materi 2 peran intelektual muslimah
TRANSCRIPT
REPOSISI PERAN INTELEKTUAL MUSLIMAH
UNTUK MEWUJUDKAN KEBANGKITAN ISLAM DAN
KAUM MUSLIMIN
Intelektual muslimah adalah kelompok manusia tertentu yang diberi keistimewaan
oleh Allah SWT. Allah menyebut mereka yang menggunakan kecerdasan dan
kapabilitas intelektualnya untuk mengambil pelajaran sebagai Ulul Albab.
Allah berfirman :
• Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendakinya. Dan barangsiapa yang
diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak.
Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ulul albab. (QS: Al-Imran : 269)
• Sungguh, pada kisah-kisah itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal
(QS: Yusuf : 111)
• Tidak ada orang yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang
berakal/ulul albab (QS: Al-Imran : 7)
• “Katakanlah “Apakah sama, orang orang yang mengetahui dengan orang yang tidak
mengetahui?” Hanya orang orang yang berakal sajalah yang bisa mengambil
pelajaran.”(QS. Az- Zumar : 9)
Karena ilmu yang dikuasai para intelektual tersebut, Islam memberikan
posisi/kemuliaan dibandingkan dengan mereka yang tidak berilmu, selama ilmu itu
disandarkan pada keimanan yang benar kepada Allah swt. Firman Allah swt yang
artinya : “Allah mengangkat orang orang yang beriman diantara kalian dan mereka
yang diberi ilmu dengan beberapa derajat”
(QS. Al-Mujadalah : 11).
Rasulullah saw juga bersabda: ”Barangsiapa menempuh jalan yang padanya dia
menuntut ilmu, maka Allah telah menuntunnya jalan ke surga.” (HR Muslim).
”Barangsiapa didatangi kematian dimana dia sedang menuntut ilmu untuk
menghidupkan Islam, maka antara dia dan para Nabi di surga adalah satu tingkat
derajat.” (HR ad Darimi dan ibn sunni dengan sanad hasan).
INTELEKTUAL MUSLIMAH SEJATI
KEPRIBADIAN ISLAM
BERPIKIR BERSIKAP
STANDAR AQIDAH ISLAM
AQIDAH ISLAM
• Paham Hakekat Hidup
Sebagai Hamba Allah:– Dari Mana
Asal?– Untuk Apa
Hidup?– Mau Kemana?
• Paham Amanah yang diberikan Allah– Sebagai
Perempuan– Sebagai Ibu– Sebagai
Intelektual Muslim
Bagaimana Fakta Kiprah Intelektual Muslimah Hari ini?
Saat ini banyak para ilmuwan muslim bekerja untuk barat, riset-riset mereka ditujukan
untuk menyelesaikan masalah barat, bukan untuk
menyelesaikan bangsanya sendiri, apalagi untuk
menyelesaikan masalah kaum muslimin yang ada di
negerinya atau bahkan untuk untuk kaum muslimin di
dunia. Kondisi negeri-negeri Islam yang kaya akan sumber
daya alam-nya, namun mereka hidup terbelakang
dan bahkan miskin
Para intelektual yang seharusnya mengemban amanah menyelesaikan problematika
masyarakat atau umat, mulai dibelokkan dari tujuan mulia ini dengan menggiring
aktivitasnya untuk kepentingan yang sifatnya personal atau golongan tertentu, yang
ujung-ujungnya untuk kemakmuran pribadi
Gejala pergeseran orientasi peran strategis para intelektual terhadap
keberlangsungan kehidupan dunia ternyata tidak hanya terjadi
di Indonesia, melainkan sudah mendunia
Kenapa hal ini bisa terjadi ?
