konservasi sumber daya alam kearifan suku talang mamak

10

Click here to load reader

Upload: rio-rusandi

Post on 30-Jun-2015

189 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

Konservasi sumber daya alam kearifan suku talang mamak

TRANSCRIPT

Page 1: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Tugas Individu

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI

KEARIFAN LOKAL SUKU TALANG MAMAK DALAM STRUKTUR

KEPEMIMPINAN (HIRARKI ADAT), PENCAK SILAT DAN TRADISI PESTA KHAS

SUKU TALANG MAMAK

Disusun Oleh :

Nama : Rio Rusandi

Nim : 1106121095

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

2012

Page 2: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 2

KEARIFAN LOKAL SUKU TALANG MAMAK DALAM STRUKTUR

KEPEMIMPINAN (HIRARKI ADAT), PENCAK SILAT DAN TRADISI PESTA KHAS

SUKU TALANG MAMAK

1. Latar belakang Suku Talang Mamak

Suku Talang Mamak merupakan satu dari suku-suku terasing yang mendiami wilayah

Taman Nasional Bukit Tigapuluh di perbatasan provisi Riau dan Jambi. Masyarakat adat tersebut

tergolong Proto Melayu atau Melayu Tua. Saat ini populasi mereka sekitar 6500 jiwa, dan sekitar

900 jiwa di antaranya bermukim di dalam kawasan Taman Nasional.

Warga Suku Talang Mamak kerap menyebut dirinya suku Taha, atau kerap juga

menyebut dirinya sebagai Langkah Lama. Mereka meyakini Adat Talang Mamak sebagai agama

kepercayaan warganya. Dan, mereka akan menyebutkan suku Melayu atau Langkah Baru bagi

warga suku Talang Mamak yang menganut agama di luar kepercayaannya.

Suku Talang Mamak teramat dekat dengan hutan. Catatan antropologi memang

menempatkannya sebagai orang yang senantiasa bermukim di tengah hutan. Sejak zaman para

leluhurnya. Karena itu, kerap mereka menyebut dirinya dengan istilah “awak Urang Utan”.

Karena, mereka menggantungkan semua kebutuhan hidupnya dari hutan. Mereka manfaatkan

apa-apa yang ada di dalam hutan, untuk mencukupi hajat hidupnya. Hutan adalah surga nan tiada

tara bagi mereka.

Di tengah surga yang dibangun ratusan tahun itu, sudah pasti, berkumpul individu-

individu yang memahami betul makna bersabar dan bersyukur. Kata “bersabar”, bisa jadi, bukan

menjadi kosa kata yang tidak terlalu popular atau sering diucapkan oleh mereka. Karena, mereka

memang bukan orang-orang yang terlahir dengan jutaan keinginan, cita-cita, apalagi ambisi.

Sehingga, mereka tidak perlu memikirkan persaingan atau kompetisi, serta akibat-akibatnya.

Tapi, menggulirkan saja kehidupan dengan kesahajaan.

Sebaliknya, mereka justru begitu lekat dengan kata “bersyukur”. Pondasi bangunan hati

mereka adalah bersyukur. Karena, mereka terlahir dan senantiasa dididik untuk menerima

Page 3: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 3

anugerah apa pun sebagai rezeki yang harus disyukuri. Penyerahan diri secara penuh kepada

alam merupakan bukti ungkapan terima kasih dan syukur kepada Yang Mahamelimpahkan

rezeki. Dan dengan pondasi bersyukur itu, mereka membentangkan kemuliaan bagi setiap

warganya. Serta, tentu saja, menikmati surga yang telah disediakan olehNya.

Satu dari ratusan warga suku Talang Mamak yang harus senatiasa bersyukur itu adalah Pak

Katak. Umurnya sekitar 70 tahun. Ia merupakan Kepala Dusun Datai di Kawasan Keritang,

pedalaman Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Dan, ia pun merupakan kemantan (dukun) bagi

warganya. Singkatnya cerita, Dusun Datai adalah surga bagi Pak Katak dan warga suku Talang

Mamak lainnya.

Namun jangan membayangkan lokasinya dekat dan mudah dijangkau. Paling tidak

dibutuhkan waktu dua hari dengan perjalanan kaki untuk mencapainya. Itu pun harus siap

menanggung medan berat di lahan-lahan eks pembalakan atau hutan yang masih perawan. Dan,

hanya dengan kenekatan yang teramat-sangat, kita bisa mendapati kehidupan suku Talang

Mamak di tempat tersebut.

