korupsi...untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan...

148

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli
Page 2: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

i

KORUPSIPEMILUKADA

Page 3: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

i i

Page 4: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

i i i

Penulis :Ade Irawan

Abdullah DahlanApung Widadi

Indonesia Corruption Watch

KORUPSIPEMILUKADA

Page 5: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

i v

KORUPSI PEMILUKADA

Desember, 2012Ukuran: 13 cm X 19 cm ; Hal : i - viii ; 1 - 138

Penulis:

Ade IrawanAbdullah DahlanApung Widadi

Tata letak : Wawan SF

Diterbitkan olehIndonesia Corruption WatchAlamat: Jl. Kalibata Timur IV/D No. 6. Jakarta Selatan, Indonesia.

Page 6: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

v

Pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) secaralangsung sejatinya bertujuan untuk memilih calonkepala daerah terbaik yang memiliki integritas dan ber-pihak kepada rakyat. Tapi data kementrian dalam negeri(kemendagri) memperlihatkan sebaliknya, sebagianbesar kepala daerah ‘lulusan’ pemilukada ternyataberurusan dengan aparat penegak hukum gara-garaterlibat praktek korupsi.

Korupsi dalam proses pemilihan merupakan salahsatu faktor yang menyebabkan pemilukada malah meng-hasilkan kepada daerah korup. Praktek korupsi sudahterjadi sejak dalam pengumpulan modal pemenangan.Kandidat mengandalkan uang ‘haram ‘dan ‘subhat’ yangberasal dari sumbangan pihak ketiga. Selain itu, modalpemenangan pun bisa berasal dari sumber daya dan dananegara seperti APBN dan APBD.

Korupsi dalam pengumpulan modal pemenanganakan dilanjutkan dalam proses kampanye dan pemenangan.Biasanya dilakukan dengan membeli penyelenggara danpemilih. Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untukpemilih dengan cara membeli suara (vote buying).

Kata Pengantar

Page 7: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

v i

Tentu saja dengan kenyataan pemilukada langsungyang jauh dari nilai-nilai demokrasi dan sangat korupkita tidak bisa berhadap banyak akan muncul kepaladaerah yang memiliki integritas dan sungguh-sungguhmemperhatikan kesejahteraan rakyat. Kepala daerahyang memenangkan pertarungan dengan cara haramsudah bisa dipastikan akan melakukan cara-cara harampula ketika memimpin. Mereka akan sibuk mengumpul-kan modal agar bisa mempertahankan dan memperluaskekuasaan, serta membalas jasa kepada semua pemodalyang telah mendukung pemenangannya. Itu sebabnya,sebagian di antara mereka berurusan dengan aparatpenegak hukum.

Dalam rangka memotret pola-pola korupsi dalampenyelenggaraan pemilukada, Indonesia Corruption Watchbersama mitra jaringan di beberapa daerah sepertiBanten, Jakarta, Jayapura, Aceh, Kampar, dan Kendarimelakukan riset dan monitoring pemilukada. Di be-berapa daerah seperti Pandeglang dan Jayapura, kegiatandilakukan pasca-pemilukada, sedangkan di daerah-daerah lainnya seperti Provinsi Banten dan Jakarta, KotaBanda Aceh, Lhokseumawe, Kendari, dan KabupatenKampar, kegiatan dilakukan sebelum hingga pemilukadaselesai.

Karena itu, kegiatan yang dilakukan tidak hanyaberupa pengumpulan data seperti dalam riset-risetilmiah, tapi juga meningkatkan kapasitas kelompok-kelompok strategis di daerah untuk melakukan pe-ngawasan. ICW dan mitra lokal pun memantau secaralangsung dan melaporkan setiap temuan kepada panitiapengawas pemilihan.

Page 8: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

v i i

Banyak pihak yang berkontribusi dalam buku ini,terutama kawan-kawan mitra lokal seperti MasyarakatTransparansi (MATA) Aceh, Forum Indonesia UntukTransparansi Anggaran (Fitra) Riau, Masyarakat Trans-paransi (MATA) Banten, Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI)Jayapura, Forum Diskusi Pendidikan (FDP) Pandeglang,Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Pusat Kajiandan Advokasi Hak Asasi Manusia (Puspaham) Kendari.

Dukungan juga diberikan oleh Boby dan Heriyadidari Yayasan Tifa, Achsanul Minan, Juhani Grosman,Hendri Simbolon, Rudi dan teman-teman di MSI, sertaLili Hasanudin dan Natalia Warat dari The Asia Foun-dation. Selain itu,monitoring dan evaluasi ini tidak akanjalan tanpa bantuan penuh dari semua teman di ICW.

Jakarta, Januari 2013

Tim Peneliti

Page 9: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

v i i i

KATA PENGANTAR .......................................................vDAFTAR ISI .................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................... 11.2 Perumusan Masalah ............................................. 41.3 Maksud dan Tujuan Monitoring

dan Riset .................................................................. 51.4 Metode Penelitian .................................................. 6

BAB II KERANGKA PENELITIAN

2.1 Kebijakan Pemilihan Umum ............................... 82.2 Pemilu di Indonesia............................................. 112.3 Pemilukada Langsung ........................................ 152.4 Korupsi Pemilukada Langsung ........................ 26

2.4.1 Manipulasi Pengumpulan ModalPemenangan .............................................. 30

2.4.2 Penyalahgunaan Sumber DayaNegara dan Birokrasi ............................... 37

2.4.3 Membeli Suara ........................................... 41

D A F TA R I S I

Page 10: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

i x

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH DANPEMILUKADA

3.1 Gambaran Umum Daerah Monitoringdan Riset ................................................................ 45

3.2 Gambaran Umum Pemilukada Langsung ...... 53

BAB IV HASIL MONITORING DAN EVALUASI

4.1 Gambaran Umum ................................................ 774.2 Korupsi Pemilukada Langsung ....................... 80

4.2.1 Pengumpulan Modal Pemenangan ....... 80A. Sumbangan illegal dan

Manipulasi Laporan DanaKampanye ........................................... 83

B. Penggunaan Sumber DanaNegara (APBN dan APBD) ............. 95

C. Penggunaan kekuasaan danFasilitas Negara ............................... 104

D. Politisasi Birokrasi .......................... 1084.2.2 Korupsi Dalam Proses Pemenangan ... 116

A. Membeli Penyelenggara ................. 117B. Politik Uang ..................................... 122

BAB V REKOMENDASI

Daftar Pustaka .............................................................. 135

Page 11: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu membuatpengusaha sekaligus pengurus Partai Demokrat HartatiMurdaya Pooberurusan dengan Komisi PemberantasanKorupsi (KPK).Hartati didakwa menjadi otak dibaliksuap pengurusan hak guna usaha perkebunan senilaiRp. 3 miliar yang dilakukan oleh anak buahnya ter-hadap sang bupati. Hartati membutuhkan konsesi gunamemperluas kerajaan bisnisnya di Kabupaten Buol. Padasisi lain Amran Batalipu tengah mengumpulkan modaldalam rangka mempertahankan posisinya pada pe-milihan umum kepala daerah (pemilukada)yang akandiselenggarakan di daerah tersebut.

Sebelum kasus Buol terungkap,penelitian WahanaLingkungan Hidup Indonesia (Walhi)Bengkulu pada2009-2010 memperlihatkan saat pemilu dan pemilukada

PENDAHULUANBAB I

Page 12: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

2

Provinsi Bengkulu digelar, pemerintah daerah mengobralpemberian izin usaha pertambangan dan perkebunan.Berbagai urusan administrasi yang semula sulit bagiperambah hutan mendadak dipermudah demi ke-pentingan politik. Izin-izin itu mengakibatkan perusahaanmenguasai lahan 75.703 hektar. Kini, ruang kelolapemodal melalui kuasa pertambangan dan perkebunandi Bengkulu mencapai 463.964 hektar atau 25 persen dariluas wilayah Bengkulu.

Kebutuhan modal yang besar guna memenangkanpersaingan dalam pemilukada membuat para kandidatkepala daerah menggunakan berbagai upaya, termasukcara-cara haram seperti menjual konsesi khusus atauobral perizinan kepada pengusaha. Selain itu, di banyakdaerah modal pemilukada langsung juga bisa berasaldari sumber keuangan negara seperti Anggaran Pen-dapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pen-dapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sumber lain yang kerap dijadikan sebagai modal pe-menangan kandidat, terutama incumbent adalah fasilitasnegara dan birokrasi. Berbagai program daerah dikapi-talisasi untuk pemenangan. Birokrasi disulap menjaditim sukses. Berbagai kewenangan yang dimiliki merekadalam penggunaan anggaran dan pelayanan diarahkanuntuk meningkatkan popularitas dan modal peme-nangan kandidat.

Masalah berlanjut dalam proses pemilihan. Cara-cara tidak sehat digunakan kandidat untuk memenang-kan pertarungan. Uang haram yang mereka perolehternyata juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan haramyang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip demokrasi

Page 13: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

3

yang hendak diwujudkan dalam kebijakan pemilukadalangsung.Praktek yang paling banyak ditemukan adalahpolitik uang. Kandidat memberi barang dan uang untukditukarkan dengan dukungan suara dari pemilih. Cara-caranya pun sudah dibuat canggih. Tidak hanya men-jelang dan pada saat pemilihan (serangan fajar), tapi jugapasca-pemilihan dengan menunjukan photo bahwamereka telah memilih kandidat tertentu. Cara tersebutsering disebut sebagai metoda pasca-bayar.

Praktek lain adalah mengkondisikan agar penye-lenggara tidak netral dan berpihak kepada kandidat ter-tentu. Caranya dengan mengintimidasi, membeli, danmenempatkan orang-orangnya dipanitia pengawas pe-milihan (Panwas) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU)Kabupaten/Kota atau Provinsi.Karena itu, dalam banyakpemilukada penyelenggara tidak bisa menjadi wasit yangjujur.

Kandidat kepala daerah dan wakil kepala daerah yangmemenangkan pertarungan dengan cara-cara korupdengan sendirinya akan tersendera. Ketika terpilih merekamesti melayani dan membalas sumbangan donatur. Bisadengan memberi proyek-proyek, perlindungan, maupunkebijakan khusus guna memperluas jaringan usahadonatur. Dengan sendirinya kepentingan rakyat akanterpinggirkan.

Bukan hanya itu, kepala daerah pun akan membalasjasa para pendukungnya. Ganjaran yang paling banyakdiberikan adalah jabatan tempat-tempat strategis. Integ-ritas dan kompetensi akan dikesampingkan. Atas alasanbalas budi, banyak pula kepala daerah yang mengangkatmantan koruptor sebagai pejabat di daerahnya. Dalam

Page 14: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

4

catatan Kompas, setidaknya ada dua puluh lima daerahyang. Motif balas budi atau mengamankan konsesi di-duga menjadi faktor penyebab kepala daerah membuatkeputusan tersebut.

Korupsi membuat pemilukada langsung belum bisamencapi tujuan utamanya, menumbuhkan demokrasidan mewujudkan kesejahteraan di daerah. Kewenanganluar biasa yang dimiliki rakyatuntuk menghukum pe-mimpin korup atau mempromosikan orang yang ber-integritas untuk memimpin ternyata dibarter dengansejumlah uang dan barang. Korupsi membuat rakyatkehilangan momentum untuk mendapat pemimpin terbaik.

Karena itu, memerangi korupsi merupakan bagianpenting untuk mengembalikan pemilukada langsungsebagai insteumen rakyat untuk menentukan jalannyapemerintahan dengan memilih calon pemimpin yangmereka anggap terbaik secara bebas dan rahasia. Kewe-nangan yang dimiliki rakyat dalam memilih kepaladaerahnya juga bisa menjadi alat kontrol agar penye-lenggaraan daerah lebih partisipatif, transparan, danakuntabel.

1.2. Perumusan Masalah

Pemilukada langsung merupakan instrumen untukmenumbuhkan demokrasi sekaligus kesejahteraan padatingkat lokal. Rakyat dapat mengaktualisasi hak-hakpolitiknya secara lebih baik tanpa harus direduksi olehkepentingan-kepentingan elit politik. Selain itu, rakyatsebagai pemilih akan menilai bahwa kepala daerah yangterpilih ternyata tidak dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara baik dan bertanggungjawab, maka

Page 15: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

5

mereka akan memberikan sanksi dalam pemilukadaberikutnya dengan tidak memilihnya kembali. Pemilu-kada langsung dapat mewujudkan akuntabilitas padatingkat lokal.

Walau begitu, rakyat ternyata masih belum bisa me-manfaatkan dengan baik pemilukada langsung sebagaiinstrumen bagi mereka untuk menghukum atau mem-promosikan kepala daerah. Salah satu faktor yang me-nyebabkan gagalnya pemilukada digunakan sebagaiinstrumen oleh rakyat adalah praktek korupsi. Hak pilihrakyat ditukar dengan sejumlah uang dan barang. Uangdan barang yang digunakan kandidat untuk membelisuara rakyat ternyata sebagian berasal dari uang haramseperti penyumbang ilegal dan hasil korupsi.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahanyang akan dikaji dalam riset ini adalah:1. Bagaimana pola korupsi terjadi dalam pemilukada

langsung khususnya di delapan daerah, ProvinsiBanten, DKI Jakarta, Kota Jayapura, Banda Aceh,Lhokseumawe, Kendari, Kabupaten Pandeglang danKampar

2. Siapa yang menjadi aktor dalam korupsi pemilukadalangsung khususnya di delapan daerah, ProvinsiBanten, DKI Jakarta, Kota Jayapura, Banda Aceh,Lhokseumawe, Kendari, Kabupaten Pandeglang danKampar??

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan riset mengenai pola korupsi dalam pemilu-kada langsung adalah:

Page 16: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

6

1. Memiliki gambaran tentang pola korupsi dalampemilukada langsung khususnya di delapan daerah,Provinsi Banten, DKI Jakarta, Kota Jayapura, BandaAceh, Lhokseumawe, Kendari, Kabupaten Pandeglangdan Kampar

2. Memperoleh deskripsi mengenai cara aktor-aktor me-lakukan praktek korupsi dalam pemilukada langsung

1.4. Metodologi Riset dan Monitoring

Riset menggunakan metoda kualitatif yang diper-gunakan untuk menggambarkan rutinitas, dan momen-momen, serta makna yang bersifat problematik darikehidupan individu atau sekelompok individu. Pen-dekatan ini lebih bersifat induktif dengan menghubung-kan antara fenomena yang diteliti pada konteks yanglebih luas dengan menekankan makna hubungan-hubungan sosial dalam situasi dan dunia sosial yangdiselidiki. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,2007:3) metodologi kualitatif merupakan prosedur pe-nelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilakuyang diamati.

Berapa langkah dalam penelitian adalah :a. Pengumpulan dokumen

Dokumen utama yang dikumpulkan adalah laporandana kampanye kandidat, hasil penghitungan suara,Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),Dokumen yang lain adalah semua bahan berkaitandengan pemilukada di delapan daerah

Page 17: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

7

b. WawancaraWawancara merupakan alat re-cheking atau pem-buktian terhadap informasi atau keterangan yangdiperoleh sebelumnya. Beberapa narasumber utamayang akan diwawancari adalah kandidat kepaladaerah, partai politik, tim sukses, penyelenggara(KPU dan Panwas), wartawan dan aktivis lokal.Wawancara menggunakan teknik snow balling effect

c. Focus Group Discussion (FGD)Tujuan utama FGD adalah menemukan maknasebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.Teknik ini digunakan untuk mengungkap pe-maknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasildiskusi yang terpusat pada suatu permasalahantertentu. FGD akan dilakukan dengan partai politik,akademisi, tim sukses, dan penyelenggara pemilihan.

Page 18: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

8

2.1. Kebijakan Pemilihan Umum

Pemilihan umum memiliki dua fungsi dalam demo-krasi. Pertama, memilih aktor-aktor politik yang akanmembuat kebijakan publik sesuai dengan pilihan kons-tituen. Kedua, memberi ruang kepada rakyat untuk me-maksa para wakil mereka untuk terbuka dan meng-hukum mereka jika korup atau mementingkan diri sendiri1.

Pemilu diangap sebagai prosedur paling rasional,tempatcalonpejabat-pejabat publik memperkenalkan dirikepada para pemilih sebagai orang terbaik yang memilikivisi masa depan dantrack record bagus terutama berkaitandengan integritas dan capaian-capaian yang memper-lihatkan bahwa mereka kompeten dan bertanggung-jawab untuk memimpin.

1 Kunicova, Jana and Ackerman, Susan Rose, 2001. Electoral Rulesas Constraints on Corruption:The Risks of Closed-List Proportional Rep-resentation, Yale University

KERANGKA PENELITIANBAB II

Page 19: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

9

Pemilu adalah arena untuk berkompetisi para aktorpolitik dalam rangka memperoleh kekuasaan atau se-bagai proses penentuan wakil rakyat yang akan diberikekuasaan untuk memerintah. Proses pemilihan umum-nya dilakukan secara periodik dalam rangka menggantiatau memilih kembali petahana. Pemilihan yang teraturmemaksa suatu klarifikasi terhadap persoalan-persoalanpublik, dan kelompok kecil yang terpilih, yang bisabertahan terhadap proses-proses politik, mungkin cakapdan mampu melihat kepentingan negara mereka yangsesungguhnya2.

Dalam teori demokrasi liberal, pemilu memilikibanyak makna3. Pertama, pendidikan politik bagi rakyat.Kampanye seharusnya memberi informasi kepada parapemilih mengenai isu-isu penting atas capaian partaidan kandidat, serta karakter dan visi peserta pemilihan.Kondisi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa partaidan kandidat jujur. Juga dibutuhkan pemilih yangrasional, memberikan pilihan kepada yang terbaik yangdidasarkan pada kepentingan diri dan komunitasnya.

Kedua, pendidikan politik bagi kandidat dan partai.Kampanye dan pemungutan suara seharusnya men-dorong mereka memberi ruang bagi pemilih kesempatanuntuk mengkomunikasikan kepentingan dan kebutuhanpemilih. Kandidat dan partai yang kalah dalam pemilihandiharapkan merenungkan, kenapa? karena kebijakannya

2 Held, David, 2004. Demokrasi dan Tatanan Global, Dari NegaraModern Hingga Pemerintahan Kosmopolitan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

3 Schiller, Jim, 2009. Electing Distric Heads In Indonesia, DemocraticDeepening or Elite Entrenchmen,in M. Erb & P. Sulistiyanto (eds.),Deepening Democracy in Indonesia? Direct Elections for Local Leaders(Pemilukada), Institute of Southeast Asian Studies, Singapore

Page 20: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

10

tidak populer atau tidak dijelaskan dengan baik, trackrecord mereka tidak populer, atau image mereka tidakkredibel.

Ketiga, memberdayakan pemilih. Argumentasinya,akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan secara ter-atur melalui pemilihan umum mendorong warga untukmemahami bahwa mereka memiliki hak untuk meng-ajukan permintaan kepada negara. Di saat yang sama,pemilu akan membuat pegawai pemerintah untuk me-nempatkan rakyat sebagai warga yang memiliki hakuntuk mendapatkan pelayanan.

Keempat, pemilu merupakan tempat untuk merekrutpemimpin dan merotasi akses dalam posisi pemerintahandan sumber daya negara di antara elit. Pemilu menawar-kan kemungkinan rekruitmen berdasarkan kepatutan.Sekaligus memperkecil potensi konfik di antara elitdengan menawarkan secara rutin kesempatan dan jalanuntuk memperoleh kekuasaan dan kesejahteraan. Kelima,pemilu memberi legitimasi dan mandat yang lebih kuatkepada mereka yang berkuasa.

Walau begitu, secara umum ada dua pandanganyang kontras mengenai sifat alamiah pemilu dan kaitan-nya dengan sistem politik. Pandangan pertama me-nyatakan bahwa pemilu merupakan institusi pentingdalam jantung sistem demokrasi. Sebab akan melegi-timasi kepemimpinan sebagai pilihan rakyat, dan mem-buat para pempimpin akuntabel dalam setiap kebijakan-nya. Para pesaing mesti meyakinkan pemilih bahwamereka akan melakukan apa yang mereka kata-kan, ataumereka tidak akan terpilih.

Page 21: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

11

Pandangan kedua menyatakan bahwa pemilu hanyasebuah permainan, pertunjukan. Tidak ada yang benar-benar bisa diubah dengan memiliki orang yang berbedayang dipilih sebagai pemimpin. Kekuatan riil untukmembuat keputusan atau membuat pilihan mengenaikepemimpinan tidak ada hubungannya dengan pemilih,yang sebenarnya hanya sebagai penonton. Hanya sege-lintir kelompok elit yang memiliki kekuasaan, dan me-mutar kekuasaan di antara mereka. Para pemilih tidakmenentukan menang atau kalahnya pemimpin yangakan menang. Para pemenang atau para pecundang adalahsponsor yang berada di balik layar.

Sikap pemilih di berbagai terhadap pemilu punumumnya berbeda. Di negara-negara yang sistem demo-krasinya telah maju, pemilu dianggap sebagai peristiwabiasa. Di kawasan Eropa dan Amerika, pemilu sekedarperistiwa pergantian kekuasaan secara berkala yang tidakmempengaruhi sistem yang sudah terbangun mapan.Pemilu tidak begitu dipedulikan rakyat karena dianggaptidak mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi sehari-hari.

2.2. Pemilu di Indonesia

Pemilu selalu dianggap sebagai peristiwa luar biasaperwujudan kedaulatan rakyat. Sarana mewujudkandemokrasi, dan kesempatan melakukan suksesi ke-pemimpinan nasional secara berkala. Hingar bingarpemilihan bahkan sudah terasa dua atau tiga tahun men-jelang proses pemilihan.Hampir dalam semua penye-lenggaraan pemilu di Indonesia diwarnai oleh berbagaiperayaan. Pemilu-pemilu di Indonesia merupakan ‘popu-lar culture’ yang ditandai berbagai pertunjukan selama

Page 22: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

12

masa kampanye seperti pawai, iklan, dan pertunjukandi televisi.4

Namun jika melihat dari sisi substansi, perjalananpemilu di Indonesia mengalami pasang surut. Ada fasepemilu memang menjadi bagian penting dalam me-wujudkan demokrasi. Tapi ada pula fase ketika pemiluhanya berupa permainan atau pertunjukan. Pilihanrakyat sebagai pemilik suara tidak punya pengaruh apapun dalam konstelasi politik. Semua sudah diatur danpemilu hanya menjadi ritual lima tahunan.

Sehingga sebagian kalangan menganggap prosespemilu yang terjadi indonesia baru pada fase proseduraldemokrasi belum menyentuh pada aspek substansialdemokrasi. Artinya secara prosedural dan administratifpemilu dilakukan namun pelaksanaan pemilu yangdianggap sebagai dari mekanisme prosedural demorkatisbelum meberikan dampak yang signifikan dalam prosesperubahan politik dan pememerintahan.

Sejarah pemilu Indonesia sendiri dimulai pada tahun1955, pemilu pertama pascakemerdekaan yang diikutioleh 28 partai.Proses dan hasilnya dianggap sukses danmerupakan proses pemilu yang dianggap demokratis dandiharapkan menjadi momentum untuk meletakanfondasi demokrasi. Namun, itu satu-satunya pemiluyang berhasil dilaksanakan di era orde lama. Sebab se-telah itu, pemilu ditiadakan dan sejumlah partai di-berangus.

Di bawah rezim era orde baru diadakan enam kalipemilu. Pemilu pertama dilaksanakan pada tahun 1971,

4 Lindsay, Jennifer, 2007 The performance factor in Indonesian elec-tions, in Election as Popular Culture in Asia, Routledge, New York

Page 23: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

13

yang diikuti oleh sembilan partai ditambah Golkar (yangdianggap bukan partai). Pada tahun 1973, sembilanparpol dipaksa untuk melakukan fusi dan melabur men-jadi dua partai. Hasil fusi beberapa partai ini menghasil-kan dua partai besar, yaitu Partai Persatuan Pembangunan(PPP) yang merupakan gabungan dari bekas partai-partai Islam. Kedua, Partai Demokrasi Indonesia (PDI)yang merupakan gabungan dari partai berhaluan nasio-nal dan partai Kristen. Selanjutnya, pemilu selama eraorde baru yang diadakan tiap lima tahun sejak tahun1977 diikuti hanya tiga partai, Golkar, PPP, dan PDI.

Dalam pemilu orde baru, tingkat Turn out voting selalumelebihi angka 90 persen, tapi pemilu-pemilu orde baruadalah pengukur yang tidak sempurna terhadap ke-hendak (kedaulatan) rakyat. Pemilihan umum lebihberupa proses elektoral yang dikelola serta dikontrolsangat ketat oleh rezim orde baru di bawah kepemipinanrezim Soeharto. Pemilu pada periode ini lebih tepat di-makanai sebagai perwujudan formalitas proses demo-krasi yang dibangun sebagai memberikan basis melegal-kan kekuasaan politik rezim.

Periode rezim ini menggambarkan kondisi partaipolitik oposisi hidup dibawah tekanan. Golkar sebagaipartai pemerintah menjadi gurita bersama militer danbirokrasimenguasai struktur kekuasaan politik dan eko-nomi. Hampir semua organisasi masyarakat dikorpo-ratisasi dan dimobilisasi untuk mendukung Golkar;rakyat dibuat mengambang dan bodoh; pers dan aktivisditindas, proses hasil pemilu dimanipulasi. Dengandemikian, pemilu selama orde baru bukanlah arenamembangun demokrasi, melainkan sekadar melegalkan

Page 24: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

14

(bukan melegitimasi) kekuasaan Soeharto selama tigadekade.5

Kemenangan mutlak Golkar dalam setiap pemilu diera orde baru juga dengan cara mengintervensi lembagapenyelenggara pemilu agar tidak independen. Caranyadengan menempatkan birokrasi dari tingkat pusathingga TPS menjadu pelaksana. Selain itu, Golkar yangmenguasai birokrasi pun dapat mengontrol peng-hitungan suara dan melakukan berbagai manipulasi(administrative corruption). Massa pemilih pada saatpemilihan juga ditekan pada saat atau sebelum beradadi TPS. Bahkan, dalam pengurusan administratif dikelurahan mereka ditanya partai yang akan dipilih.

Menurut Willian Liddle ada dua tujuan utama pe-milu pada era Orde Baru. Pertama, sebagai upaya untukmelanggengkan kekuasaan dan melegitimasi rezimotoritarian Orde Baru. Masyarakat berpartisipasi dalampemilu selain karena keterpaksanaan, juga mencari peng-hargaan karena mendukung rezim. Kedua, sebagai alatlegitimasi terhadap pandangan negara-negara donoragar tetap memberikan bantuan dan utang luar negeri.

Munculnya orde reformasi mengiringi mundurnyaSoeharto sebagai presiden memberi angin segar untukmembangun kembali fondasi demokrasi yang runtuh.Sebagian besar aturan mengenai pemilu direvisi. Padapemilu pertama era reformasitahun 1999, sebanyak 48partai ikut berkompetisi. Pemilu pada era reformasi yaitutahun 1999, 2004, dan 2009 dianggap sangat liberal.Bahkan mulai tahun 2004, pemilu tidak hanya untuk

5 Eko, Sutoro, Krisis Demokrasi Elektoral, 2006. Dalam DemokrasiDalam Potret Lokal Pemilu 2004. Pustaka Percik: Salatiga

Page 25: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

15

memilih calon anggota legislatif, tapi juga presiden danwakil presiden.

2.3. Pemilihan Kepala Daerah Langsung

Angin perubahan juga terjadi dalam pemilihankepala daerah. Adanya mekanisme pemilihan presidendan wakil presiden secara langsung yang merupakanbuah dari amandemen Undang-Undang Dasar (UUD)1945 menginspirasi diselenggarakannya pemilihan kepaladaerah dengan cara yang sama.

Apalagi semangat memberi kewenangan yang lebihbesar kepada daerah pasca rezim sentralistik era ordebaru pun tengah menggebu. Semangat tersebut men-dapat landasan yuridis setelah amandemen kedua Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yaitu dengan adanya peru-bahan dalam Pasal 18 ayat (4) yang menyatakan bahwagubernur, bupati, dan walikota masing-masing sebagaikepala pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kotadipilih secara demokratis.

