kopi

Upload: fuad-lapareppa-lukman

Post on 16-Jul-2015

527 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PROGRAM SEMI-QUE(KESEPADANAN MANAJEMEN TRIDARMA)

PROPOSALKEBUN KOPI SISTEM TIGA STRATA (STS) UNTUK MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN MALANG

LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (LPM) UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG

PROYEK MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI

2

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGIDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALMEI, 2001

PROGRAM SEMI QUE TAHUN ANGGARAN 2001/20021. Judul Program :

KEBUN KOPI SISTEM TIGA STRATA (STS) UNTUK MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN MALANG2. Identitas Pengusul a. Nama : Ir Budi Prasetya,M.S b. NIP : 131 069 007 c. Pangkat/Golongan : IIID d. Bidang Spesialisasi : Evaluasi Kesesuaian Lahan e. Pusat Kajian : f. Lembaga : Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) g. Universitas : Brawijaya, Malang, Jawa Timur. 3. Alamat a. Alamat Kantor : Jl Veteran, Malang, Jawa Timur b. Telepon : b.1. Kantor : (0341) 575825 b.2. Rumah : (0341) 465122 4. Bila program merupakan peningkatan kerjasama kelembagaan, sebutkan: a. Nama Instansi : b. Alamat : 5. Jangka waktu program : 6 (enam) bulan 6. Biaya yang diusulkan : Rp 87.500.000 Delapa puluh tujuh juta limaratus ribu rupiah

7. Bila program ini sudah mendapatkan dana dari pihak ke tiga a. Bila program ini sudah mendapatkan komitmen: Pembahasan b. Nama instansi pemberi dana : DISBUN KAB Malang c. Alamat :Malang, Mei 2001 Mengetahui Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat UNIBRAW Pengusul

3

Prof DR Ir Syamsulbahri,MS NIP. 130 935.096

Ir Budi Prasetya MS NIP 131 069 007

I. JUDUL PROGRAM PAYUNG: KEBUN KOPI SISTEM TIGA STRATA (STS) UNTUK MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN MALANG II. RINGKASANRangkaian kegiatan ini dirancang dalam rangka ikut mendukung gerakan mengatasi dampak krisis ekonomi bagi masyarakat pedesaan sekitar hutan serta ikut menjaga kelestarian sumberdaya hutan, melalui upaya pemberdayaan dan penguatan ekonomi rakyat, dengan jalan improvisasi pekun kopi rakyat yang ada dengan menerapkan Sistem Tiga Strata (STS), yaitu Strata I: Tanaman Jati Mas sebagai naungan sekaliogus sebagai tabungan, Strata II: Tanaman Kopi , sebagai komoditi utama, dan Strata II: Kambing Peranakan Etawa dengan aneka tanaman pakan berupa cover-crop dan tanaman pagar kebun. Program Payung ini terdiri atas tiga kegiatan yang saling berkaitan, yaitu: 1. Menyusun Profil usaha Kebun Kopi Rakyat yang sekarang ada di wilayah sekitar kawasan hutan Kabupaten Malang, serta kendala-kendala yang dihadapi (Kegiatan A). 2. Merancang Panduan JUKNIS dan JUKLAK Penerapan Sistem Tiga Strata (STS) untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian kebun kopi rakyat (Kegiatan B) 3. Melaksanakan Kegiatan Kemitraan dalam membenahi Agribisnis kebun kopi rakyat dengan melibatkan Mahasiswa dan dosen Unibraw, Anggota Koperasi / Kelompok Tani Kopi Rakyat, Asosiasi Eksportir/Pedagang Kopi Cabang Malang, dan DISBUN Kabupaten Malang (Kegiatan C). Rincian sasaran kegiatan adalah sbb: No Jumlah Jumlah mahasiswa Dosen POKTA Petani (Pendamping (Pembimbing NI KUBA) mahasiswa) 1. Dampit 2 20 10 2 2. Kalipare 2 20 10 2 3. Ngantang 2 20 10 2 4. Tumpang 2 20 10 2 5. Wajak 2 20 10 2 Jumlah 10 100 50 10 Mahasiswa dan Dosen pendamping berasal dari Program Studi Budidaya Pertanian, PS Tanah, PS Agribisnis (FAPERTA) dan Program Studi Pasca Panen (FTP) Universitas Brawijaya. Kecamatan Jumlah Jumlah

4

III. LATAR BELAKANG Upaya pemberdayaan masyarakat dan penguatan usaha ekonomi rakyat menghadapi tantangan dan kendala sangat serius akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan, terutama masyarakat sekitar kawasan hutan yang menghadapi pilihan ekonomi yang sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukan berbagai terobosan kegiatan dan/atau program khusus untuk menghadapi sistuasi krisis ekonomi. Salah satu program khusus untuk mensukseskan gerakan nasional di Jawa Timur dituangkan dalam Gerakan Kembali ke Desa (GKD) dan Produk Unggulan Desa (One village one product); khusus dalam subsektor perkebunan rakyat telah ditetapkan Pola KIMBUN (Kawasan Industri Perkebunan Milik Masyarakat) dengan komoditi unggulan wilayah. Program ini diharapkan dapat dipadukan dengan berbagai program sektoral maupun regional yang diarahkan untuk pembangunan wilayah dan masyarakat desa. Dengan demikian dampak positif daripada program ini akan semakin besar dan pada akhirnya kemiskinan dan keterbelakangan secara berangsur-angsur dan pasti dapat ditanggulangi. Sebagai suatu program yang strategis dan koordinatif, dalam pelaksanaan KIMBUN harus dipupuk dan dibina semangat kebersamaan yang tinggi di antara berbagai pihak yang terkait baik yang berkedudukan "membantu" maupun yang "dibantu" yaitu masyarakat desa di sekitar kawasan hutan.. Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa kelembagaan sosial di pedesaan dan kelompok-kelompok masyarakat sekitar hutan belum memadai untuk mengembangkan agribisnis kebun kopi rakyat dengan sistem tiga strata, serta keterbatasan akses POKTANI terhadap berbagai fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang disediakan pemerintah, maka diperlukan upaya khusus untuk menyiapkan masyarakat desa khususnya kelompok pekebun kopi-rakyat, bersama dengan para mahasiswa, sebagai kader pembangunan mandiri yang berwawasan wirausahawan. Kegiatan seperti ini sangat relevan untuk dilaksanakan di UNIBRAW, mengingat Visi Unibraw tahun 2005, adalah: (1). Menjadi perguruan tinggi yang mampu menghasilkan sarjana yang beriman kepada Tuhan YME, bermoral Pancasila, memiliki kemampuan penalaran akademik dan/atau profesional yang tinggi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mandiri dalam mengembangkan dan mengabdikannya untuk hajat hidup masyarakat, bangsa dan negara (2). Menjadi research and development university yang menghasilkan baik insan akademik yang cerdas, inovatif dan produktif, maupun karya ilmiah yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta percepatan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. (3). Menjadi resource university sebagai salah satu pusat informasi pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama bagi kawasan pedesaan (4). Menjadi center of excellence untuk rujukan layanan masyarakat dalam berbagai bidang ilmu unggulan, termasuk Wira-usaha, dan Agribisnis Perkebunan. Pemilihan komoditas Kopi rakyat didasarkan atas beberapa pertimbangan sbb: (1). Pemerintah Kabupaten Malang telah menetapkan KOPI sebagai slaah satu komoditi unggulan wilayah. Wilayah Kabupaten Malang memiliki lahan kering yang luas dengan kondisi iklim yang mendukung untuk tumbuhnya kebun kopi, termasuk lahanlahan di sekitar kawasan hutan. Sebagian dari potensi sumberdaya lahan ini sekarang merupakan "lahan tidur" dan kebun kopi rakyat yang tidak terurus untuk menghasilkan komoditas kopi, karena petani tidak mampu menyediakan modal yang cukup untuk usahataninya, terutama untuk biaya input komersial. Sementara itu

