peran muslimah dalam dunia dakwah.docx

27
PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH Oleh : Ummu Alif, SP (Aktifis Hizbut Tahrir Indonesia) Pendahuluan Permasalahan menyangkut kaum hawa ini tidak pernah surut dalam berbagai pembahasan, mulai dari mode pakaian, kontes kecantikan, pendidikan anak, kedudukan dan peran mereka dalam keluarga dan masyarakat sampai bagaimana peran mereka dalam pembinaan umat.Tak jarang masih muncul pertanyaan, apakah kedudukan wanita itu sama dengan pria, lebih tinggi ataukah lebih rendah?Layakkah seorang wanita melakukan aktifitas di luar rumah? Sejauhmana dakwah yang harus dilakukan oleh kaum wanita? Apabila kita kembali kepada ajaran Islam secara kaffah, pertanyaan-pertanyaan di atas tidak terlalu sulit untuk dijawab. Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril dengan serangkaian aturan yang mengatur manusia dengan Khaliq-Nya (masalah aqidah dan ibadah mahdhah), manusia dengan dirinya sendiri (akhlaq, makanan dan minuman, pakaian) dan mengatur manusia dengan manusia lainnya (mu’amalah dan ‘uqubat). Syari’at Islam diturunkan Sang Khaliq untuk mengatur kehidupan dan memecahkan berbagai permasalahan hidup manusia di setiap waktu dan tempat. Pria dan Wanita dalam Pandangan Islam Allah SWT menciptakan manusia, baik pria maupun wanita dengan suatu fitrah yang khas, yang berbeda dengan hewan. Masing-masing tidak dapat dibedakan dari sisi kemanusiaannya.Allah SWT mempersiapkan keduanya untuk mengarungi kehidupan dunia. Pria dan wanita ditetapkan Allah SWT untuk hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Allah SWT telah membekali manusia suatu potensi hidup (thaqah hayawiyyah) berupa dorongan kebutuhan jasmani seperti rasa lapar, haus; potensi naluriah seperti naluri untuk mempertahankan

Upload: fredi-gunawan

Post on 29-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

muslim

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH

 Oleh : Ummu Alif, SP

(Aktifis Hizbut Tahrir Indonesia) PendahuluanPermasalahan menyangkut kaum hawa ini tidak pernah surut dalam berbagai pembahasan, mulai dari mode pakaian, kontes kecantikan, pendidikan anak, kedudukan dan peran mereka dalam keluarga dan masyarakat sampai bagaimana peran mereka dalam pembinaan umat.Tak jarang masih muncul pertanyaan, apakah kedudukan wanita itu sama dengan pria, lebih tinggi ataukah lebih rendah?Layakkah seorang wanita melakukan aktifitas di luar rumah? Sejauhmana dakwah yang harus dilakukan oleh kaum wanita? Apabila kita kembali kepada ajaran Islam secara kaffah, pertanyaan-pertanyaan di atas tidak terlalu sulit untuk dijawab. Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril dengan serangkaian aturan yang mengatur manusia dengan Khaliq-Nya (masalah aqidah dan ibadah mahdhah), manusia dengan dirinya sendiri (akhlaq, makanan dan minuman, pakaian) dan mengatur manusia dengan manusia lainnya (mu’amalah dan ‘uqubat). Syari’at Islam diturunkan Sang Khaliq untuk mengatur kehidupan dan memecahkan berbagai permasalahan hidup manusia di setiap waktu dan tempat. Pria dan Wanita dalam Pandangan IslamAllah SWT menciptakan manusia, baik pria maupun wanita dengan suatu fitrah yang khas, yang berbeda dengan hewan. Masing-masing tidak dapat dibedakan dari sisi kemanusiaannya.Allah SWT mempersiapkan keduanya untuk mengarungi kehidupan dunia. Pria dan wanita ditetapkan Allah SWT untuk hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Allah SWT telah membekali manusia suatu potensi hidup (thaqah hayawiyyah) berupa dorongan kebutuhan jasmani seperti rasa lapar, haus; potensi naluriah seperti naluri untuk mempertahankan kehidupan, naluri seksual untuk melestarikan keturunan dan naluri beragama; serta potensi untuk berfikir (akal). Allah SWT telah menetapkan pemenuhan berbagai potensi ini dengan menurunkan syari’atnya yang sempurna. Dalam hal ini, baik pria maupun wanita sama-sama harus terikat dengan syari’at Islam yang akan menjadi pemecah masalah kehidupan manusia selama di dunia. Tatkala Syari’at Islam Memandang Pria dan Wanita sebagai MANUSIAIslam telah menetapkan berbagai hak dan kewajiban baik kepada pria maupun kepada wanita. Tatkala hak dan kewajiban itu terkait dengan sifatnya sebagai manusia (bersifat insaniyah), maka syari’at Islam berlaku untuk pria dan wanita tanpa ada perbedaan.Hal ini dapat kita lihat dalam masalah shalat, shaum, zakat, haji, memilki akhlaqul karimah, jual-beli, ‘uqubat (sanksi), 

Page 2: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

belajar-mengajar, berdakwah, dan lain-lain. Semua ini merupakan taklif hukum (beban hukum) yang sama bagi pria dan wanita karena ayat-ayat maupun hadits-hadits yang menunjuk kepada hukum tersebut bersifat umum bagi manusia.Allah SWT berfirman sebagai berikut : “Sesungguhnya kaum Muslim dan Muslimah, kaum Mukmin dan Mukminat, pria dan wanita yang senantiasa berlaku ta’at, pria dan wanita yang selalu berlaku benar, pria dan wanita yang biasa berlaku sabar, pria dan wanita yang senantiasa takut (kepada Allah), pria dan wanita yang gemar bersedekah, pria dan wanita yang gemar bersedekah, pria dan wanita yang suka berpuasa, pria dan wanita yang selalu memelihara kemaluan (kehormatan)-nya, serta pria dan wanita yang senantiasa menyebut asma Allah, telah Allah sediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Ahzab (33) : 35)Juga di dalam QS An Nahl (16) : 125, QS Fushilat (41) : 33, QS Al Ahzab (33) : 36, QS An Nahl (16) : 97, QS An Nisaa (4) : 124, QS Ali Imran (3) : 195, QS An Nisaa (4) : 7, QS An Nisaa (4) : 32. Tatkala Syari’at Islam Memandang Pria dan Wanita dari Sisi Tabi’atnyaDi sisi yang lain, Islampun menetapkan hak dan kewajiban serta taklif hukum tertentu (khusus), baik bagi pria saja maupun bagi wanita saja.Hal ini terkait dengan tabi’atnya masing-masing dan kedudukannya di dalam masyarakat. Islam menetapkan aturan yang khusus bagi wanita seperti, sebagai ibu (hamil, menyusui, mengasuh anak) dan pengatur rumah tangga/istri, menggunakan kerudung dan jilbab, hak mendapat mahar/maskawin, dan lain-lain. Sementara itu bagi pria, Allah SWT telah menetapkan aturan khusus bagi mereka,seperti kewajiban mencari nafkah, kepemimpinan dalam rumah tangga, kewajiban memberikan mahar, dan lain-lain. Demikianlah, Islam datang dengan membawa sejumlah hukum yang beraneka ragam; sebagian khusus ditujukan untuk pria, dan sebagiannya lagi khusus untuk wanita. Allah SWT telah memerintahkan kepada keduanya untuk sama-sama bersikap ridha terhadap adanya pengkhususan hukum-hukum tersebut. Sebaliknya, Allah SWT melarang masing-masing pihak (pria atau wanita) bersikap saling iri dan dengki serta untuk berangan-angan apa yang telah Allah karuniakan atas yang lain. Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An Nisaa (4) : 32) Permasalahan Umat Islam dan Upaya MembangkitkannyaTelah lama sekali umat Islam dalam kondisi yang serba tak menentu. Negeri-negeri muslim yang kaya akan sumberdaya alam menjadi objek perebutan negera-negara adidaya yang rakus akan kekuasaan.Tak peduli cara apapun akan ditempuh mereka, bahkan dengan peperangan sekalipun. Tak bisa dipungkiri, banyak sekali dampak akibat peperangan yang dilakukan negara Barat yang tidak beradab.Kerusakan, keporakporandaan, kesengsaraan, ketidakberdayaan, kebodohan hingga ketergantungan yang disengaja pihak musuh, akhirnya menjadi kenyataan pahit yang harus ditelan oleh kita, umat muslim.

