kontribusi muslimah cerdas dan kreatif di masyarakat

43
Kontribusi Muslimah Cerdas dan Kreatif di Masyarakat Islam 1 Komentar Posted by Abied pada 20 Februari 2010 Definisi Muslimah Sepintas, antara wanita dan perempuan nampak memiliki arti yang sama, yaitu manusia yang memiliki jenis kelamin lawan dari laki-laki. Namun, para tokoh wanita / perempuan di indonesia sempat meributkan perihal pemakaian istilah tersebut, karena ternyata, ini bukan sekedar pengibaratan seperti kata Shakespeare, “Apalah arti sebuah nama ….”.[1] Karena ternyata masing-masing memiliki makna yang berbeda jauh, bahkan bertolak belakang pada beberapa sisi. Kata “wanita” dianggap melambangkan sebuah karakter : “wani- ditata” (bahasa Jawa = berani diatur). Maka istilah “wanita” ini lebih banyak dikonotasikan peran wanita sebagai “pendamping” suami yang taat dan pengabdi serta menjadi ratu rumah tangganya. Sementara kata “perempuan” menurut istilahnya berasal dari penggalan per-empu-an, yang lebih mewakili konotasi karakter yang mandiri. Mereka yang sepakat dengan misi para feminis yang ingin menyetarakan posisi dan kedudukan antara kedua jenis kelamin manusia, akan lebih suka menggunakan kata “perempuan” sementara yang kurang sepaham masih suka menggunakan kata “Wanita”. Saya pribadi sebagai penulis lebih memilih untuk menyebut “muslimah” jika pembicaraan kita dalam konteks islam, karena terasa sebutan ini yang paling pas seperti kehendak islam sebutan “muslimah” bukan saja punya konotasi yang baik, terhormat, namun juga sesuai dengan Syari’ah yang dituntunkan islam. Kedudukan Muslimah

Upload: fifi-lailasari-h

Post on 24-Jul-2015

80 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Kontribusi Muslimah Cerdas dan Kreatif di Masyarakat Islam

1 Komentar Posted by Abied pada 20 Februari 2010

Definisi Muslimah

Sepintas, antara wanita dan perempuan nampak memiliki arti yang sama, yaitu manusia yang memiliki jenis kelamin lawan dari laki-laki. Namun, para tokoh wanita / perempuan di indonesia sempat meributkan perihal pemakaian istilah tersebut, karena ternyata, ini bukan sekedar pengibaratan seperti kata Shakespeare, “Apalah arti sebuah nama ….”.[1] Karena ternyata masing-masing memiliki makna yang berbeda jauh, bahkan bertolak belakang pada beberapa sisi.

Kata “wanita” dianggap melambangkan sebuah karakter : “wani-ditata” (bahasa Jawa = berani diatur). Maka istilah “wanita” ini lebih banyak dikonotasikan peran wanita sebagai “pendamping” suami yang taat dan pengabdi serta menjadi ratu rumah tangganya. Sementara kata “perempuan” menurut istilahnya berasal dari penggalan per-empu-an, yang lebih mewakili konotasi karakter yang mandiri.

Mereka yang sepakat dengan misi para feminis yang ingin menyetarakan posisi dan kedudukan antara kedua jenis kelamin manusia, akan lebih suka menggunakan kata “perempuan” sementara yang kurang sepaham masih suka menggunakan kata “Wanita”.

Saya pribadi sebagai penulis lebih memilih untuk menyebut “muslimah” jika pembicaraan kita dalam konteks islam, karena terasa sebutan ini yang paling pas seperti kehendak islam sebutan “muslimah” bukan saja punya konotasi yang baik, terhormat, namun juga sesuai dengan Syari’ah yang dituntunkan islam.

Kedudukan Muslimah

Kronologinya, masyarakat adat di nusantara kita memang lebih didominasi budaya patriarkal, dimana muslimah memang lebih banyak dianggap

manusia nomor dua.

Tiga ratus lima puluh tahun Indonesia dijajah, semakin memperburuk kondisi kehidupan kaum muslimah dibawah kekuasaan penjajah yang senantiasa menggaruk kekayaan negara kita, kekuatan fisik sangat di utamakan sehingga jenis kelamin yang tak memiliki kekuatan fisik menjadi tak diperhatikan sama sekali, bahkan dimanfaatkan untuk melayani kaum lelaki semata.[2]

Pada masa penjajahan, pendidikan di batasi, rakyat dan utamanya kaum muslimah diperbodohkan, akibatnya, hingga sekarang mereka banyak yang hanya bisa menjadi

Page 2: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

beban keluarganya, beban laki-laki, bahkan juga beban masyarakat karena kebodohannya.

Keadaan semakin diperparah dengan banyaknya salah kaparah pendidikan agama tentang sosok muslimah yang shalehah. Begitu banyak buku – buku agama yang mengajarkan hadits-hadits yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban muslimah tanpa diimbangi dengan penjabaran hak-haknya dengan seimbang. Muslimah dituntut menjadi istri yang setia, pandai melayani suami, pandai mengatur rumah tangga, dan mendidik anak dengan baik. menjaga diri didalam rumah dan mencari surga dengan mencari ridha suami.[3]

“Ketahuilah wahai wanita. Dan diberitahukan kepada kaum wanita yang lain behwa perlakuan wanita yang baik terhadap suaminya, dan pencarian ridhaNya serta kepatuhan kepada keinginannya menyamai semua itu.” (HR. Muslim).

Sungguh, tak ada yang salah dengan semua ajaran tersebut. Tetapi semuanya belum sempurna, karena ada penggalan hak dan kewajiban lain yang belum dikupas. Bahwa muslimah sangat memerlukan pendidikan demi kesuksesan dalam mendidik anak, belum banyak disadari bahwa muslimah juga punya tanggung jawab untuk berdakwah ditengah umatnya, juga tak banyak disoroti. Akhirnya sebahagian besar berbuat, karena sekedar mendidik anak berbahasa arab saja mereka tak mampu.

Di berbagai aspek kehidupan saat ini, kaum muslimah terkadang masih berada di posisi yang serba sulit/ terbatas malah , tak jarang muslimah masih diperlakukan diskriminatif. Padahal peran dan kedudukan muslimah, justru sangat penting dan menjadi salah satu pilar dalam mendukung program pembangunan, khususnya di bidang pendidikan.[4]

ICN (1995) melaporkan bahwa setengah penduduk dunia adalah wanita yang mengerjakan dua pertiga pekerjaan dunia, menghasilkan sepersepuluh penghasilan dunia, tetapi hanya menyatakan bahwa lebih kurang setengah juta wanita pada usia produktif meninggal setiap tahun yang disebabkan oleh kehamilan dan melahirkan. Pada tahun 1995 juga, ICN melaporkan bahwa lebih banyak wanita daripada pria yang mengalami maslah kesehatan jiwa, antara lain karena wanita lebih cepat bereaksi terhadap kondisi yang dapat menimbulkan stress daripada pria.[5]

Sifat Dasar Muslimah

Terakhir dalam kondisi fisik yang relatif lemah, bukanlah keinginan kaum muslimah, melainkam atas kehendak Allah Swt. Dengan kondisi fisik yang lebih lemah dibanding laki-laki, wajar bila ada perbedaan sifat dengan kaum laki-laki adapun sifat-sifat yang dimiliki kaum muslimah, antara lain :

Memiliki Intuisi yang Tajam

Salah satu kelebihan dari kaum muslimah adalah memiliki intuisi yang tajam sehingga mudah menerima dan menyerap ilmu pengetahuan dengan intuisi tersebut maka muslimah mudah melakukan sesuatu yang berada dibalik permasalahan yang sedang dan

Page 3: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

akan dihadapi. Intuisi tersebut memudahkannya merasakan sesuatu sehingga sering siberi sebutan “perasa” dengan ketajaman intuisi dari muslimah maka ia memiliki perasaan yang tajam pula. Apabila muslimah rajin mengasah intuisi apalagi ditambah denga ketajaman rasionya maka pengalaman yang pernah ada bisa dijadikan pemandu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan intuisi yang tajam, seorang muslimah seharusnya mampu mengantisipasi gejala-gejala yang terjadi dan dengan intuisi yang dimiliki, muslimah dapat menuntut dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Memiliki Sifat yang Lemah Lembut

Ciri khas dari pribadi seorang muslimah adalah memiliki sifat lemah lembut dengan kelembutan tersebut akan dapat membangkitkan daya pesona kelembutan mencerminkan suatu keindahan dalam pribadi seorang muslimah yang akan melahirkan suasana yang nyaman dan tentram dalam kehidupan namun kelembutan tersebut harus disertai pula dengan kekuatan iman dan mental yang tangguh untuk menangkal berbagai godaan dan cobaan yang datang silih berganti menerpa diri. Karena pada dasarnya sifat lemah lembut muslimah sebenarnya dapat dijadikan kekuatan atau senjata untuk melindungi dirinya dari orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dan berniat mencelakakan.

Sifat Sabar dan Adil

Disamping sifat lemah lembut, muslimah juga memiliki kepribadian yang sabar. Namun kesabaran yang dimilikinya kadang-kadang di eksploitasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kesabaran tersebut dijadikan obyek untuk melampiaskan nafsu emosi. Disinilah seorang muslimah cerdas harus mampu menempatkan kesabaran pada tempat yang tepat jangan sampai dimanipulasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sifat adil juga dimiliki oleh muslimah, dan sebagai lambang keadilan maka dipakailah simbol seorang “wanita” dengan mata tertutup dan di tangan kanannya memegang sebilah pedang.[6]

Kontribusi dan Peranan Muslimah

Selepas masa panjang penjajahan, ksum muslimah berusaha menjadi sosok yang merdeka, sejahtera, bermartabat, dan bisa dihargai oleh masyarakat dunia. Cita-cita yang sangat mulia, namun juga amat tidak mudah mencapainya agar dapat mewujudkannya, seorang muslimah haruslah memiliki pribadi yang tangguh, cerdas, kreatif dan memiliki kearifan. Kerja keras menjadi kata kunci untuk meraih cita-cita.

Era reformasi yang bergulir sejak 1998 membawa angin sejuk akan pengakuan dan penyetaraan peranan wanita muslimah. Tapi kenyataannya, kondisi belum sepenuhnya pulih. Bahkan kini semangat emansipasi semakin luntur. Seorang muslimah harus dapat memberi kontribusi yang dibutuhkan dalam mengisi pembangunan. Oleh karena salah satu musuh pembangunan adalah kebodohan dan kemiskinan, sudah selayaknya seorang muslimah senantiasa berupaya untuk meningkatkan sumber dayanya (Human Resources) dengan menitik beratkan pada pengambangan aspek – aspek berikut, meliputi :

Page 4: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Aspek Kedalaman Spritual

Aspek spritual berkaitan dengan pembentukan integritas muslimah dimana ia di tuntut untuk manjadi sosok yang mempunyai keyakinan yang teguh dan berkepribadian.

Aspek Prilaku

Aspek prilaku berkaitan dengan moralitas muslimah, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial yang siap berperan bagi kehidupan lingkungan sekitarnya.

