBAIK DI KAB. BEKASI PADA TAHUN 2013”
(MTs yang telah sepenuhnya mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan).
Untuk mewujudkan Visi tersebut perlu dilakukan dan diupayakan berbagai
program baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan indicator-indikator yang jelas,
terukur dan terarah.
B. MISI
Misi MTs. Negeri Serang adalah :
1. Menyelenggarakan pendidikan yang mengacu pada standar isi dan proses
2. Menciptakan nuansa agamis di lingkungan madrasah.
3. Menumbuhkan semangat peningkatan hasil belajar setiap tahun pelajaran.
4. Menjalin ukhuwah islamiyah yang harmonis dengan masyarakat.
5. Menanamkan apresiasi seni budaya Islam.
6. Penanaman sejak dini nialai-nialai akhlaqul karimah.
7. Peningkatan pembinaan dalam bidang baca, tulis, pemahaman dan pengamalan
Al-Qur’an.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum satuan pendidikan tingkat MTs adalah “Meletakkan dasar-dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian dan akhlak mulia serta keterampilan untuk kesiapan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.”
2 . Tujuan Khusus (MTs N Serang)
a. Tujuan jangka pendek
Menciptakan situasi dan kondisi lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan
cara penataan lingkungan sekolah dan memelihara K6.
b. Tujuan jangka menengah
Menghantarkan MTsN Serang untuk menjadi Madrasah yang berstandar
nasional dan sejajar dengan sekolah-sekolah umum lainnya.
c. Tujuan jangka panjang
Menghantarkan MTsN Serang sebagai Madrasah terbaik pada tahun 2013 sebagai
upaya mewujudkan apa yang telah tercantum pada Visi MTs Negeri Serang.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didikdalam kegiatan pembelajaran. Pada setiap kedalam muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban mengajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata
pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan
individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Program pendidikan terdiri dari
Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus. Pendidikan umum
meliputi tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
(SMP/MTs), dan sekolah menengah atas (SMA/MA). Pendidikan Kejuruan terdapat
pada sekolah menengah kejuruan (SMK). Pendidikan khusus meliputi sekolah dasar
luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah
menengah atas luar biasa (SMALB) dan terdiri atas delapan jenis kelainan berdasarkan
ketunaan.
Struktur kurikulum MTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX.
Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum MTs memuat 10 mata pelajaran umum, 4 mata pelajaran agama dan 2
mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Total mata pelajaran adalah
16 Mata Pelajaran.
Muatan lokal merupakan bagian kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada MTs merupakan "IPA Terpadu" dan
"IPS Terpadu ".
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaan dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum
empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan .
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Pada program pendidikan di MTs terdiri dari program Pendidikan Agama (empat sub
mata pelajaran agama) dan sejumlah mata pelajaran umum (sepuluh mata pelajaran
umum) ditambah dengan program pengembangan diri dan muatan lokal yang wajib
diikuti seluruh peserta didik.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan
dalam struktur kurikulum, dalam menyesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, disamping memanfaatkan mata pelajaran lain yang
dianggap penting namun tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di
dalam standar isi. Dengan adanya tambahanwaktu, satuan pendidikan diperkenankan
mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya mengadakan program remediasi bagi
peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal .
KOMPONEN MATA PELAJARAN
KELAS DAN
ALOKASI WAKTU
VII VIII IX
1. Pendidikan Agama
a. Al-Qur'an Hadit 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaran 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Bahasa Arab 2 2 2
6. Matematika 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
9. Seni Budaya 2 2 2
10. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 2 2 2
11. Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
12. Muatan Lokal 2 2 2
a. Bahasa Sunda 2 2 2
b. Pemahaman Baca Tulis Qur’an (BTQ) 2 2 2
Program Pengembangan Diri 2* 2* 2*
Total Beban Belajar /Minggu 42 42 42
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
B. MUATAN KURIKULUM
Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban mengajar bagi peserta
didik pada satuan pendidikan. Disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Muatan kurikulumMTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX.
Sementara materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
dari muatan kurikulum
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang
akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasaan
dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan
pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada ciri khas dan karakteristik
masing-masing mata pelajarannya dengan menyesuaikan pada kondisi yang
tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran
wajib dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.