Sistem kehidupanlah yang menjadi faktor kuncinya. Ideologi kapitalisme-liberalisme
yang bersumber dari sekulerisme, yang telah memposisikan agama sebagai suatu
ajaran yang harus dijauhkan/dikeluarkan dari siklus kehidupan manusia, menjadikan
kebebasan meraih kebahagiaan dunia dan kenikmatan jasadiah menjadi instrumen
atau alat ukur di seluruh lini kehidupan
.Ideologi inilah yang hari ini menguasai kehidupan para intelektual di era
global, sehingga mereka sama sekali tidak diberi kesempatan untuk
berproses dan melakukan aktualisasi diri secara fitrah, karena
dibelenggu oleh tuntutan berpikir secara pragmatis dan instan.
Saat ini tak ada satupun negara di
dunia ini yang menerapkan sistem
Islam dalam hidup bernegara,
termasuk dalam dunia
pendidikannya. Dunia diliputi oleh
sistem Sekuler Kapitalisme yang
diusung oleh negara AS dan
sekutunya bahkan negeri-negeri
islam pun menerapkan sistem
sekuler dalam dunia pendidikannya.
Akibatnya dihasilkan intelektual yang
tidak percaya diri, lemah dan
tidak mandiri
Hal ini disebabkan oleh pemerintah di negeri-negeri islam tidak lagi
bertanggung jawab dalam dunia pendidikan. Pemerintah hanya sebagai
pembeli sumber daya manusia (SDM), bukan lagi penyedia SDM. Akibatnya
sekolah- sekolah sampai perguruan tinggi tidak lagi berorientasi mempelajari
ilmu dan menghasilkan ilmu untuk kemaslahatan manusia tetapi berubah
orientassi menjadi ilmu untuk materi, ilmu untuk kesenangan hidup dunia,
dan ilmu untuk menguasai dunia.
Selain perubahan orientasi juga tercipta pasar bebas bagi lulusan
sekolah atau perguruan tinggi. Kompetisi pasar bebas ini akan
membentuk individu-individu yang pragmatis. Mereka akan berfikir
hanya berorientasi untuk dirinya. Kalaupun mereka memikirkan orang
lain dan lingkungannya, fokusnya adalah bagaimana orang lain atau
lingkungan tersebut bisa bermanfaat bagi dirinya (asas manfaat)
Apabila pola pikir pragmatis telah bersumber dari dunia pendidikan, menjangkau
semua kalangan para akademisi, intelektual, pakar, bahkan para teknokrat maka
bangsa ini akan mengalami kemerosotan bahkan kehancuran. Karena kehancuran
yang tercipta dari para intelektual akan berdampak kehancuran yang lebih tinggi
dibandingkan kerusakan yang dilakukan oleh orang- orang awam (tdk berpendidikan)
Peran ideologi Islam di dunia pendidikan
Rasulullah Muhammad SAW telah sukses dalam membangun peradaban Islam yang tegak atas ideologi islam untuk seluruh manusia di dunia. Tata kehidupan masyarakatnya berada dalam naungan khilfah, sebuah negara adidaya, negara mandiri, negara yang memimpin atas bangsa-bangsa lainnya. Umat islam pada saat itu berada dalam pemikiran yang ideologis
Di puncak keemasan peradaban Islam, kurang lebih 700 tahun, dimulai dari abad 6 M sampai dengan abad 12 M, khilafah telah melahirkan banyak ilmuwan muslin yang berfikir ideologis. Mereka telah berfikir dalam skala bangsa atau negara. Karya mereka berorientasi untuk kemaslahatan seluruh manusia di dunia
Ibnu Khaldun, seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah
Muqaddimah (Pendahuluan). Dia juga dikenal sebagai Bapak Ekonomi, Ibnu Khaldun sering disebut sebagai raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja Bapak sosiologi tetapi juga Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teori ekonominya
yang jauh mendahului Adam Smith dan Ricardo. Artinya, ia lebih dari tiga abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut
Aljazari (bapak teknik moderen) dibidang teknologi informasi, karyanya tidak hanya untuk masyarakat pada masa itu, tapi juga menjadi andalan manusia saat ini. Dia
menemukan komputer analog , yang menjadi dasar bagi perkembangan komputer saat ini.
