kti.bab ii. bu menik.doc
TRANSCRIPT
5
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Biodata Klien
Penulis memberikan asuhan keperawatan pada tanggal 2 sampai
dengan 4 Juli 2012. Pengkajian pada klien dilakukan secara alloanamnesa
dan auto anamnesa.
Pada pengkajian autoanamnesa tanggal 2 Juli 2012 pada pukul
10.00 WIB didapatkan biodata klien. Klien bernama Tn. S dirawat di
ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R. Soetijono Blora dengan nomer rekam
medik 6884539. Tn. S bertempat tinggal di Growong Blora. Klien
merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Tunjungan Blora. Klien
seorang laki- laki berumur 48 tahun dengan pekerjaannya sebagai patani
dan pendidikan terakhirnya adalah SD. Tn. S masuk RSUD Dr. R.
Soetijono Blora pada tanggal 15 Juni 2012 pukul 15.00 dengan diagnosa
medik Vesikolitiasis.
B. Pengkajian
1) Riwayat Klien
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan utamanya yaitu nyeri
pada bagian perut bawah daerah simpisis pubis. Nyeri ini dirasakan
sejak bulan Maret, selain itu klien juga mengeluh nyerinya menjalar
6
ke pinggang dan sakit waktu BAK. Saat itu, klien tidak datang ke
tempat pelayanan kesehatan untuk mengatasi nyerinya. Klien hanya
menahan nyeri itu. Pada bulan April, klien mulai merasakan gangguan
berkemih. Klien merasa tidak puas waktu berkemih, BAK hanya
keluar sedikit, dan pancaran urin tidak lancar, hanya menetes dan
urine berwarna keruh. Karena klien tidak bisa lagi menahan nyeri
yang dideritanya, klien datang ke Puskesmas Tunjungan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Setelah beberapa hari di
Puskesmas Tunjungan klien dirujuk di RSUD Dr. R. Soetijono Blora
pada tanggal 15 Juni 2012. Klien memiliki kebiasaan suka makan hati
ayam sejak 1 tahun yang lalu, 3 kali perminggu. Keluarga klien tidak
ada yang mengalami penyakit seperti yang klien alami saat ini.
Namun, klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 2 tahun yang
lalu. Klien tidak menjalani program pengobatan hipertensi. Klien
memiliki riwayat luka bakar pada kaki kanannya karena tersiram air
panas 2 tahun yang lalu. Keluarga klien tidak ada yang mengalami
penyakit kronik seperti DM, stroke, jantung dan asma. Klien adalah
seorang duda yang memiliki 1 orang anak laki- laki berusia 17 tahun.
Klien bercerai dengan istrinya 4 tahun yang lalu. Saat ini klien hanya
mendapat tindakan pemasangan DC.
7
2) Review Sistem
Dari pengkajian fisik, didapatkan data bentuk kepala klien
mesosepal dan tidak terdapat lesi atau benjolan. Rambut kepala klien
berwarna hitam dan bersih. Pada bagian mata didapatkan data bentuk
mata simetris, tidak terdapat sekret, konjungtiva anemis, sklera tidak
ikterik, dan terdapat lingkar hitam di sekitar mata klien. Hal ini
dikarenakan klien sulit tidur karena nyeri datang tengah malam saat
istirahat. Pada pemeriksaan hidung didapatkan bentuk hidung simetris,
bersih, tidak ada polip hidung, tidak terdapat nafas cuping hidung dan
tidak terdapat kelainan penciuman. Pada pemeriksaan telinga
didapatkan bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan
di telinga/ mastoid, terdapat serumen pada telinga dan fungsi
pendengaran baik.
Pada pemeriksaan mulut dan gigi didapatkan bibir klien kering,
mukosa mulut lembab, tidak ada stomatitis, 2 gigi depan klien ada
yang tanggal, serta terdapat caries gigi. Pada pemeriksaan leher, tidak
terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe. Pada saat
pemeriksaan dada, bentuk dada simetris, tidak terdapat sesak nafas
dan klien bernafas tanpa ada retraksi dinding dada.
Pada pemeriksaan paru-paru, saat dilakukan inspeksi bentuk
simetris, dan pergerakan dada saat bernafas simetris. Saat palpasi
dilakukan, tidak terdapat nyeri tekan dan tactil fremitus kanan dan kiri
simetris. Saat perkusi dilakukan, terdengar suara sonor di lapang paru
8
dan pada saat auskultasi terdengar suara vesikuler, dan tidak terdengar
suara tambahan baik ronkhi maupun wheesing. Pada waktu bernafas,
klien tidak merasakan nyeri karena nyerinya hanya di bagian simpisis
pubis dan menjalar ke bagian pinggang klien.