Namun, jauh sebelum surga yang sekarang terbentang, Pak Katak dan warganya juga

pernah dihadang persoalan besar juga. Persisnya, ketika para pemegang HPH “menguliti”

hutannya. Atas nama kepentingan kelompok tertentu dan dengan kekuasaan yang dasyat, mereka

menggusur lokasi-lokasi pemukiman warga suku Talang Mamak dengan suka cita. Pak Katak

dan warganya termasuk salah satu korbannya.

Sebagai masyarakat adat yang memang terbiasa untuk bersyukur, maka ujian itu pun

tetap saja dianggapnya anugerah. Tidak ada kata cobaan, ujian, teguran, atau hidayah. Tapi,

hanya ada dua kata yang selalu mereka ingat dan diucapkan “anugerah” dan “rezeki”. Karena itu,

mereka pun tidak berpikir terlalu pelik atas “anugerah” yang didapatnya itu. Mereka lebih

memilih menghindar ke lokasi lain sebagai reaksi atas peristiwa tersebut.

Setelah itu, mereka pun membangun surga baru di lokasi yang didatanginya, dengan pola

hidup yang tidak berubah; tetap menggantungkan segala-galanya pada hutan. Serta merangkai

kembali pondasi-pondasi bersyukur di setiap bangunan hati. Pak Katak dan warganya memang

hanya memiliki bahan baku “bersyukur”. Dan, hanya dengan bahan baku itulah ia membangun

Page 4: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 4

kemuliaan dan surga. Di masa sekarang, mereka sudah makin terbuka dengan warga di luar

sukunya. Mereka sudah bisa berhubungan dengan masyarakat di wilayah atau para pendatang

yang menyinggahi kampung mereka. Mereka memang masyarakat yang ramah dan mudah

berinteraksi dengan siapa pun.

Setiap pagi, kaum lelaki di Dusun Datai termasuk pak Katak – pergi ke dalam hutan,

untuk mengumpulkan jernang atau gaharu, atau berladang. Kelak hasil bumi tersebut dijual ke

desa lain. Setelah itu, hasilnya mereka gunakan untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari.

Terutama, lauk-pauk. Meskipun sebagian besar hidupnya bergantung pada hutan, ternyata

mereka memegang teguh amanah untuk menjaga bagian-bagian tertentu sebagai kawasan

terlarang. Maksudnya, adalah menjaga keseimbangan ekosistem dan memelihara makna kearifan

lokal. Mereka memang menyerahkan jiwa-raganya pada hutan. Sebuah bentuk kepasrahan nan

tiada tara.

A. Hirarki Adat Suku Talang Mamak

Struktur Kepemimpinan Adat dalam Suku Talang Mamak, Dalam Suku Talang Mamak

ada posisi-posisi yang penting dalam kehidupan adat istiadat. Posisi-posisi itu sangat berperanan

dalam kehidupan masyarakat terutama dalam urusan adat istiadat. Jabatan-jabatan itu antara lain:

1. Patih

Patih merupakan yang tertinggi dalam masyarakat Talang Mamak. Ia tidak dipilih secara

demokrat melainkan diwariskan menurut aturan adat. Patih punya wilayah tertentu dan memiliki

anggota-anggota yang dipimpinnya. Sekarang ini patih yang diakui oleh masyarakat Talang

Mamak di Kabupaten Indragiri Hulu adalah Patih Layaran atau Patih Jusuf, yang tinggal di Desa

Durian Cacar, Kec. Rakit Kulim. Patih digunakan pada umumnya di Kec. Rakit Kulim, tetapi di

daerah Siambul dulunya digunakan Ria, tetapi sekarang ini Ria tidak ada lagi dan digantikan

oleh kepala desa, atau pengulu.

2. Batin

Di bawah patih adalah batin. Batin juga mempunyai anggota dan wilayah tersendiri.

Urusan-urusan anggotanyalah yang diurusnya berkaitan dengan adat dan bahkan urusan-urusan

Page 5: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 5

pemerintahan. Ia menjadi pemimpin di antara anggotanya. Sekarang ini ada cukup banyak batin

di masyarakat Talang Mamak di Kabupaten Indragiri Hulu. Ada batin di Sungai Limau, Talang

Perigi, Talang Kedabu, Durian Cacar, Talang Gerinjing, Siambul, dan Talang Sungai Parit.

