punya muslimah tugas laporan theodolit

Upload: wa-ode-muslimah

Post on 14-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    1/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Seperti yang kita ketahui bahwa keadaan permukaan bumi ini tidaklah

    rata. Keadaan permukaan bumi terdiri dari pegunungan, perbukitan dan lembah.

    Maka untuk dapat menggambarkan keadaan bumi yang tidak rata ini, diperlukan

    suatu alat pengukuran.

    Ada dua macam alat pengukuran untuk mengukur beda tinggi antara dua

    titik, yaitu water pass dan theodolit. Pada dasarnya, proses kerja kedua alat ini

    adalah sama. Tetapi ada beberapa hal yang membedakan antara kedua alat ini.

    Dalam mengukur beda tinggi antara dua titik, water pass hanya mampu

    mengukur dengan arah horizontal saja. Sedangkan theodolit, selain bisa

    mengukur dengan arah horizontal juga dapat mengukur dengan arah vertikal.

    Adapun komponen- komponen dalam theodolit tidak jauh berbeda

    dengan water pass. Perbedaannya hanya pada penggerak sumbu horizontal dan

    vertikal terdapat sekrup pengunci. Dan nivo pada theodolit ada dua buah. Dan

    untuk memperjelas arah pengukuran terhadap tiang ukur, dapat dilihat melalui

    vizier.

    Pada water pass apabila beda tinggi antara dua titik terlalu tinggi

    sehingga pesawat tidak dapat meraih fokus tiang ukur pada jarak tertentu.

    sedangkan pada theodolit dapat menggunakan sumbu vertikalnya intuk

    mengukur ketinggian yang ekstrim sekalipun.

    Pada laporan praktikum ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang

    theodolit.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana cara penggunaan alat theodolit dengan tepat?

    2. Bagaimana cara untuk melakukan identifikasi pada setiap jenis pengukuran?

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    2/29

    C. Tujuan Praktikum

    1. Tujuan Instruksional Umum

    Diharapkan mahasiswa mengetahui caracara penggunaan alat ukur

    sudut (Theodolit) dengan tepat pada pekerjaan pengukuran di lapangan atau

    di lokasi pekerjaan.

    2. Tujuan Instruksional Khusus

    Diharapkan hal ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk

    melakukan identifikasi setiap jenis pengukuran, yaitu : jarak, beda tinggi, dan

    sudut yang diperlukan untuk penggambaran kerangka dasar pemetaan.

    D. Manfaat Praktikum

    1. Mahasiswa dapat memahami cara-cara penggunaan alat theodolit dengan

    tepat.

    2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi jenis pengukuran, yaitu jarak, beda

    tinggi dan sudut yang diperlukan untuk penggambaran kerangka dasar

    pemetaan.

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    3/29

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengukuran Poligon

    Poligon adalah rangkaian garis khayal diatas permukaan bumi yang

    merupakan garis lurus yang menhubungkan titik-titik dan merupakan suatu

    objek pengukuran atau poligon adalah rangkaian segi banyak untuk pembuatan

    peta.

    Ada dua macam cara yang dilakukan pada pengukuran poligon yaitu :

    a. Pengukuran jarak mendatar

    Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan pita ukur ( rol

    meter ) dan dengan melalui pembacaan benang pada alat ukur theodolit untuk

    mengenali jarak optis.

    Gambar 2.1

    Pengukuran Jarak Mendatar

    b. Pengukuran sudut mendatar

    Pengukuran sudut mendatar adalah selisih dua arah yang berlainan .

    Ada dua macam sudut mendatar/sudut horizontal dalam ilmu ukur tanah.

    1. Sudut arah ( ) yaitu selisiah antara arah B

    Gambar 2.2

    Sudut Arah

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    4/29

    2. Sudut Jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara geografis, maka

    arah utara diambil sebagai sumbu Y suatu salib sumbu atau sudut yang

    dibentuk searah jarum jam atas sudut yang ditentukan.