5

mereka belum familiar dengan teknologi Kebun Kopi Tiga Strata (STS) yang dapat menekan aplikasi input komersial. (2). Wilayah pedesaan sekitar hutan di kabupaten Malang memiliki tenaga kerja yang banyak dengan kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka ini sekarang sedang mengalami dampak krisis ekonomi, yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian tradisional, sehingga dapat menjadi ancaman bagi kelestarian sumberdaya hutan. (3). Peluang pasar domestik dan ekspor untuk Kopi-Rakyat di masa mendatang cukup mengembirakan, daya saing kopi Indonesia diuntungkan oleh lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Peluang pasar domestik juga sangat besar, terbukti dari tingginya harga riil komoditas kopi di pasar-pasar kota besar di Indonesia. (4). Memperhatikan potensi yang cukup baik dan peluang besar untuk mengisi pasar domestik dan pasar ekspor maka perlu penanganan secara serius dengan mengoptimalkan tenaga kerja dan lahan-lahan tidur yang tersebar di wilayah Pedesaan sekitar kawasan hutan di Kabupaten Malang melalui kegiatan ini. IV. TUJUAN UMUM Merancang dan menerapkan Kebun Kopi Rakyat Sistem Tiga Strata guna pemberdayaan wira-usaha petani kopi melalui kegiatan kemitraan yang melibatkan mahasiswa. Penerapan model ini diharapkan akan dapat bermanfaat dalam: 1. Ikut mendukung gerakan nasional pemberdayaan dan penguatan ekonomi rakyat , melalui penyiapan mahasiswa, pemuda desa dan kontak tani (ketua KUBA Kopi) sebagai kader wirausahawan yang handal. 2. Memantapkan wawasan serta pemantapan sikap-mental wira-usaha mahasiswa, dan petani kopi sebagai kader pembangunan yang mandiri dan berjiwa wirausahawan. 3. Memberikan bekal tambahan mengenai pengetahuan dan ketrampilan tentang wira-usaha profesional, teknologi tepatguna, dan pengetahuan praktis lain yang terkait dengan agribisnis Kopi Rakyat. 4. Memperbaiki usaha produktif masyarakat, khususnya kelompok tani kopi rakyat di sekitar kawasan hutan Kabupaten Malang guna mengatasi dampak krisis ekonomi dan sekaligus melestarikan sumberdaya hutan.. Tujuan Khusus 1. Menyusun Profil agribisnis Kopi Rakyat yang ada dan kendala-kendala yang dihadapi oleh masyarakat pemilik kebun kopi rakyat (Kegiatan A). 2. Merancang Panduan Paket JUKNIS dan JUKLAK penerapan kebun kopi rakyat Sistem Tiga Strata (STS) (Kegiatan B) 3. Melaksanakan Kemitraan yang melibatkan dosen dan Mahasiswa Unibraw , Kelompok tani kebun kopi rakyat, Dinas Perkebunan, Asosiasi Eksportis/Pengusaha Kopi di Malang, untuk menerapkan kebun kopi sistem tiga strata. (Kegiatan C). IV. HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Rancangan model Kebun Kopi Rakyat Sistem Tiga Strata (STS) untuk memberdayakan petani kopi rakyat yang melibatkan pendampingan oleh mahasiswa. Model ini diharapkan terdiri atas:

6

a. Rancangan Profil Agribisnis kopi rakyat di sekitar kawasan hutan serta kendala-kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan usahanya. b. Buku Pedoman (JUKNIS dan JUKLAK) Kebun Kopi Rakyat Sistem Tiga Strata (STS) c. Buku Pandunan Pelaksanaan Sosialisasi /Penyuluhan masyarakat d. Buku Panduan Pendampingan dalam menerapkan Kebun Kopi Rakyat Sistem Tiga Strata (STS) VI. RUANG LINGKUP KEGIATAN Komponen Kegiatan Program Payung ini terdiri atas tiga kegiatan yang saling berkaitan, yaitu: 1. Menyusun Profil Agribisnis Kopi Rakyat di wilayah sekitar hutan serta kendalakendala yang dihadapi (Kegiatan A). (LPM + PS Budidaya Pertanian + PS Tanah + PS Agribisnis + PS Pasca panen + Kelompok tani Kopi rakyat + DISBUN Malang) 2. Merancang JUKNIS dan JUKLAK Kebun Kopi Rakyat Sistem Tiga Strata (Kegiatan B) (LPM + PS Tanah + PS Budidaya Pertanian + PS Agribisnis + PS Pasca Panen + DISBUN Malang) 3. Melaksanakan Kemitraan yang melibatkan Mahasiswa Unibraw , Kelompok tani Kopi rakyat, DISBUN Malang + Asosiasi Eksportir/Pengusaha Kopi (Kegiatan C).

Konsep KIMBUN Kopi1. Pendahuluan Pewilayahan yang komprehensif untuk pengembangan dan pembangunan sektor strategis sangat diperlukan dalam pencapaian hasil pembangunan yang optimal di suatu wilayah, seperti wilayah Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Permasalahan yang dihadapi dewasa ini adalah seringkali penataan ruang yang ada belum mampu mewadahi dan mengimbangi perkembangan sektor pembangunan strategis secara berkelanjutan. Oleh karena itu salah tujuan perencanaan kawasan ekonomi strategis (seperti KAWASAN AGRIBISNIS) di suatu wilayah, adalah memadukan penggunaan ruang dan segenap sumberdayanya secara fungsional untuk mendorong sektor strategis agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan mempunyai linkages positif dengan wilayah sekitarnya. Dalam konteks ini, kriteria strategis bukan hanya dari sudut pandang ekonomi produksi, melainkan juga dikaitkan dengan pertimbangan kelestarian fungsi ekologis/hidrologis. Perencanaan Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) merupakan salah satu bentuk perencanaan ruang untuk sektor strategis yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah produksi dari sub-sektor kehutanan, subsektor pertanian & perkebunan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan dan subsektor tradisional lainnya yang didukung oleh sarana dan prasarana yang fungsional. Konsep KIMBUN ini dapat berdiri diri atau menyatu dengan Kawasan yang lebih luas, tergantung dari potensi produksi serta faktor jarak geograffs dan faktor jarak aksesibilitas. Faktor jarak aksesibilitas sangat berperan dalam menentukan orientasi produktif dari suatu kawasan, terutama kawasan potensial yang jauh dari pusat pengembangannya.

