kebudayaan sosial dalam novel aku tidak membeli

13
1 KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI CINTAMU KARYA DESNI INTAN SURI DESI SUSANTI ABSTRACT This study aimed to describe the problems of Minangkabau culture and social interaction are contained in the novel I'm Not Buying Your love Desni work Intan Suri. This research is descriptive qualitative method. Object of this study is the novel I'm Not Buying Your love Desni work Intan Suri. Data collection techniques in this study using the method of documentation. Techniques of data analysis in this study is ( a) reading the data that has been collected as a whole. ( b ) Classify the sentences containing the problematic culture based research instrument format. ( c ) Classify the sentences that contain social interaction based research instrument format. ( d ) Conducting discussions regarding the problem of culture in the novel I'm Not Buying Your love Desni work Intan Suri. ( e ) Conducting discussions regarding social interaction in a novel I'm Not Buying Your love work Desni Intan Suri. ( f ) To formulate conclusions and suggestions. The results of this study are : Social Culture In the novel I'm Not Buying Your love work Desni Diamond found Suri in as many as 90 data. Of 9 existing data, found 7 cultural barriers associated with live view and belief system that includes, issues lineage, matriarchal philosophy, mamak notch, traditional ceremony, the status of women, money transfers, the position of the husband. Cultural barriers related to differences in perception or point of view consists of 12 existing data, found 7 cultural barriers related to differences in perception or point of view that includes customs, business, money transfers, the emancipation of women, matriarchal philosophy, education and myth. Of 3 existing data found 2 cultural barriers associated with fsikologi or psychological factors that include matchmaking, customs. Tradisonalisme the prejudiced attitude toward new things consists of 2 existing data, found 2 attitude traditionalism include money transfers, customs. Of the 19 existing data, found 15 social actions include emotional, jam, education, matchmaking, patiently, traffic, reunion, family gatherings, divorce, marriage, residence. Jobs, health, religion, decisions. 22 interactive relationship existing data, found 9 includes interactive relationships, work, disagreement, matchmaking, customs, women Minang, motivation, religion, family, health. Of the 24 existing data, it was found 20 that includes attitude, fights, character Minang women, matriarchal philosophy, character Minang, jammed, do not want to interfere, character differences, similarities of character, job, falsehood, male characters Minang, an inconvenience, order, emotions, obedient, human sycophant, religious observance, family, marriage, quickly decided something.

Upload: haque

Post on 14-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

1

KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI CINTAMU

KARYA DESNI INTAN SURI

DESI SUSANTI

ABSTRACT

This study aimed to describe the problems of Minangkabau culture and social interaction

are contained in the novel I'm Not Buying Your love Desni work Intan Suri. This research is

descriptive qualitative method. Object of this study is the novel I'm Not Buying Your love Desni

work Intan Suri. Data collection techniques in this study using the method of documentation.

Techniques of data analysis in this study is ( a) reading the data that has been collected as a

whole. ( b ) Classify the sentences containing the problematic culture based research instrument

format. ( c ) Classify the sentences that contain social interaction based research instrument

format. ( d ) Conducting discussions regarding the problem of culture in the novel I'm Not

Buying Your love Desni work Intan Suri. ( e ) Conducting discussions regarding social

interaction in a novel I'm Not Buying Your love work Desni Intan Suri. ( f ) To formulate

conclusions and suggestions. The results of this study are : Social Culture In the novel I'm Not

Buying Your love work Desni Diamond found Suri in as many as 90 data. Of 9 existing data,

found 7 cultural barriers associated with live view and belief system that includes, issues lineage,

matriarchal philosophy, mamak notch, traditional ceremony, the status of women, money

transfers, the position of the husband. Cultural barriers related to differences in perception or

point of view consists of 12 existing data, found 7 cultural barriers related to differences in

perception or point of view that includes customs, business, money transfers, the emancipation of

women, matriarchal philosophy, education and myth. Of 3 existing data found 2 cultural barriers

associated with fsikologi or psychological factors that include matchmaking, customs.

