kota dumai

16
8/19/2019 Kota Dumai http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 1/16  Kota DUMAI 2012 Potensi Investasi Daerah 1 A. Gambaran Wilayah A.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/ kota di Propinsi Riau ditinjau dari letak geografis, Kota Duma terletak antara 101 0 23 0 37’’ – 101 0 8 0 13’’ Bujur Timur dan 1 0 23’23’’ – 1024’23’’ Lintang Utara dengan luas wilayah 1.727,38 km 2 . Kota Dumai memiliki lima (5) kecamatan dan 33 kelurahan. Batas administrative Kota Dumai adalah sebaga berikut:  Utara : Selat Rupat, Kabupaten Bengkalis  Timur : Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis  Selatan : Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis  Barat : Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih ,Kabupaten Rokan Hilir

Upload: santi-sri-rahayu

Post on 07-Jul-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 1/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 1

A. 

Gambaran Wilayah

A.1 

Kondisi Geografis

Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/ kota di Propinsi Riau ditinjau dari letak geografis, Kota Duma

terletak antara 101023037’’ – 10108013’’ Bujur Timur dan 1023’23’’ – 1024’23’’ Lintang Utara dengan luas wilayah 1.727,38

km2. Kota Dumai memiliki lima (5) kecamatan dan 33 kelurahan. Batas administrative Kota Dumai adalah sebaga

berikut:

  Utara : Selat Rupat, Kabupaten Bengkalis

  Timur : Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis

  Selatan : Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis

 

Barat : Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih ,Kabupaten Rokan Hilir

Page 2: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 2/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 2

A.2 

Topografi

Kota Dumai memiliki 16 sungai besar dan kecil dengan total panjang keseluruhan 222 km, yang bermuara ke Selat

Rupat dan Selat Malaka sebagia jalur lalu lintas perdagangan. Jika dilihat dari segi topografi, Kota Dumai termasuk ke

dalam kategori daerah yang datar dengan tingkat kemiringan lereng 0 - <3%, dimana sebelah utara Kota Dumai

umumnya merupakan dataran yang landai dan ke selatan semakin bergelombang.

A.3 

Iklim dan Cuaca

Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh iklim laut. Musim hujan jatuh pada bulan September hingga bulan Fruari dan

Periode kemarau dimulai pada bulan Maret hingga bulan Agustus dengan iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh

sifat iklim laut dengan curah hujan berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 2.600 mm selama 75 sampai dengan 130

hari per tahun.

Kondisi ini didukung pula oleh suhu rata-rata 260C – 320C dengan kelembaban antara 82% -84 % . laju percepatan

angin berkisar antara 6 –  7 Knot, menjadikan Dumai sebagai kawasan yang paling bersahabat dengan iklim dan

cuaca. Dalam lima tahun terakhir, keadaan ini terganggu dengan bancana asap yang cukup merugikan daerah.

A.4 

Pembagian Wilayah

Kota Dumai dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999, tanggal 20 April 1999, yang meliputi tiga

kecamatan, yaitu Kecamatan Dumai Barat, Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Bukit Kapur. Kemudian

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Sungai SembilanKecamatan Medang Kampai, serta Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Sungai Sembilan dan Medang Kampai, sehingga Kota

Dumai memiliki lima kecamatan yakni; 1) Kecamatan Dumai Timur, 2) Kecamatan Dumai Barat, 3) Kecamatan Bukit

Kapur, 4) Kecamatan Sungai Sembilan, dan 5) Kecamatan Medang Kampai.