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan
Sistem pendidikan islampun melahirkan
ulama2 seperti Imam al-Syafii, Imam
Ahmad, Imam Malik, Imam Hanafi, al-
Ghazali, Ibn Taymiyah, dan sebagainya
yang hingga kini menjadi teladan kaum
Muslim. Mereka hafal Al-Qur'an, hafal
ribuan hadits, beribadah, berinfaq, dan
berjihad seperti para shahabat, pada
saat yang sama mereka
mengembangkan ilmu-ilmu baru dari
semua yang diimani dan diamalkan itu
Semakin tinggi keilmuannya semakin pula ia takut pada Rabb-nya, semakin
tinggi ilmunya semakin luas penguasaan bidang ilmunya dengan tidak
membatasi diri hanya pada satu bidang saja, semakin tinggi ilmunya maka
semakin tinggi pula semangat juangnya untuk melawan ketidakadilan, semakin
tinggi ilmunya semakin ia peduli dengan persoalan umat dan tidak sibuk hanya
mengejar target akademik demi kesejahteraan pribadi. Intelektual muslim
sejati, tentu tidak cuma harus mumpuni secara intelektual, namun juga
memiliki kedalaman iman, kepekaan nurani, kesalehan sosial dan keberanian
dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar serta siap
mati syahid dalam jihad fii sabilillah
ciri khas intelektual muslim sejati
Hal ini akan mudah direalisasikan apabila
dunia pendidikan di negeri-negeri islam
diberlakukan sistem pendidikan khilafah
dimana harus ditopang oleh sistem ekonomi,
sistem politik dan pemerintahan islam
Reposisi Peran Intelektual Muslimah
1. Memiliki kepakaran/keahlian tertentu sesuai dengan bidang yang dikuasainya
2. Memahami realita kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
3. Memahami ideologi Islam sebagai sumber solusi yang dia gali untuk
menyelesaikan semua jenis problematika masyarakat yang dihadapinya.
Perjuangan atas dasar motivasi ruhiyyah
Membangun kualitas diri dg kekuatan ruhiyyah & Kekuatan
Syaksiyah Mensyukuri nikmat
intelektualitas dgn mengoptimalkan daya juang
menyebarkan kesadaran ideologis
Tuntutan akademis adalah bagian dari kewajiban yg
menempa daya juang Menyiapkan siasat
mengahadapi rintangan ideologis study oriented,
investasi masa depan, dll
Sosok Muslimah sbgAgen Perubahan
BEBERAPA KIAT
1. Sadar diri, manusia hanyalah hamba dari Dzat Yang Maha Kuasa
2. Berikan persembahan terbaik u/ Allah dan Rasul-Nya
3. Gunakan waktu seefektif & seefisien mungkin
4. Bergaullah dg orang yg shalehah yg senantiasa menjadi sahabat sejati. Teman & Saudara yg baik yg tak pernah rela saudaranya tersentuh api neraka meski hanya seujung rambut
5. Bersegeralah menunaikan setiap kewajiban scr sempurna. Menundanya berarti menyia-nyiakan kesempatan.
6. Berlomba-lomba dalam kebaikan yg ditunjuk oleh syara’ bukan kebaikan & anggapan selera manusia semata
7. Sibuklah menghitung kekurangan agar mudah interopeksi & berbenah diri. Kesibukan mengjhitung kebaikan diri hanya akan mengurangi semangat
menambah amal shaleh8. Siapkan keluarga menjadi pendukung aktifitas
9. Kewajiban akademik hanya salah satu dari seluruh yg harus ditunaikan o/ intelektual muslimah perlu kecerdasan dlm mensiasati agar kewajiban dpt
ditunaikan scr sempurna10. Muslimah yg sukses bukanlah yg tak menghadapi masalah , namun yg mampu
mengatasi setiap masalah dg. Bimbingan ideologi islam11.Setiap pilihan mengandung resiko & konsekuensi. Seorang muslimah takkan memilih resiko akhirat demi menolak & menghindari resiko & konsekuensi dunia
yg belum tentu terjadi.