strategi dinas koperasi dan ukm kota tangerang …
TRANSCRIPT
STRATEGI DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN
DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
(KJKS)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
SAIFUL BAHRINIM: 107046102073
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1432H/2011M
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 08 Juni 2011
(Saiful Bahri)
iv
ABSTRAK
Saiful Bahri. Judul skripsi “Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dalam Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)”.
Strata Satu (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1432 H / 2011 M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan kebijakan Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS). Penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif,
yaitu metode penelitian yang menguraikan dan memaparkan masalah yang ada
sehingga memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti dan masalah tersebut
dapat dipecahkan serta diselesaikan dengan baik dan benar.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian lapangan (field
research) untuk memperoleh data primer, dengan melakukan wawancara dan
penelitian langsung terhadap pihak yang dianggap berkompeten. Selain itu, penulis
juga melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk memperoleh data
sekunder, yakni untuk memperoleh data ilmiah dan akurat yang bersumber pada
buku-buku, dokumen, dan rujukan lain yang berkaitan dengan pokok pembahasan,
kemudian dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui fenomena yang sebenarnya.
Dengan menggunakan metode analisis formulasi strategi, implementasi strategi,
pengendalian strategi, dan menggunakan metode analisis SWOT, strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threats (ancaman).
v
Penelitian ini menyimpulkan bahwa, Strategi yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) adalah dengan cara melakukan kegiatan dan program baik
jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu dengan cara bekerjasama dengan
lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta, dan dengan cara melaukan sosialisi,
pelatihan, pembinaan, serta pendataan KJKS.
Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dalam mengembangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah
kurangnya SDM yang memahami akan keberadaan dan prinsip KJKS, terbatasnya
sarana dan prasana untuk memfasilitasi KJKS, serta teknologi dan informasi yang
belum memadai.
Kata Kunci : Strategi, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), Kekuatan
(Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), Ancaman (Threats).
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur pada Allah SWT, atas limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
sebagai salah satu tugas akhir memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul “STRATEGI DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA
TANGERANG SELATAN DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI JASA
KEUANGAN SYARIAH (KJKS).”
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, sudah sepantasnya pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
dengan penyelesaian skripsi ini diantaranyan adalah:
1. Kepada Bapak Prof. Dr. Drs. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak kesempatan kepada
penulis dapat belajar dan menggali ilmu pada fakultas yang beliau pimpin.
2. Kepada Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang mengesahkan proposal skripsi
penulis.
vii
3. Kepada Bapak Mu’min Rouf, M.A Sekretaris Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Kepada Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., MA. Dosen pembimbing skripsi
penulis, yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan
skripsi.
5. Kepada Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif., M.Ag., MH. Yang telah
memberikan masukan judul skripsi penulis pada ujian proposal skripsi.
6. Kepada Ibu Dra. Hj. Ratna Nuri Aryanti, MM. Bapak Dewan Ridwan S.E.,
MM. Bapak Arpandadi. Ahmad Nur Alfiza, S.oS, M.Si, dan seluruh staff
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan
banyak waktu kepada penulis dalam wawancara maupun pemberian data dan
dokumen.
7. Kepada seluruh Dosen pada Konsentrasi Perbankan Syariah atas segala
motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengelamannya yang
menjadikan penulis percaya diri akan prinsip-prinsip syariah khususnya di
bidang ekonomi. Serta seluruh staff Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hdayatullah.
8. Kepada kedua Orang Tua dan Kakak-kakak penulis yang tercinta, Bapak
Madin dan Ibu Nisah yang telah memberikan seluruh jiwa raga untuk
mendidik, membesarkan, menyayangi, dan selalu memberi semangat kepada
penulis.
viii
9. Kepada teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2007, khususnya PS B
yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
10. Kepada Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.
Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
sendiri dan pada umumnya bagi para pembaca. Amin Ya Rabbal Alamiin.
Jakarta, 08 Juni 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 9
D. Metode Penelititan ....................................................................... 11
E. Teknik Pedoman Penulisan ........................................................... 14
F. Tinjauan Pustaka............................................................................ 14
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 18
x
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi ...................................................................................... 20
1. Definisi Strategi ...................................................................... 20
2. Bentuk-bentuk Strategi ............................................................ 21
3. Tahap-tahap Strategi .......................................................... ..... 22
B. Koperasi dan UKM ..................................................................... 29
1. Koperasi ................................................................................... 29
a. Pengertian Koperasi ........................................................... 29
b. Ciri-ciri Koperasi di Indonesia .......................................... 30
c. Fungsi Koperasi ................................................................. 31
d. Peran dan Tugas Koperasi .................................................. 31
e. Jenis dan Bentuk Koperasi .................................................. 32
2. UKM ........................................................................................ 34
a. Usaha Kecil ......................................................................... 34
b. Usaha Menengah ................................................................. 36
C. KJKS ........................................................................................... 37
1. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah .......................... 37
2. Tujuan Koperasi Syariah ......................................................... 38
3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah ....................................... 39
4. Landasan Hukum Koperasi Syariah......................................... 42
5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah .................................... 43
xi
BAB III DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Singkat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan........................................................................................... 46
B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
........... ......................................................................................... 46
C. Tujuan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan ....... 49
D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangserang
Selatan.......................................................................................... 51
E. Program Kerja dan Produk Kreativitas Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan ............................................................... 52
F. Gambaran Umum Wilayah Tangerang Selatan ........................... 56
BAB IV ANALISIS STRATEGI DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA
TANGERANG SELATAN DALAM PENGEMBANGAN
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS)
A. Formulasi Srategi ........................................................................ 60
B. Implementasi Strategi ................................................................ 72
C. Pengendalian Strategi ................................................................. 77
D. Manfaat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Bagi
Pelaku KJKS dan UKM .............................................................. 79
E. Analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
...................................................................................................... 81
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 91
B. Saran-saran ................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 95
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................. 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan terus meningkatnya perekonomian dunia khususnya di negara-
negara maju saat ini, semakin menuntut negara berkembang untuk mengikuti
perkembangan ekonomi dunia yang kian pesat, agar tidak terseret dalam arus
ekonomi global. Di Indonesia sendiri, banyak pihak yang meyakini bahwa UKM
mampu untuk meningkatkan perekonomian nasional sekaligus mengatasi
permasalahan ekonomi dalam negeri saat ini, mengingat besarnya potensi usaha
mikro, kecil, menengah dan koperasi di Indonesia.
Dari beberapa data ditahun–tahun terakhir ini tercatat hingga Juni 2009,
koperasi di Indonesia telah berjumlah 166.155 unit dengan permodalan koperasi aktif
yang terdiri dari modal sendiri Rp 27,27 triliun dan modal luar Rp 36,25 triliun
dengan nilai volume usaha Rp 55,26 triliun. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 2009 mencatat jumlah UKM di Indonesia sebanyak 520.220 unit. Diperkirakan
akan ada 600.000 pelaku UKM baru pada 2010. Sementara dana Kredit Usaha Rakyat
(KUR) yang disalurkan sejak Januari 2008-Januari 2010 sekitar 17,541 triliun rupiah
untuk 2,4 juta debitur.1
1 Abdurrahman adi , ”Mengoptimalkan Potensi UKM”, jurnal diakses pada 01 Desember2010 dari http://abdurrahmanadi.wordpress.com/2010/11/19/mengoptimalkan-potensi-ukm-jurnal.html
2
Pemerintah dalam membina dan mengembangkan koperasi kadang-kadang
kurang menyadari bahwa hakekat sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi
pasar. Koperasi harus dikembangkan dalam kerangka dan ruang lingkup ekonomi
pasar tanpa komando dan monopoli. Koperasi tidak dapat dipaksa beroperasi sebagai
alat kebijaksanaan pemerintah, tetapi sebaliknya ia juga tidak bisa berkembang bila
diberi monopoli dan hak-hak istimewa yang mematikan mekanisme ekonomi pasar.
Koperasi adalah sokoguru atau tiang-tiang pokok penyangga ekonomi rakyat banyak,
dan sokoguru hanya akan kuat apabila peran serta anggotanya benar-benar berjalan
secara aktif dan efektif.2
Di Indonesia kehadiran Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sangat
membantu akan peningkatan ekonomi nasional maupun masyarakat, dimana
kehadiran KJKS bertujuan untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi soko gurunya,
membangun dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat serta meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial, dan memberikan modal kepada pedagang-
pedagang kecil.
Dalam GBHN 2004, tertulis bahwa upaya pembinaan dan pengembangan
UKM merupakan suatu keharusan agar industri kecil dapat tumbuh sebagai bagian
dari dunia usaha yang kuat, tangguh, efisien, dan mandiri. Sehingga diharapkan
pengoptimalan dan pengembangan KJKS, dapat dilaksanakan secara simultan dalam
2 Mubyarto., Sistem dan moral ekonomi Indonesia, (Jakarta : LP3ES, 1988), Cet. 1, h. 76.
3
kerangka kerja yang komprehensif dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan,
pemberdayaan masyarakat, pembangunan sosial, dan penyediaan berbagai
infrastruktur pendukung lainnya.
Namun dalam kegiatan KJKS terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi
perkembangan KJKS diantaranya : kurangnya SDM, Kurangnya pembinaan terhadap
usaha mereka, baik itu dari lembaga-lembaga terkait terhadap berdirinya KJKS
maupun pihak lain, sulitnya legalitas hukum, sulitnya akses ke perbankan maupun
lembaga terkait dikarenakan kehadiran KJKS yang masih baru, menyebabkan
sulitnya pemberian modal,3 Kebijaksanaan dan sistem perbankan serta penanaman
modal dirasa sering kurang menunjang usaha peningkatan modal koperasi, yang
umumnya dimiliki dan dikelola oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah,4
Sekalipun KJKS paham akan keberadaan bank sebagai penyedia dana atau pinjaman,
akan tetapi KJKS terkendala oleh kondisi internal yaitu tidak adanya kolteral atau
jaminan,5 KJKS masih belum memiliki sarana seperti perkantoran transportasi
pergudangan dan komunikasi yang lengkap untuk menunjang usahanya, kelemahan
manajemen dan keterbatasan kemampuan para pelaksana usaha (manajer) dalam
perencanaan usaha mengakibatkan melemahnya usaha KJKS untuk dapat berpacu dan
3 Wawancara pribadi dengan Husen. Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat . 18 Februari2011
4 Ahmad Dimyati, Dkk., Islam dan Koperasi : Telaah Peran Serta Umat Islam dalamPengembangan Koperasi, (Jakarta, 1989), Cet. 1, h. 199.
5 Herva Octaviana, “Strategi BMT Al-Kautsar Dalam Mengembangkan Usaha Kecil danMenengah di Bekasi”, ( Skripsi S1 Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, 2009), h. 4.
4
bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya, serta kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap KJKS.
KJKS dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang antara
lain, terjelma dalam pemerataan pendapatan di masyarakat melalui pertumbuhan
koperasi-koperasi yang sehat. KJKS digerakkan agar distribusi dari pemilikan asset
(kekayaan) dan kesempatan berusaha dalam masyarakat diperbaiki secara fungsional
dan terus-menerus. Bahkan sementara para ahli mengatakan koperasi sebagai gerakan
yang berperan untuk turut mempercepat proses capital ownership reform. Karena
koperasi muncul sebagai countervailing power atau balance wheel (roda
pengimbang) terhadap kapitalisme yang tak terbendung. Rasanya untuk Indonesia
akan lebih dari itu, koperasi akan berperan sebagai substantive power (kekuatan
subtantif) dalam sistem perekonomian.6
Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi KJKS dibutuhkan kehadiran
suatu lembaga yang dapat membantu mengembangkan, membina, mengayomi dan
memajukan usaha mereka, sehingga KJKS dapat bertahan dan berkembang pesat.
Dimana lembaga tersebut bertugas sebagai motivator, komunikator, dinamisator, dan
fasilitator yang merupakan peran pengembangan koperasi melalui kelembagaan,
sehingga para pelaku KJKS dapat memberi kemaslahatan bersama bagi masyarakat,
sehingga mereka dapat hidup mandiri dengan usahanya dan semakin berkembang
6 Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, (Jakarta, 1992), Cet. 1, h. ix.
5
untuk memenuhi hajat hidup mereka, Hal ini telah terwujud dengan hadirnya Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
Landasan hukum atas pengembangan usaha kecil dan menengah mengacu
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 yaitu tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.7
Oleh sebab itu Dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sangat
mempunyai peran penting dalam pengembangan KJKS, karena dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat kecil, terutama kalangan menengah kebawah, serta
koperasi di Indonesia makin berkembang.
Latar belakang berdirinya Dinas Koperasi dan UKM ini berlandaskan pada
banyaknya koperasi dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang belum terbina
terdiri dari 371 koperasi dan 1700 UKM berdasarkan data yang didapatkan dari
Dinas koperasi dan UKM Kota Tangsel,8 sebab itu guna dari Dinas ini salah satunya
membina para pendiri koperasi dan UKM agar lebih mandiri dan dapat meningkatkan
hasil produksi mereka, serta dapat mempertahahnkan usaha mereka.
Dinas koperasi dan UKM Kota Tangsel mempunyai kegiatan dan program
kerja yang terbagi atas tiga bagian, yaitu :
7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor . 32 Tahun . 1998
8 Wawancara pribadi dengan H. Arpandadi. KotaTangerang Selatan, BSD . 13 Desember2010
6
1. Koperasi :
Yang terbagi atas tiga kasi ( kepala seksi ) antara lain: kasi sosialisasi,
kelembagaan dan penilaian kesehatan koperasi.
2. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Terbagi menjadi tiga kasi ( kepala seksi ) antara lain: kasi aneka usaha,
kelembagaan UKM, serta perdagangan barang dan jasa.
3. Bidang fasilitas dan permodalan
Terbagi menjadi tiga kasi ( kepala seksi ) antara lain: kasi fasilitas
pembiayaan, kasi monitoring, serta kasi monitoring dan evaluasi.9
Dengan program tersebut Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel bertugas
untuk membina, sosialisasi, mendata, mengelompokkan bidang-bidang usaha kecil
dan menenengah, seperti promosi barang yang telah diproduksi, legalitas atas
berdirinya KJKS dan UKM, pemberian alat produksi, penyuluhan, memberikan solusi
kepada para pelaku KJKS dan UKM tentang permodalan dan mampu mengakses
modal dari Bank pemerintah maupun swasta, serta melakukan penilaian kesehatan
KJKS maupun UKM apakah masih sehat atau tidak.10
Akan tetapi keberadaan suatu lembaga tidak akan mampu bertahan lama jika
tidak memiliki strategi. Begitu juga dengan keberadaan Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan dalam usahanya mengembagkan KJKS. Strategi diperlukan
9Wawancara pribadi dengan H. Arpandadi. KotaTangerang Selatan, BSD . 13 Desember 2010
10 Ibid.
7
dalam suatu lembaga dengan maksud agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dan hambatan-hambatan yang ada dapat
diminimalisir. Dari formulasi tersebut diharapkan pengembangan terhadap KJKS
dapat direalisasikan.
Dalam hal ini strategi pengembangan sangat dibutuhkan, yang berguna untuk
meningkatkan kegiatan Dinas Koperasi dan UKM, sehingga menghasilkan kinerja
yang baik, dan Dinas Koperasi dan UKM dapat bertahan lama, maka analisis SWOT
bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan yang di dasarkan pada logika untuk memasimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).11
Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa dirumuskan faktor kunci
sukses yang mungkin dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan.
Faktor kunci sukses ini sangat penting sekali sebab akan memberi informasi
bagaimana sebenarnya profil keunggulan program kerja yang dimiliki Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan tersebut.
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga yang
bergerak di bidang ekonomi tentunya tidak lepas dari masalah-masalah yang dihadapi
dalam menjalankan roda organisasinya yang dipengaruhi perkembangan,
pertumbuhan dan pola hidup masyarakat. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut
11 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet 14, h. 17.
8
tentunya pengelola Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan bekerja sama
dengan KJKS, perlu membuat strategi yang tepat sehingga Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan dapat bertahan, dan terus mengembangkan perekonomian
rakyat, khusususnya diwilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian di atas, maka
untuk mengetahui lebih jauh mengenai strategi pengembangan KJKS pada Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, penulis bermaksud mengadakan
penelitian ilmiah yang akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul “Strategi
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam Pengembangan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pada dasarnya dalam menganalisis SWOT, maka kita harus menganalisis
segala aspek internal dan eksternal, mulai dari lingkungan, struktur organisasi
perusahaan, laporan keuangan secara periodik, analisa terhadap strategi para
pesaing yang ada, analisa perilaku konsumen,dan lain sebagainya. Melihat segala
aspek yang begitu luas, oleh karena itu agar penelitian lebih terarah kepada
permasalahan yang dimaksud, penulis membatasi hal-hal sebagai berikut :
a. Objek yang diteliti hanya Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
saja.
9
b. Masalah yang diteliti hanya pada masalah bagaimana strategi dan kebijakan
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan
KJKS, ditinjau melalui perspekif formulasi strategi, implementasi strategi,
pengendalian strategi, dan melalui perspektif strengths (kekuatan),
weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (tantangan).
2. Perumusan Masalah
Dalam rangka memfokuskan pembahasan, penulis merumuskan
beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini,yaitu :
a. Bagaimana kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
dalam pengembangan KJKS ?
b. Analisis SWOT dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam
upaya pengembangan KJKS
c. Strategi kedepan dan langkah-langkah Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setelah menyelesaikan skripsi ini tujuan yang hendak dicapai adalah:
a. Mengetahui Strategi dan Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi srategi Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam upaya mengembangkan KJKS
10
c. Menganalisa dimana letak kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
terhadap strategi pengembangan yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan
d. Menyarankan alternatif strategi yang dapat dipakai oleh Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan KJKS
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis
Yaitu memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang
diteliti. Juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai segala macam
aspek yang berhubungan dengan strategi, Koperasi Jasa Keuangan Syariah,
Usaha Kecil dan Menengah, serta kebijakan dan strategi kedepan dari Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
b. Bagi Program Studi Muamalat
Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan, melengkapi dan
memberikan informasi yang berharga mengenai strategi pengembangan dan
Usaha Kecil dan Menengah.
c. Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel
Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna mengembangkan
usaha kecil dan menengah, serta perekonomian umat pada umumnya.
11
d. Bagi Masyarakat
Semoga dapat menjadi pemahaman bagi masyarakat dalam mendirikan usaha,
dan memahami kehadiran dari KJKS itu sendiri, sehingga dapat membantu
mendirikan usaha mereka, maka perekonomian masyarakat semakin
meningkat.
D. Metode Penelitian dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis kualitatif, yaitu
penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang
berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan.12 Penelitian ini hanya
menitik beratkan pada strategi pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan yang ditinjau
dari perspektif kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangsel , serta peluang dan tantangan yang dihadapi kedepan.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan penelitian lapangan. Data
penelitian diperoleh dengan penelitian langsung ke objek yang diteliti sebagai
sumber data melalui observasi dengan mengamati dan manganalisis catatan-
catatan dan laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
12Irawan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995),cet 1, h. 35
12
Selain itu, metode data yang diperoleh melalui wawancara dan memberikan
kuesioner kepada pihak-pihak terkait dengan instrument terstruktur.
b. Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari berbagai literature dan
referensi lain seperti buku, majalah, makalah, jurnal, surat kabar, serta setiap
artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas,
dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.
3. Pengumpulan Data
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenan dengan judul
penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Kajian Kepustakaan
Kajian pustaka yang dilakukan untuk mencapai pemahaman yang
komprehensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang digunakan
untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
yang penulis lakukan, majalah, surat kabar, serta beberapa artikel yang
relevan yang berkaitan dengan masalah yang penulis angkat, yaitu yang
berkaitan dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah, dan strategi melalui
analisis SWOT.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
tentang strategi pengembangan KJKS pada Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel. Untuk memperoleh data yang ada di lapangan, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
13
1) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari
responden. Atau metode pengumpulan data dengan Tanya jawab yang
dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian dengan menggunakan
panduan wawancara.13
Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan
penelitian.14
2) Studi Dokumenter
Dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan
yang sehubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh Dinas UKM Kota
Tangerang Selatan mengenai pengembangan KJKS.
4. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif
analitis, dimana penulis terlebih dahulu mengumpulkan dan memaparkan data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pihak Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangsel, dan data yang diberikan pihak Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangsel untuk kemudian menganalisisnya.
13 Moh. Nazir, Metode Peneltian, (Bandug: Ghalia Indonesia, 2003), Cet ke 1, h. 193.
14 Sutrisno Hadi, Metodologi Research: jilid 2, ( Yogyakarta: Andi 2004), Cet 10, h. 218
14
E. Teknik Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007
yang merupakan pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Jakarta,
khususnya Fakultas Syariah dan Hukum.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih
lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang
penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi yang sudah
ada, yang mempunyai judul hampir sama dengan akan penulis teliti. Maksud
pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti berbeda
dengan penelitian skripsi-skripsi sebelumnya.
Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis tidak
menemukan judul skripsi yang sama. Namun ada beberapa objek peneititan yang
hampir sama, diantaranya:
No. Peneliti Judul Hasil
1 Fitri
Audhitd
(Skripsi
FSH UIN
Jakarta,
Strategi KBMT
El-Umma dalam
mengembangkan
UMKM di Bogor
Strategi yang dijalankan KBMT El-Umma
dalam mengembangkan UMKM di Bogor
adalah dengan melakukan strategi pada
produk dengan cara penerapan syarat yang
mudah dan bagi hasil yang adil.
15
2010) Strategi pengelolaan dana pada KBMT El-
Umma dengan cara dana yang ada
dipisahkan menjadi dua, yaitu dana Bait al
maal dan Batut Tamwil. Sedangkan hal-hal
yang mempengaruhi KBMT El-Umma
dalam mengembangkan UMKM di Bogor
dapat dilihat dari aspek menejemen, aspek
lingkungan, sosial dan budaya.
2. Najibul
Millah
(Skripsi
FSH UIN
Jakarta,
2008)
Strategi Pusat
Koperasi Syariah
dalam upaya
Pengembangan
Koperasi Syariah
primer
Strategi yang dilakukan Puskopsyah
kepada koperasi-koperasi primer syariah
sebagai mitranya adalah dengan melakukan
sosialisasi dalam bentuk pengajian,
manajer operasional dan keuangan
melakukan analisa kelayakan pembiayaan,
Koperasi primer membuat permohonan
pebiayaan Usaha Ekonomi Rumah Tangga.
Program pembinaan yang dilakukan oleh
Puskopsyah memberikan bantuan sebagai
modal kerjasama usaha dengan pola bagi
hasil, mengadakan pelatihan kader
muamalah, mengadakan pelatihan dalam
bentuk magang.
3. Cecep
Suyudi M
(FSH UIN
Jakarta,
Strategi lembaga
nirlaba dalam
upaya
pemberdayaan
usaha mikro, kecil
Strategi yang diterapkan pada program
MM-DD dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat khususnya pada economic
development meliputi: pembentukan
kelompok secara partisipatif, penguatan
16
2008) dan menengah
(UMKM) studi
pada lembaga
nirlaba syariah
masyarakat
mandiri Parung
Bogor
kapasitas SDM secara komunitas,
menciptakan dan mengembangkan usaha
produktif, pengembangan kelembagaan
secara komunitas.
Strategi pendukung berupa: pembinaan
keislaman dan keagamaan, pendampingan
dan perluasan wawasan kelompok sasaran
dan masyarakat sekitar terhadap
pentingnya pendidikan dan kesehatan.
Dampak dari pelaksanaan masyarakat
mandiri antara lain: pemberian modal,
peningkatan pendapatan mitra, asset
produktif mitra, peningkatan pengertahuan
keagamaan mitra, interaksi sosisal antara
mitra, serta tanggung jawab mitra mandiri.
4 Eko
Nurmianto
(Jurnal
Teknik
Industri :
2004)
PerumusanStrategiKemitraanmenggunakanmetode AHP danSWOT
Penilaian kinerja dari suatu model atau
pola kemitraan terdapat beberapa kriteria
yang dapat digunakan yaitu efektivitas,
profesionalitas, pola pembinaan, pola
pengawasan,modal yang disalurkan,
potensi pengembangan, dan prosedur
birokrasi yang ada.
Pengaplikasian pola tersebut harus
didukung oleh stake-holder dan top
17
management di BUMN, terutama untuk
perencanaan jangka panjang.
5. Thamrin
Husein
(Artikel
Ekonomi:
2009)
Strategi
Pengembangan
Usaha Kecil
Menengah
(UKM) Pada Era
Pasar Global
Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
sangat mempengaruhi kekuatan
perekonomian suatu negara. Kinerja usaha
kecil dan menengah di Indonesia juga
memberikan andil yang luar biasa terhadap
penguatan sistem perekonomian nasional,
minimal ada 2 indikator yang menjadi
ukuran kinerja UKM diantaranya nilai
tambah yang dihasilkan dan serapan tenaga
kerja.
Internasionalisasi pasar yang disebut juga
dengan perdagangan bebas yang sering
dikenal sebagai main stream globalisasi
dunia akan sangat mempengaruhi
kebijakan negara-negara di dunia saat ini
dan masa mendatang, terutama dalam
mengembangkan UKM.
Berbeda dengan karya-karya ilmiah diatas, bahwa penelitian yang
akan penulis lakukan dengan judul “Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dalam pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS)” adalah bertujuan untuk mengetahui dimana letak kekuatan,
18
kelemahan, peluang, dan tantangan yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan
UKM Tangerang Selatan, serta memberikan alternatif yang baik untuk
memajukan Dinas tersebut, sehingga para pelaku UKM dapat terbina dengan
baik, khususnya KJKS. Dalam skripsi ini dibahas pula Strategi dan kebijakan
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan
Koperasi Jasa Koperasi Syariah, yang meliputi formulasi strategi,
implementasi strategi, serta pengendalian strategi Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan. Penelititan ini sekaligus memaparkan antara teori
dengan realitas yang ada.
Demikian perbedaan pokok bahasan serta materi antara penulis dengan
skripsi dan artikel tersebut diatas.
G. Sistematika Penulisan
Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah
analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka berikut penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi
dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut:
19
BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah tujuan penelitian dan
manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, metode
penelitian, teknik penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II: Pengertian strategi, bentuk-bentuk, tahap-tahap strategi, Pengertian
Koperasi dan UKM, ciri-ciri, serta kriterianya , dan pengertian KJKS.
BAB III: Tinjauan umum tentang sejarah singkat Dinas Koperasi dan UKM
Tangerang Selatan, Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan, Tujuan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan, Struktur Organisasi, Personalia dan Mekanisme kerja,
Program Kerja dan Kreativitas, serta gambaran umum wilayah
Tangerang Selatan.