Pada pemeriksaan fisik di jantung, saat inspeksi ictus kordis
tidak nampak. Saat palpasi, ictus cordis teraba pada mid klavikula IC
IV- V sinistra. Pada saat perkusi terdengar suara pekak. Sedangkan
auskultasi terdengar bunyi jantung I- II irama reguler dan tidak
terdengar bunyi jantung tambahan.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada abdomen, inspeksi
ditemukan bentuk perut simetris, tidak terdapat asites. Bising usus
terdengar 15 x/ menit. Perkusi menunjukkan suara tympani pada
kuadran kiri atas, kiri bawah dan kanan bawah. Terdapat suara pekak
pada area kandung kemih, atas simpisis pubis. Saat palpasi dalam
ditemukan nyeri tekan di area simpisis pubis. Nyeri dirasakan klien
meningkat saat bergerak, nyeri dirasakan perih, seperti terbakar dan
ada rasa tertekan. Nyeri dirasakan klien di bagian perut bawah area
simpisis pubis dan terkadang sampai menyebar ke pinggang. Skala
nyeri 5 dari skala 1- 10, dan nyeri hilang timbul dengan durasi ± 30
menit. Klien menambahkan bahwa nyeri tersebut muncul pada pagi
hari setelah klien mandi, terkadang siang hari waktu klien beristirahat,
dan juga pada tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB.
9
Pada saat dilakukan pegkajian pola eliminasi, BAK klien
terganggu. Klien BAK melalui DC, saat dikaji pukul 10.30 WIB,
BAK klien ± 25 cc, berwarna kuning keruh. Saat ingin BAK klien
merasa terasa perih, ada rasa terbakar dan seperti tertekan.
Klien juga mengeluh kesulitan untuk tidur karena merasakan
nyeri dan sering terbangun dari tidurnya karena nyeri pada waktu
tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB. Klien tidur hanya ± 4 jam
perhari.
Saat pengkajian pola nutrisi, nafsu makan berkurang, klien
makan dengan ½ porsi makanan yang diberikan RS, jenis diit TKTP,
minum air putih ± 200 ml/ hari. Nafsu makan klien berkurang karena
perut klien terasa penuh jika menghabiskan 1 porsi makanan.
Pada saat dilakukan pengkajian ektremitas, menunjukkan
ekstremitas atas TN. S tidak terpasang infus, kuku bersih, tidak ada
udema maupun kelainan, dan kekuatan otot 5. Ekstremitas bawah Tn.
S terdapat bekas luka bakar pada kaki kanannya, tidak terdapat udema,
dan kekuatan otot 5. Pada genital Tn. S terpasang selang DC dan di
dalam urine bag terisi urine sejumlah ± 25 cc dengan warna yang
keruh. Keadaan genital cukup bersih dan tidak ada udema.
3) Pemeriksaan Data Fokus
Dari hasil pengkajian rewiev system ditemukan data fokus
pada Tn. S adalah klien mengeluh nyeri di area simpisis pubis.
10
Nyeri dirasakan klien meningkat saat bergerak, nyeri dirasakan
perih, seperti terbakar dan ada rasa tertekan. Nyeri dirasakan klien
di bagian perut bawah area simpisis pubis dan terkadang sampai
menyebar ke pinggang. Skala nyeri 5 dari skala 1- 10, dan nyeri
hilang timbul dengan durasi ± 30 menit.
Klien menambahkan bahwa nyeri tersebut muncul pada
pagi hari setelah klien mandi, terkadang siang hari waktu klien
beristirahat, dan juga pada tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB.
TD : 140/ 70 mmHg, nadi : 84 x/ menit, RR : 20 kali/ menit, dan
Suhu tubuh : 36,7 °C.
Selain itu klien juga mengalami gangguan tidur karena
sering terbangun tengah malam karena merasakan nyeri pada perut
bagian bawah. Klien sering terbangun pada pukul 01.00 WIB.
Terdapat lingkar hitam di sekitar mata klien.
Nafsu makan klien berkurang, klien makan dengan ½ porsi
makanan yang diberikan RS. Nafsu makan klien berkurang karena
perut klien terasa penuh jika menghabiskan 1 porsi makanan.