Tradisonalisme the prejudiced attitude toward new things consists of 2 existing data, found 2

attitude traditionalism include money transfers, customs. Of the 19 existing data, found 15 social

actions include emotional, jam, education, matchmaking, patiently, traffic, reunion, family

gatherings, divorce, marriage, residence. Jobs, health, religion, decisions. 22 interactive

relationship existing data, found 9 includes interactive relationships, work, disagreement,

matchmaking, customs, women Minang, motivation, religion, family, health. Of the 24 existing

data, it was found 20 that includes attitude, fights, character Minang women, matriarchal

philosophy, character Minang, jammed, do not want to interfere, character differences,

similarities of character, job, falsehood, male characters Minang, an inconvenience, order,

emotions, obedient, human sycophant, religious observance, family, marriage, quickly decided

something.

Page 2: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

2

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Masalah kebudayaan merupakan

tema yang menarik untuk dianalisis

dalam karya sastra karena sastra

masyarakat dan kebudayaan merupakan

suatu jalinan yang sangat erat dan saling

mempengaruhi. Ada beberapa

problematika kebudayaan Minangkabau

yaitu, hambatan budaya yang berkaitan

dengan pandangan hidup dan sistem

kepercayaan, hambatan budaya yang

berkaitan dengan perbedaan persepsi

atau sudut pandang ini dapat terjadi

antara masyarakat dan pelaksana

pembangunan, hambatan budaya

berkaitan dengan faktor psikologi atau

kejiwaan, masyarakat yang terasingkan

dan kurang komunikasi dengan

masyarakat luar, sikap tradisionalisme

yang berprasangka buruk terhadap hal-

hal baru, sikap etnosentrisme,

perkembangan IPTEK.

Kebudayaan merupakan hasil

karya yang kreatif dan bersifat dinamis.

Dengan mengkaji kebudayaan manusia

dapat memahami gejala-gejala yang

berkenaan dengan kebudayaan dan

kemanusiaan. Manusia yang tercipta dari

ragam kehidupan manusia terjalin

hubungan yang saling membutuhkan.

Untuk mengembangkan kepribadian dan

wawasan tentang kebudayaan diperlukan

hasil karya sastra yang menyinggung

penceritaan mengenai kebudayaan. Salah

satu data tentang problematika

kebudayaan pada hambatan budaya yang

berkaitan dengan pandangan hidup dan

sistem kepercayaan. Adat pariaman

memberlakukan tradisi uang jemputan

dalam perkawinan anak-anaknya dengan

image membeli kaum lelaki untuk

dijadikan menantu. Keterkaitan orang

Pariaman dengan menggunakan sistem

uang jemputan sangat erat, karena

menurut mereka tanpa uang jemputan

tidak masuk akal menurunkan anak laki-

laki dan merendahkan martabat

keluarganya.

Adanya suatu kebudayaan

menandakan terjadinya proses berpikir,

berkarya yang dimotori semangat hidup

dan terkandung dalam pandangan hidup

dilatarbelakangi oleh lingkungan dan

kepercayaan yang dianut oleh suatu

masyarakat. Pandangan itu akan

mengungkapkan bagaimana manusia

mencari hakikat hidup, memperoleh

kedudukan yang layak di tengah-tengah

manusia yang lain serta menunaikan

kewajiban terhadap Tuhan. Semuanya

Page 3: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

3

itu tercermin dari hasil kebudayaan yang

dalam hal ini adalah seni sastra sebagai

hasil kebudayaan, seni sastra merupakan

pencerminan hidup dari masyarakat

tempat seni itu lahir.

Melalui sastra pembaca dapat

menilai kebudayaan suatu masyarakat.

Sastra dan kebudayaan merupakan dua

hal yang sama-sama menyentuh manusia

dalam persoalan hidup. Antara manusia

dan kebudayaan terjalin hubungan erat.

Manusia menciptakan kebudayaan dan

kebudayaan merupakan pencerminan

manusia. Fenomena hidup dalam

masyarakat merupakan sumber ide bagi

pengarang dalam melahirkan karya

sastra. Apa yang terjadi di sekeliling

akan menjadi bahan yang menarik untuk

dimanifestasikan dalam bentuk tulisan,

sebagai pandangan dan cerminan dari

kehidupan masyarakat, karya sastra lahir

dari pengaruh yang diolah pengarang

dengan imajinasi. Dalam menciptakan

karya sastra, pengarang melalui

karyanya dapat mengajak pembaca

untuk bersikap kritis. Dalam menilai

persoalan-persoalan yang ada sangkut

pautnya dengan manusia, nilai-nilai

sosial yang disajikan dalam karya sastra

dapat memperkaya batin dengan

pengalaman baru.