Page 3: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

 Berbagai aspek kehidupan, nampaknya sudah begitu kacau.Mulai masalah ekonomi liberal, masalah sosial dan pergaulan bebasnya, pendidikan yang sekuler, bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia sendiri (sampah yang bertumpuk), wabah penyakit yang kian bertambah, generasi muda yang konsumtif-permisif/serba boleh-frustatif mulai menggejala, dan masih banyak lagi problem manusia yang tidak kunjung selesai/terselesaikan. Akankah kita, umat muslim (khususnya kaum wanita/ibu) akan diam dan tidak berupaya untuk keluar dari masalah di atas?Sementara masalah tersebut sangat jelas ada di depan mata kita? Tentu tidak kan. Sebagai seorang hamba yang dimuliakan Allah SWT, seorang manusia apalagi yang beriman tidak akan pernah tahan melihat berbagai penyimpangan dan kemaksiatan berputar-putar di hadapan kita. Kita harus bangkit dan kembali menjadi khairu ummah, seperti yang Allah SWT janjikan dalam QS Ali Imron : 110 : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali ‘Imran (3) : 110) Apabila kita cermati berbagai permasalahan umat tersebut, akan kita dapat bahwasanya akar masalah umat Islam saat ini adalah tidak lagi menjadikan syari’at Allah SWT sebagai pengatur kehidupan manusia. Sistem ekonomi yang  diterapkan, bukanlah ekonomi Islam, sehingga masalah perputaran harta hanya beredar di kalangan orang kaya, masalah pergaulan pun tidaklah diatur dengan aturan Islam, tetapi pergaulan bebas yang di gembar-gemborkan melalui berbagai media, dan lain-lain. Allah SWT telah memperingatkan dalam QS Thaha (20) : 124, “Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”Lantas, bagaimana kita harus bangkit? Seseorang akan bangkit atau berubah (perilakunya) ketika pemahamamnya  tentang sesuatu berubah.Contoh, orang yang belum memahami bahwa ghibah itu haram dan pelakunya akan diazab Allah SWT, tentu dia tidak akan merasa berdosa ketika melakukan perbuatan tersebut. Akan tetapi setelah dia dipahamkan bahwa ghibah itu sendiri apa dan bagaimana gambaran azab Allah SWT di akhirat, tentulah dia akan mengubah perilakunya.Kondisi ini dapat dipahami seperti firman Allah SWT dalam  QS Ar Ra’du : 11, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”Insyaallah. 

Page 4: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Kebangkitan umat Islam akan diraih, ketika pemahaman tentang kehidupan mereka, mereka ubah dengan pemahaman Islam saja. Untuk mengubah pemahaman ini  tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, harus ada upaya keras dari diri umat Islam sendiri untuk mau mempelajari Islam, memahaminya, melaksanakannya dan memperjuangkannya. Semua ini harus dilakukan oleh umat Islam, pria maupun wanita. Menyadari luasnya cakupan aturan Islam, bagi para pengemban dakwah (khususnya), akan sangat mustahil mendapatkan pemahaman Islam yang menyeluruh hanya dengan “cuplik sana comot sini’. Para pengemban dakwah harus mempelajari Islam secara sistematis, tidak serampangan. Aktifitas belajar harus menjadi agenda utama dalam kegiatan kita sehari-hari, selain aktifitas hidup lainnya. Keseluruhan aktifitas tersebut terangkum dalam apa yang disebut aktifitas DAKWAH. Kewajiban DakwahPerintah dakwah merupakan perintah Allah SWT yang bersifat ‘aam (umum) berlaku untuk pria dan juga wanita. Hal ini sangat jelas tercantum dalam berbagai ayat dan hadits. Beberapa diantaranya sebagai berikut :

1. QS Fushilat (41) : 332. QS At Taubah (9) : 713. QS An Nahl (16) : 1254. Qs Ali Imron (3) : 104

: : �ى أ ر� م�ن� �ق�و�ل� ي �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى الله� و�ل� س� ر� م�ع�ت� س� ق�ال� �ه� ع�ن الله ض�ى� ر� �خ�د�ر�ى! ال �د� ع�ي س� �ى ب� أ ع�ن�

رواه ) �م�ان� �ي اإل� ض�ع�ف�� أ �ك� و�ذل �ه� �ب �ق�ل ف�ب �ط�ع� ت �س� ي �م� ل �ن� ف�إ �ه� ان �ل�س� ف�ب �ط�ع� ت �س� ي �م� ل �ن� ف�إ �د�ه� �ي ب !ر� �غ�ي �ي ف�ل ا �ر5 �ك م�ن �م� �ك م�ن

مسلم(Dari Abu Sa’id al-Khudry ra, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda :”Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran maka ubahlah dengan tangannya, bila tidak mampu (ubahlah) dengan lisan, bila tidak mampu (ubahlah) dengan hati, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim)  Bercermin kepada Dakwah Rasulullah sawRasulullah saw adalah teladan bagi setiap umat muslim, salah satunya adalah dalam hal dakwah. Kehidupan Rasulullah saw adalah kehidupan dakwah Islam.Rasulullah saw berjuang tidak kenal lelah sepanjang hidupnya hanya demi Islam hingga beliau mampu mengubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat Islam yang cemerlang dan berjaya selama ratusan tahun. Bagi seorang da’i/da’iyah agar tidak menemukan kesulitan dalam meneladani gerak langkah dakwah Rasul, maka ia harus berpegang kepada Al Qur’an, as Sunnah dan senantiasa mempelajari kehidupan dakwah Rasul saw dalam Sirah Nabawiyah  atau sejarah dakwah Rasul. Pokok-pokok Dakwah Rasulullah saw

