konvensi keanekaragaman hayati (cbd)

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati atau biodiversity merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetika. Pada dasarnya keragaman ekosistem di alam terbagi dalam beberapa tipe, yaitu ekosistem padang rumput, ekosistem hutan, ekosistem lahan basah dan ekosistem laut. Kanekaragaman tipe-tipe ekosistem tersebut pada umumnya dikenali dari ciri-ciri komunitasnya yang paling menonjol, dimana untuk ekosistem daratan digunakan ciri komunitas tumbuhan atau vegetasinya karena wujud vegetasi merupakan pencerminan fisiognomi atau penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungannya. Sumber daya hayati bumi sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial manusia. Akibatnya, muncul pengakuan yang berkembang bahwa keanekaragaman hayati merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi sekarang dan mendatang. Pada saat yang sama, ancaman terhadap spesies dan ekosistem tidak pernah begitu besar seperti sekarang ini. Kepunahan spesies yang disebabkan oleh aktivitas manusia berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dengan hal ini, maka dilakukan suatu konverensi untuk mengatasi masalah 1

Upload: muhammad-bakhtiar

Post on 18-Jun-2015

2.083 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Keanekaragaman hayati atau biodiversity merupakan ungkapan pernyataan

terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat

pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis

dan tingkatan genetika. Pada dasarnya keragaman ekosistem di alam terbagi dalam

beberapa tipe, yaitu ekosistem padang rumput, ekosistem hutan, ekosistem lahan basah dan

ekosistem laut. Kanekaragaman tipe-tipe ekosistem tersebut pada umumnya dikenali dari

ciri-ciri komunitasnya yang paling menonjol, dimana untuk ekosistem daratan digunakan

ciri komunitas tumbuhan atau vegetasinya karena wujud vegetasi merupakan pencerminan

fisiognomi atau penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungannya.

Sumber daya hayati bumi sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial

manusia. Akibatnya, muncul pengakuan yang berkembang bahwa keanekaragaman hayati

merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi sekarang dan

mendatang. Pada saat yang sama, ancaman terhadap spesies dan ekosistem tidak pernah

begitu besar seperti sekarang ini. Kepunahan spesies yang disebabkan oleh aktivitas

manusia berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dengan hal ini, maka dilakukan

suatu konverensi untuk mengatasi masalah terancamnya suatu spesies yakni konverensi

keanekaagaman hayati atau Convention on Biological Diversity (CBD).

1.2 Tujuan

Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka tujuan

makalah ini adalah menjelaskan hal-hal mengenai konverensi untuk mengatasi masalah

terancamnya suatu spesies yakni konverensi keanekaagaman hayati atau Convention on

Biological Diversity (CBD).

1.3 Manfaat

Setelah membaca makalah ini kita dapat mengetahui mengenai konverensi untuk

mengatasi masalah terancamnya suatu spesies yakni konverensi keanekaagaman hayati

atau Convention on Biological Diversity (CBD).

1

Page 2: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

BAB II

PEMBAHASAN

CONVENTION ON BIOLOGICAL DIVERSITY

2.1 Definisi Convention on Biological Diversity

CBD atau Convention on Biological Diversity yang dikenal sebagai Konvensi

Keanekaragaman Hayati, merupakan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum

yang diadopsi di Rio de Janeiro pada Juni 1992 yang diilhami oleh tumbuhnya komitmen

masyarakat dunia untuk pembangunan berkelanjutan. Ini menggambarkan langkah maju

yang dramatis dalam konservasi keanekaragaman hayati.

Konvensi memiliki tiga tujuan utama:

Konservasi keanekaragaman hayati (atau keanekaragaman hayati);

Pemanfaatan berkelanjutan komponen-komponennya

Pembagian keuntungan yang adil dan merata yang timbul dari penggunaan sumber

daya genetik.

Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi nasional untuk

konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati. Hal ini sering dianggap

sebagai dokumen kunci tentang pembangunan berkelanjutan.

Konvensi diakui untuk pertama kalinya dalam hukum internasional bahwa

konservasi keanekaragaman hayati adalah "menjadi perhatian bersama umat manusia" dan

merupakan bagian integral dari proses pembangunan. Kesepakatan mencakup semua

ekosistem, spesies, dan sumber daya genetik. Ini link upaya konservasi tradisional untuk

tujuan ekonomi menggunakan sumber daya hayati secara lestari. Ini menetapkan prinsip-

prinsip yang adil dan merata pembagian keuntungan yang timbul dari penggunaan sumber

daya genetik, terutama mereka yang ditakdirkan untuk penggunaan komersial. Juga

mencakup berkembang pesat bidang bioteknologi melalui Cartagena Protocol on

Biosafety, membahas perkembangan teknologi dan transfer, manfaat-sharing dan biosafety

masalah. Penting lagi, Konvensi mengikat secara hukum; negara-negara yang bergabung

(pihak) yang wajib untuk menerapkan ketentuan-ketentuannya.