Aspek Ilmu Pengetahuan dan Intelektual

Aspek ilmu pengetahuan dan intelektual berkaitan dengan kemampuan teoritis muslimah sebagai manusia yang mampu membaca berbagai macam persoalan dari sudut pandang ilmiah dan analisis yang tajam sehingga mampu memberi pemecahan (problem solving) yang bisa dilakukan secara sistematis.

Aspek Ketrampilan

Aspek Ketrampilan berkaitan dengan kemampuan muslimah dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada pada dirinya sehingga membentuk Skill yang diharapkan memberi makna tersendiri bagi kehidupannya baik disaat sekarang maupun yang akan datang.

Era globalisasi yang semakin mendunia, kian menuntut kaum muslimah untuk mengoptimalkan diri. Disamping tuntutan zaman, juga karena peran muslimah itu sendiri yang cukup punya andil besar di suatu keluarga, masyarakat, agama dan bangsa. Karena kelangsungan hidup suatu negara sangat bergantung pada kaum muslimah/wanitanya. Jika ada suatu negara yang tidak menghormati dan menghargai kaum wanitanya, cepat atau lambat negara tersebut akan hancur.

Untuk mengoptimalkan peran serta kontribusinya, muslimah memerlukan leadership dengan program-programnya yang kuat dan diimbangi dengan pengoptimalan sumber daya manusia (SDM), menyadari peran masing-masing dan berbuat sesuatu yang berguna untuk bangsa dan agama, dalam lingkup kecil maupun besar.

Untuk kemajuan kaum muslimah, jangan pernah berhenti mengembangkan diri. Terlebih era saat ini sangat kondusif, terlebih dari political will dari pemerintah, legislatif dan eksekutif, LSM dan Organisasi lain untuk pemberdayaan dan percepatan kesetaraan gender.[7]

Karena tanpa kesiapan sumber daya dan program nyata baik dari pribadi muslimah sendiri, pemerintah dan segenap pihak lain yang turut serta memiliki andil dalam meningkatkan potensi diri muslimah maka dikhawatirkan akan melemahkan posisi dan image kaum muslimah serta peranannya.

Page 5: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Arena Juang Muslimah

Pada dasarnya manusia sangat ingin turut serta meraih syahid, tak terkecuali kaum muslimah, jika laki-laki mempunyai saran jihad yakni perang, lantas bagaimana dengan arena juang kaum muslimah ?

Adapun arena juang (jihad) yang bisa dilalui muslimah guna meraih syahid, dan mengoptimalkan kontribusi serta perananya, antara lain :

Ibu Rumah Tangga Sejati

Apabila dalam suatu keluarga terdapat muslimah maka keluarga tersebut akan nampak bercahaya dan bersinar. Muslimah dalam rumah ibarat permata yang menghiasi rumah tersebut, sehingga rumah terlihat indah, hal ini tidak terlepas dari kesenangannya pada kebersihan dan keindahan. “Konon apabila dalam suatu keluarga, kaum muslimah tidak dihormati maka rezeki akan menjauh dari keluarga itu”.[8]

“Al-Ummu Madrasatun Idza A’dadtaha ‘adadta Sya’ban Tayyibul ‘araq” (seorang ibu adalah sebuah sekolah. Jika engkau persiapkan dia dengan baik maka engkau telah mempersiapkan sebuah generasi yang unggul) ~ Syair Arab~.[9]

Haji dan Umrah

Ini adalah bentuk lain arena juang muslimah. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa dia berkata : “Wahai Rasulullah, kamu melihat bahwa jihad (perang) adalah amalan yang paling utama, maka apakah kami tidak perlu ikut serta berperang ?” Nabi pun menjawab. “Tidak, sebab jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur.” (HR. Bukhari)

Merawat Orang Tua

Bersyukurlah kaum muslimah, yang diberi kesempatan menanggung kerepotan karena harus merawat orang tuanya yang telah lanjut usia. Inilah sebuah kesempatan untuk mencari pahala (jihad) juga “untuk kepentingan merekalah kamu berjihad” ( Muttafaq ‘Alaih)

Memanfaat Lidah

“Berjihadlah melawan kaum Musyrikin dengan harta, jiwa dan lidahmu” ( HR. An Nasa’i)

Memanfaatkan lidah untuk mengatakanhal-hal yang benar, itupun jihad yang relatif tidak memerlukan kekuatan fisik. Cocok untuk kondisi kaum muslimah. Begitu pula pemanfaatan kemampuan tangan untuk menulis. Maka para muslimah yang diberi kelebihan untuk pandai berbicara dan menulis dengan hikmah, manfaatkanlah untuk kehidupan masyarakat islam dan berjihad.[10]

Page 6: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Peran di Balik Layar

“Barangsiapa memberi perlengkapan bagi seorang yang berperang di j alan Allah maka dia terhitung ikut berperang dan barangsiapa yang memenuhi kebutuhan keluarga (menyantuni) orang yang berperang maka dia terhitung ikut berperang di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Sungguh mulia Allah, yang maha adil, kaum muslimah yang mempersiapkan baju perang, perbekalan hingga merawatkuda yang digunakan suaminya untuk berperang, ternyata dijanjikan memperoleh tambahan biaya untuk bisa diinfaqkan bagi keperluan perang satu lagi arena juang / jihad terbuka untuk kaum muslimah.

Melindungi Diri

“Orang yang tewan melindungi keselamatan hartanya mati syahid dan membela dirinya(kehormatan dan jiawanya) juga mati syahid.”(HR. Ahmad).

Sebagai contoh, ibu yang meninggal ketika sedang berjuang melahirkan bayinya, ia telah berjuang bukan saja menyelamatkan dirinya, tetapi juga anaknya. Maka pantas baginya mendapat derajat syuhada.

Subhanallah, sesungguhya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan segala kelemahan dan keterbatasan fisik kaum muslimah sejatinya banyak jalan dan upaya yang bisa dilakukan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena apapun, dimanapun, setiap amalan dan tanggung jawab setiap muslimah akan dilihat dan dibalas dengan balasan langsung dari Allah. Balasan dari Allah ini berbanding lurus dengan kualitas dan kuantitas yang kita lakukan.

[1] Shakespeare, Romeo and Juliet

[2] Irawati Istadi, Suara Hidayatullah Edisi 06/XIV/Oktober 2001, hal. 64.

[3] Ibid

[4] Drs.Firman Parkesi, M.Si. Palopo Pos Edidi29 November 2006, hal.13

[5] Tri Setiabudi, Annida No II/XI/27 Februri 2002, hal. 34

[6] Ibid

[7] Ibid

[8] Irawati Istadi, loc.cit.

Page 7: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

[9] Riyanti GW, S.S.,Muslimah Cerdas dan Kreatif (Jakarta 2007), hal. 5

[10] Irawati Istadi, op.cit., hal. 65

Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia.

Salam …

Page 8: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Kewajibanmu dlm Keluarga

penulis Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-AtsariyyahSakinah Mengayuh Biduk 11 - November - 2004 10:03:56

dlm Islam peran domestik kaum istri memiliki kedudukan yg sangat mulia. Namun musuh-musuh Islam terus berusaha meruntuhkan sendi dasar rumah tangga ini dgn menggalang berbagai opini menyesatkan. “Pemberdayaan perempuan” “kesetaraan gender” “kungkungan budaya patriarkhi” adl sebagian propaganda yg tiada henti dijejalkan di benak wanita-wanita Islam.

Islam oleh musuh-musuh dituding sebagai ajaran yg tdk sensitif gender. Posisi wanita dlm Islam menurut mereka selalu termarginalkan atau terpinggirkan dlm lingkungan yg didominasi dan dikuasai laki-laki.Permasalahan yg sering ‘diserang’ kaum feminis dan aktivis perempuan anti Islam adl peran istri/ ibu dlm mengurusi tugas-tugas kerumahtanggaan. Oleh mereka peran ibu yg hanya mengurusi tugas-tugas domestik hanya akan menciptakan ketidakberdayaan sekaligus ketergantungan istri terhadap suaminya.Juga dikesankan bahwa wanita yg hanya tinggal di rumah adl pengangguran dan menyia-nyiakan setengah dari potensi masyarakat. Propaganda ini didukung oleh opini negatif yg berkembang di masyarakat di mana wanita selama ini tdk lbh dari sekedar “konco wingking” wanita tdk lepas dari “dapur kasur dan sumur” “masak macak manak“ dan sebagainya. Oleh krn itu agar wanita bisa “maju” para wanita harus direposisi dlm ruang publik yg seluas-luasnya.Gerakan ini gencar dilancarkan musuh-musuh Islam krn mereka sangat paham bagaimana merusak Islam dgn menjadikan wanita muslimah sebagai sasaran bidik. Dengan semakin jauh kaum wanita dari rumah mereka berharap pintu-pintu kerusakan akan semakin terbuka lebar. Lebih jauh jika wanita telah rusak mk tatanan masyarakat Islam akan rusak pula.

Rumahmu IstanamuSeorang wanita perlu mengetahui bahwa tempat asal berdiam adl dlm rumah dan rumah ini pula yg menjadi tempat bekerja. Dalil-dalil dari syariat yg mulia telah menetapkan dan mempersaksikan tentang hal ini di antaranya:- Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Ummahatul Mukminin:

ن� �ن ف�ي و�ق�ر� �ك �وت �ي ب“Dan tetaplah kalian tinggal di rumah-rumah kalian.”Makna ayat ini kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah adl perintah utk selalu menetap dlm rumah. Walaupun sasaran pembicaraan dlm ayat ini ditujukan kepada para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam namun secara makna wanita selain mereka juga termasuk di dlm perintah ini. - Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

� �خ�ر�ج�و�ه�ن ال �ه�ن م�ن� ت �و�ت �ي � ب ج�ن� و�ال �خ�ر� ي“Janganlah kalian mengeluarkan mereka dari rumah-rumah mereka dan janganlah mereka keluar.”