    Y

    A

    O X

    Gambar 2.3Sudut Jurusan

    Besarnya Sudut Yo A :

    Gambar 2.4

    Besar Sudut Jurusan

    ( dab )2 = ( Xb - Xa )2 + ( Yb - Ya )

    2

    H = ( Xb - Xa ) = dab sin

    Y = ( Yb - Ya ) = dab cos

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    5/29

    B. Bentuk-Bentuk Poligon

    1. Poligon Tertutup, Poligon yang titik awalnya merupakan titik akhir

    pengukuran Poligon tersebut.

    Gambar 2.5

    Poligon Tertutup

    2. Poligon Terbuka terbagi atas tiga macam yaitu:

    a. Poligon Lepas adalah Poligon yang hanya satu titiknya diketahui

    koordinatnya.

    Gambar 2.6

    Poligon Lepas

    b. Poligon Terikat adalah Poligon yang titik awal dan titik akhirnya

    diketahui koordinatnya.

    Gambar 2.7

    Poligon Terikat

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    6/29

    c. Poligon terikat sempurna adalah Poligon yang dua titik dan dua titik

    akhirnya yang diketahui koordinatnya.

    Gambar 2.8

    Poligon Terikat Sempurna

    C. Teori Azimuth

    Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang

    meridian acuan. Dalam pengukuran tanah datar, Azimuth biasanya diukur dari

    utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai

    selatan sebagai arah acuan.

    Gambar 2.9

    Azimuth

    Ada tiga macam azimuth yaitu :

    1. Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya

    dengan titik sasaran;

    2. Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan

    titik sasaran;

    3. Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik

    sasaran.

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    7/29

    D. Hubungan antara sudut poligon dan azimuth

    a. Poligon terbuka

    Gambar 2.10Hubungan Poligon Terbuka dengan Azimuth

    Dimana :

    1 = 1 2 = 0 + 1 360

    2 = 2 3 = 1 + 2 360

    = 0 + 1 + 2 3 x 360

    3 = 3 1 = 2 + 3 180

    4 = 4 5 = 3 + 4 180

    n = 0 ( ) ( n + 1 ) 180 f

    f = Koreksi Sudut

    b. Poligon tertutup

    7

    d 6

    6

    d 5

    5

    d 4

    4d 3

    3

    d 1

    2 11

    d 7 7

    6

    5

    4 3

    Gambar 2.11

    Hubungan Poligon Tertutup dengan Azimuth

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    8/29

    1 7 = Azimuth matahari

    1 2 = 1 7 + 1

    2 3 = 1 7 + 1 + 2 - 180

    3 4 = 1 7 + 1 + 2 + 3 2 . 180

    4 5 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 3 . 180

    5 6 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 4 . 180

    6 7 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 5 . 180

    7 1 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 6 . 180

    Dalam penyusunan azimut terlebih dahulu sudut-sudut poligondikoreksi , yaitu seluruh sudut dalam dijumlahkan dan jumlah segi banyak

    tersebut adalah :

    Tetapi biasanya dalam pengukuran di lapangan tidak terpenuhi maka

    besarnya kesalahan penutup kita cari dengan rumus :

    = ( n 2 ) x 180 f

    Untuk menghilangkan kesalahan menutup sudut ( f ) Kita harus

    koreksi sudut sudut poligon dengan jalan memberi rata besar kesalahan

    kepada masing-masing titik poligon .Bila kesalahan penutup sudut ( + f )

    Positif maka koreksi kita kurungkan .

    Bila kesalahan penutup sudut ( - f ) , negatif , maka koneksinya kita

    tambahkan.

    Setalah semua sudut sudut poligon dikoreksi kemudian kita susun

    azimutnya dengan rumus :

    Jika hitungan kita berlawanan

    arah jarum jam

    = ( n 2 ) x 180

    n = ( n 1) + n

    180

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    9/29

    Jika hitungan kita searah jarum

    jam.