Page 5: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Menelaah perjalanan dakwah  Rasulullah saw, tidak dapat dilepaskan dari tujuan dakwah itu sendiri.Tujuan dakwah Rasul saw yang dapat dicermati dari perjalanan dakwah beliau adalah mewujudkan seluruh ajaran Islam (Syari’at Islam)  dalam kehidupan nyata. Pada dasarnya perjuangan dakwah Rasul dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Dakwah di Mekkah, mencakup tahap pengkaderan dan tahap interaksi dakwah2. Dakwah di Madinah, merupakan tahap mewujudkan masyarakat Islam

Dalam periode dakwah di Mekah, Rasul saw beserta para shahabatnya berjuang hanya dalam aspek fikriyah (pemikiran).Tujuan dakwah Rasul pada tahap pengkaderan di Mekah tidak lain untuk memantapkan aqidah, membentuk dan membina aqliyah dan nafsiyah Islamiyah (kepribadian Islam) sehingga tampak adanya perubahan perilaku pada diri shahabatnya. Selanjutnya pada tahap interaksi dakwah, Rasul beserta para shahabat mendapatkan perlawanan yang cukup besar dari kafir Qurays.Akan tetapi dengan kekuatan aqidah dan pemikiran Islam yang menghujam di dalam dada mereka, segala rintangan dapat mereka hadapi. Sampai tiba pertolongan Allah SWT yang datang dari penduduk Madinah dimana mereka siap untuk diterapkan syari’at Islam di dalam kehidupan masyarakatnya. Maka atas izin Allah SWT, Rasul beserta  shahabatnya berhijrah ke Madinah. Mulailah saat itu dakwah memasuki periode Madinah dan aturan Islam mulai diterapkan di tengah-tengah mereka.  Peran Muslimah dalam Dakwah dan Kebangkitan Umat IslamPada dasarnya, dakwah wanita tidak berbeda dengan pria, baik dari segi hukumnya yaitu wajib maupun dari segi metode (thoriqoh) yang harus ditempuhnya. Perbedaannya terletak pada teknis pelaksanaannya saja karena hal ini terkait dengan sifat-sifat khusus yang telah ditetapkan Allah SWT atas kaum wanita serta kedudukannya yang khas di tengah masyarakat. Sifat khusus tersebut terikat dengan aturan khusus bagi wanita yang telah ditetapkan Allah SWT, seperti :-          Larangan bepergian jauh kecuali disertai mahrom-          Wajib mengenakan kerudung dan berjilbab ketika keluar rumah -          Harus ada izin suami ketika akan keluar rumah-          Tugas pokoknya (utama) nya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga  Hal ini tidak berarti dakwah wanita berjalan sendiri, begitupun dakwah pria. Pelaksanaan dakwah tetap merupakan satu kesatuan yaitu dakwah mewujudkan Islam di tengah-tengah kehidupan dimana kepemimpinan berada di pihak pria. Kendati demikian, untuk mengurus dan membina secara khusus kaum wanita, maka kegiatan seperti ini dipimpin oleh kaum wanita sendiri. Upaya membangkitkan umat tentu tidak terlepas dari peran seorang wanita (ibu) yang pada hakikatnya sebagai orang yang melahirkan dan mendidik generasi penerus umat. Wanita dikaruniai oleh Allah SWT kemampuan untuk mengandung dan menyusui.Tak bisa dipungkiri seorang ibu memiliki peranan yang sangat penting terhadap proses tumbuh kembang anak.Seorang ibu juga berperan dalam mendidik anak-anaknya sehingga ibu menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya.Dengan berbekal pemahaman Islam yang kuat, seorang 

Page 6: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

ibu akan mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang doanya senantiasa didengar oleh Allah SWT yang tidak lain adalah anak-anak yang shaleh, melalui seorang ibu juga para pemimpin yang unggul akan terwujud.Tak ayal lagi, kedudukan sebagai ibu adalah sangat ideal bagi wanita.Kriteria seorang ibu ideal diantaranya :

1. Memiliki aqidah dan Syakhshiyyah IslamiyyahSeorang ibu yang memiliki aqidah yang  kuat akan memiliki keyakinan bahwa anak adalah amanah Allah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Ibu yang seperti ini akan berupaya keras untuk menanamkan keimanan yang kokoh kepada anak-anaknya sejak dini.Firman Allah yangbisa kita renungi yaitu QS Al Hadid : 20.Seorang ibu juga harus memiliki syakhshiyyah Islamiyyah (kepribadiam Islam) yang kuat.Artinya menjadikan aqidah Islam sebagai asas, baik dalam berfikir maupun berbuat, menjadikan hukum syara’ sebagai standar dalam perbuatannya juga akan menjadi teladan yang baik dan menjadi contoh pertama anak-anaknya.

1. Memiliki Kesadaran untuk Mendidik Anak-anaknya sebagai Aset UmatIbu yang baik tentu tidak egois hanya mendidik agar anaknya mampu mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mampu mengurus orangtuanya ketika tua.Akan tetapi seorang ibu harus juga mampu mengarahkan anaknya untuk berjuang menjalankan perintah Allah SWT yaitu memperjuangkan umat Islam.Kita bisa melihat teladan beberapa orang shahabiyat seperti Asma’ binti Abu Bakar Ash Shidiq yang mampu menjadikan anaknya, Abdullah bin Zubair, seorang kuat keimanannya dan tidak mengenal takut untuk berjuang di jalan Allah SWT.Al Khansa seorang ibu yang memiliki jiwa heroik yang sangat menyala dalam membela din dan kebenaran. Keempat putranya syahid di medan pertempuran dan ia tidak meratapinya dan juga tidak mengeluh.

1. Mengetahui dan mengasai konsep pendidikan anakSeorang ibu haruslah memiliki wawasan dan keilmuan yang tinggi.Seorang ibu harus terus memperkaya dirinya untuk memahami perkembangan kondisi anaknya (baik aspek fisik, pikir dan nalurinya). Untuk menjadi ibu ideal seperti gambaran di atas, tentulah tidak bisa jika hanya berdiam diri. Perlu dilakukan pembinaan secara rutin dan berkesinambungan agar para ibu memiliki aqidah dan sykhshiyyah Islamiyyah yang tinggi. Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam membina dan mendidik anak agar menjadi generasi yang shaleh, generasi yang menghasilkan pemimpin yang unggul. KhatimahDemikianlah gambaran umum mengenai pentingnya dakwah wanita dalam kaitannya dengan kebangkitan umat. Selain tugas pokoknya sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga, wanita juga berperan sebagai hamba Allah SWT dan sebagai bagian dari masyarakat. Untuk itulah, mari kita bersama-sama songsong KEBANGKITAN UMAT ISLAM dengan mengembalikan seluruh hukum-hukum Allah SWT di tengah-tengah kehidupan kita. Hal ini 

Page 7: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

hanya terwujud dengan jalan membina diri, keluarga dan masyarakat dengan pemahaman Islam yang jernih dan mendalam.Wallahu’alam bishawab