Konvensi mengingatkan para pengambil keputusan bahwa sumber daya alam yang

tidak terbatas dan menetapkan filosofi dari penggunaan yang berkelanjutan. Sementara

masa lalu konservasi upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi spesies dan habitat

2

Page 3: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

tertentu, Konvensi mengakui bahwa ekosistem, spesies dan gen harus digunakan untuk

kepentingan manusia. Namun, hal ini harus dilakukan dengan cara dan pada tingkat yang

tidak mengarah pada jangka panjang penurunan keanekaragaman hayati.

Konvensi juga menawarkan bimbingan para pengambil keputusan didasarkan pada

prinsip kehati-hatian bahwa di mana ada ancaman signifikan menurunnya atau hilangnya

keanekaragaman hayati, kurangnya kepastian ilmiah penuh tidak boleh digunakan sebagai

alasan untuk menunda tindakan untuk menghindari atau memperkecil ancaman tersebut.

Konvensi mengakui bahwa diperlukan investasi besar untuk mengkonservasi

keanekaragaman hayati. Ini berpendapat, bagaimanapun, bahwa konservasi akan

membawa kita lingkungan yang signifikan, manfaat sosial dan ekonomi sebagai imbalan.

2.2 Sejarah Pembentukan Convention on Biological Diversity

Sebagai tanggapan atas adanya pengakuan yang berkembang bahwa

keanekaragaman hayati merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi

sekarang dan mendatang, maka United Nations Environment Programme (UNEP)

mendirikan Kelompok Kerja Ad Hoc Tenaga Ahli Keanekaragaman Hayati (Ad Hoc

Working Group of Experts on Biological Diversity) pada bulan November 1988 untuk

mengeksplorasi perlunya konvensi internasional tentangkeanekaragaman hayati. Segera

setelah itu, pada bulan Mei 1989 dibentuk Kelompok Kerja Ad Hoc Teknis dan Tenaga

Ahli Hukum (Ad Hoc Working Group of Technical and Legal Experts) untuk

mempersiapkan instrumen hukum internasional untuk konservasi dan pemanfaatan

keanekaragaman hayati berkelanjutan. Para pakar itu untuk memperhitungkan “kebutuhan

untuk berbagi biaya dan manfaat antara negara maju dan berkembang” dan juga “cara-cara

dan sarana untuk mendukung inovasi oleh masyarakat setempat”.

Pada bulan Februari 1991, Kelompok Kerja Ad Hoc telah dikenal sebagai Komite

Negosiasi Antar Pemerintah. Tugasnya memuncak pada tanggal 22 Mei 1992 dengan

Konferensi di Nairobi untuk pengadopsian teks yang disetujui mengenai Konvensi

Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity).

Konvensi ini dibuka untuk ditandatangani pada tanggal 5 Juni 1992. Konferensi

Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan (“KTT Bumi” Rio).

Konvensi ini tetap dibuka untuk ditandatangani hingga 4 Juni 1993, dan selama jangka

waktu itu telah menerima 168 tanda tangan. Konvensi ini mulai berlaku pada tanggal 29

3

Page 4: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

Desember 1993, yang adalah 90 hari setelah ratifikasi ke-30. Sesi pertama Konferensi Para

Pihak telah dijadwalkan untuk 28 November - 9 Desember 1994 di Kepulauan Bahama.

Ditandatangani oleh 150 pemimpin pemerintahan di KTT Bumi Rio de Janeiro,

1992, Konvensi Keanekaragaman Hayati didedikasikan untuk mempromosikan

pembangunan berkelanjutan. Dipahami sebagai alat praktis untuk menerjemahkan prinsip-

prinsip Agenda 21 menjadi kenyataan, Konvensi mengakui bahwa keanekaragaman hayati

tidak hanya sekedar mengenai tanaman, hewan dan mikro organisme beserta ekosistemnya,

namun juga mengenai manusia dan kebutuhan kita untuk ketahanan pangan, obat-obatan,

udara segar dan air, tempat berlindung, serta lingkungan yang bersih dan sehat untuk

hidup.