Masalah kehidupan menjadi

sorotan pengarang dalam berkarya,

khususnya dalam bentuk prosa berkisar

pada kondisi, tatanilai sosial dan norma-

norma yang ditemukan dalam kehidupan

masyarakat. Masalah tersebut pada

prinsipnya timbul dalam perubahan

watak dan kepribadian tokoh yang

tujuannya mengiring pembaca ke arah

sikap, mental dan tatanilai yang

diharapkan. Ada beberapa masalah

dalam interaksi sosial yaitu tindakan

sosial, hubungan interaktif dan sikap.

Kebudayaan dan kehidupan sosial dapat

dilihat dalam peristiwa dan setiap

perilaku tokoh-tokoh yang ada dalam

novel. Adakalanya pengarang melalui

cerita mengisahkan sifat-sifat tokoh dan

peristiwa yang dialaminya yang

dihubungkan dengan orang lain. Hal ini

karena pengarang ingin mengangkat

persoalan hidup manusia yang beragam

sifat karakternya.

Budaya Minangkabau adalah

kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat Minangkabau dan

berkembang diseluruh kawasan daerah

perantauan Minangkabau. Budaya ini

merupakan salah satu dari dua

kebudayaan besar di Nusantara yang

sangat menonjol dan berpengaruh.

Page 4: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

4

Budaya ini memiliki sifat demokratis

yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan

besar lainnya, yakni budaya Jawa yang

bersifat feodal. Berbeda dengan

kebanyakan budaya yang berkembang di

dunia, budaya Minangkabau menganut

sistem matrilineal baik dalam hal

pernikahan, persukuan dan warisan.

Novel Aku Tidak Membeli

Cintamu karya Desni Intan Suri ini

adalah novel kedua yang ditulis. Novel

ini menceritakan tentang seorang gadis

yang berdarah Minang asli dari daerah

Pariaman yang bernama Suci Intan

Baiduri. Adat Minang yang

diperkenalkan keluarganya membuatnya

tidak menyukai sistem adat daerah

asalnya sendiri. Sistem matriarkat yang

diajarkan ibunya memperlihatkan seolah

kekuasaan mutlak terletak di tangan

kaum wanita Minang. Adat Minang yang

sesungguhnya bertujuan melahirkan

watak Bundo kanduang bagi wanita

Minang.

Sebuah watak kepemimpinan

yang terampil, cermat dan bijak. Salah

satu kekuasaan ibunya yang ekstrim

adalah memperlakukan tradisi adat uang

jemputan dalam perkawinan anak-

anaknya dengan image membeli kaum

pria untuk dijadikan menantu. Suci pun

tidak bisa berkutik ketika jodoh yang

ditentukan untuk dirinya adalah seorang

pria yang berdarah asal sama dengan

dirinya. Suci pernah bersumpah dalam

dirinya, pantang baginya bersuamikan

orang Minang apalagi keturunan daerah

Pariaman. Pantang pula dirinya untuk

membeli sebuah cinta dengan

mewujudkannya dalam bentuk

perkawinan.

Novel Aku Tidak Membeli

Cintamu ditulis oleh Desni Intan Suri.

Desni Intan Suri lahir di Padang

Sumatera Barat. Sudah menyukai dunia

tulis-menulis sejak masih di sekolah

dasar. Tulisan pertamanya berupa

karangan pendek, dimuat di Majalah

Bobo ketika duduk di kelas 5 SD. Saat

remaja aktif menulis cerpen, cerbung,

puisi dan artikel Haluan dan harian

Singgalang, dua surat kabar terkenal di

Sumbar. Ia menulis sebuah buku

antologi, Bussiness MOM: 15 Ibu

Rumah Tangga berbagi Sukses Menjadi

Pengusaha (Gramedia Pustaka Utama,

2011) dan novel berlatar belakang adat

budaya Minangkabau, Antara Ibuku dan

Ibuku (Salsabila, 2011). Aku Tidak

Membeli Cintamu adalah novelnya yang

kedua dari empat karyanya yang

diterbitkan.

