analisis perilaku konsumen dalam membeli ikan … fileanalisis perilaku konsumen dalam membeli ikan...

106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : ELISABET ENDAH OKTAVIASTUTI H 0307046 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: dangnhu

Post on 03-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DALAM MEMBELI IKAN LELE

DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOYOLALI

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

ELISABET ENDAH OKTAVIASTUTI

H 0307046

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DALAM MEMBELI IKAN LELE

DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOYOLALI

yang dipersiapkan dan disusun oleh ELISABET ENDAH OKTAVIASTUTI

H 0307046

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 20 Juli 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 19570104 198003 2 001

Ir. Rhina Uchyani F, MS NIP. 19570111 198503 2 001

Mei Tri Sundari, SP., MSi NIP. 19780503 200501 2 002

Surakarta, Juli 2011

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S.

NIP. 19560225 198601 1 001

Page 3: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus

yang telah melimpahkan kasih, berkat dan damai sejahtera-Nya sehingga penulis

dapat menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam

Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S., selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan yang sangat

berharga bagi Penulis.

4. Ibu Ir. Rhina Uchyani Fajarningsih, MS selaku Dosen Pembimbing

Pendamping dan juga Pembimbing Akademik yang telah begitu sabar

memberikan bimbingan, nasehat dan masukan dalam penulisan skripsi ini dan

selama Penulis belajar di Fakultas Pertanian.

5. Ibu Mei Tri Sundari, SP., MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan

arahan dan masukan demi perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.P., selaku Ketua Komisi Sarjana

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan penulis di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Mbak Ira, Bapak Syamsuri dan Bapak Mandimin yang dengan sabar

membantu menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi

dan skripsi Penulis.

Page 4: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

9. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan.

10. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali beserta Staf.

11. Kepala Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali beserta

Staf.

12. Kepala Kantor Kesbangpol dan linmas Kabupaten Boyolali beserta Staf.

13. Kepala Kantor Disperindag Kabupaten Boyolali beserta Staf.

14. Kedua orangtuaku terkasih di dalam Tuhan, Bp. Petrus M. Adi Sutoto dan Ibu

Ester Yuni Purwanti, terimakasih atas perhatian, kasih sayang yang tulus,

dukungan, nasehat dan doa yang tidak pernah berhenti. Terimakasih telah

menjadi orangtua yang terbaik untuk penulis. God bless our family.

15. Adikku terkasih, Samuel Yery Adi Nugroho, terimakasih atas doa dan

dukungannya.

16. My beloved ‘ndud’, Gabriel Terry Christian Yuda, terimakasih atas dukungan,

semangat, perhatian, kasih, kesabaran dan doa di tengah kesibukan dan

pekerjaanmu.

17. Keluarga besarku, yangti, semua om dan tante, adik-adik sepupu dan

keponakan-keponakan tercinta, terima kasih atas bantuan, dukungan serta doa

restunya.

18. Kakak-kakak terkasih, Mbak Tari, Mbak Ciput, Mas Obed dan Mbak Endang,

Mas Yefta dan keluarga, terimakasih atas dukungan, persaudaraan dan

doanya.

19. Youth Generation GPdI Kristus Ajaib Tambak, Dwi, Ratih, Maria, Budi,

Wahyu, Didik, Joko, Gun, Ika, Yosi, Endah, Mas Bagus dan Mbak Heni,

Mbak Rina dan semuanya, terimakasih atas persaudaraan, dukungan dan

doanya.

20. Guru-guru Sekolah Minggu, anak-anak Sekolah Minggu dan seluruh sidang

jemaat GPdI Kristus Ajaib Tambak, terimakasih atas dukungan doanya.

21. Persekutuan Ekklesia Youth Mojosongo, semua pengurus dan anggota

persekutuan, terimakasih atas doa dan perhatiannya.

Page 5: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

22. Asrama Kinasih-Kana, Mbak Ester, Miss Jackie, Miss Julie (sangat

merindukan kakak-kakakku ini), Mbak Widya, Mbak Nora, Mbak Wiwid, Eli,

Wahyu, Ester, Mbak Vanny, Hana dan Teti, Evata dan Lorry, Panggih, Valen,

Mas Tendy, Mas Firman, Mang Edo, Mang Alam, terimakasih sudah menjadi

sahabat dan saudara setiap waktu, terimakasih atas dukungan doa dan

perhatiannya selama ini.

23. Bapak dan Ibu kos, Mas Gono dan Mbak Efi, terimakasih atas perhatian, kasih

sayang dan doanya selama ini.

24. Ten sisters, my beloved gank, Budhe (Dian), Agnes, Eni, Nian, Dini, Fahmi,

Nisa, Fina, dan Tante (Widy), terimakasih atas persahabatan yang terjalin

selama 4 tahun ini. Terimakasih atas dukungan, bantuan dan semangat yang

kalian berikan selama ini. I’ll miss u all so bad, girls.

25. Teman-temanku PMKers, Raras, Dina, Lani, Desi, Sendi, Sara, Mas Guruh,

Mas Nico, Mbak Ndani, Mas Barida, Mas Adit, Mbak Epi, Cik Tiva, Eby,

semua PMKers, alumnus dan Pendamping PMK Fakultas Pertanian,

terimakasih untuk doa dan dukungannya. God bless our fellowship, guys.

26. Teman-teman HIBITU, Alya, Echa, Pepi, Sukma, Dea, Yeni, Ida, Devi, Isti,

Herlina, Nofi, Linda, Riska, Sabila, Rochmad, Diki, Tio, Prima, Maman,

Adam, Bela, Dedy, Anthony, dan semua anggota HIBITU. Terimakasih atas

persahabatan kita selama ini. Jika tua nanti kita ‘kan hidup masing-masing,

ingatlah hari ini.

27. Temanku, Susan dan Purbo, terimakasih atas bantuannya selama penelitian.

28. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di

kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini

berguna bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 6: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

RINGKASAN ................................................................................................. xii

SUMMARY .................................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5 D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 5

II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 6 A. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 6 B. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10

1. Komoditi Ikan dan Ikan Lele ......................................................... 10 2. Pemasaran ...................................................................................... 11 3. Pasar dan Pasar Tradisional ........................................................... 13 4. Bauran Pemasaran .......................................................................... 15 5. Perilaku Konsumen ........................................................................ 16

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ............................................. 21 D. Pembatasan Masalah ......................................................................... 25 E. Hipotesis ............................................................................................. 25 F. Asumsi ................................................................................................ 26 G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ............... 26

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 31 A. Metode Dasar Penelitian .................................................................... 31 B. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 31

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ............................................ 31 2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ............................................. 32 3. Metode Penentuan Sampel Responden .......................................... 35

C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 38 E. Metode Analisis Data ........................................................................ 39

Page 7: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN........................................ 41 A. Kabupaten Boyolali ........................................................................... 41

1. Keadaan Alam ................................................................................ 41 2. Keadaan Penduduk ......................................................................... 43 3. Keadaan Perekonomian .................................................................. 47 4. Keadaan Perikanan ......................................................................... 49

B. Pasar Kota Boyolali ........................................................................... 51 1. Kondisi Umum Pasar Kota Boyolali .............................................. 51 2. Letak dan Luas Pasar Kota Boyolali .............................................. 52 3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Pasar Kota

Boyolali .......................................................................................... 52 4. Kebijakan Pemasaran Pasar Kota Boyolali .................................... 53

C. Pasar Sunggingan .............................................................................. 54 1. Kondisi Umum Pasar Sunggingan ................................................. 54 2. Letak dan Luas Pasar Sunggingan ................................................. 55 3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Pasar Sunggingan . 55 4. Kebijakan Pemasaran Pasar Sunggingan ....................................... 56

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 58 A. Hasil Penelitian ................................................................................... 58

1. Karakteristik Responden Ikan Lele ................................................ 58 2. Perilaku Beli Konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan

Pembelian Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali ..... 62 3. Analisis Faktor ............................................................................... 69

B. Pembahasan ........................................................................................ 85

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 91 A. Kesimpulan ........................................................................................ 91 B. Saran .................................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93

LAMPIRAN

Page 8: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Kandungan Gizi Ikan Lele per 100 gr ............................................... 2

2. Produksi Komoditi Utama Budidaya Perikanan pada Tahun 2005-2009 di Kabupaten Boyolali (dalam satuan ton) ..................... 3

3. Produksi Perikanan untuk Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 .............................................................................. 32

4. Jumlah Pedagang dan Pedagang Ikan Lele yang Berjualan di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali .............................................. 34

5. Tempat Pembelian Ikan Lele, Jumlah Pedagang Ikan Lele, dan Jumlah Responden di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan........................................................................................ 37

6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Boyolali Tahun 2003-2009 ......................................................................................... 43

7. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ................................... 44

8. Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ....................................................................................... 45

9. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2009 .......................................... 46

10. Sarana Perhubungan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ................ 48

11. Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 .............. 49

12. Jumlah Areal Budidaya Perikanan Air Tawar di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ............................................................... 49

13. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 .............................................................................. 50

14. Jumlah Pedagang di Pasar Kota Boyolali ......................................... 52

15. Jumlah Pedagang di Pasar Sunggingan ............................................. 55

16. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin ............................. 58

17. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur ........................ 59

18. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan .................... 59

19. Karakteristik Responden menurut Mata Pencaharian ....................... 60

20. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Rumah Tangga dalam Satu Bulan .............................................................................. 61

Page 9: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

21. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga .......... 62

22. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional ........................................................................... 63

23. Perilaku Beli Konsumen menurut Frekuensi Pembelian Ikan Lele.................................................................................................... 64

24. Perilaku Beli Konsumen menurut Jumlah Pembelian Ikan Lele ...... 65

25. Perilaku Beli Konsumen menurut Kandungan Gizi Ikan Lele yang Dipertimbangkan ...................................................................... 65

26. Perilaku Beli Konsumen menurut Harga Ikan Lele per Kilogram .... 67

27. Perilaku Beli Konsumen menurut Bentuk Promosi .......................... 68

28. Perilaku Beli Konsumen menurut Besarnya Potongan Harga .......... 69

29. Summated Rating Scale Variabel Kandungan Gizi........................... 70

30. Summated Rating Scale Variabel Ukuran ......................................... 71

31. Summated Rating Scale Variabel Warna .......................................... 71

32. Summated Rating Scale Variabel Kebersihan Tubuh ....................... 72

33. Summated Rating Scale Variabel Harga ........................................... 72

34. Summated Rating Scale Variabel Promosi........................................ 73

35. Summated Rating Scale Variabel Potongan Harga ........................... 73

36. Summated Rating Scale Variabel Jarak Pasar ................................... 74

37. Summated Rating Scale Variabel Lokasi Pasar ................................ 75

38. Summated Rating Scale Variabel Kenyamanan Pasar ...................... 75

39. Summated Rating Scale Variabel Pelayanan Pasar ........................... 76

40. Summated Rating Scale Variabel Kebersihan Pasar ......................... 76

41. Summated Rating Scale Variabel Keamanan Pasar .......................... 77

42. KMO (Kaiser Meyer Olkin), Measures of Sampling Adequacy and Bartlett’s Test ............................................................................. 77

43. Hasil Perhitungan Analisis Faktor .................................................... 79

44. Communalities .................................................................................. 80

45. Angka Eigenvalue dan Proporsi Varian dari Tiap Faktor ................. 82

46. Nilai Faktor Loading untuk Tiap-tiap Variabel ................................ 84

Page 10: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler ...................................... 17

2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah ............................ 25

3. Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ......... 50

4. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Kota Boyolali ......................... 53

5. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Sunggingan ............................. 56

Page 11: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Responden

Lampiran 2. Profil Perilaku Konsumen

Lampiran 3. Identifikasi Faktor dalam Pembelian Ikan Lele

Lampiran 4. Hasil Analisis Faktor

Lampiran 5. Kuisioner Penelitian

Lampiran 6. Peta Kabupaten Boyolali

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Page 12: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

RINGKASAN

Elisabet Endah Oktaviastuti, H0307046. 2011. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. dan Ir. Rhina Uchyani F, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele, mengkaji variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam keputusan membeli ikan lele dan mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif analitis. Daerah penelitian dilaksanakan di Kabupaten Boyolali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgement sampling, di mana peneliti berada di tempat penelitian untuk melakukan penyebaran kuesioner ataupun wawancara. Jumlah sampel yang diambil adalah 96 orang pembeli yang didasarkan pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan pencatatan. Metode analisis data dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk mereduksi, meringkas dari banyak variabel menjadi beberapa faktor. Analisis faktor menggunakan data yang berasal dari pendapat responden terhadap 13 variabel ikan lele yang diamati.

Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ada 4 faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali. Keempat faktor tersebut berdasarkan prioritasnya adalah faktor tempat (16,987 %), faktor produk (13,427 %), faktor harga (11,674 %), dan faktor promosi (9,288 %). Variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali untuk faktor tempat adalah variabel keamanan pasar (factor loading sebesar 0,851), faktor produk adalah variabel ukuran (factor loading sebesar 0,605), faktor harga adalah variabel harga (factor loading sebesar 0,757) dan faktor promosi adalah variabel promosi (faktor loading sebesar 0,794).

Page 13: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

SUMMARY

Elisabet Endah Oktaviastuti, H0307046. 2011. Analysis of Consumer Behavior to Buy Catfish At Traditional Market Boyolali Regency. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University. Under the guidance of Prof. Dr. Ir. Siti Rahayu Endang, MS. and Ir. Rhina Uchyani F, MS.

The aims of these reasearch to examine the factors considered by consumers in buying catfish, examines the dominant variables considered in the decision to buy catfish, and knowing the consumer behavior in making decision to buy catfish at traditional market Boyolali Regency.

The basic method of research used is analytical descriptive method. Area of research conducted in Boyolali Regency. Determination of the location of the research is done purposively. Sampling method used in this study is judgment sampling, where the researcher is in the place to make the distribution of research questionnaires or interviews. The number of samples taken was 96 buyers based on the confidence level of 95%. The types of data used in this study are the primary data and secondary data with observation data collection techniques, interviews, and recording. Method of data analysis used is factor analysis. Factor analysis is an analysis used to reduce, summarize the many variables into several factors. Factor analysis using data derived from the opinions of respondents on 13 variables observed catfish.

The results of factor analysis showing there are four factors to be considered by consumer in purchasing catfish at traditional markets Boyolali Regency. These four factors based on the priority are place factor (16.987%), product factor (13.427%), price factor (11.674%), and promotion factors (9.288%). Dominant variables considered by consumers in buying catfish at traditional market Boyolali Regency are place factor is safety of the market variable (factor loading 0.851), for product factor is size variable (factor loading 0.605), price factor is price variable (factor loading 0.757), and promotion factor is promotion variable (factor loading 0.794).

Page 14: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh

pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama, baik dalam jumlah, mutu

maupun gizi. Kebutuhan gizi manusia harus dipenuhi agar pertumbuhan dan

perkembangan tubuh tidak terganggu. Tetapi saat ini, banyak masyarakat

Indonesia yang mengalami kekurangan pangan dan kebutuhan gizi tidak

tercukupi. Salah satu kebutuhan gizi masyarakat yang umumnya tidak

tercukupi adalah protein. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot

molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida (Syamsul, 2010).

Protein berguna sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan, penunjang

makanan dan pengendali pertumbuhan.

Protein merupakan salah satu gizi yang terdapat dalam tumbuhan

maupun hewan. WHO (World Health Organization) mengungkapkan bahwa

protein yang berasal dari hewan dapat memenuhi kebutuhan asam amino yang

diperlukan oleh tubuh manusia. Ikan sebagai salah satu bahan pangan,

memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Protein yang terkandung

dalam ikan dapat memenuhi dua pertiga kebutuhan protein manusia

(Anonim, 2010a). Jenis ikan sebagai sumber protein antara lain yaitu mujair,

tawes, bandeng, tengiri, karper, nila, kembung, meniran, dan termasuk di

dalamnya adalah ikan lele.

Ikan lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Lele

disukai konsumen karena rasanya enak, berdaging lunak, sedikit tulang dan

tidak berduri (Suyanto, 2002). Kandungan gizi di dalam ikan lele tergolong

tinggi dan dapat dilihat pada Tabel 1.

1

Page 16: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tabel 1. Kandungan Gizi Ikan Lele per 100 gr

Kandungan Gizi Nilai Satuan Kadar air Sumber Energi Protein Lemak Kalsium (Ca) Fosfor (P) Zat besi (Fe) Natrium Tiamin (Vit B1) Riboflavin (Vit B2) Niasin

78,5 g 90 kal 18,7 g 1,1 g

15 mg 260 mg

2 mg 150 mg 0,1 mg

0,05 mg 2 mg

Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2010

Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam ikan lele

cukup lengkap. Hal inilah yang menyebabkan ikan lele dikonsumsi oleh

masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat Kabupaten Boyolali.

Berdasarkan Laporan Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi

Penduduk Jawa Tengah di Kabupaten Boyolali, diketahui bahwa pola

konsumsi masyarakat Kabupaten Boyolali terhadap ikan lele semakin

meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh data rata-rata pengeluaran per kapita

sebulan untuk bahan makanan daging dan ikan masyarakat Kabupaten

Boyolali. Pada tahun 2006, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk

bahan makanan daging dan ikan adalah sebesar Rp 12.902,45 dan pada tahun

2007 meningkat menjadi sebesar Rp 13.451,94. Peningkatan pengeluaran

tersebut menunjukkan gambaran umum tentang pola konsumsi masyarakat

Kabupaten Boyolali yang meningkat terhadap konsumsi daging dan ikan,

termasuk di dalamnya konsumsi ikan lele.

Pola konsumsi ikan lele yang meningkat di Kabupaten Boyolali

menyebabkan permintaan ikan lele di wilayah tersebut meningkat. Permintaan

ikan lele yang meningkat di wilayah tersebut mendorong produsen untuk

meningkatkan produksi, agar dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan

konsumen ikan lele di Kabupaten Boyolali. Peningkatan produksi ikan lele

Page 17: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dapat dilihat dari potensi perikanan di Kabupaten Boyolali yang ditunjukkan

oleh Tabel 2.

Tabel 2. Produksi Komoditi Utama Budidaya Perikanan pada Tahun 2005-2009 di Kabupaten Boyolali (dalam satuan ton)

Jenis Budidaya 2005 2006 2007 2008 2009 Ikan Lele Ikan Mas Ikan Nila

5,040 1,450 3,540

5,400 1,440 3,560

5,760 1,800 3,550

6,120 1,800 3,600

6,840 1,900 3,700

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 2010

Tabel 2 menunjukkan bahwa produksi untuk ikan lele menempati posisi

tertinggi di antara produksi jenis ikan lainnya yang dibudidayakan di

Kabupaten Boyolali. Dilihat dari perkembangannya, dapat dinyatakan bahwa

produksi ikan lele meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Peningkatan

produksi ikan lele ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan

konsumen ikan lele yang semakin meningkat di Kabupaten Boyolali. Agar

kebutuhan dan permintaan konsumen dapat terpenuhi, produsen memasarkan

ikan lelenya kepada konsumen.

Kebiasaan konsumen di Kabupaten Boyolali dalam membeli ikan lele

dilakukan di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya

penjual dan pembeli yang ditandai dengan adanya transaksi secara langsung,

dengan ciri khas adanya proses tawar-menawar. Bangunan pasar tradisional

terdiri dari kios atau gerai, los dan dasaran terbuka. Pasar tradisional menjual

kebutuhan sehari-hari, diantaranya adalah bahan makanan berupa ikan, buah,

sayur, telur, daging, kain, pakaian, jasa dan lain-lain (Anonim, 2010b). Pasar

tradisional berfungsi sebagai tempat jual-beli barang, wadah kegiatan ekonomi

di Kabupaten Boyolali, menciptakan interaksi sosial yang erat, dan sarana

rekreasi dengan suasana pasar yang khas.

Untuk mengantisipasi persaingan yang ketat di pasar tradisional, para

produsen dan pemasar diharapkan dapat menyediakan ikan lele yang sesuai

dengan kebutuhan konsumen dan dapat memasarkannya dengan strategi

pemasaran yang baik. Perubahan cara pemasaran yang semula berorientasi

pada produk menjadi berorientasi pada konsumen, menuntut produsen dan

Page 18: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pemasar ikan lele untuk memahami perilaku konsumen sebaik mungkin,

sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan

menyusun strategi penyediaan ikan lele yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhan konsumen.

B. Perumusan Masalah

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki

kandungan gizi yang penting untuk kesehatan tubuh manusia. Gizi yang

terkandung antara lain sumber energi, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi,

natrium, tiamin, riboflavin dan niasin (Daniwara, 2010). Rasa dagingnya yang

khas dan harganya yang terjangkau menyebabkan semakin meningkatnya

peminat ikan lele.

Konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk tidak menginginkan

produk tersebut secara langsung, tetapi menginginkan atribut (sifat) yang

dimiliki produk tersebut. Demikian pula halnya dalam mengkonsumsi ikan

lele, konsumen menginginkan atribut (sifat) yang dimiliki ikan lele. Sesuai

dengan konsep pemasaran, produsen atau pemasar akan berusaha memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi seorang konsumen untuk

memutuskan produk yang akan dibelinya, akan mempengaruhi perilaku beli

konsumen tersebut. Pengetahuan yang baik mengenai perilaku keputusan

pembelian konsumen terhadap suatu produk berguna bagi upaya

pengembangan produk, agar lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

konsumen. Salah satu upaya untuk memahami perilaku tersebut adalah dengan

mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam

keputusan pembelian ikan lele. Oleh sebab itu, perlu adanya penelitian tentang

perilaku konsumen ikan lele.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa sajakah yang dipertimbangkan konsumen dalam

membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali?

Page 19: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Variabel-variabel apakah yang dominan dipertimbangkan dalam keputusan

membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali?

3. Bagaimanakah perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli

ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali.

2. Mengkaji variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam

keputusan membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali.

3. Mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi produsen dan pemasar ikan lele, penelitian ini dapat bermanfaat

untuk memberikan wawasan yang berkaitan dengan perilaku konsumen

ikan lele dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun strategi

pemasaran ikan lele di Kabupaten Boyolali.

2. Bagi akademisi dan peminat masalah pemasaran, penelitian ini dapat

menjadi sumber informasi dan referensi berkaitan dengan perilaku

konsumen.

3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

tentang perilaku konsumen ikan lele dan merupakan persyaratan untuk

menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 20: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan landasan teori untuk penelitian

berikutnya. Hasil penelitian mengenai komoditi ikan sudah banyak dilakukan,

diantaranya adalah sebagai berikut :

Penelitian Samsundari (2007) mengenai Identifikasi Ikan Segar yang

Dipilih Konsumen beserta Kandungan Gizinya pada Beberapa Pasar

Tradisional di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

jenis-jenis ikan yang banyak dipilih konsumen dan untuk mengetahui

komposisi gizi dari beberapa jenis ikan segar yang paling disukai oleh

konsumen di pasar tradisional Kota Malang. Hasil yang didapatkan dari

penelitian ini adalah ikan-ikan segar yang paling banyak dipilih konsumen

adalah ikan mujair sebesar 510 kg (21,47%), ikan meniran 391 kg (16,46%)

dan ikan lele sebesar 340 kg (14,30%). Komposisi gizi ikan mujair adalah

bahan kering 20,49%, air 79,51%, protein kasar 10,05% dan lemak kasar

0,38%. Komposisi gizi ikan meniran adalah bahan kering 20,52, air 79,48%,

protein kasar 8,84% dan lemak kasar 4,95%. Sedangkan komposisi gizi ikan

lele adalah bahan kering 20,48%, air 79,52%, protein kasar 10,07% dan lemak

kasar 5,1%.

Penelitian Wijayanto (2007) mengenai Analisis Preferensi Konsumen

terhadap Ikan Bandeng Segar di Pasar Tradisional Kota Surakarta. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui atribut ikan bandeng segar yang menjadi

preferensi konsumen di pasar tradisional Kota Surakarta dan mengetahui

atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian ikan

bandeng segar di pasar tradisional Kota Surakarta. Hasil analisis menunjukkan

bahwa ikan bandeng segar yang menjadi preferensi konsumen di pasar

tradisional Kota Surakarta adalah ikan bandeng dengan atribut keadaan mata

yang bersinar cerah/terang dan menonjol, kekenyalan daging ikan elastis,

kebersihan kulit sisik bersih dan ukuran ikan sedang (3-4 ekor per kilogram).

Sedangkan atribut ikan bandeng segar yang dipertimbangkan sampai kurang

6

Page 21: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dipertimbangkan adalah keadaan mata, kekenyalan daging ikan, kebersihan

kulit sisik dan ukuran ikan.

Penelitian mengenai komoditi ikan dan sumber protein hewani lain di

atas dapat menjadi rujukan pada penelitian ini untuk meneliti ikan lele,

dikarenakan komoditi yang diteliti pada penelitian di atas memiliki

karakteristik yang hampir sama dengan ikan lele, yaitu merupakan produk dari

sektor perikanan yang mengandung sumber protein hewani yang penting bagi

tubuh. Penelitian ini meneliti ikan lele karena di antara jenis ikan lainnya

(mujair, kakap dan nila merah), ikan lele adalah ikan yang paling banyak

dijual dalam keadaan segar di pasar tradisional Kabupaten Boyolali. Hal ini

ditunjukkan dengan jumlah ikan segar yang paling banyak dibawa oleh

pedagang untuk dijual di pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah ikan

lele. Penelitian terdahulu memberikan gambaran mengenai preferensi dan

tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan.

Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku beli konsumen sudah banyak dilakukan, diantaranya adalah :

Penelitian Yusri dkk (2007) mengenai Analisis Konsumsi Pangan

Sumber Protein Hewani di Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui keragaan konsumsi pangan hewani di propinsi Sumatera

Barat dan perilaku permintaan pangan hewani yang ditunjukkan oleh nilai

elastisitas permintaan pangan hewani, mencakup elastisitas harga sendiri,

elastisitas silang dan elastisitas pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan

telur dan ikan merupakan komoditi yang paling banyak dikonsumsi oleh

rumah tangga di Sumatera Barat untuk pemenuhan sumber protein hewani.

Permintaan rumah tangga di Sumatera Barat terhadap komoditi daging ternak

dan daging unggas lebih responsif terhadap perubahan pendapatan

dibandingkan dengan perubahan harga. Sedangkan permintaan untuk ikan dan

telur lebih responsif terhadap perubahan harga dari pada perubahan

pendapatan.

Penelitian Parlin (2010) mengenai Analisis Marketing Mix terhadap

Tingkat Pembelian Daging Ayam dan Ayam Goreng di Kota Jakarta.

Page 22: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efektifitas marketing mix

yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi terhadap

keputusan beli konsumen daging ayam dan ayam goreng di kota Jakarta. Hasil

penelitian menunjukkan efektifitas marketing mix yang terdiri dari faktor

produk, harga, promosi dan distribusi memiliki pengaruh terhadap keputusan

beli konsumen. Faktor produk, harga dan distribusi berpengaruh terhadap

keputusan beli konsumen secara bersama-sama, tetapi promosi memiliki

pengaruh terhadap keputusan beli konsumen secara parsial. Secara individu,

faktor yang berpengaruh adalah faktor harga dan distribusi, sedangkan faktor

produk dan promosi secara individu tidak memiliki pengaruh terhadap

keputusan beli konsumen.

Penelitian terdahulu tentang faktor yang mempengaruhi perilaku beli

konsumen memberikan gambaran pada penelitian ini tentang faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk. Penelitian tersebut

menjadi rujukan pada penelitian ini, dalam menginspirasi dan memilih faktor

bauran pemasaran untuk diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli ikan lele.

Penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen sudah banyak

dilakukan, baik perilaku konsumen di pasar modern maupun di pasar

tradisional dengan komoditi yang berbeda-beda, seperti perilaku konsumen

dalam membeli buah pisang, jeruk, ikan kakap merah, daging ayam, kopi, teh,

kecap dan lainnya. Namun, penelitian yang menggunakan analisis faktor

sebagai alat analisis hanya beberapa, antara lain :

Penelitian Andana Permanasari (2007) mengenai Analisis Perilaku

Konsumen Dalam Membeli Buah Pisang Ambon di Pasar Tradisional di Kota

Palembang. Penelitian ini menggunakan analisis faktor, dapat diketahui

bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian

pisang ambon di pasar tradisional di Kota Palembang dimulai dari faktor yang

memberikan pengaruh paling besar secara berurutan adalah faktor produk,

faktor harga, faktor tempat dan faktor penampilan. Variabel-variabel yang

dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli pisang ambon di pasar

Page 23: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tradisional di Kota Palembang untuk tiap faktor produk yaitu variabel rasa;

faktor harga adalah variabel harga buah; faktor tempat adalah variabel jarak

pasar serta faktor penampilan yaitu variabel ketebalan daging buah.

Penelitian Diana (2008) mengenai Analisis Perilaku Konsumen dalam

Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kota Surakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen

dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kota Surakarta dan mengkaji

variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam keputusan membeli

ikan lele di pasar tradisional Kota Surakarta. Hasil analisis dengan

menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Tradisional

Kota Surakarta secara berurutan adalah faktor tempat, faktor produk dan

faktor harga. Sedangkan variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kota Surakarta pada

masing-masing faktor adalah variabel kebersihan pada faktor tempat, variabel

ukuran pada faktor produk dan variabel harga ikan lele pada faktor harga.

Penelitian terdahulu tentang analisis faktor memberikan rujukan pada

penelitian ini untuk menggunakan analisis faktor sebagai alat analisis.

Penelitian terdahulu menginspirasi penelitian ini untuk menganalisis faktor

yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele dan variabel

dominan yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele dengan

menggunakan analisis faktor.

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada kesamaan

komoditi yang diteliti, yaitu ikan lele; pada faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen yaitu faktor bauran pemasaran; dan pada metode

analisis data yang digunakan yaitu metode analisis faktor.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

pada faktor bauran pemasaran yang diteliti dan variabel yang diteliti.

Penelitian terdahulu meneliti faktor distribusi dan penampilan sebagai faktor

Page 24: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang mempengaruhi keputusan beli konsumen. Sedangkan dalam penelitian

ini, faktor yang diteliti adalah faktor promosi dan tempat. Penelitian ini tidak

meneliti faktor distribusi dan penampilan. Hal ini dikarenakan faktor distribusi

(proses penyaluran ikan lele dari produsen kepada konsumen) termasuk dalam

faktor tempat, sehingga tidak perlu diteliti. Penampilan fisik semua ikan lele

dianggap sama, sehingga konsumen tidak mempertimbangkan faktor

penampilan dalam membeli ikan lele dan faktor penampilan tidak perlu

diteliti. Faktor promosi dan tempat diteliti dalam penelitian ini karena

faktor-faktor ini kemungkinan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

ikan lele.

Perbedaan lainnya pada penelitian ini adalah adanya variabel potongan

harga dalam faktor promosi dan variabel lokasi pasar dalam faktor tempat,

dimana variabel-variabel ini tidak diteliti dalam penelitian terdahulu. Variabel

potongan harga dan lokasi pasar kemungkinan dipertimbangkan oleh

konsumen dalam keputusan pembelian ikan lele, sehingga dimasukkan sebagai

variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Berkaitan dengan pembelian di

pasar tradisional, pada penelitian terdahulu dinyatakan bahwa konsumen

umumnya membeli di pasar tradisional karena pasar tradisional menampung

banyak penjual yang mewakili golongan pedagang menengah ke bawah.

Sedangkan dalam penelitian ini, konsumen membeli di pasar tradisional

karena pasar modern di Kabupaten Boyolali tidak menyediakan ikan lele,

sehingga konsumen hanya dapat membeli ikan lele di pasar tradisional.

Berdasarkan perbedaan-perbedaan inilah, penelitian ini perlu dilakukan

sehingga hasilnya dapat membantu para produsen dan pemasar untuk

mengetahui perilaku konsumen dalam membeli ikan lele.

B. Tinjauan Pustaka

1. Komoditi Ikan dan Ikan Lele

Ikan adalah anggota vertebrata berdarah dingin yang hidup di air dan

bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata paling

beranekaragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia.

Ikan dapat ditemukan dan dibudidayakan hampir di semua genangan air,

Page 25: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi.

Dalam tubuh ikan terdapat sumber makanan yang penting bagi manusia

(Anonim, 2010c).

Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak,

vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Tingginya

kandungan protein dan vitamin dalam ikan membantu pertumbuhan anak-

anak dan balita. Ikan yang hidup di air tawar sangat banyak jumlahnya.

Jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi adalah sidat, gurame, jambal,

mas, nila merah, tawes, karper, nilem, tambakan, mujair, gabus, betok, dan

lele (Siswono, 2003).

Ikan lele adalah ikan air tawar yang sangat popular di Indonesia.

Menurut klasifikasi berdasar taksonomi, ikan lele digolongkan sebagai

berikut :

Filum : Chordata, ialah binatang bertulang belakang

Kelas : Pisces, ialah bangsa ikan yang mempunyai insang untuk

bernafas

Subkelas : Teleostei, ialah ikan yang bertulang keras

Ordo : Ostariophysi, ialah ikan yang di dalam rongga perutnya

sebelah atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan

keseimbangan disebut tulang weber

Subordo : Siluroidae, ialah ikan yang bentuk tubuhnya memanjang

berkulit licin (tak bersisik)

Famili : Clariidae, ialah kelompok ikan dengan ciri khas, yaitu

bentuk kepalanya pipih dengan lempeng tulang keras

sebagai batok kepala, bersungut, sirip dada ada patil dan

memiliki alat pernapasan tambahan di bagian depan rongga

insang.

Genus : Clarias (Suyanto, 2002).

2. Pemasaran

Proses yang mengakibatkan aliran produk melalui suatu sistem dari

produsen ke konsumen disebut pemasaran. Secara khusus, pemasaran

Page 26: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dapat didefinisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara fisis dan

ekonomik, dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen.

Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda, yang menambah

nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut

(Downey dan Erickson, 1992).

Pemasaran atau marketing adalah semua kegiatan usaha yang

diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan milik daripada

barang dan jasa dan untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya. Sasaran

dari pemasaran adalah arus pemindahan baik fisik maupun kepemilikan

daripada barang atau jasa sejak dari produsen sampai kepada konsumen

terakhir (Sigit, 1982). Fungsi pemasaran adalah fungsi pembelian, fungsi

penjualan, transportasi, pergudangan, standarisasi, financing, pemikulan

resiko dan penerangan pasar.

Menurut Kotler (1996), pengertian pemasaran adalah suatu proses

sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan dan mempertukarkan produk

dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Definisi pemasaran

tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut: kebutuhan,

keinginan dan permintaan, produk, nilai (value) dan kepuasan, pertukaran

atau transaksi, pasar, serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran berarti

bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial

dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Konsep pemasaran menurut Soekartawi (2002) beranggapan bahwa

produk yang dihasilkan harus berorientasi pada kebutuhan konsumen.

Karena selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka macam dan

kualitas produk perlu pembaharuan sehingga muncul pengertian baru

dalam konsep pemasaran, yaitu konsep pemasaran strategis dan konsep

pemasaran kemasyarakatan. Pada konsep pemasaran strategis, konsumen

individu bukan satu-satunya sasaran. Sedangkan pada konsep pemasaran

kemasyarakatan, bukan saja kebutuhan pasar yang dipenuhi, tetapi juga

upaya bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kemakmuran

Page 27: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

konsumen dan masyarakat. Dalam mendesain konsep pemasaran, peranan

konsumen, masyarakat dan lingkungan perlu mendapatkan perhatian

khusus. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain konsep

pemasaran, yaitu :

a. Identifikasi keinginan konsumen

b. Identifikasi terhadap produk yang dipasarkan

c. Identifikasi konsumen, sekaligus menciptakan dan membina

konsumen.

Pemasaran meliputi berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang

ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan guna

menghasilkan laba. Pemasaran harus berorientasi pada pelanggan dan

bukan pada produk karena kebutuhan dan selera pelanggan terus berubah,

sehingga program pemasaran juga harus selalu disesuaikan. Produsen dan

pemasar harus menentukan keputusan pemasaran yang tepat dalam

usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, karena

setiap keputusan pemasaran akan mempengaruhi daya beli konsumen.

Pemasaran mengakibatkan adanya pertemuan antara penjual dan

konsumen untuk bertransaksi dan terbentuklah pasar.

3. Pasar dan Pasar Tradisional

Pemasaran dimulai dengan adanya proses pemenuhan kebutuhan dan

keinginan manusia (Anonim, 2011d). Proses pemenuhan kebutuhan dan

keinginan ini mengakibatkan adanya pertemuan atau transaksi antara pihak

yang menjual kebutuhan dengan pihak yang membutuhkan. Proses inilah

yang akan menyebabkan terbentuknya pasar.

Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli

barang dan jasa. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang

mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan

mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna memuaskan

kebutuhan dan keinginan tersebut (Kotler, 1999). Di pasar, antara penjual

dan pembeli akan melakukan transaksi/kesepakatan dalam kegiatan jual

beli.

Page 28: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Pasar dibedakan menurut jenisnya, yaitu jenis pasar menurut wujud,

menurut barang yang diperjualbelikan, menurut hari, menurut luas

jangkauannya dan menurut cara transaksinya. Pasar menurut wujud yaitu

pasar nyata dan pasar abstrak. Pasar menurut barang yang diperjualbelikan

yaitu pasar hewan, pasar sayur, pasar buah, pasar ikan dan daging, serta

pasar loak. Pasar menurut hari misalnya pasar Senen, pasar Rebo, dan lain-

lain. Pasar menurut luas jangkauannya yaitu pasar lokal, pasar daerah,

pasar nasional dan pasar internasional. Pasar menurut cara transaksinya

dibedakan menjadi pasar modern dan pasar tradisional (Anonim, 2011d).

Pasar modern adalah pasar dimana penjual dan pembeli tidak

bertransaksi secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang

tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan

pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.

Barang-barang yang dijual adalah bahan makanan dan sebagian besar

barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.

Contoh dari pasar modern adalah hypermarket, pasar swalayan

(supermarket), dan minimarket. Pasar modern di Kabupaten Boyolali tidak

menjual ikan lele, sehingga konsumen ikan lele di Kabupaten Boyolali

memperoleh ikan lele dari pasar tradisional.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli

yang ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung,

dengan ciri khas adanya proses tawar-menawar. Bangunan terdiri dari

kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual

maupun suatu pengelola pasar. Pasar tradisional menjual kebutuhan

sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur, telur,

daging, kain, pakaian, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual

kue-kue dan barang-barang lainnya (Anonim, 2010b).

Menurut Indra (2007), pasar tradisional memiliki beberapa kelebihan

yang tidak dimiliki pasar modern. Masih adanya kontak sosial saat

tawar-menawar antara pedagang dan pembeli. Di pasar modern, harga

sudah dipatok. Pasar tradisional menggambarkan denyut nadi

Page 29: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

perekonomian rakyat pada umumnya. Pasar tradisional menyediakan

barang-barang konsumsi masyarakat seperti sayuran, buah-buahan, beras,

daging ayam, berbagai jenis ikan dan lain-lain.

Di dalam pasar tradisional, terdapat persaingan antar pedagang

dalam menjual produknya kepada konsumen. Kondisi persaingan pasar

yang ketat mendorong para produsen dan pemasar bersaing untuk

menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produsen

dan pemasar harus menentukan keputusan pemasaran yang tepat karena

setiap keputusan pemasaran akan mempengaruhi perilaku beli konsumen.

Bauran pemasaran adalah keputusan variabel pemasaran yang merupakan

bagian dari pemasaran, sehingga faktor-faktor dalam bauran pemasaran

tersebut akan mempengaruhi perilaku beli konsumen.

4. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran, variabel mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Marketing mix (bauran

pemasaran) adalah serangkaian marketing decision variables (keputusan

variabel pemasaran) dari sebuah perusahaan pada suatu saat tertentu.

Marketing mix terdiri dari faktor-faktor yang disebut 4 P, yaitu Product

(produk), Price (harga), Promotion (promosi) dan Place (tempat)

(Sumawihardja dkk, 1991).

Rencana pemasaran strategik memadukan semua kegiatan dan

sumber daya bisnis secara logis guna memenuhi kebutuhan pelanggan dan

menghasilkan laba. Rencana tersebut terdiri dari keputusan-keputusan

pemasaran yang harus saling melengkapi. Bidang-bidang keputusan ini

sering disebut sebagai bauran pemasaran. Keputusan tersebut ialah :

a. Keputusan mengenai produk

b. Keputusan mengenai harga

c. Keputusan mengenai promosi

d. Keputusan mengenai tempat

(Downey dan Erickson, 1992)

Page 30: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Kebijakan produk dilakukan untuk tujuan mengurangi resiko rugi.

Caranya dengan membuat produk baru dengan pasar yang ada atau pasar

baru, memasarkan produk lama dengan kombinasi produk baru yang

saling mendukung baik pada pasar lama maupun pasar baru dan

sebagainya. Kebijakan harga ditentukan pada imbangan input dan output.