7

Pengembangan KIMBUN dalam suatu wilayah harus didukung oleh komoditas unggulan dan komoditi penunjangnya, yang diusahakan dalam suatu Sentra Produksi (SPr) yang didukung oleh sentra pengolahan (SPg) dan sentra perdagangannya (SPd), mulai dari berskala kecil (mikro) hingga bersekala besar (makro) dan ekonomis. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di KIMBUN dapat berlanjut, serta pemerataan kegiatan ekonomi wilayah. Dalam jangka pendek upaya ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya wilayah secara optimal dan lestari. Pengembangan KIMBUN Kopi di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mempunyai peran penting sebagai arahan dan peluang lokasi investasi (investasi produksi dan investasi konservasi) bagi pemerintah maupun swasta dalam mencapai efisiensi, efektifitas dan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan sentra-sentra produksi dari sektor agrokompleks dalam arti luas. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1. 2. 3. 4. 5. 1.2.1. Tujuan Mengidentifikasi KIMBUN Kopi berdasarkan potensi subsektor pertanian, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, dan subsektor peternakan untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan pengembangan Perkebunan Rakyat. Menentukan alokasi Sentra Produksi (S.Pr), Sentra Pengolahan (S.Pg), dan sentra Perdagangan (S.Pd) di dalam KIMBUN Kopi milik masyarakat Rancangan masing-masing Sentra dalam suatu KIMBUN, keterkaitan antar sentra dan pola net-workingnya dengan lingkungan eksternalnya Menyusun konsep pengembangan kawasan sentra produksi Kopi yang dilengkapi dengan teknologi produksi dan konservasi yang relevan. Rancangan kelembagaan pengelola KIMBUN Kopi dengan segenap komponennya dengan berlandaskan kepada kelembagaan sosio-tradisional yang telah mengakar di masyarakat. 1.2.2. Sasaran Prasyarat Penunjang 1. Prasyarat penunjang kegiatan pengembangan KIMBUN Kopi adalah: Tersedianya informasi tentang penataan ruang dan kesesuaian lahan untuk komoditas Kopi serta skenario pengembangan prioritas kawasan (berjenjang) maupun jenis komoditas Kopi dan komoditi penunjangnya yang akan dikembangkan pada kawasan itu. Tersedianya landasan formal pemanfaatan ruang dan lahan sesuai dengan pengembangan subsektor pertanian tanaman pangan & perkebunan, sub-sektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perkebunan Informasi tentang potensi tenaga kerja siap pakai di wilayah, tidak hanya terampil tetapi memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam berusaha agribisnis. Penyediaan benih /boibit unggul yang memiliki: siklus produksi pendek, produktivitas tinggi dan ketahanan terhadap kondisi lahan marginal/kritis yang tidak menentu (iklim dan curah hujan), serta resisten terhadap hama dan penyakit. Sarana produksi dan pengolahan hasil produksi, termasuk pestisida, hipertisida dan herbisida yang mudah diperoleh di setiap kawasan, dan terjangkau oleh masyarakat petani setempat dalam rangka mendukung peningkatan usaha agribisnisnya.. Sarana jasa pelayanan lembaga keuangan dan sistem informasinya mengenai kendala dan persoalan dalam upaya pemberdayaan kegiatan usaha agribisnis.

2. 3. 4. 5. 6.

8

7. 8.

Tersedianya sistem informasi pasar sebagai mitra petani /masyarakat dalam meningkatkan daya-jual hasil-hasil produksi komoditi, dengan harga yang layak. Sistem transportasi dan pola aliran barang dari sentra produksi ke penyimpanan sementara, ke tempat distribusi barang hingga sampai ke tempat tujuan tujuan (pengolahan, pedagang) maupun pasar sebagai konsumen akhir. 1.3. Ruang Lingkup

1.3.1. Lingkup Kawasan Agribisnis Penentuan KIMBUN di suatu wilayah, diarahkan pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi pengembangan pertanian dalam arti luas, yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan peternakan serta harus ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah itu termasuk pasar. Lingkup kawasan tidak dibatasi dengan batas administratif, tetapi ditentukan oleh fungsi ekologisnya, termasuk fungsi hidrologisnya. Dengan demikian, maka lingkup kawaan bisa relatif luas dapat terdiri dari beberapa wilayah kecamatan, dapat juga relatif kecil terdiri dari satu atau lebih wilayah desa dalam satu kecamatan. Besar kecilnya Kawasan ini tidak terlepas dari pada faktor potensi dan fungsi kawasan, serta posisi geografisnya. Adanya perbedaan jarak yang panjang memungkinkan perlunya pemisahan kawasan, sedangkan jarak terpendek antar kawasan potensial cenderung membentuk satu kesatuan Kawasan. Dalam kaitannya antara batas administratif dengan faktor jarak geografis terhadap kemungkinan terbentuknya kawasan, ada kemungkinan ditemukannya pemisahan dari suatu wilayah Kecamatan dan masuk membentuk kawasan baru di wilayah kecamatan lainnya. Kemungkinan ini dapat saja terjadi di seluruh wilayah kabupaten, terutama wilayah-wilayah yang berbatasan langsung secara fisik. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.

9

WILAYAH MAKRO

Impact Areas

U1 Ux U2

DEVELOPMENT AREA KIMBUN

MARKET AREA I OUTLET Toko, Kios, Pasar Pedagang

Pedagangan luar daerah (MARKET AREA ll) Gambar 1. Konsep pengembangan KIMBUN - Kopi 1.3.2. Lingkup Materi Lingkup substansi pengembangan KIMBUN Kopi adalah sebagai berikut: I. Kebijakan pengembangan tata ruang dan pewilayahan komoditi unggulan. Kebijaksanaan ketata-ruangan berkaitan dengan struktur pengembangan wilayah dan pengembangan sektoral yang dijabarkan dalam pokok-pokok Penetapan Kawasan. II. Identifikasi komoditas unggulan wilayah : tanaman hutan, tanaman pangan, perkebunan, perkebunan dan peternakan. III. Kecenderungan perkembangan wilayah KIMBUN, dapat diidentifikasi potensi yang meliputi a.l.: a. Potensi yang terkandung, baik yang sudah dimanfaatkan, belum dimanfaatkan dan diperkirakan ada, termasuk di dalamnya identifikasi komoditas unggulan kawasan. b. Prospek dan kemungkinan pengembangan komoditas pertanian di masa mendatang, baik menyangkut produksi peningkatan nilai tambah maupun

10

pemasarannya, menuntut perlunya kawasan pengembangan sentra produksi. Karena peluang di masa mendatang menghadapi era globalisasi paling tidak dapat meng-antisipasi kemampuan daya saing produksi , pemasaran dan pangsa pasar yang dapat diraih. IV. Penyusunan Skenario Pengembangan KIMBUN Kopi. Skenario pengembangan kawasan ditempuh melalui skala prioritas pemanfaatan ruang dan skala priontas kegiatan pengembangan komoditas. Skenario pengembangan berisi pola pemanfaatan ruang dan struktur ruang, yaitu pengembangan komoditas unggulan dan komoditi penunjang serta sistem prasarana pendukungnya. V. Perumusan program pengembangan sektor, komoditas unggulan dan sistem prasarana. Rumusan program pengembangan berisi program-program pengembangan sektor, komoditas dan sistem sarana dan prasarana pendukung. VI. Perumusan program-program pengembangan yang terpilih. Program ini merupakan interaktif antara kondisi, kemampuan pembiayaan dan kelembagaan dengan pengembangan kawasan serta kebutuhan sarana dan prasarana pendukungnya, di mana proses ini dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan suatu tatanan program yang terarah. Rumusan program ini berisi rencana program pengembangan kawasan yang meliputi: besaran penyediaan, lokasi spesifiknya, aspek pembiayaan, manajemen pelaksanaannya , dan tahapan pengembangan. VII. Sistem Informasi pemasaran hasil produksi. Sebagai upaya untuk menarik minat dunia usaha dan dapat melakukan investasi di kawasan sentra produksi, informasi mengenai peluang pengembangannya perlu disebar-luaskan. Media informasi yang digunakan berupa peta dan leaflet yang berisi potensi pengembangan kawasan, dukungan yang ada dan rencana-rencana investasi.