Pada tahun 2009 ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2009 tentang pembentukan dua kecamatan

Baru yaitu Kecamatan Dumai Kota dan Kecamatan Dumai Selatan, sehingga secara administrasi Kota dumai terdiri

dari 7 (tujuh) kecamatan, 33 kelurahan serta 527 Rukun Tetangga. Berukut wilayah administrasi dari Kota Dumai :

Page 3: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 3/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 3

Tabel A-1 Wilayah Administratif Kota Dumai

NoWILAYAH ADMINISTRASI

KECAMATAN KELURAHAN

1 Bukit Kapur   Bagan Besar

Bukit Kayu KapurBukit Nenas

Gurun Panjang

Kampung Baru

2 Dumai Barat  Bagan Keladi

Pangkalan Sesai

Purnama

Simpang Tetap DarulIchsan

3 Dumai Kota  Bintan

Dumai Kota

Laksamana

Rimba Sekampung

Sukajadi

4 Dumai Selatan  Bukit Datuk

Bukit Timah

Bumi Ayu

Mekar Sari

Ratu Sima

5 Dumai Timur   Bukit Batrem

Buluh Kasap

Jaya Mukti

Tanjung palas

Teluk Binjai6 Medang Kampai  Guntung

Mundam

Pelintung

Teluk Makmur

7 Sungai Sembilan  Bangsal Aceh

Basilam Baru

Batu Teritip

Lubuk Gaung

Page 4: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 4/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 4

B. 

Potensi Wilayah Dumai

B.1 

Perekonomian

Salah satu sisi untuk melihat keberhasilan pembangunan dari aspek perekonomian itu wilayah adalah ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB). PDRB atas dasar harga berlaku dapat memberikan gambaran tentang struktur

ekonomi suatu wilayah yang dilihat memalui kontribusi sector ekonomi terhadap pembentukan PDRB.

Tabel B-1 Kontribusi sector ekonomi terhadap PDRB dengan migasKota Dumai Tahun 2007-2010 (%)

Sektor 2007 2008 2009 2010

Pertanian 4.10 3.34 3.09 2.86

Pertambangan & Penggalian 0.28 0.23 0.22 0.21

Industri Pengolahan 56.27 62.14 63.45 64,03

Listrik, Gas % Air Bersih 0.45 0.37 0.35 0.34

Bangunan 9.89 9.33 8.02 6.98Perdagangan, Hotel &Restoran

13.15 11.59 12.28 12.82

Pengangkutan & Komunikasi 8.02 6.52 6.24 5.93

Keu Persewaan & JasaPerusahaan

1.79 1.45 1.43 1.53

Jasa-jasa 6.11 5.04 4.91 4.69

Sumber : BPS Kota Dumai, 2011 (diolah)

Sektor-sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB di Kota Dumai dengan

migas tahun 2007-2010 secara berturut-turut antara lain sektor industri pengolahan (64,03%) ; sektor perdagangan

hotel dan restoran (12,8%) ; sektor bangunan (6,98%); sektor pengangkutan dan komunikasi 5,9%). Sektor yang

kontribusinya sangat kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air bersih. Jika

dilihat secara keseluruhan pada empat tahun terakhir (2007-2010), posisi masing-masing sektor masih tetap

meskipun terdapat perubahan besarnya kontribusi.

Kontribusi sektor industri pengolahan sangat dominan terhadap pembentukan PDRB dalam struktur migas Kota

Dumai dengan nilai sebesar 64.63% pada tahun 2010. Kontribusi sektor pengolahan memiliki kecendrungan yang

semakin meningkat setiap tahunnya. Jika dilihat dari subsektornya, peningkatan nilai tambah pada subsector industr

migas sangat mempengaruhi adanya peningkatan pada sektor industri pengolahan. Kondisi ini cukup beralasan

karena di Kota Dumai terdapat industri pengilangan minyak bumi.

Page 5: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 5/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 5

Tabel B-2 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Tanpa MigasKota Dumai Tahun 2007-2010 (%)

Sektor 2007 2008 2009 2010

Pertanian 7.35 6.84 6.38 5.98

Pertambangan & Penggalian 0.50 0.47 0.46 0.44Industri Pengolahan 21.54 22.49 24.40 26.21

Listrik, Gas % Air Bersih 0.81 0.75 0.73 0.71

Bangunan 17.75 19.10 16.59 14.56

Perdagangan, Hotel &Restoran

23.59 23.72 25.40 26.74

Pengangkutan & Komunikasi 14.40 13.35 12.91 12.37

Keu Persewaan & JasaPerusahaan

3.11 2.97 2.97 3.20

Jasa-jasa 10.96 10.32 10.16 9.79

Sumber : BPS Kota Dumai, 2011 (diolah)