Page 5: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

5

Berdasarkan uraian di atas, maka

saya tertarik melakukan penelitian

tentang kebudayaan sosial dalam novel

aku tidak membeli cintamu karya Desni

Intan Suri. Dalam novel karya Desni

intan suri banyak terdapat kebudayaan

sosial Minangkabau khususnya daerah

Pariaman. Kebudayaan Minangkabau

merupakan kebudayaan saya sendiri.

Oleh karena itu saya tertarik untuk

mengangkat novel ini sebagai objek

penelitian.

Berdasarkan latar belakang

masalah di atas, fokus masalah dalam

penelitian ini yaitu kebudayaan sosial

yang terdapat dalam novel Aku Tidak

Membeli Cintamu Karya Desni Intan

Suri, yang mencakup: Pertama,

problematika kebudayaan Minangkabau

yang terdapat dalam novel Aku Tidak

Membeli Cintamu Karya Desni Intan

Suri. Kedua, interaksi sosial yang

terdapat dalam novel Aku Tidak Membeli

Cintamu Karya Desni Intan Suri.

Berdasarkan latar belakang

masalah dan fokus masalah di atas,

masalah penelitian ini dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan berikut ini.

1. Bagaimana problematika

kebudayaan Minangkabau yang

terdapat dalam novel Aku Tidak

Membeli Cintamu Karya Desni Intan

Suri?

2. Bagaimana interaksi sosial yang

terdapat dalam novel Aku Tidak

Membeli Cintamu Karya Desni Intan

Suri?

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan problematika

kebudayaan Minangkabau dalam

novel Aku Tidak Membeli Cintamu

karya Desni Intan Suri.

2. Mendeskripsikan interaksi sosial

yang terdapat dalam novel Aku Tidak

Membeli Cintamu karya Desni Intan

Suri.

Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat :

1. Bagi peneliti sendiri, untuk

menambah pemahaman tentang

sastra khususnya kebudayaan sosial.

2. Bagi peneliti lainnya, agar dapat

dijadikan sebagai pedoman dalam

melakukan peneletian yang sejenis.

3. Bagi pembaca kritis, ditujukan

kepada mahasiswa UMMY jurusan

Bahasa Indonesia.

4. Bagi guru mata pelajaran bahasa

Indonesia, khususnya pelajaran

Page 6: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

6

sastra dapat dijadikan sebagai

rujukan dalam materi kultur sosial.

B. Metode dan Jenis Penelitian

Metode penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan

menggunakan jenis penelitian

deskriptif. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya, prilaku, persepsi, motivasi

dan tindakan (Moleong, 2009:6).

Penelitian kualitatif yang diutamakan

kedalaman penghayatan terhadap

interaksi antar konsep yang sedang

dikaji secara empiris. Penelitian ini

dilakukan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah (Moleong, 2009:6).

Data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-

angka. Data tersebut berasal dari karya

sastra. Penelitian ini mendeskripsikan

kebudayaan sosial dalam novel Aku

Tidak Membeli cintamu karya Desni

Intan Suri. Penelitian kualitatif yang

menggunakan jenis deskriptif, yaitu

jenis dengan langkah-langkah dengan

pengumpulan data, klasifikasi data dan

kesimpulan. Jenis deskriptif digunakan

karena hasil penelitian berdasarkan pada

pengamatan yang bukan berbentuk

angka-angka. Tujuan jenis deskriptif

ialah untuk membuat gambaran

deskriptif secara sistematis, faktual dan

akurat (Suryabrata, 2004:75).

C. Hasil Penelitian

Pada bab ini disajikan pembahasan

hasil penelitian mengenai kebudayaan sosial

dalam novel Aku Tidak Membeli Cintamu

karya Desni Intan Suri. Data yang diperoleh

dideskripsikan dan kemudian dianalisis

kebudayaan sosial yang terdapat di dalam

novel Aku Tidak Membeli Cintamu karya

Desni Intan Suri.

