cbd psikotik
DESCRIPTION
Case psikotikTRANSCRIPT
CASE BASED DISCUSSION
KASUS PSIKOTIK
Disusun Oleh :
Ade Laksono 030.10.002
Belyn Kelvina Octaviana 030.10.052
Dietha Kusumaningrum 030.10.082
Kartika Hermawan 030.10.149
Meita Kusumo Putri 030.10.174
Riza Tafson 030.10.238
Pembimbing :
dr. H. Inu Wicaksana, Sp.KJ(K), MMR
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROYO MAGELANG
PERIODE 17 AGUSTUS – 12 SEPTEMBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
2015
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 34 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Tidak ada
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Perumahan Bumi Elok Mas RT04/RW07 Pancoran Mas,
Secang, Magelang.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 66 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pemilik warung
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Perumahan Bumi Elok Mas RT04/RW07 Pancoran Mas,
Secang, Magelang.
Hubungan : Ibu kandung pasien
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2015 di UPI Pria RSJ Prof. dr.
Soeroyo Magelang.
Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2015 di Wisma Baladewa RSJ
Prof. dr. Soeroyo Magelang dan pada tanggal 28 Agustus 2015 di rumah pasien.
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah dan merusak barang sejak 4 bulan yang lalu
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis :
Delapan tahun yang lalu pasien tidak bisa tidur tiga hari tiga malam karena
merasa semua teman di facebook nya menuliskan status tentang apa yang ada di
pikirannya. Sebelum mengalami kejadian ini, pasien mengaku sangat terbebani
karena selalu ditolak setiap kali melamar kerja. Kemudian pasien mencari
pertolongan ke poli psikiatri RSJS Magelang. Pasien diberi obat namun mengaku
setelah minum obat, keluhannya tidak berkurang, malah pasien merasa lemas
seharian sehingga tidak bisa melakukan aktivitas dan lebih banyak tidur. Karena
hal tersebut pasien menolak minum obat.
Setiap kali penyakitnya kambuh, pasien merasa ada yang masuk ke
pikirannya, merasa orang lain tahu apa yang ia pikirkan, dan melihat pikirannya
disiarkan di TV. Pasien mengatakan bahwa dirinya dikendalikan oleh beberapa
orang, dimana salah satunya adalah orang yang ia kenal dekat. Ketidakmampuan
pasien melawan kekuatan tersebut menjadikan pasien sering jengkel dan
mengamuk. Keinginan dan riwayat mencelakai orang lain dan diri sendiri
disangkal oleh pasien. Ketika berada di keramaian seringkali pasien merasa bahwa
orang-orang memperhatikannya dan ingin mencelakainya. Pasien mengaku pernah
mendengar suara-suara tanpa wujud di telinganya berupa suara dengingan, namun
menyangkal pernah melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain. Pasien
merasa dengan mengurung diri di kamar, gejala yang dialami lebih cepat hilang.
Kurang lebih empat bulan terakhir, pasien merasa makin kacau dan semakin
merasa bahwa pikirannya bukan milik dirinya lagi. Pasien sulit tidur, tidak nafsu
makan, jarang mandi, dan lebih sering mengamuk. Ketika marah pasien membuang
serta merusak barang yang dimiliki, bahkan pernah mendorong ibunya hingga
terjatuh. Pasien merasa jengkel karena sejak dahulu ibunya sering menjanjikan
sesuatu dan tidak pernah ditepati.
Alloanamnesis :
Menurut keterangan ibunya, pasien mulai mengurung diri di kamar pada tahun
2009. Kejadian ini didahului oleh peristiwa pasien tidak lolos ujian tahap akhir
untuk pekerjaan yang sangat diinginkannya. Pasien memang sudah seringkali
ditolak dalam mencari pekerjaan sejak tahun 2005. Pasien mengatakan bahwa ia
disantet, merasa sering diikuti orang lain dan akan dibunuh sehingga enggan keluar
dari rumah.
Pasien mulai berobat ke dokter jiwa pada tahun 2010 dan ibu pasien merasa
keluhan pasien berkurang. Namun pada tahun 2011 pasien menolak minum obat
dan kontrol ke dokter karena merasa mengantuk terus seharian bila meminum obat.
Setelah putus berobat, gejala pasien menjadi hilang timbul. Bila sedang kumat,
menurut ibunya pasien jadi lebih sering melamun, tidak peduli dengan lingkungan
sekitar, tidak mau makan, jarang mandi, mengurung diri di kamar, dan kadang-
kadang mengamuk tanpa sebab. Ibu pasien seringkali mencampur obat di dalam
makanan pasien karena pasien tidak mau minum obat. Apabila keadaan pasien
sedang membaik, pasien dapat menghasilkan uang dengan membuat iklan di blog
dan bekerja freelance sebagai penerjemah. Pasien merasa senang ketika
mendapatkan uang namun biasanya produktivitas pasien hanya bertahan sebentar
karena pasien ingin memiliki pekerjaan tetap di luar rumah.