Berdasarkan Tabel diatas jika subsector migas tidak dimasukkan ke dalam perhitungan PDRB (PDRB tanpa migas),

maka selama tahun 2007-2010 sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan memberikan

kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Dumai. Sektor dengan kontribusio terkecil adalah sektor

pertambangan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

B.2 

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilaksanakan secara nasional oleh Badan Pusat Statistik pada

tahun 2010, jumlah penduduk kota Dumai tercatat sebesar 253,803 jiwa atau 4.58% dari total penduduk Propinsi Riau

dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 147 jiwa tiap Km2. Sex ratio penduduk Kota Dumai adalah sebesar 107

yang menunjukan bahwa pada setiap 100 laki-laki terdapat 107 wanita.

Indicator kualitas penduduk dapat diukur dengan indeks pembagunan manusia (IPM). Peningkatan kualitas manusia

diyakini akan menciptakan kinerja ekonomi yang lebih baik. Pembangunan manusia (IPM) mencakup 4 indikator

yaitu angka harapan hidup waktu lahir, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita

disesuaikan. Kota Dumai merupakan kabupaten/ kota dengan nilai IPM terbesar kedua di Propinsi Riau. IPM Kota

Dumai pada tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu menjadi 77.75 dibanding tahun 2009 dengan IPM sebesar

77.30. Angka ini menunjukan bahwa Kota Dumai masih berada pada criteria menengah atas, yang berartipembangunan terutama di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi masih harus dipicu agar kualitas masyarakat

semakin meningkat.

Indicator ketenagakerjaan dapat dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), tingkat penganguran terbuka

serta tingkat kesempatan kerja. Indicator ketenagakerjaan Kota Dumai dapat dilihat pada table di bawah ini:

Page 6: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 6/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 6

Tabel B-3 Indikator Ketenagakerjaan Kota Dumai Tahun 2007-2010(Persen)

TahunTingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK)

TingkatPenganguran

Terbuka

Tingkat KesempatanKerja

2007 61,32 18,54 81,462008 65,45 14,90 85,10

2009 63,13 13,45 86,55

2010 62,49 14,68 85,32

Sumber : BPS Propinsi Riau, 2011 (diolah)

Tingkat Psrtisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan rasio antara angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia

kerja (15 tahun keatas). Semakin besar nilai TPAK menunjukkan semakin meningkatnya penduduk usia kerja di suatu

daerah. TPAK Kota Dumai tahun 2010 sebesar 62,49%. Dimulai pada tahun 2008 TPAK semakin menurun dimana

TPAK pada tahun 2008 sebesar 65,45% pada tahun 2009 sebesar 63,13%.

Tingkat kesempatan kerja menggambarkan banyaknya angkatan kerja yang tertampung dalam pasar kerja. Pada

tahun 2007 tingkat kesempatan kerja di Kota Dumai sebesar 81,46%. Pada tahun 2008 dan 2009 tingkat kesempatan

kerja semakin meningkat yaitu masing-masing sebesar 85,10% dan 86,55%. Pada tahun 2010 tingkat kesempatan kerja

menurun menjadi 85,32%.

B.3 

Upah Minimum Regional

Upah Minimum Regional (UMR) di Kota Dumai setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, untuk tahun 2012

UMR Kota Dumai sebesar Rp. 1.287.000,-. Data UMR dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel B-4 UMR Kota Dumai tahun 2008-2011

Tahun Nilai UMR Kota Dumai

2008 800.000

2009 910.000

2010 1.070.000

2011 1.177.000

2012 1.287.000

B.4 

Prasarana WilayahKelistrikan

Faktor pendukung keberhasilan investasi banyak ditentukan oleh adanya energi listrik, karena keberadaan listrik

dapat mengubah suatu daerah menjadi strategis bagi pengembangan industri. Berdasarkan data raperda Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada tahun 2011 kebutuhan akan energi listrik di Kota Dumai untuk konsumsi sebesar

Page 7: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 7/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 7

163.046.535 KwH dengan beban puncak sebesar 66.954 kw dan daya terpasang sebesar 78.770 KVA, berdasarkan

data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk seluruh wilayah Kota Dumai sudah dapat menikmati aliran listrik.