Kebijaksanaan harga diperlukan untuk bermacam-macam tujuan agar

produsen tetap mendapatkan keuntungan dan konsumen tidak dirugikan.

Kebijakan distribusi adalah mengatur barang agar tersebar sesuai dengan

kebutuhan konsumen. Kebijaksanaan ini menjadi penting khususnya di

negara atau daerah yang lokasinya terpencar. Kebijakan promosi menjadi

penting sekali bila produk yang dihasilkan adalah produk baru dan daerah

pemasaran adalah daerah baru. Maksud dari kebijakan ini adalah untuk

memperluas pasar dan meningkatkan volume penjualan serta

meningkatkan laba. Di sisi lain, walaupun produk yang dihasilkan produk

lama, tetapi karena diinginkan adanya penetrasi pasar yang lebih intensif,

maka kebijaksanaan promosi perlu dilakukan (Soekartawi, 2002). Bauran

pemasaran akan mempengaruhi perilaku konsumen.

5. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen perlu dipelajari oleh produsen dan pemasar untuk

mengetahui apa yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan

pembeliannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

adalah bauran pemasaran. Dengan kata lain, setiap keputusan variabel

pemasaran sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Perilaku setiap

konsumen berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk mempelajari

perilaku konsumen agar produsen dan pemasar dapat mengetahui dan

menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Hal ini akan berpengaruh pada keuntungan atau laba yang

menjadi tujuan akhir dari pemasaran.

Perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik

individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi

Page 31: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

personal (Kotler dan Gary, 1997). Model perilaku konsumen menurut

Kotler adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yaitu

faktor intern individu konsumen itu sendiri dan faktor ekstern. Kedua

faktor ini membentuk faktor lingkungan yang beranekaragam sifatnya

sebagai anggota masyarakat dan masyarakat di antar kelompok masyarakat

yang lain. Perubahan tingkah laku konsumen disebabkan oleh adanya

pengaruh unsur kebudayaan, pengaruh sosial yang ada di masyarakat,

keluarga dan dan pengaruh psikologis (Soekartawi, 2002).

Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga,

menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan

dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.

Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati

seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa dan

bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel

yang tidak dapat diamati seperti nilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan

pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa yang

mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang

bermacam-macam. Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah bagian

dari perilaku manusia (human behavior) (Simamora, 2004).

Stimuli pemasaran

Stimuli lain

Produk Harga Tempat Promosi

Ekonomi Teknologi Politik Budaya

Karakteristik Pembeli Budaya Sosial Pribadi

Psikologis

Karakteristik Pembeli

Proses Keputusan Pembeli

Budaya Sosial Pribadi

Psikologis

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi

Keputusan

Perilaku purnabeli

Page 32: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Metode analisis perilaku konsumen ada empat macam, yaitu :

a. Analisis keterlibatan konsumen dan beda antar merek

Metode analisis keterlibatan konsumen digunakan untuk

mengukur keterlibatan konsumen dengan desain inventaris

keterlibatan. Desain inventaris keterlibatan ini akan menggambarkan

keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian tersebut tinggi atau rendah. Metode analisis beda antar

merek dianalisis berdasarkan persepsi kualitas (percieved quality)

masing-masing merek. Dalam persepsi kualitas terkandung keyakinan

performans suatu merek yang diwujudkan dengan penilaian terhadap

atribut produk masing-masing merek. Dari dua metode tersebut

(keterlibatan konsumen dan beda antar merek) akan dikembangkan

model tipe perilaku konsumen (Engel et al, 1994).

b. Analisis klaster

Metode analisis ini mengelompokkan entitas (individu atau

objek) ke dalam kelompok-kelompok perilaku konsumen yang terpisah

berdasarkan kesamaan di antara entitas tersebut, kemudian

diidentifikasi (Simamora, 2005).

c. Analisis MDS (Multidimension Scaling)

Analisis MDS mentransformasi penilaian (judgement) konsumen

tentang kesamaan ataupun preferensi ke dalam jarak pada ruang

multidimensi. Posisi setiap objek dapat dilihat dalam peta yang disebut

perceptual map sehingga perlu diketahui atribut-atribut yang dipakai

untuk memprediksi posisi setiap objek (Simamora, 2005).

d. Analisis faktor

Analisis faktor adalah analisis yang mencari hubungan

interdependensi antar variabel sehingga mampu mengidentifikasi

faktor yang menyusunnya. Tujuan dari analisis faktor adalah untuk

mendefinisikan struktur mendasar pada matriks data. Analisis faktor

dapat mengidentifikasikan struktur dari hubungan antar

Page 33: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

variabel-variabel atau responden-responden dengan menguji korelasi

antar variabel atau responden (Hair et al, 1998).

Dari metode-metode analisis di atas, terdapat kesamaan bahwa

kedudukan setiap variabel yang diteliti adalah sama, tidak ada variabel

dependen dan independen, dan yang dianalisis adalah interrelasi antar

variabel yang diteliti. Namun, metode analisis di atas tidak semuanya

dapat digunakan sebagai metode analisis yang tepat dalam penelitian ini.

Analisis keterlibatan konsumen dan beda antar merek tidak dapat

digunakan dalam penelitian ini karena komoditi yang diteliti dalam

penelitian ini adalah ikan lele yang tidak digolongkan menurut merek,

sehingga penelitian ini tidak dapat dianalisis dengan metode analisis

keterlibatan konsumen dan beda antar merek. Penggunaan analisis klaster

tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini karena penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji faktor dan variabel yang dominan dipertimbangkan oleh

konsumen dalam membeli ikan lele, tidak bertujuan untuk

mengelompokkan responden menjadi kelompok terpisah, sehingga analisis

klaster tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga tidak

dapat menggunakan analisis MDS karena tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengkaji faktor dan variabel yang dominan dipertimbangkan

konsumen dalam membeli ikan lele, dan bukan menilai kesamaan yang

terdapat dalam setiap faktor dan variabel.

Analisis faktor dapat meringkas banyak variabel menjadi beberapa

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor merupakan

kumpulan variabel berkaitan yang akan menjelaskan faktor tersebut.

Dalam penelitian perilaku konsumen ini, peneliti memilih analisis faktor

sebagai metode analisis data karena penggunaan analisis faktor sesuai

dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui faktor-faktor dan

variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam membeli ikan

lele, sehingga metode analisis faktor merupakan metode analisis data yang

tepat untuk penelitian ini.

Page 34: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk

membeli suatu produk adalah faktor budaya, sosial, karakteristik pribadi

dan psikologis. Faktor budaya terdiri dari budaya, subbudaya dan kelas

sosial. Faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga serta peran

dan status. Faktor karakteristik pribadi terdiri dari usia dan tahap siklus

hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan

konsep diri. Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,

serta keyakinan dan sikap. Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan

faktor budaya, sosial, karakteristik pribadi dan psikologis karena faktor-

faktor tersebut bersifat intrinsik (pribadi) konsumen. Faktor lain yang

mempengaruhi perilaku beli konsumen dan dapat dikendalikan oleh

pemasar adalah faktor bauran pemasaran, yaitu terdiri dari faktor produk,

harga, tempat dan promosi (Kotler dan Gary, 2008).

Analisis faktor adalah nama generik dari metode statistik multivariat

yang bertujuan untuk mendefinisikan struktur mendasar pada matriks data.

Analisis faktor dapat mengidentifikasikan struktur dari hubungan antar

variabel-variabel atau responden dengan menguji korelasi antar variabel

atau responden. Dalam analisis faktor, variabel-variabel tidak

diklasifikasikan sebagai variabel dependen atau independen

(Hair et al, 1998).

Secara matematis, Maholtra (1993) mengemukakan model dari

analisis faktor adalah sebagai berikut :

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + .........+ WinXn

Dimana :

Fi = Estimasi faktor ke-i

Wi = Bobot atau koefisien skor faktor

Xn = Variabel dari setiap faktor yang diamati

Menurut Hair et al, dalam metode analisis faktor, untuk menentukan

sekelompok variabel layak sebagai faktor digunakan kriteria berdasarkan

eigenvalue yaitu yang lebih besar dari satu. Sedangkan sumbangan

masing-masing faktor terhadap pertimbangan keputusan pembelian dilihat

Page 35: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dari nilai total varian masing-masing faktor. Untuk melihat peran

masing-masing variabel dalam suatu faktor dilihat dari besarnya faktor

loading variabel yang bersangkutan.

Perilaku merupakan variabel kualitatif, maka pengukurannya

memerlukan penyekalaan (scaling) untuk mengurangi subjektivitas

responden. Salah satu skala ini adalah skala likert, yang juga disebut

summated ratings scale dan merupakan teknik pengukuran sikap yang

paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Pertanyaan yang diberikan

pada responden adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang

mulai dari intensitas paling tinggi sampai paling rendah

(Simamora, 2004).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Masyarakat semakin menyadari arti pentingnya kesehatan dan hal ini

mengakibatkan terjadinya perubahan konsumsi bahan makanan menuju

pemenuhan gizi tinggi, yaitu protein hewani. Salah satu caranya yaitu dengan

mengkonsumsi ikan lele. Ikan lele cukup popular dan dikenal di masyarakat

luas. Kandungan gizi yang tinggi, rasa dagingnya khas dan mudah dalam

pengolahan menyebabkan ikan lele menjadi kegemaran bagi masyarakat luas,

termasuk masyarakat Kabupaten Boyolali.

Konsumen ikan lele di Kabupaten Boyolali memiliki pertimbangan yang

berbeda-beda dalam membeli ikan lele. Pertimbangan konsumen ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor inilah yang akan

mempengaruhi konsumen ikan lele dalam keputusan belinya. Para pemasar

dan produsen ikan lele harus mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan

seorang konsumen dalam melakukan pembelian ikan lele. Alasan konsumen

dalam membeli suatu produk merupakan informasi yang penting bagi seorang

pemasar, agar pemasar dapat menentukan keputusan pemasaran ikan lele yang

tepat. Sedangkan bagi produsen, alasan konsumen dalam membeli suatu

produk penting untuk dipelajari, agar produsen dapat menyediakan ikan lele

yang sesuai dengan keinginan konsumen. Salah satu cara untuk memahami

alasan pembelian konsumen adalah dengan cara mengidentifikasikan variabel

Page 36: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dalam faktor-faktor (dalam hal ini adalah faktor bauran pemasaran) yang

dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengambil keputusan pembelian ikan

lele, khususnya di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

Perpaduan empat elemen pokok yang mencakup program pemasaran

disebut bauran pemasaran. Faktor bauran pemasaran tersebut adalah faktor

produk, harga, promosi dan tempat. Faktor-faktor tersebut sangat

dipertimbangkan oleh konsumen dan merupakan stimulus yang akan

mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembeliannya.

Faktor bauran pemasaran diteliti karena peneliti mendapat gambaran dari

penelitian terdahulu yang meneliti faktor bauran pemasaran untuk mengetahui

faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele.

Faktor bauran pemasaran merupakan kumpulan variabel berkaitan yang

akan menjelaskan faktor tersebut. Variabel-variabel tersebut dapat

dikendalikan dan digunakan oleh pemasar untuk mempengaruhi tanggapan

konsumen dalam pasar tradisional. Faktor produk terdiri dari variabel

kandungan gizi, ukuran, warna dan kebersihan tubuh. Variabel-variabel dari

faktor produk ini merupakan bagian dari ikan lele itu sendiri yang sering

dipertimbangkan konsumen dalam memilih dan membeli ikan lele yang sesuai

dengan kebutuhan dan seleranya. Variabel kandungan gizi diteliti karena

konsumen sangat mempertimbangkan zat gizi yang terdapat pada ikan lele.

Variabel ukuran diteliti karena konsumen umumnya membeli ikan lele yang

ukurannya sesuai dengan selera konsumen itu sendiri. Variabel warna diteliti

karena konsumen umumnya memilih membeli ikan lele yang warnanya sesuai

dengan selera konsumen. Variabel kebersihan tubuh ikan lele diteliti karena

dalam membeli ikan lele, konsumen umumnya mempertimbangkan kebersihan

tubuh ikan lele yang nampak secara visual.

Faktor harga terdiri dari variabel harga itu sendiri dan konsumen sangat

mempertimbangkan variabel ini dalam membuat keputusan untuk membeli

ikan lele. Faktor promosi terdiri dari variabel promosi itu sendiri dan variabel

potongan harga. Variabel promosi diteliti dalam penelitian ini karena akan

mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membeli ikan

Page 37: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

lele. Variabel potongan harga diteliti karena variabel ini mempengaruhi

ketertarikan konsumen untuk membeli ikan lele dan dipertimbangkan dalam

keputusan beli konsumen.

Faktor tempat terdiri dari variabel jarak pasar, lokasi pasar, kenyamanan,

pelayanan, kebersihan dan keamanan yang akan mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli ikan lele. Variabel jarak pasar diteliti karena jarak

pasar tradisonal dengan tempat tinggal konsumen akan sangat mempengaruhi

konsumen untuk membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut. Variabel

lokasi pasar diteliti karena strategis atau tidaknya pasar akan mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut.

Variabel kenyamanan diteliti karena variabel ini sangat mempengaruhi kesan

konsumen terhadap nyaman tidaknya konsumen itu sendiri dalam membeli

ikan lele di pasar tradisional tersebut. Variabel pelayanan diteliti karena

konsumen sangat mempertimbangkan pelayanan yang diberikan oleh pemasar

ikan lele dalam membeli ikan lele. Variabel kebersihan pasar diteliti karena

konsumen sangat dipertimbangkan variabel ini menurut kenampakan secara

visual oleh konsumen, dan mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut. Variabel keamanan pasar juga

sangat dipertimbangkan oleh konsumen dan mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut, sehingga

perlu diteliti. Variabel-variabel tersebut diteliti dalam penelitian ini untuk

mengetahui variabel yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen dalam

membeli ikan lele.

Selain faktor bauran pemasaran dan variabel-variabel yang ada di

dalamnya, faktor karakteristik pribadi juga dianalisis dalam penelitian ini,

karena berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan pembelian

konsumen. Sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen akan melewati

beberapa tahap proses keputusan pembelian. Proses dimulai pada saat

konsumen ikan lele menyadari adanya kebutuhan dalam pemenuhan zat gizi,

yaitu protein. Salah satu cara memenuhi kebutuhan protein adalah dengan

mengkonsumsi ikan lele. Setelah itu, konsumen akan mencari informasi dari

Page 38: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

segala sumber tentang dimana konsumen dapat membeli ikan lele. Konsumen

akan mempertimbangkan dan mengevaluasi semua informasi yang telah

diperoleh, dan akhirnya memutuskan untuk membeli ikan lele. Perilaku

konsumen ikan lele menyoroti perilaku individu dan rumah tangga dalam

suatu proses sebelum pembelian hingga konsumen membuat keputusan dalam

membeli ikan lele.

Faktor bauran pemasaran dan variabel di dalamnya perlu diteliti dan

dianalisis untuk mengetahui faktor dan variabel yang paling mempengaruhi

perilaku konsumen dalam membeli ikan lele. Dalam penelitian ini, peneliti

memilih analisis faktor sebagai metode analisis data. Hal ini disebabkan

karena analisis faktor dapat meringkas banyak variabel yang diteliti menjadi

faktor bauran pemasaran yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Penerapan model analisis faktor Maholtra (1993) dalam penelitian ini

secara matematis adalah sebagai berikut :

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + .........+ Wi13X13

Dimana :

Fi = Estimasi faktor ke-i

Wi = Bobot atau koefisien skor faktor

Xn = Variabel bauran pemasaran yang diamati, yaitu variabel kandungan gizi

(X1), ukuran (X2), warna (X3), kebersihan tubuh ikan lele (X4), harga (X5),

promosi (X6), potongan harga (X7), jarak pasar (X8), lokasi pasar (X9),

kenyamanan pasar (X10), pelayanan (X11), kebersihan pasar (X12), dan

keamanan pasar (X13).

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah pertanyaan tertutup, yaitu

pertanyaan yang pilihan (alternatif jawaban) telah disediakan, sehingga

responden hanya memilih salah satu pilihan yang paling sesuai menurut

responden. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling tinggi hingga

paling rendah. Dalam penelitian ini, dibuat lima pilihan jawaban, maka untuk

sangat memuaskan diberi skor 5 sedangkan tidak memuaskan diberi skor 1.

Page 39: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat skema kerangka

pemikiran pendekatan masalah, yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

D. Pembatasan Masalah

1. Dalam penelitian ini, yang dikaji adalah perilaku konsumen dalam

membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011.

E. Hipotesis

1. Diduga faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli

ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah faktor produk,

faktor harga, faktor promosi dan faktor tempat.

Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan

Perilaku Konsumen dalam membeli ikan lele

Pengenalan produk

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Karakteristik Pribadi

Konsumen Ikan Lele

Pemasar/Produsen Ikan Lele

Ikan Lele

Faktor Bauran Pemasaran 1. Produk

a. Kandungan gizi b. Ukuran c. Warna d. Kebersihan tubuh

2. Harga a. Harga

3. Promosi a. Promosi b. Potongan harga

4. Tempat a. Jarak pasar b. Lokasi pasar c. Kenyamanan d. Pelayanan e. Kebersihan f. Keamanan

Page 40: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2. Diduga variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam

membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali dari faktor

produk adalah variabel ukuran ikan, dari faktor harga adalah variabel

harga ikan, dari faktor promosi adalah variabel potongan harga, dan faktor

tempat adalah variabel jarak pasar.

3. Diduga perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan adalah

tindakan mengevaluasi atribut-atribut ikan lele untuk membuat keputusan

dalam pembelian ikan lele.

F. Asumsi

Konsumen ikan lele bersifat rasional dengan mengevaluasi

variabel-variabel ikan lele yang dipertimbangkan.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa,

termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Ikan lele adalah ikan lele yang masih hidup, yang dijual di pasar

tradisional Kabupaten Boyolali.

3. Pasar tradisional merupakan pasar yang biasanya terdiri dari kios-kios

yang dibuka oleh penjual dan kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari

seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,

daging, dan lain-lain.

4. Bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang

terdiri atas produk, harga, promosi, dan tempat yang dapat dikendalikan

pemasar untuk merespon yang diinginkan pasar.

5. Kandungan gizi (X1) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap zat gizi yang terkandung pada ikan lele. Pengukuran kandungan

gizi ikan lele diukur dari wawancara kepada konsumen menurut

kesan/pendapat konsumen itu sendiri terhadap gizi yang terdapat pada ikan

lele yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, agak rendah dan rendah.

Page 41: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

6. Ukuran (X2) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

penampakan ikan lele berdasarkan besar kecilnya ikan. Ukuran ikan lele

terdiri dari ukuran sangat besar sebanyak 5-6 ekor per kilogram, besar

sebanyak 7-8 ekor per kilogram, sedang sebanyak 9-11 ekor per kilogram,

agak kecil sebanyak 12-13 ekor per kilogram dan kecil sebanyak 14-15

ekor per kilogram.

7. Warna (X3) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

warna kulit ikan lele yang dijual di pasar. Pengukuran warna ikan lele

diukur dari kenampakan warna kulit ikan secara visual menurut

kesan/pendapat konsumen yaitu sangat gelap (hitam pekat), gelap (hitam),

cukup gelap (hitam keabuan), agak terang (putih keabuan) dan terang

(putih kekuningan).

8. Kebersihan tubuh (X4) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap keadaan tubuh ikan lele berdasarkan kebersihan atau kenampakan

ada atau tidaknya luka (cacat) dan kotoran pada tubuh ikan lele. Ukuran

kebersihan tubuh ikan lele diukur dari kenampakan secara visual menurut

kesan/pendapat konsumen yaitu sangat bersih, bersih, cukup bersih,

kurang bersih dan tidak bersih.

9. Harga (X5) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

besarnya uang yang digunakan untuk membeli ikan lele. Ukuran harga

diukur dari harga yang dibayarkan dan dipersepsikan oleh konsumen itu

sendiri yaitu sangat murah, murah, normal, agak mahal dan mahal.

10. Promosi (X6) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

bagian dari sistem pemasaran yang memberikan informasi kepada

konsumen tentang ikan lele. Pengukuran promosi ikan lele diukur dari

wawancara kepada konsumen menurut kesan/pendapat konsumen terhadap

promosi ikan lele yaitu sangat menarik, menarik, cukup menarik, kurang

menarik, atau tidak menarik.

11. Potongan harga (X7) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap potongan dari besarnya uang yang harus dibayarkan untuk

membeli ikan lele. Ukuran potongan harga diukur dari harga yang

Page 42: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dipotong dan dipersepsikan oleh konsumen itu sendiri yaitu sangat banyak,

banyak, cukup banyak, kurang banyak dan tidak banyak.