Dalam perjalanannya, frasa dipilih secara demokratistidak langsung ditafsirkan bahwa pemilihan kepaladaerah dilakukan oleh rakyat. Sebab ada pula yang ber-pendapat bahwa proses pemilihan bisa dilakukan olehDPRD dengan proses yang demokratis.Tapi semuanyamenjadi jelas ketika Undang-Undang Nomor 32 tahun2004 tentang pemerintah daerah disahkan.

Dalam penjelasan UU 32 tahun 2004 dipilih secarademokratis bermakna dilakukan secara langsung olehrakyat. Pertimbangannya adalah tugas dan wewenangDPRD menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusya-

Page 26: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

16

waratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah, menyatakan antara lain bahwa DPRD tidakmemiliki tugas dan wewenang untuk memilih KepalaDaerah dan Wakil Kepala Daerah.

Kepala daerah dalam melaksanakan tugasnya di-bantu oleh seorang wakil kepala daerah, dan perangkatdaerah. Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilihsecara langsung oleh rakyat yang persyaratan dan tatacaranya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerahdapat dicalonkan baik oleh partai politik atau gabunganpartai politik peserta pemilu yang memperoleh sejumlahkursi tertentu dalam DPRD dan atau memperoleh dukungansuara dalam Pemilu Legislatif dalam jumlah tertentu.

Pemilukada langsung merupakan fase kelima dalamproses pemilihan kepala daerah di Indonesia. Pada fasepertama, era pasca merdeka hingga tahun 1958 peme-rintah pusat yang mengangkat kepala daerah. Fasekedua, pada era 1959-1973, presiden yang mengangkatsecara langsung. Fase ketiga, Dewan Perwakilan RakyatDaerah (DPRD) yang mencalonkan kandidat kepaladaerah kepada presiden dan presiden yang menentukan.Itu terjadi pada era 1974-1988. Fase keempat tahun 1999hingga 2003, DPRD yang menunjuk kepala daerah tanpaketerlibatan pemerintah pusat.

Page 27: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

17

Menurut kementrian dalam negeri (kemendagri)pemilukada langsung merupakan terobosan politikdalam pemberian otonomi kepada daerah yang memilikikorelasi perpektif dengan teori-teori dasar tentang desen-tralisasi dan politik lokal. Pada tataran filosofis, ter-jadinya perubahan dalam hukum ketatanegaraan positifdi Indonesia, terutama menyangkut pemilihan kepaladaerah, maka diharapkan pelaksanaan kedaulatanrakyat (pemilihan bupati/wakil bupati, walikota/wakil

Fase Mekanisme

pengangkatan/pemilihan Kepala Daerah

Pasca proklamasi- 1958

Diangkat oleh pemerintah pusat

1959 - 1973 Presiden mengangkat secara langsung

1974-1988 DPRD yang mangajukan calon kepada presiden dan presiden yang memilih

1999-2003 DPRD yang memilih kepala daerah

2004 - sekarang

Kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilukada

Tabel 1. kebijakan pengangkatan/pemilihan kepala daerah

Page 28: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

18

walikota, gubernur/wakil gubernur) tidak lagi menjadibias atau terdistorsi, rakyat secara langsung dapat men-cari, menetapkan dan memilih pemimpinnya sendiri.

Dalam tataran lebih luas, pemilihan kepala daerahsecara langsung disamping akan meningkatkan kualitasdemokrasi. Dalam perspektif desentralisasi dan demo-krasi, sistem pemilihan kepala daerah secara langsungmerupakan sebuah inovasi yang bermakna dalam proseskonsolidasi demokrasi di aras lokal. Dengan kata lain,pemilukada langsung ini merupakan upaya membangunpondasi demokrasi di Indonesia (penguatan demokrasidi aras lokal)

Secara normatif menurut ukuran-ukuran demo-krasi, menawarkan sejumlah manfaat sekaligus harapanbagi pertumbuhan, pendalaman, dan perluasan demo-krasi lokal. Pertama, sistem demokrasi langsung melaluipemilukada langsung akan membuka ruang partisipasiyang lebih luas bagi warga dalam proses demokrasi danmenentukan kepemimpinan politik pada tingkat lokaldibandingkan sistem demokrasi perwakilan yang lebihbanyak meletakan kuasa untuk menentukan rekruitmenpolitik di tangan segelintir orang di DPRD (oligarkhi).Kedua, dari sisi kompetisi politk, pemilukada langsungmemungkinkan munculnya secara lebih lebar preferensikandidat-kandidat yang bersaing serta memungkinkanmasing-masing kandidat berkompetisi dalam ruangyang lebih terbuka dibandingkan ketertutupan yangsering terjadi dalam demokrasi perwakilan. Pemilukadalangsung bisa memberikan sejumlah harapan pada upayapembalikan ‘syndrome’ dalam demokrasi perwakilanyang ditandai dengan model kompetisi yang tidak fairseperti praktek politik uang (money politics).

Page 29: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

19

Ketiga, sistem pemilihan langsung akan memberipeluang bagi warga untuk mengaktualisasi hak-hakpolitiknya secara lebih baik tanpa harus direduksi olehkepentingan-kepentingan elit politik seperti yang kasatmata muncul dalam sistem demokrasi perwakilan.Setidaknya melalui konsep demokrasi langsung, wargadi aras lokal akan mendapatkan kesempatan untuk mem-peroleh semacam pendidikan politik, training kepe-mimpinan politik dan sekaligus mempunyai posisi yangsetara untuk terlibat dalam pengambilan keputusan politik.

Keempat, pemilukada langsung memperbesar harapanuntuk mendapatkan figur pemimpin yang aspiratif,kompeten, dan legitimate. Karena melalui pemilukadalangsung, kepala daerah yang terpilih akan lebih ber-orientasi pada warga dibandingkan pada segelintir elitdi DPRD. Pemilukada mempunyai sejumlah manfaat,berkaitan dengan peningkatan kualitas tanggungjawabpemerintah daerah pada warganya yang pada akhirnyaakan mendekatkan kepala daerah dengan masyarakat.Kelima, kepala daerah yang terpilih melalui pemilukadalangsung akan memiliki legitimasi politik yang kuatsehingga akan terbangun perimbangan kekuatan (checkand balances) di daerah antara kepala daerah denganDPRD. Perimbangan kekuatan ini akan meminimalisasipenyalahgunaan kekuasaan seperti yang muncul dalamformat politik yang monolitik.6

Menurut Tommi A Legowo7, dalam konteks konso-lidasi dan penguatan demokrasi, pemilukada langsung

6 Suharizal, Dr. S.H,M.H, 2011. Pemilukada, Regulasi, Dinamika, danKonsep Mendatang, Jakarta:RajaGrafindo Persada.

7 Legowo A Tommi, 204. Pemilihan kepala daerah secara langsung,good governance, dan masa depan otonomi daerah. Jakarta: Paperdisampaikan dalam Seminar Nasional XIX dan Kongres Asosiasi IlmuPolitik Indonesia “Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung danDemokratisasi di Indonesia, Batam, 22-24 Maret 2005

Page 30: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

20

bisa jadi merupakan pilar yang bersifat memperkukuhbangunan demokrasi secara nasional. Sebagaimanadinyatakan oleh Tip O’ Neill, “all politics is local”, yangberarti demokrasi akan berkembang subur dan ter-bangun kuat di aras nasional apabila dalam tingkatanyang lebih rendah (lokal) nilai-nilai demokrasi berakarkuat. Pemilukadal mewujudkan makna tersebut.

Selain akan meningkatkan partisipasi politik,kompetisi politik lokal, dan legitimasi politik, pemilukadalangsung juga dapat mendorong akuntabilitas. Sebabdalam pemilukada langsung oleh rakyat, akuntabilitaskepala daerah menjadi sangant penting. Hal ini karenaapabila rakyat sebagai pemilih menilai bahwa kepaladaerah yang terpilih ternyata tidak dapat melaksanakantugas-tugasnya secara baik dan bertanggungjawab kepadarakyat, maka rakyat akan memberikan sanksi dalampemilukada berikutnya dengan tidak memilihnya kembali.

Walau memberi banyak harapan tapi perjalananpemilukada langsung ternyata tidak mulus. Munculberbagai permasalahan, mulai dari sebelum, pada saatpemilihan, hingga pasca pemilihan. Begitu pula denganpenyelenggara, kandidat, maupun pemerintah daerahyang dianggap tidak netral. Tidak mengherankan se-bagian besar hasil pemilihan disengketakan di MahkamahKonstitusi (MK).

Dari perspektif demokrasi, sebenarnya pemilukadasangat bagi secara substantif bagi perkembangan demo-krasi. Akan tetapi realitasnya, pemilukada belum mampumenjamin terwujudnya demokrasi bahkan cenderungmendistorsi demokrasi. Terbukti dalam implementasi-nya, pemilukada melahirkan berbagai persoalan yang

Page 31: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

21

justru cenderung mencederai demokrasi. Pertama, pemilukada menjadi arena rivalitas kekuasaan secara tidak sehatsehingga belum dapat menghasilkan pemimpin yangmemiliki political virtues yang bertindak secara ber-tanggungjawab, mengutamakan kepentingan masya-rakat diatas kepentingan pribadi, kelompok, atau partai.

Kedua, pemilukada mendorong berjangkitnya moralpragmatisme baik calon kepala daerah, penyelenggara,maupun masyarakat. Ketiga, pemilukada mengekalkanoligarki kekuasaan sekaligus melahirkan orang-orangyang kecanduan kekuasaan. Keempat, pemilukada me-nimbulkan persoalan anggaran. Kelima, pemilukda me-micu politisasi birokrasi, calon kepala daerah petahanahampir selalu melibatkan mobilisasi massa PNS untukmemenangkan dirinya. Keenam, pemilukada rentan ter-hadap konflik antar elit politik yang melibatkan massa.Ketujuh, penyeragaman tata cara pemilukada cenderungmengabaikan karakter masyarakat adat yang masih eksis.8

Hasil monitoring dan evaluasi pemilukada langsungtahun 2011 oleh kemendagri9, memperlihatkan muncul-nya masalah mulai dari hulu hingga hilir. Pertama, ke-mendagri menemukan adanya indikasi keterlibatan danketidaknetralan penyelenggara Pemilukada (KPUD) danincumbent baik yang maju sebagai calon kepala daerahmaupun ada kerabatnya yang maju dalam bursa calon

8 Mahfud MD, Mohhamad, 2012. Evaluasi Pemilukada dalamPerspektuf Demokrasi dan Hukum. Dalam Demokrasi Lokal, EvaluasiPemilukada di Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press

9 Djohan, Djohermansyah, Prof. Dr. Kompilasi Laporan Monitoringdan Evaluasi Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung diIndonesia Tahun 2011, 2011. Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah, DPRD,dan Hubungan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Otonomi Daerah,Jakarta.

Page 32: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

22

kepala daerah, hampir dipastikan menyebabkan adabeberapa tahapan dan proses pemilukada mengalamigangguan dan kambatan.

Kedua, peraturan perundangan yang tidak cukupjelas mengenai pelaksanaan pemilukada hingga hal-halyang bersifat operasional sehingga menimbulkan per-bedaan penafsiran terhadap peraturan perundang-undangan yang ada antara lain tidak adanya ketagasanaturan tentang konsekuensi bagi calon incumbent yangtidak/belum menyampaikan LKPJ atau tidak adanyamekanisme pertanggungjawaban KPUD kepada publik.Ketiga, kendala anggaran, logistik dan kesiapan pemilu-kada. Umumnya disebabkan karena molornya pem-bahasan/persetujuan anggaran pemilukada oleh peme-rintah dan legislative daerah.

Keempat, penyalahgunaan fasilitas negara. Biasanyadilakukan oleh incumbent. Calon incumbenti memiliki aksesyang besar terhadap anggaran sekaligus kewenanganuntuk mengalokasikan anggaran tersebut bagi ke-pentingan pemenangan pemilukada secara terselubungmelalui program-program populis yang mengalir kekantong-kantong pemilih seperti pembuatan jalan,pembangunan rumah ibadah, pembagian bahan ke-butuhan pokok gratis, pemberian secara gratis bibitkepada petani.

Selain itu, perludem10 mencatat setidaknya ada limamasalah berkaitan dengan pemilukada. Pertama, ber-kaitan dengan pencalonan. Calon kepala daerah bisamelalui tiga jalur, partai atau gabungan partai yang

10 Anggraini, Titi, Dkk, 2011. Menata Kembali Pengaturan Pemilu-kada, Jakarta: Perhimpunan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).

Page 33: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

23

memiliki kursi di DPRD, gabungan partai yang tidakmemperoleh kursi di DPRD, dan calon perseorang yangmendapat sejumlah dukungan dari pemilih. Masalahmuncul pada pencalonan melalui jalur gabungan partaiyang tidak memiliki kursi. Karena, partai sering men-cabut dukungan yang menyebabkan calon gagal se-hingga memunculkan gejolak politik.

Kedua, pemungutan dan penghitungan suara. Munculkarena tidak adanya sinkronisasi mekanisme pemilihanantara pemilukada, pemilu legislatif, dan pemilu presidentahun 2009. Ketiga, penetapan calon terpilih. Dalam UU32 tahun 2004, pasangan calon terpilih harus meraihsuara minimal 30 persen, jika tidak dilakukan pemilihanputaran kedua untuk pasangan calon yang memperolehsuara terbanyak satu dan dua. Selain boros, ketentuantersebut memunculkan ketegangan baru dalam politik lokal.

Keempat, penegakan dan penyelesaian hukum. Rumusanpengaturan pemilukada tidak jelas sehingga menimbul-kan banyak tafsir dan sanksi pidana pemilu yang ringantidak menimbulkan efek jera bagi (calom) pelaku. Di-tambah perilaku penyelenggara pemilu tidak profesionalyang berujung pada munculnya berbagai pelanggarandalam pemilukada. Kelima, pelaporan dana kampanye.Aturan yang tidak jelas membuat pelaporan hanya se-batas prosedur formal.

Selain dari sisi proses, masalah lain berkaitan denganhasil pemilihan. Kualitas pemilukada tidak hanya di-tentukan oleh kualitas penyelenggaraan pemilukadayang tepat waktu sesuai jadwal KPU dan minimalnyakonflik, tapi juga ditentukan oleh kualitas produk politik-nya. Dikatakan berkualitas jika yang terpilih adalah

Page 34: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

24

pasangan calon yang memiliki kualitas seorang pe-mimpin. Dibandingkan dengan kualitas yang pertamadan kedua, realitas politik menunjukan kualitas produkbelum dicapai. Hasil pemilukada belum memuaskan,karena meskipun dipilih dengan proses yang demokratisnamun hasilnya belum menjamin terpilihnya kepaladaerah yang dapat menyejahterakan rakyat. Justru yangterjadi jumlah kepala daerah yang tersangkut kasushukum karena korupsi APBD makin banyak.

Selain banyak menghasilkan kepala daerah yangkorup, pemilukada pun berpotensi memunculkan konflik.Menurut Mohammad Zulfan Tadjoeddin pemilu-kadamerupakan sebuah jalan menuju kekuasaandi tingkatlokal. Iniadalah elemenpenting daridemokrasi, meskipunbukan satu-satunya. Biasanya, untuk mendapat kekuasaanelit akan mencari dukungan suara dari massa. Pemilu-kada akan menjadi tempat untuk kompetisi para elit. Dinegara-negara demokrasi baru, cara mereka mendapatdukungan adalah dengan membentuk politik patronase:mendukung kelompok-kelompok tertentu dengan meng-korbankan kelompok lain. Cara inimungkin meng-akibatkan kekerasan, terutama di negara-negara yangpernah dilanda perang saudara atau konflik etnis11.

Banyak faktor yang menyebabkan kualitas pemilu-kada mulai dari aspek penyelenggaraan, penyelenggara,pemilih, dan hasil pemilihan masih dianggap buruk.Salah satunya hasil riset yang dilakukan Syarif Hidayat12.

11 Mohammad Zulfan Tadjoeddin, 2011. Electoral conflict and thematurity of local democracy in Indonesia: Testing the modernisationhypothesis, Journal of the Asia Pacific Economy

12 Hidayat, Syarif, DKK, 2006. Bisnis dan Politik di Tingkat Lokal.Pengusaha, Penguasa, dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah PascaPemilukada, 2006. Jakarta:Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga IlmuPengetahaun Indonesia (P2E-LIPI)

Page 35: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

25

Menurutnya, praktek demokrasi di Indonesia masihdalam bentuk procedural democracy, dimana keberadaandemokrasi itu sendiri lebih dimaknai dengan kehadiraninstitusi-institusi demokrasi minus perilaku demokrasi.Akibatnya, proses politik masih banyak didominasi olehinteraksi, kompetisi, dan kompromi-kompromi ke-pentingan antara elit penguasa (state actors), pada satusisi, dan elit masyarakat (societal actors), pada sisi lain.Kalaupun pemilukada langsung dilaksanakan, makasulit diingkari bila kemudian, baik proses pemilihan itusendiri, maupun penyelenggaraan pemerintahan daerahpasca-pemilukada, akan sarat diwarnai oleh kompetisi,dan kompromi-kompromi kepentingan antara elit.

Pada sisi lain, dalam kondisi masyarakat pemilihyang sebagian besar belum memahami arti penting daripartisipasi politik dalam pemilukada, kemudian telahmendorong untuk lebih mendasarkan putusan politik-nya pada pertimbangan-pertimbangan yang bersifatpragmatis. Sementara kapasitas kepemimpinan, pengalamanpolitik, dan program kerja yang ditawarkan oleh di kan-didat kepala daerah akan mendapat perhatian kecil darimayoritas masyarakat pada tingkat akar rumput dalammemutuskan pilihan akhir mereka.

Secara umum kesimpulan Syarif Hidayat, jika pemilukada secara langsung dilaksanakan hanya karena untukmemenuhi UU (procedural democracy) atau dengan katalain bukan didasarkan atas kesadaran dan tuntutkankolektif akan pentingnya menghadirkan pemilukada itusendiri (substantive democracy) maka hasil yang akan dituaiadalah semakin mengekalkan ‘oligarkhi kekuasaan’ ditingkat lokal, serta akan mendorong semakin merebak-

Page 36: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

26

nya praktek shadow state dan informal economy dalampenyelenggaraan pemerintahan daaerah. Ini berarti,keinginan untuk menegakan kedaulatan rakyat, ke-bebasan politik masyarakat, dan percepatan peningkatankesejahteraan rakyat sebagai tujuan hakiki dari pemilukada langsung, relatif masih terlalu jauh untuk men-jelma dalam realitas.

2.4. Korupsi Pemilukada Langsung

Sejatinya pemilukada langsung merupakan momen-tum untuk melakukan pendidikan politik kepada rakyatagar mereka memiliki pengetahuan tentang politik bahwamereka akan memastikan suara mereka diberikan kepadakandidat yang tepat, dan keputusan mereka untuk me-milih didasarkan pada pertimbangan politik yang rasio-nal. Ketika pemilihan didasarkan pada pertimbanganrasional-kritis, pemilukada bisa menjadi instrumen yangampuh untuk menghukum kepala daerah yang korupdan memilih calon kepala daerah terbaik yang memilikiintegritas dan program yang berpihak kepada rakyat.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnyakualitas dan integritas proses pemilukada adalah masihmaraknya praktek korupsi. Praktek tercela tersebut mem-buat kandidat tidak bersaing dengan jujur dan meng-gunakan cara-cara kotor agar menang, penyelenggaratidak adil dan berpihak kepada kandidat tertentu, sertarakyat sebagai pemilih tidak membuat keputusan ber-dasarkan pertimbangan rasional.

Korupsi telah membuat proses pemilihan tidak jujur,bebas, dan adil. Padahal pemilihan yang bebasdan adilsangat vital untukdemokrasi dan memiliki arti penting

Page 37: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

27

dalam memberdayakan warga untuk mendorong agarpolitisi akuntabel. Kecurangan dalam pemilu-termasukdidalamnya korupsi akan merusak fungsi penting pemilu.Korupsi dalam pemilu menimbulkanancaman langsungterhadap demokrasi13. Tentunya implikasi serius dalamdemokrasi adalah akan menurunkan derajat kualitas danintegritas proses demokkasi yang dibangun dalam prosespolitik lokal.

Korupsi pemilu kerap dianggap sebagai bagian darikecurangan pemilu adalah pelanggaran serius terhadaphak untuk memilih. Tindakanyang bertentangan denganhukum dalam rangka mendukung calon atau kandidattertentu dengan merugikan calon/kandidat lain. Jugabisa artikan sebagai manipulasi aturan hukum dalamrangka untuk mendukung calon kandidat tertentu14.

Korupsi pemilu merupakan istilah baru untuk men-jelaskan gejala korupsi pada pelaksanaan pemilu. Korupsidalam konteks pemilu lebih luas makna dan penjelasan-nya dibandingkan dengan pengertian korupsi menurutUndang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Istilah inisendiri lahir dari berbagai macam kajian atas pelang-garan dalam pembiayaan kampanye yang dilakukanpeserta pemilu, khususnya bagi mereka yang menyandangstatus incumbent. Meskipun demikian, tidak tertutupkemungkinan peserta kampanye pemilu lainnya juga bisamelakukan praktek serupa.

Korupsi pemilu (termasuk didalamnya pemilukadalangsung) merupakan bagian dari korupsi politik yang

13 Institutional Corruption and Election Fraud: Evidence from a FieldExperiment in Afghanistan_Michael Callenyand James D. Longz

14 How to prevent and combat electoral fraud in cameroon practicalguide, Friedrich Ebert Stiftung, Yaoundé (Cameroun), 2012.

Page 38: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

28

dilakukan oleh politisi sebelum mendapatkan kekuasaanpada tingkat lokal. Politisi melakukan praktek-praktekharam pada saat pemilukada untuk mempengaruhipemilih. Manifestasi yang paling mencolok dari korupsipolitik pada saat pemilu adalah menyuap pemilih secaralangsung (voter buying).

Menurut Silke Pfeiffer15ketika berbicara mengenaikorupsi pemilu termasuk didalamnya korupsi pemilu-kada akan mengacu pada partai atau kandidat dan parapenyumbang (donatur), pada satu sisi, atau partai ataukandidat dan penyelenggara pemilu, di sisi lain. Dalamkasus pertama berupasumbangan untuk kampanyepemilihan dengan imbal balik setelah kandidat berkuasa.Dalamkasus kedua, partai atau kandidat memanipulasihasil pemilu dengan menyuap petugas pemilihan. Dalamkasus pembelian suara, partai dan kandidat berurusandengan konstituen mereka secara langsung, pemilihmereka supaya gar mau mendukung kandidat tertentu.

Ciri korupsi pemilu adalah melibatkan penyalah-gunaan lembaga pemilihan untuk keuntungan pribadiatau politik16. Karakter pola korupsi pada level penyalah-gunaan kelembagaan penyelenggara terbagi menjadi tigajenis yaitu, manipulasiaturan, manipulasi pemilih, danmanipulasi suara. Manipulasiaturan yaitu mendistorsihukum pemilu dengan tujuan menguntungkan salahsatu pihak atau kontestan dalam pemilihan. Manipulasiaturan pemilu dapat diklasifikasikan sebagai bentukkorupsi pemilu ketika secara serius mendistorsi tingkatlapangan bermain pemilu.

15 Silke Pfeiffer,Vote buying and its implications for democracy: evi-dence from Latin America

16 Birch, Sarah, 2011. Electoral Corruption, Institute for Democracy&Conflict Resolution

Page 39: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

29

Manipulasi pemilih terjadi dalam dua bentuk utama:upaya untuk mendistorsi pilihan pemilihdan upaya untukmempengaruhi ekspresi pilihan pemilih. Cara mendistorsipilihan pemilih bisa dengan taktik kampanye menipu,melanggar aturan dana kampanye (biasanya melalui over-spending), penggunaan sumber daya negara untuk men-dukung calon tertentu, atau bisa dalam liputan mediapemilu. Teknik-teknik ini dirancang untuk mengubahpilihan pemilih yang benar. Bentuk lain mani-pulasipilihan adalahpembelian suara atau intimidasi dengantujuan meningkatkan suarakan didat tertentu.

Sedangkan manipulasisuaraterjadimelalui berbagaibentuk mal-administrasi pemilu. Mulai dari cara curangklasik kesalahan pelaporan, manipulasi kotak suara-hingga cara-cara yang lebih halus dengan mendukungatau menentang kontestan tertentu, termasuk mengurangifasilitas pemungatan suara di daerah lawan, penye-lenggaraan pemilu yang tidak transparan, dan tidak adildalam sengketapemiluyangdiputuskan dipengadilan.

Open Society Justice Initiativememberi gambaran yangjelas mengenai korupsi pemilu. Menurutnya korupsidalam pemilu-terutama berkaitan dengan kepentingandana kampanye baik dari penyumbang pihak ketigamaupun penggunakan sumber daya negara oleh incum-bent tidak hanya merusak proses pemilihan, tapi jugademokrasi. Menurut Open Society korupsi pemilu adalahpraktek pendanaan kampanye baik penerimaan maupunpengeluaran yang menciptakan hubungan koruptifantara penyumbang dan partai politik atau kandidatyang didukungnya maupun pola perilaku koruptif yangterjadi antara peserta pemilu dan voters.

Page 40: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

30

Jadi ada tiga bentuk korupsi pemilu. Pertama, partaiatau kandidat menerima sumbangan dengan imbal balikperlakuan istimewa ketika terpilih. Kedua, kandidat ataupartai menggunakan sumber daya negara dan birokrasiuntuk kepentingan pemenangan dalam pemilihan.Ketiga, menyuap pemilih dan penyelenggara pemilihan.

2.4.1. Manipulasi Pengumpulan Modal Pemenangan

Pendanaan politik berkaitan dengan peran uangdalam politik. Uang mempengaruhi kompetisi politik.Uang merupakan sumber daya utama bagi politisi yangingin memenangkan atau mempertahankan kekuasaan.Uang dapat diubah menjadi banyak sumber daya. Uangdapat membeli barang-barang, keterampilan, dan pe-layanan. Sumber daya yang lain uang dapat diubahmenjadi politik uang, sebagai contoh incumbent meng-gunakan sumber daya publik untuk memberi kontrakdan pekerjaan, mengontrol informasi, dan membuatkeputusan. Uang memperkuat pengaruh politik bagimereka yang memilikinya atau mereka yang memilikiwewenang untuk mendistribusikannya. Pada sisi lainhambatan keuangan dapat menghalangi individu dankelompok dalam mendapatkan akses pada kekuasaan17.

Mengingat pentingnya peran uang dalam meraihatau mempertahankan kekuasaan, pemilukada ditandaijuga persaingan untuk memperoleh modal pemenangan.Berbagai cara digunakan oleh kandidat atau tim sukses-nya guna mendapatkan banyak sumbangan termasukcara-cara yang tidak dibenarkan oleh aturan. Tentu saja,

17 Nassmacher, Karl-Heinz,2001. Foundation for Democracy, Ap-proaches to Comparative Political Finance, Nomos Verlagsgesellschaft,Baden-Baden.

Page 41: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

31

calon incumbent memiliki peluang lebih besar dalammengumpulkan modal pemenangan. Mereka memilikikekuasaan untuk membuat dan memanfaatkan berbagaidana yang sengaja disimpan di hampir semua satuankerja pemerintahan.

Menurut Marcin Walecki, masalah utama dalamkorupsi pemilu berkaitan dengan masalah keuangandalam hal ini pengumpulan modal pemenangan meru-pakan sumber perdebatan berkaitan dengan korupsipolitik. Secara umum, pendanaan politik yang korupdikumpulkan kandidat atau partai, di mana merekamelakukan operasi keuangan untuk keuntungan partaipolitik, kelompok kepentingan, atau calon perseorangandengan cara tidak benar atau tidak sah. Jenis-jenis utamadari politik yang berhubungan dengan keuangan korupsidijelaskan dalam tabel18.