Air Bersih

Pada saat ini air bersih di Kota dumai diperoleh dari berbagai sumber diantaranya Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM), Pertamina, PT Pelindo dan sumur-sumur galian masyarakat. Volume air bersih yang disediakan oleh PDAM

dengan kapasitas 318.387m2 per tahun belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kota Dumai secara

keseluruhan. Diperkirakan kebutuhan air bersih untuk penduduk Kota Dumai yang jumlahnya sekitar 250.592 jiwa,

perkantoran, instansi pemerintah dan industry mencapai 42.099.603 liter per hari. Kekurangan pasokan air bersih

tersebut telah mengharuskan masyarakat mencari solusi alternative yaitu dengan membuat sumur-sumur galian di

lingkungan dimana mereka tinggal. Untuk itu, pemerintah Kota Dumai merencanakan pengembangan air bersih d

Kota Dumai yang berasal dari sungai Mesjid dan sungai Rokan.

Sistem penyediaan air minum adalah penyediaan kebutuhan air bersih atau air minum yang dilayani oleh PDAM Tirta

Dumai dengan kapasitas sebesar kurang lebih 80.948.000 liter/hari, yang terdapat di Kecamatan Bukit Kapur dengan

kapasitas sebesar 14.198.000 liter/hari. Kecamatan Dumai Barat sebesar 26.693.000 liter/hari, Kecamatan Duma

Timur sebesar 28.180.000 liter/hari, Kecamatan Medang Kampai sebesar 3.250.000 liter/hari dengan sistem

pengaliran pada jaringan transmisi atau distribusi di daerah pelayanan Kota Dumai.

Jalan Raya

Jalan merupakan sarana penting dalam memperlancar kegiatan ekonomi. Tersedianya jalan yang berkualitas akan

meningkatkan usaha pembangunan khususnya dalam upaya memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar

lalu lintas barang antar daerah. Panjang seluruh jalan di Kota Dumai pada tahun 2011 adalah 1.766,04 km yang terdir

dari jalan nasional, jalan propinsi dan jalan Kota Dumai yang dirinci seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel B-5 Data Inventarisasi Panjang Jalan Di Kota Dumai Tahun 2011

Status Jalan Panjang Jalan (km)

Jalan Nasional 36,53

Jalan Propinsi 146,29Jalan Kota Dumai 1.584,22

Pelabuhan Laut

Kota Dumai memiliki beberapa pelabuhan, diantaranya adalah: Pelabuhan Pelindo, pelabuhan ini dapat melakukan

bongkar muat barang umum sebesar 5,6 juta ton/tahun dan CPO 6 juta ton/ tahun, serta adanya keluar masuknya

kapal selama 1 tahun sebanyak 2500 kapal. Pelabuhan Caltex/Chevron untuk mengangkut minyak mentah dan BBM

Page 8: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 8/16

Page 9: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 9/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 9

Gaung, Pelintung, Guntung, Purnama, Bukit Timah, Bukit Kapur, Gurun Panjang, Bagan Besar, dan

Kelurahan Tanjung Palas dengan total luas lebih kurang 74.088 Ha.

 

Kawasan perikanan di tempatkan di Kelurahan Batu Teritip, Basilam Baru, Lubuk Gaung, Bangsal

Aceh, Purnama dan Kelurahan Bagan Besar seluas lebih kurang 6.547 Ha.

 

Kawasan peternakan di tempatkan di Kelurahan Tanjung Palas dialokasikan seluas lebih kurang 100

Ha.

  Kawasan Sektor Sekunder (pelabuhan, perdagangan dan zona industry), terdiri dari :

 

Kawasan pelabuhan samudera di Kelurahan Dumai Kota, Buluh Kasap, dan Kelurahan Laksamana

seluas lebih kurang 79 Ha.