12. Jarak pasar (X8) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

jarak yang ditempuh untuk mencapai pasar yang menjual ikan lele.

Variabel ini diukur dengan satuan (ukuran) kilometer (km). Pengukuran

jarak pasar adalah sangat dekat (<1 km), dekat (1-2 km), sedang (3-4 km),

jauh (5-6 km) dan sangat jauh (> 6 km).

13. Lokasi pasar (X9) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap lokasi (tempat) menjual ikan lele. Pengukurannya melalui

penilaian konsumen terhadap lokasi pasar tradisional yaitu sangat strategis,

strategis, cukup strategis, kurang strategis dan tidak strategis.

14. Kenyamanan pasar (X10) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap perasaan nyaman yang diperoleh selama berada di pasar. Ukuran

kenyamanan pasar diukur dari wawancara kepada konsumen menurut

kesan/pendapat konsumen terhadap kenyamanan pasar yaitu sangat

nyaman, nyaman, cukup nyaman, kurang nyaman dan tidak nyaman.

15. Pelayanan (X11) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap

pelayanan yang diberikan pemasar dalam menjual ikan lele. Ukuran

pelayanan diukur dari wawancara kepada konsumen menurut

kesan/pendapat konsumen terhadap pelayanan yang diberikan pemasar

yaitu sangat memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan, kurang

memuaskan dan tidak memuaskan.

16. Kebersihan pasar (X12) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap tingkat kebersihan tempat (pasar) yang menjual ikan lele. Ukuran

kebersihan pasar diukur dari wawancara kepada konsumen menurut

kesan/pendapat konsumen terhadap kebersihan pasar yaitu sangat bersih,

bersih, cukup bersih, kurang bersih dan tidak bersih.

17. Keamanan pasar (X13) adalah serangkaian makna atau kesan konsumen

terhadap rasa aman yang diperoleh selama berada di pasar. Ukuran

keamanan diukur dari wawancara kepada konsumen menurut

Page 43: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kesan/pendapat konsumen terhadap keamanan pasar yaitu sangat aman,

aman, cukup aman, kurang aman dan tidak aman.

18. Beberapa pengertian penting yang berkaitan dengan analisis faktor :

a. Bartlett test of sphericity adalah uji statistik untuk keseluruhan

signifikansi dari semua korelasi antara matrik korelasi.

b. Matrik korelasi adalah tabel yang menunjukkan saling hubungan

(intercorrelation) diantara semua variabel yang diteliti.

c. Communality adalah jumlah total variasi dari sebuah variabel yang

dijelaskan faktor umum.

d. Eigenvalue adalah jumlah kolom dari kuadrat loading untuk sebuah

faktor yang menunjukkan besarnya varians yang dijelaskan oleh faktor

tersebut.

e. Faktor adalah kombinasi linier (variat) dari variabel-variabel yang asli.

Faktor yang menunjukkan dimensi mendasar (konstruk) yang

menjelaskan jumlah untuk sekelompok variabel yang diteliti.

f. Faktor loading adalah korelasi antara variabel dengan faktor dan kunci

untuk memahami faktor khusus. Kuadrat faktor loading

menggambarkan persentase variasi yang dapat dijelaskan oleh faktor.

g. Matrik faktor adalah tabel yang menggambarkan faktor loading dari

semua variabel pada setiap faktor.

h. Rotasi faktor adalah proses manipulasi atau penyesuaian sudut (axis)

faktor untuk mendapatkan hasil analisis faktor yang mudah dan

pragmatis di dalam menginterpretasikannya.

i. Measure of sampling adequacy (MSA) adalah ukuran baik terhadap

keseluruhan korelasi maupun korelasi variabel individu yang

menyatakan kesesuaian dalam penggunaan analisis faktor. Nilai MSA

di atas 0,5 menunjukkan bahwa analisis faktor dapat diterapkan pada

data.

Page 44: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

19. Konsep pengukuran variabel dibuat dengan memilih jawaban berjenjang

mulai dari intensitas paling tinggi sampai paling rendah. Ada lima pilihan

jawaban, maka untuk sangat memuaskan diberi skor 5 sedangkan tidak

memuaskan diberi skor 1.

Page 45: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan

masalah/masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah yang aktual.

Data yang dikumpulkan, mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisa (Surakhmad, 1985).

Sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei,

yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok

(Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive),

yaitu di Kabupaten Boyolali. Peneliti memilih Kabupaten Boyolali sebagai

daerah penelitian dengan pertimbangan karena permintaan konsumen

terhadap ikan lele di Kabupaten Boyolali yang tinggi dan semakin

meningkat. Dikarenakan keterbatasan data permintaan ikan lele di

Kabupaten Boyolali, maka dilakukan pendekatan dengan menggunakan

data pengeluaran untuk bahan makanan daging dan ikan di Kabupaten

Boyolali.

Berdasarkan Laporan Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi

Penduduk Jawa Tengah di Kabupaten Boyolali, diketahui bahwa pada

tahun 2006 rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bahan makanan

daging dan ikan adalah sebesar Rp 12.902,45 dan pada tahun 2007

rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bahan makanan daging dan

ikan meningkat menjadi sebesar Rp 13.451,94. Laporan tersebut

menunjukkan bahwa di Kabupaten Boyolali terjadi peningkatan konsumsi

untuk daging dan ikan, termasuk di dalamnya ikan lele. Selain itu, hasil

wawancara dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali

31

Page 46: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menyatakan bahwa permintaan masyarakat untuk ikan lele di Kabupaten

Boyolali mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Sedangkan produksi ikan lele di Kabupaten Boyolali juga cukup tinggi.

Produksi ikan lele di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produksi Perikanan untuk Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun Jumlah Produksi (ton) 2005 2006 2007 2008 2009

5,040 5,400 5,760 6,120 6,840

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 2010

Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi ikan lele di Kabupaten

Boyolali dari tahun 2005 hingga tahun 2009 cukup tinggi dan mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa

Kabupaten Boyolali merupakan daerah potensial bagi pemasar dan

konsumen ikan lele, mengingat produksi perikanan dan permintaan

konsumsi untuk ikan lele di Kabupaten Boyolali cukup tinggi. Hal inilah

yang menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian di

Kabupaten Boyolali.

2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive),

yaitu di pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten Boyolali. Peneliti

memilih pasar tradisional di Kabupaten Boyolali sebagai lokasi penelitian

dengan pertimbangan karena masyarakat Kabupaten Boyolali umumnya

membeli ikan lele di pasar tradisional. Selain itu, pasar modern yang

terdapat di Kabupaten Boyolali tidak menjual ikan lele, sehingga

konsumen tidak dapat membeli ikan lele di pasar modern yang terdapat di

Kabupaten Boyolali. Di dalam pasar tradisional, terdapat banyak pedagang

yang menjual bermacam-macam barang kebutuhan rumah tangga,

termasuk di dalamnya pedagang yang menjual ikan lele.

Page 47: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten Boyolali jumlahnya

cukup banyak, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan untuk meneliti

konsumen ikan lele dari seluruh pasar tradisional yang ada di Kabupaten

Boyolali. Oleh karena keterbatasan tersebut, peneliti hanya melakukan

penelitian pada beberapa pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten

Boyolali. Penentuan pasar tradisional yang dijadikan sebagai lokasi

penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di dua pasar

tradisional yang memiliki jumlah pedagang ikan lele paling banyak di

Kabupaten Boyolali. Penelitian ini hanya dilakukan di dua pasar

tradisional agar penelitian lebih efektif dan efisien, karena tidak terlalu

banyak pasar tradisional yang diteliti. Penelitian ini memilih pasar

tradisional yang memiliki jumlah pedagang ikan lele paling banyak karena

dianggap memiliki jumlah konsumen ikan lele yang banyak juga, sehingga

diharapkan dapat mewakili seluruh konsumen ikan lele yang ada di

Kabupaten Boyolali.

Tabel 4 menunjukkan jumlah pedagang dan pedagang ikan lele (di

dalam los dan kios maupun di luar los dan kios) yang berjualan di

pasar-pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

Page 48: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 4. Jumlah Pedagang dan Pedagang Ikan Lele yang Berjualan di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali

Nama Pasar Jumlah Pedagang Jumlah Pedagang Ikan Lele Pasar Kota Boyolali *) Pasar Tambak Pasar Mojosongo Pasar Sunggingan *) Pasar Sonokrido Pasar Penggung Pasar Ampel Pasar Karanggede Pasar Wonosegoro Pasar Juwangi Pasar Mongkrong Pasar Cepogo Pasar Selo Pasar Simo Pasar Trantang Pasar Kacangan Pasar Ngengot Pasar Kemusu Pasar Pengging Pasar Pundung Pasar Nogosari Pasar Kebonagung

1.721 567 796

1.684 29

153 1.296 1.150

464 644 54

1.001 146 836 527 753 607 140

1.259 109 700 467

9 1 2 6 0 1 3 3 0 1 0 4 0 1 1 2 1 0 3 0 1 0

Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Boyolali, 2010

Keterangan :

*) : Pasar tradisional yang terpilih sebagai lokasi penelitian

Tabel 4 menunjukkan bahwa Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan adalah dua pasar yang memiliki jumlah pedagang ikan lele

paling banyak apabila dibandingkan dengan pasar tradisional lainnya di

Kabupaten Boyolali. Oleh sebab itu, Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan menjadi pasar tradisional yang terpilih sebagai lokasi

penelitian. Pertimbangan lain dalam memilih kedua pasar tradisional

tersebut karena konsumen Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan

berasal dari berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Boyolali, sehingga

dianggap dapat mewakili seluruh konsumen pasar tradisional yang ada di

Kabupaten Boyolali.

Page 49: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Metode Penentuan Sampel Responden

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode judgement sampling. Menurut Kinnear dan Taylor (1995),

metode judgement sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

apa yang dipertimbangkan bahwa unit atau unsur penarikan sampel

tersebut akan dapat membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

riset yang sedang dikerjakan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah konsumen yang membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten

Boyolali. Konsumen yang diambil sebagai sampel adalah konsumen yang

mewakili rumah tangga (konsumen yang membeli ikan lele untuk

dikonsumsi sendiri, tidak untuk dijual kembali dan yang sudah

berkeluarga) karena dianggap sudah memiliki pertimbangan yang bersifat

rasional dalam membeli ikan lele.

Metode penentuan jumlah sampel dilakukan dengan metode

sampling tunggal, yaitu dengan mengambil sampel dengan ukuran tertentu

dan diambil dengan cara tertentu pula (Sudjana, 1992). Menurut

Djarwanto dan Pangestu (1994), apabila besar populasi tidak diketahui,

maka penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus penduga proporsi

dengan keyakinan (1-α) dan besarnya error tidak melebihi suatu harga

tertentu. Rumus untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil

adalah sebagai berikut :

N

pp )1(96,1E

-=

Karena besarnya populasi tidak diketahui, maka P(1-P) juga tidak

diketahui. Nilai P selalu berada di antara 0 dan 1, sehingga besar populasi

maksimal adalah :

T(P) = P-P2

Df (P) = 1- 2P

2P = 1

P = 0,5

Page 50: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Harga maksimal dari f(P) adalah P(1-P) = 0,25. Jadi, besarnya sampel jika

digunakan confident level 95% dan kesalahan yang terjadi sebesar 0,1

adalah :

2

1,096,1

25,0N=

= 96,04 (Jumlah responden dibulatkan menjadi 96 responden)

Dari uraian di atas, dapat diperoleh jumlah responden yang diambil

di dua pasar tradisional dalam penelitian ini adalah 96 responden.

Pengambilan jumlah responden untuk masing-masing pasar tradisional

dilakukan dengan metode proporsional random sampling menurut jumlah

pedagang ikan lele, yaitu banyaknya responden dari setiap pasar diambil

sebanding dengan ukuran pedagang ikan lele yang berjualan pada setiap

pasar tersebut (Sudjana, 1992). Dengan kata lain, jumlah pedagang ikan

lele di setiap pasar tradisional akan mencerminkan jumlah responden ikan

lele di pasar tradisional tersebut. Pengambilan jumlah responden untuk

masing-masing pasar secara proporsional menggunakan rumus :

Ni = x 96

Ni = Jumlah responden setiap pasar

Nk = Jumlah pedagang ikan lele pada setiap pasar sampel

N = Total jumlah pedagang ikan lele pada pasar sampel

96 = Jumlah keseluruhan responden yang diamati

Tabel 4 menunjukkan bahwa pedagang ikan lele yang berjualan di

Pasar Kota Boyolali adalah sebanyak 9 orang dan di Pasar Sunggingan

adalah sebesar 6 orang. Perhitungan dari penerapan rumus di atas

digunakan untuk menentukan jumlah responden tiap pasarnya dan

diperoleh hasil seperti Tabel 5 berikut ini :

Page 51: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 5. Tempat Pembelian Ikan Lele, Jumlah Pedagang Ikan Lele, dan Jumlah Responden di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan

No. Nama Pasar Jumlah Pedagang Ikan Lele (orang)

Jumlah Responden (orang)

1. 2.

Pasar Kota Boyolali Pasar Sunggingan

9 6

58 38

Total 15 96

Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Boyolali 2010, dianalisis

Pembagian jumlah responden di kedua pasar tradisional di Kabupaten

Boyolali, yaitu Pasar Kota Boyolali sebanyak 58 responden dan Pasar

Sunggingan sebanyak 38 responden. Sehingga, pengambilan responden

pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil 58 responden yang

membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan 38 responden yang membeli

ikan lele di Pasar Sunggingan, kemudian dilakukan wawancara kepada

responden untuk mengumpulkan data.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden secara langsung.

Data primer digunakan untuk analisis faktor-faktor yang dipertimbangkan

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian ikan lele di pasar

tradisional Kabupaten Boyolali. Data primer meliputi kuesioner,

wawancara dan observasi. Kuisioner berisi tentang data identitas

responden/profil perilaku konsumen, preferensi konsumen dan identifikasi

faktor dalam keputusan pembelian konsumen. Kuisioner yang diberikan

kepada responden berisi pertanyaan-pertanyaan kombinasi antara

pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup berupa pertanyaan

yang alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya

memilih salah satu alternatif jawaban yang menurutnya paling sesuai.

Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawaban dan cara

pengungkapannya dapat bermacam-macam, sehingga responden

mempunyai kebebasan dalam menjawab pertanyaan. Kuisioner diberikan

kepada konsumen ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

Page 52: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Data sekunder, yaitu data jadi yang diperoleh dari instansi-instansi yang

terkait dengan penelitian ini. Data sekunder merupakan data pendukung

yang memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data

sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

meliputi Laporan Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk

Jawa Tengah, keadaan geografis, keadaan penduduk, dan keadaan

perekonomian Kabupaten Boyolali; Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Boyolali berupa data jumlah produksi komoditi utama

budidaya perikanan Kabupaten Boyolali; Dinas Pasar Kabupaten Boyolali

berupa data jumlah pedagang dan pedagang ikan lele di setiap pasar

tradisional Kabupaten Boyolali; dan data dari sumber lain yang relevan

dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu melakukan observasi

terlebih dahulu. Teknik ini merupakan teknik pendukung dalam penelitian

ini dan dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap

obyek yang akan diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas

mengenai keadaan daerah yang diteliti.

2. Setelah melakukan observasi, teknik pengumpulan data selanjutnya adalah

wawancara. Teknik ini dilakukan dengan mencari data primer, yaitu

dengan cara mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan secara

sistematis kepada responden. Teknik wawancara merupakan teknik yang

paling utama dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, karena data

yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data yang akan digunakan

untuk analisis dalam penelitian ini.

3. Teknik pengumpulan data berikutnya adalah pencatatan. Teknik ini

merupakan teknik pendukung dalam pengumpulan data pada penelitian ini

dan digunakan untuk mencari data sekunder. Teknik ini dilakukan dengan

cara membuat catatan yang dikumpulkan dari data dan publikasi yang

sudah ada pada lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang terkait.

Page 53: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian ikan

lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah analisis faktor. Analisis

faktor dapat mengidentifikasikan struktur dari hubungan antar variabel atau

responden-responden dengan menguji korelasi antar variabel atau responden.

Faktor bauran pemasaran sendiri dapat digambarkan sebagai kombinasi linier

dari variabel yang diteliti, sebagai berikut :

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + .........+ Wi13X13

Dimana :

Fi = Estimasi faktor ke-i

Wi = Bobot atau koefisien skor faktor

X1-11 = Variabel bauran pemasaran yang diamati, yaitu variabel

kandungan gizi (X1), ukuran (X2), warna (X3), kebersihan tubuh

ikan lele (X4), harga (X5), promosi (X6), potongan harga (X7), jarak

pasar (X8), lokasi pasar (X9), kenyamanan pasar (X10), pelayanan

(X11), kebersihan pasar (X12), dan keamanan pasar (X13).

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah pertanyaan tertutup.

Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling tinggi hingga paling

rendah. Dalam penelitian ini, dibuat lima pilihan jawaban, maka untuk sangat

memuaskan diberi skor 5, memuaskan diberi skor 4, biasa diberi skor 3,

kurang memuaskan diberi skor 2, dan tidak memuaskan diberi skor 1

(Simamora, 2004).

Pengolahan data yang diperoleh dari kuisioner kemudian diolah secara

komputerisasi dengan analisis faktor menggunakan program SPSS. Hair et al

(1998) mengemukakan tahap-tahap dalam analisis faktor sebagai berikut:

a. Membuat matriks korelasi atas semua variabel. Pada tahap ini untuk

memperoleh analisis faktor yang akurat, semua variabel harus berkorelasi.

Uji statistik yang digunakan adalah Bartlett test of sphericity atau

menggunakan Measure of Sampling Adequacy (MSA).

Page 54: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b. Mencari dan meringkas variabel menjadi faktor-faktor inti. Prosedur ini

dilakukan agar dapat meringkas informasi yang terkandung dalam

variabel-variabel asli secara tepat. Faktor ditetapkan berdasarkan nilai

eigenvalue, yaitu yang bernilai di atas 1. Eigenvalue menunjukkan varians

yang dijelaskan oleh faktor. Dengan ini diketahui faktor-faktor yang dapat

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pembelian.

c. Melakukan rotasi untuk penyelesaian akhir. Rotasi faktor diperlukan untuk

menyederhanakan matrik faktor sehingga mudah untuk diinterpretasikan.

Variabel dianggap paling penting jika memiliki loading tertinggi,

sedangkan variabel lain dapat dimasukkan dalam faktor jika memiliki

kriteria sigfinikan. Dengan cara ini diketahui variabel yang terkandung

didalam faktor dan variabel yang paling dipertimbangkan dalam keputusan

pembelian.

d. Menguji tingkat signifikansi dari faktor loading dan menamai faktor.

Kriteria signifikan yang ditetapkan adalah sigfinikansi praktis dimana

loading di atas 0,5 adalah signifikan secara praktis. Loading di atas 0,5

juga menunjukkan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel

valid. Variabel dengan loading tertinggi dianggap lebih penting dan

memiliki kontribusi terbesar untuk menamai faktor. Penamaan faktor bisa

dilakukan dengan melihat variabel-variabel yang diwakili oleh faktor.

Untuk mengetahui variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen

dalam keputusan membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali

adalah dengan melihat nilai faktor loading tertinggi dari suatu variabel. Cara

ini merupakan bagian dari tahapan yang dilakukan dalam Analisis Faktor.

Faktor Loading menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan

faktor, dimana semakin besar nilai faktor loading maka suatu variabel dan

faktor tersebut semakin dipertimbangkan konsumen dalam keputusannya

membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

Page 55: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

IV. KONDISI DAERAH PENELITIAN

A. Kabupaten Boyolali

1. Keadaan Alam

a. Letak Geografi

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35

kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di antara

110º 22”-110º 50” BT dan 7º 7”-7º 36” LS dengan luas wilayah

101.510,10 Ha. Batas-batas administratif Kabupaten Boyolali adalah

sebagai berikut :

1)

2)

3)

4)

Sebelah Utara :

Sebelah Timur :

Sebelah Selatan :

Sebelah Barat :

Kabupaten Grobogan dan Kabupaten

Semarang

Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen

dan Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa

Yogyakarta

Kabupaten Magelang dan Kabupaten

Semarang

b. Topografi

Kabupaten Boyolali mempunyai ketinggian 75 - 1.500 m dpl.