Sumber : http://10108602.blog.unikom.ac.id/peran-muslimah.119

Page 8: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Peran Muslimah dalam Dakwah: Antara Realita dan Idealita

Setelah menunggu setengah jam kedatangan peserta, akhirnya kajian dimulai. Kali ini, topic yang diangkat adalah tentang wanita yang memang selalu menarik untuk dibicarakan. Jika kita melihat sejarah, setelah konferensi wanita tahun 1995 tentang isu feminisme, pergerakan pengarus utamaan gender sangat berkembang hingga dewasa ini. Bahkan tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam perkembangannya justru mengarahkan untuk melangkahi kodrat sebagai seorang wanita,nauzubillahi mindzalik. Untuk itulah, menurut penulis kajian yang diadakan ini sangat strategis diadakan dalam rangka memberikan pembekalan kepada muslimah, khususnya aktifis dakwah tentang bagaimana sebenarnya Islam mengatur tentang peran muslimah dalam dakwah (idealitas) dan bagaimana seharusnya mereka dalam menghadapi kehidupan nyata (realitas). Sebagai nara sumber dauroh adalah ustazah Chanifah yang merupakan seorang ibu berputra enam dan sukses dalam memanage keluarga dan berdakwah.

Di antara berbagai ideologi maupun agama yang ada di dunia ini, hanya Islamlah yang memposisikan wanita paling mulia dibandingkan yang lain. Peran seorang muslimah dalam Islam semakin meluas cakupannya, dimulai sebagai hamba Allah, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat. Peran tersebut tidak bisa terhapus maupun tergantikan satu sama lain.

Pertama, sebagai hamba Allah. Sesungguhnya sebagaimana ada dalam surat An-Nahl ayat 97 bahwa seorang wanita tidak berbeda dalam tuntutan ketaatannya kepada Allah dibandingkan laki-laki kecuali sedikit. Tugas dakwah merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah dimana untuk melaksanakannya diperlukan persiapan yang serius seperti tertulis dalam surat Al Muzamil ayat 1-8 dan surat Ali Imran 104. Apalagi para da’I merupakan kaum elit pilihan Allah 

Page 9: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

sebagaimana termaktub dalam Surat Al Fusilat ayat 33. Selain itu ketaatan kepada Allah akan menjadi teladan atau dakwah bil hal kita bagi masyarakat maupun mad’u. Bahkan menjadi seorang da’iyah maka berarti dia telah mengambil peran untuk memperindah Islam. Masha Allah.

Kedua, sebagai anak. Ada beberapa tugas yang harus dijalankan seorang muslimah dalam posisinya sebagai anak. Yaitu taat kepada orang tua (17:18), berbakti (4:36), memberi nafkah (2:215), menyampaikan nasehat (19:45), mendoakan (17:24) dan memelihara kehormatan mereka (31:15). 

Ketiga, sebagai seorang istri. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslimah untuk taat kepada suami (4:34), menjaga kehormatan suami (4:34), mendukung tugas dakwah suami, mengingatkan dalam ketaatan kepada Allah. Dalam hal ini, kisah ibunda Cut Nyak Din, patut menjadi sebuah inspirasi seorang istri yang terus mensupport perjuangan suaminya dalam melawan penjajah dan menjaga izzah Islam di bumi Aceh. Bahkan setelah Teuku Umar meninggal beliau tetap meneruskan perjuangan suaminya hingga akhir hayat, subhanallah.

Keempat, sebagai ibu. Kaum hawa dengan segala potensi yang telah diberikan oleh Allah, memiliki kelebihan yang tidak dimliki oleh kaum adam. Tugas yang melekat dalam dirinya adalah mengandung, melahirkan, menyusui, memelihara dan mendidik anak dan menjadi teladan dalam taat kepada Allah.

Kelima, sebagai anggota masyarakat. Manusia sebagai makhluk social, merupakan bagian dari anggota masyarakat dimanapun mereka berada. Peran mereka adalah memberi teladan,beramar ma’ruf nahi munkar. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh para sahabiyah Rasulullah yang ikut berperan dalam mengajak orang untuk masuk Islam bahkan mengambil peran dalam peperangan, seperti mengobati prajurit yang terluka, mempersiapkan makanan maupun ikut berperang.

Apa yang tertulis diatas adalah sebuah idealisme yang seharusnya dapat dijalankan oleh seorang muslimah terutama aktifis dakwah, baik yang sudah maupun yang belum menikah. Meski di dalam realitanya akan menghadapi berbagai halangan, namun kiranya beberapa kiat berikut dapat menjadi pegangan bagi muslimah agar tetap aktif dalam berdakwah. Diantaranya, menjaga niat ikhlas, memperbaiki akhlak agar menjadi teladan bagi anak, suami dan keluarga, terus belajar dan tolabul ilmi, selalu menyusun planning dan skala prioritas, selalu melakukan aktifitas yang mampu untuk dilakukan secara istiqamah, belajar dari pengalaman ibu-ibu sukses, menjaga kesabaran dan selalu melakukan yang terbaik dalam setiap aktifitas. Semoga 

Page 10: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

kita selalu istiqamah dalam dakwah dimanapun,kapanpun dan apapun posisi kita…aamiin.By Yuni Yulia Farikha, resensi Daurah Tarqiyah, 13 Februari 2011 

Sumber : http://yuniyfletsbemuslimscholars.blogspot.com

Page 11: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Peran besar muslimah dalam dakwah Islam

Rasul Arasy

Ahad, 18 September 2011 15:30:11

(Arrahmah.com) – Sejak awal, perempuan telah memainkan peran penting dalam kemajuan Dakwah Islam. Mulai dari pengorbanan Sumayyah, hingga peran Aishah dalam penumpulan hadist-hadist, perempuan telah berperan dalam berkembangnya dan menyebarkan dien ini.

Sayangnya selama ini, kebangkitan Islam menderita kelemahan dalam personil Muslimah yang berkualitas, karena adanya ‘pembatasan’ kerja dakwah ke grup aktivis, dengan upaya terbatas terkait dakwah tarbiyah yang difokuskan pada wanita .

Dakwah terhadap perempuan adalah keharusan, bahkan perempuan sendiri juga terikat akan kewajiban berdakwah. Karena pada dasarnya berdakwah adalah kewajiban bagi seluruh Muslim.

Terlebih dari kaum perempuan sendiri cenderung, ‘meninggalkan’ dan menjauhi aktivitas dakwah itu sendiri.

Beberapa permasalahan dan hambatan kurangnya tenaga dakwah dari kaum perempuan, antara lain:

Kurangnya kemampuan Dakwah oleh perempuan. Terbatasnya sumber daya serta kurangnya inisiatif pribadi pada pihak perempuan. Adanya pengabaian atau kelalaian terhadap isu-isu perempuan dalam perencanaan 

Dakwah Islam. Tidak adanya tarbiyah yang kuat dan kurangnya pengetahuan Islam di bidang Dakwah. Kebanyakan wanita tidak memiliki pemahaman yang tepat terkait peran Dakwah, 

karena itu, mereka tidak dapat memahami pentingnya waktu yang diberikan untuk proyek-proyek dakwah di luar rumah, sehingga seringkali menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga dikarenakan ‘suami yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk urusan dakwah.