Selama empat bulan terakhir pasien sama sekali tidak mengkonsumsi obat.
Frekuensi mengamuknya semakin sering, ditambah dengan merusak barang-barang
di rumah, membakar dan membuang baju-bajunya, tidak mau makan, jarang
mandi, tidak bisa tidur, bahkan pernah menendang ibunya hingga jatuh tanpa
alasan yang jelas. Tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasien berkata bahwa ia
takut karena akan dibunuh dan menolak keluar dari rumahnya. Selama mengurung
diri di rumah, pasien tidak menunjukan adanya tanda-tanda sering berbicara sendiri
atau tertawa sendiri.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Selama tahun 2010-2011 pasien kontrol rutin setiap bulan ke poli psikiatri
RSJS Magelang. Pasien diberikan obat salah satunya adalah Risperidone.
Pasien berhenti berobat karena merasa gejalanya tidak berkurang dan tidak
bisa melakukan aktivitas dan lebih banyak tidur setelah meminum obat.
2. Riwayat Gangguan Medis
Pada bulan Mei 2015 pasien pernah dioperasi patah tulang selangka kiri
akibat kecelakaan motor. Riwayat trauma kepala dan kejang disangkal.
3. Riwayat Konsumsi Alkohol dan Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)
Pasien merokok sejak kuliah. Pasien mengaku sering mengkonsumsi alkohol
semasa kuliah. Namun sudah berhenti sejak tahun 2004. Pasien belum pernah
mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pasien merupakan anak
yang dikehendaki oleh ayah dan ibu pasien. Kondisi ibu saat hamil sehat dan
tidak ada kelainan. Pasien lahir cukup bulan dan ditolong oleh bidan.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien mendapatkan ASI sampai usia 6 tahun. Pada usia 3 tahun pasien
pernah mengalami kejang demam sebanyak satu kali. Tidak ada data yang
valid mengenai perkembangan psikososial, motorik, kognitif, emosi, dan
komunikasi.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Sejak kecil pasien sering dimarahi oleh ayahnya dan dicubit oleh ibunya bila
tidak menurut. Waktu kecil pasien lebih dekat dengan ibunya, karena
ayahnya tidak pernah membimbing anak-anaknya sejak kecil. Pasien masuk
sekolah dasar pada usia 6 tahun. Semasa SD pasien selalu menduduki
ranking 3 besar. Pasien memiliki banyak teman dan tidak pernah tinggal
kelas.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Pubertas) dan Remaja
Pada masa ini pasien lebih senang berdiam diri di rumah dan kurang suka
terlibat dalam kegiatan di luar rumah dengan teman-temannya. Pasien
merupakan orang yang cuek dan tidak memiliki teman akrab. Pasien sering
merasa iri dengan kakak-adiknya karena merasa mereka lebih disayang oleh
orang tuanya. Saat SMA pasien selalu menduduki ranking 3 besar.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan SD, SMP, SMA, dan lulus dari strata
D3 Kehutanan UGM pada tahun 2002 dengan IPK 3,06.
b. Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus kuliah, pasien mendapatkan pekerjaan pertamanya pada
tahun 2004 di sebuah supermarket di Jakarta. Pasien bekerja selama 1
tahun kemudian kembali ke kampungnya karena tidak betah hidup di
Jakarta. Setelah resign dari pekerjaannya pasien lebih banyak diam di
rumah dan mendesain iklan di komputer dan menulis blog tentang
tanaman. Pasien juga kadang-kadang bekerja freelance sebagai
penerjemah. Pasien berusaha mencari pekerjaan tetap namun sampai
saat ini selalu ditolak.
c. Riwayat Psikoseksual dan Pernikahan
Pasien menyadari dirinya adalah seorang laki-laki dan selama ini
berpenampilan serta berperilaku sebagaimana seorang laki-laki.
Pasien jarang terlibat atau dekat dengan lawan jenis. Pasien baru
pernah satu kali berpacaran, yaitu ketika kuliah. Hubungannya
berlangsung selama 3 tahun, namun pasien ditinggal menikah oleh
pacarnya pada tahun 2006.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum karena
melakukan pelanggaran hukum
e. Riwayat Aktivitas Sosial
Sebelum timbul gangguan, pasien merupakan orang yang aktif
bersosialisasi dan sering berkumpul bersama teman-temannya.