18 Walecki, Marcin, 2003. Political Money and Political Corruption:Considerations for Nigeria. International Foundation for Election Sys-tems (ifes) inec-civil society forum seminar on agenda for electoralreform 27 – 28 november 2003 abuja, nigeria

Page 42: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

32

Tabel 2. Major types of politicalfinance-related corruption

Tipe

Kelompok Aktor Keterangan

Pengeluaran illegal termasuk membeli suara

Pemilih dan Penyelenggara pemilihan

Partai atau kandidat secara langsung atau tidak langusung menyuap pemilih dan penyelengara pemilihan. Mereka menawarkan pemilih berbagai macam insentif seperti hadiah, makanan, alkohol, k erja jangka pendek.

Pendanaan dari sumber tidak jelas

Kandidat dan partai

Partai atau kandidat menerima uang dari organisas i krimimal, teroris , atau pemerintah asing.

menjual jabatan, jasa, dan akses informasi

pegaw ai negeri dan kandidat

Penyumbang mendapat imbalan mendapat posisi seperti duta besar, mentri, atau pengadilan, pangkat, atau gelar kehormatan. Uang juga bisa berguna untuk membeli kuris di parlemen, tempat di partai, atau pencalonan

penyalahgunaan sumber daya negara

Sektor publik

Sumber daya negara seperti APBN/D dan infras truktur, digunakan pemegang kekuasaan untuk kepentingan pemilih melalu cara yang illegal. Partai atau kandidat menggunakan sumber daya negara bagi kepentingan merek a

Page 43: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

33

memperkaya diri kandidat dan politisi

Kandidat diminta untuk berkontribusi dalam jumlah yang besar, lebih bisa dibanding pendapatan res mi mereka kepada bendahara partai dan juga untuk membayar kampanye mereka. Politik menjadi permainan orrang kaya dan anggota yang terpilih mengakumasi dana untuk membayar pemilu berikutnya dengan mengambil prosentas e dari komisi illegal dan menerima suap

Meminta bantuan dari pegawai negara

Pegawai negeri

Partai atau kandidat yang membutuhkan uang sering m emajaki para pejabat baik pejabat publik maupun yang dipilih. Di beberapa rezim partai juga mem aks a pegawai negari m enjadi anggota partai lalu meminta kickabcks untuk beberapa pengeluaran dari gaji mereka.

Aktiv itas yang bertentangan dengan aturan pendanaan polit ik

Partai

Partai atau kandidat menerima sumbangan dari sum ber-sumber yang dilarang atau membuat pengeluaran diatas batas maksimal. Pelanggaran atas syarat keterbukaan seperti manipulasi penghitungan dan laporan atau tidak terbuka dalam laporan pendanaan sehingga menyebabkan skandal polit ik

Page 44: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

34

Bentuk yang paling umum dalam korupsi untukpengumpulan modal pemenangan khususnya pen-danaan kampanye melibatkan penyediaan sumber dayakeuangan atau sumber lainnya oleh kelompok swastakepada partai atau calon dengan imbalan perlakuanistimewa jika kandidat terpilih. Jenis korupsi ini seringmenyebabkan skandal pendanaan, seperti yang telahmengguncang banyak negara dalam beberapa tahunterakhir. Bank Dunia menciptakan istilah ”state capture”untuk merujuk padapengaruhkepentinganswasta atashukum dan politik yang pada awalnya diidentifikasidinegara-negara post communist dalam masa transisi.

Kontribusi polit ik untuk mempengaruhi kontrak atau perubahan kebijakan

Sektor s was ta

Salah satu motivasi kontribusi politik kepada partai atau kandidat adalah kemungkinan memperoleh konsesi dan kontrak. Sumbangan juga diberikan untuk m engubah kebijakan dan aturan pemerintah bagi kelompok kepentingan tertentu

Memaksa swasta untuk menyetor uang keamanan

Sektor s was ta

Pemerasan, sebagai contoh mem alui mem eras, permainan pajak dan bea dapat digunakan untuk memaksa pengusaha untuk menggunakan keuntungannya bagi kepentingan partai

membatas i akses bagi pendanaan partai oposisi

Partai oposisi dan kandidat

Rezim otoriter dengan sistem ekonomi dan polit ik yang patrimonial mempersempit sumber daya keuangan partai oposisi

Page 45: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

35

Ada berbagai cara yang bisa digunakan kandidatuntuk mengumpulkan modal antara lain sumbangan,utang, kontribusi pihak ketiga, iuran anggota, pen-dapatan dari aset atau aktivitas bisnis, dan sumber dayanegara atau publik. Beberapa bentuk sumber modal peme-nangan yang berpotensi memunculkan praktek korupsiantara lain, utang, walau sejatinya akan dikembalikantapi sebenarnya merupakan taktik pemberian hadiahkepada partai atau kandidat dengan balasan pemberiankeistimewaan bagi pemberi utang. Utang bisa diper-lakukan sama seperti donasi sepanjang diikuti syarat keter-bukaan Bantuan pihak ketiga mengacu pada sumbanganbarang dan jasa yang ditawarkan kepada kandidat ataukampanye gratis dan pemberian diskon. Keduanya mestidiperlakukan sebagai pemasukan sesuai dengan nilaipasar. Begitu pula penggunaan sumber daaya negarajika digunakan untuk tujuan kampanye.

Di Indonesia, pengaturan khusus mengenai pe-ngumpulan modal pemenangan dikaitkan dengan danakampanye. Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun2004 mengenai pemerintahan daerah yang menjadi dasarpemilukada, hanya ada tiga sumber dana kampanyekandidat yaitu pasangan calon, partai politik dan/ataugabungan partai politik yang mengusulkan, serta sum-bangan pihak-pihak lain yang tidak mengikat yangmeliputi sumbangan perseorangan dan/atau badanhukum swasta.

Untuk menjaga agar persaingan tidak timpang, semuakandidat memiliki kesempatan yang sama (equal oppor-tunity) dan kandidat tidak dibajak oleh kelompok pe-modal tertentu, maka pemerintah membatasi jumlah

Page 46: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

36

sumbangan dari pihak ketiga. Sumbangan dari per-seorangan dilarang melebihi Rp 50.000.000 dan daribadan hukum swasta dilarang melebihiRp 350.000.000.Sedangkan sumbangan dari kandidat dan partai politikatau gabungan partai politik tidak ada batasan.

Ketentuan dalam UU 32/2004 juga ditegaskan bahwapasangan kandidat dilarang menerima sumbangan ataubantuan lain untuk kampanye yang berasal dari tigapihak. Pertama, negara asing, lembaga swasta asing, lembagaswadaya masyarakat asing dan warga negara asing;Kedua, penyumbang atau pemberi bantuan yang tidakjelas identitasnya; Ketiga, pemerintah, BUMN, dan BUMD.

Dari aspek transparansi, kandidat wajib melaporkandana kampanye kepada KPUD dalam waktu satu harisebelum masa kampanye dimulai dan satu hari sesudahrnasa kampanye berakhir. KPUD mengumumkan me-lalui media massa laporan sumbangan dana kampanyesetiap pasangan kandidat kepada masyarakat satu harisetelah menerima laporan dari pasangan kandidat.

Selain itu,pada aspek akuntabilitas dalam peng-gunaan dana kampanye wajib dilaporkan oleh pasangankandidat kepada KPUD paling lambat tiga hari setelahpemungutan suara. KPUD wajib menyerahkan laporandana kampanye kepada kantor akuntan publik palinglambat dua hari setelah menerima laporan dana kampanyedari pasangan kandidat. Kantor akuntan publik wajibmenyelesaikan audit paling lambat lima belas hari setelahditerimanya laporan dana kampanye dari KPUD. Hasilaudit diumumkan oleh KPUD paling lambat tiga harisetelah KPUD menerima laporan hasil audit dari kantorakuntan publik. Laporan dana kampanye yang diterimaKPUD wajib dipelihara dan terbuka untuk umum.

Page 47: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

37

2.4.2. Penyalahgunaan Sumber Daya Negara danBirokrasi

Korupsi dalam pemilu umumnya diasumsikanhanya berkaitan dengan dengan sumbangan kampanyeoleh pihak ketiga baik individu maupun perusahanadengan tujuan mendapat imbal balik ketika kandidatberkuasa. Jarang mendapat perhatian adalah penomenapenggunaan sumber daya negara oleh kandidat, partaimatau birokrasi untuk tujuan kampanye. Penyalahgunaanmacam itu merupakan bagian dari korupsi dan selalubanyak muncul dalam setiap kampanye di banyak negara.

Penyalahgunaan sumber daya negara untuk tujuankampanye didefiniskan sebagai penggunaan kekuasaandan sumber daya negara dan sektor publik termasukpenggunaan kekerasan, orang, keuangan, materi dansumber daya lainnya oleh politisi incumbent atau politisipartai untuk kepentingan pemilihan mereka, dengancara melawan aturan.

Penyalahgunaan sumber daya negara dan birokrasimengacu pada penggunaan keuangan negara (publik),infrastruktur, dan sumber daya manusia untuk ke-pentingan kampanye. Contohnya, penggunaan parapejabat negara untuk mengatur acara kampanye, sepertiyang terjadi di Rusia, pengeluaran dana publik secaradiam-diam dialokasikan oleh partai yang berkuasaseperti di Zimbabwe, atau penggunaan BUMN untukmenyediakan sumber utama pendapatan incumbent sepertidi Polandia. Di banyak tempat penggunaan birokrasidan sumber daya negara merupakan modal utama untukmempertahankan monopoli kekuasaan incumbent.

Page 48: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

38

Incumbent dan politisi partai memiliki kekuasaan yangluas atas sumber daya dan mereka bisa mendapat ke-untungan dengan cara yang tidak adil dan sistematisdalam proses pemilihan. Sumber daya administratif dapatdi bagi menjadi beberapa bentuk. Pertama, sumber dayapemaksa.Termasuk didalamnya adalah polisi dan aparatpenegak hukum, atau siapa pun yang memiliki ke-kuasaan memaksa secara langsung, mulai dari bea cukaihingga lembaga intelejen. Lembaga-lembaga tersebutbisa saja digunakan untuk mengintimidasi, meng-ganggu, menghalangi, atau bahkan mengeliminasipolitisi lawan.

Kedua, sumber daya aturan. Penyalahgunaan sumberdaya aturan termasuk bias dalam penegakan aturan yangberlaku untuk kepentingan incumbent. Contohnyabermacam-macam, bisa komisi pemilihan yang memintacatat ulang kandidat oposisi higga otoritas perpajakanmelakukan pemeriksaan pajak secara mendadak kepadapartai oposisi di tengah kampanye pemilihan. Ketiga,sumber daya legislatif. Incumbent memaksa menggu-nakan pengaruhnya di pembuat undang-undang agarbebas dari aturan untuk kepentingan politik mereka,sebagai contoh, menghalangi peserta kandidat inde-penden dalam pemilihan, membuat sistem untuk meng-angkat komisi pemilihan yang dijadikannya sebagai alatuntuk mengotrol partai/kandidat tertentu, atau merancangsistem pendanaan dari negara bagi partai politik yanghanya menguntungkan partai tertentu seperti yangterjadi di Zimbabwe.

Keempat, sumber daya institusi, merupakan sumberdaya manusia dan materi milik negara. Termasuk di-

Page 49: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

39

dalamnya gedung pemerintahan, perlengkapan kantor,kendaraan, dan infrasturktur lainnya yang bisa sajadigunakan oleh incumbent untuk kepentingan hampanye,seperti membuat acara di wilayah publik, menggunakansumber daya publik, komputer dan telepon untuk me-ngecek pemilih, menggunakan fasilitas negara untukmencetak dan menyimpan dokumen kampanye, atau meng-gunakan kendaraan negara untuk membawa wargapada acara kampanye incumbent.

Pegawai negara bisa saja digunakan untuk ber-partisipasi dalam aktivitas kampanye yang secaralangsung menguntungkan incumbent. Pegawai biasaumumnya bisa dipakai unrtuk dijadikan staf kampanyeuntuk partai politik. Sedangkan pegawai senior yangbiasanya sudah berafiliasi dengan partai menggunakanposisi meerea untuk mendukung partai atau kandidat-nya. Faktor kunci yang harus dipertimbangkan adalahapakah pegawai negara atau pejabat publik terlibatdalam dalam aktivitas kampanye selama waktu kerja ataudalam kapasitas mereka sebagai pegawai negara.

Kelima, sumber daya keuangan. Uang dari danapublik bisa juga digunakan untuk keuntungan incum-bent yang diambil secara langsung dari badan usahanegara/daerah atau menggunakan anggaran negara/daerah untuk membiayai kampanye atau membeli suara.Penggunana dana publik juga bisa untuk membiayainisiatif ‘kualitas hidup’seperti peningkatan pensiunsebelum pemilihan, rancangan untuk mendorongprospek pemilihan incumbent. Keenam, media negara.Media yang dikontrol oleh negara bisa digunakan untukmempromosikan incumbent. Penyalahgunaan mediamenyebar dalam kampanye di banyak negara.

Page 50: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

40

Penyalahgunaan sumber daya negara berdampakburuk pada pendanaan kampanye dan sistem politiksecara umum. Penggelapan sumber daya negara untukkepentingan kampanye merupakan bentuk penyem-bunyian pendapatan dan secara fundamental merusakstandar aturan mengenai pendanaan kampanye. Lebihumum lagi, penyalahgunaan sumber daya bisa merusakkebebasan sipil, kualitas demokrasi, fungsi institusinegara, dan ini termasuk misalokasi sumber daya publik.

Penggunaan sumber daya negara makin menjadiketika incumbent atau keluarga dan kerabatnya turutdalam pertarungan. Calon incumbent cenderung me-manfaatkan sejumlah dana taktis yang terselip atausengaja disimpan di hampir semua satuan kerja peme-rintahan setahun sebelum pesta demokrasi dilaksanakan.Sejatinya pesta demokrasi lokal yang menjadi ajangsaluran kedaulatan rakyat daerah tak tercemar olehtradisi politik uang. Konsesi biasanya dibangun bersamapara pajabat pemda dalam rangka promosi, demosi, atau,mutasi. Di sini terjadi politisasi birokrasi, dimana aparatpemda cenderung bersikap pragmatis dan realistik.Dampaknya perencanaan didesain sedemikian rupa agarincumbent mendapat dukungan dalam hal logistik melaluisejumlah mata anggaran yang dibuat-buat atau dilebihkan19.

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentangpemerintah daerah, pasal 78 hingga 80 menegaskanpelarangan penggunaan sumber daya negara untuk ke-pentingan pemenangan kandidat termasuk incumbent.Dalam pasal 78 ditegaskan bahwa dalam kampanye

19 Lobolo, Muhadam, 2012. Celah Korupsi di Pemerintahan Daerah,dalam Junal Ilmu Pemerintahan. Jakarta:Masyarakat Ilmu PemerintahanIndonesia.

Page 51: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

41

dilarang: menggunakan fasilitas dan anggaran peme-rintah dan pemerintah daerah. Begitu pula Pasal 79 yangmenyatakan dalam kampanye dilarang melibatkan:hakim pada semua peradilan, pejabat BUMN/BUMD,pejabat struktural dan fungsional dalam jabatan negera,dan kepala desa. Sedangkan pejabat negara yang menjadicalon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalammelaksanakan kampanye tidak menggunakan fasilitasyang terkait dengan jabatannya dan menjalani cuti diluar tanggungan negara.

Larangan pelibatan aparat negara dalam kampanyejuga ditegaskan oleh pasal 79 ayat 4, pasangan calondilarang melibatkan pegawai negeri sipil, anggota TentaraNasional Indonesia, dan anggota Kepolisian NegaraRepublik Indonesia sebagai peserta kampanye dan jurukampanye dalam pemilihankepala daerah dan wakilkepala daerah. Sedangkan pasal 80 juga menyatakannetralitas aparat negara dalam kampanye dengan me-nyatakan bahwa pejabat struktural dan fungsionaldalam jabatan negeri dankepala desa dilarang membuatkeputusan dan/atau tindakan yangmenguntungkanatau merugikah salah satu pasangan calon selama masakampanye.

2.4.3. Membeli Suara

Korupsi dalam pemilu/pemilukada selalu diindentikandengan politik uang atau membeli suara. Secara harfiahmembeli suara merupakan pertukaran ekonomi seder-hana. Kandidat membeli dan warga menjual suara, samaseperti mereka menjual dan membeli, buah apel, sepatu,atau televisi. Membelian suara dapat juga diartikan yaitu

Page 52: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

42

memberikan uang atau manfaat lainnya kepada pemilihuntuk mendukungkan didat tertentu atau kepada penye-lenggara pemilihan sebagai insentif untuk memanipulasihasil pemilu. Kategori ini biasanya sulit untukdipantau,karena kedua belah pihak biasanya akan menutupi transaksi.

Menurut Valeria Busco vote buying merupakan pem-berian uang atau umumnya barang-barang konsumsioleh kandidat atau partai politik kepada pemilih, sebagaibentuk pertukaran dari suara penerima. Pemilih merasamemiliki kewajiban untuk memilih kandidat atau partaiyang telah memberi mereka sesuatu. Dalam risetnya diArgentina bersama dengan Marcelo Nazareno dan Su-san C Stokes, ia memperlihatkan bahwa kelompokekonomi menengah bawah merupakan sasaran utamapolitik uang karena suara mereka sangat mudah di-pengaruhi oleh uang atau barang yang diberikan olehkandidat atau partai20.

Hasil yang sama diperlihatkan dalam riset yangdilakukan oleh Pedro C. Vicente and Leonard Wantchekondi Afrika21. Sasaran utama praktek politik uang adalahkelompok pemilih dengan tingkat pendidikan danpendapatan yang rendah. Dalam penelitian tersebut jugaditunjukan bahwa pendidikan politik sangat efektifdalam mempengaruhi perilaku pemilih. Karena itu,menurut mereka pendidikan pemilih yang dibarengiintervensi pembangunan pada tingkat lokal dapat men-

20 Busco, Valeria, Nazreno, Marcelo, and Stokes, C Susan 2004.Vote Buying In Argentina. Latin American Research Review, Vol. 39,No. 2, June 2004.

21 Vicente, C Pedro and Wantchekon, Leonard, 2009. Clientelism andVote Buying: Lessons from Field Experiments in African Elections. Pa-per prepared for a special issue of the Oxford Review of EconomicPolicy in collaboration with iiG

Page 53: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

43

jadi cara yang sangat efektif untuk menangkal politikuang dan klientelisme-berbasis politik.

Schaffer22 mengategorikan beberapa karakteristikuntuk membedakan vote buying dengan bentuk-bentuklain strategi mobilisasi dalam pemilu, dengan mengacupada cakupan, waktu, dan legalitas. Pertama dari sisicakupan, vote buying seperti patronase merupakan parti-kular (khusus). Keuntungan material diberikan kepadapemilih atau keluarga dengan banyak cara patronaseyang isntan, bisa juga disebarkan ke seluruh lingkunganatau desa. Diberi target khusus membeli suara, politisiatau timnya memiliki kontrol siapa yang akan menerimahadiah.

Kedua dari sisi waktu, membeli suara dilakukanpada menit akhir untuk mempengaruhi pemilihan,biasanya waktu dalam vote buying beberapa hari ataubeberapa jam menjelang pemilihan, atau bisa juga padahari pemilihan. Ketiga, dari sisi legalitas, vote buyingsering bertentangan dengan norma-norma hukum.Sementara pork barrel dan kebijakan alokasi dianggaplegal, sedangkan patronase masih samar-samar. Votebuying hampir selalu dianggap illegal.

22 Schaffer Charles, Frederic, 2007. Election For Sale, The Cause andConsequences of Vote Buying. Ateneo De Manila University Press

Page 54: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

44

Jual beli suara dalam pemilu/pemilukada di Indone-sia bukan hal baru. Dalam pemilu pertama tahun 1955,uang memainkan peran penting dalam proses pemenanganpartai politik.23 Partai membayar orang-orang yang me-miliki pengaruh seperti camat, lurah, mandor, jagoan,agar menggunakan pengaruh mereka untuk memenang-kan partai. Hal tersebut biasanya dilakukan pada tahapanakhir kampanye. Sumber utama dana partai berasal dari

Tabel 3. Perbandingan Strategidistribusi mobilisasi pemilu

Strategi distribusi mobilisasi

pemilu

Cakupan Waktu Legalitas

Kebijakan alokasi Sem ua pem ilih

Sulit ditentukan, dapat terjadi di semua fase pemilihan

Legal

Pork Barrel Distrik Lokal

Sulit ditentukan, dapat terjadi di semua fase pemilihan

Legal

Patronase

Lingkungan, desa, keluarga, indiv idu

Terus menerus sepanjang fase pemilihan

Abu-abu

Vote Buying Keluarga, indiv idu

Beberapa hari atau jam sebelum pemilihan, atau hari pemilihan

I llegal

23 Bumke, Daniel, Challenging Democratisation: Money Politics andLocal Democracy in Indonesia

Page 55: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

45

korupsi poltik. Mereka menggunakan posisi menteriuntuk mengalirkan uang ke kas partai atau mengguna-kan patronase untuk memperoleh pengaruh atau pen-danaan secara tidak langsung. Contohnya, memperolehotoritas untuk menggunakan zakat untuk kampanye.Sumber dana partai juga bisa berasal dari bisnis. PNImemiliki sumber pendapatan tambahan yang berasal darikelompok bisnis Indonesia dan China, PKI dari donasidari kelompok bisnis China, serta Masyumi dari pemiliklahan dan pengusaha batik.

Hal yang sama terjadi pada era orde baru. Merekamemaksa menempatkan kader-kader golkar dan militeryang memiliki posisi penting dalam orde baru padaposisi-posisi penting. Cara lain memaksa tokoh-tokohberpengaruh untuk bergabung dengan Golkar. Dana-dana negara dalam bentuk proyek dijadikan sebagaikompensasi bagi para pendukung Golkar untuk me-menangkan pemilihan. Sedangkan era reformasi, votebuying menyebarluas dan berlangsung dengan siste-matis. Malah, tanpa strategi vote buying mustahil bagikandidat atau partai untuk memenangkan proses pe-milihan. Bentuk vote buying bermacam-macam mulaidari kaos, rokok, hingga uang transport.

Dalam Undang-undang 34 tahun 2004, pasal 82ditegaskan bahwa pasangan calon dan/atau tim kampanyedilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang ataumateri lainnya untuk mempengaruhi pemilih. Pasangancalon dan/atau tim kampanye yang terbukti melakukanpelanggaran berdasarkan putusan Pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksipembatalan sebagai pasangan calon oleh DPRD.

Page 56: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

46

3.1. Gambaran Umum Daerah Monitoring danRiset

ICW melakukan monitoring dan riset terkait penye-lenggaraan Pemilukada langsung di delapan daerah yaituKabupaten Pandeglang, Kabupaten Kampar, KotaJayapura, Kota Kendari, Kota Banda Aceh, KotaLhokseumawe, Provinsi Banten, Provinsi Jakarta.

Kabupaten Pandeglang terdiri atas 35 kecamatandengan 13 kelurahan dan 322 desa. Jumlah penduduknyamencapai 1.149.064 orang, terdiri dari 560.938 perempuandan 588.126 laki-laki. APBD Kabupaten Pandeglangsangat bergantung pada dana transfer dari pemerintahpusat. Pada tahun 2007, dari total pendapatan sebesar686.581 miliar, sebanyak 606.603.miliar atau 88,4 persenberasal dari dana perimbangan. Begitu pula tahun 2008,90 persen pendapatan berasal dari pusat yaitu Rp. 717,094

GAMBARAN UMUMDAERAH dan PROSES

PEMILUKADA

BAB III

Page 57: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

47

miliar dari total pendapatan Rp. 770,574 miliar rupiah.Sedangkan tahun 2009, jumlah pendapatan dari trans-fer pusat mencapai 92 persen dari seluruh penerimaandaerah.

Pada tahun 2009, PDRB perkapita atas dasar hargaberlaku Pandeglang sebesar 6,79 juta rupiah atau me-ningkat 6,88 persen dibanding tahun sebelumnya. NilaiPDRB per kapita atas dasar harga berlaku cen-derungmenunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun karenaadanya pengaruh kenaikan harga (inflasi). Sedangkanapabila dihitung berdasarkan harga konstan, PDRB perkapita Pandeglang sebesar 3,62 juta rupiah ataumeningkat 3,29 persen dibanding tahun 2008.

Walau merupakan salah satu basis santri di Banten,tapi partai berlabel agama ternyata kesulitan kesulitanmendulang suara di Pandeglang. Pada era orde baru,Golongan Karya (Golkar) selalu menjadi pemenang mutlakdalam setiap pemilu. Dalam pemilu 1999 giliran PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) yang berjayatapi Golkar kembali unggulpada pemilu tahun 2004.Tahun 2009, Golkar dikalahkan oleh Partai Demokrat.Demokrat memperoleh 7 kursi, Golkar 5 kursi, PPP danPDI P masing-masing 1 kursi.

Kabupaten Kampar. Secara adminsitrasi KabupatenKampar tergolong kabupaten terluas di Provinsi Riau.Jumlah penduduknya tahun 2009 tercatat 679.285 jiwa,komposisinya penduduk perempuan 327.492 jiwa danpenduduk laki-laki 351.793 jiwa. Dilihat dari tinggijumlah penduduk perkecamatan, bahwa kecamatanyang terpadat penduduknya adalah kecamatan Kamparyaitu 333 jiwa /km, diikuti oleh kecamatan kampar utara226 jiwa /km.

Page 58: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

48

Dalam sektor perekonomian terbagi dalam tigasektor besar yaitu pertanian, industri, dan perdagangan.Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian sebesar59,51%, sedangkan sektor industri sebesar 17,97%.Kemudian pada sektor perdagangan sumbangan sebesar6,56%. Pada tahun 2008 meningkat pada sektor per-tanian sumbangan sebesar 59,30%, industri sebesar17,31% dan sektor perdagangan sebesar 6,89%.

Berdasarkan hasil pemilihan umum tahun 2009 laluyang diikuti oleh 44 Partai Politik, hanya 14 partai yangmendapatkan kursi. Partai pemenangnya adalah Golkardengan 11 kursi, diikuti oleh Demokrat 6 kursi, PKS 5kursi, PAN 4 kursi, PPP dan PBB masing-masing men-dapat 3 kursi, PDI P, PDK, Gerindra, PBR, dan Hanuramemperoleh 2 kursi, serta PDP, PKB, dan PPRN yangmasing-masing memenangkan 1 kursi.

Kota Jayapura. merupakan Ibu Kota Provinsi Papua.Luasnya 940 Km² dan memiliki lima Distrik yaitu DistrikAbepura dengan ibukota Asano, Distrik Jayapuraselatan dengan ibukota Entrop, Distrik Jayapura Utaradengan ibukota Tanjung Ria dan Distrik Muara Tamidengan ibukota Skouw Mabo dan Distrik Heram denganibukota Waena. Distrik. Tahun 2010 penduduk kotaJayapura berjumlah 280.874 jiwa. Angka PDRB atas dasarharga berlaku pada tahun 2008 sebesar 4,83 trilyun ru-piah dan pada tahun 2009 naik hingga 5,97 trilyun ru-piah. Sedangkan angka PDRB atas dasar harga konstantahun 2009 sebesar 2,77 trilyun rupiah, lebih tinggidibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 2,39trilyun rupiah. Dari nilai tersebut juga bisa diketahuipeningkatan nilai PDRB Kota Jayapura atas dasarkonstan sebesar 2,35 kali dibanding dengan tahun 2000.

Page 59: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

49

Struktur ekonomi Kota Jayapura pada tahun 2009masih didominasi oleh sektor pengangkutan dan komu-nikasi. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasiterhadap nilai pembentukkan PDRB mencapai 21,05persen. Konstribusi sektor perdagangan, hotel dan res-toran di tahun 2009 sebesar 20,28 persen sedikit lebihrendah dari tahun sebelumnya dengan kostribusi sebesar20,60 persen. Dengan demikian sektor perdagangan,hotel dan restoran masih menempati posisi kedua sebagaisektor yang memberikan kostribsi terbesar terhadapperekonomian Kota Jayapura.

Untuk komposisi anggota DPRD di Kota Jayapuramasih didominasi oleh Golkar (7 Anggota), PartaiDemokrat (4 Anggota), Partai Keadilan Sejahtera (3anggota), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ( 3anggota), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( 3anggota), Partai Amanat Nasional (2 anggota), PartaiDamai Sejahtera (2 anggota) diikuti dengan satu darisetiap perwakilan partai yaitu Partai Indonesia Sejah-tera, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai NasionalIndonesia Marhainisme, Partai Gerakan Indonesia Raya,Partai Hati Nurani Rakyat.

