Muslimah dalam Berbagai Peran(antara Fitrah dan Kafa’ah)

Dis

ampa

ikan

dal

am K

im-C

, Seo

ul 2

3 D

ec 2

011

Kajia

n Is

lam

Mus

limah

Cyb

er

MUSLIMAH ISTRI IBU

Fitrah yang dimiliki oleh wanita muslimah adalah untuk menjadi hamba Allah sebagai apapun dia dan dengan status apapun dia → Dasar bagi semua keputusan menyangkut status dan peran yang dimilikinya

"Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu)„ ( Surah Al.Hujurat ; 13 )

"Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah dan beribadat kepada-Ku"( Surah Az.Zariyat : 56 )

Islam membuka pintu lebar lebar bagi muslimah untuk optimal dalam menggali dan memerankan potensi yang dimilikinya selama itu tidak bertentangan dengan fitrahnya diatas

Namun demikian fakta masih menunjukkan lemahnya peranan muslimah (Dr. Yusuf Qardhawi)

Lemahnya peranan ini tidak hanya dalam peranannya di dunia „luar“ tapi juga peranannya dalam bidang „domestik“2 kemungkinan penyebab:1. sikap ananiyah atau egoisme laki-laki yang selalu

berusaha mendominasi, mengkomando, mengarahkan & menguasai urusan akhwat. Mereka tidak memberi kesempatan dan peluang kepada para akhwat untuk membina bakat, keterampilan dan kemampuan untuk berjalan sendiri tanpa dominasi para rijal

2. datangnya justru dari diri muslimah sendiri yang tidak memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang cukup serta kurang kuatnya kerja sama di kalangan mereka

Tapi Muslimah jangan Menyerah!

Muslimah harus segera berpikir positif membangun citra diri kemuslimahan yang baik, berjiddiyah (bersungguh-sungguh) menjaga keseimbangan dan memiliki kemampuan mengatur skala prioritas. Ia juga harus memiliki kondisi fisik, aqliyah dan ruhiyah yang prima karena ia bekerja di luar kelaziman wanita-wanita lain pada umumnya. Karena ia tidak egois, karena ia memikirkan umat, karena ia punya cita-cita mulia yakni menegakkan syariat Islam dan tentu saja, karena ia ingin masuk Surga dan bertemu dengan Ilah-nya.

Tantangan bagi MUSLIMAH

Bagaimana berkompetisi untuk berprestasi dan

profesional dalam semua peran yang dimilikinya

Tantangan bagi muslimah yang juga ISTRI dan/atau IBU lebih berat lagi krn dia tahu posisi fitrah ini tidak

tergantikan tapi tetap tidak berarti menjadi „excuse“ baginya untuk tetap berperan dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya tanpa hrus mengabaikan

apalagi meninggalkan posisi tersebut Ingat: hanya ibu-ibu/istri yang „canggih“ saja yang

akan melahirkan generasi yang „canggih“ juga

Wanita Muslimah

Jangan berhenti menjadi wanita shalihah saja tapi tidak mushlihah yaitu yang melakukan ishlahul ummah (perbaikan umat) QS. 7:4-5 suatu negeri yang akan dihancurkan tapi malaikat memohon agar tidak jadi karena masih ada satu orang shalih yang berdzikir, tapi justru Allah SWT tetap menyuruh negri itu dihancurkan dan justru dimulai dari orang yang shalih tersebutHendaknya kita juga mawas diri terhadap firman Allah QS. 25:30

Kisah Wanita Wanita pengukir sejarah Asiyah istri Fir’aun, tidak silau dengan gemerlap harta dan kedudukanMaryam, muslimah single yang menjaga diriKhadijah, konglomerat wanita yang juga istri Rosul yang tidak tergantikanAisyah, yang muda, cerdas dan berwibawaPara sahabiyahSumayyah binti Khabbath, orang yang pertama syahid membela islamKhansa binti Amr, ibunda para syuhada...dst

Membangun komunitas muslimah yang solid (Team Work)

Dalam rangka „Fastabiqul khoirot“ berlomba lomba dalam kebaikan perlu ada lingkungan yang mendukung keg. positifJangan sampai sesama muslimah yang harusnya saling membantu dan mendukung malah memojokkan dan menakut-nakuti kaumnya sendiri yang aktif. Padahal wanita-wanita feminis, marxis, dan liberalis kompak bersatu menyebarkan kemungkaran.

Wallohu a‘lam bish showab23 12 2011, Seoul – Kartika Senjarini

menjadi muslimah yangSholehah, Mushlihah & paham Kafa‘ah

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia

mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (QS 18:110)