1. Deskripsi dan Analisis Data

Pada bab ini diuraikan

kebudayaan sosial dalam novel Aku

Tidak Membeli Cintamu karya Desni

Intan Suri. Novel Aku Tidak Membeli

Cintamu karya Desni Intan Suri terbit

pada bulan Maret 2012 yang terdiri dari

255 halaman. Penganalisissan judul

difokuskan pada kebudayaan sosial

dalam novel Aku Tidak Membeli

Cintamu karya Desni Intan Suri.

Kebudayaan sosial meliputi

Page 7: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

7

problematika kebudayaan Minangkabau

yang terdiri dari hambatan budaya yang

berkaitan dengan pandangan hidup dan

sistem kepercayaan, hambatan budaya

yang berkaitan dengan perbedaan

persepsi atau sudut pandang, hambatan

budaya berkaitan dengan faktor

psikologi atau kejiwaan, masyarakat

yang terasingkan dan kurang komunikasi

dengan masyarakat luar, sikap

tradisionalisme yang berprasangka buruk

terhadap hal-hal baru, sikap

etnosentrisme, perkembangan IPTEK,

tindakan sosial, hubungan interaktif dan

sikap.

Dari keseluruhan data ditemukan

90 kebudayaan sosial dalam novel Aku

Tidak Membeli Cintamu karya Desni

Intan Suri, yang terdiri dari 9 hambatan

budaya yang berkaitan dengan

pandangan hidup dan sistem

kepercayaan, 12 hambatan budaya yang

berkaitan dengan perbedaan persepsi

atau sudut pandang, 3 hambatan budaya

berkaitan dengan faktor psikologi atau

kejiwaan, masyarakat yang terasingkan

dan kurang komunikasi dengan

masyarakat luar, 2 sikap tradisionalisme

yang berprasangka buruk terhadap hal-

hal baru, sikap etnosentrisme,

perkembangan IPTEK, 19 tindakan

sosial, 22 hubungan interaktif, 24 sikap.

Sedangkan data sikap etnosentrisme,

masyarakat yang terasingkan dan kurang

komunikasi dengan masyarakat luar,

perkembangan IPTEK tidak ditemukan

dalam penelitian. Data dapat diuraikan

satu persatu.

Novel Aku Tidak Membeli

Cintamu merupakan karya dari Desni

Intan Suri. Novel ini menceritakan

tentang kebudayaan sosial daerah

Pariaman yang merupakan kampung

halaman pengarang sendiri. Untuk

menuangkan pendapatnya dalam bentuk

bahasa tulis, Desni Intan Suri sering

menggunakan latar belakang

kebudayaan sosial untuk menyampaikan

pendapat kepada orang lain. Kebudayaan

sosial inilah yang akan diteliti dalam

novel Aku Tidak Membeli Cintamu karya

Desni Intan Suri.

1. Problematika Kebudayaan

Minangkabau

a. Hambatan budaya yang berkaitan

dengan pandangan hidup dan

sistem kepercayaan.

Analisis dari kebudayaan

yang berkaitan dengan

pandangan hidup dan sistem

kepercayaan akan dijelaskan

sebagai berikut:

Page 8: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

8

Data (1) Suci intan baiduri, seorang

gadis berdarah Minang asli.

Tidak ada darah campuran

selain darah Minang

ditubuhnya. Kedua orang

tuanya mempunyai darah

kental dari Pariaman, salah satu

kabupaten di provinsi Sumatera

Barat. Dengan kata lain

keturunannya adalah keturunan

asli dari Pariaman yang

masyarakatnya terkenal sangat

kuat menggunakan sistem

adatnya, terkadang banyak pula

yang disalah maknai sehingga

menimbulkan banyak

pertentangan dengan

kesalahpahaman. (Suri, 2012:

10).

Data di atas menceritakan bahwa

Suci merupakan keturunan asli Pariaman

yang masyarakatnya sangat kuat

menggunakan sistem adatnya. Saking

kuatnya terkadang salah dalam maknai

sehingga menimbulkan banyak

pertentangan. Hambatan budaya dalam

keluarga Suci karena sistem kepercayaan

di Pariaman yang diberlakukan oleh

Ibunya dalam kehidupan sehari-hari.