    E. Hubungan antara sisi poligon dan koordinat

    1

    2

    3 6

    5

    1

    2

    3

    4

    5

    d 1 d 2 d 3 d 4 d 5

    6

    U UU U U

    Gambar 2.12

    Hubungan antara sisi Poligon dengan Koordinat

    Titik 2 Titik 3

    x2 = x1 + d1 sin 1 x3 = x2 + d2 sin 2

    y2 = y1 + d1 cos 1 y3 = y2 + d2 cos 2

    Titik 4

    x4 = x3 + d3 sin 3 = x1 + d1 sin 1 + d2 sin 2 + d3 sin 3

    y4 = y3 + d3 cos 3 = x1 + d1 cos 1 + d2 cos 2 + d3 cos 3

    Titik n

    xn = x1 + ( d sin 1 ) ----------- xn x1 = ( d sin 1 )

    yn = y1 + ( d cos 1 ) ----------- yn y1 = ( d cos 1 )

    n = ( n 1) - n 180

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    10/29

    Dari hasil pembahasan hubungan antara sudut poligon dan azimut

    serta hubungan antara sisi poligon dan koordinat , maka dapat disimpulkan

    tiga syarat geometri poligon yaitu :

    1. ( akhir - awal ) + 180

    2. d sin ( akhir - awal )

    3. d cos ( y akhir - y awal )

    Tetapi umumnya hasil pengukuran sudut dan jarak yang terjadi tidak

    memenuhi syarat diatas , maka itu didapat :

    1. ( akhir - awal ) + n. 180 + f

    2. d sin ( akhir - awal ) + fx3. d cos ( y akhir - y awal ) + fy

    dimana : f = Kesalahan pada sudut yang diukur

    f x = Kesalahan pada proyeksi sumbu x

    f y = Kesalahan pada proyeksi sumbu y

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    11/29

    BAB III

    METODE PENGUKURAN

    A. Sistem Pengukuran

    Agar suatu pengukuran sudut dapat dilakukan dengan tepat sistem

    sumbu-sumbu pada suatu theodolitharus memenuhi syarat-syarat berikut :

    1. LL VV, Sumbu nivo tabung (alhidade) tegak lurus pada sumbu pertama,

    2. ZZ HH, Garis bidik tegak lurus pada sumbu kedua,

    3. HH VV, Sumbu kedua tegak lurus pada sumbu pertama,

    4. Sumbu nivo indeks harus sejajar dengan garis bidik yang distel horizontalatau indeks yang automatis harus bekerja.

    B. Teknik Pengukuran

    Pengukuran Kerangka Poligon Memanjang

    Pengukuran kerangka Poligon memanjang digunakan apabila titik yang

    akan dicari koordinatkoordinatnya terletak memanjang sehingga membentuk

    segi banyak (Poligon). Maka Poligon haruslah diawali dengan titik yang telah

    diketahui koordinatnya dan untuk dapat ditentukan sudutsudut jurusan sisi

    Gambar 3.1Sistem pengukuran sumbu-sumbu pada Theodolit

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    12/29

    A

    B

    C

    D

    E

    U

    A (x,y)

    B

    C

    D

    E

    Poligon, haruslah di titik awal digunakan arah , sedang jarakjarak antara titik

    titikPoligon diukur langsung. AdapunPoligon memanjang terbagi dua :

    1. Poligon memanjang tertutup yaitu teknik pengukuranPoligon yang berputar

    mengelilingi suatu bidang, dimana titik awal pengukuran merupakan titik

    akhir pengukuran.

    Gambar 3.2

    Kerangka Poligon memanjang tertutup

    2. Poligon memanjang terbuka yaitu teknik pengukuran Poligon dimana titik

    awal pengukuran bukan merupakan titik akhir pengukuran

    Gambar 3.3

    Kerangka Poligon memanjang terbuka

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    13/29

    C. Lokasi Dan Waktu Praktikum

    Lokasi praktikum kelompok 2 yaitu di hutan dibelakang kantin didepan

    auditorium mokodompit.