BAB IV: Formulasi Strategi berikut strategi tingkat korporasi, strategi fungsional,
dan tahapan formulasi strategi, implementasi strategi, pengendalian
strategi, serta manfaat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan bagi para pelaku KJKS dan UKM di daerah Tangerang Selatan,
analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
BAB V: Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dan saran-saran. Bab ini juga
dilengkapi dengan Daftar Pustaka beserta lampiran-lampiran yang
mendukung.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Definisi Strategi
Secara etimologi strategi dari bahasa Yunani yaitu strategos yang berarti
jenderal. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai suatu
siasat untuk mengalahkan musuh. Namun, pada akhirnya strategi berkembang untuk
semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, dan agama.15 Dan
dalam bahasa Yunani kuno dapat pula berarti “seni perang”. Suatu strategi
mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada
dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.16
Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu dan ukuran17
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah ilmu
dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
15 Rafiudin & Manan Abd. Djaliel. Prinsip & Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), h.76.
16 Husein Umar, Strategic Management in Action,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2001)
17 Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta Aksara,1983), Cet. Ke 2, h. 245
21
kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus.18
Strategi adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai tujuan. Kadang-kadang langkah yang harus dihadapi penuh terjal dan
berliku-liku, namun ada pula langkah yang relative rendah. Di samping itu, banyak
rintangan atau cobaan yang dihadapi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap
langkah harus dijalankan secara hati-hati dan terarah.19
Dari berbagai pengertian dan definisi diatas mengenai strategi, secara umum
dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver,
yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk
menjamin keberhasilan mencapai tujuan. Dan dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan strategi adalah langkah-langkah atau rencana yang harus dijalankan
secara cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
2. Bentuk-Bentuk Strategi
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
menajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya,
18 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisiketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 1092.
19 Kasmir, kewirausahaan. (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2006) h. 171
22
strategi pengembangan produk, strategi pengembangan pasar, strategi
mengenai keuangan, dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan tersebut melakukan strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divertasi dan
sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara
fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional,
strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi lain yang
berhubungan dengan keuangan.
3. Tahap-tahap Strategi
a. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manajemen.
Tahapan ini berintikan pada analisis lingkungan internal dan analisis
lingkungan eksternal. Aktivitas analisis ini kerap digabung dalam suatu
kesatuan aktivitas yang lebih dikenal sebagai Analisis SWOT (Strength,
Weakness, Oppurtunity and Treath). Hasil analisis SWOT akan menunjukkan
23
kualitas kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian memberikan
rekomendasi berupa pilihan strategi generik serta kebutuhan atau modifikasi
sumberdaya organisasi.20
Berikut dijelaskan tentang analisis SWOT 21:
1) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh lembaga.
Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat memahami dan
mengetahui cara tepat dalam menyusun rencana global
2) Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki
sebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan, lembaga yang diharapkan
dapat mengantisipasi agar kelemahan itu tidak menjadi penghalang dalam
mencapai rencana global
3) Opportunity (peluang) adalah situasi yang menguntungkan lembaga.
Dengan mengetahui peluang lembaga diharapkan dapat memanfaatkannya
menjadi potensi yang dapat mengantarkan tujuan utama.
4) Treath (ancaman) adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan
lembaga. Ancaman ini perlu diketahui oleh lembaga dengan baik. Dengan
mengetahui ancaman lembaga diharapkan dapat mengambil langkah-
langkah awal agar ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.
20 Ismail Yusanto & M Karebet, Manjemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: KhairulBayan, 2003), h. 11.
21 Mulia Nasution, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Djambatan, 1996), h. 30-31.
24
Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan eksternal
suatu lembaga adalah mengidentifikasi peluang (opportunity) yang harus
segera mendapat perhatian serius dan pada saat yang sama lembaga
menentukan beberapa kendala dan ancaman yang perlu diantisipasi22
Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa dengan
analisis internal maupun eksternal, maka suatu lembaga akan mengetahui
aspek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaganya. Sehingga
lembaga tersebut dapat mengidentifikasi peluang peluang yang ada dengan
begitu kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan yang dapat
mengokohkan lembaga.
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi dalam hal ini adalah pengembangan tujuan,
mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan, kelemahan
secara internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi
alternative dan memilih strategi tertentu yang akan dihasilkan.23
Kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih
suatu strategi, yaitu:24
1) Strategi tersebut harus berkontribusi untuk kinerja perusahaan yang lebih
tinggi,
22 Amirullah & Sri Budi Cantika, Manajemen Strrategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002),Cet. Ke-1, h. 127
23 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhard Lindo, 2002), h. 1524 Fanya Jodie, Pentingnya Analisa Situasi untuk Perumusan Strategi, Jurnal diakses pada tgl
24 Juni 2011 dari http://vibizmanagement.com/column/index/category/strategic_management/2313
25
2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif,
3) Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat di
dalam organisasi,
4) Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan
organisasi strategi harus dengan misi organisasi dan tujuan jangka
panjang,
5) Strategi tersebut harus sesuai dengan keseluruhan situasi yang ada.
Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi
memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan memiliki tujuan, maka
lembaga dapat merefleksikan target yang akan dicapai. Strategi yang
dirumuskan hendaknya harus melihat kearah depan terhadap suatu lembaga
agar suatu lembaga dapat mencapai tujuannya.
c. Implementasi Strategi
setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipadukan kedalam
kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan kreatif
sekalipun tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali bila dilaksanakan
dengan baik. Implementasi strategi bertupu pada alokasi dan pengorganisasian
sumber daya manusia yang ditampakkan melalui penetapan struktur
oeganisasi, mekanisme kepemimpinan yang dijalankan berikut budaya
perusahaan dan organisasi.25
25Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Mnajemen Straegis dalam PerspektifSyariah, h. 92
26
1) Penetapan struktur Organisasi
Alfred Chandler mengutarakan suatu prinsip, yaitu: “struktur
Follows Strategy” yang berarti struktur organisasi harus dibentuk untuk
mendukung agar penerapan strategi yang telah dibuat dapat lebih
efektif. Jika suatu saat strategi di ubah, maka perusahaan wajib untuk
mengubah atau menyesuaikan struktur organisasinya.26
Struktur organisasi menunjukkan kerangka organisasi dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-
unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pengambilan keputusan serta ukuran satuan kerja.27
2) Mekanisme Kerja
Dalam konteks manajemen strategi, kepemimpinan strategi adalah
kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang terjadi,
memiliki visi, mampu mempertahankan fleksibilitas organisasi dan
26 Agusitnus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, Jakarta:Binarupa Aksara, 1996), Cet Ke-1, h. 113
27 Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Manajemen Straegis dalam PerspektifSyariah., h. 108
27
dapat memeberikan atau mendelegasikan kuasa kepada orang lain untuk
menciptakan perubahan strategis yang perlu.28
3) Budaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan
sebuah budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang penting
bagi kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan strategi
organisasi. Budaya dapat menjadi pengikat sekaligus motivator rasa
kebersamaan para anggota organisasi melalui pemahaman yang sama
tentang tata cara dan batasan perilaku dalam organisasi.29
Dari uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa implementasi
strategi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi. Langkah implementasi strategi
sebagian tergantung pada tujuan dari strategi lembaga. Selain itu implementasi juga
tergantung pada struktur organisasi. Keberhasilan implementasi dapat dihambat oleh
kendala-kendala intern lembaga seperti struktur lembaga yang kaku ataupun budaya
organisasi tidak sesuai. Hal ini dikarenakan budaya organisasi mempengaruhi
interaksi internal.
28 Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik, h. 16529 Ibid, h. 172
28
d. Pengendalian Strategi
pengendalian strategi terdiri atas penentuan cakupan besaran
keberhasilan (kualitatif dan kuantitatif) dalam pencapaian strategi organisasi.30
Selama implementasi berlangsung, kemajuan secara berkala atau pada tahap-
tahap penting untuk menilai apakah organisasi bergerak ke arah sasarannya
harus diperiksa, apakah strategi itu diimplementasikan seperti yang
direncanakan dan apakah strategi tersebut mencapai hasil yang diharapkan.
Secara umum pengendalian strategi terdiri dari tiga langkah,31 yaitu:
1) Pengukuran kinerja (measure the performance), yaitu perbandingan
antara standard dengan pelaksanaan.
2) Perbandingan prestasi dengan standar (Compare The Performance
Match The Standard), yaitu langkah untuk membandingkan hasil-hasil
yang telah diukur dengan target atau standar yang telah di tetapkan
sebelumnya.
3) Mengambil tindakan korektif (The Corretive Action), yaitu tindakan
manajerial yang diambil para manajer ketika prestasi rendah di bawah
standar atau target yang telah ditetapkan.
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengendalian strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi
30 Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Mnajemen Straegis dalam PerspektifSyariah., h. 144
31 Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik, h. 183
29
yang telah dirumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah dicapai,
maka suatu lembaga akan mengetahui posisi lembaganya. Sehingga kesalahan
yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.
B. Koperasi dan UKM
1. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Terdapat bermacam-macam definisi koperasi, dan jika diteliti dengan
seksama, maka tampak bahwa definisi itu berkembang sejalan dengan
perkembangan jaman. Menurut definisi yang diberikan Dr. Fay (1908),
menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha
bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-
masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat
imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.32
Menurut Hatta (Bapak Koperasi Indonesia), Koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-
menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan
32 Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto., “Perkoperasian Sejarah,Teori & Praktek”(Bogor : Ghalia Indonesia , 2004) Cet. 1, h. 38.
30
memberi jasa kepada kawan berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat
seorang’.33
Undang-Undang RI N0, 25 Tahun 1992 koperasi didefenisikan
sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.34
b. Ciri-ciri Koperasi Indonesia
Indonesia termasuk salah satu Negara yang menerbitkan perundang-
undangan yang khusus mengatur koperasi. Undang-undang yang berlaku saat
ini adalah UU RI Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Ciri-ciri
koperasi Indonesia secara umum dituangkan dalam pasal 2, 3, 4 dan 5 yang
menetapkan prinsip koperasi Indonesia, terdiri dari 7 (tujuh) butir dalam 2
ayat, 35 yaitu :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
3) Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa masing-masing anggota;
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
33 Hatta34 Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto., “Perkoperasian Sejarah,Teori & Praktek”
(Bogor : Ghalia Indonesia , 2004) Cet. 1, h. 40.35 Bunyamin, Jenis dan Bentuk Koperasi, http://www.cerita-bunyamin.blogspot.com/ jurnal di
akses pada tgl 15 Maret 2011
31
5) Kemandirian;
6) Pendidikan perkoperasian;
7) Kerjasama antar koperasi.
c. Fungsi Koperasi
1) Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia
2) Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia
3) Untuk meningkatkan kesejahteraan warga Negara Indonesia
4) Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan
koperasi
d. Peran dan Tugas Koperasi
1) Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat Indonesia
2) Meningkatkan demokrasi Indonesia
3) Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara
menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.36
Sedangkan dalam BAB III, bagian pertama pasal 4 UURI No.
25/1992 diuraikan fungsi dan peran koperasi sebagai berikut :
a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
36 http://www.organisasi.org/ jurnal diakses pada tgl 15 maret 2011
32
b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya.
d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.37
e. Jenis dan Bentuk Koperasi
Berdasarkan Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
27 Tahun 1999 (Revisi 1998) mengenai Akuntansi Perkoperasian, koperasi
digolongkan kedalam empat jenis berdasarkan kepentingan anggota dan usaha
utama koperasi yaitu:38
1) Koperasi Konsumen, Koperasi Konsumen adalah koperasi yang
anggotanya para konsumen akhir barang atau jasa, dan kegiatan atau
jasa utama melakukan pembelian bersama. Kedudukan anggota sebagai
pelanggan adalah pemilik barang atau jasa dari anggota
2) Koperasi Produksi, Perlu dibedakan pengertiannya antara koperasi
produsen dengan koperasi produksi. Koperasi produsen akan berubah
37 Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto., “Perkoperasian Sejarah,Teori & Praktek”(Bogor : Ghalia Indonesia , 2004) Cet. 1, h. 43
38 Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tahun 1999 (Revisi 1998)
33
menjadi koperasi pemasaran dan atau koperasi pengadaan. Sedangkan
koperasi produksi mempunyai pengertian sebagai koperasi dimana
anggotanya berstatus sebagai pekerja koperasi. Tugas koperasi adalah
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam upaya
menciptakan lapangan pekerjaan bagi para anggotanya. Kedudukan
anggotanya selain sebagai pemilik adalah sebagai pekerja pada
koperasinya.
3) Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya
menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya.
Dengan kata lain tugasnya menyelenggarakan pelayanan tabungan dan
sekaligus memberikan kredit kepada anggotanya. Melalui pelayanan
tabungan dan pinjaman dari koperasi, maka anggota mendapatkan
pelayanan-pelayanan keuangan yang lebih baik dan lebih
menguntungkan. Kedudukan anggota selain sebagai pemilik adalah
sebagai nasabah.
4) Koperasi Pemasaran atau Koperasi Produsen, Koperasi Produsen adalah
koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau
perusahaan sendiri-sendiri tetapi kerjasama dalam wadah koperasi untuk
menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa dan kegiatan utamanya
menyediakan, mengoperasikan atau mengelola sarana produksi bersama.