Adapun tujuan konvensi ini, seperti tertuang dalam ketetapan-ketetapannya, ialah

konservasi keanekaragaman hayati, pemanfaatan komponen-komponennya secara

berkelanjutan dan membagi keuntungan yang dihasilkan dari pendayagunaan sumber daya

genetik secara adil dan merata, termasuk melalui akses yang memadai terhadap sumber

daya genetik dan dengan alih teknologi yang tepat guna, dan dengan memperhatikan

semua hak atas sumber-sumber daya dan teknologi itu, maupun dengan pendanaan yang

memadai.

Prinsip dari konvensi ini yaitu: Sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa

dan azas-azas hukum internasional setiap Negara mempunyai hak berdaulat untuk

memanfaatkan sumber-sumber dayanya sesuai dengan kebijakan pembangunan

lingkungannya sendiri, dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan

yang dilakukan di dalam yurisdiksinya atau kendalinya tidak akan menimbulkan kerusakan

terhadap lingkungan negara lain atau kawasan di luar batas yurisdiksi nasionalnya.

2.3 Alasan Pembentukan Convention on Biological Diversity

Sumber daya hayati bumi sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial

manusia. Akibatnya, muncul pengakuan yang berkembang bahwa keanekaragaman hayati

merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi sekarang dan

mendatang. Pada saat yang sama, ancaman terhadap spesies dan ekosistem tidak pernah

begitu besar seperti sekarang ini. Kepunahan spesies yang disebabkan oleh aktivitas

manusia berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan.

4

Page 5: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

Beberapa dari sekian banyak menangani masalah di bawah ini yang melatarbalakangi

konvensi ini meliputi:

Langkah-langkah dan insentif bagi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan

keanekaragaman hayati.

Diatur akses terhadap sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional, termasuk

Persetujuan Informasi Sebelum partai memberikan sumberdaya.

Berbagi, dalam cara yang adil dan merata, hasil penelitian dan pengembangan dan

manfaat yang timbul dari perdagangan dan pemanfaatan lain genetik sumber daya

dengan Partai Kontraktor menyediakan sumber daya tersebut (pemerintah dan / atau

masyarakat lokal yang memberikan pengetahuan tradisional atau sumberdaya

keanekaragaman hayati dimanfaatkan).

Akses dan transfer teknologi, termasuk bioteknologi, kepada pemerintah dan / atau

masyarakat lokal yang memberikan pengetahuan tradisional dan / atau sumber daya

keanekaragaman hayati.

Kerjasama teknis dan ilmiah.

Dampak penilaian.

Pendidikan dan kesadaran publik.

Penyediaan sumber daya keuangan.

Pelaporan nasional pada upaya untuk melaksanakan komitmen perjanjian.

2.4 Tempat Berlangsungnya Convention on Biological Diversity

Konvensi ini dibuka untuk ditandatangani pada KTT Bumi di Rio de Janiero pada

tanggal 5 Juni 1992 dan mulai berlaku pada tanggal 29 Desember 1993. Tahun 2010

adalah Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati. Sekretariat Konvensi

Keanekaragaman Hayati adalah titik fokus untuk Tahun Internasional Keanekaragaman

Hayati.

2.5 Anggota Convention on Biological Diversity

Convention on Biological Diversity ditandatangani oleh 168 negara dan saat ini

memiliki 193 anggota. Berikut ini merupakan daftar anggota CBD.

5

Page 6: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

No. Negara

1. Afghanistan2. Albania3. Algeria

Andorra4. Angola5. Antigua and Barbuda6. Argentina7. Armenia8. Australia9. Austria10. Azerbaijan11. Bahamas12. Bahrain13. Bangladesh14. Barbados15. Belarus16. Belgium17. Belize18. Benin19. Bhutan20. Bolivia21. Bosnia and Herzegovina22. Botswana23. Brazil24. Brunei Darussalam25. Bulgaria26. Burkina Faso27. Burundi28. Cambodia29. Cameroon30. Canada31. Cape Verde32. Central African Republic33. Chad34. Chile35. China36. Colombia37. Comoros38. Congo39. Cook Island40. Costa Rica41. Cote d’Ivore42. Croatia43. Cuba44. Cyprus45. Czech Republic

46. Democratic People’ Republic of Korea

47. Democrtaic Republic of the Congo

48. Denmark49. Djibouti50. Dominica51. Dominican Republic52. Ecuador53. Egypt54. El Salvador55. Equatorial Guinea56. Eritrea57. Estonia58. Ethiopia59. European Community60. Fiji61. Finland62. France63. Gabon64. Gambia65. Georgia66. Germany67. Ghana68. Greece69. Grenada70. Guatemala71. Guinea72. Guinea-Bissau73. Guyana74. Haiti Holy See75. Honduras76. Hungary77. Iceland78. India79. Indonesia80. Iran81. Iraq82. Ireland83. Israel84. Italy85. Jamaica86. Japan87. Jordan88. Kazakhtan89. Kenya90. Kiribati91. Kuwait