Kota Kendari mempunyai sepuluh wilayah kecamatandan 64 kelurahan, Kota Kendari didiami oleh 4 kelompoksuku besar yaitu Tolaki, Muna, Buton, Bugis-Makassar,namun yang unik bahwa semua etnis yang ada diwilayah Indonesia dapat dijumpai di Kota Kendari. Hete-rogenitas masyarakat yang sangat membanggakanadalah masyarakatnya selalu ingin hidup berdampingandengan damai menjaga persatuan dan kesatuan, se-hingga stabilitas daerah tetap terjaga dengan baik; hal

Page 60: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

50

ini merupakan modal dasar untuk melakukan pem-bangunan demi kemajuan dan perkembangan kota di-masa sekarang dan yang akan datang.

Lembaga Legislatif di Kota Kendari dalam tahun2011 terdiri dari 11 (sebelas) fraksi yaitu Fraksi PANsebanyak 5 orang anggota dan berturut-turut FraksiGolkar, Demokrat, PKS, Hanura masing-masing 4 or-ang anggota, Fraksi PDIP 3 orang anggota, PBB 2 or-ang anggota fraksi PPP, PBR, dan Gerindra masing-masing mempunyai 1 (satu) orang anggota, sedangkanFraksi PPDI belum ada gantinya.

Jumlah penduduk Kota Kendari sebanyak 295.737orang, masing-masing 146 420 perempuan dan 149.317laki-laki. Sebagian besar pekerjaan penduduknya adalahusaha jasa dan perdagangan. Pekerjaan lain yang di-geluti oleh mayoritas penduduk Kota Kendari adalahtransportasi dan komunikasi, industri, dan pertanian.

Kota Banda Acehberpenduduk 224.209 orang, yangterdiri atas 115.296 laki-laki dan 108.913 perempuan. Darihasil Sensus Penduduk tahun 2010, penyebaran pen-duduk Kota Banda Aceh bertumpu di Kecamatan KutaAlam yakni sebesar 18,79 persen, Syiah Kuala 15,75persen, Baiturrahman 13,60 persen, Lueng Bata 10,53persen, Ulee Kareng 10, 06 persen, Jaya Baru 10,03 persen,Banda Raya 9,31 persen, Meuraxa 7,28 persen, dan KutaRaja 4,65 persen.

Pada pemilihan umum anggota legislatif 2009, partaipolitik yang ikut serta sebanyak 44 (empat puluh empat)partai, 6 (enam) diantaranya adalah partai politik lokaldi Aceh. Untuk Kota Banda Aceh, pemilihan umum ter-sebut dimenangkan oleh Partai Demokrat dengan jumlah

Page 61: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

51

8 (delapan) kursi. diikuti oleh Partai Aceh dengan jumlah6 (enam) kursi. Secara keseluruhan, jumlah kursi diParlemen Kota Banda Aceh sebanyak 30 (tiga puluh) kursi.

Kota Lhokseumawe adalah salah satu di ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam yang berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera, di antara Banda Aceh danMedan, sehingga kota ini merupakan jalur distribusi danperdagangan yang sangat penting bagi Aceh. Lhokseumaweditetapkan statusnya menjadi pemerintah kota berdasar-kan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 (tanggal 21Juni 2001). Kota Lhokseumawe memiliki luas wilayah181,10 km², terbagi dalam empat kecamatan yaitu BandaSakti, Muara Dua, Blang Mangat, dan Muara Satu.

Manyoritas kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kota(DPRK) Lhokseumawe dikuasi oleh Partai Aceh. Dari25 (dua puluh lima) kursi, sebanyak 13 (tiga belas) kursi dikuasai oleh Partai Aceh, Demokrat mendapat empatkursi, PAN dua kursi, PKS dua kursi, dan PPP, SuaraIndependen Rakyat Aceh (SIRA), Golkar, Partai BersatuAceh (PBA) masing-masing satu kursi.

Provinsi Banten. Banten terbentuk berdasarkanUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, setelah sebelumnyamenjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Memilikidelapan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Serang,Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, KabupatenTangerang ditambah Kota Tangerang, Kota Serang, KotaCilegon dan Kota Tangerang Selatan. Jumlah pendudukBanten, berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, ter-catat sebanyak 10.644.030 jiwa, yang terdiri atas 5.440.783laki-laki dan 5.203.247 perempuan.

Page 62: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

52

Demokrat menjadi partai pemenang dalam pemilulegislatif tahun 2009 di Provinsi Banten dengan mem-peroleh 18 kursi, disusul oleh Partai Golkar dengan 13kursi, PKS mendapat 11 kursi, PDI P memperoleh 10kursi, Hanura 6 kursi, Gerindra, PPP, dan PKB masing-masing 5 kursi, PBB 3 kursi, PAN dan PKPB 2 kursi,serta PBR, PDS, PKNU, PKNUI, dan PPD masing-masing mendapat 1 kursi

Provinsi DKI Jakartamerupakan ibu kota negara.Terdiri dari enam wilayah, Jakarta Pusat, Jakarta Barat,Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, danKepulauan Seribu. Hingga awal 2012, total jumlahpenduduknya mencapai 10.187.595 orang yang terdiridaari, 5.252.767 laki-laki, 4.933.828 perempuan. Sebagaipusat pemerintahan, Jakarta merupakan pusat bisnisdan keuangan. Kantor-kantor pusat perusahaannasional sebagian besar berlokasi di Jakarta. APBD DKIJakarta pun yang paling tinggi dibanding daerah-daerahlain. Pada 2012, sebesar Rp. 36,02 triliun, naik 13,6 persendari tahun 2011 yang hanya sebesar Rp. 31,7 triliun.Jakarta merupakan salah satu kota di Asia denganmasyarakat kelas menengah yang cukup banyak. Tahun2009, 13 persen masyarakat Jakarta berpenghasilan diatas US$ 10.000.

Dari sisi politik, Jakarta memiliki 21 perwakilan diDPR (ada tiga daerah pemilihan) dan empat oranganggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Berdasarkanhasil pemilu legislatif 2009, DPRD Jakarta memperolehtotal 94 kursi. Sebagian besar di kuasai oleh PartaiDemokrat (32 kursi), PKS (18 kursi), dan PDI P (11kursi), (Golkar 7 kursi), PPP (6 kursi), Geridra (kursi),

Page 63: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

53

Hanura (4 kursi), PDS (4 kursi), PAN (4 kursi), danPKB (1 kursi).

3.2. Gambaran Umum Pemilukada Langsung diDelapan Daerah

Dalam rentang tahun 2010 hingga 2012, puluhanpemilukada langsung diselenggarakan di berbagaidaerah, delapan diantaranya dijadikan sebagai lokasiriset dan pemantauan oleh ICW yaitu KabupatenPandeglang, Provinsi Banten, Kabupaten Kampar, KotaJayapura, Kota Lhokseumawe, Kota Banda Aceh, KotaKendari, dan Provinsi Jakarta. Dua daerah, KabupatenPandeglang dan Kota Jayapura dilakukan pasca-pemilukada, jadi titik tekannya lebih pada riset evaluasi,sedangkan enam daerah lainnya dilakukan pemantauanlangsung dan bekerjasama dengan mitra lokal di masing-masing daerah.

Berikut gambaran umum pemilukada langsung dimasing-masing daerah.

Pemilukada di Kabupten Pandeglang diselenggara-kan pada 3 Oktober 2010. Ini merupakan Pemilukadakedua, setelah tahun 2005 yang memenangkan pasanganDimyati Natakusuma dan Erwan Kurtubi sebagai bupatidan wakil bupati. Ada enam pasangan yang bersaing.Pertama, Erwan Kurtubi dan Hj. Heriyani yang di-dukung oleh Partai Golkar, Demokrat, PKS, PKB, Hanura,PKPB, PPRN, dan PMB. Erwan Kurtubi sebelumnyamenjabat sebagai wakil Bupati Pandeglang. Pada 28Oktober 2009, Erwan menjadi Bupati karena DimyatiNatakusumah memilih untuk menjadi anggota DPR RIdari partai PPP. Sedangkan Hj. Heryani adalah istri Tb.

Page 64: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

54

Chasan Sochib, yang dikenal sebagai pengusaha Bantendan juga ayah Rt Atut Chosiyah Gubernur Banten. Se-belum maju menjadi wakil Bupati, Heryani adalahanggota DPRD Pandeglang dari Partai Golkar.

Kedua, Irna Narulita Dimyati-Apud Mahpud. Peng-usungnya adalah PPP, PDIP, dan PPPI. Irna merupakanistri mantan Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah.Ia adalah anggota DPR-RI priode 2009-2014 dari PPP.Sementara Apud Mahpud adalah pengusaha dan pernahmenjadi anggota DPD-RI periode 2004-2009. Ketiga,Yoyon Sudjana-Muhamad Oyim. Merupakan pasangancalon independen. Yoyon Sudjana adalah Kepala DesaHarapan Karya dan wakil ketua Asosiasi Kepala DesaSeluruh Indonesia (APDESI) Banten. Sedangkan MuhammadOyim adalahi Wakil Sekretaris Jendral (Sekjen) DewanPimpinan Pusat Badan Pembina Potensi Keluarga BesarBanten (BPPKB). BPPKB dikenal sebagai lembaga ‘jawara’Banten.

Keempat, Edi Suhaedi-Aprilia Hedysanty Puteri.Keduanya diusung oleh Partai Gerindra, PBR, dan 22partai non-parlemen. Edi adalah dosen di UniversitasMathlaul Anwar Pandeglang, pengacara, sekaliguspengusaha. Sementara Aprilia merupakan putri dari AdeSudirman. Ade Sudirman ikut mencalonkan diri dalampemilihan bupati priode tahun 2005-2009 tapi kalah. Padatahun 2010, ia tersangkut kasus korupsi tiket dikementrian luar negeri. Kelima, Sunarto-Agus WahyuWardhana. Pekerjaan Sunarto adalah guru sekaliguspengusaha. Sementara Agus Wahyu Wardhana adalahaktivis Lembaga Swadaya Masyarakat dan wartawanmingguan antara lain Media Demokrasi dan Media NR.

Page 65: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

55

Pasangan keenam adalah Djajat Mujahidin-Enjat Sud-rajat. Djajat Mujahidin dikenal sebagai kontraktor danpemilik hotel di Pandeglang. Sedangkan calon wakilnya,Enjat Sudrajat merupakan birokrasi, pernah menjabatsebagai Kepala Sub-Bagian Juklak Sekretariat Daerah(Setda) Provinsi Jawa Barat

Dalam pemilihan yang diselenggarakan pada 3 Okto-ber 2010, pasangan incumbent Erwan Kurtubi-Heriyanimeraih suara terbanyak, yaitu 239.510 (43%). Disusulpasangan Irna Narulita Dimyati -Apud Mahfud yangmeraih 204.652 (37%). Tapi karena diwarnai olehberagam kecurangan, pada 13 Oktober 2010, pasanganIrna Narulita-Apud Mahpud mengajukan sengketaPemilukada terhadap kemenangan Erwan Kurtubi-Heriyani ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pada 4 No-vember 2010, MK mengabulkan gugatan yang diajukanpasangan Irna Narulita-Apud Mahpud.

Berdasarkan amar putusan MK No 190/PHPU.D-VIII/2010, MK memutuskan agar KPUD Pandeglangmelaksanakan pemungutan suara ulang di semua TPSse-Kabupaten Pandeglang dan mengikutsertakan enampasangan calon bupati/wakil bupati Pandeglang. Selainitu, MK juga membatalkan keputusan KPU PandeglangNo 29/KPU-PDG/X/ 2010 tentang penetapan rekapitulasihasil dan penghitungan suara.

Pada 26 Desember 2010, KPU Pandeglang menggelarpencoblosan ulang. Hasilnya pasangan Erwan-Heryanimemperoleh 265.263 suara atau 49,62 persen dari totalsuara sah 534.494. Sedangkan posisi kedua ditempatipasangan Irna Narulita-Apud Mahpud yang meraih220.624 suara atau 41,27 persen, diikuti Yoyon Sudjana-

Page 66: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

56

Muhamad Oyim 22.003 suara (4,12 persen). Pada posisiempat ditempati pasangan Edi Suhaedi-Aprilia Hedy-santy Puteri 13.707 suara (2,56 persen), kemudianSunarto-Agus Wahyu Wardhana 6.471 suara (1,21persen) dan Djadjat Mudjahidin-Endjat Sudirdjat 6.426suara (1,20 persen).

Terkait dengan hasil pemilihan ulang, sebenarnyapasangan Irna Narulita-Apuda Mahpud mengajukankembali gugatan, namun MK menolak gugatan hasilpencoblosan ulang. Dalam amar putusannya, majelishakim berpendapat perolehan suara Pemilukada Pan-deglang sah. Dalam kegiatan pemungutan suara ulang(PSU) 26 Desember 2010, tidak ditemukan hal yang dapatmemengaruhi hasil perolehan suara secara signifikandan dapat mengubah peringkat perolehan suara sertaketerpilihan dari masing-masing pasangan calon. Ke-putusan MK itu berarti menetapkan Erwan Kurtubi-Heryani sebagai pemenang pemilukada Pandeglang.

Pemilukada di Provinsi Banten.Pemilukadadiselenggarakan pada 22 Oktober 2012 dan diikuti olehtiga pasangan calon. Pertama, pasangan incumbent, RatuAtut Choisiyah dan Rano Karno. Mereke didukung olehgabungan banyak partai yaitu sebelas partai yangmemiliki kursi di DPRD Banten seperti Partai Golkar,PDIP, Hanura, Gerindra, PKB, PAN, PBB, PPNUI, PKPB,PDS, dan PPD, juga partai non parlemen antara lainPMB, PDP,PPRN, PKPU, PDS, PKPB, Partai Merdeka,PNI Marhaen, Partai RepublikaN, dan Partai Patriot

Ratu Atut Chosiyah sulung dari tiga bersaudara,putra-putri pasangan Haji Tubagus Chasan Sochib danHajjah Wasiah. Ia pernah menjadi ketua Kamar Dagang

Page 67: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

57

dan Industri Daerah (KADINDA) Provinsi Banten danbendahara DPP Partai Golkar. Pada 11 Januari 2002, RatuAtut Chosiyah diangkat menjadi Pelaksana Tugas (plt)Gubernur Banten, setelah Gubernur Banten sebelumnya,Djoko Munandar dipenjara karena terseret kasus korupsi.Saat Pemilukada langsung pertama di Banten padatahun 2006, Rt Atut berpasangan dengan MohammadMasduki memenangkan pemilihan dengan mendapatkan1.445.457 (40,15 persen) dari 3.599.850 suara sah.Sedangkan wakilnya, Rano Karno merupakan aktor. Se-belum berpasangan dengan Rt.Atut, ia menjabat wakilBupati Tangerang.

Pasangan kedua adalah H.Wahidin Halim dan IrnaNarulita yang didukung oleh Partai Demokrat. H.Wahidin Halim merupakan seorang birokrat. Ia pernahmenjadi kepala desa, camat, kepala dinas, asisten tatapraja, dan sekretaris kota. Ia juga ketua DPD PartaiDemokrat Provinsi Banten. saat mencalonkan dirimenjadi Gubernur Banten, doktor ilmu administasiUNPAD tersebut menjabat sebagai Walikota Tangerang.Saat pemilihan walikota untuk kedua kalinya untukpriode 2008-2013, Wahidin berpasangan dengan Arief RWismansyah dan mampu meraih kemenangan telak daridua rivalnya hingga 87 persen. Sedangkan Irna Narulitaadalah anggota DPR RI. Ia adalah istri mantan BupatiPandeglang, Dimyati Natakusuma dan pernah men-calonkan diri menjadi Bupati Pandeglang, tapi dikalah-kan oleh ibu tiri Ratu Atus Choisiyah, Hj.Heriyani.

Ketiga pasangan Jazuli Zuwaini yang didukungPKS dan PPP. Jazuli adalah anggota DPR RI dari PKSsekaligus anggota Badan Anggaran. Ia pernah men-

Page 68: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

58

calonkan diri menjadi Bupati Kabupaten Tangerangberpasangan dengan Airin Rahmi Diani adik ipar Rt AtutChosiyah, namun gagal. Makmun Muzzaki merupakananggota Komisi I DPRD Banten. Ia adalah pengurusDewan Pimpinan Wilayah PPP Banten itu dan pernahmenjadi anggota Panwas Kota Cilegon.

Pilgub Banten yang diikuti oleh 7.118.587 pemilih,dimenangkan oleh pasangan Rt Atut Chosiyah-RanoKarno. Pasangan yang diusung oleh 11 partai politikdan 22 partai politik non parlemen tersebut, berhasilmemperoleh suara terbanyak, yakni 2.136.035 suara atau49,65 persen. Hasil penghitungan suara KPU Provinsidisengketakan oleh dua pasangan yang kalah ke MahkamahKonstitusi (MK) karena ada dugaan kecurangan yangdilakukan oleh pasangan Atut-Rano. Namun, setelahmelewati proses pengadilan, MK menolak gugatantersebut sehingga otomatis pasangan Atut-Rano sudahsah secara hukum memenangkan Pilgub Banten tahun2011. Walaupun MK juga merekomendasikan agarpelanggaran pidana ditindaklanjuti oleh pihak terkait.

Pemilukada di Kabupaten Kampar diselenggarakanpada 10 Oktober 2011 dan diikuti oleh empat pasangancalon. Pertama, Ir. Nasrun Efendi, MT dan H. TM. Nizar,SH, M.Hum. Nasrun Efendi pernah menjabat di be-berapa posisi strategis pemerintahan daerah. Ia pernahmenjadi Kasi Pengairan DPU kampar, Kabid Fisik danPrasarana Bappeda Kampar, Kasi Ciptakarya DPUKampar, Kepala Dinas Tata Kota Pekanbaru, kepalaSubdin ALKAL, Pj. Walikota Dumai, dan kepala BappedaProv. Riau. Selain itu, ua pun aktif di lembaga sosialkemasyarakatan seperti Lembaga Adat Melayu (LAM)

Page 69: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

59

Pekanbaru. Sama seperti Nasrun, calon wakilnya T.M.Nizar merupakan birokrat. Berbagai posisi seperti staf,kasubag, bedahara berbagai dinas di Riau pernah iajabat. Jabatan terkahirnya adalah sekwan DPRD Kabu-paten Siak. Keduanya didukung oleh partai kecil yangtergabung dalam Koalisi Rakyat Bersatu. Seperti PBB,PDK, Partai Buruh, PPNUI, PMB, PDP, PPRN, PKPU,Partai Barnas, dan PDS.

Kedua, pasangan Burhanudin Husen, SH, M.Humdan H. Zulher MS. Burhanudin Husen merupaakn calonincumbent. Ia memiliki banyak pengalaman dalambirokrasi di Provinsi dan beberapa kabupaten di Riau.Pada tahun 2007 mulai berkecimpung dalam duniapolitik dan bergabung ke partai Golkar. Sekarang iamenjadi ketua DPD II Golkar Kabupaten Kampar. Drs.Zulher adalah sekretaris daerah Kampar ketika Burha-nudin Husein menjadi bupati. Sama seperti Buhanudin,Zulher merupakan birokrat. Selain sekda, ia pernahmenjadi ketua Bappeda dam kepala Bapedalda Kampar.Pasangan Burhanudin Husen dan Zulher diusung olehpartai-partai besar seperti Golkar, Hanura, PPP, PKB,PBR, Partai Gerindra, dan PDI P.

Pasangan ketiga, Jefry Noor dan- H. Ibrahim Ali.SH. Jefri Noer pernah menjadi Bupati Kampar periode2001-2006, ketika pemilihan masih dilakukan DPRD.Sebenarnya, ketika mekanisme diubah menjadi pemilu-kada langsung, ia kembali mencalonkan diri tapi ter-nyata kalah. Jefry merupakan pengusaha sekaliguspolitisi. Ia adalah direktur utama PT.RSP dan PT.RJSdan pernag menjadi anggota DPRS Provinsi Riau.Ibrahim Ali yang dicalonkan menjadi wakil merupakan

Page 70: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

60

pengusaha dan juga aktivis ormas. Ia pernah bergabungdi KNPI, AMPI, dan Karang Taruna. Adapun partai yangmengusung mereka adalah Demokrat, PAN, dan PKS.

Berdasarkan pleno KPU Kabupaten Kampar, pasanganJefry Noer dan Ibrahim Ali mendapatkan suara sah ter-banyak yaitu 125,231 suara atau 45,85 persen. Sedang-kan dua saingannya, pasangan Burhanudin dan Zulhermendapatkan suara sebanyak 110.792 atau 40,56 persen,serta Nasrun Efendi dan T.M. Nizar sebanyak 37.095suara atau 13,59 persen.

Pemilukada di Kota Jayapura.Pemilukada KotaJayapura dilaksanakan pada 11 Oktober 2010 dan 18 Mei2011.Pada pemilukada 11 Oktober 2010, awalnya adadelapan pasangan yang mendaftar, namun setelah dive-rifikasi, KPU hanya meloloskan enam pasangan. Akantetapi setelah pemungutan suara, dua pasangan yangdianulir mengajukan gugatan kepada KPU lewat PTUNdan dilanjutkan keMK. Gugatan pasangan HendrikWaromi dan Peneisi Kogoya dimenangkan MK sehinggadiharuskan Pemilukada ulang yang diikuti oleh 7 pa-sangan calon.

Tujuh pasangan kontestan Pemilukada didominasioleh birokrat dan pengusaha. Mereka adalah Abisay Rolodan Reyneilda Magdalena Kaisepo, keduanya pengusahadan diusung oleh PNIM, Partai Hanura, PIS, PPD, PDP,Partai Barnas, PPI, PKP, PKDI, dan PPDI. Kedua, BenhurTommimano dan Nur Alam, mantan kepala dinas pen-dapatan daerah Kota Jayapura, Pasangan ini didukungoleh PDI P, PKS dan PKPI. Ketiga, Musa Jouwe danRustam Saru. Musa adalah kepada dinas Perdagangandan perindusrian kota Jayapura, sedangkan Rustam

Page 71: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

61

anggota DPRD. Mereka mendapat dukungan dari Golkardan PAN. Keempat, Jan Hendrik Hamadi dan LievelienLouisa. Jan Hendri merupakan kepala dinas pariwisatakota Jayapura, sedangkan pasangannya adalah istrikepala dinas Pekerjaan Umum Propinsi Papua. PartaiDemokrat, PBR, PDK, PBB, PMB, PNBKI, PPB, PartaiRepublik, PKNU, dan PNNUI yang mengusung mereka.Kelima, Tobias Solossa dan Haryanto. Latar belakangTobias adalah ketua dinas informasi daerah ProvinsiPapua sekaligus pengusaha IT. Partai pengusungnyayaitu Partai Merdeka, PKB, PPRN, PDS, PartaiGerindra, PPP, Partai Patriot, PSI, dan Partai Pelopor.Keenam, Pdt Fedrik Hendrik Toam dan Jimmy SpenyelAnsanai. Mereka merupakan tokoh agama dan masya-rakat, ikut bertarung melalui jalur perseorangan. Ketujuh,Hendrik Waromi dan Peneisi Kogoya yang berlatarbelakang pengusaha dan advokad. Mereka pun melaluijalur perseorangan.

Berdasarkan hasil Pemilukada pada 25 Mei 2011,pasangan Benhur Tomminanu dan Nur Alam mem-peroleh suara terbanyak, 40,79 persen. Disusul oleh YanHendrik dan Evelyn, 22,85 persen, Tobias Salossa danHaryanto sebesar 16,75 persen.Tapi hasil penghitungansuara KPUD digugat pasangan calon yang kalah ke MK.Sebagian besar mempermasalahkan independensi KPUD.Namun MK menolak gugatan mereka sehingga KPUKota Jayapura menetapkan Benhur Tomimano dan NurAlam sebagai Walikota Kota dan Wakil Walikota Jaya-pura periode 2011-2016.

Pemilukada Lhokseumawe diselenggarakan pada9 April 2012. Diikuti oleh sebelas pasangan calon walikota

Page 72: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

62

dan wakil walikota. Sebagian besar menggunakan jalurperseorangan. Mereka adalah Pertama, Drs. Sofyansyahdan T. Faisal Tjut Ibrahim. Drs. Sofya adalah PegawaiNegeri Sipil (PNS) sedangkan wakilnya wiraswasta.Keduanya melalui jalur perseorangan. Kedua, , H.M.Yusuf Ismail Pase, SH dan Mahyeddin Saad, SH. Meru-pakan pasangan advokad dan wiraswasta. Mereka punmenggunakan jalur perseorangan. Ketiga, Drs. H.Rachmatsyah, MM dan Drs. H. Mursyid Yahya, M.Pd.Drs. H. Rachmatsyah, MM adalah mantan Pj WalikotaLhokseumawe yang telah menjabat selama 3 (tiga)periode dari 1987-1993,1998–2003, dan 2003-2007.Sedangkan Mursyid Yahya adalah Pegawai Negeri diPemkot Lhokseumawe. Mereka diusung Partai Demo-krat. Keempat, H. Tarmizi Daud dan Amrizal J. Prang,SH. LLM yang merupakan wiraswasta dan dosen. Jaluryang mereka gunakan adalah perseorangan. Kelima,H.Nazaruddin Ibrahim, S.H., M.I.P.S. dan H. ZoelbahryAbubakar, S.E. Nazaruddin adalah staf ahli KIP AcehUtara, sedangkan Zoelbahry pegawai PT. Bank Mandiri.Mereka pun menggunakan jalur perseorangan. Keenam,H. Fuady Sulaiman, ST dan Helmi Musa Kuta, SH. H.Fuadi sulaiman adalah politisi PKS dan anggota DewanPerwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di level provinsi selama2 (dua) periode. Sedangkan Helmi Musa Kuta, SH adalahmantan anggota DPRK Lhokseumawe. Helmi Musa Kutasekarang menjabat sebagai ketua Partai Daulat Aceh(PDA) Kota Lhokseumawe.

Ketujuh, H. Munir Usman dan Suryadi, SE. MM.H.Munir merupakan calon incumbent, ia WalikotaLhokseumawe periode 2007–2012. Suryadi SE, MM yangmerupakan wakil Ketua II DPRK Lhokseumawe. Mereka

Page 73: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

63

diusung oleh gabungan partai politik seperti PAN,GOLKAR, PPP, SIRA, DAN PBA. Kedelapan, Drs. H.Marzuki Amin, MM dan Drs. H. Hafifuddin, M.Ag.Marzuki amin pernah menjabat Pj Walikota Lhokseumaweselama satu Periode yaitu tahun 1993–1998. Sedangkanwakilnya adalah Pegawai Negeri. Mereka memakai jalurperseorangan. Kesembilan, Muhammad Saleh, SE danJafar, S.Ag. Calon yang berlatar belakang pegawai swastadam Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mereka menggunakanjalur perseorangan. Kesepuluh, Suaidi Yahya dan Nazaruddin.Suadi yahya adalah mantan mantan wakil walikotaLhokseumawe periode 2007–2012 yang di-usung melaluijalur independen mendapingi Munir Usman sebagaiWalikota Lhokseumawe. Untuk pemilukada Lhokseumawe2012, Suaidi Yahya yang diusung Partai Aceh, majusebagai calon Walikota dengan wakilnya Nazaruddin.Keduanya diusung Partai Aceh.Kesebelas,Alfian Lukmandan Amri Bin Ibni (ATOEK). Alfian adalah dosen,sedangkan Amir wiraswasta. Mereka bertarung melaluijalur independen.

Pengumuman KIP Lhokseumawe memenangkanpasangan Suadi Yahya dan Nazaruddin. Merekamemperoleh dukungan sebanyak 31.652 atau 39,62% daritotal suara sah. Pasangan yang di usung oleh PartaiAceh ini menang mutlak di seluruh kecamatan. Diurutan ke dua di tempati pasangan calon Drs.H.Rachmatsyah,MM dan Drs.H.Mursyid Yahya, M.Pddengan perolehan suara sebanyak 13,488 suara atau16,88% dari total suara sah. Urutan ketiga di tempatipasangan calon H.Munir Usman dan Suryadi,SE.MMdengan perolehan suara sebanyak 9,124 suara atau 11,42% dari total suara sah.