Dapat disimpulkan bahwa tugas koperasi produsen adalah memasarkan
barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggota agar usaha anggota dapat
34
berkembang menjadi lebih baik. Kedudukan anggota adalah sebagai
pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
2. Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UKM)
Batasan mengenai skala usaha menurut BPS berdasarkan criteria
jumlah tenaga kerja, yaitu : industri mikro 1 – 4 orang, industri kecil 5 – 19
orang, industri menengah 20 – 99 orang.39
a. Usaha Kecil
1) Pengertian Usaha Kecil
Usaha kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 9 Tahun
1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi criteria
kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- ( dua ratus juta rupiah )
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) per
tahun, serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah).40
2) Ciri-ciri Usaha Kecil
a) Jenis barang atau komoditi yang diusahakan sudah tetap tidak
gampang berubah,
39 http://www.Republika.com November 200640 http://www.scribd.com/ jurnal di akses pada tgl 8 Maret 2011
35
b) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-
pindah,
c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga, dan sudah membuat rencana usaha,
d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP,
e) Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha,
f) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal,
g) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business planning.
3) Contoh Usaha Kecil
a) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja,
b) Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya,
c) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu
dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan,
d) Peternakan ayam, itik dan perikanan
e) Koperasi
36
b. Usaha Menengah
1) Pengertian Usaha Menengah
Usaha menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 Tahun
1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi criteria kekayaan
usaha bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta
dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah) s/d Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
2) Ciri-ciri Usaha Menengah
a) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih
baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas
yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan
bagian produksi;
b) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
c) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuan,
telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
d) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,
izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
e) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
37
f) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih
dan terdidik;
3) Contoh Usaha Menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi
dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu :
a) Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala
menengah;
b) Usaha perdagangan (grosir) termasuk export dan impor;
c) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa
transportasi taxi dan bus antar propinsi;
d) Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
e) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer
buatan.
C. KJKS
1. Pengertian KJKS
Berdasarkan ketentuan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 91/Kep/MKUKM/IX/2004
disebutkan bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang
38
kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola
bagi hasil (syariah)41
Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan
dalam KJKS, mempunyai payung hukum dan legal kegiatan operasionalnya asal saja
memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.42
Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan
bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan dengan system bagi hasil, dan tidak riba,
perjudian (maysir) serta ketidak jelasan (gharar). Untuk menjalankan fungsi
perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi
usaha koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus diniyatkan
sah berdasarkan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.43
2. Tujuan Koperasi Syariah
Tujuan koperasi syariah yaitu mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai
norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota,
pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota berdasarkan
41 Menteri Negara Koperasi dan UKM Surat Keputusan Nomor 91/Kep/MKUKM/IX/2004
42 Koperasi Jasa Keuagan Syaiah., http://edisi03.blogspot.com/ jurnal diakses pada tgl 15Maret 2011
43 M Shodiq Mustika, “koperasi syariah apa dan bagaimana”, artikel diakses pada 18 Maret2011 dari http://msodik.blogspot.com
39
kontribusinya, kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada
pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya
serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam.44
3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
Dalam koperasi konvensional lebih mengutamakan mencari keuntungan
untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan yang ada
pada anggota. Para anggota yang meminjam tidak dilihat dari sudut pandang
pengunaanya hanya melihat uang pinjaman kembali ditambah dengan bunga yang
tidak didasarkan kepada kondisi hasil usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan bisa
terjadi jika ada anggota yang meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan
minum), maka pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainnya
yang penggunaanya untuk usaha yang produktif dengan mematok bunga sebagai jasa
koperasi.
Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi
(tasharuf) didasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau
kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlakukan secara berbeda. Untuk usaha
produktif, misalnya anggota akan berdagang maka dapat menggunakan prinsip bagi
44 Nur S Buchori, koperasi syariah, (jawa timur: mashun, 2009), cet 1 h. 18
40
hasil (musyarakah atau mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi
atau alat-alat lainnya dapat menggunakan prinsip jual beli (murabahah).
Berdasarkan peran dan fungsinya maka koperasi syariah memiliki fungsi
sebagai berikut :
a. Sebagai manajer investasi
Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah dapat
memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para pemilik
dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada calon atau anggota yang
berhak mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon atau anggota yang sudah
ditunjuk oleh pemilik dana.
Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau calon
anggota) didasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik dana, maka koperasi
syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa agennya. Misalnya jasa atas
proses seleksi anggota penerima dana, atau biaya administrasi yang dikeluarkan
koperasi atau biaya monitoring termasuk reporting. Kemudian apabila terjadi
wanprestasi yang bersifat force major yakni bukan kesalahan koperasi atau
bukan kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan beban
untuk resiko yang terjadi. Akad yang tepat untuk seperti ini adalah mudharabah
muqayyadah.
b. Sebagai investor
Peran sebagai investor (shohibul maal) bagi koperasi syariah adalah jika
sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman dari pihak lain yang
41
kemudian dikelola secara professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari
pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki hak untuk terbuka dikelolanya
berdasarkan program-program yang dimilikinya. Prinsip pengelolaan dana ini
dapat disebut sebagai mudharabah mutlaqah, yaitu investasi dana yang dihimpun
dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan
syariah.
c. Fungsi sosial
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial
baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada masyarakat
dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan)
dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang
sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana
anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti koperasi konvensional.
Sementara bagi hasil anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman
kebajikan dengan atau tanpa pengembalian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber
dananya dari dana ZIS (Zakat, Infaq, Shodaqoh). Pinjaman qordhul hasan ini
diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin agar usahanya menjadi
besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia tidak perlu dibebani dengan
pengembalian pokoknya.
Fungsi ini juga membedakan antara koperasi konvensional dengan
koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu kentalnya sesuai dengan
ajaran Islam yang terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 2:
42
قاب ید الع شد ا إن ا اتقوا ان و و د الع ثم و لىالإ ع نوا او لا تع ىو التقو و لىالبر ع ا نو او تع و
“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlahkamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras siksa-Nya.” (QS Al-Maa’idah : 2)45
Sedangkan dalam hadits disebutkan pula keharusan dalam tolong-
menolong, sebagai berikut:
Rasul saw bersabda: “Seorang muslim dengan muslim yang lain adalahbersaudara. Ia tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya kepada saudaranya.Barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhikebutuhannya. Barangsiapa membebaskan seorang muslim dari kesulitan, makaAllah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barangsiapamenutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat”(HR Muslim).46
4. Landasan Hukum Koperasi Syariah
a. UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
b. UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan
realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan memberikan payung
hukum atas kenyataan yang tumbuh subur dalam masyarakat ekonomi
Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah.
45 Al-Qur’an, Surat Al-maa’idah ayat : 246 Hadits Nabi Muhammad SAW, riwayat Muslim.
43
d. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor: 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman
Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah.
e. Peraturan Pemerintah No 17 tahun 1994 tentang pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah.
f. PP No 9 tahun 1995 tentang Usaha Simpan Pinjam.
g. Koperasi syariah berlandaskan syariah Islam yaitu Al-qur’an dan as-sunnah
dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful)
dan berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta
berdasar atas asas kekeluargaan.47
5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah
Koperasi syariah memiliki keluwesan dalam menerapkan akad-akad
muamalah, yang umumnya sulit dipraktekan pada perbankan syariah karena
adanya keterbatasan peraturan dari Bank Indonesia – PBI (Peraturan Bank
Indonesia). Prinsip dasar operasional koperasi syariah tersebut dapat
digambarkan berikut.48
47 “koperasi syariah” www.koperasisyariah.com Artikel diakses pada tgl 18 Maret 201148 Aan Afrianti, “Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan tingkat Non
Performing Financing (NPF)”, ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 21.
44
Sumber Dana Koperasi Syariah
1. Simpanan Sukarela- Simp. Wadiah- Simp. Berjangka (mudharabah)
2. Investasi pihak lain- Investasi terikat- Investasi tidak terikat
3. Dana ZIS- Zakat- Infaq dan Shodaqoh
4. Model Koperasi- Simpanan pokok +wajib- Dana Hibah- L/R SHU berjalan
Jasa-jasa1. Wakalah2. Kafalah3. Hawalah4. Ijaroh
Jual beli1. Murabahah2. Salam3. Istishna
Investasi Pembiayaan1. Mudharabah2. Musyarakah
Penempatan lainnya1. Bank Syariah2. Koperasi Syariah
FEE
Margin
Bagi Hail
Bagi HasilBank / Kep
Porsi Koperasi SyariahL/R SHU Berjalan
55%
RevenueDistribution
45%
45%
Bagi Hasil
Bagi Hasil
Porsi1. Simp. Berjangka2. Investasi pihak lain
Penempatannya lainnya1. Bank Syariah2. Koperasi Syariah
44
45
Dari bagan di atas digambarkan bahwa sumber dana koperasi syariah di
peroleh dari simpanan sukarela seperti simpanan wadiah dan sempanan
berjangka mudharabah, investasi pihak lain, dana zakat infaq dan shadaqoh, dan
dari modal koperasi seperti simpanan pokok simpanan wajib, dana hibah dan
laba rugi sisa hasil usaha berjalan. Dari sumber dana koperasi syariah tersebut
kemudian disalurkan untuk pembiayaan seperti dalam bentuk jasa dengan akad
pembiayaan wakalah, kafalah, hawalah, dan ijaroh yang kemudian akan
mendapatkan fee. Dalam bentuk jual beli dengan akad pembiayaan murabahah,
salam, dan istishna yang kemudian akan memperoleh margin. Dalam bentuk
investasi pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyarakah dengan porsi
bagi hasil, dan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank syariah dan
koperasi syariah. Dari hasil yang diperolerh seperti fee, margin dan bagi hasil
maka distribusi pembagiannya 55 % porsi koperasi syariah untuk laba rugi SHU
berjalan, dan 45% untuk bagi hasil simpanan berjangka dan investasi pihak lain,
dan bonus untuk penempatan pada bank syariah dan koperasi syariah.49
49 Aan Afrianti, “Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan tingkat NonPerforming Financing (NPF)”, ( Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 23.
45
46
46
BAB III
DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG
SELATAN
A. Sejarah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tngerang Selatan
Mengacu pada pembentukan Tangerang Selatan berdasarkan UU No 51
tahun 2008 , maka dengan itu pula Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan dibentuk berdasarkan peraturan Walikota Tangerang Selatan No 01 tahun
2009, yaitu tentang perangkat daerah Kota Tangerang Selatan.
Sebagai tindak lanjut dari peraturan Walikota No 01 tahun 2009 tersebut
dikeluarkan peraturan Walikota No 24 tahun 2009 tentang Tugas pokok, Fungsi
tata kerja pada Dinas Koperasi dan UKM.
Maka pada 29 Mei 2009 berdirilah Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan yang pada awalnya digabung dengan Diperindag (Dinas
Perindustrian dan perdagangan) Koperasi dan UKM.50
B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Sebagai suatu lembaga maka Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
50 Wawancara pribadi dengan Bpk Dewan Ridwan Kasubag Dinas Koperasi dan UKM KotaTangerang Selatan pada 18 April 2011
47
1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
SPPN). Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun
mendatang, serta penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah
dilakukan, maka Visi (sementara) Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada
Tahun 2008 - 2013 yaitu: “Menuju Masyarakat Tangerang yang Beriman,
Sejahtera, Berorientasi Industri, dan Berwawasan Lingkungan”
Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi daerah tersebut dan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan
menetapkan Visi sementara adalah :51
”Mewujudkan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
Menjadi Penggerak Dan Pendorong Bagi Peningkatan
Perekonomian Daerah Kota Tangerang Selatan Yang Adil Dan
Bermartabat“
yang mengandung makna bahwa dengan pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dilakukan mampu untuk menciptakan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan
51 Dokumen RENSTRA Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
48
Menengah serta Gerakan Koperasi sebagai mitra aplikasi program dan kegiatan
pembangunan yang berkualitas, serta mampu secara sinergis dalam tiap bidang
pembangunan untuk mandiri mengatur dan menentukan keberhasilannya secara
mandiri dan berkelanjutan secara adil dan bermartabat
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi maka perlu disusun misi yang merupakan
rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan bayangan kondisi tentang masa depan. Sejalan dengan pembahasan
terdahulu bahwa SKPD Kota Tangerang Selatan dalam penyusunan Renstra
berpedoman terhadap RPJMD Kabupaten Tangerang tahun 2009 – 2013 sebagai
berikut:52
a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pengamalannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
b. Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan
diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan derajat kesehatan yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat
c. Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi
pengembangan usaha di bidang industri, agribisnis, agro industri, dan jasa,
serta memberikan akses lebih besar pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah, dan sektor informal.
