jilbab wanita muslimah

15
Oleh: Rahmah Akhmadi Dikutip dari buku yang ditulis oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani

Upload: janee82k2175

Post on 16-Jul-2016

282 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jilbab Wanita Muslimahby Rahmah AkhmadiYang Muda yang Berkhidmat

TRANSCRIPT

Page 1: Jilbab Wanita Muslimah

Oleh: Rahmah Akhmadi

Dikutip dari buku yang ditulis olehSyaikh Nashiruddin Al Albani

Page 2: Jilbab Wanita Muslimah

Wanita Muslimah

Setelah melihat banyak penjelasan dari dalil-dalil Al-Qur’an, Hadits Nabi, dan riwayat para Salaf dalam masalah yang cukup penting ini, bahwa seorang wanita bila keluar dari rumahnya wajib menutup seluruh tubuhnya dan tidak boleh menampakkan sedikitpun perhiasannya, kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Bila dia ingin menampakkannya dengan jenis pakaian apapun asal terpenuhi syarat-syaratnya.

Page 3: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 1Menutup Seluruh Tubuh, Selain yang Dikecualikan.

Syarat ini terdapat di dalam firman Allah ta’ala surat An-Nur ayat 31:“Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka, memelihara kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang biasa nampak. Hendaklah mereka menutup khimar mereka ke dada mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepadasuami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, anak-anak mereka, anak-anak suami mereka, saudara-saudara mereka, anak-anak saudara laki-laki mereka, anak-anak saudara perempuan mereka, wanita-wanita muslimah, budak-budak yang mereka miliki, pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Janganlah merekamenghentak-hentakkan kaki mereka agar diketahui adanya perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah wahai orang-orang beriman, agar kalian beruntung.”

Page 4: Jilbab Wanita Muslimah

Menurut ayat diatas, dari perkataan Al-Qurthubi di dalam tafsirannyaXII:229: “Ibnu Athiyah berkata, dari lafadz ayat diatas, jelaslah bagi saya bahwaseorang wanita diperintahkan untuk tidak menampakkan apapun yangmerupakan perhiasan baginya dan agar bersungguh-sungguhmenyembunyikannya. Adapun ‘pengecualian’ pada ayat tersebut memangsudah semestinya diberikan kepada wanita untuk melakukan kegiatan, ataukeperluan lainnya. Jadi ‘yang biasa nampak’ pada ayat diatas adalah suatutuntutan bagi seorang wanita dan yang dimaafkan untuk ditampakkanolehnya.”

Al-Qurthubi berkata, “Saya katakan bahwa pendapat ini baik. Akantetapi karena pada umumnya terbukanya wajah dan kedua telapak tangan iniadalah didasarkan pada kebiasaan dan ibadah, misalnya dalam sholat dan haji.Maka selayaknya’pengecualian’ ini dikembalikan kepada dua hal itu saja. Dalilyang menguatkan hal ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh AbuDawud, dari Aisyah, bahwa Asma binti Abu Bakar pernah menemui RasulullahSAW dengan memakai pakaian yang tipis. Rasulullah SAW pun berpalingdarinya, dan berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya wanita itu bila telahmencapai masa haid tidak patut ada bagian tubuhnya yang kelihatan, kecualiini dan ini. Beliau berkata begitu sambil menunjuk ke wajah dan kedua telapaktangannya. Allahlah yang memberi taufik dan tidak ada tuhan selain-Nya.”

Page 5: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 2Tidak Untuk Berhias

Syarat ini terdapat dalam firman Allah ta’ala surat al-Ahzab ayat 33 :“Dan hendaklah kalian tetap tinggal dirumah dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dulu.”

Tabarruj adalah perbuatan wanita menampakkan perhiasan dan kecantikannya, serta segala sesuatu yang seharusnya ditutupdan disembunyikan karena bisa membangkitkan syahwat laki-laki.

Berkaitan dengan ini, Adz-Dzahabi di dalam kitab Al-Kabair hlm. 131, berkata: “Diantara perbuatan yang menyebabkan wanita akan mendapat laknat adalah: menampakkan perhiasan emas dan mutiara yang berada di balik niqab (tutup kepala) nya, memakai berbgai wangi-wangian seperti misik, anbar, dan thib ketika keluar rumah, memakai berbagai kain yang dicelup memakai pakaian sutera, memanjangkan baju dan melebarkan serta memanjangkan lengannya. Semua itu termasuk bentuk tabarruj yang dibenci Allah, yang pelakunya akan mendapatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.