Klien merasa nyeri saat ingin BAK. Klien merasa perih,
ada rasa terbakar dan seperti tertekan saat urine keluar. Urine klien
berwarna kuning keruh dan saat dikaji urine klien sebanyak ± 25
cc.
11
4) Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 16 Juni 2012 dilakukan pemeriksaan
laboratorium Sekresi- Eksresi, menggunakan sampel urine sebagai
pemeriksaannya. Didapatkan hasil : warna urine kuning agak
keruh. Berat Jenis : 1.015 , PH : 8.0, Protein : 150 mg/dl,
LEUKOSIT ENTERASE 500/uL, BLOOD 150/uL, Sed : Epitel :
17.0/uL, Epitela : 4 – 5 /LPK, Lekosit : 1137.7/uL, Lekosit : 15-
17/LPB, Eritrosit : 102.6/uL, Eritrosit : 2-3/ LPK, Kristal : 1.4/ uL,
Silinder Hyalin : 0.36/ uL, Sil. Pathologi : 0.12/ u, Granula Kasar
NEG/ LPK, Granula Halus : NEG/ LPK, Epitel : NEG/ LPK,
Eritrosit : NEG/ LPK, Lekosit : NEG/ LPK, Mucus : 0.00-0.50,
Yeast cell : 0.0/uL, Epitel tubulus : 3.4/ uL, Bakteri :
22815.8/ uL. BAKTERI +/POS, Sperma : 0.0/ uL, Kepekatan :
25.6 ms/cm.
Pada tanggal 21 Juni 2012 dilakukan pemeriksaan kimia
klinik dengan hasil sebagai berikut : Ureum 31 mg/dl dan Creatitin
0,74 mg/dl. Pada pemeriksaan bakteriologi tanggal 21 Juni 2012
menggunakan spesimen Urine, didapatkan hasil kultur adanya
bakteri Echerichia Coli dan hasil hitung kumannya > 100.000.
Selain itu, pada tanggal 23 Juni 2012 dilakukan
pemeriksaan X- Foto Polos dengan hasil : Preperitonial fat line
tampak baik. Banyak udara usus dan fekal material. Tampak
12
opasitas multiple (3) buah berbentuk oval pada cavum pelvis
dengan ukuran terbesar 4.5 cm x 2.5 cm. Pada pemeriksaan X-
Foto BNO- IVP tanggal 23 Juni 2012 ditemukan kesan :
Vesikolithiasis multiple bentuk oval dengan ukuran terbesar 4.5 x
2.5 cm. Gambaran cystitis. Penonjolan pada spek superior vesika
urinaria, DD/ psedodivertikel. Fungsi ekskresi ginjal kanan dan kiri
baik.
C. Perumusan Masalah
Dari pengkajian yang penulis lakukan terhadap Tn. S pada tanggal
2 Juli 2012 pukul 11.00 WIB, penulis mengangkat diagnosa gangguan
pola tidur berhubungan dengan nyeri pada kandung kemih, dengan
data subyektif klien mengatakan sering terbangun tengah malam karena
merasakan nyeri pada perut bagian bawah. Klien sering terbangun pada
pukul 01.00 WIB. Nyeri pada perut bawah daerah simpisis pubis. Klien
menambahkan bahwa nyeri tersebut muncul pada pagi hari setelah klien
mandi, terkadang siang hari waktu klien beristirahat, dan juga pada tengah
malam sekitar pukul 01.00 WIB. Dari skala nyeri 0-10, klien mengatakan
bahwa skala nyerinya pada skala 5.
Nyeri tersebut intermitten atau nyerinya hilang timbul dengan
durasi nyeri rata- rata 30 menit. Nyeri yang dirasakan perih, seperti
terbakar dan tertekan. Sedangkan data obyektifnya yaitu terdapat lingkar
hitam di sekitar mata klien. Ekspresi wajah klien tegang, tampak meringis
13
menahan nyeri, dan saat nyeri terjadi, klien tampak gelisah, tidur miring,
telungkup dan memegang daerah perut bawahnya. Pada X- Foto BNO-
IVP kesan Vesikolithiasis, pancaran urine terganggu, urine berwarna
keruh. TD: 140/ 70 mmHg, Nadi :84 x/ menit, RR: 20 x/ menit
D. Perencanaan
Dari perumusan masalah diatas, maka penulis merencanakan
tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan pola tidur dan
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien. Penulis mengidentifikasi
faktor yang mempengarui masalah tidur dan kebiasaan klien sebelum tidur
serta menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat. Selain itu penulis
juga mengkaji nyeri (PQRST), mengobservasi tanda non verbal dari
ketidaknyamanan, menjelaskan penyebab nyeri pada klien. Mengajarkan
teknik non farmakologis kepada pasien berupa teknik distraksi dengan
terapi musik.
