konvensional vs abm

14
Perbandingan Sistem Akuntansi Konvensional dengan Activity Based Management A. Sistem Akuntansi Konvensional (Tradisional) 1. Pengertian Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli Akuntansi mengenai pengertian Sistem Akuntansi Konvensional (tradisional), tetapi pada prinsipnya mengandung pengertian yang sama, antara lain: 1. Sistem Akuntansi Konvensional (Tradisional) merupakan sistem kalkulasi biaya yang menghitung biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan dan diukur dalam jam kerja langsung, jam kerja mesin atau dalam jumlah rupiah tertentu. (Supriono, 1997 : 221). 2. Metode Akuntansi Konvensional (Tradisional) didasarkan pada produksi massal dari suatu produk yang matang dengan karakteristik yang dikenal dari suatu teknologi yang stabil. (Amin Widjaya Tunggal, 2000 : 11). 3. Metode Akuntansi Konvensional (Tradisional) menghitung suatu harga pokok produksi perunit dengan cara pengumpulan seluruh biaya produksi untuk setiap pesanan. (Mas’ud Machfoedz, 1996 : 176). Dari definisi di atas kita dapat mengetahui bahwa perusahaan menggunakan sistem biaya tradisional untuk menghitung biaya overhead pabrik yang diasumsikan berbanding secara proporsional dengan volume, seperti banyaknya unit produk, jam kerja langsung. Sistem biaya Konvensional (tradisional) hanya membebankan biaya produk sebesar biaya produksinya. Oleh

Upload: nurul-hilal

Post on 15-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sistem Akuntansi Konvensional (Tradisional) merupakan sistem kalkulasi biaya yang menghitung biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan dan diukur dalam jam kerja langsung, jam kerja mesin atau dalam jumlah rupiah tertentu.

TRANSCRIPT

Perbandingan Sistem Akuntansi Konvensional dengan Activity Based Management

A. Sistem Akuntansi Konvensional (Tradisional)1. PengertianAda beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli Akuntansi mengenai pengertian Sistem Akuntansi Konvensional (tradisional), tetapi pada prinsipnya mengandung pengertian yang sama, antara lain:1. Sistem Akuntansi Konvensional (Tradisional) merupakan sistem kalkulasi biaya yang menghitung biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan dan diukur dalam jam kerja langsung, jam kerja mesin atau dalam jumlah rupiah tertentu. (Supriono, 1997 : 221).2. Metode Akuntansi Konvensional (Tradisional) didasarkan pada produksi massal dari suatu produk yang matang dengan karakteristik yang dikenal dari suatu teknologi yang stabil. (Amin Widjaya Tunggal, 2000 : 11).3. Metode Akuntansi Konvensional (Tradisional) menghitung suatu harga pokok produksi perunit dengan cara pengumpulan seluruh biaya produksi untuk setiap pesanan. (Masud Machfoedz, 1996 : 176).Dari definisi di atas kita dapat mengetahui bahwa perusahaan menggunakan sistem biaya tradisional untuk menghitung biaya overhead pabrik yang diasumsikan berbanding secara proporsional dengan volume, seperti banyaknya unit produk, jam kerja langsung. Sistem biaya Konvensional (tradisional) hanya membebankan biaya produk sebesar biaya produksinya. Oleh karena itu, dalam sistem Konvensional biaya produk terdiri atas 3 elemen, yaitu: (1) Biaya Bahan Baku, (2) Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan (3) Biaya Overhead Pabrik.

2. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode KonvensionalKalkulasi biaya produksi dalam metode tradisional ini menggunakan driver-driver aktivitas berlevel unit untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk, yang menggunakan asumsi bahwa biaya overhead pabrik yang dikonsumsi oleh suatu produk mempunyai kolerasi yang sangat tinggi dengan jumlah unit yang diproduksinya. Contoh driver-driver berlevel unit, misalnya: (1) Unit Yang Diproduksi, (2) Persentase Biaya Bahan Baku, (3) Persentase Biaya Tenaga Kerja Langsung, (4) Jam Kerja Langsung, dan (5) Jam Mesin.Biaya Overhead dibebankan terhadap produk berdasarkan tarif yang ditentukan oleh perusahaan:

BOP Yang Dibebankan =Tarif BOP x Kuantitas Pembebanan Dalam perhitungan harga pokok produksi perunit dengan menggunakan metode Konvensional dan ABC adalah sama, hanya berbeda pada saat pengalokasian biaya overhead pabrik:

3. Kekurangan Dan Kelebihan Metode Konvensional Kekurangan sistem biaya konvensional antara lain :1. Secara potensial mendistorsi biaya produk karena : 1. Biaya overhead pabrik tidak ditelusuri pada individual produk.2. Total kompoen BOP dalam suatu produk senantiasa besar maka distorsi biaya produk juga akan semakin besar.3. Banyak kegiatan yang termasuk dalam kegiatan administrasi dan penjualan sebenarnya yang tidak ditelusuri ke produk2. Sistem biaya tradisional berorientasi fungsional, dengan kata lain biaya diakumulasikan berdasaarkan sistem lini dan berdasarkan fungsi (seperti perekayasaan sistem lini). Orientasi fungsi lini ini tidak cocok dengan realitas fungsional silang dari manufaktur modern.Kelebihan sistem biaya Konvensional:1. Mudah diaudit, karena jumlah cost driver tidak terlalu banyak sehingga memudahkan auditor melakukan proses audit.2. Mudah diterapkan karena tidak banyak memakai cost driver dalam pengalokasian biaya overhead pabrik, sehingga memudahkan manajer melakukan perhitunganB. Konsep Manajemen Berbasis Aktivitas (Activity Based Management)1. PengertianAktivitas merupakan hal yang utama dalam pengendalian dan penilaian performance lingkungan yang dinamis. Akuntansi aktivitas merupakan pendekatan yang paling tepat dalam lingkungan yang dinamis dan perusahaan ditutut untuk melakukan continous improvement (perbaikan terus). Akuntansi aktivitas menekankan pada perbaikan proses. Proses adalah sekumpulan aktivitas yang menentukan kinerja suatu pekerjaan tertentu. Perbaikan proses berarti perbaikan bagaimana suatu aktivitas dilakukan. Oleh akarena itu yang diperlukan adalah pengelolaan aktivitas bukan biayanya. Untuk itulah muncul pendekatan yang baru yang dikenal dengan Activity Based Management (ABM). ABM merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen untuk meningkatkan customer value serta keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan peningkatan value tersebut bagi konsumen. Manajemen berbasis aktivitas (activity-based management/ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut. ABM adalah proses manajemen yang digunakan menyediakan informasi oleh suatu dasar aktivitas atas dasar analisis biaya untuk mengembangkan keuntungan organisasi. ABM mencakup pembuatan keputusan berikut:a.Modifikasi harga, bauran produk, dan bauran pelanggan.b.Meningkatkan hubungan dengan pemasok dan pelanggan.c.Meningkatkan rancangan produk dan jasa.d.Membuat aktivitas lebih efisiensi.e.Mengurangi kebutuhan untuk membentuk aktivitas yang tidak perlu dan yang tidak menciptakan nilai pelanggan.

2. Dua Dimensi ABMMenggunakan informasi Activity Based Costing untuk mengembangkan operasi dan menghilangkan biaya yang tidak bernilai tambah disebut Activity Based Management (ABM). Menggunakan Activity Based Management (ABM) untuk menghilangkan Aktivitas dan Biaya yang tidak Bernilai Tambah. Activity Based Management (ABM) menekankan baik pada product costing maupun process value analysis. Terdapat 2 dimensi pada ABM yaitu:1. Cost DimensionMenyediakan informasi tentang sumber ekonomi, aktivitas, produk serta konsumen. Dalam dimensi ini dilakukan penelusuran biaya ke setiap aktivitas, kemudian biaya setiap aktivitas dibebankan ke produk Dimensi ini sangat bermanfaat untuk product costing, managemen biaya strategik serta tactical analysis . Menekankan pada ketelitian alokasi biaya aktivitas ke setiap produk.2. Process DimensionMenyediakan informasi tentang mengapa suatu aktivitas dilaksanakan dan bagaimana pelaksanaannya. Dimensi ini ingin mengetahui kinerja setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan. Dimensi ini menunjukan informasi tentang continoues improvement yang dilakukan perusahaan.3. Penerapan ABMActivity based Management lebih komprehensive dibandingkan Activity Based Costing (ABC). ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya yang lebih akurat.b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-program pengurangan biaya.Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah operasi yang (1) tidak perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:1.Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi. 2.Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah: a. Apakah aktivitas tersebut perlu ?b. Apakah aktivitas tersebut efisien ?c. Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?3.Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.Pengerjaan ulang unit yang rusak adalah kegiatan non-nilai tambah. Pengerjaan ulang ini dipicu oleh identifikasi produk cacat selama inspeksi. Akar penyebab ulang, bagaimanapun, bisa berbaring di salah satu dari sejumlah kegiatan sebelumnya. Mungkin spesifikasi bagian adalah kesalahan. Atau vendor diandalkan dipilih. Mungkin bagian-bagian yang salah diterima. Atau kegiatan produksi yang harus disalahkan. Satu set kegiatan yang saling berhubungan (seperti yang digambarkan di atas) disebut proses. Kadang-kadang analisis aktivitas ini disebut sebagai analisis nilai proses (PVA).4.Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.5.Melaporkan biaya yang tidak berlilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.

