kreativitas guru penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan...

278
KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang oleh BAGAS ANUNG HANDHINITO 6101411132 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i

Upload: trankhue

Post on 13-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA

PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Universitas Negeri Semarang

oleh

BAGAS ANUNG HANDHINITO 6101411132

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG 2015

i

ABSTRAK

Bagas Anung Handhinito. 2015. Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/S1. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra. Anirotul Qoriah, M.Pd.

Kata Kunci: Kreativitas, Guru Penjasorkes, Sarana dan Prasarana Olahraga

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen sehingga guru Penjasorkes dituntut untuk kreatif dalam mengatasi keterbatasan tersebut supaya pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket sebagai data primer, serta observasi, dokumentasi, dan wawancara sebagai data sekunder. Populasi penelitian ini adalah semua guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang berjumlah 23 guru. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dalam kategori Sedang (34,78%). Berdasarkan masing-masing faktor diperoleh hasil sebagai berikut: 1) faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah dalam kategori Sedang (52,17%), 2) faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide dalam kategori Sedang (30,43%), 3) faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru dalam kategori Sedang (34,78%). Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, guru Penjasorkes sudah cukup kreatif dalam pembelajaran dan secara keseluruhan sarana dan prasarana Penjasorkes memiliki kelengkapan 66,57%. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa guru Penjasorkes mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana dengan cara memodifikasi dan memanfaatkan sarana dan prasarana Penjasorkes.

Simpulan dari hasil penelitian ini adalah secara umum kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dalam kategori Sedang (34,78%). Saran dari peneliti adalah: 1) guru Penjasorkes perlu meningkatkan lagi kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana Penjasorkes, 2) Sekolah maupun pemerintah perlu meningkatkan lagi kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana Penjasorkes.

ii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya:

Nama : Bagas Anung Handhinito

NIM : 6101411132

Jurusan/Prodi : PJKR/PJKR

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Judul Skripsi : “Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan

Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah

Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

Tahun Pelajaran 2015/2016”

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri dan bukan menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik

sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi

akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sumber hukum sesuai

ketentuan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia.

Semarang, Desember 2015

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi

Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah

Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran

2015/2016” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 4 Desember 2015

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Yang mengajukan

Dra. Anirotul Qoriah, M.Pd. Bagas Anung Handhinito

NIP. 19650821 199903 2 001 NIM. 6101411132

Mengetahui

iv

PENGESAHAN

Skripsi atas nama Bagas Anung Handhinito NIM 6101411132 dengan judul

“Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan

Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016” telah dipertahankan

di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Negeri Semarang pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2015.

Panitia Ujian

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Hidup adalah sebuah perjuangan” (Ahmad Dhani).

“Menuntut ilmu adalah takwa, menyampaikan ilmu adalah ibadah,

mengulang ilmu adalah dzikir, mencari ilmu adalah jihad” (Imam Al-Ghozali).

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Teruntuk yang tercinta dan tersayang,

kedua orang tuaku Bapak Sutrisno Hadi

dan Ibu Nuraeni Endah Suwarni, terima

kasih atas doa, dukungan, dan

semangatnya.

Kakakku Okta Restia Kusumawati, adikku

Gusti Husnul Anami dan keponakanku

Muhammad Nur Hakim.

Sahabat-sahabatku dan teman-teman

seperjuangan Jurusan PJKR 2011.

Almamater FIK UNNES.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul "Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan

Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016". Skripsi

ini disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri

Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan PJKR, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri

Semarang, yang telah memberikan kemudahan administrasi sehingga

peneliti tidak mengalami kesulitan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Anirotul Qoriah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan, pengarahan, kritikan, dan petunjuk dalam

penyusunan skripsi ini.

vii

5. Bapak dan Ibu Dosen PJKR FIK UNNES, yang telah menanamkan ilmu

dan pengetahuan sebagai bekal yang bermanfaat.

6. Staf Tata Usaha PJKR FIK UNNES, yang telah memberikan bantuan

segala bentuk urusan administrasi.

7. Kepala UPTD Unit Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, yang telah

memberikan rekomendasi izin penelitian di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen.

8. Kepala Sekolah dan Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen, yang telah memberikan izin penelitian dan

pengambilan data.

9. Kedua orang tua, Bapak Sutrisno Hadi dan Ibu Nuraeni Endah Suwarni,

serta keluarga yang selalu memanjatkan doa, memberikan dukungan,

maupun motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan PJKR 2011, yang selalu memberikan

motivasi dan saran-saran yang membantu terselesaikannya skripsi ini.

11. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan baik

serta mendapat pahala dari Allah SWT. Akhirnya, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi diri penulis dan semua

pihak pada umumnya.

Semarang, Desember 2015

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i ABSTRAK..................................................................................................... ii PERNYATAAN ............................................................................................. ii PERSETUJUAN ........................................................................................... iv PERNGESAHAN .......................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 9 1.3 Pembatasan Masalah ........................................................ 10 1.4 Rumusan Masalah............................................................. 10 1.5 Tujuan Penelitian............................................................... 10 1.6 Manfaat Penelitian............................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kreativitas ....................................................... 13 2.1.1 Ciri-ciri Kreativitas ............................................................. 15 2.1.2 Aspek-aspek Kreativitas .................................................... 18 2.2 Penjasorkes....................................................................... 20 2.2.1 Tujuan Penjasorkes........................................................... 22 2.2.2 Aspek-aspek Penjasorkes ................................................. 26 2.3 Kurikulum Penjasorkes ...................................................... 27 2.3.1 KTSP................................................................................. 28 2.3.2 Ruang Lingkup .................................................................. 29 2.4 Guru Penjasorkes.............................................................. 31 2.4.1 Peranan Guru Penjasorkes ............................................... 35 2.4.2 Guru Penjasorkes yang Kreatif .......................................... 36 2.4.3 Profil Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar ......................... 40 2.5 Pembelajaran .................................................................... 41 2.6 Inovasi dan Modifikasi Pembelajaran ................................ 43 2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana Penjasorkes ................ 47 2.7.1 Standar Sarana dan Prasarana Penjasorkes..................... 50 2.7.2 Tujuan dan Manfaat Sarana dan Prasarana Penjasorkes.. 52 2.7.3 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana................................ 53 2.8 Kecamatan Prembun......................................................... 54

ix

2.8.1 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen......................................................... 56 2.9 Kajian Penelitian yang Relevan ......................................... 59 2.10 Kerangka Berpikir .............................................................. 60

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian .............................................. 62 3.2 Variabel Penelitian............................................................. 62 3.3 Populasi dan Sampel......................................................... 63 3.3.1 Populasi ............................................................................ 63 3.3.2 Sampel .............................................................................. 64 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 65 3.4.1 Observasi .......................................................................... 65 3.4.2 Dokumentasi ..................................................................... 65 3.4.3 Wawancara ....................................................................... 66 3.4.4 Angket ............................................................................... 67 3.5 Instrumen Penelitian.......................................................... 68 3.5.1 Uji Validitas Instrumen ....................................................... 72 3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ................................................... 74 3.6 Teknik Analisis Data .......................................................... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi ................................................................ 78 4.2 Deskripsi Subjek................................................................ 79 4.3 Waktu Penelitian .............................................................. 80 4.4 Hasil Penelitian.................................................................. 81 4.4.1 Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan ........... 82 4.4.2 Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .. 85 4.4.2.1 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum

Mengajar ........................................................................... 88 4.4.2.2 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat

Mengajar ........................................................................... 91 4.4.2.3 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah

Mengajar ........................................................................... 94 4.4.3 Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide..... 97 4.4.3.1 Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana ............ 100 4.4.3.2 Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan

Prasarana.......................................................................... 103 4.4.4 Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal

Baru .................................................................................. 106 4.4.4.1 Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi ................ 109 4.4.4.2 Indikator Pengetahuan ...................................................... 112 4.5 Pembahasan ..................................................................... 115 4.5.1 Kreativitas Guru Penjasorkes ............................................ 115 4.5.1.1 Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .. 116 4.5.1.2 Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide..... 117

x

4.5.1.3 Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal

Baru .................................................................................. 119 4.5.2 Hasil Observasi Pembelajaran Penjasorkes ...................... 121 4.5.3 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana Penjasorkes di

SD Negeri se-Kecamatan, Kabupaten Kebumen ............... 127 4.5.4 Hasil Wawancara .............................................................. 130

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ........................................................................... 132 5.2 Saran ................................................................................ 132

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 134 LAMPIRAN ................................................................................................... 136

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Hasil Observasi Awal Sarana dan Prasarana Penjasorkes di Beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ....................................................................................

5

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.1

Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran Penjas untuk Jenjang SD Standar Umum Sarana dan Prasarana Sekolah dan Olahraga atau Kesehatan .......................................................................... Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain atau Berolahraga ................................................................................ Jumlah Data Satuan Pendidikan Jenjang SD Negeri se- Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ............................... Jumlah Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen..................................................

29

50

52

58

64 Tabel 3.2 Bobot Skor Jawaban .................................................................. 68

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ....................................................................................

71 Tabel 3.4 Data Uji Validitas Instrumen........................................................ 73

Tabel 3.5 Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ....................................................................................

74 Tabel 3.6 Data Uji Reliabilitas Instrumen.................................................... 75

Tabel 3.7 Interval dan Kategori .................................................................. 77

Tabel 4.1 Data Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ..................................................................

79 Tabel 4.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian........................................... 80

Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se- Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ...............................

81 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7

Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan ............................................................................... Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan ............................................................................... Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah ........... Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah ...........

82

83

85

86

xii

Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23

Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar ..................................................................... Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar ....................................................... Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar ............................................................................ Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar.............................................................. Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar ..................................................................... Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar ....................................................... Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide.............. Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide.............. Skor dan Kategori Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................................... Distribusi Frekuensi Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................................... Skor dan Kategori Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................ Distribusi Frekuensi Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana................................................................ Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru ..... Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru ..... Skor dan Kategori Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi.................................................................................... Distribusi Frekuensi Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi....................................................................................

88

89

91

92

94

95

97

98 100

101

103

104

106

107

109

110

Tabel 4.24 Skor dan Kategori Indikator Pengetahuan .................................. 112

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan................................ 113

Tabel 4.26 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ....................................................................................

127

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen .................. 56

Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6

Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan........................................................................... Histogram Kreativitas Guru Pejasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .................. Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar ................................................................. Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar........................................................................ Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar ................................................................. Histogram Kreativitas Guru Pejasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide ....................

83

86

89

92

95

98 Gambar 4.7 Histogram Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana 101

Gambar 4.8 Gambar 4.9

Histogram Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana ....................................................................... Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru............

104 107

Gambar 4.10 Histogram Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi ... 110

Gambar 4.11 Histogram Indikator Pengetahuan .......................................... 113

Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14

Modifikasi Lapangan Bola Voli Mini di SD Negeri 2 Pesuningan ............................................................................ Modifikasi Pemukul Kasti pada Pembelajaran Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri ................................................................... Modifikasi Tongkat pada Pembelajaran Lari Estafet di SD Negeri Sembirkadipaten.........................................................

122 122

123

Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18

Modifikasi Gawang di SD Negeri Sembirkadipaten ................ Modifikasi Ring Basket pada Pembelajaran Basket di SD Negeri 1 Prembun .................................................................. Modifikasi Kasur Busa pada Pembelajaran Senam Lantai di SD Negeri 4 Prembun ............................................................ Modifikasi Cones pada Pembelajaran Atletik di SD Negeri 2 Tersobo..................................................................................

123 124

125

125

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Dosen Pembimbing .................................... 137

Lampiran 2 Usulan Tema dan Judul Skripsi.............................................. 138

Lampiran 3 Pengesahan Proposal Skripsi ................................................ 139

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Fakultas................................................. 140

Lampiran 5 Surat Rekomendasi Izin Penelitian UPTD Unit Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen ............................................. 141 Lampiran 6 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1

Prembun ................................................................................ 142 Lampiran 7 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2

Prembun ................................................................................ 143 Lampiran 8 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 3

Prembun ................................................................................ 144 Lampiran 9 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 4

Prembun ................................................................................ 145 Lampiran 10 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1

Kabekelan.............................................................................. 146 Lampiran 11 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2

Kabekelan.............................................................................. 147 Lampiran 12 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1

Tunggalroso ........................................................................... 148 Lampiran 13 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2

Tunggalroso ........................................................................... 149 Lampiran 14 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri

Kedungwaru........................................................................... 150 Lampiran 15 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri

Bagung .................................................................................. 151 Lampiran 16 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1

Tersobo.................................................................................. 152 Lampiran 17 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2

Tersobo.................................................................................. 153 Lampiran 18 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 3

Tersobo.................................................................................. 154 Lampiran 19 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1

Sidogede................................................................................ 155 Lampiran 20 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2

Sidogede................................................................................ 156 Lampiran 21 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri

Sembirkadipaten .................................................................... 157 Lampiran 22 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri

Kedungbulus .......................................................................... 158

xv

Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26 Lampiran 27 Lampiran 28

Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Mulyosri ................................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Mulyosri ................................................................................. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 1 Pesuningan ............................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri 2 Pesuningan ............................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Kabuaran ............................................................................... Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Pecarikan...............................................................................

159 160

161

162

163

164

Lampiran 29 Instrumen Angket Uji Coba .................................................... 165

Lampiran 30 Instrumen Angket Penelitian .................................................. 169

Lampiran 31 Tabulasi Data Uji Coba Instrumen Penelitian ......................... 173

Lampiran 32 Uji Validitas Instrumen Penelitian ........................................... 174

Lampiran 33 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................................... 177

Lampiran 34 Tabulasi Data Hasil Penelitian Kreativitas Guru Penjasorkes. 179

Lampiran 35 Kategorisasi Data Kreativitas Guru Penjasorkes .................... 180

Lampiran 36 Lampiran 37 Lampiran 38 Lampiran 39 Lampiran 40 Lampiran 41 Lampiran 42 Lampiran 43 Lampiran 44 Lampiran 45 Lampiran 46 Lampiran 47

Tabulasi Data Hasil Penelitian Faktor dan Indikator Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah .................. Kategorisasi Data Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah ........................................................... Kategorisasi Data Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar................................................... Kategorisasi Data Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar ......................................................... Kategorisasi Data Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar................................................... Tabulasi Data Hasil Penelitian Faktor dan Indikator Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide .................... Kategorisasi Data Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide ..................................................................... Kategorisasi Data Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana .............................................................................. Kategorisasi Data Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana ........................................................... Tabulasi Data Hasil Penelitian Faktor dan Indikator Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru ..................... Kategorisasi Data Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru........................................................... Kategorisasi Data Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi ...............................................................................

181 182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

Lampiran 48 Kategorisasi Data Indikator Pengetahuan .............................. 193

Lampiran 49 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Penjasorkes ................. 194

xvi

Lampiran 50 Panduan Observasi Daftar Check-list Sarana dan Prasarana 195

Lampiran 51 Transkip Observasi Daftar Check-list Sarana dan Prasarana. 196

Lampiran 52 Panduan Dokumentasi........................................................... 219

Lampiran 53 Panduan Wawancara............................................................. 220

Lampiran 54 Transkip Wawancara ............................................................. 222

Lampiran 55 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 242

xvii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam

kehidupan manusia. Pendidikan akan selalu ada di kehidupan manusia.

Pendidikan sebagai gejala yang universal merupakan suatu keharusan bagi

manusia, karena di samping sebagai gejala pendidikan juga sebagai upaya

memanusiakan manusia itu sendiri. Dengan perkembangan kebudayaan

manusia, timbullah tuntutan akan adanya pendidikan yang terselenggara lebih

baik, lebih teratur, dan didasarkan atas pemikiran yang matang.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata

pelajaran wajib di sekolah. Menurut Harsuki (2003:47) pendidikan jasmani

merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan

meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional

melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan

moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui

aktifitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan keolahragaan nasional.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Sistem Keolahragaan Nasional Bab II Pasal 4, terdapat tujuan keolahragaan

nasional yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran,

1

2 2

prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas,

disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa,

memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan

kehormatan bangsa. Oleh karena itu, tujuan dari pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan di antaranya adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan

kesehatan, serta daya tahan tubuh terhadap penyakit. Apabila mempunyai

kesegaran dan daya tahan tubuh yang baik diharapkan siswa dapat mencapai

prestasi belajar yang maksimal.

Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes)

dapat berjalan sukses dan lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara

lain: guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, tujuan, metode, lingkungan

yang mendukung, dan penilaian. Guru dan sarana prasarana merupakan unsur

yang paling menentukan dalam keberhasilan pembelajaran Penjasorkes. Namun,

unsur utama untuk keberhasilan tersebut adalah guru itu sendiri. Pada umumnya

jumlah siswa di sekolah lebih banyak dibandingkan dengan alat dan fasilitas

yang ada. Hal tersebut membuat siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran,

sehingga pembelajaran menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, guru

Penjasorkes harus mampu membawa siswa ke dalam situasi belajar yang

menyenangkan dalam pembelajaran dengan memunculkan dan

mengembangkan kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana Penjasorkes.

Semua unsur yang mendukung keberhasilan di dalam proses

pembelajaran Penjasorkes saling terkait satu dengan yang lainnya. Sarana dan

prasarana Penjasorkes merupakan satu di antara unsur penunjang keberhasilan

proses pembelajaran Penjasorkes yang tak jarang pula sering menimbulkan dan

3 3

menjadi masalah di beberapa sekolah di Indonesia. Soepartono (2000:13)

menyatakan bahwa fasilitas olahraga di sekolah masih merupakan masalah di

negara kita dan ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak

merata, serta masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standar minimal.

Sekolah-sekolah yang ada memiliki kecenderungan kurang memikirkan

penyediaan atau pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena

itu, Penjasorkes perlu mendapat dukungan sarana dan prasarana yang memadai

karena sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam

proses pembelajaran Penjasorkes dan tanpa adanya sarana dan prasarana

proses pembelajaran akan mengalami hambatan bahkan terhenti, sehingga

tujuan dari pembelajaran tidak tercapai.

Sarana dan prasarana Penjasorkes yang ideal menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan

Prasarana yang dapat menunjang lancarnya proses pembelajaran pendidikan

jasmani di tingkat Sekolah Dasar meliputi tempat berolahraga yang berfungsi

sebagai tempat bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan

kegiatan ekstrakurikuler. Tempat bermain atau berolahraga memiliki rasio luas

minimum 3 m²/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta

didik kurang dari 167, luas minimum tempat bermain atau berolahraga 500 m². Di

dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran

20 m x 15 m. Tempat berolahraga yang merupakan ruang terbuka sebag ian

ditanami pohon penghijauan. Diletakkan di tempat yang tidak mengganggu

proses pembelajaran di kelas. Tidak digunakan untuk parkir. Tempat dengan

beberapa kriteria di atas maksudnya adalah sebuah tempat atau ruang

bebas yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat

4 4

pohon, saluran air, dan benda-benda lain yang mengganggu kegiatan

olahraga.

Seiring dengan banyaknya cabang olahraga yang akan dilakukan dan telah

diprogram dalam kurikulum, ketersediaan sarana dan prasarana yang baik

sangat dibutuhkan. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mencukupi dan

sesuai dengan perbandingan siswa yang ada, sangat membantu guru

Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran. Guru akan lebih mudah dan

terarah dalam menyampaikan materi dengan berbagai variasi dan metode

pembelajaran. Begitu juga dengan siswa. Siswa menjadi lebih maksimal dalam

menerima materi pembelajaran. Siswa lebih sering dalam melakukan berbagai

keterampilan dan aktivitas di dalam proses pembelajaran sehingga tujuan

pembelajaran tercapai dengan baik.

Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang baik menimbulkan banyak

hambatan dalam proses pembelajaran. Akibatnya jika guru tidak kreatif, maka

dalam pembelajaran Penjasorkes guru tidak dapat menyampaikan materi

pembelajaran dengan frekuensi dan intensitas yang sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini juga berdampak terhadap siswa. Siswa tidak dapat maksimal dalam

menerima materi pembelajaran dan tidak maksimal dalam melakukan berbagai

gerak keterampilan dalam permainan ataupun aktivitas jasmani lainnya, sehingga

tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik.

Prembun merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jawa

Tengah yang terletak di sebelah timur Kebumen dan perbatasan langsung

dengan Kabupaten Purworejo yang sebagian besar wilayahnya merupakan

dataran rendah. Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23.

5 5

No Sekolah Alat Jumlah Keterangan

1. SD Negeri Pecarikan Bola sepak Net voli Tenis meja Net takraw Pemukul kasti Bola kasti Peluru Cakram Bola plastik Lapangan sepak bola

1 1

1 set 1 1 5

1 set 1 set

5 1

Baik Rusak Baik

Rusak Baik Baik Baik

Rusak Baik Baik

2. SD Negeri 2 Pesuningan Bola sepak Bola voli Net voli

2 3 1

Baik Baik Baik

Berdasarkan observasi awal kondisi dan jumlah sarana dan prasarana

olahraga pada hari Rabu, 13 Mei 2015 di beberapa SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen ternyata masih minim. Sekolah-sekolah

kebanyakan tidak mempunyai lapangan tersendiri untuk berolahraga. Halaman

sekolah yang ada untuk olahraga kurang luas, sehingga pada saat aktivitas

Penjasorkes sangat mengganggu pembelajaran siswa lain yang ada di dalam

kelas. Sarana atau alat penunjang dalam pembelajaran sangat kurang. Jumlah

bola yang diperlukan untuk bermain tidak sebanding dengan jumlah siswa yang

ada. Sebagian sarana dan prasarana di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana

menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Dengan

keadaan yang demikian, proses pembelajaran Penjasorkes tidak dapat

berlangsung secara maksimal sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai

dengan baik. Berikut hasil observasi awal dengan melihat langsung sarana dan

prasarana Penjasorkes di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen.

Tabel 1.1 Hasil Observasi Awal Sarana dan Prasarana Penjasorkes di Beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

6 6

Lapangan voli

Bola kasti Pemukul kasti Bola kasti Cone Tongkat estafet Bola plastik Lapangan sepak bola

1 5 2 5

10 5 5 1

Baik Baik Baik Baik Baik

Rusak Baik Baik

3. SD Negeri 1 Prembun Bola sepak Bola futsal Bola voli Bola basket Tenis meja Bola takraw Pemukul kasti Bola kasti Cone Lembing Tongkat estafet Matras senam Bola plastik Lapangan sepak bola

3 2 4 2

1 set 1 3

10 10 10 6 3

10 1

Baik Baik Baik

Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

4. SD Negeri Bagung Bola sepak Bola voli Bola basket Tenis meja Bola takraw Peluru Pemukul kasti Bola kasti Lembing Cakram Tongkat estafet Matras senam Bola plastik

2 1 1

1 set 2

1 set 2 5 5

1 set 5 1 5

Baik Baik

Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Sumber: Bagas Anung H, 2015.

Berdasarkan observasi pada saat pembelajaran bola voli, bola sering mati

saat permainan dan membuat pembelajaran kurang lancar. Bahkan terasa

membosankan bagi siswa karena menunggu giliran main, serta hanya

menggunakan satu lapangan bola voli. Bola yang digunakan kurang memadai

7 7

dengan jumlah siswa yang banyak, minimal sekolah mempunyai 6 buah bola,

serta bola terasa berat dan sakit saat digunakan servis. Selain itu, pada saat

pembelajaran sepak bola, para siswa kesulitan menggunakan bola. Siswa

merasa kesakitan saat menendang bola. Selain itu, bola terasa berat saat

ditendang.

Guru Penjasorkes sebaiknya memberikan pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa SD

masih senang bermain dan berlomba yang menyenangkan. Dalam hal ini, guru

harus berpikir kreatif salah satunya adalah dengan memodifikasi bola yang lebih

ringan dan lunak, misalnya: menggunakan bola plastik yang dilapisi bahan karet

tipis atau dengan membuat plastik bekas dibentuk bulat. Dengan berpikir kreatif,

maka kualitas pembelajaran bisa ditingkatkan dan diharapkan materi yang

disampaikan dapat diterima murid dengan mudah.

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu, 13 Mei 2015 dengan guru

Penjasorkes SD Negeri Pecarikan yaitu Bapak Wisnu Septyadi, S.Pd., dan guru

Penjasorkes SD Negeri 2 Pesuningan yaitu Bapak Nur Sahid, S.Pd., mengakui

bahwa sarana dan prasarana Penjasorkes masih minim, jumlah alat tidak

sebanding dengan jumlah siswa, pembelajaran kurang berjalan dengan efektif,

kesempatan siswa masih kurang dalam mempraktikkan materi pembelajaran,

guru Penjasorkes sebagian masih ada yang pasrah dan monoton dalam

memberikan materi atau pembelajaran karena keterbatasan sarana dan

prasarana tersebut.

Guru yang profesional tidak bersikap pasrah, menerima, dan pasif jika ada

masalah yang terkait dengan sarana dan prasarana Penjasorkes, tetapi

diharapkan dapat menyikapi secara kreatif untuk mengatasinya. Dengan

8 8

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah, maka

guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

hendaknya mampu memotivasi siswa-siswanya, menciptakan ide-ide baru,

kreatif memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran. Guru dapat

memodifikasi sarana dan prasarana dengan apa yang ada di sekitarnya atau

dapat pula menggunakan sarana dan prasarana lain yang fungsinya sama

sebagai pengganti sarana dan prasarana yang sebenarnya atau dengan usaha

lain yang sesuai dengan materi, tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa

demi tercapainya tujuan pembelajaran Penjasorkes yang diharapkan atau lebih

baik lagi. Seorang guru Penjasorkes harus mampu dalam pengelolaan kelas

yang baik, serta berkreasi ketika mengajar. Mengingat Penjasorkes merupakan

kajian terhadap gerak manusia yang disusun dalam muatan yang aktual.

Materi Penjasorkes disampaikan dalam rangka memberi kesempatan bagi

siswa untuk tumbuh dan berkembang secara proporsional, rasional, ranah

psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan permasalahan yang dihadapi, seorang

guru Penjasorkes harus jeli dan mampu mencari jalan keluar dari permasalahan

yang dihadapi di lapangan. Oleh karena itu, guru Penjasorkes dituntut kreatif dan

selalu mencari pemecahan dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Penjasorkes di Sekolah Dasar merupakan awal dari jenjang pendidikan. Di

Sekolah Dasar, guru Penjasorkes mempunyai tanggung jawab terhadap

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar

harus mampu membimbing dan mengembangkan kemampuan gerak,

menanamkan nilai dan sikap. Selain itu, guru Penjasorkes harus dapat memacu

dan mengarahkan siswa dalam masa pertumbuhan. Seorang guru Penjasorkes

9 9

harus mampu mengatasi persoalan dalam proses pembelajaran Penjasorkes di

sekolah, karena dalam proses pembelajaran Penjasorkes akan menemukan

berbagai faktor yang menghambat proses pembelajaran di sekolah salah satunya

keterbatasan sarana dan prasarana, sehingga perlu adanya kreativitas seorang

guru dalam mengelola pembelajaran Penjasorkes. Minimnya sarana dan

prasarana Penjasorkes yang tidak merata serta tidak sesuai dengan kondisi

murid, menuntut guru Penjasorkes lebih kreatif. Oleh karena itu, guru harus bisa

memodifikasi pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana

Penjasorkes yang tersedia di sekolah.

Berdasarkan berbagai permasalahan di atas, mendorong penulis untuk

melakukan penelitian lebih dalam tentang bagaimana tingkat kreativitas guru

Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten

Kebumen.

1. 2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri

se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

2. Minimnya alat, perkakas, dan fasilitas Penjasorkes yang dimiliki sekolah.

3. Tidak sebandingnya antara jumlah sarana dan prasarana yang ada dengan

jumlah siswa sehingga proses pembelajaran Penjasorkes berjalan kurang

baik.

1010 1010

4. Belum diketahui seberapa tinggi tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes

di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

1. 3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Dengan keterbatasan peneliti

baik waktu maupun dana, maka peneliti hanya membatasi masalah pada

“Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan

Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen”.

1. 4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

yaitu: “Bagaimana Tingkat Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi

Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah

Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen?”.