6

Page 7: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

92. Kyrgyzstan93. Lao People’s Democratic

Republic94. latvia95. Lebanon96. Lesotho97. Liberia98. Libyan Arab Jamahiriya99. Liechtenstein100. Lithuania101. Luxembourg102. Madagascar103. Malawi104. Malaysia105. Maldives106. Mali107. Malta108. Marshall Islands109. Mauritania110. Mauritius111. Mexico112. Micronesia113. Monaco114. Mongolia115. Montenegro116. Morocco117. Mozambique118. Myanmar119. Namibia120. Nauru121. Nepal122. Netherlands123. New Zealand124. Nicaragua125. Niger126. Nigeria127. Niue128. Norway129. Oman130. Pakistan131. Palau132. Panama133. Papua New Guinea134. Paraguay135. Peru136. Philippines137. Poland138. Portugal

139. Qatar140. Republic of Korea141. Republic of Moldova142. Romania143. Russian Federation144. Rwanda145. Saint Kitts and Nevis146. Saint Lucia147. Saint Vincent and Grenadies148. Samoa149. San Marino150. Sao Tome and Principle151. Saudi Arabia152. Senegal153. Serbia154. Seychelles155. Sierra Leone156. Singapore157. Slovakia158. Slovenia159. Solomon Island160. Somalia161. South Africa162. Spain163. Sri Lanka164. Sudan165. Suriname166. Swaziland167. Sweden168. Switzerland169. Syrian Arab Republic170. Tajikistan171. Thailand172. The former Yugoslav

Republic of Macedonia173. Timor-Leste174. Togo175. Tonga176. Trinidad and Tobago177. Tunisia178. Turkey179. Turkmenistan180. Tuvalu181. Uganda182. Ukraine183. United Arab Emirates184. United Kingdom of Great

Britain and Northern Ireland

7

Page 8: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

185. United Republic of TanzaniaUnited States of America

186. Uruguay187. Uzbekistan188. Vanuatu189. Venezuela190. Vietnam191. Yemen192. Zambia193. Zimbabwe

8

Page 9: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

2.6 Pelaksanaan Program CBD Untuk Tahun 2010

Konfrensi peserta (The Conference of the Parties) telah menetapkan tujuh program

kerja yang sesuai dengan beberapa biomassa utama di planet ini. Setiap program

mempunyai misi dan prinsip-prinsip dasar untuk memandu pekerjaan masa depan. Mereka

juga menentukan isu-isu kunci untuk dipertimbangkan, mengidentifiksasi outpu-output

yang potensial, dan menyarankan jadwal serta sarana untuk mencapainya. Pelaksanaan

program kerja bergantung kepada kontribusi dari anggota, secretariat, pemerintah terkait

dan organisasi lainnya. Secara periodic, para anggota (COP) dan SBSTTA untuk meninjau

program kerja. Adapun ketujuh program kerja adalah:

1. Keanekaragaman Pertanian

Keanekaragaman hayati pertanian tidak hanya menyediakan makanan dan

pendapatan, tetapi juga bahan baku untuk pakaian, tempat berteduh, obat-obatan,

pemeliharaan varietas baru, dan melakukan layanan lainnya seperti pemeliharaan

kesuburan tanah dan biota, serta konservasi tanah dan air, yang semuanya penting

untuk kelangsungan hidup manusia.

2. Keanekaragaman Lahan Kering dan Lembab

Keanekaragaman hayati lahan kering dan lembab menyediakan layanan

ekosistem kritis untuk mendukung dua miliar orang, 90% di antaranya hidup di

negara berkembang. Konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan dari

keanekaragaman hayati lahan kering dan lembab sangatlah penting bagi

pengembangan mata pencaharian dan pengentasan kemiskinan.

3. Keanekaragaman Kehutanan

Secara biologis hutan merupakan sistem beragam, yang mewakili beberapa

daerah biologis terkaya di bumi. Namun, keanekaragaman hayati hutan semakin

terancam sebagai akibat dari deforestasi, fragmentasi, perubahan iklim, dan tekanan

lain.

4. Keanekaragaman Air Tawar

Ekosistem perairan darat sering secara ekstensif dimodifikasi oleh manusia,

melebihi laut atau sistem terestrial, dan merupakan yang paling terancam dari semua

tipe ekosistem. Perubahan fisik, hilangnya habitat dan degradasi, penarikan air,

9

Page 10: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

eksploitasi berlebihan, polusi dan invasi spesies asing adalah ancaman utama

ekosistem ini dan sumber daya hayati yang terkait.