Walaupun Suci dan keluarganya tinggal

di Padang tetapi ia tidak terlepas dari

sistem adat Pariaman.

b. Hambatan budaya yang berkaitan

dengan perbedaan persepsi atau sudut

pandang.

Analisis dari kebudayaan yang

berkaitan dengan perbedaan persepsi

atau sudut pandang akan dijelaskan

sebagai berikut:

Data (10) Sekurang-kurangnya dengan

cara bundonya yang ekstrem

memperlakukan adat istiadat

Pariaman di tengah kehidupan

mereka sehari-hari, membuat

Suci sudah kelewat gerah.

Menurutnya, tujuan semua adat

istiadat di mana pun juga tentu

agar hidup lebih bertata krama.

Tapi pada kenyataannya

banyak yang menggunakan

adat berdasarkan persepsinya

sendiri-sendiri. (Suri, 2012:

11).

Data di atas menerangkan bahwa

dalam kehidupan sehari-hari Bundo Suci

terlalu ekstrem dalam memperlakukan

adat istiadat Pariaman sehingga

membuat Suci merasa kesal. Menurut

Suci tujuan adat istiadat itu agar hidup

lebih bertata karma. Akan tetapi

Page 9: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

9

kenyataannya Bundonya menggunakan

adat berdasarkan persepsinya sendiri.

Setelah Suci memahami adat Minang

ternyata tidaklah kaku. Ia mendengar ada

pepatah Minang yang berbunyi usang-

usang diparabui, baju dipakai usang,

adat di pakai baru, sekali alek

gadang,sekali tapian barasak, sekali air

besar sekali tepian beranjak artinya.

Benda apapun yang sudah usang bisa

diperbaharui. Akan Tetapi Ibu Suci telah

memiliki persepsi sendiri tentang

kebudayaan Pariaman sehingga sulit

baginya untuk mengeluarkan pendapat.

c. Hambatan budaya berkaitan dengan

faktor psikologi atau kejiwaan.

Analisis dari kebudayaan yang

berkaitan dengan pandangan hidup dan

sistem kepercayaan akan dijelaskan

sebagai berikut:

Data (22) Bertahun-tahun ia menjadi

pihak yang mengalah dalam

keluarga. ini satu-satunya jalan

baginya untuk bisa hidup

tentram. Ketika orang tuanya

menjodohkannya dengan gadis

yang masih mempunyai

hubungan kekerabatan dengan

orang tuanya itu, ia tak mampu

menolak, “Hidupmu akan

terjamin dengan mengawini ia,

Din, tak sia-sia kami

menurunkan kamu dan

menyerahkan anak laki-laki

kami pada toke beras yang kaya

itu. Kamu tu dibeli dengan

sebuah kedai emas yang sedang

maju usahanya Din,” ia masih

ingat kata-kata amaknya

berpuluh tahun yang lalu. (Suri,

2012: 81).

Data di atas menjelaskan

bahwa ayah Suci selalu mengalah

dalam semua perkataan dan

tindakan yang diambil Bundo

Suci. Ini satu-satunya jalan bagi

ayah Suci untuk bisa hidup

tentram. Begitu pula ketika orang

tuanya menjodohkannya dengan

gadis yang masih mempunyai

hubungan kekerabatan dengan

orang tuanya itu. Ia tak mampu

menolak keberhasilan wanita

yang sudah puluhan tahun

menjadi pendampingnya, inilah

yang membuat istrinya semakin

bisa tampil sebagai seorang ibu

yang berkuasa penuh. Berkuasa

dalam jenis apapun, termasuk

untuk menguasai dirinya sebagai

Page 10: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

10

seorang suami. Sikap ketakutan

dan kekhawatiran ayah Suci

terahdap bundo Sucilah yang

menjadi masalah. Ia lebih

memilih mengalah demi

ketentraman keluarganya

walaupun orang orang

menganggap dia sebagai suami

takut istri.

d. Sikap tradisionalisme yang berprasangka

buruk terhadap hal-hal baru.