Program dakwah oleh lembaga terhadap wanita belum terorganisasi dengan baik.

Berikut adalah beberapa alasan betapa pentingnya partisipasi perempuan dalam bidang Dakwah (terhadap Muslimah yang lain):

Page 12: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Wanita lebih mampu daripada laki-laki yang dalam berkomunikasi dengan perempuan lain. Wanita biasanya lebih dipengaruhi oleh kata, perbuatan, dan perilaku perempuan lain. Wanita lebih mampu mengenali kekhasan dan masalah yang terkait dengan pendidikan perempuan dan tarbiyah.

Wanita dapat memahami dengan lebih baik ke arah mana dakwah terhadap perempuan harus diarahkan. Mereka yang terbaik dapat melihat urutan prioritas, karena mereka lebih akrab dengan bidang ini.

Wanita lebih bebas daripada pria dalam berkomunikasi dengan perempuan lain, baik secara individual untuk kegiatan Dakwah, atau dalam kegiatan belajar, forum lain dan tempat-tempat pertemuan.

Banyak wanita Muslim yang membutuhkan bimbingan, pendidikan, namun kurangnya kehadiran lembaga yang dapat menyediakan layanan ini, karena itu sangat masuk akal bahwa perempuan yang berkualitas di masyarakat harus ‘menawarkan’ diri sebagai pembimbing bagi saudari seimannya.

Permasalahan terkait pendidikan dan kebutuhan tarbiyah perempuan yang lebih besar dari laki-laki. Mereka hamil, melahirkan, dan merawat anak-anak. Anak-anak lebih terikat dengan ibu mereka daripada mereka kepada ayah mereka.

Perempuan memiliki efek besar pada suami mereka. Jika mereka memiliki Iman yang kuat dan karakter, mereka memiliki kesempatan yang sangat baik untuk membantu suami mereka menjadi kuat juga.

Wanita memiliki banyak karakteristik yang menekankan pentingnya peran Dakwah mereka. Mereka juga harus diperhitungkan setiap kali ada pekerjaan Dakwah direncanakan.

Sebuah Peran Pasti:

Pekerjaan para wanita Muslim di bidang Dakwah pada dasarnya memperkuat kerja dahwah pria. Sangat menyedihkan bahwa peran ini begitu terlalu diabaikan dan diremehkan. Dengan sifatnya sebagai selimut spiritual dan psikologis manusia, wanita dapat memainkan peran penting dalam Dakwah.

Khadijah (radiyhuanha) memberikan kenyamanan, bantuan, dan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan bukti terbesar dari sangat pentingnya peran ini. Para Sahabat Nabi yang memilih meninggalkan rumah mereka untuk pergi ke tempat yang ribuan mil jauhnya demi Islam pada awal-awl penyebaran Islam di Mekkah, jugaa memiliki dukungan dari istri mereka.

Page 13: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Sangat sedikit wanita saat ini memahami atau menyadari peran dirinya terhadap dakwah, apalagi melaksanakannya. Seorang wanita mungkin berpikir bahwa pernikahan adalah rumah tempat istirahat dan mudah. Mereka belum menyadari bahwa pernikahan adalah titik awal perjuangan, pengorbanan, memberi dan tanggung jawab.

Peran perempuan tidak berakhir di depan pintu. Dia dapat sangat efektif dengan menjadi contoh yang baik kepada orang lain, dengan menjadi baik hati, ramah berbicara, dan perilaku ramah. Dia bisa menawarkan bantuan, dan keprihatinan berbagi serta sukacita. Dia juga dapat menggunakan semua kesempatan yang tepat untuk mendidik, membimbing orang lain.

Wanita, yang memahami peran mereka akan dakwah dan kebangkitan Islam, akan mulai mendidik diri mereka sendiri dan mencapai hak-hak mereka atas pendidikan dan tarbiyah. Lihatlah Hadis riwayat Abu sa’i bahwa Para sahabiyah pernah mengadu kepada Rasul saw karena merasa tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan para sahabat dalam mendapatkan penjelasan agama. Sebab Rasul saw ketika menyampaikan ajaran Islam dalam majlis, hanya dihadiri oleh kaum laki-laki. Maka Para wanita itu meminta kepada Rasul saw agar menyediakan satu hari khusus untuk memberi pelajaran kepada kaum wanita tanpa kehadiran laki-laki.

Ummu Sulaim mengajar anaknya Anas bin Malik tentang Islam, meskipun suaminya menolak Islam. Ketika Abu Thalhah melamarnya (sebelum menerima Islam) dia mengatakan bahwa mas kawinnya adalah Islam, Abu Thalhah pada gilirannya memeluk Islam dan menikahi Ummu Sulaim.

Jika kita bergerak ke lingkaran yang lebih luas, kita akan menemukan bahwa wanita Muslim memainkan peran besar dalam pengorbanan dan layanan untuk agama Allah. Sumayyah menyerah hidupnya ketika Abu Jahal membunuhnya karena memilih menjadi seorang Muslim. Dia adalah Muslim dan perempuan pertama yang tewas dalam Islam.

Khadijah, istri pertama Nabi yang sangat kaya, menghabiskan uangnya untuk mendukung dakwah suami tercintanya. Ummu Salamah rela meninggalkan suaminya dan melihat anak-anaknya dianiaya ketika dia hijrah. Ummu ‘Imarah turut berjuang dalam membela Nabi (damai dan berkah besertanya) dalam perang Uhud, dengan merawat yang terluka dalam pertempuran adalah peran Perempuan Muslim memainkan peran dalam perang sepanjang sejarah Islam.

Fakta bahwa kami menekankan pentingnya peran perempuan dalam Dakwah Islam tidak seharusnya menjauhkan kita dari fitrah penciptaan perempuan terhadap dakwah. Biasanya, peran utama wanita dan pekerjaan di rumah. Ini jelas dinyatakan dalam Al Quran dan Hadis. Allah berfirman,

” Menetaplah di rumah kalian ( para wanita )...” [Ahzab: 33]

Page 14: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Tentu saja perempuan dapat pergi keluar untuk salat di masjid, berpartisipasi dalam kegiatan lain yang mungkin diperlukan dan untuk melakukan Dakwah. Namun, tidak satupun dari kegiatan ini harus bertentangan dengan kewajiban penting di rumah sebagai istri dan ibu.

Dalam banyak kasus, inilah keseimbangan antara tugas-tugas penting wanita itu dan persyaratan kerja Dakwah, yang telah menyebabkan masalah dan kesalahpahaman dalam keluarga dan masyarakat.

Ada banyak hal yang juga harus diperhatikan terkait kegiatan dakwah wanita. Tidak adanya pencampuran pria dan wanita, yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan Dakwah dan dalam keadaan apapun. Cara berpakaian bagi wanita yang harus sesuai syar’i.