    Waktu praktikum dilaksanakan pada :

    Hari : Rabu

    Tanggal : 21 Maret 2012

    Waktu : 13.20 WITA dan berakhir pada pukul 14.49 WITA

    D. TIM PENGUKUR

    Kelompok IV : 1. Wa Ode Muslimah E1B1110142. Munawir Muin E1B111010

    3. Ibrahim Dwi Putra E1B111015

    4. Abd. Rafli Rifai G. E1B111013

    5. Salisman E1B111012

    6. Sirwan E1B111009

    E. Alat dan Bahan Yang Digunakan

    Alat Theodolitlengkap:

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    14/29

    Gambar 3.4

    Theodolit

    1. Theodolit

    Theodolit sebagai alat ukur universal yang disamping dapat

    mengukur sudut horizontaldan sudut vertical juga dapat menentukan beda

    tinggi. Alat ukur theodolit secara umum memiliki bagian-bagian sebagai

    berikut :

    a. Pegangan,

    b. Alat pembidik, berfungsi untuk membidik secara kasar sasaran bidik.

    c. Alat pencatat digital, berfungsi sebagai pembacaan sudut horizontaldansudut vertical.

    d. Pengatur mikrometer, berfungsi untuk mengatur garis skala pembacaan

    (nonius).

    e. Klem penyetel tinggi, berfungsi untuk membuka dan mengunci

    pergerakan verticalteropong.

    f. Gelang penyetel jarak, berfungsi untuk titik fokus lensa yang berguna

    untuk memperjelas obyekyang di bidik.

    g. Okuler teropong, berfungsi untuk memperjelas nampaknya benang

    sebagai standar pembacaan.

    h. Sekrup penyetel tinggi, berfungsi untuk menggerakkan secara halus

    teropong ke arah vertical.

    i. Sekrup penyetel putaran, berfungsi untuk mengatur pergerakkan putaran

    horizontalsecara halus.

    j. Klem penyetel putaran, berfungsi untuk mengunci dan membuka

    putaran alat kearah horizontal.

    k. Pelat dasar berkaki tiga yang dapat dibuka.

    l. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui kedataran alat.

    m. Nivo tabung (alhidade), berfungsi untuk mengetahui kedataran alat.

    n. Unting-unting optis, berfungsi untuk mengetahui ketetapan posisi alat

    terhadap patok.

    o. Tiga buahsekrup penyetel, berfungsi untuk mengatur kedudukan nivo.

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    15/29

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

    Gambar 3.5

    Bagian-Bagian Theodolit

    2. Statif (kaki tiga)

    Gambar 3.6

    statif (kaki tiga)

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    16/29

    Statifberfungsi sebagai penyangga theodolitdengan ketiga kakinya

    dapat menyangga penempatan alat yang ada pada masing-masing ujung

    yang runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur

    tingginya sesuai dengan tanah tempat alat itu berdiri seperti tampak pada

    gambar. Selain itu juga statifdilengkapi dengan sekrup pengunci theodolit,

    agartheodolittidak bergeser dan jatuh.

    3. Rambu Ukur

    Gambar 3.7

    Gambar Rambu Ukur

    Rambu ukur mempunyai penampang segi empat panjang yang

    berukuran kurang lebih 3-4 cm, lebar 10 cm, panjang 300 cm, dan bahkan

    ada yang panjangnya mencapai 500 cm, ujung atas dan bawahnya diberi

    sepatu besi. Bidang lebar dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi

    tanda pada bagian-bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi

    cat hitam dan merah dengan dasar putih, maksudnya bila dilihat dari jauh

    tidak menjadi silau. Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan pengukuran

    tinggi tiap patok utama dan jarak optis antara titik.

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    17/29

    4. Pita Ukur (meter roll)

    Gambar 3.8

    Pita Ukur ( Roll Meter )

    Pita ukur terbuat dari fiber glass dengan panjang 30-50 m dan

    dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak antara patok yang satu dengan

    patok yang lain.

    5. Kompas

    Kompas digunakan untuk menentukan arah utara dalam pengukuran

    sehingga dijadikan patok.

    Gambar 3.9

    Kompas

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    18/29

    6. Payung

    Gambar 3.10Payung

    Payung disini digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar

    matahari langsung dan dari hujan, karena lensa teropong pada pesawat

    sangat peka terhadap sinar matahari dan juga apabila lensa teropong basah

    maka akan mengganggu dalam pembacaan rambu ukur.

    7. Patok

    Gambar 3.11

    Patok

    Terbuat dari kayu dan mempunyai penampang berbentuk lingkaran

    atau segi empat dengan panjang kurang lebih 30-50 cm dan ujung bawahnya

    dibuat runcing, berfungsi sebagai suatu tanda dilapangan untuk titik utama

    dalam pengukuran.