Topografi daerah Kabupaten Boyolali bervariasi dari dataran rendah

hingga dataran tinggi dengan penggolongan sebagai berikut :

1)

2)

3)

4)

75 – 400 mdpl :

400 – 700 mdpl :

700 – 1000 mdpl :

1000 – 1300 mdpl :

Kecamatan Mojosongo, Teras, Sawit,

Banyudono, Sambi, Ngemplak, Simo,

Nogosari, Karanggede, Andong, Klego,

Kemusu, Wonosegoro, Juwangi dan Sebagian

Boyolali

Kecamatan Boyolali, Musuk, Ampel dan

Cepogo

Kecamatan Musuk, Ampel dan Cepogo

Kecamatan Cepogo, Ampel, Selo

41

Page 56: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

5) 1300 – 1500 mdpl : Kecamatan Selo

Berdasarkan data keadaan topografi di Kabupaten Boyolali,

wilayah di Kabupaten Boyolali yang berpotensi untuk

membudidayakan ikan lele adalah Kecamatan Mojosongo, Teras,

Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Simo, Nogosari, Karanggede,

Andong, Klego, Kemusu, Wonosegoro, Juwangi, dan Boyolali.

Menurut Suyanto (2002), ikan lele dapat tumbuh baik pada dataran

rendah dan pada daerah dengan ketinggian kurang dari 700 mdpl.

Potensi sentra budidaya ikan lele di Kabupaten Boyolali sendiri

dibudidayakan di Kampung Lele Kecamatan Sawit.

c. Keadaan Perairan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

tahun 2009, keadaan perairan di Kabupaten Boyolali adalah sebagai

berikut :

1)

2)

3)

Sumber air dangkal/ mata air :

a. Tlatar di wilayah Kecamatan Boyolali

b. Nepen di wilayah Kecamatan Teras

c. Pengging di wilayah Kecamatan Banyudono

d. Pantaran di wilayah Kecamatan Ampel

e. Wonopedut di wilayah Kecamatan Cepogo

f. Mungup di Kecamatan Sawit

Waduk :

a. Kedungombo (3.536 Ha) di wilayah Kecamatan Kemusu

b. Kedungdowo (48 Ha) di wilayah Kecamatan Andong

c. Cengklik (240 Ha) di wilayah Kecamatan Ngemplak

d. Bade (80 Ha) di wilayah Kecamatan Klego

Sungai :

a. Serang, melintasi Kecamatan Kemusu dan Wonosegoro

b. Cemoro, melintasi Kecamatan Simo dan Nogosari

c. Pepe, melintasi Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras,

Banyudono, Sambi, dan Ngemplak

Page 57: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d. Gandul, melintasi Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk,

Mojosongo, Teras dan Sawit

Menurut Suyanto (2002), ikan lele dapat hidup dengan baik di

sungai yang tidak terlalu deras airnya dan di perairan yang tenang

seperti danau, waduk, telaga, rawa serta genangan seperti kolam. Oleh

sebab itu, keadaan perairan di Kabupaten Boyolali sangat mendukung

untuk pembudidayaan ikan lele.

2. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kabupaten Boyolali meliputi jumlah dan

kepadatan penduduk, komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan, dan keadaan

penduduk menurut lapangan pekerjaan utama adalah sebagai berikut :

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu daerah

dipengaruhi oleh beberapa hal seperti migrasi, mortalitas (kematian),

dan natalitas (kelahiran). Berikut ini adalah tabel mengenai jumlah dan

kepadatan penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2003-2009.

Tabel 6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Boyolali Tahun 2003-2009

Tahun Luas Wilayah ( km2)

Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010

935.768 939.087 941.147 944.181 947.026 949.594 951.717

922 925 927 930 933 935 938

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009

Tabel 6 menunjukkan bahwa pertambahan penduduk di

Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan dari tahun 2003-2009.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali,

jumlah penduduk Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 adalah

951.717 jiwa yang terdiri dari 466.481 penduduk laki-laki dan 485.236

Page 58: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

penduduk perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 1.015,1010 km2,

maka kepadatan penduduk geografis Kabupaten Boyolali sebesar 938

jiwa per km2. Artinya, setiap 1 km2 luas wilayah ditempati oleh 938

jiwa. Kepadatan penduduk akan mempengaruhi kebutuhan konsumsi

masyarakat, dalam hal ini adalah kebutuhan konsumsi protein.Semakin

tinggi angka kepadatan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan

konsumsi protein di wilayah tersebut.

b. Komposisi Penduduk Kabupaten Boyolali

Komposisi penduduk menurut kelompok umur merupakan suatu

bentuk penggolongan penduduk berdasarkan umur sehingga dapat

diketahui jumlah penduduk yang produktif maupun penduduk yang

tidak produktif. Menurut data BPS Kabupaten Boyolali, golongan

umur produktif adalah golongan umur 15-64 tahun. Sedangkan

golongan umur tidak produktif adalah golongan umur antara 0-14

tahun dan golongan umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun.

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di

Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Golongan Umur (tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Laki-laki Perempuan

0-14 124.226 113.060 237.286 15-64 311.277 329.468 640.745

65 ke atas 30.978 42.708 73.686 Jumlah 466.481 485.236 951.717

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang

paling banyak berada pada usia produktif (15-64 tahun) yaitu sebesar

640.745 jiwa. Hal ini berkaitan dengan konsumsi kebutuhan protein

penduduk, dalam hal ini dengan mengkonsumsi ikan lele. Kebutuhan

protein dipengaruhi oleh faktor usia dan jenis kelamin. Semakin tinggi

usia penduduk, semakin besar kebutuhan protein yang harus dicukupi.

Jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan di Kabupaten

Page 59: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Boyolali secara keseluruhan lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini

menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan rumah tangga dalam hal

pembelanjaan rumah tangga, peranannya lebih ditentukan oleh

perempuan. Kecenderungan inilah yang menjadi dasar bahwa

perempuan merupakan konsumen yang melakukan pembelian. Lury

(1998) menyatakan bahwa peran konsumen dibangun oleh peran

feminin dan secara tipikal wanitalah yang melakukan kegiatan

berbelanja (80% atau lebih keputusan konsumsi ditentukan oleh

wanita). Hal tersebut berarti bahwa yang sebenarnya membeli sebagian

besar barang dan melakukan “pekerjaan” konsumsi adalah seorang

perempuan. Dalam hal kebutuhan protein, penduduk berjenis kelamin

laki-laki membutuhkan kecukupan konsumsi protein yang lebih

banyak daripada penduduk berjenis kelamin perempuan.

c. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber

daya manusia. Tingkat pendidikan berpengaruh pada sikap dan

tindakan dalam sebuah proses produksi pertanian dan terkait dengan

pengambilan keputusan. Tabel 8 menunjukkan keadaan penduduk

menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009.

Tabel 8. Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Pendidikan Yang Ditamatkan Jumlah Presentase (%) Tamat Akademi/ PT Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Tidak/Belum Tamat SD

25.637 119.697 158.656 305.211 270.934

2,92 13,60 18,03 34,67 30,78

Jumlah 880.563 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling

tinggi di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 yaitu tamat

Sekolah Dasar sebanyak 305.211 atau 34,67 persen. Tetapi penduduk

di Kabupaten Boyolali, khususnya produsen ikan lele di Kabupaten

Page 60: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Boyolali mudah menerima perubahan teknologi dalam budidaya ikan

lelenya, misalnya mencegah agar ikan lele tidak terserang penyakit

dengan cara budidaya yang baik dan bersih.

Penduduk yang tamat Akademi maupun Perguruan Tinggi paling

kecil persentasenya. Keadaan demikian dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain karena kondisi ekonomi yang kurang untuk biaya

sekolah. Penyebab yang lain adalah kurang memadainya sarana

prasarana pendidikan yang terdapat di Kabupaten Boyolali khususnya

pada tingkat akademi atau perguruan tinggi yang berkualitas, sehingga

apabila ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan

berkualitas, penduduk di daerah setempat harus pindah ke daerah lain

yang mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang lebih lengkap

dan berkualitas.

d. Keadaan Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Mata pencaharian penduduk menurut lapangan pekerjaan utama

suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya sumber daya

yang tersedia, keadaan sosial ekonomi, keterampilan atau kemampuan

yang dimiliki, tingkat pendidikan serta modal yang tersedia. Tabel 9

menunjukkan keadaan penduduk menurut lapangan pekerjaan utama di

Kabupaten Boyolali.

Tabel 9. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2009

Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah Persentase (%) Pertanian tanaman pangan Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian lainnya Industri pengolahan Perdagangan Jasa Angkutan Lain-lain

244.493 17.112 1.258

50.398 25.410 42.591 51.542 53.059 7.177

315.459

30,24 2,12 0,16 6,23 3,14 5,27 6,38 6,56 0,89

39,01 Jumlah 808.499 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009

Page 61: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 9 menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Boyolali

paling banyak bermata pencaharian di lapangan pekerjaan utama lain-

lain yaitu sebesar 39,01%. Penduduk yang bermata pencaharian di

lapangan pekerjaan utama perikanan yaitu sebesar 1.258 orang (0,16

%). Jenis lapangan pekerjaan dan pekerjaan akan mempengaruhi

tingkat pendapatan yang diterima oleh seseorang. Tingkat pendapatan

yang diterima akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang, semakin

tinggi pendapatan maka proporsi pengeluaran untuk memenuhi

kebutuhan semakin meningkat.

3. Keadaan Perekonomian

Keadaan sarana dan prasarana perekonomian bagi suatu daerah

dapat mempengaruhi keadaan perekonomian di daerah tersebut. Dengan

adanya sarana perekonomian dalam jumlah yang cukup dan memadai,

maka dapat mendukung serta menunjang pemenuhan kebutuhan konsumsi

penduduk maupun untuk kepentingan produksi. Kegiatan perekonomian

(dalam hal ini kegiatan pemasaran) dapat berjalan dengan lancar apabila

tersedia sarana dan prasarana perhubungan yang memadai.

Berdasarkan data dari Dinas PU, Perhubungan dan Kebersihan

Kabupaten Boyolali, jenis permukaan jalan yang dikelola Kabupaten

Boyolali pada tahun 2009 terdiri dari permukaan aspal sepanjang 529,79

km dan permukaan tanah sepanjang 0,95 km. Sedangkan menurut

kondisinya, jalan yang kondisinya baik sepanjang 290,67 km, kondisi

sedang sepanjang 37,80 km, kondisi rusak sepanjang 43,50 km dan

kondisi rusak berat sepanjang 158,78 km. Sarana perhubungan di

Kabupaten Boyolali semakin lancar yaitu dilihat dari jenis permukaan

jalan yang sebagian besar berupa aspal dan kondisi jalan yang sebagian

besar sudah cukup baik. Dalam budidaya ikan lele, sarana perhubungan

berupa jalan dan keadaannya mempunyai peranan penting untuk sarana

dalam pengadaan bibit ikan lele, pembelian pakan serta untuk melakukan

kegiatan yang mendukung dalam pemasaran, seperti pengangkutan hasil

Page 62: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

panen ikan lele. Tabel 10 menunjukkan keadaan sarana perhubungan yang

terdapat di Kabupaten Boyolali tahun 2009.

Tabel 10. Sarana Perhubungan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Jenis Sarana Perhubungan Jumlah (Unit)

1. Sepeda 2. Sepeda Motor 3. Mobil

a. Dinas b. Pribadi c. Taxi d. Colt e. Bus f. Truk/Pick up

4. Gerobak a. Hewan b. Dorong

5. Andong 6. Dokar 7. Becak

58.162 65.550

209

4.961 33

2.222 264 893

1.090 3.808

57 251 378

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009

Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana perhubungan yang ada di

Kabupaten Boyolali cukup beragam dengan jumlah terbesar yaitu sepeda

motor sebanyak 65.550 unit. Adanya fasilitas sarana perhubungan di

Kabupaten Boyolali yang cukup beragam dan memadai diharapkan dapat

mendukung pemasaran ikan lele dari produsen ke konsumen agar berjalan

dengan efisien.

Koperasi, pasar dan minimarket merupakan sarana perekonomian

yang sangat penting bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pasar dan koperasi juga merupakan tempat untuk memasarkan

produk-produk hasil pertanian dan peternakan. Tabel 11 menunjukkan

jumlah koperasi, pasar dan minimarket di Kabupaten Boyolali.

Page 63: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 11. Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Sarana Perekonomian Jumlah

Koperasi : 1. KUD 2. Koperasi Peternakan/Pertanian 3. Koperasi Simpan Pinjam

Pasar 1. Pasar Tradisional 2. Pasar Hewan

Minimarket

21

180 782

41 10 23

Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009

Tabel 11 menunjukkan bahwa di Kabupaten Boyolali cukup

banyak terdapat koperasi, pasar dan minimarket. Pasar merupakan tempat

untuk memasarkan produk-produk hasil pertanian dan perternakan, salah

satunya adalah ikan lele. Data mengenai banyaknya pasar yang terdapat di

Kabupaten Boyolali dapat membantu para produsen dalam menentukan

daerah pemasaran dan strategi pemasaran yang baik di sekitar wilayah

Kabupaten Boyolali. Keberadaan pasar ini menunjang perekonomian

Kabupaten Boyolali karena memudahkan penduduk untuk mencari atau

membeli apa yang dibutuhkan.

4. Keadaan Perikanan

Sektor perikanan merupakan sektor yang mampu memberikan

sumbangan yang besar bagi perekonomian di Kabupaten Boyolali.

Berdasarkan data laporan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Boyolali, sebagian perairan air tawar di Kabupaten Boyolali digunakan

untuk membudidayakan ikan. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah Areal Budidaya Perikanan Air Tawar di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun Luas Areal (Ha)

2005 2006 2007 2008 2009

18 24 32 36 50

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 2010

Page 64: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 12 menjelaskan bahwa dari tahun 2005 hingga tahun 2009,

areal budidaya perikanan air tawar di Kabupaten Boyolali semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Semakin luasnya areal budidaya perikanan

air tawar mengakibatkan peningkatan jumlah produksi komoditi perikanan

air tawar, termasuk di dalamnya produksi ikan lele di Kabupaten Boyolali

pada tahun 2005 hingga tahun 2009. Peningkatan produksi ikan lele di

Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 13 dan Gambar 3.

Tabel 13. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun Jumlah Produksi (ton) Nilai Produksi (Rp) 2005 2006 2007 2008 2009

5,040 5,400 5,760 6,120 6,840

15.950.000 16.560.000 21.600.000 22.500.000 24.700.000

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 2010

01,0002,0003,0004,0005,0006,0007,0008,000

Jumlah produksi ikan lele (ton)

Gambar 3. Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tabel 13 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah produksi ikan

lele dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mengalami peningkatan. Nilai

produksi ikan lele di Kabupaten Boyolali cukup tinggi dan selalu

meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Dengan demikian, dapat

dinyatakan bahwa nilai produksi ikan lele mampu memberikan peranan

yang penting bagi perekonomian di Kabupaten Boyolali.

Tahun Produksi

Jumlah Produksi

Page 65: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Pasar Kota Boyolali

1. Kondisi Umum Pasar Kota Boyolali

Pasar tradisional adalah ruang ekonomi sekaligus ruang budaya,

karena di dalamnya selain mencari ekonomi, orang juga saling berinteraksi

budaya (Anonim, 2010b). Pasar tradisional terbesar (berdasarkan jumlah

pedagang yang berjualan di dalamnya) yang terdapat di Kabupaten

Boyolali adalah Pasar Kota Boyolali.

Pasar Kota Boyolali terbentuk dari sekumpulan penjual dan

pedagang yang menawarkan berbagai macam kebutuhan rumah tangga

terutama bahan sayuran, buah dan bumbu dapur. Perkembangan pasar

dapat diukur dengan keadaan bangunan pasar Kota Boyolali yang saat ini

lebih baik dan bersih setelah pasar tersebut direnovasi karena kebakaran

hingga mengalami kerusakan parah pada tahun 2007. Pasar Kota Boyolali

adalah pasar yang bangunannya permanen dan memiliki fasilitas yang

baik, seperti tempat parkir, kamar mandi/WC dan aliran listrik. Pasar Kota

Boyolali berdiri di atas tanah seluas 8753 m2. Pasar Kota Boyolali saat ini

terdiri dari 21 toko, 189 kios, 1.386 los, 111 pedagang oprokan dan 14

pedagang di luar los. Jumlah seluruh pedagang yang ada di Pasar Kota

Boyolali sebanyak 1.721 pedagang. Data dari UPT Pasar Kota Boyolali

menyebutkan bahwa jumlah pedagang di Pasar Kota Boyolali adalah

sebagai berikut :

Page 66: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 14. Jumlah Pedagang di Pasar Kota Boyolali

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang daging Pedagang ikan, kepiting dan udang Pedagang tempe dan tahu Pedagang sayur Pedagang kelontong Pedagang jajanan pasar Pedagang roti Pedagang beras Pedagang bolo pecah Pedagang klitikan / aksesoris/ jam Pedagang pakaian Pedagang sepatu / sandal Pedagang ketela dan pisang cecek Pedagang makanan Pedagang keripik Pedagang buah Pedagang bunga Pedagang barang elektronik Penjahit

154 112 83

125 157 166 86 78

129 41

219 104 74 38 22 86 26 12 9

Jumlah 1.721

Sumber : Unit Pengelolaan Terpadu (UPT) Pasar Kota Boyolali, 2009

Tabel 14 menunjukkan bahwa pedagang yang berjualan di Pasar

Kota Boyolali terdiri dari berbagai macam pedagang. Pedagang pasar

tersebut sebagian besar berasal dari wilayah Boyolali. Pasar Kota Boyolali

menyediakan beberapa akomodasi dan fasilitas bagi pengunjung, antara

lain berupa parkir yang luas, toilet dan mushola.

2. Letak dan Luas Pasar Kota Boyolali

Pasar Kota Boyolali terletak di pusat kota Kabupaten Boyolali

tepatnya di Jalan Pandanaran Kabupaten Boyolali. Pasar Kota Boyolali

dibangun di atas tanah seluas 8.753 m2, dengan luas bangunan 8.000 m2.

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Pasar Kota Boyolali

Struktur organisasi dan tata kerja merupakan gambaran secara

sistematis tentang pola tugas, wewenang, tanggung jawab serta keterkaitan

hubungan antar bagian di dalam Pasar Kota Boyolali. Sistem organisasi di

Pasar Kota Boyolali dipimpin oleh Bp. Sukirno, SE yang memiliki 2

devisi di bawahnya, untuk lebih memperjelas gambaran dari struktur

Page 67: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

organisasi Pasar Kota Boyolali maka dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Gambar 4. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Kota Boyolali

Gambar 4 tentang struktur organisasi pengelola pasar Kota

Boyolali menunjukkan bahwa susunan struktur organisasi pengelola pasar

dikatakan sederhana, hal ini tercermin pada susunan organisasi yang

menyusunnya. Pejabat tertinggi dikepalai oleh Bp. Sukirno, SE sebagai

kepala pasar Kota Boyolali, kemudian dibawahnya terdapat bagian

Kasubag Tata Usaha yang membantu tugas kepala pasar. Kasubag Tata

Usaha selanjutnya membawahi 12 staff yang bekerja untuk mengurusi

retribusi, administrasi, kebersihan, bagian listrik dan pergudangan.

4. Kebijakan Pemasaran Pasar Kota Boyolali

Kebijakan pemasaran akan mempengaruhi eksistensi dari suatu

perusahaan, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah eksistensi dari

Kepala UPT Pasar Kota Boyolali Sukirno, SE

Kasubag Tata Usaha Sunarji

STAFF 1. Sumardi 2. Suprapto 3. Sriyono 4. Sunarno 5. Gatot Mawardi 6. Kamali 7. Sarwarna 8. Drajad N 9. Agus WP 10. Eko Hartanto 11. Suroso 12. Warsito

Page 68: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pasar Kota Boyolali. Beberapa hal yang berhubungan dengan pemasaran

di Pasar Kota Boyolali adalah sebagai berikut :

a. Produk : Pasar Kota Boyolali menyediakan barang kebutuhan sehari-

hari seperti sayuran dan buah-buahan segar, ikan dan daging segar,

bumbu masakan, makanan, peralatan rumah tangga, pakaian, alat

elektronik, dan lain-lain.

b. Harga: Dasar penentuan harga di Pasar Kota Boyolali adalah mengacu

pada ekonomi murni, dimana harga yang terbentuk di pasar di luar

kendali dari manajemen pengelola Pasar Kota Boyolali.

c. Distribusi : Pendistribusian barang yang dijual di Pasar Kota Boyolali

dilakukan secara langsung oleh produsen (pedagang) kepada

konsumen akhir maupun pedagang pengecer.

d. Promosi : dalam promosinya, Pasar Kota Boyolali melakukan kegiatan

promosi dalam bentuk periklanan (melalui leaflet) dan melalui promosi

oleh pedagang pasar tersebut.