 

Kawasan pengembangan pelabuhan di Kelurahan Tanjung Palas, dan Kelurahan Mundam seluas lebih

kurang 231 Ha.

 

Kawasan pengembangan bandara di Kelurahan Bukit Batrem, Tanjung Palas, dan Kelurahan Bagan

Besar seluas lebih kurang 1.176 Ha.

 

Kawasan perdagangan regional dan grosir terpadu di Kelurahan Simpang Tetap, Pangkalan Sesai

Rimba Sekampung, Purnama, Guntung, Teluk Makmur, Bagan Besar, seluas lebih kurang 1.735 Ha.

 

Kawasan industry di Kelurahan Pelintung, Kayu Kapur, Lubuk Gaung, dan Pangkalan Sesai seluas

lebih kurang 5.275 Ha.

  Kawasan sektor tersier (perkantoran, ruang terbuka hijau, pariwisata dan pengembangan lainnya) terdir

dari:

 

Kawasan ruang terbuka hijau di Kelurahan Datuk, Bukit Timah, Bukit Batrem, Bahan Besar, Kayu

Kapur, Gurun Panjang, dan Bukit Kapur dialokasikan ruang seluas lebih kurang 3.893 Ha.

 

Kawasan pengembangan lainnya di Kelurahan Pelintung dan Kelurahan Guntung dialokasikan lahan

seluas lebih kurang 7.647 Ha.

 

Kawasan pariwisata di Kelurahan Teluk Makmur dan Bukit Batrem dialokasikan ruang seluas lebih

kurang 70 Ha.

  Kawasan pemukiman perkotaan, pemukiman pertanian, dan pengembangan Dumai Baru di Kota Duma

dialokasikan ruang yaitu;

 

Kawasan pemukiman perkotaan di Kelurahan Pangkalan Sesai, Laksamana, Simpang Tetap, Palas

Mundam, Bukit Datuk, Mekar Sari, Bukit Timah, Teluk Makmur, Bumi Ayu, Bukit Batrem dan

Kelurahan Guntung seluas lebih kurang 6.109 Ha.

Page 10: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 10/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 10

 

Kawasan pemukiman pertanian di Kelurahan Purnama, Rimba Sekampung, Bagan Keladi, Mekar Sari

Bukit Timah, Bangsal Aceh, dan Kelurahan Bagan Besar seluas lebih kurang 3.293 Ha.

 

Kawasan Pengembangan Dumai Baru di Kelurahan Bagan Besar, Bukit Kapur, Gurun Panjang, dan

Kelurahan Kayu kapur, Bukit Timah,dan Mekar Sari seluas lebih kurang 12.760 Ha.

  Kawasan militer di Kelurahan Guntung, Teluk Makmur, dialokasikan seluas lebih kurang 117 Ha.

  Kawasan objek vital negara di Kelurahan Jaya Mukti, Bumi Ayu, Buluh Kasap, dan Kelurahan Tanjung palas

dialaokasikan seluas lebih kurang 464 Ha.

C. 

Peluang Investasi Hilirisasi Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kota Dumai

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi unggulan di Indonesia, kelapa sawit diyakini mempunyai daya saing

yang kuat dibandingkan minyak nabati lainnya seperti kedelai dan kelapa. Berdasarkan data Oil World, kebutuhan

minyak sawit mentah (CPO) di dunia akan mecapai 58 juta ton pada tahun 2020. Besarnya permintaan dunia

menjadikan budidaya dan pengembangan usaha cukup menjanjikan.

C.1 

Profil Investasi

Minyak Kelapa sawit (CPO) setelah melalui pengolahan sangat bermanfaat mulai dari industri makanan hingga

industri kimia. Propinsi Riau merupakan daerah yang memiliki lahan kelapa sawit paling luas dan jumlah pabrik

pengolahan sawit yang paling besar di Indonesia. Pada tahun 2011 luas lahan kelapa sawit di Propinsi Riau sebesar 2.1

Juta Ha dengan jumlah produksi 6.2 juta ton per tahun. Jumlah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) menjad

Minyak Sawit Mentah (CPO) sekitar 146 PKS dengan kapasitas 5.645 ton TBS/ jam.