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    19/29

    8. Alat Penunjang Lainnya

    Gambar 3.12Kalkulator, Pulpen, Papan data

    Alat penunjang lainnya seperti belangko data pengukuran, data

    board, kalkulator, dan alat tulis lainnya, yang dipakai untuk memperlancar

    jalannya praktikum.

    F. Prosedur pelaksanaan praktikum

    Dalam pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah pengukuranpoligon, (segi

    banyak) dengan rangka poligon tertutup, prosedur pelaksanaannya dapat

    dilakukan sebagai berikut.

    1. Peninjauan lokasi pengukuran dan menentukan arah pengukuran.

    2. Pemasangan patok dengan tinggi patok dari tanah 5-10 Cm dan jarak

    antara patok diukur menggunakan pita ukur dengan jarak 50 meter. Jika

    tidak memungkinkan untuk sampai batas toleransi dapat dilakukan

    penambahan atau pengurangan jarak tersebut dan jika memungkinkan patok

    diberi lebel atau tanda.

    3. Sket situasi (lokasi) kedudukan patok pada blangko pengukuran.

    4. Theodolit didirikan diatas titik/patok Po setelah Theodolit dipasang pada

    piringan statifdansekrup pengunci pesawat dikencangkan.

    5. Unting-unting optis diatur kedudukannya dengan mengatur kedudukan

    kedua kaki statif hingga untung-unting optis berada tepat ditengah-tengah

    atau dalam keadaan seimbang.

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    20/29

    6. Seimbangkan kedudukan nivo kotak (alhidade) dengan memutar ketiga

    sekrup penyetel atau cara lain dengan mengatur ketiga kaki-kaki statif

    hingga gelembung udara pada nivo kotak berada ditengah-tengah atau dalam

    keadaan seimbang.

    7. Seimbangkan kedudukan nivo tabung (alhidade) dengan memutar salah satu

    sekrup penyetel hingga gelembung udara pada nivo tabung berada ditengah-

    tengah atau dalam keadaan seimbang.

    8. Kompas diletakkan diatas teropong guna menentukan arah utara dan

    mengatur skala horizontal pada nonius 00o 00 00 dengan teropong

    membidik ke arah utara.9. Bak ukur didirikan dititik P1 dengan kedudukan verticalkesegala arah.

    10. Theodolitdiputar searah jarum jam dan teropong membidik ketitik P1 dan

    pada teropong terlihat pembacaan benang (Ba, Bt, Bb) serta pada alat

    pencatat digital terdapat bacaan sudut horizontal sebagai pebacaan sudut

    dari utara ke P1 dan sudut vertical.

    11. Tinggi pesawat diukur dari permukaan tanah sampai tengah teropong

    dengan menggunakan pita ukur.

    12. Pindahkan pesawat ketitik selanjutnya, kemudian stel alat sedemikian rupa

    lalu pengamatan dititik-titik selanjutnya dilakukan secara teratur seperti cara

    diatas sampai ketitik akhir.

    13. Pembacaan hasil pengukuran dicatat pada data formulir pengukuran

    14. Lakukan hal yang sama pada patok-patok selanjutnya hingga pengukuran

    selesai.

    G. Kesalahan Yang Terjadi Dalam Pengukuran

    Dalam melakukan pengukuran kita tidak luput dari kesalahan-kesalahan.

    Kesalahan ini bersumber dari perorangan, (pengukur, penulis dan pemegang

    rambu) alat ukur dan pengaruh dari luar.

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    21/29

    Kesalahan dalam pengamatan dan pengukuran dapat dibagi dalam tiga

    jenis :

    1. Kesalahan Kasar (Mistake Blunders)

    Kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati dalam melakukan

    pengukuran atau kurang pengalaman dan pengetahuan dalam pengukuran.

    Kesalahan ini bersumber pada pengukur dan pembantu ukur (penulis atau

    pemegang rambu).

    Contoh kesalahan :

    - Salah baca : 39,61 dibaca 36,91

    - Salah mencatat data ukuran- Salah dengar antara pencatat dan pengukur.