Analisis dari kebudayaan yang

berkaitan dengan sikap tradisionalisme

yang berprasangka buruk terhadap hal-

hal baru akan dijelaskan sebagai berikut:

Data (25) “Takkanlah Bundo

menurunkan anak laki-laki

satu-satunya tanpa uang

jamputan, Zak! Tak masuk akal

dan ini merendahkan martabat

keluarga kita!” masih

terbayang oleh Suci perdebatan

sengit Bundo dan Uda Razak.”

(Suri, 2012: 68).

Data di atas menerangkan bahwa

bundo Suci tidak menyetujui dan

menentang habis-habisan pernikahan

anak laki-laki satu-satunya tanpa uang

jemputan. Bundo Suci memiliki sikap

tradisionalisme yang sangat kukuh, jika

tradisi jemputan dihilangkan maka akan

merendahkan martabat keluarganya.

Padahal sebenarnya tidak seburuk yang

difikirkan Bundonya. Prasangka buruk

seperti inilah yang menjadi problematika

kebudayaan.

e. Tindakan sosial.

Analisis dari interaksi sosial yang

berkaitan dengan tindakan sosial akan

dijelaskan sebagai berikut:

Data (27) Rupanya Riana sang kakak

sudah marah besar. (Aku Tidak

Membeli Cintamu, 2012: 10).

Data di atas menjelaskan bahwa

kakak Suci yaitu Riana menunjukkan

keadaan perasaannya tentang prilaku

Suci yang tidak mengacuhkan pesan dari

Bundo dan ayahnya. Riana mengambil

keputusan untuk bersikap marah, kesal

serta mengancam Suci.

f. Hubungan interaktif.

Analisis dari interaksi sosial yang

berkaitan dengan hubungan interaktif

akan dijelaskan sebagai berikut:

Data (47)“Ini, kamu bagi kepada

masing-masing group leader di

factory ya... aku ini ada

keperluan keluarga jadi

terpaksa harus tepat waktu

pulangnya. (Suri, 2012: 8).

Data (47) menjelaskan bahwa

Suci sebagai atasan di kantornya

Page 11: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

11

memerintahkan bawahannya yaitu

Nindya untuk menyebarkan informasi

kepada anggota-anggota di

perusahaannya. Ia bekerja sama dengan

Nindya untuk menginformasikan kepada

anggota lain, karena ada urusan keluarga

yang harus diselesaikan juga. Karena

adanya hubungan interaksilah Suci dapat

menyelesaikan dan meninggalkan

pekerjaannya. Maka terciptalah sebuah

kerjasama dalam mengatasi segala

permasalahan Nindya dan Suci yang

saling mengingatkan tugas masing-

masing.

g. Analisis dari interaksi sosial yang

berkaitan dengan sikap akan dijelaskan

sebagai berikut:

Data (68) Hari ini memang ia sengaja

pulang “kepagian”.Sudah dua

hari ia dimaki-maki oleh kakak

kandungnya sendiri. (Suri,

2012: 9).

Data di menjelaskan sikap kakak

Suci yaitu Riana menunjukkan keadaan

perasaannya tentang prilaku Suci yang

tidak mengacuhkan 10 pesan dari Bundo

dan ayahnya. Riana mengambil

keputusan untuk bersikap marah, kesal

serta mengancam Suci.

D. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari

hasil penelitian dapat disampaikan

beberapa kesimpulan mengenai

kebudayaan sosial dalam novel Aku

Tidak Membeli Cintamu karya Desni

Intan Suri. Kebudayaan sosial dalam

novel Aku Tidak Membeli Cintamu karya

Desni Intan Suri ditemukan 90 data. 90

kebudayaan sosial dalam novel Aku

Tidak Membeli Cintamu karya Desni

Intan Suri, terdiri dari 9 hambatan

budaya yang berkaitan dengan

pandangan hidup dan sistem

kepercayaan.