Seperti Nabi (damai dan berkah besertanya) melihat kebutuhan untuk menyisihkan waktu khusus untuk menangani kebutuhan perempuan dalam komunitasnya, sehingga organisasi harus mencoba untuk menyesuaikan bekerja Dakwah mereka kepada perempuan dan isu-isu masyarakat.

Setiap program Dakwah diarahkan terhadap wanita harus berusaha untuk, setidaknya, melayani tujuan sebagai berikut:

Memperkuat Iman: Hal tersebut dilengkapi dengan kegiatan ibadah yang meningkat, mengingat Allah (berdzikir), dan refleksi pada nama Allah, dan kekuasaan-Nya dan penciptaan dalam diri kita dan di alam semesta. Namun ini, tidak akan mungkin tanpa penanaman pemahaman yang benar tentang isu-isu tertentu yang terkait dengan ‘Aqidah kita, dan penekanan terhadap Tauhid.

Meningkatkan pengetahuan: Tanpa itu seseorang tidak bisa mencapai banyak. Penekanan khusus harus diletakkan pada dasar-dasar Islam dan pada mata pelajaran terkait kebutuhan bahwa da’iyah di lingkungan nya. Pengetahuan tentang paham, ide, kelompok dan sekte yang menyimpang dari Islam. Kesadaran harus dibangkitkan mengenai mereka yang tidak ingin melihat penyebaran Islam dan yang memperoleh dasar dalam hati dan pikiran orang-orang.

Membangun kepribadian Dakwah: Dakwah membutuhkan pengorbanan dan karena itu perempuan harus siap untuk menanggung ‘biaya’ keungan yang mungkin dikeluarkan untuk Islam. Ini datang dengan tujuan kebangkitan umat Islam dan mengkounter upaya-upaya musuh Islam. Kepemimpinan, tanggung jawab dan inisiatif individu harus diajarkan. Fakultas pendidikan teoritis dan praktis harus dipupuk. Para da’iyah harus diajarkan keterampilan sosial yang diperlukan dan pentingnya Dakwah melalui contoh yang baik dan tindakan. Mereka juga harus diajarkan  konsep nilai waktu, manajemen dan bagaimana menggunakan kegiatan yang menyenangkan dan halal selama waktu luang mereka.

Membangun kekebalan terhadap dosa: Ini termasuk mengenali penyakit-penyakit dosa, terutama yang berkaitan dengan perempuan, dan menghalangi jalan menuju dosa tersebut dengan menghindari hal-hal, kegiatan dan tempat yang akan menjadi pintu terbukanya dosa.

Page 15: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Persiapan psikologis dengan memastikan bahwa da’iyah memiliki iman dalam ketulusan Allah, harapan, cakupan dalam kebenaran, kebanggaan dalam Islam, kesabaran, dan pengetahuan tentang kondisi dan lingkungan dari orang yang mereka menangani. Ini adalah aspek yang sangat penting dari kesiapsiagaan, karena pendakwah terikat kepada orang-orang, yang memiliki karakter dan kecenderungan yang berbeda.

Da’iyat yang memberikan kuliah, seminar, khotbah, dan lain-lain harus mampu membujuk para pendengar dengan mengatasi pikiran mereka melalui bukti dan bukti. Mereka juga harus mampu membangkitkan nafsu mereka, emosi, dan perasaan. Mereka harus berlatih menyampaikan ceramah untuk perempuan di masjid-masjid, sekolah, atau tempat lain di mana wanita berkumpul. Mereka juga harus mengawasi dan membimbing peserta wanita, dan dengan lembut memperbaiki kesalahan mereka.

Bidang kepenulisan dan penerbitan tidak boleh diabaikan dalam zaman ketika manusia dapat dengan mudah mengakses segala hal melalui buku, booklet, surat kabar, dan internet. Tulisan harus meyakinkan, melalui argumen yang jelas, dan disebarkan tentunya.

Menulis adalah bentuk salah satu cara dakwah paling tepat dan penting bagi perempuan. Mereka dapat menulis di rumah dan dengan demikian mampu memanfaatkan waktu luang mereka secara positif dan tentunya dengan cara ini mereka dapat menjangkau semua kelas masyarakat.

Bidang Dakwah Wanita

Bidang pendidikan: Hal tersebut terkait dengan hal memuliakan dan pemurnian jiwa melalui iman. Pikiran dan jiwa sehingga bisa disentuh. Bidang ini dapat ditemukan di masjid-masjid, sekolah, asosiasi, kelompok Dakwah, dan lain-lain.

Bidang sosial: Ini berhubungan dengan kesehatan tubuh dan psikologis serta pembangunan sosial dan interaksi antara orang-orang yang mencerminkan secara positif pada realisasi pendidikan rohani dan pembentukan karakter muslim.

Contoh yang lebih spesifik dari apa yang wanita dapat mengambil bagian sebagai Dakwah adalah:

Rumah: Ini jelas merupakan tempat paling subur dan paling efektif. Yang telah ditetapkan Allah baik suami dan istri sebagai memelihara satu sama lain dan keluarga. Ibu dan ayah bertanggung jawab mendidik dan memelihara anak-anak mereka baik dari aspek fisik moral, psikologis, sosial, dan eksternal satu sama lain dan anak-anak mereka.

Komunitas Muslim: Amal, saran, dan arahan dapat ditawarkan kepada kerabat, tetangga, dan orang miskin.

Page 16: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Sekolah Islam: Kegiatan pendidikan dan kurikulum dapat digunakan untuk bimbingan siswa perempuan serta guru perempuan dan staf.

Masjid: Perempuan harus diizinkan pergi ke masajid untuk kegiatan bermanfaat. Masjid adalah tempat yang cocok untuk beberapa kegiatan perempuan seperti kelompok belajar Quran dan pelatihan lainnya. Serta tempat-tempat lain seperti Rumah Sakit, Penjara, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial, Sekolah Tinggi atau Universitas Perempuan. 

Ada banyak ayat dalam Quran yang mewajibkan pria Muslim dan perempuan untuk melakukan Dakwah, dan mengajak kepada yang baik dan melarang yang jahat. Sebagai contoh, Allah berfirman:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS.3 :104). Wallohua’lam. (rasularasy/arrahmah.com)

Sumber : http://arrahmah.com/ 

Peran Muslimah Dalam Dakwah Posted on Maret 2, 2009 by ammusyahla 

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Kubuka lembaran pagi dengan menyebut asma-Mu Yang Maha Tinggi. Ku coba meniti hari dengan kesucian hati, meski sungguh selaksa dosa masih melekat di jiwa. Kucoba merenda masa depan dengan benang harapan dan jarum ketulusan. Meski kadang perih menusuk, perjuangan ini harus tetap berlanjut.

Terbentang di depan mata padang ujian kehidupan, luas…, seolah tanpa batas, namun fana seumur akal yang sempit. Ia tak dapat diarungi oleh jiwa-jiwa yang kerdil iman, karena panasnya nafsu telah menyeretnya ke lembah-lembah oase fatamorgana. Namun, hati yang bertabur syukur, penuh kerinduan kepada Rabbnya, berhiaskan cahaya iman akan menuntunnya menuju negeri akhir kebahagiaan.