4. Pentingnya ABM Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang akurat dan relevan telah menyebabkan konsep Activity Base Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas. ABM adalah suatu sistem yang luas, pendekatan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC=Activity Base Costing) dan analisis proses penilaian.Activity Based Management(ABM) adalah pengelolan aktivitas untuk meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan nilai (value) tersebut.Dengan Activity Based Management (ABM), suatu perusahaan dapat melakukan evaluasi biaya dan nilai (value) darn suatu aktivitas proses sehingga akan terjadi perbaikan posisi kompetitif dan meningkatnya efisiensi proses.

5. Keunggulan ABMKeunggulan utama pendekatan Activity Based Management (ABM) yaitu:1. ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengindentifikasibagaimana proses dan aktivitas tersebut dapat diperbaiki untuk menurunkan biaya danmeningkatkan nilai (value) bagi pelanggan.2. ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untukmenambah nilai aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode untukmempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan.6. Kegunaan ABMAdapun sebuah perusahaan menggunakan Activity Based Management(ABM) ini dengan maksud untuk:1. Mengurangi harga produk dan mengoptimalkan desain produk.2. Mengurangi biaya-biaya perusahaan.3. Membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang bisnis baru.7. Activity Based Management Model ComponentsActivity Based Management (ABM) merupakan payung bagi perubahan budaya yang diperlukan untuk persaingan global. Komponen-komponen yang mendukung keberhasilan ABM meliputi :1. Just In Time (JIT) - Merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem manajemen persediaan dimana bahan baku dan suku cadang dibeli dan diproduksi sebanyak yang dibutuhkan dan pada saat yang tepat pada setiap tahap proses produksi.2. Strategic Planning - Suatu perencanaan yang menyeluruh dan terpadu yang mengkaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk pencapaian tujuan perusahaan melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.3. Activity Accounting - Akuntansl yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas di dalam operasi perusahaan.4. Life Cycle Management - Melibatkan manajemen aktivitas mulai dari tahap pengembangan untuk menjamin agar biaya daur hidup secara total jumlahnya lebih rendah dibandingkan kompetitor.5. Performance Management - Suatu kegiatan mengelola kinerja yang berorientasi kepada pandangan strategic ke masa depan sehingga kinerja tersebut dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang membutuhkannya.6. Investment Management - Bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang, dimana dalam proses ini dibutuhkan pemahaman terhadap berbagai piranti investasi, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi piranti tersebut.7. Continuous Improvement - Teknik manajemen dimana para manajer dan pekerja setuju terhadap program continuous improvement dalam hal kualitas dan factor keberhasilan kritis.8. Benchmarking - Proses mengidentifikasikan faktor keberhasilan kritis(critical success factor) yang dicapai perusahaan lain atau unit lain di perusahaan dengan tujuan mengimple mentasikannya sebagai perbaikan dalam proses perusahaan untuk mencapai kinerja yang baik.9. Target Costing - Menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan.10. Customer Value Analysis - Suatu analisa yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu aktivitas memiliki nilai (value) bagi pelanggan atau tidak dengan cara melihat apa yang diperoleh pelanggan dibandingkan dengan pengorbanan untuk memperoleh suatu produk atau jasa. Komponen-komponen tersebut digunakan untuk mengelola aktivitas-aktivitas agar dapat mengeliminasi pemborosan. Misalnya mengeliminasi pemborosan dengan menekan persediaan (persediaan nol), mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah, mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien, mengeliminasi kerusakan (kerusakan nol), mengeliminasi pengerjaan kembali (pengerjaan kembali nol), mengurangi setup mesin (menjadi satu), meningkatkan ketrampilan karyawan.8. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan ABMUsaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan.Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut: Budaya organisasiBudaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi. Top management support and commitmentPenerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya. Change processPerubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan lanjutan. Continuing educationMemberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu organisasi.

9. ABM Operasional dan ABM Strategis Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan ABM ke dalam dua kategori:a) ABM operasionalABM operasional meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat penggunaan aset serta menurunkan biaya; fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional menggunakan teknik manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa ulang bisnis, manajemen mutu total dan pengukuran kinerja.b) ABM strategisABM strategis berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang telah ditingkatkan. ABM strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk operasi. Dengan menggunakan ABM strategis, perusahaan meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan aktivitas yang tidak menguntungkan, penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan pelanggan yang paling menguntungkan. Penerapan ABM strategis menggunakan teknik manajemen seperti perancangan proses, bauran lini produk-pelanggan, hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan harga, ukuran pesanan, pengiriman, pengemasan, dsb), segmentasi pasar, dan saluran distribusi.

Sumber:http://moejhy.blogspot.com/2009/05/activity-based-management.htmlhttps://adebagussaputra.wordpress.com/2013/01/05/sistem-akuntansi-konvensional/http://indriramadhaniekonomi.blogspot.com/2013/02/activity-based-management-abm_1718.htmlhttp://anakkuliahanmasakini.blogspot.com/2014/06/accounting-management-activity-based_14.html