1. 5 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

1111 1111

1. 6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Teoritis

a. Dapat dijadikan gambaran atau informasi tentang tingkat kreativitas

guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal

yang sama.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta

memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan keterampilan

meneliti terutama pada bidang yang dikaji.

b. Bagi Guru Penjasorkes

Dapat dijadikan masukan atau bahan evaluasi agar dapat mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes

sehingga pembelajaran tercapai dengan baik.

c. Bagi Lembaga

Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Sekolah Dasar Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dan lembaga pendidikan

agar lebih memperhatikan keadaan sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes supaya lebih lengkap agar proses

pembelajaran Penjasorkes di sekolah lebih maksimal.

1212 1212

d. Bagi Instansi Terkait

Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Dinas Dikpora, Kabupaten

Kebumen agar lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas maupun

keadaan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kreativitas

Setiap individu pada zaman globalisasi ini dituntut untuk menciptakan

sesuatu yang baru dengan tujuan memberikan manfaat untuk diri sendiri dan

orang lain. Oleh karena itu, individu dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif

agar dapat bersaing di era globalisasi saat ini. Begitu juga dengan guru

Penjasorkes, dituntut kreatif dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes supaya tujuan dari pembelajaran dapat

tercapai dengan baik. Untuk menunjang pemahaman mengenai kreativitas,

berikut disajikan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kreativitas.

Menurut Conny Semiawan, dkk (1990:7) kreativitas ialah kemampuan

untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam

pemecahan masalah. Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur,

data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Sedangkan, menurut Oemar Hamalik (2008:179) seseorang yang kreatif

adalah yang memiliki kemampuan kapasitas pemahaman, sensitivitas, dan

apresiasi, dapat dikatakan melebihi dari seseorang yang tergolong intelegen.

Pembahasan tentang kreativitas bertalian dengan aspek-aspek abilitet kreatif,

mempelajari abilitet-abilitet itu, serta mengembangkan dan menggunakannya

dalam pemecahan masalah (problem solving). Abilitet-abilitet kreatif sebagai alat

individu untuk mengekspresikan kreativitas apa yang dia miliki, bersifat umum,

dan dapat diterapkan pada macam-macam tugas.

13

1414 1414

Selain itu, menurut Utami Munandar (2009:12) kreativitas adalah hasil dari

interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada. Dengan demikian, baik perubah

di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat

menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat

ditingkatkan melalui pendidikan. Sedangkan, menurut Clark Moustakis

sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar (2009:18) kreativitas adalah

pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam

bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam, dan orang lain.

Lebih lanjut, menurut Slameto (2010:145) kreativitas adalah penemuan

sesuatu mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan

menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa

perbuatan, tingkah laku, suatu bangunan, hasil-hasil kesusasteraan, dan lain-

lain.

Sedangkan, menurut Momon Sudarma (2013:18) kreativitas dimaknai

sebagai sebuah kekuatan atau energi (power) yang ada dalam diri individu.

Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu

dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sedangkan menurut

Robert Franken sebagaimana dikutip oleh Momon Sudarma (2013:18) ada tiga

dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu: 1) kebutuhan untuk

memiliki sesuatu yang baru, bervariasi, dan lebih baik, 2) dorongan untuk

mengomunikasi nilai dan ide, serta 3) keinginan untuk memecahkan masalah.

Ketiga dorongan itulah yang kemudian menyebabkan seseorang untuk berkreasi.

Dengan kata lain, masalah kreativitas ini dapat dimaknai sebagai sebuah energi

1515 1515

atau dorongan dalam diri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan

tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu

yang baru dan menerapkannya dalam memecahkan masalah, kemampuan

menemukan ide-ide baru dari hasil menganalisis dan dapat mengubahnya

menjadi kenyataan yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

2.1.1 Ciri-Ciri Kreativitas

Biasanya orang yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas,

dan mempunyai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Ciri-ciri perilaku yang

ditemukan pada orang-orang yang memiliki sifat kreatif menurut para ahli adalah

sebagai berikut.

Menurut Conny Semiawan, dkk (1990:7) kreativitas meliputi baik ciri-ciri

kognitif (aptitude) seperti kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian

(orisinalitas) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri afektif (non-aptitude), seperti rasa

ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari

pengalaman baru. Selain itu, menurut Conny Semiawan, dkk (1990:10) ciri-ciri

mencerminkan kepribadian yang kreatif adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.

2. Mempunyai inisiatif.

3. Mempunyai minat yang luas.

4. Bebas dalam berpikir.

5. Bersifat ingin tahu.

6. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru.

1616 1616

7. Percaya pada diri sendiri.

8. Penuh semangat.

9. Berani mengambil risiko.

10. Berani dalam pendapat dan keyakinan.

Sedangkan, menurut Guilford sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar

(2009:10) ciri-ciri utama dari kreativitas, membedakan antara aptitude dan non-

aptitude traits. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi

kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir. Ciri-ciri non-

aptitude (afektif) seperti kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik,

kemandirian.

Menurut Utami Munandar (2009:36) ciri-ciri pribadi yang kreatif sebagai

berikut: 1) imajinatif, 2) mempunyai prakarsa, 3) mempunyai minat luas, 4)

mandiri dalam berpikir, 5) ingin tahu, 6) senang berpetualang, 7) penuh energi, 8)

percaya diri, 9) bersedia mengambil risiko, 10) berani dalam pendirian dan

keyakinan. Sedangkan, ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang

memberikan sumbangan kreatif yang menonjol, digambarkan sebagai berikut: 1)

berani dalam pendirian, 2) ingin tahu, 3) mandiri dalam berpikir dan

mempertimbangkan, 4) bersibuk diri dengan kerjanya, 5) intuitif, 6) ulet, dan 7)

tidak bersedia menerima pendapat dari otoritas begitu saja. Lebih lanjut, menurut

Utami Munandar (2009:71) ciri-ciri untuk kreativitas sebagai berikut:

1. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam.

2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik.

3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah.

4. Bebas dalam menyatakan pendapat.

5. Mempunyai rasa keindahan yang dalam.

1717 1717

6. Menonjol dalam suatu bidang seni.

7. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi atau sudut pandang.

8. Mempunyai rasa humor yang luas.

9. Mempunyai daya imajinasi.

10. Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.

Menurut Sund sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010:147) menyatakan

bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar.

2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

3. Panjang akal.

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit.

6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.

8. Berpikir fleksibel.

9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban

lebih banyak.

10. Kemampuan membuat analisis dan sintesis.

11. Memiliki semangat bertanya serta meneliti.

12. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.

13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, ciri-ciri kreativitas secara

garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) memiliki kemampuan dalam

melihat masalah, 2) memiliki kemampuan menciptakan ide atau gagasan untuk

1818 1818

memecahkan masalah, 3) terbuka pada hal-hal baru serta tanggap menerima

hal-hal tersebut.

2.1.2 Aspek-aspek Kreativitas

Menurut Guilford (Nursito, 2000) aspek-aspek kreativitas adalah sebagai

berikut:

1. Fluency yaitu kesigapan, kelancaran untuk menyampaikan banyak

gagasan.

2. Fleksibilitas yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam

pendekatan dalam mengatasi persoalan.

3. Orisinalitas yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang asli.

4. Elaborasi yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail atau

terperinci.

5. Redefinition yaitu kemampuan untuk menentukan batasan-batasan

dengan melihat dari sudut yang lain daripada cara-cara yang lazim.

Sedangkan aspek-aspek kreatif menurut Utami Munandar (2009) yaitu:

1. Keterampilan berpikir lancar yaitu kemampuan mencetuskan banyak

gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan.

2. Keterampilan berpikir luas yaitu kemampuan menghasilkan gagasan,

jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu

masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.

3. Keterampilan berpikir orisinal yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang

baru, unik, dan asli.

1919 1919

4. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi yaitu kemampuan

mengembangkan, memperkaya, atau memperinci detail-detail dari suatu

gagasan hingga menjadi lebih menarik.

5. Keterampilan menilai atau mengevaluasi yaitu kemampuan menentukan

penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu

rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.

Lebih lanjut, menurut Utami Munandar (2009:20) aspek-aspek dari

kreativitas berdasarkan 4P, yaitu:

1. Pribadi.

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam

interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan

orisinilitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah

diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif.

2. Proses.

Untuk mengembangkan kreatif, perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri

secara aktif.

3. Produk.

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang

bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana

keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses

(kesibukan, kegiatan) yang kreatif.

4. Press.

Bakat kreatif akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari

lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi

internal) untuk menghasilkan sesuatu.

2020 2020

Selain itu, menurut Oemar Hamalik (2008:179) aspek khusus berpikir

kreatif adalah berpikir devergen (devergen thinking), yang memiliki ciri-ciri:

1. Fleksibilitas, menggambarkan keragaman (devergency) ungkapan atau

sambutan terhadap sesuatu stimulus.

2. Originalitas, menunjuk pada tingkat keaslian sejumlah gagasan, jawaban,

atau pendapat terhadap sesuatu masalah, kejadian, dan gejala.

3. Fluency (keluwesan, keaslian, dan kuantitas output), menunjuk pada

kuantitas output, lebih banyak jawaban berarti lebih kreatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa ada beberapa

aspek kreatif yaitu: 1) kemampuan untuk melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda,

serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran,

2) kemampuan menciptakan ide atau gagasan yang unik dan asli, jawaban-

jawaban dan pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi dalam pemecahan

masalah, 3) terbuka terhadap hal-hal yang baru.

2.2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Menurut Abdulkadir Ateng (1992:4) pendidikan jasmani merupakan usaha

pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses

pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan

pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk

mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual, dan sosial.

Sedangkan, menurut Harsuki (2003:47) pendidikan jasmani merupakan

bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan meningkatkan

2121 2121

individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional melalui

aktivitas fisik.

Selain itu, menurut E. Mulyasa (2003:90) pendidikan jasmani merupakan

proses pendidikan melalui penyedian pengalaman belajar kepada peserta didik

berupa aktivitas jasmani, bermain, dan atau berolahraga yang direncanakan

secara sistematis dengan memperhatikan tahap pertumbuhan dan

perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berpikir,

emosional, sosial, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan

untuk membina dan sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif di

sepanjang hayat. Melalui pendidikan jasmani siswa bukan hanya memperoleh

kemampuan dalam hal aktivitas, tetapi juga keterampilan dan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya.

Menurut Sukintaka (2004:17) pendidikan jasmani pada dasarnya adalah

bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan namun kadang sering

dianggap orang adalah sesuatu yang tidak penting dan hanya sebagai pelengkap

dari sistem pendidikan. Sebagian orang tidak menyadari bahwa sesungguhnya

pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem yang mencoba

mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial,

serta emosional bagi masyarakat dengan pendidikan jasmani sebagai

wahananya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat,

2222 2222

dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan

kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai

tujuan keolahragaan nasional.

2.2.1 Tujuan Penjasorkes

Menurut Abdulkadir Ateng (1992:7) tujuan dari pendidikan jasmani adalah:

1. Pembentukan Gerak.

1) Memenuhi serta mempertahankan gerak.

2) Penghayatan ruang, waktu, dan bentuk serta pengembangan

perasaan irama.

3) Mengenal kemungkinan gerak diri sendiri.

4) Memiliki keyakinan gerak dan mengembangkan perasaan sikap.

5) Memperkaya dan memperluas kemampuan gerak dengan melakukan

pengalaman gerak.

2. Pembentukan Prestasi.

1) Mengembangkan kemampuan kerja optimal dengan mengajarkan

ketangkasan-ketangkasan .

2) Belajar mengarahkan diri pada pencapaian prestasi (kemauan,

konsentrasi, keuletan, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri).

3) Penguasaan emosi.

4) Belajar mengenal kemampuan dan keterbatasan diri.

5) Meningkatkan sikap tepat terhadap nilai yang nyata dari tingkat dan

bidang prestasi dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat, dan

olahraga.

2323 2323

3. Pembentukan Sosial.

1) Pengakuan dan penerimaan peraturan-peraturan dan norma-norma

bersama.

2) Mengikutsertakan ke dalam struktur kelompok fungsional, belajar

bekerja sama, menerima pimpinan, dan memberikan pimpinan.

3) Pengembangan perasaan kemasyarakatan dan pengakuan terhadap

orang lain sebagai pribadi.

4) Belajar bertanggung jawab terhadap yang lain, memberi pertolongan,

memberi perlindungan dan berkorban.

5) Belajar mengenal dan mengalami bentuk-bentuk pelepas lelah

secara aktif untuk pengisian waktu senggang.

4. Pertumbuhan Badan.

1) Peningkatan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat tumbuh,

bersikap dan bergerak dengan baik, dan untuk dapat berprestasi

secaraa optimal (kuatan dan mobilitas, pelepasan ketegangan, dan

kesiapsiagaan).

2) Meningkatan kesehatan jasmani dan rasa tanggung jawab terhadap

kesehatan diri dengan membiasakan cara-cara hidup sehat.

Sedangkan, menurut Adang Suherman (2000:23) secara umum tujuan

pendidikan jasmani dapat dikategorikan ke dalam empat kategori, yaitu:

1. Perkembangan Fisik.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas

yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang

(physical fitness).

2424 2424

2. Perkembangan Gerak.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara

efektif, efisien, halus, indah, sempurna.

3. Perkembangan Mental.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan

menginterpretasikan keseluruan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke

dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya

pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4. Perkembangan Sosial.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan

diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Selain itu, menurut Rusli Lutan (2000:1-2) pendidikan jasmani adalah

wahana untuk mendidik anak. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk

membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik

tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di

sepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman

langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Dijelaskan pula tujuan ideal

pendidikan jasmani adalah bahwa program pendidikan jasmani itu bersifat

menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya

yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral dengan maksud

kelak anak muda itu menjadi seseorang yang percaya diri, disiplin, sehat, bugar,

dan hidup bahagia. Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan

kesempatan kepada siswa untuk:

2525 2525

1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan

dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan

sosial.

2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam

aneka aktivitas jasmani.

3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang

optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan

terkendali.

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas

jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan.

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan

keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif

dalam hubungan antarorang.

6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk

permainan olahraga.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, tujuan pendidikan jasmani secara

umum adalah pengembangan individu yang bersifat menyeluruh, sebab

mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup

aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral.

2626 2626

2.2.2 Aspek-aspek Penjasorkes

Menurut Rusli Lutan (2000:5-7) aspek-aspek pendidikan jasmani sebagai

berikut:

1. Aspek Psikomotor.

Mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual-

motorik, bahwa upaya pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau

aktivitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik,

sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan

itu sendiri.

2. Aspek Kognitif.

Mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi

adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam

pendidikan jasmani tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan yang

berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta

kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan

kesehatan.

3. Aspek Afektif.

Mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang

kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu

dikembangkan, namun lebih penting di antaranya adalah konsep diri dan

komponen kepribadian lainnya seperti intelegensia emosional dan watak.

Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni pengendalian diri,

kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati.

2727 2727

2.3 Kurikulum Penjasorkes

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum merupakan perangkat utama dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan formal di suatu lembaga pendidikan. Kurikulum adalah segala

kegiatan dan pengalaman belajar yang dirancang, direncanakan, diprogramkan,

dan diselenggarakan oleh lembaga bagi anak didiknya dengan maksud untuk

mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum pendidikan jasmani adalah kurikulum

yang terdiri dari semua situasi yang secara sadar dipilih dan diorganisasi dengan

maksud untuk mengembangkan kepribadian anak didik meliputi pengetahuan

atau wawasan, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau kemampuan-

kemampuan (Nadisah, 1992:3).

Dalam mata pelajaran Penjasorkes mengalami perubahan yaitu dari

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berubah menjadi pendidikan

jasmani, yang lebih menegaskan bahwa mata pelajaran ini menggunakan

aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai

mata pelajaran yang menitikberatkan pada ranah jasmani dan psikomotor,

pendidikan jasmani tetap tidak mengabaikan ranah kognitif dan afektif. Ketiga

ranah tersebut tetap diberikan kepada siswa agar siswa mampu berkembang

dengan baik dan seimbang antara kemampuan fisik dan kemampuan berpikir.

Dalam materi pendidikan jasmani, selain dibekali dengan materi teori,

peserta didik juga dibekali dengan materi praktik. Materi yang dipelajari dapat

2828 2828

berupa permainan, atletik, maupun yang lainnya. Dalam pendidikan jasmani

mencakup materi, antara lain: kesadaran akan tubuh dan gerakan, keterampilan

motorik dasar, kesegaran jasmani, aktivitas jasmani, aktivitas pengkondisian

tubuh, modifikasi permainan dan olahraga, keterampilan mandiri di alam terbuka,

serta gaya hidup aktif dan sportif.

2.3.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka

memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan

menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23

Tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan. Pemahamannya adalah bahwa pada tingkat

satuan pendidikan, yaitu sekolah, harus dikembangkan kurikulum sesuai dengan

kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Pemerintah hanya memberikan

rambu-rambu penyusunan atau pengembangannya. Satuan pendidikan

2929 2929

Aspek/Sub Aspek

SD/MI

Kelas

1 2 3 4 5 6

Permainan dan Olahraga

Olahraga tradisional Permainan Eksplorasi gerak Keterampilan lokomotor Keterampilan non-lokomotor Keterampilan manipulatif Atletik Kasti

v v v v v v - -

v v v v v v - -

v v v v v v - -

v v v v v v v v

v - - - - - v v

v - - - - v v v

diharapkan bisa mengembangkan KTSP sebagai dasar untuk merencanakan,

melaksanakan, dan menilai pembelajaran bagi siswa.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata

pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar, pencapaian kompetensi

untuk penilaian.

Standar Ketuntasan Belajar Minimal adalah batas minimal yang harus

dikuasai oleh peserta didik pada setiap Kompetensi Dasar. Oleh sebab itu, bagi

peserta didik yang belum dapat mencapai batas miimal harus mengikuti remidi.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarka prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai

satu Kompetensi Dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam

Silabus.

2.3.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani untuk jenjang

SD/MI adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani untuk Jenjang SD/MI

3030 3030

Rounders Kippers Softball Baseball Bola tangan Sepak bola Bola basket Bola voli Tenis meja Tenis Bulutangkis Beladiri Aktivitas lainnya

- - - - - - - - - - - - v

- - - - - - - - - - - - v

- - - - - - - - - - - - v

v v v v - v v v v v v - v

v v v v - v v v v v v - v

v v v v - v v v v v v - v

Aktivitas Pengembangan

Mekanika/sikap tubuh Komponen kebugaran jasmani Aktivitas lainnya

v v v

v v v

v v v

- v v

- v v

- v v

Uji Diri/Senam

Ketangkasan sederhana Ketangkasan tanpa alat Ketangkasan dengan alat Senam lantai Aktivitas lainnya

v v v - v

v v v - v

- v v - v

- v v - v

- v v - v

- v v v v

Aktivitas Ritmik

Gerak bebas Senam pagi SKJ Senam aerobik Aktivitas lainnya

v - - - v

v - - - v

v v v - v

v v v - v

- v v - v

- v v v v

Akuatik

Permainan di air Keselamatan di air Keterampilan di air Renang Aktivitas lainnya

v v - - v

v v - - v

v v - - v

v v v v v

- v v v v

- v v v v

Pendidikan Luar Kelas

Piknik Pengenalan lingkungan Berkemah Menjelajah Mendaki gunung

v v - - -

v v - - -

v v - - -

v v - v -

v v v v -

v v v v v

Sumber: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD dan MI. Depdiknas. 2006.

3131 3131

Ruang lingkup pendidikan jasmani terdiri dari enam aspek, yaitu: 1)

permainan dan olahraga, 2) aktivitas pengembangan, 3) uji diri/senam, 4)

aktivitas ritmik, 5) akuatik, 6) pendidikan luar kelas. Guru dapat memilih aktivitas

pembelajaran sesuai dengan kondisi lingkungan dan situasi sekolah, dan

memperhatikan faktor pertumbuhan dan perkembangan siswa. Guru diharapkan

dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan

pembelajaran, baik halaman sekolah, ruang kelas, atau benda-benda lain di

sekitar sekolah yang dapat digunakan sebagai alat bantu proses pembelajaran.

2.4 Guru Penjasorkes

Seorang pendidik dalam hal ini guru, merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan setiap upaya pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan

Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pada Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa guru adalah

pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Dijelaskan juga pada Bab II Pasal 4 bahwa kedudukan

seorang guru sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan martabat dan

guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional. Selain itu, dalam Bab III Pasal 7 dijelaskan bahwa guru sebagai tenaga

profesional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya berdasarkan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia.

3232 3232

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar pendidikan sesuai dengan bidang

tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal

yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Menurut Oemar Hamalik (2001:118) guru adalah pekerjaan profesional

maka untuk menjadi guru memerlukan persyaratan yang berat antara lain:

1. Harus memiliki bakat sebagai guru.

2. Harus memiliki keahlian sebagai guru.

3. Harus memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi.

4. Memiliki mental yang sehat.

5. Berbadan sehat.

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

7. Guru adalah manusia yang berjiwa Pancasila.

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

3333 3333

Menurut Mark Sund sebagaimana dikutip oleh Guntur Talajan (2012:35)

ciri-ciri yang mempengaruhi kreativitas seorang guru adalah sebagai berikut:

1. Guru kreatif memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga mendorong

seorang guru untuk mengetahui hal-hal yang baru yang berkaitan dengan

aktivitas dan pekerjaannya sebagai guru.

2. Guru kreatif memiliki sikap yang ekstrovert atau bersikap lebih terbuka

dalam menerima hal-hal baru dan selalu ingin mencoba untuk

melakukannya, dan dapat menerima masukan dan saran dari siapapun

yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan menganggap bahwa hal-hal

baru tersebut dapat menjadi pengalaman dan pelajaran baru bagi dirinya.

3. Guru kreatif biasanya tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah

tertentu, sehingga sangat kreatif dan panjang akal untuk menemukan

solusi dari setiap masalah yang muncul.

4. Guru kreatif sangat termotivasi untuk menemukan hal-hal baru baik melalui

observasi, pengalaman dan pengamatan langsung, dan melalui kegiatan-

kegiatan penelitian.

Guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki jabatan atau profesi

yang membutuhkan suatu keahlian khusus dalam pendidikan dengan jalan

memberikan pendidikan jasmani. Guru Penjasorkes sebagai orang profesional

harus memiliki kemampuan dasar setiap cabang olahraga yang diajarkan di

sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat itu. Profesi guru

Penjasorkes secara umum sama dengan guru mata pelajaran yang lain pada

umumnya, namun secara khusus ada letak perbedaan prinsip dan ini merupakan

ciri khas tersendiri. Guru Penjasorkes tugasnya tidak hanya menyampaikan

3434 3434

materi yang bersifat fisik dan motorik saja, melainkan semua ranah harus

tersampaikan pada siswanya melalui pembelajaran dan pendidikan yang utuh.

Guru Penjasorkes merupakan tenaga kependidikan yang sangat

dibutuhkan dalam semua jenjang pendidikan yaitu dari pra sekolah hingga

sekolah menengah atas, bahkan di perguruan tinggi. Hal ini karena manfaat

pendidikan yang sudah diketahui hasilnya yaitu dalam rangka mendewasakan

siswa pada ranah afektif, kognitif, fisik, dan psikomotorik. Dalam rangka

menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan jasmani

sangat dibutuhkan pada semua jenjang pendidikan.

Sukintaka (2004:72-74) menyatakan bahwa agar mempunyai profil guru

pendidikan jasmani, maka seorang guru memiliki banyak kriteria atau setidaknya

yang harus dipenuhi antara lain:

1. Sehat jasmani, rohani, berprofil olahragawan.

2. Mempunyai kemampuan motorik.

3. Tidak gagap.

4. Tidak buta warna.

5. Pandai dan cerdas.

6. Energik dan berketerampilan motorik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, guru merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru adalah pendidik yang

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Guru Penjasorkes merupakan seseorang yang bertugas untuk

mengajarkan pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah

3535 3535

yang dibutuhkan dalam semua jenjang pendidikan untuk mendewasakan siswa

dalam ranah afektif, kognitif, fisik, dan psikomotorik, serta dalam rangka

menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional.

2.4.1 Peranan Guru Penjasorkes

Menurut Supandi (1992:48-51) peranan guru Penjasorkes sebagai berikut:

1. Guru sebagai Pemimipin.

Sudah selayaknya guru Penjasorkes menjadi pemimpin siswa-siswanya.

Sebab ditinjau dari umur, pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai guru ini

melebihi siswa-siswanya. Guru sebagai pemimpin akan tampak nyata dalam

proses belajar-mengajar pendidikan jasmani. Sebagai pemimpin, guru itu berada

di depan siswanya agar keteladannya itu menjadi sumber belajar siswanya.

2. Guru sebagai Manajer Proses Belajar-Mengajar.

Dalam kesehariannya, guru Penjasorkes harus merencanakan kegiatan,

menciptakan lingkungan belajar, dan menggerakkan siswa-siswanya ke arah

tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang

harus dilakukan guru ini, jelas bahwa guru Penjasorkes ini dapat digolongkan

sebagai manajer proses belajar-mengajar pendidikan jasmani. Kemampuan

manajerial tersebut dikemukakan berikut ini: 1) kemampuan menyusun rencana

pelajaran yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari kurikulum, 2)

pengorganisasian proses belajar-mengajar pendidikan jasmani, 3) pengendalian

kegiatan belajar siswa, 4) penilaian, bisa berhubungan dengan hal belajar dan

prosesnya.

3636 3636

3. Guru sebagai Fasilitator Proses Belajar-Mengajar.

Peranan ini merupakan tindak lanjut dari anggapan bahwa siswa itu

merupakan pusat proses belajar-mengajar. Dengan kata lain, fasilitator adalah

guru yang membantu dan membimbing siswa mencapai tujuan belajarnya. Guru

sebagai fasilitator merupakan paduan antara pemimpin dan manajer proses

belajar-mengajar. Secara garis besar peranan fasilitator adalah sebagai berikut:

1) menekankan pada perencanaan pelaksanaan proses pembelajaran dan bukan

pada kontrol proses tersebut, 2) membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran

dan kontrol terhadap proses tersebut dilakukan bersama guru dan siswa, 3)

memberikan petunjuk-petunjuk bila diperlukan selama proses pembelajaran dan

menetapkan bahwa tujuan belajarnya telah tercapai.

Mengacu pada peranan guru yang majemuk ini, ternyata tugas guru itu

banyak sekali. Namun demikian, apapun peranannya tugas pokok guru itu dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Membina dan mengembangkan kreativitas siswa.

2. Merencanakan dan melaksanakan proses belajar-mengajar secara lebih

efektif dan efisien.

3. Membimbing siswa ke arah yang telah ditetapkan dalam rumusan tujuan

pembelajaran.

2.4.2 Guru Penjasorkes yang Kreatif

Menjadi guru Penjasorkes yang profesional tidak semudah yang

dibayangkan orang selama ini. Salah jika ada yang menganggap mereka hanya

dengan modal peluit bisa menjadi guru Penjasorkes di sekolah. Bahkan

sebaliknya, bahwa untuk menjadi guru Penjasorkes yang profesional akan lebih

3737 3737

sulit dibandingkan menjadi guru mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan

karena mata pelajaran Penjasorkes lebih kompleks permasalahannya dibanding

dengan mata pelajaran yang lain. Oleh sebab itu, tidak bisa guru mata pelajaran

lain diminta untuk mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani atau sebaliknya.