Dari 9 data yang ada, ditemukan

7 hambatan budaya yang berkaitan

dengan pandangan hidup dan sistem

kepercayaan yang meliputi, masalah

garis keturunan, filosofi matriarkat,

kedudukan mamak, upacara adat, status

perempuan, uang jemputan, kedudukan

suami. Hambatan budaya yang berkaitan

dengan perbedaan persepsi atau sudut

pandang terdiri dari 12 data yang ada,

ditemukan 7 hambatan budaya yang

berkaitan dengan perbedaan persepsi

atau sudut pandang yang meliputi adat

istiadat, bisnis, uang jemputan,

emansipasi wanita, filosofi matriarkat,

pendidikan dan mitos. Dari 3 data yang

Page 12: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

12

ada ditemukan 2 hambatan budaya yang

berkaitan dengan faktor fsikologi atau

kejiwaan yang meliputi perjodohan, adat

istiadat.

Sikap tradisonalisme yang

berprasangka buruk terhadap hal-hal

baru terdiri dari 2 data yang ada,

ditemukan 2 sikap tradisionalisme

meliputi uang jemputan, adat istiadat.

Dari 19 data yang ada, ditemukan 15

tindakan sosial meliputi emosi, macet,

pendidikan, perjodohan, sabar, lalu

lintas, reunion, pertemuan keluarga,

perceraian, pernikahan, tempat tinggal.

Perkerjaan, kesehatan, agama,

keputusan. Hubungan interaktif 22 data

yang ada, ditemukan 9 hubungan

interaktif meliputi, pekerjaan,

perselisihan paham, perjodohan, adat

istiadat, perempuan Minang, motivasi,

agama, keluarga, kesehatan. Dari 24 data

yang ada, ditemukan 20 sikap yang

meliputi, pertengkaran, karakter wanita

Minang, filosofi matriarkat, karakter

orang Minang, macet, tidak ingin ikut

campur, perbedaan karakter, persamaan

karakter, pekerjaan, kepalsuan, karakter

laki-laki Minang, ketidaknyamanan,

ketertiban, emosi, patuh, manusia

penjilat, ketaatan beragama, berkeluarga,

penikahan, cepat memutuskan sesuatu.

E. Kepustakaan

Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan

Terapan. Padang: Yayasan Citra

Budaya.

Abdurahman. 2011. Nilai-Nilai Budaya

dalam Kaba Minangkabau suatu

Interpretasi Semiotik. Padang: UNP

Press.

Bungin, M. Burhan. 2009.

AnalisisWacanaKritis. Bandung:

Yrama Widya.

Dahyona, Melly. 2010. “Aspek Nilai

Budaya Dasar dalam Novel Di Ujung

Subuh Karya M. Tanwirul A. Z”.

(Skripsi). Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Daerah, FBSS, UNP.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra:

dari Strukturalisme Genetik sampai

Post-Modernisme. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gusnita, Melti. 2011. “Novel Bunga Karya

Korrie Layun Rampan Suatu Tinjauan

Ilmu Budaya Dasar”. (Skripsi).

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

dan Daerah, FBSS, UNP.

Herimanto, dkk. 2009. Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 13: KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI

13

Lawang, Robert M.Z. 2005. Kapital Sosial.

FISIP UI Press: Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Muhadi dan Hasanuddin WS. 1992.

ProsedurAnalisisFiksi. Padang: IKIP

Padang.

Moleong, Lexi. 2009. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1994.

TeoriPengajianFiksi. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

___________. 2007. TeoriPengajianFiksi.

Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Prayitno, Ujianto Singgih. 2011. Landasan

Sosiologi: Dalam Perancangan

Peraturan Perundang-undangan.

Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan

Informasi (P3DI).

Pebriani, Yulia. 2010. “Nilai-Nilai Sosial

dalam Novel Perempuan Berkalung

Sorban Karya Abidah El Khalieqy”.

(Skripsi). Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Daerah, FBSS, UNP.

Setiadi, Elly M, dkk. 2007. Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Suryabrata, Suwita. 2004. MetodePenelitian.

Jakarta: Raya Grafindo Prasada.

Semi, M. Atar. 1989. Anatomi Sastra.

Padang: IKIP Padang Press.

___________. 1993. Metode Penelitian

Sastra. Bandung: Angkasa.

Suri, Desni Intan. 2012. Aku Tidak Membeli

Cintamu. Jakarta : Jendela.