3. Manti/Mangku

Di bawah batin adalah Manti. Manti dipakai pada umumnya di daerah Rakit Kulim. Di

daerah Siambul di Kec. Batang Gansal yang biasa dipakai adalah Mangku. Manti dan Mangku

juga berperan dalam mengurusi adat. Manti dan Mangku juga dapat menyelenggarakan upacara

adat seperti perkawinan. Dalam upacara perkawinan itu dia dapat menjadi saksi utama, karena

itu upacara pernikahan juga dapat diselenggarakan di rumahnya. Manti dan Mangku juga boleh

dikatakan sebagai juru bicara batin dalam urusan adat.

4. Ketua

Setelah manti dan mangku ada ketua. Ada cukup banyak ketua dan mereka berperan juga

dalam masyarakat terutama dalam urusan-urusan adat. Boleh dikatan mereka menjadi tangga

pertama dalam urusan-urusan adat. Seorang anggota batin yang hendak menyelenggarakan

upacara adat pertama-tama harus berbicara dengan ketua, kemudian ke manti/mangku dan

seterusnya kepada batin.

B. Silat Suku Talang Mamak

Pencak silat adalah jenis bela diri yang bisa dijumpai di daerah Asia bagian Tenggara:

misalnya, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam. Di Indonesia bela diri ini sampai sekarang

masih dipraktekkan di beberapa suku di Indonesia secara tradisional. Sekarang bela diri ini

bahkan menjadi satu jenis olah raga yang dipertandingkan di SEA Games, PON (pekan olah raga

nasional) dan Asian games. Itu berarti bahwa jenis bela diri ini semakin terkenal alias go

internasional. Pelatihannya bukan hanya di daerah-daerah terpencil lagi tapi bisa didapati di

kota-kota.

Di Riau suku-suku asli menggunakan pencak silat bukan hanya sebagai alat untuk

membela diri melainkan juga sebagai hiburan layaknya sebuah pertunjukan seperti sejenis tarian.

Pertunjukan seperti itu bisa dijumpai pada saat acara-acara pesta atau penyambutan. Suku Talang

Page 6: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 6

Mamak misalnya, salah satu suku asli di Riau, mempraktekkan tradisi seperti itu sampai

sekarang ini. Mereka menampilkan silat di saat pesta-pesta adat seperti perkawinan atau pesta

cuci lantai atau dalam penyambutan orang-orang yg punya jabatan seperti bupati, dsb. Gerakan-

gerakan yang mereka tampilkan pada acara pertunjukan seperti itu adalah gerakan-gerakan yg

khusus untuk pertunjukan bukan untuk gelanggang. Ketika mereka menampilkan silat untuk

menyambut para tamu kehormatan, gerakan-gerakan yg dibuat bermakna pelapangan jalan

sehingga tamu yang datang merasa aman tenteram.

Bela Diri Talang Mamak adalah suatu budaya. Dan hal itu patut dipelihara dan

dikembangkan, karena seni bela diri ini bukan hanya sebagai olah raga tapi juga olah jiwa.

Pelatihan biasanya dilakukan agak larut malam di suatu lapangan khusus dimana didirikan juga

suatu balai. Balai itu dipakai untuk mereka yg akan menabuh gendang untuk mengiringi latihan.

Sebelum latihan ada makan bersama bagi semua peserta dan upacara khusus yg dipandu oleh

guru (pelatih). Masing-masing peserta berpartisipasi dalam bentuk sumbangan berupa beras,

kopi, gula, dan ayam untuk mensukseskan acara itu tergantung dari kemampuan mereka. Jenis

silat yang diajarkan berasal dari silat Pangean, suatu kampung yang bisa dijumpai di Kab.

Kuantan Singingi Propinsi Riau.

C. Tradisi Pesta Khas Suku Talang Mamak

1. Ritual Sabung Ayam Suku Talang Mamak

Komunitas Suku Talang Mamak diTaman Nasional Bukit Tiga Puluh, masih kental

dengan beragam upacara adat yang telah mereka lakukan secara turun temurun. salah satunya

adalah upacara pernikahan (gawai), upacara adat ini dilakukan dengan ritual-ritual khusus yang

sangat menarik untuk disimak.Sebelum melakukan resepsi pernikahan Suku Talang Mamak

mengadakan sabung ayam. Sabung ayam ini adalah sebagai hiburan dalam rangkaian upacara

adat Talang Mamak. Apabila sabung ayam ini ditiadakan maka upacara adat terasa tidak akan

lengkap. Selain itu sabung ayam ini berguna untuk menambah lauk yang akan di masak pada

pesta pernikahan. Jadi, ayam yang kalah akan di potong dan di jadikan hidangan pesta.