52 Wawancara pribadi dengan Bpk Dewan Ridwan Kasubag Dinas Koperasi dan UKM KotaTangerang Selatan pada 18 April 2011
49
d. Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang berwawasan
lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang
terstruktur.
e. Menciptakan tata kepemerintahan yang bersih, transparan, dan bertanggung
jawab (good governance)
f. Meningkatkan pembangunan infra struktur bagi percepatan aspek-aspek
pembangunan.
g. Memenuhi hak-hak politik dan sosial warga untuk melakukan partisipasi
kritis dalam proses pembangunan
h. Memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender dalam kegiatan
pembangunan
C. Tujuan dan Sasaran Dinas Koperasi dan UKM Kota Tngerang Selatan
Tujuan merupakan penyebaran atau implementasi pernyataan misi yang
akan dicapai oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
Berdasarkan visi, misi, dan faktor-faktor kunci keberhasilan, Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan menetapkan tujuan dan sasaran
sebagai berikut :53
53 Wawancara pribadi dengan Bpk Dewan Ridwan Kasubag Dinas Koperasi dan UKM KotaTangerang Selatan pada 18 April 2011
50
1. Tujuan
a. Meningkatkan pelayanan publik;
b. Meningkatkan peluang usaha koperasi dan usaha mikro kecil menengah;
c. Mengembangkan kewirausahaan bagi KUMKM;
d. Menciptakan unit usaha yang kuat;
e. Meningkatkan pemasaran dan promosi;
f. Meningkatkan perlindungan hukum bagi pelaku usaha mikro kecil dan
menengah;
g. Meningkatkan kesehatan dan klasifikasi koperasi;
2. Sasaran
a. Meningkatnya pelayanan publik;
b. Berfungsinya Pusat Promosi dan Informasi Bisnis bagi KUMKM;
c. Meningkatnya jumlah koperasi yang aktif;
d. Meningkatnya jumlah UMKM ;
e. Meningkatnya jumlah unit usaha UMKM yang produktif ;
f. Meningkatkan inovasi produk IKM ;
g. Terwujudnya sentra – sentra Produksi UMKM potensial;
h. Meningkatnya kemampuan pelaku usaha dalam rangka pengembangan
kesempatan kerja dan berusaha;
51
D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah
sebagai berikut:54
54 Dokumen RENSTRA Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
K E P A L A
S E K R E T A R I A T
S U B . B A G IA N U M U M D A NK E P E G A W A IA N S U B . B A G I A N K E U A N G A N S U B . B A G IA N P R O G R A M ,
E V A L U A S I D A N P E L A P O R A N
K E L O M P O K J A B A T A NF U N G S I O N A L
B ID A N G K O P E R A S I
S E K S I K E L E M B A G A A NK O P E R A S I
S E K S I P E M B E R D A Y A A N K O P E R A S I
S E K S I P E N IL A IA N K O P E R A S I
B ID A N G U S A H A M IK R O ,K E C IL D A N M E N E N G A H
S E K S I P E M B IN A A N D A NP E M G E M B A N G A N U S A H A M IK R O
K E C IL D A N M E N E N G A H
S E K S I P E M B E R D A Y A A N U S A H AM IK R O , K E C IL D A N M E N E N G A H
S E K S I P R O M O S I
U P T
B ID A N G F A S IL IT A SP E M B IA Y A A N D A N E V A L U A S I
S E K S I M O N IT O R IN G D A NE V A L U A S I
S E K S I A N A L IS A D A T A
S E K S I F A S IL IT A S P E M B IA Y A A N
P E N J A B A T W A L I K O T AT A N G E R A N G S E L A T A N
T t d
H . E U T I K S U A R T A
52
E. Program Kerja Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Program pembangunan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Tangerang Selatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2009-2013, telah menyesuaikan
dengan program yang dicantumkan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Mengingat kondisi dan
karakteristik daerah beserta dinamika yang bervariasi, maka program yang
tercantum dalam RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2009-2013 tersebut dan
sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pada dasarnya dimungkinkan
untuk dikembangkan atau dilakukan penambahan sesuai dengan prioritas dan
kebutuhan Kota Tangerang Selatan. Berikut disajikan program dan kegiatan
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan Tahun
2009 – 2013.55
1. Program dan Kegiatan Lokalitas SKPD
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Dilaksanakan melalui
kegiatan pokok sebagai berikut:
1) Penyediaan jasa surat menyurat
2) Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik
3) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas /
operasional
55 Dokumen RENSTRA Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
53
4) Penyediaan jasa kebersihan kantor
5) Penyediaan alat tulis kantor
6) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan jasa tenaga
administrasi / teknis perkantoran
7) Penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian
8) Penyediaan pelayanan keamanan
9) Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor
10) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
11) Penyediaan bahan logistik kantor
12) Penyediaan makanan dan minuman
13) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan keluar daerah
14) Penyediaan jasa tenaga administrasi / teknis perkantoran
15) Penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran, Dilaksanakan
melalui kegiatan pokok sebagai berikut:
1) Pembangunan gedung kantor
2) Pengadaan kendaraan dinas / operasional
3) Pengadaan mebeleur
4) Pengadaan perlengkapan kantor
5) Pengadaan peralatan kantor
6) Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor
7) Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional
54
8) Pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor
9) Pemeliharaan rutin / berkala halaman kantor
c. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan, dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:
1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
2) Penyusunan pelaporan keuangan semesteran
3) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
4) Penyusunan perencanaan anggaran
5) Penatausahaan keuangan SKPD
6) Penyusunan rencana kerja SKPD
7) Forum SKPD
8) Penyusunan Renstra badan
9) Asistensi sistem penatausahaan keuangan SKPD
10) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2. Program dan Kegiatan Lintas SKPD
a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif,
dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:
1) Penyusunan Kebijakan Tentang Usaha Kecil Menengah
2) Sosialisasi Kebijakan Tentang Usaha Kecil Menengah
3) Fasilitasi Kemudahan Formalisasi Badan Usaha Kecil dan Menengah
4) Perencanaan, Koordinasi dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah
55
5) Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah
6) Faslitasi Permasalahan Proses Produksi Usaha Kecil Menengah
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil dan Menengah, dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:
1) Fasilitasi Pengembangan Inkubator Teknologi dan Bisnis
2) Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Investasi Usaha Kecil Menengah
3) Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Investasi Usaha Kecil Menengah
4) Peningkatan Kerjasama di Bidang HaKI
5) Faslitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Produksi
6) Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan
7) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi / KUD
8) Sosialisasi HaKI Kepada Usaha Mikro, Kecil Menengah
9) Sosialisasi dan Pelatihan Pola Pengelolaan Limbah Industri bagi dalam
Menjaga Kelestarian Kawasan Usaha Mikro Kecil Menengah
c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah, dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:
1) Sosialisasi Dukungan Informasi Penyediaan Permodalan
2) Pengembangan Klaster Bisnis
3) Koordinasi Pemanfaatan Fasilitas Pemerintah untuk Usaha Mikro, Kecil
Menengah
4) Pemantauan Pengelolaan Penggunaan Dana Pemerintah untuk Usaha
Mikro, Kecil Menengah
56
5) Penyelenggaraan Pembinaan Industri Rumah Tangga, Industri Kecil dan
Industri Menengah
6) Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro, Kecil Menengah
7) Pengembangan Kebijakan dan Program Peningkatan Ekonomi Lokal
d. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dilaksanakan melalui kegiatan
pokok sebagai berikut:
1) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan
Perkoperasian
2) Pembangunan Sistem Informasi Perencanaan Pengembangan
Perkoperasian
3) Sosialisasi Prinsip-Prinsip Pemahaman Perkoperasian
4) Pembinaan, Pengawasan dan Penghargaan Koperasi Berprestasi
5) Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
6) Penyebaran Model-Model Pola Pengembangan Koperasi
7) Rintisan Penerapan Teknologi Sederhana / Manajemen Modern pada
Jenis-Jenis Koperasi
F. Gambaran Umum Wilayah Tangerang Selatan
1. Kondisi Geografis dan Iklim
a. Kondisi Geografis
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan
secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan)
kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2.
57
Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008, luas
wilayah kecamatan-kecamatan yang berada di Kota Tangerang Selatan (yang
kemudian diambil sebagai luas wilayah kota Tangerang Selatan) adalah sebesar
150,78 Km2 sedangkan menurut Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota
Tangerang Selatan adalah sebesar 147,19 Km2 dengan rincian luas kecamatan
masing-masing yang berbeda pula. Angka yang digunakan adalah 147,19 Km2
karena sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten.56
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
2) Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
4) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Luas wilayah masing-masing Kecamatan dengan wilayah paling besar
adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan
Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah
Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%.
Luas wilayah masing-masing Kelurahan/desa dengan wilayah di atas empat
ratus hektar terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan
Pamulang Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya.
56 http://www.ukmtangsel.com/
58
Kelurahan/desa dengan wilayah di bawah seratus lima puluh hektar terletak di
Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan Serpong, dan di Kecamatan Serpong
Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah
Pondok Cabe Udik dengan luas 483 Ha sedangkan kelurahan/desa dengan luas
wilayah paling kecil adalah Jelupang dengan luas 126 Ha.
b. Keadaan Iklim
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I
Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan
intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara
rata-rata berkisar antara 23,5 - 32,6 °C, temperatur maksimum tertinggi pada
bulan Oktober yaitu 33,9 °C dan temperatur minimum terendah pada bulan
Agustus dan September yaitu 22,8 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas
matahari sekitar 78,3 % dan 59,3 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Februari, yaitu 486mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun
adalah 177,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan
sebanyak 21 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8 m/detik
dan kecepatan maksimum 12,6 m/detik.57
57 http://www.ukmtangsel.com/
59
2. Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 (tujuh kecamatan) dengan jumlah
kelurahan sebanyak 49 (empat puluh sembilan) dan desa sebanyak 5 (lima).
Rukun warga (RW) sebanyak 572 dan Rukun Tetangga sebanyak 2.996.
Kecamatan dengan jumlah kelurahan/desa terbanyak adalah Pondok Aren,
sedangkan kecamatan dengan RW dan RT terbanyak adalah Pamulang dengan
129 RW dan 69 RT. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota
Tangerang Selatan berjumlah 28 SKPD termasuk kecamatan namun tidak
termasuk institusi DPRD dan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
60
60
BAB IV
ANALISIS STRATEGI DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG
SELATAN DALAM PENGEMBANGAN KJKS
A. Formulasi Strategi
Tahapan formulasi strategi ditujukan untuk manghasilkan strategi-strategi
induk dan umum di tingkat korporasi (corporate strategy formulation ) dengan
arahan nilai utama dan orientasi strategis perusahaan serta turunan berikutnya,
strategi fungsional (function strategy formulation).58
1. Strategi di Tingkat Korporasi
Strategi tingkat korporasi secara fundamental berkaitan dengan
pemilihan bisnis di mana perusahaan harus bersaing mengembangkan dan
mengkoordinasi portofolio bisnis, untuk dapat memimpin pada bidang usaha
tsb .59 Strategi di Tingkat korporasi terdiri dari strategi induk, strategi generik,
dan strategi umum.
a. Strategi Induk
Strategi induk Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
merupakan strategi dan kebijakan jangka panjang yang spesifik berisikan
pencapaian visi, misi dan tujuan yang menerjemahkan orientasi strategis
58 Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Manajemen Straegis dalam PerspektifSyariah., h. 52
59 Gading Mahendrata, “Strategi Tingkat Korporat”, Jurnal diakses pada tgl 18 Maret 2011dari http://gadingmahendradata.wordpress.com/2010/03/31/strategi-tingkat-korporat/
61
organisasi. Rencana jangka panjang ini sangat diperlukan sebagai
barometer atau petunjuk arah aksi organisasi yang dikaitkan dengan
kemampuan serta peluang yang ada.60
1) Visi
”Mewujudkan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah MenjadiPenggerak Dan Pendorong Bagi Peningkatan Perekonomian DaerahKota Tangerang Selatan Yang Adil Dan Bermartabat“.61
Menurut pandangan peneliti, pernyataan visi Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan telah memenuhi empat syarat untuk
menetapkan dan menulis visi Bennis dan Mische (1996).62 Syarat-syarat
tersebut adalah :
a) Mencakup segala hal dan berani menekankan hasil yang luar biasa
ketimbang hasil yang bertahap.
b) Menciptakan rasa kekuatan, semangat dan komitmen ketimbang
kegelisahan, kepanikan dan intimidasi.
c) Realities dan dapat dicapai, dipergunakan sebagai pedoman bagi
semua aktivitas organisasi.
60 Wawancara pribadi dengan Bpk Dewan Ridwan Kasubag Dinas Koperasi dan UKM KotaTangerang Selatan pada 18 April 2011
61 Ibid.62 Bennis dan Mische (1996)
62
d) Spesifik dan harus dinyatakan dengan keyakinan, sebab visi adalah
artikulasi dari citra, nilai, arah dan tujuan yang akan memadu masa
depan organisasi.63
2) Misi
Sedangkan misi dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan adalah:
a) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pengamalannya
dalam kehidupan bermasyarakat.
b) Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu
pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan derajat
kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat
c) Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi
pengembangan usaha di bidang industri, agribisnis, agro industri, dan
jasa, serta memberikan akses lebih besar pengembangan koperasi,
usaha kecil dan menengah, dan sektor informal.
d) Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang
berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian
Tata Ruang yang terstruktur.
e) Menciptakan tata kepemerintahan yang bersih, transparan, dan
bertanggung jawab (good governance)
63 Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Manajemen Straegis dalam PerspektifSyariah., h. 57
63
f) Meningkatkan pembangunan infra struktur bagi percepatan aspek-
aspek pembangunan.
g) Memenuhi hak-hak politik dan sosial warga untuk melakukan
partisipasi kritis dalam proses pembangunan
h) Memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender dalam kegiatan
pembangunan.