Page 9: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Walaupun ayat di atas berkenaan dgn wanita/ istri yg tengah menjalani masa ‘iddah namun kata ulama hukum tidaklah khusus bagi mereka namun juga berlaku bagi wanita yg lain.- Pelajaran dari kisah antara Nabi Musa ‘alaihissalam dgn dua orang wanita di Madyan yg Allah kisahkan kepada kita dlm Tanzil-Nya:

�ما د� و�ل �ن� م�اء� و�ر� د� م�د�ي �ه� و�ج� �ي مة# ع�ل� اس� م�ن� أ ق�و�ن� الن �س� د� ي �ه�م� م�ن� و�و�ج� �ن� د�و�ن �ي أت �ذ�و�د�ان� ام�ر� م�ا ق�ال� ت

�م�ا �ك �ا خ�ط�ب �ت � ق�ال ق�ي� ال �س� �ص�د�ر� ح�تى ن ع�اء� ي �ا الر6 �و�ن ب� �خ7 و�أ ي �ر7 ش� �ي �ب ق�ى. ك �ه�م�ا ف�س� �م ل �و�لى ث �ل�ى ت الظ6ل6 إ

ب6 ف�ق�ال� �ن6ي ر� �م�ا إ �ت� ل ل �ز� �ن �ي أ �ل �رB م�ن� إ ي �ر7 خ� �ه�. ف�ق�ي اء�ت �ح�د�اه�م�ا ف�ج� �م�ش�ي إ �اءB ع�ل�ى ت ي �ح� ت �ت� اس� �ن ق�ال إ�ي� ب

� �د�ع�و�ك� أ �ك� ي �ج�ز�ي �ي �ج�ر� ل �ت� م�ا أ ق�ي �ا س� �ن �ما ل اء�ه� ف�ل �ه� و�ق�ص ج� �ي �ق�ص�ص� ع�ل � ق�ال� ال �خ�ف� ال �ج�و�ت� ت م�ن� ن

� �ق�و�م �م�ي�ن ال �ت�. الظال �ح�د�اه�م�ا �ق�ال �ت� إ �ب �اأ ه� ي ج�ر�� �أ ت �ن اس� �ر� إ ي ت� م�ن� خ� ج�ر�

� �أ ت �ق�و�يO اس� �ن� ال �م�ي �أل ا“Tatkala Musa sampai di sumber air negeri Madyan di sana ia menjumpai sekumpulan orang yg sedang meminumkan ternak mereka dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu dua orang wanita yg sedang menghambat ternaknya. Musa berkata: ‘Apa maksud kalian berbuat begini kenapa kalian tdk ikut meminumkan ternak kalian bersama mereka?’ Kedua wanita itu menjawab: ‘Kami tdk dapat meminumkan ternak kami sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan ternak mereka sedangkan ayah kami1 telah berusia lanjut.’ mk Musa memberi minum ternak itu utk menolong kedua kemudian ia kembali ke tempat yg teduh lalu berdoa: ‘Ya Tuhanku sesungguh aku sangat memerlukan suatu kebaikan yg Engkau turunkan kepadaku.” Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu sembari berjalan dgn malu-malu ia berkata: ‘Ayahku memanggilmu utk membalas kebaikanmu memberi minum ternak kami.’ mk tatkala Musa mendatangi ayah ia menceritakan kisah dirinya. Syu’aib pun berkata: ‘Janganlah takut engkau telah selamat dari orang2 yg zalim itu .’ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‘Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yg bekerja pada kita krn sesungguh orang yg paling baik yg engkau ambil utk bekerja pada kita adl orang yg kuat lagi dapat dipercaya’.”Karena sifat wara dan takwa yg ada pada kedua kedua wanita ini enggan utk bercampur dgn para penggembala tersebut. Adapun kedua keluar rumah utk memberi minum ternak adl krn darurat di mana sang ayah telah berusia senja sehingga tdk mampu lagi mengurus ternak yg ada. Perjumpaan dgn Nabi Musa ‘alaihissalam membuahkan gagasan di benak salah seorang dari wanita tersebut bahwa telah tiba saat utk mengembalikan perkara pada tempat yg semesti ia pun berkata kepada sang ayah: “Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yg bekerja pada kita krn sesungguh orang yg paling baik yg engkau ambil utk bekerja pada kita adl orang yg kuat lagi dapat dipercaya.” Sang ayah pun menyambut usulan putri kemudian berkata kepada Nabi Musa:

�ن6ي ق�ال� ر�يد� إ� �ن� أ �ك�ح�ك� أ �ن �ح�د�ى أ �ي إ �ت �ن �ن� اب �ي �ن� ع�ل�ى ه�ات ن�ي أ ج�ر�

� �أ �ي� ت �م�ان �ن� ح�ج�جB ث �م�م�ت� ف�إ �ت ا أ ر# ع�ش��د�ك� ف�م�ن� ن �د� و�م�ا ع� ر�ي

� �ن� أ ق أ �ش� �ك� أ �ي �ج�د�ن�ي ع�ل ت �ن� س� اء� إ ه� ش� �ن� م�ن� الل ي �ح� الصال“Berkatalah sang ayah: ‘Sesungguh aku bermaksud menikahkan engkau dgn salah seorang dari kedua putriku ini atas dasar engkau bekerja denganku selama delapan tahun dan jika engkau cukupkan sepuluh tahun mk itu adl suatu kebaikan darimu aku tidaklah hendak memberatkanmu. Dan engkau Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang2 yg baik’.” (Daurul Mar’ah hal. 1)- Shalat di masjid sebagai satu amalan yg utama disyariatkan kepada kaum lelaki banyak pahala akan diraih terlebih bila shalat itu dilakukan di Masjid Nabawi. Namun ternyata bersamaan dgn itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kaum wanita utk shalat di rumah mereka. Ketika istri Abu Humaid As-Sa’idi datang kepada beliau

Page 10: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menyatakan: “Wahai Rasulullah aku senang shalat berjamaah bersamamu.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

�م�ت� ق�د� ك� ع�ل �ن �ن� أ 6ي ب �ح� �ة� ت �ك� م�ع�ي� الصال �ت �ك� ف�ي� و�ص�ال �ت �ي �ر7 ب ي �ك� خ� �ك� م�ن� ل �ت �ك� ف�ي� ص�ال ت �ك� ح�ج�ر� �ت و�ص�ال�ك� ف�ي ت �ر7 ح�ج�ر� ي �ك� م�ن� خ� �ت �ك� د�ار�ك� ف�ي ص�ال �ت �ر7 د�ار�ك� ف�ي� و�ص�ال ي �ك� خ� �ك� م�ن� ل �ت د� ف�ي ص�ال ج� م�س�

�ك� ق�و�م�ك� �ت د� ف�ي و�ص�ال ج� �ر7 ق�و�م�ك� م�س� ي �ك� خ� �ك� م�ن ل �ت ج�د�ي� ف�ي �ص�ال م�س�“Sungguh aku tahu engkau senang shalat jamaah denganku namun shalatmu di ruang yg khusus yg ada di rumahmu lbh baik bagimu daripada shalatmu di kamarmu shalatmu di kamarmu lbh baik daripada shalatmu di rumahmu shalatmu di rumahmu lbh baik daripada shalatmu di masjid kaummu dan shalatmu di masjid kaummu lbh baik daripada shalatmu di masjidku.”Bila seorang wanita tetap tinggal di rumah ia akan bisa menunaikan tugas-tugas dlm rumah memenuhi hak-hak suami mendidik anak-anak dan membekali diri dgn kebaikan. Sementara bila seorang wanita sering keluar rumah ia akan menyia-nyiakan sekian banyak kewajiban yg dibebankan kepadanya.

Keluar rumah saat ada hajatDari penjelasan di atas janganlah dipahami bahwa wanita dilarang secara mutlak utk keluar dari rumahnya. Bahkan terdapat keterangan dari syariat tentang kebolehan wanita keluar dari rumah saat ada kebutuhan dan krn darurat.- ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkisah: “Suatu malam Saudah bintu Zam’ah radhiallahu ‘anha keluar dari rumah utk membuang hajat. Ketika itu ‘Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu melihat dan mengenalinya. ‘Umar pun berkata: “Engkau Saudah demi Allah tdk tersembunyi bagi kami.” Saudah pun kembali menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ia ceritakan kejadian tersebut kepada beliau. Saat itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang makan malam di rumahku. dlm keadaan tangan beliau sedang memegang tulang yg pada ada sisa daging turunlah wahyu beliau pun berkata:

�ذ�ن� ق�د� �ن الله� أ �ك �ن� ل ج�ن� أ �خ�ر� �ن ت �ج�ك �ح�و�ائ ل“Allah telah mengizinkan kalian utk keluar rumah guna menunaikan hajat kalian.”- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi tuntunan kepada para suami utk tdk melarang istri mereka shalat di masjid bila si istri minta izin padanya:

�ذ�ا �ت� إ �ذ�ن �أ ت �ة� اس� أ �م� ام�ر� �ح�د�ك �ل�ى أ د� إ ج� �م�س� � ال �ع�ه�ا ف�ال �م�ن ي“Apabila istri salah seorang dari kalian minta izin ke masjid mk janganlah ia melarangnya.”Dan beliau menyatakan:

� �ع�و�ا ال �م�ن ت�م�اء������� د� الله� إ اج� الله� م�س�

“Janganlah kalian mencegah hamba-hamba perempuan Allah dari masjid-masjid Allah.”- Dari sejarah para shahabiyyah kita mengetahui ada di antara mereka yg keluar menyertai mahram mereka ke medan jihad utk memberi minum kepada mujahidin dan mengobati orang yg luka.Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata:

�ان� و�ل� ك س� �ه� الله ص�لى الله ر� �ي لم ع�ل و� و�س� �غ�ز� م6 ي� �أ B ب �م �ي ل و�ة س� �س� �ص�ار� م�ن� و�ن �ذ�ا م�ع�ه� األن ا إ غ�ز�

�ن� ق�ي �س� �م�اء� ف�ي �ن� ال �د�او�ي ح�ى و�ي �ج�ر� ال“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berperang bersama Ummu Sulaim dan beberapa wanita dari kalangan Anshar ikut bersama beliau ketika beliau berperang. Mereka memberi minum dan mengobati mujahidin yg terluka.”Ummu ‘Athiyah radhiallahu ‘anhu bertutur: “Aku pernah berperang bersama Rasulullah

Page 11: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm tujuh kali peperangan aku menjaga dan mengurus tunggangan-tunggangan mereka membuatkan makanan utk mereka mengobati orang yg luka dan merawat orang sakit.”- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bila hendak safar beliau mengundi di antara istri-istri utk menentukan siapa di antara mereka yg akan menyertai beliau dlm safarnya.Keluar wanita dari rumah ini merupakan pengecualian dari hukum asal2 dan disebabkan kepentingan yg darurat dgn memperhatikan dan menjaga adab-adab ketika keluar rumah seperti berhijab dan sebagai dan juga tdk ada fitnah dan kerusakan yg akan timbul saat ia keluar rumah. Adapun bila wanita keluar rumah utk bekerja krn memperhatikan bualan orang2 yg mengikuti hawa nafsu syaithaniyyah bahwasa bila wanita tetap tinggal di rumah ia akan menjadi pengangguran mk hal ini tidaklah dibolehkan oleh syariat yg agung dan sempurna ini. Bila sampai wanita keluar dari rumah krn memenuhi ajakan manis nan berbisa dari pengikut hawa nafsu tersebut mk akan terjadilah kerusakan yg besar di tengah masyarakat dan sendi-sendi keluarga pun akan hancur.Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata: “Islam menetapkan masing-masing dari suami istri memiliki kewajiban yg khusus agar kedua dapat menjalankan peran hingga sempurnalah bangunan masyarakat di dlm dan di luar rumah. Suami berkewajiban mencari nafkah dan penghasilan sedangkan istri berkewajiban mendidik anak-anak memberikan kasih sayang menyusui dan mengasuh mereka serta tugas-tugas lain yg sesuai bagi seperti mengajar anak-anak perempuan mengurusi sekolah mereka merawat dan mengobati mereka dan pekerjaan yg semisal yg khusus bagi wanita. Bila wanita sampai meninggalkan kewajiban dlm rumah berarti ia menyia-nyiakan rumah berikut penghuninya. Hal tersebut berdampak terpecah keluarga baik secara hakiki maupun maknawi.”