Empat dari kebijakan yang diterapkan oleh pengelola Pasar Kota

Boyolali berhubungan dengan penelitian ini. Kebijakan produk, harga,

distribusi dan promosi akan mempengaruhi konsumen untuk berkunjung

dan berbelanja ke Pasar Kota Boyolali.

C. Pasar Sunggingan

1. Kondisi Umum Pasar Sunggingan

Pasar tradisional terbesar kedua yang terdapat di Kabupaten

Boyolali (berdasarkan jumlah pedagang yang berjualan di dalamnya)

adalah pasar Sunggingan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah

pedagang yang terdapat pada pasar tersebut yang berjumlah lebih dari

1.000 pedagang. Pasar Sunggingan adalah pasar yang bangunannya

permanen dan memiliki fasilitas yang baik, seperti tempat parkir, kamar

mandi/WC dan aliran listrik. Pasar Sunggingan berdiri di atas tanah seluas

9.510 m2. Pasar Sunggingan saat ini terdiri dari 242 toko, 62 kios, 1.240

los, 105 pedagang oprokan dan 35 pedagang di luar los. Jumlah pedagang

yang ada di Pasar Sunggingan sebanyak 1.684 pedagang. Data dari UPT

Page 69: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pasar Sunggingan yang menyebutkan jumlah pedagang di Pasar

Sunggingan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Pedagang di Pasar Sunggingan

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang daging Pedagang ikan dan udang Pedagang tempe dan tahu Pedagang sayur Pedagang kelontong Pedagang makanan Pedagang roti Pedagang beras Pedagang bolo pecah Pedagang klitikan / aksesoris / jam Pedagang pakaian Pedagang sepatu / sandal Pedagang ketela dan umbi-umbian Pedagang keripik Pedagang buah Pedagang jajanan pasar

97 60

124 140 119 99 74 54

105 67

197 181 87 39 98

143 Jumlah 1.684

Sumber : Unit Pengelolaan Terpadu (UPT) Pasar Sunggingan, 2009

Tabel 15 menunjukkan bahwa pedagang yang berjualan di Pasar

Sunggingan terdiri dari berbagai macam pedagang. Pedagang pasar

tersebut sebagian besar berasal dari wilayah Boyolali. Pasar Sunggingan

menyediakan beberapa akomodasi dan fasilitas bagi pengunjung, antara

lain berupa taman, parkir yang luas, 5 toilet dan 1 mushola.

2. Letak dan Luas Pasar Sunggingan

Pasar Sunggingan terletak di Jalan Pandanaran Kabupaten Boyolali

atau 400 meter dari terminal Boyolali. Pasar Sunggingan dibangun di atas

tanah seluas 9.510 m2, dengan luas bangunan 8.500 m2.

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Pasar Sunggingan

Struktur organisasi dan tata kerja merupakan gambaran secara

sistematis tentang pola tugas, wewenang, tanggung jawab serta keterkaitan

hubungan antar bagian di dalam Pasar Sunggingan. Sistem organisasi di

Pasar Sunggingan dipimpin oleh Bp. Bambang Sugeng, SH, MSi yang

Page 70: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

memiliki 2 devisi di bawahnya untuk lebih memperjelas gambaran dari

struktur organisasi Pasar Sunggingan maka dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Sunggingan

Gambar 5 tentang struktur organisasi pengelola pasar Sunggingan

menunjukkan bahwa susunan struktur organisasi pengelola pasar

dikatakan sederhana, hal ini tercermin pada susunan organisasi yang

menyusunnya. Pejabat tertinggi adalah Bp. Bambang Sugeng, SH, MSi

sebagai kepala pasar Kota Boyolali, kemudian di bawahnya terdapat

bagian Kasubag Tata Usaha yang membantu tugas kepala pasar. Kasubag

Tata Usaha selanjutnya membawahi 5 staf yang bekerja untuk mengurusi

retribusi, administrasi, kebersihan, bagian listrik dan pergudangan.

4. Kebijakan Pemasaran Pasar Sunggingan

Kebijakan pemasaran akan mempengaruhi eksistensi dari suatu

perusahaan, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah eksistensi dari

Pasar Sunggingan. Beberapa hal yang berhubungan dengan pemasaran di

Pasar Sunggingan adalah sebagai berikut :

a. Produk : Pasar Sunggingan menyediakan barang kebutuhan sehari-hari

seperti sayuran dan buah-buahan segar, ikan dan daging segar, bumbu

Kepala UPT Pasar Sunggingan Bambang Sugeng, SH, MSi

Kasubag Tata Usaha Prapti Aminah, SIP

STAF 1. Relawan Winanto 2. Sumadi 3. Hening Ispriyatmi 4. Suyatno 5. Triyono

Page 71: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

masakan, makanan, peralatan rumah tangga, pakaian, alat elektronik,

dan lain-lain.

b. Harga: Dasar penentuan harga di Pasar Sunggingan adalah mengacu

pada ekonomi murni, dimana harga yang terbentuk di pasar di luar

kendali dari manajemen pengelola Pasar Sunggingan.

c. Distribusi : Pendistribusian barang yang dijual di Pasar Sunggingan

dilakukan secara langsung oleh produsen (pedagang) kepada

konsumen akhir maupun pedagang pengecer.

d. Promosi : dalam promosinya, Pasar Sunggingan melakukan kegiatan

promosi melalui pedagang yang terdapat di dalam pasar tersebut.

Empat dari kebijakan yang diterapkan oleh pengelola Pasar

Sunggingan berhubungan dengan penelitian ini. Kebijakan produk, harga,

distribusi dan promosi akan mempengaruhi konsumen untuk berkunjung

ke Pasar Sunggingan.

Page 72: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Ikan Lele

Pengetahuan mengenai karakteristik responden diperlukan oleh

seorang pemasar agar dapat mengetahui konsumen yang menjadi sasaran

dalam penjualan produknya sehingga dapat memposisikan produk dengan

tepat. Karakteristik responden dalam penelitian meliputi jenis kelamin

responden, umur responden, tingkat pendidikan responden, pekerjaan

responden, pendapatan responden, dan jumlah anggota keluarga

responden.

a. Karakteristik Responden Ikan Lele Menurut Jenis Kelamin

Sampel pada penelitian ini adalah 96 responden, terdiri dari

laki-laki dan perempuan dengan proporsi seperti pada Tabel 16.

Tabel 16. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden (orang) Persentase (%) Laki-laki Perempuan

9 87

9,38 90,62

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011(Dianalisis dari Lampiran 1)

Tabel 16 menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan

lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini terjadi karena pada umumnya

perempuan merupakan pengambil keputusan dalam pembelian

kebutuhan pangan dan bertugas melakukan kegiatan belanja. Menurut

Engel et al., (1994), keputusan pembelian kategori produk makanan

didominasi oleh perempuan, karena umumnya perempuan cenderung

memperhatikan kebutuhan pangan anggota keluarganya dan

bertanggung jawab dalam penyediaan konsumsi rumah tangga. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa peran perempuan dalam pembuatan

suatu keputusan pembelian sangat besar.

58

Page 73: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

b. Karakteristik Responden Ikan Lele Menurut Kelompok Umur

Kelompok umur dari responden sangat penting dalam

pemasaran. Tabel 17 menunjukkan jumlah responden di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan menurut kelompok umurnya.

Tabel 17. Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur

Umur (Tahun) Responden (orang) Persentase (%) 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59

> 60

15 16 41 21 3

15,63 16,66 42,71 21,87 3,13

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 1)

Tabel 17 menunjukkan bahwa responden yang membeli ikan

lele sebagian besar berada pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu

sebanyak 41 responden. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

sebagian besar responden adalah responden yang sudah dewasa dan

cenderung mampu berfikir rasional dalam keputusan pembelian ikan

lele. Artinya, responden sudah memiliki pertimbangan tertentu dalam

mengambil keputusan pembelian ikan lele.

c. Karakteristik Responden Ikan Lele Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki menentukan seseorang dalam

menerima pengetahuan dan informasi serta mempengaruhi nilai-nilai

yang dianutnya, cara berpikir dan persepsinya terhadap suatu masalah.

Tabel 18 menunjukkan jumlah responden di Pasar Kota Boyolali dan

Pasar Sunggingan menurut tingkat pendidikannya.

Tabel 18. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Responden (orang) Persentase (%) SD SLTP SLTA / SMK D1-D3 S1

16 19 33 10 18

16,67 19,79 34,37 10,42 18,75

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 1)

Page 74: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 18 menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat

pendidikan yang beragam. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin luas pula pengetahuan dan informasi yang

dimilikinya. Tingkat pendidikan paling banyak dalam penelitian ini

adalah responden dengan tingkat pendidikan SLTA/SMK dengan

jumlah responden sebanyak 33 orang. Hal ini menunjukkan bahwa

responden ikan lele sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang

cukup tinggi untuk mampu menerima pengetahuan dan informasi

tentang ikan lele dengan baik.

d. Karakteristik Responden Ikan Lele Menurut Mata Pencaharian

Jenis pekerjaan atau mata pencaharian responden akan

mempengaruhi pendapatan yang diterima responden tersebut.

Pendapatan kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola

konsumsinya yang selanjutnya akan mempengaruhi daya beli

responden terhadap suatu produk, dalam hal ini ikan lele. Tabel 19

menunjukkan jumlah responden Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan menurut mata pencahariannya.

Tabel 19. Karakteristik Responden Menurut Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Responden (orang) Persentase (%) Ibu Rumah Tangga PNS Swasta Wiraswasta Pensiunan

37 16 13 29 1

38,54 16,67 13,54 30,21 1,04

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 1)

Tabel 19 menunjukkan bahwa responden ikan lele di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan terdiri dari latar belakang pekerjaan

yang beragam. Responden ikan lele yang paling banyak adalah ibu

rumah tangga. Hal ini berkaitan dengan tugas ibu rumah tangga yaitu

mengurus rumah tangganya setiap hari dan memiliki waktu yang lebih

banyak untuk melakukan pekerjaan rumah tangga termasuk melakukan

pembelian barang konsumsi, dalam hal ini adalah pembelian ikan lele.

Page 75: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

e. Karakteristik Responden Menurut Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan responden akan berpengaruh terhadap proses

keputusan pembeliannya. Besarnya jumlah pendapatan responden

menggambarkan besarnya daya beli responden itu sendiri.

Karakteristik responden berdasarkan besarnya pendapatan yang

diterima dalam satu bulan dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Karakteristik Responden Menurut Pendapatan Rumah Tangga Dalam Satu Bulan

Pendapatan ( Rupiah) Responden (orang) Persentase (%) < 1.000.000 1.000.000 - 2.000.000 > 2.000.000 - 3.000.000 > 3.000.000

32 34 21 9

33,33 35,42 21,87 9,38

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 1)

Tabel 20 menunjukkan bahwa responden paling banyak adalah

responden yang berpendapatan Rp 1.000.000,00 - Rp 2.000.000,00.

Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah seluruh pendapatan

anggota keluarga yang bekerja. Hasil dari Tabel 20 menunjukkan

bahwa > 50 % responden ikan lele mempunyai pendapatan di atas

Rp 1.000.000,00. Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten

Boyolali pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 800.500,00. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pendapatan

di atas UMR Kabupaten Boyolali, sehingga dapat dinyatakan bahwa

daya beli responden tidak terlalu rendah untuk membeli ikan lele.

Dengan demikian, suatu pendapatan memiliki peranan penting dalam

rumah tangga karena akan mempengaruhi keputusan dalam konsumsi

rumah tangga, dalam hal ini keputusan pembelian ikan lele. Tabel 20

juga menunjukkan bahwa responden di pasar tradisional terdiri dari

berbagai kalangan ekonomi dilihat dari tingkat pendapatannya.

f. Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses keputusan pembelian, termasuk di dalamnya

Page 76: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

proses keputusan pembelian ikan lele. Jumlah anggota keluarga

responden mempengaruhi jumlah pembelian ikan lele, sehingga akan

mempengaruhi besarnya pengeluaran rumah tangga responden.

Karakteristik responden menurut jumlah anggota keluarga dapat dilihat

pada Tabel 21.

Tabel 21. Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga (orang) Responden (orang) Persentase (%) 2 3 4 5

>5

4 21 37 24 10

4,17 21,87 38,54 25,00 10,42

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 1)

Tabel 21 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang, Jumlah anggota

keluarga mempengaruhi jumlah pengeluaran rumah tangga, dalam hal

ini pengeluaran untuk ikan lele. Jumlah pembelian ikan lele

disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga. Semakin banyak jumlah

anggota keluarga, maka akan semakin besar pula pengeluarannya.

2. Perilaku Beli Konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Ikan lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali

Konsumen adalah titik sentral perhatian dalam pemasaran,

sehingga perilaku konsumen sangat penting untuk dipelajari apa yang

dibutuhkan dan diinginkan konsumen (Sutisna, 2001). Dengan memahami

konsumen akan memberikan informasi kepada pemasar pada kebijakan

pemasaran yang tepat dan efisien. Perilaku beli konsumen ikan lele di

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan yang diteliti, meliputi alasan

responden berbelanja di pasar tradisional, frekuensi pembelian ikan lele,

jumlah pembelian ikan lele, kandungan gizi yang dipertimbangkan

responden, harga ikan lele per kilogram, bentuk promosi dan besarnya

potongan harga yang dipertimbangkan responden ikan lele di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan.

Page 77: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

a. Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional

Responden yang berbelanja di pasar tradisional memiliki

pertimbangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi dan

kebutuhan responden. Alasan responden berbelanja di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional

Alasan Konsumen Responden

(orang) Persentase

(%) Lebih segar dan lengkap 26 27,09 Harga lebih murah Dekat dengan rumah

30 32

31,25 33,33

Strategis 8 8,33 Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 2)

Tabel 22 menunjukkan bahwa alasan responden berbelanja di

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan beragam. Sebagian besar

responden berbelanja di pasar tradisional karena dekat dengan rumah

responden. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden adalah ibu

rumah tangga yang cenderung memilih berbelanja di pasar tradisional

yang terletak di dekat rumahnya karena akses menuju pasar tradisional

lebih mudah, biaya transportasi murah atau bahkan tidak perlu

mengeluarkan biaya transportasi dan dapat menghemat waktu karena

ibu rumah tangga menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

mengurus rumah tangga di rumah.

b. Frekuensi Pembelian Ikan Lele

Frekuensi pembelian ikan lele yang dilakukan oleh responden

dalam setiap bulannya berbeda-beda. Frekuensi pembelian ikan lele

dalam satu bulan dilakukan oleh responden di Pasar Kota Boyolali dan

Pasar Sunggingan disajikan pada Tabel 23.

Page 78: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 23. Perilaku Beli Konsumen menurut Frekuensi Pembelian Ikan lele

Frekuensi Pembelian dalam Satu Bulan (kali)

Responden (orang)

Persentase (%)

1 2 3 4

29 37 16 14

30,21 38,54 16,67 14,58

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 2)

Tabel 23 menunjukkan bahwa frekuensi pembelian ikan lele oleh

responden di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan beragam,

sebagian besar responden melakukan pembelian ikan lele sebanyak 2

kali dalam satu bulan. Hal ini berkaitan dengan pendapatan rumah

tangga responden yang sebagian besar berpendapatan

Rp 1.000.000,00 - Rp 2.000.000,00. Tingkat pendapatan tersebut

tergolong sedang di Kabupaten Boyolali, karena berada di atas UMR

Kabupaten Boyolali tahun 2011 yaitu sebesar Rp 800.500,00. Sehingga

responden pada tingkat pendapatan tersebut umumnya tidak sering

membeli ikan lele, karena pendapatan rumah tangganya juga

digunakan untuk memenuhi keperluan yang lain. Frekuensi pembelian

ikan lele juga tergantung dari kebutuhan responden yang

menginginkan adanya variasi/pergantian lauk pauk dalam

konsumsinya sehari-hari.

c. Jumlah Pembelian Ikan Lele

Jumlah pembelian ikan lele berkaitan dengan jumlah anggota

keluarga responden. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang

mengkonsumsi ikan lele, maka jumlah pembelian juga akan semakin

banyak karena menyesuaikan kebutuhan dalam keluarga responden

tersebut. Informasi mengenai jumlah pembelian yang dilakukan

responden terhadap ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan disajikan pada Tabel 24.

Page 79: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 24. Perilaku Beli Konsumen menurut Jumlah Pembelian Ikan Lele

Jumlah dalam Tiap kali Pembelian (Kg)

Responden (orang)

Persentase (%)

< 1 17 17,71 1-2 78 81,25 > 2 1 1,04

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 2)

Tabel 24 menunjukkan bahwa jumlah konsumsi responden

terhadap ikan lele cukup beragam yang disesuaikan dengan kebutuhan

anggota keluarga. Sebagian besar responden melakukan pembelian

ikan lele sebanyak 1-2 kg. Dapat diketahui bahwa konsumen dalam

membeli ikan lele untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya,

disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga dimana sebagian besar

responden memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang.

Jumlah pembelian ikan lele sebanyak 1-2 kg sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga responden yang terdiri dari 4

orang.

d. Kandungan Gizi Ikan Lele yang Dipertimbangkan

Kandungan gizi yang terdapat pada ikan lele cukup tinggi.

Konsumen dalam membeli ikan lele mempertimbangkan zat gizi yang

terkandung di dalamnya. Perilaku beli responden di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan menurut kandungan gizi ikan lele yang

dipertimbangkan disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Perilaku Beli Konsumen menurut Kandungan Gizi Ikan Lele yang Dipertimbangkan

Kandungan Gizi yang Dipertimbangkan

Jumlah Responden

Persentase (%)

Protein tinggi Rendah lemak Kalsium tinggi

80 13 3

83,33 13,54 3,13

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 2)

Page 80: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 25 menunjukkan bahwa dalam membeli ikan lele,

responden mempertimbangkan tiga macam zat gizi yang terdapat

dalam ikan lele. Sebagian besar responden mempertimbangkan

kandungan protein yang tinggi yang terkandung dalam ikan lele.

Kandungan protein yang tinggi dalam ikan lele dapat memenuhi

kebutuhan protein yang diperlukan oleh tubuh manusia. Selain itu, lele

dapat dijadikan sebagai variasi lauk atau pengganti telur yang juga

sebagai sumber protein yang sering dikonsumsi responden.

Pertimbangan responden mengenai kandungan gizi dalam ikan

lele berkaitan dengan tingkat pendidikan responden itu sendiri.

Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, semakin banyak pula

pengetahuannya tentang gizi yang terkandung di dalam ikan lele.

Sebagian besar responden ikan lele adalah responden dengan tingkat

pendidikan SLTA/SMK yang tergolong memiliki pengetahuan dan

informasi yang cukup mengenai kandungan gizi ikan lele. Sehingga

dalam membeli ikan lele, responden tidak hanya mempertimbangkan

tentang rasa ikan lele yang enak, tetapi juga mempertimbangkan

kandungan protein yang tinggi di dalam ikan lele.

e. Harga Ikan Lele per Kilogram

Harga merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh

responden dalam membeli ikan lele karena responden menginginkan

harga ikan lele yang murah. Terdapat beberapa tingkatan harga ikan

lele yang dijual oleh pedagang di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan. Perilaku beli responden di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan menurut harga ikan lele yang dipertimbangkan disajikan

pada Tabel 26.

Page 81: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 26. Perilaku Beli Konsumen menurut Harga Ikan Lele per Kilogram

Harga per Kilogram (Rp) Jumlah Responden Persentase (%) 11.000 12.000 13.000 14.000

5 23 46 22

5,21 23,96 47,92 22,91

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 2)

Tabel 26 menunjukkan bahwa harga ikan lele di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan berbeda-beda pada setiap pedagang

ikan lele. Sebagian besar responden membeli ikan lele dengan harga

Rp13.000,00 pada saat penelitian. Perbedaan harga beli ikan lele ini

dipengaruhi oleh waktu pembelian dan tempat pembelian ikan lele.

Waktu pembelian ikan lele berpengaruh kepada harga, saat siang hari

(sekitar pukul 10.30 WIB) pedagang ikan lele menjual ikan lele dengan

harga yang lebih murah karena akan segera pulang. Padahal sebagian

besar responden yang adalah ibu rumah tangga, membeli ikan lele di

pagi hari (pukul 07.00-09.30) karena segera dimasak untuk lauk pauk

bagi keluarga responden dan kegiatan memasak responden dilakukan

pada pagi hari.