Namun sekarang pasien hanya berdiam diri di rumah dan tidak pernah
terlibat dalam aktivitas sosial apapun di sekitar rumahnya karena
merasa orang-orang di sekitar rumahnya mengucilkan dirinya.
f. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragam Islam dan mendapatkan ilmu agama Islam pertama
kali dari orang tuanya. Pasien taat melaksanakan shalat 5 waktu, rajin
mengaji, dan melaksanakan ibadah puasa.
E. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki gejala yang sama dengan pasien atau pernah
didiagnosis mengalami gangguan jiwa.
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
F. Kehidupan Sosial-Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, adik, adik ipar, dan dua keponakannya.
Kebutuhan sehari-hari dibiayai oleh orang tua dan kakak-kakak pasien. Pasien
memiliki penghasilan yang tidak tetap dari menjadi jasa penerjemah dan membuat
iklan di blog. Keuangan keluarga pasien tergolong cukup untuk kehidupan sehari-
hari.
G. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien ingin sembuh dari sakitnya, ingin memiliki pekerjaan tetap, serta ingin turut
serta dalam aktivitas sosial di lingkungannya.
H. Taraf Kepercayaan
Alloanamnesis : Dapat dipercaya
Autoanamnesis : Dapat dipercaya
Grafik Perjalanan Penyakit
Status Mental
Fungsi peran
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015waktu
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. Respirasi : 16x/menit
d. Suhu : 36,3oC
4. Mata : Conjunctiva anemis (-)/(-). Sclera ikterik (-)/(-).
5. Leher : KGB leher dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar.
6. Pulmo : Suara nafas vesikuler pada kedua lapang paru. Tidak terdapat
wheezing maupun ronchi.
7. Cor : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler. Tidak terdapat murmur maupun gallop.
8. Abdomen : Supel, bising usus 3x/menit. Tidak terdapat nyeri tekan di seluruh
kuadran abdomen.
9. Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas. Tidak terdapat edema
maupun deformitas di keempat ekstremitas.
IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Kaku kuduk : Tidak ditemukan
2. Saraf kranialis : Dalam batas normal
3. Motorik
Motorik Kanan KiriEkstremitas atas 5 5Ekstremitas bawah 5 5
4. Sensorik : Sensibilitas dalam batas normal
5. Refleks fisiologis
Refleks fisiologis Kanan KiriBiceps ++ ++Patella ++ ++
6. Refleks patologis
Refleks patologis Kanan KiriHoffman-Tromner (-) (-)Babinski (-) (-)
IV. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Pria, tampak sesuai dengan usia, berpakaian kurang rapi, dan
perawatan diri kurang
2. Kesadaran Neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikologis : Terganggu
Kesadaran Sosial : Terganggu
3. Pembicaran : Ide cerita sedikit, spontan, monoton, intonasi lemah, artikulasi
jelas.
4. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien tampak tegang, mempertahankan
posisi membungkuk dan menunduk serta seringkali meremas-remas jarinya.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Indifferent, tidak ada kontak mata.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Euthym
2. Afek : Tumpul, inappropriate, stabil, pengendalian cukup, skala diferensiasi
sempit.
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Terdapat riwayat halusinasi auditorik berupa bunyi “berdenging”
2. Ilusi : Tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan
4. Derealisasi : Tidak ditemukan
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir : Produktivitas cukup, kontinyu, tidak ada hendaya berbahasa
2. Isi Pikir :
Thought insertion (+)
Thought broadcasting (+)
Delusion of control (+)
Waham curiga (+)
Idea of reference (+)
3. Bentuk Pikir : Non-realistik
E. Sensorium dan Kognitif
1. Orientasi W/T/O/S : Baik/Baik/Baik/Baik
2. Daya Ingat Segera/Jangka pendek/Jangka panjang : Baik/Baik/Baik
3. Konsentrasi dan Perhatian : Mudah ditarik, mudah dicantum
4. Kemampuan Membaca dan Menulis : Baik
5. Kemampuan Visuospasial : baik
6. Pikiran Abstrak : Baik
7. Kemampuan Merawat Diri Sendiri : Perawatan diri kurang (pasien jarang
mandi, rambut gondrong dan berantakan)
F. Tilikan : Pasien merasa pikirannya sakit karena sesuatu di luar dirinya (derajat 3)
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berusia 34 tahun dibawa ke IGD RSJ Prof. dr. Soeroyo
Magelang karena marah-marah dan merusak barang.
Selama 4 bulan terakhir pasien tidak minum obat dan sering mengamuk tanpa
sebab, tidak nafsu makan, sulit tidur, mengurung diri di kamar, membuang baju-
bajunya, bahkan menendang ibunya. Pasien mengatakan bahwa ada yang
mengendalikan dirinya dan merasa dirinya akan dibunuh.
Pasien mengaku pernah merasa ada yang masuk dalam pikirannya, melihat
pikirannya disiarkan di TV dan tertulis di status facebook teman-temannya, merasa
orang lain tahu apa yang dia pikirkan, dan sering merasa dibicarakan oleh orang lain.