Memang dirasakan cukup banyak dan kompleks syarat untuk menjadi

seorang guru Penjasorkes. Hal ini memang pantas mengingat pentingnya

Penjasorkes sebagai sebuah profesi. Sebagai seorang yang profesional, guru

harus mampu dan mau melihat masalah dan memecahkan atau mengatasinya

salah satunya dengan kreativitasnya. Kreativitas guru dapat digunakan sebagai

salah satu usaha untuk mengatasi masalah yang ada yang berhubungan dengan

sarana dan prasarana Penjasorkes. Memiliki kreativitas yang baik merupakan

suatu keharusan, terutama bagi guru Penjasorkes agar siswa lebih aktif dalam

pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Selain itu, seorang guru harus selalu

berusaha dan bertanggung jawab untuk keberhasilan proses pembelajaran

Penjasorkes dengan memunculkan dan mengembangkan kreativitasnya sebagai

upaya mengatasi masalah dan menciptakan proses pembelajaran yang baik dan

berkualitas. Akan tetapi, untuk menjadi seorang guru Penjasorkes yang memiliki

kreativitas yang baik tidaklah mudah perlu adanya proses pembelajaran dan

kemauan yang tinggi.

Pembelajaran khususnya dalam Penjasorkes dapat dipandang sebagai

seni dan ilmu (art and science). Sebagai seni, pembelajaran hendaknya

dipandang sebagai proses yang menuntut intuisi, kreativitas, improviasi, dan

ekspresi dari guru. Ini berarti guru memiliki kebebasan dalam mengambil

keputusan dan tindakan proses pembelajaran selama dapat

3838 3838

dipertanggungjawabkan sesuai dengan pandangan hidup dan etika yang berlaku.

Jadi, guru tidak harus selalu terpaku dan terikat formula ilmu mengajar.

Pembelajaran Penjasorkes dipandang sebagai seni dan ilmu, guru dituntut

harus memiliki kreativitas dan menciptakan siswa menjadi kreatif pula. Untuk

menciptakan siswa yang kreatif tidaklah mudah perlu adanya strategi atau

metode yang baik dalam pembelajaran dan didesain sedemikian rupa oleh guru

sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Guru akan

mengajar kreatif dan efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum

mengajar. Dengan persiapan mengajar guru akan mantap di depan kelas.

Perencanaan yang matang akan menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif

guru waktu mengajar, dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar antara guru

dan siswa (Slameto, 2010:93).

Dalam Penjasorkes, pembelajaran tidak hanya terbatas pada ruang kelas

saja tetapi pembelajaran dapat dilakukan di alam terbuka, lapangan, atau tempat

lain yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran. Maka, guru

dihadapkan pada persoalan bagaimana guru memperlakukan siswanya atau

dengan kata lain gaya mengajar yang dipakai oleh guru, sehingga siswa tetap

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, aktif, dan kreatif.

Guru yang kreatif bukan hanya pandai dalam pengambilan keputusan dan

mendominasi kelas, tetapi bagaimana mendesain suatu gaya mengajar yang

melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan sehingga membuat siswa aktif,

variatif, dan kreatif dalam setiap episode pembelajaran. Pelaksanaan dan

penerapan gaya-gaya mengajar dalam Penjasorkes perlu disesuaikan dengan

kondisi dan situasi belajar-mengajarnya. Begitu pula dengan gaya mengajar,

tidak ada gaya mengajar yang baik untuk selamanya atau berpatokan hanya

3939 3939

pada satu gaya mengajar. Dalam gaya mengajar perlu adanya sentuhan

kreativitas dari pengajar sehingga gaya mengajar yang dilakukan menjadi lebih

hidup dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Selain itu, menjadi seorang guru Penjasorkes dalam proses pembelajaran

ternyata banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya tentang karakteristik

dan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Karakteristik dan tahap-

tahap pertumbuhan dan perkembangan anak mutlak dimengerti bagi guru

Penjasorkes yang mana gunanya untuk menciptakan metode-metode

pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus

memiliki cara berpikir yang kreatif sehingga dapat menemukan konsep baru atau

gagasan baru yang dapat menunjang pada proses pembelajaran. Oleh karena

itu, gaya mengajar konvensional atau tradisional harus segera diubah menjadi

gaya mengajar yang modern sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak lagi

berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa dengan tidak meninggalkan guru

sebagai pengajar. Sebagai seorang guru yang profesional, guru Penjasorkes

harus selalu berusaha dan bertanggung jawab untuk keberhasilan proses

pembelajaran Penjasorkes. Salah satu wujudnya dengan memunculkan dan

mengembangkan kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana Penjasorkes sebagai upaya mengatasi masalah dan menciptakan

proses pembelajaran yang baik dan berkualitas agar siswa lebih aktif dalam

pembelajaran Penjasorkes di sekolah.

4040 4040

2.4.3 Profil Guru Penjasorkes di Sekolah Dasar

Menurut Supandi (1992:52-53) kemampuan guru Penjasorkes di SD adalah

sebagai berikut:

1. Memahami karakteristik anak SD, tentang:

1) Pertumbuhan fisik.

2) Perkembangan mental.

3) Perkembangan sosial dan emosional, sesuai fase-fase pertumbuhan

dan perkembangan anak SD.

2. Mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan pada anak SD untuk

berkreatif dan aktif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, serta

mampu menumbuhkembangkan potensi kemampuan dan keterampilan

motorik anak SD.

3. Mampu memberikan bimbingan dan pengembangan anak SD dalam

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

4. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menilai, serta

mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD.

5. Memiliki pemahaman dan penguasaan keterampilan gerak.

6. Memiliki pemahaman tentang unsur-unsur kondisi jasmani.

7. Memilki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan

memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan jasmani.

8. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dalam

dunia olahraga.

9. Memiliki kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga.

4141 4141

Profil guru Penjasorkes di SD ini menunjukkan bahwa banyak hal yang

harus dikuasai guru bersangkutan baik yang bersifat pengetahuan maupun

keterampilan serta nilai-nilai. Namun yang strategis untuk menjadi bahan

menyusun strategi belajar-mengajar adalah pemahaman tentang karakteristik

pertumbuhan dan perkembangan siswa SD dan kemampuan menguraikan gerak

dasar dari keterampilan gerak yang kompleks dan memanfaatkannya dalam

menyusun suatu strategi belajar-mengajar pendidikan jasmani.

2.5 Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran

merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Pergaulan yang bersifat mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif

antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar

dilakukan oleh siswa dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,

sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menfasilitasi proses

belajar. Kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi

dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan

sebagai pengelola, atau “director learning”. (Husdarta dan Yudha M. Saputra,

2000:1).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 20 disebutkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar di suatu lingkungan belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2008:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

4242 4242

dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga

lainnya. Material dalam pembelajaran meliputi buku, papan tulis, kapur, fotografi,

slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang

kelas, perlengkapan audio visual, komputer. Sedangkan prosedur meliputi jadwal

dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan sebagainya.

Sedangkan, menurut Oemar Hamalik (2008:65-66) ada tiga ciri khas yang

terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:

1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang

merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana

khusus.

2. Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang ingin

dicapai.

Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2008:69-70) untuk menjamin

suasana belajar yang efektif, guru dan siswa dapat melakukan beberapa upaya,

sebagai berikut:

1. Sikap guru sendiri terhadap pembelajaran di kelas. Guru harus bersikap

menunjang, membantu, adil, dan terbuka kepada peserta didik pada saat

proses pembelajaran berlangsung, karena sikap tersebut pada akhirnya

dapat menciptakan suasana yang menyenangkan serta menciptakan sikap

antusiasme peserta didik terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.

2. Perlu adanya kesadaran yang tinggi di kalangan siswa untuk membina

disiplin dan tata tertib yang baik di dalam kelas. Suasana disiplin ini juga

4343 4343

sebenarnya ditentukan oleh perilaku guru, kemampuan guru memberikan

pengajaran, serta suasana dalam diri siswa sendiri.

3. Guru dan siswa berupaya menciptakan hubungan dan kerja sama yang

serasi, selaras, dan seimbang dalam kelas yang dijiwai oleh rasa

kekeluargaan dan kebersamaan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang tersusun secara sistematis

antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) dalam situasi pendidikan yang

terdiri dari berbagai tujuan yang ingin dicapai, serta dilakukan untuk mencapai

perubahan ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran itu sendiri mempunyai

bermacam-macam komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi

satu dengan yang lainnya.

2.6 Inovasi dan Modifikasi Pembelajaran

Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000:1) penyelenggaraan

program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program

pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu Developmentally Appropriate Prace (DAP),

artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan

anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian,

tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang

sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini, harus mampu mengakomodasi setiap

perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke

arah perubahan yang lebih baik.

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para

guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah

4444 4444

menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara

meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat

memperlancar siswa dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun,

mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,

dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi.

Sementara itu, cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari

aktivitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir

pembelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari

pengetahuan guru tentang: 1) tujuan, 2) karakteristik materi, 3) kondisi

lingkungan, dan 4) evaluasi.

Untuk lebih jelasnya beberapa analisa modifikasi yang harus

dipertimbangkan para guru tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dari

mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi

antara lain:

1) Tujuan Perluasan.

Maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada

perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk dan wujud

keterampilan yang dipelajari tanpa memperrhatikan aspek efisiensi dan

efektivitas.

2) Tujuan Penghalusan.

Maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada

perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan efisiensi gerak atau

keterampilan yang dipelajarinya.

4545 4545

3) Tujuan Penerapan.

Maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada

perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan efektivitas gerak atau

keterampilan yang dipelajarinya.

2. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan materi yang dipelajarinya

antara lain:

1) Komponen Keterampilan (Skill).

Guru dapat memodifikasi keterampilan yang dipelajari siswa tersebut

dengan cara mengurangi atau menambah komfleksitas dan kesulitannya.

2) Klasifikasi Materi (Skill).

Guru dapat memodifikasi materi pembelajaran tersebut dengan cara

mengurangi dan menambah tingkat kesulitan dan komfleksitas materi

pelajaran berdasarkan klasifikasi keterampilannya.

3) Kondisi Penampilan (Skill).

Guru dapat memodifikas kondisi penampilan siswa dengan cara

mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitannya.

4) Jumlah Skill.

Guru dapat memodifikasi materi pembelajaran dengan cara

mengurangi atau menambah jumlah keterampilan yang dilakukan siswa.

5) Perluasan Jumlah Perbedaan Respon.

Guru dapat menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar

dengan cara menambah jumlah dan perbedaan respon terhadap konsep

yang sama.

3. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan

pembelajarannya antara lain:

4646 4646

1) Peralatan atau Sarana dan Prasarana Olahraga.

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan

kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan

untuk melakukan skill itu.

2) Penataan Ruang Gerak dalam Berlatih.

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan

kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam berlatih.

3) Jumlah Siswa yang Terlibat.

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan

kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah

siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar.

4) Organisasi atau Formasi Berlatih.

Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada

curahan waktu aktif belajar.

4. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan evaluasi pembelajaran

antara lain:

1) Self-testing (Individu atau Berpasangan).

Pada bentuk ini siswa didorong untuk mengetes secara individu atau

berpasangan tentang penguasaan materi yang sudah dipelajarinya.

2) Self-testing (Kelompok atau Grup).

Pada bentuk ini siswa didorong untuk mengetes secara kelompok

tentang penguasaan materi yang sudah dipelajarinya.

3) Pertandingan.

Pada bentuk ini siswa didorong untuk mengetes penguasaan materi

yang sudah dipelajarinya dalam bentuk variasi pertandingan.

4747 4747

Dalam memodifikasi sarana dan prasarana yang harus diperhatikan atau

menjadi perhatian oleh guru adalah: 1) mendorong partisipasi maksimal siswa, 2)

memperhatikan keselamatan, 3) efektivitas dan efisien gerak siswa, 4) memenuhi

tuntutan perbedaan kemampuan anak sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak, 5) memperkuat keterampilan yang sudah dipelajarinya, 6)

meningkatkan perkembangan emosional dan sosial.

Jadi, modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh

para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP

termasuk di dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu

dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran Penjasorkes.

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan

pembelajarannya salah satunya yaitu peralatan atau sarana dan prasarana

olahraga. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan

kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk

melakukan skill itu.

2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana Penjasorkes

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pasal 45 Ayat 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa setiap

satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana

yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan

kejiwaan peserta didik.

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan

suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila

4848 4848

kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan

dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Sarana Penjasorkes merupakan peralatan yang sangat membantu dalam

proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Sarana pendidikan jasmani pada

dasarnya merupakan segala sesuatu yang sifatnya tidak permanen, dapat

dibawa kemana-mana atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

Menurut Soepartono (2000:6) istilah sarana olahraga adalah terjemahan

dari “facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam

pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Peralatan (apparatus).

Peralatan atau apparatus adalah sesuatu yang digunakan, contoh: peti

loncat, palang tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda, dan lain-lain.

2. Perlengkapan (device).

Perlengkapan atau device, yaitu: 1) sesuatu yang melengkapi kebutuhan

prasarana, misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas, dan lain-lain, 2)

sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki,

misalnya: bola, raket, pemukul, dan lain-lain.

Sedangkan, menurut Soepartono (2000:5) prasarana berarti sesuatu yang

merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau

pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang

mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif

permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan. Beberapa contoh

prasarana olahraga ialah: lapangan bola basket, lapangan tenis, gedung

olahraga atau hall, stadion sepakbola, stadion atletik, dan lain-lain. Gedung

4949 4949

olahraga merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti

dapat digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga.

Prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah atau bisa semi permanen

tetapi berat atau sulit, contohnya: matras, peti lompat, kuda-kuda, palang

tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin, dan lain-

lain. Perkakas ini idealnya tidak dipindah-pindah, agar tidak mudah rusak, kecuali

kalau memang tempatnya terbatas sehingga harus selalu bongkar pasang.

Sedangkan, fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang

meliputi semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya

untuk melaksanakan program kegiatan olahraga. Keberadaan sarana dan

prasarana Penjasorkes dalam proses pembelajaran sangat penting, karena

tanpa ada sarana dan prasarana pembelajaran tidak akan berjalan dengan

lancar dan dapat menjadi penghambat tercapainya tujuan pendidikan yang

tercapai.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian sarana, maka dapat

disimpulkan bahwa sarana Penjasorkes adalah perlengkapan yang mendukung

kegiatan pembelajaran Penjasorkes yang sifatnya dinamis, dapat berpindah-

pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya: bola, raket, net, pemukul,

dan lain-lain. Sedangkan, prasarana Penjasorkes adalah sesuatu yang

mempermudah atau mempelancar tugas dan memiliki sifat yang relatif

permanen, salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan, misalnya:

lapangan sepak bola, basket, tenis lapangan, lapangan bulutangkis, gedung

olahraga, dan lain sebagainya.

5050 5050

Jml Kelas/ Jml Siswa

Kebutuhan Prasarana Sekolah

Kebutuhan Prasarana Olahraga

Jenis Prasarana Olahraga

yang Disediakan

Min. 5 kelas (125 siswa)

1.250 m² (I) 1.100 m² Lapangan olahraga serba guna (15 x 30) m²

Atletik (500 m²)

6-10 kelas 8 m²/siswa (II) 1.400 m² (I)

Bangsal terbuka (12,5 x 25) m², tinggi 6 m

2.7.1 Standar Sarana dan Prasarana Penjasorkes

Fasilitas olahraga di sekolah masih merupakan masalah di Indonesia.

Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata. Sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah sebagian besar masih terlalu

jauh dari batas ideal minimal atau standar minimal. Banyak fasilitas olahraga

yang pemakaiannya belum sesuai dengan kondisi sebenarnya dan belum sesuai

dengan kebutuhan sekolah bahkan terkesan sia-sia dalam pengadaannya

karena tidak terawat dengan baik dan pengalihan fungsi fasilitas tersebut yang

tidak tepat. Kegiatan olahraga memerlukan ruang untuk bergerak, kebutuhan

ruang untuk bergerak itu ditentukan dengan standar kebutuhan ruang.

Di Indonesia, standar minimal fasilitas olahraga untuk sekolah telah

dihasilkan oleh Ditjen Dikluspora melalui Lokakarya Fasilitas Olahraga tahun

1978-1979. Untuk fasilitas olahraga di sekolah diusulkan rata-rata 7 m²/siswa.

Dikatakan rata-rata karena memang tidak dibagi secara proporsional

penggunaannya, berapa untuk lapangan terbuka, gedung olahraga, dan kolam

renang. Standar umum prasarana sekolah dan olahraga atau kesehatan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Standar Umum Prasarana Sekolah dan Olahraga atau Kesehatan

5151 5151

11-12 kelas 8 m²/siswa (III) 2.000 m² Lapangan olahraga serba

guna dan atletik Bangsal terbuka

Lapangan voli/basket

Lapangan lain (15 x 30) m²

Di atas 20 kelas, min. 500 siswa

10 m²/siswa (IV) 2700 m² (III)

Lapangan serbaguna (20 x 40) m²

Catatan:

Angka-angka yang tercantum merupakan standar kebutuhan minimum.

Dimensi yang tercantum tidak mutlak harus diikuti disesuaikan dengan kondisi setempat

Sumber: Soepartono (2000:14).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

tentang standar sarana dan prasarana olahraga untuk tingkat SD disebutkan:

1. Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain,

berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.

2. Tempat bermain atau berolahraga memiliki rasio luas minimum

3m²/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik

kurang dari 167, luas minimum tempat bermain atau berolahraga 500 m².

Di dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga

berukuran 20 m x 15 m.

3. Tempat bermain atau berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian

ditanami pohon penghijauan.

4. Tempat bermain atau berolahraga diletakkan di tempat yang tidak

mengganggu proses pembelajaran di kelas.

5. Tempat bermain atau berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.

6. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase

baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang

mengganggu kegiatan olahraga.

5252 5252

7. Tempat bermain atau berolahraga dilengkapi dengan sarana sebagaimana

tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain atau Berolahraga No Jenis Rasio Deskripsi

1 Peralatan Pendidikan 1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan

yang berlaku

1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku

1.3 Peralatan bola voli 1 set/sekolah Minimum 6 bola

1.4 Peralatan sepak bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola

1.5 Peralatan bola basket 1 set/sekolah Minimum 6 bola

1.6 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat.

1.7 Peralatan atletik 1 set/ekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, bak loncat.

1.8 Peralatan seni budaya 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi daerah masing- masing.

1.9 Peralatan keterampilan 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi daerah masing- masing.

2 Perlengkapan lain 2.1 Pengeras suara 1 set/sekolah

2.2 Tape recorder 1 buah/sekolah

Sumber: Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sarana dan Prasarana.

2.7.2 Tujuan dan Manfaat Sarana dan Prasarana Penjasorkes

Menurut Agus S. Suryobroto sebagaimana dikutip oleh Wahyu Putra

Perdana (2015:16) tujuan sarana dan prasarana adalah:

1. Memperlancar jalannya pembelajaran.

2. Mempermudah gerakan.

3. Mempersulit gerakan.

4. Memacu siswa dalam gerak.

5. Kelangsungan aktivitas.

5353 5353

6. Menjadikan siswa tidak takut melakukan gerakan.

Sedangkan, manfaat sarana dan prasarana adalah:

1. Memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa.

2. Mempermudah dan mempersulit gerakan.

3. Sebagai tolak ukur keberhasilan siswa.

4. Menarik siswa.

Menurut Agus S. Suryobroto sebagaimana dikutip oleh Wahyu Putra

Perdana (2015) mengenai syarat sarana dan prasarana Penjasorkes yang baik,

yaitu:

1. Aman.

2. Mudah dan murah.

3. Menarik.

4. Memacu untuk bergerak.

5. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.

6. Tidak mudah rusak.

7. Sesuai dengan lingkungan.

2.7.3 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Penjasorkes

Menurut Abror Hisyam sebagaimana dikutip oleh Wahyu Putra Perdana

(2015:19) prinsip-prinsip pemeliharaan adalah:

1. Kebijakan dan tata cara memelihara sarana dan prasarana olahraga harus

direncanakan untuk memperpanjang umur peralatan.

2. Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin keselamatan bagi

semua orang yang menggunakan alat-alat.

5454 5454

3. Hanya orang-orang yang berhak hendaknya diberi kedudukan sebagai

pemimpin kepala tata usaha.

4. Alat-alat seharusnya diawasi secara periodik untuk memperoleh

keselamatan dan kondisi alat-alat.

5. Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi alat-alat.

6. Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong dan

menjamin pemeliharaan secara ekonomis dan aman.

2.8 Kecamatan Prembun

Prembun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi

Jawa Tengah, Indonesia. Letak Kecamatan Prembun berada di paling timur

bagian geografis Kebumen dan dilalui oleh jalur nasional yaitu jalur selatan Jawa

Tengah. Kecamatan Prembun berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Kota

Kecamatan ini terletak pada Koordinat di 7° 43’ 23” Lintang Selatan (S) dan 109°

48’ 2” Bujur Timur (E), dan berada di ketinggian 14 meter di atas permukaan laut.

Menilik letak geografisnya maka daerah ini termasuk daerah yang panas, namun

sangat diuntungkan oleh suasana pedesaan dan masih sangat banyaknya

pepohonan sehingga udara lebih terasa hangat bahkan masih terasa sejuk di

pagi hari, apalagi di pagi hari pada musim kemarau.

Luas wilayah Kecamatan Prembun adalah 2.296,00 Ha dengan jumlah

penduduk 25.935 orang, dengan rincian penduduk laki-laki 12.793 orang dan

perempuan 13.142 orang. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

adalah 21,00 km melalui Kutowinangun-Kebumen dengan menggunakan

angkutan umum, bus, dan pedesaan. Jumlah RT di Kecamatan Prembun yaitu

5555 5555

130 dan RW sebanyak 40, yang terbagi dalam 13 Desa/Kelurahan. Berikut daftar

nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen:

1. Kelurahan/Desa Bagung (Kodepos : 54394).

2. Kelurahan/Desa Kabekelan (Kodepos : 54394).

3. Kelurahan/Desa Kabuaran (Kodepos : 54394).

4. Kelurahan/Desa Kedungbulus (Kodepos : 54394).

5. Kelurahan/Desa Kedungwaru (Kodepos : 54394).

6. Kelurahan/Desa Mulyosri (Kodepos : 54394).

7. Kelurahan/Desa Pecarikan (Kodepos : 54394).

8. Kelurahan/Desa Pesuningan (Kodepos : 54394).

9. Kelurahan/Desa Prembun (Kodepos : 54394).

10. Kelurahan/Desa Sembirkadipaten (Kodepos : 54394).

11. Kelurahan/Desa Sidogede (Kodepos : 54394).

12. Kelurahan/Desa Tersobo (Kodepos : 54394).

13. Kelurahan/Desa Tunggalroso (Kodepos : 54394).

Sebagian besar wilayah Kecamatan Prembun merupakan daerah dataran

rendah dan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian bertani dan

berkebun. Ciri khas dari Kecamatan Prembun adalah buah bengkoang yang

sering kita jumpai di pinggir jalan lintas selatan Jawa Tengah tepatnya di Kota

Prembun. Prembun juga terdapat stasiun kereta api yaitu Stasiun Prembun

(kode:PRB) yang merupakan stasiun kereta api kelas tiga. Stasiun yang terletak

pada ketinggian +9 m ini berada di Daerah Operasi V Purwokerto. Stasiun

Prembun berada di belakang Pasar Prembun. Stasiun ini memiliki 3 jalur kereta

api aktif dan 1 jalur buntu (badug).

5656 5656

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen Sumber: http://keboemen.com/wp-

content/uploads/2014/08/kecamatan_prembun_kebumen.jpg (diakses tanggal 26/06/15).

2.8.1 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan

meneruskan pendidikan anak menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan

bertingkah laku baik. Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang didirikan

oleh Negara maupun yayasan tertentu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagian institusi yang kompleks, sekolah tidak akan menjadi baik dengan

sendirinya, melainkan melalui proses peningkatan tertentu.

Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di

Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1

sampai kelas 6. Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar

pendidikan adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah, anak didik mengalami proses

pendidikan dan pembelajaran. Secara umum pengertian Sekolah Dasar dapat

kita katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses

pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini

diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi

5757 5757

bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan

pendidikan yang sesuai dengan dirinya.

Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23. Sebagian

besar letak SD Negeri yang ada di Kecamatan Prembun berada di pedesaan,

antara lain: SD Negeri Pecarikan, SD Negeri Kabuaran, SD Negeri 1 dan 2

Pesuningan, SD Negeri 1 dan 2 Mulyosri, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri

Sembirkadipaten, SD Negeri 1 dan 2 Sidogede. Sedangkan yang letaknya

berada di kota yaitu SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Prembun, SD Negeri 1, 2 dan 3

Tersobo, SD Negeri Bagung, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 dan 2

Tunggalroso, SD Negeri 1 dan 2 Kabekelan.

Sarana dan prasarana SD Negeri se-Kecamatan Prembun, khususnya

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes secara umum masih minim.

Sekolah-sekolah kebanyakan tidak mempunyai lapangan tersendiri untuk

berolahraga. Halaman sekolah yang ada untuk olahraga kurang luas, sehingga

pada saat aktivitas Penjasorkes sangat mengganggu pembelajaran siswa lain

yang ada di dalam kelas. Sarana atau alat penunjang dalam pembelajaran

sangat kurang. Jumlah bola tidak sebanding dengan jumlah siswa. Sebagian

sarana dan prasarana di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten

Kebumen belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Dengan keadaan

yang demikian, proses pembelajaran Penjasorkes tidak dapat berlangsung

secara maksimal sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

Untuk itu, bagaimana kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun sebagai salah satu upaya guru untuk menyikapi masalah

5858 5858

No

NPSN Nama Satuan Pendidikan

Alamat

Kelurahan

Status

1.

20305727

SD N 1 Prembun

Jl. Raya Kutoarjo Km. 1 Prembun

Prembun

Negeri

2. 20304852 SD N 2 Prembun Ds. Prembun Prembun Negeri

3.

20330252

SD N 3 Prembun Dk. Kranggan

Prembun

Negeri

4.

20304693

SD N 4 Prembun Dk. Wonocolo

Prembun

Negeri

5.

20305331

SD N 1 Kabekelan

Jl. Raya Kutoarjo Km. 1 Prembun

Kabekelan

Negeri

6.

20305572

SD N 2 Kabekelan

Dk. Sidodadi

Kabekelan

Negeri

7.

20305809

SD N 1 Tunggalroso

Dk. Kaibon

Tunggalroso

Negeri

8.

20304934 SD N 2 Tunggalroso

Ds. Tunggalroso

Tunggalroso

Negeri

9.

20305165 SD N Kedungwaru

Ds. Kedungwaru

Kedungwaru

Negeri

10.

20305251

SD N Bagung

Ds. Bagung

Bagung

Negeri

11.

20305780

SD N 1 Tersobo

Jln. Slamet Riyadi No. 43 Tersobo

Tersobo

Negeri

12. 20304834 SD N 2 Tersobo Ds. Tersobo Tesobo Negeri

13. 20304681 SD N 3 Tersobo Ds. Tersobo Tersobo Negeri

14.

20305846

SD N 1 Sidogede

Jl. Wadaslintang Km. 1

Sidogede

Negeri

15. 20304825 SD N 2 Sidogede Ds. Sidogede Sidogede Negeri

16.

20305232 SD N Sembirkadipaten

Ds. Sembir

Sembir

Negeri

17.

20305169 SD N Kedungbulus

Ds. Kedungbulus

Kedungbulus

Negeri

18.

20305716

SD N 1 Mulyosri

Jl. Wadaslintang Km. 3

Mulyosri

Negeri

keterbatasan sarana dan prasarana Penjasorkes sehingga pembelajaran dapat

tercapai secara optimal.

Tabel 2.4 Jumlah Data Satuan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar Negeri se- Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

5959 5959

19.

20305649 SD N 2 Mulyosri

Jln. Wadaslintang Km. 3

Mulyosri

Negeri

20.

20305733 SD N 1 Pesuningan

Ds. Pesuningan

Pesuningan

Negeri

21.

20304857

SD N 2 Pesuningan

Jl. Wadaslintang Km. 5

Pesuningan

Negeri

22.

20305330

SD N Kabuaran Ds. Kabuaran

Kabuaran

Negeri

23.