Arti wanita dlm keluargaKeberadaan seorang wanita sebagai istri dan ibu dlm keluarga memiliki arti yg sangat penting bahkan bisa dikatakan dia merupakan satu tiang yg menegakkan kehidupan keluarga dan termasuk pemeran utama dlm mencetak “orang2 besar.” Sehingga tepat sekali bila dikatakan: “Di balik tiap orang besar ada seorang wanita yg mengasuh dan mendidiknya.”Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menyatakan: “Perbaikan masyarakat dapat dilakukan dgn dua cara:Pertama: Perbaikan secara dzahir yg dilakukan di pasar-pasar di masjid-masjid dan selain dari perkara-perkara yg dzahir. Ini didominasi oleh lelaki krn merekalah yg biasa tampil di depan umum.Kedua: Perbaikan masyarakat yg dilakukan dari balik dinding/ tembok. Perbaikan seperti ini dilakukan di rumah-rumah dan secara umum hal ini diserahkan kepada kaum wanita. Karena wanita adl pengatur dlm rumah sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg ditujukan ketika itu kepada para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ن� �ن ف�ي و�ق�ر� �ك �و�ت �ي � ب ج�ن� و�ال �ر �ب ج� ت Oر� �ب ة� ت �ي اه�ل �ج� و�ل�ى ال� �أل �ق�م�ن� ا �ة� و�أ �ن� الصال �ي �اة� و�آت ك �ط�ع�ن� الز ه� و�أ الل

�ه� و�ل س� م�ا و�ر� �ن �د� إ �ر�ي ه� ي �ذ�ه�ب� الل �ي �م� ل �ك ج�س� ع�ن �ه�ل� الر6 �ت� أ �ي �ب �م� ال ك �ط�ه6ر� ا و�ي �ر# �ط�ه�ي ت“Tetaplah kalian tinggal di rumah-rumah kalian dan jangan kalian bertabarruj sebagaimana tabarruj orang2 jahiliyyah yg pertama. Tegakkanlah shalat tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah hanyalah berkehendak utk

Page 12: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

menghilangkan dosa dari kalian wahai ahlul bait dan mensucikan kalian dgn sebersih-bersihnya.”Kami yakin setelah ini bahwasa tdk salah bila kami katakan perbaikan setengah masyarakat itu atau bahkan mayoritas tergantung pada wanita dikarenakan dua sebab berikut ini:Pertama: Kaum wanita itu jumlah sama dgn kaum lelaki bahkan lbh banyak yakni keturunan Adam mayoritas wanita sebagaimana hal ini ditunjukkan oleh As-Sunnah An-Nabawiyyah. Akan tetapi hal ini tentu berbeda antara satu negeri dgn negeri lain satu zaman dgn zaman lain. Terkadang di satu negeri jumlah wanita lbh banyak daripada jumlah laki2 dan terkadang di negeri lain justru sebaliknya. Sebagaimana di satu masa kaum wanita lbh banyak daripada laki2 namun di masa lain justru sebalik laki2 lbh dominan. Apapun keadaan wanita memiliki peran yg besar dlm memperbaiki masyarakat.Kedua: Tumbuh dan berkembang satu generasi pada awal berada dlm asuhan wanita. Dengan ini jelaslah tentang kewajiban wanita dlm memperbaiki masyarakat.”Bila demikian keadaan apakah bisa diterima ucapan yg mengatakan bahwa wanita yg bekerja dlm rumah berkhidmat pada keluarga adl pengangguran? Manakah yg hakekat lbh utama lbh berhasil dan lbh bahagia wanita yg tinggal di rumah menjaga diri dan kehormatan melayani suami hingga keluarga menjadi keluarga yg sakinah penuh cinta dan kasih sayang dan ia mengasuh anak-anak hingga tumbuh menjadi anak-anak yg berbakti dan berguna bagi masyarakat ataukah seorang wanita yg sibuk mengejar karier di kantor bersaing dgn para lelaki bercampur baur dgn mereka sementara suami dan anak-anak ia serahkan pengurusan kepada orang lain? Manakah yg lbh merasakan ketentraman dan ketenangan?Hendaklah dipahami oleh para wanita bahwa pekerjaan berkhidmat pada keluarga merupakan satu ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pekerjaan di dlm rumah bukanlah semata-mata gerak tubuh namun pekerjaan itu memiliki ruh yg bisa dirasakan oleh orang yg mengerti tujuan kehidupan dan rahasia terwujud insan.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

�ذ�ا �ة� ص�لت� إ أ �م�ر� ه�ا ال ه�ا و�ص�ام�ت� خ�م�س� ه�ر� ج�ه�ا و�ح�ف�ظ�ت� ش� �ط�اع�ت� ف�ر� �ه�ا و�أ �ع�ل ل�ت� ب ي6 م�ن� د�خ�� �و�اب� أ ب

� أ ة� ن �ج� اء�ت� ال ش�

“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu puasa di bulan Ramadhan ia menjaga kemaluan dan taat kepada suami mk ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja ia inginkan”.Surga sebagai tempat yg sarat dgn keni’matan yg kekal abadi dapat dimasuki seorang wanita yg menyibukkan diri dgn ibadah kepada Allah menjaga kehormatan diri dan taat kepada suami dan tentu semua ini dilakukan oleh seorang wanita di dlm rumahnya.

Pekerjaan wanita di dlm rumahBeberapa pekerjaan yg bisa dilakukan wanita di dlm rumah seperti:Pertama: ibadah kepada Allah.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

�د�و�ن� �ع�ب �ي ل �ال إ �س� �ن �إل و�ا �ج�ن ال �ق�ت� ل خ� و�م�ا“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali utk beribadah kepada-Ku.”Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Ummahatul Mukminin utk berdiam di rumah mereka Allah gandengkan perintah tersebut dgn perintah beribadah.ه� الل �ط�ع�ن� و�أ �اة� ك الز �ن� �ي و�آت �ة� الصال �ق�م�ن� و�أ و�ل�ى

� �أل ا ة� �ي اه�ل �ج� ال ج� Oر� �ب ت ج�ن� �ر �ب ت � و�ال �ن �ك �و�ت �ي ب ف�ي ن� و�ق�ر�

Page 13: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

�ه� و�ل س� و�ر�“Dan tetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj seperti tabarruj orang2 jahiliyyah yg terdahulu tegaklah shalat tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya.”Dengan menegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ini akan sangat membantu seorang wanita utk melaksanakan peran dlm rumah tangga. Dan dgn ia melaksanakan ibadah disertai kekhusyuan dan ketenangan yg sempurna akan memberi dampak positif kepada orang2 yg ada di dlm rumah baik itu anak-anak ataupun selain mereka.Kedua: Wanita berperan memberikan sakan bagi suami dan juga bagi rumahnya.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ح�م�ة# و�ر� م�و�دة# �م� �ك �ن �ي ب و�ج�ع�ل� �ه�ا �ي �ل إ �و�ا �ن ك �س� �ت ل ا و�اج# �ز� أ �م� ك �ف�س� �ن أ م�ن� �م� �ك ل ل�ق� خ� �ن� أ �ه� �ات آي و�م�ن�“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan utk kalian pasangan-pasangan dari diri-diri kalian agar kalian merasakan ketenangan pada dan Dia menjadikan di antara kalian mawaddah dan rahmah…”Seorang wanita tdk bisa menjadi sakan bagi suami sampai dia memahami hak dan kedudukan suami kemudian ia melaksanakan hak-hak tersebut dlm rangka taat kepada Allah dgn penuh kesenangan dan keridhaan. Seorang wanita perlu mengetahui tentang besar hak suami terhadap sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandai aku boleh memerintahkan seseorang utk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan seorang istri utk sujud kepada suami.”Ketika suami telah meninggal pun ia diperintah utk menahan diri dari berhias selama 4 bulan 10 hari. Oد �ح� ت ه�ا �ن ف�إ Bو�ج ز� ع�ل�ى إال Bالث� ث ف�و�ق� 6ت� �م�ي ال ع�ل�ى �ح�د ت �ن� أ �آلخ�ر� ا � �و�م �ي و�ال �الله� ب �ؤ�م�ن� ت Bة� أ الم�ر� Oح�ل� ي � ال

ا ر# و�ع�ش� Bه�ر �ش� أ �ع�ة� ب ر�� أ

“Tidak halal bagi seorang wanita yg beriman kepada Allah dan hari akhir utk berihdad atas mayit lbh dari tiga hari kecuali bila yg meninggal itu adl suami mk ia berihdad selama 4 bulan 10 hari.”Seorang wanita bisa menjadi sakan bagi rumah bila ia menegakkan beberapa hal berikut ini:1. Taat secara sempurna kepada suami dlm perkara yg bukan maksiat kepada AllahTaat ini merupakan asas ketenangan krn suami sebagai qawwam tdk akan bisa melaksanakan kepemimpinan tanpa ketaatan. Dan ketaatan kepada suami ini lbh didahulukan daripada melakukan ibadah-ibadah sunnah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

�ه� �ذ�ن �إ ب �ال إ اه�د7 ش� و�ج�ه�ا و�ز� �ص�و�م� ت ��ن� أ �ة� أ �م�ر� �ل ل Oح�ل� ي � ال“Tidak boleh seorang wanita puasa sementara suami ada di tempat kecuali setelah mendapatkan izin suaminya.”Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Larangan ini menunjukkan keharaman demikian diterangkan dgn jelas oleh orang2 dlm madzhab kami.” . Hal ini merupakan pendapat jumhur ulama sebagaimana disebutkan dlm Fathul Bari .Al-Imam An-Nawawi rahimahullah juga memberikan alasan dlm hal ini: “Sebab adl suami memiliki hak utk istimta’ dgn si istri sepanjang hari hak dlm hal ini wajib utk segera ditunaikan sehingga jangan sampai hak ini luput ditunaikan krn si istri sedang melakukan ibadah sunnah ataupun ibadah yg wajib namun dapat ditunda.”Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan: “Hadits ini menunjukkan bahwa lbh

Page 14: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

ditekankan kepada istri utk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yg hukum sunnah krn hak suami itu wajib sementara menunaikan kewajiban lbh didahulukan daripada menunaikan perkara yg sunnah.”“Wajib bagi wanita/ istri utk taat kepada suami dlm perkara yg ia perintahkan dlm batasan kemampuan krn hal ini termasuk keutamaan yg Allah berikan kepada kaum lelaki di atas kaum wanita sebagaimana dlm ayat:

اء� 6س� الن ع�لى� ق�وام�و�ن� ج�ال� الر6“Kaum lelaki itu adl pemimpin bagi kaum wanita.”dan ayat:

ج�ة7 د�ر� �ه�ن �ي ع�ل ج�ال� �لر6 و�ل“Dan bagi kaum lelaki kedudukan satu derajat di atas kaum wanita.”Hadits-hadits shahih yg ada memperkuat makna ini dan menjelaskan dgn terang apa yg akan diperoleh wanita dari kebaikan ataupun kejelekan bila ia mentaati suami atau mendurhakai demikian dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dlm Adabuz Zifaf hal. 175-176.2. Mengerjakan pekerjaan rumah yg dibutuhkan dlm kehidupan keluarga seperti memasak menjaga kebersihan mencuci dan semisalnya.Seorang wanita semesti melakukan tugas-tugas di atas dgn penuh kerelaan dan kelapangan hati dan kesadaran bahwa hal itu merupakan ibadah kepada Allah. Telah lewat teladan dari para sahabat dlm masalah ini. Mungkin kita masih ingat bagaimana kisah Fathimah bintu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg menggiling gandum sendiri utk membuat kue hingga membekaskan kapalan pada kedua tangannya. Ketika akhir ia meminta pembantu kepada ayah utk meringankan pekerjaan mk sang ayah yg mulia memberikan yg lbh baik bagi putri terkasih.