Pasien juga pernah mendengar suara tanpa wujud berupa dengingan di telinganya.
Terdapat hendaya dalam fungsi peran, sosial, waktu luang, dan merawat diri
pada pasien.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan :
Penampilan : kesan perawatan diri kurang
Afek : tumpul dan inappropriate
Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik
Gangguan isi pikir berupa thought insertion, thought broadcasting, delusion of
control, waham curiga, dan idea of reference.
Tilikan : derajat 3.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ditemukan sindroma atau pola perilaku atau psikologis yang
bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dalam fungsi
perkerjaan dan aktivitas sehari-hari pasien. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami suatu gangguan jiwa, sesuai dengan definisi yang tertera dalam
PPDGJ III.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis, tidak ditemukan kelainan atau
gangguan medis umum yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak serta
mengakibatkan gangguan mental yang diderita saar ini sehingga adanya gangguan
organik (F00-F09) pada pasien dapat disingkirkan.
Dari anamnesis tidak ditemukan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif yang
dapat menstimulasi atau mendepresi susunan saraf pusat. Ditemukan riwayat
mengkonsumsi alkohol, namun sudah berhenti sejak tahun 2004. Dapat disimpulkan
kemungkinan gangguan mental akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) ;l;dapat
disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, pada pasien ini didapatkan
beberapa sindrom yaitu :
Sindrom skizofrenia : thought insertion, thought broadcasting, delusion of
control
Sindrom paranoid : waham curiga, idea of reference
VII. DIAGNOSIS BANDING
a. F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
Pedoman Diagnosis (PPDGJ III) Gejala pada PasienMemenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia TerpenuhiTidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik
Tidak terpenuhi
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia
Terpenuhi
b. F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman Diagnosis (PPDGJ III) Gejala pada PasienMemenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia :A. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a. thought echo
Terpenuhi
thought insertion atau withdrawalthought broadcasting
b. delusion of controldelusion of influencedelusion of passivitydelusional perception
c. halusinasi auditorikd. waham – waham menetap jenis lainnya, yang
menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.
B. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
e. halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
f. arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
g. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
h. gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, berbicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
C. Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebihD. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.Halusinasi dan atau waham harus menonjol :
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
Terpenuhi
menonjol.c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi
waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau ‘passivity’ dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.
Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol
Terpenuhi
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F20.0 Skizofrenia paranoid
AKSIS II : Ciri kepribadian skizoid
AKSIS III : Tidak ada diagnosis
AKSIS IV : Tidak ada stressor yang bermakna selama 1 tahun terakhir
AKSIS V : GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
a. Untuk fase akut :
Inj. Haloperidol 2x5mg IM
b. Untuk maintenance :
Risperidone tab 1x2 mg PO
2. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan setelah pasien sudah mencapai tahapan dimana
kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan tilikan sudah baik.
Psikoterapi yang diberikan meliputi :
a. Terapi suportif
Menjelaskan bahwa gangguan yang terdapat pada pasien dapat
dikontrol dengan obat-obatan, dan pasien dapat berfungsi dan
bekerja layaknya orang normal.
Memberikan semangat kepada pasien agar pasien tidak putus
asa dalam mencapai mimpinya untuk bisa bekerja lagi.
Memotivasi pasien untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial di
sekitar rumahnya, dan menjelaskan bahwa dengan beraktivitas
maka kekambuhan penyakitnya akan menurun.
b. Psikoterapi keluarga
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang
keadaan pasien dan rencana terapi yang akan diberikan kepada
pasien.
Memotivasi keluarga untuk memberikan dukungan dan
perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah.
Memberikan penjelasan mengenai obat yang akan diminum
pasien, waktu pemberian, efek samping.
Mengedukasi keluarga untuk mengawasi pasien meminum obat
dan kontrol rutin.
Mengedukasi keluarga untuk mendukung pasien agar lebih aktif
dan tidak berdiam diri saja di rumah, dengan memberikan
pekerjaan yang dapat dikerjakannya, mengajak pasien dalam
kegiatan sosial di lingkungan rumahnya.
IX. PROGNOSIS
Premorbid
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga : tidak ada Baik
Dukungan keluarga dan lingkungan : ada Baik
Status sosial ekonomi : cukup Baik
Stressor : tidak jelas Buruk
Kepribadian premorbid : schizoid Buruk
Morbid
Onset usia : < 25 tahun Buruk
Perjalanan penyakit : kronis Buruk
Jenis penyakit : psikotik Buruk
Regresi : mengalami kemunduran Buruk
Respon terapi
Kepatuhan minum obat : tidak patuh Buruk
Kesimpulan : Dubia ad malam