20305127

SD N Pecarikan Jl. Pituruh Km. 1,5

Pecarikan

Negeri

Sumber:http://dapodik.pdkjateng.go.id/npsn_pddk_dasar/kecamatan/030500/sek olah/030509 (diakses tanggal 26/06/15).

2.9 Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain

penelitian yang dilakukan oleh Johan Prakoso (2013), Wahyu Putra Perdana

(2015).

Johan Prakoso (2013) skripsi yang berjudul “Kreativitas Guru Penjasorkes

dalam Menyikapi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Penjas di Sekolah Dasar

Negeri se-Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam menyikapi keterbatasan

sarana dan prasarana Penjas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pengasih,

Kabupaten Kulon Progo dalam kategori Sedang. Secara rinci terdapat 3 guru

(9,38%) dalam kategori Sangat Tinggi, 8 guru (25,00%) dalam kategori Tinggi, 10

guru (31,25%) dalam kategori Sedang, 9 guru (28,13%) dalam kategori Rendah,

2 guru (6,25%) dalam kategori Sangat Rendah.

Wahyu Putra Perdana (2015) skripsi yang berjudul “Kreativitas Guru dalam

Memodifikasi Sarana dan Prasarana Penjas se-Kabupaten Jepara”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kreativitas guru dalam memodifikasi sarana dan

prasarana dalam pembelajaran Penjas di SMP se-Kabupaten Jepara sebanyak

6060 6060

26 orang guru dengan persentase 57,64% kreativitasnya termasuk Tinggi dan

42,31% kreativitasnya termasuk Sedang. Menggunakan beberapa faktor antara

lain: 1) kemampuan dalam melihat masalah berhubungan dengan sarana dan

prasarana Penjas pada kategori Sedang, 2) kemampuan guru dalam

menciptakan dan menerapkan ide pada kategori sedang, 3) sikap terbuka

terhadap hal-hal baru pada kategori Sedang.

2.10 Kerangka Berpikir

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes) tidak dapat

dipisahkan dari dunia pendidikan secara umum karena merupakan bagian dari

pendidikan secara menyeluruh yang sangat penting keberadaannya. Dalam

pembelajaran Penjasorkes tak lepas dari beberapa unsur yang sangat

berpengaruh terhadap lancar dan suksesnya pembelajaran Penjasorkes

tersebut, salah satunya sarana dan prasarana. Kebutuhan akan sarana dan

prasarana sangatlah mutlak karena bukan hanya sekadar sebagai alat bantu

semata tetapi bisa dikatakan sebagai media utama yang digunakan guru dalam

mengajar Penjasorkes.

Kebutuhan sarana dan prasarana dalam Penjasorkes sangat beragam baik

jenis maupun jumlahnya sesuai dengan materi dalam kurikulum yang ada.

Keberadaan dan kebutuhan bagi guru baik dalam memenuhi jumlahnya maupun

pemanfaatannya sebagian besar di sekolah keberadaan sarana dan prasarana

belum mencukupi untuk dapat digunakan guru Penjasorkes dalam mengajar

semua materi kepada siswanya.

Terbatasnya sarana dan prasarana, alat, dan fasilitas Penjasorkes di

sekolah menuntut guru Penjasorkes harus memiliki banyak kreativitas dalam

6161 6161

memanfaatkan sarana dan prasarana agar materi pembelajaran dapat

disampaikan dan dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kreativitas seorang guru

Penjasorkes tergantung pada usaha yang dilakukannya untuk mengatasi

masalah yang ada.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau perihal berkreasi

seseorang dengan merubah terhadap hal lama menjadi sesuatu yang baru.

Kreativitas guru Penjasorkes dapat dilihat dari kemampuan yang dimilikinya.

Kemampuan tersebut dapat dimulai dari ketika guru Penjasorkes melihat sebuah

masalah yang ada, apakah ia memperhatikan atau tidak memperhatikan sama

sekali. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana prasarana Penjasorkes antara lain: 1)

kemampuan melihat atau memecahkan suatu masalah yang ada, 2) menciptakan

ide atau gagasan untuk diterapkan dalam memecahkan suatu masalah yang ada

tersebut, 3) sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal atau cara-cara baru

yang dianggapnya lebih efektif dan efisien yang digunakan untuk mengajar,

sehingga tujuan dari pembelajaran Penjasorkes dapat tercapai secara maksimal.

62

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bermaksud

untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu

kejadian tertentu dan berusaha memberikan gambaran, informasi, data, dan

angka-angka tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen.

Sugiyono (2011:8) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik

pengambilan data menggunakan angket yang dibagikan kepada guru

Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (20011:38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:161) variabel

adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

62

6363 6363

Variabel dalam penelitian ini adalah kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

Kreativitas guru Penjasorkes adalah strategi atau metode yang didesain

atau dirancang untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas terdiri

dari faktor-faktor: 1) kemampuan melihat atau memecahkan suatu masalah yang

ada, 2) menciptakan ide atau gagasan untuk diterapkan dalam memecahkan

suatu masalah yang ada tersebut, 3) sikap menerima dan terbuka terhadap hal-

hal atau cara-cara baru yang dianggapnya lebih efektif dan efisien yang

digunakan untuk mengajar, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai

secara optimal. Semua faktor tersebut diukur dengan menggunakan angket yang

dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Sedangkan,

menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Penjasorkes dengan

syarat memiliki latar belakang pendidikan jasmani yang mengajar di SD Negeri

se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

6464 6464

No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjasorkes

1. SD N 1 Prembun 1 2. SD N 2 Prembun 1

3. SD N 3 Prembun 1

4. SD N 4 Prembun 1

5. SD N 1 Kabekelan 1

6. SD N 2 Kabekelan 1

7. SD N 1 Tunggalroso 1

8. SD N 2 Tunggalroso 1 9. SD N Kedungwaru 1

10. SD N Bagung 1

11. SD N 1 Tersobo 1

12. SD N 2 Tersobo 1

13. SD N 3 Tersobo 1

14. SD N 1 Sidogede 1

15. SD N 2 Sidogede 1 16. SD N Sembirkadipaten 1

17. SD N Kedungbulus 1

18. SD N 1 Mulyosri 1

19. SD N 2 Mulyosri 1

20. SD N 1 Pesuningan 1

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto

(2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal

ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah

lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan

sampel (Sugiyono, 2011:85).

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua guru

Penjasorkes yang memiliki latar belakang pendidikan jasmani di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang berjumlah 23. Berikut data SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen beserta jumlah guru

Penjasorkes.

Tabel 3.1 Jumlah Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun

6565 6565

21. SD N 2 Pesuningan 1

22. SD N Kabuaran 1

23. SD N Pecarikan 1

Jumlah 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data

yang hendak diteliti dengan metode yang ditentukan peneliti. Metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, sebagai berikut:

3.4.1 Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah pengamatan dan pemusatan perhatian terhadap suatu

objek dengan menggunakan semua alat indra. Dapat dikatakan observasi adalah

pengamatan secara langsung. Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,

rekaman gambar, rekaman suara (Suharsimi Arikunto, 2013:200).

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah pengamatan,

pengambilan data awal dengan menyebarkan daftar check-list sarana dan

prasarana olahraga kepada guru Penjasorkes dan observasi pembelajaran.

Observasi dilakukan untuk dijadikan sebagai data sekunder yang artinya akan

digunakan sebagai data penguat dari hasil data primer yang diperoleh dari hasil

angket yang dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen.

3.4.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, foto-foto dan

sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2013:201).

6666 6666

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kreativitas guru

Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan foto untuk

pengarsipan dan memperkuat alat instrumen lainnya berupa dokumentasi

pengisian angket oleh guru, sarana dan prasarana, dan pembelajaran

Penjasorkes.

3.4.3 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah

respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada

laporan tentang diri sendiri (self-report), atau setidak-tidaknya pada pengetahuan

dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2011:137).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman

wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2011:140) atau pedoman

wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan (Suharsimi

Arikunto, 2013:270). Wawancara dilakukan kepada beberapa guru Penjasorkes

di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen sebagai data

sekunder atau data penguat dari data primer (angket).

6767 6767

3.4.4 Angket (Kuesioner)

Menurut Sugiyono (2011:142) angket atau kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:194) angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Angket yang diberikan kepada responden dalam pengambilan data adalah

angket tertutup, yaitu angket yang sudah tersedia jawabannya berupa bentuk

check-list di mana responden tinggal membubuhkan tanda check-list (√) pada

kolom yang sesuai jawaban dengan tujuan agar dalam pengisian angket tidak

menyita banyak waktu tetapi mendapatkan data akurat.

Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk skala Likert yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93). Jawaban

setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari

sangat positif sampai sangat negatif.

Modifikasi skala Likert mempunyai lima alternatif jawaban, yaitu Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju

(TS). Alternatif jawaban Ragu-ragu dalam penelitian ini dihilangkan agar jawaban

yang dihasilkan lebih meyakinkan. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan cara

analisis deskriptif. Untuk memudahkan tabulasi, maka jawaban tersebut diubah

secara kuantitatif dengan memberi angka (skor) pada setiap butir pernyataan.

Skor yang digunakan untuk pernyataan positif adalah 4, 3, 2, 1. Sedangkan untuk

6868 6868

pernyataan negatif 1, 2, 3, 4. Pemberian keterangan skor masing-masing

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Bobot Skor Jawaban Jawaban Positif Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang setuju 2 3

Tidak setuju 1 4

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102). Sedangkan,

menurut Suharsimi Arikunto (2013:203) instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini menggunakan

metode survei dengan pengambilan data berupa angket. Jadi, instrumen dalam

penelitian ini adalah angket atau kuesioner.

Menurut Sugiyono (2011:142) angket atau kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:194) angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:195) alasan menggunakan angket

karena terdapat beberapa keuntungan antara lain:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

6969 6969

2. Dapat dibagi secara serentak pada banyak responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan

menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-

malu menjawab.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

Sedangkan, kelemahan menggunakan angket sebagai berikut: 1)

responden sering tidak teliti dalam menjawab, 2) sering sukar dicari validitasnya,

3) kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak

betul atau tidak jujur, 4) sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos, 5)

waktu pengambilannya tidak bersama-sama (Suharsimi Arikunto, 2013:195).

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:219) ada tiga langkah pokok yang harus

diperhatikan dalam menyusun instrumen angket yang berupa butir-butir

pernyataan yang harus diisi oleh responden yaitu sebagai berikut:

1. Mendefinisikan Konstrak (Construct Devinition).

Konstrak dalam penelitian ini adalah variabel yang diukur dalam penelitian

ini yaitu kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen. Sedangkan kreativitas guru Penjasorkes dalam penelitian

ini yaitu 1) kemampuan dalam melihat atau memecahkan masalah yang

berhubungan dengan sarana dan prasarana pembelajaran, 2) kemampuan

dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui

modifikasi, 3) sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru untuk kemajuan

pembelajaran.

7070 7070

2. Menyidik Faktor (Identification of Factors).

Menyidik faktor adalah tahap yang bertujuan untuk menandai faktor-faktor

yang akan diteliti. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi:

1) Kemampuan melihat atau memecahkan masalah, dijabarkan menjadi

3 indikator yaitu:

a. Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes.

b. Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes.

c. Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes.

2) Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide, dijabarkan menjadi 2

indikator yaitu:

a. Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana.

b. Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana.

3) Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru, dijabarkan

menjadi 2 indikator yaitu:

a. Pemanfaatan informasi dan teknologi.

b. Pengetahuan.

3. Menyusun Butir Instrumen (Items Construction).

Langkah terakhir adalah menyusun butir instrumen berdasarkan faktor

menyusun konstrak. Butir instrumen harus merupakan penjabaran dari isi faktor-

faktor yang akan diteliti. Tiap butir pertanyaan harus spesifik untuk faktornya

sendiri.

Lembar angket yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil data

menggunakan pilihan jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini dibuat dan

dikembangkan dari teori-teori kreativitas pada landasan teori sebelumnya. Untuk

7171 7171

Variabel

Faktor

Indikator Butir Soal

Positif Negatif

Kreativitas Guru Penjasorkes

Kemampuan melihat atau memecahkan masalah

Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes

1, 2, 3 4, 5

Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes

6, 7, 8 9, 10, 11

Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes

12, 14 13

Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana

15, 16, 18, 19, 20

17, 21

Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana

22, 24, 26, 27, 28, 29

23, 25

Sikap menerima dan terbuka terhadap hal- hal baru

Pemanfaatan informasi dan teknologi

30, 31, 32, 33, 34

Pengetahuan 35, 37, 38, 39, 40

36

Jumlah 40

memberikan gambaran mengenai angket atau kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini, maka disajikan kisi-kisi instrumen angket penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

7272 7272

3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

kesasihan sesuai instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud

(Suharsimi Arikunto, 2013:211-212).

Teknik uji validitas yang digunakan adalah teknik uji validitas Product

Moment yaitu dengan rumus:

∑ − ∑ ∑ =

∑ − ∑ ∑ − ∑

Keterangan:

: koefisien korelasi bagian total

: banyaknya subjek uji coba

∑ : jumlah skor tiap butir

∑ : jumlah skor total

∑ : jumlah kuadrat skor tiap butir

: jumlah kuadrat skor total

∑ : jumlah perkalian skor tiap butir dengan jumlah skor total

(Suharsimi Arikunto, 2013:213).

Suatu butir angket dikatakan valid apabila memiliki harga >

atau dengan kata lain harga reseptor xy lebih besar dari reseptor tabel,

maka dikatakan item soal atau instrumen tersebut valid. Sebaliknya, apabila

7373 7373

harga reseptor xy lebih kecil dari reseptor tabel, maka dikatakan item soal atau

instrumen tersebut tidak valid. Setelah dilakukan uji coba instrumen dengan

bantuan Exel (lihat lampiran 32, hal: 174), diperoleh data perhitungan uji validitas

sebagai berikut:

Tabel 3.4 Data Uji Validitas Instrumen

Soal

(N 10 = 0,632)

Ket

Soal

(N 10 = 0,632)

Ket

1. 0,632 0,663 Valid 21. 0,632 0,759 Valid

2. 0,632 0,647 Valid 22. 0,632 0,743 Valid

3.

0,632

0,817

Valid

23.

0,632

0,454 Tdk valid

4. 0,632 0,834 Valid 24. 0,632 0,872 Valid

5. 0,632 0,872 Valid 25. 0,632 0,730 Valid 6. 0,632 0,663 Valid 26. 0,632 0,636 Valid

7. 0,632 0,723 Valid 27. 0,632 0,653 Valid

8. 0,632 0,754 Valid 28. 0,632 0,924 Valid

9. 0,632 0,738 Valid 29. 0,632 0,724 Valid

10 0,632 0,733 Valid 30. 0,632 0,639 Valid

11.

0,632

0,700

Valid

31.

0,632

0,576 Tdk valid

12. 0,632 0,771 Valid 32. 0,632 0,738 Valid

13. 0,632 0,699 Valid 33. 0,632 0,651 Valid 14. 0,632 0,817 Valid 34. 0,632 0,858 Valid

15. 0,632 0,736 Valid 35. 0,632 0,744 Valid

16. 0,632 0,648 Valid 36. 0,632 0,687 Valid

17. 0,632 0,784 Valid 37. 0,632 0,646 Valid

18. 0,632 0,670 Valid 38. 0,632 0,855 Valid

19. 0,632 0,794 Valid 39. 0,632 0,697 Valid

20 0,632 0,743 Valid 40. 0,632 0,730 Valid

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 butir soal yang

dinyatakan tidak valid atau gugur dari keseluruhan 40 butir soal yaitu butir soal

23 dan 31. Jadi, untuk angket penelitian yang digunakan tidak menggunakan 2

butir soal tersebut karena tidak valid atau gugur. Selanjutnya, butir soal angket

penelitian yang digunakan dalam pengambilan data penelitian menjadi 38 butir

soal. Berikut ini instrumen angket penelitian (lihat lampiran 30, hal: 169):

7474 7474

Variabel

Faktor

Indikator Butir Soal

Positif Negatif

Kreativitas Guru

Penjasorkes

Kemampuan melihat atau memecahkan masalah

Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes

1, 2, 3 4, 5

Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes

6, 7, 8 9, 10, 11

Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes

12, 14 13

Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana

15, 16, 18, 19, 20

17, 21

Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana

22, 23, 25, 26, 27, 28

24

Sikap menerima dan terbuka terhadap hal- hal baru

Pemanfaatan informasi dan teknologi

29, 30 31, 32

Pengetahuan 33, 35, 36, 37, 38

34

Jumlah 38

Tabel 3.5 Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan

(Suharsimi Arikunto, 2013:221).

7575 7575

No Faktor Hasil ( ) Keterangan

1. Kemampuan melihat atau memecahkan masalah

0,934 Reliabel

2. Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

0,937 Reliabel

3. Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru

0,897 Reliabel

Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan formula Alpha,

dengan rumus :

∑ = −

Keterangan :

: reliabilitas instrumen

: banyaknya butir pertanyaan

∑ : jumlah varians butir

: varians total (Suharsimi Arikunto, 2013:239).

Setelah dilakukan uji validitas instrumen, diperoleh item yang valid.

Selanjutnya, terhadap item yang valid diuji reliabilitas dengan menggunakan

rumus Alpha, sedangkan perhitungannya menggunakan bantuan SPSS 16.

Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh koefisien Alpha ( ) untuk

masing-masing faktor lebih besar dibandingkan 0,632, dengan ini dinyatakan

andal atau reliabel (lihat lampiran 33, hal: 177).

Tabel 3.6 Data Uji Reliabilitas Instrumen

7676 7676

3.6 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan

persentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasinya (Sugiyono,

2011:147).

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik

deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Untuk mencari besarnya

frekuensi relatif (persentase) dengan rumus sebagai berikut:

F

P = x 100 %

N

Keterangan:

P : angka persentase

F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : jumlah frekuensi/banyaknya individu (Anas Sudijono, 2004:43).

Sedangkan untuk mengetahui data tiap faktor maka dilakukan

pengkategorian. Untuk mengubah skor mentah ke dalam nilai standar atau

sesuai dengan instrumen maka dibagi menjadi lima kategori berdasarkan nilai

Mean (M) dan Standar Deviasi (SD) yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah

dan Sangat Rendah, sehingga Patokan Acuan Norma (PAN) sebagai berikut:

7777 7777

Tabel 3.7 Interval dan Kategori Interval Kategori

X ≥ Mean + 1,5 SD Sangat Tinggi

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD Tinggi

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD Sedang

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD Rendah

X < Mean -1,5 SD Sangat Rendah

Keterangan:

X : Rerata/Skor

SD : Standar Deviasi (Anas Sudijono, 2004:175).

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen. Prembun adalah sebuah kecamatan di Kabupaten

Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Letak Kecamatan Prembun berada

di paling timur bagian geografis Kebumen dan dilalui oleh jalur nasional yaitu

jalur selatan Jawa Tengah. Kecamatan Prembun berbatasan dengan Kabupaten

Purworejo. Kota Kecamatan ini terletak pada Koordinat di 7° 43’ 23” Lintang

Selatan (S) dan 109° 48’ 2” Bujur Timur (E), dan berada di ketinggian 14 meter di

atas permukaan laut. Menilik letak geografisnya maka daerah ini termasuk

daerah yang panas, namun sangat diuntungkan oleh suasana pedesaan dan

masih banyaknya pepohonan sehingga udara lebih terasa hangat bahkan masih

terasa sejuk di pagi hari, apalagi di pagi hari pada musim kemarau.

Luas wilayah Kecamatan Prembun adalah 2.296,00 Ha. Jumlah penduduk

25.935 orang, dengan rincian penduduk laki-laki 12.793 orang dan perempuan

13.142 orang. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten adalah 21,00

km melalui Kutowinangun-Kebumen dengan menggunakan angkutan umum,

bus, dan pedesaan. Jumlah RT di Kecamatan Prembun yaitu 130 dan RW

sebanyak 40, terbagi dalam 13 Desa/Kelurahan. Sebagian besar wilayah

Kecamatan Prembun merupakan daerah dataran rendah dan mayoritas

masyarakatnya bermata pencaharian bertani dan berkebun.

78

7979 7979

No Nama Sekolah Guru Penjasorkes Keterangan

1. SD N 1 Prembun Manijan, S.Pd. PNS/Sertifikasi

2. SD N 2 Prembun Muchlisudin, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi

3. SD N 3 Prembun Mursinah, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi

4. SD N 4 Prembun Dwi Widadi, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi

5. SD N 1 Kabekelan Kasbolah, S.Pd. PNS/Sertifikasi

6. SD N 2 Kabekelan Muhajiwanto, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi

7. SD N 1 Tunggalroso Sudarman, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 8. SD N 2 Tunggalroso Dwi Raharjo, S.Pd. Wiyata

9. SD N Kedungwaru Berardus Winata Budi P, S.Pd. Wiyata

10. SD N Bagung Wiyandono, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi

11. SD N 1 Tersobo Agus Tiandri F, S.Pd. PNS

12. SD N 2 Tersobo Kusmiati, S.Pd. PNS/Sertifikasi

13. SD N 3 Tersobo Riski Wijanarko, S.Pd. Wiyata

14. SD N 1 Sidogede Suprapto, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi 15. SD N 2 Sidogede Winarti, S.Pd. PNS/Sertifikasi

16. SD N Sembir Suratno, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi

17. SD N Kedungbulus Satiman, A.Ma. Pd. PNS/Sertifikasi

18. SD N 1 Mulyosri Bunata, S.Pd. PNS/Sertifikasi

Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23. Sebagian

besar letak SD Negeri yang ada di Kecamatan Prembun berada di pedesaan,

antara lain: SD Negeri Pecarikan, SD Negeri Kabuaran, SD Negeri 1 dan 2

Pesuningan, SD Negeri 1 dan 2 Mulyosri, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri

Sembirkadipaten, SD Negeri 1 dan 2 Sidogede. Sedangkan yang letaknya

berada di kota yaitu SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Prembun, SD Negeri 1, 2 dan 3

Tersobo, SD Negeri Bagung, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 dan 2

Tunggalroso, SD Negeri 1 dan 2 Kabekelan.

4.2 Deskripsi Subjek

Subjek dari penelitian ini adalah guru Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang mempunyai latar belakang

pendidikan jasmani dengan jumlah 23 guru dari 23 SD. Berikut data guru

Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen:

Tabel 4.1 Data Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

8080 8080

No Nama Sekolah Waktu Penelitian

1. SD N 1 Prembun 3 September2015

2. SD N 2 Prembun 3 September 2015

3. SD N 3 Prembun 5 September 2015 4. SD N 4 Prembun 4 September 2015

5. SD N 1 Kabekelan 2 September 2015

6. SD N 2 Kabekelan 2 September 2015

7. SD N 1 Tunggalroso 2 September 2015

8. SD N 2 Tunggalroso 1 September 2015

9. SD N Kedungwaru 31 Agustus 2015

10. SD N Bagung 31 Agustus 2015 11. SD N 1 Tersobo 27 Agustus 2015

12. SD N 2 Tersobo 31 Agustus 2015

13. SD N 3 Tersobo 1 September 2015

14. SD N 1 Sidogede 31 Agustus 2015

15. SD N 2 Sidogede 27 Agustus 2015

16. SD N Sembirkadipaten 26 Agustus 2015

17. SD N Kedungbulus 27 Agustus 2015 18. SD N 1 Mulyosri 26 Agustus 2015

19. SD N 2 Mulyosri 26 Agustus 2015

20. SD N 1 Pesuningan 25 Agustus 2015

21. SD N 2 Pesuningan 28 Agustus 2015

22. SD N Kabuaran 25 Agustus 2015

23. SD N Pecarikan 4 September 2015

19. SD N 2 Mulyosri Sipur, S.Pd. Wiyata

20. SD N 1 Pesuningan Puji Nuryanto, S.Pd. Wiyata

21. SD N 2 Pesuningan Nur Sahid, S.Pd. Wiyata

22. SD N Kabuaran Makmur, S.Pd. Wiyata

23. SD N Pecarikan Wisnu Septyadi, S.Pd. PNS

4.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September

2015. Adapun waktu pengambilan data pada penelitian ini di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian

8181 8181

Data

Min

Max

Mean

Median

Modus Standar Deviasi

Kreativitas guru 104 132 118 116 114 8

Kemampuan melihat atau memecahkan masalah

36

49

43

43

43

3

Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

40

48

43

42

42

2

Sikap menerima dan terbuka terhadap hal- hal baru

27

36

31

31

31

3

4.4 Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang kreativitas guru

Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen perlu

dideskripsikan hasil secara keseluruhan serta berdasarkan masing-masing faktor

dan indikator-indikator dengan menyajikan data penelitian berdasarkan hasil

analisis statistik deskriptif meliputi hasil perhitungan skor minimum (Min), skor

maximum (Max), Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi

(SD). Selanjutnya, data dikategorikan menjadi 5 kategori berdasarkan nilai Mean

(M) dan Standar Deviasi (SD) yang diperoleh. Hasil analisis statistik deskriptif

pada masing-masing data penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif

persentase. Data penelitian ini dikategorikan menjadi lima kategori yaitu Sangat

Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), dan Sangat Rendah (SR).

Kategorisasi data penelitian ini menggunakan Patokan Acuan Norma (PAN) dari

8282 8282

Responden Kreativitas Guru Penjasorkes

Skor Kategori

R-1 130 ST

R-2 120 S

R-3 104 SR

R-4 116 S

R-5 122 T

R-6 112 R

R-7 114 S R-8 121 S

R-9 114 S

R-10 114 S

R-11 113 R

R-12 113 R

R-13 126 T

R-14 119 S R-15 108 R

R-16 123 T

R-17 114 S

R-18 122 T

R-19 110 R R-20 132 ST

R-21 124 T

Anas Sudijono (lihat BAB III, hal: 77) yang didasarkan pada nilai Mean (M) dan

Standar Deviasi (SD). Secara lebih terperinci untuk melihat hasil analis deskriptif

tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen serta berdasarkan masing-masing faktor dan indikator-

indikator yang mendasarinya adalah sebagai berikut:

4.4.1 Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes secara

keseluruhan (lihat lampiran 34-35, hal: 179) diperoleh data skor terendah (Min)

=104; skor tertinggi (Max) = 132; Mean (M) = 118; Median (Me) = 116; Modus

(Mo) = 114; dan SD = 8. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru

Penjasorkes secara keseluruhan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan

8383 8383

Pers

en

tas

e

R-22 131 ST

R-23 111 R

Jumlah 2713 S

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana

dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 129 Sangat Tinggi 3 13,04%

122 - 128 Tinggi 5 21,74%

114 - 121 Sedang 8 34,78%

107 - 113 Rendah 6 26,09%

< 107 Sangat rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

35,00%

Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan

34,78%

30,00%

25,00%

21,74%

26,09%

20,00%

15,00%

13,04%

10,00% 4,35%

5,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.1 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan

8484 8484

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa secara keseluruhan kreativitas guru Penjasorkes

dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes

di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 3 guru

(13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥129, yaitu guru di SD

Negeri 1 Prembun skor 130, SD Negeri 1 Pesuningan skor 132, dan SD Negeri

Kabuaran skor 131. 5 guru (21,74%) dalam kategori Tinggi dengan skor 122-128,

yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan skor 122, SD Negeri 3 Tersobo skor 126,

SD Negeri Sembirkadipaten skor 123, SD Negeri 1 Mulyosri skor 122, dan SD

Negeri 2 Pesuningan skor 124. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang dengan

skor 114-121, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 120, SD Negeri 4

Prembun skor 116, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 114, SD Negeri 2 Tunggalroso

skor 121, SD Negeri Kedungwaru skor 114, SD Negeri Bagung skor 114, SD

Negeri 1 Sidogede skor 119, dan SD Negeri Kedungbulus skor 114. 6 guru

(26,09%) dalam kategori Rendah dengan skor 107-113, yaitu guru di SD Negeri

2 Kabekelan skor 112, SD Negeri 1 Tersobo skor 123, SD Negeri 2 Tersobo skor

113, SD Negeri 2 Sidogede skor 108, SD Negeri 2 Mulyosri skor 110, dan SD

Negeri Pecarikan skor 111. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Rendah

dengan skor <107, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 104. Frekuensi

terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara keseluruhan kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen adalah kategori Sedang.