Sabung ayam ini juga tergolong unik, ayam-ayamnya tidak dibiarkan bertarung secara alami, tapi

oleh pemiliknya ayam-ayam yang akan bertarung dipasangkan pisau pada tajinya Tak

Page 7: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 7

ketinggalan mereka juga bertaruh dalam sabung ayam ini. Yang kalah berkewajiban membayar

taruhan dan yang menang berhak menerima uang taruhan. Maka yang kalah menyerahkan uang

sejumlah Rp 80.000 sebagai uang taruhan dan Rp 40.000 sebagai uang beli ayam.

Gambar 1. Ritual Sabung Ayam Suku Talang Mamak

Setelah dilakukan Ritual Sabung Ayam, kemudian dilakukan acara penyerahan alat-alat

yang akan dimasak atau yang biasa dikatakan lemukut sepatah rebung sepucuk pakis sekalo

selemak semanis. Yaitu, satu nampan besar yang berisi garam, gula, minyak, kelapa, bumbu

dapur, dan sebagainya. Selain itu juga ada sepiring sirih. Selanjutnya Kepala Adat membuka kata

untuk memberikan seserahan alat dapur ini. Kemudian menyerahkannya kepada istri Kepala

Dusun. Seserahan diterima dan ia juga memakan sirih yang diberikan. Selanjutnya seserahan ini

diserahkan kembali oleh Istri Kadus kepada orang yang akan memasak agar segera mulai

memasak hidangan pesta nanti malam.

2. Penyerahan Piring Dan Keris

Setelah acara penyerahan alat dapur, berikutnya adalah mandi belimau. Mandi belimau

ini kedua calon pengantin dimandikan dengan air jeruk nipis. Hal ini bertujuan untuk

membersihkan diri sebelum upacara pernikahan berlangsung. Acara nikahannya berlangsung

malam hari sekitar pukul 20.00. Inilah adat pernikahan Orang Talang Mamak. Tarek tando

surung tando: Ahli waris bertimpal pihak naik ke RT dari RT naik ke Kadus dari Kadus ke

Pegawai Adat/Imam yang menikahkan). Acara diawali dengan penyerahan piring dan keris.

Keluarga laki-laki yang menyerahkan piring yang berisi sirih dan keris (keris ini nantinya akan di

Page 8: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 8

simpan oleh waris, hal ini dimaksudkan, jika dikemudian hari dalam rumahtangga pengantin ini

ada masalah, maka warislah yang akan bertanggung jawab dan membantu mencarikan jalan

keluar) serta 24 piring kepada pihak perempuan. Piring ini berjumlah 24 karena calon pengantin

pria adalah anak sulung. Sesuai dengan adat Orang Talang Mamak, apabila pengantin pria anak

sulung maka ia harus memberikan 24 piring kepada keluarga calon pengantin perempuan, jika

pengantin pria anak kedua maka ia harus memberikan 18 piring kepada keluarga calon pengantin

perempuan, jika pengantin pria anak tengah maka ia harus memberikan 16 piring kepada

keluarga calon pengantin perempuan, jika pengantin pria anak bungsu maka ia harus

memberikan 24 piring kepada keluarga calon pengantin perempuan, sama seperti anak sulung.

Gambar 2. Penyerahan Piring Dan Keris

Setelah waris (keluarga) perempuan menerima piring, maka waris perempuan

memberikan piring berisi sirih dan keris kepada Ketua RT dan berunding agar anak mereka

segera dinikahkan. Setelah berunding waris perempuan memberikan uang Rp 50.000 sebagai

upah nikah yang nantinya akan diberikan kepada pegawai yang menikahkan kedua mempelai.

