kristal

61
KRISTAL

Upload: katina

Post on 23-Mar-2016

211 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KRISTAL. UJUD ZAT. GAS. CAIR. PADAT. Kristal adalah padatan dimana atom- atomnya tersusun dalam satu pola yang berulang secara periodik dalam struktur tiga dimensi . Semua kristal adalah padatan , tetapi tidak semua padatan berupa kristal . Padatan non kristal disebut padatan amorf . - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KRISTAL

KRISTAL

Page 2: KRISTAL

UJUD ZAT

GAS CAIR PADAT

Page 3: KRISTAL

Kristal adalah padatan dimana atom-atomnya tersusun dalam satu pola yang berulang secara periodik dalam struktur tiga dimensi.

Semua kristal adalah padatan, tetapi tidak semua padatan berupa kristal.

Padatan non kristal disebut padatan amorf.

Beberapa senyawa dapat membentuk kristal dengan komposisi yang sama tetapi dengan susunan atom/ molekul yang berbeda sehingga menghasilkan struktur tiga dimensi yang berbeda.

Beberapa senyawa mempunyai struktur tiga dimensi yang sama, tetapi bentuknya berbeda jika dilihat di bawah mikroskop.

Page 4: KRISTAL

Simetri merupakan salah satu sifat dari sistem kristal yang dapat digunakan untuk membedakan satu sistem kristal dengan lainnya.

Tiga elemen simetri sederhana dalam kristal:

Simetri pada titik (pusat simetri)

Simetri pada garis (sumbu simetri)

Simetri pada bidang (bidang simetri)

SIMETRI

Page 5: KRISTAL

SIMETRI TERHADAP TITIK

Suatu kristal dikatakan memiliki pusat simetri apabila setiap titik pada permukaan kristal memiliki satu titik yang identik pada sisi yang berseberangan dan berjarak sama dari titik pusat.Contoh: kubus

Page 6: KRISTAL

SIMETRI TERHADAP GARIS

Jika sebuah kristal diputar 360 berpusat pada sebarang poros, maka kristal tersebut akan kembali ke posisi semula.

Jika kristal tampak seperti kembali ke posisi semula lebih dari sekali dalam satu kali putaran, maka sumbu yang digunakan disebut SUMBU SIMETRI.

Page 7: KRISTAL

DIAD AXIS

TRIAD AXIS

TETRAD AXIS

HEXAD AXIS

SUMBU SIMETRI

• Diputar 180• Simetri lipat 2

• Diputar 120• Simetri lipat 3

• Diputar 90• Simetri lipat 4

• Diputar 60• Simetri lipat 6

Page 8: KRISTAL

SIMETRI GARIS PADA KUBUS

Page 9: KRISTAL

SIMETRI TERHADAP BIDANG

Bidang simetri membelah objek padat menjadi 2 bagian sedemikian rupa sehingga satu bagian merupaka bayangan cermin bagi bagian lainnya.

SIMETRI BIDANG PADA KUBUS

Page 10: KRISTAL

Kubus (heksahedron) merupakan bentuk sangat simetris yang memiliki 23 elemen simetri (1 pusat, 9 bidang, dan 13 sumbu).

Disamping kubus, bentuk lain yang sangat simetris adalah oktahedron, yang juga memiliki 23 elemen simetri.

Page 11: KRISTAL

ELEMEN SIMETRI

Page 12: KRISTAL

Perubahan dari bentuk kubus/heksahedron ke oktahedron

Page 13: KRISTAL
Page 14: KRISTAL

SIMETRI GABUNGAN

Simetri gabungan/Compound symmetry adalah simetri pada “rotation-reflexion axis” atau “axis of rotatory inversion”.

Simetri ini diperoleh apabila salah satu permukaan kristal dapat dihubungkan dengan permukaan yang lain dengan cara melakukan 2 operasi:

Memutar kristal pada satu sumbu.

Mencerminkan pada bidang cermin yang terletak pada sumbu, atau membalik posisi kristal dengan berpusat pada titik pusat.

Page 15: KRISTAL

Permukaan A dapat ditransformasikan ke permukaan B dengan cara:

Diputar 90C Dibalik

Page 16: KRISTAL

SISTEM KRISTAL

Komponen simetri:1. Simetri titik2. Simetri garis3. Simetri bidang4. Simetri gabungan5. Tanpa simetri

32 kelas/group 7 sistem kristal

1. Regular (5 kelas)2. Tetragonal (7 kelas)3. Orthorhombic (3 kelas)4. Monoclinic (3 kelas)5. Triclinic (2 kelas)6. Trigonal (5 kelas)7. Hexagonal (7 kelas)

Page 17: KRISTAL

SUMBU KRISTALOGRAFI

3 SUMBU 4 SUMBUyz = xz = xy =

yz = 90xy = yu = ux = 60

Page 18: KRISTAL
Page 19: KRISTAL
Page 20: KRISTAL
Page 21: KRISTAL

SPACE LATTICE

Space lattice adalah susunan beraturan dari titik-titik pada bangun tiga dimensi, masing-masing titik menggambarkan satu unit struktural, seperti ion, atom, atau molekul.