8585 8585

Responden

Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

Skor Kategori

R-1 48 ST R-2 46 T

R-3 36 SR

R-4 43 S

R-5 47 T

R-6 42 S

R-7 42 S

R-8 44 S R-9 43 S

R-10 41 R

R-11 43 S

R-12 43 S

R-13 43 S

R-14 42 S

R-15 38 R R-16 45 T

R-17 43 S

R-18 44 S

R-19 37 SR

R-20 49 ST

R-21 47 T

R-22 48 ST R-23 42 S

Jumlah 996 S

4.4.2 Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan

Melihat atau Memecahkan Masalah

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah (lihat

lampiran 36-37, hal: 181) diperoleh data skor terendah (Min) = 36; skor tertinggi

(Max) = 49; Mean (M) = 43; Median (Me) = 43; Modus (Mo) = 43; dan SD = 3.

Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4.6 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

8686 8686

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan melihat

atau memecahkan masalah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 48 Sangat Tinggi 3 13,04%

45 – 47 Tinggi 4 17,39%

42 – 44 Sedang 12 52,17%

38 – 41 Rendah 2 8,70%

< 38 Sangat Rendah 2 8,70%

Jumlah 23 100,00%

Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

60,00% 52,17%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

13,04% 17,39%

8,70% 8,70%

10,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.2 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor

Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

8787 8787

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan

melihat atau memecahkan masalah terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori

Sangat Tinggi dengan skor ≥48, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 48, SD

Negeri 1 Pesuningan skor 49, dan SD Negeri Kabuaran skor 48. 4 guru (17,39%)

dalam kategori Tinggi dengan skor 45-47, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun

skor 46, SD Negeri 1 Kabekelan skor 47, SD Negeri Sembirkadipaten skor 45,

dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 47. 12 guru (52,17%) dalam kategori Sedang

dengan skor 42-44, yaitu guru di SD Negeri 4 Prembun skor 43, SD Negeri 2

Kabekelan skor 42, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 42, SD Negeri 2 Tunggalroso

skor 44, SD Negeri Kedungwaru skor 43, SD Negeri 1 Tersobo skor 43, SD

Negeri 2 Tersobo skor 43, SD Negeri 3 Tersobo skor 43, SD Negeri 1 Sidogede

skor 42, SD Negeri Kedungbulus skor 43, SD Negeri 1 Mulyosri skor 44, dan SD

Negeri Pecarikan skor 42. 2 guru (8,70%) dalam kategori Rendah dengan skor

38-41, yaitu guru di SD Negeri Bagung skor 41 dan SD Negeri 2 Sidogede skor

38. 2 guru (8,70%) dalam kategori Sangat Rendah dengan skor <38, yaitu guru

di SD Negeri 3 Prembun skor 36 dan SD Negeri 2 Mulyosri skor 37. Frekuensi

terbanyak pada kategori Sedang yaitu 12 guru (52,17%), sehingga dapat

disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan melihat atau

memecahkan masalah adalah kategori Sedang.

8888 8888

Responden

Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar

Skor Kategori

R-1 17 T

R-2 17 T R-3 13 R

R-4 16 T

R-5 17 T

R-6 16 T

R-7 15 S R-8 16 T

R-9 15 S R-10 14 R

R-11 16 T

R-12 16 T

R-13 14 R

R-14 16 T R-15 12 SR

R-16 16 T

R-17 17 T

R-18 16 T

R-19 13 R

R-20 18 ST

R-21 15 S R-22 19 ST

R-23 16 T

Jumlah 360 T

4.4.2.1 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar

(lihat lampiran 38, hal: 183) diperoleh data skor terendah (Min) = 12; skor

tertinggi (Max) = 19; Mean (M) = 16; Median (Me) = 16; Modus (Mo) = 16; dan

SD = 2. Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.8 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar

8989 8989

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau

memecahkan masalah sebelum mengajar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 18 Sangat Tinggi 2 8,70%

16 - 17 Tinggi 13 56,52%

15 Sedang 3 13,04%

13 - 14 Rendah 4 17,39%

< 13 Sangat Rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar

60,00% 56,52%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

8,70%

13,04%

17,39% 4,35%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.3 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sebelum Mengajar

9090 9090

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau

memecahkan masalah sebelum mengajar terdapat 2 guru (8,70%) dalam

kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥18, yaitu guru di SD Negeri 1 Pesuningan

skor 18 dan SD Negeri Kabuaran skor 19. 13 guru (56,52%) dalam kategori

Tinggi dengan skor 16-17, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 17, SD

Negeri 2 Prembun skor 17, SD Negeri 4 Prembun skor 16, SD Negeri 1

Kabekelan skor 17, SD Negeri 2 Kabekelan skor 16, SD Negeri 2 Tunggalroso

skor 16, SD Negeri 1 Tersobo skor 16, SD Negeri 2 Tersobo skor 16, SD Negeri

1 Sidogede skor 16, SD Negeri Sembirkadipaten skor 16, SD Negeri

Kedungbulus skor 17, SD Negeri 1 Mulyosri skor 16, dan SD Negeri Pecarikan

skor 16. 3 guru (13,04%) dalam kategori Sedang dengan skor 15, yaitu guru di

SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, dan SD Negeri 2

Pesuningan. 4 guru (17,39%) dalam kategori Rendah dengan skor 13-14, yaitu

guru di SD Negeri 3 Prembun skor 13, SD Negeri Bagung skor 14, SD Negeri 3

Tersobo skor 14, dan SD Negeri 2 Mulyosri skor 13. 1 guru (4,35%) dalam

kategori Sangat Rendah dengan skor <13, yaitu guru di SD Negeri 2 Sidogede

skor 12. Frekuensi terbanyak pada kategori Tinggi yaitu 13 guru (56,52%),

sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator

melihat atau memecahkan masalah sebelum mengajar adalah kategori Tinggi.

9191 9191

Responden

Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar

Skor Kategori

R-1 21 ST

R-2 18 T R-3 15 R

R-4 18 T

R-5 20 ST

R-6 16 R

R-7 18 T R-8 19 T

R-9 17 S R-10 17 S

R-11 17 S

R-12 16 R

R-13 19 T

R-14 15 R R-15 16 R

R-16 19 T

R-17 17 S

R-18 18 T

R-19 15 R

R-20 20 ST

R-21 20 ST R-22 18 T

R-23 16 R

Jumlah 405 T

4.4.2.2 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah saat mengajar (lihat

lampiran 39, hal: 184) diperoleh data skor terendah (Min) = 15; skor tertinggi

(Max) = 21; Mean (M) = 18; Median (Me) = 18; Modus (Mo) = 18; dan SD = 2.

Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah saat mengajar

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.10 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar

9292 9292

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau

memecahkan masalah saat mengajar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 20 Sangat Tinggi 4 17,39%

18 - 19 Tinggi 8 34,78%

17 Sedang 4 17,39%

15 - 16 Rendah 7 30,43%

< 15 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat Mengajar

35,00%

30,00%

34,78%

30,43%

25,00%

20,00% 17,39% 17,39%

15,00%

10,00%

5,00% 0,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.4 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Saat

Mengajar

9393 9393

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau

memecahkan masalah saat mengajar terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori

Sangat Tinggi dengan skor ≥20, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 21, SD

Negeri 1 Kabekelan skor 20, SD Negeri 1 Pesuningan skor 20, dan SD Negeri 2

Pesuningan skor 20. 8 guru (34,78%) dalam kategori Tinggi dengan skor 18-19,

yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 18, SD Negeri 4 Prembun skor 18, SD

Negeri 1 Tunggalroso skor 18, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 19, SD Negeri 3

Tersobo skor 19, SD Negeri Sembirkadipaten skor 19, SD Negeri 1 Mulyosri skor

18, dan SD Negeri Kabuaran skor 18. 4 guru (17,39%) dalam kategori Sedang

dengan skor 17, yaitu guru di SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri Bagung, SD

Negeri 1 Tersobo, dan SD Negeri Kedungbulus. 7 guru (30,43%) dalam kategori

Rendah dengan skor 15-16, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 15, SD

Negeri 2 Kabekelan skor 16, SD Negeri 2 Tersobo skor 16, SD Negeri 1

Sidogede skor 15, SD Negeri 2 Sidogede skor 16, SD Negeri 2 Mulyosri skor 15,

dan SD Negeri Pecarikan skor 16. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat

Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Tinggi yaitu 8 guru (34,78%),

sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator

melihat atau memecahkan masalah saat mengajar adalah kategori Tinggi.

9494 9494

Responden

Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar

Skor Kategori

R-1 10 S

R-2 11 T R-3 8 SR

R-4 9 R

R-5 10 S

R-6 10 S

R-7 9 R R-8 9 R

R-9 11 T R-10 10 S

R-11 10 S

R-12 11 T

R-13 10 S

R-14 11 T R-15 10 S

R-16 10 S

R-17 9 R

R-18 10 S

R-19 9 R

R-20 11 T

R-21 12 ST R-22 11 T

R-23 10 S

Jumlah 231 S

4.4.2.3 Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sesudah mengajar

(lihat lampiran 40, hal: 185) diperoleh data skor terendah (Min) = 8; skor tertinggi

(Max) = 12; Mean (M) = 10; Median (Me) = 10; Modus (Mo) = 10; dan SD = 1.

Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator melihat atau memecahkan masalah sesudah mengajar

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.12 Skor dan Kategori Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar

9595 9595

Pe

rse

nta

se

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator melihat atau

memecahkan masalah sesudah mengajar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 12 Sangat Tinggi 1 4,35%

11 Tinggi 6 26,09%

10 Sedang 10 43,48%

9 Rendah 5 21,74%

< 9 Sangat Rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar

45,00% 43,48%

40,00%

35,00%

30,00%

25,00%

26,09%

21,74%

20,00%

15,00%

10,00%

4,35%

4,35%

5,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.5 Histogram Indikator Melihat atau Memecahkan Masalah Sesudah Mengajar

9696 9696

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau

memecahkan masalah sesudah mengajar terdapat 1 guru (4,35%) dalam

kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥12, yaitu guru di SD Negeri 2 Pesuningan

skor 12. 6 guru (26,09%) dalam kategori Tinggi dengan skor 11, yaitu guru di SD

Negeri 2 Prembun, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 1

Sidogede, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 10 guru (43,48%)

dalam kategori Sedang dengan skor 10, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD

Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1

Tersobo, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri 2 Sidogede, SD Negeri

Sembirkadipaten, SD Negeri 1 Mulyosri, dan SD Negeri Pecarikan. 5 guru

(21,74%) dalam kategori Rendah dengan skor 9, yaitu guru di SD Negeri 4

Prembun, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri

Kedungbulus, dan SD Negeri 2 Mulyosri. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat

Rendah dengan skor <9, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 8. Frekuensi

terbanyak pada kategori Sedang yaitu 10 guru (43,48%), sehingga dapat

disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator melihat atau memecahkan

masalah sesudah mengajar adalah kategori Sedang.

9797 9797

Responden

Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

Skor Kategori

R-1 48 ST

R-2 43 S R-3 40 R

R-4 42 S

R-5 44 T R-6 41 R R-7 41 R R-8 42 S

R-9 41 R

R-10 42 S R-11 40 R R-12 41 R R-13 47 ST R-14 44 T

R-15 42 S

R-16 45 T R-17 42 S

R-18 45 T R-19 44 T

R-20 47 ST

R-21 45 T R-22 47 ST R-23 42 S

Jumlah 995 S

4.4.3 Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan

Menciptakan dan Menerapkan Ide

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide (lihat lampiran

41-42, hal: 186) diperoleh data skor terendah (Min) = 40; skor tertinggi (Max) =

48; Mean (M) = 43; Median (Me) = 42; Modus (Mo) = 42; dan SD = 2. Secara

lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor

kemampuan menciptakan dan menerapkan ide diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.14 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

9898 9898

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor kemampuan

menciptakan dan menerapkan ide adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 47 Sangat Tinggi 4 17,39%

44 - 46 Tinggi 6 26,09%

42 - 43 Sedang 7 30,43%

40 - 41 Rendah 6 26,09%

< 40 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

35,00%

Faktor Kemampuan Menciptakan dan

Menerapkan Ide

30,43%

30,00% 26,09% 26,09%

25,00%

20,00%

17,39%

15,00%

10,00%

5,00%

0,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.6 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

9999 9999

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan

menciptakan dan menerapkan ide terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori

Sangat Tinggi dengan skor ≥47, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 48, SD

Negeri 3 Tersobo skor 47, SD Negeri 1 Pesuningan skor 47, dan SD Negeri

Kabuaran skor 47. 6 guru (26,09%) dalam kategori Tinggi dengan skor 44-46,

yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan skor 44, SD Negeri 1 Sidogede skor 44, SD

Negeri Sembirkadipaten skor 45, SD Negeri 1 Mulyosri skor 45, SD Negeri 2

Mulyosri skor 44, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 45. 7 guru (30,43%) dalam

kategori Sedang dengan skor 42-43, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 43,

SD Negeri 4 Prembun skor 42, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 42, SD Negeri

Bagung skor 42, SD Negeri 2 Sidogede skor 42, SD Negeri Kedungbulus skor

42, dan SD Negeri Pecarikan skor 42. 6 guru (26,09%) dalam kategori Rendah

dengan skor 40-41, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 40, SD Negeri 2

Kabekelan skor 41, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 41, SD Negeri Kedungwaru

skor 41, SD Negeri 1 Tersobo skor 40, dan SD Negeri 2 Tersobo skor 41. 0 guru

(0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori

Sedang yaitu 7 guru (30,43%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas

guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten

Kebumen berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

adalah kategori Sedang.

100100100

100100100

Responden

Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

Skor Kategori

R-1 24 ST R-2 21 S R-3 20 R

R-4 22 S

R-5 23 T R-6 21 S

R-7 21 S R-8 22 S

R-9 20 R

R-10 22 S R-11 21 S R-12 21 S

R-13 22 S R-14 24 ST

R-15 21 S

R-16 23 T R-17 22 S

R-18 22 S R-19 24 ST

R-20 25 ST

R-21 24 ST R-22 23 T R-23 22 S

Jumlah 510 S

4.4.3.1 Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator ide memodifikasi sarana dan prasarana (lihat lampiran 43,

hal: 188) diperoleh data skor terendah (Min) = 20; skor tertinggi (Max) = 25;

Mean (M) = 22; Median (Me) = 22; Modus (Mo) = 22; dan SD = 1. Secara lebih

terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator

ide memodifikasi sarana dan prasarana diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.16 Skor dan Kategori Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

101101101

101101101

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator ide memodifikasi

sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 24 Sangat Tinggi 5 21,74%

23 Tinggi 3 13,04%

21 - 22 Sedang 13 56,52%

20 Rendah 2 8,70%

< 20 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

60,00%

56,52%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

21,74%

13,04%

8,70%

0,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.7 Histogram Indikator Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

102102102

102102102

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator ide

memodifikasi sarana dan prasarana terdapat 5 guru (21,74%) dalam kategori

Sangat Tinggi dengan skor ≥24, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 24, SD

Negeri 1 Sidogede skor 24, SD Negeri 2 Mulyosri skor 24, dan SD Negeri 1

Pesuningan skor 25, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 24. 3 guru (13,04%)

dalam kategori Tinggi dengan skor 23, yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan skor

23, SD Negeri Sembirkadipaten skor 23, dan SD Negeri Kabuaran skor 23. 13

guru (56,52%) dalam kategori Sedang dengan skor 21-22, yaitu SD Negeri 2

Prembun skor 21, SD Negeri 4 Prembun skor 22, SD Negeri 2 Kabekelan skor

21, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 21, SD Negeri 2 Tunggalroso skor 22, SD

Negeri Bagung skor 22, SD Negeri 1 Tersobo skor 21, SD Negeri 2 Tersobo skor

21, SD Negeri 3 Tersobo skor 22, SD Negeri 2 Sidogede skor 21, SD Negeri

Kedungbulus skor 22, SD Negeri 1 Mulyosri skor 22, dan SD Negeri Pecarikan

skor 22. 2 guru (8,70%) dalam kategori Rendah dengan skor 20, yaitu guru di SD

Negeri 3 Prembun dan SD Negeri Kedungwaru. 0 guru (0,00%) dalam kategori

Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 13 guru

(56,52%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator ide

memodifikasi sarana dan prasarana adalah kategori Sedang.

103103103

103103103

Responden

Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

Skor Kategori

R-1 24 ST R-2 22 T R-3 20 S R-4 20 S R-5 21 S R-6 20 S R-7 20 S R-8 20 S

R-9 21 S R-10 20 S R-11 19 R R-12 20 S R-13 25 ST R-14 20 S R-15 21 S R-16 22 T

R-17 20 S R-18 23 ST R-19 20 S

R-20 22 T R-21 21 S R-22 24 ST R-23 20 S

Jumlah 485 S

4.4.3.2 Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator penerapan ide memodifikasi sarana dan prasarana (lihat

lampiran 44, hal: 189) diperoleh data skor terendah (Min) = 19; skor tertinggi

(Max) = 25; Mean (M) = 21; Median (Me) = 20; Modus (Mo) = 20; dan SD = 2.

Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator penerapan ide memodifikasi sarana dan prasarana

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.18 Skor dan Kategori Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

104104104

104104104

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 23 Sangat Tinggi 4 17,39%

22 Tinggi 3 13,04%

20 - 21 Sedang 15 65,22%

19 Rendah 1 4,35%

< 19 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator penerapan ide

memodifikasi sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

70,00% 65,22%

60,00%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

17,39%

13,04%

4,35% 0,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.8 Histogram Indikator Penerapan Ide Memodifikasi Sarana dan Prasarana

105105105

105105105

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator penerapan ide

memodifikasi sarana dan prasarana terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori

Sangat Tinggi dengan skor ≥23, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 24, SD

Negeri 3 Tersobo 25, SD Negeri 1 Mulyosri 23, dan SD Negeri Kabuaran skor 24.

3 guru (13,04%) dalam kategori Tinggi dengan skor 22, yaitu guru di SD Negeri 2

Prembun, SD Negeri Sembirkadipaten, dan SD Negeri 1 Pesuningan. 15 guru

(65,22%) dalam kategori Sedang dengan skor 20-21, yaitu guru di SD Negeri 3

Prembun skor 20, SD Negeri 4 Prembun skor 20, SD Negeri 1 Kabekelan skor

21, SD Negeri 2 Kabekelan skor 20, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 20, SD

Negeri 2 Tunggalroso skor 20, SD Negeri Kedungwaru skor 21, SD Negeri

Bagung skor 20, SD Negeri 2 Tersobo skor 20, SD Negeri 1 Sidogede skor 20,

SD Negeri 2 Sidogede skor 21, SD Negeri Kedungbulus skor 20, SD Negeri 2

Mulyosri skor 20, SD Negeri 2 Pesuningan skor 21, dan SD Negeri Pecarikan 20.

1 guru (4,35%) dalam kategori Rendah dengan skor 19, yaitu guru di SD Negeri

1 Tersobo 19. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi

terbanyak pada kategori Sedang yaitu 15 guru (65,22%), sehingga dapat

disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator penerapan ide

memodifikasi sarana dan prasarana adalah kategori Sedang.

106106106

106106106

Responden

Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru

Skor Kategori

R-1 34 T

R-2 31 S

R-3 28 R

R-4 31 S R-5 31 S

R-6 29 R

R-7 31 S

R-8 35 ST

R-9 30 S

R-10 31 S

R-11 30 S R-12 29 R

R-13 36 ST

R-14 33 T

R-15 28 R

R-16 33 T

R-17 29 R

R-18 33 T R-19 29 R

R-20 36 ST

R-21 32 S

R-22 36 ST

R-23 27 R Jumlah 722 S

4.4.4 Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima

dan Terbuka Terhadap Hal-Hal Baru

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru (lihat

lampiran 45-46, hal: 190) diperoleh data skor terendah (Min) = 27; skor tertinggi

(Max) = 36; Mean (M) = 31; Median (Me) = 31; Modus (Mo) = 31; dan SD = 3.

Secara lebih terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4.20 Skor dan Kategori Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru

107107107

107107107

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan faktor sikap menerima dan

terbuka terhadap hal-hal baru adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 35 Sangat Tinggi 4 17,39%

33 - 34 Tinggi 4 17,39%

30 - 32 Sedang 8 34,78%

27 - 29 Rendah 7 30,43%

< 27 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-Hal Baru

35,00%

30,00%

34,78%

30,43%

25,00%

20,00%

17,39% 17,39%

15,00%

10,00%

5,00% 0,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.9 Histogram Kreativitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-Hal Baru

108108108

108108108

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor sikap menerima

dan terbuka terhadap hal-hal baru terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori

Sangat Tinggi dengan skor ≥ 35, yaitu guru di SD Negeri 2 Tunggalroso skor 35,

SD Negeri 3 Tersobo skor 36, SD Negeri 1 Pesuningan skor 36, dan SD Negeri

Kabuaran skor 36. 4 guru (17,39%) dalam kategori Tinggi dengan skor 33-34,

yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun skor 34, SD Negeri 1 Sidogede skor 33, SD

Negeri Sembirkadipaten skor 33, dan SD Negeri 1 Mulyosri skor 33. 8 guru

(34,78%) dalam kategori Sedang dengan skor 30-32, yaitu guru di SD Negeri 2

Prembun skor 31, SD Negeri 4 Prembun skor 31, SD Negeri 1 Kabekelan skor

31, SD Negeri 1 Tunggalroso skor 31, SD Negeri Kedungwaru skor 30, SD

Negeri Bagung skor 31, SD Negeri 1 Tersobo skor 30, dan SD Negeri 2

Pesuningan skor 32. 7 guru (30,43%) dalam kategori Rendah dengan skor 27-29,

yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun skor 28, SD Negeri 2 Kabekelan skor 29, SD

Negeri 2 Tersobo skor 29, SD Negeri 2 Sidogede skor 28, SD Negeri

Kedungbulus skor 29, SD Negeri 2 Mulyosri skor 29, dan SD Negeri Pecarikan

skor 27. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak

pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa

kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap

hal-hal baru adalah kategori Sedang.

109109109

109109109

Responden

Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi

Skor Kategori

R-1 13 T R-2 12 S

R-3 11 R

R-4 13 T

R-5 13 T R-6 12 S R-7 13 T R-8 13 T

R-9 12 S

R-10 12 S

R-11 12 S

R-12 12 S R-13 14 ST

R-14 12 S

R-15 11 R

R-16 14 ST R-17 12 S R-18 14 ST R-19 11 R

R-20 15 ST

R-21 13 T

R-22 13 T R-23 10 SR

Jumlah 287 S

4.4.4.1 Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator pemanfaatan informasi dan teknologi (lihat lampiran 47,

hal: 192) diperoleh data skor terendah (Min) = 10; skor tertinggi (Max) = 15;

Mean (M) = 12; Median (Me) = 12; Modus (Mo) = 12; dan SD = 1. Secara lebih

terperinci skor dan kategori kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator

pemanfaatan informasi dan teknologi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.22 Skor dan Kategori Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi

110110110

110110110

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pemanfaatan

informasi dan teknologi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 14 Sangat Tinggi 4 17,39%

13 Tinggi 7 30,43%

12 Sedang 8 34,78%

11 Rendah 3 13,04%

< 11 Sangat Rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

35,00%

Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi

34,78%

30,00%

30,43%

25,00%

20,00% 17,39%

15,00% 13,04%

10,00% 4,35%

5,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.10 Histogram Indikator Pemanfaatan Informasi dan Teknologi

111111111

111111111

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pemanfaatan

informasi dan teknologi terdapat 4 guru (17,39%) dalam kategori Sangat Tinggi

dengan skor ≥14, yaitu guru di SD Negeri 3 Tersobo skor 14, SD Negeri

Sembirkadipaten skor 14, SD Negeri 1 Mulyosri skor 14, dan SD Negeri 1

Pesuningan skor 15. 7 guru (30,43%) dalam kategori Tinggi dengan skor 13,

yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 1

Kabekelan, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri 2

Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang

dengan skor 12, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan, SD

Negeri Kedungwaru, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1 Tersobo, SD Negeri 2

Tersobo, SD Negeri 1 Sidogede, dan SD Negeri Kedungbulus. 3 guru (13,04%)

dalam kategori Rendah dengan skor 11, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun, SD

Negeri 2 Sidogede, dan SD Negeri 2 Mulyosri. 1 guru (4,35%) dalam kategori

Sangat Rendah dengan skor <11, yaitu guru di SD Negeri Pecarikan. Frekuensi

terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat

disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pemanfaatan informasi

dan teknologi adalah kategori Sedang.

112112112

112112112

Responden

Indikator Pengetahuan

Skor Kategori

R-1 21 T R-2 19 S

R-3 17 R R-4 18 S R-5 18 S R-6 17 R R-7 18 S R-8 22 ST R-9 18 S R-10 19 S

R-11 18 S R-12 17 R R-13 22 ST

R-14 21 T R-15 17 R R-16 19 S R-17 17 R R-18 19 S R-19 18 S R-20 21 T R-21 19 S

R-22 23 ST R-23 17 R

Jumlah 435 S

4.4.4.2 Indikator Pengetahuan

Hasil analisis statistik deskriptif data kreativitas guru Penjasorkes

berdasarkan indikator pengetahuan (lihat lampiran 48, hal: 193) diperoleh data

skor terendah (Min) = 17; skor tertinggi (Max) = 23; Mean (M) = 19; Median (Me)

= 18; Modus (Mo) = 17; dan SD = 2. Secara lebih terperinci skor dan kategori

kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pengetahuan diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.24 Skor dan Kategori Indikator Pengetahuan

113113113

113113113

Pers

en

tas

e

Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data untuk

mengetahui kreativitas guru Penjasorkes berdasarkan indikator pengetahuan

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan

Interval Kategori Frekuensi Persentase

≥ 22 Sangat Tinggi 3 13,04%

20 - 21 Tinggi 3 13,04%

18 - 19 Sedang 11 47,83%

16 - 17 Rendah 6 26,09%

< 16 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Indikator Pengetahuan

50,00%

47,83%

45,00%

40,00%

35,00%

30,00%

26,09%

25,00%

20,00%

15,00%

13,04% 13,04%

10,00%

5,00%

0,00%

0,00% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

Rendah

Kategori

Gambar 4.11 Histogram Indikator Pengetahuan

114114114

114114114

Berdasarkan tabel frekuensi di atas yang diperjelas secara visual dengan

gambar histogram bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pengetahuan

terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan skor ≥22, yaitu

guru di SD Negeri 2 Tunggalroso skor 22, SD Negeri 3 Tersobo skor 22, dan SD

Negeri Kabuaran skor 23. 3 guru (13,04%) dalam kategori Tinggi dengan skor

20-21, yaitu guru di SD 1 Prembun skor 21, SD Negeri 1 Sidogede skor 21, dan

SD Negeri 1 Pesuningan skor 21. 11 guru (47,83) dalam kategori Sedang

dengan skor 18-19, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun skor 19, SD Negeri 4

Prembun skor 18, SD Negeri 1 Kabekelan skor 18, SD Negeri 1 Tunggalroso

skor 18, SD Negeri Kedungwaru skor 18, SD Negeri Bagung skor 19, SD Negeri

1 Tersobo skor 18, SD Negeri Sembirkadipaten skor 19, SD Negeri 1 Mulyosri

skor 19, SD Negeri 2 Mulyosri skor 18, dan SD Negeri 2 Pesuningan skor 19. 6

guru (26,09%) dalam kategori Rendah dengan skor 16-17, yaitu guru di SD

Negeri 3 Prembun skor 17, SD Negeri 2 Kabekelan skor 17, SD Negeri 2

Tersobo skor 17, SD Negeri 2 Sidogede skor 17, SD Negeri Kedungbulus skor

17, dan SD Negeri Pecarikan 17. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah.

Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 11 guru (47,83%), sehingga

dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan indikator pengetahuan

adalah kategori Sedang.

115115115

115115115

4.5 Pembahasan

4.5.1 Kreativitas Guru Penjasorkes

Berdasarkan hasil analis data penelitian diketahui bahwa secara

keseluruhan kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana

dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun

Kabupaten Kebumen terdapat 3 guru (13,04%) dalam kategori Sangat Tinggi,

yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri

Kabuaran. 5 guru (21,74%) dalam kategori Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1

Kabekelan, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1

Mulyosri, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 8 guru (34,78%) dalam kategori Sedang,

yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 1

Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri

Bagung, SD Negeri 1 Sidogede, dan SD Negeri Kedungbulus. 6 guru (26,09%)

dalam kategori Rendah, yaitu guru di SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri 1

Tersobo, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 2 Sidogede, SD Negeri 2 Mulyosri dan

SD Negeri Pecarikan. 1 guru (4,35%) dalam kategori Sangat Rendah, yaitu guru

di SD Negeri 3 Prembun. Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 8 guru

(34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kreativitas

guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten

Kebumen adalah kategori Sedang.

Keterbatasan sarana dan prasarana bukan merupakan hambatan yang

berarti dalam proses pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen. Kemampuan dalam mengatasi keterbatasan

tersebut didukung oleh kreativitas yang dimiliki oleh guru Penjasorkes, meliputi:

116116116

116116116

1) faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah, 2) faktor kemampuan

dalam menciptakan dan menerapkan ide memodifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes, 3) faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru.

4.5.1.1 Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

Hasil analisis data penelitian pada faktor kemampuan dalam melihat atau

memecahkan masalah untuk mengukur kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 3 guru (13,04%)

dalam kategori Sangat Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 1

Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 4 guru (17,39%) dalam kategori Tinggi,

yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri

Sembirkadipaten, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 12 guru (52,17%) dalam

kategori Sedang, yaitu guru di SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan,

SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru,

SD Negeri 1 Tersobo, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 3 Tersobo, SD Negeri 1

Sidogede, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri 1 Mulyosri, dan SD Negeri

Pecarikan. 2 guru (8,70%) dalam kategori Rendah, yaitu guru di SD Negeri

Bagung dan SD Negeri 2 Sidogede. 2 guru (8,70%) dalam kategori Sangat

Rendah, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun dan SD Negeri 2 Mulyosri.

Frekuensi terbanyak pada kategori Sedang yaitu 12 guru (52,17%), sehingga

dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan

melihat atau memecahkan masalah adalah kategori Sedang.

117117117

117117117

Dalam hal ini, faktor kemampuan dalam melihat atau memecahkan

masalah dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: 1) melihat masalah sebelum

mengajar Penjasorkes dalam kategori Tinggi (56,52%), 2) melihat masalah pada

saat mengajar Penjasorkes dalam kategori Tinggi (34,78%), 3) melihat masalah

setelah mengajar Penjasorkes dalam kategori Sedang (43,48%).

Faktor kemampuan guru Penjasorkes dalam melihat atau memecahkan

masalah sudah cukup kreatif dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes, guru tetap berpedoman pada rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, guru sudah mampu

mengembangkan potensi untuk meningkatkan pembelajaran dengan mampu

melihat masalah sebelum, saat, dan sesudah pembelajaran Penjasorkes, lebih

mempertimbangkan proses pembelajaran, berusaha mencari solusi saat

menemukan masalah dalam pembelajaran Penjasorkes.

4.5.1.2 Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

Hasil analisis data penelitian pada faktor kemampuan menciptakan dan

menerapkan ide untuk mengukur kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 4 guru (17,39%) dalam

kategori Sangat Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 3

Tersobo, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 6 guru (26,09%)

dalam kategori Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 1

Sidogede, SD Negeri Sembirkadipaten, SD Negeri 1 Mulyosri, SD Negeri 2

Mulyosri, dan SD Negeri 2 Pesuningan. 7 guru (30,43%) dalam kategori Sedang,

yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD Negeri 2

118118118

118118118

Tunggalroso, SD Negeri Bagung, SD Negeri 2 Sidogede, SD Negeri

Kedungbulus, dan SD Negeri Pecarikan. 6 guru (26,09%) dalam kategori

Rendah, yaitu guru di SD Negeri 3 Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri

1 Tunggalroso, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 Tersobo, dan SD Negeri 2

Tersobo. 0 guru (0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak

pada kategori Sedang yaitu 7 guru (30,43%), sehingga dapat disimpulkan bahwa

kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen berdasarkan faktor kemampuan menciptakan dan

menerapkan ide adalah kategori Sedang.

Dalam hal ini, faktor kemampuan dalam menciptakan dan menerapkan ide

memodifikasi sarana dan prasarana Penjasorkes dapat dilihat dari beberapa

indikator, yaitu: 1) ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana dalam kategori

Sedang (56,52%), 2) penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana

dalam kategori Sedang (65,22%).

Faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide sudah cukup kreatif

dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes, guru sudah mampu menciptakan dan menerapkan ide

memodifikasi sarana dan prasarana, serta memiliki kemampuan untuk

menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan faktor-faktor lingkungan

yang ada dalam mencapai tujuan pembelajaran yang baik, kelancaran berpikir

ditunjukkan dari ide-ide dan gagasan yang dapat digunakan untuk memecahkan

permasalahan dalam mengatasi keterbatasan sarana prasana Penjasorkes,

mampu mencetuskan gagasan sebagai jawaban penyelesaian masalah, serta

mampu menghasilkan gagasan yang bervariasi dan orisinil yang belum ada

119119119

119119119

sebelumnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes.

4.5.1.3 Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru

Hasil analisis data penelitian pada faktor sikap menerima dan terbuka

terhadap hal-hal baru untuk mengukur kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen terdapat 4 guru (17,39%)

dalam kategori Sangat Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 2 Tunggalroso, SD Negeri

3 Tersobo, SD Negeri 1 Pesuningan, dan SD Negeri Kabuaran. 4 guru (17,39%)

dalam kategori Tinggi, yaitu guru di SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 1

Sidogede, SD Negeri Sembirkadipaten, dan SD Negeri 1 Mulyosri. 8 guru

(34,78%) dalam kategori Sedang, yaitu guru di SD Negeri 2 Prembun, SD Negeri

4 Prembun, SD Negeri 1 Kabekelan, SD Negeri 1 Tunggalroso, SD Negeri

Kedungwaru, SD Negeri Bagung, SD Negeri 1 Tersobo, dan SD Negeri 2

Pesuningan. 7 guru (30,43%) dalam kategori Rendah, yaitu guru di SD Negeri 3

Prembun, SD Negeri 2 Kabekelan, SD Negeri 2 Tersobo, SD Negeri 2 Sidogede,

SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri 2 Mulyosri, dan SD Negeri Pecarikan. 0 guru

(0,00%) dalam kategori Sangat Rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori

Sedang yaitu 8 guru (34,78%), sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas

guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten

Kebumen berdasarkan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru

adalah kategori Sedang.

120120120

120120120

Dalam hal ini, faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru

dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: 1) pemanfaatan informasi dan

teknologi dalam kategori Sedang (34,78%), 2) pengetahuan dalam kategori

Sedang (47,48%).

Faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru cukup kreatif

dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes, guru sudah cukup mampu mengembangkan pengetahuan serta

memanfaatkan informasi melalui internet dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes misalnya memanfaatkan media audio maupun visual, guru sudah

cukup mampu mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada sesuai dengan

kondisi sekolah, guru mempunyai sikap pro-aktif untuk mengikuti pelatihan dan

seminar bagi guru Penjasorkes. Langkah ini merupakan salah satu upaya dalam

meningkatkan mutu pembelajaran Penjasorkes. Kegiatan tersebut dapat

menambah pengetahuan dan kesadaran ilmiah yang mendukung proses

pembelajaran Penjasorkes.

Guru Penjasorkes juga aktif dalam kegiatan di luar sekolah, yaitu dengan

kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang diadakan setiap 1 bulan sekali.

Kegiatan tersebut juga membahas kendala-kendala pada saat proses

pembelajaran salah satunya keterbatasan sarana dan prasarana, saling bertukar

pikiran sesama guru Penjasorkes sebagai solusi agar tujuan pembelajaran

tercapai dengan maksimal.

121121121

121121121

4.5.2 Hasil Observasi Pembelajaran Penjasorkes

Selain menggunakan angket sebagai data primer dalam pengambilan data,

peneliti juga melakukan observasi sebagai data sekunder atau data penguat dari

data primer yaitu observasi pada saat pembelajaran Penjasorkes di beberapa SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang terletak di desa

maupun di kota.

Pada saat observasi pembelajaran, kreativitas guru Penjasorkes salah

satunya bisa dilihat dari pembelajaran di SD yang terletak di desa, antara lain:

SD Negeri 2 Pesuningan, SD Negeri 2 Mulyosri dan SD Negeri Sembirkadipaten.

Berdasarkan observasi pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri 2 Pesuningan

pada tanggal 28 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Nur Sahid, S. Pd.

Letak SD Negeri 2 Pesuningan berada di desa. Kreativitas guru Penjasorkes bisa

dilihat dari pembelajaran voli. Keterbatasan sarana dan prasarana bola voli

bukan merupakan kendala dalam proses pembelajaran. Lapangan bola voli

dibuat lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya yang biasa disebut juga dengan

bola voli mini. Bola menggunakan bola plastik, sehingga siswa tidak merasa

kesakitan saat bermain voli. Garis lapangan terbuat dari belahan bambu yang

dibuat kecil. Tiang net juga terbuat dari potongan bambu. Net menggunakan net

yang sesungguhnya, tetapi tinggi tiang net lebih pendek dari ukuran yang

sebenarnya. Dengan demikian, pembelajaran bisa berjalan dengan lancar

sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik dan siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan maksimal.

122122122

122122122

Gambar 4.12 Modifikasi Lapangan Bola Voli Mini di SD Negeri 2 Pesuningan

Selain itu, observasi pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri 2 Mulyosri

pada tanggal 26 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Sipur, S. Pd.

Kreativitas guru Penjasorkes juga terlihat pada saat pembelajaran bola kasti.

Keterbatasan pemukul bola kasti tidak menjadi halangan untuk proses

pembelajaran. Guru membuat pemukul bola kasti yang terbuat dari kayu yang

berbentuk raket atau pemukul pada permainan bola tonnis. Dengan hal tersebut,

pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

Gambar 4.13 Modifikasi Pemukul Kasti pada Pembelajaran Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri

123123123

123123123

Observasi pembelajaran juga dilakukan di SD Negeri Sembirkadipaten

pada tanggal 26 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Suratno, A. Ma.

Pd. Kreativitas juga ditunjukkan guru Penjasorkes di SD Negeri Sembirkadipaten.

Keterbatasan tongkat lari estafet tidak menjadi penghalang dalam pembelajaran

lari estafet. Guru memodifikasi tongkat estafet yang terbuat dari bambu, dipotong

menurut ukurannya. Bagian luar bambu dicat menggunakan cat warna putih,

sehingga terlihat lebih menarik.

Gambar 4.14 Modifikasi Tongkat pada Pembelajaran Lari Estafet di SD Negeri Sembirkadipaten

Gambar 4.15 Modifikasi Gawang di SD Negeri Sembirkadipaten

124124124

124124124

Kreativitas lain, juga ditunjukkan oleh guru Penjasorkes di SD Negeri yang

letaknya di kota, antara lain: SD Negeri 1 Prembun, SD Negeri 4 Prembun, SD

Negeri 2 Tersobo. Berdasarkan observasi pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri 1 Prembun pada tanggal 3 September 2015 dengan guru Penjasorkes

yaitu Manijan, S. Pd. Kreativitas ditunjukkan guru Penjasorkes di SD Negeri 1

Prembun pada saat pembelajaran bola basket. Keterbatasan ring basket

membuat guru Penjasorkes dituntut kreatif yaitu membuat ring basket yang

terbuat dari besi. Tiang atau penyangga ring basket tersebut terbuat dari kayu.

Walaupun dengan keterbatasan, pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Gambar 4.16 Modifikasi Ring Basket pada Pembelajaran Bola Basket di SD

Negeri 1 Prembun

Selain itu, observasi pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri 4 Prembun

pada tanggal 4 September 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Dwi Widadi, A.

Ma. Pd. Kreativitas juga ditunjukkan oleh guru Penjasorkes di SD Negeri 4

Prembun. Keterbatasan matras untuk senam lantai, matras diganti dengan kasur

busa. Sehingga, pembelajaran Penjasorkes tetap berjalan dengan baik.

125125125

125125125

Gambar 4.17 Modifikasi Kasur Busa pada Pembelajaran Senam Lantai di SD Negeri 4 Prembun

Observasi pembelajaran juga dilakukan di SD Negeri 2 Tersobo pada

tanggal 31 Agustus 2015 dengan guru Penjasorkes yaitu Kusmiyati, S. Pd.

Keterbatasan cones pada pembelajaran atletik, tidak menjadi kendala

pembelajaran. Guru Penjasorkes memodifikasi cones yang terbuat dari botol air

mineral yang dicat berwarna-warni dengan warna merah dan putih, sehingga

cones tersebut kelihatan menarik dan membuat siswa tetap semangat mengikuti

pembelajaran atletik.

Gambar 4.18 Modifikasi Cones pada Pembelajaran Atletik di SD Negeri 2 Tersobo

126126126

126126126

Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan tingkat kreativitas

guru Penjasorkes dalam kategori Sedang. Selain itu, berdasarkan observasi

pembelajaran Penjasorkes di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen menunjukkan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes bukan merupakan kendala yang berarti bagi guru

Penjasorkes di SD Negeri yang letaknya di desa maupun di kota. Guru

Penjasorkes sudah cukup mampu mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana

tersebut dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki guru Penjasorkes,

mampu melihat atau memecahkan masalah dalam pembelajaran, memanfaatkan

maupun memodifikasi sarana dan prasarana yang ada di sekitar lingkungan atau

sekolah, menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru sehingga pembelajaran

dapat tercapai dengan baik.

Lulusan guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen ada yang Diploma maupun S1. Lulusannya ada yang

sudah PNS maupun masih Wiyata Bakti. Sebagian besar guru Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen merupakan PNS dan

sudah bersertifikasi. Ini tentunya dari tingkat pengalaman mengajar dan

pengetahuan lebih dari guru yang masih Wiyata Bakti. Tetapi, hal tersebut tidak

mempengaruhi guru Penjasorkes dalam kreativitasnya. Kreativitas bisa

ditunjukkan guru Penjasorkes yang letaknya di desa yang masih Wiyata Bakti

yaitu guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Pesuningan pada saat pembelajaran bola

voli dan SD Negeri 2 Mulyosri pada saat pembelajaran kasti.

127127127

127127127

4.5.3 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

Sarana dan prasarana Penjasorkes merupakan salah satu unsur yang

menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran Penjasorkes. Tetapi,

sarana dan prasarana juga menimbulkan dan menjadi masalah di beberapa

sekolah di Indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak

merata, serta masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standar minimal.

Oleh karena itu, Penjasorkes perlu mendapat dukungan sarana dan prasarana

yang memadai, karena sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat

penting dalam proses pembelajaran Penjasorkes dan tanpa adanya sarana dan

prasarana proses pembelajaran akan mengalami hambatan bahkan terhenti,

sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai.

Kecamatan Prembun memiliki SD Negeri yang berjumlah 23. Sebagian

besar letak SD Negeri yang ada di Kecamatan Prembun berada di pedesaan,

antara lain: SD Negeri Pecarikan, SD Negeri Kabuaran, SD Negeri 1 dan 2

Pesuningan, SD Negeri 1 dan 2 Mulyosri, SD Negeri Kedungbulus, SD Negeri

Sembirkadipaten, SD Negeri 1 dan 2 Sidogede. Sedangkan yang letaknya

berada di kota yaitu SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Prembun, SD Negeri 1, 2 dan 3

Tersobo, SD Negeri Bagung, SD Negeri Kedungwaru, SD Negeri 1 dan 2

Tunggalroso, SD Negeri 1 dan 2 Kabekelan.

Berdasarkan hasil observasi daftar check-list sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten

Kebumen (lihat lampiran 49-51, hal: 194) dihasilkan data sebagai berikut:

128128128

128128128

Tabel 4.26 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

No

Sekolah Standar

Kelengkapan Kelengkapan

Ada % Tidak %

1. SD N 1 Prembun 29 25 86,21 4 13,79

2. SD N 2 Prembun 29 24 82,75 5 17,25

3. SD N 3 Prembun 29 12 41,38 17 58,62

4. SD N 4 Prembun 29 18 62,07 11 37,93

5. SD N 1 Kabekelan 29 21 72,41 8 27,59

6. SD N 2 Kabekelan 29 18 62,07 11 37,93

7. SD N 1 Tunggalroso 29 18 62,07 11 37,93 8. SD N 2 Tunggalroso 29 17 58,62 12 41,38

9. SD N Kedungwaru 29 21 72,41 8 27,59

10. SD N Bagung 29 27 93,10 2 6,90

11. SD N 1 Tersobo 29 22 75,86 7 24,14

12. SD N 2 Tersobo 29 14 48,28 15 51,72

13. SD N 3 Tersobo 29 22 75,86 7 24,14

14. SD N 1 Sidogede 29 13 44,83 16 55,17 15. SD N 2 Sidogede 29 21 72,41 8 27,59

16. SD N Sembir 29 23 79,31 6 20,69

17. SD N Kedungbulus 29 24 82,76 5 72,24

18. SD N 1 Mulyosri 29 22 75,86 7 24,14

19. SD N 2 Mulyosri 29 10 34,48 19 65,52

20. SD N 1 Pesuningan 29 22 75,86 7 24,14

21. SD N 2 Pesuningan 29 15 51,72 14 48,28 22. SD N Kabuaran 29 19 65,52 10 34,48

23 SD N Pecarikan 29 16 55,17 13 44,83

Jumlah 667 444 66,57 223 33,43

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kelengkapan sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes secara keseluruhan di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan

Prasarana memiliki kelengkapan 66,57%. Dari beberapa SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang memiliki kelengkapan cukup

tinggi yaitu: 1) SD Negeri 1 Prembun kelengkapan 86,21%, 2) SD Negeri 2

Prembun kelengkapan 82,75%, 3) SD Negeri 1 Kabekelan kelengkapan 72,41%,

4) SD Negeri Kedungwaru 72,41%, 5) SD Negeri Bagung 93,10%, 6) SD Negeri

1 Tersobo kelengkapan 75,86%, 7) SD Negeri 3 Tersobo kelengkapan 75,86%,

129129129

129129129

8) SD Negeri 2 Sidogede kelengkapan 72,41%, 9) SD Negeri Sembirkadipaten

kelengkapan 79,31%, 10) SD Negeri Kedungbulus kelengkapan 82,76%, 11) SD

Negeri 1 Mulyosri kelengkapan 75,86%, 12) SD Negeri 1 Pesuningan

kelengkapan 75,86. Sedangkan, SD Negeri yang memiliki kelengkapan cukup

rendah yaitu: 1) SD Negeri 3 Prembun kelengkapan 41,38%, 2) SD Negeri 2

Tersobo kelengkapan 48,28%, 3) SD Negeri 1 Sidogede kelengkapan 44,83%, 4)

SD Negeri 2 Mulyosri kelengkapan 34,48%. SD Negeri yang berada di desa yang

memiliki kelengkapan cukup tinggi yaitu SD Negeri Kedungbulus yaitu 82,76%,

sedangkan kelengkapan cukup rendah yaitu SD Negeri 2 Mulyosri yaitu 34,48%.

SD Negeri yang berada di kota yang memiliki kelengkapan cukup tinggi yaitu SD

Negeri Bagung yaitu 93,10%, sedangkan kelengkapan cukup rendah yaitu SD

Negeri 3 Prembun yaitu 41,38%.

Kebanyakan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen merupakan bantuan dari

pemerintah. Sebagian kelayakannya masih cukup baik untuk digunakan

pembelajaran Penjasorkes. Tetapi, ada juga yang mengalami kerusakan. Untuk

itu, pihak sekolah maupun pemerintah bisa meningkatkan kualitas maupun

kuantitas sarana dan prasarana Penjasorkes dengan baik, karena tanpa adanya

sarana dan prasarana Penjasorkes yang memadai, proses pembelajaran akan

terhambat dan guru Penjasorkes maupun pihak sekolah agar tetap menjaga

kelayakan sarana dan prasarana Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen. Selain itu, guru Penjasorkes juga dituntut

kreativitasnya dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana tersebut

dengan cara memanfaatkan dan memodifikasi sarana dan prasarana yang ada di

sekolah maupun di sekitar lingkungan sekolah, sehingga pembelajaran

130130130

130130130

Penjasorkes dapat berlangsung dengan baik dan maksimal dalam pencapaian

tujuan pembelajaran Penjasorkes.

4.5.4 Hasil Wawancara

Selain menggunakan angket sebagai data primer dalam pengambilan data,

peneliti juga melakukan wawancara beberapa guru Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen untuk dijadikan data sekunder atau

data penguat dari data primer.

Berdasarkan hasil wawancara beberapa guru Penjasorkes (lihat lampiran

53-54, hal: 220), dapat disimpulkan bahwa lulusan guru Penjasorkes ada yang

Diploma maupun S1. Kebanyakan sudah lama dalam mengajar Penjasorkes.

Beberapa ada yang sudah PNS/Sertifikasi maupun masih Wiyata Bakti. Dalam

pembelajaran Penjasorkes, sudah sesuai dengan rencana pembelajaran

walaupun ada beberapa kendala.

Kendala tersebut antara lain: saat cuaca tidak mendukung atau hujan

sehingga pembelajaran dilakukan di dalam kelas, siswa-siswa yang sulit diatur

saat pembelajaran, saat guru Penjasorkes tidak bisa mendampingi siswa dalam

pembelajaran karena ada tugas atau kegiatan di luar sekolah, keterbatasan

sarana dan prasarana Penjasorkes. Dari segi kualitas maupun kuantitas, sarana

dan prasarana Penjasorkes masih terbatas dan minim. Jumlah sarana tidak

sebanding dengan jumlah siswa, tidak ada lapangan sehingga memakai halaman

sekolah saat pembelajaran. Dengan keterbatasan tersebut, guru Pejasorkes

mensiasati atau mengatasi dengan cara memodifikasi sarana dan prasarana

maupun memanfaatkan alat atau sarana dan prasarana yang ada di sekitar

sekolah. Sehingga, pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

131131131

131131131

Modifikasi itu sendiri merupakan cara untuk mengubah atau mengganti

sarana atau prasarana dengan menambah sentuhan baru tanpa mengubah

fungsi asli dari sarana dan prasarana yang dimodifikasi. Guru Penjasorkes juga

sudah memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran Penjasorkes,

antara lain: penggunaan internet untuk menambah pengetahuan, penggunaan

tape recorder, penggunaan poster/gambar/video dalam pembelajaran

Penjasorkes. Selain itu, guru Penjasorkes juga mengikuti kegiatan di luar

sekolah, seperti KKG yang dilakukan 1 bulan sekali, mengikuti pelatihan-

pelatihan atau seminar untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan

Penjasorkes. Dari kegiatan tersebut, dibahas tentang kendala-kendala dalam

pembelajaran Penjasorkes, saling bertukar pikiran sesama guru Penjasorkes,

sehingga dapat menambah ilmu atau pengetahuan untuk memecahkan masalah-

masalah dalam pembelajaran supaya pembelajaran dapat berjalan dengan

maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana, sudah cukup kreatif. Hal tersebut dapat ditunjukkan guru Penjasorkes

di SD Negeri Pecarikan pada saat pembelajaran sepak bola, SD Negeri

Kabuaran pada saat pembelajaran sepak bola, SD Negeri 1 Pesuningan pada

saat pembelajaran sepak bola dan voli, SD Negeri 2 Pesuningan pada saat

pembelajaran voli, SD Negeri 2 Mulyosri pada saat pembelajaran kasti, SD

Negeri Sembirkadipaten pada saat pembelajaran lari estafet, SD Negeri 2

Tersobo pada saat pembelajaran atletik, SD Negeri Bagung pada saat

pembelajaran lempar lembing, SD Negeri 1 Kabekelan pada saat pembelajaran

lompat tinggi, SD Negeri 1 Prembun pada saat pembelajaran basket, SD Negeri

4 Prembun pada saat pembelajaran senam lantai.

132132132

132

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD

Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Secara keseluruhan tingkat kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-

Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen dalam kategori Sedang (34,78%).

Berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah dalam

kategori Sedang (52,17%), faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

dalam kategori Sedang (30,43%), dan faktor sikap menerima dan terbuka

terhadap hal-hal baru dalam kategori Sedang (34,78%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari simpulan di atas, saran-saran yang dapat

disampaikan adalah:

1. Bagi guru Penjasorkes, perlu ditingkatkan lagi kreativitasnya dalam

mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes

di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Guru juga

diharapkan lebih maksimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana

yang ada dan kerja keras untuk menciptakan ide-ide dalam memodifikasi

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes.

132

133133133

2. Bagi pihak sekolah maupun pemerintah Dinas Dikpora Kabupaten

Kebumen, perlu meningkatkan kualitas maupun kuantitas sarana dan

prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan

Prembun, Kabupaten Kebumen melalui anggaran untuk keperluan sarana

dan prasarana Penjasorkes, karena adanya sarana dan prasarana yang

memadai dapat memperlancar pembelajaran Penjasorkes, supaya tujuan

dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik

3. Bagi calon guru Penjasorkes, diharapkan dapat belajar untuk

mengembangkan kreativitas melalui memanfaatkan maupun memodifikasi

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes, karena tidak semua

sekolah mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai

maupun standar.

4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian

ini dengan melakukan penelitian pada materi lebih luas yang berkaitan

dengan kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana

dan prasarana pembelajaran Penjasorkes, sehingga dapat dijadikan solusi

yang lebih baik.

134134134

134

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Adang Suherman. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud.

Anas Sudijono. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Conny Semiawan, A.S Munandar, dan S.C.U Munadar. 1990. Memupuk Bakat

dan Kreativitas Siswa. Jakarta: PT. Gramedia.

E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Guntur Talajan. 2012. Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru. Yogyakarta:

Laksbang Pressindo.

Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

http://dapodik.pdkjateng.go.id/npsn_pddk_dasar/kecamatan/030500/sekolah/030

509 (diakses tanggal 26/06/15).

http://keboemen.com/wp- content/uploads/2014/08/kecamatan_prembun_kebumen.jpg (diakses tanggal 26/06/15).

Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Depdiknas.

Mirza Eko. 2013. Artikel Psikologi Klinis Perkembangan. Online.

http://mirzaeko.blogspot.co.id/2013/01/artikel-psikologi-klinis- perkembangan.html (diakses 26/06/15).

Momon Sudarma. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nadisah. 1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta: Depdikbud.

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

-----. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

134

135135135

-----. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Pedoman Penyusunan Skripsi. 2014. Semarang: FIK UNNES

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2007. Tentang Standar Sarana dan Prasarana.

Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta.

Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rieneka Cipta.

Sukintaka. 2004. Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan

Jasmani. Bandung: PT. Nuansa.

Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta: Depdikbud.

Triantoro Cahyadi. 2009. Kreativitas Guru. Online.

https://cahya82.wordpress.com/2009/08/18/sekripsi-bab-ii-kreativitas-guru/ (diakses tanggal 26/06/15).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005. Tentang Sistem

Keolahragaan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan

Dosen.

Utami Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Wahyu Putra Perdana. 2015. Skripsi: Kreativitas Guru dalam Memodifikasi

Sarana dan Prasarana Penjas se-Kabupaten Jepara. Semarang: FIK UNNES.

Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

136

LAMPIRAN

136

137

LAMPIRAN 1

SURAT KEPUTUSAN DOSEN PEMBIMBING

138

LAMPIRAN 2

USULAN TEMA DAN JUDUL SKRIPSI

139

LAMPIRAN 3

PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

140

LAMPIRAN 4

SURAT IZIN PENELITIAN FAKULTAS

141

LAMPIRAN 5

SURAT REKOMENDASI IZIN PENELITIAN

UPTD UNIT KEC. PREMBUN, KAB. KEBUMEN

142

LAMPIRAN 6

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 1 PREMBUN

143

LAMPIRAN 7

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 2 PREMBUN

144

LAMPIRAN 8

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 3 PREMBUN

145

LAMPIRAN 9

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 4 PREMBUN

146

LAMPIRAN 10

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 1 KABEKELAN

147

LAMPIRAN 11

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 2 KABEKELAN

148

LAMPIRAN 12

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 1 TUNGGALROSO

149

LAMPIRAN 13

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 2 TUNGGALROSO

150

LAMPIRAN 14

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI KEDUNGWARU

151

LAMPIRAN 15

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI BAGUNG

152

LAMPIRAN 16

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 1 TERSOBO

153

LAMPIRAN 17

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 2 TERSOBO

154

LAMPIRAN 18

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 3 TERSOBO

155

LAMPIRAN 19

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 1 SIDOGEDE

156

LAMPIRAN 20

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 2 SIDOGEDE

157

LAMPIRAN 21

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI SEMBIRKADIPATEN

158

LAMPIRAN 22

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI KEDUNGBULUS

159

LAMPIRAN 23

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 1 MULYOSRI

160

LAMPIRAN 24

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 2 MULYOSRI

161

LAMPIRAN 25

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 1 PESUNINGAN

162

LAMPIRAN 26

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI 2 PESUNINGAN

163

LAMPIRAN 27

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI KABUARAN

164

LAMPIRAN 28

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

SD NEGERI PECARIKAN

165

LAMPIRAN 29

INSTRUMEN ANGKET UJI COBA

KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI

KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI

SE-KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN

Identitas Responden

Nama :

Jabatan :

Sekolah :

Tanggal Penelitian :

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN

1. Tulislah dengan lengkap identitas Bapak/Ibu pada lembar angket ini.

2. Pilih salah satu jawaban Bapak/Ibu yang paling sesuai dengan pemikiran

dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya dengan memberikan

tanda Check-list (√) pada jawaban yang telah tersedia.

3. Jawaban:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

4. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pemikiran

dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya.

5. Semua pertanyaan dalam angket ini tidak bermaksud menilai Bapak/Ibu

dalam bentuk apapun.

6. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan sangat berarti bagi peneliti, dengan

ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

Contoh:

No Pernyataan SS S KS TS

1 Dalam membuat rencana pembelajaran,

mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah

sarana dan prasarana yang tersedia.

166

No Pernyataan SS S KS TS

Kemampuan melihat atau memecahkan masalah

1. Dalam membuat rencana pembelajaran,

mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah

sarana dan prasarana yang tersedia.

2. Walaupun jumlah sarana dan prasarana terbatas,

dalam mengajar tetap berpedoman pada rencana pembelajaran.

3. Sebelum mengajar, kondisi sarana dan prasarana

penjas diperiksa.

4. Dengan sarana dan prasarana yang terbatas, dalam mengajar tidak berpedoman pada rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

5. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana penjas, segala kemungkinan yang akan terjadi kurang dipikirkan.

6. Keterbatasan sarana dan prasarana, bukan hambatan dalam mengajar penjas.

7. Masalah-masalah yang timbul pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya.

8. Apabila menemukan masalah pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya.

9. Dalam mengajar lebih mementingkan teknik, dibandingkan mengajar bermain.

10. Jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tidak seimbang dengan jumlah siswa, maka akan tetap melaksanakan pembelajaran dengan seadanya.

11. Dalam mengajar sarana dan prasarana yang terbatas, hasil lebih dipertimbangkan daripada prosesnya.

12. Setelah mengajar, sarana dan prasarana dikembalikan sesuai tempatnya.

13. Sarana dan prasarana penjas tidak dikembalikan oleh guru melainkan murid-murid.

14. Setelah mengajar, kondisi sarana dan prasarana

penjas diperiksa dan ditata kembali.

Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

167

15. Saat mengajar lompat tinggi ternyata sekolah tidak memiliki mistar lompat tinggi yang standar, maka akan diganti dengan alat lain.

16. Pada saat mengajar, guru memanfaatkan alat yang ada di sekitar untuk alat permainan.

17. Apabila sekolah tidak memiliki bak lompat jauh, maka lompat jauh tidak diajarkan.

18. Apabila sekolah tidak memiliki cakram, lembing,

dan peluru, penggunaan alat lain yang fungsinya

sama adalah solusi yang paling tepat.

No Pernyataan SS S KS TS

19. Apabila sekolah tidak memiliki matras untuk senam lantai, maka senam lantai diajarkan dengan alat yang sejenis.

20. Pada saat mengajar, memodifikasi peraturan adalah cara untuk membuat permainan lebih menarik.

21. Bola-bola yang bocor dibuang dan meminta sekolah untuk membeli yang baru.

22. Pada saat mengajar lari estafet ternyata sekolah tidak memiliki tongkat estafet, maka menggunakan alat lain sebagai gantinya.

23. Walaupun lapangan basket rusak, saat mengajar

basket tetap menggunakannya.

24. Apabila sekolah tidak memiliki lapangan bola voli, maka akan membuat modifikasi lapangan yang

sederhana.

25. Apabila bola voli yang dimiliki sekolah kurang,

maka materi yang diajarkan seadanya.

26. Apabila sekolah tidak memiliki stopwatch, maka menggunakan jam tangan untuk mengetahui waktu lari siswa.

27. Apabila bola basket yang dimiliki sekolah kurang, maka akan menggunakan bola lain sebagai bola tambahan untuk pengganti bola basket.

28. Pada saat mengajar bola tangan ternyata sekolah

tidak memiliki bola tangan, maka akan tetap diajarkan dengan menggunakan bola lain yang dimiliki.

29. Jika tiang gawang untuk permainan bola tangan tidak ada, maka akan diganti dengan menggunakan alat lain.

Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal

168

baru

30. Pada saat mengajar, guru menggunakan poster untuk menjelaskan kegunaan alat olahraga.

31. Guru menggunakan layar LCD untuk menjelaskan

materi pembelajaran.

32. Pada saat mengajar, guru menampilkan video untuk menjelaskan gerakan senam.

33. Guru tidak memanfaatkan internet untuk menambah berita dan informasi pendidikan jasmani.

34. Apabila sekolah tidak memiliki tape dan kaset

recorder, maka senam aerobik tidak diajarkan.

35. Cara-cara yang lebih efektif dan efisien perlu

diupayakan dalam mengajar atletik, senam, dan

permainan.

No Pernyataan SS S KS TS

36. Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana menghambat tercapainya tujuan

pembelajaran penjas.

37. Merawat adalah salah satu usaha untuk menjaga

keutuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pembelajaran.

38. Jika sarana dan prasarana ada yang rusak, maka perlu diperbaiki.

39. Untuk membantu kelancaran saat mengajar, sarana dan prasarana dibuat.

40. Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana memperlancar proses pembelajaran penjas.

TERIMA KASIH

169

LAMPIRAN 30

INSTRUMEN ANGKET PENELITIAN

KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI

KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI

SE-KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN

Identitas Responden

Nama :

Jabatan :

Sekolah :

Tanggal Penelitian :

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN

1. Tulislah dengan lengkap identitas Bapak/Ibu pada lembar angket ini.

2. Pilih salah satu jawaban Bapak/Ibu yang paling sesuai dengan pemikiran

dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya dengan memberikan

tanda Check-list (√) pada jawaban yang telah tersedia.

3. Jawaban:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

4. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pemikiran

dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenar-benarnya.

5. Semua pertanyaan dalam angket ini tidak bermaksud menilai Bapak/Ibu

dalam bentuk apapun.

6. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan sangat berarti bagi peneliti, dengan

ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

Contoh:

No Pernyataan SS S KS TS

1 Dalam membuat rencana pembelajaran,

mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah

sarana dan prasarana yang tersedia.

170

No Pernyataan SS S KS TS

Kemampuan melihat atau memecahkan masalah

1. Dalam membuat rencana pembelajaran,

mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah

sarana dan prasarana yang tersedia.

2. Walaupun jumlah sarana dan prasarana terbatas,

dalam mengajar tetap berpedoman pada rencana pembelajaran.

3. Sebelum mengajar, kondisi sarana dan prasarana

penjas diperiksa.

4. Dengan sarana dan prasarana yang terbatas, dalam mengajar tidak berpedoman pada rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

5. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana penjas, segala kemungkinan yang akan terjadi kurang dipikirkan.

6. Keterbatasan sarana dan prasarana, bukan hambatan dalam mengajar penjas.

7. Masalah-masalah yang timbul pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya.

8. Apabila menemukan masalah pada saat mengajar, berusaha dicari solusinya.

9. Dalam mengajar lebih mementingkan teknik, dibandingkan mengajar bermain.

10. Jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tidak seimbang dengan jumlah siswa, maka akan tetap melaksanakan pembelajaran dengan seadanya.

11. Dalam mengajar sarana dan prasarana yang terbatas, hasil lebih dipertimbangkan daripada prosesnya.

12. Setelah mengajar, sarana dan prasarana dikembalikan sesuai tempatnya.

13. Sarana dan prasarana penjas tidak dikembalikan oleh guru melainkan murid-murid.

14. Setelah mengajar, kondisi sarana dan prasarana

penjas diperiksa dan ditata kembali.

Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide

171

15. Saat mengajar lompat tinggi ternyata sekolah tidak memiliki mistar lompat tinggi yang standar, maka akan diganti dengan alat lain.

16. Pada saat mengajar, guru memanfaatkan alat yang ada di sekitar untuk alat permainan.

17. Apabila sekolah tidak memiliki bak lompat jauh, maka lompat jauh tidak diajarkan.

18. Apabila sekolah tidak memiliki cakram, lembing,

dan peluru, penggunaan alat lain yang fungsinya

sama adalah solusi yang paling tepat.

No Pernyataan SS S KS TS

19. Apabila sekolah tidak memiliki matras untuk senam lantai, maka senam lantai diajarkan dengan alat yang sejenis.

20. Pada saat mengajar, memodifikasi peraturan adalah cara untuk membuat permainan lebih menarik.

21. Bola-bola yang bocor dibuang dan meminta sekolah untuk membeli yang baru.

22. Pada saat mengajar lari estafet ternyata sekolah tidak memiliki tongkat estafet, maka menggunakan alat lain sebagai gantinya.

23. Apabila sekolah tidak memiliki lapangan bola voli, maka akan membuat modifikasi lapangan yang

sederhana.

24. Apabila bola voli yang dimiliki sekolah kurang,

maka materi yang diajarkan seadanya.

25. Apabila sekolah tidak memiliki stopwatch, maka menggunakan jam tangan untuk mengetahui waktu lari siswa.

26. Apabila bola basket yang dimiliki sekolah kurang, maka akan menggunakan bola lain sebagai bola tambahan untuk pengganti bola basket.

27. Pada saat mengajar bola tangan ternyata sekolah

tidak memiliki bola tangan, maka akan tetap diajarkan dengan menggunakan bola lain yang dimiliki.

28. Jika tiang gawang untuk permainan bola tangan tidak ada, maka akan diganti dengan menggunakan alat lain.

Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru

29. Pada saat mengajar, guru menggunakan poster untuk menjelaskan kegunaan alat olahraga.

172

30. Pada saat mengajar, guru menampilkan video untuk menjelaskan gerakan senam.

31. Guru tidak memanfaatkan internet untuk menambah berita dan informasi pendidikan jasmani.

32. Apabila sekolah tidak memiliki tape dan kaset

recorder, maka senam aerobik tidak diajarkan.

33. Cara-cara yang lebih efektif dan efisien perlu

diupayakan dalam mengajar atletik, senam, dan

permainan.

34. Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana menghambat tercapainya tujuan

pembelajaran penjas.

35. Merawat adalah salah satu usaha untuk menjaga

keutuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pembelajaran.

No Pernyataan SS S KS TS

36. Jika sarana dan prasarana ada yang rusak, maka perlu diperbaiki.

37. Untuk membantu kelancaran saat mengajar, sarana dan prasarana dibuat.

38. Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan prasarana memperlancar proses pembelajaran penjas.

TERIMA KASIH

173

LAMPIRAN 31

TABULASI DATA UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

Kode

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 R-1 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 111

2 R-2 4 4 4 2 3 4 3 3 2 3 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 126

3 R-3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 88

4 R-4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 136

5 R-5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 132

6 R-6 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 141

7 R-7 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 125

8 R-8 2 4 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 104

9 R-9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 138

10 R-10 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 123

1224

No

Total

TABULASI DATA UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

JumlahKreativitas Guru Penjasorkes

174

LAMPIRAN 32

UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

175

LANJUTAN LAMPIRAN 32

176

LANJUTAN LAMPIRAN 32

177

LAMPIRAN 33

UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

a. Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.934 14

b. Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.937 14

178

c. Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.897 10

179

LAMPIRAN 34

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN KREATIVITAS GURU PENJASORKES

Kode

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

1 R-1 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 130 ST

2 R-2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 120 S

3 R-3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 4 4 2 104 SR

4 R-4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 116 S

5 R-5 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 122 T

6 R-6 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 112 R

7 R-7 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 114 S

8 R-8 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 121 S

9 R-9 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 114 S

10 R-10 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 114 S

11 R-11 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 113 R

12 R-12 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 113 R

13 R-13 3 4 3 2 2 4 4 3 3 2 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 126 T

14 R-14 3 3 3 3 4 3 3 4 2 1 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 119 S

15 R-15 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 4 2 4 3 3 2 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 108 R

16 R-16 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 123 T

17 R-17 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 2 3 114 S

18 R-18 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 122 T

19 R-19 3 3 3 2 2 4 3 3 2 1 2 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 110 R

20 R-20 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 132 ST

21 R-21 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 124 T

22 R-22 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 1 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 131 ST

23 R-23 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 111 R

2713 STotal

Jumlah KategoriKreativitas Guru Penjasorkes

No

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

180

LAMPIRAN 35

KATEGORISASI DATA KREATIVITAS GURU PENJASORKES

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 129 Sangat Tinggi 3 13,04%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 122 - 128 Tinggi 5 21,74%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 114 - 121 Sedang 8 34,78%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 107 - 113 Rendah 6 26,09%

X < Mean - 1,5 SD < 107 Sangat Rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

Min 104

Max 132

Mean 118

Median 116

Modus 114

Sum 2713

Varian Total 56

SD 8

Mean - 1,5 SD 107

Mean - 0,5 SD 114

Mean + 0,5 SD 122

Mean + 1,5 SD 129

KATEGORISASI DATA KREATIVITAS GURU PENJASORKES

181

LAMPIRAN 36

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

FAKTOR DAN INDIKATOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 R-1 4 3 4 3 3 17 T 4 4 4 3 3 3 21 ST 4 2 4 10 S 48 ST

2 R-2 4 3 4 3 3 17 T 3 3 3 3 3 3 18 T 4 3 4 11 T 46 T

3 R-3 3 3 3 2 2 13 R 3 3 3 2 2 2 15 R 3 2 3 8 SR 36 SR

4 R-4 3 3 3 4 3 16 T 3 3 3 3 3 3 18 T 3 3 3 9 R 43 S

5 R-5 4 3 4 3 3 17 T 3 3 3 4 3 4 20 ST 3 3 4 10 S 47 T

6 R-6 3 4 4 3 2 16 T 3 3 3 3 2 2 16 R 4 2 4 10 S 42 S

7 R-7 3 4 3 3 2 15 S 4 4 3 3 2 2 18 T 3 2 4 9 R 42 S

8 R-8 3 3 4 3 3 16 T 4 3 3 3 3 3 19 T 4 2 3 9 R 44 S

9 R-9 3 4 4 2 2 15 S 3 3 3 2 3 3 17 S 4 3 4 11 T 43 S

10 R-10 3 3 3 2 3 14 R 3 3 3 3 2 3 17 S 4 2 4 10 S 41 R

11 R-11 3 3 4 3 3 16 T 3 3 3 3 2 3 17 S 4 2 4 10 S 43 S

12 R-12 3 4 4 3 2 16 T 3 3 3 3 2 2 16 R 4 3 4 11 T 43 S

13 R-13 3 4 3 2 2 14 R 4 4 3 3 2 3 19 T 4 2 4 10 S 43 S

14 R-14 3 3 3 3 4 16 T 3 3 4 2 1 2 15 R 4 3 4 11 T 42 S

15 R-15 3 2 3 1 3 12 SR 3 3 3 2 2 3 16 R 4 2 4 10 S 38 R

16 R-16 3 3 4 3 3 16 T 3 3 3 4 3 3 19 T 4 3 3 10 S 45 T

17 R-17 4 3 3 3 4 17 T 3 4 4 2 2 2 17 S 3 3 3 9 R 43 S

18 R-18 3 3 4 3 3 16 T 3 3 3 3 3 3 18 T 4 3 3 10 S 44 S

19 R-19 3 3 3 2 2 13 R 4 3 3 2 1 2 15 R 4 2 3 9 R 37 SR

20 R-20 4 3 4 4 3 18 ST 3 4 4 3 3 3 20 ST 4 3 4 11 T 49 ST

21 R-21 3 3 4 3 2 15 S 3 4 3 3 3 4 20 ST 4 4 4 12 ST 47 T

22 R-22 3 4 4 4 4 19 ST 4 4 4 3 2 1 18 T 4 3 4 11 T 48 ST

23 R-23 3 3 3 4 3 16 T 3 3 3 2 2 3 16 R 3 4 3 10 S 42 S

360 T 405 T 231 S 996 S

Saat Mengajar Sesudah Mengajar

Total

Kreativitas Guru Penjasorkes

Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

Sebelum MengajarJumlah Kategori Jumlah

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

No Jumlah Kategori

Kode

Responden

FAKTOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH

Kategori Jumlah Kategori

182

LAMPIRAN 37

KATEGORISASI DATA FAKTOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN

MASALAH

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 48 Sangat Tinggi 3 13,04%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 45 - 47 Tinggi 4 17,39%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 42 - 44 Sedang 12 52,17%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 38 - 41 Rendah 2 8,70%

X < Mean - 1,5 SD < 38 Sangat Rendah 2 8,70%

Jumlah 23 100,00%

Min 36

Max 49

Mean 43

Median 43

Modus 43

Sum 996

Varian Total 11

SD 3

Mean - 1,5 SD 38

Mean - 0,5 SD 42

Mean + 0,5 SD 45

Mean + 1,5 SD 48

KATEGORISASI DATA FAKTOR KEMAMPUAN MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH

183

LAMPIRAN 38

KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH

SEBELUM MENGAJAR

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 18 Sangat Tinggi 2 8,70%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 16 - 17 Tinggi 13 56,52%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 15 Sedang 3 13,04%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 13 - 14 Rendah 4 17,39%

X < Mean - 1,5 SD < 13 Sangat Rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

Min 12

Max 19

Mean 16

Median 16

Modus 16

Sum 360

Varian Total 3

SD 2

Mean - 1,5 SD 13

Mean - 0,5 SD 15

Mean + 0,5 SD 16

Mean + 1,5 SD 18

KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SEBELUM MENGAJAR

184

LAMPIRAN 39

KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH

SAAT MENGAJAR

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 20 Sangat Tinggi 4 17,39%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 18 - 19 Tinggi 8 34,78%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 17 Sedang 4 17,39%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 15 - 16 Rendah 7 30,43%

X < Mean - 1,5 SD < 15 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Min 15

Max 21

Mean 18

Median 18

Modus 18

Sum 405

Varian Total 3

SD 2

Mean - 1,5 SD 15

Mean - 0,5 SD 17

Mean + 0,5 SD 18

Mean + 1,5 SD 20

KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SAAT MENGAJAR

185

LAMPIRAN 40

KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH

SESUDAH MENGAJAR

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 12 Sangat Tinggi 1 4,35%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 11 Tinggi 6 26,09%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 10 Sedang 10 43,48%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 9 Rendah 5 21,74%

X < Mean - 1,5 SD < 9 Sangat Rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

Min 8

Max 12

Mean 10

Median 10

Modus 10

Sum 231

Varian Total 1

SD 1

Mean - 1,5 SD 9

Mean - 0,5 SD 10

Mean + 0,5 SD 11

Mean + 1,5 SD 12

KATEGORISASI DATA INDIKATOR MELIHAT ATAU MEMECAHKAN MASALAH SESUDAH MENGAJAR

186

LAMPIRAN 41

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

FAKTOR DAN INDIKATOR KEMAMPUAN MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN IDE

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 R-1 3 4 3 4 3 4 3 24 ST 3 4 3 3 4 4 3 24 ST 48 ST

2 R-2 3 3 3 3 3 3 3 21 S 3 4 3 3 3 3 3 22 T 43 S

3 R-3 3 3 2 3 3 4 2 20 R 3 3 2 3 3 3 3 20 S 40 R

4 R-4 3 3 4 3 3 3 3 22 S 3 3 3 2 3 3 3 20 S 42 S

5 R-5 3 3 4 3 4 3 3 23 T 3 3 3 3 3 3 3 21 S 44 T

6 R-6 3 3 3 3 3 4 2 21 S 3 3 2 3 3 3 3 20 S 41 R

7 R-7 3 3 3 3 3 4 2 21 S 3 4 2 2 3 3 3 20 S 41 R

8 R-8 3 3 3 4 3 3 3 22 S 3 3 3 3 2 3 3 20 S 42 S

9 R-9 3 3 3 3 3 3 2 20 R 3 3 3 3 3 3 3 21 S 41 R

10 R-10 3 3 4 3 3 3 3 22 S 2 4 2 3 3 3 3 20 S 42 S

11 R-11 3 3 3 3 3 3 3 21 S 3 3 3 2 2 3 3 19 R 40 R

12 R-12 3 3 3 3 3 4 2 21 S 3 3 2 3 3 3 3 20 S 41 R

13 R-13 3 4 3 4 3 4 1 22 S 4 4 2 3 4 4 4 25 ST 47 ST

14 R-14 3 4 3 4 3 4 3 24 ST 3 3 3 2 3 3 3 20 S 44 T

15 R-15 3 3 2 4 3 4 2 21 S 4 3 2 3 3 3 3 21 S 42 S

16 R-16 3 3 4 3 4 3 3 23 T 3 4 3 3 3 3 3 22 T 45 T

17 R-17 3 3 3 3 3 4 3 22 S 3 3 3 2 3 3 3 20 S 42 S

18 R-18 3 3 4 3 3 3 3 22 S 3 4 3 4 3 3 3 23 ST 45 T

19 R-19 3 3 3 4 4 4 3 24 ST 3 4 1 3 3 3 3 20 S 44 T

20 R-20 3 3 4 4 4 4 3 25 ST 3 4 3 3 3 3 3 22 T 47 ST

21 R-21 3 3 4 4 3 4 3 24 ST 3 3 3 3 3 3 3 21 S 45 T

22 R-22 3 4 4 2 3 4 3 23 T 4 4 3 3 3 3 4 24 ST 47 ST

23 R-23 3 3 4 2 3 3 4 22 S 3 3 2 3 3 3 3 20 S 42 S

510 S 485 S 995 S

Jumlah Kategori

No

Kode

Responden

Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

Total

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

FAKTOR KEMAMPUAN MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN IDE

Jumlah Kategori

Kreativitas Guru Penjasorkes

Ide Memodifikasi Sarana dan PrasaranaJumlah Kategori

Penerapan Ide Memodifikasi

187

LAMPIRAN 42

KATEGORISASI DATA FAKTOR KEMAMPUAN MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN

IDE

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 47 Sangat Tinggi 4 17,39%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 44 - 46 Tinggi 6 26,09%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 42 - 43 Sedang 7 30,43%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 40 - 41 Rendah 6 26,09%

X < Mean - 1,5 SD < 40 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Min 40

Max 48

Mean 43

Median 42

Modus 42

Sum 995

Varian Total 6

SD 2

Mean - 1,5 SD 40

Mean - 0,5 SD 42

Mean + 0,5 SD 44

Mean + 1,5 SD 47

KATEGORISASI DATA FAKTOR MENCIPTAKAN DAN MENERAPKAN IDE

188

LAMPIRAN 43

KATEGORISASI DATA INDIKATOR IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN

PRASARANA

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 24 Sangat Tinggi 5 21,74%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 23 Tinggi 3 13,04%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 21 - 22 Sedang 13 56,52%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 20 Rendah 2 8,70%

X < Mean - 1,5 SD < 20 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Min 20

Max 25

Mean 22

Median 22

Modus 22

Sum 510

Varian Total 2

SD 1

Mean - 1,5 SD 20

Mean - 0,5 SD 21

Mean + 0,5 SD 23

Mean + 1,5 SD 24

KATEGORISASI DATA INDIKATOR IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA

189

LAMPIRAN 44

KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENERAPAN IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN

PRASARANA

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 23 Sangat Tinggi 4 17,39%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 22 Tinggi 3 13,04%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 20 - 21 Sedang 15 65,22%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 19 Rendah 1 4,35%

X < Mean - 1,5 SD < 19 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Min 19

Max 25

Mean 21

Median 20

Modus 20

Sum 485

Varian Total 3

SD 2

Mean - 1,5 SD 19

Mean - 0,5 SD 20

Mean + 0,5 SD 22

Mean + 1,5 SD 23

KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENERAPAN IDE MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA

190

LAMPIRAN 45

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

FAKTOR DAN INDIKATOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

1 R-1 4 3 3 3 13 T 3 3 3 4 4 4 21 T 34 T

2 R-2 3 3 3 3 12 S 3 3 4 3 3 3 19 S 31 S

3 R-3 3 3 2 3 11 R 3 1 3 4 4 2 17 R 28 R

4 R-4 3 3 3 4 13 T 3 3 3 3 3 3 18 S 31 S

5 R-5 3 3 3 4 13 T 3 3 3 3 3 3 18 S 31 S

6 R-6 3 3 3 3 12 S 3 2 3 3 3 3 17 R 29 R

7 R-7 4 3 3 3 13 T 3 2 4 3 3 3 18 S 31 S

8 R-8 3 3 3 4 13 T 3 3 4 4 4 4 22 ST 35 ST

9 R-9 3 3 3 3 12 S 3 3 3 3 3 3 18 S 30 S

10 R-10 3 3 2 4 12 S 3 4 3 3 3 3 19 S 31 S

11 R-11 3 3 3 3 12 S 3 3 3 3 3 3 18 S 30 S

12 R-12 3 3 3 3 12 S 3 2 3 3 3 3 17 R 29 R

13 R-13 4 4 3 3 14 ST 4 3 4 4 4 3 22 ST 36 ST

14 R-14 3 3 3 3 12 S 4 2 4 4 3 4 21 T 33 T

15 R-15 3 3 2 3 11 R 3 2 3 3 3 3 17 R 28 R

16 R-16 4 3 3 4 14 ST 3 4 3 3 3 3 19 S 33 T

17 R-17 3 3 3 3 12 S 3 1 4 4 2 3 17 R 29 R

18 R-18 3 3 4 4 14 ST 3 3 4 3 3 3 19 S 33 T

19 R-19 3 3 3 2 11 R 3 2 4 3 3 3 18 S 29 R

20 R-20 4 4 3 4 15 ST 4 3 4 4 3 3 21 T 36 ST

21 R-21 3 3 3 4 13 T 3 2 3 4 3 4 19 S 32 S

22 R-22 3 3 3 4 13 T 4 3 4 4 4 4 23 ST 36 ST

23 R-23 3 3 2 2 10 SR 3 2 3 3 3 3 17 R 27 R

287 S 435 S 722 S

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

FAKTOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU

JumlahNo

Kreativitas Guru Penjasorkes

PengetahuanJumlah Kategori Jumlah Kategori

Total

Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal BaruKategori

Responden

Kode

Informasi dan Teknologi

191

LAMPIRAN 46

KATEGORISASI DATA FAKTOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL

BARU

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 35 Sangat Tinggi 4 17,39%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 33 - 34 Tinggi 4 17,39%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 30 - 32 Sedang 8 34,78%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 27 - 29 Rendah 7 30,43%