11

2. Pokok-Pokok Konsep KIMBUN-Kopi 2.1. Konsep kelembagaan:RANCANGAN KIMBUN (Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan)

MANAJEMEN PENDANAAN DAN TEKNOLOGI

PROFIL INVESTASI

LITBANG

Teknol dana

Koperasi KIMBUN

POSYANTEK & SIM-Pasar SENTRA PRODUKSI S.Pr

KIMBUN Kopi 100 - 500 ha

SENTRA PENGOLAHAN S.Pg

SENTRA PERDAGANGAN S.Pd

OUTLET

12

KETERKAITAN ANTAR CLUSTER DALAM KIMBUN Kopi

CLUSTER ALSINTAN S.Pr S.Pg Produk Unggulan PRODUK OLAHAN CLUSTER Produk OLAHAN PASAR regional

- Pupuk - Pestisida - Herbisida

Bahan penolong LIMBAH / hasil ikutan

LIMBAH INDUSTRI CLUSTER Pemasaran transportasi

CLUSTER Saprotan CLUSTER Industri hasil ikutan

CLUSTER Industri pengolahan limbah

PROMOSI Kemas & packaging

Pasar Nasional

SISTEM PERBANKAN DAN ASURANSI

13 KELEMBAGAAN KOPERASI PENGELOLA KIMBUN

KOPERASI KIMBUN AMANAH & PROFESIONAL

UNIT LKU

POSYANTEK (KTP) UNIT PRODUKSI: S.Pr S.Pg UNIT PEMASARAN S.Pd.

14

2.2. Skenario Pengembangan Skenario master plan KIMBUN Kopi disusun melalui penyusunan programprogram secara terarah dan benar ke dalam tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilalui (identifikasi, skenario, program pengem-bangan dan program terpilih). Setiap tahapan program / kegiatan harus dapat mencerminkan alur proses input dan output yang dapat dikendalikan dari acuan dan atau parameter kinerja sehingga program yang dikembangkan sebagai program terpilih mengikuti kerangka pemikiran Master Plan KIMBUN-Kopi. Skenario rencana tindak dan rencana implementasi yang merupakan pengembangan lanjutan dari program Master Plan yaitu berupa program terpilih, selanjutnya disusun secara sistematis untuk memahami muatan-muatan apa saja yang dapat dijabarkan / diimplementasikan (dalam satuan; volume, biaya, waktu, sumber pembiayaan dan pengelolaannya) dalam setiap program berdasarkan sasaran. Dalam hal ini, program-program yang dimaksud adalah program-program yang memiliki kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Setiap program dilengkapi dengan pola-pola pengembangan pelaksanaan yang mengacu dan memperhatikan seberapa besar dukungan yang ada untuk mengetahui kemudahan-kemudahan maupun kendala-kendala pengembangan usaha di suatu kawasan pengembangan. Kepentingan tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan informasi awal bagi masyarakat dan investor, misalnya adanya aspek pembiayaan dan mekanisme insentif dan dis-insentif. Di dalam program-program terpilih dari satuan program, ada program yang dapat langsung dilaksanakan (action) tanpa melalui tahapan profil investasi, misalnya program peningkatan sumberdaya manusia melalui sistem pelatihan. Profil investasi dalam hal ini adalah suatu tahapan program yang masih perlu diperkenalkan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan/promosi yang dapat diadakan setiap saat.

15

KAWASAN YANG ADA: Kab. Malang

Kawasan yang telah berfungsi sentra produksiKawasan yang telah memperoleh berbagai program pembangunan, yang hasilnya dapat dioptimalkan untuk pengembangan produksi dalam jangka pendek Kawasan potensi dan strategis untuk dikembangkan dan telah memperoleh berbagai program pembangunan dari sektor.

PROSES IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI PENETAPAN KAWASAN KIMBUN-Kopi MASTER PLAN KIMBUN ACTION PLAN KIMBUN

IMPLEMENTATION PLAN KIMBUN

Gambar 2.

Diagram alir penyusunan rencana induk, rencana aksi dan rencana implementasi KIMBUN

16

Sementara itu, dalam upaya menyiasati pemerataan pembanguanan daerah dan pemberdayaan masyarakat, wilayah Kabupaten Malang dapat dibagi ke dalam beberapa koridor pertumbuhan. Pembagian wilayah ini selain didasarkan pada aspek geografis, juga oleh faktor kesamaan struktur ekonomi, dan taraf perkembangan wilayah. Seperti diketahui, bahwa berdasarkan karakteristik geo-ekonomi wilayah, ada beberapa koridor pertumbuhan DI wilayah Kabupaten Malang. 3. Metodologi Pengembangan KIMBUN Kopi Pendekatan KIMBUN memandang kawasan sebagai suatu sistem agribisnis terpadu, yakni input, proses dan output. Dari sudut pandang ini KIMBUN harus mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi bidang agrokompleks. Dengan demikian kajian yang berkaitan dengan penyediaan input di dalam KIMBUN, pengolahan sumberdaya dan jenis produk yang dihasilkan perlu dilakukan, sehingga dapat ditentukan besaran komoditas yang akan dikembangkan. Mengenali permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan komoditas tersebut. Kawasan KIMBUN lebih difokuskan kepada kegiatan agribisnis berkelanjutan khususnya SISTEM TIGA STRATA dengan komoditas yang telah ditetapkan sebagai sektor unggulan. Sektor unggulan ini selanjutnya dikembangkan sebagai sektor penggerak utama. Dalam kaitannya dengan rencana ruang yang ada, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengisi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang mengacu pada rencana tersebut, sekaligus secara interaktif memberikan umpan balik bagi penyempurnaan rencana itu sendiri. Sedangkan dari sisi output, dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah, serta sekaligus ikut melestarikansumberdaya lahan kritis. 3.1. Kegiatan Data-base Management System Survei lapangan dimaksudkan untuk merekam kondisi eksisting dan potensi pengembangan komoditas Kopi yang ada di lapangan. Sejumlah wilayah yang ada dapat digunakan sebagai wilayah contoh analisis. Wilayah analisis tersebut secara rinci ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Wilayah Penyusunan rencana Induk, Rencana Aksi, dan Implementasi KIMBUN-Kopi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kecamatan Desa Luasan Komoditi Unggulan Rencana

Nama Wilayah

3.2. Sistem lnformasi Geografis (SIG) Hasil kajian data eksisting, baik dari hasil survei instansional maupun survei lapangan, dianalisis menurut kritena-kriteria berdasarkan tingkat kebutuhan dalam

17

pembuatan master plan pengembangan KIMBUN-Kopi STS. Sementara itu, metoda analisis yang dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis adalah untuk menetapkan secara kewilayahan hasil analisis data struktural (dengan menggunakan cluster analysis), sehingga secara terintegrasi dapat disajikan deskripsi menyeluruh tentang rencana pengembangan KIMBUN-Kopi yang diunggulkan di wilayah LESMAS Kabupaten Malang. Kontribusi Sistem Informasi Geografis pada tahap pembuatan master plan dalam hal ini berfungsi sebagai alat bantu (tools) analisis terhadap aspek keterkaitan spasial dengan data non-spasial . Sistem Informasi Geografis juga merupakan alat bantu untuk menghasilkan output (master plan). Metoda pendekatan Sistem Informasi Geografis ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat analisa terhadap aspek keruangan dan non keruangan dibandingkan dengan cara manual. Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan menggunakan metode SIG adalah: a. Kemudahan penyajian Informasi peta-peta b. Efisiensi analisa spasial. c. Sinkronisasi data spasial dan non spasial d. Validasi dan keakuratan data e. Kemudahan dalam menentukan letak (posisi geografis), jarak dan luasan. 3.3. Kegiatan Pengembangan Kawasan Penentuan kawasan dilakukan berdasarkan pada pengertian fungsi pelestarian sumberdaya lahan dalam arti luas, yaitu fungsi konservasi dan fungsi produksi. Semua wilayah kecamatan memiliki potensi yang sama untuk diseleksi berdasarkan potensi komoditi kehutanan, pertanian tanaman pangan & perkebunan, peternakan dan perkebunan, berikut sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di setiap WILAYAH. Skenario pengembangan KIMBUN-Kopi rakyat STS terpilih ditempuh melalui skala pengembangan kawasan sbb: Pertama, pemilihan wilayah prioritas, ditujukan untuk memudahkan pengarahan pemanfaatan ruang yang bergulir / bertahap, terarah sesuai dengan kemampuan masyarakat. Ke dua, pengisian ruang dapat dilakukan secara bertahap, sehingga diperlukan adanya sekala prioritas.