Keseluruhan struktur homogen, yang berarti bahwa setiap titik dalam lattice/kisi memiliki lingkungan yang identik dengan titik lainnya.

Page 22: KRISTAL

Point lattice : serangkaian titik yang tersusun sedemikian rupa sehingga setiap titik memiliki lingkungan yang sama

Page 23: KRISTAL

Satu point lattice ditandai dengan tiga spatial dimension a, b, dan c, serta tiga sudut , , dan .

Panjang (a, b, c) dan sudut (, , ) disebut lattice parameter.

Satu sel yang dikonstruksi dengan tersusun atas parameter-parameter ini disebut unit cell.

Satu unit cell

Page 24: KRISTAL

Kombinasi dari ukuran panjang parameter a, b, dan c, serta besarnya sudut , , dan akan menghasilkan berbagai susunan lattice yang berbeda-beda.

Pada tahun 1868 Bravais menyatakan bahwa hanya ada 14 kemungkinan konstruksi point lattice.

Point lattice ini dapat dibagi menjadi 7 kategori sistem kristal.

Page 25: KRISTAL

The simple cubic system has one lattice point on each corner of the cube with each lattice point shared equally between eight adjacent cubes.

Page 26: KRISTAL

OCTAHEDRAL

Page 27: KRISTAL

Simple Cubic Body-centeredcubic

Face-centeredcubic

Tiga macam kisi-kisi kubus:

Page 28: KRISTAL

Prisma Tetragonal Bipiramid Tetragonal

Page 29: KRISTAL

Kisi Orthorhombic dibuat dengan cara menarik kisi kubus sepanjang 2 vektor kisi membentuk prisma segi

empat dengan alas segi empat.

Page 30: KRISTAL
Page 31: KRISTAL

Kisi monoclinic lattice digambarkan sebagai vektor-vektor dengan panjang tidak sama yang membentuk prisma segi

empat dengan alas jajaran genjang.

Page 32: KRISTAL

Kisi triclinic crystal digambarkan sebagai vektor-vektor dengan panjang tidak sama; semua vektor

tidak saling tegak lurus.

Page 33: KRISTAL
Page 34: KRISTAL

Kristal rhombohedral (atau trigonal) digambarkan sebagai vektor-vektor yang panjangnya sama, masing-

masing tidak saling tegak lurus. Sistem rombhohedral dapat dibayangkan sebagai sistem

kubus yang ditarik sepanjang garis diagonal ruang.

Page 35: KRISTAL

Protoprisma heksagonal adalah prisma yang memiliki 6 permukaan vertikal. Irisan horizontal

dari prisma ini selalu berupa heksagonal yang sama bentuk dan ukurannya.

Page 36: KRISTAL

INDEKS MILLERJika kita anggap satu titik pada satu kisi kristal sebagai titik awal/asal/origin, maka kita dapat mendifinisikan vektor-vektor dari titik asal dengan menggunakan 3 koordinat.

Misal kita punya sel kubus dan kita definisikan satu vektor mulai dari titik asal ke titik 1,1,1, maka garis tersebut akan bergerak ke arah positif sepanjang garis diagonal ruang, dan selanjutnya akan memotong titik 2,2,2 dan seterusnya.

Arah gerakan vektor tersebut disingkat dengan [1,1,1], dimana nomor yang ada disebut INDEKS ARAH.

Angka negatif ditandai dengan garis datar di atas angka, sehingga berarti bahwa indeks pertama bernilai negatif.

KONVENSI: semua indeks ditulis dalam serangkaian angka bulat terkecil, atau pecahan sederhana.

1,1,1

Page 37: KRISTAL

INDEKS ARAH

Page 38: KRISTAL

Untuk menyatakan bidang-bidang pada kisi kristal digunakan konvensi seperti pada indeks Miller.

Setiap bidang dinyatakan dengan tiga parameter (hkl), yang didefinisikan sebagai kebalikan dari perpotongan antara bidang dengan tiga sumbu kristal.

Jika satu bidang sejajar dengan satu sumbu, maka indeks Miller-nya sama dengan nol.

Contoh indeks Miller untuk sistem kubus ditunjukkan pada gambar di slide berikut ini.