Pada bagian ini sekolah mencantumkan mata pelajaran muatan lokal, dan
pengembangan diri beserta alokasi waktunya yang akan disajikan pada peserta
didik.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut :
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran Kewarganegaran dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran Estetika
(5) Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19 / 2005 Pasal 7.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping
itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
Rincian mata pelajaran MTs adalah sebagai berikut:
Mata pelajaran wajib:
1. Pendidikan Agama:
a. Al Quran Hadits
b. Akidah Akhlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Ilmu Pengetahuan Alam
8. Ilmu Pengetahuan Sosial
9. Seni Budaya
10. Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan
11. Keterampilan/TIK
Mata pelajaran Muatan Lokal
1. Bahasa dan Sastra Sunda
2. Baca Tulis Qur'an
Tabel. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No KELOMPOK MATA
PELAJARANCAKUPAN
1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.
2. Kewarganegaraan dan
Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa patriotisme bela Negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab social, ketaatan pada hokum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
Teknologi teknologi pada MTs dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan
dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah
secara krirtis, kreatif dan mandiri.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada MTs dimaksudkan uuntuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Tabel. Beban Belajar dalam Kegiatan Tatap Muka
Satuan
Pendi
dikan
Kelas
Satu jam
pembelajaran
tatap muka
(menit)
Jumlah
pembelajaran
Per minggu
Minggu
Efektif
per tahun
ajaran
Waktu
pembelajaran
per tahun
Jumlah
jam
per tahun
(@60
menit)
MTs
VII
s.d.
IX
40 43 34-38
1156-1292 jam
pembelajaran
(46240-51680
menit)
771-861
Tabel. alokasi waktu muatan lokal
Satuan
Pendi
dikan
Kelas Satu jam
pembelajaran
tatap muka
(menit)
Jumlah
pembelajaran
Per minggu
Minggu
Efektif
per tahun
ajaran
Waktu
pembelajaran
per tahun
Jumlah
jam per
tahun
(@60
menit)
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari materi mata pelajaran lain
dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran
seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MTS. Muatan lokal merupakan
mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah
dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau
dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Tabel Alokasi Waktu Muatan Lokal :
KOMPONEN MUATAN LOKAL
KELAS DAN
ALOKASI WAKTU
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Bahasa Sunda 2 2 2
2. Baca Tulis Al Qur’an 2 2 2
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibawah bimbingan konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan
ekstrakulikuler, seperti kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni-budaya,
kelompok tim olah raga, dan kelompok ilmiah remaja.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran.
Adapun kegiatan Ekstrakulikuler di MTs Negeri Serang yang
diselengarakan adalah sebagai berikut :
Kegiatan Ekstrakurikuler
KOMPONEN PENGEMBANGAN DIRI ALOKASI WAKTU
1. Olah Raga 2
a. Sepak Bola 2
b. Volly Ball 2
c .Tenis Meja 2
d. Bulu Tangkis 2
2. Seni Suara 2
3. Kosidah 2
4. Marawis 2
5. Pramuka 2
6. Paskibra 2
7. Teater 2
8. Mukhadoroh 2
9. BKC (Bandung Karate Club) 2
10. Sain MIPA 2
Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar
oleh setiap Pembina masing-masing Ekstrakurikuler secara fleksibel.
Berikut adalah kategori penilaian untuk kegiatan pengembangan diri :
Kategori Nilai Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
4. Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program
pendidikan yang berlaku di sekolah. Sistem tersebut terdiri dari sistem paket dan
sistem kredit semester (SKS).
Pada umumnya saat ini satuan pendidikan mayoritas menggunakan Sistem paket.
Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut.
a. Beban Belajar dalam sistem paket digunakan olah tingkat satuan pendidikan
MTs baik katagori standar maupun mandiri, Beban belajar dalam sistem kredit
semsester (SKS) dapat digunakan oleh MTs kategori mandiri.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar
yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata pelajaran yang lain
yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang
tercantum di dalam Standar isi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk MTs 0 % - 50 % dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
d. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktik disekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk MTs yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturan
sebagai berikut.