Sarana dan prasarana yang terdapat dikota Dumai sebagai pendukung kegiatan investasi seperti Bandar udara

pelabuhan laut maupun kawasan industri sudah tersedia.

C.2 

Bahan Baku

Kondisi yang dihadapi di Propinsi Riau dimana jumlah perkebunan sawit dan CPO yang dihasilkan cukup banyak

namun industri hilirnya masih sangat sedikit, hal ini disebabkan karena selama ini Riau masih terkonsentrasi pada

industri hulu kelapa sawit/ CPO, belum kepada industri hilirnya. Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Propins

Riau berupaya untuk memfasilitasi pengembangan industri hilir (Down Stream Industry) dari kelapa sawit terutama

CPO, mengingat CPO merupakan produk utama dari perkebunan kelapa sawit. Dibawah ini daftar wilayah potens

pengembangan komoditi kelapa sawit yang terdapat di Propinsi Riau.

Page 11: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 11/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 11

Tabel C-1 Daftar Wilayah Potensi Pengembangan Kelap Sawit yang ada di Propinsi Riau

No Nama Daerah Luas Lahan

1 Kabupaten Bengkalis  

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 100.814Status Lahan: Perkebunan Rakyat

2 Kabupaten Indragiri Hilir   Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 74.488Status Lahan: Perkebunan Rakyat

3 Kabupaten Indragiri Hulu  

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 52.768Status Lahan: Perkebunan Rakyat

4 Kabupaten Kampar  Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 152.853Status Lahan: Perkebunan Rakyat

5Kabupaten Kuantan

Singingi 

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 59.508Status Lahan: Perkebunan Rakyat

6 Kabupaten Pelalawan  

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 58.685Status Lahan: Perkebunan Rakyat

7 Kabupaten Rokan Hilir  Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 119.752Status Lahan: Perkebunan Rakyat

8 Kabupaten Rokan Hulu  

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 142.449Status Lahan: Perkebunan Rakyat

9 Kabupaten Siak  

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 101.369Status Lahan: Perkebunan Rakyat

10 Kota Dumai  

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 101.369Status Lahan: Perkebunan Rakyat

11 Kota Pekanbaru 

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 710Status Lahan: Perkebunan Rakyat

Tabel C-2 Luas Areal Produksi dan KK Serta Produktifitas PerkebunanKelapa Sawit Di Kota Dumai Tahun 2011

Komoditi/ KecamatanLuas Areal

Produksi(Ton)

Rata2 prod

(kg/Ha)

Petani(KK)

TBM TM TTR Jumlah

Bukit Kapur 3.370 7.803 205 11.378 281.154 3.603,15 2.961

Sungai Sembilan 7.001 11.531 185 18.717 414.445 3.594,27 4.524

Medang Kampai 1.687 1.464 215 3.366 46.750 3.193,31 879

Dumai Barat 185 246 10 441 5.997 2.437,80 433

Dumai Timur 81 16 4 101 320 2.000,00 133

Jumlah 12.324 21.060 519 34.003 748.676 3.554,97 8.930

Page 12: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 12/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 12

POHON TURUNAN INDUSTRI KELAPA SAWIT (CPO)

ESTER ASAMLEMAK :

PALMITA/PROPAND

METIL ESTERSULFONAT

OLEAT/ GLYCOLPROPYLENE GLYCOL

METALIC SALT :

OLEAT/BA

PALMITATSTEARAT/Ca,Zn

STEARAT/Al, Li

OLEAT/Zn, Pb

POLYETHOXILATEDDERIVATES :

PALMITAT/ETHYLENE

PROPYLENE OXIDESTEARATE/ETHYLENE

PROPYLENE OXIDE

OLEICACID DIMERETHYLENE

PROPYLENE OXIDE

OXYGENATED FATTYACID/ ESTER :

EPOXYSTEARIC/ OCTANOLESTER

EPTHIOSTEARINMONO&POLYHIDRICALCOHOL

ESTER

FATTY ALCOHOL :