Page 39: KRISTAL

Indeks Miller untuk bidang-bidang pada sistem kubus

Page 40: KRISTAL

IONIK

KOVALEN

MOLEKULER

LOGAM

IKATAN DALAM

PADATAN

• Terdiri dari ion-ion• Terikat oleh Gaya elektrostatis• Contoh: NaCl

• Terdiri dari atom-atom netral• Terikat oleh ikatan kovalen• Contoh: berlian

• Terdiri atas molekul-molekul• Terikat oleh gaya tarik lemah• Contoh: senyawa organik

IKATAN DALAM PADATAN

• Terdiri atas kation-kation• Terikat oleh ikatan logam

• Contoh: Cu, Fe

Page 41: KRISTAL

STRUKTUR KRISTAL NaCl

Page 42: KRISTAL

ISOMORF Isomorf adalah dua senyawa atau lebih yang membentuk

kristal dengan bentuk yang identik.

Senyawa isomorf dapat mengkristal bersama dari suatu larutan membentuk “kristal campuran”.

Contoh: chrome alum K2SO4.Cr2(SO4)3.24H2O (ungu) dan potash alum K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O (tak berwarna) mengkristal dari larutannya masing-masing sebagai octahedra reguler. Jika satu larutan mengandung keduanya dikristalkan, maka akan terbentuk kristal octahedra reguler, akan tetapi warna kristal bervariasi dari hampir tak berwarna sampai ungu tua, tergantung perbandingan keduanya di dalam larutan.

Page 43: KRISTAL

KRISTAL CHROME ALUM

Page 44: KRISTAL

Polimorf adalah satu senyawa yang membentuk kristal dalam berbagai bentuk tergantung pada kondisi pertumbuhan kristal (temperatur, tekanan, pengotor, kecepatan tumbuh, dll.)

Polimorf dari senyawa yang sama akan memiliki sifat fisik berbeda, seperti density, kapasitas panas, titik leleh, konduktivitas termal, dan aktivitas optik.

Contoh:

POLIMORF

Page 45: KRISTAL
Page 46: KRISTAL

ARAGONITE

Page 47: KRISTAL

CRISTOBALITE

Page 48: KRISTAL
Page 49: KRISTAL
Page 50: KRISTAL
Page 51: KRISTAL

TRIDYMITE

Page 52: KRISTAL

QUARTZ

Page 53: KRISTAL

Bentuk-bentuk polimorf dari berbagai senyawa

Page 54: KRISTAL
Page 55: KRISTAL

Apabila kita akan mengkristalkan senyawa yang memiliki polimorf, maka:

1. Kita harus mengontrol kondisi operasi operasi sedemikian rupa agar kita dapat memperoleh bentuk yang kita inginkan.

2. Setelah bentuk yang diinginkan kita peroleh, maka kita perlu menghindari perubahan/transformasi ke bentuk/polimorf yang lain.

Senyawa yang dapat membentuk polimorf sering berubah dari satu bentuk ke bentuk lain disebut transisi polimorf.

Kadang perubahan sedikit temperatur akan menyebabkan perubahan bentuk.

Dalam banyak kasus, satu bentuk dari polimorf adalah metastabil, yang berarti bahwa setelah kristalisasi, pada akhirnya bentuk itu akan berubah menjadi bentuk lain yang lebih stabil.

Page 56: KRISTAL

Transformasi ini dapat berlangsung sangat cepat, ataupun sangat lambat, tergantung masing-masing sistem.

Pada umumnya transformasi ini berlangsung paling cepat apabila kristal tersuspensi dalam larutan.

Jika suatu senyawa memiliki beberapa polimorf dan salah satu polimorf merupakan bentuk yang stabil di semua temperatur, maka sistem tersebut MONOTROPIK.

Jika beberapa polimorf stabil pada temperatur yang berbeda, maka sistem tersebut dinamakan ENANTIOTROPIK.

Dalam sistem enantiotropik, polimorf yang kelarutannya paling kecil adalah yang paling stabil.

Page 57: KRISTAL

CRYSTAL HABIT Crystal habit adalah penampakan luar dari kristal.

Deskripsi kuantitatif suatu kristal berarti mengetahui luas permukaan relatif, panjang ketiga sumbu, sudut antara permukaan, dan shape factor dari kristal.

Shape factor adalah cara matematis untuk menggambar-kan geometri dari suatu kristal.

Jika ukuran kristal didefinisikan dalam satu dimensi karakterisasi L, maka ada 2 macam shape factor:

Volume shape factor : V = L3

Area shape factor : A = L3

Page 58: KRISTAL
Page 59: KRISTAL

BENTUK LUAR DARI KRISTAL HEKSAGONAL

Page 60: KRISTAL

Crystal habit dipengaruhi oleh:

1. Struktur internal

2. Kondisi pertumbuhan kristal (laju pertumbuhan, solven yang digunakan, keberadaan impuritas)

Berbagai bentuk kristal sodium chlorate yang terbentuk dalam kondisi pertumbuhan yang berbeda: (a) cepat; (b) lambat

Page 61: KRISTAL

(a) (b)

Berbagai bentuk kristal sodium chloride yang terbentuk dalam kondisi pertumbuhan yang berbeda: (a) larutan murni;

(b) larutan NaCl dengan adanya urea 10%