    Kesalahan ini dalam proses pengukuran tidak dibolehkan karena akan

    mempengauhi keakuratan hasil pengukuran oleh karena itu dianjurkan

    menggunakanself chackingdari pengamatan yang dibuat.

    2. Kesalahan Sistematis (cummulative errors)

    Kesalahan ini terjadi pada setiap kali pengukuran. Umumnya

    kesalahan terjadi karena alat ukur itu sendiri (pesawat waterpass, pita ukur

    dan rambu ukur)

    Contoh kesalahan :

    - Garis bidik tidak sejajar garis arah nivo.

    - Pita ukur yang tidak mendatar.

    - Panjang pita ukur yang tidak standar.

    Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan perhitungan koreksi atau

    mengkaligrasi alat/memperbaiki alat.

    3. Kesalahan Yang Tidak Terduga/Acak (accidental)

    Kesalahan ini terjadi karena hal-hal yang secara kebetulan tidak

    diketahui dengan pasti dan tidak diperiksa. Contoh kesalahan :

    - Lengkungnya permukaan bumi.

    - Getaran tanah (resonansi).

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    22/29

    - Melengkungnya sinar (refraksi)

    - Panasnya sinar matahari dan getaran udara (odulasi)

    Kesalahan ini akan baru terlihat apabila suatu besaran diukur

    berulang-ulang dan hasinya tidak selalu sama antara satu dengan yang lain.

    Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan melakukan obserfasi dan mengambil

    nilai rata-rata sebagai hasil pengukuran.

    G. Rumus-Rumus Yang Digunakan

    Untuk perhitungan hasil pengukuranpoligon profil memanjang dan profil

    melintang, perhitungan dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1. Perhitungan Jarak Optis Patok Utama ( DOn)

    Rumus :

    Dimana :

    DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)

    Ba = Benang Atas Patok Utama (mm)

    Bb = Benang Bawah Patok Utama (mm)

    2. Perhitungan Sudut Horizontal ( )

    Rumus :

    Dimana :

    = Jumlah Sudut Horizontal

    n = Sudut Horizontal

    DOn= ( Ba Bb ) x

    = 1 + 2 + 3 + . . . .

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    23/29

    3. Perhitungan Koreksi Sudut

    a) Jumlah Kesalahan Terkoreksi (K )

    Rumus :

    Dimana :

    K = Jumlah Kesalahan Terkoreksi

    n = Banyaknya Titik Pengamatan

    = Jumlah Sudut Horizontal

    (n 2). 180 0 = Jumlah Sudut Teoritis

    (n + 2) Untuk Data Sudut Luar

    (n 2) Untuk Data Sudut Dalam

    b) Koreksi Sudut Horizontal ( )

    Rumus :

    Dimana :

    = Koreksi Sudut Tiap Titik Sudut Horizontal

    K = Jumlah Kesalahan Terkoreksi

    n = Banyaknya Titik Pengamatan

    4. Perhitungan Azimuth Benar ( n )

    Rumus :

    Dimana :

    n = Azimuth Benar Sudut Yang Dicari

    n-1 = Azimuth Benar Titik Sebelumnya

    = Koreksi Sudut Tiap Titik Sudut Horizontal

    n = Sudut Horizontal Titik Yang Ditinjau

    K = (n 2) .

    = K / n

    n = n-1 n n = n-1 + n 180

    0

    Sudut Luar

    n = n-1 n + 1800 Sudut Dalam

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    24/29

    5. Perhitungan Jarak Proyeksi ( DPn )

    Rumus :

    Dimana :

    DPn = Jarak Proyeksi (m)

    DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)

    = Sudut Vertikal Patok Utama

    6. Perhitungan Jarak Horizontal ( DXn )

    Rumus :

    Dimana :

    DXn = Jarak Horizontal Yang Ditinjau (m)

    DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

    n = Azimuth Benar Sudut Yang Telah Dikoreksi

    7. Perhitungan Jarak Vertikal ( DYn )

    Rumus :

    Dimana :

    DYn = Jarak Vertikal Yang Ditinjau (m)

    DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

    n = Azimuth Benar Sudut Yang Telah Dikoreksi

    8. Perhitungan Koreksi Jarak Horizontal ( DXn )

    Rumus :