#ا �الث ث و�اح�م�د�ا �ن� �ي �الث و�ث �ع#ا ب ر�� أ الله� ا 6ر� �ب ف�ك �م�ا م�ض�اج�ع�ك �م�ا �خ�ذ�ت أ �ذ�ا إ �ي؟ �م�ان �ت ل

� أ س� م�ما �ر� ي خ� ع�ل�ى �م�ا Oك د�ل� أ � �ال أ

�م�اه� �ت ل� أ س� م�ما �م�ا �ك ل �ر7 ي خ� ذ�ل�ك� �ن ف�إ �ن� �ي و�ثالث #ا �الث ث ا 6ح� ب و�س� �ن� �ي �الث و�ث

“Maukah aku tunjukkan yg lbh baik bagi kalian berdua daripada seorang pembantu? Bila kalian berdua hendak berbaring di tempat tidur kalian bertakbirlah 34 kali bertahmidlah 33 kali dan bertasbihlah 33 kali. mk yg demikian itu lbh baik bagi kalian daripada apa yg kalian minta.”Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tdk mengingkari khidmat yg dilakukan putri dgn penuh kepayahan padahal putri adl wanita yg utama dan mulia. Bahkan beliau mengakui khidmat tersebut dan memberi hiburan kepada putri dgn perkara ibadah yg lbh baik daripada seorang pembantu.3. Menjaga rahasia suami dan kehormatan sehingga menumbuhkan kepercayaan suami secara penuh terhadapnya.4. Menjaga harta suami.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: : ف�ي Bو�ج ز� ع�ل�ى ع�اه� ر�

� و�أ �ر�ه� ص�غ�ي ف�ي Bد� و�ل ع�ل�ى �اه� ن �ح� أ Bش� ي ف�ر� اء� �س� ن �ح� ص�ال �ل �ب �إل ا �ن� �ب ك ر� اء� �س� ن �ر� ي خ��د�ه� ي ذ�ات�

“Sebaik-baik wanita penunggang unta wanita Quraisy yg baik adl yg sangat penyayang terhadap anak ketika kecil dan sangat menjaga suami dlm apa yg ada di tangannya.” .Maksud sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: adl wanita itu sangat menjaga dan memelihara harta suami dgn berbuat amanah dan tdk boros dlm membelanjakannya.Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan sifat kasih sayang tarbiyah yg baik mengurusi anak-anak menjaga harta suami mengurusi dan

Page 15: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

mengatur dgn cara yg baik.”5. Bergaul dgn suami dgn cara yg baik.Dengan memaafkan kesalahan suami bila ia bersalah membuat ridha ketika ia marah menunjukkan rasa cinta kepada dan penghargaan mengucapkan kata-kata yg baik dan wajah yg selalu penuh senyuman. Juga memperhatikan makanan minuman dan pakaian suami.6. Mengatur waktu sehingga semua pekerjaan tertunaikan pada waktu menjaga kebersihan dan keteraturan rumah sehingga selalu tampak rapi hingga menyenangkan pandangan suami dan membuat anak-anak pun betah.7. Jujur terhadap suami dlm segala sesuatu khusus ketika ada sesuatu yg terjadi sementara suami berada di luar rumah. Jauhi sifat dusta krn hal ini akan menghilangkan kepercayaan suami.Ketiga: mendidik anak-anakTugas ini termasuk tugas terpenting seorang wanita di dlm rumah krn dgn memperhatikan pendidikan anak-anak berarti ia mempersiapkan sebuah generasi yg baik dan diridhai oleh Rabbul Alamin. Dan tanggung jawab ini ia tunaikan bersama-sama dgn suami krn tiap mereka adl mas’ul yg akan dita tentang tanggung jawabnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ا �ار# ن �م� �ك �ي �ه�ل و�أ �م� ك �ف�س� �ن أ ق�و�ا �وا آم�ن �ن� ذ�ي ال Oه�ا ي� �اأ ي

“Wahai orang2 yg beriman jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yg bahan bakar adhaah manusia dan batu.”Keempat: mengerjakan pekerjaan lain di dlm rumah bila ada kelapangan waktu dan kesempatan seperti menjahit pakaian utk keluarga dan selainnya. Dengan cara ini ia bisa berhemat utk keluarga di samping membantu suami menambah penghasilan keluarga.Apa yg disebutkan di atas dari tugas seorang wanita merupakan tugas yg berat namun akan bisa ditunaikan dgn baik oleh seorang wanita yg shalihah yg membekali diri dgn ilmu agama ditambah bekal pengetahuan yg diperlukan utk mendukung tugas di dlm rumah. Adapun bila wanita itu tdk shalihah jahil lagi bodoh mk di tangan akan tersia-siakan tugas yg mulia tersebut.Wallahu ta’ala a’lam.

1 Adapun penyebutan bahwa nama ayah kedua wanita tersebut adl Nabi Syu’aib hal ini tdk tsabit . Hal ini diterangkan oleh Ibnu Katisr dlm Tafsir- menukil perkataan Ibnu Jarir: “Yang benar bahwa hal seperti ini tdk dapat diketahui kecuali dgn ada kabar/ atsar dan tdk ada atsar yg dapat menjadi pegangan dlm hal ini.”2 Yaitu wanita harus tinggal dlm rumah dan melakukan pekerjaan di dlm rumah.

Sumber: www.asysyariah.com

Page 16: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Kejarlah Ilmu Wahai Muslimah0 comments

Posted by admin on 1 Jan, 2011 in Artikel | 0 comments

Dr. Kamal al-HaIbawi, alim Mesir yang tinggal di Pakistan, dalam sebuah ceramahnya pernah mengisahkan pandangan seorang ulama tradisional tatkala ditanya komentarnya tentang peran perempuan dalam Islam: “Perempuan hanya boleh keluar rumah dalam tiga kondisi, pertama keluar dari rahim ibunya saat ia dilahirkan. Kedua, keluar menuju rumah suaminya setelah pernikahan dan ketiga keluar dari rumahnya menuju liang lahat, tempatnya beristirahat untuk selama-lamanya!”

Landasan apa yang digunakan sehingga ia berpendapat demikian? Apa dalilnya, dari sudut mana ia memandang permasalahan perempuan dalam Islam? Apa yang melatarbelakangi pernyataan itu muncul?

Mungkin itu sederet pertanyaan yang meluncur dari bibir kita saat mendengar fatwa sang ulama di atas. Tapi masalah peran dan posisi muslimah, khususnya di bidang ilmiah, dalam gambar kebangkitan Islam yang kian marak dan menjamur memang sebuah misteri yang masih remang-remang.

Fenomena Muslimah

Bicara masalah perempuan, seperti yang Rasul katakan, jika tak hati-hati, sama dengan mengurai benang kusut yang memiliki banyak simpul. Sampai-sampai Rasul SAW pernah bersabda bahwa babus syaithan dan babun nisaa merupakan dua topik yang tak pemah habis dibahas, dikaji dan diseminarkan.

Namun ini bukan berarti bahwa dua bab ini tak dapat dikaji tuntas. Tentu bisa. Islam telah memberikan demikian banyak petunjuk, dimanakah orbit perempuan dalam sistem raya Islam ini. Menurut tuntunan Rasul, Islam sebagai agama yang amat memperhatikan masalah keseimbangan, menegaskan bahwa perempuan adalah pendamping pria dalam upaya menegakkan kalimat Allah. Jika hendak diumpamakan wanita dan pria laksana dua bintang yang berada pada orbit yang berbeda, namun memiliki peran yang sama menentukan bagi kesimbangan jagat ini.

Perkembangan zaman menghadirkan masalah-masalah baru bagi muslimah. Hal-hal yang selama ini tak pernah ada dalam kamus kemuslimahan tiba-tiba muncul. Ide emansipasi dan ideologi feminisme masuk mengisi rongga otak banyak muslimah. Hasilnya berwujud berseliwerannya para perempuan memenuhi ruang perkantoran, pusat

Page 17: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

perbelanjaan, dan pabrik-pabrik. Sebagian menorehkan prestasi di bidang ilmu, sementara sekelompok lainnya asyik menekuni bidang politik bahkan militer.

Dan, banyak fakta menunjukkan bahwa prestasi yang dihasilkan kaum hawa ini tak beda jauh, sebagian bahkan melampaui apa yang diraih pria. Ide dan contoh nyata ini tentu memberikan inspirasi serta motivasi baru bagi sebagian muslimah untuk mengekor keberhasilan rekan sejenisnya di belahan bumi lain, mayoritas di barat. Arus ini bagaikan badai yang menerjang benteng pertahanan yang selama ini dibangun untuk melindung perempuan agar tetap ada dalam istananya.

Di sisi yang lain arus ini juga memunculkan pertanyaan pada sebagian muslimah ihwal gugatannya terhadap “pagar-pagar” yang selama ini membatasi ruang geraknya dalam beraktivitas. Khususnya pada peran yang dapat diemban seorang muslimah dalam gerak kebangkitan ummat yang tengah berlangsung ini.

Menggugat Mitos

Di antara masalah yang mungkin sering menggelegak dalam jiwa para muslimah namun takut untuk mengungkapkannya ke permukaan adalah banyaknya mitos yang berkembang memagari seorang muslimah.

Dr. Yusuf Qardhawi pernah melontarkan keheranannya saat ia melihat fenomena maraknya upaya menjauhkan para muslimah dan majelis ilmu. “Tahun 70-аn, saya terus menghadiri muktamar tahunan Asiosasi Mahasiswa Islam Amerika dan Kanada selama beberapa tahun, dimana ikhwan dan muslimah hadir menyaksikan jalannya ceramah. Muslimah yang hadir disitu ikut mendengar komentar, pertanyaan, jawaban dan diskusi tentang masalah-masalah Islam yang besar, baik menyangkut fikrah, ilmiyah, sosial, pendidikan dan politik. Tapi tahun delapan puluhan, suasana menjadi berubah. Ketika saya menghadiri beberapa muktamar di Eropa dan Amerika, saya temukan pemisahan total dua jenis kelamin itu. Saya lihat para akhwat tidak dapat menghadiri sebagian besar dan ceramah-ceramah, diskusi dan seminar yang dikelola oleh laki-laki. Padahal forum itu begitu penting bagi wanita. Di antara muslimah ada yang mengadu pada saya tentang kebosanan mereka mengikuti ceramah-ceramah yang hanya seputar kewanitaan saja, seperti hak-hak, kewajiban dan kedudukan wanita dalam Islam.” (Prioritas Gerakan Islam, Dr. Yusuf Qardhawi, Buku Kesatu, hal. 98-99).