Tujuan dari perencanaan yang akan dilakukan selama 3x24 jam itu
adalah nyeri klien berkurang sampai skala 3. Penulis menerapkan kriteria
hasilnya sebagai berikut : Melaporkan kenyamanan fisik dan psikologis.
Klien dapat tidur. Lingkar hitam di sekitar mata hilang. Mengenali faktor
yang menyebabkan nyeri. Skala nyeri berkurang. Menggunakan terapi
musik. Tanda- tanda vital dalam batas normal. Ekspresi wajah rileks.
14
E. Pelaksanaan dan Evaluasi
Penulis melaksanakan tindakan yang direncanakan pada tanggal 2-
4 Juli 2012. Pada tanggal 2 Juli 2012 penulis mengidentifikasi faktor yang
mempengarui masalah tidur dan kebiasaan klien sebelum tidur serta
menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat. Didapatkan data klien
mengatakan sering terbangun tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB
karena nyeri. Klien memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum
tidur. Selain itu penulis juga mengkaji nyeri dengan (PQRST) didapatkan
data nyeri meningkat saat klien bergerak. Klien merasakan nyeri perih,
seperti terbakar dan rasa tertekan. Nyeri yang dirasakan klien pada perut
bagian bawah daerah simpisis pubis. Skala nyeri yang dirasakan klien 5.
Nyeri hilang timbul dengan durasi ± 30 menit. Selanjutnya, penulis
mengobservasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan. Perawat
mendapatkan data ekspresi klien tampak menahan nyeri.
Hal yang paling utama, penulis mengajarkan teknik untuk
mengatasi gangguan pola tidur dan mengurangi nyeri secara non
farmakologis dengan terapi musik. Klien saat itu mengatakan setuju dan
senang ketika diajarkan teknik tersebut. Saat itu klien nampak duduk
memakai headset sambil mendengarkan musik instrumen. Klien nampak
memejamkan mata.
Hari selanjutnya, 3 Juli 2012 penulis mengkaji tanda-tanda vital
klien yaitu TD : 150 /70 mmHg, RR : 18 x/menit, N : 88 x/menit, T:
36,5° C. Penulis kembali memutarkan musik instrumen yang disukai klien
15
agar klien dapat tidur siang. Klien mengatakan mengantuk setelah
mendengar musik instrument ini dan klien nampak rileks dan sempat
menguap.
Pada tanggal 4 Juli 2012 pukul 21.00 WIB penulis menyarankan
klien untuk melakukan musik terapi secara mandiri ketika nyeri muncul.
Klien mengatakan akan mencoba saran dari perawat dan klien tampak
kooperatif dan mengangguk. Kemudian, pada pukul 21.10 WIB penulis
memutarkan musik instrumen yang disukai klien pada malam hari. Saat itu
klien merasakan nyeri. Skala nyeri klien 5. Klien mengatakan musik slow
yang dia sukai dan musik instrument yang dia sukai. Klien tampak
menikmati terapi musik dengan headset sambil membaringkan badannya
di tempat tidur.
Evaluasi hasil tindakan keperawatan selama 3x24 jam yang telah
dilakukan oleh penulis kepada klien dengan diagnosa gangguan pola tidur
berhubungan dengan nyeri pada kandung kemih. Evaluasi dilakukan pada
tanggal 5 Juli 2012 pukul 08.00 WIB dengan hasil pasien mengatakan
semalam tidak terbangun karena nyeri. Nyeri berkurang dari skala 5
menjadi skala 3. Klien mengatakan akan menerapkan terapi musik secara
mandiri saat nyeri muncul dan terapi musik dilakukan klien sebelum tidur.
Tanda- tanda Vital : tekanan darah : 130/ 70 mmHg, nadi : 88 x/ menit.
pernafasan : 20 x/ menit, suhu tubuh : 36,5 °C. Dengan data obyektif klien
tampak lebih rileks dari sebelumnya dan intensitas tidur klien meningkat.
Lingkar hitam di sekitar mata berkurang. Masalah klien teratasi namun
16
tetap melanjutkan intervensi yaitu menyampaikan kepada klien untuk
mendengarkan musik instrument yang dia sukai ketika nyeri itu terjadi
agar klien dapat tidur dan nyerinya dapat teralihkan serta berkurang.