Menurut pandangan peneliti, pernyataan misi Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan telah memenuhi enam peraturan untuk
menulis dan melaksanakan pernyataan misi menurut Jones dan Kahaner
(1999), keenam peraturan tersebut adalah:64
a) Menjaga agar pernyataan tetap sederhana, tidak harus pendek tetapi
sederhana
b) Memungkinkan masukan dari seluruh SDM perusahaan
c) Orang luar biasa mendatangkan kejelasan dan perspektif yang segar ke
dalam proses penulisan pernyataan misi
d) Susunan dan nada kata-kata mencerminkan kepribadian perusahaan
atau ingin menjadi apa perusahaan tersebut
e) Pernyataan misi dengan cara kreatif sebanyak mungkin dan dalam
bahasa sebanyak yang diperlukan
f) Mengandalkan pernyataan misi sebagai bimbingan, menantang
pernyataan misi terus menerus dan menilai karyawan sebaik apa dalam
64 Jones dan Kahaner (1999)
64
memenuhi prinsip-prinsip tersebut, manajemen harus mengatakan dan
menghayatinya.65
3) Tujuan
Tujuan adalah akhir perjalanan yang dicari organisasi untuk dicapai
melalui eksistensi dan operasinya serta merupakan sasaran yang lebih nyata
dari pernyataan misi.66
Tujuan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan yaitu :
a) Miningkatakan, mewujudkan pelayanan prima kepada gerakan
koperasi dan UKM.
b) Meningkatkan transparasi dan demokratis penyelenggara pembinaan
melalui peningkatan peran serta gerakan dan masyarakat.
c) Meningkatkan kompetensi dalam penyelenggaraan manajemen
Koperasi dan UKM.
d) Meningkatkan kompetensi aparatur Dinas Koperasi dan UKM dan
pengurus Koperasi agar meningkatkan kinerja Dinas Koperasi dan
UKM, dan gerakan Koperasi dan UKM.
e) Memberikan teguran dan sangsi kepada para pelaksana dan
penyelenggara Koperasi apabila terjadi penyimpangan pada
pelaksanaan operasional koperasi.
65 Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Manajemen Straegis dalam PerspektifSyariah., h. 60
66 Ibid. h. 56
65
Dalam upaya mengembangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
khususnya di Tangerang Selatan, Bidang Koperasi Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan memiliki program jangka panjang yaitu:67
a) Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip Koperasi
b) Peningkatan kompetensi pembina koperasi
c) Peningkatan pembinaan koperasi dalam memonitoring dan
mengevaluasi.
d) Pengembangan Koperasi
e) Peningkatan kemampuan pengurus dalam pembuatan neraca dan
perhitungan Hasil Usaha Koperasi
f) Peningkatan pengurusan dalam manajemen Koperasi.
4) Sasaran
Sasaran Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam
mengembangkan KJKS adalah seluruh Lembaga Keuangan Mikro Syariah
di wilayah Tangerang Selatan. Hingga saat ini terdata 371 koperasi berada
Tangerang Selatan, 277 yang aktif, dan 77 tidak aktif.68
Maka untuk mencapai kegiatan-kegiatan serta program yang telah
dirancang, agar dapat terlaksana dengan baik Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangsel melakukan sasaran sebagai berikut:
a) Terlayani pelayanan administrasi dan teknis kepada gerakan koperasi.
67 Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni Ketua Kepala Bidang Koperasi DinasKoperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan pada 12 April 2011
68 Ibid.
66
b) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pengurus koperasi
c) Meningkatnya perkembangan kualitas pengelolaan koperasi
d) Meningkatnya pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan koperasi.
Dan dilihat dari sasaran yang dirancang oleh Kepala Bidang
Koperasi tersebut, menurut penulis telah sesuai dan sejalan dengan
program-progran yang telah direncanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangsel, baik itu program jangka panjang maupun jangka pendek.
b. Strategi Generik
Untuk mencapai tujuan yang di inginkan Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan menyusun beberapa strategi, diantaranya :69
1) Melakukan pembinaan dan sosialisasi secara berkesinambungan kepada
para pengelola KJKS dan UKM tentang keberadaan Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangsel melalui berbagai cara, seperti : mendatangi satu
persatu Koperasi, mendata keberadaan koperasi, pembinaan, melakukan
pelatihan dalam akuntansi, auditing, perpajakan, dan lainnya.
2) Melakukan kerja sama dengan instansi maupun lembaga lain baik dari
pemerintah maupun swasta dalam hal pengumpulan dan penyaluran dana,
serta pengembangan KJKS, diantaranya instansi yang sudah terjalin kerja
sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah
69 Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni Ketua Kepala Bidang Koperasi DinasKoperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan pada 12 April 2011.
67
perbankan BANK Mandiri, BRI, Bukopin, BNI, Bank Jabar. Dan
bekerjasama dengan lembaga pemerintah seperti: BUMN, PEMDA,
Pertamina, PT Telkom, Pos Indonesia, PLN, Jamsostek, dan lain-lain.
3) Mengaplikasikan program-program kerja dengan penuh semangat dan
tanggung jawab, dan mengikuti peraturan-peraturan yang ada.
Agar dapat melaksanakan program yang telah direncanakan, Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan harus memenuhi syarat-syarat
dari sisi keuangan sehingga Dinas Koperasi dan UKM dapat terus
melakukan kegiatan pada tingkat operasi dan strategis. Pada saat ini Dinas
Koperasi dan UKM bekerjasama dengan 34 BUMN maupun BUMS
seperti: PT Telkom, Pertamina, PLN, PT Jasa Marga, Jamsostek, Jasa
Raharja, PT Pelni, Bank Mandiri, Bukopin, BRI, BNI, dan lain-lain.
c. Strategi Umum
Dalam upaya mengembangkan KJKS, Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan merancang beberapa strategi kedepan dan
kebijakan yang meliputi lima ruang lingkup, yaitu:
1) Meningkatkan SDM
Dalam upaya meningkatkan SDM kinerja para pembina KJKS,
maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel melakukan
beberapa program diantaranya: melakukan pembinaan, sosialisasi dan
pelatihan seperti akuntansi, auditing, perpajakan, pembuatan AD ART,
serta marketing dalam pemasaran produk.
68
Sebagaimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kinerja SDM KJKS agar lebih memiliki potensi, keterampilan dan
kompetensi dalam menjalankan usahanya.
2) Financing (keuangan dan modal)
Untuk menjadikan Koperasi Jasa Keuangan Syariah lebih
berkembang terutama dalam hal modal dan financing, maka Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangsel melakukan kerjasama dengan
instansi lain baik Pemerintah maupun swasta, sedangkan kerjasama
dengan swasta seperti perbankan dimana Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangsel sebagai fasilitator, ketika instansi lain mengadakan
pembiayaan kepada KJKS maka Dinas Kop dan UKM Kota Tangsel
meminformasikan kepada KJKS, dan mengatur persyaratan dalam hal
pembiayaan, kemudian menyerahkan kepada perbankan.
3) Regulasi
Dalam upaya mengembangkan keberadaan KJKS, maka Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangsel melakukan pengadaan payung
hukum dalam keberadaan KJKS yaitu Peraturan Daerah (Perda).
4) Teknologi
Untuk membantu para pelaku KJKS dalam perkembangan
teknologi, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel selalu
berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang kian pesat, dengan
cara malekukan pelatihan kepada pembina KJKS.
69
5) Manajemen
Dalam mengembangkan Manajemen Koperasi Jasa Keuangan
Syariah, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel
melakukan pemantauan, evaluasi, dan monitoring dalam hal,
keuangan, laporan tahunan, kinerja pembina KJKS, dan kegiatan dari
KJKS.
2. Strategi Fungsional
Strategi fungsional merupakan strategi jangka pendek yang berisi
kegiatan di setiap bidang yang berfungsi untuk mengimplementasikan strategi
induk yang telah ditetapkan. Program jangka pendek bidang Koperasi Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah :70
a. Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip koperasi
b. Peningkatan kompetensi Pembina koperasi
c. Peningkatan pembinaan koperasi dalam memonitoring dan mengevaluasi
d. Pengembangan koperasi
e. Peningkatan kemampuan pengurus dalam pembuatan neraca dan
perhitungan Hasil Usaha Koperasi
f. Peningkatan pengurusan dalam manajemen Koperasi
70 Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni, Ketua Kepala Bidang Koperasi DinasKoperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan pada 12 April 2011
70
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan khususnya Bidang
Koperasi mempunyai kegiatan yang merupakan aktivitas paling operasional
dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, adapun kegiatan yang
ditetapkan bidang Koperasi adalah sebagai berikut :71
a. Melaksanakan kegiatan sosialisasi
b. Melaksanakan workshop pembinaan koperasi
c. Melaksanakan pembinaan pengurus
d. Melaksanakan kegiatan sosialisasi Koperasi kemasyarakatan
e. Melaksanakan pelatihan pembuatan laporan akhir tahun.
Maka dalam menjalankan program dan kegiatan, bidang Koperasi Dinas
Koperasi dan UKM mempunyai tujuan dan sasaran yaitu :
1) Tujuan
Tujuan dibuatnya rencana pembinaan Koperasi pada bidang
Koperasi Dinas Koperasi Tnagerang Selatan adalah mengoptimalkan
program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
zaman sehingga menjadi acuan pedoman yang positif dalam rangka
meningkatkan kinerja para pengurus Koperasi dalam melaksanakan tugas
administrasi.
71 Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni, Ketua Kepala Bidang Koperasi DinasKoperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan pada 12 April 2011.
71
2) Sasaran
Agar program dan kegitan Dinas Koperasi Tangerang Selatan dapat
berjalan sesuai yang dicapai maka membuat sasaran yaitu :
a) Meningkatnya jumlah koperasi yang sehat
b) Meningkatnya jumlah pengurus Koperasi yang berpotensi
c) Meningkatnya jumlah karyawan Koperasi yang terampil
d) Meningkatnya jumlah keryawan Koperasi yang terampil dalam
membuat laporan akhir tahun
e) Meningkatnya jumlah Koperasi yang melaksanakan RAT per tahun
3. Tahapan Formulasi Strategi
Dalam melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya
tentunya suatu organisasi akan dihadapi oleh kendala-kendala, baik kendala dari
luar maupun dari dalam organisasi. Begitupun Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan sering dihadapi oleh beberapa kendala dalam upayanya
mengembangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah, diantaranya data Koperasi
yang belum akurat antara koperasi yang aktif maupun tidak aktif seperti alamat
koperasi yang tidak lengkap dan tidak ada papan nama sehingga menyulitkan
Dinas Koperasi untuk mendata Koperasi tersebut, kendala berikutnya adalah
banyaknya koperasi beku yaitu banyak koperasi yang tidak melaporkan
keberadaannya kepada Dinas Koperasi dan UKM. Dan kendala lain yaitu SDM
yang terbatas.
72
B. Implementasi Strategi
Tahap penerapan merupakan tahap yang penting bagi keberhasilan suatu
organisasi. Tanpa adanya penerapan yang efektif, maka rencana telah yang telah
disusun hanya akan menjadi angan-angan. Pada tahap implementasi dibutuhkan suatu
aktivitas dan komitmen dalam bekerja sama dari seluruh bidang untuk pencapaian
keberhasilan suatu organisasi.
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah rangkaian aturan yang menunjukkan
hubungan antara fungsi-fungsi organisasi yang meliputi pimpinan, tugas,
wewenang serta tanggung jawab dimana masing-masing mempunyai peranan
tertentu dalam kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan organisasi.
Struktur organisasi suatu lembaga merupakan hal yang penting,
bagaimana pun kecilnya suatu lembaga, namun harus tetap memiliki struktur
organisasi yang baik, yang berguna untuk mempermudah pimpinan mengawasi
dan meminta pertanggungjawaban karyawannya. Dengan struktur organisasi
semua fungsi yang ada di dalamnya dapat dengan mudah dikoordinasi untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Menurut penulis bentuk struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan menggunakan bentuk organisasi Controlled
Decentralized (CD), yaitu Memiliki satu pemimpin utama yang menangani dan
mengkoordinir tugas-tugas utama. Terdapat pemimpin-pemimpin sekunder
yang dipilih pemimpin utama untuk mengkoordinir dan menangani sub-sub
73
tugas yang dibagi berdasarkan kebijakan pemimpin utama. Pemimpin sekunder
menjadi koordinator dalam sub-sub group yang dibentuk berdasarkan
pembagian tugas. Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama antar
anggota dalam masing-masing sub group. Sedangkan pengambilan keputusan
antar group diputuskan oleh pemimpin utama. Komunikasi juga tetap
diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi dilakukan secara horizontal antar
anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi komunikasi vertikal antara sub-sub
kelompok dengan pemimpin utama tim.72
Bentuk struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM tercermin pada
pembatasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing divisi, pimpinan
atau manajer lembaga memuat peraturan yaitu dalam hal melaporkan hasil
kerjaper bulan, per triwulan, per enam bulan dan per tahun. Setelah masing-
masing divisi melaksanakan tugasnya, kemudian mereka wajib melaporkan
tugasnya untuk dilihat hasilnya, apakah sesuai dengan yang diberikan dan apa
yang diberikan dan apa yang diperintahkan serta mampu
mempertanggungjawabkan kepada pimpinan.
Agar struktur keorganisasian Dinas Koperasi dan UKM berjalan
dengan baik, maka pimpinan lembaga berusaha untuk memberikan pekerjaan
kepada karyawan sesuai dengan keahlian, keterampilan serta kemampuannya.
72 Yohannes Indra , ”Organisasi dan Struktur Organisasi”, jurnal diakses pada 06 May 2011dari http://rpl07.wordpress.com/2007/06/15/organisasi-dan-struktur-manajemen-oleh-yohannes-indra-5105-100-094/
74
Namun, terdapat beberapa posisi karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan
keahliannya, akan tetapi pimpinan Dinas Koperasi dan UKM memberikan
pelatihan-pelatihan khusus guna menciptakan karyawan yang berkwalitas.