Itu baru satu kasus. Masih ada yang lain, seperti anggapan suara wanita itu aurat, bertanya melalui kertas, ketakutan menolak calon suami dan lain-lain. Dalam masalah yang khas dengan peran muslimah menuntut ilmu, mitos itu bisa tercium dari pandangan sinis terhadap mereka para muslimah yang aktif menekuni ilmu di bangku sekolah dan perguruan tinggi.

Keengganan sebagian muslimah yang memiliki kesempatan dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan bertolak dari anggapan bahwa bekal seorang muslimah yang utama adalah

Page 18: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

berbakti pada suami dan menjadi ibu. Sementara kebingungan melanda sebagian muslimah yang sudah menyelesaikan atau tengah berjuang menyelesaikan pendidikannya kemana akan dimanfaatkan ilmunya itu nanti. Semuanya tersimpul menjadi satu mengikat dan membatasi peran muslimah dalam sumbangannya terhadap kebangunan Islam.

Akar Masalah

Lalu kenapa pemikiran nyeleneh atau mitos tentang muslimah itu muncul dan malah seolah disahkan dalam aktivitas keseharian? Berikut beberapa penyebabnya :

Pertama, masalah keluasan pemahaman seseorang. Masalah kefahaman ini amat menentukan persepsi dan amal seseorang tentang suatu hal. Pemahaman yang luas, integral dan terpadu akan membuat seseorang arif dalam mengeluarkan fatwa atau pendapat.

Islam tak pernah memandang dan menilai muslimah sebagai masyarakat kelas dua dengan hak dan tanggung jawab yang lebih rendah dari kaum pria. Islam mewajibkan menuntut ilmu bagi wanita dan pria, nabi Muhammad SAW mewasiatkan agar orang tua mengutamakan pendidikan anak perempuannya : “Barangsiapa mempunyai anak perempuan, kemudian mendidiknya, berbuat baik kepadanya, dan mengawinkannya, baginya syurga.” (HR. Ibnu Hibban).

Panggung sejarah keagungan Islam jelas banyak melibatkan peran aktif kaum muslimah di berbagai bidang. Di sisi jihad dan tadhiyyah (pengorbanan) mereka kepada Islam, tercatat Summayyah lah sebagai muslimah pertama yang menyumbangkan nyawanya demi keimanan dan memperoleh syahadah. Manusia pertama yang menyambut da’wah Islam sekaligus menopang banyak manuvernya juga dari kaum muslimah; Khadijah binti Khuwaiiid ra.

Selain itu banyak pula dikisahkan, para shahabiyyat ra yang turut membantu kaum muslimin dalam peperangan. Di bidang pengetahuan juga tidak kalah. Para shahabiyat ra pernah meminta agar diadakan pertemuan khusus buat mereka dalam mempelajari ilmu, sebagaimana yang dilakukan Rasul kepada para shahabat. Kemudian Nabi memenuhi kehendak mereka dengan memberikan waktu khusus.

Aisyah Ummul mu’minin ra dikenal sebagai orang yang paling ahli tentang fiqih, kedokteran dan puisi. Karena kepandaiannya itu Rasulullah pernah berkata kepada para shahabat-nya: “Ambilah separuh agama kalian dan AI-Humairan ini, yakni sayyidatina Aisyah ra, Ummul mukminin”. Dalam ilmu hadits, lbnu Asakir menyebutkan lebih dan delapan puluh wanita ahli hadits. Aliyah binti Hasan, pemimpin Bani Syaiban, seorang yang cerdik lagi terhormat sering dikunjungi oleh Shaleh Al-

Page 19: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Marwi dan tokoh-tokoh ulama fiqih Bashrah untuk dimintai pendapatnya tentang berbagai masalah.

Zainab binti Ummi Salamah, dilukiskan oleh lbnu Katsir salah seorang yang paling dalam ilmu agamanya di Madinah saat itu. Selain itu, ada di antara para shahabat ra yang sering membacakan catatannya di hadapan seorang shahabiyyah yang bernama Ummu Sa’ad binti Rabi’. Mereka mohon dikoreksi bila terdapat kesalahan-kesalahan dalam catatannya.

Ada lagi yang bernama Ka’biyyah binti Sa’ad Al-Aslamiyyah, salah seorang dokter wanita. Beliau mendirikan tenda poliklinik yang bersebelahan dengan masjid Nabawi, memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Islam. Atas jasa jihad dan sosialnya itu, Rasulullah memberinya hadiah sebuah anak panah di waktu perang Khaibar.

Rasul juga pernah menunjuk Asy-Syafa’ binti Abdullah untuk mengajarkan tulis-baca kepada kaum muslimin. Asy-Syafa’ pun digelar “guru wanita pertama dalam Islam“. Selanjutnya, masih sederet nama dan peristiwa iagi yang sejenis.

Uraian di atas, jelas menggambarkan bahwa Islam tak pernah mempersempit ruang gerak wanita menuntut ilmu dan menunaikan kewajiban mereka membangun peradaban masyarakat Islam. Mereka, para shahabiyyat mengerti kedudukan dan peranan yang mereka emban dalam menghasung pembangunan sebuah masyarakat Islam. Mereka selalu aktif dalam proses belajar dan mengamalkan ilmu-nya untuk orang lain, mereka berlomba mencapai tingkat perjuangan yang maksimal untuk membangun masyarakatnya.

Kedua, seringkali mitos-mitos itu muncul bukan didasari nilai-nilai Islam. Mitos dan aturan yang merugikan umat sendiri itu seringkali datang dan luar Islam : adat, tradisi, dan pandangan masyarakat setempat hingga rekayasa musuh-musuh Islam.

Masyarakat pra Islam, baik zaman sebelum Rasul maupun zaman kini, kebanyakan memandang perempuan sebagal makhluq yang berderajat rendah. Umar bin Khattab ra pernah berujar : “Pada zaman jahiliyah kami tak pernah memberikan hak apapun pada wanita. Sampai Allah Ta’ala yang Maha Tinggi menurunkan perintah yang penting pada mereka dan memberikan pada mereka bagian yang tepat.”

Aristoteles memandang wanita adalah ‘makhluk yang belum selesai penciptaanya’. Sementara dalam Rig weda tertulis : “Tidak boleh menjalin persahabatan dengan wanita. Pada kenyataannya, hati wanita adalah sarang srigala.” (Rig Weda, 10, 95, 15).

Beberapa Pilar Peran Muslimah

Wanita muslimah bukanlah bilangan yang dapat diabaikan dan makhluq yang dapat disia-siakan. Rasulullah SAW bersabda bahwa wanita adalah saudara kandung laki-laki. Islam memberikan peluang yang sama besar pada laki-laki mapun perempuan untuk mereguk sebanyak mungkin pahala yang Allah sediakan bagi mereka yang beramal.

Page 20: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Ada beherapa pilar yang dapat dijadikan sandaran bagi muslimah untuk berkiprah dalam lapangan ilmiyah di masyarakat :

Pertama, Pria dan wanita memiliki derajat hak dan tanggung jawab yang sama disisi Allah Ta’ala. Namun jangan berpikir bahwa persamaaan ini juga menuntut tugas yang sama. Sekali lagi, sebagaimana telah diungkap di atas, keduanya ada dalam orbit yang berbeda. Keduanya memiliki tugas dan peran yang berbeda-beda, namun saling melengkapi. Untuk itu, keduanya pun harus memiliki bekal yang cukup sehingga tugas yang diletakkan pada pundaknya dapat terlaksana.

Kedua, pria dan wanita diberi bekal fitrah dan potensi yang sama. Saat Allah Ta’ala menciptakan manusia, tak pernah dibedakan apakah ia perempuan atau laki-laki. Karena itu, peluang perempuan untuk berprestasi terbuka sama lebarnya dengan laki-laki. Tinggal sekali lagi, tentu keduanya berada pada orbit masing-masing.

Maka tak heran jika Rasulullah SAW memuji wanita Anshar yang giat bertanya: “Allah akan merahmati wanita Anshar, mereka tidak malu-malu lagi mempelajari agama.”

Ketiga, wanita islam haruslah wanita yang penuh dengan vitalitas dan kerja nyata. Rasulullah SAW menganjurkan agar kaum wanita selalu berkarya, “Sebaik-baik canda seorang mukminah di rumahnya adalah bertenun.” (Asadul Ghabah, jilid 1, hal. 241).

Qailah Al-Anmariyah, seorang sahabiyah yang juga pedagang, pernah bertanya pada Rasul: “Ya Rasulullah, saya ini seorang pedagang. Apabila saya mau menjual barang, saya tinggikan harganya di atas yang diinginkan, dan apabila saya membeli saya tawar ia di bawah yang ingin saya bayar. Maka Rasul menjawab, “Ya, Qailah! Janganlah kau berbuat begitu. kalau mau beli, tawarlah yang wajar sesuai yang kau inginkan. Dikasih atau ditolak.”

Ustadz Umar Tilmisani menyatakan bahwa Islam tidak melarang seorang wanita menjadi dokter, guru sekolah, tokoh masyarakat, perawat, peneliti dalam berbagal bidang ilmu, penulis, penjahit serta profesi lain sepanjang itu tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya.

Keempat, hendaknya aktivitas dibidang keilmuwan itu tidak melupakan tugas utama seorang wanita sebagai penanggung jawab masalah kerumahtanggaan. Firman Allah Ta’ala : “Dan hendaklah kamu tetap di rumah-rumah kamu…” (QS. al-Ahzab : 33).

Jika keserasian ini terjaga, maka tak hanya ummat Islam yang heruntung karena mendapat tambahan tenaga dan partner baru dalam berjuang, namun cita-cita menegakkan kalimat Allah kian datang mendekat. Semoga Allah Ta’ala selalu menyertai langkah kita. Amiin

aslamiyah.cybermq.com

Page 21: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Melacak Karakter Istri Sholihah dalamal-Quran*

Makalah singkat ini menyajikan beberapa karakter perempuan sholihah yang diungkapkan beberapa ayat al-Quran. Pengungkapan ayat-ayat ini dikaitkan dengan upaya pembangunan keluarga yang diliputi suasana tentram, cinta kasih dan sayang atau keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah (samara) sebagaimana diungkapkan pada ayat:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)

Ayat-ayat yang digunakan sebagian terkait langsung dengan posisi perempuan sebagai istri. Sebagian ayat lain tidak terkait langsung dengan posisi perempuan sebagai istri, akan tetapi bila kita telusuri lebih jauh, ayat-ayat ini berkaitan secara tidak langsung dengan posisi istri, semisal pengungkapan ayat-ayat terkait kisah Ratu Bilqis pada surat an-Naml atau ayat-ayat yang menggambarkan sifat para bidadari di surga. Insya Allah ayat-ayat ini akan diungkapkan dalam kerangka mengungkapkan karakter istri sholihah.