18

6.1. KEGIATAN A 6.1.1. Judul Kegiatan: Penyusunan Profil usaha Kebun Kopi Rakyat yang sekarang ada di wilayah sekitar kawasan hutan Kabupaten Malang, serta kendala-kendala yang dihadapi (Kegiatan A).

6.1.2. Tujuan Khusus1. Mengetahui persepsi, minat dan tanggapan/respon petani terhadap pengembangan agribisnis Kebun kopi rakyat STS 2. Mengetahui kendala-kendala yang dirasakan oleh masyarakat petani dalam mengaktualisasikan minat wira-usahanya 3. Mengetahui opini, saran/pendapat dari kalangan masyarakat petani dan suasta (Asosiasi Pengusaha Kopi) terhadap upaya pemberdayaan wira-usaha agribisnis Kebun Kopi Rakyat di wilayah Malang 4. Mengetahui minat dan kendala yang dihadapi oleh petani dan/atau kelompok tani kopi di wilayah Malang dalam mengembangkan usahanya 5. Menganalisis sejauh mana kendala teknologi inovatif dan permodalan membatasi usaha agribisnis Kopi rakyat.

6.1.3. Metode dan PendekatanBeberapa hal yang diperkirakan menjadi permasalahan yang dihadapi oleh petani kopi rakyat di Wilayah pedesaan sekitar hutan, Kabupaten Malang adalah: (1). Permasalahan rendahnya Kapabilitas dan Ketersediaan Sumber daya Alam bagi proses produksi primer. Rendahnya kapabilitas sumberdaya lahan megakibatkan tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani produsen, akibat selanjutnya ialah proses produksi kurang efisien dan harga jual produk yang relatif tinggi. Hal ini diperburuk oleh semakin mahalnya harga-harga sarana produksi (bibit, pupuk, dan pestisida) seiring dengan berlangsungnya krisis ekonomi dan melemahnya nilai tukar rupiah. (2). Keterbatasan penguasaan faktor produksi pertanian, khususnya lahan usaha dan sarana produksi. Sejumlah besar rumah tangga petani tidak memiliki lahan garapan (sawah) atau hanya menguasai lahan sangat sempit (kurang dari 0,05ha). Hal ini diperkirakan juga berpengaruh terhadap minat petani untuk berwira-usaha. (3). Surplus tenagakerja pedesaan dengan ketrampilan teknis dan manajemen yang terbatas, karena terbatasnya kesempatan untuk berlatih (bukan keterbatasan pendidikan). Sebagai dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan, sebagian besar tenagakerja (penduduk usia produktif) sedang menganggur. (4). Keterbatasan alternatif pilihan teknologi budidaya untuk komoditi Kopi yang ekonomis, teknologi pasca panen dan pengolahan hasil, serta teknologi non pertanian. Kelompok petani kecil di desa tidak mempunyai akses yang memadai untuk menentukan alternatif usaha tanaman dan agro-teknologinya, sehingga produktivitas marginalnya sangat rendah. Perkembangan lapangan kerja off-farm juga belum didukung oleh teknologi tepat guna yang memadai, atau masih bersifat kecil-kecilan dan sederhana sekali. (5). Keterbatasan informasi teknologi inovatif, pembinaan, fasilitas permodalan, proteksi usaha dan kesempatan (opportunity), suatu lingkaran yang lazim dalam bisnis modern. Hampir dalam setiap kegiatannya mereka harus melakukan secara swakarsa dan bersedia untuk harus puas dengan apa yang menjadi miliknya saja,

19

tanpa keinginan untuk lebih dari apa yang mungkin. Sementara itu faktor produksi unggulan tersebut dikuasai oleh sektor perkotaan industrial, terutama dalam wujud informasi, teknologi dan fasilitas permodalan. (6). Nilai tukar perdagangan (term of trade) barang produk pedesaan lebih rendah terhadap barang produk perkotaan atau sektor modern. Hal ini mengakibatkan warga desa kurang memperoleh surplus yang berarti, hampir dalam semua lapangan pekerjaan yang dilakukan, sehingga tidak memungkinkan melakukan akumulasi kapital. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai tukar petani. (7). Terbatasnya volume uang yang beredar di pedesaan, hal ini merupakan dampak dari produktivitas marjinal yang sangat rendah atau nol dan keterbatasan fasilitas kredit resmi yang masuk ke desa. Sebagian besar penduduk di pedesaan jika memerlukan kredit untuk tambahan modal akan mencari pada saluran kredit atau lembaga keuangan non- formal. (8). Belum berfungsinya kelembagaan swadaya masyarakat di pedesaan yang mampu menampung prakarsa, peran-serta dan swadaya masyarakat untuk mengentas diri sendiri. Kelembagaan yang ada masih kurang fungsional dan/atau tingkat swadaya rendah. Metode Pengumpulan Data/Informasi Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yang melibatkan sejumlah sampel mahasiswa, dosen, petani / kontak tani dan suasta yang tergabung dalam Koperasi/KUBA Kopia. Wawancara langsung dilakukan oleh enumerator yang terlatih dan menggunakan daftar isian terstruktur yang disusun berdasarkan konsep yang diuraikan di atas. Sampel Penelitian 1. Sampel Mahasiswa S1 Unibraw, yaitu mahasiswa di Program Studi Perkebunan dan PS Agribisnis Fakultas Pertanian (sekitar 50 orang) , dan mahasiswa Program Studi Pasca Panen Fakultas Tek. Pertanian (sekitar 20 orang). 2. Sampel Dosen, yaitu dosen-dosen di PS Perkebunan , PS Pasca Panen dan PS Agribisnis yang mengajar mata-kuliah yang ada kaitannya dengna kerwira-usahaan, sekitar 20 orang. 3. Sampel Petani/Kontak tani perkebunan di wilayah Kecamatan Pagelaran, Gd Legi, Kepanjen, Bantur dan Wajak, sebanyak 50 orang yang dipilih secara sengaja. 4. Sampel anggota Koperasi KOPI RAKYAT sebanyak 20 orang yang ditetapkan secara sengaja.

20

6.1.4. Jadwal KegiatanNo 1 2 3 4 5 6. 7. 8 9. Kegiatan 1 Persiapan ** Penyusunan Daftar isian Pembekalan Enumerator Penyusunan rencana kerja Orientasi lapangan Pelaksanaan Pengumpulan data lapangan Manajemen/analisis data Penyusunan Laporan Kegiatan Penggandaan laporan ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** 2 Minggu ke: 3 4 5 6

6.1.5. Rencana Anggaran BiayaNo 1. Komponen Biaya Gaji dan Upah a. Penanggung jawab b. Anggota c. Dosen pembimbing d. Tenaga asisten Bahan-bahan: a. ATK b. Referensi Ilmiah c. Konsumsi d. Penggandaan bahan Peralatan lapangan a. Lapangan b. Analisis data c. Dokumentasi Perjalanan a. Supervisi lapangan b. Koperasi c. Survei Primer Lain-lain JumlahRincian

Jumlah (RP) 600.000 1.500.000 1.000.000 750.000 1.500.000 1.750.000 1.000.000 1.000.000 3.000.000 1.250.000 250.000 1.000.000 400.000 15000.000 30.000.000

1 x 2 bulan x Rp 300.000 3 x 2 bulan x Rp 250.000 5 orang x 1 bulan x Rp 200.000 5 orang x 1 bulan x Rp 150.000

2.