Dengan begitu kegiatan dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Menurut penulis bentuk struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM
cukup baik karena dengan struktur organisasi bentuk Controlled Decentralized
maka Dinas memiliki kesatuan komando yang terjamin sangat baik,
pengambilan keutusan diambil secara bersama-sama, proses pengambilan
keputusan pun sangat cepat karena jumlah SDM yang terlibat cukup banyak,
dan rasa solidaritas diantara karyawan pada umumnya tinggi.
2. Kepemimpinan
Adapun gaya kepemimpinan yang diterapkan Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan yaitu Demokratis (Democratic), dimana
Pemimpin mendelegasikan wewenang pada bawahan, mendorong partisipasi
bawahan, menekankan kemampuan bawahan dalam menyelesaikan tugasnya,
dan memperoleh penghargaan melalui kekuasaan pengaruh, bukan jabatan.73
Selain tipe tersebut, Dinas Koperasi dan UKM juga menjalankan
kepemimpinan model Kepemimpinan yang mengarajkan/pengasuh (direktif),
yaitu memberikan panduan kepada para karyawan mengenai apa yang
73 Wawancara pribadi dengan Bpk Dewan Ridwan Kasubag Dinas Koperasi dan UKM KotaTangsel, pada tgl 19 April 2011
75
seharusnya dilakukan dan bagamana cara melakukannya, menjadwalkan
pekerjaan, dan mempertahankan standar kerja. Dan tipe kepemimpinan
partisipatif. Yaitu berkonsultasi dengan karyawan dan secara serius
mempertimbangkan gagasan mereka pada saat mengambil keputusan.
3. Budaya Organisasi
Keberadaan gaya organisasi berfungsi untuk menguatkan kemampuan
organsiasi. Budaya yang kuat dalam suatu organisasi adalah sebagai kunci
kesuksesan suatu organisasi. Secara internal kelembagaan fungsi ini dilahirkan
melalui proses integrasi seluruh komponen SDM organisasi, khususnya
terhadap dua hal mendasar. Pertama tentang hakekat kerja yang tengah
dilakukan organisasi, dan kedua bahwa keberadaan seluruh SDM organisasi
adalah dalam kerangka tim yang solid. Secara eksternal, fungsi ini di
munculkan melalui proses adaptasi organisasi terhadap lingkungannya.74
Untuk menjamin keberlangsungan kedua proses diatas, Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangsel memberikan aturan tentang karakteristik
lingkungan organisasinya atau perumusan konsep budayanya sebagai berikut :
a. Jam kerja dimulai pada pukul 07.30 – 16.00 WIB
b. Karyawan harus disiplin sesuai dengan job descriptionnya.
c. Bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing
d. Menggunakan kartu identitas karyawan pada jam kerja.
74 Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma, Manajemen Straegis dalam PerspektifSyariah., h. 127
76
e. Hari libur kerja pada hari sabtu dan minggu.
f. Saling memberikan dukungan dan kerjasama.
Untuk memberikan motivasi kepada karyawannya, maka pihak Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangsel mempunyai rencana untuk memberikan
reward kepada karyawannya yang memiliki loyalitas tinggi dalam menjalankan
tugas dan peraturan yang ditetapkan.75
4. Prosedur, Program dan Anggaran
Dalam menjalankan program-program yang direncanakan oleh Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, karyawan melaksanakan tugas
sesuai dengan subjek jabatan, tanggung jawab dan wewenangnya masing-
masing. Anggaran Dinas Koperasi dan UKM dituangkan dalam bentuk
pelatihan dan pembinaan karyawan sesuai dengan jabatannya.76
Dari uraian implementasi strategi diatas, beserta data yang diperoleh,
maka penulis menyimpulkan bahwa implementasi strategi Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan sudah cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa upaya yang dilakukan untuk mengembangkan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah dengan penetapan struktur organisasi yang berbentuk
Controlled Decentralized, kepemimpinan dan budaya organisasi yang teratur,
serta prosedur, program dan anggaran yang ada.
75 Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni Kepala Bidang Koperasi DinasKoperasi dan UKM Kota Tangsel, pada tgl 12 April 2011
76 Ibid.
77
C. Pengendalian Strategi
Untuk mengetahui perkembangan dan menghindari penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan strategi suatu lembaga, maka
diperlukan adanya pengendalian strategi yang meliputi evaluasi dan pengawasan.
Evaluasi strategi diantaranya dengan menetapkan standar kerja, pengukuran prestasi
kerja dan mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi.
1. Evaluasi
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam
mengembangkan organisasinya memiliki standar penilaian kerja yaitu mengacu
pada DP3 (Daftar Pelaksanaan Pegawai) yang berdasarkan pada PDLT
(Prestasi, Dedikasi dan Loyalitas) antara lain : kesetiaan, prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, perakarsa, kepemimpinan
(staf).77
Dalam menjalankan organisasinya, pihak Dinas Koperasi dan UKM
menyadari bahwa penyimpangan-penyimpangan terkadang terjadi dalam
pelaksanaan kerja, akan tetapi yang terjadi selama ini di Dinas Koperasi dan
UKM tidak begitu berat, diantaranya : pegawai terlambat datang kerja,
kesalahan data, serta kurangnya komunikasi antara pegawai.78
Adapun dalam melakukan pengukuran kerja, Pimpinan Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan kerjasama yang baik
77 Wawancara pribadi dengan Ahmad Nur Alfiza, Kasi Pemberdayaan Koperasi DinasKoperasi dan UKM Kota Tangsel, pada tgl 12 April 2011
78 Ibid.
78
antar pegawai lainnya. Sedangkan tindakan korektif yang dilakukan oleh
pimpinan Dinas Koperasi dan UKM yaitu dengan teguran secara lisan atau
memberi surat peringatan, dan dengan bermusyawarah. Apabila langkah
tersebut tidak dapat menjadi solusi terhadap penyimpangan yang terjadi, maka
pimpinan Dinas Koperasi dan UKM mengambil tindakan untuk menon-aktifkan
pegawai yang melakukan penimpangan.79
2. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh KASI (Kepala Seksi) untuk semua divisi
pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel, khususnya Kepala Bidang
Koperasi, melakukan evaluasi dan monitoring terhadap program kegiatan dan
kinerja karyawan yang dilakukan dalam triwulan dan semester, yang mana
evaluasi berdasarkan pada laporan kegiatan maupun program.80
Dari uraian diatas, nampak bahwa Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan telah melakukan pengendalian strategi dengan baik yaitu
dengan menetapkan standar prestasi kerja, melakukan pengukuran prestasi kerja
dan mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi, serta mengadakan evaluasi dan monitoring yang berdasarkan pada
laporan maupun kegiatan. Dengan menetapkan tahap strategi tersebut maka
penyimpangan yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin.
79 Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni, Kepala Bidang Koperasi DinasKoperasi dan UKM Kota Tangsel, pada tgl 12 April 2011
80 Ibid.
79
D. Manfaat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Bagi Pe
ngusaha Kecil dan Menengah.
Manfaat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan merupakan hal
penting dalam upaya meningkatkan kinerja para pengelola Koperasi Jasa Keuangan
Syariah maupun UKM, dan memberikan kontribusi, sehingga usaha para pelaku
KJKS dan UKM dapat bertahan.
1. Program jangka panjang
Program jangka panjang dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian
b. Pembangunan Sistem Informasi Perencanaan Pengembangan
Perkoperasian
c. Sosialisasi Prinsip-Prinsip Pemahaman Perkoperasian
d. Pembinaan, Pengawasan dan Penghargaan Koperasi Berprestasi
e. Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
f. Penyebaran Model-Model Pola Pengembangan Koperasi
g. Rintisan Penerapan Teknologi Sederhana atau Manajemen Modern pada
Jenis-Jenis Koperasi.
2. Program jangka pendek
80
Program jangka pendek dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip koperasi
b. Peningkatan kompetensi Pembina koperasi
c. Peningkatan pembinaan koperasi dalam memonitoring dan mengevaluasi
d. Pengembangan koperasi
e. Peningkatan kemempuan pengurus dalam pembuatan neraca dan
perhitungan Hasi Usaha Koperasi
f. Peningkatan pengurusan dalam manajemen Koperasi
3. Tujuan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel adalah sebagai berikut:
a. Miningkatakan, mewujudkan pelayanan prima kepada gerakan koperasi
dan UKM.
b. Meningkatkan transparasi dan demokratis penyelenggara pembinaan
melalui peningkatan peran serta gerakan dan masyarakat.
c. Meningkatkan kompetensi dalam penyelenggaraan manajemen Koperasi
dan UKM.
d. Meningkatkan kompetensi aparatur Dinas Koperasi dan UKM dan
pengurus Koperasi agar miningkatkan kinerja Dinas Koperasi dan UKM,
dan gerakan Koperasi dan UKM.
81
e. Memberikan teguran dan sangsi kepada para pelaksana dan penyelenggara
Koperasi apabila terjadi penyimpangan pada pelaksanaan operasional
koperasi.
Dilihat dari program jangka panjang dan jangka pendek, serta tujuan
yang dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel maka dapat
disimpulkan bahwa Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel mempunyai
manfaat dan peran penting dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan
para pelaku KJKS maupun UKM dalam menjalankan usahanya, terutama dalam
membina dan mengembangkan usaha mereka menjadi lebih baik, khususnya
dalam penyediaan sarana dan prasarana, sehingga usaha mereka dapat bertahan.
E. Analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan
faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness,
Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode
evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.81
81 Aguswibisono ., “Analisis SWOT”, Jurnal diakses pada tgl 28 Maret 2011 darihttp://aguswibisono.com/2010/analisis-swot-strength-weakness-opportunity-threat/
82
1. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan Internal)
Faktor-faktor lingkungan internal adalah segala sesuatu yang ada di
dalam organisasi yang secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan organisasi.
Faktor lingkungan internal terdiri dari aspek operasional yang meliputi sistem
dan prosedur kerja, fungsi manajemen, sarana dan prasarana, sistem informasi
manajemen, keuangan serta teknologi yang diperlukan dan dimiliki oleh Dinas.
Faktor internal akan memberikan kekuatan (sthrenghts) dan kelemahan
(weakness) pada organisasi. Adapun hasil identifikasi faktor internal di Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:82
a. Kekuatan ( Sthrenghts );
b. Kelemahan (Weakness);
Kondisi objektif tersebut meliputi:
a. Kekuatan
1) Memiliki daya dukung wilayah yang baik untuk pengembangan
berbagai kegiatan sosial ekonomi.
2) Tersedianya sarana dan prasarana menunjang pendirian KJKS.
3) Tersedianya peraturan atau dasar hukum yang mengatur pembinaan dan
pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
4) Bekerjasama dengan instansi lain, baik Pemerintah maupun swasta.
82 Wawancara pribadi dengan Bpk Dewan Ridwan Kasubag Dinas Koperasi dan UKM KotaTangerang Selatan pada 18 April 2011
83
b. Kelemahan
1) Terbatasnya jumlah SDM yang menguasai permasalahan KJKS secara
profesional.
2) Sarana dan prasarana kerja organisasi belum memadai.
3) Terbatasnya kemampuan sumber pendanaan atau finansial Pemerintah
Kota Tangerang Selatan.
4) Kompetensi SDM yang menguasai permasalahan KJKS terbatas.
5) Belum sinerginya pola kebijakan pengembangan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah sehingga hasilnya tidak maksimal.
6) Lamban dalam mengambil keputusan dan kurang fleksibel.
2. Analisa Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Analisa terhadap lingkungan ekstern Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang ada diluar
organisasi yang dapat berpotensi mengganggu atau sebaliknya mempercepat
upaya untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Faktor eksternal
tersebut adalah:83
83 Wawancara pribadi dengan Bpk Dewan Ridwan, Kasubag Dinas Koperasi dan UKM KotaTangerang Selatan pada 18 April 2011
84
a. Peluang
1) Adanya kerjasama antar daerah
2) Adanya komitmen dari Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam upaya
pembinaan dan pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
3) Tingginya tuntutan peningkatan pelayanan publik
4) Tingginya minat investor masuk ke Kota Tangerang Selatan
5) Terbukaknya kesempatan promosi produk KJKS dan UKM kepasar
Internasional.
6) Globalisasi ekonomi dan informasi.
7) Terbukanya pasar potensial bagi pemasaran produk-produk KJKS dan
UKM.
b. Ancaman
1) Tingginya tingkat pengangguran
2) Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap peranan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah
3) Tingkat kesiapan SDM KJKS dan UKM untuk menghadapi tantangan
globalisasi dan liberalisasi
4) Pengaruh globalisasi ekonomi dan informasi.
5) Semakin pesatnya perkembangan pusat-pusat perdagangan di Kota yang
berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan
85
6) Belum adanya pengaturan mengenai pembangunan pusat-pusat
perbelanjaan skala besar yang dapat mengancam eksistensi pelaku
KJKS dan UKM
7) Kemitraan bagi KJKS dan UKM masih belum optimal terhadap
keberpihakan bagi KUKM.