Untuk memudahkan pengkajian, penulis mengelompokkan ayat-ayat untuk menggambarkan karakter istri sholihah dalam tiga profil, yaitu:

1. Profil Kekasih 2. Profil Ibu 3. Profil Sahabat

1. Profil Kekasih

1.1. Taat kepada Allah

Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Rabbnya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan. (QS. 66:5)

Menurut Muhammad Qutb, secara khusus ayat di atas merupakan pembelajaran bagi istri-istri Nabi, tentang makna kemuliaan sebagai istri di hadapan Allah swt. Akan tetapi orang beriman mendapatkan limpahan kerunia karena dapat mengambil pelajaran berharga dari pengajaran Allah ini.

Seorang perempuan sholihah itu pertama kali disifati dengan karakter ketaatannya kepada Allah swt. Mengapa kita menempatkan ketaatan kepada Allah ini sebagai karakter utama seorang kekasih? Jawabannya karena sebagai kekasih seorang itu mesti memelihara kecantikannya. Dan kecantikan hakiki seorang perempuan itu adalah pada ketaatan

Page 22: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

kepada Allah swt. Ini adalah puncak kecantikan batin, sebagaimana digambarkan Ibnul Qayyim. Dan kecantikan batin ini akan memperindah dan menyempurnakan kecantikan lahir.

Ketaatan kepada Allah diwujudkan dalam keimanan dan mewujudkan keyakinannya ini dalam amal perbuatan, taat terhadap semua aturan yang Dia tetapkan bagi perempuan muslimah, yang cepat menyadari kekeliruan dengan bertaubat, yang rajin beribadah, berpuasa dan senantiasa menjelajah kerajaanNya, ciptaanNya dan tanda-tanda keesaanNya dan kebenaran pengaturanNya di alam semesta. Inilah cakupan yang amat menyeluruh dari sifat keislaman bagi muslimah sholihah.

Diantara ketaatan praktis kepada Allah swt yang saat ini banyak ditinggalkan perempuan muslimah adalah berbusana menutup aurat (QS an Nuur:31 dan al-Ahzab:59). Ini merupakan fitnah yang amat serius, sebab Rasulullah saw pernah menegaskan,”Orang-orang perempuan yang berpakaian tetapi seperti telanjang, meliuk-liukan badannya dan rambutnya disasak, mereka tidak akan masuk surga, juga tidak akan mencium baunya surga, padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak amat jauh.” (HR. Muslim)

1.2 Taat kepada Suami

Perempuan yang sholihah, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri 289 ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) 290 (QS. 4:34)

289: Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.

290: Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.

Rasulullah saw menyampaikan,”Jika seorang istri itu telah menunaikan shalat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya,dan taat kepada suaminya, maka akan dipersilakan kepadanya: masuklah ke Surga dari pintu mana yang kamu suka." (HR Ibnu Hibban, al-Bazzar, Ahmad dan Thabrani, Albani menyatakan keshahihannya).

Pada pengajarannya yang lain, Rasulullah saw berkata,”Perempuan mana saja yang meninggalkan dunia sementara suaminya meridhainya pasti masuk Surga." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sebaliknya kedurhakaan kepada suami akan mendatangkan kutukan dari Allah, para malaikat dan segenap manusia. Cukuplah pelajaran yang terdapat pada surat at-Tahrim menjadi peringatan bagi kaum muslimah.

Diantara sikap taat para istri kepada para suami adalah meminta ijin kepada suami jika hendak keluar rumah (tidak keluar rumah kecuali dengan ijin suami), tidak meminta bercerai tanpa alasan yang dibenarkan syariah, menjaga kesopanan dan kehormatan saat keluar rumah, tidak mengeraskan suara melebihi suami, tidak membantah suaminya

Page 23: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

dalam kebenaran, dan tidak menerima tamu yang dibenci suaminya ke dalam rumah, apalagi bermesraan dengan lelaki lain.

1.3. Lembut dan Pemalu

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami" … (QS. 28:25)

Al Quran yang merupakan kalam Allah tak pernah menyampaikan sesuatu yang sia-sia. Begitu pula dengan disampaikannya sifat malu-malu pada ayat di atas, tentulah tersimpan hikmah untuk menggambarkan kemuliaan sifat perempuan.

Malu sendiri adalah bagian dari iman. Bahkan sebuah hadits pada Kumpulan 40 Hadits an-Nawawiy mengungkapkan: “Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan.” Penafsiran hadits ini paling tidak ada dua. Pertama, malu menjadi parameter apakah sebuah perbuatan layak dilakukan atau tidak. Kedua, orang yang rendah rasa malunya, akan melakukan apapun yang dia mau.

Sifat pemalu ini menunjukkan kemuliaan dan penjagaan kemuliaan dirinya. Bahkan sifat sopan dan pemalu ini dijadikan daya tarik pada bidadari, sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat berikut:

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya …(QS. 55:56)

Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka ni'mat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. (QS. 55:70-72)

1.4. Pencinta

Rasulullah saw bersabda,”Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah perempuan yang shalihah.” (HR Muslim). Kata perhiasan terkait dengan makna keindahan. Seorang perempuan shalihah senantiasa menjaga daya tarik dirinya bagi suaminya. Isyarat tentang para bidadari menggambarkan keindahan dan keadaan penuh cinta pada mereka.

Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. (QS. 56:22-23)

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung 1452, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, (QS. 56:35-37)

1452: Maksudnya mereka diciptakan tanpa melalui kelahiran dan menjadi gadis.

Page 24: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

Rasulullah saw mengisyaratkan keadaan istri terbaik,”Istri yang paling baik adalah, bila suami memandang kepadanya memberikan kebahagiaan; Bila menyuruhnya, mentaatinya.; Bila sang suami bepergian, ia menjaga dirinya dan hartanya." (HR An-Nasai dan dishahihkan oleh al-Iraqi).

Istri shalihah senantiasa menyenangkan hati suaminya dan menjaga suasana mesra tetap bersemi dalam keluarga. “Sesungguhnya apabila seorang suami menatap istrinya dan istrinya membalas pandangan (dengan penuh cinta kasih), maka Allah menatap mereka dengan pandangan kasih sayang. Dan jika sang suami membelai tangan istrinya, maka dosa mereka jatuh berguguran di sela-sela jari tangan mereka." (HR Maisaroh bin Ali dari Abu Said bin al-Khudri).

Saat ini para suami dihadapkan pada godaan besar di sisi hubungan intim pria-wanita. Banyak perempuan yang secara sadar atau tidak telah menjadi penggoda kaum pria baik langsung ataupun tak langsung. Maka menjadi salah satu tanggung jawab mulia bagi para istri untuk membantu para suami mencurahkan cinta mereka pada sesuatu yang halal. Di sinilah makna larangan bagi para istri menolak ajakan para suami, seperti tercatat dalam pengarahan Rasulullah saw berikut ini:

“Bila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya lalu ia menolak sehingga suaminya semalaman marah kepadanya, maka malaikat mengutuknya hingga pagi." (Muttafaqun alaihi)

Jadi hadits ini mesti ditempatkan dalam kerangka menjaga hubungan mesra dan cinta; Bukan menempatkan perempuan dalam posisi tertekan dan terpaksa dalam menjalankan hubungan intim suami-istri.

2. Profil Ibu**

2.1. Memiliki Visi Pendidikan untuk Mengabdi kepada Allah

Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Rabbku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". (QS. 3:35-36)

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Rabbku,

Page 25: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. 46:15)

Ayat-ayat di atas mengajarkan agar para Ibu muslimah menjadikan visi terbesar pendidikan anak untuk menjadikan mereka para hamba Allah yang senantiasa berkhidmat kepada Allah swt. Kesuksesan utama orang tua dalam pendidikan anak adalah manakala mereka menjadi orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah.

Sikap syukur ini menyiratkan kebaikan-kebaikan mereka terhadap sesama manusia. Sebab syukur dalam makna yang luas berarti memanfaatkan segala kebaikan Allah swt untuk mentaatiNya. Artinya berbagai perbuatan kebajikan adalah perwujudan terima kasih kita kepada Allah. Dalam kerangka berpikir ini kita menemukan pentingnya pendidikan bagi anak, sebab pendidikan lah yang akan membuat seorang manusia memiliki karakter atau akhlak mulia.

Untuk itu seorang Ibu dituntut melengkapi wawasan dan pengetahuannya untuk mendidik anak-anak. Diantara pengetahuan mendasar bagi anak-anak adalah:

Dalam sisi keagamaan: tilawah Quran (serta pemahamannya pada hal-hal mendasar) dan sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya ra. Pengetahuan dasar keagamaan ini akan menjadi fondasi bagi kekokohan aqidah dan akhlak.

Dalam sisi pengetahuan dan keterampilan umum: komunikasi-berbahasa (termasuk sastra), logika-matematika, pengetahuan sejarah dan musik-bernyanyi.

2.2. Memiliki Keyakinan Kuat terhadap Janji Allah

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. (QS. 28:7)

Dalam menghadapi berbagai tantangan jaman, seorang Ibu mesti senantiasa optimis, bahwa Allah akan menolong mereka mendidik anak-anaknya menjadi manusia berguna di masa depan. Sikap teguh Ibunda Nabi Musa sebagaimana digambarkan pada surat al-Qashash menjadi teladan utama dalam bersikap yakin akan bantuan Allah swt ini.

Ibu Musa ditakdirkan melahirkan anaknya dalam kondisi amat berat, yaitu ketika Firaun, penguasa yang amat zhalim saat itu, mengeluarkan perintah untuk membunuh anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil, karena alasan ketakutan akan runtuhnya kerajaannya. Akan Allah swt memerikan keteguhan kepada Ibu Musa dan dengan dibantu

Page 26: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

oleh kakak perempuan Musa, Ibu Musa berhasil melalui masa-masa sulit tersebut untuk melindungi dan memelihara Musa.

Kisah di atas menjadi pelajaran berharga bagi para ibu muslimah. Saat ini tantangan yang dihadapi dalam mendidik anak-anak amat besar. Kita dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mendidik anak-anak, mulai dari seleksi pendidikan yang berkualitas, tantangan finansial, tantangan lingkungan hingga tantangan pada diri kita sendiri. Untuk tantangan lingkungan, kita menyaksikan banyaknya “polusi” berita dan informasi tentang kekerasan atau tindakan a-susila baik dalam bentuk tulisan ataupun tayangan-tayangan audio visual.

Dalam kondisi ini peran para Ibu amatlah besar untuk menjaga anak-anak agar tumbuh pada fitrah kesuciannya. Modal paling besar bagi para Ibu adalah kedekatan dengan Allah swt, memahami pengarahan (taujih) dan pengajaran dari Allah swt melalui al-Quran dan sunnah NabiNya. Untuk itu para Ibu hendaknya senantiasa mengadakan pengkajian yang mendalam terhadap dua sumber utama ajaran Islam ini

Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui. (QS. 33:34)

2.3. Penuh Suka Cita dalam Mendidik

Dan berkatalah istri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfa'at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedangkan mereka tiada menyadari. (QS. 28:9)

Sikap kasih sayang kepada anak-anak adalah fitrah yang Allah berikan kepada para Ibu untuk mendidik anak-anak mereka. Selama fitrah ini terjaga baik, seorang Ibu akan menjadikan perhatian pada anak sebagai perhatian terbesar dalam hidupnya. Kisah jatuh cintanya Asiyah istri Firaun kepada bayi Musa diabadikan al Quran untuk menggambarkan fitrah ini. Padahal Musa bukanlah anak kandungnya sendiri. Hendaknya sikap kasih sayang ini terus menyertai proses pendidikan anak.