4 unit x Rp 1.500.000 10 unit x Rp 175.000 10 unit x 10 kali x Rp 10.000 100 unit x Rp 10.000 20 unit x Rp 150.000 10 unit x Rp 125.000 1 unit x Rp 250.000 5 lokasi x 1 pp x Rp 200.000 1 unit x 2 pp x Rp 200.000 5 lokasi x Rp 2.000.000

3.

4.

5.

6.1.6. Penanggung-jawabPenanggungjawab: Prof DR.Ir Muslich Mustajab, M.Sc (Manajemen Agribisnis) Anggota: 1. Ir T.Wahono,MS (Pasca Penen) 2. Ir. Damanhuri MS (Budidaya Kebun Kopi)

6.2. KEGIATAN B

21

6.2.1. Judul Kegiatan: Perancangan JUKNIS dan JUKLAK Penerapan Sistem TigaStrata (STS) untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian kebun kopi rakyat (Kegiatan B) Latar Belakang Kerangka acuan kegiatan-kegiatan pengembangan budaya kewirausahaan dari Dirjen Dikti diawali dengan kegiatan Kuliah Kewirausahaan ( KWU ). Pada tahun anggaran 1999/2000 Ditjen Dikti telah mencanangkan Program percepatan entrepreneur bagi dosen dan mahasiswa yang akan lulus. Kegiatan -kegiatan Hibah tim IBA ( Integrasi JUKNIS dan JUKLAK) entrepreneurship juga diarahkan untuk dapat diintergrasikan dengan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta melibatkan mahasiswa, dosen dan masyarakat sekitar kampus.. Bertumpu dari hal-hal di atas, serta sesuai dengan program payung ini, maka dipandang perlu melakukan kegiatan Perancangan Sistem Pembelajaran dan Modulmodul JUKNIS dan JUKLAKKewirausahaan (dengan Komoditas unggulan Kopi Suwaru) Di Universitas Brawijaya. 6.2.2. Tujuan Khusus Tujuan: 1. Merancang Sistem Kebun Kopi Rakyat Sistem Tiga Strata yang sesuai bagi masyarakat sekitar kawasan hutan di Kabupaten Malang 2. Menyusun JUKNIS dan JUKLAK tentang Kebun Kopi Rakyat tersebut dalam format yang komunikatif untuk kegiatan pembekalan dan kemitraan Sasaran Kegiatan 1. Mendorong terwujudnya atmosfer akademik yang kondusif bagi pengembangan kewirausahaan agribisnis yang handal di Unibraw. 2. Mendorong terjalinnya kemitraan dan networking yang lebih tangguh antara sivitas akademika UNIBRAW, masyarakat perkebunan dan lembaga/instansi terkait termasuk suasta/pedagang Kopi 3. Mendorong pengembangan sikap dan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat petani perkebunan Kopi Rakyat STS di wilayah Malang. 6.2.3. Metode dan Pendekatan a. Rangkaian kegiatan 1. Diskusi antar anggota Tim penanggung-jawab dan tim penyusun modul JUKNIS dan JUKLAK dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan gerak langkah dalam melaksanakan pekerjaan/tugas masing-masing 2. Pembuatan Draft Modul JUKNIS dan JUKLAK dengan mengunakan refernsi yang relevan serta sistematika modul yang cocok untuk kegiatan pembekalan dan kemitraan kewira-usahaan perkebunan Kopi 3. Pembahasan Draft Modul, melalui kegiatan semi-loka yang melibatkan Tim penyusun, dosen instruktur, mahasiswa, Koperasi, dan Kontak Tani

22

4. Penyusunan Modul-modul dengan mengakomodasikan hasil-hasil pembahasan dalam semi-loka 5. Penyegaran/orientasi Dosen Instruktur, melibatkan sekitar 15-20 orang dosen dari UNIBRAW. b. Tim Perancang JUKNIS dan JUKLAK 1. DR Ir Lily Agustina MS: Kebun Kopi Rakyat Sistem Tiga Strata 2. DR Ir Nuryadi MS: Sistem Produksi Kambing/Domba 3. DR Ir N.Hanani MS: Manajemen Pemasaran 4. Ir Budi Setiawan MS: Usahatani Kopi Rakyat 5. Ir. Tri Wahono : Penanganan Pascapanen 6. Prof DR Ir Ika Rochjatun S: Pengendalian Hama dan Penyakit 7. Prof DR Ir Yody Munandir : Agroteknologi Kopi-Rakyat 8. Prof DR Ir Tri Susanto MAppSc: Industri Pengolahan 9. Ir Sudarto MS: Sistem Informasi Geografis 10. Prof DR Ir Soemarno MS: KIMBUN Kopi Rakyat 6.2.4. Jadwal Kegiatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Kegiatan 1 Diskusi Penyamaan ** Persepsi antar anggota Tim Pembuatan Draft Modul Pembahasan /Diskusi/Konsultasi Draft Pembahasan Draft: Semiloka Penyusunan Buku pedoman: Modul-modul Persiapan Penyegaran/orientasi Instruktur Penyegaran/orientasi Dosen Instruktur Laporan akhir 2 ** Waktu Pelaksanaan; minggu ke: 3 4 5 6 7 ** ** ** ** ** ** ** 8

6.2.5. Rencana Anggaran BiayaNo 1 2 Kegiatan Diskusi Penghimpunan informasi /data dasar Pembuatan Draft Buku Pedoman Uraian Bahan dan referensi Bahan-bahan, dan konsumsi peralatan Anggaran, Rp 1.000.000 7.500.000

23 3 4 5 6. Persiapan orientasi /Survei Lapang Survei Lapangan Penyusunan JUKNIS dan JUKLAK Honorarium Penanggung-jawab: Ketua: 1 orang Anggota: 3 orang Material penunjang: 7.1. ATK 7.2. Fotocopy referensi ilmiah Jumlah Peralatan dan bahan Perlengkapan & peralatan 1 orangx2 bln x 300.000 3 x 2 x Rp 200.000 10 unit x Rp 100.000 Rp 500.000 12.500.000 2.500.000 600.000 1.200.000 500.000 1.000.000 27.300.000

7

6.2.6. Penanggung-jawab Penanggungjawab: Ir M. Dewani MS (Budidaya Pertanian) Anggota: 1. Ir Aminuddin Affandi MS (Pengendalian Hama-Penyakit) 2. Ir Budi Setiawan M S (Ekonomi Pertanian)

6.3. KEGIATAN C 6.3.1. Judul Kegiatan: Kemitraan dalam membenahi Agribisnis kebun kopi rakyatdengan melibatkan Mahasiswa dan dosen Unibraw, Anggota Koperasi / Kelompok Tani Kopi Rakyat, Asosiasi Eksportir/Pedagang Kopi Cabang Malang, dan DISBUN Kabupaten Malang (Kegiatan C).