86
3. Analisis Strategi
STRENGTHS
( Kekuatan )
1. Tersedianya peraturanatau dasar hukum yangmengatur pembinaan danpengembangan KoperasiJasa Keuangan Syariah .
2. Bekerjasama denganinstansi lain, baikPemerintahmaupunswasta.
3. Tersedianya sarana danprasarana menunjangpendirian KJKS
4. Memiliki daya dukungwilayah yang baik untukpengembangan berbagaikegiatan sosial ekonomi
WEAKNESS
( Kelemahan )
1. Terbatasnya jumlah SDMyang menguasaipermasalahan KJKSsecara profesional .
2. Rendahnya partisipasimasyarakat dalampemberdayaan KJKS.
3. Terbatasnya kemampuansumber pendanaan ataufinansial PemerintahKota Tangerang Selatan .
4. Sarana dan prasaranakerja organisasi belummemadai.
87
OPPORTUNITIES( Peluang )
1. Adanya komitmen dariPemerintah Pusat danProvinsi dalam upayapembinaan danpengembangan KoperasiJasa Keuangan Syariah
2. Adanya kerjasama antardaerah.
3. Terbukaknya kesempatanpromosi produk KUKMkepasar Internasional.
4. Terbukanya kesempatanKJKS ke bursa efek.
5. Era perdagangan bebas.
Strategi SO
1.Mengembangkan polapembinaanKJKS dalam SDM,financial, teknologi,manajemen, dan Regulasikearah pemanfaatanpeluang yang dimiliki.
2.Mengembangkan sistemInformasi dalam rangkapemberdayaan KJKS.
3.Meningkatkanproduktifitas KJKSTerutama yangberorientasi pada pasarregional maupuninternasional.
4.Mendorong terciptanyaKJKS yang sehat sehinggamampu memasuki lantaibursa.
Strategi WO
1.Meningkatkan SDMKJKS melalui pendidikandan pelatihan yang terarahdan berkesinambungan.
2.Meningkatkan peran sertamasyarakat dalampemberdayaan KJKS danUKM.
3.Meningkatkan kerjasamadiantara para pengusaha.
4.Meningkatkan peran duniaperbankan dan lembagakeuangan lainnya dalamrangka meningkatkan dayasaing KJKS dan UKM.
5.Meningkatkan motivasiSDM untuk lebih kreatif.
THREATHS(Tantangan)
1.Masih rendahnya tingkatpartisipasi masyarakatterhadap peranan KJKS
2.Tingginya tingkatpengangguran.
3.Tingkat kesiapan SDMKJKS dan UKM untukmenghadapi tantanganglobalisasi dan liberalisasi
4. Pengaruh globalisasiekonomi dan informasi
Strategi ST
1. Meningkatkanketersediaan SDM dalammenghadapi globalisasidan informasi.
2. Meningkatkan partisipasimasyarakat dalampengembangan KJKS
3. Mewujudkan kerjasamadengan instansiPemerintah maupunswasta.
Strategi WT
1. Meningkatkan kerjasamadengan masyarakatkeberadaan KJKS agarterjalin kerjasama yangberkesinambungan.
2. Mengikuti perkembanganTeknologi dan Informasi.
3. Meningkatkankompetensi SDMpembina KJKS untukmenghadapi globalisasiekonomi.
88
Maka dilihat dari analisa faktor internal maupun eksternal, penulis
menyarankan strategi yang harus dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
a. Strategi SO (Strength and Opportunity)
Strategi SO (Kekuatan dan Peluang) adalah strategi yang dilakukan
dengan cara memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada, maka penulis
menyimpulkan strategi SO yang harus dijalankan Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangsel adalah:
1) Mengembangkan pola pembinaan KJKS dan UKM kearah pemanfaatan
peluang yang dimiliki
2) Mengembangkan sistem informasi dalam rangka pemberdayaan KJKS
dan UKM.
3) Meningkatkan produktifitas KJKS dan UKM terutama yang berorientasi
pada pasar regional maupun internasional
4) Mendorong terciptanya KJKS dan UKM yang sehat sehingga mampu
memasuki lantai bursa.
89
b. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity)
Strategi WO (Kelemahan dan Peluang) adalah strategi yang dilakukan
dengan cara meminimalisir dan mencegah kelemahan dengan peluang yang
ada, maka menurut penulis strategi WO yang harus dilakukan oleh Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan SDM Koperasi Jasa Keuangan Syariah melalui
pendidikan dan pelatihan yang terarah berkesinambungan.
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan KJKS dan
UKM.
3) Meningkatkan kerjasama dengan pengelola KJKS dan UKM.
4) Meningkatkan peran dunia perbankan dan lembaga keuangan lainnya
dalam rangka meningkatkan daya saing KJKS dan UKM.
c. Strategi ST (Strength and Thtreath)
Strategi ST (Strength and Threath) adalah strategi yang dilakukan
dengan cara mengatasi ancaman yang ada dengan kekuatan yang dimiliki oleh
lembaga. Maka penulis merumuskan strategi ST yang harus dilakukan oleh
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
1) Meningkatkan ketersediaan SDM dalam menghadapi globalisasi dan
informasi.
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan KJKS.
3) Meningkatkan kerjasama dengan instansi Pemerintah maupun swasta.
90
4) Meningkatkan regulasi pada keberadaan KJKS dan UKM.
d. Strategi WT (Weakness and Threath)
Strategi WT (Weakness and Threath) adalah strategi yang dilakukan
dengan cara meminimalisir dan mengantisipasi kelemahan dan ancaman yang
dimiliki oleh lembaga. Maka penulis merumuskan strategi WT yang harus
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai
berikut:
1) Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
2) Meningkatkan sosialisasi keberadaan KJKS kepada masyarakat agar
terjalin kerjasama.
3) Meningkatkan kompetensi SDM pembina KJKS untuk menghadapi
globalisasi dan liberalisasi.
91
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang berhubungan dengan strategi Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS dapet ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Strategi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan adalah dengan cara bekerjasama dengan beberapa instansi pemerintah
maupun swasta, seperti perbankan, BUMN, serta BUMS. Dan menjalankan
kebijakan dengan program-program yang telah direncanakan dengan
semaksimal mungkin, seperti sosialisasi, mendata, pelatihan, pembinaan, serta
meningkatkan kinerja para pelaku KJKS maupun UKM. Sedangkan Program-
program yang dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan dalam upaya mengembangkan KJKS adalah dengan cara peningkatan
pemahaman prinsip-prinsip koperasi, peningkatan kompetensi Pembina
koperasi, peningkatan pembinaan koperasi dalam memonitoring dan
mengevaluasi, peningkatan kemampuan pengurus dalam pembuatan neraca
dan perhitungan Hasil Usaha Koperasi, peningkatan pengurusan dalam
manajemen Koperasi, Melaksanakan kegiatan sosialisasi, dan pembinaan
pengurus.
92
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dalam rangka mengembangkan KJKS adalah, terbatasnya
sarana dan prasarana yang berfungsi untuk memfasilitasi KJKS, dan
kurangnya SDM yang memahami akan keberadaan dan prinsip KJKS,
kurangnya partisipasi masyarakat dalam keberadaan KJKS, serta teknologi
dan informasi yang belum memadai.
3. Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa
kekuatan diantaranya yaitu, dukungan sumber daya alam, tersedianya
peraturan atau dasar hukum yang mengatur pembinaan dan pengembangan
KJKS dan UKM. Sedangkan kelemahan yang dimiliki yaitu masih rendahnya
partisipasi masyarakat terhadap peranan KJKS dan UKM, kompetensi yang
menguasai permasalahan KJKS dan UKM terbatas. Adapun peluangnya
adalah adanya kerjasama antar daerah, terbukanya pasar potensial untuk
pemasaran produk-produk KJKS dan UKM. Tantangan yang dihadapi adalah
tingginya tingkat pengangguran dan tingkat kesiapan SDM KJKS dan UKM
untuk menghadapi globalisasi dan liberalisasi, dan lainnya.
93
B. Saran-saran
Hadirnya Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai
salah satu lembaga Pemerintah dalam bidang ekonomi telah sesuai dengan
konsep-konsep yang ada yaitu berusaha mengembangkan usaha-usaha
produktif. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan dalam upayanya mengembangkan KJKS dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Berdirinya Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan meskipun
terbilang baru, namun diharapkan dapat terus mengembangkan dan
meningkatkan kegiatan-kegiatan usahanya, untuk mempelajari,
mempertahankan serta mengembangkan KJKS, dengan cara mengadakan
sosialisasi yang lebih luas lagi, sehingga Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel benar-benar dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada para
pelaku KJKS dan UKM.
2. Dikarenakan terbatasnya pengetahuan para pendiri KJKS tentang kiat
menjalankan dan mengembangkan usahanya, maka penulis menyarankan
kepada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel untuk selalu memberikan
pelatihan serta bimbingan secara merata kepada para pengelola KJKS, UKM
maupun BMT. Hal ini dilakukan agar mereka mendapatkan pengetahuan yang
lebih mengenai dunia usaha guna mengembangkan usaha yang telah atau akan
mereka kelola.
94
3. Untuk selalu memberikan kepuasan kepada para pelaku KJKS dan UKM,
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel diharapkan selalu berupaya
meningkatkan mutu pelayanan terutama dalam pelatihan, sarana dan
prasarana, regulasi, dan permodalan agar para pelaku KJKS dan UKM
tersebut dapat mempertahankan serta mengembangkan usahanya.
4. Alternatif strategi yang harus dijalankan menurut penulis adalah dengan cara
Mengembangkan sistem informasi dalam rangka pemberdayaan KJKS dan
UKM, meningkatkan SDM KJKS dan UKM melalui pendidikan dan pelatihan
yang terarah berkesinambungan, menumbuhkan iklim usaha yang sehat dan
kondusif bagi perkembangan KJKS dan UKM melalui penyederhanaan
perijinan dan birokrasi, serta selalu bekerjasama dengan masyarakat maupun
pelaku KJKS dan UKM dalam rangka pengembangannya.
Maka demikianlah kesimpulan dan saran-saran yang dapat penulis
utarakan, Semoga saran-saran ini dapat menjadi sebuah kritik yang
membangun guna meningkatkan kinerja Dinas dan UKM Kota Tangerang
Selatan kearah yang lebih baik.
95
DAFTAR PUSTAKA
a. Dimyati, Ahmad, Dkk., “Islam dan Koperasi : Telaah Peran Serta UmatIslam dalam Pengembangan Koperasi”, Jakarta : koperasi jasainformasi (KOPINFO), 1989.
b. Mubyarto, Sistem dan moral ekonomi Indonesia, Jakarta : LP3ES, 1988
c. Mutis, Thoby., Pengembangan Koperasi, Jakarta: PT Grasindo, 1992.
d. Partomo, Titik Sartika., Dkk “Ekonomi Skala Kecil/Menengah danKoperasi”, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004
e. Firdaus, Muhammad, Dkk., “ Perkoperasian : Sejarah, Teori dan Praktek”Bogor : Ghalia Indonesia, 2004
f. Harsono, Y., dkk., “Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan” Yogyakarta :Pustaka Widyatama, 2006.
g. Rangkuti, Freddy., Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis:Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad21, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.
h. Soehartono, Irawan., Penelitian Sosial Bandung, Jakarta: PT RemajaRosdakarya, 1995.
i. Nazir, Mohammad., Metode Peneltian, Bandug: Ghalia Indonesia, 2003.
j. Hadi, Sutrisno., Metodologi Research: jilid 2, Yogyakarta: Andi 2004.
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor . 32 Tahun . 1998
l. Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan HukumSyarif Hidayatullah, Jakarta, 2007
m. Arpandadi, Ketua bagian kepala seksi fasilitas dan pembiayaan Dinaskoperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD. 13 Desember2010.
n. Husen, Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat Timur. 18 Februari 2011
96
o. Abdurrahman adi, Mengoptimalkan Potensi UKM, jurnal diakses pada 01Desember 2010 darihttp://abdurrahmanadi.wordpress.com/2010/11/19/mengoptimalkan-potensi-ukm-jurnal.html
p. Herva Octaviana, “Strategi BMT Al-Kautsar Dalam Mengembangkan UsahaKecil dan Menengah di Bekasi”, Skripsi S1 Fakultas Dakwah,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
q. Umar, Husein., Strategic Management in Action, (Jakarta : PT GramediaPustaka Utama, 2001)
r. Rafiudin, Dkk., Prinsip & Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia
s. Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, Jakarta: Aksara, 1983.
t. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar BahasaIndonesia, Edisi ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005)
u. Fanya Jodie, Pentingnya Analisa Situasi untuk Perumusan Strategi, Jurnaldiakses pada tgl 24 Juni 2011 darihttp://vibizmanagement.com/column/index/category/strategic_management/2313
v. Kasmir, kewirausahaan. (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2006)
w. http://jurnal-sdm.blogspot.com/ jurnal diakses pada tgl 08 Maret 2011
x. Hj. Ratna Nuri Aryatni, Ketua Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi danUKM Kota Tangerang Selatan, BSD 12 April 2011
y. Bpk Dewan Ridwan, Kasubag Dinas Koperasi dan UKM Kota TangerangSelatan BSD, 18 April 2011
z. Ahmad Nur Alfiza, Kasi Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UKMKota Tangsel, BSD 12 April 2011
aa. Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tahun 1999 (Revisi1998)
97
bb. Yohannes Indra , ”Organisasi dan Struktur Organisasi”, jurnal diakses pada 06May 2011 dari http://rpl07.wordpress.com/2007/06/15/organisasi-dan-struktur-manajemen-oleh-yohannes-indra-5105-100-094/
cc. Aguswibisono ., “Analisis SWOT”, Jurnal diakses pada tgl 28 Maret 2011dari http://aguswibisono.com/2010/analisis-swot-strength-weakness-opportunity-threat/
dd. Al-Qur’an dan Hadits
ee. www. Google.com