koperasi ekonomi mikro ukm

Upload: jalmijangkungalit

Post on 11-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ekonomi,ukm,pemberdayaan ekonomi

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah mana atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan Paper yang berjudul Peranan Koperasi dalam Membangun PertanianAdapun tujuan penulis menyusun paper ini yakni untuk memenuhi syarat penilaian tugas pada Mata Kuliah Management Agribisnis.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan paper ini, terutama kepada :1. Bapak H. Briljan Sudjana, Ir.M.S,M.B.A, Sebagai dosen Mata Kuliah Management Agribisnis.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih banyak kekurangan, baik dalam referensi dan bahan materi yang belum maksimal mencarinya. Maka dari itu besar harapan penulis kepada pembimbing untuk memberikan kritik dan saran yang membangun guna melengkapi paper ini.Mudah-mudahan paper ini bermanfaat bagi semuanya.

Karawang, 20 Maret 2014

Penulis

Koperasi dan Pengembangan Agribisnis I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMengkaji kisah sukses dari berbagai koperasi, terutama koperasi di Indonesia, kiranya dapat disarikan beberapa faktor kunci dalam pengembangan dan pemberdayaan koperasi. yaitu antara lain : Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi (co-operative identity) yang antara lain dicitrakan oleh pengetahuan mereka terhadap tiga serangkai koperasi, yaitu pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi (International Co-operative Information Centre, 1996). Pemahaman akan jati diri koperasi merupakan poin penting dalam mengimplementasikan jati diri tersebut pada segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.Badan usaha baik yang berbentuk perusahaan maupun koperasi ada kemungkinan memiliki sifat dan pola kerja sama, namun tidak dapat menamakan dirinya koperasi. Karena banyak model pendekatan kerja sama atau usaha bersama yang tidak sesuai dengan prinsip dasar koperasi dan bahkan melanggar ketentuan perundangan yang berlaku. Koperasi sejati harus mampu menggalang semangat kerja sama yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dasar koperasi sebagai instrumen untuk mewujudkan tujuan bersama.Dalam praktiknya memang prinsip dasar koperasi selalu berinteraksi dengan lingkungan baik fisik, politik, ekonomi, maupun sosial di mana koperasi yang bersangkutan berada. Namun proses penyesuaian terhadap lingkungan tersebut tidak harus mengorbankan jati diri koperasi. Karena prinsip-prinsip dasar perkoperasian merupakan esensi dari dasar koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang membedakannya dari badan usaha atau organisasi lainnya.1.2 TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :1. Mahasiswa mampu memahami lebih lanjut tentang jatidiri koperasi : definisi, nilai, dan prinsip-prinsip koperasi.2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan koperasi dengan kaitan jatidiri koperasi.3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami keunggulan koperasi bila dibandingkan dengan organisasi ekonomi lainnya.

1.3 ManfaatSetelah membaca tulisan ini, pembaca akan semakin memahami semuan tentang koperasi. Selain itu, pembaca akan dapat mengetahui definisi, nilai, dan prinsip-prinsip koperasi dalam perekonomian bangsa. Dan akhirnya akan didapat solusi untuk mengatasi masalah internal koperasi dengan anggota dan dengan organisasi ekonomi lain.

II. PEMBAHASAN

2.1 Jatidiri Koperasi2.1.a Pengertian koperasi(1). Dalam ILO recommendation nomor 127 pasal 12 (1) dirumuskanbahwa koperasiadalah suatu kumpulan orang-orang yang berkumpul secara sukarela untuk berusaha bersama mencapai tujuan bersama melalui organisasi yang dikontrol secara demokratis, bersama-sama berkontribusi sejumlah uang dalam membentuk modal yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama tersebut dan bersedia turut bertanggung jawab menanggung resiko dari kegiatan tersebut, turut menikmati manfaat usaha bersama tersebut, sesuai dengan kontribusi permodalan yang diberikan orang-orang tersebut, kemudian orang-orang tersebut secara bersama-sama dan langsung turut memanfaatkan organisasi tadi.(2). Menurut Internasional Cooperative Allience (ICA)Koperasi adalah perkumpulan dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama, melalui perusahaan yang mereka milik bersama dan mereka kendalikan secara demokratis,(3). Menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 (Pasal 1 ayat 1) koperasi adalahBadan usaha yang beranggotaan orang-orang yang berkumpul secara sukarela (pasal 5 ayat I a.) untuk mencapai kesejahteraaan (pasal 3) memodali bersama (pasal 4.1) dikontrol secara demokratis (pasal 5 ayat b) orang-orang itu disebut pemilik danpangguna jasa koperasi yang bersangkutan (pasal 17 ayat 1)(4). Dari berbagai pengertian koperasi Ibnu Soedjono (2000), salah seorang pakar koperasi yang pemikiran-pemikirannya perlu dipahami mendefinisikan koperasi sebagai: koperasiadalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasiaspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.2). Nilai- Nilai koperasiNilai-nilai dalam koperasi merupakan salah satu aspek penting yang membedakan koperasi dengan badan usaha ekonomi lainnya, karena dalam nilai-nilai koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak semua dimiliki oleh badan usaha ekonomi lainnya, Dalam hal ini Ibnu Soedjono berpendapat bahwa, koperasi-Koperasi berdasarkan nilainilai menolong diri sendiri, tanggung jawab sendiri, demokrasi, persaingan, keadilan dan kesetiakawanan. Mengikuti tradisi para pendirinya, anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etis, dari kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap orang lain.Prinsip menolong diri sendiri (sel-help) percaya pada diri sendiri (self-reliance) dan kebersamaam (cooperation) Dalam lembaga koperasi akan dapat melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya, apabila para anggota koperasi mengoptimalkan partisipasinya, baik partisipasi sebagai pemilik maupun partisipasi sebagai pemakai.3). Prinsip-prinsip koperasiICA (1999) merumuskan prinsip-prinsip koperasi adalah :Pertama :Koperasi adalah perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang mampu menggunakan jasa-jasa perkumpulan dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa diskriminasi gender, sosial, rasial, politik dan agama.Kedua : koperasiadalah perkumpulan demokratis, dikendalikan oleh para anggotanya yang secara akfif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan-kebijakan perkumpulan dan mengambil keputusan-keputusanKetiga : Anggota koperasi menyumbang secara adil dan mengendalikan secara demokratis, modal dari koperasi merekaKeempat :Koperasi bersifat otonom, merupakan perkumpulan yang menolong diri sendiri dan dikendalikan oleh anggota-anggotanyaKelima :Koperasi menyelenggarakan pendidikan bagi anggotanya, para wakil yang dipilih, manajer dan karyawan, agar mereka dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi perkembangan koperasiKeenam :Koperasi dapat memberikan pelayanan paling efektif kepada para ngggotanya dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara kerjasama melalui struktur lokal, nasional, regional, dan internasionalKetujuh :Koperasi bekerja bagi pembangunan yang berkesinambungan dari komunitas mereka melalui kebijakan yang disetujui anggotanya.4). Keanggotaan koperasiBerdasarkan pengertian koperasi yang dikemukakan oleh ICA di atas maka :"Anggota koperasi adalah orang-orang yang berkumpul, bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama, melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secarademokratis.Tabel Perbandingan UU No. 25 Tahun 1992 dan UU No. 12 Tahun 1967UU No. 25 Tahun 1992UU No. 12 Tahun 1967

DefinisiKoperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaanKoperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum Koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.

Prinsip-prinsip koperasia.keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;b.pengelolaan dilakukan secara demokratis;c.pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;d.pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;e.kemandirian.f.pendidikan perkoperasian;g.kerja sama antarkoperasi.a.sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia,b.rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi, sebagai pencerminan demokrasi dalam Kopersi,c.pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota,d.adanya pembatasan bunga atas modal,e.mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya,f.usaha dan ketata-laksanaannya bersifat terbuka,g.Swadaya, swakerta dan swasembada sebagai pencerminan dari pada prinsip dasar : percaya pada diri sendiri.