Page 74: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

64

Pemilukada Kota Banda Aceh. Jumlah kandidatyang ikut bertarung sebanyak lima pasangan, dua di-antaranya adalah pasangan dari jalur perseorangan.Pertama, Zulmaifikar dan Lindawati, S.Pd. Zulmaifikarmerupakan pengusaha. Ia adalah lomisaris CV. Konsu-lindo Utama, PT. Alas Putra, dan CV. Saigon Karya.Sedangkan Lindawati, S.Pd merupakan guru. Merekamenggunakan jalur perseorangan. Kedua, H. AminullahUsman, SE, Ak, MM dan Tgk. H. Muhibban H. M. Hajat.Aminullah merupakan pegawai swasta yang jugaaktivis. Ia pernah menjadi manager klub sepak bolaPersiraja Banda Aceh dan Direktur Utama PT. Bank BPDAceh. Wakilnya, aktivis juga politisi. Ia adalah wakilketua PWNU Banda Aceh sekaligus Anggota DPRKBanda Aceh. Keduanya diusung oleh Partai Golkar, PKS,Partai Daulat Aceh, dan PKB.

Ketiga, Teuku Irwan HT. Djohan, ST dan Tgk.Alamsah, SH. Teuku Irwan adalah aktivis yang jugapengusaha. Ia merupakan direktur utama dari beberapaperusahaan seperti PT. Primerindo Karter, PT. Mega-prima Konstruksi, CV. Primasco, PT. Prima Wisata Raya,PT. Radio Karyaprima Tujuhpuluh Rasisoniaswara, danPT. Prima Media Persindo. Tgk.Alamsah merupakanPegawai Kanwil BPN Provinsi Aceh. Kedu-nya meng-gunakan jalur perseorangan. Keempat, Ir. H. MawardiNurdin, M. Eng., Sc dan Hj. Illiza Sa’aduddin, SE Meru-pakan pasangan incumbent. Mawardi adalah walikotasekaligus Ketua DPD Demokrat Provinsi Aceh, Sedang-kan Illiza Sa’aduddin adalah wakil walokota dan men-jabat sebagai Ketua DPC PPP Kota Banda Aceh. Kedua-nya diusung oleh Partai Demokrat, PPP, PAN, dan Partai

Page 75: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

65

SIRA. Kelima, TB. Herman, SE, MM dan MuhammadHasan. Latar belakang keduanya adalah wiraswasta.Mereka diusung oleh Partai Aceh.

Berdasarkan hasil penghitungan suara, KIP BandaAceh menetapkan pasangan incumbent, H. MawardiNurdin, M. Eng., Sc dan Hj. Illiza Sa’aduddin, SE,sebagai pemenang. Mereka mendapat 37.598 suara daritotal 85.560 suara sah.atau 43,9 persen suara. Disusuloleh pasangan H. Aminullah Usman, SE Ak, MM danTgk. H Muhibban H. M Hajat yang memperoleh 28.488suara atau 33 persen.

Pemilukada Kota kendaridilaksanakan pada 7 Juli2012. Ada lima pasangan calon yang terlibat dalampersaingan. Pertama, DR. Ir. La Ode Muh. Magribi, MTdan H. Rachman Siswanto Latjinta, SE. Latar belakangLa Ode Magribi adalah dosen di beberapa kampus diSulawesi Tenggara seperti Unhalu dan Unsultra. Ia punpernah menjadi kepala litbang Bappeda dan kepalabidang perunahan dinas tata Kota Kendari. SedangkanRachman Siswanto adalah pengusaha BBM, juga wakilketua DPD II Golkar dan ketua AMPG Kota Kendari.Mereka diusung oleh PKB, Patriot, PKPI, PDP, Republi-kan, Buruh, PKNU, PIS, Merdeka, PKPB, Kedaulatan,Pelopor, Barnas, PKP, PSI, PPI, dan PPNUI. Kedua, DR.La Ode Geo, MS dan Silverius Oscar Unggul, SP. LaOde Geo pernah menjadi kepala badan riset daerahProvinsi Sultra, staf ahli gubernur, dan peneliti di LIPI.Silverius Oscar adalah aktivis. Pernah menjadi koor-dinator Forest Watch Indonesia region Sultra, direkturTelapak Indonesia, dan direktur eksekutif Jaringanuntuk Hutan Sultra, 2004-2006. Mereka melalui jalurindependen.

Page 76: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

66

Ketiga, DR. Ir. H. Asrun, M.Eng. Sc dan H. MusaddarMappasomba, SP, MP. Mereka merupakan pasangan in-cumbent. Latar belakang keduanya adalah birokrat danpengusaha. H.Asrun merupakan pengurus LembagaPengembangan Jasa Konstruksi Sultra, sedangkan H.Musaddar pernah menjadi dosen dan direktur operasionalPT. Therma Kendari Raya. Partai besar seperti PAN, PKS,DEMOKRAT, GOLKAR, dan PPP yang mengusungmereka. Keempat, Abdul Hasid Pedansa dan OrdaMiradwan Silondae, S.Sos. Abdul Hasid merupakanpolitisi, ia merupakan anggota DPRD Sekretaris PDIPerjuangan Provinsi Sultra. Wakilnya, pengurus KoniSultra dan Kepala Bidang Pemerintahan InspektoratKab. Konawe Selatan. Mereka didukung oleh PDIP, PBR,PPDI. Kelima, Drs. H. Tony Herbiansyah, M.Si dan Muh.Yani Kasim Marewa, SE. Tony adalah kepala BKD Sultrajuga ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Kendari.Muh.Yani adalah Ketua MPC Partai Bulan Bintang KotaKendari dan Direktur Utama PT. Putra Wirawan GasKendari. Partai pengusung mereka adalah PBB, HANURA,GERINDRA.

Pasangan incumbent, DR. Ir. H. Asrun, M.Eng. Scdan H. Musaddar Mappasomba, SP, MP akhirnya di-tetapkan sebagai pemenang dalam Pemilukada. Merekamemperoleh 81.968 atau 56,05 persen suara. Posisi keduapasangan H.Tony Herbiansyah dan Muh.Yani Kasimyang dipilih oleh 35.054 orang atau 23,97 suara. Ketigapasangan La Ode Muh.Maghribi dan Rahman Siswantoyang meraih 14.555 atau 9,95 suara.

Pemilukada Provinsi DKI Jakartadiikuti oleh enampasangan kandidat. Pertama, Fauzi Bowo dan Nachrowi

Page 77: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

67

Ramli. Fauzi Bowo adalah incumbent dan Nachrowi Ramliadalah purnawirawan TNI yang juga Ketua BadanMusyawarah (Bamus) Betawi. Mereka didukung olehPartai Demokrat, PAN, PKB, Hanura, PBB, PartaiMatahari Bangsa, dan Partai Kebangkitan NasionalUlama. Kedua, Hendardji Soepandji dan Ahmad RizaPatria. Hendardji merupakan pensiunan TNI, AhmadRiza adalah pengusaha. Mereka mengikut pertarunganmelalui jalur perseorangan.Ketiga, Joko Widodo danBasuki Tjahaja Purnama. Joko Widodo merupakan Wali-kota Solo, sedangkan Basuki Tjahaja Purnama anggotaDPR RI yang juga pernah menjadi Bupati Belitung.Mereka didukung duet PDI P dan partai Gerindra.Keempat,Hidayat NurWahid dan Didik Rachbini. Hidayat adalahpolitisi PKS, pernah menjadi presiden PKS dan ketuaMPR RI, sedangkan Didik Rachbini merupakan Akademisi.PKS yang merjadi pengusung mereka.Kelima, Faisal Basridan Biem T Benjamin. Mereka adalah aktivis dan meng-gunakan jalur perseorangan.Keenam, Alex NurdindanNono Sampono. Alex Nurdin adalah Gubenur SumateraSelatan, sedangkan Nono Sampono adalah purna-wirawan TNI. Mereka didukung oleh Partai Golkar.

Pada pemilihan putaran yang dilaksanakan pada 15Juli 2012, pasangan Joko widodo dan Basuki TjahajaPurnama unggul. Mereka mendapat 1.847.157 suaraatau 42,60 persen. Pasangan Fauzi Bowo dengan NachrowiRamli berada diurutan kedua dengan peroleh suarasebanyak 1.476.648 atau 34,05 persen. Karena tidak adayang memperoleh suara sah lebih dari 50 persen, makadibuat pemilihan putaran kedua yang hanya diikuti olehdua pasangan kandidat yang memperoleh suara ter-banyak. Pada putaran kedua yang dilaksanakan 20 Sep-

Page 78: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

68

tember 2012, pasangan Joko Widodo dan Basuki TjahajaPurnama kembali mengungguli pasangan incumbent.Mereka memperoleh suara sebanyak 2.472.130 atau 53,82persen, sedangkan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramlihanya mendapat 2.120.815 atau 46.18 persen. JokoWidodo dan Basuki Tjahaja Purnama akhirnya ditetap-kan sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakartaperiode 2012-2017.

Tabel 4. gambaran umum Pemilukada Langsung didelapan daerah

Daerah Waktu Kandid at Kepala Daerah

Partai Pendu kun g

Pemenang

Kab. Pandeglang

3 Okt dan 26 des 2010

Erwan Kurtubi dan Heriyani

Partai Golkar, Demokrat, PKS, PKB, Hanura, PKPB,PPRN,dan PMB

Erwan Kurtubi dan Hj.Heriyani

Irna Narulita Dimyati dan Apud Mahfudi

PPP, PDIP, dan PPPI

Yoyon Sudjana dan Muhamad Oyim

Independen

Page 79: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

69

EdiSuhaedidanApriliaHedysantyPuteri

Gerindra,PBR, 22partai non-parlemen

Sunarto danAgus WahyuWardhana

Independen

DjajatMujahidindan EnjatSudrajat

Independen

Prov.Banten

22Oktober2011

AtutChosiyahdan RanoKarno

PartaiGolkar,PDIPHanura,Gerindra,PKB, PAN,PBB ,PPNUI,PMB, PDP,PPRN,PKPU,PDS,PKPB,PPD, PartaiMerdeka,PNIMarhaen,PartaiRepublikaN,Partai

Atut Chosiyahdan RanoKarno

Page 80: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

70

Patriot,PartaiPenegakDemokrasi

WahidinHalim danIrnaNarulita

Demokrat

JazuliJuwaenidanMakmunMuzakki

PKS danPPP

Kab.Kampar

10Oktober2011

INasrunEfendidan H.TM. Nizar

PartaiBulanBintang(PBB),PDK),PartaiBuruh,PPNUI,PMB, PDP,PPRN,PKPU,PartaiBarnas

Jefry Noordan IbrahimAli

BurhanudinHuse danZulher

Golkar,Hanura,PPP, PKB,PBR,Gerindra,PDI-P

Page 81: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

71

JefryNoor danIbrahimAli

PartaiDemokrat ,PAN, PKS

AbysarolodanRainildaKaisepo

PNIM,PartaiHanura,PIS, PPD,PDP, PartaiBarnas,PPI, PKP,PKDI, danPPDI;

BenhurTomimanodan NurAlam

PDIP, PKSdan PKPI

MusaYanYoedanRustamSaro

Golkar danPAN

KotaJayapura

11Oktober2010dan 18mei2011

YanHendrikHamadidanEvelynAnsanai

Demokrat,PBR,PDK,PBB,PMB,PNBKI,PPB,PartaiRepublik,PKNU,danPNNUI;

BenhurTomimanodan NurAlam

Page 82: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

72

TobiasSalossadanHaryanto

PartaiMerdeka,PKB,PPRN,PDS, PartaiGerindra,PPP, PartaiPatriot, PSI,dan PartaiPelopor;

Pdt. FredyH danSepnyelAnsanai

Perseorangan

HendrikWaromidanPeneisiKogoya

Perseorangan

Sofyansyahdan T.FaisalTjutIbrahim

Perseorangan

H.M.YusufIsmailPasedanMahyeddinSa’ad

Perseorangan

KotaLhokseumawe

9 April2012

Suadi YahyadanNazaruddin

Page 83: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

73

H.Rachmatsyahdan H.MursyidYahya

PartaiDemokrat

H. TarmiziDaud danAmrizal J.Prang

Perseorangan

M.NazaruddinIbrahimdanH. ZoelbahryAbubakar,

Perseorangan

H. FuadiSulaimandanHelmiMusa Kuta

GabunganPartai Politikdan PartaiPolitik Lokal(PKS, PDA,PRA, PKP-I,PBB, PatriotPancasila,Hanura,PIS,PPPI,Gerindra,PPD, danPartai Buruh)

H. MunirUsmandanSuryadi

GabunganPartai Politikdan PartaiPolitik Lokal

Page 84: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

74

(PAN,Golkar,PPP,SIRA, danPBA)

Drs. H.MarzukiAmin danDrs. H.HafifuddinIrsyad

PerseoranganMuhammadSaleh danJafar

Perseorangan

SuaidiYahya danNazaruddin

Partai Aceh(PA)

AlfianLukman danAmri Bin Ibni

Perseorangan

ZulmaifikardanLindawati

H.AminullahUsman,dan Tgk.H.MuhibbanH. M. Hajat

Perseorangan

Partai Golkar,PKS, PartaiDaulat Aceh,PKB

KotaBandaAceh

9 April2012

MawardiNurdindan IllizaSa’aduddin

Page 85: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

75

Teuku IrwanHT. Djohandan Tgk.Alamsah

Ir. H.MawardiNurdin danHj. IllizaSa’aduddin,

PartaiDemokrat,PPP, PAN,Partai SIRA

TB. HermandanMuhammadHasan

Partai Aceh

Perseorangan

La Ode Muh.Magribi danH. RachmanSiswantoLatjinta

PKB, Patriot,PKPI, PDP,Republikan,Buruh, PKNU,PIS,Merdeka,PKPB,Kedaulatan,Pelopor,Barnas, PKP,PSI, PPI,PPNUI

H. Asrundan H.MusaddarMappasomba

KotaKendari

7 Juli2012

La Ode GeodanSilveriusOscarUnggul

Perseorangan

DR. Ir. H.Asrun danH.MusaddarMappasomba

PAN, PKS,Demokrat,Golkar, PPP

Page 86: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

76

AbdulHasidPedansadan OrdaMiradwanSilondae

PDIP, PBR,PPDI

Drs. H. TonyHerbiansyahdan Muh.Yani KasimMarewaFauzi Bowo– NachrowiRamli

PBB, Hanura,GerindraDemokrat

HendardjiSoepandji-Ahmad RizaPatria

Perseorangan

Prov.Jakarta

15 Julidan 20Sep-tember2012

JokoWidodo –BasukiTjahaja P

PDI P danGerindra

JokoWidododan BasukiPurnama

HidayatNurWahid –DidikRachbini

PKS danPAN

Faisal Basri-Biem TBenjamin

Perseorangan

Alex Nurdin– NonoSampono

Golkar

Page 87: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

77

4.1. Gambaran Umum

Sebagian besar incumbentturut bertarung kembalidalam pemilukada, sedangkan mereka yang periodemenjabatnya sudah dua kali mendorong keluarga ataukader untuk mencalonkan diri. Misalnya di KabupatenPandeglang, Dimyati Natakusuma yang sudah dua kalimenjabat mengusung istrinya, Irna Narulita menjadicalon bupati. Contoh lain di Kota Jayapura, BenhurTomimano yang memenangkan pemilihan didukungoleh walikota sebelumnya, Mr.Kambu.

Dalam delapan pemilukada langsung yang diteliti,kandidatkepala daerah dan wakil kepala daerah umum-nya lebih dari tiga pasangan. Peserta paling sedikit diProvinsi Banten yang hanya diikuti oleh tiga pasangancalon gubenur dan wakil gubernur, sedangkan plingbanyak dalam pemilukada Kota Lhokseumawe dengansebelas pasangan kandidat

TEMUAN MONITORINGdan RISET

BAB IV

Page 88: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

78

Sebagian besar pemilukada menampilkan kandidatdari jalur independen atau perseorangan, kecuali ProvinsiBanten yang semua pesertanya didukung oleh partaipolitik. Kota Lhokseumawe merupakan daerah yangcalon independen/perseorangannya paling banyak. Darisebelas pasangan yang ditetapkan sebagai kandidat,tujuh diantaranya memakai jalur perseorangan.

Masalahnya, dari delapan daerah tidak satu puncalon dari jalur independen yang memenangkan per-saingan. Para pemenang sebagian besar incumbent ataupasangan calon yang didukung oleh incumbentseperti diKabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Kota Aceh,Kendari, Lhokseumawe, dan Jayapura. Sedangkan diKabupaten Kampar, walau Jefrey Noor bukan incumbent,tapi dua periode sebelumnya dia adalah bupati di daerahtersebut. Begitu pula di Jakarta, Joko Widodo dan BasukiTjahaja Purnama adalah mantan kepala daerah.

Dari delapan pemilukada langsung hanya tiga yangdisengketakan ke Mahkamah Konstitusi yaitu KabupatenPandeglang, Kota Jayapura, dan Provinsi Banten. Tapihanya di dua daerah Pandeglang dan Jayapura, MK me-ngabulkan permohonan pasangan yang kalah denganmemerintahkan dilakukan pemungutan suara ulang(PSU). Walau pun dalam Pemilukada ulang, pasangancalon yang sebelumnya unggul ternyata malah men-dapat tambahan suara dan kembali memenangkanpemilihan.

Page 89: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

79

Tabe

l 5.

Gam

bara

n U

mum

Pem

enan

g Pe

mil

ukad

ade

lapa

n da

erah

Page 90: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

80

4.2. Korupsi Pemilukada Langsung

Praktek korupsi dalam pemilukada langsung terjadipada dua sisi. Pertama, sisi penerimaan yang berkaitandengan aspek pengumpulan modal pemenangan. Pihakyang terlibat adalah pasangan calon (kandidat) kepaladaerah dan partai dengan pihak ketiga, terutama pe-ngusaha dan badan usaha. Bentuknya berupa sumbanganharam atau penggunaan sumber daya dan dana negara.

Kedua, sisi belanja atau pengeluaran yang berkaitandengan proses pemenangan. Dilakukan oleh kandidat,partai, dan tim sukses dengan pemilih dan penye-lenggara pemilihan seperti KPUD dan panwas. Bentukpaling umum berupa politik uang (money politics),penggunan sumber daya dan dana negara, sertamembeliatau menempatkan orang-orang kandidat kepala daerahdalam KPUD dan Panwas.

Dalam pemilukada langsung di delapan daerah yangdiriset dan dimonitor oleh ICW dan mitra pada tingkatlokal, praktek-praktek tersebut ditemukan. Secara umummodusnya hampir sama dan pelakunya tidak hanyadidominasi oleh pemenang pemilihan, tapi juga olehhampir semua pasangan kandidat melaluipartai pen-dukung dan tim sukses.

4.2.1 Pengumpulan Modal Pemenangan

Sejatinya pemilukada langsung adalah ajang pal-ing demokratis dalam rangka memperpanjang ataumengganti kepemimpinan pada tingkat lokal. Pemilu-kada langsung merupakan instrumen rakyat. Merekabisa menggunakan pemilukada sebagai ajang untukmenghukum kepala daerah yang korup dan memp-romosikan orang-orang berintegritas untuk mengganti-kannya.

Page 91: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

81

Walau idealnya pemilukada langsung membukaruang bagi mereka yang memiliki integritas untukmemimpin, tapi realitasnya tidak sesederhana itu.Kontestasi dalam pemilukada langsung ternyata mem-butuhkan modal besar. Mereka yang berminat menjadikepala daerah harus mengeluarkan banyak uang. Bah-kan jauh sebelum rangkaian pemilukada dilaksanakan.Di beberapa tempat seperti Provinsi Banten, kandidatkepala daerah sudah mulai membuat persiapan duatahun sebelum pemilihan dengan melakukan surveipopularitas dan merekrut tim pemenangan.

Berdasarkan hasil pemantauan pemilukada langsungdi delapan daerah, setidaknya ada tiga fase yang me-nguras kocek kandidat. Pertama, pra-pendaftaran. Umumnyadigunakan untuk mendongkrak popularitas. Cara yangpaling umum digunakan dalam rangka mempromosikandiri adalah melalui media cetak, elektronik, billboard,dan spanduk. Cara lainnya memperbanyak kegiatan-kegiatan sosial keagamaan. Peningkatan popularitasbukan hanya penting untuk menjaring suara pemilih,tapi juga modal untuk meminta dukungan dari partaipolitik, terutama bagi mereka yang hendak mengguna-kan partai sebagai kendaraan untuk maju dalam pe-milihan.

Kandidat incumbent biasanya lebih beruntung. Merekamemiliki modal APBN dan APBD untuk meningkatkanpopularitasnya. Tidak mengherankan apabila satu ataudua tahun menjelang pemilihan mereka menjadi orangyang ‘super baik’. Anggaran hibah dan bantuan sosialditingkatkan beberapa kali lipat, bantuan-bantuan di-tebar dimana-mana, kegiatan-kegiatan di dinas atauSKPD yang melibatkan jumlah massa makin banyak.

Page 92: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

82

Contohnya di Provinsi Banten, sebagian besarkegiatan sosialisasi SKPD melibatkan Gubenur Ratu AtutChosiyah, terutama berkaitan dengan kampanye sepertiwajib belajar, kesehatan gratis, dan pembayaran pajak.Hampir semua baligo sosialisasi SKPD di ProvinsiBanten menampilkan wajah gubernur. Begitu pula diJakarta, anggaran dinas untuk pertemuan atau sila-turahmi dengan warga dan pertandingan olahraga me-ningkat setahun menjelang pemilihan. Gambar gubernurpun mulai menghiasai billboard dan spanduk sosialisasimaupun ucapakan selamat hari besar nasional dan ke-agamaan.

Fase kedua, pencalonan. Bagi kandidat yang berminatmelalui jalur partai, mereka mesti menyediakan ongkosuntuk membeli perahu partai pengusung. Begitu pulabagi mereka yang menggunakan jalur independen atauperseorangan, harus membiayai pengumpulan per-nyataan dukungan dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).Jumlahnya pun puluhan hingga ratusan ribu, ter-gantung pada banyak atau tidaknya penduduk. Selainitu, ada pula kandidat yang mesti membeli pendamping(wakil). Tentu saja yang dicari mereka yang memilikipopularitas tinggi seperti artis.

Fase ketiga, kampanye dan pemungutan suara. Ke-butuhan makin meningkat menjelang dan pada saatpemungutan suara terutama dalam rangka meningkat-kan popularitas dan elektabilitas. Ada yang digunakanuntuk membiayai kegiatan-kegiatan halal seperti menye-diakan atribut kampanye, operasional tim pemenangan,rapat dan pertemuan-pertemuan, debat kandidat, auditlaporan dana kampanye, serta mempersiapkan saksi

Page 93: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

83

untuk pemungutan suara. Bisa pula untuk mendanaiaktivitas haram. Paling umum ditemukan adalah mem-beli suara pemilih dan penyelenggara (politik uang).

a. Sumbangan illegal dan Manipulasi Laporan DanaKampanye

Salah satu implikasi dari begitu besarnya kebutuhanmodal untuk mengikuti dan memenangkan pemilukadalangsung adalah praktek manipulasi dalam mengumpul-kan, mengelola, dan menggunakan modal pemenangan.Sebab, pengumpulan, pencatatan, dan penggunaananggaran sudah ada aturannya. Kandidat tidak bisaseenaknya mengumpulkan dan menggunakan uang.

Berkaitan dengan modal pemenangan, Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang PemerintahDaerah yang menjadi dasar penyelenggaraan pemilu-kada langsung telah memberi rambu-rambu yang jelas.Ada empat sumber legal kandidat kepala daerah danwakil kepala daerah mengumpulkan modal pemenanganyaitu sumbangan kandidat, partai politik, badan usaha,dan perseorangan. Untuk sumbangan kandidat danpartai jumlahnya tidak dibatasi, sedangkan sumbanganpihak ketiga ditetapkan batasan maksimal, badan usahasebesar Rp. 350 juta, perseorangan Rp, 50 juta.

Tujuan pembatasan sumbangan agar modal peme-nangan antar-kandidat tidak timpang. Diharapkandalam proses pertarungan dalam pemilihan akan lebihadil. Pada sisi lain, pembatasan sumbangan dari pihakketiga pun akan membebaskan kandidat dari jeratsandera para penyumbang kelak ketika terpilih menjadikepala daerah dan wakil kepala daerah. Kepala daerah

Page 94: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

84

akan lebih independen dan tidak terbebani hutang se-hingga tidak ada yang menagih kebijakan dan proyekkepadanya selain rakyat.

Selain itu dari aspek transparansi, masyarakat se-bagai pemilih harus mengetahui bahwa besar kecilnyauang yang dikumpulkan pasangan kandidat kepaladaerah sangat berpengaruh signifikan terhadap ke-menangan mereka di dalam pemilukada. Karena itulahmasyarakat harus mendapat informasi mengenai sumberdana yang diperoleh para kandidat, didapatkan darisumber yang benar menurut hukum, memiliki identitasyang jelas, dan yang paling utama bukan dari sumberhasil kejahatan seperti korupsi, pencucian uang, dankejahatan lainnya.

Akan tetapi besarnya kebutuhan dana guna me-menangkan pemilihan membuat banyak kandidat meng-gunakan berbagai cara untuk mengumpulkan modal.Tidak terkecuali cara-cara yang bertentangan denganaturan seperti memeras dan menerima suap dari pe-ngusaha, mentransaksikan kebijakan, dan mengorupsidana-dana negara. Dalam pemilukada langsung dipengumpulan modal sama pentingnya dengan prosespersaingan agar mendapat dukungan pemilih.

Berdasarkan hasil riset dan pemantauan di delapandaerah, banyak kandidat yang menggunakan uangharam dalam rangka memenangkan persaingan. Bentuk-nya bisa menerima sumbangan dari pihak ketiga yangmelebihi batas maksimal yang telah ditetapkan, sum-bangan pihak ketiga yang tidak bersedia membukaidentitas, serta hasi korupsi dana APBN dan APBD.Karena itu, dalam setiap pemilukada selalu muncul isu‘bandar’ yang menjadi pemodal bagi kandidat.

Page 95: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

85

Pengumpulan modal pemenangan merupakan salahsatu faktor yang menyebabkan maraknya korupsi didaerah. Kepala daerah yang mendapat dukungan danadari pihak ketiga umumnya pengusaha atau badanusaha yang memiliki kepentingan di daerah tersebut-akan memprioritaskan para donornya dengan memberiproteksi dan konsesi melalui kebijakan daerah. Contoh-nya, jika penyumbang kepala daerah adalah pengusahaspesialis APBD, sudah pasti proyek-proyek daerah akanmenjadi jatah mereka.

Berdasarkan hasil riset dan monitoring ICW, parapenyumbang dari pihak ketiga perorangan (individu)dan badan usaha yang dicantumkan oleh kandidat,terutama incumbent rata-rata merupakan spesialis proyek-proyek APBD. Bahkan di Pemilukada Kabupaten Pan-deglang, Kota Kendari, Kota Jayapura, dan ProvinsiBanten, para pengusaha tersebut tidak hanya berkontri-busi materi, mereka pun masuk dalam tim pemenangankandidat.

Di Provinsi Banten, penyokong utama pasanganRatu Atut Chosiyah dan Rano Karno adalah grup peru-sahaan PT. Sinar Ciomas dan perusahaan yang kerapmemperoleh limpahan proyek dari grup PT.SinarCiomas. Begitu pula di Kabupaten Pandeglang, pasanganErwan Kurtubi dan Hj.Heriyani selain didukunglangsung oleh keluarga besar TB. Chasan Sohib (ayahGubernur Banten Ratu Atut Chosiyah), juga mendapatbantuan dari barisan pengusaha lokal Pandeglang yangtidak mendapat tempat pada era Dimyati Natakusumadan kelompok pengusaha jaringan PT. Sinar Ciomas.Pendukung pasangan Erwan Kurtubi dan Hj.Heriyani

Page 96: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

86

antara lain ketua Gapensi H.Wawan Tita dan ketuaKadin H.Juanda.