Wahai saudariku kaum muslimah, engkau laksana pilar kebijaksanaan. Di tanganmulah kelak tumbuh generasi-generasi yang tangguh. Di pundakmu ada amanah besar, bersamanya tersimpan berjuta asa, penentu arah sebuah generasi menuju kejayaan umat.Wahai kaum muslimah, engkaulah calon-calon ibu masa depan. Ada ketegaran di balik kelembutanmu. Tersimpan jiwa ksatria di balik lemah tubuhmu. Sungguh Islam telah memuliakanmu. Dengan indah, Rasulullah menggambarkan betapa agung engkau wahai ibu… Ketika suatu saat salah seorang sahabat Beliau bertanya tentang target bakti paling tinggi (Setelah Allah dan Rasul-Nya)? Lantas beliau menjawab “Ibumu,” lalu kepada siapa lagi? “Ibumu”, kemudian? “Ibumu”, kemudian? “Ayahmu”.

Page 17: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Begitulah Islam telah menempatkanmu pada kedudukan yang mulia, di saat dalam agama dan bangsa lain engkau dihina dan direndahkan. 

Saudariku! Hidup ini bukan tanpa makna dan tujuan. Sebagaimana firman Allah yang tersirat dalam Al-Qur’an Al-Karim, bahwa tujuan dari penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada Allah. 

Dikatakan juga oleh Imam Hasan Al-Bashri, bahwa hidup ini adalah perjuangan. Hidup takkan berarti tanpa perjuangan, perjuangan takkan berarti tanpa pengorbanan, pengorbanan takkan berarti tanpa kesabaran, dan kesabaran takkan berarti tanpa keimanan.

Ketika hidup ini diuji, maka dimulailah suatu perjuangan. Perjuangan untuk menundukkan nafsu dan angkara yang ada dalam jiwa kita. Akan sanggupkah jiwa ini tetap kokoh dalam keimanan? Atau justru terperosok dalam lembah keputusasaan. Tidak salah lagi, di sinilah dituntut adanya kesabaran dan pengorbanan, yakni pengorbanan atas perasaan kita dari nafsu atau keinginan yang tak pernah puas. Keinginan untuk terus dalam basuhan kenikmatan, keinginan untuk terus larut dalam lautan sanjungan.

Saudariku… Berbahagialah engkau, ketika wanita- wanita lain larut dalam kemaksiatan, berlomba meraup kebahagiaan semu di luar sana dengan mengobral aurat mereka, engkau tetap di rumah menjaga kesucian dirimu. Ketika wanita lain berhias dengan mode ala Baratnya, engkau sibuk berhias mempercantik diri dengan balutan ilmu dan ketakwaan.

Saudariku Kaum Muslimah, engkaulah madrasah awal pendidikan umat, dari rahimmu akan lahir generasi baru yang siap memikul amanah dakwah dan menegakkan panji- panji Al-Haq, dalam naungan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka persiapkanlah dirimu. Isilah jiwamu dengan ruh iman, dan biarkan mutiara-mutiara berhamburan dari lisanmu yang bersih, tertata dengan indah menjadi bingkai-bingkai pekerti yang luhur, yang senantiasa mengingatkan umat dari kelalaian.

Saudariku… Marilah sejenak menata diri. Menengok sekilas perjalanan para shahabiyah, yang keindahan perjuangannya telah tertulis dengan tinta emas dalam sejarah. Seperti ibunda Khadijah seorang isteri sekaligus partner dakwah Rasulullah . Ia tak pernah lelah membantu dakwah Rasulullah, dengan memberikan bantuan secara moril dan materil. Al-Khansa yang telah merelakan ke empat puteranya menjadi Jundullah, sehingga mereka syahid dalam pertempuran membela agama Allah. Atau Sumayyah syahidah pertama dalam Islam. Karena keteguhan iman serta kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya, ia merelakan diri dan keluarganya menerima pedihnya siksaan kaum Quraisy, hingga menemui kesyahidan. 

Ingatlah kembali… di dalam lembaran Al-Qur’an pun Allah menyebutkan beberapa wanita mulia yang namanya tetap harum dalam bingkai sejarah umat yang sekaligus Allah jadikan teladan bagi kita. Seperti Asiyah, isteri yang mulia dari seorang raja yang lalim, yakni Fir’aun. Kekuasaan dan kelaliman suaminya tidak mempengaruhi kekuatan iman di hatinya, bahkan semakin berkilau dalam tempaan ujian. 

Page 18: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

Asiyah adalah seorang wanita yang diuji dengan dua keadaan, antara tetap menikmati segala kemewahan yang selama puluhan tahun telah ia reguk namun tetap dalam kekufuran ataukah meninggalkan segala kenikmatan itu dengan menerima keimanan sebagai penggantinya dan siap menanggung segala konsekuensi yang ia sadari akan diterima. Ini adalah situasi yang sulit yang kebanyakan wanita pada saat ini tidak sanggup melakukannya. Bersabar dari kemiskinan saja sudah sulit, apalagi jika harus bersabar dari tidak menikmati kemewahan yang biasa dinikmati dan meninggalkannya demi Allah semata. 

Oleh karenanya, pilihan Allah sangatlah tepat dengan menjadikan Asiyah sebagai tauladan bagi kita. Karena ia lebih memilih apa yang di sisi-Nya ketika banyak para wanita pada saat ini menanggalkan keimanannya demi mereguk kenikmatan dunia yang sesaat. Alangkah baiknya jika kita bisa seperti Asiyah dan sering-sering memohon kepada Allah untuk dijadikan sebagai wanita yang berharga di sisi-Nya. 

Begitupun halnya dengan ibunda Nabi Isa , Maryam. Ia seorang wanita Shalihah yang teguh menjaga kesucian dirinya. Kehidupannya banyak dihabiskan untuk beribadah kepada Rabb-nya. Dan masih banyak lagi kisah-kisah teladan dari para shahabiyah, maupun generasi setelahnya, tabi’in, tabi’ut tabi’in, yang jiwanya bercahaya dalam kilauan iman. Hingga membuat dunia berdecak kagum, mengenal keagungan pribadi mereka.

Sekarang saudariku…, masih adakah pribadi- pribadi para shahabiyah tersebut melekat dalam diri-diri kita? Memang terlampau sukar untuk kita bisa menyerupai mereka. Namun sebuah usaha untuk bisa meneladani mereka adalah bukti dari kesungguhan kita dalam meniti kebajikan, sebagai buah dari keimanan. Dakwah kita pun dalam keluarga dan masyarakat merupakan salah satu wujud merealisasikan keimanan.

Dakwah tidak berarti harus selalu tampil di depan umum berceramah. Dengan selalu mendukung dan menyemangati suami dalam berdakwah, Atau mempersiapkan anak- anak kita sebagai tunas-tunas baru dalam dunia dakwah. Mendidik dan mengarahkan mereka hingga benih- benih keimanan mengakar dengan kuat dalam jiwa-jiwa mereka. Ataupun senjata kita cuma pena dan lembaran- lembaran kertas, yang mengajak umat untuk kembali pada Al-Haq. Itu semua merupakan upaya- upaya di jalan dakwah.