2.1.b. Faktor-faktor yang Membedakan UU No.25 Tahun 1992 dengan ICA 1995Koperasi dari sejak kelahirannya disadari sebagai suatu upaya untuk menolong diri sendiri secara bersama-sama. Oleh karena itu antaraselfhelp-cooperationatauindividualitet-solidaritet(Moh Hatta) selalu disebut bersamaan untuk menggambarkan dasar pendirian koperasi adalah kebersamaan bersendikan kemandirian. Dengan cara pandang ini koperasi dapat dilihat sebagai kerjasama pasar dari sebagian pelaku ekonomi dalam melawan ketidak adilan pasar yang terjadi. Sementara kerjasama yang melibatkan lebih dari satu orang yang menempatkan kebersamaan sebagai dasarnya maka tidak dapat terlepas dari dimensi sosial. Oleh karena itu koperasi juga sering ditempatkan sebagai bentukmember base economic organisation fiz a fiz capital base economic organisation. Gambaran inilah yang menjadikan koperasi selalu menjadi pilihan untuk mengatur ekonomi orang banyak yang lemah dalam menghadapi persaingan pasar. Namun karena sejarah pengenalan koperasi yang berbeda, maka pemikiran koperasipun juga berkembang dengan madzab yang berbeda-beda, bahkan kaitan antara dimensi ekonomi murni dengan masalah politik dan sosial banyak campur aduk, terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia .Hingga tahun 1961 praktis kita belum pernah menemukan definisi koperasi yang didokumentasikan secara formal dan diakui oleh dunia internasional, meskipun koperasi telah hadir sejak abad 18. Koperasi diberikan pengertian yang diterima internasional pada awalnya oleh organisasi bukan milik gerakan koperasi, tetapi justru oleh lembaga internasional yang menangani masalah perburuhan yakni ILO. ILO lebih menekankan pada peran koperasi sebagai instrumen untuk memperbaiki kesejahteraan para pekerja, oleh karena itu yang menonjol adalah persyaratan seseorang untuk menjadi anggota koperasi dan lebih ditekankan pada kemampuan untuk memanfaatkan jasa koperasi. Pada tahun 1990an ditengah arus globalisasi dan liberalisasi perdagangan, koperasi dunia juga mempertanyakan kelangsungannya ditengah arus swastanisasi dan persaingan yang semakin tajam sebagaimana terlihat dalam kongres Tokyo 1992 (Svend Akheberg, 1992).Namun pada tahun 1995 gerakan koperasi dunia melalui kongresnya di Manchester Inggris menjawab dengan dua tema pokok kembali kepada nilai dan jatidiri koperasi dan menempatkan koperasi sebagai badan usaha atau perusahaan(enterprise)dengan pengelolaan demokratis dan pengawasan bersama atas keanggotaan yang terbuka dan sukarela. Gerakan koperasi kembali menyatakan keharusan bagi koperasi untuk menjunjung tinggi nilai etika(ethical values)yaitu: kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian kepada pihak lain(honesty, openness, social responsibility and caring for others)(ICA, 1995), International Cooperative Alliance ;Conclusion And Recommendation, 6 th Cooperatives Minister Conference, Kathmandu , Nepal 2002. Sejak itu gerakan koperasi dunia memiliki definisi secara formal dan tertulis untuk menjadi kesepakatan gerakan koperasi dunia.Negara mengatur dalam rangka menjaga aturan main yang jelas dan memberikan perlindungan publik terhadap masyarakat baik yang berkoperasi maupun yang berada di luar koperasi. Dengan demikian peran pengaturan dijaga tidak menjadi intervensi yang menimbulkan ketergantungan. Di banyak negara para pendukung gerakan koperasi selalu menempatkan prinsip: kerja keras dan berusaha dengan keras sebagai posisi utama yang diajarkan kepada masyarakat. Jika gagal datang ke pemerintah, jika pemerintah tidak mampu memecahkan, bekerjasamalah dalam koperasi dan bersama koperasi lain (CCA). Semangat ini masih mungkin perlu ditanamkan kembali dan ketergantungan dapat dihindari apabila ada "institusi perantara" yang merupakan representasi kepentingan koperasi dan pemerintah serta stakeholder lainnya. Dalam kurun waktu menuju 2009 ini boleh dikatakan perekonomian Indonesia telah kembali dari krisis, tetapi sisa beban bunga hutang pemerintah akibat krisis perbankan masih akan terus dipikul rakyat entah berapa lama lagi. Secara konstitusional UUD 1945 setelah perubahan memberikan garis baru berupa prinsip penyelenggaraan ekonomi sebagaimana tertuang dalam ayat 4 pasal 33. Perekonomian diselenggarakan atas prinsip kebersamaan, berwawasan lingkungan, efisiensi, demokratis dan berkelanjutan.Pada ayat 5 pasal 33 UUD setelah pembahas pengaturan pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang, oleh karena itu pengertian ayat ini harus jelas mengenai lingkup UU. Apakah melalui UU payung yang mengatur Perekonomian Nasional atau menyesuaikan dengan UU yang ada. Sebagai contoh landasan keberadaan dan posisi koperasi memang menjadi perlu diatur dalam UU Koperasi. Jika pandangan ini diterima maka cara pandang UU No. 25 dan rencana perubahannya harus ditinjau kembali, karena tidak mengkaitkan dengan pengaturan sistem perekonomian sebagaimana jiwa UU No. 12/1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian dahulu. Demikian juga terhadap UU Usaha Kecil No. 9/1995. Oleh karena itu berbagai konsekuensi ini menuntut cara dasar pengaturan yang berbeda. Ketiadaan pengaturan ini akan menyebabkan kita kehilangan arah dalam mendudukkan jalannya perekonomian kita. Maka salah satu agenda besar dalam mencari format baru itu adalah terselesaikannya UU yang diamanatkan oleh ayat 5 pasal 33 UUD 1945.Nilai nilai dan prinsip dasar koperasi sebagaimana tersebut, merupakan suatu konsepsi yang harus dihayati guna memberikan arah pada sikap, keyakinan dan perilaku serta pedoman dalam rangka mencapai tujuan koperasi. Definisi koperasi menurut Kongres International Cooperative Aliance (ICA) di Manchester Inggris tanggal 23 September 1995 adalah : Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang besatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.Seiring dengan definisi tersebut, tujuan koperasi menurut Bab 1 pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu : Koperasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur bedasarkan Pancasila dan UUD 1945.Konsep koperasi adalah konsep umum di dunia. Di berbagai negara, koperasi ini dijadikan sebagai salah satu bentuk dari suatu badan usaha yang dimiliki oleh banyak orang dengan prinsip satu orang satu suara. Malahan ide koperasi sesungguhnya berasal dari negara Eropa. Tetapi ketika konsep koperasi ingin diterapkan di Indonesia yang digagas oleh Bung Hatta, ada perbedaan yang paling mendasar mengenai konsep koperasi Indonesia.Faktor-faktor yang membedakan antara prinsip koperasi ICA dengan UU No. 25 tahun 1992, antara lain:1.Di Indonesia koperasi diberi peran utama sebagai bagian dari pembangunan dalam rangka mengentaskan kemiskinan.Peran tersebut membuat beban Koperasi Indonesia jauh lebih berat dengan koperasi-koperasi di negara lain, karena Koperasi Indonesia mengemban misi kesejahteraan suatu negara, bukan hanya menjadi bentuk suatu badan usaha semata.2.Koperasi mempunyai peran agar jiwa dan semangatnya juga berkembang di perusahaan swasta dan negara.Perbedaan peran koperasi Indonesia dan di negara lain ini terjadi karena koperasi di Indonesia dilatarbelakangi oleh kondisi kemiskinan struktural yang saat ini semakin diperparah dengan berlakunya pasar bebas.3.Perbedaan prinsip koperasi yang mendasar.Prinsip-prinsip koperasi merupakan hasil Kongres 100 tahun ICA di Manchester tahun 1995 yang sedikit beda dengan prinsip koperasi yang telah ditetapkan dalam pasal 5 UU 25/92. Dalam UU 25/92 secara eksplisit masih menegaskan adanya prinsip pembagian sisa hasil usaha masing-masing anggota secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota serta prinsip pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Sementara itu hasil Kongres 100 tahun ICA tersebut lebih menekankan pada pentingnya prinsip partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi serta prinsip kepedulian terhadap masyarakat.2.2.a Jati Diri Koperasi menjadi Sebuah Kekuatan/Keunggulan bagi Gerakan KoperasiKoperasi sebagai organisasi sosial ekonomi dapat dilihat dari jati dirinya. Jati diri koperasi tidak muncul dengan tiba-tiba, akan tetapi mengalami proses yang panjang secara berkesinambungan selama satu setengah abad. Bapak koperasi Indonesia, Bung Hatta menyatakan bahwa koperasi kuat karena cita-citanya dan cita-cita koperasi menjadi makin kuat karena praktek-prakteknya. Demikian pula dengan jati diri koperasiini yang makin kaya dan utuh karena praktek-praktek perkoperasian selama ini dan koperasi makin kokoh karena jati dirinya. Karena jati dirinya koperasi menjadi berbeda dari badan usaha lain dan perbedaan itu harus diakui dan diterima. Jati diri Koperasi adalah kesatuan dari definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Secara berkala jati diri koperasi dikaji dan dirumus ulang oleh International Cooperative Alliance (ICA). Pada waktu ICA didirikan pada tahun 1895 di London prinsip-prinsip koperasi yang dianut adalah prinsip-prinsip koperasi Rochdale yang didirikan pada tahun 1844 sebagai koperasi konsumen oertama yang berhasil d dunia dan prinsip tersebut disempurnakan dalam kongres ICA di Paris tahun 1937, di Wina tahun 1966, dan Manchester tahun 1995. Perumusan jati diri koperasi oleh ICA di Manchester secara formal diberlakukan bagi seluruh koperasi seluruh dunia.2.a.1 Definisi KoperasiInternational Co-operative Alliance, 1995 : Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis.Definisi ini dimaksudkan sebagai pernyataan minimal, tidak dimaksudkan sebagai deskripsi dari koperasi yang sempurna. Secara sengaja ruang lingkupnya dibuat luas, mengakui bahwa anggota dari koperasi yang jenisnya beragam akan dilibatkan secara berbeda dan anggota-anggota harus memiliki kebebasan tertentu bagaimana mereka mengorganisir kepentingan-kepentingan bersama. Definisi ini menekankan karakteristik sebagai berikut yang menjadi kekuatan bagi gerakan koperasi.a)Koperasi adalah otonom, artinya sejauh mungkin bebas dari pemerintah dan perusahaan swasta.b)Koperasi adalah perkumpulan orang-orang. Ini berarti behwa koperasi memiliki kebebasan untuk mendefinisikan orangorang sesuai dengan ketentuan hukum yang dipilihnya. Banyak koperasi primer di duniamemilih hanya menerima orang secara individual sebagai anggota. Banyak juga koperasi primer lain menerima badan hukum yang meliputi perusahaan dengan memberikan kepada mereka hak-hak yang sama seperti halnya anggota lain. Sifat dari praktek koperasi adalah maslah yang harus diputus oleh keanggotaan mereka sendiri.c)Orang-orang bersatu secara sukarela. Keanggotaan dalam koperasi tidak boleh merupakan keharusan. Anggota harus bebas, dalam batas tujuan dan sumber daya koperasi untuk bergabung atau menanggulanginya.d)Anggota koperasi memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya bersama mereka. hal ini menekankan bahwa koperasi diorganisir oleh anggota untuk kemanfaatan bagi diri sendiri dan bagi mereka bersama. Normalnya, koperasi berfungsi dlam pasar dan dengan demikian harus dioperasikan secara efisien dan hati-hati. Sebagian besar dari koperasi didirikan terutama untuk memenuhi tujuan ekonomi, akan tetapi mereka mempunyai tujuan sosial dan budaya pula. Dengan sosial dimaksudkan pemenuhan tujuan-tujuan sosial, seperti penyediaan jasa kesehatan atau penitipan anak. Kegiatan seperti itu harus dilakukan secara ekonomi, hingga jasa-jasa yang diberikan adalah yang memberikan kemanfaatan bagi anggota. Koperasi dapat pula memiliki tujuan budaya yang merupakan kepedulian dan kehendak anggota, seperti membantu mamajukan budaya nasional, memajukan perdamaian, mensponsori olahraga, dan kegiatan kebudayaan lainnya yang dapat meningkatkan hubungan dalam komunitas. Sesungguhnya untuk masa depan hal ini membantu penyiapan jalan hidup lebih baik, cultural, intelektual, dan spiritual koperasi dapat memberikan kemanfaatan bagi anggota-anggotanya dan menyumbang bagi komunitas mereka.e)Koperasi adlah perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis. Hal ini menekankan bahwa dalam koperasi pengendalian oraganisasi atas dasar demokrasi. Sifat rangkap dari kepemilikan dan pengemdalian secara demokratis adalah sangat penting dalam membedakan koperasi dengan bagian perusahaan yang lain, seperti perusahaan yang dikendalikan oleh modal dan oleh pemerintah. Setiap koperasi adlah sebuah perusahaan dan dalam arti bahwa koperasi merupakan suatu kenyataa yang normalnya berfungsi dalam pasar dan karenanya koperasi harus bekerja dengan sungguh-sungguh untuk melayani anggota-anggota secara efisien dan efektif.2.a.2Nilai-nilai KoperasiKoperasi melandaskan nilai-nilai menolong diri sendiri(swadaya), bertanggung jawab kepada diri sendiri, demokrasi,kebersamaan, keadilan dan solidaritas/kesetiakawanan. Berdasarkan tradisi para pendirinya, para anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etis, yaitu kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan peduli pada orang lain.Nilai-nilai koperasi ini diharapkan akan menuntun dan diaplikasikan olehpara anggota koperasi dalam menjalankan koperasi. Setiap nilai dalam nilai-nilai koperasi memiliki makna khusus yang menjadi kekuatan gerakan koperasi yang menjadikan koperasi berbeda dengan badan usaha lainnya.nilai-nilai tersebut diantaranya :a)Swadaya (self-help) didasarkan pada kepercayaan bahwa semua orang dapat dan seharusnya berupaya keras mengandalikan nasibnya sendiri. Koeprasiwan percaya bahwa pengembangan diri secara penuh dapat terjadi hanya dnegan bergabung bersama yang lain. Sebagai individu, seseorang dibatasi oleh apa yang dapat dicoba untuk diperbuat dan apa yang dapat dicapai. Melalui kegiatan yang digabungkan dan tanggung jawab bersama, seseorang dapat mencapai lebih banyak, terutama dengan meningkatkan pengaruhnya secara koleftif di pasar dan hadapan pemerintah (kolektif action).b)Bertanggung jawab kepada diri sendiri bararti bahwa anggota menerima tanggung jawab bagi koperasi mereka, bagi berdirinya, dan kelanjutan vitalitasnya. Selanjutnya anggota memiliki tanggung jawab dalam memajukan koperasi mereka di kalangan keluarga, kawan-kawan, dan kenalan mereka. akhirnya swa-tanggung jawab berarti bahwa naggota bertanggung jawab guna pemastian bahwa koperasi mereka tetap independen dari oraganisasi lain, public, maupun swasta.c)Koperasi berasaskan kebersamaan/persamaan. Kesatuan dasar koperasi adalah anggota yang merupakan manusia atau pengelompokan manusia. Dasar kepribadian manusia adalah salah satu ciri utama yang membedakan koperasi dan perusahaan yang dikendalikan henya untuk kepentingan modal. Anggota mempunyai hak untuk berpartisipasi, hak untuk memperoleh informasi, hak untuk didengar, dan hak untuk dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Anggota harus terhimpun dengan cara yang sejauh mungkin sama (one man, one vote).d)Keadilan berdasar pada bagaimana anggota diperlakukan dalam koperasi. Mereka harus diperlakukan secara adil bagaimana mereka memperoleh imbalan bagi partisipasi mereka dalam koperasi, biasanya melalui pembagian sisa hasil usaha berdasarkan transaksi mereka, alokasi pencadangan modal atas nama mereka, atau melalui potngan-potongan biaya.e)Solidaritas (kesetiakawanan) mempunyai sejarah yang panjang dan dimuliakan dalam gerakan koperasi internasional. Nilai ini menjamin bahwa kegiatan koperasi bukan sekedar bentuk terselubung dari kepentingan pribadi yang dibatasi. Sebuah koperasi adalah lebih dari sebuah perkumpulan anggota-anggota, anggota koperasi adalah sebuah kolektivitas. Setiap anggota mempunyai tangung jawab untuk memastikan bahwa semua anggota diperlakukan seadil mungkin, bahwa kepentingan umum selalu memperoleh perhatian, setiap anggota koperasi bekerja sama dalam setiap cara yangpraktis utnuk menyediakan begi anggota barang-barang dan jasa dengan mutu terbaik dengan harga yang terendah. Intinya bahwa solidaritas adalah sebab dan akibat yang benar dari self help dan tolong menolong, dua dari konsep mendasar dalamjantung falsafah perkoperasian.Kalimat kedua pada nilai-nilai koperasi pun memiliki makna. Mengikuti tradisi dari pendirinya bahwa semua gerakan yang besar memiliki pendiri-pendiri yang berpikiran besar seperti pelopor-pelopor Rochdale, Frederich Raiffeisen, Herman Schultze Delitzsch, Phillipe Buchez, Bishop Grundzvig dan Alphonse Desjardins. Sumbangan-sumbangan mereka lebih dari sekedar praktis, sama pentingnya dengan pragmatism mereka, adalah etika dan moral.Nilai-nilai etis yang merupakan aspirasi gerakan koperasi ternyata telah mempengaruhi kegiatan sementara oraganisasi yang dikendalikan modal dan organisasi milik pemerintah. Bagaimanapun juaga nilai-nilai etis merupakan bagian dari perkembangan koperasi, karena pengaruh-pengaruh yang ditimbulkanmenduduki tempat khusus dalam tradisi koperasi.Banyak dari koperasi yang pertama dalam abad ke-19 teruutama tampak pada pelopor Rochdale yang memiliki komitmenkhusus mengenai kejujuran. Sesungguhnya upaya-upaya mereka erkenal dalam pasar untuk sebagian karena mereka menghendaki dengan sungguh-sungguh adanya ukuran-ukuran yang jujur, mutu tinggi dan harga yang jujur. Koperasi-koperasi pekerja, sepanjang sejarahnya menjadi terkenal akan upaya mereka untuk menciptakan sistem manajemen terbuka yang jujur. Koperasi di bidang keuangan memperoleh reputasi yang bagus sekali di seluruh dunia karena cara-cara yang jujur dalam melaksanakan bisnis mereka, khususnya dalam perhitungan pembayaran tingkat bunga. Selama dasawarsa koperasi pertanian telah berkembang subur karenakomitmen mereka terhadap mutu tinggi, produk dengan label yang jujur.Lepas dari tradisi kejujuran yang khusus, koperasi-koperasi memiliki aspirasi untuk berhubungan secara jujur dengan anggotanya yang menurut gilirannya menuntunnya ke hubungan jujur dengan bukan anggota. Untuk alasan yang sama, koperasi mendukung kepada keterbukaan. Koperasi adlah organisasi public yang secara teratur membuka informasi yang berharga mengenai kegiatan-kegiatan mereka kepada anggota-anggota mereka, umum dan pemerintah.Koperasi memiliki komitmen untuk membantu anggotanya dalam menolong dirinya sendiri. koperasi telah mewarisi tradisi-tradisi yang selalu peduli akan kesehatan individu dalam komunitas. Karenanya koperasi memiliki kewajiban utnuk memenuhi tanggung jawab sosial melalui semua kegiatannya. Dalam kapasitasnya banyak koperasi telah menunjukan kemampuannya untuk membantu pihak lain, diantaranya telah meberi sumbangan yang berarti bagi sumber daya manusia dan keuangan komunitasnya.2.a.3 Prinsip KoperasiPrinsip-prinsip yang merupakan jantung dari koperasi adalah titik independen yang satu dengan yang lain. Mereka saling terkait secara halus, bilamana yang satu diabaikan keseluruhannya menjadi berkurang. Koperasi seharusnya