kontroversi minum pada penderita ginjal kroni1

Upload: hime

Post on 06-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cx

TRANSCRIPT

Kontroversi Minum Pada Penderita Ginjal Kronik

Kontroversi Minum Pada Penderita Ginjal KronikApril 30th, 2008 FoodCorner Posted in Health No Comments

Setiap manusia sehat memang disarankan untuk meminum air sebanyak mungkin. Selama ini air diketahui bisa menyehatkan tubuh dan bisa membuat kulit lebih kenyal. Tapi sebaliknya untuk penderita penyakit ginjal kronik (PGK), air yang dikosumsi malah dibatasi jumlahnya. Kenapa?

Tubuh manusia diketahui terdiri dari 55 persen sampai 78 persen air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari guna menghindari dehidrasi. Untuk jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembapan, dan beberapa faktor lainnya.

Manusia juga mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air. Namun sebagian besar orang percaya manusia membutuhkan 8-10 gelas (sekitar 2 liter) per hari.

Pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK), air minum yang dikonsumsi malah dibatasi jumlahnya. Karena itu, seringkali muncul pertentangan pendapat mengenai air yang wajib diminum oleh pasien PGK. Hal ini disebabkan ginjal pada pasien PGK sudah tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Berkaitan dengan minum air bagi penderita ginjal, Indonesia Kidney Care Club (IKCC) bekerja sama dengan RS Haji Jakarta menyelenggarakan seminar bertemakan Kontroversi Minum pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK), beberapa waktu lalu.

Menghadirkan pembicara DR Dr H Bimanesh Sutardjo SpPD KGH, acara ini berlangsung untuk membuka wawasan kepada semua pihak mengenai kesehatan ginjal dan cara penanganannya bila salah satu organ dalam ini bermasalah.

Selain menjelaskan tentang anatomi ginjal, Dr Bimanesh memaparkan mengenai cara kerja ginjal. Salah satu kinerja ginjal adalah membersihkan darah, mengatur komposisi dan volume cairan tubuh, mengatur tekanan darah, memelihara kesehatan atau keutuhan tulang, serta berperan pada pematangan sel darah merah, paparnya panjang lebar.

Menurutnya, dalam hubungannya dengan ginjal, air dibutuhkan untuk mempertahankan volume darah efektif agar proses pembersihan darah berlangsung dengan baik.

Tak hanya itu saja, sambung Dr Bimanesh, air juga berguna sebagai wahana pelarut zat-zat yang berguna maupun sisa pengolahan makanan yang dapat membawanya ke dalam dan ke luar ginjal. Yaitu sebagai salah satu komponen kimiawi penting dalam proses pengolahan zat-zat yang diperlukan dan proses eliminasi zat limbah.

Pada ginjal yang sehat, kebutuhan masukan cairan per hari adalah 2.000 ml, yang diperoleh dari air minum atau makanan. Namun pada keadaan cuaca panas yang ditandai dengan penguapan tinggi dan berkeringat banyak, kebutuhan dapat meningkat mencapai 2500-3000 ml. Perlu diketahui bahwa produksi urin normal sehari adalah 50-100 ml/jam, bebernya.

Sementara itu, pada ginjal yang fungsinya terganggu, kemampuan ginjal untuk membersihkan darah menurun, sehingga produksi urin juga menurun. Bila masukan cairan melebihi kemampuan untuk mengeluarkan, maka akan terjadi kelebihan beban cairan yang berdampak pada organ lain, terutama jantung dan paru. Gejala kelebihan air sebagai akibat ketidakmampuan ginjal memproduksi urin secara baik di antaranya adalah kelopak mata bengkak, kaki bengkak, perut bengkak, dan paru terendam air, jelasnya.

Nah, untuk mengetahui apakah ada gangguan fungsi ginjal dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium kimia darah yang meliputi pemeriksaan ureum dan kreatinin, serta tes bersihan kreatinin. Bila hasil tes bersihan kreatinin kurang dari 15 cc/mt maka sudah terjadi penyakit ginjal kronik stadium 5.

Bila gejala penyakit ginjal kronik ditemukan, maka sebaiknya atur keseimbangan air dengan menyeimbangkan masukan air dengan keluarnya. Yaitu dengan cara tampung urin selama 24 jam. Lalu menambah jumlahnya sebanyak 500 cc (500 cc adalah jumlah air yang hilang dari tubuh oleh penguapan dan keringat dalam kondisi normal). Hasilnya adalah jumlah air yang boleh diminum.

Masih menurutnya, bagi pasien penyakit ginjal kronik yang telah menjalankan hemodialisis, upayakan kenaikan bobot badan antar dua hemodialisis tidak melampaui 2 kg.

Apabila kenaikan bobot badan berlebihan, maka setiap upaya penarikan air selama hemodialisis dapat berakibat hipotensi, kram, dan kejang, tukasnya.

Source: http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/04/28/27/104691/27/kontroversi-minum-pada-penderita-ginjal-kronik