6.3.2. Tujuan KhususProgram pendidikan ini pada hakekatnya tujuannya secara keseluruhan adalah: 1. Mendukung gerakan nasional pemberdayaan KOPERASI PEDESAAN dan penguatan ekonomi rakyat, melalui penyiapan mahasiswa dan kelompok tani di pedesaan sebagai kader wirausahawan yang handal, khususnya komoditi perkebunan Kopi. 2. Memantapkan wawasan kebangsaan /Ketahanan Nasional serta pemantapan sikapmental para peserta sebagai kader pembangunan yang mandiri dan berjiwa wirausahawan. 3. Menumbuhkan dan meningkatkan kualifikasi mahasiswa sebagai pengelola KOPERASI sebagai lembaga ekonomi rakyat yang mandiri dan mengakar di masyarakat. 4. Memberikan bekal tambahan mengenai pengetahuan umum tentang pembangunan koperasi pedesaan, permasalahan kemiskinan , teknologi tepatguna agroteknologi, dan pengetahuan lain yang terkait dengan kewira-usahaan dan manajemen agribisnis komoditi Kopi. Setelah kegiatan Kemitraan selesai diharapkan peserta sebagai Kader Pembangunan yang mandiri dan Wirausahawan Muda Pedesaan menguasai dan mempunyai kualifikasi khusus, yaitu:

24

1. Sikap mental dan wawasan wira-usaha yang dapat diandalkan untuk mendukung kiprahnya dalam kegiatan agribisnis di pedesaan, serta mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dan berintegrasi dengan lingkungan masyarakat desa sekitarnya . 2. Menguasai dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan teknis tentang: 2.1. Kewira-usahaan: Agribisnis komoditas unggulan Kopi Rakyat STS 2.2. Pengalaman dalam aplikasi Manajemen usaha agri-bisnis di Pedesaan: Agribisnis perkebunan Kopi, Koperasi, Kemitraan dalam usaha, dan kelembagaan keuangan, 2.3. Operasionalisasi sistem agribisnis perkebunan di desa: perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut pengendalian usaha bisnis di pedesaan . 2.4. Kemampuan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator bagi kelompok masyarakat pedesaan di sekitarnya . 6.3.3. Metode dan Pendekatan A. RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan KEMITRAAN ini meliputi: 1. Recruitment dan seleksi awal oleh Tim Pelaksana. 2. Seleksi calon peserta kegiatan kemitraan 3. Pelaksanaan selama 20 hari yang melibatkan sekitar 50-60 orang terdiri atas 10 orang mahasiswa masing-masing PS BP , Tanah, PS agribisnis, 10 orang mahasiswa PS Pasca Panen dan 10 orang petani ketua KUBA sebagai calon Kader Pembangunan dan Wirausahawan di Pedesaan. B. PESERTA Peserta adalah mahasiswa Unibraw dan POKTANI dari pedesaan yang bersedia menjadi Kader Pembangunan yang mandiri dan Wirausahawan Muda. Mereka ini dipersiapkan menjadi pelopor masyarakat desa dalam mengembangkan usaha ekonomi desa, dan sekaligus sebagai mitra kerja yang memandu kelompok masyarakat pedesaan yang menyatukan diri dalam kelompok usaha bersama Agribisnis (KUBA). Pemilihan dan penunjukkan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat. Program Kemitraan melibatkan sekitar 50-60 orang peserta, terbagi terbagi menjadi lima kelompok (setiap kelompok 8 -10 orang, 6 orang mahasiswa + 2 orang petani KUBA). C. METODE a. Pendekatan Kemitraan 1. Para calon Kader Pembangunan dan Wirausahawan Muda Pedesaan yang akan berkiprah di wilayah pedesaan , disiapkan secara khusus dengan pembekalan teknis dan non-teknis mengenai sistem dan mekanisme pembangunan masyarakat desa, profil masyarakat miskin dan masalah-masalah kemiskinan di pedesaan, strategi pengembangan sumberdaya manusia dan usaha agribisnis, serta kewira-swastaan. Penyiapan aspek mental-spiritual dilakukan secara khusus untuk lebih memupuk dan memantapkan sikap mental yang idealistik, dedikatif, dan transparansi; serta berwawasan kebangsaan yang handal. 2. Para peserta berfungsi sebagai pioneer yang membantu masyarakat desa dalam rangka mengidentifikasi potensi usaha-usaha ekonomi desa dan sekaligus mengembangkannya.

25

3. Para peserta juga diharapkan mampu membina kelompok-kelompok masyarakat desa , terutama dalam upaya mengembangkan usaha-usaha produktifnya dengan identifikasi Produk Unggulan Desa berbasis agribisnis Kopi. b. Metode Pelaksanaan Metode Kemitraan bagi peserta sebagai Calon Wirausahawan Muda ini pada hakekatnya merupakan proses belajar yang partisipatif dengan menggunakan metode belajar: Ceramah; Curah pendapat (diskusi); Tanya jawab; Diskusi kelas dan kelompok; Diskusi pleno; Penugasan perorangan; Penugasan kelompok; Bermain peran (Simulasi); Demonstrasi atau peragaan; Studi kasus. Penggunaan metode-metode di atas sifatnya luwes, disesuaikan dengan dinamika proses belajar yang terjadi di dalam kelas dan kelompok.

6.3. MATERI DAN PROSES A. Materi Materi dikelompokkan menjadi empat program (rinciannya terlampir), yaitu (1). Program 1. Program Pembekalan dan Pemantapan sikap mental, wawasan dan pengetahuan praktis Kewira-usahaan 1. Pengantar Kemitraan Agribisnis 2. Perilaku Wirausaha dan Rambu-rambu wirausaha 3. Achievement motivation ; Organisasi dan manajemen (2). Program 2. Program Pembekalan Pengetahuan dan Ketrampilan Teknis dalam lingkup Manajemen Agribisnis: 1. Usahatani Perkebunan Kopi 2. Penanganan Pascapanen produk Kopi 3. Pembentukan dan pembinaan kelembagaan KUBA 4. Agroteknologi Perkebunan Kopi 5. Pengelolaan Sumberdaya Tanah dan Air Berwawasan Lingkungan 6. Manajemen Pemasaran Hasil Perkebunan Kopi (3). Program 3. Program Pembekalan Dasar Ketrampilan Wirausaha , mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian/pemantauan, serta evaluasi usaha agribisnis Kopi. 1. Administrasi praktis dan pembukuan ; Wawasan perdagangan antar pulau dan export/import 2. Teknik manajemen kelayakan/ Penyusunan Studi Kelayakan ; Operasi bisnis: Agribisnis Perkebunan Kopi 3. Agroteknologi kebun kopi Sistem Tiga Strata (4). Program 4. Program simulasi dan praktek di lapangan dalam usaha-usaha agribisnis Kopi di sekitar Wilayah Malang. B. Proses Pembekalan Mengingat peserta kemitraan adalah orang-orang yang telah dewasa maka proses dan pendekatan yang tepat adalah menggunakan azas yang partisipatif. Kegiatan