Selanjutnya, Ketua RT memberikan piring berisi sirih dan keris kepada Kepala Dusun. Ketua RT

menyalami Kadus, Kadus pun menerima piring dan memakan sirih yang diberikan, selanjutnya

Ketua RT menjelaskan maksud kedatangannya adalah ada dua orang yang datang kepadanya dan

minta dinikahkan. Kepala Dusun menjawab, “Jika memang keduanya sudah sepakat, maka

nikahkanlah tetapi saya pun tidak bisa menikahkan mereka karena ada Pegawai Adat/Imam yang

akan menikahkan mereka.” Maka Kadus menunjuk satu orang pegawai adat yang akan

menikahkan kedua mempelai. Selanjutnya Kadus memberikan piring berisi sirih dan keris

kepada pegawai yang telah ditunjuk.

Page 9: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 9

Setelah disepakati pegawai yang akan menikahkan, waris dari calon pengantin

perempuan menyiapkan sebuah kayu panjang yang telah dibersihkan kulitnya (kayu kubak)

sebagai tanda pernikahan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya kayu kubak tersebut dilintangkan

di tengah-tengah ruangan tepatnya sebelum diatas dek rumah namun bisa dijangkau. Kedua

pengantinpun bergabung dengan tetamu yang sudah hadir. Kedua mempelai telah tampil dengan

pakaian pengantin ala Talang Mamak. Pengantin pria mengenakan baju kemeja putih dan celana

jeans yang sedikit lusuh. Untuk menandakan dia sebagai pengantin dengan para hadirin lainnya

hanyalah mahkota yang terdapat dikepalanya. Mahkotanya sederhana saja, kopiah hitam yang

diberi hiasan manik-manik dan bendana. Sedangkan pengantin wanita mengenakan kebaya

dengan bawahan sarung. Dibadannya juga dibalutkan dengan kain bermotif batik. Pengantin

wanita juga mengenakan mahkota yang sedikit lebih ramai dari pengantin pria.

Gambar 3. Pernikahan suku Talang mamak

Setelah calon pengantin pria dan wanitanya memasuki ruangan maka mereka berputar

tiga kali di bawah kayu kubak tersebut. Kemudian kedua mempelai beradu cepat untuk duduk,

siapa yang cepat maka dialah yang akan menang dan kali ini yang menang adalah calon

pengantin wanitanya. Setelah kedua mempelai duduk berhadapan di bawah kayu kubak, calon

pengantin pria dan wanita saling bertukar rokok, kemudian keduanya sama-sama memakan sirih,

dan selanjutnya kedua mempelai saling menyuapi nasi yang diletakkan ditelapak tangan masing-

masing sebagai tanda sehidup semati.

Page 10: Konservasi sumber daya alam   kearifan suku talang mamak

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 10

Gambar 3. Pengantin Pria Dan Wanita Saling Bertukar Rokok Gambar 4. Pengantin Talang Mamak Saling Menyuapkan

Selanjutnya, hadirin yang berada di ruangan tersebut saling berbalas pantun. Baik tua

maupun muda berhak memberikan pantun dan kemudian dibalas oleh yang lainnya. Setelah

berpantun, pegawai adat yang akan menikahkan kedua mempelai berdiri di bawah ujung kayu

kubak memberikan nasihat perkimpoian. Selanjutnya pegawai mengeluarkan keris dan

menancapkan keris pada kayu kubak sambil membaca mantra dan selanjutnya menempelkan

keris di dada kedua mempelai secara bergantian. Selanjutnya pengantin kembali beradu cepat

untuk duduk dan kali ini pemenangnya adalah pengantin pria. Dengan duduknya kedua

mempelai maka pernikahan itu dinyatakan sah. Pegawai adat pun menyatakan kedua mempelai

telah sah sebagai suami istri. Mereka tersenyum. Acara dilanjutkan dengan bersalaman, diawali

kepada orang tua keluarga, beberapa orang yang dituakan dan dihormatai di lingkungan mereka

dan seluruh hadirin yang memenuhi ruangan tersebut sebagai tanda mereka telah sah menjadi

sepasang suami istri dan memohon doa agar kebahagiaan selalu menyertai keluarga mereka

kelak. Upacara pernikahan adat Talang Mamak ini diakhiri dengan acara bersantap bersama.

Sumber :

http://sukutalang.blogspot.com/2011/10/hirarki-adat-suku-talang-mamak.html

http://etnofilm.wordpress.com/2008/05/07/suku-talang-mamak-pak-katak-bukit-30/

http://historiansspreadofislam.blogspot.com/2012/05/tradisi-pesta-khas-suku-talang-mamak.html