5. Keanekaragaman Pulau

Pulau dan wilayah laut sekitar daerah pantai merupakan ekosistem yang unik

yang terdiri dari banyak spesies tanaman dan hewan yang endemic ditemukan di

tempat lain di bumi. Warisan sejarah evolusi yang unik, ekosistem ini adalah harta

tak tergantikan. Mereka juga menjadi kunci untuk kehidupan, ekonomi,

kesejahteraan dan identitas budaya dari 600 juta penduduk pulau (sepersepuluh dari

populasi dunia).

Island species are also unique in their vulnerability: of the 724 recorded animal

extinctions in the last 400 years, about half were island species. Spesies pulau juga

unik dalam kerentanan mereka: dari 724 kepunahan hewan yang tercatat, dalam 400

tahun terakhir, sekitar separuhnya adalah spesies pulau. Selama abad yang lalu,

keanekaragaman hayati pulau telah tunduk pada tekanan yang kuat dari invasi

spesies asing, perubahan habitat dan eksploitasi berlebihan, serta perubahan iklim

dan polusi. Tekanan ini juga sangat dirasakan oleh perekonomian pulau. Di antara

yang paling rentan dari negara-negara berkembang, pulau-pulau kecil berkembang

bergantung pada konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati

pulau untuk pembangunan berkelanjutan mereka.

6. Keanekaragaman Pesisir dan Laut

Lautan menempati lebih dari 70% dari permukaan bumi dan 95% dari biosfer.

Kehidupan di laut kira-kira 1000 kali lebih tua dari genus Homo. Ada pengakuan

bahwa belum pernah terjadi sebelumnya ancaman akibat perbuatan manusi dari

kegiatan industri seperti perikanan dan transportasi, dampak pembuangan limbah,

kelebihan nutrisi dari limpasan pertanian, dan pengenalan spesies eksotik. Jika kita

gagal untuk memahami baik kerentanan dan ketahanan hidup dari laut, sejarah

spesies manusia yang relatif singkat akan menghadapi nasib yang tragis.

7. Keanekaragaman Pegunungan

Gunung-gunung di dunia meliputi beberapa pemandangan paling spektakuler,

keragaman besar spesies dan tipe habitat, serta komunitas manusia yang khas.

Pegunungan terjadi pada semua benua, di semua zona lintang, dan dalam seluruh

jenis biome utama dunia. Pegunungan menyediakan air tawar bagi separuh

kehidupan manusia, dan di dapat dikatakan sebagai menara air dunia.

10

Page 11: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan mengenai

beberapa hal, di antaranya:

Keanekaragaman hayati atau biodiversity merupakan ungkapan pernyataan

terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang

11

Page 12: Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)

terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk, yaitu tingkatan ekosistem,

tingkatan jenis dan tingkatan genetika.

Sedangkan CBD atau Convention on Biological Diversity yang dikenal sebagai

Konvensi Keanekaragaman Hayati, merupakan perjanjian internasional yang

mengikat secara hukum yang diadopsi di Rio de Janeiro pada Juni 1992 yang

diilhami oleh tumbuhnya komitmen masyarakat dunia untuk pembangunan

berkelanjutan.

Tujuan utama dari konvensi ini adalah konservasi keanekaragaman hayati (atau

keanekaragaman hayati), pemanfaatan berkelanjutan komponen-komponennya, serta

pembagian keuntungan yang adil dan merata yang timbul dari penggunaan sumber

daya genetik.

Jumlah anggota dari Convention on Biological Diversity saat ini berjumlah 193

negara.

Ada tujuh program yang dicanangkan oleh CBD di tahun 2010 ini yaitu

Keanekaragaman Pertanian, Keanekaragaman Tanah Kering dan Lembab,

Keanekaragaman Kehutanan, Keanekaragaman Air Tawar, Keanekaragaman Pulau,

Keanekaragaman Pesisir dan Laut, Keanekaragaman Pegunungan.

3.2 Saran

Untuk bisa mencapai tujuan yang diharapkan dengan adanya Konvensi

Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity) ini, tentunya akan lebih

mudah apabila setiap orang turut berpartisipasi dalam proses pelaksanaan program dari

CBD ini. Oleh karenanya, mari kita mulai dari hal-hal terkecil untuk mendukung setiap

program yang dilakukan oleh CBD.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://www.cbd.int/convention/ (diakses tanggal 9 Maret 2010).

Anonim. http://en.wikipedia.org/ (diakses tanggal 9 Maret 2010).

12