KNT: 275.000TON

C16 & C18 ALCOHOL/SULPHATED

C16 & C18 ALCOHOL/

ESTERIFIED WITHHIGHERSATURATED FATTY ACIDS

C16 & C19 ALCOHOL/ETHOXYLATION

MONOGLISERIDAETHOXYLATION

FATTY ACIDES AMIDES :

STEARAMIDE

ALKANOL AMIDES

SULPHATEDALCANOLAMIDESOF

PALMITAT, STEARIC& OLEICACIDS

OLEAMIDE

FATTY AMINES :

SECONDARYC16 & C18/ETHOXYLATED

BETAIN

C 1 6 & C 1 8ETHOXYLATED

KETERANGAN :

SUDAHBERPRODUKSI

DALAM TAHAPKONSTRUKSI

BERERPOTENSI UNTUKDIKEMBANGKAN

BELUM DIPRODUKSI

GLICEROL FOOD EMULSIFIER

FATTY ACID MONOGLISERIDA,

DIGLISERIDA,

TRIGLISERIDA

ES KRIM LIPASE SOAP CHIP SINGLE CELL

PROTEIN

MINYAK

KELAPA SAWIT

MINYAK INTI

SAWIT (PKO)

MINYAK SAWIT

KASAR (CPO)

AMINO ACID VITAMIN A, E KAROTENOLEIN

MINYAK GORENG

MINYAK SALAD

SHORTENING

METIL ESTERSURFACTAN

BIODIESEL

PFAD

SABUN CUCI

METIL ESTER

FAT POWDER

COCOA BUTTER

SUBSTITUTE (CBS)

 

BIODIESEL

CONFECTIONERIES

STEARIN

MARGARINE

COSMETIC

SHORTENING

SOAP

VEGETABLE GHEE

VANASPATI

COCOA BUTTER

SUBSTITUTE (CBS)

Page 13: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 13/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 13

C.3 

Peluang Pasar

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang memberikan kontribusi penting pada pembangunan

ekonomi Indonesia, khususnya pada pengembangan agroindustri. Keberadaan minyak kelapa sawit sebagai salah

satu sumber minyak nabati yang cepat diterima oleh pasar domestic dan pasar dunia.

Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 22,5 juta ton

per tahun. Namun sayang sekali, sebagian besar (sekitar 70%) dari produk kelapa sawit tersebut diekspor dalam

bentuk minyak mentah begitu saja, tanpa pengolahan lebih lanjut menjadi produk dengan nilai tambah lebih tinggi.

Industri hilir kelapa sawit belum berkembang dengan baik di Indonesia. Padahal, jika industri ini tumbuh dengan

baik, dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang tidak sedikit.

C.4 

Ketersediaan Lahan

Lokasi yang dipilih oleh pemerintah daerah untuk peluang investasi industri hilir kelapa sawit berada di kawasan

pengembangan Dumai Baru di Kecamatan Bukit Kapur, dengan ketersedian lahan lebih kurang 15.433 Ha, berada di

kordinat batas barat 101018’38,09” ; 01032’15,50”, titik kordinat batas timur 1010274’35,47” ; 01031’40,04”, titik

kordinat batas utara 101023’11,63” ; 01037’30,94”, titik kordinat batas selatan 101026’4,11” ; 01026’49,31”.  Status

kepemilikan lahan adalah milik masyarakat dan suasta.

Kawasan lainnya yaitu, kawasan Kawasan Pengembangan Industri di koridor Simpang Batang –  Lubuk Gaung

Kelurahan Mekar Sari –  Kelurahan Lubuk Gaung dengan luas ketersedian lahan baru seluas 2.100 Ha. Lokasi titik

kordinat 101

0

 17’ 58,77” ; 01

0

 36’ 17,59”, 101

0

 16’ 34,92” ; 01

0

 40’ 34,68”, 101

0

 22’ 10,77” ; 01

0

 44’ 30,34” dengan statuskepemilikan lahan pemerintah Kota Dumai, masyarakat dan swasta.