Satu SKS pada MTs terdiri atas : 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Pemilihan mata pelajaran oleh siswa di MTs harus dibimbing oleh guru
pembimbing. Seorang guru dapat membimbing 5 sampai 8 siswa dalam
menetapkan mata pelajaran yang akan ditempuhnya pada semester tertentu. Setiap
siswa tidak mesti mempunyai “beban” kredit semester yang sama. Pertimbangan
dari guru pembimbing dan dari orang tua dapat dipergunakan sebagai rujukan
untuk menentukan besarnya jumlah beban kredit semester yang akan ditempuh
oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dimungkinkan adanya kelas “susul
atau remidi” bagi siswa.
Berikut adalah table beban belajar untuk tingkat MTs:Tabel. Beban Belajar dalam Kegiatan Tatap Muka
Satuan Pendidikan
KelasSatu jam
pembelajaran tatap muka (menit)
Jumlah pembelajaran Per minggu
Minggu Efektif
per tahun ajaran
Waktu pembelajaran per
tahun
Jumlah jam per tahun
(@60 menit)
MTs
VII
s.d.
IX
40 42 34-38
1156-1292 jam
pembelajaran
(46240-51680
menit)
771-861
5. Kriteria Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangakan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kempetensi dasar berkisar antara 0 - 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75 %. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
sebagai Target Pencapaian Kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasaan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan
ideal.
Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi
Target Pencapaian Kompetensi (TPK) di MTsN Serang:
NO. MATA PELAJARAN NILAI KKM
KLS IIV KLS IIIV KLS IX
I II I II I II
1 Pendidikan Agama
a. Al Qur’an Hadist 60 62 63 65 67 70
b. Aqidah Akhlak 62 65 67 70 72 75
c. Fiqih 60 62 65 65 68 70
d. Sejarah Kebudayaan Islam 64 67 67 69 70 72
2 Pendidikan Kewarganegaraan 63 65 68 70 70 73
3 Bahasa Indonesia 60 63 68 70 72 75
4 Bahasa Inggris 60 62 64 65 67 70
5 Bahasa Arab 60 62 64 66 67 70
6 Matematika 60 62 65 65 67 70
7 IPA 62 65 65 65 65 70
8 IPS 65 65 67 67 70 70
9 Seni Budaya 65 65 68 68 70 70
10Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan65 65 68 70 70 70
11 Teknologi Informatika dan Komunikasi 60 60 65 65 70 70
12 Bahasa Sunda 60 60 65 65 70 70
13 Mulok (Nahu shorof / BTQ) 60 60 65 65 68 70
6. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap tahun ajaran. Mekanisme penentuan
kenaikan kelas di MTsN Serang adalah sebagai berikut:
a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
b. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
c. Siswa dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai
kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, Hasil Belajar (HB),
Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua mata
pelajaran.
d. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila,
Memperoleh nilai kurang dari katagori baik pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia
Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3 mata
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir
tahun ajaran, dan
Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik,
emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai
kompetensi yang ditargetkan.
e. Ketika mengulang dikelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD,
dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama
dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
f. Disekolah kami, kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran dikelas
mencapai minimal 90 %
g. Semua kirteria di atas dibicarakan, didiskusikan, dikonsultasikan dan
diputuskan dalam Rapat Verifikasi Kenaikan Kelas yang dihadiri oleh: Kepala
Madrasah, Wali kelas, Dewan Guru dan staf Tata Usaha. Keputusan rapat
bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.
b. Kriteria Kelulusan
Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari MTsN Serang Kabupaten Bekasi setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaran dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
c. Lulus Ujian Madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi;
d. Lulus Ujian Nasional
e. Di MTsN Serang Kabupaten Bekasi, kelulusan juga mempertimbangkan
kehadiran peserta didik dalam kelas minimal mencapai 90 %
g. Semua kirteria di atas dibicarakan, didiskusikan, dikonsultasikan dan
diputuskan dalam Rapat Verifikasi Kenaikan Kelas yang dihadiri oleh: Kepala
Madrasah, Wali kelas, Dewan Guru dan staf Tata Usaha. Keputusan rapat bersifat
mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.
7. Pendidikan Kecakapan Hidup
Semua program pengembangan diri baik sebagian maupun
seluruhnya merupakan bagian dari pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan
kecakapan hidup merupakan bekal keterampilan peserta didik yang diharapkan di
kemudian hari nanti keterampilan tersebut dapat memiliki nilai jual secara ekonomi,
sehingga mampu mampu menolong hidupnya.
8. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global.