Sedangkan di Kota Jayapura, salah satu pengusahapendukung pasangan Benhur Tomimano dan Nur Alamyang didukung oleh walikota dan memenangkan pe-milihan adalah Rudy Maswe. Rudy merupakan pe-ngusaha minuman keras yang juga kerap menggarapbeberapa proyek dengan dana besar di Kota Jayapuraseperti renovasi stadion mandala, pembangunan pasardi teluk, pembangunan gedung olahraga, dan jembatanlayang di depan Universitas Cenderawasih.

Tentu saja kandidat atau tim suksesnya tidak akanmencantumkan penyumbang mereka dalam laporandana kampanye. Selain karena masalah teknis sepertijumlah sumbangan melebihi batas maksimal ataupenyumbang tidak bersedia namanya dicantumkan, jugakarena masalah politis, kandidat tidak mau ada yangmengetahui siapa pemodal dibelakangnya. Itu sebabnya,perburuan sumbangan haram pasti diikuti oleh mani-pulasi laporan keuangan.

Berdasarkan hasil monitoring dan kajian ICW, adabeberapa modus yang digunakan kandidat atau tim pe-menangannya dalam memanipulasi laporan keuangan.Pertama,tidak memberikan laporan dana kampanye.Kandidat tidak menyerahkan laporan dana kampanyekepada KPUD tanpa alasan yang jelas. Karena itu, tidakada yang mengetahui kandidat tersebut mendapatdukungan pendanaan dari mana dan jumlahnya berapa.Hal tersebut antara lain terjadi dalam pemilukada lang-sung di Kota Lhokseumawe. Tiga pasangan kandidatyaitu H. Tarmizi Daud dan Amrizal J. Prang, H. Fuady

Page 97: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

87

Sulaiman dan Helmi Musa Kuta, serta Muhammad Salehdan Jafa tidak memberikan laporan kepada KIP. Se-dangkan dalam pemilukada Kota Kendari dua pasangankandidat melakukan hal yang sama yaitu Hasid Pidansadan Orda Miradwan Silondae dan Tony Herbiansyahdan Muh. Yani Kasim Marewa.

Kedua, tidak mencantumkan sumbangan dalamlaporan dana kampanye. Cara tersebut digunakanhampir semua kandidat. Tujuannya untuk menyem-bunyikan penyumbang-penyumbang mencurigakan,atau penyumbang dengan nilai sumbangan melebihibatas maksimal yang telah ditetapkan dalam aturan. Bisapula, kandidat tidak menginginkan donatur merekadiketahui oleh lawan politik maupun publik.

Dalam laporan dana kampanye pemilukada lang-sung di delapan daerah, kandidat dan tim pemenangantidak mencamkan seluruh penerimaan dan pengeluaranmereka. Malah banyak diantaranya yangtidak masukakal. Sebagai contoh di Kota Kendari, ada pasangankandidat yang melaporkan modal persaingannya hanyaRp. 1 juta dankandidat yang menang total penerimaandan pengeluarannya tidak lebih dari Rp. 50 juta. Halyang sama terjadi di Kabupaten Pandeglang, pemenangpemilukada Erwan Kurtubi dan Hj.Heriyani mengakutidak menerima sumbangan dari pihak ketiga. Modalpemenangan berasal dari kantong mereka sendiri sebesarRp. 500 juta.

Padahal jika dibandingkan dengankegiatan peme-nangan mereka, mulai dari pra-kampanye, kampanye,hingga pemilihan angka yang dicantumkan dalamlaporan dana kampanye sangat tidak realistis. Untuk

Page 98: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

88

Pemilukada Pandeglang, uang yang dihabiskan olehpasangan Erwan Kurtubi dan Hj.Heriyani sebelumkegiatan kampanye bisa lebih dari Rp. 500 juta, untukmenyebar baligo, spanduk, membayar tim pemenangan,ataupun membeli perahu partai politik.

Cara lain yang digunakan untuk menutupi namapenyumbang adalah dengan memasukan semua sum-bangan atas nama pasangan kandidat kepala daerah.Ini merupakan cara aman untuk menyembunyikanpenyumbang, karena dalam aturan, tidak ada batasmaksimal sumbangan dari pasangan kandidat. Haltersebut misalnya terjadi dalam Pemilukada di Kabu-paten Kampar. Sumber penerimaan dalam laporan danakampanye pasangan pemenang, Jefri Noer dan Ibrahimhanya berasal dari mereka sebesaar Rp. 892.200.00. Tidakada sumbangan dari pihak lain seperti partai pengusung,badan usaha, maupun perorangan (individual).

Kasus serupa terjadi dalam pemilukada KotaKendari, pasangan DR. Ir. Asrun, M.Eng, Sc dan H.Musaddar Mappasomba, SP yang menjadi pemenangdalam pemilihan hanya mencantumkan nama merekadalam laporan dana kampanyenya. Dalam PemilukadaKota Lhokseumawe, beberapa pasangan hanya men-cantumkan sumbangan dari mereka sendiri sebagai satu-satunya sumber penerimaan dana kampanye. Di antara-nya pasangan Yusuf Ismail Pase dan Mahyeddin Saadyang mengaku total modal persaingan mereka hanyasebesar Rp.78.988.944

Page 99: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

89

Tabe

l 6. g

amba

ran

dana

kam

pany

e pe

men

ang

pem

iluk

ada

di d

elap

an d

aera

h

Page 100: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

90

Ketiga,penyumbang fiktif. Dalam laporan danakampanye, kandidat kepala daerah dan tim suksesnyamencantumkan nama perusahaan atau perseorangsebagai donatur mereka. Padahal donatur yang nama-nya dicantumkan dalam laporan dana kampanye kandidatternyata tidak ada atau tidak mengakui telah menyumbang.Sebagai contoh, dalam Pemilukada di Kota Banda Aceh,pasangan kandidat walikota Zulmaifikar dan Lindawatimengaku disumbang oleh Faisal Iskandar sebesar Rp.2.000.000. Tapi setelah dikonfirmasi, penyumbangmengaku tidak pernah memberi sumbangan kepadapasangan Zulmaifikar dan Lindawati.

Sedangkan dalam laporan dana kampanye kandidatdalam pemilukada di DKI Jakarta, ICW menemukanpenyumbang tanpa identitas dan tanpa alamat untukpasangan incumbent Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramlitotal senilai Rp. 734 juta. Juga sumbangan barang tanpadisertai keterangan yang jelas untuk pasangan AlexNurdin dan Nono Sampono dengan total sebesarRp.3.362 .900.000

Keempat,manipulasipenyumbang. Walau pasangankandidat dan tim sukses mencantumkan nama penyumbangdalam laporan dana kampanye, tapi setelah ditelusuridaftar alamat penyumbang yang dilaporan ternyatadimanipulasi. Modusnya adalah”alamat palsu”, alamatpenyumbang (perseorangan dan badan usaha) yangdicantumkan dalam laporan dana kampanye ternyatatidak ada, alamatnya ganda, alamat ada tapi perusahaanpenyumbang tidak ada, dan alamat penyumbang tidak jelas.

Sebagai contoh dalam Pemilukada Provinsi Bantensalah penyumbang pasangan Ratu Atut Chosiyah dan

Page 101: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

91

Rano Karno adalah PT Priangan Jaya Persada dan PTKidemang Putra Prima dengan alamat Komplek Kide-mang Blok F nomor 8, Kota Serang, Banten. Tapi setelahdicek, ternyata yang ada di alamat tersebut hanyalahsebuah rumah kosong berlantai dua dan sudah tidaklayak untuk ditempati. Penyumbang lain adalah PTMitra Karya Rattan yang beralamat di jalan Tebet TimurRaya nomor 50 A, Jakarta Selatan. Alamat yang di-cantumkan oleh tim sukses pasangan Ratu Atut danRano Karno adalah tempat yang dimiliki oleh seorangdokter umum, di sebelah rumah itu, nomor 51 adalahkantor penghubung pemerintah Provinsi Banten

Selain itu, terdapat pula perusahaan penyumbangyang alamatnya tidak ada senilai Rp. 1,2 milyar antaralain dari PT.Palugada Mandiri, PT Trina Lestari, CVBangun Cipta Persada, CV Karindo Raya, PT Ramaditya,dan PT Bara Cipta Nusa Pala. Juga ditemukan beberapaperusahaan penyumbang yaitu PT Waliman NugrahaJaya, PT Bintang Raya Putra, CV Cristal Utama, PTPriangan Jaya Persada, dan PT Kidemang Putra Primayang beralamat sama, Puri Serang Hijau Blok L4 no 12Kota Serang.

Sedangkan dalam Pemilukada di DKI Jakarta,laporan dana kampanye semua kandidat gubernur danwakil gubernur, tidak terkecuali pasangan pemenangJoko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama ternyata jugabermasalah. Dalam daftar penerimaan, terdapat pe-nyumbang yang tidak memiliki identitas dan tanpaalamat atau penyumbang yang dicantumkan memilikiidentitas, tapi alamatnya tidakada.

Page 102: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

92

Kelima, penyumbang yang tidak memilikikemampuan menyumbang. Banyak pasangan kandidatyang menggunakan modus ini. Memasukan ‘orangmiskin’ sebagai penyumbang, bahkan beberapa diantaranya jumlah sumbangan yang diberikan di luarakal sehat. Misalnya di Provinsi Banten, salah satu pe-nyumbang pasangan incumbent adalah Yusuf Supriyadidari PT ACDA Mandiri yang beralamat di Komplek PuriSerang Hijau Blok G5-14 Kota Serang. Setelah ditelusuriYusuf ternyata bukan direktur atau pemilik perusahaantersebut, tapi sopir pribadi salah satu pejabat di dinaskesehatan Provinsi Banten.

Keenam, perusahaan/badan usaha yang menjadipenyumbang tidak memiliki Nomor Pokok WajibPajak (NPWP) yang menjadi persyaratan dalam me-nyumbang. Dalam pemilukada Provinsi Jakarta, se-banyak 610 sumbangan individu senilai Rp. 27.650.000.000dan satu badan hukum senilai Rp. 100.000.000 untukpasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli tidakmencantumkan NPWP. Sedangkan di Provinsi Banten,beberapa perusahaan penyumbang pasangan Ratu Atutdan Rano Karno seperti CV Kristal Utama, PT KidemangPutra Prima, PT Palugada Mandiri, PT Trias JayaPerkasa, PT Trina Lestari, CV Bangun Cipta Persada,CV Karindo Raya, PT Ramaditya, dan PT Bara CiptaNusa Pala yang jumlah sumbangannya rata-rata di atasseratus juta rupiah juga tidak mencantumkan NPWP.

Masalah lain yang ditemukan berkaitan denganaspek teknis. Berupa kepatuhan kandidat dalam mem-berikan laporan. Banyak kandidat yang terlambat me-nyampaikan laporan kepada KPUD/KIP. Selain itu,

Page 103: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

93

kandidat dan tim sukses tidak memberi penjelasan atastransaksi yang dilaporkan. Mereka hanya menyatakankegiatan lain yang tidak melanggar peraturan Perundang-undangan. Padahal nilai kegiatannya sangat besar.Temuan lainnya adalah tidak konsisteN dalam pen-catatan. Misalnya, pada awal laporan RKDK nama peru-sahaan PT. A tapi pada laporan akhir dana kampanyediubah menjadi CV.B. (Lihat tabel 7)

Page 104: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

94

Tabe

l 7. M

odus

Man

ipul

asi L

apor

an D

ana

Kam

pany

e

Page 105: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

95

b. Penggunaan Sumber Dana Negara (APBN danAPBD)

Salah satu sumber modal pemenangan kandidatkepala daerah-terutama incumbent- adalah dana APBNdan APBD provinsi/kabupaten/kota. Upaya menggu-nakan sumber dana untuk mendukung kepentingankandidat biasanya telah dilakukan satu atau dua tahunmenjelang pemilihan. Faktor inilah yang juga turut ber-kontribusi atas kemenangan incumbent atau calon yangdidukungnya dalam pemilukada.

Biasanya, intervensiincumbent sudah sejak dalamperencanaan anggaran. Dinas atau SKPD sebagai pe-ngusul dan pengguna anggaran diminta atau dipaksaagar memperbanyak program atau kegiatan yang dapatmendukung terpilihnya kembali incumbent. Cara meng-intervensi ada yang langsung, ada pula yang secara tidaklangsung. Kepala daerah mengumpulkan kepala dinasdalam rangka mengkondisikan program/kegiatan agardapat digunakan untuk mendukung kepentingan peme-nangnya. Tentu saja, mereka yang tidak menjalankaninstruksi akan terancam hukuman seperti mutasi atautidak diberi jabatan strategis.

Akibat intervensi incumbent program dan kegiatandalam APBN/APBD/CSR menjelang pemilihan, termasukdi delapan daerah yang dimonitor biasanya ‘berbau’politik. Paling jelas terlihat adalah kuantitas iklanlayanan masyarakat di berbagai media yang dibuat olehSKPD makin bertambah. Sudah pasti yang akan menjadibintang iklannya adalah incumbent sebagai kepala daerah.

Di Provinsi Banten, Biro Humas Pemerintah ProvinsiBanten mengalokasikan sebesar Rp 6,2 miliar yang

Page 106: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

96

digunakan sebagai dana pencitraan provinsi. Dana ter-sebut disebar untuk belanja promosi dan publikasi diberbagai media cetak dan elektronik lokal maupun nasionalantara lain untuk mendorong adanya liputan khususdan advetorial mengenai keberhasilan provinsi Banten.Sedangkan Dinas Pendapatan dan Keuangan Daerah(DPKAD) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,1miliar untuk iklan di televisi dan memasang sebanyakdua belas billboard di seluruh kabupaten/kota di Banten.Tentu saja iklan dan billboard menampilkan gambarRatu Atut Chosiyah sebagai Gubernur Banten. Parahnyalagi isi pesan iklan layanan jauh lebih kecil dibandinggambar gubernursehingga tidak jelas lagi yang sedangdisosialisasikan dinas program atau Ratu Atut.

Tidak hanya Banten, hal serupa juga terjadi diProvinsi DKI Jakarta, Aceh, Lhokseumawe, dan Kendari.Incumbent tidak melewatkan satu pun sosialisasi programpopulis yang digulirkan pemerintah dan pemerintahdaerah seperti pendidikan dan kesehatan gratis. Adayang caranya sopan tidak menampilkan gambar ataugambarnya kecil, tapi isi iklan dibuat sama dengan temadan janji kampanye incumbent. Tapi ada pula yang kasar,gambar incumbent hampir mengisi semua ruang billboard.

Selain untuk iklan, di beberapa daerah, dana APBNdan APBD juga bisa menjadi alat penekan bagi kelompokyang tidak mendukung incumbent. Biasanya kelurahandan kecamatan yang dianggap oposan, proses pencairananggaran akan dipersulit. Contohnya di Kabupaten Pan-deglang, dana fresh money untuk desa-desa yang dianggaptidak mendukung bupati tidak dicairkan atau pencairan-nya dibuat terlambat. Cara yang sama dilakukan Gubernur

Page 107: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

97

Banten dalam pemilukada provinsi. Sebanyak 40 desadi Pandeglang yang dianggap tidak loyal terhadap guber-nur atau tidak mendukung pencalonan Ratu Atut di-tahan jatah fresh money Rp 50 juta/tahun. Tapi bagimereka yang mau ‘bertobat’ dan bersedia dibina agarmenjadi pendukung gubernur, pemerintah akan segeramencairkan dana.

Tidak hanya dana APBD, dana APBN atau APBDprovinsi (untuk pemilukada pada tingkat kabupaten/kota)juga kondisikan agar berkontribusi bagi kepentinganpemenangan incumbent. Bahkan ada daerah yang me-nyulap dana Corporate Social Responcibility (CSR) yangsejatinya langsung diberikan kepada warga menjadimodal pemenangan incumbent. Di Kabupaten Pandeglang,dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang berasal dariBank Jawa Barat dan Banten (BJB) digunakan incumbentuntuk membeli sarung dengan tambahan gambar danatribut kampanyenya. Sarung-sarung tersebut kemudiandibagikan kepada aparat desa, tokoh-tokoh masyarakatdan agama di Kabupaten Pandeglang menjelang hariraya Idul Fitri.

Secara umum penggunaan dana APBN/APBD/CSRdiarahkan untuk dua tujuan. Pertama, peningkatanpopularitas incumbent. Selain membintangi semua iklanlayanan masyarakat dinas/SKPD, cara lainnya dalamsetiap seremoni pemberian atau pelaksanaan program/proyek bupati/walikota/gubernur meminta agar dirinyaatau tim sukses dari politisi atau birokrasi dilibatkan,terutama proyek-proyek populis seperti pendidikan dankesehatan gratis atau pembangunan/perbaikan gedungmilik publik dan jalan raya.

Page 108: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

98

Sebagai contoh di Provinsi Banten, menantu RatuAtut, yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Serang AddeRossi Khoerunissa terlibat dalam pembagian bantuandana stimulan dari APBN sebesar Rp 10 juta untuk reha-bilitasi rumah tidak layak huni (RTLH). Tidak hanyaitu, ia pun mengimbau agar penerima bantuan memilihgubernur dan wakil gubernur yang sudah memberikanbantuan bukan hanya iming-iming. Hal yang samadilakukan oleh Kepala Dinas Sosial Kota SerangSyamsuri Dahlan. Dalam acara pemberian bantuan me-minta agar para penerima bantuan meng-gunakan hakpilih dengan mendukung incumbent.

Tujuan kedua, modal pemenangan. Dana APBN/APBD secara langsung diarahkan untuk mendukungpemenangan. Berbeda dengan tujuan pertama, alokasianggara masih dikelola oleh SKPD/dinas. Dalam tujuankedua, alokasi dana APBN/APBD secara langsungmasuk ke kantong tim sukses yang telah dibentuk in-cumbent. Di Banten misalnya, gubernur memberikan danahibah kepada lembaga-lembaga miliki keluarganyaseperti anak, suami, ipar, dan menantu. Juga ditemukanpenerima fiktif dan jumlah uang yang diterima olehlembaga lebih sedikit dibanding pagu yang telah di-tetapkan. Selain itu, ICW pun menemukan peng-gunaandana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ProvinsiBanten untuk pembuatan atribut kampanye berupakaos bergambar pasangan incumbent.

Karena itu, dalam temuan monitoring di delapandaerah, selain anggaran yang dikelola oleh SKPD, alo-kasi yang juga paling rawan dibajak oleh incumbentadalah dana hibah dan bantuan sosial. Kedua program

Page 109: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

99

tersebut digunakan untuk meningkatkan popularitassekaligus modal politik. Tidak mengherankan apabilaalokasi dana hibah dan bantuan sosial meningkat be-berapa kali lipat menjelang pemilukada langsung.Padahal keduanya, baru bisa digulirkan jika semuaurusan wajib sudah terpenuhi.

Selain di Provinsi Banten dana hibah dan bansosdialirkan kepada lembaga yang dipimpin oleh keluargadan jaringan politik gubernur, hal serupa juga terjadidi Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe. Beberapatemuannya antara lain, lembaga-lembaga yang dekatdengan kepala daerah mendapat anggaran dari beberapapos bansos karena dianggap mewakili banyak kategoriseperti keagamaan, sosial, dan kepemudaan. Bantuanjuga mengalir untuk mendukung partai politik, beberapalembaga mendapat dana hibah dan bansos sekaligus,dan bansos digunakan untuk kegiatan kampanye incumbent.

Sedangkan di Provinsi Jakarta, alokasi dana hibahbertambah tiga kali lipat menjelang pemilihan. Padatahun 2010, pemerintah daerah hanya mengalokasikananggaran sebesar Rp. 433.653.000.000 tapi meningkatmenjadi Rp. 1.367.244.871.416 pada tahun 2012. Selainmengalirkan kepada kelompok-kelompok pendukung,gubernur pun memberi kelompok-kelompok keagamaanseperti majlis ta’lim, silaturahmi, dan kelompok pe-ngajian. Tapi berdasarkan penelusuran ICW, tidak semualembaga yang masuk dalam daftar penerima ada, Di-temukan pula lembaga fiktif atau beralamat ganda.

Page 110: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

100

Tabel 8. Modus penggunaan sumber dana negarauntuk pemilkada

F a s e P e ng a n g g a ra n

B e n tuk P r o g ra m /K e g ia ta n

P e re n c a n a a n M e m p e rb a n y a k p r o g ra m i kl a n la ya n a n m a s y a ra k a t d i m e d i a c e t a k d a n e l e k tro n i k

M e n in g k a tk a n a lo ka s i p ro g ra m s o s ia l is a s i d a n ko o rd in a si d e n g a n w a rg a , to ko h a g a m a , t o ko h m a sy a r a ka t

M e n a m b a h b e rb a g a i ke ju a ra a n y a n g b ia sa n ya d ib e ri e m b e l-e m b e l n a m a k e p a la d a e ra h

M e n in g k a tk a n a lo ka s i d a n a h ib a h d a n b a n tu a n so sia l

M e -m a rk d o w n d a n a re t r ib u s i u n t u k m o d a l p e m e n a n g a n

P e n g g u n a a n I n c u m b e n t t e r li b a t d a l a m p e m b a g ia n p ro g ra m a ta u p e r e s m ia n g e d u n g /ja l a n /f a s ilit a s p u b lik la in n y a s e ra ya m in t a d u k u n g a n

M e n g k la i m a n g g a ra n d a r i s u m b a n g a n in cu m b e n t

M e n g a lo k a s ika n d a n a h ib a h d a n b a n so s k e k e lo m p o k p e n d u k u n g , k e lu a r g a , d a n t o k o h a g a m a / m a s ya ra k a t

M e m in t a a g a r s e ko l a h m e m b u a t b a l ig o in cu m b e n t d a r i d a n a B O S M e n a h a n a n g g a ra n b a g i d e s a / k e lu ra h a n ya n g b u k a n p e n d u k u n g

M e m in t a kic k b a ck d a n a f re s h m o n e y

M e m a k a i d a n a C S R a tr i b u t k a m p a n y e

P e n g g u n a a n d a n a A P B D u n tu k p e m b u a ta n a tr ib u t k a m p a n y e

Page 111: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

101

Cerita Box 1. Penggunaan Sumber Dana NegaraDana Hibah BantenTahun 2011 menjelang pemiliha gubernur dan wakil

gubernur, Pemerintah Daerah Provinsi Banten mengalokasikananggaran sebesar Rp. 340 milyar untuk hibah dan Rp. 51 milyaruntuk program bantuan sosial (bansos). Hibah disalurkan kepada221 organisasi dan forum yang dibentuk masyarakat maupuninstansi negara. sedangkan bansos disebarkan kepada 160lembaga. Tidak hanya itu, dalam APBD P gubernur rupanyamengajukan anggaran tambahan untuk hibah sebesar Rp.60,6miliar dan bansos sebanyak Rp.27,7 miliar. Dalam tiga tahunterakhir, perkembangan alokasi dana hibah dan bansos ProvinsiBanten terus mengalami peningkatan. Kenaikannya sangatfantastis. Pada tahun 2009, total dana hibah dan bantuan sosialsebesar Rp. 74 milyar. Tapi pada 2011 atau menjelang pemilihankepala daerah (Pemilukada) provinsi meningkat menjadi Rp. 391milyar.

Masalahnya, dalam proses dan penetapan penerima hibahdan bansos Provinsi Banten prosedur tersebut tidak dijalankan.Proses penentuan penerima tertutup dan tidak sesuai denganprosedur yang telah ditetapkan dalam berbagai peraturanmengenai hibah dan bans. Bahkan anggota DPRD Provinsi Bantenmengaku kesulitan mendapat alamat penerima hibah danbansos. Padahal menurut mereka terdapat puluhan yayasanatau lembaga yang menjadi penerima dana hibah mencurigakankarena tidak dikenal oleh masyarakat (http://www.kontak-ba nt en . co m / 2 0 1 1 / 0 8 / dewa n- k es ul i t a n- da p a t - a l a m a t -penerima.html).

Selain itu, dari 160 penerima dana bansos, pemerintahdaerah hanya mencantumkan 30 nama lembaga ataukepanitiaan. Itu pun tidak didukung dengan alamat yang jelas.Sedangkan sisanya, sebanyak 130 penerima atau 81,3 persenhanya ditulis ‘bantuan sosial daftar terlampir”. Berdasarkanhasil uji petik yang dilakukan Indonesia Corruption Watch ,

Page 112: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

102

ditemukan empat dugaan penyimpangan dalam program danahibah dan bantuan sosial Provinsi Banten tahun 2011 yang didugadigunakan untuk kepentingan modal politik dan peningkatanpopularitas incumbent yaitu:

Lembaga penerima hibah fiktif. Berdasarkan hasil uji petikyang dilakukan oleh ICW, secara keseluruhan paling tidak adasepuluh lembaga penerima hibah yang diduga fiktif yangtersebar di beberapa daerah di Banten. Total anggaran yangdialokasikan kepada sembilan lembaga tersebut sebesar Rp.4,5 miliar.

Lembaga penerima hibah yang alamatnya sama. Dalamdaftar penerima hibah juga ditemukan nama penerima yangtidak jelas dengan alamat yang sama. Setidaknya ada delapanpenerima hibah yang memiliki alamat sama yaitu jalan BrigjendKH Syam’un No.5 Kota Serang dan empat lembaga denganalamat sama yaitu jalan Syekh Nawawi Albantani PalimaSerang. Total alokasi anggaran untuk dua belas lembagatersebut mencapai Rp. 28,9 miliar. Masing-masing lembaga yangberalamat di jalan Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serangsebesar Rp. 22.550.000.000 dan empat lembaga yang beralamatdi jalan Syekh Nawawi Albantani Palima Serang sebesar Rp.6.400.000.000.

Aliran dana ke lembaga yang dipimpin keluarga gubernur.Dana hibah Provinsi Banten ternyata banyak yang didistribusi-kan kepada lembaga-lembaga yang dipimpin oleh keluargagubernur mulai dari suami, kakak, anak, menantu, dan ipar.Misalnya dewan kerajinan nasional daerah (Dekranasda)menerima hibah sebesar Rp.750 juta. Dekranasda dipimpin olehsuami Ratu Atut Chosiyah yang juga anggota DPRD Banten,Hikmat Tomet. Total dana hibah yang masuk ke lembaga yangdipimpin oleh keluarga gubernur mencapai Rp. 29,5 miliar.

Page 113: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

103

Nama O rganis asi

Hubungan O rganisasi de ngan Rat u At ut Anggaran

KNPI prov. Ba nten

K etu a : Aden Ab dul K halik, merup akan A dik tiri-ip ar) 1.850 .0 00.0 00

Tag ana Banten

K etu a : Andhi ka Hazrumy (a nak Ratu A tut) 1.750 .0 00.0 00

PMI B anten

K etu a : Ratu Tatu Cha sa nah (Adi k Ratu Atut) 90 0.0 00.000

PW GP An sor B enda hara :A ndhika Hazrumy (a nak) 55 0.0 00.000

KO NI Banten

K etu a : Ady S urya Dar ma (Po liti si G olkar/Partai Incumbent) 15 .00 0.000.000

Himpaud i Banten K etu a : Ade Rossi ( Me nantu) 3.500 .0 00.0 00

P2 TP 2A K etu a : Ade Rossi ( Me nantu) 1.500 .0 00.0 00

GW KS

K etu a : Ratu Tatu Cha sa nah (Adi k Ratu Atut) 70 0.0 00.000

Ka rang Tarun a

K etu a : andh ika Hazrumy (a nak Ratu A tut) 1.500 .0 00.0 00

Dekran asd a

K etu a : Hikmat Tomet ( Suami Ratu A tut) 75 0.0 00.000

Dekopin wil

K etu a : Ratu Tatu Cha sa nah (Adi k Ratu Atut) 20 0.0 00.000

Foru m Pa guyuba n Ba nten Bersatu

K etu a : Ratu Tatu Cha sa nah (Adi k Ratu Atut) 50 0.0 00.000

IM I Banten

K etu a : Tb. Haerul Jaman (Ad ik Ratu A tut) 20 0.0 00.000

Ko alis i Polit isi Pe rempuan Indo nesia

K etu a : Ratu Tatu Cha sa nah (Adi k Ratu Atut) 20 0.0 00.000

Page 114: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

104

Dana hibah tidak utuh. Temuan lain adalah jumlahdana hibah yang diterima oleh lembaga tidak sesuaidengan pagu yang ditetapkan oleh dinas pengelolaankeuangan dan asset daerah Provinsi Banten. Contohnya,lembaga kajian sosial dan politik (Laksospol) KabupatenPandeglang. Dalam daftar DPKAD lembaga tersebutmemperoleh hibah sebesar Rp. 500 juta, tapi dalam suratpernyataan ketua Laksospol Ayie Erlangga, merekahanya menerima hibah dari provinsi sebesar Rp. 35 juta.