Kawasan minapolitan, seluas 132 Ha, di Kelurahan Basilam Baru dan Kelurahan Sungai Sembilan (Penempul &

Geniot), dengan ketersedian lahan seluas 132 Ha, titik kordinat lahan batas barat 

1010  18’ 38,47” ; 010  56’ 46,74”

Batas Timur 1010 19’ 33,61” ; 010 56’ 52,96”, Batas Utara 1010 19’ 7,63” ; 010 57’ 12,54”,Batas Selatan 1010 19’ 9,13” ; 01

56’ 22,74”. Status kepemilikan lahan, milik pemerintah Kota Dumai &Masyarakat. 

C.5 

Besaran Investasi

Menghitung besaran investasi yang diperlukan bagi pendirinan pabrik turunan dari Minyak Kelapa Sawit diperlukan

beberapa assumsi sebagai berikut :

Luas Lahan Pabrik : 4 – 6 Ha

Kapasitas Pabrik : 100 Ton CPO/hari

Jam Kerja Pabrik : 20 jam/hari atau 300 Hari dalam setahun.

Page 14: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 14/16

  Kota

DUMAI2012 

Potensi Investasi Daerah 14

Harga CPO Mentah : $ 806 /Ton

Harga RBD Olein : $ 972 /Ton

Harga RBD Stearin : $ 941 /Ton

1 Dolar : Rp 9300

Berdasarkan teori balance Masa Maka dari 100 % CPO akan dihasilkan 72,4% RBD Olein (Minyak goring), 23,1 % RBD

Stearin dan 4,5 % Palm Fatty Acid Destillation (PFAD).

Biaya Produksi Jumlah Satuan Biaya/Tahun ( US $)

Bahan Baku CPO 1,500,000 Ton/Tahun 1,209,000,000

Tenaga Kerja 150 Orang 483,871

Overhead Pabrik 10 % 2,740,343

Jumlah 1,212,224,214

Jumlah Produksi Jumlah SatuanHasil Produksi/Tahun

(US $)

RBD Olein 1,080,000 Ton/Tahun 1,049,760,000

RBD Stearin 345,000 Ton/Tahun 324,645,000

Jumlah 1,374,405,000

Kapasitas Produksi SatuanKeuntungan / Tahun

(Rupiah)

100 Ton/hari 780,140,100

1,000 Ton/hari 277,668,110,100

2,500 Ton/hari 739,148,060,100

5,000 Ton/hari 1,508,281,310,100

Estimasi Besaran Investasi

N0 Komponen Biaya Jumlah Satuan Jumlah (US $ )

A Proyeksi Biaya Tetap Investasi 13,791,713

1 Biaya Pra Operasional 1 Plant 137,933

2 Biaya Langsung 13,003,600

Lahan & Persiapan Lahan 250,000 m2  863,362

Bangunan 1 Plant 1,737,723

- Bangunan produksi 987,709

- Bangunan Kantor 235,720

- Laboratorium 32,143

- Workshop 321,438

- Lain-lain (rumah pompa) 160,713

Mesin dan Peralatan Utama 8,701,875

Page 15: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 15/16

Page 16: Kota Dumai

8/19/2019 Kota Dumai

http://slidepdf.com/reader/full/kota-dumai 16/16

  Kota

DUMAI2012 

5. 

Perda Kota Dumai No. 3 Tahun 2011 Tanggal 20 Januari 2011 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota

Dumai Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tatakerja Lembaga Teknis Kota Dumai.

6. 

Peraturan Walikota Dumai No. 39 Tahun 2011 Tanggal 02 Mei 2011 Tentang Pendelegasian Sebagian

wewenang Pelayanan dan Penandatangan Perizinan Kepada Kantor/Badan Pelayanan Terpadu Kota Dumai

7. 

Keputusan Walikota Dumai No. 298 Tahun 2011 Tanggal 05 Januari 2011 Tentang Pembentukan TIM

Pelayanan Pengaduan Investor Kota Dumai (investor complaint service board of Dumai City).