X < Mean - 1,5 SD < 27 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Min 27

Max 36

Mean 31

Median 31

Modus 31

Sum 722

Varian Total 7

SD 3

Mean - 1,5 SD 27

Mean - 0,5 SD 30

Mean + 0,5 SD 33

Mean + 1,5 SD 35

KATEGORISASI DATA FAKTOR SIKAP MENERIMA DAN TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU

192

LAMPIRAN 47

KATEGORISASI DATA INDIKATOR PEMANFAATAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 14 Sangat Tinggi 4 17,39%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 13 Tinggi 7 30,43%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 12 Sedang 8 34,78%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 11 Rendah 3 13,04%

X < Mean - 1,5 SD < 11 Sangat Rendah 1 4,35%

Jumlah 23 100,00%

Min 10

Max 15

Mean 12

Median 12

Modus 12

Sum 287

Varian Total 1

SD 1

Mean - 1,5 SD 11

Mean - 0,5 SD 12

Mean + 0,5 SD 13

Mean + 1,5 SD 14

KATEGORISASI DATA INDIKATOR PEMANFAATAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI

193

LAMPIRAN 48

KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENGETAHUAN

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

X ≥ Mean + 1,5 SD ≥ 22 Sangat Tinggi 3 13,04%

Mean + 0,5 SD ≤ X < Mean + 1,5 SD 20 - 21 Tinggi 3 13,04%

Mean - 0,5 SD ≤ X < Mean + 0,5 SD 18 - 19 Sedang 11 47,83%

Mean - 1,5 SD ≤ X < Mean - 0,5 SD 16 - 17 Rendah 6 26,09%

X < Mean - 1,5 SD < 16 Sangat Rendah 0 0,00%

Jumlah 23 100,00%

Min 17

Max 23

Mean 19

Median 18

Modus 17

Sum 435

Varian Total 3

SD 2

Mean - 1,5 SD 16

Mean - 0,5 SD 18

Mean + 0,5 SD 20

Mean + 1,5 SD 22

KATEGORISASI DATA INDIKATOR PENGETAHUAN

194

LAMPIRAN 49

KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

No Jenis Sarana dan Prasarana Standar Jumlah

1 Bola kaki 3 buah

2 Bola futsal 3 buah

3 Bola voli 3 buah

4 Net bola voli 1 buah

5 Bola basket 3 buah

6 Ring basket 1 pasang

7 Shuttlecock 1 slop

8 Raket bulutangkis 4 buah

9 Net bulutangkis 1 buah

10 Bat tenis meja 1 buah

11 Bola tenis meja 10 buah

12 Meja tenis meja 1 set

13 Net tenis meja 1 buah

14 Bola sepak takraw 4 buah

15 Net takraw 1 set

16 Stopwatch digital 1 buah

17 Peluru (set untuk pa/pi) 1 set

18 Meteran 1 buah

19 Cones 20 buah

20 Lembing (set untuk pa/pi) 1 set

21 Cakram (set untuk pa/pi) 1 set

22 Tongkat estafet (set isi 5) 1 set

23 Tali kapal 1 buah

24 Tali pramuka 24 buah

25 Tas P3K 1 set

26 Matras senam 2 buah

27 Simpai 6 buah

28 Bola plastik 4 buah

29 Catur 2 set Sumber: Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007

195

LAMPIRAN 50

PANDUAN OBSERVASI

DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah :

Guru Penjasorkes :

Tanggal Penelitian :

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki

2 Bola futsal

3 Bola voli

4 Net bola voli

5 Bola basket

6 Ring basket

7 Shuttlecock

8 Raket bulutangkis

9 Net bulutangkis

10 Bat tenis meja

11 Bola tenis meja

12 Meja tenis meja

13 Net tenis meja

14 Bola sepak takraw

15 Net takraw

16 Stopwatch digital

17 Peluru (set untuk pa/pi)

18 Meteran

19 Cones

20 Lembing (set untuk pa/pi)

21 Cakram (set untuk pa/pi)

22 Tongkat estafet (set isi 5)

23 Tali kapal

24 Tali pramuka

25 Tas P3K

26 Matras senam

27 Simpai

28 Bola plastik

29 Catur

196

LAMPIRAN 51 TRANSKIP OBSERVASI

DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Prembun

Guru Penjasorkes : Manijan, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 3 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki 3 √

2 Bola futsal 2 √

3 Bola voli 4 √

4 Net bola voli 2 √

5 Bola basket 2 √

6 Ring basket 2 √

7 Shuttlecock 1 slop √

8 Raket bulutangkis 4 √

9 Net bulutangkis 1 √

10 Bat tenis meja 7 √

11 Bola tenis meja 1 slop √

12 Meja tenis meja 2 √

13 Net tenis meja 2 √

14 Bola sepak takraw 1 √

15 Net takraw 1 √

16 Stopwatch digital 1 √

17 Peluru (set untuk pa/pi) - √

18 Meteran 1 √

19 Cones 10 √

20 Lembing (set untuk pa/pi) 10 √

21 Cakram (set untuk pa/pi) - √

22 Tongkat estafet (set isi 5) 6 √

23 Tali kapal - √

24 Tali pramuka 1 set √

25 Tas P3K 1 √

26 Matras senam 3 √

27 Simpai - √

28 Bola plastik 10 √

29 Catur 10 √

197

TRANSKIP OBSERVASI

DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Prembun

Guru Penjasorkes : Muchlisudin, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 3 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

198

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 3 Prembun

Guru Penjasorkes : Mursinah, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 5 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

199

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 4 Prembun

Guru Penjasorkes : Dwi Widadi, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 4 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

200

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Kabekelan

Guru Penjasorkes : Kasbolah, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 2 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

201

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Kabekelan

Guru Penjasorkes : Muhajiwanto, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 2 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √ Rusak

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √ Rusak

13 Net tenis meja √ Rusak

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

202

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Tunggalroso

Guru Penjasorkes : Sudarman, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 2 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

203

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tunggalroso

Guru Penjasorkes : Dwi Raharjo, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 1 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

204

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri Kedungwaru

Guru Penjasorkes : Berardus Winata Budi P, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

205

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri Bagung

Guru Penjasorkes : Wiyandono, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

206

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Tersobo

Guru Penjasorkes : Agus Tiandri F, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 27 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √ Rusak

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

207

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Tersobo

Guru Penjasorkes : Kusmiati, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

208

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 3 Tersobo

Guru Penjasorkes : Riski Winarko, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 1 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki 2 √

2 Bola futsal 5 √

3 Bola voli 2 √

4 Net bola voli 1 √

5 Bola basket - √

6 Ring basket - √

7 Shuttlecock 10 √

8 Raket bulutangkis 8 √

9 Net bulutangkis 1 √

10 Bat tenis meja 4 √

11 Bola tenis meja 5 √

12 Meja tenis meja 2 √

13 Net tenis meja 2 √

14 Bola sepak takraw 2 √

15 Net takraw 1 √

16 Stopwatch digital - √

17 Peluru (set untuk pa/pi) 3 √

18 Meteran 1 √

19 Cones 10 √

20 Lembing (set untuk pa/pi) - √

21 Cakram (set untuk pa/pi) - √

22 Tongkat estafet (set isi 5) 4 √

23 Tali kapal - √

24 Tali pramuka 10 √

25 Tas P3K 1 √

26 Matras senam 2 √

27 Simpai - √

28 Bola plastik 10 √

29 Catur 10 √

209

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sidogede

Guru Penjasorkes : Suprapto, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 31 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki 1 √ Rusak

2 Bola futsal - √

3 Bola voli 2 √ Rusak

4 Net bola voli 1 √ Baik

5 Bola basket - √

6 Ring basket - √

7 Shuttlecock - √

8 Raket bulutangkis - √

9 Net bulutangkis 1 √ Rusak

10 Bat tenis meja - √

11 Bola tenis meja - √

12 Meja tenis meja - √

13 Net tenis meja - √

14 Bola sepak takraw 3 √ Rusak

15 Net takraw 1 √ Rusak

16 Stopwatch digital 2 √ Baik

17 Peluru (set untuk pa/pi) 2 √ Baik

18 Meteran 1 √ Baik

19 Cones - √

20 Lembing (set untuk pa/pi) - √

21 Cakram (set untuk pa/pi) - √

22 Tongkat estafet (set isi 5) - √

23 Tali kapal - √

24 Tali pramuka 3 √ Baik

25 Tas P3K - √

26 Matras senam 2 √ Rusak

27 Simpai - √

28 Bola plastik 2 √ Baik

29 Catur 2 √ Baik

210

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sidogede

Guru Penjasorkes : Winarti, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 27 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

211

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri Sembirkadipaten

Guru Penjasorkes : Suratno, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 26 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

212

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri Kedungbulus

Guru Penjasorkes : Satiman, A.Ma. Pd.

Tanggal Penelitian : 27 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

213

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Mulyosri

Guru Penjasorkes : Bunata, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 26 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

214

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Mulyosri

Guru Penjasorkes : Sipur, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 26 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki 1 √

2 Bola futsal - √

3 Bola voli 1 √

4 Net bola voli - √

5 Bola basket - √

6 Ring basket - √

7 Shuttlecock - √

8 Raket bulutangkis - √

9 Net bulutangkis 1 √ Rusak

10 Bat tenis meja - √

11 Bola tenis meja - √

12 Meja tenis meja - √

13 Net tenis meja - √

14 Bola sepak takraw - √

15 Net takraw - √

16 Stopwatch digital 1 √

17 Peluru (set untuk pa/pi) - √

18 Meteran - √

19 Cones - √

20 Lembing (set untuk pa/pi) - √

21 Cakram (set untuk pa/pi) - √

22 Tongkat estafet (set isi 5) 1 √

23 Tali kapal 1 √

24 Tali pramuka 1 √

25 Tas P3K 1 √

26 Matras senam - √

27 Simpai - √

28 Bola plastik 10 √

29 Catur 1 √

215

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pesuningan

Guru Penjasorkes : Puji Nuryanto, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 25 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki 3 √

2 Bola futsal 5 √

3 Bola voli 3 √

4 Net bola voli 1 √

5 Bola basket - √

6 Ring basket - √

7 Shuttlecock 1 √

8 Raket bulutangkis 4 √

9 Net bulutangkis 1 √

10 Bat tenis meja 8 √

11 Bola tenis meja 10 √

12 Meja tenis meja 1 √

13 Net tenis meja 1 √

14 Bola sepak takraw 3 √

15 Net takraw 1 √

16 Stopwatch digital 1 √

17 Peluru (set untuk pa/pi) 1 √

18 Meteran 1 √

19 Cones 10 √

20 Lembing (set untuk pa/pi) - √

21 Cakram (set untuk pa/pi) - √

22 Tongkat estafet (set isi 5) 1 √

23 Tali kapal - √

24 Tali pramuka - √

25 Tas P3K 1 √

26 Matras senam 2 √

27 Simpai - √

28 Bola plastik 5 √

29 Catur 4 √

216

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Pesuningan

Guru Penjasorkes : Nur Sahid, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 28 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki 2 √

2 Bola futsal - √

3 Bola voli 3 √

4 Net bola voli 1 √

5 Bola basket - √

6 Ring basket - √

7 Shuttlecock 1 √

8 Raket bulutangkis 1 √

9 Net bulutangkis 1 √

10 Bat tenis meja - √

11 Bola tenis meja - √

12 Meja tenis meja - √

13 Net tenis meja - √

14 Bola sepak takraw - √

15 Net takraw - √

16 Stopwatch digital 1 √

17 Peluru (set untuk pa/pi) - √

18 Meteran 1 √

19 Cones 10 √

20 Lembing (set untuk pa/pi) - √

21 Cakram (set untuk pa/pi) - √

22 Tongkat estafet (set isi 5) 5 √

23 Tali kapal 1 √

24 Tali pramuka 6 √

25 Tas P3K 1 √

26 Matras senam - √

27 Simpai - √

28 Bola plastik 5 √

29 Catur 1 √

217

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri Kabuaran

Guru Penjasorkes : Makmur, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 25 Agustus 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

218

TRANSKIP OBSERVASI DAFTAR CHEK-LIST SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES

Nama Sekolah : SD Negeri Pecarikan

Guru Penjasorkes : Wisnu Septyadi, S.Pd.

Tanggal Penelitian : 4 September 2015

No Sarana dan Prasarana Standar Minimal

Kelengkapan Keterangan

Ada Tidak

1 Bola kaki √

2 Bola futsal √

3 Bola voli √

4 Net bola voli √

5 Bola basket √

6 Ring basket √

7 Shuttlecock √

8 Raket bulutangkis √

9 Net bulutangkis √

10 Bat tenis meja √

11 Bola tenis meja √

12 Meja tenis meja √

13 Net tenis meja √

14 Bola sepak takraw √

15 Net takraw √

16 Stopwatch digital √

17 Peluru (set untuk pa/pi) √

18 Meteran √

19 Cones √

20 Lembing (set untuk pa/pi) √

21 Cakram (set untuk pa/pi) √

22 Tongkat estafet (set isi 5) √

23 Tali kapal √

24 Tali pramuka √

25 Tas P3K √

26 Matras senam √

27 Simpai √

28 Bola plastik √

29 Catur √

219

LAMPIRAN 52

PANDUAN DOKUMENTASI (FOTO)

Kegiatan yang didokumentasikan sebagai berikut:

1. Pengisian angket oleh guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen.

2. Sarana dan prasarana Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun,

Kabupaten Kebumen.

3. Pembelajaran Penjasorkes.

220

LAMPIRAN 53

PANDUAN WAWANCARA

Nama Sekolah :

Guru Penjasorkes :

Tanggal Wawancara :

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban:

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban:

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban:

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban:

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban:

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban:

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban:

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban:

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

221

Jawaban:

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban:

222

LAMPIRAN 54

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri Pecarikan

Guru Penjasorkes : Wisnu Septyadi, S.Pd.

Tanggal Wawancara : 4 September 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Lebih dari 5 tahun yang lalu.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: S1 pendidikan jasmani, setelah lulus saya mengikuti pendaftaran CPNS.

Alhamdulillah langsung diterima dan ditugaskan di SD Negeri Pecarikan.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Belum, tentunya masih ada kendala dalam pembelajaran Penjasorkes.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Salah satu kendalanya yaitu minimnya sarana dan prasarana

Penjasorkes, sehingga menghambat pembelajaran.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Belum, dari segi kualitas maupun kuantitas masih terbatas.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Dengan cara memanfaatkan atau memodifikasi sarana dan prasarana

yang ada, sehingga pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Modifikasi itu intinya merubah atau mengganti sarana dan prasarana

dengan cara modifikasi alat atau bahan lain, sehingga menyerupai benda

yang sebenarnya.

223

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Iya, contohnya menggunakan internet untuk mencari materi-materi

pembelajaran, menggunakan tape recorder dalam senam Jumat pagi.

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Kegiatan KKG setiap sebulan sekali bersama-sama teman sejawat guru

Penjas.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Contohnya dalam pembelajaran sepak bola, karena keterbatasan bola

sepak selanjutnya bola diganti dengan bola plastik.

224

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri Kabuaran

Guru Penjasorkes : Makmur, S.Pd.

Tanggal Wawancara : 25 Agustus 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Kurang lebih 2 tahun. Tahun 2013.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: S1 pendidikan jasmani, sebelumnya saya mengajar di SD Negeri

Kaligubug, Kecamatan Padureso. Saya mengajar di SD Negeri Kabuaran

belum lama ini.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Belum, masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran karena

keterbatasan.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Salah satunya yaitu keterbatasan sarana dan prasarana.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Belum sesuai dengan standar.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Memodifikasi sarana dan prasarana.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Perubahan yang tidak mengubah arti atau fungsi dari benda yang

dimodifikasi.

225

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Iya, contohnya menggunakan internet, poster atau gambar dalam

menjelaskan materi pembelajaran, tape recorder untuk senam pagi.

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: KKG bersama teman-teman guru Penjas.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran sepak bola, mengganti bola sepak yang sesungguhnya

dengan bola plastik.

226

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pesuningan

Guru Penjasorkes : Puji Nuryanto, S.Pd.

Tanggal Wawancara : 25 Agustus 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Kurang lebih 5 tahun yang lalu saya sudah Wiyata di sini.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: Awalnya saya Diploma, kemudian melanjutkan S1.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sudah, walaupun masih ada kendala.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Beberapa sarana dan prasarana yang belum memadai. Selain itu, apabila

cuaca hujan, sehingga menghambat proses pembelajaran.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Sudah cukup baik kualitas maupun kuantitas, tetapi masih ada beberapa

yang belum memadai.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Memodifikasi atau menggunakan alat lain yang fungsi penggunaanya

sama.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Mengubah sarana dan prasarana untuk tujuan yang diharapkan.

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Tentunya, internet, browsing.

227

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: KKG.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran sepak bola dan voli. Bola diganti dengan bola plastik

supaya siswa tidak mengalami kesakitan.

228

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Pesuningan

Guru Penjasorkes : Nur Sahid, S.Pd.

Tanggal Wawancara : 28 Agustus 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Lebih dari 5 tahun yang lalu sudah mengajar di sini.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: S1 pendidikan jasmani.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sudah, walaupun ada kendala.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Ada kendala tetapi tidak begitu berarti, salah satunya sarana dan

prasarana Penjas.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Belum, masih ada yang belum standar.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Memodifikasi alat atau memanfaatkan alat yang ada di sekitar.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Mengubah alat supaya lebih menarik tanpa mengubah fungsi alat yang

sesungguhnya.

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Iya, contoh internet.

229

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Mengikuti pelatihan, KKG.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran voli. Bola diganti dengan bola plastik dan memodifikasi

lapangan dari ukuran yang sesunggungnya.

230

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Mulyosri

Guru Penjasorkes : Sipur, S.Pd.

Tanggal Wawancara : 26 Agustus 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Saya mengajar di sini belum lama.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: S1.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Belum.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Minimnya sarana dan prasarana pembelajaran.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Belum, sangat minim.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Dengan cara memodifikasi.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Modifikasi adalah melakukan suatu hal untuk mengubah atau mengganti

sarana dan prasarana.

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Iya, penggunaan internet.

231

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Mengikuti KKG.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran kasti, keterbatasan pemukul sehingga memodifikasi

pemukul yang terbuat dari kayu berbentuk pemukul pada permainan

tonnis.

232

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri Sembirkadipaten

Guru Penjasorkes : Suratno, A.Ma. Pd.

Tanggal Wawancara : 26 Agustus 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Hampir 30 tahun.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: Diploma SGO, PNS.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sudah, walau ada sedikit kendala.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Kurangnya sarana dan prasarana, jumlah tidak memadai dengan jumlah

siswa.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Sudah cukup baik.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Memodifikasi sarana dan prasarana.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Mengubah alat atau menambah sentuhan baru.

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Iya, internet.

233

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Kegiatan KKG, pelatihan-pelatihan.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran sepak bola, gawang dimodifikasi dari pralon, bola dari bola

plastik. Lari estafet, tongkat terbuat dari bambu.

234

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Prembun

Guru Penjasorkes : Manijan, S.Pd.

Tanggal Wawancara : 3 September 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Kurang lebih hampir 30 tahun.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: Dulu saya lulusan Diploma SGO, kemudian melanjutkan S1.

Alhamdulillah sekarang sudah PNS.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sudah, walau ada kendala.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Mungkin kendala tidak begitu berarti, tapi ya ada. Salah satunya sarana

dan prasarana yang tidak standar.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Sudah cukup baik.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Memodifikasi atau memanfaatkan alat yang ada di sekitar.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Mengubah sarana maupun prasarana yang sudah ada, tanpa mengubah

fungsi yang sesungguhnya untuk mengatasi keterbatasan sarana dan

prasarana tersebut.

235

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Tentunya, untuk menambah wawasan dengan penggunaan internet.

Apalagi sekarang zamannya teknologi yang lebih maju.

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Kegiatan KKG, mengikuti pelatihan-pelatihan.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran basket. Kebetulan di sini keterbatasan sarananya.

Sehingga, membuat ring basket dengan besi dan tiangnya menggunakan

kayu.

236

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri 4 Prembun

Guru Penjasorkes : Dwi Widadi, A.Ma. Pd.

Tanggal Wawancara : 4 September 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Sudah lama, kurang lebih 30 tahun.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: Saya lulusan Diploma SGO, sekarang sudah PNS.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sudah, walau ada sedikit kendala.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Tentunya, keterbatasan sarana dan prasarana.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Cukup.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Memodifikasi.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Mengubah sarana dan prasarana, tanpa mengurangi fungsi aslinya.

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Iya, menggunakan internet untuk mencari informasi atau wawasan

tentang pembelajaran Penjas.

237

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Pelatihan-pelatihan, mengikuti KKG bersama teman-teman guru Penjas.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Senam lantai, menggunakan kasur busa. Bola kasti menggunakan bola

kecil dari plastik dengan tujuan pengenalan terhadap anak-anak didik atau

siswa sebelum menggunakan bola kasti yang asli.

238

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Kabekelan

Guru Penjasorkes : Kasbolah, S.Pd.

Tanggal Wawancara : 2 September 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Sudah lama, lebih dari 30 tahun.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: Saya awalnya lulusan Diploma SGO, kemudian melanjutkan S1.

Sekarang sudah PNS.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sudah, kadang ada kendala sedikit.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sarana dan prasarana yang terbatas.

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Cukup baik, walau ada beberapa yang masih minim.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Dengan cara memodifikasi alat.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Mengubah alat atau sarana prasarana supaya pembelajaran tetap

berjalan apabila terbatasnya sarana prasarana.

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Penggunaan internet, poster atau gambar untuk menerangkan materi

pembelajaran, tape recorder untuk senam pagi.

239

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: KKG, pelatihan di luar.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran lompat tinggi, karena keterbatasan tiang lompat tinggi

diganti dengan tali karet, siswa berdiri saling berhadapan memegang tali

karet kemudian siswa lain melakukan lompat tinggi.

240

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Sekolah : SD Negeri Bagung

Guru Penjasorkes : Wiyandono, A.Ma. Pd.

Tanggal Wawancara : 31 Agustus 2015

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru Penjasorkes?

Jawaban: Kurang lebih 30 tahun saya sudah mengajar Penjas.

2. Apa latar belakang pendidikan terakhir Bapak/Ibu?

Jawaban: Saya lulusan Diploma SGO, sekarang sudah PNS.

3. Apakah dalam proses pembelajaran Penjasorkes sudah sesuai dengan rencana

pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Sudah, tetapi ada beberapa kendala walaupun tidak berarti.

4. Apa kendala/kesulitan dalam proses pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: Terkadang siswa susah diatur, penggunaan beberapa sarana prasarana

yang minim .

5. Apakah sarana dan prasarana Penjasorkes sudah baik dalam segi kuantitas

maupun kualitas?

Jawaban: Baik, kuantitas maupun kualitas.

6. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi atau menyiasati keterbatasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah?

Jawaban: Memodifikasi alat.

7. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang modifikasi sarana dan prasarana

Penjasorkes?

Jawaban: Mengubah alat, intinya tanpa mengurangi fungsi aslinya.

8. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan informasi dan teknologi dalam pembelajaran

Penjasorkes?Berikan contohnya?

Jawaban: Iya, internet.

241

9. Apakah kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu di luar sekolah untuk menambah

pengetahuan dalam pembelajaran Penjasorkes?

Jawaban: KKG, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan Penjas.

10. Berikan contoh dalam pembelajaran Penjasorkes tentang kreativitas guru

Penjasorkes?

Jawaban: Pembelajaran lempar lembing, lembing diganti dengan turbo.

242

LAMPIRAN 55

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 1 Prembun

Gambar 2. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Prembun

Gambar 3. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 3 Prembun

243

Gambar 4. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 1 Tunggalroso

Gambar 5. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Tunggalroso

Gambar 6. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Kedungwaru

244

Gambar 7. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Bagung

Gambar 8. Guru Penjasorkes SD Negeri 1 Tersobo

Gambar 9. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 3 Tersobo

245

Gambar 10. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Sidogede

Gambar 11. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Sembirkadipaten

Gambar 12. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Kedungbulus

246

Gambar 13. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD 1 Mulyosri

Gambar 14. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Mulyosri

Gambar 15. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Pesuningan

247

Gambar 16. Pengisian Angket Guru Penjasorkes di SD Negeri Pecarikan

Gambar 17. Modifikasi Ring Basket di SD Negeri 1 Prembun

Gambar 18. Matras Senam Lantai di SD Negeri 1 Prembun

248

Gambar 19. Sarana Bulutangkis, Tenis Meja, dan Voli di SD Negeri 2 Prembun

Gambar 20. Pemukul dan Bola Kasti di SD Negeri 4 Prembun

Gambar 21. Lapangan Voli di SD Negeri 4 Prembun

249

Gambar 22. Modifikasi Matras Senam Lantai di SD Negeri 4 Prembun

Gambar 23. Kids Atletik di SD Negeri 1 Kabekelan

Gambar 24. Bola Plastik di SD Negeri 2 Kabekelan

250

Gambar 25. Gudang Olahraga di SD Negeri 1 Tunggalroso

Gambar 26. Peluru di SD Negeri 2 Tunggalroso

Gambar 27. Meteran di SD Negeri Kedungwaru

251

Gambar 28. Modifikasi Lembing (Turbo) di SD Negeri Bagung

Gambar 29. Tongkat Estafet di SD Negeri Bagung

Gambar 30. Tali Skipping di SD Negeri Bagung

252

Gambar 31. Cones di SD Negeri 1 Tersobo

Gambar 32. Start Block di SD Negeri 1 Tersobo

Gambar 33. Modifikasi Cones di SD Negeri 2 Tersobo

253

Gambar 34. Bola dan Net Voli di SD Negeri 3 Tersobo

Gambar 35. Raket, Net, Shuttlecock Bulutangkis di SD Negeri 3 Tersobo

Gambar 36. Bola Takraw di SD Negeri 1 Sidogede

254

Gambar 37. Catur di SD Negeri 2 Sidogede

Gambar 38. Pembelajaran Sepak Bola di SD Negeri 3 Prembun

Gambar 39. Halaman SD Negeri Sembirkadipaten

255

Gambar 40. Modifikasi Tongkat Estafet di SD Negeri Sembirkadipaten

Gambar 41. Bak Lompat Harimau di SD Negeri Sembirkadipaten

Gambar 42. Modifikasi Gawang di SD Negeri Sembirkadipaten

256

Gambar 43. Gudang Olahraga di SD Negeri Kedungbulus

Gambar 44. Sarana Tenis Meja di SD Negeri Kedungbulus

Gambar 45. Cones, Bola di SD Negeri 1 Mulyosri

257

Gambar 46. Pembelajaran Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri

Gambar 47. Modifikasi Pemukul Kasti di SD Negeri 2 Mulyosri

Gambar 48. Bak Lompat Jauh di SD Negeri 2 Mulyosri

258

Gambar 49. Bola Plastik dan Tali Kapal di SD Negeri 2 Mulyosri

Gambar 50. Lapangan SD Negeri 1 Pesuningan

Gambar 51. Bola di SD Negeri 1 Pesuningan

259

Gambar 52. Lapangan Bola Voli Mini di SD Negeri 2 Pesuningan

Gambar 53. Bola voli di SD Negeri Kabuaran

Gambar 54. Cakram di SD Negeri Kabuaran

260

Gambar 55. Matras di SD Negeri 1 Pesuningan

Gambar 56. Catur di SD Negeri 1 Pesuningan

Gambar 57. Bola Takraw di SD Negeri 1 Pesuningan

261

Gambar 58. Bat Tenis Meja di SD Negeri Pecarikan

Gambar 59. Sarana Tenis Meja di SD Negeri Pecarikan

Gambar 60. Lapangan di SD Negeri Pecarikan