Saudariku… Alangkah bahagianya bila kita bagian dari dakwah, mengajak umat pada kebaikan. Karena seperti yang telah dikatakan Rasulullah , bahwa satu orang yang mendapatkan hidayah dengan perantaraan kita, maka hal itu lebih baik dari unta merah. Yang mana unta merah merupakan binatang paling mahal dan mewah di masa Rasulullah . Maka bersegeralah dalam kebaikan. Meski bekal yang kita punya sedikit, namun jangan sampai menghalangi kita untuk berjuang di jalan dakwah. Karena dakwah adalah tugas kita, sekecil apapun semoga Allah membalasnya. Bukankah pahala di sisi Allah lebih berharga dibanding dunia dan isinya.

Seorang Muslimah yang dalam jiwanya mengakar kuat keimanan, maka akalnya akan tajam membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Tempaan tarbiyah imaniyah akan mengokohkan 

Page 19: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

tekadnya, lurus tidak terpengaruh arus zaman. Ia laksana permata di antara batu-batu sungai, kecil tersembunyi namun kilauannya dapat menyinari sekelilingnya.

Saudariku… Dengan kemampuan yang serba terbatas, marilah kita berusaha memberikan yang terbaik bagi umat, bersama meretas sebuah masa depan. Diiringi niat tulus dan untaian doa yang tersusun dalam bingkai keikhlasan, Semoga Allah menjayakan umat ini dan melindunginya dari segala makar kaum kuffar.

 Sumber : http://bacagerimis.com

Page 20: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

  Peran Wanita Muslimah Dalam Mengemban Dakwah IslamiahWanita muslimah memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga danmenampilkan nilai-nilai agung ajaran agama islam serta mengembangkannya melalui jalur dakwah yang agung yang penuh dengan tatanan nilai yang tersimpan di dalamnyahikmah-hikmah dari Allah SWT, Sang Pencipta Alam semesta ini. Hal tersebut tentunyamelalui Jalur dan tuntunan yang bijaksana sebagaimana yang di ajarkan islam tanpaharus dengan jalan yang ekstrim dan tidak ramah lingkungan. Salah satu jalur yang bisadi tempuh oleh para wanita muslimah adalah dakwah dengan menggunakan jalur  pendidikan social.Dakwah ini sangat berkesan di mata masyarakat dan tentunya terlebih lagi di sisiSang Pencipta Alam Semesta. Jika seorang wanita muslimah mampu mengubah sisinegatife dalam masyarakat menjadi sisi-sisi nilai yang lebih positif dengan mengarahkanmasyarakat menuju kebahagiaan yang sempurna dari Tuhan Yang Maha Kuasa makalayaklah baginya untuk menuai janji Sang Maha Pemberi yaitu surga yang penuh dengankenikmatan dan tidak pernah berkurang sedikitpun daripada kenikmatan-kenikmatan itu.Perubahan ini tidak serta merta semudah yang kita bayangkan bagaikan membolak- balikkan tangan, akan tetapi dengan sebuah pengorbanan dan usaha yang maksimal dan penuh rintangan serta cobaan.Perubahan menuju nilai-nilai positif haruslah di mulai dari diri sendiri denganmenampilkan sikap agung yang penuh dengan nilai-nilai tertinggi sebagaimana yang diajarkan oleh islam, seperti menutup aurat, bersikap lemah lembut, lapang dada, sopansantun, tanggung jawab, dan lain sebagainya.Di antara tugas ummat muslim dan hususnya wanita muslimah adalah , pertama,membangkitkan semangat masyarakat hususnya anak cucu dan keluarga untuk senangmelakukan amal-makruf nahi mungkar(Mengajak kepada kebaikan dan Menjauhkan diridari larangan-larangan agama dan kemungkaran). Disadari atau tidak, tugas wanitamuslimah adalah tidak lain untuk mengajak anak cucu mereka untuk tetap berpegangteguh terhadap aturan nilai-nilai yang pondamental dalam agama karena tugas yang paling utama seorang wanita muslimah adalah sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumahtangga yang baik adalah mengajarkan anak-anaknya untuk berbuat baik kepada Allahdengan cara mengajarkan kepada mereka nilai-nilai luhur agama islam itu sendiri,berbuat baik kepada orang tua yang telah menyapih, menjaga, dan membesarkannya, dan berbuat baik kepada masyarakat di sekitarnya yaitu lingkungan di mana mereka bermaindan tumbuh berkembang dengan baik, serta mengajarkan kepada mereka sikap bagaimana untuk menjaga dan memelihara alam yang telah di anugrahkan kepada ummatmanusia.Fungsi dan peran wanita muslimah dalam mengembankan risalah dakwah ialahdengan menjaga, merawat dan mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka.Jika semua itu sudah di berlakukan di dalam kehidupan rumah tangga, maka tidak mustahil jika agama islam akan berkembang dan maju serta bias meraih masa ke-emasannya kembali sebagaimana pada masa yang telah silam. Oleh karena itu perubahanmendasar adalah di mulai dari lingkungan yang paling sederhana yaitu keluarga.Bagaimana kalau seorang muslimah belum berkeluarga? Nah, Pertanyaan tersebutsangat sederhana, akan tetapi membutuhkan jawaban yang tepat, luas dan kritis.Keberhasilan dakwah akan bias kita rasakan jika kita berusaha secara maksimalsebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya.Perubahan yang paling mendasar adalah di mulai dari diri pribadi setiap muslimdan muslimah. Sikap dakwah ini merupakan tanggung jawab kita semua untuk mengembangkan dan mengajarkan nilai-nilai dasar dalam 

Page 21: PERAN MUSLIMAH DALAM DUNIA DAKWAH.docx

islam seperti nilai tauhid,akhlak, dan lain sebagainya.Wanita muslimah yang bijak adalah muslimah yang mentaati aturan yang telah diajarkan oleh ajaran agama islam yang agung dan luhur, seperti bagaimana cara berpakaian yang di ajarkan agama, berlemah-lembut, menampakkan wajah yang penuhdengan senyuman yang tulus, dan lain sebagainya. Sikap dakwah seperti inilah yangharus di miliki oleh setiap wanita muslimah yang merindukan akan kebahagiaan yangtiada taranya yaitu saat-saat berjumpa dengan Tuhan Yang Esa, Allah SWT. Mereka rindukepada nikmat yang telah di janjikan Allah SWT Kepada mereka.“ Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran 110).Jika Pesan dan nasihat al-qur’an sudah mendarah daging di dalam diri kita,dengan serta merta nilai luhur yang di kandung al-qur’an ter cermin di setiap sikap dan  amal setiap harinya di dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, perlunya pemahamanterhadap esensi-esensi ajaran-ajaran islam yang ada di dalam al-qur’an dengan pemahaman yang komperehensip dan faktual supaya kita sebagai muslim mampumengimpelementasikannya di dalam kehidupan ini.Mustafid Amna Umary ZainBinHumaidi [email protected]   [email protected]