Pedagang ikan lele menjual ikan lele dengan harga yang

berbeda-beda. Pedagang yang berjualan di los atau tempat yang mudah

dilihat oleh responden, misalnya di dekat jalan masuk pasar, menjual

ikan lele dengan harga yang lebih tinggi daripada pedagang ikan lele

yang berjualan di los atau tempat yang letaknya di sebelah dalam pasar

sehingga konsumen harus mencari los tersebut untuk membeli ikan

lele. Bagi konsumen ikan lele yang belum atau tidak mengetahui

strategi pedagang tersebut lebih memilih berbelanja di tempat yang

mudah dilihat tersebut karena beranggapan bahwa semua pedagang

ikan lele di pasar tersebut menjual ikan lele dengan harga yang sama.

Tetapi bagi responden yang mengetahuinya, lebih memilih membeli

ikan lele di los atau tempat yang terletak di dalam pasar karena

Page 82: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

harganya lebih murah, walaupun harus masuk ke dalam pasar terlebih

dahulu untuk memperoleh ikan lele.

f. Bentuk promosi

Promosi adalah faktor yang penting dalam pemasaran karena

akan mempengaruhi pengambilan keputusan beli konsumen. Promosi

dalam pemasaran ikan lele juga sangat diperlukan untuk

mempengaruhi perilaku konsumen ikan lele. Promosi ikan lele di Pasar

Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan dilakukan melalui pembicaraan

pedagang ikan lele dengan responden. Bentuk promosinya adalah ikan

lele yang dijual murah (lebih rendah dari harga normal) dan adanya

potongan harga. Perilaku beli konsumen ikan lele di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan menurut bentuk promosi disajikan

pada Tabel 27.

Tabel 27. Perilaku Beli Konsumen menurut Bentuk Promosi

Bentuk Promosi Jumlah Responden

Persentase (%)

Tidak ada promosi Dijual murah Potongan harga

49 26 21

51,04 27,08 21,88

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 2)

Tabel 27 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menyebutkan tidak ada promosi saat membeli ikan lele. Hal ini

dikarenakan pedagang jarang melakukan promosi saat menjual ikan

lele. Pedagang ikan lele hanya melakukan promosi pada waktu tertentu

saja (pada saat hanya sedikit pembeli), dan tidak setiap saat karena

apabila promosi dilakukan setiap saat, pedagang akan mengalami

kerugian. Alasan pedagang menjual ikan lele dengan harga yang lebih

murah adalah untuk menjaga kestabilan penjualan apabila terjadi

kelesuan pasar, artinya hanya ada sedikit pembeli. Pedagang ikan lele

memberikan potongan harga bertujuan untuk mendapatkan pelanggan

baru dan menjaga kesetiaan pelanggan agar tetap membeli ikan lele

yang dijualnya.

Page 83: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

g. Besarnya potongan harga

Potongan harga adalah salah satu bentuk dari promosi. Besarnya

potongan harga yang diberikan pedagang kepada responden sangat

mempengaruhi perilaku responden dalam membeli ikan lele. Perilaku

konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Perilaku Beli Konsumen menurut Besarnya Potongan Harga

Besarnya Potongan Harga (%) Jumlah

Responden Persentase

(%) 0 3 4

49 26 21

51,04 27,08 21,88

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 2)

Tabel 28 menunjukkan bahwa lebih dari 50 % responden tidak

mendapatkan potongan harga saat membeli ikan lele. Hal ini

disebabkan karena responden membeli ikan lele dalam jumlah yang

kecil dan frekuensi belinya pun jarang, sehingga pedagang tidak

memberikan potongan harga kepada responden. Sebagian responden

lainnya mendapatkan potongan harga 3-4 % dari harga semula. Hal ini

dikarenakan responden membeli ikan lele dalam jumlah besar atau

sudah berlangganan membeli ikan lele kepada pedagang tersebut.

Responden yang membeli ikan lele dalam jumlah banyak (minimal

lebih dari 1 kilogram) dan yang sudah berlangganan biasanya akan

memperoleh potongan harga dari pedagang ikan lele.

3. Analisis Faktor

Perilaku konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan, dianalisis menggunakan metode analisis

faktor. Analisis faktor dapat mengidentifikasikan struktur dari hubungan

antar variabel atau responden dengan menguji korelasi antar variabel

ataupun antar responden. Data yang digunakan dalam analisis faktor

berasal dari pendapat responden mengenai atribut-atribut produk ikan lele.

Page 84: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Analisis faktor digunakan untuk melihat seberapa besar sumbangan

(kontribusi) variabel-variabel yang terangkum dalam 4 faktor bauran

pemasaran (marketing mix) yang dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan pembelian ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele pada pasar

tradisional di Kabupaten Boyolali. Faktor bauran pemasaran yang diteliti

adalah produk, harga, promosi dan tempat. Faktor produk yang diteliti

adalah kandungan gizi (X1), ukuran (X2), warna (X3) dan kebersihan tubuh

ikan lele (X4). Faktor harga yang diteliti terdiri dari harga (X5). Faktor

promosi adalah promosi (X6) dan potongan harga (X7). Faktor tempat yang

diteliti terdiri dari jarak pasar (X8), lokasi pasar (X9), kenyamanan pasar

(X10), pelayanan (X11), kebersihan pasar (X12), dan keamanan pasar (X13).

Ketiga belas variabel tersebut dianalisis menggunakan analisis faktor

dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and Service

Solution) 18. Tabel 29 hingga Tabel 41 berikut menunjukkan hasil

penelitian dengan pengukuran skala likert (summated ratings scale) dari

ketiga belas variabel.

Tabel 29. Summated Rating Scale Variabel Kandungan Gizi

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 7

37 44 8

0 7,29

38,54 45,83 8,34

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 29 menunjukkan sebagian besar responden memiliki

persepsi bahwa kandungan gizi ikan lele tergolong tinggi, yang dinyatakan

dengan skor 4. Persepsi responden ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

responden. Sebagian besar responden berpendidikan SLTA/SMK yang

tergolong memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup banyak tentang

Page 85: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

ikan lele, sehingga responden mengetahui bahwa ikan lele mengandung

gizi yang lengkap dan tinggi.

Tabel 30. Summated Rating Scale Variabel Ukuran

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 20 53 23 0

0 20,83 55,21 23,96

0 Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 30 menunjukkan ukuran ikan lele yang paling sering dibeli

oleh sebagian besar responden adalah ukuran dengan skor 3, atau ikan lele

yang tergolong sedang (9-11 ekor per kilogram). Responden membeli ikan

lele yang berukuran sedang karena ikan lele yang berukuran sedang

rasanya gurih dan apabila digoreng, dagingnya tidak terlalu kering.

Responden tidak membeli ikan lele yang berukuran sangat besar, karena

menurut persepsi responden, rasa ikan lele yang ukurannya sangat besar

tidak gurih (sepo). Responden juga tidak membeli ikan lele yang

berukuran sangat kecil karena walaupun rasanya lebih gurih daripada yang

berukuran besar, daging ikan lele yang sangat kecil menjadi sangat kering

setelah digoreng.

Tabel 31. Summated Rating Scale Variabel Warna

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 8

64 16 8

0 8,33

66,67 16,67 8,33

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 31 menunjukkan bahwa sebagian besar responden membeli

ikan lele dengan warna kulit cukup gelap, yang dinyatakan dengan skor 3.

Hal ini dikarenakan ikan lele yang dijual di pasar tradisional Kabupaten

Boyolali umumnya adalah yang berwarna kulit cukup gelap (hitam

Page 86: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

keabu-abuan). Responden tidak membeli ikan lele yang berwarna kulit

sangat gelap (hitam pekat) dan ikan lele dengan warna kulit terang (putih

keabuan) karena jarang ditemukan di pasar tradisional Kabupaten

Boyolali.

Tabel 32. Summated Rating Scale Variabel Kebersihan Tubuh

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 5

36 55 0

0 5,21

37,50 57,29

0 Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 32 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan skor 4 untuk variabel kebersihan tubuh. Dapat dinyatakan

bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi, ikan lele yang dijual

di pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah ikan lele yang bersih.

Responden memiliki persepsi demikian, karena saat responden melakukan

pembelian, tidak ada kotoran dan luka/cacat yang terdapat pada tubuh ikan

lele.

Tabel 33. Summated Rating Scale Variabel Harga

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 12 28 56 0

0 12,50 29,17 58,33

0 Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 33 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

persepsi bahwa harga ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali

tergolong murah, yang dinyatakan dengan skor 4. Responden memiliki

persepsi demikian karena responden membandingkan harga ikan lele

dengan harga daging ayam dan daging sapi yang juga merupakan sumber

protein hewani. Sedangkan harga ikan lele lebih rendah daripada harga

daging ayam (Rp 20.000,00/kilogram pada saat penelitian) dan daging sapi

Page 87: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(Rp 60.000,00/kilogram pada saat penelitian), sehingga responden

memiliki persepsi bahwa harga ikan lele tergolong murah.

Tabel 34. Summated Rating Scale Variabel Promosi

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 44 30 0

22

0 45,83 31,25

0 22,92

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 34 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan skor 2 untuk variabel promosi, artinya promosi ikan lele

menurut persepsi responden kurang menarik. Bentuk promosi di pasar

tradisional Kabupaten Boyolali adalah ikan lele dijual murah dan adanya

potongan harga. Promosi ikan lele kurang menarik karena pedagang jarang

melakukan promosi kepada responden, artinya pedagang jarang menjual

ikan lele dengan harga murah. Pedagang ikan lele juga jarang atau bahkan

tidak pernah memberikan potongan harga kepada responden. Pedagang

ikan lele berorientasi kepada keuntungan. Apabila pedagang sering

melakukan promosi, maka keuntungan yang diperoleh pedagang sedikit.

Sedangkan responden menginginkan banyak promosi dalam membeli ikan

lele, sehingga penilaian responden terhadap promosi kurang menarik.

Tabel 35. Summated Rating Scale Variabel Potongan Harga

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

49 5

37 0 0

51,04 5,21

43,75 0 0

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 35 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan skor 1 untuk variabel potongan harga. Artinya, responden

memiliki persepsi bahwa potongan harga ikan lele tidak banyak. Hal ini

dikarenakan setiap pedagang ikan lele tidak sering memberikan potongan

Page 88: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

harga. Apabila pedagang memberikan potongan harga, besarnya hampir

sama untuk setiap pedagang dan nilainya tidak terlalu besar. Pedagang

ikan lele berorientasi kepada keuntungan, sehingga apabila pedagang

memberikan potongan harga terlalu sering dan banyak, maka keuntungan

yang diperoleh pedagang sedikit.

Tabel 36. Summated Rating Scale Variabel Jarak Pasar

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

22 15 15 42 2

22,92 15,63 15,63 43,75 2,07

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 36 menunjukkan bahwa jarak pasar tradisional dengan

tempat tinggal sebagian besar responden adalah 1-2 km (dekat), yang

dinyatakan dengan skor 4. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden

adalah ibu rumah tangga yang tinggal di dekat Pasar Kota Boyolali dan

Pasar Sunggingan. Ibu rumah tangga cenderung memilih berbelanja di

pasar tradisional yang terletak di dekat rumahnya. Hal ini dikarenakan

akses menuju pasar tradisional lebih mudah, biaya transportasi murah atau

bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi dan dapat menghemat

waktu karena ibu rumah tangga menghabiskan sebagian besar waktunya

untuk mengurus rumah tangga di rumah. Tabel 36 juga menunjukkan

bahwa responden ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan

tidak hanya berasal dari wilayah yang dekat dengan kedua pasar tersebut

saja, tetapi juga berasal dari seluruh wilayah Kabupaten Boyolali (dapat

dilihat dari jarak pasar dengan tempat tinggal responden).

Page 89: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 37. Summated Rating Scale Variabel Lokasi Pasar

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 8

42 41 5

0 8,33

43,75 42,71 5,21

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 37 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan skor 3 untuk variabel lokasi pasar, artinya lokasi pasar

tradisional cukup strategis. Lokasi Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan tergolong cukup strategis karena terletak di pusat kabupaten,

sehingga mudah dijangkau oleh responden yang berasal dari seluruh

wilayah yang ada di Kabupaten Boyolali. Selain itu, Pasar Kota Boyolali

dan Pasar Sunggingan mudah dijangkau dengan angkutan umum dan bus

kota, maupun dengan kendaraan pribadi responden.

Tabel 38. Summated Rating Scale Variabel Kenyamanan Pasar

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

20 2

19 18 37

20,83 2,07

19,79 18,75 38,56

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 38 di atas menunjukkan bahwa kenyamanan pasar menurut

persepsi sebagian besar responden adalah sangat nyaman, yang dinyatakan

dengan skor 5. Respoden memiliki persepsi demikian karena pasar ditata

dengan baik dan rapi. Pedagang yang berjualan di luar los dan kios di

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan juga tertib, sehingga

memberikan kenyamanan kepada responden saat berbelanja.

Page 90: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 39. Summated Rating Scale Variabel Pelayanan Pasar

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

0 6

25 54 11

0 6,25

26,04 56,25 11,46

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 39 menunjukkan bahwa pelayanan pasar menurut persepsi

sebagian besar responden adalah memuaskan, yang dinyatakan dengan

skor 4. Responden memiliki persepsi demikian karena pedagang yang

berjualan di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan ramah dalam

melayani pembeli. Selain itu, pegawai UPT Pasar Kota Boyolali dan UPT

Pasar Sunggingan terbuka untuk menampung kritik dan saran dari

responden dan konsumen lainnya untuk perbaikan pelayanan kedua pasar

tersebut.

Tabel 40. Summated Rating Scale Variabel Kebersihan Pasar

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

1 15 44 33 3

1,04 15,63 45,83 34,37 3,13

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 40 menunjukkan sebagian besar responden memiliki

persepsi bahwa Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan cukup bersih,

yang dinyatakan dengan skor 3. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran dari

pedagang di kedua pasar tersebut untuk membersihkan tempat

berjualannya dan tersedianya tempat sampah dalam jumlah yang cukup,

sehingga menjadikan lingkungan di kedua pasar tersebut bersih dan tidak

banyak sampah yang berserakan. Selain itu, adanya petugas kebersihan

yang membersihkan Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan setiap hari

untuk menjaga kebersihan lingkungan kedua pasar tersebut.

Page 91: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 41. Summated Rating Scale Variabel Keamanan Pasar

Skor Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5

1 15 41 28 11

1,04 15,63 42,71 29,17 11,45

Jumlah 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Dianalisis dari Lampiran 3)

Tabel 41 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan skor 3 untuk variabel keamanan pasar. Artinya, responden

memiliki persepsi bahwa Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan

cukup aman. Hal ini dikarenakan, di kedua pasar tersebut jarang terjadi

pencurian, pencopetan dan tindak kejahatan yang lain. Selain itu, terdapat

petugas keamanan (security) yang menjaga keamanan pasar tersebut setiap

hari.

Seluruh skor dari masing-masing variabel kemudian dianalisis

dengan menggunakan analisis faktor. Hasil dari analisis faktor akan

menunjukkan seberapa besar kontribusi variabel-variabel yang terangkum

dalam bauran pemasaran yang dipertimbangkan konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian ikan lele. Kesimpulan tentang layak

tidaknya analisis faktor dilakukan dapat sah secara statistik dengan

menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), Bartlett Test of Sprericity

dan Measure of Sampling Adequacy. Analisis faktor dapat dilakukan

dengan persyaratan pokok yang harus dipenuhi yaitu nilai indeks KMO

tinggi, yaitu berkisar antara 0,5 sampai 1. Besarnya nilai KMO dapat

dilihat pada Tabel 42.

Tabel 42. KMO (Kaiser Meyer Olkin) Measures of Sampling Adequacy and Bartlett's Test

KMO and Bartlett's Test Hasil Penelitian Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,569 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square

148,568

Df 78,000 Sig. 0,000

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Diadopsi dari Lampiran 4)

Page 92: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Menurut Simamora (2005), apabila nilai KMO tinggi (berkisar

antara 0,5–1), maka analisis faktor layak dilakukan. Ketentuan tersebut

berdasarkan pada :

1. Jika probabilitas (sig) kurang dari 0,05, maka variabel dapat dianalisis

lebih lanjut

2. Jika probabilitas (sig) lebih dari 0,05, maka variabel tidak dapat

dianalisis lebih lanjut.

Berdasarkan hasil analisis dengan SPSS 18, diperoleh nilai KMO Measure

of Sampling Adequacy sebesar 0,569 dengan signifikansi sebesar 0,000.

Nilai 0,569 berada di atas 0,5 dan signifikansi 0,00 lebih kecil dari 0,05,

maka variabel dan data dapat terus dianalisis lebih lanjut.

Besarnya angka MSA ialah antara 0-1, jika digunakan dalam

menentukan penggabungan variabel ketentuannya sebagai berikut :

1. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut diprediksi tanpa kesalahan.

2. Jika MSA ≥ 0,5, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan

dapat dianalisis lebih lanjut.

3. Jika MSA < 0,5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan

tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus

dikeluarkan.

Besarnya Measures of Sampling Adequacy (MSA) merupakan uji

statistik yang digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel dapat

dilihat pada tabel anti images correlation matrices pada SPSS 18.

Besarnya MSA masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 43.

Page 93: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 43. Hasil Perhitungan Analisis Faktor

No. Variabel – variabel MSA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Kandungan gizi Ukuran Warna Kebersihan tubuh Harga Promosi Potongan harga Jarak pasar Lokasi pasar Kenyamanan pasar Pelayanan pasar Kebersihan pasar Keamanan pasar

0,663 0,609 0,505 0,664 0,580 0,608 0,402 0,651 0,515 0,555 0,630 0,625 0,511

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Diadopsi dari Lampiran 4)

Tabel 43 menunjukkan bahwa variabel-variabel yang mempunyai

MSA lebih dari 0,5 adalah kandungan gizi, ukuran, warna, kebersihan

tubuh, harga, promosi, jarak pasar, lokasi pasar, kenyamanan pasar,

pelayanan pasar, kebersihan pasar, dan keamanan pasar. Variabel

potongan harga memiliki MSA kurang dari 0,5 sehingga tidak bisa

dilakukan analisis lebih lanjut. Potongan harga memiliki nilai MSA

kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,402 karena setiap pedagang ikan lele tidak

sering memberikan potongan harga dan apabila pedagang memberikan

potongan harga, besarnya hampir sama untuk setiap pedagang dan nilainya

tidak terlalu besar.

Setelah menemukan variabel-variabel yang dapat dianalisis, maka

dilanjutkan dengan communalities. Communalities merupakan jumlah total

variasi dari sebuah variabel penelitian yang bisa dijelaskan faktor umum,

dari nilai communalities dapat diketahui hubungan antara variabel dengan

faktor-faktor yang nantinya terbentuk. Besarnya communalities untuk tiap

variabel dapat dilihat pada Tabel 44.

Page 94: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 44. Communalities

Variabel Initial Extraction Kandungan gizi Ukuran Warna Kebersihan tubuh Harga Promosi Potongan harga Jarak pasar Lokasi pasar Kenyamanan pasar Pelayanan pasar Kebersihan pasar Keamanan pasar

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

0,371 0,611 0,643 0,484 0,666 0,648 0,792 0,321 0,709 0,612 0,491 0,595 0,752

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Diadopsi dari Lampiran 4)

Tabel 44 menunjukkan besarnya communalities untuk

masing-masing variabel berbeda. Communalities untuk variabel

kandungan gizi nilainya 0,371 yang artinya sekitar 37,1 % varian dari

variabel kandungan gizi dapat dijelaskan oleh faktor produk. Sedangkan

untuk variabel ukuran nilainya 0,611 artinya sekitar 61,1 % varian dari

variabel ukuran dapat dijelaskan oleh faktor produk, begitu juga untuk

variabel-variabel yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin

kecil communalities sebuah variabel, berarti semakin lemah hubungannya

dengan faktor yang terkait, dan semakin besar communalities sebuah

variabel, maka semakin kuat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

Variabel yang memiliki nilai communalities kurang dari 0,5 tidak

perlu dianalisis lebih lanjut karena hubungan variabel tersebut dengan

faktor yang terbentuk adalah lemah. Variabel-variabel yang memiliki nilai

communalities kurang dari 0,5 adalah variabel kandungan gizi, kebersihan

tubuh, jarak pasar dan pelayanan pasar. Kandungan gizi memiliki nilai

communalities kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,371. Hal ini dikarenakan

responden memiliki persepsi bahwa kandungan gizi dalam ikan lele

(dalam hal ini adalah kandungan protein) sama dengan kandungan protein

dalam jenis ikan lainnya seperti bandeng, nila dan lain-lain yang dijual di

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan. Kebersihan tubuh memiliki

Page 95: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

nilai communalities kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,484. Hal ini

dikarenakan kebersihan tubuh ikan lele yang dijual setiap pedagang di

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan dianggap sama, sehingga tidak

terlalu dipertimbangkan oleh konsumen.