Satu tantangan yang dihadapi para Ibu masa kini adalah tarikan untuk berkarir dan mencari penghasilan yang besar. Tarikan ini terjadi karena struktur sosial-ekonomi-masyarakat yang “memaksa” sebagian ibu-ibu untuk bekerja mencari nafkah. Padahal di dalam ajaran Islam, kewajiban mencari nafkah ini ada pada pundak para bapak. Motivasi lain adalah karena adanya kelemahan pola hubungan suami-istri. Sebagian istri merasa khawatir dirinya direndahkan oleh suami apabila tidak memiliki penghasilan sendiri. Tentu saja kondisi ini pun tidak seharusnya terjadi dalam keluarga muslim, sebab ajaran Islam telah memerintahkan para suami untuk bersikap kasih sayang dan adil dalam memimpin rumah tangga. Yang patut diwaspadai adalah ketika kaum perempuan justru sangat menikmati karirnya, sehingga meletakkan masalah pendidikan dan kasih sayang kepada anak pada prioritas ke sekian dibandingkan karirnya. Bahkan misalnya pada sebagian kalangan perempuan ada pandangan bahwa memiliki anak itu akan mengganggu karir mereka.

Page 27: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

3. Profil Sahabat (Mitra)

3.1. Pencari Kebenaran

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat 1462. (QS. 58:1)

1462: Sebab turunnya ayat ini adalah berhubungan dengan persoalan seorang wanita yang bernama Khaulah binti Tsa'labah yang telah didzihar oleh suaminya Aus bin Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada isterinya: "Kamu bagiku sudah seperti punggung ibuku", dengan maksud dia tidak boleh lagi menggauli isterinya, sebagaimana ia tidak boleh menggauli ibunya. Menurut adat Jahiliyah kalimat seperti itu sudah sama dengan menthalak isteri. Maka Khaulah mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw menjawab bahwa dalam hal ini belum ada keputusan dari Allah. Dan pada riwayat yang lain, Rasulullah saw mengatakan: "Engkau telah diharamkan bersetubuh dengan dia". Lalu Khaulah berkata: "Suamiku belum menyebut kata-kata thalak". Kemudian Khaulah berulang-ulang mendesak Rasulullah saw agar menetapkan suatu keputusan dalam hal ini, sehingga kemudian turunlah ayat ini dan ayat-ayat berikutnya.

Seorang muslimah hendaklah terus bersemangat mencari dan menegakkan kebenaran sebagaimana ditunjukkan pada contoh sahabiyah Khaulah binti Tsalabah ini. Dengan demikian ia akan menjadi partner diskusi yang handal bagi suaminya.

3.2. Memiliki Kriteria Tepat tentang Pendamping Hidup

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS. 28:26)

Menilik ayat di atas, sepertinya karakter ini berlaku bagi mereka yang belum menikah. Ayat di atas mengungkapkan kalimat putri seorang yang sholih di negeri Madyan, negeri tempat Musa muda melarikan diri dari kejaran Firaun. Sebagian penafsir mengatakan orang sholih ini adalah Nabi Syu’aib as. Begitulah gambaran seorang gadis yang cerdas dan sholihah menginterpretasikan sifat baik seorang pemuda. Ia tempatkan gejolak curahan hatinya mencari pasangan hidup, sekaligus melindungi posisinya dari kemestiannya bekerja dengan saudara perempuannya, karena sang ayah telah lanjut usia. Sang ayah pun memahami rahasia yang disembunyikan anak gadisnya. Setelah berbincang dengan Musa, ia menawari Musa untuk bekerja di tempatnya, dan ia berjanji akan menikahkan Musa dengan putrinya (kisah ini ada pada rangkaian ayat di atas, sebelum dan sesudahnya)

Akan tetapi bagi para muslimah yang telah menikah pun kisah di atas mengungkap pelajaran berharga. Perhatikanlah, perempuan sholihah meletakkan parameter lahir dan batin secara seimbang dalam berinteraksi dengan pasangan hidupnya. Maka semestinya apresiasi seorang istri kepada pasangannya pun selalu seimbang diantara sisi fisik dan psikis. Dalam kehidupan berumah tangga ini dapat diterjemahkan dalam bentuk perhatian

Page 28: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

pada pola makanan, pola istirahat, olah raga dan juga pada pola pendidikan serta pola ibadah ritual yang senantiasa mewarnai kehidupan suami-istri. Semakin panjang usia pernikahan, semakin terasa kebutuhan untuk saling mengingatkan dalam menjaga kondisi prima fisik dan psikis.

3.3. Kesetaraan di Hadapan Allah

Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam". (QS. 27:44)

Ketika Ratu Balqis telah menyaksikan kerajaan besar yang Allah karuniakan kepada Nabi Sulaiman as dan mengetahui siapakah yang benar-benar harus disembah di muka bumi ini, sadarlah ia bahwa ternyata perbuatannya dan kaumnya (di antaranya menyembah matahari) adalah perbuatan yang zhalim. Akan tetapi perhatikanlah, Ratu Bilqis tidak pernah menyatakan ketundukan kepada Sulaiman. Yang ia ucapkan adalah bahwa ia bersama Sulaiman tunduk patuh, berserah diri kepada Allah swt. Dari ayat ini kita mendapatkan taujih Rabbani (pengarahan Ilahi), bahwa kedudukan kaum perempuan dan kaum lelaki di hadapan Allah swt itu sama, yaitu sebagai hamba. Islam telah memuliakan kedudukan kaum perempuan. Untuk itu kaum muslimah hendaknya senantiasa menjaga kemuliaan ini dan bahu-membahu bersama para suami mereka dalam menegakkan kebenaran.

3.4. Berkontribusi Aktif dalam Kerja Sosial dan Da’wah

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min 1219, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. 33:35)

1219: Yang dimaksud dengan "orang muslim" di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud "orang yang mu'min" di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.

Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain 259. (QS. 3:195)

Sebab turunnya dua ayat di atas terkait langsung dengan kehidupan para muslimah di masa kehidupan Nabi Muhammad saw. Ayat pada surat al Ahzab turun karena adanya

Page 29: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

ucapan Ummu ‘Imarah al-Anshari kepada Rasulullah saw,”Kami menyaksikan segala sesuatu (terkait ajaran Islam) hanya bagi lelaki dan kami tidak melihat kaum perempuan disebut-sebut.” (diriwayatkan at-Tirmidzi melalui Ikrimah). Atau melalui Ibnu ‘Abbas diriwayatkan bahwa para muslimah berkata kepada Nabi saw,”Ya Rasulullah, mengapa hanya disebutkan kaum beriman lelaki dan tidak disebutkan kaum beriman perempuan?” (diriwayatkan ath-Thabrani). Sedangkan pada riwayat lain dikabarkan bahwa para muslimah menanyakan mengapa hanya para istri Nabi yang disebutkan. Mereka berkata,”Kalaulah pada kami ada kebaikan, tentu kami disebutkan.” Maka Allah swt menurunkan ayat di atas. (diriwayatkan Ibnu Sa’ad dari Qatadah)

Adapun untuk ayat pada akhir surat Ali ‘Imran, diriwayatkan bahwa Ummu Salamah berkata,”Ya Rasulullah, aku tidak mendengar Allah menyebutkan kaum perempuan dalam peristiwa Hijrah sedikitpun.” Maka Allah swt menurunkan ayat tersebut. (diriwayatkan oleh Abdur Razaq, Said bin Manshur, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Abi Hatim).

Setelah kita ketahui konteks sosial sebab turunnya, ayat-ayat di atas semakin meneguhkan adanya peran sosial dan da’wah yang penting dari kaum perempuan sejak masa pertama turunnya ajaran Islam. Ini berlaku bagi semua perempuan. Mereka tidak kalah dengan kaum lelaki dalam melakukan seluruh aktifitas kehidupan, mulai yang sifatnya ibadah ritual hingga aktifitas sosial dalam rangka memperbaiki kondisi masyarakat.

WaLlaahu a'lamu bish shawwab. Beberapa Buku BacaanAisyah Abdurahman, Istri-istri Nabi saw., Pustaka Mantiq, 1988Abu Mohd Rosyid Ridho, Wanita Sholihah: Ciri-ciri dan Fungsinya, Hikmah, Medan, 1985Ibnu Ahmad Dahri, Peran Ganda Wanita Modern, Pustaka al-Kautsar, 1991Ibnul Qayyim, Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu.Ibrahim bin Shalih al-Mahmud, Kiat Hidup Bahagia dengan Suami Anda, Firdaus, 1992Khairiyah Husain Thaha, Konsep Ibu Teladan: Kajian Pendidikan Islam, Risalah Gusti, 1992 Muhammad Qutb, Figur Wanita Sorga dan Neraka, Penerbit Amarpress, 1987As-Suyuthi, Asbabun Nuzul.

* Disampaikan pada acara diskusi tentang Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah (Samara) yang diselenggarakan oleh Majlis Ta'lim Ibu-ibu pada Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII)-Tokyo bekerja sama dengan Forum Silaturahmi Muslimah (Fahima)-Jepang di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Jumat, 9 Juni 2006; Dan sebagiannya disampaikan pada Kajian Muslimah (kamus), Senin, 26 Juni 2006.

** Sebetulnya istri sholihah dalam profil ibu memiliki dimensi lain daripada apa yang disampaikan makalah ini, yaitu secara kejiwaan seorang istri memberikan ketentraman bagi suami, laksana seorang ibu kepada anaknya. Ada pembahasan menarik dari Prof. Dr. Aisyah Abdurrahman tentang suasana kejiwaan Muhammad bin Abdullah saw di masa anak-anak dan remajanya yang telah ditinggal wafat ibunya pada

Page 30: Kontribusi Muslimah Cerdas Dan Kreatif Di Masyarakat

usia 6 tahun. Suasana kejiwaannya merindukan seseorang yang bisa memberikan ketentraman bagai seorang ibu baginya. Allah swt Maha Pengasih, dengan takdir-Nya yang penuh hikmah, Muhammad pun dipertemukan dengan Khadijah. Pernikahannya dengan Khadijah, seorang perempuan yang matang jiwanya serta penuh kelembutan, seolah merupakan jawaban bagi Muhammad yang telah ditinggalkan ibunya sejak masa anak-anak. Ya ... dari Khadijah ini, Muhammad mendapatkan sentuhan lembut laksana seorang ibu, yang terus memberikan kasih sayang dan dukungan. Bahkan dukungan Khadijah ini semakin besar dan berarti ketika Muhammad telah diangkat menjadi Rasul Allah. Demikian kurang lebih kupasan Prof. Aisyah pada bab yang menerangkan profil Khadijah ra sebagai istri dalam buku "Istri-istri Nabi saw".