tidak dapat dinilai secara eksklusif berdasarkan salah satu diantara prinsip-prinsip, akan tetapi harus dinilai seberapa jauh koperasi secara benar mentaati prinsip-prinsip tersebut sebagai satu keseluruhan. Terdapat tujh prinsip dalam koperasi. Tiga prinsip pertama secara esensial dikaitkan pada dinamika internal, tipikal bagi setiap koperasi. Empat yang terakhir menyangkut operasi internal maupun hubungan eksternal oleh koperasi.Prinsip Pertama : Keanggotaan Sukarela dan TerbukaKoperasi-koperasi adalah perkumpulan-perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang mampu menggunakan jasa-jasa perkumpulan dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa diskriminasi gender, sosial, rasial, politik, atau agama.Prinsip Kedua : Pengendalian oleh Anggota secara DemokratisKoperasi-koperasi adalah perkumpulan-perkumpulan demokratis dikendalikan oleh para naggota yang secara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan perkumpulan dan mengambil keputusankeputusan. Pria dan wanita mengabdi sebagai wakil-wakil yang dipilih, bertanggung jawab kepada naggota. Dalam koperasi rimer anggota-anggota mempunyai hak-hak suara yang sama (one man, one vote) dan koperasi-koperasi pada tingkatan-tingkatan lain juga diatur secara demokratis.Prinsip Ketiga : Partisipasi Ekonomi AnggotaAnggota-anggota menyumbang secara adil bagi, dan mengendalikan secara demokratis modal dari koperasi mereka. Sekurang-kurangnya sebagian dari modal tersebut biasanya merupakan milik bersama dari koperasi. Anggota-anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang disyaratka untuk menjadi anggota. Anggota-anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk beberapa tau semua dari tujuan berikut : pengembangan koperasi mereka, kemungkinan dengan membentuk sebagian dari padanya tidak dapat dibagi-bagi, pemberian manfaat kepada anggota-anggota sebanding dengan transaksi-transaksi mereka dengan koperasi, dan mendukung kegiatan-kegiatan yang disetujui oleh para anggota.Prinsip Keempat : Otonomi dan KebebasanKoperasi-koperasi bersifat otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh angota-anggotanya.Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain termasuk pemerintah atau memupuk modal dari sumber luar, koperasi melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin adanya penawasan demokratis anggota-anggota serta dipertahankannya otonomi koperasi.Prinsip Kelima : Pendidikan, Pelatihan, dan InformasiKoperasi-koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya, para wakil yang dipilih oleh rapat anggota, manajer, dan karyawan agar mereka dapat melakukan tugasnya lebbih efektif bagi pengembangan koperasinya. Mereka memberikan informasi (penerangan) kepada masyarakat umu -khususnya orang-orang muda dan pemimpin opini masyarakat- mengenai hakekat perkoperasian dan manfaat berkoperasi.Prinsip Keenam : Kerjasama antar KoperasiKoperasi melayani para anggota secara efektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerjasama melalui organisasi koperasi tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.Prinsip Ketujuh : Kepedulian terhadap MasyarakatKoperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.2.2.b Praktek Jatidiri Koperasi pada perusahaan swasta maupun BUMNJATIDIRI KOPERASI(INTERNATIONAL CO-OPERATIVE IDENTITY STATEMENT)Manchester, 23 September 1995Definisi :Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratisNilai-nilai :Koperasi berdasarkan pada nilai-nilai menolong diri sendiri, tanggungjawab sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan. Mengikuti tradisi para pendirinya, anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai ethis kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial, serta peduli terhadap orang lain.Prinsip-Prinsip :Prinsip-prinsip koperasi sebagai garis penuntun untuk melaksanakan nilai-nilai dalam praktek adalah:Keanggotaan sukarela dan terbukaPengendalian oleh anggota secara demokratisPartisipasi ekonomi anggotaOtonomi dan KebebasanPendidikan, pelatihan dan informasiKerjasama antar koperasiKepedulian terhadap komunitasUUD 1945 pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentangperkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:1.Koperasi mendidik sikap self-helping.2.Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat harus lebih diutamakan daripada kepentingan dri atau golongan sendiri.3.Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.4.Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap pelaksanaan pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:1.Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwasegala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dandikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esasebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etika dalamrangka pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila.2.Asas Manfaat, bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasionalmemberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagipeningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga negaraserta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa danelestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yangberkesinambungan dan berkelanjutan.3.Asas Demokrasi Pancasila, bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan nasionalyang meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegaradilakukan dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan,gotong-royong, persatuan dan kesatuan melalui musyawarah untuk mencapaimufakat.4.Asas Adil dan Merata, bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakansebagai usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat dan diseluruh wilayah tanah air.5.Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan,bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagaikepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, keselarasan antara kepentingandunia dan akhirat, jiwa dan raga, individu, masyarakat dana negara, dan lain- lain.6.Asas Kesadaran Hukum, bahwa dalam pembangunan nasional setiap warganegara dan penyelenggara negara harus taat pada hukum yang berintikankeadilan dan kebenaran, serta negara diwajibkan untuk menegakkan danmenjamin kepastian hukum.7.Asas Kemandirian, bahwa dalam pembangunan nasional harus berlandaskanpadakepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikankepada kepribadian bangsa.8.Asas Kejuangan, bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,penyelenggaraan negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwadan semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebihmengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi/golongan.9.Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam pembangunan nasional dapatmemberikan kesejahteraan lahir batin yang setinggi-tingginya,penyelenggaraannya perlu menerapakan nilai-nilai ilmu pengetahuan dantekonologi secara seksam dan bertanggung jawab dengan memperhatikannilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.LiteraturMerger Koperasi Raksasa dari Tiga NegaraInilah koperasi konsumen hasil merger tiga koperasi koperasi konsumen di tiga negara Skandinavia, sebagai langkah strategis menghadapi globalisasi. Era koperasi transnasional, sudah dimulai.Peristiwa bersejarah dalam peta perkoperasian dunia itu terjadi pada 1 Januari 2002. Tiga koperasi konsumen di tiga negara kawasan Skandinavia, melakukan merger dalam bisnis ritel fast moving consumer goods (FMCG), melahirkan Coop Nordic. Padahal, ketiga koperasi tersebut sudah mencapai skala ekonomi raksasa di negaranya masing-masing, yaitu Norges Kooperative Landsforening (NKL) di Norwegia, The Swedish Co-operative Union atau Kooperativa Frbundet (KF) di Swedia dan The Danish Consumers Co-operative Society atau Fllesforeningen for Danmarks Brugsforeninger (FDB) di Denmark. Komposisi saham dalam Coop Nordic, 42 persen dimiliki KF, 38 persen oleh FDB dan 20 persen milik NKL.Di Norwegia, koperasi konsumen menggenggam pangsa pasar 24,1 persen bisnis ritel, dan tampil dalam deretan empat besar perusahaan ritel raksasa. Sedangkan di Swedia, penguasaan pangsa pasar oleh koperasi konsumen sebesar 21,6 persen. Bahkan di Denmark, pangsa pasar bisnis ritel yang dikuasai koperasi konsumen mencapai 36,5 persen. Dengan mengoperasikan sejumlah supermarket dan grosir, koperasi konsumen di negeri Hamlet itu bertengger dalam urutan tiga besar perusahaan ritel.Lantas, mengapa mereka merasa harus melakukan merger? Di negara-negara Eropa, khususnya Skandinavia yang tradisi koperasinya sangat kuat, fenomena merger sebetulnya bukan langkah yang asing. NKL, KF dan FDB sendiri, merupakan hasil merger dari koperasi konsumen di negaranya masing-masing. Jadi, tidak aneh kalau jumlah koperasi di sana mengalami tren makin sedikit dan, sebaliknya, dengan skala usaha yang makin meraksasa.Yang menjadi konsen para pegiat koperasi di negara-negara Skandinavia, tampaknya, bukan bagaimana mempertahankan keberadaan koperasinya sendiri, tetapi lebih pada bagaimana menghadapi lingkungan bisnis yang terus berubah dan semakin mengglobal. Perusahaan-perusahaan swasta, yang sudah lama mengonsolidasikan diri dengan membentuk multinational corporation (MNC), makin agresif melakukan ekspansi bisnisnya, hingga menciptakan kekuatan yang makin sulit ditandingi.