Jarak pasar memiliki nilai communalities kurang dari 0,5 yaitu

sebesar 0,321, artinya hubungan antara variabel jarak pasar dengan faktor

tempat tergolong lemah. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa

responden yang membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan berasal dari berbagai wilayah yang ada di Kabupaten

Boyolali, dilihat dari jarak pasar dengan tempat tinggal responden. Dapat

dinyatakan bahwa jarak pasar kurang dipertimbangkan oleh responden

yang tempat tinggalnya agak jauh dari pasar (> 4 km) dalam keputusan

pembeliannya, karena Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan

menyediakan berbagai produk yang lengkap dan variatif, serta

memberikan harga yang lebih murah untuk beberapa produk tertentu

(misalnya mie instan, kecap, dan ikan segar). Selain itu, menurut persepsi

responden yang tempat tinggalnya agak jauh, Pasar Kota Boyolali dan

Pasar Sunggingan memberikan suasana berbelanja yang berbeda daripada

suasana berbelanja di pasar tradisional lain yang terdapat di Kabupaten

Boyolali, karena barang yang dijual lebih lengkap dan bervariasi.

Pelayanan pasar memiliki nilai communalities kurang dari 0,5 yaitu

sebesar 0,491. Hal ini dikarenakan menurut persepsi responden, pelayanan

dari pedagang dan UPT Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan tidak

berbeda jauh atau hampir sama dengan pelayanan dari pedagang dan UPT

pasar tradisional lain yang terdapat di Kabupaten Boyolali, sehingga

kurang dipertimbangkan oleh responden.

Setelah diketahui nilai communalities, selanjutnya dapat dilihat

pada nilai eigenvalue. Kriteria suatu faktor dipertimbangkan oleh

konsumen terhadap keputusan dalam membeli ikan lele pada pasar

tradisional Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan, dapat diketahui

dengan melihat nilai eigenvalue dari suatu faktor. Eigenvalue untuk faktor

Page 96: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

yang dipertimbangkan konsumen terhadap keputusan pembelian ikan lele

harus lebih dari 1. Angka eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif

masing-masing faktor yang terbentuk dalam menghitung varian dari

variabel-variabel penelitian yang dianalisis. Besarnya eigenvalue dan

proporsi varians untuk masing-masing faktor yang terbentuk dapat dilihat

pada Tabel 45.

Tabel 45. Angka Eigenvalue dan Proporsi Varian dari Tiap Faktor

Faktor Eigenvalue Proporsi Varian 1 2 3 4

2,208 1,745 1,518 1,207

16,987 % 13,427 % 11,674 % 9,288 %

Total 6,678 51,376 %

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Diadopsi dari Lampiran 4)

Keterangan :

Faktor 1 : Faktor Tempat

Faktor 2 : Faktor Produk

Faktor 3 : Faktor Harga

Faktor 4 : Faktor Promosi

Tabel 45 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian terdapat 4 faktor

yang memiliki nilai eigenvalue lebih dari 1. Dengan demikian pada

penelitian ini terbentuk empat faktor yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan di Kabupaten Boyolali. Hipotesis pertama dalam penelitian ini

menyebutkan bahwa faktor bauran pemasaran yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli ikan lele terdiri dari 4 faktor, yaitu faktor

produk, harga, promosi dan tempat. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.

Setiap faktor yang terbentuk mampu menjelaskan variabel yang

diteliti dalam penelitian ini. Faktor 1 mampu menjelaskan 16,987 % varian

ke-13 variabel penelitian, faktor 2 mampu menjelaskan 13,427 % varian

ke-13 variabel penelitian, faktor 3 mampu menjelaskan 11,674 % varian

ke-13 variabel penelitian, dan faktor 4 mampu menjelaskan 9,288 %

Page 97: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

varian ke-13 variabel penelitian. Sehingga, total varian yang mampu

dijelaskan ke empat faktor tersebut adalah 51,376 %. Hal ini berarti bahwa

penelitian ini mampu menjelaskan faktor yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan di Kabupaten Boyolali sebesar 51,376 %, sedangkan sisanya

48,624 % merupakan faktor lain yang tidak tercakup dalam hasil analisis

faktor.

Faktor lain tersebut misalnya karakteristik konsumen itu sendiri,

lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik dan faktor-faktor lain. Empat

faktor yang dihasilkan oleh analisis faktor tersebut merupakan kumpulan

dari variabel-variabel yang merupakan unsur pembentuk faktor tersebut.

Penamaan masing-masing faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen

ikan lele didasarkan pada variabel-variabel yang menyusun faktor tersebut.

Setelah diketahui 4 faktor yang sesuai untuk menyederhanakan

ke-13 variabel penelitian yang diteliti, maka dari analisis data dengan

menggunakan SPSS 18 diperoleh tabel rotated component matrix. Tabel

ini menunjukkan distribusi ke-13 variabel pada empat faktor yang

terbentuk. Angka-angka yang terdapat pada tabel rotated component

matrix adalah factor loading yang menunjukkan besarnya korelasi antara

suatu variabel faktor 1, faktor 2, faktor 3 dan faktor 4. Factor loading

memberikan informasi tentang variabel mana yang berkorelasi signifikan

dengan faktor tertentu. Informasi ini selanjutnya dipakai untuk

menginterpretasikan faktor secara subyektif. Proses penentuan faktor

dilakukan dengan melakukan perbandingan besarnya korelasi setiap baris

dengan melihat besar nilai korelasi pada setiap baris dengan melihat besar

nilai korelasi yang lebih besar dari 0,5.

Factor loading dari 13 variabel tersebut selanjutnya dirotasikan

dengan metode varimax, yaitu metode rotasi oethogonal yang

menyederhanakan kolom dari matrik faktor agar hanya didapat satu faktor

loading tertinggi untuk tiap-tiap variabel. Nilai faktor loading setelah

mengalami rotasi disajikan pada Tabel 46.

Page 98: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 46. Nilai Factor Loading untuk Tiap-tiap Variabel

Faktor Nama Faktor

Proporsi Varian

Variabel yang Terlibat pada Faktor Inti

Factor Loading

Eigenvalue

1. Tempat 16,987 Lokasi pasar Kebersihan pasar Keamanan pasar

0,771 0,574 0,851

2,208

2. Produk 13,427 Ukuran 0,605 1,745 3. 4.

Harga Promosi

11,674 9,288

Harga Promosi

0,757 0,794

1,518 1,207

Sumber : Analisis Data Primer, 2011 (Diadopsi dari Lampiran 4)

Dari hasil analisis faktor yang tercantum pada Tabel 46 terlihat

bahwa 13 variabel yang diteliti dapat disederhanakan menjadi 6 variabel

yang tercakup dalam 4 faktor yang dipertimbangkan dalam membeli ikan

lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan. Faktor dengan total

varian tertinggi merupakan faktor yang paling dominan. Berdasarkan

besarnya total varian, empat faktor yang dipertimbangkan konsumen

dalam keputusan pembelian ikan lele dari yang paling dominan adalah

faktor tempat dengan total varian 16,987 %. Selain itu, Tabel 45 juga

menyajikan variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen

ikan lele pada masing-masing faktor.

Variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen memiliki nilai

faktor loading yang tertinggi pada masing-masing faktor. Pada faktor

tempat, variabel yang paling dipertimbangkan konsumen ikan lele adalah

variabel keamanan pasar yaitu sebesar 0,851. Pada faktor produk, variabel

yang paling dipertimbangkan konsumen ikan lele adalah variabel ukuran

yaitu sebesar 0,605. Pada faktor harga, variabel yang paling

dipertimbangkan konsumen ikan lele adalah variabel harga yaitu sebesar

0,757. Pada faktor promosi, variabel yang paling dipertimbangkan

konsumen ikan lele adalah variabel promosi yaitu sebesar 0,794. Hipotesis

kedua menyebutkan bahwa variabel yang dominan dari faktor produk

adalah variabel ukuran, dari faktor harga adalah variabel harga, dari faktor

promosi adalah variabel potongan harga, dan faktor tempat adalah variabel

jarak pasar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua

ditolak, karena variabel potongan harga bukan merupakan variabel yang

Page 99: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

dominan dari faktor promosi dan variabel jarak pasar bukan merupakan

variabel yang dominan dari faktor tempat yang dipertimbangkan

konsumen.

Keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu perilaku konsumen dalam

proses pengambilan keputusan, yaitu dengan mengevaluasi atribut-atribut

ikan lele untuk membuat keputusan yang terbaik dalam pembelian. Atribut

yang dievaluasi adalah lokasi pasar, kebersihan pasar, keamanan pasar,

ukuran, harga dan promosi. Hipotesis ketiga menyebutkan bahwa perilaku

konsumen dalam proses pengambilan keputusan adalah tindakan

mengevaluasi atribut-atribut ikan lele untuk membuat keputusan dalam

pembelian ikan lele. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga

diterima.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis perilaku konsumen,

diketahui bahwa perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan dipengaruhi

oleh beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi profil perilaku konsumen dan

perilaku beli konsumen. Kedua aspek tersebut akan mempengaruhi faktor

bauran pemasaran dan faktor-faktor tersebut dipertimbangkan konsumen

dalam membeli ikan lele.

Pada penelitian ini, hasil analisis faktor menunjukkan bahwa keputusan

konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan dipengaruhi oleh empat faktor bauran pemasaran yaitu faktor

tempat, faktor produk, faktor harga, dan faktor promosi. Setiap faktor terdiri

dari beberapa variabel yang membentuknya.

1. Faktor Tempat

Tempat merupakan faktor utama yang dipertimbangkan responden

dalam membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan di

Kabupaten Boyolali. Faktor tempat memiliki persentase total varian yang

Page 100: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

paling besar (16,987 %), yang artinya faktor ini merupakan faktor yang

paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli ikan lele. Pada

saat responden berbelanja, maka perhatian konsumen akan tertuju pada

variabel yang melekat pada pasar dimana konsumen membeli ikan lele.

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan menyediakan produk yang

cukup lengkap dan lebih banyak pilihan, dan memberikan harga yang lebih

murah untuk beberapa produk tertentu apabila dibandingkan dengan pasar

tradisional lain yang terdapat di Kabupaten Boyolali. Hal inilah yang

dipertimbangkan konsumen saat berbelanja di Pasar Kota Boyolali dan

Pasar Sunggingan.

Variabel-variabel yang tercakup dalam faktor tempat pada

penelitian ini adalah lokasi pasar (factor loading sebesar 0,771),

kebersihan pasar (factor loading sebesar 0,574) dan keamanan pasar

(factor loading sebesar 0,851). Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang

paling dominan dipertimbangkan dari faktor tempat adalah variabel

keamanan pasar. Keamanan pasar sangat dipertimbangkan oleh konsumen

karena konsumen umumnya menyukai berbelanja di pasar tradisional yang

aman. Konsumen menyukai berbelanja di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan, karena kedua pasar tersebut adalah pasar tradisional yang

aman dan jarang terjadi tindak pencurian, perampokan dan kejahatan

lainnya. Selain itu, terdapat petugas keamanan (security) untuk menjaga

keamanan di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan.

Variabel kedua yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen

dari faktor tempat adalah variabel lokasi pasar. Konsumen cenderung

menyukai berbelanja di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan karena

letak kedua pasar tersebut strategis. Hal ini dikarenakan kedua pasar

tersebut berada di pusat kabupaten dan dilewati oleh banyak angkutan

umum dan bus kota. Sehingga, Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan

mudah dijangkau oleh konsumen yang berasal dari seluruh wilayah

Kabupaten Boyolali dengan angkutan umum, bus kota dan juga dengan

kendaraan pribadi milik konsumen.

Page 101: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Variabel ketiga yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen

dari faktor tempat adalah variabel kebersihan pasar. Konsumen umumnya

menyukai berbelanja di pasar tradisional yang bersih. Pasar Kota Boyolali

dan Pasar Sunggingan dinyatakan bersih oleh sebagian besar konsumen.

Hal ini dikarenakan adanya kesadaran dari pedagang di kedua pasar

tersebut untuk membersihkan tempat berjualannya dan tersedianya tempat

sampah dalam jumlah yang cukup, sehingga menjadikan lingkungan di

kedua pasar tersebut bersih dan tidak banyak sampah yang berserakan.

Selain itu, adanya petugas kebersihan yang membersihkan Pasar Kota

Boyolali dan Pasar Sunggingan setiap hari untuk menjaga kebersihan

lingkungan kedua pasar tersebut.

Variabel jarak pasar tidak menjadi variabel dominan yang

dipertimbangkan konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai communalities

variabel jarak pasar yang rendah, yaitu sebesar 0,321. Konsumen yang

berbelanja di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan diketahui berasal

dari berbagai wilayah Kabupaten Boyolali (dilihat dari jarak pasar dengan

tempat tinggal konsumen). Untuk konsumen yang tempat tinggalnya

cukup jauh dari Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan, jarak pasar

tidak menjadi variabel dominan yang dipertimbangkan. Hal ini

dikarenakan kedua pasar tersebut menyediakan produk yang lebih

bervariasi dan lengkap, memberikan harga yang lebih murah untuk

beberapa produk tertentu dan memberikan kepuasan saat berbelanja.

Variabel kenyamanan pasar kurang dipertimbangkan oleh

konsumen. Hal ini dikarenakan menurut persepsi konsumen, keadaan

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan dengan keadaan pasar

tradisional lainnya yang ada di Kabupaten Boyolali tidak berbeda jauh

atau hampir sama dalam hal kenyamanan berbelanja. Variabel pelayanan

pasar kurang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli ikan lele.

Hal ini dikarenakan pelayanan di kedua pasar tersebut cukup baik dan

memuaskan menurut persepsi konsumen. Selain itu, pelayanan di Pasar

Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan dengan pelayanan di pasar

Page 102: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

tradisional lainnya yang ada di Kabupaten Boyolali dipersepsikan sama

oleh konsumen, sehingga variabel pelayanan pasar tidak mempengaruhi

keputusan beli konsumen.

2. Faktor Produk

Faktor produk merupakan faktor kedua yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan. Pada saat konsumen akan membeli suatu produk, maka

perhatian konsumen akan tertuju pada variabel yang melekat pada produk

tersebut, dalam hal ini adalah ikan lele.

Variabel yang tercakup dalam faktor produk pada penelitian ini

adalah ukuran. Pada faktor produk, variabel ukuran memegang peranan

yang penting, dimana factor loading untuk variabel ukuran sebesar 0,605.

Artinya ukuran merupakan variabel yang paling berperan dari faktor

produk dan yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli

ikan lele. Berdasarkan hasil penelitian konsumen lebih menyukai ikan lele

yang berukuran sedang (9-11 ekor per kilogram). Variabel ukuran sangat

dipertimbangkan oleh konsumen karena ikan lele dengan ukuran sedang

rasanya gurih dan dagingnya tidak terlalu kering apabila digoreng.

Variabel kandungan gizi tidak menjadi variabel dominan yang

dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan pembelian ikan lele.

Responden memiliki persepsi bahwa kandungan gizi dalam ikan lele

(dalam hal ini adalah kandungan protein) sama dengan kandungan protein

dalam jenis ikan lainnya seperti bandeng, nila dan lain-lain yang dijual di

Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan. Sehingga, kandungan gizi ikan

lele tidak menjadi variabel dominan dalam keputusan beli responden.

Variabel warna kurang dipertimbangkan oleh konsumen dalam

membeli ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan. Hal ini

dikarenakan ikan lele yang dijual di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan umumnya ikan lele yang berwarna kulit cukup gelap (hitam

keabuan). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden kurang

mempertimbangkan variabel warna ikan lele dalam keputusan belinya.

Page 103: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Variabel kebersihan tubuh tidak menjadi variabel dominan yang

dipertimbangkan dalam keputusan pembelian konsumen. Kebersihan

tubuh ikan lele yang dijual setiap pedagang di Pasar Kota Boyolali dan

Pasar Sunggingan dianggap sama, sehingga tidak terlalu dipertimbangkan

oleh konsumen.

3. Faktor Harga

Faktor ketiga yang dipertimbangkan oleh responden adalah faktor

harga. Faktor harga memiliki persentase total varian sebesar 11,674 %.

Faktor harga terdiri dari variabel harga dengan factor loading 0,757.

Variabel harga sangat dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli

ikan lele di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan. Hal ini

dikarenakan responden ingin memperoleh ikan lele yang baik dan

harganya murah, sehingga variabel harga sangat mempengaruhi keputusan

beli responden ikan lele.

Harga ikan lele di setiap pedagang berbeda-beda. Hal ini

disebabkan oleh tempat los pedagang ikan lele yang berbeda-beda dan

waktu pembelian. Pedagang ikan lele yang berjualan di tempat yang

mudah dilihat dan dijangkau menjual ikan lele dengan harga yang lebih

tinggi daripada pedagang ikan lele yang berjualan di los yang letaknya di

bagian dalam pasar. Sedangkan untuk waktu pembelian, pedagang ikan

lele menjual ikan lelenya dengan harga yang lebih murah apabila hari

sudah siang dan pedagang harus segera pulang dari pasar.

4. Faktor promosi

Faktor keempat yang dipertimbangkan responden dalam membeli

ikan lele adalah faktor promosi. Variabel promosi dari faktor promosi

menjadi variabel dominan yang dipertimbangkan konsumen dalam

membeli ikan lele. Bentuk promosi di Pasar Kota Boyolali dan Pasar

Sunggingan adalah ikan lele yang dijual murah dan adanya potongan

harga. Responden menginginkan banyak promosi dalam membeli ikan

lele, sehingga promosi menjadi variabel yang dipertimbangkan konsumen

dalam membeli ikan lele.

Page 104: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Variabel potongan harga tidak menjadi variabel dominan yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele. Hal ini dikarenakan

nilai MSA variabel potongan harga kurang dari 0,5. Pedagang jarang

memberikan potongan harga kepada konsumen, dan apabila pedagang

memberikan potongan harga, besarnya hampir sama untuk setiap pedagang

dan nilainya tidak terlalu besar. Pedagang ikan lele berorientasi kepada

keuntungan. Apabila pedagang sering memberikan potongan harga terlalu

sering dan banyak, maka keuntungan yang diperoleh pedagang sedikit.

Page 105: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di

pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah faktor tempat, faktor produk,

faktor harga, dan faktor promosi.

2. Variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam

membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali untuk faktor

tempat adalah variabel keamanan pasar, faktor produk adalah variabel

ukuran, faktor harga adalah variabel harga dan faktor promosi adalah

variabel promosi.

3. Proses pengambilan keputusan pembelian ikan lele oleh konsumen di

pasar tradisional Kabupaten Boyolali ditentukan pada proses

mengevaluasi atribut-atribut ikan lele. Atribut ikan lele yang

dipertimbangkan konsumen meliputi lokasi pasar, kebersihan pasar,

keamanan pasar, ukuran, harga, dan promosi.

B. Saran

Perilaku beli konsumen sangat penting untuk dipahami guna

mengembangkan rencana pemasaran. Berkaitan dengan hal tersebut, saran

yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian dan analisis data

menggunakan analisis faktor adalah sebagai berikut :

1. Faktor tempat merupakan faktor dominan yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli ikan lele, maka sebaiknya pemasar (pedagang)

maupun pengelola pasar selalu menjaga keamanan pasar dan tetap menjaga

kebersihan pasar terutama pada saat musim penghujan, serta selalu

bersikap ramah agar memberikan kesan yang lebih baik pada konsumen.

2. Faktor produk merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen

dalam keputusan pembelian ikan lele, maka sebaiknya pemasar lebih

meningkatkan atau mempertahankan kualitas ikan lele yang dijual supaya

91

Page 106: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN … fileANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

tetap bersih dan segar hingga ke tangan konsumen dan menjaga

ketersediaan air yang cukup saat pemasaran.

3. Faktor harga merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam

membeli ikan lele. Bagi pemasar (pedagang), hendaknya dapat

mempertahankan distribusi ikan lele dengan baik, supaya harga ikan lele

diharapkan tetap stabil baik di tangan pemasar (pedagang) maupun di

tangan konsumen.

4. Faktor promosi merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen.

Bagi pemasar, hendaknya meningkatkan strategi dalam pemasaran ikan

lele seperti memberikan potongan harga dan penawaran yang menarik

lainnya kepada konsumen.

5. Sedikitnya persentase total varian menunjukkan ada kelemahan yaitu

kemungkinan data yang didapat pada waktu penelitian kurang akurat,

maka diharapkan adanya penelitian lanjutan oleh peneliti lain untuk

meneliti variabel lain yang tidak tercakup dalam hasil penelitian ini.