    DPn = DOn . Cos 2 ( 90 0

    DXn = DPn . Sin n

    DXn=DP

    DPn

    x

    DYn = DPn . Cos n

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    25/29

    Dimana :

    DXn = Koreksi Jarak Sudut Horizontal (m)

    DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

    DP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)

    DX = Jumlah Jarak Sudut Horizontal (m)

    9. Perhitungan Koreksi Jarak Vertikal ( DYn )

    Rumus :

    Dimana :

    DYn = Koreksi Jarak Sudut Vertikal (m)

    DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

    DP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)

    DY = Jumlah Jarak Sudut Vertikal (m)

    10. Perhitungan Koreksi Linier ( L )

    Rumus :

    Dimana :

    L = Koreksi Linier (m)

    DX= Jumlah Jarak Sudut Horizontal (m)

    DY = Jumlah Jarak Sudut Vertikal (m)

    DP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)

    L =( ) ( )

    P

    2

    Y

    2

    X

    D

    DD

    DYn= DP

    DPn

    x

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    26/29

    11. Perhitungan Koordinat Titik Terhadap Sumbu Horizontal ( Xn )

    Rumus :

    Dimana :

    Xn = Koordinat Sumbu Horizontal Yang Ditinjau (m)

    Xn-1 = Koordinat Sumbu Horizontal Titik Sebelumnya (m)

    DXn-1 = Jarak Horizontal Titik Sebelumnya (m)

    DXn = Koreksi Jarak Sudut Horizontal Titik Sebelumnya (m)

    12. Perhitungan Koordinat Titik Terhadap Sumbu Vertikal ( Yn )

    Rumus :

    Dimana :

    Yn = Koordinat Sumbu Vertikal Yang Ditinjau (m)

    Yn-1 = Koordinat Sumbu Vertikal Titik Sebelumnya (m)

    DYn-1 = Jarak Vertikal Titik Sebelumnya (m)

    DYn = Koreksi Jarak Sudut Vertikal Titik Sebelumnya (m)

    13. Perhitungan Beda Tinggi Patok Utama ( Hn )

    Rumus :

    Dimana :

    Hn = Beda Tinggi Patok Utama (m)

    Tpswt = Tinggi Pesawat (m)

    DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)

    = Sudut Vertikal Patok Utama

    Bt = Benang Tengah (mm)

    Xn = Xn-1 + DXn-1

    Hn = Tpswt + DOn Sin 2 ( 90 0 )

    Yn = Yn-1 + DYn-1 DYn-1

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    27/29

    14. Perhitungan Koreksi Beda Tinggi Patok Utama ( H )

    Rumus :

    Dimana :

    H = Koreksi Beda Tinggi Patok Utama (m)

    H = Jumlah Beda Tinggi Patok Utama (m)

    n = Banyaknya Titik Pengamatan

    15. Perhitungan Tinggi Titik Patok Utama ( Pn )

    Rumus :

    Dimana :

    Pn = Tinggi Titik Patok Utama (m)

    Pn-1 = Tinggi Titik Patok Sebelumnya (m)

    Hn-1 = Beda Tinggi Patok Sebelumnya (m)

    H = Koreksi Beda Tinggi Patok Utama (m)

    16. Perhitungan Luas Areal Pengukuran ( L )

    Rumus :

    Dimana :

    L = Luas Areal Pengukuran ( m2 )

    X = Koordinat Titik Terhadap Sumbu Horizontal (m)

    Y = Koordinat Titik Terhadap Sumbu Vertikal (m)

    Pn = Pn-1 Hn-1 H

    L =( ) ( )

    2

    X.YY.X 1nn1nn +

    H = n

    H

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    28/29

    17. Perhitungan Azimuth Benar ( ndet )

    Rumus :

    Dimana :

    ndet = Azimuth Benar Detail Sudut Yang Dicari

    n = Azimuth Benar Patok Utama

    ndet = Sudut Horizontal Detail

    n = Sudut Horizontal Patok Utama

    ndet = n ndet

  • 7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit

    29/29

    BAB IV

    ANALISIS DATA