Sebagian Besar Penerima Bantuan Sosial TidakJelas. Pemerintah Provinsi Banten mengalokasi anggaranbantuan sosial sebesar Rp. 51 miliar. Akan tetapi dari160 penerima dana bantuan sosial, pemerintah daerahBanten hanya mencantumkan 30 nama lembaga ataukepanitiaan dan tidak didukung oleh alamat yang jelas.Sedangkan sisanya, sebanyak 130 penerima atau 81,3persen penerima bantuan sosial hanya ditulis ‘bantuansosial daftar terlampir”.

c. Penggunaan kekuasaan dan Fasilitas Negara

Tidak hanya menumpang menjadi artis iklan layanandi SKPD/Dinas, incumbent pun menggunakan kekuasaandan berbagai fasilitas publik untuk kepentingan peme-nangannya. Mulai dari kendaraan dinas, gedung peme-rintahan, hingga acara-acara kedinasan. Pelakunyabukan hanya incumbent secara langsung, tapi juga timsukses, partai pengusung, atau birokrasi yang menjadipendukung. Padahal fasilitas-fasilitas negara mestinyadigunakan untuk melayani masyarakat tanpa me-mandang golongan, suku, agama, dan segala bentukperbedaan lain, termasuk pilihan saat pemilihan kepaladaerah.

Page 115: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

105

Sebagai contoh di Kota Lhokseumawe, setelahmendaftarkan diri sebagai wakil walikota, mendampingiMunir Usaman, Suryadi SE, asih menggunakan mobildinas dalam pertemuan-pertemuan terkait kegiatanpemilukada. Suryadi SE, MM masih memanfaatkanposisinya sebagai Wakil ketua II DPRK Lhokseumaweuntuk menguasai dua unit mobil dinas yaitu HondaCRV dengan nomor polisi BL 12 NN dan Toyota FortunerG LUX AT dengan nomor polisi BL 249 N.

Lebih parah lagi di Provinsi Banten, gubernurmenyatakan hanya cuti pada malam hari. Karena itu,kegiatan untuk kepentingan pemilihan dilakukan padamalam hari, sedangkan siang hari merupakan kegiatandinas. Kenyataannya, hampir dalam semua aktivitasRatu Atut Choisiyah menjelang pemilihan digunakanuntuk kepentingan pemenangan. Makin menjadi ketikamemasuki tahapan pemilihan, terutama kampanye.Berbagai fasilitas daerah digunakan untuk gubernur se-bagai incumbent.

Sebagai contoh dalam kampanye di Pandeglang,satu unit Damkar milik Satpol PP Pandeglang lengkapdengan regu pemadam sekitar 10 orang berseragamlengkap menyemrpotkan air kepada peserta kampanyepasangan incumbent. Kendaraan ambulan milik DinkesBanten dan Kabupaten juga ada diarena kampanye.Selain itu, mobil dinas milik Pemprov Banten A 486Digunakan untuk mengangkut atribut kampanye antaralain stiker/atribut, kalender , sajadah, mukena, Alqur’anuntuk dibagikan kepada warga desa pada saat kunkerGubernur Banten. Juga penggunaan mobil dinas untukmembagi-bagikan mie instan, sajadah, kerudung kepada

Page 116: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

106

ratusan warga. Selain itu, sekda Banten yang meng-himbau seluruh jajaran pemerintahan memasang spandukdan umbul-umbul di sekitar lingkungan kantor masing-masing dengan tema yang sama dengan tema kampanyeRatu Atut dan Rano Karno yaitu “Dengan SemangatHUT ke-11 Provinsi Banten Kita Teruskan PembangunanMenuju Rakyat Banten Sejahtera Berlandas-kan Imandan Taqwa” .

Di Jakarta, buku pendamping dan lembar kerjasiswa (LKS) berisi sosialisasi dan ajakan untuk memilihincumbent. Tidak hanya kepada murid SMA/sederajatyang merupakan pemilih pemula, tapi juga keluargapeserta didik melalui pertanyaan yang harus diisi olehkeluarga. Temuan lain adalah, pegawai kelurahanKapuk Kecamatan Kalideres mengintimidasi ibu-ibuyang membuat SKTM untuk Jamkesmas Gakin. Pegawaikelurahan mengancam tidak memberikan SKTM apabilatidak memilih Foke. Program Jamkesmas Gakin diklaimsebagai program Foke. Selain itu, pegawai Sudin Ke-sehatan Jakarta mengklaim program Jamkesmas Gakinadalah program Foke dan Nara. Mereka menanyakanpilihan pendaftar Jamkesmas sewaktu pemilukadaputaran pertama.

Secara umum ada empat fasilitas negara yang kerapdigunakan incumbentuntk kepentingan pemenangannyayaitu, mobil dinas, program daerah, penggunaan kantorpemerintahan untuk kegiatan tim sukses maupunpemasangan atribut kampanye, pemanfaatan kunjungankerja dan kegiatan pemerintahan lainnya, dan meng-gunakan iklan layanan masyarakat dan iklan yangmasih menggunakan fasilitas pemerintah. Selain incum-bent, pelakunya adalah tim sukses, simpatisan, anggotapartai, birokrat seperti pegawai dinas, camat, dan lurah.

Page 117: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

107

Tabel 9. Modus Penggunaan Fasilitas Negara

No Uraian Modus Pelaku/Aktor 1 Mobil dinas Digunakan

untuk mengangkut atribut kampanye antara lain sti ker/atribut, kalender, sajadah, mukena, Alqur’an untuk dibagikan kepada warga Desa.

Aparat pemerintahan/PNS

2 Mobil Damkar milik Satpol dan regu pemadam digunakan untuk membantu kampanye

Aparat pemerintah/PNS

3 Kendaraan ambulan mi lik Dinas kesehatan digunakan untuk mengamankan kampanye

Dinas kesehatan

4 Pemasangan spanduk dan stri ker di gedung pemerin tah.

Organisasi profesi

5 Halal bi halal yang diiringi sosialisasi incumbent dengan pembagian atribut kampanye dan pernyataan dukungan

Camat dan Calon Gubernur

6 Pegawai Pemer intah datang ke rumah-rumah warga membagikan atribut bergambar incumbent

PNS

Page 118: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

108

d. Politisasi Birokrasi

Selain anggaran dan fasilitas negara, birokrasi men-jadi bagian penting dalam proses pemenangan pemilu-kada langsung di delapan daerah yang evaluasi dan

7 Mobil dinas digunakan untuk membagi-bagikan mie instan, sa jadah, kerudung, kepada ratusan warga

Pejabat /PNS

8 Ditemukan atempelan stiker/atribut pasangan kandidat incumbent di Mobil Dinas milik pemerin tah

Pejabat/PNS

9 Pembagian atribut kampanye berupa kaos bergambar kandidat incumbent dalam rapat dinas

Kesbangpol /PNS

10 Membagikan atribut kampanye kandidat incumbent kegiatan HUT pemerin tah atau acara dinas

Kepala BKKBN/PNS

11 Iklan Layanan Masyarakat di TV Nasional dan Lokal di masa tenang

Dinas Infokom/ Humas

12 Pember ian kredit mudah melalui BLUD kepada masyarakat

Aparat pemerintah

13 Penggunaan rumah dinas untuk pertemuan

Aparat pemerintah

14 Penerbitan SK tenaga pegawai

Sekda

Page 119: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

109

monitor, terutama ketika incumbent mencalonkan diriatau mendorong kandidat. Sasarannya bukan hanyabirokrasi sebagai pemilih, tapi sebagai mesin peme-nangan yang memiliki otoritas dalam menggunakananggaran dan penyediaan pelayanan yang bersentuhanlangsung dengan masyarakat sebagai calon pemilih.

Di semua daerah yang dimonitor,incumbent men-jadikan birokrasi sebagai bagian dari mesin pemenangan.Berbagai cara digunakan, termasuk intimidasi danhukuman agar birokrasi bisa bekerja untuk kepentinganpribadi mereka. Posisi gubernur/walikota/bupati sebagaipembina semua pegawai daerah mempermudah untukmenaklukan birokrasi.

Politisasi biasanya diawalioleh‘bersih-bersih’ biro-krasi jauh hari sebelum pemilukada dilaksanakan. Tentusaja yang dibersihkan adalah birokrasi yang berpotensitidak mendukungnya. Kocok ulang atau rotasi, mutasi,menjadi cara bagi incumbent untuk memastikan bahwaposisi-posisi penting guna memenangkan persaingandiisi oleh mereka yang sudah pasti mendukungnya.Penempatan para loyalis di posisi strategis akan me-mudahkandalam mobilisasi birokrasi danmenjadikandana APBD/APBN sebagai logistik pemenangan.

Biasanya, proses bersih-bersih birokrasi jugamenular ke jabatan struktural yang lebih rendah. Kepaladinas akan merotasi atau memutasi bawahan yangberpotensi mendukung calon lain. Malah berdasarkanhasil monitoring, kocok ulang birokrasi merambathingga tingkat kelurahan. Sebagai contoh di Kendari,lurah Baruga mengancam akan mengganti ketua RT/RW di wilayahnya jika tidak ikut mendukung incum-

Page 120: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

110

bent. Sedangkan di Kabupaten Kampar, bupati memutasisalah satu pegawai sekretariat dewan (sekwan) yangterindikasi tidak memihak kepadanya. Sang bupatimemutasi menjadi pegawai sekretariat kecamatan dikecamatan XIII Koto Kampar yang akses tempuh ke kotasangat jauh.

Pemilukada langsung telah menjadi buah sima-lakama bagi birokrasi. Turut menjadi mesin pemenanganincumbent berarti melawan aturan dan kerap ber-tentangan dengan pilihannya. Tapi menolak membantu,posisi dan karir bisa terancam. Salah memberi dukunganbisa membuat karir tamat. Karena itu, dalam pemilukadalangsung di delapan daerah yang dimonitor birokrasitidak bisa bersikap netral.

Masalah lebih rumit ketika dua incumbent bertarungseperti yang terjadi di Kabupaten Pandeglang. ErwanKurtubi yang berpasangan dengan ibu tiri GubenurBanten Ratu Atut adalah pengganti Ahmad DimyatiNatakusuma yang memilih menjadi anggota DPR RI se-tahun menjelang masa jabatannya habis. Ahmad Dimyatiyang masih memiliki banyak pendukung di birokrasimengusung istrinya, Irna Narulita untuk maju. Akibat-nya, pemilukada Kabupaten Pandeglang tahun 2010ditandai oleh perpecahan birokrasi. Sebagian mendukungErwan, sebagian lagi mendukugn Irna Narulita.

Pendukung utama Erwan selain dinas-dinas adalahcamat. Hal tersebut disebabkan karena latar belakangErwan sebagai lulusan Institut Pemerintahan DalamNegeri (IPDN) dan dianggap senior oleh camat di se-bagian besar Kabupaten Pandeglang. Melalui tangancamat, Erwan mengendalikan aparat desa untuk mem-

Page 121: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

111

peroleh kemenangan. Akan tetapi, tidak semua kepaladesa tunduk pada camat untuk mendorong kemenanganincumbent. Pengaruh Dimyati ternyata cukup kuat diAsosiasi Kepala Desa Pandeglang. Itu sebabnya, tidaksemua kepala desa patuh pada bupati dan camat. Salahsatu cara Erwan untuk menekan kepala desa denganmenghambat pencairan dana-dana desa seperti fresh money.

Itu sebabnya, setelah pemilihan selesai terjadi mutasibesar-besaran di jajaran pegawai daerah. Erwan Kurtubiyang memenangkan pertarungan membersihkan biro-krasi yang tidak mendukungnya. Paling tidak ada 167birokrasi dinon-jobkan, beberapa diantaranya sudahpindah ke provinsi atau daerah lain. Sanksi lain berupamutasi kepada 17 birokrasi yang bersaksi dalam sengketapemilukada di Mahkamah Konstitusi (MK) seperti CamatCimanuk Dadi Wahdi yang dijadikan guru SDN Cimanuk.

Secara umum ada tujuhcara yang digunakan incum-bent dalam rangka memobilisir birokrasi untuk ke-pentingan pemenangannya..Pertama, adanya instruksitertulis yang dibuat oleh bupati/walikota/gubernur,sekretaris daerah, kepala dinas, camat, dan lurah gunamenyukseskan pemilihan kepala daerah dengan pesanterselubung memenangkan incumbent. Dalam PemilukadaKabupaten Pandeglang muncul surat edaran dari sekre-taris daerah kepada semua sekolah untuk menyukseskanErwan Kurtubi sebagai calon bupati.

Kedua, pesan bersambung. Instruksi secara lisan olehbupati/walikota/gubernur dan sekretaris daerah di-lakukan secara berjenjang hingga birokrasi paling rendah.Kasus yang mencuat adalah ketika video Kepala BadanPertahanan Pangan (BPP) Provinsi Banten Eneng

Page 122: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

112

Nurchayati memberi instruksi kepada jajaran staf-nyaagar mendukung Ratu Atut dan Rano Karno beredar dimedia elektronik dan situs berbagi you tube.

Tidak hanya ketua Badan Pertahanan Pangan, halserupa juga dilakukan oleh kepala-kepala dinas lain diprovinsi maupun kabupaten/kota di Banten sepertikepala dinas kelautan dan perikanan Banten, kepaladinas pendidikan, dan kepala dinas sosial Kota Serang.Mobilisasi juga dilakukan kepada perangkat desa yangtergabung dalam Apdesi. Dalam pertemuan silaturahmidi Carita yang yang dihadiri ratusan kades dari Pan-deglang dan Lebak, Ketua Apdesi Banten mengajak agarKades mendukung pencalonan gubernur dalam pe-milihan. Tidak mengherankan dalam praktek politikuang Pemilukada Provinsi Banten yang menjadi pelakuadalah perangkat desa termasuk RW/RT.

Ketiga, rotasi birokrasi. Incumbent menempatkan or-ang-orangnya di SKPD-SKPD strategis seperti DPPKAD,dinas sosial, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan.Contohnya di Kabupaten Pandeglang, bupati telah me-ngubah komposisi dinas dan camat menjelang pemilihan.Keempat, menambah intensitas pertemuan dengan SKPD.Menjelang pemilihan, intensitas pertemuan formal (dinas)dan informal birokrasi akan meningkatkan sebagaibagian dari konsolidasi. Posisi bupati/walikota/gubernursebagai pembina birokrasi di daerah digunakan denganmaksimal. Kegiatan pembinaan dijadikan sebagai alasanuntuk melakukan konsolidasi birokrasi untuk men-dukung pemenangan. Pesan utama dalam setiap per-temuan adalah meminta dukungan untuk memenang-kan incumbent.

Page 123: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

113

Kelima, bupati/walikota/gubernur mendorong agarSKPD memperbanyak kegiatan-kegaitan populis sepertipembangunan gedung sekolah, menggratiskan sekolah,perbaikan jalan dan rumah ibadah. Dalam setiapkegiatan, terutama pembukaan, bupati/walikota/guber-nur minta untuk dilibatkan dan mengklaim semuakegiatan tersebut sebagai prestasi kerjanya.Di ProvinsiBanten, gubernur mendorong pembuatan dan pen-cetakan Al-Qur’an mushaf Al-Bantani milyaran rupiahyang didanai dari APBD. Keunikannya, ada kata pe-ngantar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah didalam-nya. Selain itu, Al-Qur’an Mushaf Al-Bantani malahmenjadi salah satu alat kampanye dan dibagikan dalamsetiap kegiatan Ratu Atut dalam kapasitas sebagai guber-nur maupun calon gubernur. Lebih parah lagi, RatuAtut memajang photonya dalam bungkus biskuit pro-gram Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI).Dalam acara pengobatan gratis yang dilakukan olehdinas kesehatan, resep obat yang dibagikan kepada pasienyang datang juga bergambar Ratu Atut

Keenam, intimidasi. Birokrasi yang cenderung netral,apalagi mendukung lawan politik diintimidasi ataudimutasi. Dalam pemilukada Provinsi Banten, tersebuttergambar jelas dari pesan singkat (SMS) yang dibuatIstri Camat Cisoka, Tangerang Wiwin Suryaningsihkepada ibu-ibu PKK Kecamatan Cisoka yang bertuliskan“Assalamualikum, ibu2 pengurus tolong pilih no 1 y buknsymemaksa tp tuk keselmtan p cmt,mks atas pengertiannywassalam” (Asslamualaikum ibu-ibu pengurus, tolongpilih nomor 1 (pasangan Ratu Atut-Rano Karno) ya,bukannya saya memaksa tapi untuk keselamatan pakcamat, terimkasih atas pengertiannya, wassalam).

Page 124: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

114

Ketujuh, birokrasi dijadikan sebagai tim pemenangandan penyelenggara pemilihan seperti menjadi jurukampanye, anggota PPS dan PPK, serta saksi kandidattertentu dalam pemilihan. Sebagai contoh dalam Pemilu-kada Kota Kendari, incumbent menampilkan juru kampanyeyang merupakan salah satu pejabat daerah yang dalamkampanye menjanjikan kebijakan tertentu jika calondidukungnya memenangkan pemilihan.

Tabel 10. modus politisasi birokrasi

No Modus Mobilisasi Birokrasi

1 Semua acara SKPD sudah diarahkan untuk kepentingan pemenangan pemi lukada

2 Semua kegiatan/acara SKPD harus melibatkan bupati/gubernur

3 Pertemuan dengan SKPD intensitasnya dibuat lebih sering yang disertai pesan untuk mendukung incumbent

4 Pesan berantai (menggunakan struktur birokrasi) untuk mendukung incumbent

5 Priori tas program/bantuan ditentukan oleh bupati/gubernur

6 Merotasi dan mutasi b irokrasi 7 Briefing dan ancaman kepada birokrasi 8 Surat edaran instruksi untuk memenangkan

bupati/gubernur 9 Pesan-pesan untuk memenangkan dalam setiap

rapat birokrasi d i semua level 10 Peliba tan Lurah dan RT sebagai tim pemantau

dan pengawas TPS PNS menjadi saksi dalam pemilihan

Page 125: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

115

Cerita Box 2. Politisasi BirokrasiKetika Guru Menjadi Juru Kampanye“Sepertinya acara kita diboikot Mas. Teman-teman guru

ditahan tidak boleh keluar oleh kepala sekolah. Dinas pendidikanyang beri instruksi langsung lewat SMS,” Ujar Retno denganraut muka geram.

Rencananya hari ini (18/9/2012), Retno dan jaringan guru diJakarta yang tergabung dalam Forum Musyawarah Guru Jakarta(FMGJ) berencana melakukan deklarasi menolak politisasi danintimidasi guru dalam pemilukada Jakarta. Sedianya deklarasiakan dilakukan di kantor Indonesia Corruption Watch, jam 2 siangselepas guru mengajar. Guru yang sebelumnya akan konfirmasidatang pun puluhan. Tapi gara-gara SMS dinas pendidikan dandihalang-halangi kepala sekolah yang bisa gabung hanya sekitardua puluh lima orang. Akhirnya deklarasi molor satu jam.

Tujuan Retno dan aktivis guru membuat deklarasi agar guruberani melawan, sekaligus mengingatkan dinas pendidikan untuktidak menjadikan mereka sebagai juru kampanye incumbent.Maklum, setelah kalah dalam putaran pertama, tekanan daripejabat daerah kepada guru makin kencang. Segala daya di-gunakan agar guru terus mengkampanyekan budi baik gubernur.

Politisasi terhadap guru dilakukan dengan banyak cara.Mulai dari instruksi kepala dinas agar sekolah memasangspanduk ucapan terima kasih kepada gubernur, membajak ber-bagai kegiatan guru seperti halal bi halal, pertemuan MGMP,pelatihan guru SMP dan SMA, diganti dengan penyuluhan untukmemilih incumbent. Selain itu, dinas pendidikan mewajibkansekolah mengirim perwakilan minimal 10 guru untuk mengikutiSalat Idul Fitri di kantor dinas pendidikan Jakarta, meskipun harilibur nasional. Khutbah Ied berisi arahan untuk memilih kandidatnomor satu sebagai gubenur DKI Jakarta dan mengarahkanjamaah untuk dalam Pemilukada DKI Jakarta memilih pemimpinyang seiman.

Page 126: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

116

4.2.2. Korupsi Dalam Proses Pemenangan

Persaingan kandidat kepala daerah dalam meraihkemenangan tidak hanya dilakukan dalam ruang terangseperti kampanye. Mereka pun menggunakan cara-caraharam agar bisa terpilih. Berdasarkan hasil monitoringdan riset di delapan daerah, setidaknya ada dua bentukpraktek korupsi dalam proses pemenangan yaitu mem-beli penyelenggara KPUD dan Panwas pada semuatingkatan dan politik uang.

“Mereka pun menyasar pemilih pemula dengan men-datangi SMA dan SMK mensosialisasikan buku Anak JakartaJangan Golput dan Ngintip Yuk, Lima Tahun Ini Bang Fauzi Bowodah Ngapain Aja Sih”. Dalam acara tersebut para siswa akandiberi brosur yang mengarahkan untuk memilih “kumis” danbrosur berisi tulisan “terimakasih gubernurku. Guru-guru pundipaksa membuat soal tertulis untuk tugas terstruktur. Parasiswa-siswi nantinya diharuskan mewawancarai orangtuanyauntuk mengisi tugas tersebut. Semuanya terkait pemilukadadan pemenangan incumbent,”terang Retno.

Penolakan keras Retno atas politisasi birokrasi berbuahintimidasi. Puluhan SMS mulai dari celaan hingga ancamanmasuk ke HP. Tapi Retno tidak gentar. Ia tetap melawan.Bersama beberapa guru yang masih berani, Retno melaporkanke-curangan yang dilakukan oleh dinas pendidikan kepadapanitia pengawas pemilu (panwaslu) DKI Jakarta.

“Laporan ini akan menjadi pelajaran bagi dinas pendidikanagar mereka tidak terus mempolitisasi guru. Juga pelajaranbagi guru untuk melawan dan tidak dijadikan mesin kekuasaan,”tandas Retno

Page 127: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

117

a. Membeli Penyelenggara

Salah satu kunci pemenangan dalam pemilukada adapada penyelenggara baik KPU maupun Panwas. Karenaitu, semua pasangan berupaya mempengaruhi penye-lenggara dari tingkat atas hingga paling bahwa sepertiPPS dan Panitia Pengawas Lapangan (PPL). Ada tigacara yang digunakan, menempatkan orang-orang pasangankandidat di kedua lembaga tersebut,mempengaruhimereka dengan politik uang atau iming-iming jabatan,serta menekan anggota KPU dan Panwas.

Menurut ketua KPU Kabupaten Pandeglang, salahsatu cara untuk mempengaruhi mereka dalam pemilu-kada 2010 adalah dengan menekan anggaran KPU. Selainjumlahnya jauh lebih sedikit dibanding pengajuan KPU,proses pencairannya pun dibuat sangat telat sehinggamempengaruhi persiapan pemilihan. Tekanan tersebutakan memberi ruang terutama bagi calon incumbentuntuk menawarkan transaksi dengan KPU.

Tidak hanya KPU, panwas pun menjadi sasaranuntuk dikendalikan oleh calon kepala daerah, terutamaincumbent. Dalam pemilukadaKabupaten Pandeglangpanwas dianggap sebagai orang-orang titipan bupati.Apalagi jika dilihat dari hasil temuan, panwas hanyamemperoleh enam temuan dan semuanya pelanggaranyang dilakukan oleh rival bupati yaitu pasangan IrnaNarulita dan Apud Mahpud.

Lebih parah lagi dalam Pemilukada Kota Jayapura.Anggota KPU yang tidak independen menjadi sumbermasalah dalam pemilihan. Ketua KPU Kota Jayapuradiduga menerima suap sebesar Rp. 200 dari kandidat. Iamembuat SK untuk meloloskan pasangan Hendrik dan

Page 128: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

118

Pene Ife tanpa rapat pleno. Akhirnya kasus tersebutditangani oleh Polres Kota Jayapura dan ketua KPU danempat anggota lainya diberhentikan. Tidak hanya itu,gara-gara dugaan suap, perjalanan Ketua KPU berlanjutdipenjara.

Proses pembajak berlanjut pada anggota KPU jiliddua yang diambil dari daftar tunggu. Ternyata, ketuaKPU merupakan anggota tim sukses pemenang pemi-lihan. Ini pula yang menjadi bahan bagi peserta pemilu-kada yang kalah untuk mengajukan sengketa ke MK.Selain itu, menurut sekretaris KPU Kota Jayapura merekaternyata mendapat talangan anggaran untuk membiayaioperasional dan gaji panitia pemilukada sebesar Rp. 7,5milyar dari pasangan Benhur Tomimanu dan Nur Alamyang memenangkan pemilihan.

Kasus yang sama dialami oleh Panwas. Dua anggotanyamenjadi tersangka dan dipenjara gara-gara menerimasuap dari salah satu pasangan kandidat. Sebenarnyasuap terhadap panwas juga satu paket dengan kasuspenyuapan KPU. Sama seperti di KPU, akhirnya diambilpengganti panwas dari daftar tunggu. Tapi sayang,dalam pelaksanaan pemilukada mereka tidak bekerjadengan baik.

Dugaan pembajakan penyelenggara juga terjadidalam pemilukada Provinsi Banten. Anggota KPU KotaTangerang, Suyitno Adang, memfasilitasi pertemuanPPK se-Kota Tangerang yang dihadiri Andika Hazrumi,putra Ratu Atut Chosiyah di Hotel Kartika Chandra,Jakarta. Dalam pertemuan yang diselenggarakan pada6 Juni 2011, Andhika meminta bantuan untuk memenang-kan Ratu Atut. Selain itu, ia pun membagi-bagikan uang

Page 129: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

119

kepada PPK Kota Tangerang yang hadir, sebesarRp.300.000/orang.

Pada 28 Juli 2011, di Rumah Makan Sop Ikan sekitaralun-alun Kota Serang, Yuliana MardatillahTangka,anggota KPU Kota Serang, makan bersama dengan H.Rano Karno yang pada saat itu baru menjadi Bakal CalonWakil Gubernur Banten. Yuliana pun mengunjungirumah Ratu Atut Chosiyah. Walaupun yang bersang-kutan beralasan di media, menemani suami yang menjaditim sukses. Selain itu, sosialisasi KPU Provinsi puncenderung masyarakat untuk memilih pasangan incum-bent dengan meminta masyarakat memilih gubernur danwakil gubernur, bukan calon gubernur dan wakil guber-nur dalam atribut sosialisasinya.

Pembajakan penyelenggara lebih marak ada tingkatkecamatan, desa/kelurahan, dan Tempat PemungutanSuara (TPS). Tim sukses mengakui menempatkan or-ang-orang mereka dalam PPS, PPK, PPL. Cara lainmereka membayar mereka supaya ikut mendukungpasangan calonnya. Menurut mereka paling tidak empatpuluh lima persen anggota PPS, PPK, dan PPL sudahmereka pengaruhi.Tujuannya supaya kandidat merekatidak dicurangi oleh tim lawan. Ada juga anggota PPKyang tidak kami pengaruhi justru datang ke kami untukmeminta uang kopi dan rokok.

Akibatnya, posisi penyelenggara tidak jauh berbedadengan tim sukses. Di Kota Kendari, para penyelenggarapada tingkat kecamatan dan keluarahan secara terang-terangan mendukung kandidat tertentu. Sebagai contohpetugas KPPS di Kecamatan Puuwatu malam yangmembagi uang dan sarung seraya menganjurkan untuk

Page 130: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

120

memilih pasangan Asrum dan Mussadar. Hal serupadilakukan oleh ketua KPPS Kelurahan Korumba yangmembagi beras dan gula masing-masing 5 Kg dan meng-anjurkan untuk memilih pasangan Asrum dan Mussadar.Begitu pula Panwas di Kelurahan Mataiwoi. Merekamembagi sarung dan uang Rp.50ribu dengan himbauanyang sama.