Maka, ketika fenomena globalisasi makin mengental dan kekuatan MNC kian menjadi, ketiga koperasi konsumen di tiga negara itu pun, merasa perlu untuk melakukan langkah radikal, dengan melakukan merger. Coop Nordic, koperasi konsumen hasil merger itu, bisa dikatakan sebagai koperasi transnasional yang pertama kali lahir di dunia.Tentu saja, langkah merger tersebut dilakukan dengan perhitungan yang cukup rumit. Karena itu, kendati sudah diwacanakan sejak lama, baru terwujud setelah lahir kebijakan Satu Eropa di bidang ekonomi. Hasilnya, Coop Nordic mampu bekerja secara lebih efisien, dengan skala usaha terbesar di seluruh kawasan Skandinavia, bahkan menjadi pemain ritel makanan dan minuman terbesar di seantero Eropa.Di samping soal ketatnya persaingan yang menuntut pengelolaan efisien agar menghasilkan harga bersaing, langkah merger juga didorong oleh tuntutan konsumen di Eropa, yang makin complicated. Mereka bukan hanya sensitif dengan harga, tetapi juga tidak bisa kompromi dengan kualitas produk, bahkan unsur lain seperti kesehatan, etika bisnis dan lingkungan hidup. Jika, misalnya, sebuah produk yang penggunaan atau proses produksinya membahayakan kesehatan bahkan lingkungan hidup, niscaya akan dijauhi meskipun harganya murah.Secara keseluruhan, Coop Nordic menghimpun sekitar 7 juta anggota perorangan. Melalui koperasinya masing-masing, anggota koperasi di tiga negara itu menempatkan pengurus di Coop Nordic, yang berjumlah 13 orang.Kehadiran Coop Nordic terbukti mampu memacu peningkatan pangsa pasar ritel FMCG di setiap negara, dan menambah jumlah outlet supermarket. Sebagian produk yang dipasarkan, sudah diberi label milik koperasi. Keunggulan koperasi konsumen di Skandinavia dibanding perusahaan ritel swasta, antara lain terletak pada keberadaannya yang nge-link ke koperasi produsen, terutama pertanian dan peternakan, yang produk olahannya menguasai pasar di negaranya masing-masing.Coop Nordic mempekerjakan 28.290 karyawan yang tersebar di tiga negara, dan mengoperasikan 3.000 outlet. Dari seluruh outlet yang dioperasikan, koperasi mencetak volume usaha sekitar SEK 90 miliar per tahun (SEK 1 sekitar Rp 1.521,4). Setiap outlet, dikelola secara otonom oleh koperasi di masing-masing negara, agar bisa lebih menyesuaikan dengan kebutuhan anggota koperasi atau konsumen setempat. Setiap koperasi di masing-masing negara, mempunyai tanggung jawab penuh dalam mengelola outlet, ujar Nina Jarback, salah seorang pengurus Coop Nordic yang juga pengurus KF.DEKOPIN1. Arti DekopinDewan koperasi Indonesia yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar di singkatDEKOPIN adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan landasan idiil Pancasila landasan strukturil UUD 1945 Pasal 2 dan Pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya, serta landasan operasional UU No. 12 Tahun 1967 Jo UU No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian.Dekopin berasaskan kekeluargaan dan k3gotong-royongan. D3kopin merupakan partner pemerintah dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.2. Tujuan Dekopinmemperjuangkan tercapainya cita-cita, tujuan dan kepentingan bersama koperasi Indonesia, yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, melalui data ekonomi Indonesia yang berpijak kepada demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya.Memeperjuangkan agar koperasi Indonesia menjadi soko guru dalam tatanan ekonomi bangsa Indonesia.3. Fungsi DekopinTugas dan kewjiban DekopinDekopin bertugas dan berkewajiban :1. Mengembangkan kerja sama antar koperasi Indonesia dan memupuk kerja sama natara koperasi dengan lembaga-lembaga lain baik didalam maupun diluar negeri.2. memperjuangkan agar produk-produk yang menghambat perkembangan koperasi dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan kepentingan gerakan koperasi.3. Menumbihkan dan meningkatkan kesadaran dean semangat berkoperasi setia kawan dikalangan masyarakat dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan keperluan.4. menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan dalam bidang perkoperasian baik dalam segi idiil, organisasi, manajemen maupun usaha.5. Memupuk kerja sama antar koperasi dengan perusahaan negara, dan perusahaan swasta atas dasar hubungan kerja sama yang sehat dan saling mengisi.6. Memupuk kerja sama dengan golongan-golongan yang potensial dalam masyarakat sperti : tani, nelayan, buruh, wanita, pemuda, cendikiawan, dan pengusaha.7. Memperjuangkan duduknya wakil gerakan koperasi di Indonesia di MPR, DPR, DPRD, dan lembaga-lembaga lainnya yang dibentuk baik oleh pemerintah maupun non pemerintah.8. kegiatan dan usaha lain-lain yang dapat menunjang kemajuan dan perkembangan koperasi di Indonesia.Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi, Contoh : Bank BukopinArtikelKapanlagi.com- Dewan Koperasi Indonesia menggandeng salah satu raksasa media Korea Selatan JoongAng Ilbo New Media untuk membangun sistem online koperasi yang nantinya akan menjadi satu sistem online yang tidak saja diterapkan di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara.Sekjen Dekopin Yusri Suhud ketika dihubungi di Jakarta, Minggu, mengatakan, kerja sama itu akan terealisasi bersama setelah para pihak melakukan penandatanganan MoU pada 6 Februari.Proses kerja sama itu sendiri sudah dirintis sejak pertengahan tahun lalu, dan baru akan direalisasikan pada pekan ini.Perusahaan Korea yang akan menjadi mitra Dekopin tersebut merupakan salah satu perusahaan media yang cukup ternama di Korea. Perusahaan tersebut menerbitkan koran dalam bahasa Inggris dan juga beberapa koran asing seperti International Herald Tribun (IHT) di Korea.Mereka juga mempunyai jaringan TV kabel serta situs berita online Joins.com. Pada awalnya perusahaan ini mempunyai hubungan erat dengan Samsung, namun karena regulasi di Korea akhir mereka memisahkan diri dengan Samsung pada tahun 1993.Presiden JoongAng Ilbo New Media, Jin Ki Kim juga mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Dekopin Adi Sasono beberapa waktu lalu di Jakarta.Pertemuan itu merupakan pertama antara kedua pucuk pimpinan menjelang penandatanganan kerja sama. Dalam pertemuan itu keduanya lebih banyak bercerita soal potensi ekonomi negara masing-masing.Adi Sasono menekankan bahwa kerja sama antar keduanya itu nantinya antara lain untuk mendukung sistem Koperasi Simpan Pinjam online yang sudah berjalan saat ini.Selain itu perusahaan Korea tersebut akan membantu Dekopin dalam pengembangan pusat data, smartcard dan sistem IT Dekopin yang akan memungkinkan lembaga ini untuk online secara nasional.JoongAng Ilbo akan menyediakan perangkat keras dan lunak dan diharapkan dari kerja sama ini bisa meningkatkan efisiensi transaksi ekonomi di antara para anggota Dekopin, dan pembelajaran jarak jauh serta pemutakhiran data.Sistem yang dikembangkan Dekopin ini akan diintegrasikan dalam sistem di Asia Tenggara. Indonesia sebagai ketua Asean Cooperative Organization (ACO) akan memaksimalkan sistem online itu sehingga dapat diterapkan di Asia Tenggara.(*/lin)JAWABANTrilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang dinamis dan strategis yang kemudian juga dijadikan sebagai misi yang melekat pada masing-masing pelaku ekonomi, baik negara, swasta, maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita bangun.Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut:1.BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan kedudukan yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara normatif maupun operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan misi yang diembannya.2.BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing dengan memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) yang dimilikinya.Keunggulan koperasiyang dimaksud di sini ialah bahwa masing-masing pelaku ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya.Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi masing-masing pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. BUMN bukan merupakan suatu perusahaan yang mengejar keuntungan sebagai prioritas utama, akan tetapi merupakan alat pemerintah yang efektif dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian, BUMN mengemban tugas melayani kepentingan umum untuk memenuhi hajat orang banyak.Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki dan dikelola secara perseorangan, keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki modal untuk mencapai tujuan memberi keuntungan yang semaksimal mungkin.Lain halnya sektor koperasi yang merupakan wadah ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, dimiliki dan dikelola oleh anggota untuk kepentingan anggota serta masyarakat secara kekeluargaan.Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan komparatif yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adaah sebagai berikut:1.BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis perekonomian nasional2.Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbuhan ekonomi nasional.3.Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya.Keunggulan pelaku ekonomi BUMN lebih terfokus dalam bidang stabilitas, sedangkan BUMS lebih diarahkan untuk mencapi pertumbuhan ekonomi. Badan usaha koperasi, ditinjau dari aspek prinsip-prinsip organisasinya, lebih menitikberatkan pada asas pemerataan. Seiring dengan perubahan ruang, waktu, dan nilai dalam perjalanannya, koperasi juga berperan dalam pencapaian pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.Membangun sokoguru perekonomian nasional berarti membangun badan usaha koperasi yang tangguh, menumbuhkan badan usaha swasta yang kuat dan mengembangkan BUMN yangmantap secara simultan dan terpadu dengan bertumpu pada Trilogi Pembangunan untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat banyak. Karena pemahaman dan pemikiran terhadap koperasi dalam arti yang luas dan mendasar seperti dimaksudkan.Dalam hal efisiensi internal, koperasi sudah harus mencapai tingkat maksimal. Karena itu diperlukan pengembangan organisasi yang berorientasi ke luar agar dapat mengembangkan lebih lanjut efisiensi yang dimaksud. Untuk itu diperlukan proses keterkaitan yang integratif dalam bentuk kerjasama, baik antar-koperasi sendiri maupun dengan BUMN dan swasta, secara vertikal maupun horisontal.Sehubungan dengan hal tersebut integrasi antar-koperasi dapat dilakukan dengan pembentukan koperasi sekunder yang harus dilandasi kepentingan tingkat ekonomi tanpa harus mensyaratkan kesamaan jenis koperasi tingkat dan wilayah. Dengan demikian usaha integrasi vertikal dapat memenuhi kebutuhan peningkatan upaya komersial yang tinggi. Di samping usaha integrasi vertikal, dapat juga dilakukan integrasi horisontal, yang dilakukan antar- koperasi primer agar dapat mengembangkan kegiatan bersama di bidang pemasaran, produksi maupun permodalan. Selanjutnya integrasi vertikal dan horisontal juga dapat dilaksanakan melalui kerjasama koperasi dengan usaha milik Negara dan swasta sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar koperasi. Dalam hubungan itu maka kerjasama tersebut harus diwarnai dengan etika bisnis dan kaidah-kaidah asas kekeluargaan; kaidah mana bertujuan untuk menjaga kerjasama agar memberikan kesempatan kepada semua pihak yang terlibat untuk dapat berusaha secara komprehensif, saling mendidik dan memperkuat serta memberikan keuntungan tanpa mematikan satu sama lainnya. Hal itulah motif kerjasama dikembangkan untuk mewujudkan efisiensi usaha bersama bagi ketiga wadah pelaku ekonomi tersebut.Bentuk pertama, dapat berupa kerjasama komplementer, dimana apabila terdapat kegiatan usaha koperasi yang tidak layak dikerjakan sendiri, maka koperasi dapat mengadakan kerjasama operasional [KSO] dengan pihak usaha milik negara maupun swastayang kegiatan usahanya lebih layak untuk melaksanakan kegiatan tersebut, demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh dari kerjasama ini diantaranya adalah pengadaan pangan untuk stock nasional yang dilakukan oleh KUD dengan BULOG, penyaluran pupuk oleh KUD dengan PT. Pusri, pemasokan susu dari KUD kepada industry pengolahan susu.Bentuk kedua, kerjasama substitutif yang merupakan kerjasama manajemen dan kepemilikan dengan titik beratnya adalah apabila koperasi karena satu dan lain hal belum mampu memilki dan melaksanakan manajemennya secara layak, maka untuk sementara waktu manajemennya digantikan oleh swasta atau BUMN. Selanjutnya apabila kondisi koperasi telah memungkinkan maka pihak swasta atau BUMN secara bertahap menyerahkan kembali seluruhnya atau sebagian kepemilikan dan manajemennya kepada koperasi. Pola PIR dan modal ventura adalah salah satu bentuk kerjasama seperti diuraikan di atas.Bentuk ketiga, adalah kerjasama secara kompetisi yang konstruktif. Yaitu, kesepakatan antara koperasi dengan swasta dan BUMN untuk bersaing secara sehat dengan mengembangkan seluas-luasnya prestasi dan produktivitasnya untuk mencapai kelayakan kegiatan usaha masing-masing. Bentuk kerjasama tersebut secara spesifik dapat berupa kerjasama dua pihak [koperasi dengan swasta dan BUMN] dan tiga pihak [menyangkut ketiga pelaku secara bersama-sama].Adapun ruang lingkup kerjasama dapat dilakukan di bidang pemasaran, produksi dan permodalan di mana dalam perkembangannya proses kerjasama itu selanjutnya koperasi dapat memilki saham dari swasta dan BUMN atau membentuk P.T. baru bersama dengan swasta dan BUMN. Koperasi Unit Desa Sebagai Pusat Kegiatan Ekonomi Pedesaan Sebagaimana amanat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 bahwa tujuan pembangunan yang ingin dicapai adalah untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang maju dan mandiri serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Pencapaian tujuan pembangunan tersebut dilakukan dengan menitik beratkan pada pembangunan bidang ekonomi. Sasarannya adalah tercipta perekonomian yang mandiri dan handal sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sasaran pembangunan bidang ekonomi ini diarahkan untuk mampu meningkatkan kemakmuran rakyat yang lebih merata, pertumbuhan yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang semakin mantap.Pembangunan bidang ekonomi tersebut diantaranya dicirikan oleh industri yang kuat dan maju, pertanian yang tangguh serta koperasi yang sehat dan kuat. UUD 1945 menempatkan koperasi pada kedudukan yang amat penting yaitu sebagai sokoguru perekonomian nasional. Selanjutnya, dalam GBHN 1993 ditegaskan pula bahwa hakekat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruhnya. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dan peran koperasi, yaitu mempertinggi kwalitas kehidupan masyarakat. Labih lanjut GBHN 1993 menyatakan bahwapembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat. Amanat ini secara jelas dianut oleh koperasi. Koperasi susuai dengan watak sosialnya adalah wadah ekonomi yang paling ampuh untuk menanggulangi kemiskinan dan keterbelakangan dalam upaya untuk menciptakan pembangunan yang berkeadilan. Koperasi juga merupakan organisasi yang palingbanyak melibatkan peran serta rakyat. Oleh karena itu, koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu lebih banyak diikutsertakan alam upaya pembangunan yang lebih merata, tumbuh dari bawah, berakar di masyarakat dan mendapat dukungan luas dari rakyat.2.2.c Kelemahan Jatidiri Koperasi pada Kondisi Bangsa IndonesiaEsensi jati diri koperasi adalah bahwa koperasi merupakan perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela atau perkumpulan orang-orang, yaitu orang-orang yang menjadi anggota koperasi. Anggota koperasi adalah pemilik, dan berpartisipasi dalam menggunakan jasa perkumpulan dan menerima tanggungjawab keanggotaan, baik dalam menyumbangpermodalan secara adil dan melakukan transaksi ekonomi dengan koperasinya sebagai pengguna jasa atau pelanggan. Semua itu dilakukan untuk mencapai tujuannya, yaitu memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi dan social para anggotanya. Dengan demikian anggota adalah pemilik dan sekaligus pelanggan, atau dengan kata lain pemilik dan pelanggan adalah orang-orang yang sama. Paradigma pada hakikatnya tercemin dalam skema pemilik-pelanggan. Meminjam istlah literature koperasi AS (David Cobia; 1989) koperasi adalahuser oriented firm. Berlawanan dengan perusahaan swasta yang disebutinvestor oriented firm.Esensi lainnya adalah bahwa koperasi merupakan organisasi perkumpulan orang-orang yang menolong diri sendiri, dan karenanya otonomi dan kebebasan merupakan prinsip yang sangat diutamakan. Koperasi bebas mengadakan kesepakatan dengan perkumpulan lain termasuk pemerintah atau memperoleh modal dari sumber-sumber luar. Upaya pemerintah membantu mengembangkan koperasi dan modal yang diperoleh dari sumber-sumber luar dilakukan dengan persyaratan-persyaratan yang menjamin adanya pengadilan anggota serta tidak menggangu otonomi koperasi.Rumusan Pasal 33 dan penjelasannya (UUD 1945) sebenarnya merupakan system perekonomian nasional yang ideal, dimana koperasi sebagai bangun perusahaan yang sesuai mempunyai peluang untuk memainkan peran dalam menyusun perekonomian usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Namun, rumusan tersebut lebih diartikan sebagai alasan pembenar bahwa pemerintah mempunyai kewajiban konstitusional membangun koperasi, penyediaan anggaran belanja Negara, dan bahkan sampai mensponsori pembentukan koperasi. Peran pemerintah dalam pembangunan koperasi sangat dominan, sehingga pasang naik dan pasag surut perkembangan koperasi diwarnai dan sejalan dengan upaya pemerintah membangun koperasi. Upaya koperasi untuk membangun dirinya sendiri nyaris tidak terdengar. Hal ini lah yang merupakan lemahnya peran jati diri koperasi itu sendiri.Akibat dari lemahnya jati diri koperasi, maka kuatnya peran dan fasilitas pemerintah dalam pembangunan koperasi, menyebabkan ketergantungan koperasi kepada pemerintah kelihatanya merupakan kenikmatan tersendiri, sehingga koperasi enggan besusah payah berswadaya. Akibatnya koperasi kehilangan otonomi keswadayaannya.Upaya pemerintah membangun koperasi didorong oleh keinginan segera memajukan koperasi, pemerintah menjadikan koperasi sebagai instrumen untuk melaksanakan program pemerintah, yang sering kali mengabaikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Program pemerintah yang dilaksanakan oleh koperasi pada umunya tidak hanya ditujukan untuk kepentingan anggota, tetapi untuk seluruh masyarakat yang bersangkutan. Membuat pembedaan perlakuan antara anggota dengan bukan anggota tidak diperbolehkan. Penyaluran barang konsumsi tidak hanya untuk anggota koperasi, tetapi untuk seluruh penduduk. Penyaluran pupuk dan kredit usahatani, serta pengadaan pangan dan cengkeh yang dilaksanakan oleh KUD tidak hanya ditujukan kepada anggota tetapi untuk seluruh petani yang bersangkutan. Kenyataan ini ikut mempengaruhi perubahan pandangan bahwa koperasi tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi dan social anggota, tetapi untuk seluruh masyarakat. Bukan anggota dilayani sama dengan anggota, sehingga tidak ada gunanya menjadi anggota koperasi. Jika koperasi bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi anggota tidak akan bisa menjadi besar,dan tidak ada manfaat bagi masyarakat. Paradigma koperasi sebagai perusahaan yang berorientasi kepada anggota, berubah menjadi berorientasi untuk kepentingan masyarakat.Karena itu dapat dipahami, munculnya koperasi bias paradigma dengan membatasi jumlah anggota sekedar memenuhi syarat perundang-undangan (20 orang) dan beroperasi dengan mengksploitir masyarakat luas sebagai pelanggan bukan anggota yang dikemas sebagai calon anggota yang bersifat permanen. Para pendiri koperasi ini bisa disebut sebagai pengusaha koperasi, yang sering bertindak sebagaiinvestor dengan mendirikan koperasi atau mungkin membeli badan hukum koperasi. Koperasi simpan pinjam tampaknya berpeluang untuk dioperasikan oleh para pengusaha koperasi.Adanya keinginan untuk menggunakan koperasi sebagai sapu jagat, dengan anggapan bahwa koperasi dapat digunakan untuk menangani semua kegiatan ekonomi. Padahal, adanya prinsip-prinsip koperasi akan bersifat membatasi, yaitu kegiatan ekonomi yang tidak dapat dikelola dengan skema pemilik-pelanggan dengan sendirinya tidak bisa dioperasikan. Kalau dipaksakan akan melahirkan koperasi palsu yang tidak mungkin menjalankan kegiatannya berdasar prinsip-prinsip koperasi. Adanya kegemaran memilih bentuk koperasi serba usaha atau koperasi primer tingkat nasional yang tidak jelas anggotanya adalah akibat dari pandangan ini. Apalagi jika tujuanya tidak untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi dan social para anggota, tetapi semata-mata untuk meraih fasilitas pemerintah. Karena itu, sangat diperlukan identifikasi lapangan kegiatan ekonomi yang dapat dikelola dengan skema pemilik-pelanggan atau dapat dikoperasikan. Tidak lain maksudnya adalah untuk melahirkan koperasi sejati yang mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi dan social para anggota dan berperan dalam kehidupan perekonomian masyarakat.3. Upaya agar gerakan Koperasi di Indonesia terutama di pedesaan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan jati dirinya.Menurut definisi identitas koperasi, koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Koperasi juga memiliki nilai-nilai dan prinsipi-prinsip yang mulia namun dalam kenyataannya, banyak koperasi yang memiliki citra yang buruk di benak para petani di pedesaan akibat dari sejarahnya di masa lampau. Selain itu, sebagian masyarakat dan petani di pedesaan merasa alergi dengan kataKoperasi, hal tersebut dikarenakan kurangnya atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja koperasi sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan (struktur organisasi, struktur kekuasaan, dan struktur insentif) serta kurang memasyarakatnya informasi tentang praktek-praktek berkoperasi yang benar.Hal yang paling mendasar untuk mengatasi beberapa permasalahan di atas maka upaya agar gerakan koperasi di Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan jati dirinya, yaitu perlu adanya upaya untuk menjernihkan kembali citra koperasi yang selama ini telah buruk di mata masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan gerakan kampanye kembali ke koperasi sebagai suatu gerakan yang dapat mensejahterakan anggotanya dengan melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi, seperti kegiatan untuk memenuhi kepentingan ekonomi para anggotanya pada tingkat usaha yang efektif dan efisien. Disamping itu, perlu dilakukan audit terhadap koperasi di sektor pertanian yang saat ini dikategorikan bermasalah. Audit ini sekaligus merupakan proses penyaringan sehingga nantinya koperasi ini dapat berkelanjutan dan diperoleh koperasi yang bersih dari pelanggaran.Pengembangan koperasi di pedesaan perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan ketersediaan sumberdaya yang ada di sekitarnya. Untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di pedesaan maka harus adanya upaya pemberdayaan anggotanya. Pemberdayaan anggota mencakup pemberdayaancapital(bantuan modal) dan pemberdayaanknowledge,yang meliputi peningkatan kemampuan manajemen,skill, dan pemahaman yang benar mengenai prinsip-prinsip koperasi melalui pendidikan dan pelatihan. Pemberdayaan ini akan memberikan dampak peningkatan partisipasi anggota. Dalam pemberdayaan ini dibutuhkan peran dari pemerintah daerah dalam pendidikan diklat bagi para anggota, Pemerintah Pusat bersama-sama dengan Pemerintah Daerah dan Dewan Koperasi Indonesia memiliki tugas secara bertahap dan simultan memberdayakan serta mengkoordinir potensi lembaga-lembaga dan pelatihan perkoperasian, dll. Selain itu dibutuhkan pula peran dari lembaga-lembaga dan pelatihan perkoperasian yang dimiliki Negara (antar departemen), Gerakan Koperasi (LAPENKOP), perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lembaga-lembag pendidikan swasta pelaksana pendidikan koperasi dalam memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang koperasi bagi para anggota koperasi di pedesaan. Setelah itu, perlu adanya evaluasi yang menyeluruh mengenai dampak dari diklat terhadap kinerja koperasi, evaluasi ini dilakukan oleh pemerintah pusat.Agar koperasi di wilayah pedesaan dapat tumbuh dan berkembang maka diadakannya program pengembangan koperasisingle commodity. Pengembangan koperasisingle commoditydapat dikaitkan dengan strategi fokus pengembangan pedesaan berbasis komoditi unggulan (one village one product).Pengembangan koperasisingle commodityini perlu diikuti dengan pembentukan koperasi sekunder di tingkat nasional dengan pendekatan subsidiritas. Selain itu, untuk mendistribusikan hasil produknya dapat bekerjasama dengan koperasi yang lain sehingga selain koperasi melayani para anggotanya secara efektif, koperasi tersebut juga dapat memperkuat gerakan koperasinya dengan bekerjasama melalui organisasi koperasi tingkat local, nasional, regional, bahkan sampai internasional.Disamping itu, juga perlu adanya program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi di wilayah pedesaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi agar koperasi mampu tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya menjadi wadah kepentingan bersama bagi anggotanya untuk memperoleh efisiensi kolektif. Dengan demikian, diharapkan gerakan koperasi di pedesaan akan tertata dan berfungsi dengan baik, infrastruktur pendukung pengembangan koperasi semakin lengkap dan berkualitas, lembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan mandiri, dan praktek berkoperasi yang baik semakin berkembang di kalangan masyarakat pedesaan.III. KESIMPULAN dan SARANKesimpulanKonsep koperasi adalah konsep umum di dunia. Di berbagai negara, koperasi ini dijadikan sebagai salah satu bentuk dari suatu badan usaha yang dimiliki oleh banyak orang dengan prinsip satu orang satu suara. Ide koperasi sesungguhnya berasal dari negara Eropa. Tetapi ketika konsep koperasi ingin diterapkan di Indonesia yang digagas oleh Bung Hatta, ada perbedaan yang paling mendasar mengenai konsep koperasi Indonesia. Diantaranya adalah di Indonesia koperasi diberi peran utama sebagai bagian dari pembangunan dalam rangka mengentaskan kemiskinan,koperasi mempunyai peran agar jiwa dan semangatnya juga berkembang di perusahaan swasta dan Negara, serta perbedaan prinsip Koperasi yang mendasar. Jati diri Koperasi adalah kesatuan dari definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Perlu adanya penjenihan kembali citra koperasi di mata masyarakat pedesaan agar gerakan koperasi dapat diterima kembali oleh masyarakat pedesaan. Pemberdayaan masyarakat sekitar juga sangat diperlukan dalam upaya pengembangan gerakan koperasi di pedesaan, seperti pemberdayaancapitaldan pemberdayaanknowledge. Serta adanya peningkatan kualitas kelembagaan koperasi di wilayah pedesaan juga sangat membantu dalam upaya pengembangan gerakan koperasi. Peran dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dewan Koperasi Indonesia, dan lembaga-lembaga dan pelatihan perkoperasian yang dimiliki oleh Negara juga sangat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya gerakan koperasi di wilayah pedesaan.SaranPerbedaan yang ada pada prinsip koperasi antara hasil Kongres ICA pada tahun 1995 dengan UU No. 25 Tahun 1992 jangan dijadikan perdebatan tetapi sebagai bahan pengawasan untuk membangun koperasi Indonesia menjadi lebih baik lagi.Diperlukan pemahaman kembali secara mendalam mengenai jati diri koperasi dan aplikasinya secara menyeluruh untuk memperbaiki kinerja koperasi di Indonesia sehingga kepentingan dan kesejahteraan anggotanya sebagai tujuan dari koperasi dapat tercapai.IV. DAFTAR PUSTAKAhttp://mediaindo.co.id/mediaanda/default.asp?page=36diakses tanggal 14 Maret 2009 pukul [email protected] tanggal 14 Maret 2009 pukul 19.54Osa, stefanus. 2006. Koperasi Berperilaku Rentenir. http//:www.kompas.com. [diakses pada 14 Maret 2009]Mustofa. 2005. Dunia Koperasi 2005 di Titik Nol. http//:www.KapanLagi.com. [diakses pada 14 Maret 2009]