26

belajar yang berdasarkan pendekatan ini menempatkan peserta yang telah memiliki bekal pengetahuan, pengalaman, ketrampilan sebagai subyek, serta cenderung berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan teknis dan non-teknis. Pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang telah dimiliki peserta merupakan potensi yang harus digali dan dikembangkan untuk dapat saling tukar pengalaman dan pengkayaan satu dengan yang lain. Prinsip-prinsip dalam proses pelatihan ini adalah : 1. Memperhatikan dan menghargai pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta. 2. Memusatkan perhatian pada penemuan dan pemecahan permasalahan secara bersama. 3. Mengutamakan keikutsertaan peserta secara aktif dan merata. 4. Pelatih bertindak sebagai fasilitator yang turut melibatkan diri di dalam proses belajar. 5. Mengutamakan kegiatan peningkatan penghayatan dan pengalaman dari para peserta pelatihan. 6. Dalam hal-hal tertentu peserta dapat dijadikan narasumber bagi pemecahan masalah. D. Media Belajar Alat bantu belajar dan sarana yang dapat digunakan antara lain adalah: 1. Media belajar: Makalah, Transparan, Lembar bacaan, lembar tugas, Lembar kasus, Daftar isian, dan Poster 2. Sarana Belajar: Pengeras suara; OHP, slide projector, Papan tulis, Spidol, Kertas dinding, dan lain-lain E. Pengorganisasian Pelatihan a. Panitia Penyelenggara Panitia penyelenggara adalah tim ahli dari Unibraw bekerjasama dengan beberapa instansi terkait yang ada di wilayah Malang dan sekitarnya. . b. Tim Fasilitator Tim fasilitator terdiri dari para pakar yang dipilih sesuai dengan bidang ilmu yang diperlukan, dan instansi pemerintah /suasta lain yang terkait. F. Waktu dan Tempat 1. Waktu pelatihan Pelatihan ini dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan, secara keseluruhan memerlukan waktu sekitar 30 hari. Jadwal harian disusun sedemikian rupa dalam rangka untuk mengembangkan sikap kedisiplinan, ketekunan, ketelitian, dan semangat pengabdian. 2. Tempat Pembekalan Kemitraan Kemitraan diselenggarakan di tiga lokasi yang berbeda. Pelaksanaan Program-1 Program-2 dan Program-3 berlokasi di Kampus Unibraw dan Koperasi KOPI RAKYAT, Malang, dan Program-4 di wilayah sentra produksi Kopi di Dati II Kabupaten Malang. Pada setiap lokasi praktek lapangan akan ditempatkan satu kelompok (5 orang, empat orang mahasiswa dan satu orang dosen pendamping lapangan) yang tinggal di selama lima hari.

27

6.3.4. Jadwal Kegiatan Pembekalan No 1 2 3 4 5 6 7 Kegiatan 1 Persiapan *** Pendaftaran dan *** orientasi peserta Penyiapan materi bahan pembekalan Pelaksanaan Pembekalan Evaluasi Penyusunan Laporan Penggandaan laporan 2 3 Minggu ke: 4 5 6 7 8

*** *** *** *** *** **** ***

Rekapitulasi Materi PelatihanNO. TANGGAL MODUL MATERI PEMBEKALAH KEMITRAAN Persiapan/pendaftaran Pengantar Kemitraan Agribisnis Perilaku Wirausaha dan Rambu-rambu wirausaha Achievement motivation ; Organisasi dan manajemen Ketrampilan Wira-usaha: Administrasi praktis dan pembukuan Wawasan perdagangan antar pulau dan export/import Teknik manajemen Pemasaran/ Penyusunan Studi Kelayakan ; Usahatani Kopi-rakyat Teknik membuat kontrak kerja bisnis Ketrampilan Agribisnis Kopi: Agroteknologi Kebun Kopi-rakyat Manajemen Produksi Ternak Sistem Kebun Tiga Strata Pascapanen Hasil Kebun Teknik-teknik pendampingan Kegiatan Lapangan Tempat/Lokasi

1 2 3 4

Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4

Kampus Kampus Unibraw Kampus Unibraw Kampus Unibraw Kampus Unibraw Kampus Kampus Unibraw Kampus Unibraw Kampus Kampus

5. 6. 7 8. 9. 10 11

Hari ke 5 Hari ke 6 Hari ke 7 Hari ke 8 Hari ke 9 Hari ke 10 Hari ke 11 -30

28

6.3.5. Rencana Anggaran Biaya Kemitraan selama 20 hari , 50 peserta:No 1. Komponen Biaya Gaji dan Upah a. Penanggung jawab b. Anggota c. Tim Instruktur Bahan-bahan: a. Konsumsi b. Bahan ajar Peralatan a. Lapangan b. ATK/sertifikat Perjalanan a. Transpor peserta b. Transpor dosen pembimbing Jumlah Rincian 1 x 2 bulan x Rp 300.000 3 x 2 bulan x Rp 200.000 10 orang x Rp 200.000 50 x 20 hari x Rp 10.000 50 unit x Rp 150.000 5 unit x Rp 100.000 5 unit x Rp 20.000 50 x 10 hari x Rp 5.000 10 x 10 hari x Rp 25.000 Jumlah (RP) 600.000 1.200.000 2.000.000 10.000.000 7.500.000 500.000 1.00.000 2.500.000 2.500.000 27.800.000

2.

3. 4.

6.3.6. Penanggung-jawabPenanggungjawab: DR Ir Solimun , MS Anggota: 1. Ir SUKINDAR, MS (Budidaya Pertanian) 2. DR Ir Z. Kusuma MS (Pengelolaan Sumberdaya )

29

VII. JADWAL KEGIATAN Program PayungNo 1 2 3 4 5. 6. 7. 8. 9. 10 Kegiatan 0 Persiapan Kegiatan A Kegiatan B Kegiatan C Pemantauan/ Supervisi Diskusi/Konsultasi Analisis dan Evaluasi Penyusunan Laporan Seminar Hasil Perbanyakan laporan 1 * *** * *** ** * *** * *** * *** Bulan ke: 2 3 * *** * *** * *** * *** * *** * *** 4 5

* * * *** * *** * *** * ***

* *** * * * * *** *** *** ***

* *** * *** * *** * ***

VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM PAYUNGNo 1. 2 3 4 5. Kegiatan Persiapan Program Kegiatan A Kegiatan B Kegiatan C Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Program Payung Jumlah Biaya yang diusulkan, Rp 0 30.000.000 27.300.000 27.800.000 2.400.000 87.500.000 Delapan puluh tujuh limaratus ribu rupiah

30

IX. ORGANISASI DAN TIM PERSONALIA Penanggung-Jawab: Prof DR Ir Syamsulbahri,MS Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat, UNIBRAW Ketua Program Payung: Ir. Budi Prasetya, MS

Kegiatan A: Penyusunan Profil usaha Kebun Kopi Rakyat

yang sekarang ada di wilayah sekitar kawasan hutan Kabupaten Malang, serta kendala-kendala yang dihadapi Penanggungjawab: Prof DR.Ir Muslich Mustajab, M.Sc (Manajemen Agribisnis) Anggota: 1. Ir T.Wahono,MS (Pasca Penen) 2. Ir. Damanhuri MS (Budidaya Kebun Kopi)

Kegiatan B: Perancangan JUKNIS dan JUKLAK Penerapan

Sistem Tiga Strata (STS) untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian kebun kopi rakyat Penanggungjawab: Ir M. Dewani MS (Budidaya Pertanian) Anggota: 1. Ir Aminuddin Affandi MS (Pengendalian Hama-Penyakit) 2. Ir Budi Setiawan M S (Ekonomi Pertanian)

Kegiatan C:

Kemitraan dalam membenahi Agribisnis kebun kopi rakyat dengan melibatkan Mahasiswa dan dosen Unibraw, Anggota Koperasi / Kelompok Tani Kopi Rakyat, Asosiasi Eksportir/Pedagang Kopi Cabang Malang, dan DISBUN Kabupaten Malang. Penanggungjawab: DR Ir Solimun , MS Anggota: 1. Ir SUKINDAR, MS (Budidaya Pertanian) 2. Prof DR Ir Soemarno MS (Pengembangan Wilayah)

31