Page 6: Jilbab Wanita Muslimah

Namun perlu diketahui, bahwa sama sekali bukanlah termasuk kategoriperhiasan jika pakaian yang dipakai oleh seorang wanita itu tidak berwarnaputih atau hitam. Ini perlu ditegaskan, karena hal ini terkadang disalahpahamioleh sebagaian kaum wanita yang ingin komitmen (dengan agamanya).Alasannya adalah:

Pertama, adanya sabda Rasulullah Saw: "Parfum wanita adalah yangtampak warnanya namun tersembunyi baunya.(Hadits ini disebutkan dalamdalam kitab Mukhtashar Asy- Syama’il, hadits no.188)

Kedua, adanya praktek para wanita sahabat yang memakai pakaianyang berwarna selain hitam dan putih.Berikut ini beberapa riwayat yang menunjukkan hal itu, yang disebutkan olehAl-Hafizh Ibnu Abi Syaibah di dalam kitab Al-Mushannaf (VIII: 371-372):1. Dari Ibrahim, yaitu Ibrahim An-Nakha'i, bahwa pernah dia bersama Al-

Qamah dan Al-Aswad mengunjungi para istri Nabi dan dia melihat merekamengenakan pakaian-pakaian panjang berwarna merah.

2. Dari Ibnu Abi Mulaikah, dia berkata, "Saya pernah melihat Ummu Salamahmengenakan baju dan pakaian panjang yang berwarna kuning."

3. Dari Al-Qasim, yaitu Ibnu Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq, bahwaAisyah pernah mengenakan pakaian yang berwarna kuning, padahal diasedang melakukan ihram.

Page 7: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 3Kainnya Harus Tebal, Tidak Tipis

Jilbab disyaratkan harus terbuat dari kain yang tebal, sebab yang namanya menutup tidak akan terwujud, kecuali dengan bahan penutup yang tebal. Adapun bila kain penutup tadi tipis, maka hanya akan menambah daya tarik bagi si wanita yang me-ngenakannya atau malah menjadi perhiasanbaginya. Berkenaan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda:

"Pada akhir zaman nanti akan ada wanita-wanita dari kalangan umatku yang berpakaian, namun pada hakekatnya mereka telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka itu, karena sebenarnya mereka itu wanitawanita terkutuk.“

Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahwa Umar bin Khathab pernah membagikan baju qibthiyah94 kepada orang-orang, kemudian berkata, "Jangan kalian pakaikan baju-baju ini kepada istri-istri kalian! “Namun ada salah seorang yang menyahut, "Wahai Amirul Mukminin, saya telah memakaikannya kepada istri saya, dan telah aku pandangi dari arah muka maupun belakang, yang ternyata pakaian tadi tidaklah tergolong pakaian tipis." Maka Umar menjawab, "Sekalipun tidak tipis, namun pakaian itu tetap menggambarkan (lekuk tubuh).” [H.mursal]

Page 8: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 4Kainnya Harus Longgar, Tidak Ketat.

Jilbab disyaratkan harus longgar, karena maksud dan tujuan (seorang wanita) berpakaian tidak lain adalah untuk menghilangkan fitnah (ketertarikan laki-laki asing). Hal itu tidak mungkin terwujud kecuali dengan potongan yang longgar. Karena pakaian yang ketat, meskipun bisa membuat tertutupnya warna kulit, namun tetap dapat menggambarkan lekuk tubuhnyasehingga masih akan menggoda pandangan laki-laki. Oleh karena itulah pakaian wanita mesti harus longgar, tidak ketat.

Usamah bin Zaid pernah berkata: "Pernah Rasulullah memberi saya baju qibthiyah yang tebal hadiah dari Dihyah Al-Kalbi. Baju itu pun saya pakaikan pada istri saya. Nabi bertanya kepada saya, 'Mengapa kamu tidakpernah memakai baju qibthiyah?' Saya menjawab, 'Baju itu saya pakaikan istri saya.' Beliau lalu berkata, 'Perintahkan istrimu agar memakai baju dalam ketika memakai baju qibthiyah, karena saya khawatir baju qibthiyah itu masihbisa menggambarkan bentuk tulangnya.”

Dengan demikian, maka ingatlah selalu sabda Nabi: “Perasaan malu dan iman itu keduanya selalu bertalian, manakala salah satunya hilang, maka hilang pulalah satu lainnya.”

Page 9: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 5Tidak Diberi Wewangian atau Parfum

Jilbab disyaratkan tidak diberi wewangian atau parfum berdasarkan hadits-hadits yang melarang wanita memakai wangi-wangian ketika mereka keluar rumah. Berikut ini beberapa hadits shahih yang berkait denganmasalah ini: 1. Dari Abu Musa Al-Asy'ari bahwa dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Perempuan yang memakai wewangian, lalu dia lewat dihadapan laki-laki agar mereka mencium baunya, maka dia adalah pezina.”

2. Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah, bahwa Nabi SAW pernah bersabda: “Jika salah seorang wanita diantara kalian hendak ke masjid, maka janganlah sekali-kali dia memakai wewangian.”

3. Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah bersabda: “Perempuan yang memakai bakhur (sejenis pewangi pakaian), janganlah shalat Isya bersama kami.”

4. Dari Musa bin Yasar, dari Abu Hurairah, bahwa pernah seorang wanita berpapasan dengannya dan bau semerbak menerpanya. Maka Abu Hurairah pun berkata, "Wahai hamba Allah, apakah kamu hendak ke masjid?" Dia menjawab, "Ya." Abu Hurairah berkata kepadanya, "Pulanglah dulu, kemudian mandi! Karena saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

Page 10: Jilbab Wanita Muslimah

“Bila seorang wanita ke masjid sementara bau wewangian menghembus dari tubuhnya, maka Allah tidak akan menerima shalatnya hingga dia pulang, lalu mandi, (baru kemudian shalat ke masjid).”