KOPERASI AGRIBISNISPERANAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNISDewasa ini globalisasi telah merubah masyarakat petani menjadi masyarakat industri. Perubahan ini sedikit banyak menyebabkan pertanianIndonesiacenderung terpinggirkan. Koperasi sebagai lembaga yang menjunjung nilai-nilai keadilan dan kebersamaan, akan memegang peran kritis terutama dalam membentuk dan menggerakkan perubahan-perubahan dalam globalisasi, serta dapat berjalan beriringan dengan pelaku ekonomi masyarakat lainnya sehingga koperasi memegang peran kunci dalam beberapa hal terutama untuk menciptakan era globalisasi yang berkeadilan.Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan: (1) pra-panen, (2) panen, (3) pasca-panen dan (4) pemasaran. Sebagai suatu sistem, kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut.Agribisnis merupakan konsep yang memandang secara holistik kaitan antara berbagai subsistem, yaituon-farm agribusinessdanoff-farm agribusinessyang meliputiup-stream agribusinessdandown-stream agribusiness.On-farm agribusinessmeliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan subsistem produksi, sedangkanup-stream agribusinessberkaitan dengan aktivitas subsistem sarana produksi. Sementaradown stream agribusinessmenyangkut sistem pengolahan dan pemasaran. Keseluruhannya ini disokong oleh subsistem penunjang, seperti R and D dan finansial.Sejauh ini, sebagai pelakuon-farm agribusinessposisi petani sangat lemah. Dengan kepemilikan lahan yang sempit, keterampilan yang kurang, adopsi teknologi yang rendah, penguasaan pasar dan informasi pasar serta akses ke lembaga keuangan yang lemah, membuat petani selalu menjadi bulan-bulanan pengusaha penyedia sarana produksi dan para tengkulak. Padahal, dari hasil penelitian sudah jelas jika penghasilan darion-farm agribusinesssangat rendah. Karena lemahnya penanganan pascapanen,value added(50-70%) usaha pertanian jadi dinikmati oleh pihak lain, dan bukan petani.Dalam pemilihan varietas/ benih misalnya, akibat varietas/ benih yang ditanam berbeda-beda, membuat waktu pemupukan maupun pengendalianhama/ penyakit yang berbeda di antara petakan-petakan petani. Dengan penyatuan areal, pengendalianhama/ penyakit akan jauh lebih efektif jika dilakukan serempak dalam satu hamparan. Pengendalian individual petak-sepetak sawah tidak akan banyak berhasil karena cuma mengusirhama/ penyakit dari satu petak ke petak lain. Dengan penyatuan sawah menjadi sebuah hamparan akan memungkinkan dilaksanakannya prinsip-prinsip manajemen input terpadu yang berintikan polajust in timemulai dari turunnya modal, tanam, pemupukan, panen hingga pemasaran. Kecil sekali peluang harga jatuh ketika panen. Peluang semacam ini tidak terjadi jika pemilihan varietas dikoordinasi/ disatukan.Dalam pengadaan sarana produksi, koperasi bisa menjadi titik distribusi dari perusahaan/ BUMN pemasok sarana produksi. Misalnya, benih dari PT Sang Hyang Seri, pupuk langsung dari gudang Pusri, pestisida langsung dari produsen/ formulator. Harganya pasti lebih murah. Ini sangat mungkin karena skala ekonomi dapat terpenuhi. Dari satu hamparan 1.000 hektar setidaknya dibutuhkan benih 25 ton dan pupuk urea 400 ton.Manajemen input terpadu oleh koperasi juga bisa berperan menangani pergudangan dan pengeringan yang diperlukan. Dengan cara ini, lewat koperasi petani akan punya opsi kapan harus menjual produknya dengan harga yang paling menguntungkan. Dengan manajemen ini kecil kemungkinan terbukanya peluang petani dipermainkan tengkulak.Ada beberapa hal yang bisa disarankan dalam rangka upaya pengembanganusaha agribisnis yang dapat diterapkan sebagai alternatifpeningkatan kualitas koperasi, yaitu sebagai berikut : Melakukan pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis agar mampu meningkatkan produksi, produktivitas komoditi pertanian serta produk-produk olahan pertanian, yang dilakukan dengan pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang efisien. Penguatan kelembagaan petani. Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedia agroinput, pengelolaan hasil, pemasaran dan penyedia jasa). Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu. Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan koperasi agribisnis.Penulis:Ninik Yuliana, SEAlumni Fakultas Ekonomi Universitas BrawijayaMalang, Jawa Timur, Indonesia