Cara lain yang digunakan oleh penyelenggara padatingkat kecamatan dan kelurahan adalah menggunakankewenangan yang mereka miliki berkaitan dalam pe-milihan dan penghitungan suara. Kasus yang terung-kan adalah pemberian tanda pada surat suara saatpencoblosan di Kelurahan Anggalomela. Selain itu,KPPS di Kelurahan Wua-Wua dan Mataiwoi mengguna-kan sisa surat suara untuk mendukung salah satupasangan kandidat.

Temuan di Kabupten Kampar, petugas di KPPSKecamatan Tapung Hulu mendukung incumbent dengancara menanyakan calon pemilih siapa yang akan dipilihketika kartu pemilih akan dibagikan. Ketika mengetahuiyang akan dipilih incumbent, maka akan diberikan kartupemilih dan tambahan kertas suara yang sudah merekasiapkan sehingga satu orang mendapatkan lebih darisatu kertas suara untuk mencoblos.

Page 131: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

121

Tabel 11.modus pembajakan penyelenggara

No Modus Pem ba ja kan Pe ny ele nggara

Penyelenggara Tidak Inde pe nden

1

Mene mp atkan orang-o rang kandid at di KPU, Pa nwa s, PPK, PPL, p etu gas TPS

Me mba ntu kampan ye kan didat

2

Su ap ke pada p enyeleng gara untuk mendu ku ng atau tid ak melap orkan kecura ngan

Men gintimidasi pem ilih agar me mi lih ka ndida t ter ten tu

3 Menja njikan bon us kepa da KPU d an Pa nwa s

Me man ipula si DPT

4 Meng uran gi a nggara n KP U dan Pa nwas Men anda i kartu pemiliha n

5 Memper suli t pen cair an a nggara n KPU da n Pa nwa s

Men ggun akan surat sua ra sisa untuk mend ukung kandidat ter ten tu

6 Intimidasi kep ada KP U, Panwas, PPK , PP L, pe tugas TPS

Me mbiarkan pelan ggaran oleh kandid at te rte ntu

7

Menja njikan jabatan b agi anggo ta KPU dan Pa nwa s yang mendu ku ng ka ndida t

Tid ak menin daklanjut lapora n p elang garan dari kan didat

Page 132: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

122

b. Politik Uang

Kandidat umumnya sudah menyebarkan berbagaijenis barang dan uang kepada calon pemilih jauh se-belum proses pemilihan dilakukan. Praktek tersebutmenurut beberapa pakar pemilu tidak bisa dikategorikansebagai praktek politik uang (membeli suara). Sebabpolitik uang biasanya dilakukan pada ‘menit akhir’ gunamempengaruhi pemilih biasanya beberapa hari ataubeberapa jam sebelum pemilihan, atau pada hari pemilihan.

Memang, hasil riset dan pemantauan di delapandaerah, intensitas pembagian barang dan uang kepadapemilih makin meningkat menjelang atau pada saatpemilihan dilakukan. Biasanya, menjelang H-1 pe-milihan pasangan calon memberi ‘bantuan’ berbentukbarang seperti kerudung, kalender, alat olahraga, kaos,dan sajadah.Sedangkan H-1 pemilihan hingga men-jelang pemungutan suara, calon menyebar uang dansembako. Dikenal dengan istilah ‘serangan fajar’. Timsukses masing-masing pasangan calon mendatangirumah calon pemilih, menghitung pemilih dan memberiuang atau sembako sebanyak total pemilih dalam rumahtersebut. Jumlahnya uang dan sembako yang diberikanoleh tim sukses pasangan calon berbeda-beda.

Selain itu, tiap daerah memiliki perbedaan modusdalam politik uang. Ada yang direncanakan denganmatang. Proses pembagian uang dan barang darikandidat kepada tim sukses dengan perhitungan matangterutama dari sisi keamanan sehingga lolos dari pe-ngamatan tim sukses kandidat lawan. Pembagian barangdan jasa pun didasarkan pada survei internal. Kandidatdan tim sukses memiliki peta pemilih sehingga tidak asal

Page 133: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

123

bagi. Tapi ada pula yang cenderung serabutan, uangdisebar tanpa didasari peta pemilih. Tim yang mem-bagikan pun tidak melalui proses bimbingan teknis

Dalam pemilukada Kabupaten Pandeglang danProvinsi Banten operator politik uang adalah tim peme-nangan yang dibentuk pasangan calon. Jumlah timpemenangan tidak satu. Di Banten dan Pandeglang,pasangan calon membentuk tim pemenangan yangberasal dari partai politik, organisasi kemasyarakatan,birokrasi dan aparat desa, serta keluarga. Pengendalinyaadalah tim dari keluarga. Untuk memudahkan kendali,dibentuk koordinator daerah (korda) pada tingkatkabupaten/kota/provinsi, koordinator kecamatan(korcam), koordinator desa (kordes), dan koordinatorTPS. Tim memiliki struktur hingga ke Tempat Pe-mungutan Suara (TPS) sehingga memudahkan pem-bagian uang/barang dan kontrol. Konsolidasi yang merekalakukan satu tahun sebelum pemilihan.

Dalam temuan praktek uang dalam pemilukadaProvinsi Banten, aktornya berbeda-beda. Ada pegawaipemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, anggotapartai politik, kepala desa, tim sukses, Badan PerwakilanDesa (BPD), dan RW/RT. Jumlah yang yang dibagikanpun bervareasi mulai dari Rp. 5.000 hingga Rp. 50.000.Cara membagikannya ada yang langsung mendatangirumah, biasanya dengan menggunakan jasa RW/RT.Contohnya di Kecamatan Ciputat, sekretaris kelurahanmembagikan uang kepada para ketua RT yang kemudianmendistribusikannya kepada warga. Jumlahnya antaraRp. 10.000 hingga Rp. 20.000. Sedangkan dibeberapakelurahan di Kecamatan Balaraja uang yang dibagikan

Page 134: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

124

hanya Rp. 5.000 ditambah tiga bungkus mie rebus.Untuk kecamatan Sukamulya pembagian uang di-dasarkan pada TPS dan diberikan kepada koordinatorTPS yang akan menyebarkan kepada pemilih.Tidakhanya rumah, lembaga pemasyarakatan (lapas) pundisasar. Kepala lapas Tangerang diduga membagikanuang sebesar Rp.20.000/orang menjelang pemilihan.

Pada sisi lain, menjelang pemilihan gubernur terusmelakukan konsolidasi dengan birokrasi, camat, kepaladesa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Biasanyadalam setiap pertemuan, staf pemerintahan akan mem-bagi uang kepada peserta yang hadir. Jumlahnya ber-vareasi mulai dari Rp. 50.000 hingga Rp. 500.000.

Sedangkan di Kota Jayapura, selain dengan mem-berikan uang pada tiap rumah. Modus lain yang di-gunakan adalah dengan memobilisir orang dibeberapaTPS untuk memilih. Karena kesamaan warna kulit,petugas sulit untuk mengenali identitas mereka. Moduslain adalah dengan membeli pada kantong-kantongsuara melalui lembaga kesukuan, misalnya KeluargaKerabat Selawesi Selatan (KKSS) ataupun lembaga masya-rakat lain.

Di Kota Kendari pembelian suara cenderung sera-butan. Alat transaksinya pun tidak hanya uang. Kan-didat dan tim sukses ada yang memberi bibit tanaman,kartu asuransi untuk ojek, kartu kesehatan dasar, danberas sebagai pengganti suara pemilih. Walau begitupembagian uang masih tetap banyak ditemukan. Misal-nya menjelang pemilihan, tim relawan Asrum Musaddarmembagikan bantuan keluarga berpenghasilan rendah.Modus lain adalah menitipkan sembako di kios dekatTPS. Hal tersebut antara lain terjadi di Keluragan Korumba.

Page 135: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

125

Tabel 12. Modus dan aktor politik uang

No Modus Pelaku

1 Pembagian uang secara langsung Tim Sukses dan simpatisan

Anggota partai, bagian dari partai, anggota dewan, dan bupati

Calon

Aparatur pemerintahan (Camat, Lurah, RT,RW, dan PNS)

Lain-lain (Organisasi profesi, masyarakat umum, dan ti dak jelas)

Istri, anak dan yang mempunyai kekerabatan

2 Pembagian asuran khusus ojek

3 Pembagian sembako, mie, ikan.

4 Pemberian kerudung, sajadah, helm dan berbentuk pakaian yang lain

5 Pemberian bibit tanaman

6 Pemberian janji door price

7 Pemberian uang pada Kepala Desa, TPS, tempat ibadah

8 Pengganti konsumsi dan transportasi pemi lihan

9 Pembagian sembako dan sarung

10 Pemberian insentif bagi tokoh masyarakat, agama

11 Mentraktir makan secara massal warga

12 Mobilisasi massa melalu truk dan disebar ke se jumlah TPS

13 Pengobatan gra tis

14 Uang bakso

Page 136: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

126

Cerita Box 3. Politik UangKisah Uang Jin Dikorupsi SetanWajah Tamim (bukan nama sebenarnya) terlihat

tegang. Matanya memandangi seluruh sudut jalan. Sesekaliia menyeka keringat yang terus mengucur dikeningnya.Angin pagi Pan-deglang ternyata tak kuasa menahankeringat Tamim.

Setelah dipastikan aman, segera Tamim menyelinapke area kebun pisang yang ada di sisi kiri jalannya. Walaugelap menyelimuti, tapi tidak menyurutkan langkahnyauntuk masuk ke tengah area kebun. Tamim berhenti ketikamelihat dengan samar sebuah pohon pisang berukuranbesar. Ia amati sebentar, lalu tas berukuran sedang yangselalu ia bawa sejak sore dibenamkandalam tumpukan daunpisang kering dibawahnya.

“Takut juga sih. Kalau-kalau ada lawan yangmelihat, ular, juga takut setan. Tapi kalau untukurusan uang ya harus dibuat beranilah,” UjarTamim.

Tas yang ia benamkan di bawah pohon pisang berisiuang sebesar Rp.6 juta. Menurut pengakuan Tamim uangitu merupakan sisa dari pembagian untuk membeli suarapemilih. Sebagai koordinator desa (kordes), Tamimmendapat jatah Rp. 18 juta dari koordinator kecamatan(korcam) untuk ‘serangan fajar’ kepada warga di wilayahnyapada malam menjelang pemungutan suara putaran duaPemilukada Pandeglang 2010.

Tamim adalah satu dari puluhan kordes yang direkrutoleh salah satu kandidat Bupati Pandeglang. Tim peme-nangan kandidat yang didukungnya memiliki jaringanstruktural hingga tingkat TPS. Pada tingkat kabupaten adakoordinator daerah (korda) yang membawahi beberapakecamatan yang disebut koordinator kecamatan (korcam).

Page 137: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

127

Korcam memiliki struktur dibawah berupa koordinator desa(kordes). Sedangkan kordes akan mengomandoikoordinator tingkat TPS.”Tapi tim sukses pada masing-masing tingkatan berasal dari unsur yang berbeda-beda.Ada yang berasal dari partai politik, ormas, birokrasi,pengusaha, aktivis,dan individu seperti saya Mereka bekerjasendiri-sendiri. Tapi semua unsur itu berada dibawah kendalitim keluarga yang dibantu konsultan politik,”Terang Tamim.

Proses ‘serangan fajar’ mengikuti alur struktur danjumlah-nya didasarkan pada hasil pemetaan konsultanpolitik. Untuk daerah bukan basis jauh lebih besar, Rp. 10.000-Rp. 20.000, sedangkan di daerah basis hanya Rp. 5.000-Rp.10.000. Tamim mengakui hari-hari menjelang ‘serangan fajar’cukup mene-gangkan. Dua hari menjelang pemilihanmereka dikumpulkan Korda di luar Pandeglang. Pertemuandilakukan jam 2 pagi. Korda yang mengomandoi seluruhtim pemenangan tidak mau ambil resiko, tertangkap timlawan atau pengawas.

Di tempat pertemuan telah berjejer beberapa mobilbox. Isinya ternyata uang yang akan dibagikan kepadakorcam dan kordes. “Uang diturunkan dari mobil box, dalamtas-tas besar. Dilempar-lempar begitu saja seperti turunkankarung beras. Uang memang sudah pecahan dan jatah tiapkecamatan juga sudah jelas.”Kata Tamim.

Serangan fajar dimulai dari menjelang tengah malamhingga subuh.Tapi jika masih dianggap aman, pembagianuang masih diberikan pagi sebelum pemilihan. Tidak adainstruksi khusus dari korda tentang teknis pembagian uang.Tapi tim sukses umumnya masih menggunakancara lama,door to door atau dititip kepada kepala keluarga. Pada malampemilihan warga umum-nya sudah menunggu kedatangantim sukses.

Page 138: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

128

Tamim terus waspada selama dalam membagi uang.Ia selalu pastikan tidak ada orang yang melihat ataumengambil gambar ketika ia mendatangi rumah warga.“bukan pengawas yang bikin nger, tapii tim sukses lawan.Karena seperti kami, mereka pun memiliki banyak mata-mata. Apalagi kalau mereka bawa kamera. Kita tidak bisamengelak,” tandas Tamim.

Dalam serangan fajar putaran dua Tamim mengakusengaja membuat jatah uang politik uangnya tersisa. Ia

belajar banyak dari pemilihan putaran pertama.Awalnya ia lurus-lurus saja. Semua uang ia sebar. Sebabcalon bupati dan korda menjanjikan bonus besar. Nyatanya,setelah pemi-lihan yang datang ke rumah bukan bonus, tapiwarga yang meminta bantuan. Tamim dianggap masihmendapat kucuran uang dari kandidat.Kini ia tidak inginmengulangi kesalahan. Ia kurangi jatah uang politik yangakan dibagikan ke warga se-hingga masih tersisa Rp. 6 juta.Strategi mengamankan uang pun telah ditetapkan, supayatim monitoring korda tidak melihat ia pulang uang, makasisa pembagian di parkir di kebun pisang. “Teman saya bilang,kandidat pasti tidak akan ingat janjinya. Mau menang ataukalah bonus tidak akan diberi. Upah tim sukses ya dari uangyang kita bagi ke warga. Tim sukses harus tetap sukses,”Kata Tamim menirukan ucapan temannya.

Malam itu Tamim tidak tidur. Setelah sholat subuh danmemastikan kondisi aman, ia mendatangi kembali kebunpisang yang tidak jauh dari rumahnya. Senyumnya me-ngembang melihat tas yang ia benamkan masih berada ditempat. Setelah tas dibersihkan, ia pun bergegas pulang.Tugasnya akan dilanjutkan koordinator tim TPS.Akhirnya,pagi itu Tamim bisa tidur nyenyak. Seperti teman-temannya,ia telah berhasil menjadi tim sukses yang benar-benarsukses.

Page 139: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

129

Temuan-temuan monitoring dan riset di delapandaerah memperlihatkan bahwa dari aspek proseduralpemilukada ternyata belum berjalan dengan demokratis.Berbagai bentukpenyimpangan, termasuk didalamnyapraktek korupsi tetap mendominasi dan menjadi salahsatu faktor penting yang menentukan kemenangankandidat.

Prinsip-prinsip dasaryang harus dibangun padakontestasi pemilukada seperti jujur, adil, bebas, danterbuka tidak lagi dijunjung tinggi dalam prosespemilihan. Kandidat justru menggunakan cara-caraharam dalam bersaing seperti memanipulasi pencatatandana kampanye untuk menutupi sumber haramsumbangan, menggunakan dana APBN dan APBDsebagai modal pemenangan dan meningkatkan po-pularitas, menjadikan birokrasi sebagai tim sukses,

REKOMENDASIBAB V

Page 140: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

130

membajakKPUD dan panitia pengawas, dan membelisuara pemilih dengan politik uang.

Mahalnya biaya untuk kontestasi membuat pemilu-kada hanya bisa diikuti oleh para pemilik modal besardan para aktor yang telah memiliki basis kekuasaanpolitik lokal yang kuat, kelompok ini utamanya di-dominasi oleh aktor dan elit lama di daerah. Dominasikelompok ini dalam pemilihan diperlihatkan olehkemenangan sebagian besar incumbent di sebagian besardaerah yang dimonitor dan dievaluasi. Hal tersebut tidaklepas dari mudahnya mereka untuk memperoleh modalpolitik pemenangan, dari sumbangan pihak ketigamaupun sumber dana dan daya negara seperti APBN,APBD, dan birokrasi. (relasi kelompok modal besar danincumbent)

Dengan realitas tersebut, praktek korupsi akhirnyamembuat pemilukada keluar dari jalur tujuan. Wargatidak bisa menggunakan pemilukada sebagai instrumenuntuk memilih kandidat terbaik yang memiliki kualitasdan integritas mumpuni atau menghukum kepaladaerah korup. Pendidikan politik untuk menumbuhkannilai-nilai demokrasi pada tingkat lokal pun tidak jalan.Kandidat dan partai justru menciptakan kebiasaan anti-demokrasi dengan mengajarkan warga untuk membartersuara.

Walau begitu, menjamurnya praktek korupsi dalampemilukada bukan menjadi alasan untuk menghentikanproses politik pemilihan kepala daerah secara langsungoleh rakyat. Pemilukada secara langsung oleh rakyatmasih menjadi pilihan terbaik dalam rangka mem-bangun demokrasi dan mewujudkan kesejahteraan pada

Page 141: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

131

tingkat lokal. Karena itu, satu-satunya pilihan adalahmemperbaiki kebijakan tersebut, antara lain denganmemerangi praktek korupsi.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meng-hentikan praktek-praktek korupsi dalam pemilukadasebagai upaya membangun integritas dan kualitas demo-krasi yang dibangun. Pertama, memperbaiki aturan mainterutama berkaitan dengan pendanaan kampanye. Kan-didat kepala daerah harus dipaksa untuk mencatat, me-laporkan, dan mempublikasikan sumber pendapatan danpenggunaan anggaran. Selain itu, agar pertarungantidak mengandalkan kekuatan uang, pembatasan danakampanye juga mesti menjadi agenda penting dalamperbaikan aturan mengenai pemilukada.

Pengaturan pembatasan dana kampanye, selain padasisi penerimaan namun penting untuk dilakukan jugapembatasan pada sisi pengeluaran dana kampanye.Perbaikan aturan yang penting untuk dilakukan salahsatunya mendorong adanya partisispasi masyarakatdalam pengawasan pemilukada. Aturan mengenaipemilukada tidak memadai dan menghambat ruangpartisipasi warga untuk melakukan pelaporan meng-ingat jangka waktu yang sangat sempit (dibatasi masadaluarsa laporan) dan bukti-bukti yang rumit serta proespemidaan pemilukada yang turut memberatkan parapihak untuk berpartisipasi dalam pengawasan.

Kedua, menutup ruang membajak state resourcesdengan mendorong cuti panjang atau pemberhentiansementara bagi incumbent yang hendak kembali men-calonkan menjadi kepala daerah. Cara tersebut setidak-nya bisa membatasi akses incumbent untuk menggunakan

Page 142: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

132

dana APBN/APBD atau mempolitisasi birokrasi bagikepentingan pemenangannya. Selain itu, birokrasi puntidak akan berada dalam posisi dilematis.

Ketiga, moratorium program hibah dan bantuansosial di daerah-daerah yang akan menyelenggarakanPemilukada. Kedua program tersebut menjadi prima-dona bagi incumbent karena kewenangan berada di kepaladaerah. Tidak menghernakan apabila menjelang pemilu-kada, di daerah-daerah yang incumbent mencalonkankembali atau mencalonkan keluarga atau kerabat, alokasidana hibah dan bansos akan meningkat drastis. Padahalkeduanya bukan program wajib daerah.

Keempat, dalam membangun pemilukada yangberintegritas maka penting untuk menjaga independensipenyelanggara dan pengawas. Selain itu, kemampuanteknis mereka dalam menyelenggarakan dan mengawasipemilukada mesti ditingkatkan sehingga tidak hanyaberkutat dengan masalah-masalah teknis dan melupakansubstansi.

Selain itu, “mahar politik” atau pada dimensi laindiartikan suap dalam proses kandidasi “candidacybuying”yang kerap menjadi syarat bagi kandidat untukmendapat dukungan partai mesti dihapus. Agar partaitidak hanya menjadi penyedia kendaraan bagi merekayang mampu memberi tawaran termahal. Partai harusdidorong menjadi pintu terdepan untuk mempromosi-kan kader atau mereka yang memiliki kualitas danintegritas untuk memimpin

Kelima, adanya sanksi bagi pasangan kandidat yangmelakukan pelanggaran. Mendorong penegakan hukumuntuk mencegah praktek-praktek korupsi politik dalam

Page 143: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

133

pemilukada, diantaranya penyalahgunaan kekuasaandana fasilitas negara serta adanya penggunaan dana-dana haram dalam pemilukada.

Sanksi tegas penting untuk diberikan bagi pasangancalon, khususnya bagi mereka yang menggunakan sum-berdaya daerah (APBD) sebagai sumber dana kampanyedan alat pemenangan, maka penting untuk memberikansanksi administrtaif berupa pembatalan sebagai pesertapemilukada. Berkaitan dengan dana kampanye, makapenting untuk mmberikan sanksi tegas baik pidana danadministrtaif bagi kandidat pasangan kepala daerah yangmelanggar ketentuan dana kampanye, termasuk mem-berikan sanksi bagi pasangan kandidat yang tidakmelaporkan dana kampanyenye. Ketentuan sanksiadminstratif menyangkut sanksi adminstratif pentinguntuk dirumuskan karena pada pengaturan dalam UU32 Tahun 2004 tidak ada ketentuan sanksi administratifyang tegas bagi yang melanggar.

Keenam, hal yang paling penting adalah meningkat-kan pendidikan politik kepada pemilih agar mereka tidakselalu menjadi objek dalam Pemilukada sekaligus mem-bangun posisi tawar terhadap para kandidat. Ketujuh,mengingat mahalnya biaya yang harus dikeluarkandalam proses penyelnggaraan pemilukada, maka pentinguntuk melakukan upaya efisiensi pada aspek biayapenyelenggaraaan. Salah satu gagasan yang pentinguntuk dilakukan adalah dengan melakukan pelaksanaanpemilukada secara serentak. Alternatif lain adalah meng-integrasikan pelaksanaan pemilukada dalam bagian yangtidak terpisahkan pada konteks pelaksanaan pemilunasional.

Page 144: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

134

Kedelapan, penting untuk melakukan perbaikanaturan dalam mendorong adanya partisispasi peng-awasan pemilukada. Aturan mengenai pemilukada tidakmemadai dan menghambat ruang partisipasi wargauntuk melakukan pelaporan mengingat jangka waktuyang sangat sempit (dibatasi masa daluarsa laporan) danbukti-bukti yang rumit serta proes pemidaan pemilu-kada yang turut memberatkan para pihak untuk ber-partisipasi dalam pengawasan.

Kesembilan, sangat penting untuk mempertimbang-kan diintegrasikannya tindak pidana korupsi pemilukadadalam aturan mengenai anti-korupsi. Mengacu padabeberapa negara yang telah meratifikasi UNCAC (UnitedNation Convention Against Corruption) tentang prosespelanggaran korupsi politik dalam pemilu merupakanbagian yang dapat di proses padai rezim tindak pidanakorupsi. Ini artinya pelanggaran-pelanggaran korupsipemilukada selain di proses pada hukum pemilu, jugadapt dilanjutkan dan di proses pada wilayah pidanatindak pidana korupsi.

Page 145: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

135

Anggraini, Titi, Dkk, 2011. Menata Kembali PengaturanPemilukada, Jakarta: Perhimpunan UntukPemilu dan Demokrasi (Perludem)

Birch, Sarah, 2011. Electoral Corruption, Institute forDemocracy & Conflict Resolution

Bumke, Daniel, Challenging Democratisation: MoneyPolitics and Local Democracy in Indonesia

Busco, Valeria, Nazreno, Marcelo, and Stokes, C Susan2004. Vote Buying In Argentina. Latin AmericanResearch Review, Vol. 39, No. 2, June 2004.

Djohan,Djohermansyah, Prof. Dr. Kompilasi LaporanMonitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PemilihanKepala Daerah Secara Langsung di IndonesiaTahun 2011, 2011. Direktorat Fasilitasi KepalaDaerah, DPRD, dan Hubungan Antar LembagaDirektorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta.

Held, David, 2004. Demokrasi dan Tatanan Global, DariNegara Modern Hingga Pemerintahan Kosmo-politan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Hidayat, Syarif, DKK, 2006. Bisnis dan Politik di TingkatLokal. Pengusaha, Penguasa, dan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah Pasca Pemilukada, 2006.Jakarta: Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (P2E-LIPI)

D a f t a r P u s t a k a

Page 146: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

136

Institutional Corruption and Election Fraud: Evidencefrom a Field Experiment in Afghanistan

Kunicova, Jana and Ackerman, Susan Rose, 2001. Elec-toral Rules as Constraints on Corruption:TheRisks of Closed-List Proportional Representation,Yale University

Legowo A Tommi, 204. Pemilihan kepala daerah secaralangsung, good governance, dan masa depanotonomi daerah. Jakarta: Paper disampaikandalam Seminar Nasional XIX dan Kongres Aso-siasi Ilmu Politik Indonesia “Pemilihan KepalaDaerah secara Langsung dan Demokratisasi di In-donesia, Batam, 22-24 Maret 2005

Lindsay, Jennifer, 2007 The performance factor in Indone-sian elections, in Election as Popular Culture inAsia,Routledge, New York

Lobolo, Muhadam, 2012. Celah Korupsi di PemerintahanDaerah, dalam Junal Ilmu Pemerintahan. Jakarta:Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia.

Mahfud MD, Mohhamad, 2012. Evaluasi Pemilukadadalam Perspektuf Demokrasi dan Hukum. DalamDemokrasi Lokal, Evaluasi Pemilukada di Indo-nesia. Jakarta: Konstitusi Press

Michael Callenyand James D. Longz, How to preventand combat electoral fraud in cameroon practicalguide, Friedrich Ebert Stiftung, Yaoundé(Cameroun), 2012.

Mohammad Zulfan Tadjoeddin, 2011. Electoral conflictand the maturity of local democracy in Indone-sia: Testing the modernisation hypothesis, Jour-nal of the Asia Pacific Economy

Page 147: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

137

Nassmacher, Karl-Heinz,2001. Foundation for Democ-racy, Approaches to Comparative Political Fi-nance, Nomos Verlagsgesellschaft, Baden-Baden

Schaffer Charles, Frederic, 2007. Election For Sale, TheCause and Consequences of Vote Buying. AteneoDe Manila University Press

Schiller, Jim, 2009. Electing Distric Heads In Indonesia,Democratic Deepening or Elite Entrenchmen,inM. Erb & P. Sulistiyanto (eds.), Deepening Democ-racy in Indonesia? Direct Elections for Local Leaders(Pemilukada), Institute of Southeast Asian Stud-ies, Singapore

Silke Pfeiffer ,Vote buying and its implications for de-mocracy: evidence from Latin America

Suharizal, Dr. S.H,M.H, 2011. Pemilukada, Regulasi,Dinamika, dan Konsep Mendatang, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Vicente, C Pedro and Wantchekon, Leonard, 2009.Clientelism and Vote Buying: Lessons from FieldExperiments in African Elections. Paper preparedfor a special issue of the Oxford Review of Eco-nomic Policy in collaboration with iiG

Walecki, Marcin, 2003. Political Money and PoliticalCorruption: Considerations for Nigeria. Interna-tional Foundation for Election Systems (ifes) inec-civil society forum seminar on agenda for elec-toral reform 27-28 november 2003 abuja, nigeria

Page 148: KORUPSI...Untuk penyelenggara ada tiga cara yang di-pakai, iming-iming jabatan, membeli, dan menempat-kan orang-orang calon kepala daerah. Sedangkan untuk pemilih dengan cara membeli

138