Pada hadits-hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa larangan Nabi SAW berkaitan dengan wewangian adalah sifatnya umum meliputi pewangi badan maupun pewangi pakaian. Karena parfum atau wewangian selain digunakan untuk badan ada juga yang digunakan untuk pakaian, lebih-lebih hadits ketiga yang menyebutkan 'bakhur‘ yang jelas lebih banyak— bahkan khusus—digunakan untuk pakaian.

Sebab munculnya larangan Nabi SAW jelas, yaitu karena hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Hal-hal lain yang biasa dilakukan oleh wanita yang dikategorikan oleh para ulama dapat membangkitkan birahi adalah seperti: berpakaian indah, memakai perhiasan yang mencolok mata, memakai aksesoris pakaian dan berbaurnya dengan laki-laki.

Perlu diketahui bahwa larangan pada hadits-hadits tersebut adalah sifatnya umum di setiap waktu. Pada hadits ketiga Nabi SAW menyebutkan secara khusus waktu Isya', karena pada waktu-waktu tersebut bahayanya lebih besar. Maka, jangan disalahpahamkan bahwa keluarnya wanita selain waktu itu dibolehkan.

Page 11: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 6Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki

Hal itu berdasarkan beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian atau hal lainnya. Beberapa hadits sebagai berikut:1. Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah SAW, melaknat laki-laki yang

memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.”2. Dari Abdullah bin Umar, dia berkata :Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga

golongan yang tidak akan masuk surga dan tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. (Mereka itu yaitu): Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah laku seperti laki-laki, dan dayyuts (laki-laki yang tidak peduli dengan kejelekan akhlak istrinya.)”

Jadi yang membedakan antara jenis pakaian laki-laki dan pakaian wanita kembali kepada apa yang pantas dipakai kaum laki-laki maupun kaum wanita, yaitu tidak lain adalah pakaian yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dipakai kaum laki-laki dan dipakai untuk kaum wanita. Kaum wanita itu diperintahkan menutup seluruh tubuhnya, serta dilarang bersolek dan memamerkan diri. Oleh karena itu, tidak disyari’atkan kepada wanita untuk meninggikan suaranya ketika adzan dan membaca talbiyah ketika menaiki Shafa dan Marwah.

Page 12: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 7Tidak Menyerupai Pakaian Orang-Orang Kafir

Jilbab disyaratkan tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir, sebab di dalam syariat Islam telah ditetapkan bahwa kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan, tidak boleh tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir, baik dalam hal ibadah, perayaan hari raya, dan pakaian yang menjadi pakaian khas mereka. Ini merupakan prinsip yang mendasar dalam syariat Islam, yang sayangnya pada zaman sekarang ini banyak dilanggar oleh kaum muslimin sendiri, bahkan oleh para pemuka agamanya. Hal itu dikarenakan kebodohan atau hawa nafsu mereka sehingga mereka pun larut dalam arus zaman dan tradisi Eropa yang kafir. Pada akhirnya semua itu menjadi sumber kehinaan dan kelemahan kaum muslimin dan terbukanya peluang bagi musuh-musuh Islam untuk menguasai mereka. Padahal, Allah ta'ala berfirman: "Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (yaitu: Taurat), kekuasaan dan kenabian. Kami telah berikan pula kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami telah lebihkan mereka dari bangsa-bangsa (pada masanya). Kami telah berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama).

Page 13: Jilbab Wanita Muslimah

Dan mereka itu tidak saling berselisih melainkan setelah datang kepada mereka pengetahuan yang disebabkan karena kedengkian mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memberi keputusan kepada mereka pada hari kiamat kelak dalam hal-hal yang mereka perselisihkan itu. Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dalam urusan agama itu. Oleh karena itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.“ (QS. Al-Jatsiyah: 16-18)

Allah ta’ala juga berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka sendiri mau mengubah keadaan mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd:11)

Page 14: Jilbab Wanita Muslimah

SYARAT 8Tidak Untuk Mencari Popularitas

Jilbab disyaratkan bukan merupakan pakaian untuk mencaripopularitas berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa memakai pakaian untuk mencari popularitas di dunia, maka Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.”

Page 15: Jilbab Wanita Muslimah

Demikianlah pembicaraan tentang syarat-syarat wajib yang harus dipenuhi oleh pakaian seorang wanita. Sebagai kesimpulannya adalah, bahwa pakaian wanita itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di atas.

Setiap laki-laki muslim berkewajiban menerapkan syarat-syarat di atas pada pakaian istrinya dan orang-orang yang berada di dalam kekuasannya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW: “Masing-masing dari kalian adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu.“

Dan Allah ta'ala juga berfirman:“Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang bengis-bengis, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap segala apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan segala apa yang diperintahkan kepada mereka.”(QS. At-Tahrim: 6)