Oleh :Drs.H.Sudradjat Laksana,M.Ikom[1]Dalam arti yang sempit pertanian adalah usaha atau kegiatan bercocok tanam. Sedangkan dalam arti luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. cocok tanam perikananTerkait dengan pertanian, maka dikenal istilahpetani(farmer)danusaha tani(farming).Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh petani tembakau atau petani ikan. Usaha Tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.Ruang Lingkup PertanianAda beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya yaitu:a. Pertanian ekstraktif, yaitu pertanian yang dilakukan dengan hanya mengambil atau mengumpulkan hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini meliputi sektor perikanan dan ekstraksi hasil hutan.b. Pertanian generatif yaitu corak pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan agronomis lainnya. Berdasarkan tahapan perkembangannya pertanian generatif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:1. Perladangan berpindah (shifting cultivation),2. Pertanian menetap (settled agricultured)Selanjutnya berdasarkan ciri ekonomis yang lekat pada masing-masing corak pertanian dikenal dua kategori pertanian yaknipertanian subsistendanpertanian komersial.Pertanian subsisten ditandai oleh ketiadaan akses terhadap pasar. Dengan kata lain produk pertanian yang dihasilkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga, tidak dijual. Pertanian komersial berada pada sisi dikotomis pertanian subsisten. Umumnya pertanian komersial menjadi karakter perusahaan pertanian(farm)di mana pengelola usahatani telah berorientasi pasar. Dengan demikian seluruh output pertanian yang dihasilkan seluruhnya dijual dan tidak dikonsumsi sendiri.Pertanian Sebagai Kegiatan EkonomiSebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis.Agribisnisadalahbisnisberbasis usahapertanianatau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha pembibitan,penyediaan input produksi,dan sarana produksi, biasa diistilahkan sebagai aspek hulu. Sementara kegiatan pasca panen seperti ; distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek hilir. Sedangkan Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi.Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandangekonomibagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspekbudidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahappemasaran.Agribisnisitu adalah suatu sistem yang utuh mulai sub-sistem penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian; sub-sistem usahatani; sub-sistem pengolahan atau agroindustri dan sub-sistem pemasaran. Agar sub-sistem ini bekerja dengan baik maka diperlukan dukungan sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana serta sub-sistem penunjang dan pembinaan.Agribisnis sebagai suatu sistemAgribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:1. Subsistem Penyediaan Sarana ProduksiSub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan danpenyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.2. Subsistem Usahatani atau proses produksiSub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka3. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasilLingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, danpeningkatan mutu.4. Subsistem PemasaranSub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.5. Subsistem PenunjangSubsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi:a. Sarana Tataniagab. Perbankan/perkreditanc. Penyuluhan Agribisnisd. Kelompok tanie. Infrastruktur agribisnisf. Koperasi Agribisnisg. BUMNh. Swastai. Penelitian dan Pengembanganj. Pendidikan dan Pelatihank. Transportasil. Kebijakan PemerintahStrategi Pengembangan AgribisnisAda beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan kegiatan agribisnis diantaranya :1. Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan harmonis.Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pengolahan (Agroindustri) berkembang diIndonesia, tapi bahan bakunya dari impor. Dipihak lain,peningkatan produksi pertanian tidak diikuti oleh perkembangan industri pengolahan ( Membangun industri berbasis sumberdaya domestik/lokal). Sehingga perlu pengembangan Agribisnis Vertikal.1. Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing diatas keunggulan komparatifDalam arti bahwa membangun daya saing produk agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan bersaing, yaitu dengan cara: Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara internasional, sehingga pada tahap ini produk akhir yang dihasilkan sistem agribisnis didominasi oleh produk-produk lanjutan atau bersifat capital and skill labor intensive. Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi. Dengan demikian produk utama dari sistem agribisnis pada tahap ini merupakan produk bersifat Technology intensive and knowledge based. Perlu orientasi baru dalam pengelolaan sistem agribisnis yang selama ini hanya pada peningkatan produksi harus diubah pada peningkatan nilai tambah sesuai dengan permintaan pasar serta harus selalu mampu merespon perubahan selera konsumen secara efisien.. 3.Menggerakkan kelima subsistem agribisnis secara simultan, serentak dan harmonis.Untuk menggerakkan Sistem agribisnis perlu dukungan semua pihak yang berkaitan dengan agribisnis/ pelaku-pelaku agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, BUMN dan swasta serta perlu seorang Dirigent yang mengkoordinasi keharmonisan Sistem Agribisnis. 4.Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahanbaku(input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahanbaku(input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan, dll. Dalam mengembangkan agroindustri, tidak akan berhasil tanpa didukung oleh agroindustri penunjang lain seperti industri pupuk, industri pestisida, industri bibit/benih, industri pengadaan alat-alat produksi pertanian dan pengolahan agroindustri seperti industri mesin perontok dan industri mesin pengolah lain. 5.Membangun Sistem agribisnis melaluiIndustri PerbenihanIndustri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan atribut produk agribisnis secara keseluruhan.Atribut dasar dari produk agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. Oleh karena itu Pemda perlu mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial) berdasar komoditas unggulan masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi industri perbenihan modern. 6.Dukungan Industri Agro-otomotif dalam pengembangan sistem agribisnis.Perlu adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani atau perusahaan agro-otomotif itu sendiri. 7.Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem Networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun Horisontal (sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah. Oleh karena perusahaan-perusahaan pupuk harus dibiarkan secara mandiri sesuai dengan bisnis intinya dan bersaing satu sama lain dalam mengembangkan usahanya. Sehingga terjadi harmonisasi integrasi dalam sistem agribisnis. Serta perlu dikembangkan pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal yang selama ini dikembangkan. 8.Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan usaha mulai dari hulu sampai ke hilir. 9.Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi agribisnis.Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi, daninformasi pengolahan serta informasi pasar. 10.Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerahPembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap daerah. 11.Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm agribisnis. 12.Pengembangan strategi pemasaranPengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen.Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen). 13.Pengembangan sumberdaya agribisnis.Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor pengembangan agribisnis. 14.Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi. 15.Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain. 16.Kebijaksanaan terpadu pengembanganAdabeberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan agribisnis.a.Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas ditingkat perusahaan.b.Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan usaha sejenis.c.Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur keterkaitan antara beberapa sektor.d.Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agribisnis. 17.Pengembangan agribisnis berskala kecil.Ada3 kebijaksanaan yang harus dilakukan adalah:a.Farming ReorganizationReorganisasi jenis kegiatan usaha yang produktif dan diversifikasi usaha yang menyertakan komoditas yang bernilai tinggi serta reorganisasi manajemen usahatani. Dalam hal ini disebabkan karena keterbatasan lahan yang rata-rata kepemilikan hanya 0,1 Ha.b.Small-scale Industrial ModernizationModernisasi teknologi, modernisasi sistem, organisasi dan manajemen, serta modernisasi dalam pola hubungan dan orientasi pasar.c.Services RasionalizationPengembangan layanan agribisnis dengan rasionalisasi lembaga penunjang kegiatan agribisnis untuk menuju pada efisiensi dan daya saing lembaga tersebut. Terutama adalah lembaga keuangan pedesaan, lembaga litbang khususnya penyuluhan. 18.Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan agribisnis dan ekonomiDalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadiKLINIK KONSULTASI AGRIBISNISReferensi Bacaan :Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Artikel online darihttp://id.shvoong.com/internet-and-technologies/business-economy/1854032-agribisnis-teori-dan-aplikasinya-agribusiness/#ixzz1f1WmTS1w.R.Hermawan, SP,MP.Membangun Sistem Agribisnis.Artikel online. Makalah Seminar Mahasiswa.tgl.20 Desember 2006. Faperta UGM Yogyakarta.Wikipedia.com.Pengertian Agribisnis.